lo.tutorial 2 busung lapar

17
LO 1. Mineral 2. Vitamin 3. Apathy 4. Kenapa pada penderita busung lapar perutnya membuncit 5. Kenapa terjadi penipisan rambut dan perubahab warna rambut 6. Kenapa terjadi pemberhentian otot 7. Mengapa busung lapar banyak menyerang balita 8. Bagaimana penaganan awal busung lapar 9. Bagaimana penanganan lanjut dari busung lapar 10. Bagaiman perbandingan berat,tinggi,dan umur 11. Kelebihan dan kelemahan 3 metode 12. Kandungan nutrisi bagi manusia 13. Komplikasi busung lapar dengan penyakit lain Penderita busung lapar biasanya menderita penyakit penyerta. Misalnya dari 12 anak balita di Kabupaten Cirebon, tiga di antaranya menderita tuberkulosis, satu hydrocephalus (kepala besar), dan satu meningitis (radang selaput otak). http://zaifbio.wordpress.com/2009/02/03/ penyakit-gizi-salah/ 14. Perbedaan gejal malnutrision,under nutrisison, dan protei-calori malnutrision 15. Apa hubungan NTT dengan busung lapar 16. Cara kerja protein

Upload: edhy-suryadi

Post on 13-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

LO

TRANSCRIPT

LO1. Mineral

2. Vitamin

3. Apathy

4. Kenapa pada penderita busung lapar perutnya membuncit

5. Kenapa terjadi penipisan rambut dan perubahab warna rambut

6. Kenapa terjadi pemberhentian otot

7. Mengapa busung lapar banyak menyerang balita

8. Bagaimana penaganan awal busung lapar

9. Bagaimana penanganan lanjut dari busung lapar

10. Bagaiman perbandingan berat,tinggi,dan umur

11. Kelebihan dan kelemahan 3 metode

12. Kandungan nutrisi bagi manusia

13. Komplikasi busung lapar dengan penyakit lainPenderita busung lapar biasanya menderita penyakit penyerta. Misalnya dari 12 anak balita di Kabupaten Cirebon, tiga di antaranya menderita tuberkulosis, satu hydrocephalus (kepala besar), dan satu meningitis (radang selaput otak).

http://zaifbio.wordpress.com/2009/02/03/penyakit-gizi-salah/

14. Perbedaan gejal malnutrision,under nutrisison, dan protei-calori malnutrision

15. Apa hubungan NTT dengan busung lapar

16. Cara kerja protein

17. Fungsi carbohidrat,protein,mineral,lipit,vitamin18. Rumus berat badan ideal

Penyelesaian

1. Mineral adalah bahan padat non organic yang homogen ,biasanya merupakan pembentuk kerak bumi(DORLAND)2. Vitamin adalah senyawa organic yang berasal dari makanan dan sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan meskipun dalam jumlah sedikit(biologi 3 SMP, PR biologi, intan pariwara)Vitamin adalah istila umum untuk sejumlah sat organic yang saling tidak berhubungan terdapat dalam makanan dalam jumlah kecil dan yang diperlukan dalam jumlah sangat kecil untuk fungsi metabolic normal tubuh( DORLAND)

3. Apathy adalah tiada perasaan atau emosi,ketidak acuan(DORLAND)4. E5. Protein sendiri mempunyai banyak sekali fungsi di tubuh kita. Pada dasarnya protein menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses kekebalan tubuh. Setiap orang dewasa harus sedikitnya mengkonsumsi 1 g protein pro kg berat tubuhnya. Kebutuhan akan protein bertambah pada perempuan yang mengandung dan atlet-atlet. Kekurangan Protein bisa berakibat fatal:

Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin)

Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein. Biasanya pada anak-anak kecil yang menderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odem.Simptom yang lain dapat dikenali adalah:

a. hipotonusb. gangguan pertumbuhan

c. hati lemak Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berkibat kematian. ( httpid.wikipedia.orgwikiProtein.htm)6. E

7. E8. Membentuk tim operasi sadar gizi (OSG) yang bertanggung jawab dalam keseluruhan proses pencegahan dan penanggulangan gizi buruk berdasarkan instruksi Gubernur Nomor 1 tahun 2005 Perawatan gizi buruk melalui Puskesmas perawatan dan Rumah Sakit di kelas 3 gratis. Melakukan operasi sadar gizi yang mencakup deteksi dini penemuan kasus melalui operasi timbang dengan mengukur balita di seluruh propinsi, membuat mapping gizi buruk. Puskesmas melakukan tindak lanjut kasus gizi buruk yang tidak memerlukan perawatan dan mendapatkan makanan tambahan.Memberikan bantuan pangan darurat bagi keluarga miskin Memberikan penyuluhan gizi dan kesehatan melalui Posyandu.Tokoh Agama (Tuan Guru), Perkumpulan Keagamaan dan kelompok potensial

9. Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.

Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS

NoIndeks yang dipakaiBatas PengelompokanSebutan Status Gizi

1BB/U < -3 SDGizi buruk

- 3 s/d +2 SDGizi lebih

2TB/U < -3 SDSangat Pendek

- 3 s/d +2 SDTinggi

3BB/TB < -3 SDSangat Kurus

- 3 s/d +2 SDGemuk

Sumber : Depkes RI 2004.

Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya relative baik (well-nourished), sebaiknya digunakan presentil, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya relative kurang (under nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).

Tabel 2. Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)

NoIndeks yang digunakanInterpretasi

BB/UTB/UBB/TB

1RendahRendahNormalNormal, dulu kurang gizi

RendahTinggiRendahSekarang kurang ++

RendahNormalRendahSekarang kurang +

2NormalNormalNormalNormal

NormalTinggiRendahSekarang kurang

NormalRendahTinggiSekarang lebih, dulu kurang

3TinggiTinggiNormalTinggi, normal

TinggiRendahTinggiObese

TinggiNormalTinggiSekarang lebih, belum obese

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :

Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Sumber : Depkes RI 2004.

Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :

Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas 2000 oleh para pakar Gizi dikategorikan seperti diperlihatkan pada tabel 1 diatas serta di interpretasikan berdasarkan gabungan tiga indeks antropometri seperti yang terlihat pada tabel 2.

Untuk memperjelas penggunaan rumur Zskor dapat dicontohkan sebagai berikut

Diketahui BB= 60 kgTB=145 cm

Umur : karena umur dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan WHO-NCHS hanya dibatasi < 18 tahun maka disini dicontohkan anak laki-laki usia 15 tahun

Table weight (kg) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS

AgeStandard Deviations

Yrmth-3sd-2sd-1sdMedian+1sd+2sd+3sd

15031.639.948.356.769.281.694.1

Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Table weight (kg) by stature of boys 145 cm in Height from WHO-NCHS

StatureStandard Deviations

cm-3sd-2sd-1sdMedian+1sd+2sd+3sd

145024.828.832.836.943.049.255.4

Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Table stature (cm) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS

StatureStandard Deviations

Yr mth-3sd-2sd-1sdMedian+1sd+2sd+3sd

150144.8152.9160.9169.0177.1185.1193.2

Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Jadi untuk indeks BB/U adalah

= Z Score = ( 60 kg 56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD

= status gizi baik

Untuk IndeksTB/U adalah

= Z Score = ( 145 kg 169 ) / 8.1 = - 3.0 SD

= status gizi pendek

Untuk Indeks BB/TB adalah

= Z Score = ( 60 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD

= status gizi gemuk

10. Busung lapar dibagi atas Marasmus yaitu kekurangan protein yang dikonsumsi dengan berat badan kurang dari 60% tanpa disertai bengkak pada tungkai kaki, dan Kwashiokor yaitu kurang energi yang ditandai dengan berat badan lebih dari 60% namun disertai bengkak pada tungkai, atau gabungan antara Marasmus kwashiokor yaitu kurangan energi dan protein dengan berat badan kurang dari 60% diserta bengkak di tungkai kaki. Gejala klinis pada Marasmus ditandai dengan anak terlihat kurus kering dengan berat badan kurang dari 60% berat ideal, rewel mudah menangis, nafsu makan menghilang, jaringan lemak bawah kulit menghilang sehingga bila dicubit yang terasa hanya kulit yang kisut, wajah menyerupai orang tua denga tulang dan pembuluh darah yang terlihat menonjol. Selain itu perut terlihat membuncit dengan gambaran usus ang terlihat nyata. Sedangkan pada kondisi kwashiokor biasanya sering terjadi pada balita, dan tersering didapati pada usia 1 tahun2 tahun, segera setelah disapih dari menetek oleh orang tuanya. Anak terlihat sembab, cengeng, mudah terangsang dan pada tahap lebih berat akan terlihat tak peduli (apatis) bahkan tak sadarkan diri (koma). Pertumbuhan anaka akan terhambat yang dapat dilihat bila anak ditimbang secara teratur dan dicatat di KMS (Kartu Menuju Sehat). Terdapat bengkak pada seluruh tubuh sehingga sering sekali penurunan berat badan menjadi tersamar yang dapat dibedakan dengan menekan tungkai karena kulit yang ditekan tidak segera kembali. Otot-otot terlihat mengecil, rambut terlihat pirang pucat dan mudah dicabut tanpa rasa sakit. Selain itu didapatkan kurang darah, gangguan pada fungsi hati, kelenjar ludah perut dan usus pada pemeriksaan laboratorium. Marasmik-Kwashiorkor:Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klnik Kwashiorkor dan Marasmus, dengan BB/U