lp cairan dan elektrolit amanda

17
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Di Ruang Melati 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tugas Mandiri Stase Praktek Keperawatan Dasar Disusun oleh : AMANDA KURNIASIH 08/270431/KU/12850 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: amanda-kurniasih

Post on 28-Oct-2015

62 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP Cairan Dan Elektrolit Amanda

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Di Ruang Melati 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Tugas Mandiri

Stase Praktek Keperawatan Dasar

Disusun oleh :

AMANDA KURNIASIH

08/270431/KU/12850

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

Page 2: LP Cairan Dan Elektrolit Amanda

I. KONSEP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. PENGERTIAN

Cairan dan elektrolit sangat penting untuk menjaga hemoestasis tubuh. Orang yang

mengalami gangguan cairan dan elektrolit fungsi fisiologisnya akan terganggu. Sebab,

cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organic dan

anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen-komponen

kimiawi, ada yang positif (kation) dan juga negative (anion).

1. Fungsi Cairan

Komponen yang paling besar dalam tubuh manusia adalah air yang mempunyai

fungsi sangat besar. Fungsi cairan antara lain adalah: (1) Transportasi: nutrient,

partikel kimiawi, partikel darah, energy, dan lain-lain; (2) Pengatur suhu tubuh; (3)

Pembentuk Struktur tubuh. Kekurangan cairan tubuh dapat menyebabkan

kematian sel. Sel-sel inilah yang membentuk struktur tubuh; (3) Memfasilitasi

reaksi kimia dalam tubuh

2. Proporsi Cairan tubuh

Air memiliki presentase yang besar dari berat badan manusia. Pada bayi lahir

cukup bulan kira-kira 70% dari berat badannya adalah air. Semakin bertambah

usia, presentase air tubuh menurun. Pada orang dewasa laki-laki kira-kira 60% dari

berat badan sedangkan untuk wanita sebesar 50%. Sedangkan pada lansia berkisar

antara 45-55% dari berat badanya.

Cairan dalam tubuh manusia terdistribusi dalam dua ruangan utama, yaitu cairan

intraseluler dan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di

dalam sel dengan jumlah sebesar 40% dari berat badan dan merupakan bagian dari

protoplasma. Pada intraseluler ini terjadi metabolism. Sedangkan 20% lainya

berada di cairan ekstraseluler yang terdapat di luar sel. Peranya adalah

memberikan makanan bagi sel. Cairan ekstraseluler dibagi menjadi dua, yaitu

cairan interstitial dan cairan intravaskuler.

3. Mekanisme gerakan cairan & elektrolit

Secara garis besar , pergerakan cairan dan elektrolit terbagi menjadi beberapa

aspek, antara lain: (1) Plasma, di dalamnya antara lain mengandung oksigen dan

nutrient, bergerak keseluruh tubuh dalam sirkulasi; (2) Cairan interstitial beserta

komponenya bergerak di antara kapiler darah dan sel; (3) cairan dari interstitial

bergerak ke dalam sel.

Page 3: LP Cairan Dan Elektrolit Amanda

Pergerakan cairan tubuh ini dipengaruhi oleh gaya utama yang menyebabkan

cairan dan elektrolit tersebut bergerak. Gaya tersebut meliputi: difusi, osmosis,

filtrasi dan transport aktif. Difusi adalah proses dimana partikel yang terdapat

dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi

keseimbangan. Cairan dan elektrolit didifusikan sampai menembus membran sel.

Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsenrasi larutan, dan

temperatur. Osmosis : bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran

semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang

lebih tinggi yang sifatnya menarik. Transpor aktif : partikel bergerak dari

konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi karena adanya daya aktif dari tubuh

seperti pompa jantung.

4. Gangguan keseimbangan Cairan

a. Hipovolemik (Dehidrasi)

Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES) dan

dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal,

pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolumik. Mekanisme

kompensasi pada hipovolumik adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis

(peningkatan frekuensi jantung, dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan

hormon ADH dan aldosteron. Hipovolumik yang berlangsung lama dapat

menimbulkan gagal ginjal akut.

b. Hipervolemi (Edema)

Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat: (1)

Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air; (2) Fungsi ginjal

abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air; (3) Kelebihan

pemberian cairan; (4) Perpindahan cairan interstisial ke plasma

5. Gangguan Keseimbangan Elektrolit

a. Natrium (sodium)

Merupakan kation paling banyak dalam cairan ekstrasel. Na+ mempengaruhi

keseimbanagan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Sodium diatur

oleh intake garam, aldosteron dan pengeluaran urine. Normalnya sekitar 135-

148 mEq/lt. Defisit natrium disebut dengan hiponatremia dengan gejala yang

muncul antara lain sakit kepala, kelemahan otot, fatique, apatis, mual, kejang

perut, shock, kekacauan mental, dan koma. Sedangkan hipernatrmia adalah

keliebihan natrium dengan gejala klinis yaitu output urine sedikit, turgor kulit

Page 4: LP Cairan Dan Elektrolit Amanda

keras seperti karet, kegelisahan mental, takikardia, dan bias menyebabkan

kematian.

b. Kalium (potassium)

Merupakan kation utama cairan intrasel. Berfungsi sebagai excitability

neuromuskuler dan kontraksi otot. Diperlukan untuk pembentukan glikogen,

sintesa protein, pengaturan keseimbanagan asam basa, karena ion K+ dapat

diubah menjadi ion hidrogen (H+). Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.

Hipoklemia menunjukkan gejala kelemahan otot, anoreksia, mual, muntah,

reflex tendon hilang, aritmia jantung, perubahan gambaran EKG, bila berat

dapat menyebabkan paralisis, kerusakan ginjal, ileus paralitik, kardiak arets.

Sedangkan Hiperkalemia menunjukkan gejala klinis mual, muntah, diare,

kardiak aritmia, perubahan gambaran EKG, Berdebar-debar, paralitik, anuria,

dan kardiak arrest.

c. Kalsium

Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung, pembekuan

darah, serta pembentukan tulang dan gigi. Kalsium dalam cairan ekstrasel

diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon paratiroid mengabsorpsi

kalisum melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal. Hormon

thirocalcitonin menghambat penyerapan Ca+ tulang. Kadar kalsium harus

tetap berada pada nilai 4,5-5,8 mEqL.

d. Magnesium

Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting untuk

aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular excibility. Nilai normalnya sekita

1,5-2,5 mEq/lt.

e. Klorida

Terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel, normalnya sekitar 95-105 mEq/lt.

f. Bikarbonat

HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan

ekstrasel dan intrasel. Biknat diatur oleh ginjal.

g. Fosfat

Merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Berfungsi untuk

meningkatkan kegiatan neuromuskular, metabolisme karbohidrat, pengaturan

asam basa. Pengaturan oleh hormon paratiroid.

Page 5: LP Cairan Dan Elektrolit Amanda

6. Pengaturan Keseimbangan Cairan

a. Rasa dahaga

Mekanisme rasa dahaga:

Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang pada akhirnya

menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat merangsang hipotalamus

untuk melepaskan substrat neural yang bertangguang jawab terhadap sensasi

haus. Osmoreseptor di hipotalamus, mendeteksi peningkatan tekanan osmotik

dan mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensai rasa dahaga.

b. Anti Diuretik Hormon (ADH)

ADH di bentuk di hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisis dari

hipofisis posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah peningkatan

osmolaritas dan penurunan cairan ekstrasel. Hormon ini meningkatkan

reabsorpsi air pada duktus koligentes, dengan demikian dapat menghemat air.

c. Aldosteron

Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal

untuk meningkatkan absopsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh

perubahan konsentrasi kalium, natrium serum dan sistem angiotensin renin

serta sangat efektif dalam mengendalikan hiperkalemia.

7. Cara Pengeluaran Cairan

Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti :

a. Ginjal

Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 liter

darah untuk disaring setiap hari. Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam.

Pada orang dewasa produksi urine sekitar 1,5 lt/hari. Jumlah urine yang

diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron.

b. Kulit

Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang merangsang

aktivitas kelenjar keringat. Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari

aktivitas otot, temperatur lingkungan yang meningkat, dan demam. Disebut

juga Insesible Water Loss (IWL) sekitar 15-20 ml/24 jam.

c. Paru-paru

Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari. Meningkatnya cairan yang hilang

sebagai respons terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat

pergerakan atau demam.

Page 6: LP Cairan Dan Elektrolit Amanda

d. Gastrointestinal

Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari

sekitar 100-200 ml. Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15

cc/kgBB/24 jam, dengan kenaikan 10 % dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1

derajat celcius.

B. NILAI-NILAI NORMAL

Persentase cairan dalam tubuh manusia:

Umur Persentase

Bayi cukup umur, bayi baru lahir 70 - 80 %

1 tahun 64 %

Usia puber – 39 tahun 52 – 60 %

40 – 60 tahun 47 – 55 %

Lebih dari 60 tahun 46 – 52 %

Komposisi cairan tubuh :

Komposisi cairan masing-masing orang berbeda, Ion yang ada pada cairan

ekstravascular adalah Sodium da Klorida. Pada intravaskuler ionnya adalah Potasium

da Pospate. Cairan elektrolit diukur dengan miliequivalent / liter ( mEq/L) atau

milligram/100 mili liler (mg/100mL ).

Jenis cairan dan elektrolit

Nilai normal dalam tubuh

- Potasium [K+]

- Sodium [Na+]

- Kalsium [Ca2+]

- Magnesium [Mg2+]

- Fosfat [PO42-]

- Klorida [Cl-]

- Bikarbonat [HCO3]

3.5 – 5 mEq/L

135 – 145 mEq/L

8.5 – 10.5 mg/dl (4.5 – 5.8 mEq/L)

1.5 – 2.5 mEq/L

2.7 – 4.5 mg/dl

98 – 106 mEq/L

24 – 28 mEq/L

Rata-rata cairan tubuh yang diperlukan per hari

Umur Estimasi berat badan mL/24 jam

3 hari 3,0 250 – 300

1 tahun 9,5 1150 – 3300

2 tahun 11,8 1350 – 1500

6 tahun 20 1800 – 2000

10 tahun 28,7 2000 – 2500

14 tahun 45 2200 – 2700

Page 7: LP Cairan Dan Elektrolit Amanda

18 tahun ( dewasa ) 54 2200 – 2700

Rata-rata cairan yang keluar per hari

Rute Jumlah (mL)

Urin 1400 – 1500

Cairan yang tidak terasa

Paru-paru

Kulit

350 – 400

350 – 400

Keringat 100

Feces 100 – 200

Total 2300 - 2600

C. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG MENGALAMI

GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

1. Riwayat keperawatan

- Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral dan parenteral)

- Tanda umum masalah elektrolit

- Tanda kekurangan cairan seperti rasa dahaga, kulit kering, membrane mukosa

kering, konsentrasi urine dan urine output.

- Tanda kelebihan cairan: seperti kaki bengkak, kesulitan nafas dan BB

meningkat.

- Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan

- Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial

2. Pengukuran klinik

- Berat badan : kehilangan / bertambahnya berat badan menunjukkan adanya

masalah keseimbangan cairan :

+/- 2 % : ringan

+/- 5 % : sedang

+/- 10 % : berat

Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.

- Keadaan umum : pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi dan

pernapasan. Tingkat kesadaran.

- Pengukuran pemasukan cairan : cairan oral (NGT dan oral), cairan parenteral

termasuk obat-obatan IV, makanan yang cenderung mengandung air, irigasi

kateter atau NGT.

- Pengukuran pengeluaran cairan : urine (volume, kejernihan / kepekatan), feses

(jumlah dan konsistensi), muntah, tube drainase, IWL.

Page 8: LP Cairan Dan Elektrolit Amanda

- Ukur keseimbanagn cairan dengan akurat : normalnya sekitar +/- 200 cc.

3. Pemeriksaan fisik

Integumentum : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani,

dan sensasi rasa.

Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi

jantung

Mata : cekung, air mata kering

Neurologi : refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran

Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah ,

diare dan bising usus

Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, PH, berat jeins urine

dan analisis gas darah. Hct, Hb, BUN, CVP, Darah vena (sodium, potassium, klorida,

kalsium, magnesium, pospat, osmolalitas serum), Ph Urine.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan

ketidakseimbangan cairan tubuh antara lain:

1. Deficit volume cairan b.d. kehilangan volume cairan secara aktif, kegagalan

mekanisme pengaturan.

2. Kelebihan volume cairan b.d. kelebihan intake cairan, kompensasi mekanisme

pengaturan.

3. Risiko deficit volume cairan b.d. muntah

III.PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

N

o

Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Deficit volume cairan

b.d. kehilangan

NOC : keseimbangan

cairan,

NIC : Manajemen cairan

- Ukur intake dan output

Page 9: LP Cairan Dan Elektrolit Amanda

volume cairan secara

aktif, kegagalan

mekanisme

pengaturan.

dengan kriteria hasil:

Tekanan darah, nadi,

suhu dalam batas ormal

Nadi perifer dapat

teraba

Keseimbangan intake

dan output selama 24

jam

Tidak terdapat rasa haus

yang abnormal

Elektrolit serum dan

hematokrit dbn

cairan serta timbang berat

badan setiap hari.

- Pasang kateter urin, jika

ada.

- Monitor status hidrasi

(misalnya kelembaban

membran mukosa, nadi, dan

tekanan darah ortostatik).

- Monitor hasil laboratorium

yang berhubungan dengan

retensi cairan

- Monitor TTV

- Pasang IV line, sesuai

dengan yang diresepkan.

- Berikan cairan

- Atur kemungkinan tranfusi

- Persiapan untuk tranfusi

2 Kelebihan volume

cairan b.d. kelebihan

intake cairan,

kompensasi

mekanisme

pengaturan.

NOC : Keseimbangan

cairan, dengan kriteria hasil:

Tekanan darah dalam

batas normal

Berat badan stabil

Tidak terdapat asites

Tidak terdapat distensi

vena jugularis

Tidak terdapat edema

perifer

Elektrolit serum dalam

batas normal

NIC : Manajemen cairan

- Ukur intake dan output

cairan serta timbang berat

badan setiap hari.

- Monitor hasil laboratorium

yang berhubungan dengan

kelebihan cairan

- Kaji lokasi dan luas edema

- Lakukan pemberian diuretik

sesuai resep

- Monitor TTV

- Pasang IV line, sesuai

dengan yang diresepkan.

- Batasi masukan cairan pada

keadaan hiponatrermi dilusi

dengan serum Na < 130

mEq/l

Page 10: LP Cairan Dan Elektrolit Amanda

3 Risiko deficit volume

cairan.

NOC: keseimbangan

cairan, dengan kriteria hasil:

Tekanan darah dalam

batas normal

Nadi perifer dapat

teraba

Keseimbangan intake

dan output selama 24

jam

Tidak terdapat suara

nafas tambahan

Tidak terdapat rasa haus

yang abnormal

Hidrasi kulit adekuat

Membran mukosa

lembab

Elektrolit serum dan

hematokrit dalam batas

normal

NIC : Manajemen cairan

- Ukur intake dan output

cairan serta timbang berat

badan setiap hari.

- Pasang kateter urin, jika

ada.

- Monitor status hidrasi

(misalnya kelembaban

membran mukosa, nadi, dan

tekanan darah ortostatik).

- Pasang IV line, sesuai

dengan yang diresepkan.

- Monitor indikasi terjadinya

retensi cairan (bunyi nafas

crackles, peningkatan CVP,

dan peningkatan osmolalitas

urin)

DAFTAR PUSTAKA.

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar

Klien. Salemba Medika:Jakarta

North American Nursing Diagnosis Association. 2012. Nursing Diagnoses : Definition &

Classification 2011-2012. Philadelphia.

Tarwoto dan Wartonah. 2007. Kebutuhan Dasar Manusi & Proses Keperawatan. Edisi 3.

Salemba Medika. Jakarta

Wilkinson, J.M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan

Kriteria Hasil NOC. EGC. Jakarta.