caesar by request
TRANSCRIPT
OPERASI CAESAR BY
REQUEST
Disusun oleh : kelompok 1
Nuraeni
Risa risandi
Selly amelia sp
Tuti rosidah
Yulia maratu zakiyah
Aji apip
Azhar mutaz
Desi nuraeni
Mila maelani
Monica rizki okta f
CAESAR BY REQUEST
4 Kaidah dasar
moral
Kode etik
keperawatan
Undang-undang kesehatan
Hubungan undang-undang
mengenai caesar
Tindakan berbuat baik
(beneficence)
Tidak merugikan atau
(nonmaleficence /primum non
nocere)
Keadilan
Otonomi (self-determination)
Tindakan berbuat baik
(benefience)
1. General beneficence
•Melindungi dan mempertahankan hak yang lain.
•Mencegah terjadi kerugian pada yang lain.
•Menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain.
2. Specific beneficence
•Menolong orang cacat
•Menyelamatkan orang dari bahaya.
•Mengutamakan kepentingan pasien
•Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh
menguntungkan dokter/rumah sakit/pihak lain
•Maksimalisasi akibat baik(akibat buruk)
•Menjamin nilai pokok : apa saja yang ada, pantas (elok)
kita bersikap baik terhadapnya (apalagi ada yg hidup).
Sisi komplementer beneficence dari sudut
pandang pasien, seperti :
Tidak boleh berbuat jahat (evil) atau
membuat
derita (harm)
Minimalisasi akibat buruk
Tidak merugikan atau (nonmaleficence
/primum non nocere)
Keadilan artinya memberi perlakuan sama
untuk setiap orang (keadilan sebagai
fairness)yakni :
Memberi sumbangan relatif sama terhadap
kebahagiaan diukur dari kebutuhan mereka
(kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan
pasien yang memerlukan/membahagiakannya)
Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur
dengan kemampuan mereka (kesamaan beban
sesuai dengan kemampuan pasien).
Keadilan
Jenis keadilan
Komparatif (perbandingan
antar kebutuhan
penerima)
Sosial kebajikan
melaksanakan dan
memberikan kemakmuran
dan kesejahteraan bersama
Distributif (membagi
sumber)
Hukum
otonomi moral yakni kebebasan bertindak,
memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri
sesuai dengan kesadaran terbaik bagi dirinya yang
ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan atau campur-
tangan pihak luar (heteronomi), suatu motivasi dari dalam
berdasar prinsip rasional atau self-legislation dari
manusia (Pandangan Kant).
Otonomi (self-determination)
Kode etik perawat adalah bagian yang harus
dijalankan dan diterapkan oleh setiap perawat dalam
menjalankan profesi keperawatan sehari-harinya.
Kode etik ini diperlukan dalam setiaap profesi
apapun. Dalam profesi keperawatan ini, maka
organisasi keperawatan Indonesia PPNI juga
mempunyai kode etik yang harus dilaksanakan dan
dipenuhi oleh keseluruhan anggota perawat tanpa
terkecuali.
Kode etik keperawatan
Menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku
dan menjalin hubungan keprofesian sebagai landasan
dalam penerapan praktek etikal
Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan
profesional yang harus dipatuhi yaitu hubungan
perawat dengan pasien / klien sebagai advokator.
Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan
diri sebagai profesi.
Fungsi Tujuan Kode Etik Perawat
Kode Etik Keperawatan
Indonesia
Tanggung jawab perawat terhadap
individu, keluarga dan masyarakat
Tanggungjawab terhadap tugas
Tanggung jawab perawat terhadap
sesama perawat dan profesi
kesehatan lainnya
Tanggung jawab perawat terhadap
profesi keperawatan
Tanggung jawab perawat terhadap
pemerintah, bangsa dan negara
Undang-undang kesehatan terdapat pada undang-
undang No.23 tahun 1992,kemudian direvisi menjadi undang-
undang no.36 tahun 2009.
Menurut penjelasan Pasal 43 UU Kesehatan No. 36
tahun 2009 yang dimaksud dengan keselamatan pasien
(patient safety) adalah proses dalam suatu rumah sakit yang
memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk
didalamnya asesmen resiko, identifikasi, dan manajemen
resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan
menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir
timbulnya resiko.
Undang-Undang Kesehatan
1. memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
2. memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban
pasien;
3. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan
tanpa diskriminasi;
4. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu
sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional;
5. memperoleh layanan yang efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan
materi;
Hak Pasien
6. mengajukan pengaduan atas kualitas
pelayanan yang didapatkan;
7. memilih dokter dan kelas perawatan
sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit;
8. meminta konsultasi tentang penyakit
yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktik
(SIP) baik di dalam maupun di luar
Rumah Sakit;
9. mendapatkan privasi dan kerahasiaan
penyakit.
10. mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan
tata cara tindakan medis,
11. memberikan persetujuan atau menolak atas
tindakan yang akan dilakukan
12. didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
13. menjalankan ibadah sesuai agama atau
kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
mengganggu pasien lainnya;
14. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di Rumah Sakit;
15. mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan
Rumah Sakit terhadap dirinya;
16. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak
sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya;
17. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila
Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang
tidak sesuai;
18. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak
sesuai dengan standar pelayanan melalui media
cetak dan elektronik.
1. Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi
yang bersangkutan.
2. Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan
keperawatan sesuai dengan standar profesi dan batas
kegunaannya.
3. Perawat wajib menghormati hak klien.
4. Perawat wajib merujukkan klien kepada perawat atau
tenaga kesehatan lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik bila yang bersangkutan
tidak dapat mengatasinya.
Kewajiban perawat
5. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien
untuk berhubungan dengan keluarganya, selama tidak
bertentangan dengan peraturan atau standar profesi
yang ada.
6. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien
untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan agama
atau kepercayaan masing-masing selama tidak
mengganggu klien yang lainnya.
7. Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis
atau tenaga kesehatan terkait lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan
kepada klien.
8. Perawat wajib memberikan informasi yang akurat
tentang tindakan keperawatan yang diberikan kepada
klien atau keluarganya sesuai dengan batas
kemampuannya.
9. Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan
keperawatan secara akurat dan bersinambungan.
10. Perawat wajib mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan atau
kesehatan secara terus-menerus
11. Perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai
tangan kemanusiaan sesuai dengan batas
kewenangannya.
12. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang klien, kecuali jika dimintai
keterangan oleh pihak yang berwenang.
13. Perawat wajib mematuhi hal-hal yang telah disepakati
atau perjanjian yang telah dibuat sebelumnya terhadap
institusi tempat bekerja.
Caesar by request
Konon kabarnya di suatu rumah sakit swasta
terkenal di jakarta,jumlah operasi caesar
mencapai 60% dari jumlah persalinan.
Masalahnya adalah karena preferensi pasien
barangkali saja bertentangan dengan indikasi
medik. Kalau anda menolak permintaan pasien
karena tidak sesuai dengan indikasi medik dan
ternyata kemudian terjadi resiko, apakah anda
harus bertanggung jawab atas terjadinya resiko
tersebut?
Hubungan Undang-Undang
Kesehatan terhadap Operasi Caesar
Pada kasus diatas disebutkan bahwa operasi
dilakukan atas prefensi pasien,tentu saja sebagai
tenaga kesehatan tidak bisa menolak keinginan pasien
meskipun berbahaya.dalam hal ini berhubungan dengan
kewajiban dan hak pasien yang telah tercantum dalam
Undang-undang kesehatan Hak Pasien dalam UU No
44 / 2009 tentang Rumah Sakit (Pasal 32 UU 44/2009)
salah satunya yaitu: Memperoleh layanan yang efektif
dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik
dan materi.
Pembahasan Kasus
Untuk mengantisipasi tuntutan dari pihak pasien
kepada pelayanan kesehatan ataupun rumah sakit akibat
dari resiko yang di dapat dari operasi caesar. Maka
sebelum dilakukan operasi caesar perlu adanya
persetujuan antara pasien dan pihak pelayanan rumah sakit
yang bersifat dokumentasi yang mana telah di setujui dan
ditandatangani oleh pasien ataupun keluarga
pasien,sehingga apabila terjadi resiko tersebut pihak
pelayanan rumah sakit tidak dianggap melakukan
malpraktik.karena telah sesuai dengan Undang-undang
kesehatan dan kode etik keperawatan serta tidak
melanggar hak pasien.
Selamat Belajar…