lp defisit perawatan diri

16
LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RSJ DAERAH SURAKARTA Disusun Oleh : ENDAH SULISTIYOWATI NIM : 10.02.05.18

Upload: rizqi-luqmanul-hakim

Post on 26-Jan-2016

229 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

bk

TRANSCRIPT

Page 1: LP Defisit Perawatan Diri

LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

DI RSJ DAERAH SURAKARTA

Disusun Oleh :

ENDAH SULISTIYOWATI

NIM : 10.02.05.18

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES AN-NUR PURWODADI

2013/2014

Page 2: LP Defisit Perawatan Diri

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Masalah UtamaDefisit Perawatan Diri

2. Proses Terjadinya Masalaha. Pengertian

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000).

Tanda dan Gejala :1) Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi

kotor, kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor2) Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut

acak-acakan, pakain kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan.

3) Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada tempatnya

4) Ketidakmampuan eliminasi sevara mandiri, ditandai dengan buang air besar atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihakan diri dengan baik setelah BAB/BAK.

b. Penyebab Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut : kelelahan fisik dan penurunan kesadaran.Tanda dan Gejala :Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:1) Fisik

a) Badan bau, pakaian kotor.b) Rambut dan kulit kotor.

1

Page 3: LP Defisit Perawatan Diri

c) Kuku panjang dan kotord) Gigi kotor disertai mulut baue) Penampilan tidak rapi

2) Psikologisa) Malas, tidak ada inisiatif.b) Menarik diri, isolasi diri.c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

3) Sosiala) Interaksi kurangb) Kegiatan kurangc) Tidak mampu berperilaku sesuai norma.d) Cara makan tidak terature) BAK dan BAB di sembarang tempat

c. AkibatMenarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi

dengan orang lain, menghindari hubungan dari orang lain (Rawlins, 1993). Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri, kegiatan sehari-hari hampir terabaikan.Menurut Budi Anna Keliat (1998) tanda dan gejala sebagai berikut :

a) Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.b) Menghindar dari orang lain (menyendiri).c) Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap

dengan klien lain/perawat.d) Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk.e) Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas.f) Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan

percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.g) Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.h) Posisi janin saat tidur.

2

Page 4: LP Defisit Perawatan Diri

d. Rentang responRentang Respon Kognitif

Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri sendiri adalah :1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri

a) Bina hubungan saling percaya.b) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.c) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.

2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.a) Bantu klien merawat dirib) Ajarkan ketrampilan secara bertahapc) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari

3. Ciptakan lingkungan yang mendukunga) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.b) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.c) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya,

kamar mandi yang dekat dan tertutup.

3. Pohon masalah

4. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji a. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Data subyektif1) Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa melakukan

apa-apa.

3

Defisit perawatan diri

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Kebersihan diri tidak adekuat (BAB/BAK, Makan minum dan berdandan)

Isolasi sosial

Page 5: LP Defisit Perawatan Diri

Data obyektif1) Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan, halitosis,

badan bau, kulit kotorb. Isolasi Sosial

Data subyektif1) Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,

bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

Data obyektif1) Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih

alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan

c. Defisit Perawatan DiriData subyektif1) Pasien merasa lemah2) Malas untuk beraktivitas3) Merasa tidak berdayaData obyektif1) Rambut kotor, acak – acakan2) Badan dan pakaian kotor dan bau3) Mulut dan gigi bau.4) Kulit kusam dan kotor5) Kuku panjang dan tidak terawat

5. Diagnosa Keperawatana. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri b. Isolasi Sosialc. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK

6. Rencana Tindakan KeperawatanDiagnosa 1 : Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diriTujuan Umum : Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk

memperhatikan kebersihan diriTujuan Khusus :a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

Intervensi:1) Berikan salam setiap berinteraksi.

4

Page 6: LP Defisit Perawatan Diri

2) Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.

3) Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.4) Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.5) Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.6) Buat kontrak interaksi yang jelas.7) Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.8) Penuhi kebutuhan dasar klien.

b. Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.Intervensi:1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik.2) Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara

menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.3) Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.4) Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien

terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.5) Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara

kebersihan diri.6) Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti

kebersihan diri.7) Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali

pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.

c. Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.Intervensi:1) Motivasi klien untuk mandi.2) Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk

mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.3) Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.4) Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.5) Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas

perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.6) Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan

diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.

5

Page 7: LP Defisit Perawatan Diri

d. Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.Intervensi:Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.

e. Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.Intervensi:Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.

f. Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.Intervensi:1) Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien

menjaga kebersihan diri.2) Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan

klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.

3) Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yang telah dialami di RS.

4) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga kebersihan diri klien.

5) Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.

6) Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan diri.

7) Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya: mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.

Diagnosa 2 : Isolasi sosialTujuan Umum : klien tidak terjadi perubahan sensori persepsiTujuan Khusus :a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Intervensi:1) Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik,

memperkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan dengan jelas tentang topik, tempat dan waktu.

2) Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.

3) Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

6

Page 8: LP Defisit Perawatan Diri

b. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diriIntervensi:1) Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-

tandanya2) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan

penyebab menarik diri atau mau bergaul3) Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda

serta penyebab yang muncul4) Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan

perasaannya

c. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.Intervensi:1) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan

dengan orang laina) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan

tentang keuntungan berhubungan dengan prang lainb) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan

orang lainc) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan

perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain2) Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan

orang laina) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan

dengan orang lainb) Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan

dengan orang lainc) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan

perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

d. Klien dapat melaksanakan hubungan sosialIntervensi: 1) Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain2) Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain 3) Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai4) Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

7

Page 9: LP Defisit Perawatan Diri

5) Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu

6) Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan7) Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan

e. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lainIntervensi:1) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan

dengan orang lain2) Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan

dengan orang lain3) Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan

perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain

Diagnosa 3 :Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK

Tujuan Umum :Pasien tidak mengalami defisit perawatan diriTujuan Khusus :a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandirib. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baikc. Pasien mampu melakukan makan dengan baikd. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

Intervensi:a. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

1) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.2) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri3) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri4) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

b. Melatih pasien berdandan/berhiasUntuk pasien laki-laki latihan meliputi :1) Berpakaian2) Menyisir rambut3) BercukurUntuk pasien wanita, latihannya meliputi :1) Berpakaian2) Menyisir rambut3) Berhias

8

Page 10: LP Defisit Perawatan Diri

c. Melatih pasien makan secara mandiri1) Menjelaskan cara mempersiapkan makan2) Menjelaskan cara makan yang tertib3) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan4) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

d. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri 1) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai2) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK3) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

9

Page 11: LP Defisit Perawatan Diri

Referensi

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta : Prima Medika

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC

Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta. EGC

10