lp & kontrak bljr manual plasenta

14
FORMULIR KONTRAK BELAJAR NAMA : Eka Marini M NIM : PO 7224311009 TANGGAL/ TEMPAT KONTRAK BELAJAR KEGIATAN REKOMENDASI PEMBIMBING 12-12- 2012 VK RSIA Aisyiah PROSEDUR KLINIK MANUAL PLASENTA Persetujuan Tindakan Medik Persiapan Sebelum Tindakan Pasien 1. Cairan dan selang infuse sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan. 2. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi 3. Siapkan kain alas bokong, sarrung kaki dan penutup perut bawah Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Sebelum Tindakan Sebelum melakukan tindakan sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun dan air yang mengalir untuk mencegah infeksi. Mengeringkan tangan dengan handuk bersih lalu pasang sarung tangan DTT/steril. Tindakan Penetrasi Ke Kavum Uteri 1. Intruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan analgetik melalui karet infuse. 2. Lakukan

Upload: siti-asmah

Post on 10-Aug-2015

115 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP & Kontrak Bljr Manual Plasenta

FORMULIR KONTRAK BELAJAR

NAMA : Eka Marini M

NIM : PO 7224311009

TANGGAL/

TEMPAT

KONTRAK BELAJAR KEGIATAN REKOMENDASI

PEMBIMBING

12-12-2012

VK RSIA

Aisyiah

PROSEDUR KLINIK

MANUAL PLASENTA

Persetujuan Tindakan Medik

Persiapan Sebelum Tindakan

Pasien

1. Cairan dan selang

infuse sudah

terpasang. Perut

bawah dan lipat paha

sudah dibersihkan.

2. Uji fungsi dan

kelengkapan

peralatan resusitasi

3. Siapkan kain alas

bokong, sarrung kaki

dan penutup perut

bawah

4. Medikamentosa

1. Analgetika

(Phetidin 1-2

mg/kg BB,

Ketamin Hcl

0,5 mg/kg

BBT,

Tramadol 1-

2 mg/kg BB)

2. Sedative

(Diazepam

10 mg)

3. Atropine

Penatalaksanaan

Pencegahan Infeksi Sebelum

Tindakan

Sebelum melakukan tindakan

sebaiknya mencuci tangan

terlebih dahulu dengan sabun

dan air yang mengalir untuk

mencegah infeksi.

Mengeringkan tangan dengan

handuk bersih lalu pasang

sarung tangan DTT/steril.

Tindakan Penetrasi Ke Kavum

Uteri

1. Intruksikan asisten

untuk memberikan

sedatif dan analgetik

melalui karet infuse.

2. Lakukan kateterisasi

kandung kemih.

3. Pastikan kateter masuk

kedalam kandung kemih

dengan benar.

4. Cabut kateter setelah

kandung kemih

dikosongkan.

5. Jepit tali pusat dengan

kocher kemudian

tegakan tali pusat sejajar

lantai.

6. Secara obstetric

Page 2: LP & Kontrak Bljr Manual Plasenta

Sulfas 0,25-

0,55 mg/ml

4. Uteretonika

(Oksitosin,E

rgometrin,

Prostaglandi

n)

5. Cairan NaCl

0,9% dan RL

6. Infuse Set

7. Larutan

Antiseptik

(Povidon

Iodin 10%)

8. Oksigen

dengan

regulator

Penolong

1. Baju kamar tindakan

2. pelapis plastic

3. masker dan kaca

mata : 3 set

4. Sarung tangan

DTT/steril :

sebaiknya sarung

tangan panjang

5. Alas kaki (sepatu

boot karet) : 3

pasang

6. Instrument

a. Kocher: 2,

Spuit 5 ml

dan jarum

suntik no

23G

b. Mangkok

masukkan satu tangan

(punggung tangan ke

bawah) kedalam vagina

dengan menelusuri tali

pusat bagian bawah.

7. Setelah tangan

mencapai pembukaan

serviks, minta asisten

untuk memegang kocher

kemudian tangan lain

penolong menahan

fundus uteri.

8. Sambil menahan fundus

uteri, masukan tangan

ke dalam kavum uteri

sehingga mencapai

tempat implantasi

plasenta.

9. Buka tangan obstetric

menjadi seperti

memberi salam (ibu jari

merapat ke pangkal jari

telunjuk).

10. Melepas Plasenta dari

Dindig Uterus

11. Tentukan implantasi

plasenta, temukan tepi

plasenta yang paling

bawah

12. Bila berada di belakang,

tali pusat tetap di

sebelah atas. Bila

dibagian depan,

pindahkan tangan ke

bagian depan tal pusat

dengan punggung

tangan menghadap ke

Page 3: LP & Kontrak Bljr Manual Plasenta

tempat

plasenta : 1

c. Kateter karet

dan urine

bag : 1

d. Benang

kromik 2/0 :

1 rol

e. Partus set

atas.

13. Bila plasenta di bagian

belakang, lepaskan

plasenta dari tempat

implantasinya dengan

jalan menyelipkan ujung

jari di antara plasenta

dan dinding uterus,

dengan punggung

tangan mengahadap ke

dinding dalam uterus.

14. Bila plasenta di bagian

depan, lakukan hal yang

sama (dinding tangan

pada dinding kavun

uteri) tetapi tali pusat

berada di bawah telapak

tangan kanan.

15. Kemudian gerakan

tangan kanan ke kiri dan

kanan sambil bergeser

ke cranial sehingga

semua permukaan

maternal plasenta dapat

dilepaskan.

Catatan : Sambil melakukan

tindakan, perhatikan keadaan

ibu (pasien), lakukan

penanganan yang sesuai bila

terjadi penyuliit.

Mengeluarkan Plasenta

1. Sementara satu tangan

masih berada di kavum

uteri, lakukan eksplorasi

ulangan untuk

memastikan tidak ada

bagian plasenta yang

Page 4: LP & Kontrak Bljr Manual Plasenta

masih melekat pada

dinding uterus.

2. Pindahkan tangan luar

ke supra simfisis untuk

menahan uterus pada

saat plasenta

dikeluarkan.

3. Instruksikan asisten

yang memegang kocher

untuk menarik tali pusat

sambil tangan dalam

menarik plasenta ke luar

(hindari percikan darah).

4. Letakan plasenta ke

dalam tempat yang telah

disediakan.

5. Lakukan sedikit

pendorongan uterus

(dengan tangan luar) ke

dorsokranial setelah

plasenta lahir.

6. Perhatikan kontraksi

uterus dan jumlah

perdarahan yang keluar

Dekontaminasi Pasca

Tindakan

Alat-alat yang digunakan untuk

menolong di dekontaminasi,

termasuk sarung tangan yang

telah di guanakan penolong ke

dalam larutan antiseptic

1) Cuci Tangan

Pascatindakan

2) Mencuci kedua tangan

setelah tindakan untuk

mencegah infeksi.

Page 5: LP & Kontrak Bljr Manual Plasenta

Perawatan Pascatindakan

1) Periksa kembali tanda

vital pasien, segera

lakukan tindakan dan

instruksi apabila masih

diperlukan.

2) Catat kondisi pasien dan

buat laporan tindakan d

dalam kolom yang

tersedia.

3) Buat instruksi

pengobatan lanjutan dan

hal-hal penting untuk

dipantau.

4) Beritahukan pada pasien

dan keluarganya bahwa

tindakan telah seesai

tetapi pasien masih

memerlukan perawatan

PEMBIMBING

( Eni Ruslini Amd Keb)

NIK.

MAHASISWA

( Eka Marini M )

NIM.

LAPORAN PENDAHULUAN

Page 6: LP & Kontrak Bljr Manual Plasenta

Definisi

Manual plasenta adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada

dinding uterus dan mengeluarkannya dari kavum uteri secara manual yaitu dengan

melakukan tindakan invasi dan manipulasi tangan penolong persalinan yang dimasukkan

langsung kedalam kavum uteri. Pada umumnya ditunggu sampai 30 menit dalam lahirnya

plasenta secara spontan atau dgn tekanan ringan pada fundus uteri yang berkontraksi. Bila

setelah 30 menit plasenta belum lepas sehingga belum dapat dilahirkan atau jika dalam waktu

menunggu terjadi perdarahan yang banyak, plasenta sebaiknya dikeluarkan dengan segera.

Etiologi

Indikasi pelepasan plasenta secara manual adalah pada keadaan perdarahan pada kala

tiga persalinan kurang lebih 400 cc yang tidak dapat dihentikan dengan uterotonika dan

masase, retensio plasenta setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan buatan yang sulit

seperti forsep tinggi, versi ekstraksi, perforasi, dan dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir

dan tali pusat putus.

Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau

melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hampir sebagian besar gangguan pelepasan

plasenta disebabkan oeh gangguan kontraksi uterus.

Manual plasenta dilakukan karena indikasi retensio plasenta yang berkaitan dengan :

1. Plasenta belum lepas dari dinding uterus dikarenakan:

1) Plasenta adhesive yaitu kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta.

2) Plasenta akreta yaitu implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagian

lapisan miometrium.

3) Plasenta inkreta, yaitu implantasi jonjot korion placenta hingga

mencapai/memasuki miometrium.

4) Plasenta perkreta, yaitu implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan

otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.

5) Plasenta inkarserata, yaitu tertahannya plasenta didalam kavum uteri yang

disebabkan oleh konstriksi ostium uteri.

2. Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan dan dapat terjadi perdarahan yang

merupakan indikasi untuk mengeluarkannya

3. Mengganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan.

4. Retensio plasenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan

Darah penderita terlalu banyak hilang,

Page 7: LP & Kontrak Bljr Manual Plasenta

Keseimbangan baru berbentuk bekuan darah, sehingga perdarahan tidak terjadi,

Kemungkinan implantasi plasenta terlalu dalam.

Patofisiologis

Manual plasenta dapat segera dilakukan apabila :

a.       Terdapat riwayat perdarahan postpartum berulang.

b.      Terjadi perdarahan postpartum melebihi 400 cc

c.       Pada pertolongan persalinan dengan narkosa.

d.      Plasenta belum lahir setelah menunggu selama setengah jam.

Manual plasenta dalam keadaan darurat dengan indikasi perdarahan di atas 400 cc dan

teriadi retensio plasenta (setelah menunggu ½ jam). Seandainya masih terdapat kesempatan

penderita retensio plasenta dapat dikirim ke puskesmas atau rumah sakit sehingga mendapat

pertolongan yang adekuat.

Dalam melakukan rujukan penderita dilakukan persiapan dengan memasang infuse

RL/ NaCl dan memberikan cairan dan dalam persalinan diikuti oleh tenaga yang dapat

memberikan pertolongan darurat.

Komplikasi dalam pengeluaran plasenta secara manual selain infeksi / komplikasi

yang berhubungan dengan transfusi darah yang dilakukan, multiple organ failure yang

berhubungan dengan kolaps sirkulasi dan penurunan perfusi organ dan sepsis, ialah apabila

ditemukan plasenta akreta. Dalam hal ini villi korialis menembus desidua dan memasuki

miometrium dan tergantung dari dalamnya tembusan itu dibedakan antara plasenta inakreta

dan plasenta perkreta. Plasenta dalam hal ini tidak mudah untuk dilepaskan melainkan

sepotong demi sepotong dan disertai dengan perdarahan. Jika disadari adanya plasenta akreta

sebaiknya usaha untuk mengeluarkan plasenta dengan tangan dihentikan dan segera

dilakukan histerektomi dan mengangkat pula sisa-sisa dalam uterus.

Tanda dan Gejala Klinis

1. Anamnesis, meliputi pertanyaan tentang periode prenatal, meminta informasi mengenai

episode perdarahan postpartum sebelumnya, paritas, serta riwayat multipel fetus dan

polihidramnion. Serta riwayat pospartum sekarang dimana plasenta tidak lepas secara

spontan atau timbul perdarahan aktif setelah bayi dilahirkan.

2. Pada pemeriksaan pervaginam, plasenta tidak ditemukan di dalam kanalis servikalis

tetapi secara parsial atau lengkap menempel di dalam uterus.

3. Perdarahan yang lama > 400 cc setelah bayi lahir.

Page 8: LP & Kontrak Bljr Manual Plasenta

4. Placenta tidak segera lahir > 30 menit.

Teknik PenangananTeknik :

(1) Sebaiknya dengan narkosa-untuk mengurangi sakit dan menghindarisyok 

(2) Tangan kiri melebarkan genetalia eksterna, tangan kanandimasukkan secara obstetris 

sampai mencapai tapi plasenta denganmenelusuri tali pusat.

(3) Tepi plasenta dilepaskan dengan bagian ulnar tangan kanansedangkan tangan kiri

menahan fundus uteri sehingga tidak terdorong keatas

(4) Setelah seluruh plasenta dapat dilepaskan maka tangan dikeluarkan bersama dengan

plasenta.

(5) Dilakukan eksplerasi untuk mencari sisa plasenta atau membrannya.

(6) Kontraksi uterus ditimbulkan dengan memberikan uterotonika.

(7) Perdarahan diobservasi. 

Komplikasi Tindakan Plasenta ManualTindakan plasenta manual dapat menimbulkan

komplikasi sebagai berikut :

a) Terjadi perforasi uterus.

b) Terjadi infeksi : terdapat sisa plasenta atau membran dan bacteriaterdorong ke

dalam rongga rahim

c) Terjadi perdarahan karena atonia uteri.Untuk memperkecil komplikasi dapat

dilakukan tindakan profilaksis dengan :

o Memberikan uterotonika intramuskular atau intravena.

o Memasang tamporiade uterovaginal.

o Memberikan antibiotika.

o Memasang infus

o Persiapan transfusi darah.(Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan, hal : 302 - 303).

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: LP & Kontrak Bljr Manual Plasenta

Alhamsyah,http://www.alhamsyah.com/blog/artikel/referat-retensio-   plasenta.html . Diunduh tanggal

18 Maret 2011

Harry Oxorn & William R. Forte, 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisologi Persalinan.

Yogyakarta: YEM

Ida Bagus Gde Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana

Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: BukuKedokteran EGC.

Yanti, 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta. Pustaka Rihama