lp askep keluarga dengan ibu hamil

29
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU HAMIL DENGAN RESIKO TINGGI A. Konsep Dasar Ibu Hamil 1. Pengertian Bumil adalah suatu kondisi dimana seorang perempuan mengalami kehamilan. Kehamilan adalah suatu kondisi yang terjadi bila ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa). Kehamilan terbagi atas trimester I (1 – 14 minggu), trimester II (14 – 28 minggu), trimester III (28 – 42 minggu). 2. Konsep Pertumbuhan / PerkembanganFisik a. Perubahan/ Pertumbuhan Fisik 1) Perubahan Pada Kulit Terjadi hiperpigmentasi yaitu kelebihan pigmen di tempat tertentu. Pada wajah, pipi, dan hidung mengalami hiperpigmentasi sehingga menyerupai topeng (topeng kehamilan atau kloasma gravidarum). Pada areola mamae dan Puting susu, daerah yang berwarna hitam di sekitar puting susu akan menghitam. Sekitar areola yang biasanya tidak berwarna akan berwarna hitam. Hal ini disebut areola mamae sekunder. Puting susu menghitam dan membesar sehingga lebih menonjol. Pada areola suprapubis, terdapat garis hitam yang memanjang dari atas simfisis sampai pusat. Warnanya lebih hitam dibandingkan sebelumnya, Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___1

Upload: mantri-sukenda

Post on 02-Jul-2015

1.842 views

Category:

Documents


98 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU HAMIL

DENGAN RESIKO TINGGI

A. Konsep Dasar Ibu Hamil

1. Pengertian

Bumil adalah suatu kondisi dimana seorang perempuan

mengalami kehamilan.

Kehamilan adalah suatu kondisi yang terjadi bila ada pertemuan

dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa).

Kehamilan terbagi atas trimester I (1 – 14 minggu), trimester II (14 – 28

minggu), trimester III (28 – 42 minggu).

2. Konsep Pertumbuhan / PerkembanganFisik

a. Perubahan/ Pertumbuhan Fisik

1) Perubahan Pada Kulit

Terjadi hiperpigmentasi yaitu kelebihan pigmen di tempat

tertentu. Pada wajah, pipi, dan hidung mengalami

hiperpigmentasi sehingga menyerupai topeng (topeng kehamilan

atau kloasma gravidarum). Pada areola mamae dan Puting susu,

daerah yang berwarna hitam di sekitar puting susu akan

menghitam. Sekitar areola yang biasanya tidak berwarna akan

berwarna hitam. Hal ini disebut areola mamae sekunder. Puting

susu menghitam dan membesar sehingga lebih menonjol. Pada

areola suprapubis, terdapat garis hitam yang memanjang dari

atas simfisis sampai pusat. Warnanya lebih hitam dibandingkan

sebelumnya, muncul garis baru yang memanjang ditengah atas

pusat (linea nigra). Pada perut, selain hiperpigmentasi terjadi

stria gravidarum yang merupakan garis pada kulit. Terdapat 2

jenis stria gravidarum yaitu stria livida (garis berwarna biru) dan

stria albikan (garis berwarna putih). Hal ini terjadi karena

pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis

anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___1

Page 2: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

2) Perubahan kelenjar

Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk

seperti leher pria. Perubahan ini tidak selalu terjadi pada wanita

hamil.

3) Perubahan payudara

Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena

dengan semakin dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri

untuk memproduksi makanan pokok untuk bayi setelah lahir.

Perubahan yang terlihat pada payudara adalah:

a) Payudara membesar, tegang dan sakit

b) Vena di bawah kulit payudara membesar dan terlihat jelas

c) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta

muncul areola mamae sekunder

d) Kelenjar Montgomery yang terletak di dalam areola mamae

membesar dan kelihatan dari luar. Kelenjar Montgomery

mengeluarkan lebih banyak cairan agar puting susu selalu

lembab dan lemas sehingga tidak menjadi tempat

berkembang biak bakteri.

e) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat. Mulai

kehamilan 16 minggu, cairan yang dikeluarkan jernih. Pada

kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, warna cairan agak

putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32

minggu sampai anak lahir, cairan yang dikeluarkan lebih

kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak.

Cairan ini disebut kolostrum.

4) Perubahan Perut

Semakin mendekati masa persalinan, perut semakin

besar. Biasanya hingga kehamilan 4 bulan, pembesaran perut

belum kelihatan. Setelah kehamilan 5 bulan, perut mulai

kelihatan membesar. Saat hamil tua, perut menjadi tegang dan

pusat menonjol ke luar. Timbul stria gravidarum dan

hiperpigmentasi pada linea alba serta linea nigra.

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___2

Page 3: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

5) Perubahan Alat Kelamin Luar

Alat kelamin luar ini tampak hitam kebiruan karena

adanya kongesti pada peredaran darah. Kongesti terjadi karena

pembuluh darah membesar, darah yang menuju uterus sangat

banyak, sesuai dengan kebutuhan uterus untuk membesarkan

dan memberi makan janin. Gambaran mukosa vagina yang

mengalami kongesti berwarna hitam kebiruan (tanda Chadwick).

6) Perubahan padaTungkai

Timbul varises pada sebelah atau kedua belah tungkai.

Pada hamil tua, sering terjadi edema pada salah satu tungkai.

Edema terjadi karena tekanan uterus yang membesar pada vena

femoralis sebelah kanan atau kiri.

7) Perubahan Sikap tubuh

Sikap tumbuh ibu menjadi lordosis karena perut yang

membesar.

b. Perkembangan/ Perubahan Psikologis

Menurut teori Rubin, perubahan psikologis yang terjadi pada:

1) Trimester I meliputi: ambivalen, takut, fantasi, dan khawatir.

2) Trimester II meliputi: perasaan lebih nyaman serta kebutuhan

mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin meningkat.

Kadang tampak egosentris dan berpusat pada diri sendiri.

3) Trimester III meliputi: memiliki perasaan aneh, sembrono, lebih

introvert, dan merefleksikan pengalaman masa lalu.

c. Masalah yang Sering Terjadi

1) Respon Terhadap Perubahan Citra Tubuh

Perubahan fisiologis kehamilan menimbulkan perubahan

bentuk tubuh yang cepat dan nyata. Selama trimester I bentuk

tubuh sedikit berubah, tetapi pada trimester II pembesaran

abdomen yang nyata, penebalan pinggang dan pembesaran

payudara memastikan status kehamilan. Wanita merasa seluruh

tubuhnya bertambah besar dan menyita ruang yang lebih luas.

Perasaan ini semakin kuat seiring bertambahnya usia kehamilan.

Secara bertahap terjadi kehilangan batasan–batasan fisik secara

pasti, yang berfungsi memisahkan diri sendiri dari orang lain dan

memberi rasa aman. 

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___3

Page 4: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

Sikap wanita terhadap tubuhnya di duga dipengaruhi oleh

nilai – nilai yang diyakininya dan sifat pribadinya. Sikap ini sering

berubah seiring kemajuan kehamilan. Sikap positif terhadap

tubuh biasanya terlihat selama trimester I. Namun, seiring

kemajuan kehamilan, perasaan tersebut menjadi lebih negatif.

Pada kebanyakan wanita perasaan suka atau tidak suka

terhadap tubuh mereka dalam keadaan hamil bersifat sementara

dan tidak menyebabkan perubahan persepsi yang permanen

tentang diri mereka.

2) Ambivalensi Selama Masa Hamil

Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang

simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu,

atau suatu keadaan. Ambivalensi adalah respon normal yang

dialami individu yang mempersiapkan diri untuk suatu peran

baru. Kebanyakan wanita memiliki sedikit perasaan ambivalen

selama hamil. Bahkan wanita yang bahagia dengan

kehamilannya, dari waktu ke waktu dapat memiliki sikap

bermusuhan terhadap kehamilan atau janin. Pernyataan

pasangan tentang kecantikan seorang wanita yang tidak hamil

atau peristiwa promosi seorang kolega ketika keputusan untuk

memiliki seorang anak berarti melepaskan pekerjaan dapat

meningkatkan rasa ambivalen. Sensasi tubuh, perasaan

bergantung, dan kenyataan tanggung jawab dalam merawat

anak dapat memicu perasaan tersebut.

Perasaan ambivalen berat yang menetap sampai

trimester III dapat mengindikasikan bahwa konflik peran sebagai

ibu belum diatasi (Lederman, 1984). Setelah kelahiran seorang

bayi yang sehat, kenangan akan perasaan ambivalen ini

biasanya lenyap. Apabila bayi yang lahir cacat, seorang wanita

kemungkinan akan mengingat kembali saat–saat ia tidak

menginginkan anak tersebut dan merasa sangat bersalah. Tanpa

penyuluhan dan dukungan yang memadai, ia dapat menjadi

yakin bahwa perasaan ambivalennya telah menyebabkan

anaknya cacat.

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___4

Page 5: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

3) Hubungan Seksual

Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual.

Beberapa pasangan menyatakan puas dengan hubungan

seksual mereka, sedangkan yang lain mengatakan sebaliknya.

Perasaan yang berbeda–beda ini dipengaruhi oleh faktor – faktor

fisik, emosi, dan interaksi, termasuk takhayul tentang seks

selama masa hamil, masalah disfungsi seksual, dan perubahan

fisik pada wanita.

Dengan berlanjutnya kehamilan, perubahan bentuk

tubuh, citra tubuh, dan rasa tidak nyaman mempengaruhi

keinginan kedua belah pihak untuk menyatakan seksualitas

mereka. Selama trimester I seringkali keinginan seksual wanita

menurun, terutama jika ia merasa mual, letih, dan mengantuk.

Saat memasuki trimester II kombinasi antara perasaan

sejahteranya dan kongesti pelvis yang meningkat dapat sangat

meningkatkan keinginannya untuk melampiaskan seksualitasnya.

Pada trimester III peningkatan keluhan somatik (tubuh) dan

ukuran tubuh dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa tertarik

terhadap seks menurun (Rynerson, Lowdermilk, 1993)

Pasangan tersebut perlu merasa bebas untuk membahas

hubungan seksual mereka selama masa hamil. Kepekaan

individu yang satu terhadap yang lain dan keinginan untuk

berbagi masalah dapat menguatkan hubungan seksual mereka.

Komunikasi antara pasangan merupakan hal yang penting.

Pasangan yang tidak memahami perubahan fisiologis dan emosi,

yang terjadi dengan cepat selama masa hamil, dapat menjadi

bingung saat melihat perilaku pasangannya. Dengan

membicarakan perubahan – perubahan yang mereka alami,

pasangan dapat mendefinisikan masalah mereka dan

menawarkan dukungan yang diperlukan. Perawat dapat

memperlancar komunikasi antar pasangan dengan berbicara

kepada pasangan tentang perubahan perasaan dan perilaku

yang mungkin dialami wanita selama masa hamil (Rynerson,

Lowdermilk, 1993).

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___5

Page 6: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

4) Kekhawatiran terhadap Janin

Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak

berbeda–beda selama masa hamil (Gaffney, 1988).

Kekhawatiran pertama timbul pada trimester I dan berkaitan

dengan kemungkinan terjadinya keguguran. Banyak wanita yang

sengaja tidak mau memberitahukan kehamilannya kepada orang

lain sampai periode ini berlalu. Ketika janin menjadi semakin

jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan dan denyut jantung,

Kecemasan orang tua yang terutama ialah kemungkinan cacat

pada anaknya. Orang tua mungkin akan membicarakan rasa

cemasnya ini secara terbuka dan berusaha untuk memperoleh

kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna. Pada

tahap lanjut kehamilan, rasa takut bahwa anaknya dapat

meninggal semakin melemah. Kemungkinan kematian ini terbukti

semakin tidak dipikirkan orang tua.

d. Tugas Perkembangan

1) Menerima Kehamilan

Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu

ialah menerima ide kehamilan dan mengasimilasi status hamil ke

dalam gaya hidup wanita tersebut (Lederman, 1984). Tingkat

penerimaan dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respons

emosionalnya dalam menerima kehamilan.

a) Kesiapan menyambut kehamilan 

Ketersediaan keluarga berencana mengandung

makna bahwa kehamilan bagi banyak wanita merupakan

suatu komitmen tanggung jawab bersama pasangan. Namun,

merencanakan suatu kehamilan tidak selalu berarti menerima

kehamilan (Entwistle, Doering, 1981).Wanita lain memandang

kehamilan sebagai suatu hasil alami hubungan perkawinan,

baik diinginkan maupun tidak diinginkan, bergantung pada

keadaan. 

Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan

dipicu gejala - gejala awal untuk mencari validasi medis

tentang kehamilannya. Beberapa wanita yang memiliki

perasaan kuat, seperti “tidak sekarang,” bukan saya,” dan “

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___6

Page 7: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

tidak yakin,” mungkin menunda mencari pengawasan dan

perawatan (Rubin, 1970). Namun , beberapa wanita menunda

validasi medis karena akses keperawatan terbatas, merasa

malu, atau alasan budaya. Untuk orang lain, kehamilan

dipandang sebagai suatu peristiwa alami, sehingga tidak perlu

mencari validasi medis dini. 

Setelah kehamilan dipastikan respon emosi wanita

dapat bervariasi, dari perasaan sangat gembira sampai syok,

tidak yakin, dan putus asa. Reaksi yang diperlihatkan banyak

wanita ialah respon” suatu hari nanti, tetapi tidak sekarang.”

Wanita lain dengan sederhana menerima kehamilan sebagai

kehendak alam. Banyak wanita mula- mula terkejut ketika

mendapatkan diri mereka hamil. Namun, seiring

meningkatnya penerimaan terhadap kehadiran seorang anak,

akhirnya mereka menerima kehamilan. Tidak menerima

kehamilan tidak dapat disamakan dengan menolak anak.

Seorang wanita mungkin tidak menyukai kenyataan dirinya

hamil, tetapi agar anak itu dilahirkan.

b) Respon Emosional

Wanita yang bahagia dan senang dengan

kehamilannya sering memandang hal tersebut sebagai

pemenuhan biologis dan merupakan bagian dari rencana

hidupnya. Mereka memiliki harga diri yang tinggi dan

cenderung percaya diri akan hasil akhir untuk dirinya sendiri,

untuk bayinya, dan untuk anggota keluarga yang lain.

Meskipun secara umum keadaan mereka baik, namun

kelabilan emosional yang terlihat pada perubahan mood yang

cepat untuk dijumpai pada wanita hamil.

Perubahan mood yang cepat dan peningkatan

sensitifitas terhadap orang lain ini membingungkan calon ibu

dan orang- orang di sekelilingnya. Peningkatan iritabilitas,

uraian air mata dan kemarahan serta perasaan suka cita,

serta kegembiraan yang luar biasa muncul silih berganti

hanya karena suatu provokasi kecil atau tanpa provokasi

sama sekali.

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___7

Page 8: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

Perubahan hormonal yang merupakan bagian dari

respon ibu terhadap kehamilan, dapat menjadi penyebab

perubahan mood, hampir sama seperti saat akan menstruasi

atau selama menopause. Alasan lain, seperti masalah

seksual atau rasa takut terhadap nyeri selama melahirkan,

juga dijadikan penjelasan timbulnya perilaku yang tidak

menentu ini. 

Seiring kemajuan kehamilan, wanita lebih menjadi

terbuka tentang terhadap diri sendiri dan orang lain. Ia

bersedia membicarakan hal- hal yang tidak pernah dibahas

atau yang dibahas hanya dalam keluarga dan tampak yakin

bahwa pikiran- pikirannya dan gejala - gejala yang dialaminya

akan menarik untuk si pendengar yang dianggapnya protektif.

Keterbukaan ini, disertai kesiapan untuk belajar,

meningkatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan

wanita hamil dan meningkatkan kemungkinan

diselenggarakannya perawatan yang efektif dan terapeutik

untuk mendukung kehamilan.

Apabila anak tersebut diingingkan, rasa tidak nyaman

yang timbul akibat kehamilan cenderung dianggap sebagai

suatu iritasi dan upaya dilakukan untuk meredakan rasa

nyaman tersebut biasanya membawa keberhasilan. Rasa

senang yang timbul karena memikirkan anak yang akan lahir

dan perasaan dekat dengan anak membantu menyesuaikan

diri terhadap rasa tidak nyaman ini.

Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya

mengeluhkan ketidak nyamanan fisik dapat mencari bantuan

untuk mengatasi konflik peran ibu dan tanggung jawabnya.

Pengkajian lebih lanjut tentang toleransi dan kemampuan

koping perlu dilakukan (Lederman, 1984)

2) Mengenal Peran Ibu

Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal

setiap kehidupan seorang wanita, yakni melalui memori - memori

ketika ia, sebagai seorang anak, diasuh oleh ibunya. Persepsi

kelompok sosialnya mengenai peran feminim juga membuatnya

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___8

Page 9: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

condong memilih peran sebagai ibu atau wanita karir, menikah

atau tidak menikah, dan mandiri dari pada interdependen. Peran -

peran batu loncatan, seperti bermain dengan boneka, menjaga

bayi, dan merawat adik - adik, dapat meningkatkan pemahaman

tentang arti menjadi seorang ibu.

Banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi,

menyukai anak-anak, dan menanti untuk menjadi seorang ibu.

Mereka sangat dimotivasi untuk menjadi orang tua. Hal ini

mempengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan

akhirnya terhadap adaptasi prenatal dan adaptasi menjadi orang

tua (Grossman, Eichler, Winckooff,1980 ;Lederman, 1984).

Wanita yang lain tidak mempertimbangkan dengan terinci arti

menjadi seorang ibu bagi diri mereka sendiri. Konflik selama

masa hamil, seperti tidak menginginkan kehamilan dan

keputusan - keputusan yang berkaitan denga karir dan anak

harus diselesaikan.

3) Hubungan Ibu-Anak

Ikatan emosional dengan anak mulai timbul pada periode

prenatal, yakni ketika wanita mulai membayangkan dan

melamunkan dirinya menjadi ibu (Rubin, 1975; Gaffney, 1988a).

Mereka mulai berpikir seakan-akan dirinya adalah seorang ibu

dan membayangkan kualitas ibu seperti apa yang mereka miliki.

Orang tua yang sedang menantikan bayi berkeinginan untuk

menjadi orang tua yang hangat, penuh cinta, dan dekat dengan

anaknya. Mereka mencoba untuk mengantisipasi perubahan -

perubahan yang mungkin terjadi pada kehidupannya akibat

kehadiran sang anak dan membayangkan apakah mereka bisa

tahan terhadap kebisingan, kekacauan, kurangnya kebebasan,

dan bentuk perawatan yang harus mereka berikan. Mereka

mempertanyakan kemampuan mereka untuk membagi kasih

mereka kepada anak yang belum dilahirkan ini. Rubin (1967)

menemukan bahwa wanita “ menerapkan “dan menguji perannya

sebagai ibu dengan mengambil contoh ibunya sendiri atau wanita

lain pengganti ibu yang memberi pelayanan, dukungan, atau

berperan sebagai sumber informasi dan pengalaman. 

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___9

Page 10: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

Hubungan ibu - anak terus berlangsung sepanjang masa hamil

sebagai suatu proses perkembangan(Rubin, 1975)

Banyak wanita khususnya Nulipara, secara aktif

mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan. Mereka

membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua, dan

berkomunikasi dengan wanita lain (ibu, saudara perempuan,

teman, orang yang tidak dikenal).Mereka akan mencari orang

terbaik untuk memberi nasihat, arahan, dan perawatan

(Patterson, Freese, Goldenberg, 1990). Rasa cemas dapat timbul

akibat kekhawatiran akan proses kelahiran yang aman untuk

dirinya dan anaknya (Rubin, 1975). 

4) Hubungan Dengan Pasangan

Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil

biasanya ialah ayah sang anak (Richardson,1983). Semakin

banyak bukti menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan

dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan

lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi

persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama

masa nifas (Grossman,Eichler,Winckoff,1980; May,1982). Ada 2

kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama ia hamil

(Richardson,1983). Kebutuhan pertama ialah menerima tanda –

tanda bahwa ia dicintai dan dihargai. Kebutuhan kedua ialah

merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang

anak dan mengasimilasi bayi tersebut ke dalam kelurga. Rubin

(1975) menyatakan bahwa wanita hamil harus “memastikan

tersedianya akomodasi sosial dan fisik dalam keluarga dan

rumah tangga untuk anggota baru tersebut.

Hubungan pernikahan tidak tetap, tetapi berubah dari

waktu ke waktu. Bertambahnya seorang anak akan mengubah

sifat ikatan pasangan untuk selama–lamanya. Lederman (1984)

melaporkan bahwa hubungan istri dan suami bertambah dekat

selama masa hamil. Dalam studinya, ia mengatakan bahwa

kehamilan berdampak mematangkan hubungan suami – istri

akibat peran dan aspek – aspek baru yang ditemukan dalam diri

masing – masing pasangan.

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___10

Page 11: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

5) Kesiapan Untuk Melahirkan

Menjelang akhir trimester III, wanita akan mengalami

kesulitan napas dan gerakan janin menjadi cukup kuat sehingga

mengganggu tidur ibu. Nyeri pinggang, sering berkemih,

keinginan untuk berkemih, konstipasi, dan timbulnya varies dapat

sangat mengganggu. Ukuran tubuh yang besar dan rasa

canggung mengganggu kemampuannya melakukan pekerjaan

rumah tangga rutin, dan mengambil posisi yang nyaman untuk

tidur dan istirahat.

Pada saat ini kebanyakan wanita akan tidak sabar untuk

menjalani persalinan, apakah disertai rasa suka cita, rasa takut,

atau campuran keduanya. Keinginan yang kuat untuk melihat

hasil akhir kehamilannya dan untuk segera menyelesaikannya

membuat wanita siap masuk ke tahap persalinan.

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___11

Page 12: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

B. KONSEP KEHAMILAN DENGAN RESIKO TINGGI

1. Pengertian

Kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor

resiko yang dapat mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau

mengancam jiwa ibu dan janin

Ibu hamil dengan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mengalami

risiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun

persalinan, bila dibandingkan dengan Ibu Hamil yang normal.

a. Kriteria Ibu Hamil dengan Faktor Resiko, yaitu :

1) Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

2) Paritas primipara (kehamilan pertama) atau kehamilan telah lebih

dari empat.

3) Jarak persalinan terakhir kurang dari 2 tahun

4) Tinggi badan kurang dari 142 cm

5) Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm pada trimester III

b. Ibu Hamil Yang Tergolong Resiko Tinggi yaitu :

1) Ibu hamil yang sering pusing berat, penglihatan kabur, kaki

bengkak dan kenaikan tekanan darah

2) Ibu hamil dengan kelainan letak (sungsang atau lintang

3) Ibu hamil yang diperkirakan bayinya kembar

4) Riwayat kehamilan jelek

5) Ibu dengan riwayat penyakit jantung, ginjal, TBC, liver, hipertensi

dan penyakit berat lainnya.

2. Masalah Yang sering Terjadi

Ada beberapa masalah yang sering ditemukan pada wanita hamil

dengan usia di atas 35 tahun, seperti diabetes gestational (diabetes

yang muncul pada saat kehamilan), tekanan darah tinggi dan juga

masalah-masalah pada janin. Wanita hamil dengan usia yang lebih tua

juga akan lebih sering mengalami masalah pada kandung kemih

dibandingkan wanita hamil dengan usia yang lebih muda. Resiko-resiko

lainnya adalah resiko keguguran lebih besar, lebih banyak yang

melahirkan melalui operasi Caesar karena kondisi yang tidak

memungkinkan untuk melahirkan secara normal, dan juga memiliki

resiko lebih tinggi melahirkan bayi cacat.

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___12

Page 13: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

Saat berusia akhir 30-an, wanita cenderung mengalami kondisi-

kondisi medis berkaitan dengan sistem reproduksi, seperti fibroid uterine

dan tumor otot. Fibroid uterine adalah pertumbuhan sel otot atau

jaringan lain di dinding uterus, membentuk tumor. Fibroid uterine dan

tumor otot bisa menimbulkan rasa nyeri atau perdarahan vagina saat

kehamilan berkembang. Jika wanita tersebut hamil di atas usia 40

tahun, tingkat keparahannya bahkan lebih berat lagi. Problem-problem

tadi bisa bertambah dengan adanya hemoroid (wasir), inkontinensi

(kesulitan menahan keluarnya urin), varises, problem-problem pembuluh

darah, nyeri otot, nyeri punggung, dan juga proses melahirkan yang

lebih sulit dan lebih panjang.

Selain resiko melahirkan bayi dengan Sindroma Down, resiko

keguguran dan melahirkan dengan operasi Caesar, wanita hamil berusia

di atas 35 tahunan juga memiliki resiko bayi meninggal saat dalam rahim

atau saat proses melahirkan. Walaupun resiko ini ada di setiap usia

kehamilan, namun pada wanita dengan usia 35 tahun ke atas, resiko ini

lebih besar, yaitu 7 dari 1000 kehamilan.

Hal lain yang perlu diwaspadai pada kehamilan diusia 35 tahun

keatas aalah terjadinya pre-eklamsia. Gejala awalnya adalah tekanan

darah yang meningkat secara drastis hingga lebih dari 140/90 mmHg,

rin mengandung protein, terjadi pembengkakan pada pergelangn kaki,

tangan dan wajah. Bila terdiagnosis pre-eklamsia harus diperiksa juga

fungsi organ-organ tubuh yang lain seperti ginjal, jantung, paru, mata,

otak dan sistem syaraf.

Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua

mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan

merugikan kesehatan ibu. (Baliwati, 2004 : 3). Karena pada ibu yang

terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan

antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan

dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan

(Soetjiningsih, 1995 : 96).

Apabila umur ibu diatas 35 tahun diperkirakan terdapat

perubahan hormonal yang dapat menyebabkan “non dijunction” pada

kromosom. Perubahan endokrin seperti meningkatnya sekresi

androgen, menurunnya kadar hidroepiandrosteron, menurunnya

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___13

Page 14: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

konsentrasi estradiolsistemik, perubahan konsentrasi reseptor hormon

danpeningkatan kadar LH dan FSH secara tiba-tiba sebelum dan

selama menopause. Selain itu kelainan kehamilan juga berpengaruh.

Adapun bahaya yang dapat ditimbulkan akibat Ibu hamil dengan

risiko tinggi adalah sebagai berikut :

a) Bayi lahir belum cukup bulan.

b) Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR).

c) Keguguran (abortus).

d) Persalinan tidak lancar / macet. 

e) Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan. 

f) Janin mati dalam kandungan. 

g) Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.

h) Keracunan kehamilan / kejang-kejang.

3. Pencegahan

Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan

sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya, yaitu

dengan cara :

a) Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke

Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama

masa kehamilan.

b) Dengan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali. 

c) Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering

dan lebih intensif. 

d) Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___14

Page 15: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Proses pengkajian dilakukan selama periode prenatal yang

meliputi wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.

Data yang perlu dikumpulkan pada saat pengkajian adalah interpretasi

subyektif pasien tentang status kesehatan dan kehamilannya dan

observasi afek pasien, postur, bahasa tubuh, warna kulit, tanda fisik dan

keadaan emosional (Klien, 2000).

Saat wawancara tanyakan riwayat kesehatan komprehensif yang

menekankan pada :

a. Kehamilan saat ini: alasan mencari perawatan, keluhan utama atau

keluhan yang dirasakan selama hamil, hamil keberapa, usia

kehamilan sekarang, tanggal perkiraan melahirkan, kebutuhan

selama kehamilan, persiapan persalinan dan persiapan awal menjadi

ibu, harapan yang diinginkan tentang cara kelahiran, jenis kelamin

bayi, status nutrisi, pola berkemih.

b. Kehamilan sebelumnya: jumlah anak saat ini, riwayat kehamilan dan

pengalaman persalinan sebelumnya, riwayat kehilangan (abortus)

janin, dan riwayat medis yang meliputi: riwayat pembedahan,

penggunaan obat, penyakit yang menyertai, riwayat menstruasi.

c. Riwayat psikososial dan budaya: pekerjaan wanita dan pasangan,

pendidikan, status pekawinan, latar belakang budaya dan etnik,

status sosial ekonomi, persepsi tentang kehamilan saat ini (apakah

kehamilan ini diinginkan, direncanakan, apakah wanita dan pasangan

senang, apakah wanita menerima kehamilan), masalah yang timbul

akibat kehamilan (finansial, karier/pekerjaan, tempat tinggal),

perubahan pola seksual.

d. Keadaan keluarga: kaji sistem dukungan keluarga, hubungan ibu

hamil dengan suami, keluarga ayah, ibu, dan saudara, hubungan

dengan keluarga suami, riwayat cacat dan kelainan genetik Riwayat

keluarga memberi informasi tentang keluarga pasien, orang tua,

saudara kandung, anak, Hal ini membantu mengidentifikasi

gangguan genetik, familial dan kondisi yang dapat mempengaruhi

status kesehatan wanita atau janin.

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___15

Page 16: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

e. Pengkajian fisik: pemeriksaan fisik difokuskan pada pemeriksaan

ginekologi, payudara, abdomen, pemeriksaan panggul, inspeksi luar,

pemeriksaan dalam, palpasi luar, dan pemeriksaan yang menyangkut

keluhan utama dan riwayat kesehatan atau penyakit yang pernah

diderita pasien.

f. Tes kesehatan atau laboratorium yang pernah dilakukan selama

hamil: pemeriksaan darah (kadar Hb, Ht, sel darah putih, glukosa,),

tekanan darah, tinggi badan, berat badan, urin (protein, sel darah

putih, pH), USG, VDRL, hepatitis, EKG, titer rubela, toxo, pap smear.

g. Pengkajian semua faktor resiko yang mungkin ada: Hipertensi,

jantung, diabetes, cacat bawaan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga perlu

dilakukan pengkajian yang berkaitan dengan tugas perawatan

kesehatan keluarga, yaitu:

a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan

Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui kemampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan adalah

1) Pengetahuan pasien dan keluarga tentang fakta dari masalah

yang meliputi pengertian, tanda kehamilan, gejala kehamilan

normal dan penyimpangan dari normal,

2) Persepsi keluarga terhadap kehamilan

b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan

mengenai tindakan kesehatan yang tepat

Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui kemampuan

keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan

yang tepat adalah :

1) Apakah kehamilan yang dialami dianggap suatu masalah

2) Apakah keluarga takut dengan akibat perubahan yang terjadi

akibat kehamilan

3) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap anggota

keluarga yang sedang hamil dan kehamilannya

4) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan

5) Apakah keluarga percaya terhadap petugas kesehatan

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___16

Page 17: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit

Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

adalah :

1) Sejauh mana keluarga mengetahui kehamilannya: kebutuhan,

perubahan dan perawatan

2) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan dan

perkembangan perawatan yang diperlukan

3) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber sumber yang ada

dalam keluarga (penanggung jawab, sumber keuangan,

fasilitas fusik, psikososial, dukungan keluarga)

4) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang

sedang hamil

d. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara

lingkungan rumah yang sehat

Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauhmana

kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat

adalah :

1) Sejauhmana keluarga mengetahui sumber sumber yang

dimiliki

2) Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat

pemeliharaan lingkungan

3) Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya higiene sanitasi

4) Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan

5) Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga

e. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga

menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat.

Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauhmana

kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan

di masyarakat adalah :

1) Sejauh mana keluarga tahu keberadaan fasilitas kesehatan

yang dapat digunakan untuk perawatan wanita hamil

2) Sejauhmana keluarga mengetahui keuntungan yang dapat

diperoleh dari fasilitas kesehatan

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___17

Page 18: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

3) Sejauhmana keluarga mempercayai petugas dan fasilitas

kesehatan

4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik

dengan petugas kesehatan

5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa ditegakkan berdasarkan data yang didapat selama

pengkajian. Diagnosa yang mungkin muncul adalah :

a. Ansietas yang berhubungan dengan Kekhawatiran terhadap diri

sendiri dan janin, Krisis situasional/maturasional, Perubahan fisik

selama hamil, Rasa tidak nyaman selama krhamilan, Ancaman

terhadap konsep diri, Stres, Perubahan status peran, status

kesehatan, pola peran, keadaan ekonomi

b. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan respon

keluarga terhadap diagnosa kehamilan

c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pemahaman

terhadap penatalaksanaan kesehatan dan kehamilan

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan Morning sicknes atau Emesis gravidarum.

e. Perubahan pola seksual yang berhubungan dengan Rasa kurang

nyaman pada kehamilan, Rasa takut bahwa senggama akan

mencederai janin.

f. Konflik peran orang tua berhubungan dengan Ketidaktahuan peran

yang harus dijalankan, Perubahan status peran, perkawinan

g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Persepsi negatif

terhadap kehamilan, Psikososial, Perubahan fisik selama kehamilan.Untuk diagnosa keperawatan keluarga etiologi berdasarkan hasil

pengkajian dari 5 tugas perawatan kesehatan keluarga.

3. Rencana Intervensi

Tujuan utama intervensi yang akan dilakukan pada asuhan keperawatan

yang diberikan pada masa kehamilan adalah :

a. Wanita akan menunjukan pengetahuan yang benar tentang adaptasi

yang dialami tubuh seorang ibu hamil terhadap perkembangan janin

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___18

Page 19: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

sebagai dasar untuk memahami rasional dan pentingnya perawatan,

koping yang digunakan dan menjalankan perannya.

b. Wanita akan menggunakan pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi,

kebutuhan seksual, aktivitas sehari hari, rasa tidak nyaman akibat

kehamilan, dan perawatan diri.

c. Wanita akan mengenali gejala gejala yang menunjukan

deviasi/penyimpangan dari kehamilan normal dan melaporkan hal hal

tersebutuntuk dapat segera diatasi.

d. Wanita dan keluarganya akan berpartisipasi secara aktifdalam

perawatannya selama kehamilan.

Dari beberapa masalah keperawatan yang muncul, perawat

dapat melakukan intervensi yang berkaitan dengan kebutuhan selama

kehamilan diantaranya adalah:

a. Ciptakan hubungan perawat-pasien-keluarga yang saling percaya.

Hal ini penting untuk menentukan intensitas, kualitas hubungan dan

keberhasilan intervensi yang direncanakan bersama

b. Kaji keluhan selama hamil: mual, muntah, pusing, perubahan pola

seksual, sering kencing dan pengalaman kehamilan dan persalinan

sebelumnya.

c. Berikan informasi adequat tentang kehamilan: perubahan fisik,

perubahan emosi, psikologis dan perubahan peran serta tanda tanda

dari masalah kehamilan yang tidak normal.

d. Beri kesempatan pasien, pasangan, anggota keluarga, atau anak

untuk mengutarakan perasaan terhadap kehamilan yang dijalani,

harapan dan masalah yang mungkin ada terkait kehamilan anggota

keluarganya.

e. Libatkan pasien, pasangan, anggota keluarga, atau anak dalam

kelompok yang sama untuk berbagi pengalaman, pendapat dan

perasaan

f. Diskusikan bersama pasien, pasangan atau anggota keluarga yang

lain tentang kebutuhan selama hamil, harapan terhadap kehamilan

sekarang, dan rencana persalinan.

g. Ajarkan teknik persiapan yang diperlukan untuk proses persalinan

dan persiapan menjadi ibu: latihan nafas, senam hamil, teknik

mengejan yang benar, cara perawatan payudara, cara menyusui.

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___19

Page 20: LP Askep Keluarga Dengan Ibu Hamil

h. Berikan alternatif /pilihan penyelesain terhadap masalah yang

dirasakan

i. Berikan dukungan secara adequat dan anjurkan pada keluarga untuk

melakukan hal yang sama terhadap perubahan yang tejadi selama

kehamilan

j. Jelaskan cara senggama yang aman untuk wanita hamil, perawatan

diri yang diperlukan terkait perubahan selama kehamilan (payudara,

personal higiene,kulit)

k. Anjurkan keluarga ikut berperan pada perawatan ibu

l. Beri informasi pada pasien dan anggota keluarga untuk mengakses

sumber informasi terkait kehamilan: buku, internet, konsultasi dengan

dokter kandungan.

m. Motivasi pasien untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara

teratur termasuk pemeriksaan darah, dan ginekologi.

n. Diskusikan dengan ibu dan atau anggota keluarga yang lain tentang

jadwal kunjungan dan pemeriksaan kehamilan.

Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Keluarga Pada Ibu Hamil Dengan Resiko Tinggi___20