lp dhf

14
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORAGIC FEVER DI RSUP. Dr KARIADI SEMARANG DISUSUN OLEH : Abid Saifulloh P 17420107201

Upload: rosiana-kurnia-shabella

Post on 17-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan pendahuluan dhf

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHLUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORAGIC FEVER DI RSUP. Dr KARIADI SEMARANG

DISUSUN OLEH :Abid SaifullohP 17420107201

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

2009DEMAM BERDARAH

I. DEFINISI

Suatu penyakit demam akut disebabkan oleh virus yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk apecies Aides Aegypti yang menyerang pada anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan: demam, nyeri otot dan sendi, manifestasi perdarahan dan cenderung menimbulkan syok yang dapat menyebabkan kematian. (Hendaranto, Buku ajar IPD, FKUI, 1997, hal 417).II. PATOFISIOLOGI

Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, terjadi viremia yang ditandai dengan demam, sakit kepala, muak nyeri otot, pegal disekitar tubuh, hiperemia di tenggorokan, suam atau bintik-bintik merah pada kulit, selain itu kelainan dapat terjadi pada sistem retikula endotetial, seperti pembatasan kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler ehingga cairan keluar dari intraseluler ke ekstraseluler. Akibatnya terjadi pengurangan volume plasma, penurunan tekanan darah, hemokosentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Plasma meembes sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya saat renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat berkurang sampai 30% atau kurang. Bila renjatan hipopolemik yang terjadi akibatkehilangan plasma tidak segera diatasi, maka akan terjadi anorekma jaringan, asidosis metabolik, dan kematian. ( Pice, Sylvia A dan Lortainne M Wilson.. 1995 )III. MANIFESTASI KLINIS

Masa Inkubasi

Sesudah nyamuk menggigit penderita dan memasukkan virus dengue ke dalam kulit , terdapat masa laten yang berlangsung 4 5 hari diikuti oleh demam , sakit kepala dan malaise.

Demam

Demam terjadi secara mendadak berlagsung selama 2 7 hari kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsungnya demam , gejala- gejala klinik yang tidak spesifik misalnya , anoreksia , nyeri punggung , nyeri tulang dan persendian , nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyertainya.

PerdarahanPerdarahan biasanya terjadi pada hari kedua dari demam dan umumnya terjadi pada kulit , dan dapat berupa uji turniket yang positif , mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena , petekia dan purpura. Selain itu juga dapat dijumpai epstaksis dan perdarahan gusi , hematomesis dan melena.

Hepatomegali

Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba , meskipun pada anak yang kurang gizi hati juga sudah teraba. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal , harus diperhatikan kemungkinan akan terjadinya renjatan pada penderita.

Renjatan ( syok )

Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ketiga sejak sakitnya penderita , dimulai dengan tanda tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab , dingin pada ujung hidung , jari tangan dan jari kaki serta cyanosis di sekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukkan prognosis yang buruk. Nadi menjadi lembut dan cepat , kecil bahkan sering tidak teraba. Tekanan darah sistolik akan menurun sampai di bawah angka 80 mmHg.Gejala klinik lain

Nyeri epigastrum , muntah muntah , diare maupun obstipasi dan kejang kejang. Keluhan nyeri perut yang hebat seringkali menunjukkan akan terjadinya perdarahan gastrointestinal dan syok.

( Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2002 )

DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi.2. Resiko terjadinya syok hipovolemik b.d perdarahan yang berlebihan

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake makanan yang tidak adekuat akibat mual , muntah , sakit menelan dan tidak nafsu makan.4. Resiko kurang volume cairan vaskuler b.d pindahnya cairan dari intra vaskuler ke ekstra vaskuler.(Carpenito, Lynda Juall. 2001 )

IV. PATHWAY

(Pice, Sylvia A dan Lortainne M Wilson.. 1995 )V. INTERVENSIDiagnosaTujuanIntervensiRasional

Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi Resiko terjadi syok hipofolemik b.d perdarahan yang berlebihan

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake makanan yang tidak adekuat , akibat mual , muntah , sakit menelan dan tidak nafsu makanResiko kurangnya volume cairan b.d pindahnya cairan dari intra vaskuler ke ekstra vaskuler.Suhu tubuh pasien akan kembali normal setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam , dengan kriteria hasil :

Suhu pasien antara 36 37 C

Pasien tidak gelisahResiko terjadinya syok hipovolemik berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam , dengan kriteria hasil : Tanda tanda viotal stabil dalam batas normal

Ht dalam batas normal 37 43 %

Pasien terlihat tidak gelisah

Kebutuhan nutrisi pasien akan terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam , dengan kriteria hasil : Pasien dapat menghabiskan porsi makanan yang dihidangkan

Berat badan pasien stabil

Resiko kurangnya volume cairan dalam tubuh pasien akan berkurang setela dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam , dengan kriteria hasil :

Pasien tidak mengalami kekurangan volume cairan vaskuler yang ditandai dengan tanda tanda vital stabil dalam batas normal produksi urine > 30 cc / jam.

Pasien tidak merasa haus , mukosa mulut tidak kering.

1. Kaji suhu dan tanda-tanda vital setiap jam2. Berikan kompres hangat

3. Anjurkan pasien untuk banyak minum

4. Lakukan tirah baring

5. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat6. Ganti pakaian dan alat tenun jika basah.

1. Observasi keadaan umum dan tanda-tnda vital

2. Puasa makan dan minum pada perdarahan saluran cerna1. Anjurkan pasien makan dengan porsi kecil tapi sering.

2. Kolaborasi dengan dokter dalam melaksanakan program medik tentang pemberian infus makan , antisida dan antimedik1. Anjurkan pasien untuk banyak minum

2. Pantau masukan dan pengeluaran ; catat berat jenis urine.

3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian infus.

1. Memantau perubahan suhu tubuh2. Menurunkan suhu yang meningkat

3. Meingkatkan hidrasi

4. Menurunkan suhu tubuh

1. Memantau kondisi pasien selama masa perawatan terutama saat terjadi perdarahan untuk memastikan tidak terjadinya pre syok / syok pada pasien.2. Puasa membantu mengistirahatkan saluran pencernaan untuk sementara selama perdarahan berasal dari saluran cerna.1. Asupan nutrisi pasien sedikit demi sedikit terpenuhi2. Mengurangi mual , sakit menelan dan tidak nafsu makan pasien.

1. Volume cairan dalam tubuh bertambah

2. Memberikan perkiraankebutuhan akan cairan pengganti , fungsi ginjal dan keefektifan dari terapi yang diberikan.

3. Meningkatan intake cairan tubuh.

DAFTAR PUSTAKACarpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku K\efdokteran EGC.

Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGVC.

Pice, Sylvia A dan Lortainne M Wilson.. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi Empat Buku Kedua. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Limpa

Masuk Tubuh Manusia Melalui Gigitan Nyamuk Aides Aigepti

Virus Dengue

Peningkatan permeabilitas dinding kapiler

Virusemia

Demam ditandai dengan sakit kepala, mual, nyeri otot disekitar tubuh, hiperemia tenggorokan

Ifeksi

Kelainan sistem retilkulo endothelial

Infeksi

Cairan keluar dari intra vaskuler ke ekstra vaskuler

Volume plasma

Nyeri ulu hati hati

Hipotensi, hemokonsentrasi, hipotermia,efusi,

Renjatan ( Syoki Hipovolemik )

Trombosit

Perdarahan