lk imunisasi

15
A. PENDAHULUAN B. KASUS 1. Identitas Penderita Nama : Bayi Nuri Umur : 9 bulan Tanggal lahir : 6 Oktober 2011 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Jl. Wonodri Nama Ayah : Tn. R Umur : 40 tahun Pendidikan : Tamat SMA Pekerjaan : Supir Agama : Islam Suku : Jawa Nama Ibu : Ny. R Umur : 35 tahun Pendidikan : Tamat SMA Pekerjaan : Ibu rumah tangga Agama : Islam Suku : Jawa 2. Anamnesis Anamnesis dilakukan pada ibu penderita (alloanamnesis) hari pertama masuk di Ruang Praktek Dokter.

Upload: idha-kurniasih

Post on 14-Aug-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

imun

TRANSCRIPT

Page 1: Lk Imunisasi

A. PENDAHULUAN

B. KASUS

1. Identitas Penderita

Nama : Bayi Nuri

Umur : 9 bulan

Tanggal lahir : 6 Oktober 2011

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Wonodri

Nama Ayah : Tn. R

Umur : 40 tahun

Pendidikan : Tamat SMA

Pekerjaan : Supir

Agama : Islam

Suku : Jawa

Nama Ibu : Ny. R

Umur : 35 tahun

Pendidikan : Tamat SMA

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Islam

Suku : Jawa

2. Anamnesis

Anamnesis dilakukan pada ibu penderita (alloanamnesis) hari pertama masuk di Ruang

Praktek Dokter.

Riwayat Penyakit

Keluhan Utama

Imunisasi tidak lengkap

Riwayat Penyakit Sekarang

Page 2: Lk Imunisasi

Seorang ibu membawa putrinya ke praktek dokter dengan keluhan imunisasi tidak

lengkap. Imunisasi yang didapat baru BCG dan Polio 1 setelah pulang dari Bidan, serta DPT 1

pada waktu umur 2 bulan.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Kejang (-) saat bayi

Riwayat penyakit yang pernah diderita :

ISPA : (+) batuk pilek

Diare : (+)

Peny. Jantung : (-)

Asma : (-)

Bronkitis : (-)

Operasi : (-)

Trauma : (-)

Malaria : (-)

Varicella : (-)

Typhoid : (-)

Reaksi Alergi : (-)

Polio : (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit keluarga yang pernah diderita :

ISPA : Disangkal

Diare : Disangkal

Peny. Jantung : Disangkal

Asma : Disangkal

Bronkitis : Disangkal

Operasi : Disangkal

Trauma : Disangkal

Malaria : Disangkal

Typhoid : Disangkal

Reaksi Alergi : Disangkal

Page 3: Lk Imunisasi

Riwayat Pemberian Obat

Paracetamol

Riwayat kehamilan

Prenatal: bayi merupakan anak kedua, pemeriksaan ANC sebanyak empat kali di bidan,

imunisasi TT dua kali, diberi vitamin dan obat penambah daah oleh bidan, saat hamil

tidak pernah sakit, riwayat hipertensi dan diabetes mellitus disangkal.

Natal: persalinan normal, cukup bulan, ditolong oleh bidan, berat badan lahir 3 kilogram,

panjang badan 50 cm, tidak ada kelainan saat lahir.

Post natal: control ke bidan dan dinyatakan sehat.

Riwayat imunisasi

Polio: saat pulang dari bidan

BCG: saat pulang dari bidan

DPT: 2 bulan

Kesan: imunisasi dasar tidak lengkap

Riwayat Gizi

Pemberian ASI eksklusif selama 4 bulan saja, kemudian pada usia lebih dari 4 bulan

diberikan bubur serelac. Bubur serelac diberikan 1 kali sehari sebanyak 1 sendok

terkadang habis, kemudian pada umur 6 sampai 9 bulan dibei bubur serelac 2 kali sehari

(pagi dan sore) sebanyak 2 sendok, terkadang habis. selain diberi bubur serelac, pada

waktu umur 6 sampai 9 bulan diberikan buah pada waktu siang hari kadang berupa

pisang kerok stengah buah /alpukat yang diblender setengah buah kecil /jeruk peres 1

buah kecil yang dimasukan ke dalam dot bayi.

Kesan: kualiatas makanan cukup, kuantitas cukup

Riwayat tumbuh kembang

Page 4: Lk Imunisasi

Berat badan sekarang 10 kg, panjang badan 70 cm, lingkar kepala 55 cm, LILA 20 cm

dan KMS naik tidak sesuai dengan garis.

Riwayat perkembangan: Senyum sosial usia 2 bulan, angkat kepala 4 bulan, miring 4

bulan, Tengkurap usia 4 bulan, duduk 6 bulan, mengucapkan satu suku kata 7 bulan,

merambat dan mengucapkan 2 kata 9 bulan

Kesan: perkembangan sesuai dengan usia

2. Pemeriksaan Fisik

KU: kesadaran compos mentis, gerak aktif, sianosis (-), tampak sesak (-)

Vital sign:

RR 30x/ menit,

nadi 110x/ menit, isi tegangan cukup, regular

suhu rectal: 37oC

status internus

kepala: bentuk messosefal, UUB belum menutup,

mata: reflek pupil indirek +/+, reflek pupil direk +/+, sensibilitas kornea +, konjungtiva palpebra

pucat -, sclera ikterik -,

hidung: sadle nose -, secret - warna bening, cuping hidung -,

telinga: discharge -, aurikula hiperemis -, membrane timpani intak, reflek cahaya seperti mutiara

mulut: bibir sianosis -, lidah tidak kotor, gusi berdarah -, palatum letak tinggi -, bibir kering -

tenggorok: T 1-1, hiperemis, kripte melebar -, detritus -, pseudomembran -, faring hiperemis -,

jaringan granulose pada faring -

leher: bentuk simetris, deviasi trakea -, warna kulit sama dengan sekitar, pembesaran kelenjar

limfe -,

Page 5: Lk Imunisasi

torak:

bentuk normal, gerakan statis dinamis simetris, warna kulit sesuai dengan warna kulit sekitar,

otot bantuan nafas tidak tampak

paru:

I: gerakan dada simetris, retraksi –

Pal: stem fremitus kanan = kiri, nyeri tekan -

Perkusi: sonor seluruh lapang paru

Auskultasi: suara dasar vesikuler, suara tambahan: ronchi -/-, wheezing -/-, hantaran -/-

Jantung:

I: ictus cordis tak tampak,

Palpasi: ictus cordis teraba di SIC IV LMCS, tidak melebar, tidak kuat angkat

Perkusi: batas kiri: SIC IV LMCS, batas kanan SIC IV LPSD, batas atas: SIC II LPSS

Kesan: konfigurasi jantung DBN

Auskultasi: bunyi jantung I dan II murni, tidak ada suara jantung tambahan

Abdomen:

I: bentuk datar, warna sesuai dengan kulit sekitar, spider navy -, umbilikus tidak menonjol.

Au: bunyi peristaltik 8x/menit

Pe: timpani di seluruh lapangan abdomen, pekak sisi +, pekak alih (-)

Pa: nyeri tekan -, defans muscular -, benjolan -, hepar dan lien tidak teraba

Genitalia:

Perempuan dalam batas normal.

Page 6: Lk Imunisasi

Status neurologis

Tidak ditemukan kaku kuduk dengan Brudzinski I, Brudzinski II maupun Kernig

Ekstremitas Superior Inferior

Sianosis -/- -/-

Akral dingin -/- -/-

Clubbing finger -/- -/-

Deformitas -/- -/-

Gerakan Aktif Aktif

Tonus Normal Normal

Klonus -/- -/-

Reflek fisiologis +N/+N +N/+N

Reflek patologis -/-

Capillary refill: kurang dari 2 detik

Tanda oedem: non pitting

Page 7: Lk Imunisasi

PEMBAHASAN

A. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak akan

terjadi penyakit. Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang

dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi)/ bahkan

menghilangkan penyakit tertentu dari dunia.1

Kegiatan imunisasi di Indonesia di mulai di Pulau Jawa dengan vaksin cacar pada tahun

1956. Pada tahun 1972, Indonesia telah berhasil membasmi penyakit cacar. Pada tahun 1974,

Indonesia resmi dinyatakan bebas cacar oleh WHO, yang selanjutnya dikembangkan vaksinasi

lainnya. Pada tahun 1972 juga dilakukan studi pencegahan terhadap Tetanus Neonatorum dengan

memberikan suntikan Tetanus Toxoid (TT) pada wanita dewasa di Jawa Tengah dan Jawa

Timur, sehingga pada tahun 1975 vaksinasi TT sudah dapat dilaksanakan di seluruh Indonesia.

(Depkes RI, 2005).2

Pasien bayi umur 9 bulan datang ke tempat paktek dokter dengan keluhan imunisasi tidak

lengkap. imunisasi yang didapat baru BCG dan Polio 1 setelah pulang dari Bidan, serta DPT 1

pada waktu umur 2 bulan. Padahal imunisasi yang seharusnya sudah didapat pada pasien bayi

umur 9 bulan ini adalah BCG, DPT 1 2 3, Polio 1 2 3 4, Campak 1 dan Hepatitis B 1.1,3

Macam - macam Imunisasi :

BCG

Tujuannya untuk mengurangi resiko terjadinya Tubercullosis berat seperti

meningitis TB dan tubecullosis milier.

BCG diberikan pada umur kurang 3 bulan dan sebaiknya pada anak

dengan uji mantoux negatif.

Diberikan secara intrakutan 0,05ml untuk bayi dan 0,1ml untuk anak di

deltoid dextra (separuh antara acromion dan insersi pada tengah humerus).

DPT

Tujuannya untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit difteri, petusis

dan tetanus.

DPT diberikan pada umur 2, 4, 6, 18, 24 bulan dan 5 tahun.

Page 8: Lk Imunisasi

Diberikan secara intramuscular 0,5ml di vastus lateralis (batas sepertiga

atas dari trochanter mayor femur dengan condillus lateralis).

Polio

Tujuannya untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit polio.

Polio diberikan pada umur 0, 2, 4, 6 bulan dan 3, 6 tahun.

Diberikan secara diteteskan sebanyak 2 tetes = 0,1ml (@ 0.05ml).

Campak

Tujuannya untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit campak.

Campak dibeikan pada umur 9 bulan dan 6 tahun.

Diberikan secara subcutan 0,5ml di deltoid sinistra.

Hepatitis B

Tujuannya untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit hepatitis B.

Hepatitis B diberikan pada umur 0,1,6 bulan.

Diberikan secara intramuscular 0,5ml di deltoid sinistra.

.

B. Gizi

Pemberian ASI eksklusif selama 4 bulan saja, kemudian pada usia lebih dari 4

bulan diberikan bubur serelac. Bubur serelac diberikan 1 kali sehari sebanyak 1 sendok

terkadang habis, kemudian pada umur 6 sampai 9 bulan dibei bubur serelac 2 kali sehari (pagi

dan sore) sebanyak 2 sendok, terkadang habis. selain diberi bubur serelac, pada waktu umur 6

sampai 9 bulan diberikan buah pada waktu siang hari kadang berupa pisang kerok stengah

buah /alpukat yang diblender setengah buah kecil /jeruk peres 1 buah kecil yang dimasukan

ke dalam dot bayi.

WHO dan UNICEF menetapkan pemberian ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan,

setelah usia 6 bulan bayi mendapatkan MP-ASI, berupa :3

Umur 6 bulan

Jenis makanan tunggal

Jumlah sedikit

Frekuensi 1x sehari

Umur 7 bulan

Jenis makanan kombinasi

Page 9: Lk Imunisasi

Jumlah banyak

Frekuensi lebih sering

Umur 8 - 12 bulan

Diperkenalkan makanan keluarga yang lunak.

Berikan makanan tunggal terlebih dahulu sekali sehari, sedikit semakin lama

semakin banyak. Selain itu, pada MP-ASI diperkenalkan makanan baru setelah 1 minggu.

Untuk memperbaiki mutu MP-ASI diberikan

1. Penambahan energi, misal : menambah minyak.

2. Penambahan protein, misal : menambah daging, hati dan telur.

3. Penambahan makanan tinggi energi dan nutrien, misal : susu dan kacang-kacangan.

4. Penambahan mineral, misal : sayur dan buah-buahan.

C. Tumbuh Kembang

Perkembangan adalah betambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh

yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, serta dapat diramalkan sebagai hasil proses

pematangan. sedangkan pertumbuhan lebih menekankan pada aspek fisik.

Salah satu alat skrining perkembangan untuk mengetahui sedini mungkin

penyimpangan perkembangan yang terjadi pada anak sejak lahir sampai 6 tahun yaitu Denver

II. Bidang / aspek yang dinilai :

1. Personal Sosial : penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan

perorangan.

2. Motorik Halus : koordinasi mata tangan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil.

3. Bahasa : mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.

4. Motorik Kasar : duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar.

Pada kasus ini :

1. Personal Sosial

Senyum sosial umur 2 bulan

2. Motorik Halus

-

3. Bahasa

mengucapkan satu suku kata umur 7 bulan

Page 10: Lk Imunisasi

mengucapkan 2 kata umur 9 bulan

4. Motorik Kasar

mengangkat kepala umur 4 bulan,

miring umur 4 bulan,

tengkurap umur 4 bulan,

duduk umur 6 bulan

merambat umur 9 bulan

RINGKASAN

Bayi N, perempuan, umur 9 bulan datang ke tempat praktek dokter dengan keluhan

imunisasi tidak lengkap.

RPS : imunisasi yang didapat baru BCG dan Polio 1 setelah pulang dari Bidan, serta DPT 1 pada

waktu umur 2 bulan.

RPD : ISPA (batuk pilek) dan Diare

RPK : semua penyakit yang ditanyakan disangkal.

Pemeriksaan Fisik :

KU: kesadaran compos mentis, gerak aktif, sianosis (-), tampak sesak (-)

Vital sign:

RR 30x/ menit,

nadi 110x/ menit, isi tegangan cukup, regular

suhu rectal: 37oC

Page 11: Lk Imunisasi

Penatalaksanaan:

Saat datang, setelah di anamnesis dan dilakukan pemeiksaan fisik oleh dokter langsung diberikan

imunisasi kombinasi DPT+Hib 0,5ml secara intramuskula di vastus lateralis dextra, kemudian

imunisasi campak 0,5ml secara subcutan di deltoid sinista dan diberikan imunisasi polio 2 tetes

0,1ml.

Edukasi :

1. Disarankan datang 2 bulan lagi untuk mendapatkan imunisasi DPT 3, hepatitis B 2 dan polio 3

2. Bila setelah dilakukan imunisasi, bayi mengalami demam, disarankan untuk memberikan

paracetamol.

3. Disarankan penggantian makanan sebaiknya dilakukan seminggu sekali, agar bayi bisa

beradaptasi dengan jenis makanan yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

1. IDAI. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi 3. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

2. DepKes RI. 2005. Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta