lk tifoid
DESCRIPTION
tifoidTRANSCRIPT
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 1/47
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut
yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh demam
yang berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan
struktur endotelial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi
ke dalam sel fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan
payer’s patch. Beberapa terminologi lain yang erat kaitannya adalah demam
paratifoid dan demam enterik. Demam paratifoid secara patologik maupun
klinis adalah sama dengan demam tifoid namun biasanya lebih ringan,
penyakit ini biasanya disebabkan oleh spesien salmonella enteriditis,
sedangkan demam enterik dipakai baik pada demam tifoid maupun demam
paratifoid.1
stilah typhoid berasal dari kata yunani typhos. !erminologi ini dipakai
pada penderita yang mengalami demam disertai kesadaran yang terganggu.Penyakit ini juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting
karena penyebarannya berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan
penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta
standar higiene industri pengolahan makanan yang masih rendah.1
Badan kesehatan dunia "#$%& memperkirakan jumlah kasus demam
tifoid di seluruh dunia mencapai 1'()) juta dengan *++('++ ribu kematian
tiap tahunnya. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi menular yang dapatterjadi pada anak maupun deasa. -nak merupakan yang paling tentan
terkena demam tifoid, alaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari
deasa. Di hampir semua daerah endemik, insidensi demam tifoid banyak
terjadi pada anak usia *(1 tahun./
1
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 2/47
. De0nisi
Demam tifoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada
saluran pencernaan "usus halus& dengan gejala demam satu minggu atau
lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa
gangguan kesadaran.1
. pidemiologi
Besarnya angka pasti kasus demam tifoid di dunia sangat sulit
ditentukan karena penyakit ini dikenal mempunyai gejala dengan spektrum
klinis yang sangat luas. Data #orld $ealth %rgani2ation "#$%& tahun /++)
memperkirakan terdapat sekitar 13 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia
dengan insidensi '++.+++ kasus kematian tiap tahun.4 Di negara
berkembang, kasus demam tifoid dilaporkan sebagai penyakit endemis
dimana *5 merupakan kasus raat jalan sehingga insidensi yang
sebenarnya adalah 1*(/* kali lebih besar dari laporan raat inap di rumah
sakit. Di ndonesia kasus ini tersebar secara merata di seluruh propinsi
dengan insidensi di daerah pedesaan )*671++.+++ penduduk7tahun dan di
daerah perkotaan 3'+71++.+++ penduduk7 tahun atau sekitar '++.+++ dan 1,* juta kasus per tahun. 8mur penderita yang terkena di ndonesia dilaporkan
antara )(1 tahun pada 15 kasus.)
. tiologi
Demam tifoid adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri salmonella
typhi. Salmonella typhi sama dengan salmonella yang lain adalah bekteri
gram negatif, mempunyai flagela, tidak berkapsul, tidak membentuk spora.
9empunyai antigen somatik "%& yang terdiri dari oligosakarida, flagelar
antigen "$& yang terdiri dari protein, dan envelope antigen ":& yang terdiri dari
polisakarida.1
;. Patogenesis
2
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 3/47
Patogenesis demam tifoid melibatkan 4 proses kompleks yang
mengikuti lngesti organism, yaitu< 1& penempelan dan invasi sel( sel pada
Peyer Patch, /& bakteri bertahan hidup dm bermultiplikasi dalam makrofag
Peyer Patch, nodus limfatikus mesenterica, dan organ(organ intestinal sistem
retikuloendotelial )& bakteri bertahan hidup di dalam aliran darah 4& Produksi
enterotoksin yang meningkatkan kadar c-9P di dalam kripta usus dan
meningkatkan permeabilitas membrane usus sehingga menyebabkan
keluarnya elektrolit dan air ke dalam lumen intestinal
9asuknya kuman Salmonella typhi ke dalam tubuh manusia terjadi
melalui makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman dimusnahkan
dalam lambung karena suasana asam di lambung "p$ = /& banyak yang mati
namun sebagian lolos masuk ke dalam usus dan berkembang biak dalam
peyer patch dalam usus.
Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus tepatnya di
jejunum dan ileum. Bila respon imunitas humoral mukosa usus "lg-& kurang
baik maka kuman akan menembus sel( sel epitel "sel(9 merupakan sel epitel
khusus yang yang melapisi Peyer Patch, merupakan port de entry dari kuman
ini& dan selanjutnya ke lamina propria. Di lamina propria kuman berkembang
biak dan difagosit oleh sel( sel fagosit terutama makrofag. :uman dapat
hidup dan berkembang biak di dalam makrofag dan selanjutnya dibaa ke
peyer patch di ileum distal dan kemudian kelenjar getah bening mesenterika.
Selanjutnya melalui ductus thoracicus, kuman yang terdapat dalam
makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah "mengakibatkan bakteremia
pertama yang sifatnya asimtomatik& dan menyebar ke seluruh organ
>etikuloendotelial tubuh terutama hati dan ?impa. Di organ( organ >S ini
kuman meninggalkan sel( sel fagosit dan kemudian berkembang biak di luar
sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya kembali masuk ke sirkulasi sistemik
3
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 4/47
yang mengakibatkan bakteremia kedua dengan disertai tanda( tanda dan
gejala infeksi sistemik.
Di dalam hepar, kuman masuk ke dalam kandung empedu,
berkembang bersama cairan empedu diekskresikan secara @intermittenA ke
dalam lumen usus. Sebagian kuman dikeluarkan bersama feses dan
sebagian masuk lagi ke dalam sirkulasi setelah menembus usus. Proses
yang sama terulang kembali, berhubung makrofag telah teraktivasi dan
hiperaktif maka pada saat fagositosis kuman beberapa pelepasan mediator
inamasi yang selanjutnya akan menimbulkan gejala reaksi sistemik seperti
demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, diare diselingi konstipasi,
sampai gangguan mental dalam hal ini adalah delirium. Pada anak(anak
gangguan mental ini biasanya terjadi seaktu tidur berupa mengigau yang
terjadi dalam ) hari berturut( turut.1,4
Dal2m Peyer Patch makrofag hiperaktif menimbulkan reaksi hiperplasi
jaringan. Perdarahan saluran cema dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah
sekitar peyer patch yang sedang mengalami nekrosis dan hiperplasi akibat
akumulasi sel( sel mononuclear di dinding usus.
Proses patologis jaringan limfoid ini dapat berkembang hingga ke
lapisan otot, serosa usus, dan dapat mengakibatkan perforasi. ndotoCin
dapat menempel di reseptor sel endotel kapiler dengan akibat timbulnya
komplikasi seperti gangguan neuropsikiatrik, kardiovaskuler, respirasi, dan
gangguan organ lainnya.
Peran endotoksin dalam pathogenesis demam tifoid tidak jelas, hal
tersebut terbukti dengan tidak terdeteksinya endotoksin dalam sirkulasipenderita melalui pemeriksaan limulus. Diduga endotoksin dari salmonella
typhi ini menstimulasi makrofag di dalam hepar, lien, folikel usus halus dan
kelenjar limfe mesenterika untuk memproduksi sitokin dan 2at( 2at lain.
Produk dari makrofag inilah yang dapat menimbulkan kelainan anatomis
4
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 5/47
seperti nekrosis sel, deman, kelainan pada darah dan juga menstimulasi
sistem imunologis.1,4
;. 9anifestasi klinik
9anifestasi klinis pada anak umumnya bersifat lebih ringan, lebih
bervariasi bila dibandingkan dengan penderita deasa. Bila hanya
berpegang pada gejala atau tanda klinis, akan lebih sulit untuk menegakkan
diagnosis demam tifoid pada anak, terutama pada penderita yang lebih
muda, seperti pada tifoid pada bayi.
9asa inkubasi rata(rata bervariasi antara 3 ( /+ hari. Dikatakan baha
masa inkubasi mempunyai korelasi dengan jumlah kuman yang ditelan,
keadaan umum7status gi2i serta status imunologis penderita.1,4,*
#alupun gejala demam tifoid pada anak lebih bervariasi, secara garis
besar gejala(gejala yang timbul dapat dikelompokkan <
( Demam satu minggu atau lebih.
( angguan saluran pencernaam
( angguan kesadaran
Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit
infeksi akut pada umumnya, seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual,
muntah, diare, konstipasi. Pada pemeriksaan 0sik, hanya didapatkan suhu
badan yang meningkat. Setelah minggu kedua, gejala tanda klinis menjadi
makin jelas, berupa lidah tifoid, pembesaran hati dan limpa, perut kembung
mungkin disertai ganguan kesadaran dari yang ringan sampai berat.
Demam yang terjadi pada penderita anak tidak selalu tipikal seperti
pada orang deasa, kadang(kadang dapat pula mendadak tinggi dan
remiten. ?idah tifoid biasanya terjadi beberapa hari setelah panas meningkat
dengan tanda(tanda antara lain, lidah tampak kering, dilapisi selaput tebal, di
5
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 6/47
bagian belakang tampak lcbih pucat, di bagian ujung dan tepi lebih
kemerahan. Bila penyakit makin progresif, akan terjadi deskuamasi epitel
sehingga papila lebih prominen.
>oseola lebih sering terjadi pada akhir minggu pertama dan aal
minggu kedua. 9erupakan suatu nodul kecil sedikit menonjol dengan
diameter / ( 4 mm, berarna merah pucat serta hilang pada penekanan.
>oseola ini merupakan emboli kuman yang didalamnya mengandung kuman
salmonella, dan terutama didapatkan di daerah perut, dada, kadang(kadang
di bokong, ataupun bagian eksor lengan alas.
?impa umumnya membesar dan sering ditemukan pada akhir minggu
pertama dan harus dibedakan dengan pembesaran karena malaria.
Pembesaran limpa pada demam tifoid tidak progresif dengan konsistensi
lebih lunak.
>ose spot, suatu ruam makulopapular yang berama merah dengan
ukuran 1(* mm, sering kali dijumpai pada daerah abdomen, toraks,
ekstremitas dan punggung. >uam ini muncul pada hari ke 3 ( 1+ dan
bertahan sclama / () hari.
1,4,*
;. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis
demarn tifoid dibagi dalam empat kelompok, yaitu <
1. Pemeriksaan darah tepi
Pada demam tifoid sering disertai anemia dari yang ringan sampai
sedang dengan peningkatan laju endap darah, gangguan eritrosit normokrom
normositer, yang diduga karena efek toksik supresi sumsum tulang atau
perdarahan usus. !idak selalu ditemukan leukopenia, diduga leukopenia
disebabkan oleh destruksi leukosit oleh toksin dalam peredaran darah. Sering
6
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 7/47
hitung leukosit dalam batas normal dan dapat pula leukositosis, terutama bila
disertai komplikasi lain. !rombosit jumlahnya menurun, gambaran hitung jenis
didapatkan limfositosis relatif aneosino0lia, dapat shit to the left ataupun shift
to the right bergantung pada perjalanan penyakitnya. S%! dan SP!
seringkali meningkat, tetapi akan kembali menjadi normal setelah sembuh.
:enaikan S%! dan SP! tidak memerlukan penanganan khusus.1,4,'
/. 8ji serologis
8ji serologis digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
demam tifod dengan mendateksi antibodi spesi0k terhadap komponen
antigen S. !yphi maupun mendeteksi antigen itu sendiri. ;olume darah yang
diperlukan untuk uji serologis ini adalah 1() m? yang diinokulasikan ke dalam
tabung tanpa antikoagulan.
9etode pemeriksaan serologis imunologis ini dikatakan mempunyai
nilai penting dalam proses diagnostik demam tifoid. -kan tetapi masih
didapatkan adanya variasi yang luas dalam sensitivitas dan spesifisitas pada
deteksi antigen spesifik S. !yphi oleh karena tergantung pada jenis spesimen,
teknik yang dipakai untuk melacak antigen tersebut, jenis antibodi yangdigunakan dan aktu pengambilan spesimen.'
Bebcrapa uji serologis yang dapat digunakan pada demam tifoid meliputi<
a& 8ji idal
8ji serologi standar yang rutin digunakan untuk mendeteksi antibodi
terhadap kuman S.typhi yaitu uji #idal. 8ji telah digunakan sejak tahun 16'.
Pada uji #idal terjadi reaksi aglutinasi antara antigen kuman S.typhi dengan
antbodi yang disebut aglutinin. Prinsip uji #idal adalah serum penderita
dengan pengenceran yang berbeda ditambah dengan antigen dalam jumlah
yang sama. jka pada serum terdapat antibodi maka akan terjadi aglutinasi.
7
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 8/47
9aksud uji idal adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam
serum penderita tersangka demam tifoid yaitu<
1. -glutinin % "dari tubuh kuman&
/. -glutinin $ "agel kuman&
). -glutinin ;i "simpai kuman&.
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin % dan $ yang digunakan untuk
diagnosis demam tifoid. Semakin tinggi titemya semakin besar kemungkinan
tetinfeksi kuman ini.
Pada demam tfoid mula(mula akan terjadi peningkatan titer antibodi %.
-ntibodi $ timbul lebih lambat, namun akan tetap menetap lama sampai
beberapa tahun, sedangkan antibodi % lebih cepat hilang. Pada seseorang
yang telah scmbuh. aglutinin % masih tetap dijumpai setelah 4(' bulan,
sedangkan aglutinin $ menetap lebih lama antara bulan ( / tahun.
Banyak senter mengatur pendapat apabila titer % aglutinin sekali
periksa 17/++ atau pada titer sepasang terjadi kenaikan 4 kali maka
diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan. -glutinin $ banyak dikaitkan
dengan pasca imunisasi atau infeksi masa lampau, sedang ;i aglutinin
dipakai pada deteksi pembaa kuman S. typhi "karier&.
b&. !es tubeC
!es !8BE merupakan tes aglutinasi kompetitif semi kuantitatif yang
sederhana dan cepat "kurang lebih / menit& dengan menggunakan partikel
yang berarna untuk meningkatkan sensitivitas. Spesi0sitas ditingkatkandengan menggunakan antigen yang benar(benar spesi0k yang hanya
ditemukan pada Salmonella serogrup D. !es ini sangat akurat dalam
diagnosis infeksi akut karena hanya mendeteksi adanya antibodi g9 dan
tidak mendeteksi antibodi g dalam aktu beberapa menit.
8
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 9/47
-da 4 interpretasi hasil <
( Skala /() adalah Fegatif Borderline. !idak menunjukkan infeksi demam
tifoid. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang )(* hari kemudian.
( Skala 4(* adalah Positif. 9enunjukkan infeksi demam tifoid
( Skala G ' adalah positif. ndikasi kuat infeksi demam tifoid.
:elebihan pemeriksaan rnenggunakan tes !8BE <
G 9endeteksi infeksi akut Salmonella
G 9uncul pada hari ke ) demam
G Sensi0tas dan spesi0tas yang tinggi terhadap kuman Salmonella
G Sampel darah yang diperlukan relatif sedikit
G $asil dapat diperoleh lebih cepat
c& 9etnde en2yme(linked immunosorbent assay "?S-&
8ji n2yme(?inked mmunosorbent -ssay "?S-& dipakai untuk
melacak antibodi g, g9 dan g- terhadap antigen ?PS %, antibodi g
terhadap antigen agella d "$d& dan antibodi terhadap antigen ;i S. typhi. 8ji
?S- yang dipakai untuk mendeteksi adanya antigen S. typhi dalam
spesimen klinis adalah double antibody sandich ?S-. sensitivitas uji ini
sebesar *5 pada sampel darah, 3)5 pada sampel feses dan 4+5 pada
sampel sumsum tulang.'
e& Pemeriksaan dipstik
8ji serologis dengan pemeriksaan dipstik dikembangkan di Belanda
dimana dapat mendeteksi antibodi g9 spesi0k terhadap antigen ?PS S.
!yphi dengan menggunakan membran nitroselulosa yang mengandung
antigen S. !yphi sebagai pita pendeteksi dan antibodi g9 anti(human
9
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 10/47
immobili2ed sebagai reagen kontrol. Pemeriksaan ini menggunakan
komponen yang sudah
distabilkan, tidak memerlukan alat yang spesi0k dan dapat digunakan di
tempat
yang tidak mempunyai fasilitas laboratorium yang lengkap.4
8ji ini terbukti mudah dilakukan, hasilnya cepat dan dapat diandalkan
dan mungkin lebih besar manfaatnya pada penderita yang menunjukkan
gambaran klinis tifoid dengan hasil kultur negatif atau di tempat dimana
penggunaan antibiotika tinggi dan tidak tersedia perangkat pemeriksaan
kultur secara luas.'
). Pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan biakan kuman
Diagnosis pasti demam tifoid dapat ditegakkan bila ditemukan bakteri
S.typhi dalam biakan dari darah, urine, feses, sumsum tulang atau cairan
duodenum. Berkaitan dengan patogenesis penyakit, maka bakteri akan lebih
mudah ditemukan dalam darah dan sumsum tulang pada aal penyakit,
sedangkan pada stadium berikutnya di dalam urine dan feses.
$asil biakan yang positif memastikan demam tifoid akan tetapi hasil
negatif tidak menyingkirkan demam tifoid, karena hasilnya tergantung pada
beberapa faktor. Haktor(faktor yang mempengaruhi hasil biakan meliputi "1&
jumlah darah yang dlambil "/& perbandingan volume darah dari media
empeduI dan ")& aktu pengambilan darah.
;olume 1+(1* m? dianjurkan untuk anak besar, sedangkan pada anak
kecil dibutuhkan /(4 m?. Sedangkan volume sumsum tulang yang dibutuhkan
untuk kultur hanya sekitar +.*(1 m?. Bakteri dalam sumsum tulang ini juga
lebih sedikit dipengaruhi oleh antibiotika dari pada bakteri dalam darah. $al
ini dapat menjelaskan teori baha kultur sumsum tulang lebih tinggi hasil
10
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 11/47
positifnya bila dibandingkan dengan darah alaupun dengan volume sampel
yang lebih sedikit dan sudah mendapatkan terapi antibiotika sebelumnya.
9edia pembiakan yang direkomendasikan untuk S.typhi adalah media
empedu "gall& dari sapi dimana dikatakan media all ini dapat meningkatkan
positivitas hasil karena hanya S. typhi dan S. paratyphi yang dapat tumbuh
pada media tersebut.
Biakan darah terhadap Salmonella juga tergantung dari saat pengambilan
pada perjalanan penyakit. Beberapa peneliti melaporkan biakan darah positif
4+(6+5 dari penderita pada minggu pertama sakit dan positif 1+(*+5 pada
akhir minggu ketiga. Sensitivitasnya akan menurun pada sampel penderita
yang telah mendapatkan antibiotika dan meningkat sesuai dengan volume
darah dan rasio darah dengan media kultur yang dipakai. Bakteri dalam feses
ditemukan meningkat dari minggu pertama "1+(1*5& hingga minggu ketiga
"3*5& dan turun secara perlahan. Biakan urine positif setelah minggu
pertama. Biakan sumsum tulang merupakan metode baku emas karena
mempunyai sensitivitas paling tinggi dengan hasil positif didapat pada 6+(
*5 kasus dan sering tetap positif selama perjalanan penyakit dan
menghilang pada fase penyembuhan. 9etode ini terutama bermanfaat untukpenderita yang sudah mendapat terapi atau dengan kultur darah negatif
sebelumnya.
:egagalan dalam isolasi7biakan dapat disebabkan oleh keterbatasan
media yang digunakan, adanya penggunaan antibiolika, jumlah bakteri yang
sangat minimal dalam darah, volume spesimen yang tidak mencukupi, dan
aktu pengambilan spesimen yang tidak tepat.*,'
4. Pemeriksaan kuman secara molekuler
9etode lain untuk identi0kasi bakteri S. typhi yang akurat adalah
mendeteksi DF- "asam nukleat& gen agellin bakteri S. typhi dalam darah
dengan teknik hibridisasi asam nukleat atau ampli0kasi DF- dengan cara
11
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 12/47
polymerase chain reaction "PJ>& melalui identi0kasi antigen ;i yang spesi0k
untuk S. typhi.
:endala yang sering dihadapi pada penggunaan metode PJ> ini
meliputi risiko kontaminasi yang menyebabkan hasil positif palsu yang terjadi
bila prosedur teknis tidak dilakukan secara cermat. adanya bahan(bahan
dalam spesimen yang bisa menghambat proses PJ> "hemoglobin dan
heparin dalam spesimen darah serta bilirubin dan garam empedu dalam
spesimen feses&, biaya yang cukup tinggi dan teknis yang relatif rumit. 8saha
untuk melacak DF- dari spesimen klinis masih belum memberikan hasil yang
memuaskan sehingga saat ini penggunaannya masih terbatas dalam
laboratorium penelitian.'
;. Diagnosis
Demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang
ringan bahkan asimtomatik. #alaupun gejala klinis sangat bervariasi namun
gejala yang timbul setelah inkubasi dapat dibagi dalam "1& demam, "/&
gangguan saluran pencernaan, dan ")& gangguan kesadaran. !imbulnya
gejala klinis biasanya bertahap dengan manifestasi demam dan gejalakonstitusional seperti nyeri kepala, malaise, anoreksia, letargi, nyeri dan
kekakuan abdomen, pembesaran hati dan limpa, serta gangguan status
mental. Sembelit dapat merupakan gangguan gastointestinal aal dan
kemudian pada minggu ke dua timbul diare. Diare hanya terjadi pada
setengah dari anak yang terinfeksi, sedangkan sembelit lebih jarang terjadi.
Dalam aktu seminggu panas dapat meningkat. ?emah, anoreksia, nyeri
abdomen dan diare, menjadi berat. Dapat dijumpai depresi mental dan
delirium. :eadaan suhu tubuh tinggi dengan bradikardia lebih sering terjadi
pada anak dibandingkan deasa.
12
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 13/47
>ose spots "bercak makulopapular& ukuran 1(' mm, dapat timbul pada
kulit dada dan abdomen, ditemukan pada 4+(6+5 penderita dan berlangsung
singkat "/() hari&.
ambamn klinis lidah tifoid pada anak tidak khas karena tanda dan
gejala klinisnya ringan bahkan asimtomatik. -kibatnya sering terjadi kesulitan
dalam menegakkan diagnosis bila hanya berdasarkan gejala klinis. %leh
karena itu untuk mmegakkan diagnosis demam tifoid perlu ditunjang
pemeriksaan laboratorium yang diandalkan. Pemeriksaan laboratorium untuk
membantu menegakkan diagnosis demam tifoid meliputi pemeriksaan darah
tepi, serologis, dan bakteriologis.4,*
;. Diagnosis banding
Pada stadium dini demam tifoid, beberapa penyakit kadang(kadang
secara klinis dapat menjadi diagnosis bandingnya yaitu inuen2a,
gastroenteritis, dan malaria. Pada demam tifoid yang berat, sepsis, leukemia
dan lympoma dapat sebagai dignosis banding.1
E. Penatalaksanaan
1. Fon 9edika 9entosa
a& !irah baring
Seperti kebanyakan penyakit sistemik, istirahat sangat membantu. Pasien
harus diedukasi untuk tinggal di rumah dan tidak bekerja sampai pemulihan.*
b& Futrisi
Pemberian makanan tinggi kalori dan tinggi protein "!:!P& rendah serat
adalah yang paling membantu dalam memenuhi nutrisi penderita namun
tidak
13
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 14/47
memperburuk kondisi usus. Sebaiknya rendah selulosa "rendah serat& untuk
mencegah perdarahan dan perforasi. Diet untuk penderita demam tifoid,
biasanya diklasi0kasikan atas diet cair, bubur lunak, tim, dan nasi biasa.
c& Jairan
Penderita harus mendapat cairan yang cukup, baik sacara oral maupun
parenteral. Jairan parenteral diindikasikan pada penderita sakit berat, ada
komplikasi, penurunan kasadaran serta yang sulit makan. Jairan harus
mengandung elektrolit dan kalori yang optimal. :ebutuhan kalori anak pada
infus setara dengan kebutuhan cairan rumatannya.
/. 9edikamentosa
a& Simptomatik
Panas yang merupakan gejala utama pada tifoid dapat diberi
amipiretik. Blia mungkin peroral sebaiknya diberikan yang paling aman dalam
hal ini adaiah Paracetamol dengan dosis 1+ mg7kg7kali minum, sedapat
mungkin untuk menghindari aspirin dan turunannya karena mempunyai efek
mengiritasi saluran cerna dengan keadaan saluran cema yang masih rentankemungkinan untuk diperberat keadaannya sangatlah mungkin. Bila tidak
mampu intake peroral dapat diberikan via parenteral, obat yang masih
dianjurkan adalah antrain atau Fovalgin.
b& -ntibiotik
1. JiprofloCacin oral dengan dosis 1* mg7kg /C sehari atau
fluoroKuinolon lainnya "gatifloCacin, ofloCacin, perfloCacin& sebagai lini
pertama pengobatan selama 3(1+ hari/. -pabila respon terapinya jelek dalam 46 jam, maka pertimbangkan
drug(resistant typhoid dan obati dengan lini kedua. Berikan ;
ceftriaCone 6+mg7kg per hari atau oral a2itromycin /+ mg7kg per hari
atau cephalosporin generasi ketiga lainnya selama *(3 hari
14
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 15/47
). Lika resistensi antibiotik dari salmonela diketahui, maka ikuti pedoman
antibiotik lokal yang sensitive.
E. :omplikasi
1. :omplikasi pada usus halus
( Perdarahan usus
( Perforasi usus
( Peritonitis
/. :omplikasi di luar usus halus
( Bronkitis dan ronkopneumoni
( :olesistitis
( !hypoid ensefalopati
( 9eningitis
( 9iokarditis.6
15
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 16/47
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Fama < -n. -BLenis kelamin < ?aki M ?aki8sia < 1/ tahun + bulan 1* hari
BB < /4 kg -lamat < Bogorami !imur gg /7/+ SBN -yah < !n. #8sia < )* tahunPekerjaan < :ernetbu < Fy. 98sia < /' tahunPekerjaan < bu rumah tangga!anggal 9>S < /* -gustus /+1*!anggal pemeriksaan < / September /+1*
II. ANAMNESA
1. Keluhan Utama
Panas badan
2. R!a"at Pen"akt Sekarang #Aut$ %an heter$anamne&a'
-nak laki(laki usia 1/ tahun dengan keluhan demam sejak * hari
sebelum datang ke D, pasien datang ke D tanggal /* -gustus /+1*.
Pada aalnya pagi hari saat di sekolah pasien hanya sumer(sumer, lalu
siang hari seusai pulang sekolah demam semakin tinggi, oleh ibunya di
ukur mencapai )oJ dan pasien menggigil dan pada malam hari demam
mulai turun tetapi tidak sampai normal. 1 hari sebelum di baa ke D
16
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 17/47
pasien sempat di baa ke puskesmas dan mendapat obat penurun panas
dan vitamin, demamnya sempat turun tetapi keesokan harinya naik lagi.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan mual, perut sebah dan sakit serta
nafsu makannya menurun.
9untah "(&, batuk "(&, pilek "(&, nyeri telan "(&, nyeri kepala "(&, nyeri otot
dan sendi "(&, gusi berdarah "(&, mimisan "(&,nyeri pada belakang mata "(&,
nyeri saat kencing "(&, sering kencing "(&, panas saat kencing "(&, nyeri
pada telinga "(&, keluar kotoran dari telinga "(&. B-B dan B-: normal.
Setelah diraat di >S selama / hari masih tetap ada demam, naik
turun, seringnya demam naik pada siang sampai sore hari, lalu turun pada
malam hari tetapi tidak sampai normal.Pasien sering membeli jajanan yang ada di depan sekolahnya, dimana
kebersihannya tidak terjamin dan tidak terkemas dengan baik
!idak ada riayat berpergian ke luar pulau atau ke daerah endemis
malaria.
(. R!a"at Pen"akt Dahulu
( Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini( Pada usia ' bulan pasien pernah masuk rumah sakit karena muntah
dan diare selama ) hari.
). R!a"at Pen"akt Keluarga
( :eluarga pasien tidak ada yang mengalami gejala yang sama.*. R!a"at S$&al %an lngkungan
- Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan adik laki(lakinya.
- :eadaan rumah pasien cukup bersih, tetapi ventilasi kurang baik
- Larak antar rumah berhimpitan
- Larang dilakukan kerja bakti di lingkungan tempat tinggalnya
- Pasien jarang melakukan cuci tangan sebelum makan
- Sumber air untuk mandi dan mencuci menggunakan air PD-9 dan
minum serta memasak menggunakan air galon isi ulang.
+. R!a"at Kehamlan
17
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 18/47
- bu pasien rutin kontrol di puskesmas selama hamil.
- !idak pernah menderita sakit selama hamil.
- !idak pernah minum jamu selama hamil.
- 9endapat vitamin dari puskesmas saat hamil
,. R!a"at Kelahran
Pasien lahir di bidan, usia kehamilan bulan, lahir normal, berat lahir
/++ gr, nafas spontan dan langsung menangis.
-. R!a"at Ne$natal
?ahir langsung menangis, arna kulit kemerahan, sianosis "(&, anemis "(&,
ikterik "(&.
1.R!a"at Imun&a&
bu pasien tidak membaa :9S, dan menurut pengakuan ibu pasien
imunisasi mengikuti jadal :9S di puskesmas sampai usia bulan dan
belum mendapat booster.
11. R!a"at Tum/uh Kem/ang
!umbuh kembang pasien normal sesuai usianya, saat ini tidak ada
keterlambatan tumbuh kembang.
12.R!a"at Nutr&
- Fafsu makan pasien sebelum sakit baik.
- 1 hari makan )C M 4C dengan porsi cukup "1 piring besar& dengan menu
bervariasi.
- Larang makan sayur, karena pasien tidak suka sayur "/C()C7 bulan&
- Larang makan buah.
- Saat sakit nafsu makan pasien berkurang karena mual dan perut terasa tidak
nyaman.
10.Statu&
18
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 19/47
8mur 1/ tahun + bulan 1* hari, BB O /4 kg, !B O 1)*cm
9! O1),)
9!78 O
-mbang batas status gi2i anak berdasarkan indeks adalah 32 SD &am4a
%engan 1 SDLadi, status gi2i masih tergolong N$rmal
1(. R!a"at Ke4r/a%an
Pasien adalah seorang yang aktif.
Berteman dengan semua anak(anak dilingkungan tinggalnya maupun di
sekolahPrestasi bagus disekolah, cepat menangkap pelajaran yang diberikan.
III. Pemerk&aan 5&k
Kea%aan umum
:esadaran 7 JS < Jompos 9entis 7 4(*('
BB < /4 kg
!B < 1)* cm
Status gi2i < Baik
6tal &gn
!ekanan darah < 1++76+ mm$g
Suhu < )'.3 J
Fadi < * C7menit, reguler
>espiratory rate < // C7menit, reguler
Ke4ala
Bentuk kepala < Formochepali, bulat.
:elainan kongenital < "(&
19
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 20/47
>ambut < #arna hitam dan lurus, tidak mudah
dicabut7rontok
-lis < Simetris
9ata < dema palpera (7(
9ata coong (7(
Jonjunctiva tidak tampak anemis dan hiperemi
Sclera tidak tampak icterus
Pupil bulat isokor, diameter )mm7)mm, refleC
cahaya Q7Q
:elainan lain tidak ditemukan
!elinga < Daun telinga simetris!idak ada secret 7 serumen 7 perdarahan
Pendengaran tidak berkurang
$idung < Bentuk simetris
!idak terdapat deviasi septum nasi
!idak ditemukan pernafasan cuping hidung
!idak ada sekret 7 perdarahan
9ulut < Bibir tidak cyanosis
!idak ada caries gigi
9ukosa tidak pucat
Haring tidak hiperemi
T7$% t$ngue #8'
!idak ditemukan pembesaran tonsil.
?eher < !idak ditemukan pembesaran :B
!idak ditemukan pembesaran !hyroid
Th$ra9 <
Pulmo
20
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 21/47
( nspeksi < Formochest, tidak ada retraksi
suprasternal 7 intercostal 7 subcostal, pemanjangan
ekspirasi "(&.
( Palpasi < erak nafas simetris, Hremitus rabanormal simetris
( Perkusi < Sonor di kedua lapangan paru( -uskultasi < ;esikuler7vesikuler, hee2ing (7(,
ronkhi (7(
Jor
( S1,S/ normalI murmur "(&, gallop "(&
A/%$men
3 nspeksi < Jembung, simetris, Distended "(&, -scites "(&( -uskultasi < Bising usus Q Formal( Palpasi < Fyeri tekan "(&, hepar7lien7ren tidak teraba, turgor <
cukup( Perkusi < !impani di seluruh kuadran
E9tremta&
( -tas < -kral hangat Q7Q, dema (7(, :elainan "(&( Baah < -kral hangat Q7Q, dema (7(, :elainan "(&( J>! = / detik
KULIT :
( Sianosis < "(&( Pucat < "(&( !urgor kulit < Baik( :elainan :ulit < floresensi "(&
Statu& neur$l$g&
3 :aku kuduk "(&3 >eflek fisiologis < "BP> , !P> , :P> , -P> & O Q/3 >eflek patologis < "(&
I6. PEMERIKSAAN PENUN;AN
21
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 22/47
Pemeriksaan laboratorium tanggal /* -gustus /+1* <
DL <
( $b < 11.4 g7dl "1+,6(1*,'&
( ?eukosit < ',+'+7 mm3
"4.*++(1).*++&
( $ct < )4,'5 "))(4*&
( !rombosit < 164.+++ 7 mm3
"16+.+++(**+.+++&
:imia :linik <
( Fa < 1)* mmol7l "1)'(14*&
(: < 4,1 mmol7l "),1(*,1&
( Jl < 3 mmol7l "'(111&
Pemeriksaan laboratorium tanggal /6 -gustus /+1* <
Ser$l$g
g9 -nti Salmonella < POSITI5
Urn Lengka4 :
( BL < 1,++*( p$ < 3,+( Fitrit < Fegatif ( Protein < negatif ( lukosa < Formal( :eton < Fegatif ( 8robilin < Formal( Bilirubin < Fegatif ( Sedimen erythrosit < +(1( Sedimen leukosit < +(1( Sedimen cylinder < Fegatif ( Sedimen epitel < +(1( Sedimen bakteri < Fegatif
( Sedimen kristal < Fegatif ( ?ain Mlain < Fegatif
6. RESUME
• -nak laki(laki usia 1/ tahun dengan keluhan demam
22
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 23/47
• Pada aalnya demam hanya sumer(sumer, lalu demam semakin
tinggi.
• Selain itu, pasien juga mengeluhkan mual, perut sebah dan sakit serta
nafsu makannya menurun.• Setelah diraat di >S selama / hari masih tetap demam, naik turun
• Pemeriksaan ?aboratorium <
3 g9 -nti Salmonella < POSITI5
6I. DA5TAR MASALAH
• Demam lebih dari 3 hari dengan pola demam step-ladder
• 9ual, perut sebah dan nyeri serta nafsu makan menurun, tifoid tongue
• g9 -nti Salmonella < POSITI5
6II. DIANOSA KER;A
Demam !hyphoid
6III. DI55ERENTIAL DIANOSA
(
I<. PLANNIN
1. Plannng Dagn$&a:
2. Plannng Tera4:
a. Fon medikamentosa<
- !irah baring- Diet !:!P rendah serat
b. 9edikamentosa
- nfus D* R S 1'++ cc7 /4jam- nj. Jhloramphenicol 4 C )++mg- nj. Paracetamol /*+mg prn- P% Domperidone / mg prn
0. Plannng M$nt$rng :
23
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 24/47
( :eluhan < 9ual, perut sebah dan nyeri( ;ital sign < !ensi, nadi, suhu, >>( 9akan dan minum pasien
(. Plannng E%uka& :
• 9enjelaskan tentang penyakit pasien
• 9enjelaskan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
•9enjelaskan tentang terapi yang diberikan serta prognosis dan komplikasi
yang mungkin terjadi.
<. PRONOSA
Kuo ad vitam < dubia ad bonamKuo ad sanam < dubia ad bonam
Kuo ad fungsionam < dubia ad bonam
<I. 5OLLO= UP
!anggal +) September /+1*
S < Demam "(&, 9ual "(&, Perut Sebah "(&, Fyeri perut "(&, nafsu makan
sudah membaik
% < :eadaan umum< Baik
:esadaran < Jompos 9entis 7 JS 4(*(';ital sign < !ensi < 11+ 7 6+ mm$g
Fadi < +C 7 menit
Suhu< )',*oJ >> < /1C 7 menit
:epala < -77J7D< (7(7(7(?idah kotor
!horaC8mum < FormochestParu < >etraksi (. Suara nafas dasar vesikuler
Suara nafas tambahan< >onkhi (7(. #hee2ing (7(
24
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 25/47
Lantung < S1S/ tunggal, normalI murmur "(&, gallop "(&
-bdomen < Hlat, simetris.Bising usus "Q& normal
$epar, lien, ginjal !idak !eraba
Fyeri tekan "(&
Ctremitas < -kral $:9
dema
-< Demam !hyphoid
P< Diagnosa < :ultur darah, urin, feses
!erapi < !irah baring
Diet !:!P rendah serat
nfus D* R S 1'++ cc7 /4jam
nj. Jhloramphenicol 4 C )++mg
9onitoring < :eluhan, vital sign, nafsu makan
Pasien :>S pada tanggal +) September /+1*
KASUS KEDUA
I. IDENTITAS PENDERITA
Fama < -n. DLenis kelamin < Perempuan8sia < 3 tahun 11 bulan 1 hariBB < /+ kg
-lamat < :alijudan '7/1 SBN!anggal 9>S < /6 -gustus /+1*
!anggal pemeriksaan < / September /+1*
II. ANAMNESA
1. Keluhan Utama
25
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 26/47
Panas badan
2. R!a"at Pen"akt Sekarang #Aut$ %an heter$anamne&a'
-nak perempuan usia 3 tahun dengan keluhan demam sejak ) hari
sebelum datang ke D, pasien datang ke D tanggal /6 -gustus /+1*.
Demam diaali dengan sumer(sumer, demam tidak turun meskipun sudah
diberi obat penurun panas. Demam meningkat saat malam hari.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan pusing,mual, muntah, nyeri perut.
9untah pada malam hari ,muntah sekitar 1 gelas aKua isinya cairan
berarna kuning dan ada sisa makanan. Pasien juga mengeluh mencret
sejak 1 hari S9>S, )C7hari, cair, tidak ada darah maupun lendir. Fafsu
makan menurun dan pasien merasa lemas.Batuk "(&, pilek "(&, nyeri telan "(&,nyeri otot dan sendi "(&, gusi berdarah
"(&, mimisan "(&,nyeri pada belakang mata "(&, nyeri saat kencing "(&, sering
kencing "(&, panas saat kencing "(&, nyeri pada telinga "(&, keluar kotoran
dari telinga "(&.B-: normal.
Pasien sering membeli jajanan yang ada di sekolahnya, dimana
kebersihannya tidak terjamin dan tidak terkemas dengan baik
!idak ada riayat berpergian ke luar pulau atau ke daerah endemis
malaria.
(. R!a"at Pen"akt Dahulu
( Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini( >iayat 9>S "(&.
). R!a"at Pen"akt Keluarga
( :eluarga pasien tidak ada yang mengalami gejala yang sama.*. R!a"at S$&al %an lngkungan
- Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya.
- :eadaan rumah pasien cukup bersih
- Larak antar rumah berhimpitan
- Larang dilakukan kerja bakti di lingkungan tempat tinggalnya
- Pasien jarang melakukan cuci tangan sebelum makan
26
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 27/47
- Sumber air untuk mandi dan mencuci menggunakan air PD-9 dan
minum serta memasak menggunakan air galon isi ulang.
+. R!a"at Kehamlan
- bu pasien rutin kontrol di bidan selama hamil.
- !idak pernah menderita sakit selama hamil.
- !idak pernah minum jamu selama hamil.
- 9endapat vitamin dari bidan saat hamil
,. R!a"at Kelahran
Pasien lahir normal di >S, usia kehamilan 6 bulan, berat lahir 1++ gr,
nafas spontan dan langsung menangis.
-. R!a"at Ne$natal
?ahir langsung menangis, arna kulit kemerahan, sianosis "(&, anemis "(&,
ikterik "(&.
1.R!a"at Imun&a&
?engkap sesuai usia.
11. R!a"at Tum/uh Kem/ang
!umbuh kembang pasien normal sesuai usianya, saat ini tidak adaketerlambatan tumbuh kembang.
12.R!a"at Nutr&
- Fafsu makan pasien sebelum sakit baik.
- 1 hari makan )C M 4C dengan porsi cukup "1 piring besar& dengan menu
bervariasi.
- Larang makan buah.
- Saat sakit nafsu makan pasien berkurang karena mual dan perut terasa tidak
nyaman.
10.Statu&
27
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 28/47
8mur 3tahun 11 bulan 1 hari, BB O /+ kg, !B O 1//cm
9! O /+ < 1,4 O14,/
9!78 O
-mbang batas status gi2i anak berdasarkan indeks adalah 32 SD &am4a
%engan 1 SDLadi, status gi2i masih tergolong N$rmal
1(. R!a"at Ke4r/a%an
Pasien adalah seorang yang aktif.
Berteman dengan semua anak(anak dilingkungan tinggalnya maupun di
sekolah.
III. Pemerk&aan 5&k
Kea%aan umum
:esadaran 7 JS < Jompos 9entis 7 4(*('
BB < /+ kg
!B < 1// cm
Status gi2i < Baik
6tal &gn
!ekanan darah < 1++73+ mm$g
Suhu < )6.4 J
Fadi < 6/ C7menit, reguler
>espiratory rate < // C7menit, reguler
Ke4ala
Bentuk kepala < Formochepali, bulat.
:elainan kongenital < "(&
>ambut < #arna hitam dan lurus, tidak mudah
dicabut7rontok
28
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 29/47
-lis < Simetris
9ata < dema palpera (7(
9ata coong (7(
Jonjunctiva tidak tampak anemis dan hiperemi
Sclera tidak tampak icterus
Pupil bulat isokor, diameter )mm7)mm, refleC
cahaya Q7Q
:elainan lain tidak ditemukan
!elinga < Daun telinga simetris
!idak ada secret 7 serumen 7 perdarahan
Pendengaran tidak berkurang$idung < Bentuk simetris
!idak terdapat deviasi septum nasi
!idak ditemukan pernafasan cuping hidung
!idak ada sekret 7 perdarahan
9ulut < Bibir tidak cyanosis
!idak ada caries gigi
9ukosa tidak pucat
Haring tidak hiperemi
!ifoid tongue "(&
!idak ditemukan pembesaran tonsil.
?eher < !idak ditemukan pembesaran :B
!idak ditemukan pembesaran !hyroid
Th$ra9 <
Pulmo
( nspeksi < Formochest, tidak ada retraksi
suprasternal 7 intercostal 7 subcostal, pemanjangan
ekspirasi "(&.
29
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 30/47
( Palpasi < erak nafas simetris, Hremitus raba
normal simetris( Perkusi < Sonor di kedua lapangan paru( -uskultasi < ;esikuler7vesikuler, hee2ing (7(,
ronkhi (7(
Jor
( S1,S/ normalI murmur "(&, gallop "(&
A/%$men
3 nspeksi < supel, simetris, Distended "(&, -scites "(&( -uskultasi < Bising usus Q Formal
( Palpasi < Fyeri tekan "Q& bagian kanan atas, hepar7lien7ren tidak
teraba, turgor < cukup( Perkusi < !impani di seluruh kuadran
E9tremta&
( -tas < -kral hangat Q7Q, dema (7(, :elainan "(&( Baah < -kral hangat Q7Q, dema (7(, :elainan "(&( J>! = / detik
KULIT :
( Sianosis < "(&( Pucat < "(&( !urgor kulit < Baik( :elainan :ulit < floresensi "(&
Statu& neur$l$g&
3 :aku kuduk "(&3 >eflek fisiologis < "BP> , !P> , :P> , -P> & O Q/3 >eflek patologis < "(&
I6. PEMERIKSAAN PENUN;AN
Pemeriksaan laboratorium tanggal /6 -gustus /+1* <
DL <
30
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 31/47
( $b < 1+,3 g7dl "1+,6(1*,'&
( ?eukosit < ),6++7 mm3
"4.*++(1).*++&
( $ct < )/,15 "))(4*&
( !rombosit < 3.+++ 7 mm
3
"16+.+++(**+.+++&
Pemeriksaan laboratorium tanggal 1 september /+1* <
( $b < 6,6 g7dl
( ?eukosit < *,/++7 mm)
( !rombosit < 11',+++7mm)
( $ct < /3,/ 5
#idal <
( S.typhi % < positif 17)/+
( S. !yphi $ < positif 17)/+
( S.paratyphi -($ < positif 17)/+
( S. Paratyphi B($ < positif 17)/+
6. RESUME
• -nak perempuan usia 3 tahun dengan keluhan demam
• Pada aalnya demam hanya sumer(sumer, lalu demam semakin
tinggi.
• Selain itu, pasien juga mengeluhkan mual, muntah,perut terasa sakit
serta nafsu makannya menurun.
• Diare sejak 1 hari S9>S
• Dari pemeriksaan lab didapatkan leukopenia dan tromboitopenia
6I. DA5TAR MASALAH
• febris
• mual
• muntah
• diare
• nyeri perut
31
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 32/47
• leukopenia
• trombositopenia
6II. DIANOSA KER;A
S. Demam !hyphoid
6III. DI55ERENTIAL DIANOSA
( Dengue infection
I<. PLANNIN
1. Plannng Dagn$&a:
D?
8?
g9 anti salmonella
g9 anti dengue
2. Plannng Tera4:
a. Fon medikamentosa<
- !irah baring- Diet !:!P rendah serat
b. 9edikamentosa
- nfus D* R S 1*++ cc7 /4jam- nj. Jhloramphenicol 4 C /*+mg- nj. Paracetamol /++mg prn- P% Domperidone / mg prn
0. Plannng M$nt$rng :
( :eluhan < 9ual, perut sebah dan nyeri
( ;ital sign < !ensi, nadi, suhu, >>( 9akan dan minum pasien
(. Plannng E%uka& :
• 9enjelaskan tentang penyakit pasien
32
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 33/47
• 9enjelaskan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
•9enjelaskan tentang terapi yang diberikan serta prognosis dan komplikasi
yang mungkin terjadi.
<. PRONOSA
Kuo ad vitam < dubia ad bonam
Kuo ad sanam < dubia ad bonam
Kuo ad fungsionam < dubia ad bonam
<I. 5OLLO= UP
!anggal +) September /+1*
S < tadi malam demam, 9ual "(&,muntah "(&, Fyeri perut "Q&, nafsu makan
sudah membaik, B-B dbn, B-: dbn
% < :eadaan umum< Baik
:esadaran < Jompos 9entis 7 JS 4(*(';ital sign < !ensi < 1++ 7 '+ mm$g
Fadi < 1++C 7 menit
Suhu< )',oJ >> < //C 7 menit
:epala < -77J7D< (7(7(7(?idah kotor "(&
!horaC8mum < FormochestParu < >etraksi (. Suara nafas dasar vesikuler
Suara nafas tambahan< >onkhi (7(. #hee2ing (7(Lantung < S1S/ tunggal, normalI murmur "(&, gallop "(&
-bdomen < Hlat, simetris.Bising usus "Q& normal
$epar, lien, ginjal !idak !eraba
33
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 34/47
Fyeri tekan "Q& perut kanan dan tengah atas
Ctremitas < -kral $:9
dema
-< Demam !hyphoid
P< Diagnosa < :ultur urin
!erapi < !irah baring
Diet !:!P rendah serat
nfus D* R S 1*++ cc7 /4jam
nj. JeftriaCon /C1 gr
nj. >anitidin /C/* mg
nj. %ndancentron /C/ mg prn
Paracetamol )C/*+ mg prn
Propepsa syr ) cth l
Diet typhoid
9onitoring < :eluhan, vital sign, nafsu makan
!anggal +4 September /+1*
S < demam naik turun, 9ual "(&,muntah "(&, Fyeri perut berkurang, nafsu
makan sudah membaik, B-B dbn, B-: dbn
% < :eadaan umum< Baik
:esadaran < Jompos 9entis 7 JS 4(*(';ital sign < !ensi < 11+ 7 3+ mm$g
Fadi < 1+4C 7 menit
Suhu< )',3oJ >> < //C 7 menit
:epala < -77J7D< (7(7(7(?idah kotor "(&
!horaC8mum < FormochestParu < >etraksi (. Suara nafas dasar vesikuler
34
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 35/47
Suara nafas tambahan< >onkhi (7(. #hee2ing (7(Lantung < S1S/ tunggal, normalI murmur "(&, gallop "(&
-bdomen < Hlat, simetris.
Bising usus "Q& normal$epar, lien, ginjal !idak !eraba
Fyeri tekan "Q& perut kanan dan tengah atas
Ctremitas < -kral $:9
dema
?aboratorium tgl 4 < $b <1+,1 g7dl ?eukosit < 3,++ 7mm)
!rombosit < 16.+++7mm
)
$ct <)15
-< Demam !hyphoid
P< !erapi < !irah baring
Diet !:!P rendah serat
nfus D* R S 1*++ cc7 /4jam
nj. JeftriaCon /C1 gr
nj. >anitidin /C/* mg
nj. %ndancentron /C/ mg prn
Paracetamol )C/*+ mg prn
Propepsa syr ) cth l
Diet typhoid
9onitoring < :eluhan, vital sign, nafsu makan
!anggal +* September /+1*
S < malam sempat demam, 9ual "(&,muntah "(&, Fyeri perut berkurang,
nafsu makan sudah membaik, B-B dbn, B-: dbn
% < :eadaan umum< Baik
:esadaran < Jompos 9entis 7 JS 4(*(';ital sign < !ensi < 11+ 7 3+ mm$g
Fadi < 6C 7 menit
35
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 36/47
Suhu< )','oJ >> < //C 7 menit
:epala < -77J7D< (7(7(7(
?idah kotor "(&
!horaC8mum < FormochestParu < >etraksi (. Suara nafas dasar vesikuler
Suara nafas tambahan< >onkhi (7(. #hee2ing (7(Lantung < S1S/ tunggal, normalI murmur "(&, gallop "(&
-bdomen < Hlat, simetris.Bising usus "Q& normal
$epar, lien, ginjal !idak !eraba
Fyeri tekan "Q& perut kanan dan tengah atas
Ctremitas < -kral $:9
dema
?aboratorium tgl 4 < $b <11,/ g7dl ?eukosit < 3,4+ 7mm)
!rombosit < /1+.+++7mm)
$ct <)),45
-< Demam !hyphoid
P < !erapi < !irah baring
Diet !:!P rendah serat
nfus D* R S 1*++ cc7 /4jam
nj. JiprofloCacin
nj. >anitidin /C/* mg
nj. %ndancentron /C/ mg prn
Paracetamol )C/*+ mg prn
Diet typhoid
9onitoring < :eluhan, vital sign, nafsu makan
!anggal +' September /+1*
36
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 37/47
S < demam "(&, 9ual "(&,muntah "(&, Fyeri perut "(&, nafsu makan sudah
membaik, B-B dbn, B-: dbn
% < :eadaan umum< Baik
:esadaran < Jompos 9entis 7 JS 4(*(';ital sign < !ensi < 11+ 7 3+ mm$g
Fadi < 'C 7 menit
Suhu< )',4oJ >> < //C 7 menit
:epala < -77J7D< (7(7(7(?idah kotor "(&
!horaC8mum < FormochestParu < >etraksi (. Suara nafas dasar vesikuler
Suara nafas tambahan< >onkhi (7(. #hee2ing (7(Lantung < S1S/ tunggal, normalI murmur "(&, gallop "(&
-bdomen < Hlat, simetris.Bising usus "Q& normal
$epar, lien, ginjal !idak !eraba
Fyeri tekan "(&
Ctremitas < -kral $:9
dema
-< Demam !hyphoid
P< !erapi < !irah baring
Diet !:!P rendah serat
nfus D* R S 1*++ cc7 /4jam
nj. JiprofloCacin
Paracetamol )C/*+ mg prn
Diet typhoid
9onitoring < :eluhan, vital sign, nafsu makan
37
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 38/47
Pasien :>S pada tanggal +' September /+1*.
BAB III
DISKUSI KASUS
Pasien -n. -B,laki(laki usia 1/ tahun datang ke 8D >S $aji
Surabaya dengan keluhan utama panas, dan pasien -n. D 3 tahun datang ke
8D >S $aji Surabaya dengan keluhan yang sama yaitu panas. :edua
pasien tersebut di diagnosa demam tifoid. Diagnosa tersebut didapatkan dari
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.Dari anamnesis keluhan utama kedua kasus terpenuhi sebagai kriteria
demam. Demam adalah keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh ?(1. -da beberapa macam variasi suhu tubuh, yaitu, subnormal, normal,
subfebris, febris, hipertermi dan hiperpireksia. Pada kasus yang diperoleh,
variasi demamnya antara sub febris dan febris. Pola demam juga ada
beberapa macam dan dapat membantu menegakkan diagnosa, misalnya,
38
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 39/47
demam kontinu, demam intermiten, demam remiten, pola demam tersiana
dan kuartana serta demam saddleback7 pelana, step-ladder , dll. Pola demam
pada kasus yang diperoleh adalah pola demam step-ladder . Pada kedua
kasus yang diperoleh, demam berlangsung lebih dari 3 hari dan tidak
didapatkan tanda lokal, sehingga dapat dimasukkan dalam kategori demam
karena infeksi tanpa tanda lokal, dan setelah lebih dari 3 hari demam juga
menetap, jadi masuk juga dalam kategori demam lebih dari 3 hari. $al itu
memenuhi kriteria demam tifoid yaitu Demam lebih dari 3 hari, biasanya
mulai dari sumer(sumer yang makin hari makin tinggi, sehingga pada minggu
kedua panas tinggi terus menerus terutama pada malam hari . Persentase
demam pada kasus Demam tifoid adalah 1++5.ejala klinis lainnya dari demam tifoid adalah gangguan saluran
pencernaan. angguan saluran pencernaan pada demam tifoid biasanya
terjadi pada minggu pertama, seperti mual, muntah, diare, dan konstipasi.
Pada kasus 1 anak mengalami mual, pada kasus / pasien mengalami mual,
muntah, B-B cair, dan sakit perut. Persentase muntah pada kasus demam
tifoid adalah /),*5, nyeri perut sebanyak /),* 5 kasus, sedangkan diare
sebanyak //,65 kasus.Pada riayat sosial pasien sering membeli jajanan yang ada di depan
sekolahnya dimana kebersihannya tidak terjamin dan tidak terkemas dengan
baik, Larang dilakukan kerja bakti di lingkungan tempat tinggalnya selain itu
pasien jarang melakukan cuci tangan sebelum makan. $al ini berhubungan
dengan kejadian demam tifoid karena demam tifoid berhubungan dengan
kebersihan pasien.!anda klinis dari demam tifoid antaralain adalah hepatomegali,
splenomegali, lidah tifoid, perut kembung, dan gangguan kesadaran.Dari pemeriksaan fisik pada kasus 1 didapatkan tifoid tongue, ?idah
tifoid biasanya terjadi beberapa hari setelah panas meningkat dengan tanda(
tanda antara lain, lidah tampak kering, dilapisi selaput tebal, dibagian
belakang tampak lebih pucat, di bagian ujung dan tepi lebih kemerahan. Bila
penyakit makin progressif , akan terjadi desKuamasi epitel sehingga papila
39
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 40/47
lebih prominen. Persentase terjadinya lidah tifoid pada demam tifoid adalah
46, 5. Pada kasus kedua,dari pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan
abdomen. $al tersebut sesuai dengan tanda pada demam tifoid dengan
persentase kejadian sebanyak /),*5.
Dari hasil laboratorium pasien 1 didapatkan kelainan dari hasil
pemeriksaan serologi yaitu, g9 -nti Salmonella < P%S!H, sedangkan
pemeriksaan darah lengkap dan urine lengkap dalam batas normal. 8ji
serologis digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis demam tifod
dengan mendateksi antibodi spesi0k terhadap komponen antigen S. !yphi
maupun mendeteksi antigen itu sendiri. ;olume darah yang diperlukan untuk
uji serologis ini adalah 1() m? yang diinokulasikan ke dalam tabung tanpaantikoagulan. 9etode pemeriksaan serologis imunologis ini dikatakan
mempunyai nilai penting dalam proses diagnostik demam tifoid.
Pada kasus kedua, didapatkan kelainan dari hasil pemeriksaan serologi yaitu<
#idal <
( S.typhi % < positif 17)/+
( S. !yphi $ < positif 17)/+
( S.paratyphi -($ < positif 17)/+
( S. Paratyphi B($ < positif 17)/+
8ji serologi standar yang rutin digunakan untuk mendeteksi antibodi
terhadap kuman S.typhi yaitu uji #idal. 8ji telah digunakan sejak tahun 16'.
Pada uji #idal terjadi reaksi aglutinasi antara antigen kuman S.typhi dengan
antbodi yang disebut aglutinin. Prinsip uji #idal adalah serum penderita
dengan pengenceran yang berbeda ditambah dengan antigen dalam jumlahyang sama. jika pada serum terdapat antibodi maka akan terjadi aglutinasi.
9aksud uji idal adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam
serum penderita tersangka demam tifoid yaitu<
40
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 41/47
1. -glutinin % "dari tubuh kuman&
/. -glutinin $ "agel kuman&
). -glutinin ;i "simpai kuman&.
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin % dan $ yang digunakan untuk
diagnosis demam tifoid. Semakin tinggi titemya semakin besar kemungkinan
tetinfeksi kuman ini.
Pada demam tifoid mula(mula akan terjadi peningkatan titer antibodi %.
-ntibodi $ timbul lebih lambat, namun akan tetap menetap lama sampai
beberapa tahun, sedangkan antibodi % lebih cepat hilang. Pada seseorang
yang telah sembuh. aglutinin % masih tetap dijumpai setelah 4(' bulan,
sedangkan aglutinin $ menetap lebih lama antara bulan ( / tahun.
Banyak senter mengatur pendapat apabila titer % aglutinin sekali
periksa 17/++ atau pada titer sepasang terjadi kenaikan 4 kali maka
diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan. -glutinin $ banyak dikaitkan
dengan pasca imunisasi atau infeksi masa lampau, sedang ;i aglutinin
dipakai pada deteksi pembaa kuman S. typhi "karier&.
Filai sensitivitas dan spesifisitas idal sangat bervariasi. Disebut tidak
sensitif karena adanya sejumlah penderita dengan hasil biakan positif tetapi
tidak pernah dideteksi adanya antibodi dengan tes ini. Bila adanya titer
antibodi dapat dideteksi, sering kali titer naik sebelum timbul gejala klinis
sehingga sulit untuk memperlihatkan terjadinya kenaikan titer yang berarti.
Disebut tidak spesifik karena semua grup D salmonella mempunyai antigen
%, demikian juga grup - dan B Salmonella. Semua grup D salmonellamempunyai fase $ antigen yang sama dengan salmonella typhosa. !iter $
tetap meningkat dalam aktu sesudah infeksi. 8ntuk dapat memberikan hasil
yang akurat tes idal sebaiknya tidak hanya dilakukan sekali saja melainkan
41
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 42/47
perlu satu seri pemeriksaan, kecuali bila hasil tersebut sesuai atau meleati
standart setempat.
Selain itu pada kasus kedua juga ditemukan adanya trombositopenia
"3.+++7mm)& sehingga pada aal pemeriksaan pasien ini diduga dengue
infection.
Dari pemeriksaan yang di peroleh dapat di tarik kesimpulan baha
diagnosa kedua pasien adalah demam tifoid. :riteria diagnosis demam tifoid
menurut D- adalah ditemukannya beberapa gejala klinis berupa <
• Demam
• angguan gastrointestinal
• 9ungkin disertai perubahan atau gangguan kesadaran
ejala klinis menurut #$% adalah <
• Demam lebih dari 3 hari
• !erlihat jelas sakit dan kondisi serius tanpa sebab yang jelas
• Fyeri perut, kembung, mual, muntah, diare, konstipasi
• Delirium
ejala klinis menurut PD! 8F-> adalah <
• Panas lebih dari 3 hari. Biasanya mulai dengan sumer yang
makin hari makin menggi, sehingga pada minggu ke(/ panas
tinggi terus menerus terutama pada malam hari.
• ejala gastrointestinal dapat berupa obstipasi, diare, mual
muntag, dan kembung, hepatomegali, splenomegali dan lidah
kotor tepi hiperemi
• ejala saraf sentral berupa delirium, apatis, somnolen, sopor,
bahkan sampai koma
Sedangkan untuk diagnosa pasti demam tifoid adalah gall kultur.
8ntuk pemeriksaan penunjang yang dapat membantu menegakkan diagnosis
demam tifoid dibagi dalam empat kelompok, yaitu <
1& Pemeriksaan darah tepi/& 8ji serologis)& Pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan biakan kuman
42
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 43/47
4& Pemeriksaan kuman secara molekuler
Penatalaksanaan meliputi<
1. Fon 9edika 9entosaa. !irah baringSeperti kebanyakan penyakit sistemik, istirahat sangat membantu.
Pasien harus diedukasi untuk tinggal di rumah dan tidak beraktivitas
terlalu berat sampai pemulihanb. Futrisi
Pemberian makanan tinggi kalori dan tinggi protein "!:!P& rendah
serat adalah yang paling membantu dalam memenuhi nutrisi penderita
namun tidak memperburuk kondisi usus. Sebaiknya rendah selulosa
"rendah serat& untuk mencegah perdarahan dan perforasi. Diet untuk
penderita demam tifoid, biasanya diklasifikasikan atas diet cair, bubur
lunak, tim, dan nasi biasa.c. Jairan
Penderita harus mendapat cairan yang cukup, baik secara oral
maupun parenteral. Jairan parenteral diindikasikan pada penderita
sakit berat, ada komplikasi, penurunan kesadaran serta yang sulit
makan. Jairan harus mengandung elektrolit dan kalori yang optimal.
:ebutuhan kalori anak pada infus setara dengan kebutuhan cairan
rumatannya./. 9edikamentosa
1. SimptomatikPanas yang merupakan gejala utama pada tifoid dapat diberi
antipiretik. Bila mperoral sebaiknya diberikan yang paling aman dalam
hal ini adalah paracetamol dengan dosis 1+ mg7kgBB7kali minum,
sedapat mungkin untuk menghindari aspirin dan turunannya karena
mempunyai efek mengiritasi saluran cerna. Bila tidak mampu intake
peroral dapat diberikan via parenteral./. -ntibiotik
-ntibiotik yang sering digunakan adalah < Jhloramphenicol, masih merupakan pilihan pertama pada
pengobatan penderita demam tifoid. Dosis yang diberikan
43
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 44/47
adalah 1++ mg7kgBB7hari diagi dalam 4 kali pemberian selama
1+(14 hari atau sampai * (3 hari setelah demam turun, sedang
pada kasus dengan malnutrisi atau penyakit, pengobatan dapat
diperpanjang sampai /1 hari, 4 M ' mingu untuk osteomielitis
akut dan 4 minggu untuk meningitis. 8ntuk pemberian intravena
biasanya cukup *+ mg7kgBB7hari. :elemahan dari antibiotik
jenis ini adalah mudahnya terjadi relaps atau kambuh, dan
carier. JotrimoCa2ole, merupakan gabungan dari / jenis antibiotika
trimetoprim dan sulfametoCa2ole dengan perbandingan 1<*.
Dosis trimetoprim 1+ mg7kgBB7hari dan sulfametoCa2ole *+
mg7kgBB7hari dibagi dalam / dosis. 8ntuk pemberian secara
sirup, dosis yang diberikan untuk anak 4(* mg7kgBB7kali minum
sehari diberi / kali selama / minggu. fek samping dari
pemberian antibiotika golongan ini adalah terjadinya gangguan
sistem hematologi seperti anemia megaloblastik, leukopenia,
dan granulositopenia. Dan pada beberapa negara antibiotika
golongan ini sudah dilaporkan resisten.
-mpicillin dan amoCicillin, memiliki kemampuan yang lebihrendah dibandingkan dengan chloramphenicol dan
cotrimoCa2ole. Famun untuk anak(anak golongan obat ini
cenderung lebih aman dan cukup efektif. Dosis yang diberikan
untuk anak 1++(/++ mg7kgBB7hari dibagi menjadi 4 dosis
selama / minggu. Penurunan demam biasanya lebih lama
dibandingkan dengan terapi chloramphenicol. Sefalosporin generasi ketiga "ceftriaCone, cefotaCim, cefiCime&
merupakan pilihan ketiga namun efektifitasnya setara atau
bahkan lebih darii chloramphenicol dan cotrimoCa2ole serta
lebih sensitif terhadao salmonella typhi. JeftriaCone merupakan
prototipnya dengan dosis 1++ mg7kg7hari ; dibagi dalam 1(/
dosis "maksimal 4 gram7 hari& selama *(3 hari. -tau dapat
44
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 45/47
diberikan cefotaCim 1*+(/++ mg7kgBB7hari dibagi dalam )(4
dosis. Bila mampu untuk sediaan per oral dapat diberikan
cefiCime 1+(1* mg7kgBB7hari selama 1+ hari.
Pada demam tifoid kasus berat seperti delirium, stupor, koma sampaisyok dapat diberikan kortikosteroid ; "deCametsone& ) mg7kg dalam )+
menit untuk dosis aal, dilanjutkan 1 mg7kg tiap ' jam sampai 46 jam.8ntuk demam tifoid dengan penyulit pedarahan usus kadang M kadang
diperlukan tranfusi darah. Sedangkan yang sudah terjadi perforasi harus
segera dilakukan laparatomi disertai penambahan antibiotika metronida2ole.8ntuk pilihan antibiotik berdasarkan #$% tahun /+1)'<
1. JiprofloCacin oral dengan dosis 1* mg7kg /C sehari atau
fluoroKuinolon lainnya "gatifloCacin, ofloCacin, perfloCacin& sebagai lini
pertama pengobatan selama 3(1+ hari/. -pabila respon terapinya jelek dalam 46 jam, maka pertimbangkan
drug(resistant typhoid dan obati dengan lini kedua. Berikan ;
ceftriaCone 6+mg7kg per hari atau oral a2itromycin /+ mg7kg per hari
atau cephalosporin generasi ketiga lainnya selama *(3 hari). Lika resistensi antibiotik dari salmonela diketahui, maka ikuti pedoman
antibiotik lokal yang sensitive
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien 1 <
!irah baring
Diet !:!P rendah serat
nfus D* R S 1'++ cc7 /4jam
nj. Jhloramphenicol 4 C )++mg
nj. Paracetamol /*+mg prn
P% Domperidone / mg prn
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien / <
( !irah baring
( Diet !:!P rendah serat
( nfus D* R S 1*++ cc7 /4jam
( nj. Jhloramphenicol 4 C /*+mg
( nj. Paracetamol /++mg prn
45
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 46/47
( P% Domperidone / mg prn
Prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan terapi, usia,
keadaan kesehatan sebelumnya dan ada tidaknya komplikasi. Di negara
maju, dengan terapi antibiotik yang adekuat, angka mortalitas =15. Di negara
berkembang, angka mortalitasnya G1+5, biasanya karena keterlambatan
diagnosis, peraatan dan pengobatan. 9unculnya komplikasi, seperti
perforasi gastrointestinal atau perdarahan hebat, meningitis, endokarditis dan
pneumonia, mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. >esiko
menjadi karier pada anak(anak rendah dan meningkat sesuai usia. :arier kronik terjadi pada 1(*5 dari seluruh pasien demam tifoid.1
Pada kasus, keluhan pada pasien seperti demam, mual, perut sebah
dan nyeri sudah tidak ada, nafsu makan pasien sudah mulai membaik,
makan dan minum sudah seperti biasanya, tidak didapatkan komplikasi pada
pasien, apabila menjaga kebersihan, pola makan, istirahat cukup sampai
pemulihan maka prognosisnya akan lebih baik, oleh karena itu dapat
disimpulkan prognosanya<
a. ad vitam < dubia ad bonamb. ad functionam < dubia ad bonamc. ad sanationam < dubia ad bonam
46
7/21/2019 LK TIFOID
http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 47/47
DA5TAR PUSTAKA
1. Soedarmo, Sumarmo S., dkk. Demam tifoid. Dalam < Buku ajar infeksidan pediatri tropis. d. /. Lakarta < Badan Penerbit D- I /++6. $. ))6(4*
/. >e2eki, Sri. Demam tifoid /++6. Diunduh darihttp<77medicastore.com7artikel7/)67Demam!ifoidPada-nak-paNang
perluDiketahui.html. /4 Desember /+14). Paitro 8, Foorvitry 9, Darmoandoo #. Demam !ifoid. Dalam <
Soegijanto S, d. lmu Penyakit -nak < Diagnosa dan Penatalaksanaan,edisi 1. Lakarta < Salemba 9edika, /++/<1(4)
4. >ichard . Behrman, >obert 9. :liegman, -nn 9. -rvinI edisi bahasandonesia< -samik #ahabI lmu :esehatan -nak Felson,ed.1*.Lakarta<J I /+++.
*. -lan >. !umbelaka. Diagnosis dan !atalaksana Demam !ifoid. DalamPediatrics 8pdate. Jetakan pertamaI katan Dokter -nak ndonesia.Lakarta < /++). $. /(/+
'. #$%, $ospital Jare for Jhildren, /+1)