lk tifoid

47
7/21/2019 LK TIFOID http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 1/47 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh demam yang berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endotelial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan payer’s patch. Beberapa terminologi lain yang erat kaitannya adalah demam paratifoid dan demam enterik. Demam paratifoid secara patologik maupun klinis adalah sama dengan demam tifoid namun biasanya lebih ringan, penyakit ini biasanya disebabkan oleh spesien salmonella enteriditis, sedangkan demam enterik dipakai baik pada demam tifoid maupun demam paratifoid. 1 stilah typhoid berasal dari kata yunani typhos. !erminologi ini dipakai pada penderita yang mengalami demam disertai kesadaran yang terganggu. Penyakit ini juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena penyebarannya berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta standar higiene industri pengolahan makanan yang masih rendah. 1 Badan kesehatan dunia "#$%& memperkirakan jumlah kasus demam tifoid di seluruh dunia mencapai 1'()) juta dengan *++('++ ribu kematian tiap tahunnya. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada anak maupun deasa. -nak merupakan yang paling tentan terkena demam tifoid, alaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari deasa. Di hampir semua daerah endemik, insidensi demam tifoid banyak terjadi pada anak usia *(1 tahun. / 1

Upload: fajaryao

Post on 04-Mar-2016

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tifoid

TRANSCRIPT

Page 1: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 1/47

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut

yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh demam

yang berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan

struktur endotelial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi

ke dalam sel fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan

payer’s patch. Beberapa terminologi lain yang erat kaitannya adalah demam

paratifoid dan demam enterik. Demam paratifoid secara patologik maupun

klinis adalah sama dengan demam tifoid namun biasanya lebih ringan,

penyakit ini biasanya disebabkan oleh spesien salmonella enteriditis,

sedangkan demam enterik dipakai baik pada demam tifoid maupun demam

paratifoid.1

stilah typhoid berasal dari kata yunani typhos. !erminologi ini dipakai

pada penderita yang mengalami demam disertai kesadaran yang terganggu.Penyakit ini juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting

karena penyebarannya berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan

penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta

standar higiene industri pengolahan makanan yang masih rendah.1

Badan kesehatan dunia "#$%& memperkirakan jumlah kasus demam

tifoid di seluruh dunia mencapai 1'()) juta dengan *++('++ ribu kematian

tiap tahunnya. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi menular yang dapatterjadi pada anak maupun deasa. -nak merupakan yang paling tentan

terkena demam tifoid, alaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari

deasa. Di hampir semua daerah endemik, insidensi demam tifoid banyak

terjadi pada anak usia *(1 tahun./

1

Page 2: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 2/47

. De0nisi

Demam tifoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada

saluran pencernaan "usus halus& dengan gejala demam satu minggu atau

lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa

gangguan kesadaran.1

. pidemiologi

Besarnya angka pasti kasus demam tifoid di dunia sangat sulit

ditentukan karena penyakit ini dikenal mempunyai gejala dengan spektrum

klinis yang sangat luas. Data #orld $ealth %rgani2ation "#$%& tahun /++)

memperkirakan terdapat sekitar 13 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia

dengan insidensi '++.+++ kasus kematian tiap tahun.4  Di negara

berkembang, kasus demam tifoid dilaporkan sebagai penyakit endemis

dimana *5 merupakan kasus raat jalan sehingga insidensi yang

sebenarnya adalah 1*(/* kali lebih besar dari laporan raat inap di rumah

sakit. Di ndonesia kasus ini tersebar secara merata di seluruh propinsi

dengan insidensi di daerah pedesaan )*671++.+++ penduduk7tahun dan di

daerah perkotaan 3'+71++.+++ penduduk7 tahun atau sekitar '++.+++ dan 1,* juta kasus per tahun. 8mur penderita yang terkena di ndonesia dilaporkan

antara )(1 tahun pada 15 kasus.)

. tiologi

Demam tifoid adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri salmonella

typhi. Salmonella typhi sama dengan salmonella yang lain adalah bekteri

gram negatif, mempunyai flagela, tidak berkapsul, tidak membentuk spora.

9empunyai antigen somatik "%& yang terdiri dari oligosakarida, flagelar 

antigen "$& yang terdiri dari protein, dan envelope antigen ":& yang terdiri dari

polisakarida.1

;. Patogenesis

2

Page 3: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 3/47

Patogenesis demam tifoid melibatkan 4 proses kompleks yang

mengikuti lngesti organism, yaitu< 1& penempelan dan invasi sel( sel pada

Peyer Patch, /& bakteri bertahan hidup dm bermultiplikasi dalam makrofag

Peyer Patch, nodus limfatikus mesenterica, dan organ(organ intestinal sistem

retikuloendotelial )& bakteri bertahan hidup di dalam aliran darah 4& Produksi

enterotoksin yang meningkatkan kadar c-9P di dalam kripta usus dan

meningkatkan permeabilitas membrane usus sehingga menyebabkan

keluarnya elektrolit dan air ke dalam lumen intestinal

9asuknya kuman Salmonella typhi ke dalam tubuh manusia terjadi

melalui makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman dimusnahkan

dalam lambung karena suasana asam di lambung "p$ = /& banyak yang mati

namun sebagian lolos masuk ke dalam usus dan berkembang biak dalam

peyer patch dalam usus.

Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus tepatnya di

 jejunum dan ileum. Bila respon imunitas humoral mukosa usus "lg-& kurang

baik maka kuman akan menembus sel( sel epitel "sel(9 merupakan sel epitel

khusus yang yang melapisi Peyer Patch, merupakan port de entry dari kuman

ini& dan selanjutnya ke lamina propria. Di lamina propria kuman berkembang

biak dan difagosit oleh sel( sel fagosit terutama makrofag. :uman dapat

hidup dan berkembang biak di dalam makrofag dan selanjutnya dibaa ke

peyer patch di ileum distal dan kemudian kelenjar getah bening mesenterika.

Selanjutnya melalui ductus thoracicus, kuman yang terdapat dalam

makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah "mengakibatkan bakteremia

pertama yang sifatnya asimtomatik& dan menyebar ke seluruh organ

>etikuloendotelial tubuh terutama hati dan ?impa. Di organ( organ >S ini

kuman meninggalkan sel( sel fagosit dan kemudian berkembang biak di luar 

sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya kembali masuk ke sirkulasi sistemik

3

Page 4: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 4/47

yang mengakibatkan bakteremia kedua dengan disertai tanda( tanda dan

gejala infeksi sistemik.

Di dalam hepar, kuman masuk ke dalam kandung empedu,

berkembang bersama cairan empedu diekskresikan secara @intermittenA ke

dalam lumen usus. Sebagian kuman dikeluarkan bersama feses dan

sebagian masuk lagi ke dalam sirkulasi setelah menembus usus. Proses

yang sama terulang kembali, berhubung makrofag telah teraktivasi dan

hiperaktif maka pada saat fagositosis kuman beberapa pelepasan mediator 

inamasi yang selanjutnya akan menimbulkan gejala reaksi sistemik seperti

demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, diare diselingi konstipasi,

sampai gangguan mental dalam hal ini adalah delirium. Pada anak(anak

gangguan mental ini biasanya terjadi seaktu tidur berupa mengigau yang

terjadi dalam ) hari berturut( turut.1,4

Dal2m Peyer Patch makrofag hiperaktif menimbulkan reaksi hiperplasi

 jaringan. Perdarahan saluran cema dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah

sekitar peyer patch yang sedang mengalami nekrosis dan hiperplasi akibat

akumulasi sel( sel mononuclear di dinding usus.

Proses patologis jaringan limfoid ini dapat berkembang hingga ke

lapisan otot, serosa usus, dan dapat mengakibatkan perforasi. ndotoCin

dapat menempel di reseptor sel endotel kapiler dengan akibat timbulnya

komplikasi seperti gangguan neuropsikiatrik, kardiovaskuler, respirasi, dan

gangguan organ lainnya.

Peran endotoksin dalam pathogenesis demam tifoid tidak jelas, hal

tersebut terbukti dengan tidak terdeteksinya endotoksin dalam sirkulasipenderita melalui pemeriksaan limulus. Diduga endotoksin dari salmonella

typhi ini menstimulasi makrofag di dalam hepar, lien, folikel usus halus dan

kelenjar limfe mesenterika untuk memproduksi sitokin dan 2at( 2at lain.

Produk dari makrofag inilah yang dapat menimbulkan kelainan anatomis

4

Page 5: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 5/47

seperti nekrosis sel, deman, kelainan pada darah dan juga menstimulasi

sistem imunologis.1,4

;. 9anifestasi klinik

9anifestasi klinis pada anak umumnya bersifat lebih ringan, lebih

bervariasi bila dibandingkan dengan penderita deasa. Bila hanya

berpegang pada gejala atau tanda klinis, akan lebih sulit untuk menegakkan

diagnosis demam tifoid pada anak, terutama pada penderita yang lebih

muda, seperti pada tifoid pada bayi.

9asa inkubasi rata(rata bervariasi antara 3 ( /+ hari. Dikatakan baha

masa inkubasi mempunyai korelasi dengan jumlah kuman yang ditelan,

keadaan umum7status gi2i serta status imunologis penderita.1,4,*

#alupun gejala demam tifoid pada anak lebih bervariasi, secara garis

besar gejala(gejala yang timbul dapat dikelompokkan <

( Demam satu minggu atau lebih.

( angguan saluran pencernaam

( angguan kesadaran

Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit

infeksi akut pada umumnya, seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual,

muntah, diare, konstipasi. Pada pemeriksaan 0sik, hanya didapatkan suhu

badan yang meningkat. Setelah minggu kedua, gejala tanda klinis menjadi

makin jelas, berupa lidah tifoid, pembesaran hati dan limpa, perut kembung

mungkin disertai ganguan kesadaran dari yang ringan sampai berat.

Demam yang terjadi pada penderita anak tidak selalu tipikal seperti

pada orang deasa, kadang(kadang dapat pula mendadak tinggi dan

remiten. ?idah tifoid biasanya terjadi beberapa hari setelah panas meningkat

dengan tanda(tanda antara lain, lidah tampak kering, dilapisi selaput tebal, di

5

Page 6: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 6/47

bagian belakang tampak lcbih pucat, di bagian ujung dan tepi lebih

kemerahan. Bila penyakit makin progresif, akan terjadi deskuamasi epitel

sehingga papila lebih prominen.

>oseola lebih sering terjadi pada akhir minggu pertama dan aal

minggu kedua. 9erupakan suatu nodul kecil sedikit menonjol dengan

diameter / ( 4 mm, berarna merah pucat serta hilang pada penekanan.

>oseola ini merupakan emboli kuman yang didalamnya mengandung kuman

salmonella, dan terutama didapatkan di daerah perut, dada, kadang(kadang

di bokong, ataupun bagian eksor lengan alas.

?impa umumnya membesar dan sering ditemukan pada akhir minggu

pertama dan harus dibedakan dengan pembesaran karena malaria.

Pembesaran limpa pada demam tifoid tidak progresif dengan konsistensi

lebih lunak.

>ose spot, suatu ruam makulopapular yang berama merah dengan

ukuran 1(* mm, sering kali dijumpai pada daerah abdomen, toraks,

ekstremitas dan punggung. >uam ini muncul pada hari ke 3 ( 1+ dan

bertahan sclama / () hari.

1,4,*

;. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis

demarn tifoid dibagi dalam empat kelompok, yaitu <

1. Pemeriksaan darah tepi

Pada demam tifoid sering disertai anemia dari yang ringan sampai

sedang dengan peningkatan laju endap darah, gangguan eritrosit normokrom

normositer, yang diduga karena efek toksik supresi sumsum tulang atau

perdarahan usus. !idak selalu ditemukan leukopenia, diduga leukopenia

disebabkan oleh destruksi leukosit oleh toksin dalam peredaran darah. Sering

6

Page 7: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 7/47

hitung leukosit dalam batas normal dan dapat pula leukositosis, terutama bila

disertai komplikasi lain. !rombosit jumlahnya menurun, gambaran hitung jenis

didapatkan limfositosis relatif aneosino0lia, dapat shit to the left ataupun shift

to the right bergantung pada perjalanan penyakitnya. S%! dan SP!

seringkali meningkat, tetapi akan kembali menjadi normal setelah sembuh.

:enaikan S%! dan SP! tidak memerlukan penanganan khusus.1,4,'

/. 8ji serologis

8ji serologis digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis

demam tifod dengan mendateksi antibodi spesi0k terhadap komponen

antigen S. !yphi maupun mendeteksi antigen itu sendiri. ;olume darah yang

diperlukan untuk uji serologis ini adalah 1() m? yang diinokulasikan ke dalam

tabung tanpa antikoagulan.

9etode pemeriksaan serologis imunologis ini dikatakan mempunyai

nilai penting dalam proses diagnostik demam tifoid. -kan tetapi masih

didapatkan adanya variasi yang luas dalam sensitivitas dan spesifisitas pada

deteksi antigen spesifik S. !yphi oleh karena tergantung pada jenis spesimen,

teknik yang dipakai untuk melacak antigen tersebut, jenis antibodi yangdigunakan dan aktu pengambilan spesimen.'

Bebcrapa uji serologis yang dapat digunakan pada demam tifoid meliputi<

a& 8ji idal

8ji serologi standar yang rutin digunakan untuk mendeteksi antibodi

terhadap kuman S.typhi yaitu uji #idal. 8ji telah digunakan sejak tahun 16'.

Pada uji #idal terjadi reaksi aglutinasi antara antigen kuman S.typhi dengan

antbodi yang disebut aglutinin. Prinsip uji #idal adalah serum penderita

dengan pengenceran yang berbeda ditambah dengan antigen dalam jumlah

yang sama. jka pada serum terdapat antibodi maka akan terjadi aglutinasi.

7

Page 8: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 8/47

9aksud uji idal adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam

serum penderita tersangka demam tifoid yaitu<

1. -glutinin % "dari tubuh kuman&

/. -glutinin $ "agel kuman&

). -glutinin ;i "simpai kuman&.

Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin % dan $ yang digunakan untuk

diagnosis demam tifoid. Semakin tinggi titemya semakin besar kemungkinan

tetinfeksi kuman ini.

Pada demam tfoid mula(mula akan terjadi peningkatan titer antibodi %.

 -ntibodi $ timbul lebih lambat, namun akan tetap menetap lama sampai

beberapa tahun, sedangkan antibodi % lebih cepat hilang. Pada seseorang

yang telah scmbuh. aglutinin % masih tetap dijumpai setelah 4(' bulan,

sedangkan aglutinin $ menetap lebih lama antara bulan ( / tahun.

Banyak senter mengatur pendapat apabila titer % aglutinin sekali

periksa 17/++ atau pada titer sepasang terjadi kenaikan 4 kali maka

diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan. -glutinin $ banyak dikaitkan

dengan pasca imunisasi atau infeksi masa lampau, sedang ;i aglutinin

dipakai pada deteksi pembaa kuman S. typhi "karier&.

b&. !es tubeC

!es !8BE merupakan tes aglutinasi kompetitif semi kuantitatif yang

sederhana dan cepat "kurang lebih / menit& dengan menggunakan partikel

yang berarna untuk meningkatkan sensitivitas. Spesi0sitas ditingkatkandengan menggunakan antigen yang benar(benar spesi0k yang hanya

ditemukan pada Salmonella serogrup D. !es ini sangat akurat dalam

diagnosis infeksi akut karena hanya mendeteksi adanya antibodi g9 dan

tidak mendeteksi antibodi g dalam aktu beberapa menit.

8

Page 9: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 9/47

 -da 4 interpretasi hasil <

( Skala /() adalah Fegatif Borderline. !idak menunjukkan infeksi demam

tifoid. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang )(* hari kemudian.

( Skala 4(* adalah Positif. 9enunjukkan infeksi demam tifoid

( Skala G ' adalah positif. ndikasi kuat infeksi demam tifoid.

:elebihan pemeriksaan rnenggunakan tes !8BE <

G 9endeteksi infeksi akut Salmonella

G 9uncul pada hari ke ) demam

G Sensi0tas dan spesi0tas yang tinggi terhadap kuman Salmonella

G Sampel darah yang diperlukan relatif sedikit

G $asil dapat diperoleh lebih cepat

c& 9etnde en2yme(linked immunosorbent assay "?S-&

8ji n2yme(?inked mmunosorbent -ssay "?S-& dipakai untuk

melacak antibodi g, g9 dan g- terhadap antigen ?PS %, antibodi g

terhadap antigen agella d "$d& dan antibodi terhadap antigen ;i S. typhi. 8ji

?S- yang dipakai untuk mendeteksi adanya antigen S. typhi dalam

spesimen klinis adalah double antibody sandich ?S-. sensitivitas uji ini

sebesar *5 pada sampel darah, 3)5 pada sampel feses dan 4+5 pada

sampel sumsum tulang.'

e& Pemeriksaan dipstik

8ji serologis dengan pemeriksaan dipstik dikembangkan di Belanda

dimana dapat mendeteksi antibodi g9 spesi0k terhadap antigen ?PS S.

!yphi dengan menggunakan membran nitroselulosa yang mengandung

antigen S. !yphi sebagai pita pendeteksi dan antibodi g9 anti(human

9

Page 10: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 10/47

immobili2ed sebagai reagen kontrol. Pemeriksaan ini menggunakan

komponen yang sudah

distabilkan, tidak memerlukan alat yang spesi0k dan dapat digunakan di

tempat

yang tidak mempunyai fasilitas laboratorium yang lengkap.4

8ji ini terbukti mudah dilakukan, hasilnya cepat dan dapat diandalkan

dan mungkin lebih besar manfaatnya pada penderita yang menunjukkan

gambaran klinis tifoid dengan hasil kultur negatif atau di tempat dimana

penggunaan antibiotika tinggi dan tidak tersedia perangkat pemeriksaan

kultur secara luas.'

). Pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan biakan kuman

Diagnosis pasti demam tifoid dapat ditegakkan bila ditemukan bakteri

S.typhi  dalam biakan dari darah, urine, feses, sumsum tulang atau cairan

duodenum. Berkaitan dengan patogenesis penyakit, maka bakteri akan lebih

mudah ditemukan dalam darah dan sumsum tulang pada aal penyakit,

sedangkan pada stadium berikutnya di dalam urine dan feses.

$asil biakan yang positif memastikan demam tifoid akan tetapi hasil

negatif tidak menyingkirkan demam tifoid, karena hasilnya tergantung pada

beberapa faktor. Haktor(faktor yang mempengaruhi hasil biakan meliputi "1&

 jumlah darah yang dlambil "/& perbandingan volume darah dari media

empeduI dan ")& aktu pengambilan darah.

;olume 1+(1* m? dianjurkan untuk anak besar, sedangkan pada anak

kecil dibutuhkan /(4 m?. Sedangkan volume sumsum tulang yang dibutuhkan

untuk kultur hanya sekitar +.*(1 m?. Bakteri dalam sumsum tulang ini juga

lebih sedikit dipengaruhi oleh antibiotika dari pada bakteri dalam darah. $al

ini dapat menjelaskan teori baha kultur sumsum tulang lebih tinggi hasil

10

Page 11: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 11/47

positifnya bila dibandingkan dengan darah alaupun dengan volume sampel

yang lebih sedikit dan sudah mendapatkan terapi antibiotika sebelumnya.

9edia pembiakan yang direkomendasikan untuk S.typhi adalah media

empedu "gall& dari sapi dimana dikatakan media all ini dapat meningkatkan

positivitas hasil karena hanya S. typhi dan S. paratyphi yang dapat tumbuh

pada media tersebut.

Biakan darah terhadap Salmonella juga tergantung dari saat pengambilan

pada perjalanan penyakit. Beberapa peneliti melaporkan biakan darah positif 

4+(6+5 dari penderita pada minggu pertama sakit dan positif 1+(*+5 pada

akhir minggu ketiga. Sensitivitasnya akan menurun pada sampel penderita

yang telah mendapatkan antibiotika dan meningkat sesuai dengan volume

darah dan rasio darah dengan media kultur yang dipakai. Bakteri dalam feses

ditemukan meningkat dari minggu pertama "1+(1*5& hingga minggu ketiga

"3*5& dan turun secara perlahan. Biakan urine positif setelah minggu

pertama. Biakan sumsum tulang merupakan metode baku emas karena

mempunyai sensitivitas paling tinggi dengan hasil positif didapat pada 6+(

*5 kasus dan sering tetap positif selama perjalanan penyakit dan

menghilang pada fase penyembuhan. 9etode ini terutama bermanfaat untukpenderita yang sudah mendapat terapi atau dengan kultur darah negatif 

sebelumnya.

:egagalan dalam isolasi7biakan dapat disebabkan oleh keterbatasan

media yang digunakan, adanya penggunaan antibiolika, jumlah bakteri yang

sangat minimal dalam darah, volume spesimen yang tidak mencukupi, dan

aktu pengambilan spesimen yang tidak tepat.*,'

4. Pemeriksaan kuman secara molekuler 

9etode lain untuk identi0kasi bakteri S. typhi yang akurat adalah

mendeteksi DF- "asam nukleat& gen agellin bakteri S. typhi dalam darah

dengan teknik hibridisasi asam nukleat atau ampli0kasi DF- dengan cara

11

Page 12: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 12/47

polymerase chain reaction "PJ>& melalui identi0kasi antigen ;i yang spesi0k

untuk S. typhi.

:endala yang sering dihadapi pada penggunaan metode PJ> ini

meliputi risiko kontaminasi yang menyebabkan hasil positif palsu yang terjadi

bila prosedur teknis tidak dilakukan secara cermat. adanya bahan(bahan

dalam spesimen yang bisa menghambat proses PJ> "hemoglobin dan

heparin dalam spesimen darah serta bilirubin dan garam empedu dalam

spesimen feses&, biaya yang cukup tinggi dan teknis yang relatif rumit. 8saha

untuk melacak DF- dari spesimen klinis masih belum memberikan hasil yang

memuaskan sehingga saat ini penggunaannya masih terbatas dalam

laboratorium penelitian.'

;. Diagnosis

Demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang

ringan bahkan asimtomatik. #alaupun gejala klinis sangat bervariasi namun

gejala yang timbul setelah inkubasi dapat dibagi dalam "1& demam, "/&

gangguan saluran pencernaan, dan ")& gangguan kesadaran. !imbulnya

gejala klinis biasanya bertahap dengan manifestasi demam dan gejalakonstitusional seperti nyeri kepala, malaise, anoreksia, letargi, nyeri dan

kekakuan abdomen, pembesaran hati dan limpa, serta gangguan status

mental. Sembelit dapat merupakan gangguan gastointestinal aal dan

kemudian pada minggu ke dua timbul diare. Diare hanya terjadi pada

setengah dari anak yang terinfeksi, sedangkan sembelit lebih jarang terjadi.

Dalam aktu seminggu panas dapat meningkat. ?emah, anoreksia, nyeri

abdomen dan diare, menjadi berat. Dapat dijumpai depresi mental dan

delirium. :eadaan suhu tubuh tinggi dengan bradikardia lebih sering terjadi

pada anak dibandingkan deasa.

12

Page 13: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 13/47

>ose spots "bercak makulopapular& ukuran 1(' mm, dapat timbul pada

kulit dada dan abdomen, ditemukan pada 4+(6+5 penderita dan berlangsung

singkat "/() hari&.

ambamn klinis lidah tifoid pada anak tidak khas karena tanda dan

gejala klinisnya ringan bahkan asimtomatik. -kibatnya sering terjadi kesulitan

dalam menegakkan diagnosis bila hanya berdasarkan gejala klinis. %leh

karena itu untuk mmegakkan diagnosis demam tifoid perlu ditunjang

pemeriksaan laboratorium yang diandalkan. Pemeriksaan laboratorium untuk

membantu menegakkan diagnosis demam tifoid meliputi pemeriksaan darah

tepi, serologis, dan bakteriologis.4,*

;. Diagnosis banding

Pada stadium dini demam tifoid, beberapa penyakit kadang(kadang

secara klinis dapat menjadi diagnosis bandingnya yaitu inuen2a,

gastroenteritis, dan malaria. Pada demam tifoid yang berat, sepsis, leukemia

dan lympoma dapat sebagai dignosis banding.1

E. Penatalaksanaan

1. Fon 9edika 9entosa

a& !irah baring

Seperti kebanyakan penyakit sistemik, istirahat sangat membantu. Pasien

harus diedukasi untuk tinggal di rumah dan tidak bekerja sampai pemulihan.*

b& Futrisi

Pemberian makanan tinggi kalori dan tinggi protein "!:!P& rendah serat

adalah yang paling membantu dalam memenuhi nutrisi penderita namun

tidak

13

Page 14: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 14/47

memperburuk kondisi usus. Sebaiknya rendah selulosa "rendah serat& untuk

mencegah perdarahan dan perforasi. Diet untuk penderita demam tifoid,

biasanya diklasi0kasikan atas diet cair, bubur lunak, tim, dan nasi biasa.

c& Jairan

Penderita harus mendapat cairan yang cukup, baik sacara oral maupun

parenteral. Jairan parenteral diindikasikan pada penderita sakit berat, ada

komplikasi, penurunan kasadaran serta yang sulit makan. Jairan harus

mengandung elektrolit dan kalori yang optimal. :ebutuhan kalori anak pada

infus setara dengan kebutuhan cairan rumatannya.

/. 9edikamentosa

a& Simptomatik

Panas yang merupakan gejala utama pada tifoid dapat diberi

amipiretik. Blia mungkin peroral sebaiknya diberikan yang paling aman dalam

hal ini adaiah Paracetamol dengan dosis 1+ mg7kg7kali minum, sedapat

mungkin untuk menghindari aspirin dan turunannya karena mempunyai efek

mengiritasi saluran cerna dengan keadaan saluran cema yang masih rentankemungkinan untuk diperberat keadaannya sangatlah mungkin. Bila tidak

mampu intake peroral dapat diberikan via parenteral, obat yang masih

dianjurkan adalah antrain atau Fovalgin.

b& -ntibiotik

1. JiprofloCacin oral dengan dosis 1* mg7kg /C sehari atau

fluoroKuinolon lainnya "gatifloCacin, ofloCacin, perfloCacin& sebagai lini

pertama pengobatan selama 3(1+ hari/. -pabila respon terapinya jelek dalam 46 jam, maka pertimbangkan

drug(resistant typhoid dan obati dengan lini kedua. Berikan ;

ceftriaCone 6+mg7kg per hari atau oral a2itromycin /+ mg7kg per hari

atau cephalosporin generasi ketiga lainnya selama *(3 hari

14

Page 15: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 15/47

). Lika resistensi antibiotik dari salmonela diketahui, maka ikuti pedoman

antibiotik lokal yang sensitive.

E. :omplikasi

1. :omplikasi pada usus halus

( Perdarahan usus

( Perforasi usus

( Peritonitis

/. :omplikasi di luar usus halus

( Bronkitis dan ronkopneumoni

( :olesistitis

( !hypoid ensefalopati

( 9eningitis

( 9iokarditis.6

15

Page 16: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 16/47

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA

Fama < -n. -BLenis kelamin < ?aki M ?aki8sia < 1/ tahun + bulan 1* hari

BB < /4 kg -lamat < Bogorami !imur gg /7/+ SBN -yah < !n. #8sia < )* tahunPekerjaan < :ernetbu < Fy. 98sia < /' tahunPekerjaan < bu rumah tangga!anggal 9>S < /* -gustus /+1*!anggal pemeriksaan < / September /+1*

II. ANAMNESA

1. Keluhan Utama

  Panas badan

2. R!a"at Pen"akt Sekarang #Aut$ %an heter$anamne&a'

 -nak laki(laki usia 1/ tahun dengan keluhan demam sejak * hari

sebelum datang ke D, pasien datang ke D tanggal /* -gustus /+1*.

Pada aalnya pagi hari saat di sekolah pasien hanya sumer(sumer, lalu

siang hari seusai pulang sekolah demam semakin tinggi, oleh ibunya di

ukur mencapai )oJ dan pasien menggigil dan pada malam hari demam

mulai turun tetapi tidak sampai normal. 1 hari sebelum di baa ke D

16

Page 17: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 17/47

pasien sempat di baa ke puskesmas dan mendapat obat penurun panas

dan vitamin, demamnya sempat turun tetapi keesokan harinya naik lagi.

Selain itu, pasien juga mengeluhkan mual, perut sebah dan sakit serta

nafsu makannya menurun.

9untah "(&, batuk "(&, pilek "(&, nyeri telan "(&, nyeri kepala "(&, nyeri otot

dan sendi "(&, gusi berdarah "(&, mimisan "(&,nyeri pada belakang mata "(&,

nyeri saat kencing "(&, sering kencing "(&, panas saat kencing "(&, nyeri

pada telinga "(&, keluar kotoran dari telinga "(&. B-B dan B-: normal.

Setelah diraat di >S selama / hari masih tetap ada demam, naik

turun, seringnya demam naik pada siang sampai sore hari, lalu turun pada

malam hari tetapi tidak sampai normal.Pasien sering membeli jajanan yang ada di depan sekolahnya, dimana

kebersihannya tidak terjamin dan tidak terkemas dengan baik

!idak ada riayat berpergian ke luar pulau atau ke daerah endemis

malaria.

(. R!a"at Pen"akt Dahulu

( Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini( Pada usia ' bulan pasien pernah masuk rumah sakit karena muntah

dan diare selama ) hari.

). R!a"at Pen"akt Keluarga

( :eluarga pasien tidak ada yang mengalami gejala yang sama.*. R!a"at S$&al %an lngkungan

- Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan adik laki(lakinya.

- :eadaan rumah pasien cukup bersih, tetapi ventilasi kurang baik

- Larak antar rumah berhimpitan

- Larang dilakukan kerja bakti di lingkungan tempat tinggalnya

- Pasien jarang melakukan cuci tangan sebelum makan

- Sumber air untuk mandi dan mencuci menggunakan air PD-9 dan

minum serta memasak menggunakan air galon isi ulang.

+. R!a"at Kehamlan

17

Page 18: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 18/47

- bu pasien rutin kontrol di puskesmas selama hamil.

- !idak pernah menderita sakit selama hamil.

- !idak pernah minum jamu selama hamil.

- 9endapat vitamin dari puskesmas saat hamil

,. R!a"at Kelahran

Pasien lahir di bidan, usia kehamilan bulan, lahir normal, berat lahir

/++ gr, nafas spontan dan langsung menangis.

-. R!a"at Ne$natal

?ahir langsung menangis, arna kulit kemerahan, sianosis "(&, anemis "(&,

ikterik "(&.

1.R!a"at Imun&a&

bu pasien tidak membaa :9S, dan menurut pengakuan ibu pasien

imunisasi mengikuti jadal :9S di puskesmas sampai usia bulan dan

belum mendapat booster.

11. R!a"at Tum/uh Kem/ang

!umbuh kembang pasien normal sesuai usianya, saat ini tidak ada

keterlambatan tumbuh kembang.

12.R!a"at Nutr&

- Fafsu makan pasien sebelum sakit baik.

- 1 hari makan )C M 4C dengan porsi cukup "1 piring besar& dengan menu

bervariasi.

- Larang makan sayur, karena pasien tidak suka sayur "/C()C7 bulan&

- Larang makan buah.

- Saat sakit nafsu makan pasien berkurang karena mual dan perut terasa tidak

nyaman.

10.Statu&

18

Page 19: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 19/47

8mur 1/ tahun + bulan 1* hari, BB O /4 kg, !B O 1)*cm

9! O1),)

9!78 O

 -mbang batas status gi2i anak berdasarkan indeks adalah 32 SD &am4a

%engan 1 SDLadi, status gi2i masih tergolong N$rmal

1(. R!a"at Ke4r/a%an

Pasien adalah seorang yang aktif.

Berteman dengan semua anak(anak dilingkungan tinggalnya maupun di

sekolahPrestasi bagus disekolah, cepat menangkap pelajaran yang diberikan.

III. Pemerk&aan 5&k

Kea%aan umum

:esadaran 7 JS < Jompos 9entis 7 4(*('

  BB < /4 kg

!B < 1)* cm

Status gi2i < Baik

  6tal &gn

!ekanan darah < 1++76+ mm$g

Suhu < )'.3 J

Fadi < * C7menit, reguler 

>espiratory rate < // C7menit, reguler 

Ke4ala

Bentuk kepala < Formochepali, bulat.

:elainan kongenital < "(&

19

Page 20: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 20/47

>ambut < #arna hitam dan lurus, tidak mudah

dicabut7rontok

 -lis < Simetris

9ata < dema palpera (7(

9ata coong (7(

Jonjunctiva tidak tampak anemis dan hiperemi

Sclera tidak tampak icterus

Pupil bulat isokor, diameter )mm7)mm, refleC

cahaya Q7Q

:elainan lain tidak ditemukan

!elinga < Daun telinga simetris!idak ada secret 7 serumen 7 perdarahan

Pendengaran tidak berkurang

$idung < Bentuk simetris

!idak terdapat deviasi septum nasi

!idak ditemukan pernafasan cuping hidung

!idak ada sekret 7 perdarahan

9ulut < Bibir tidak cyanosis

!idak ada caries gigi

9ukosa tidak pucat

Haring tidak hiperemi

T7$% t$ngue #8'

!idak ditemukan pembesaran tonsil.

?eher < !idak ditemukan pembesaran :B

!idak ditemukan pembesaran !hyroid

Th$ra9 <

Pulmo

20

Page 21: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 21/47

( nspeksi < Formochest, tidak ada retraksi

suprasternal 7 intercostal 7 subcostal, pemanjangan

ekspirasi "(&.

( Palpasi < erak nafas simetris, Hremitus rabanormal simetris

( Perkusi < Sonor di kedua lapangan paru( -uskultasi < ;esikuler7vesikuler, hee2ing (7(,

ronkhi (7(

Jor

( S1,S/ normalI murmur "(&, gallop "(&

A/%$men

3 nspeksi < Jembung, simetris, Distended "(&, -scites "(&( -uskultasi < Bising usus Q Formal( Palpasi < Fyeri tekan "(&, hepar7lien7ren tidak teraba, turgor <

cukup( Perkusi < !impani di seluruh kuadran

E9tremta&

( -tas < -kral hangat Q7Q, dema (7(, :elainan "(&( Baah < -kral hangat Q7Q, dema (7(, :elainan "(&( J>! = / detik

KULIT :

( Sianosis < "(&( Pucat < "(&( !urgor kulit < Baik( :elainan :ulit < floresensi "(&

Statu& neur$l$g&

3 :aku kuduk "(&3 >eflek fisiologis < "BP> , !P> , :P> , -P> & O Q/3 >eflek patologis < "(&

I6. PEMERIKSAAN PENUN;AN

21

Page 22: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 22/47

Pemeriksaan laboratorium tanggal /* -gustus /+1* <

DL <

( $b < 11.4 g7dl "1+,6(1*,'&

( ?eukosit < ',+'+7   mm3

 "4.*++(1).*++&

( $ct < )4,'5 "))(4*&

( !rombosit < 164.+++ 7   mm3

"16+.+++(**+.+++&

:imia :linik <

( Fa < 1)* mmol7l "1)'(14*&

(: < 4,1 mmol7l "),1(*,1&

( Jl < 3 mmol7l "'(111&

Pemeriksaan laboratorium tanggal /6 -gustus /+1* <

Ser$l$g

g9 -nti Salmonella < POSITI5

Urn Lengka4 :

( BL < 1,++*( p$ < 3,+( Fitrit < Fegatif  ( Protein < negatif  ( lukosa < Formal( :eton < Fegatif  ( 8robilin < Formal( Bilirubin < Fegatif  ( Sedimen erythrosit < +(1( Sedimen leukosit < +(1( Sedimen cylinder < Fegatif  ( Sedimen epitel < +(1( Sedimen bakteri < Fegatif  

( Sedimen kristal < Fegatif  ( ?ain Mlain < Fegatif  

6. RESUME

•  -nak laki(laki usia 1/ tahun dengan keluhan demam

22

Page 23: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 23/47

• Pada aalnya demam hanya sumer(sumer, lalu demam semakin

tinggi.

• Selain itu, pasien juga mengeluhkan mual, perut sebah dan sakit serta

nafsu makannya menurun.• Setelah diraat di >S selama / hari masih tetap demam, naik turun

• Pemeriksaan ?aboratorium <

3 g9 -nti Salmonella < POSITI5

6I. DA5TAR MASALAH

• Demam lebih dari 3 hari dengan pola demam step-ladder 

• 9ual, perut sebah dan nyeri serta nafsu makan menurun, tifoid tongue

• g9 -nti Salmonella < POSITI5

6II. DIANOSA KER;A

Demam !hyphoid

6III. DI55ERENTIAL DIANOSA

(

I<. PLANNIN

1. Plannng Dagn$&a:

2. Plannng Tera4:

a. Fon medikamentosa<

- !irah baring- Diet !:!P rendah serat

b. 9edikamentosa

- nfus D* R S 1'++ cc7 /4jam- nj. Jhloramphenicol 4 C )++mg- nj. Paracetamol /*+mg prn- P% Domperidone / mg prn

0. Plannng M$nt$rng :

23

Page 24: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 24/47

( :eluhan < 9ual, perut sebah dan nyeri( ;ital sign < !ensi, nadi, suhu, >>( 9akan dan minum pasien

(. Plannng E%uka& :

• 9enjelaskan tentang penyakit pasien

• 9enjelaskan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan

•9enjelaskan tentang terapi yang diberikan serta prognosis dan komplikasi

yang mungkin terjadi.

<. PRONOSA

Kuo ad vitam < dubia ad bonamKuo ad sanam < dubia ad bonam

Kuo ad fungsionam < dubia ad bonam

<I. 5OLLO= UP

!anggal +) September /+1*

S < Demam "(&, 9ual "(&, Perut Sebah "(&, Fyeri perut "(&, nafsu makan

sudah membaik

% < :eadaan umum< Baik

:esadaran < Jompos 9entis 7 JS 4(*(';ital sign < !ensi < 11+ 7 6+ mm$g

Fadi < +C 7 menit

  Suhu< )',*oJ  >> < /1C 7 menit

:epala < -77J7D< (7(7(7(?idah kotor 

!horaC8mum < FormochestParu < >etraksi (. Suara nafas dasar vesikuler

Suara nafas tambahan< >onkhi (7(. #hee2ing (7(

24

Page 25: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 25/47

Lantung < S1S/ tunggal, normalI murmur "(&, gallop "(&

 -bdomen < Hlat, simetris.Bising usus "Q& normal

$epar, lien, ginjal !idak !eraba

Fyeri tekan "(&

Ctremitas < -kral $:9

dema

 -< Demam !hyphoid

P< Diagnosa < :ultur darah, urin, feses

!erapi < !irah baring

Diet !:!P rendah serat

nfus D* R S 1'++ cc7 /4jam

nj. Jhloramphenicol 4 C )++mg

9onitoring < :eluhan, vital sign, nafsu makan

Pasien :>S pada tanggal +) September /+1*

KASUS KEDUA

I. IDENTITAS PENDERITA

Fama < -n. DLenis kelamin < Perempuan8sia < 3 tahun 11 bulan 1 hariBB < /+ kg

 -lamat < :alijudan '7/1 SBN!anggal 9>S < /6 -gustus /+1*

!anggal pemeriksaan < / September /+1*

II. ANAMNESA

1. Keluhan Utama

25

Page 26: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 26/47

  Panas badan

2. R!a"at Pen"akt Sekarang #Aut$ %an heter$anamne&a'

 -nak perempuan usia 3 tahun dengan keluhan demam sejak ) hari

sebelum datang ke D, pasien datang ke D tanggal /6 -gustus /+1*.

Demam diaali dengan sumer(sumer, demam tidak turun meskipun sudah

diberi obat penurun panas. Demam meningkat saat malam hari.

Selain itu, pasien juga mengeluhkan pusing,mual, muntah, nyeri perut.

9untah pada malam hari ,muntah sekitar 1 gelas aKua isinya cairan

berarna kuning dan ada sisa makanan. Pasien juga mengeluh mencret

sejak 1 hari S9>S, )C7hari, cair, tidak ada darah maupun lendir. Fafsu

makan menurun dan pasien merasa lemas.Batuk "(&, pilek "(&, nyeri telan "(&,nyeri otot dan sendi "(&, gusi berdarah

"(&, mimisan "(&,nyeri pada belakang mata "(&, nyeri saat kencing "(&, sering

kencing "(&, panas saat kencing "(&, nyeri pada telinga "(&, keluar kotoran

dari telinga "(&.B-: normal.

Pasien sering membeli jajanan yang ada di sekolahnya, dimana

kebersihannya tidak terjamin dan tidak terkemas dengan baik

!idak ada riayat berpergian ke luar pulau atau ke daerah endemis

malaria.

(. R!a"at Pen"akt Dahulu

( Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini( >iayat 9>S "(&.

). R!a"at Pen"akt Keluarga

( :eluarga pasien tidak ada yang mengalami gejala yang sama.*. R!a"at S$&al %an lngkungan

- Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya.

- :eadaan rumah pasien cukup bersih

- Larak antar rumah berhimpitan

- Larang dilakukan kerja bakti di lingkungan tempat tinggalnya

- Pasien jarang melakukan cuci tangan sebelum makan

26

Page 27: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 27/47

- Sumber air untuk mandi dan mencuci menggunakan air PD-9 dan

minum serta memasak menggunakan air galon isi ulang.

+. R!a"at Kehamlan

- bu pasien rutin kontrol di bidan selama hamil.

- !idak pernah menderita sakit selama hamil.

- !idak pernah minum jamu selama hamil.

- 9endapat vitamin dari bidan saat hamil

,. R!a"at Kelahran

Pasien lahir normal di >S, usia kehamilan 6 bulan, berat lahir 1++ gr,

nafas spontan dan langsung menangis.

-. R!a"at Ne$natal

?ahir langsung menangis, arna kulit kemerahan, sianosis "(&, anemis "(&,

ikterik "(&.

1.R!a"at Imun&a&

?engkap sesuai usia.

11. R!a"at Tum/uh Kem/ang

!umbuh kembang pasien normal sesuai usianya, saat ini tidak adaketerlambatan tumbuh kembang.

12.R!a"at Nutr&

- Fafsu makan pasien sebelum sakit baik.

- 1 hari makan )C M 4C dengan porsi cukup "1 piring besar& dengan menu

bervariasi.

- Larang makan buah.

- Saat sakit nafsu makan pasien berkurang karena mual dan perut terasa tidak

nyaman.

10.Statu&

27

Page 28: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 28/47

8mur 3tahun 11 bulan 1 hari, BB O /+ kg, !B O 1//cm

9! O /+ < 1,4 O14,/

9!78 O

 -mbang batas status gi2i anak berdasarkan indeks adalah 32 SD &am4a

%engan 1 SDLadi, status gi2i masih tergolong N$rmal

1(. R!a"at Ke4r/a%an

Pasien adalah seorang yang aktif.

Berteman dengan semua anak(anak dilingkungan tinggalnya maupun di

sekolah.

III. Pemerk&aan 5&k

Kea%aan umum

:esadaran 7 JS < Jompos 9entis 7 4(*('

  BB < /+ kg

!B < 1// cm

Status gi2i < Baik

  6tal &gn

!ekanan darah < 1++73+ mm$g

Suhu < )6.4 J

Fadi < 6/ C7menit, reguler 

>espiratory rate < // C7menit, reguler 

Ke4ala

Bentuk kepala < Formochepali, bulat.

:elainan kongenital < "(&

>ambut < #arna hitam dan lurus, tidak mudah

dicabut7rontok

28

Page 29: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 29/47

 -lis < Simetris

9ata < dema palpera (7(

9ata coong (7(

Jonjunctiva tidak tampak anemis dan hiperemi

Sclera tidak tampak icterus

Pupil bulat isokor, diameter )mm7)mm, refleC

cahaya Q7Q

:elainan lain tidak ditemukan

!elinga < Daun telinga simetris

!idak ada secret 7 serumen 7 perdarahan

Pendengaran tidak berkurang$idung < Bentuk simetris

!idak terdapat deviasi septum nasi

!idak ditemukan pernafasan cuping hidung

!idak ada sekret 7 perdarahan

9ulut < Bibir tidak cyanosis

!idak ada caries gigi

9ukosa tidak pucat

Haring tidak hiperemi

!ifoid tongue "(&

!idak ditemukan pembesaran tonsil.

?eher < !idak ditemukan pembesaran :B

!idak ditemukan pembesaran !hyroid

Th$ra9 <

Pulmo

( nspeksi < Formochest, tidak ada retraksi

suprasternal 7 intercostal 7 subcostal, pemanjangan

ekspirasi "(&.

29

Page 30: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 30/47

( Palpasi < erak nafas simetris, Hremitus raba

normal simetris( Perkusi < Sonor di kedua lapangan paru( -uskultasi < ;esikuler7vesikuler, hee2ing (7(,

ronkhi (7(

Jor

( S1,S/ normalI murmur "(&, gallop "(&

A/%$men

3 nspeksi < supel, simetris, Distended "(&, -scites "(&( -uskultasi < Bising usus Q Formal

( Palpasi < Fyeri tekan "Q& bagian kanan atas, hepar7lien7ren tidak

teraba, turgor < cukup( Perkusi < !impani di seluruh kuadran

E9tremta&

( -tas < -kral hangat Q7Q, dema (7(, :elainan "(&( Baah < -kral hangat Q7Q, dema (7(, :elainan "(&( J>! = / detik

KULIT :

( Sianosis < "(&( Pucat < "(&( !urgor kulit < Baik( :elainan :ulit < floresensi "(&

Statu& neur$l$g&

3 :aku kuduk "(&3 >eflek fisiologis < "BP> , !P> , :P> , -P> & O Q/3 >eflek patologis < "(&

I6. PEMERIKSAAN PENUN;AN

Pemeriksaan laboratorium tanggal /6 -gustus /+1* <

DL <

30

Page 31: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 31/47

( $b < 1+,3 g7dl "1+,6(1*,'&

( ?eukosit < ),6++7   mm3

 "4.*++(1).*++&

( $ct < )/,15 "))(4*&

( !rombosit < 3.+++ 7  mm

3

 "16+.+++(**+.+++&

Pemeriksaan laboratorium tanggal 1 september /+1* <

( $b < 6,6 g7dl

( ?eukosit < *,/++7 mm)

( !rombosit < 11',+++7mm)

( $ct < /3,/ 5

#idal <

( S.typhi % < positif 17)/+

( S. !yphi $ < positif 17)/+

( S.paratyphi -($ < positif 17)/+

( S. Paratyphi B($ < positif 17)/+

6. RESUME

•  -nak perempuan usia 3 tahun dengan keluhan demam

• Pada aalnya demam hanya sumer(sumer, lalu demam semakin

tinggi.

• Selain itu, pasien juga mengeluhkan mual, muntah,perut terasa sakit

serta nafsu makannya menurun.

• Diare sejak 1 hari S9>S

• Dari pemeriksaan lab didapatkan leukopenia dan tromboitopenia

6I. DA5TAR MASALAH

• febris

• mual

• muntah

• diare

• nyeri perut

31

Page 32: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 32/47

• leukopenia

• trombositopenia

6II. DIANOSA KER;A

S. Demam !hyphoid

6III. DI55ERENTIAL DIANOSA

( Dengue infection

I<. PLANNIN

1. Plannng Dagn$&a:

D?

8?

g9 anti salmonella

g9 anti dengue

2. Plannng Tera4:

a. Fon medikamentosa<

- !irah baring- Diet !:!P rendah serat

b. 9edikamentosa

- nfus D* R S 1*++ cc7 /4jam- nj. Jhloramphenicol 4 C /*+mg- nj. Paracetamol /++mg prn- P% Domperidone / mg prn

0. Plannng M$nt$rng :

( :eluhan < 9ual, perut sebah dan nyeri

( ;ital sign < !ensi, nadi, suhu, >>( 9akan dan minum pasien

(. Plannng E%uka& :

• 9enjelaskan tentang penyakit pasien

32

Page 33: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 33/47

• 9enjelaskan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan

•9enjelaskan tentang terapi yang diberikan serta prognosis dan komplikasi

yang mungkin terjadi.

<. PRONOSA

Kuo ad vitam < dubia ad bonam

Kuo ad sanam < dubia ad bonam

Kuo ad fungsionam < dubia ad bonam

<I. 5OLLO= UP

!anggal +) September /+1*

S < tadi malam demam, 9ual "(&,muntah "(&, Fyeri perut "Q&, nafsu makan

sudah membaik, B-B dbn, B-: dbn

% < :eadaan umum< Baik

:esadaran < Jompos 9entis 7 JS 4(*(';ital sign < !ensi < 1++ 7 '+ mm$g

Fadi < 1++C 7 menit

  Suhu< )',oJ  >> < //C 7 menit

:epala < -77J7D< (7(7(7(?idah kotor "(&

!horaC8mum < FormochestParu < >etraksi (. Suara nafas dasar vesikuler

Suara nafas tambahan< >onkhi (7(. #hee2ing (7(Lantung < S1S/ tunggal, normalI murmur "(&, gallop "(&

 -bdomen < Hlat, simetris.Bising usus "Q& normal

$epar, lien, ginjal !idak !eraba

33

Page 34: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 34/47

Fyeri tekan "Q& perut kanan dan tengah atas

Ctremitas < -kral $:9

dema

 -< Demam !hyphoid

P< Diagnosa < :ultur urin

!erapi < !irah baring

Diet !:!P rendah serat

nfus D* R S 1*++ cc7 /4jam

nj. JeftriaCon /C1 gr 

nj. >anitidin /C/* mg

nj. %ndancentron /C/ mg prn

Paracetamol )C/*+ mg prn

Propepsa syr ) cth l

Diet typhoid

9onitoring < :eluhan, vital sign, nafsu makan

!anggal +4 September /+1*

S < demam naik turun, 9ual "(&,muntah "(&, Fyeri perut berkurang, nafsu

makan sudah membaik, B-B dbn, B-: dbn

% < :eadaan umum< Baik

:esadaran < Jompos 9entis 7 JS 4(*(';ital sign < !ensi < 11+ 7 3+ mm$g

Fadi < 1+4C 7 menit

  Suhu< )',3oJ  >> < //C 7 menit

:epala < -77J7D< (7(7(7(?idah kotor "(&

!horaC8mum < FormochestParu < >etraksi (. Suara nafas dasar vesikuler

34

Page 35: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 35/47

Suara nafas tambahan< >onkhi (7(. #hee2ing (7(Lantung < S1S/ tunggal, normalI murmur "(&, gallop "(&

 -bdomen < Hlat, simetris.

Bising usus "Q& normal$epar, lien, ginjal !idak !eraba

Fyeri tekan "Q& perut kanan dan tengah atas

Ctremitas < -kral $:9

dema

?aboratorium tgl 4 < $b <1+,1 g7dl  ?eukosit < 3,++ 7mm)

 

!rombosit < 16.+++7mm

)

  $ct <)15

 -< Demam !hyphoid

P< !erapi < !irah baring

Diet !:!P rendah serat

nfus D* R S 1*++ cc7 /4jam

nj. JeftriaCon /C1 gr 

nj. >anitidin /C/* mg

nj. %ndancentron /C/ mg prn

Paracetamol )C/*+ mg prn

Propepsa syr ) cth l

Diet typhoid

9onitoring < :eluhan, vital sign, nafsu makan

!anggal +* September /+1*

S < malam sempat demam, 9ual "(&,muntah "(&, Fyeri perut berkurang,

nafsu makan sudah membaik, B-B dbn, B-: dbn

% < :eadaan umum< Baik

:esadaran < Jompos 9entis 7 JS 4(*(';ital sign < !ensi < 11+ 7 3+ mm$g

Fadi < 6C 7 menit

35

Page 36: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 36/47

  Suhu< )','oJ  >> < //C 7 menit

:epala < -77J7D< (7(7(7(

?idah kotor "(&

!horaC8mum < FormochestParu < >etraksi (. Suara nafas dasar vesikuler

Suara nafas tambahan< >onkhi (7(. #hee2ing (7(Lantung < S1S/ tunggal, normalI murmur "(&, gallop "(&

 -bdomen < Hlat, simetris.Bising usus "Q& normal

$epar, lien, ginjal !idak !eraba

Fyeri tekan "Q& perut kanan dan tengah atas

Ctremitas < -kral $:9

dema

?aboratorium tgl 4 < $b <11,/ g7dl  ?eukosit < 3,4+ 7mm)

  !rombosit < /1+.+++7mm)

  $ct <)),45

 -< Demam !hyphoid

P < !erapi < !irah baring

Diet !:!P rendah serat

nfus D* R S 1*++ cc7 /4jam

nj. JiprofloCacin

nj. >anitidin /C/* mg

nj. %ndancentron /C/ mg prn

Paracetamol )C/*+ mg prn

Diet typhoid

9onitoring < :eluhan, vital sign, nafsu makan

!anggal +' September /+1*

36

Page 37: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 37/47

S < demam "(&, 9ual "(&,muntah "(&, Fyeri perut "(&, nafsu makan sudah

membaik, B-B dbn, B-: dbn

% < :eadaan umum< Baik

:esadaran < Jompos 9entis 7 JS 4(*(';ital sign < !ensi < 11+ 7 3+ mm$g

Fadi < 'C 7 menit

  Suhu< )',4oJ  >> < //C 7 menit

:epala < -77J7D< (7(7(7(?idah kotor "(&

!horaC8mum < FormochestParu < >etraksi (. Suara nafas dasar vesikuler

Suara nafas tambahan< >onkhi (7(. #hee2ing (7(Lantung < S1S/ tunggal, normalI murmur "(&, gallop "(&

 -bdomen < Hlat, simetris.Bising usus "Q& normal

$epar, lien, ginjal !idak !eraba

Fyeri tekan "(&

Ctremitas < -kral $:9

dema

 -< Demam !hyphoid

P< !erapi < !irah baring

Diet !:!P rendah serat

nfus D* R S 1*++ cc7 /4jam

nj. JiprofloCacin

Paracetamol )C/*+ mg prn

Diet typhoid

9onitoring < :eluhan, vital sign, nafsu makan

37

Page 38: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 38/47

Pasien :>S pada tanggal +' September /+1*.

BAB III

DISKUSI KASUS

Pasien -n. -B,laki(laki usia 1/ tahun datang ke 8D >S $aji

Surabaya dengan keluhan utama panas, dan pasien -n. D 3 tahun datang ke

8D >S $aji Surabaya dengan keluhan yang sama yaitu panas. :edua

pasien tersebut di diagnosa demam tifoid. Diagnosa tersebut didapatkan dari

anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.Dari anamnesis keluhan utama kedua kasus terpenuhi sebagai kriteria

demam. Demam adalah keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat

peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh ?(1. -da beberapa macam variasi suhu tubuh, yaitu, subnormal, normal,

subfebris, febris, hipertermi dan hiperpireksia. Pada kasus yang diperoleh,

variasi demamnya antara sub febris dan febris. Pola demam juga ada

beberapa macam dan dapat membantu menegakkan diagnosa, misalnya,

38

Page 39: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 39/47

demam kontinu, demam intermiten, demam remiten, pola demam tersiana

dan kuartana serta demam saddleback7 pelana, step-ladder , dll. Pola demam

pada kasus yang diperoleh adalah pola demam step-ladder . Pada kedua

kasus yang diperoleh, demam berlangsung lebih dari 3 hari dan tidak

didapatkan tanda lokal, sehingga dapat dimasukkan dalam kategori demam

karena infeksi tanpa tanda lokal, dan setelah lebih dari 3 hari demam juga

menetap, jadi masuk juga dalam kategori demam lebih dari 3 hari. $al itu

memenuhi kriteria demam tifoid yaitu Demam lebih dari 3 hari, biasanya

mulai dari sumer(sumer yang makin hari makin tinggi, sehingga pada minggu

kedua panas tinggi terus menerus terutama pada malam hari . Persentase

demam pada kasus Demam tifoid adalah 1++5.ejala klinis lainnya dari demam tifoid adalah gangguan saluran

pencernaan. angguan saluran pencernaan pada demam tifoid biasanya

terjadi pada minggu pertama, seperti mual, muntah, diare, dan konstipasi.

Pada kasus 1 anak mengalami mual, pada kasus / pasien mengalami mual,

muntah, B-B cair, dan sakit perut. Persentase muntah pada kasus demam

tifoid adalah /),*5, nyeri perut sebanyak /),* 5 kasus, sedangkan diare

sebanyak //,65 kasus.Pada riayat sosial pasien sering membeli jajanan yang ada di depan

sekolahnya dimana kebersihannya tidak terjamin dan tidak terkemas dengan

baik, Larang dilakukan kerja bakti di lingkungan tempat tinggalnya selain itu

pasien jarang melakukan cuci tangan sebelum makan. $al ini berhubungan

dengan kejadian demam tifoid karena demam tifoid berhubungan dengan

kebersihan pasien.!anda klinis dari demam tifoid antaralain adalah hepatomegali,

splenomegali, lidah tifoid, perut kembung, dan gangguan kesadaran.Dari pemeriksaan fisik pada kasus 1 didapatkan tifoid tongue, ?idah

tifoid biasanya terjadi beberapa hari setelah panas meningkat dengan tanda(

tanda antara lain, lidah tampak kering, dilapisi selaput tebal, dibagian

belakang tampak lebih pucat, di bagian ujung dan tepi lebih kemerahan. Bila

penyakit makin progressif , akan terjadi desKuamasi epitel sehingga papila

39

Page 40: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 40/47

lebih prominen. Persentase terjadinya lidah tifoid pada demam tifoid adalah

46, 5. Pada kasus kedua,dari pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan

abdomen. $al tersebut sesuai dengan tanda pada demam tifoid dengan

persentase kejadian sebanyak /),*5.

Dari hasil laboratorium pasien 1 didapatkan kelainan dari hasil

pemeriksaan serologi yaitu, g9 -nti Salmonella < P%S!H, sedangkan

pemeriksaan darah lengkap dan urine lengkap dalam batas normal. 8ji

serologis digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis demam tifod

dengan mendateksi antibodi spesi0k terhadap komponen antigen S. !yphi

maupun mendeteksi antigen itu sendiri. ;olume darah yang diperlukan untuk

uji serologis ini adalah 1() m? yang diinokulasikan ke dalam tabung tanpaantikoagulan. 9etode pemeriksaan serologis imunologis ini dikatakan

mempunyai nilai penting dalam proses diagnostik demam tifoid.

Pada kasus kedua, didapatkan kelainan dari hasil pemeriksaan serologi yaitu<

#idal <

( S.typhi % < positif 17)/+

( S. !yphi $ < positif 17)/+

( S.paratyphi -($ < positif 17)/+

( S. Paratyphi B($ < positif 17)/+

8ji serologi standar yang rutin digunakan untuk mendeteksi antibodi

terhadap kuman S.typhi yaitu uji #idal. 8ji telah digunakan sejak tahun 16'.

Pada uji #idal terjadi reaksi aglutinasi antara antigen kuman S.typhi dengan

antbodi yang disebut aglutinin. Prinsip uji #idal adalah serum penderita

dengan pengenceran yang berbeda ditambah dengan antigen dalam jumlahyang sama. jika pada serum terdapat antibodi maka akan terjadi aglutinasi.

9aksud uji idal adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam

serum penderita tersangka demam tifoid yaitu<

40

Page 41: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 41/47

1. -glutinin % "dari tubuh kuman&

/. -glutinin $ "agel kuman&

). -glutinin ;i "simpai kuman&.

Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin % dan $ yang digunakan untuk

diagnosis demam tifoid. Semakin tinggi titemya semakin besar kemungkinan

tetinfeksi kuman ini.

Pada demam tifoid mula(mula akan terjadi peningkatan titer antibodi %.

 -ntibodi $ timbul lebih lambat, namun akan tetap menetap lama sampai

beberapa tahun, sedangkan antibodi % lebih cepat hilang. Pada seseorang

yang telah sembuh. aglutinin % masih tetap dijumpai setelah 4(' bulan,

sedangkan aglutinin $ menetap lebih lama antara bulan ( / tahun.

Banyak senter mengatur pendapat apabila titer % aglutinin sekali

periksa 17/++ atau pada titer sepasang terjadi kenaikan 4 kali maka

diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan. -glutinin $ banyak dikaitkan

dengan pasca imunisasi atau infeksi masa lampau, sedang ;i aglutinin

dipakai pada deteksi pembaa kuman S. typhi "karier&.

Filai sensitivitas dan spesifisitas idal sangat bervariasi. Disebut tidak

sensitif karena adanya sejumlah penderita dengan hasil biakan positif tetapi

tidak pernah dideteksi adanya antibodi dengan tes ini. Bila adanya titer 

antibodi dapat dideteksi, sering kali titer naik sebelum timbul gejala klinis

sehingga sulit untuk memperlihatkan terjadinya kenaikan titer yang berarti.

Disebut tidak spesifik karena semua grup D salmonella mempunyai antigen

%, demikian juga grup - dan B Salmonella. Semua grup D salmonellamempunyai fase $ antigen yang sama dengan salmonella typhosa. !iter $

tetap meningkat dalam aktu sesudah infeksi. 8ntuk dapat memberikan hasil

yang akurat tes idal sebaiknya tidak hanya dilakukan sekali saja melainkan

41

Page 42: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 42/47

perlu satu seri pemeriksaan, kecuali bila hasil tersebut sesuai atau meleati

standart setempat.

Selain itu pada kasus kedua juga ditemukan adanya trombositopenia

"3.+++7mm)& sehingga pada aal pemeriksaan pasien ini diduga dengue

infection.

Dari pemeriksaan yang di peroleh dapat di tarik kesimpulan baha

diagnosa kedua pasien adalah demam tifoid. :riteria diagnosis demam tifoid

menurut D- adalah ditemukannya beberapa gejala klinis berupa <

• Demam

• angguan gastrointestinal

• 9ungkin disertai perubahan atau gangguan kesadaran

ejala klinis menurut #$% adalah <

• Demam lebih dari 3 hari

• !erlihat jelas sakit dan kondisi serius tanpa sebab yang jelas

• Fyeri perut, kembung, mual, muntah, diare, konstipasi

• Delirium

ejala klinis menurut PD! 8F-> adalah <

• Panas lebih dari 3 hari. Biasanya mulai dengan sumer yang

makin hari makin menggi, sehingga pada minggu ke(/ panas

tinggi terus menerus terutama pada malam hari.

• ejala gastrointestinal dapat berupa obstipasi, diare, mual

muntag, dan kembung, hepatomegali, splenomegali dan lidah

kotor tepi hiperemi

• ejala saraf sentral berupa delirium, apatis, somnolen, sopor,

bahkan sampai koma

Sedangkan untuk diagnosa pasti demam tifoid adalah gall kultur.

8ntuk pemeriksaan penunjang yang dapat membantu menegakkan diagnosis

demam tifoid dibagi dalam empat kelompok, yaitu <

1& Pemeriksaan darah tepi/& 8ji serologis)& Pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan biakan kuman

42

Page 43: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 43/47

4& Pemeriksaan kuman secara molekuler 

Penatalaksanaan meliputi<

1. Fon 9edika 9entosaa. !irah baringSeperti kebanyakan penyakit sistemik, istirahat sangat membantu.

Pasien harus diedukasi untuk tinggal di rumah dan tidak beraktivitas

terlalu berat sampai pemulihanb. Futrisi

Pemberian makanan tinggi kalori dan tinggi protein "!:!P& rendah

serat adalah yang paling membantu dalam memenuhi nutrisi penderita

namun tidak memperburuk kondisi usus. Sebaiknya rendah selulosa

"rendah serat& untuk mencegah perdarahan dan perforasi. Diet untuk

penderita demam tifoid, biasanya diklasifikasikan atas diet cair, bubur 

lunak, tim, dan nasi biasa.c. Jairan

Penderita harus mendapat cairan yang cukup, baik secara oral

maupun parenteral. Jairan parenteral diindikasikan pada penderita

sakit berat, ada komplikasi, penurunan kesadaran serta yang sulit

makan. Jairan harus mengandung elektrolit dan kalori yang optimal.

:ebutuhan kalori anak pada infus setara dengan kebutuhan cairan

rumatannya./. 9edikamentosa

1. SimptomatikPanas yang merupakan gejala utama pada tifoid dapat diberi

antipiretik. Bila mperoral sebaiknya diberikan yang paling aman dalam

hal ini adalah paracetamol dengan dosis 1+ mg7kgBB7kali minum,

sedapat mungkin untuk menghindari aspirin dan turunannya karena

mempunyai efek mengiritasi saluran cerna. Bila tidak mampu intake

peroral dapat diberikan via parenteral./. -ntibiotik

 -ntibiotik yang sering digunakan adalah < Jhloramphenicol, masih merupakan pilihan pertama pada

pengobatan penderita demam tifoid. Dosis yang diberikan

43

Page 44: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 44/47

adalah 1++ mg7kgBB7hari diagi dalam 4 kali pemberian selama

1+(14 hari atau sampai * (3 hari setelah demam turun, sedang

pada kasus dengan malnutrisi atau penyakit, pengobatan dapat

diperpanjang sampai /1 hari, 4 M ' mingu untuk osteomielitis

akut dan 4 minggu untuk meningitis. 8ntuk pemberian intravena

biasanya cukup *+ mg7kgBB7hari. :elemahan dari antibiotik

 jenis ini adalah mudahnya terjadi relaps atau kambuh, dan

carier. JotrimoCa2ole, merupakan gabungan dari / jenis antibiotika

trimetoprim dan sulfametoCa2ole dengan perbandingan 1<*.

Dosis trimetoprim 1+ mg7kgBB7hari dan sulfametoCa2ole *+

mg7kgBB7hari dibagi dalam / dosis. 8ntuk pemberian secara

sirup, dosis yang diberikan untuk anak 4(* mg7kgBB7kali minum

sehari diberi / kali selama / minggu. fek samping dari

pemberian antibiotika golongan ini adalah terjadinya gangguan

sistem hematologi seperti anemia megaloblastik, leukopenia,

dan granulositopenia. Dan pada beberapa negara antibiotika

golongan ini sudah dilaporkan resisten.

 -mpicillin dan amoCicillin, memiliki kemampuan yang lebihrendah dibandingkan dengan chloramphenicol dan

cotrimoCa2ole. Famun untuk anak(anak golongan obat ini

cenderung lebih aman dan cukup efektif. Dosis yang diberikan

untuk anak 1++(/++ mg7kgBB7hari dibagi menjadi 4 dosis

selama / minggu. Penurunan demam biasanya lebih lama

dibandingkan dengan terapi chloramphenicol. Sefalosporin generasi ketiga "ceftriaCone, cefotaCim, cefiCime&

merupakan pilihan ketiga namun efektifitasnya setara atau

bahkan lebih darii chloramphenicol dan cotrimoCa2ole serta

lebih sensitif terhadao salmonella typhi. JeftriaCone merupakan

prototipnya dengan dosis 1++ mg7kg7hari ; dibagi dalam 1(/

dosis "maksimal 4 gram7 hari& selama *(3 hari. -tau dapat

44

Page 45: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 45/47

diberikan cefotaCim 1*+(/++ mg7kgBB7hari dibagi dalam )(4

dosis. Bila mampu untuk sediaan per oral dapat diberikan

cefiCime 1+(1* mg7kgBB7hari selama 1+ hari.

Pada demam tifoid kasus berat seperti delirium, stupor, koma sampaisyok dapat diberikan kortikosteroid ; "deCametsone& ) mg7kg dalam )+

menit untuk dosis aal, dilanjutkan 1 mg7kg tiap ' jam sampai 46 jam.8ntuk demam tifoid dengan penyulit pedarahan usus kadang M kadang

diperlukan tranfusi darah. Sedangkan yang sudah terjadi perforasi harus

segera dilakukan laparatomi disertai penambahan antibiotika metronida2ole.8ntuk pilihan antibiotik berdasarkan #$% tahun /+1)'<

1. JiprofloCacin oral dengan dosis 1* mg7kg /C sehari atau

fluoroKuinolon lainnya "gatifloCacin, ofloCacin, perfloCacin& sebagai lini

pertama pengobatan selama 3(1+ hari/. -pabila respon terapinya jelek dalam 46 jam, maka pertimbangkan

drug(resistant typhoid dan obati dengan lini kedua. Berikan ;

ceftriaCone 6+mg7kg per hari atau oral a2itromycin /+ mg7kg per hari

atau cephalosporin generasi ketiga lainnya selama *(3 hari). Lika resistensi antibiotik dari salmonela diketahui, maka ikuti pedoman

antibiotik lokal yang sensitive

Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien 1 <

!irah baring

Diet !:!P rendah serat

nfus D* R S 1'++ cc7 /4jam

nj. Jhloramphenicol 4 C )++mg

nj. Paracetamol /*+mg prn

P% Domperidone / mg prn

Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien / <

( !irah baring

( Diet !:!P rendah serat

( nfus D* R S 1*++ cc7 /4jam

( nj. Jhloramphenicol 4 C /*+mg

( nj. Paracetamol /++mg prn

45

Page 46: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 46/47

( P% Domperidone / mg prn

Prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan terapi, usia,

keadaan kesehatan sebelumnya dan ada tidaknya komplikasi. Di negara

maju, dengan terapi antibiotik yang adekuat, angka mortalitas =15. Di negara

berkembang, angka mortalitasnya G1+5, biasanya karena keterlambatan

diagnosis, peraatan dan pengobatan. 9unculnya komplikasi, seperti

perforasi gastrointestinal atau perdarahan hebat, meningitis, endokarditis dan

pneumonia, mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. >esiko

menjadi karier pada anak(anak rendah dan meningkat sesuai usia. :arier kronik terjadi pada 1(*5 dari seluruh pasien demam tifoid.1

Pada kasus, keluhan pada pasien seperti demam, mual, perut sebah

dan nyeri sudah tidak ada, nafsu makan pasien sudah mulai membaik,

makan dan minum sudah seperti biasanya, tidak didapatkan komplikasi pada

pasien, apabila menjaga kebersihan, pola makan, istirahat cukup sampai

pemulihan maka prognosisnya akan lebih baik, oleh karena itu dapat

disimpulkan prognosanya<

a. ad vitam < dubia ad bonamb. ad functionam < dubia ad bonamc. ad sanationam < dubia ad bonam

46

Page 47: LK TIFOID

7/21/2019 LK TIFOID

http://slidepdf.com/reader/full/lk-tifoid 47/47

DA5TAR PUSTAKA

1. Soedarmo, Sumarmo S., dkk. Demam tifoid. Dalam < Buku ajar infeksidan pediatri tropis. d. /. Lakarta < Badan Penerbit D- I /++6. $. ))6(4*

/. >e2eki, Sri. Demam tifoid /++6. Diunduh darihttp<77medicastore.com7artikel7/)67Demam!ifoidPada-nak-paNang

 perluDiketahui.html. /4 Desember /+14). Paitro 8, Foorvitry 9, Darmoandoo #. Demam !ifoid. Dalam <

Soegijanto S, d. lmu Penyakit -nak < Diagnosa dan Penatalaksanaan,edisi 1. Lakarta < Salemba 9edika, /++/<1(4)

4. >ichard . Behrman, >obert 9. :liegman, -nn 9. -rvinI edisi bahasandonesia< -samik #ahabI lmu :esehatan -nak Felson,ed.1*.Lakarta<J I /+++.

*. -lan >. !umbelaka. Diagnosis dan !atalaksana Demam !ifoid. DalamPediatrics 8pdate. Jetakan pertamaI katan Dokter -nak ndonesia.Lakarta < /++). $. /(/+

'. #$%, $ospital Jare for Jhildren, /+1)