lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/lampiran.pdfpol sulistyo...

28
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Upload: others

Post on 22-Oct-2019

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

Empat orang dikabarkan tewas dalam kerusuhan di

Paniai Senin, 8 Desember 2014 20:44 WIB

Pewarta: Alfian Rumagit

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono. (Foto: Istimewa)

"Informasi masyarakat, ada empat

warga tewas. Polisi belum tahu

penyebabnya, tetapi sebelum

terbakarnya kantor KPU,

penyerangan koramil dan polsek

tadi pagi, malamnya ada

perkelahian antarkelompok warga

yang belum teridentifikasi," kata

Pudjo.

Jayapura (Antara Papua) -

Sebanyak empat orang warga sipil

dikabarkan tewas dalam kerusuhan

yang mencuat di Enarotali, ibukota

Kabupaten Paniai, Provinsi Papua,

pada Senin sekitar pukul 08.30

WIT.

"Informasi dari masyarakat, ada

empat warga tewas. Polisi belum

tahu penyebabnya, tetapi sebelum

terbakarnya kantor KPU,

penyerangan koramil dan polsek

tadi pagi, malamnya ada

perkelahian antarkelompok warga

yang belum teridentifikasi," kata

Kabid Humas Polda Papua Kombes

Pol Sulistyo Pudjo di Kota

Jayapura, Papua, Senin malam.

Informasi yang dihimpun, dalam

kerusuhan itu kantor KPU dibakar,

koramil dan Polsek Paniai Timur

diserang ratusan warga.

Selain empat warga sipil

dikabarkan tewas, tiga anggota TNI

dan tiga anggota polisi luka-luka

karena terkena lemparan batu dan

belasan warga lainnya luka-luka.

Pudjo menjelaskan, kerusuhan atau

bentrokan itu berawal dari aksi

baku pukul antarwarga di area

Pondok Natal Gunung Merah,

Enarotali, Kabupaten Paniai, pada

Minggu malam sekitar pukul 20.00

WIT.

"Dalam perkelahian itu ada bunyi

suara tembakan, namun akhirnya

masalah itu bisa selesai pada pagi

harinya. Tetapi pada pagi dini hari,

atau Senin pukul 02.30 WIT terjadi

kebakaran gedung KPU dan bisa

dipadamkan hanya saja kerusakan

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

dari kebakaran itu cukup besar,"

katanya.

Selanjutnya, pada pukul 08.00 WIT,

terjadi pemblokadean di Jalan

Madi-Enarotali, di Gunung Merah

dan karena mengganggu aktivitas

masyarakat umum, polisi setempat

bernegosiasi untuk membuka

blokade dan berhasil.

"Tetapi diakhir negosiasi dari atas

bukit terdengar bunyi rentetan

tembakan, yang belum diketahui

asalnya dari siapa. Kira-kira

jaraknya 1-2 kilo," ujarnya.

Selanjutnya, kata Pudjo, massa dari

Gunung Merah turun ke Enarotali

dan lakukan penyerangan ke

Koramil dan Polsek Paniai Timur.

Massa dipekirakan berjumlah dua

ratus hingga empat ratus orang

dengan bersenjatakan panah, parang

dan batu.

Pudjo menduga rentetan tembakan

dari atas bukit yang belum tahu dari

kelompok mana atau dari oknum

siapa merupakan tanda untuk

menyerang aparat Koramil

Enarotali dan Polsek Paniai Timur.

"Diserang pertama itu Koramil,

para anggota TNI bertahan

didalamnya. Lalu mereka berpindah

menyerang Polsek yang berjarak

kira-kira 200 meter yang ada

dipertigaan jalan Enarotali,"

katanya.

"Saat diserang anggota koramil dan

polsek bertahan di kantor masing-

masing. Para anggota itu sempat

mengeluarkan tembakan peringatan

ke udara dengan harapan warga

tidak menyerang lagi. Disini tiga

anggota korami dan tiga anggota

polisi luka-luka. Tiga mobil milik

masyarakat di depan koramil rusak

parah dan satu mobil milik koramil

rusak karena dilempar warga,"

tambahnya.

Usai kerusuhn itu, lanjut Pudjo,

polisi mendapat informasi ada

empat warga yang meninggal.

"Tapi informasi ini masih bersifat

sementara, masih perlu di-cros cek

lagi di lapangan," katanya.

Untuk itu, Pudjo menyampaikan

bahwa Polda Papua akan

menerjunkan tim ke Paniai pada

Selasa (9/12) yang akan dipimpin

oleh Kabid Propam dan sejumlah

pejabat terkait termasuk

inspektorat.

"Kodam juga akan menurunkan

tim, tapi sebaiknya konfirmasi ke

Kapendam terkait tim yang akan

diterjunkan," katanya.

Mengenai situasi di Paniai, Pudjo

mengungkapkan, informasi yang

diperoleh situasi di sana masih

memanas, dan masyarakat

diharapkan tidak terprovokasi.

"Demikian pula anggota polisi dan

TNI yang ada disana. Peristiwa ini

kami masih dalami, apakah ada

pihak lain terlibat atau kejadian ini

seperti apa," katanya. (*)

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

Polda Papua bentuk tim ungkap kerusuhan Paniai Rabu, 10 Desember 2014 02:05 WIB

Pewarta: Evarukdijati

Tim Polda Papua (Foto: Antara News)

"Dari laporan yang diterima anggota

polisi, keempat warga itu meninggal

akibat tertembak, padahal anggota

mengaku saat kejadian menembak ke

atas atau tembakan peringatan,"

katanya.

Jayapura (Antara Papua) - Kepolisian

Daerah Papua membentuk tim pencari

fakta untuk mengungkap kasus

kerusuhan di Kabupaten Paniai yang

menewaskan empat orang warga sipil.

Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende

kepada Antara di Jayapura, Selasa

mengatakan tim pencari fakta itu

dibentuk untuk mencari tahu apa yang

menjadi penyebab terjadinya kasus

tersebut sekaligus mengungkap siapa

pelaku penembakan.

"Dari laporan yang diterima anggota

polisi, keempat warga itu meninggal

akibat tertembak, padahal anggota

mengaku saat kejadian menembak ke

atas atau tembakan peringatan,"

katanya.

Menurutnya, tim pencari fakta itu

dipimpin oleh Direskrim Umum Polda

Papua Kombes Dwi Irianto yang saat

ini sudah berada di Enarotali.

Rencananya, Rabu (10/12), Kapolda

akan ke Enarotali, Ibu Kota Kabupaten

Paniai, untuk melihat kondisi di

lapangan. Kini tim pencari fakta akan

bekerja semaksimal mungkin sehingga

dapat dipastikan asal peluru yang

bersarang di para korban berasal dari

mana.

"Belum tentu peluru itu berasal dari

aparat keamanan karena dari laporan

yang diterima sebelumnya sempat

terdengar suara tembakan dari arah

gunung, sesaat sebelum ratusan warga

menyerang koramil dan polsek," kata

Kapolda Papua.

Irjen Pol Mende juga berjanji bila

ternyata temuan tim pencari fakta

terungkap peluru itu berasal dari polisi

maka pihaknya tidak segan-segan

memproses yang bersangkutan.

"Saya tidak akan menutup-nutupi kasus

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

tersebut, apalagi dalam melaksanakan

tugas sudah ada prosedur tetapnya

(protap) yang harus dipatuhi setiap

anggota," katanya.

Kerusuhan yang menewaskan empat

warga sipil itu itu berawal dari kasus

lalu lintas yang berbuntut pertikaian

antara warga dengan aparat keamanan.

Bahkan warga kemudian menyerang

kantor koramil dan polsek serta

membakar empat kendaraan.

Selain menewaskan empat warga,

tercatat 15 orang luka-luka, lima di

antaranya aparat keamanan, termasuk

anggota polisi. Sementara itu kini

jenasah keempat korban berada di

kantor Distrik Paniai Timur. (*)

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

Forum Kerja Oikumenis Gereja Papua kecam

kekerasan Paniai Kamis, 11 Desember 2014 18:02 WIB

Pewarta: Alfian Rumagit

Forum Kerja Oikimenes Gereja-gereja Papua (FKOGP) (Foto: Istimewa)

"Kami mengecam, mengutuk tindak

kekerasan di Paniai," kata Pdt

Socrates Sofyan Yoman.

Jayapura (Antara Papua) - Forum Kerja

Oikumenis Gereja-Gereja Papua

(FKOGP) mengecam kekerasan yang

terjadi di Enarotali, Kabupaten Paniai,

pada Senin (8/12) sehingga

menewaskan sejumlah warga.

"Kami mengecam, mengutuk tindak

kekerasan di Paniai," kata Pdt Socrates

Sofyan Yoman ketika menggelar jumpa

pers di Aula P3W Padang Bulan,

Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua,

Kamis.

Socrates yang juga Ketua Umum

Badan Pelayan Pusat Persatuan Gereja-

gereja Baptis Papua didampingi oleh

Ketua Sinode Kingmi di Tanah Papua

Pdt Benny Giay dan Pdt Selvia

Titihalawa mengaku sangat

menyesalkan peristiwa di Enarotali,

Paniai, yang menewaskan warga sipil

setempat.

"Negara harus bertanggung jawab atas

tragedi di Paniai, segera kirim tim

independen untuk usut kasus itu," kata

Socrates.

Sementara itu Pdt Benny Giay

mengatakan TNI dan Polri harus bisa

segera buktikan siapakah pelaku

penembakan warga sipil di Paniai, apa

benar itu dari kelompok Operasi Papua

Merdeka (OPM) seperti yang

dituduhkan sebelumnya. Jika benar hal

itu harus diumumkan kepada publik

dan sejumlah pembuktian yang

rasional.

"Kita semua tahu bahwa warga di

Paniai mati ditembak dan di negara ini

yang resmi pegang senjata adalah

aparat keamanan (TNI - Polri). Jadi ini

harus dijelaskan, buktikan. Kalau yang

disangkakan itu OPM, mana buktinya,

mungkin OPM binaan?," katanya

dengan nada bertanya.

Benny juga mengungkapkan bahwa

markas OPM di Eduda, Paniai, telah

dibumi hanguskan oleh aparat keamaan

beberapa waktu lalu, sehingga jika

dituduhkan demikian tidaklah benar.

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

"Nah, ini butuh kejelasan. Semua bisa

jadi-jadian, OPM binaan. Saya kira

tidak ada OPM di Paniai," katanya.

Sedangkan Pdt Selvia Titihalawa

mengatakan seharusnya pemerintah

bergerak cepat untuk ungkap kasus ini,

karena tak lama lagi Natal.

"Saya kira dengan dialog, lewat para-

para adat bisa membicarakan hal ini.

Banyak masala di Papua tapi tidak

diungkap jelas. Masalah Paniai,

pemerintah harus bertindak tegas,

independen dan hukum para pelaku,"

katanya.

Sebelumnya pada Senin (11/12), empat

warga sipil di Pania, dikabarkan tewas

tertembak di Lapangan Karel Gobay

tak jauh dari markas Koramil Enarotali

dan Polsek Paniai Timur.

Dalam peristiwa itu dikabarkan terjadi

rusuh, yang sebelumnya dipicu oleh

aksi baku pukul sekelompok orang di

Pondok Natal Gunung Merah pada

Minggu malam, lalu pada Senin dini

hari sekitar pukul 02.30 WIT gedung

KPU Paniai terbakar.

Paginya sekitar pukul 08.30 WIT

terjadi pemalangan jalan kemudian

dibubarkan oleh aparat kepolisian, dan

tiba-tiba dari arah Gunung Merah

terdengar bunyi rentetan tembakan,

dari sinilah, kemudian dikabarkan

bahwa ada warga sipil yang tertembak.

(*)

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

Komnas HAM: kasus Paniai ada pembelokan

informasi Jumat, 12 Desember 2014 18:22 WIB

Pewarta: Alfian Rumagit

Komisioner Komnas HAM Otto Nur Abdullah. (Foto: Antara Papua/Alfian)

"Kami harus meluruskan konteks

kejadiaan di Paniai. Saya mau jelaskan

bahwa pihak kepolisian terkesan

melakukan pelencengan informasi

terhadap kerjadian itu," kata Otto.

Jayapura (Antara Papua) - Komisioner

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

(Komnas HAM) Pusat Otto Nur

Abdullah berpendapat kasus

meninggalnya sejumlah warga sipil di

Enarotali, Kabupaten Paniai, Papua,

diduga telah terjadi pembelokan

informasi dari fakta yang sebenarnya.

"Kami harus meluruskan konteks

kejadiaan di Paniai. Saya mau jelaskan

bahwa pihak kepolisian terkesan

melakukan pelencengan informasi

terhadap kerjadian itu," kata Otto saat

berada di Kota Jayapura, Papua, Jumat.

Ia mengemukakan bahwa berdasarkan

laporan informasi yang diterima

Komnas HAM terkait kasus Paniai,

terdapat sejumlah versi.

"Saya coba bandingkan dengan

pernyataan Kabid Humas Polda Papua,

lalu media nasional yakni pernyataan

Waka Polri yang diubah oleh Kaporli,

dan lebih benar serta pernyataan-

pernyataan dari lembaga HAM yang

ada tentang Paniai ada perbedaan,"

katanya.

Hanya saja, lanjutnya, sampai sekarang

Komnas HAM belum mengatakan

bahwa kejadian di Paniai tidak tidak

termasuk dalam pelanggarang HAM

yang berat atau dikategorikan sebagai

pelanggaran kriminal murni.

"Itu tidak kami sampaikan, tetapi yang

saya mau tekankan, pertama adalah

potensi pelanggaran HAM berat ini

dimungkinkan bisa terjadi

pascakejadian, karena hingga kini

status Kabupaten Paniai siaga satu, kan

sekarang TNI sudah buat status itu,"

katanya.

Kedua, kata Otto, pihaknya juga harus

meluruskan konteks kejadiaannya.

"Saya mau jelaskan pihak kepolisian

terkesan melakukan pelencengan

informasi terhadap kerjadian Paniai,"

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

tambahnya.

Hal itu berdasarkan tiga faktor di

lapangan yakni pertama adalah mobil

Rush merah hitam yang digunakan

pada malam hari ketika terjadi

kekerasan di Pondok Natal.

Lalu ada penembakan dari atas Gunung

Merah, dan ada penembakan dari

kerumunan massa.

"Jadi, memang nampaknya pihak

Kepolisisan dan TNI ingin

mengkambing-hitamkan kelompok

bersenjata. Apa lagi, di Jakarta juga ada

pernyataan yang mengatakan adanya

kelompok bersenjata. Dan Menko

Polhukan mengatakan sudah ada

perdamaian melalui ada upacara bakar

batu," katanya.

Otto yang telah berada di Kota

Jayapura sejak empat hari terakhir itu

juga berpendapat bahwa pihaknya

beranjak dari kronologis yang diterima

olehnya dan berdasarkan laporan

informasi, sebenarnya masalahnya itu

bisa sederhana, asalkan dirunutkan dari

awal.

Mulai dari perselisihan di Pondok

Natal, kemudian datang mobil Rush

yang membawa enam hingga tujuh

orang kemudian terjadi aksi kekerasan,

terbakarnya kantor KPU Paniai,

pemalangan dan adanya penembakkan

dari Gunung Merah sehingga adanya

warga sipil yang jadi korban.

"Maka, usulannya adalah semua pihak

terkait agar melakukan investigasi,

harus melakukan interogasi kepada

pemilik mobil Rush, siapa dua orang

pertama pengendara motor, lalu ada

enam hingga tujug orang didalam

mobil Rush," katanya.

Berdasarkan itu, pengguna mobil dan

penumpangnya sudah bisa

diidentifikasikan. "Ini bisa mengarah

kepada Batalyon 753/AVT. Dan yang

harus berikan klarifikasi adalah

Pangdam Papua. Untuk itu pihak TNI

jangan bersembunyi di balik punggung

Polri. TNI harus memberikan

klarifikasi kepada publik, siapa

pengendara mobil Rush, siapa yang

pemilik mobilnya. Maka kita akan

dapatkan siapa saja yang terlibat kasus

ini," katanya.

Otto juga menambahkan dalam laporan

informasi dari masyarakat terdapat foto

oknum anggota TNI yang

menggunakan senjata api laras panjang,

baju hijau dan semua atribut perang

terlihat dalam peristiwa itu.

"Komnas HAM lebih cenderung ke

Batalyon 753/AVT yang kalau ada

penugasan ke sana. Namun kedatangan

mobil Rush itu bisa memberikan

keterangan bahwa apakah itu bagian

dari operasi pengintaian? Jika

demikian, maka akan jatuh kepada

pelanggaran HAM berat, tapi kalau

mobil Rush pulang ke markasnya dan

dipicu oleh arogansi oknum TNI maka

itu peristiwa kriminal murni. Ini akan

buktikan semua," katanya.

Otto menyarankan, pertama, untuk

membantu selesaikan kasus Paniai

maka dewan adat setempat segera

melangsung sidang adat untuk

memberikan sanksi kepada para

pelaku, dengan harapan ada

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

penyelesaian masalah dan bisa

menghargai adat setempat.

"Kedua, saya mendorong, pihak TNI

untuk melakukan investigasi tentang

duduk perkara yang sebenarnya tentang

kejadian tersebut. Ketiga, saya

mengharapkan pihak Polda Papua

untuk tidak manipulasi kondisi

setempat agar tidak terjebak

dikemudian hari," katanya. (*)

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

Pangdam Cenderawasih berharap masyarakat bantu

ungkap kasus Paniai Jumat, 19 Desember 2014 00:49 WIB

Pewarta: Alfian Rumagit

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G Siahaan. (Foto: Antara Papua/Anwar)

"Saya harap semua komponen, unsur-

unsur kekuatan bangsa bersabar, dan

saya berharap masyarakat bila ada

bukti otentik diserahkan kepada tim

investigasi," kata Mayjen Fransen.

Jayapura (Antara Papua) - Panglima

Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen

TNI Fransen G Siahaan berharap

masyarakat di Enarotali, Kabupaten

Paniai, membantu tim investigasi untuk

mengungkap kekerasan yang terjadi di

wilayah itu pada pekan lalu.

"Saya harap semua komponen, unsur-

unsur kekuatan bangsa bersabar, dan

saya berharap masyarakat bila ada

bukti otentik diserahkan kepada tim

investigasi," kata Mayjen Fransen di

Kota Jayapura, Papua, Kamis.

"Saya berharap masyarakat lebih

terbuka, berikan gambar bila perlu, ada

gak gambar itu, supaya kita tahu.

Masalah Paniai, saya berharap

sebenarnya hal ini terungkap, siapa

sebenarnya pelakunya itu," katanya

menambahkan.

Menurutnya, sesuai petunjuk Panglima

TNI dan Kepala Staf TNI Angkatan

Darat (Kasad), yang benar dikatakan

benar dan salah dikatakan salah.

"Apalagi itu dari anggota saya, akan

ditindak. Kita sudah tegas melakukan

hukuman seberat-beratnya, tapi kita

tunggu saja dari hasil tim investigasi

baik oleh Polri maupun Mabes TNI,

kan sudah turun ke sana," katanya.

Ia juga mengemukakan sejauh ini

seluruh anggota Koramil Enarotali

telah menjalani pemeriksaan, termasuk

batalyon yang bertugas di Paniai.

Terkait tudingan Komnas HAM bahwa

Batalyon 753 terduga sebagai pelaku

peristiwa itu, Fransen

mengatakan,"Biar saja dia berkoar

seperti itu tetapi saya berharap

keputusan itu harus dikeluarkan dari

keputusan tim investigasi bersama.

Jadi, jangan kita berandai-andai kan

sudah ada tim investigasi dari Polri,

biar Polri yang bekerja, seharusnya

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

mereka bergabung dong," katanya.

Mengenai pernyataan petinggi Polri

bahwa aparat kepolisian di Enarotali,

Kabupaten Paniai, tidak terlibat

penembakan, Fransen enggan

berpolemik.

"Saya tidak katakan begitu, saya tidak

berani. Mari kita ikuti prosedur dari

investigasi yang dilakukan, saya belum

berani ungkap itu karena ada institusi

yang lebih berwenang untuk ungkap

itu," katanya.

Jika terbukti nanti bahwa ada anggota

TNI terlibat dalam kekerasan di Paniai,

padahal TNI mulai bagus dipandang

masyarakat, Fransen

mengatakan,"Terima kasih ya, ada

penilaian wartawan bahwa kita mulai

bagus. Memang itu harapan kita. Jadi,

jika ada mengarah-arah kepada aparat

keamanan, saya tidak bisa menjawab

itu, karena sudah ada tim

investigasinya," katanya.

"Kita tenang saja, kalau benar kita

katakan benar, dan salah katakan salah.

Dan saya berharap semua mendukung

ke arah sana, jangan ada orang ditanya

hal itu tetapi tidak berani omong,

masyarakat di sana juga ditanya tidak

berani bicara, seharusnya katakan

sebenarnya," katanya.

Pangdam menambahkan agar semua

pihak bisa menahan diri sambil

menunggu tim investigasi bekerja dan

mendapatkan hasilnya.

"Jangan dihambat, kita sudah

demokrasi, siapa yang hambat, siapa

yang intimidasi, tidak boleh. Silakan

masyarakat omong, jadi saksi, jangan

berandai-andai," tambahnya. (*)

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 13: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

Jokowi ingin kasus Paniai dituntaskan secepatnya Selasa, 30 Desember 2014 18:09 WIB

Penulis: Anwar Maga

Kerusuhan di Enarotali, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua, yang menewaskan empat warga

sipil, dan meniciderai belasan warga lainnya, serta merusakkan sejumlah kendaraan

bermotor. (Foto: Istimewa)

"Saya ingin kasus ini diselesaikan

secepat-cepatnya, agar tidak terulang

kembali dimasa yang akan datang.

Kita ingin, sekali lagi tanah Papua

sebagai tanah yang damai," kata

Presiden Joko Widodo.

Malam itu, stadion Mandala Jayapura

yang menjadi markas Persipura,

dipadati ribuan warga, bukan untuk

menonton sepak bola, melainkan

merayakan Natal nasional bersama

Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Saat tampil di podium utama, Presiden

Jokowi antara lain menyatakan bahwa

ia menginginkan kasus kerusuhan di

Eranatoli, Kabupaten Paniai, Provinsi

Papua, dituntaskan secepatnya, agar

tidak menjadi api dalam sekam.

Kerusuhan yang mencuat 8 Desember

2014 itu, menewaskan empat warga

sipil, itu berawal dari kasus lalu lintas

hingga mengakibatkan pertikaian yang

berbuntut aksi penyerangan ke koramil

dan polsek setempat.

Sesaat sebelum penyerangan itu aparat

keamanan baik polisi maupun TNI

mengeluarkan tembakan peringatan,

dan sempat terdengar bunyi tembakan

dari arah gunung.

Keempat korban yang tewas dalam

insiden itu, dimakamkan dalam satu

lubang di halaman kantor koramil, pada

13 Desember atau lima hari setelah

insiden itu.

Selain korban tewas, puluhan warga

luka-luka, dan empat kendaraan roda

empat dan roda dua dirusak massa.

"Saya ingin kasus ini diselesaikan

secepat-cepatnya, agar tidak terulang

kembali dimasa yang akan datang. Kita

ingin, sekali lagi tanah Papua sebagai

tanah yang damai," kata Presiden Joko

Widodo, di hadapan lebih dari tiga ribu

orang yang memadati stadion Mandala

itu.

Presiden RI ke-7 itu memang masih

enggan bicara lebih rinci soal kasus

Paniai, meskipun ia mengaku telah

mengirim tim khusus untuk

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 14: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

menginvestigasi kasus tersebut.

Bahkan, lebih memilih diam saat kasus

kerusuhan yang menelan korban jiwa

itu mencuat.

"Waktu peristiwa di Paniai, saya tidak

tergesa-gesa komentari, karena

peristiwa kekrasan itu di Papua sudah

sering terjadi. Kalo saya komentari

baru tidak selesaikan buat apa saya

komentari," katanya.

"Saya ingin dapat data konkrit tentang

masalah itu, akar masalahnya harus

jelas, saya ngomong nanti ada kejadian

lagi," lanjutnya.

Namun, ia menginginkan segala bentuk

kekerasan di Tanah Papua segera

berakhir. Cukup kasus Paniai yang

terakhir.

"Yang paling penting bagi saya adalah

kejadian ini jangan terjadi lagi, karena

saya ingin bangun tanah Papua," kata

Presiden Jokowi.

Jokowi juga mengungkapkan bahwa

satu hal lagi yang mendasarinya dalam

membicarakan persoalan-persoalan di

Papua, yakni semua pihak ingin akhiri

konflik.

"Jangan ada kekerasan, marilah kita

bersatu. Yang masih didalam hutan,

yang masih diatas gunung-gunung,

marilah kita bersama-sama

membangun Papua sebagai tanah yang

damai," katanya.

"Marilah kita pelihara rasa saling

percaya sesama kita, sehingga kita bisa

berbicara dengan suasana yang damai

dan sejuk, karena dengan cara itulah

Natal akan membawa kabar baik bagi

kita semuanya," tambahnya.

Jokowi pun berjanji akan lebih sering

ke Papua guna mendorong

penyelesaian berbagai masalah yang

selama ini terus terjadi.

"Masalah banyak di Papua, dan ibu

bisa selesai jika kita buka dialog, juga

dialog gubernur dengan warga,

Kapolda dan Pangdam dengan warga.

Saya ingin selesaikan semua masalah

itu," ujarnya.

Presiden mengaku tidak ingin

menjanjikan hal-hal yang muluk-muluk

untuk Papua, namun dengan dialog ia

meyakini akan dapat menyelesaikan

berbagai masalah di Papua.

"Saya tidak janji muluk-muluk, saya

ingin menyelesaikan itu, saya percaya

itu bisa selesai. Tapi, kembali ke

kalimat awal saya, bahwa kita semua

harus bisa percaya pemimpin kita,"

ujarnya.

Periksa saksi

Hingga kini, aparat kepolisian di Papua

masih terus memeriksa saksi-saksi

terkait kasus Paniai, dan sudah 53

orang saksi yang dimintai keterangan.

"Sejauh ini, Polda Papua sudah

memeriksa sedikitnya 53 orang saksi

dalam kasus tewas tertembaknya empat

warga di Paniai," kata Kabid Humas

Polda Papua AKBP Patridge Renwarin.

Namun, dari saksi sebanyak itu baru

sebatas dimintai keterangan, belum ada

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 15: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

yang ditetapkan sebagai terdangka.

"Saksi sebanyak itu, semuanya

masyarakat yang ada di Paniai. Kalau

untuk aparat keamanan TNI-Polri,

dilakukan pemeriksaan secara internal

institusi masing-masing," katanya.

Mengenai serpihan peluru yang

ditemukan di lapangan, kata mantan

Kapolres Sarmi dan Merauke itu,

masih membutuhkan waktu guna

mengetahui hal tersebut dan hingga

sekarang Mabes Polri juga belum bisa

menyatakan siapa pelaku dari peristiwa

berdarah itu.

"Tentunya hal itu tergantung dari hasil

uji balistik, karena harus tahu secara

terperinci. Ditambah lagi masih harus

mengumpulkan berbagai alat bukti

yang kuat untuk mendukung

pengungkapan kasus itu," ujar Patridge.

Sebelumnya, Pangdam

XVII/Cenderawasih Mayjen TNI

Fransen G Siahaan mengakui telah ada

pemeriksaan terhadap anggota Koramil

Enarotali terkait insiden tersebut.

"Seluruh anggota Koramil di sana,

diperiksa terkait masalah itu. Kami

juga mendukung sepenuhnya tim

investigasi yang melaksanakan

tugasnya mengungkap kasus itu, dan

kalau ada oknum yang terlibat tentunya

akan dihukum seberat-beratnya sesuai

aturan," kata Fransen.

Sedangkan Kepala Staf TNI AD

(Kasad) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo

mengaku belum menerima hasil

investigasi kasus Paniai.

"Hingga kini saya belum menerima

laporan hasil investigasi," kata Jenderal

Nurmantyo, ketika berkunjung ke

Jayapura, Papua.

Namun, Kasad menyerahkan

sepenuhnya penyidikan kepada polisi

yang hingga kini masih terus

dilakukan.

"Tunggu saja hasil penyelidikan yang

dilakukan polisi," ujar Jenderal

Nurmantyo yang pernah menjabat

Dandim Merauke dan Dandim

Jayapura era 1990 an.

Untuk menyidik kasus penembakan itu,

Mabes Polri mengirim tim forensik dan

tim investigasi guna beraktivitas di

lima lokasi, yakni Gunung Merah,

kantor KPU, markas Koramil

Enarotali, markas Polsek Paniai Timur

dan TKP ditemukannya empat korban

meninggal dunia di lokasi sekitar

lapangan Karel Gobay.

Tindakan dari tim investigasi dan

forensik itu, berupa pengumpulkan

bukti-bukti petunjuk di lokasi kejadian,

termasuk proyektil atau selongsong

peluru, serta petunjuk lain seperti noda

darah, berbagai dokumen, data,

informasi, keterangan dari masyarakat

yang mengetahui hal itu.

Jika tim pusat dan daerah telah bekerja

mengungkap kasus kerusuhan yang

berbuntut korban tewas itu, dan

Presiden Jokowi telah

menginstruksikan percepatan

penanganannya, maka diharapkan akan

menjadi jelas dan pihak yang terbukti

melanggar hukum patut dikenai

hukuman yang setimpal. (*)

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 16: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

Polisi Tembak Mati 5 Warga Papua H-2 Hari HAM, AWPA Minta

Menlu Australia Kontak Joko Widodo

Penulis : Admin MS | Senin, 08 Desember 2014 20:04

Tampak pelajar bersimbah darah dengan pakaian seragam SMA (3 dari 4 korban tewas

adalah pelajar) di Enarotali, Kabupaten Paniai, Papua, Senin (08/12/14) siang. Foto: Abeth

Australia, MAJALAH

SELANGKAH -- Dua hari lagi, 10

Desember, negara-negara akan

melakukan koreksi pelaksanaan Hak

Asasi Manusia (HAM) di masing-

masing Negara, termasuk Indonesia.

Koreksi itu tentunya untuk pengakuan

dan permintaan maaf atas pelanggaran

di masa lalu serta meminimalisir

kemungkinan pelanggaran HAM di

masa depan.

Tetapi, justru pada H-2 (dua hari

sebelum hari HAM), aparat polisi dan

militer Indonesia telah menembak

membabi buta terhadap warga sipil

Papua. Sebanyak 5 warga sipil Papua

ditembak mati oleh polisi dan militer

Indonesia di Enarotali, Kabupaten

Paniai, Papua, Senin (08/12/14).

Australia West Papua Association

(Sydney) sore tadi, Senin (08/12/14),

telah mendesak Menteri Luar Negeri

Australia, Julie Bishop untuk segera

menghubungi Presiden Indonesia, Joko

Widodo untuk penyelidikan kasus

penembakan ini.

"Menteri Luar Negeri Australia, Julie

Bishop harus segera menghubungi

Presiden Indonesia dan mendesak dia

untuk menyelidiki insiden tersebut dan

membawa mereka yang bertanggung

jawab atas pembunuhan warga sipil

untuk mempertanggungjawabkan

tindakan mereka," tulis Joe Collins dari

AWPA dalam keterangan yang

diterima majalahselangkah.com malam

ini.

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 17: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

Diketahui, tanggal 10 Desember setiap

tahun, Negara-negara memperingati

sebagai Hari Hak Asasi Manusia

Sedunia. Tanggal ini dipilih untuk

menghormati Majelis Umum PBB

yang mengadopsi dan

memproklamasikan Deklarasi

Universal Hak Asasi Manusia, sebuah

pernyataan global tentang hak asasi

manusia pada 10 Desember 1948.

Peringatan Hari HAM Sedunia

dilakukan oleh negara dan organisasi

yang peduli HAM. Peringatan ini

sering dijadikan momentum untuk

melakukan koreksi pelaksanaan HAM

di masing-masing negara. Indonesia

sebagai negara yang mengakui

Deklarasi Universal Hak Asasi

Manusia tentu akan melakukan koreksi

pelaksanaan HAM di

Indonesia. (GE/003/Admin/MS)

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 18: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

Temui Keluarga Korban Penembakan, Bupati Paniai

Sampaikan 3 Hal Ini Penulis : Abeth Abraham You | Selasa, 09 Desember 2014 13:09 Dibaca : 2178

Dari kanan ke kiri, Simon Degei (18), Otianus Gobai (18), dan Alfius Youw (17) saat

dijejerkan di lapangan sepak bola Karel Gobay oleh keluarga korban bersama warga di sana.

Foto: Abeth

Paniai, MAJALAH SELANGKAH -

- Siang ini, Selasa (09/12/14), Bupati

Paniai, Hengky Kayame didampingi

Kapolres dan Dandim menemui

keluarga korban penembakan di

lapangan "Karel Gobay", Enarotali

Kabupaten Paniai, Papua.

Saat tatap muka, Bupati Hengky

menyampaikan tiga hal. Pertama, kata

Bupati, pemerintah daerah

menyampaikan duka cita yang

mendalam atas kematian lima anak

sekolah tersebut. (Update: 5 Orang

yang Tewas Ditembak Adalah

Pelajar SMA, Warga Gelar Duka

Bersama di Lapangan Terbuka)

Kedua, kata Bupati, pihaknya dengan

disaksikan tanah Paniai dan Tuhan

yang maha kuasa mengutuk pelaku

penembakan yang tidak

berprikemanusiaan. "Saya, dengan

disaksikan tanah Paniai memgutuk para

pelaku penembakan ini," kata Bupati.

Hal ketiga, kata Bupati, pihaknya akan

memastikan kasus ini diselesaikan

tuntas oleh pihak berwajib. Karena,

kata dia, masalah mendasarnya tidak

jelas tetapi lima anak sekolah ditembak

mati di mata pemerintah daerah dan

belasan lainnya luka-luka.

Dikabarkan, siang ini, Kapolda dan

Pangdam Papua turun ke Paniai.

Sebelumnya, keluarga korban telah

meminta untuk Kapolda dan Pangdam

Papua segera bertanggung jawab atas

perbuatan anak buahnya.

Sebelumnya, Kepala Polisi Daerah

Papua, Inspektur Jenderal Polisi Yotje

Mende menjelaskan, anggotanya hanya

melakukan upaya pengamanan. (Polda

Papua: "Anggota Hanya Melakukan

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 19: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

Pengamanan")

"Tapi penembakan dipicu adanya

penyerangan terhadap Polsek Kota

Enarotali, anggota hanya melakukan

upaya pengamanan," jelas Mende

menanggapi peristiwa itu, Senin, 8

Desember 2014 kemarin.

Terkait penembakan mati 5 siswa SMA

oleh aparat gabungan TNI/Polri

ini, Australia West Papua Association

(Sydney), Senin (08/12/14) kemarin,

telah mendesak Menteri Luar Negeri

Australia, Julie Bishop untuk segera

menghubungi Presiden Indonesia,

Joko Widodo untuk penyelidikan

kasus penembakan ini.(Abeth

Abraham You/GE/003/MS)

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 20: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

Penembakan di Paniai: Negara Dituntut Tanggungjawab dan

Tidak Tuduh TPNPB/OPM Tanpa Bukti Penulis : Admin MS | Jum'at, 12 Desember 2014 06:40

Korban penembakan gabungan aparat keamanan RI: Polisi, Brigade Mobil (Brimob) dan Tim

Khusus 753 dari Angkatan Darat. Foto: Dok. MS.

Jayapura, MAJALAH

SELANGKAH -- "Kami minta

Presiden Jokowi untuk bertanggung

jawab atas peristiwa pembantaian di

Paniai, dengan cara membentuk tim

investigasi yang independen yang

melibatkan lembaga HAM Nasional,

dan internasional, guna menyelidiki

kebrutalan aparat TNI/Polri di Paniai."

Hal ini disampaikan para Pimpinan

Gereja dalam Forum Oikumenis

Gereja-Gereja Papua; Ketua Sinode

Gereja Kemah Injil (Kingmi) Papua,

Pdt. Dr. Benny Giay, Ketua Umum

Persekutuan Gereja-Gereja Baptis

Papua (PGBP), Pdt. Socratez Sofyan

Yoman, dan pendeta senior di

lingkungan Gereja Kristen Injili (GKI)

Papua, Pdt. Selvi Titihalawa, saat

memberikan keterangan pers di P3W,

Padang Bulan, Jayapura, Papua, Kamis

(11/12/2014).

Pendeta Yoman menilai, peristiwa di

Paniai jelas-jelas dilakukan oleh aparat

negara. Yoman berharap negara tidak

terus menuduh Tentara Pembebasan

Nasional Papua Barat

(TPNPB)/Organisasi Papua Merdeka

(OPM) tanpa bukti yang jelas.

Menurutnya, tidak masuk akal bila

organisasi militer dari perjuangan

Papua merdeka yang memperjuangkan

hak untuk hidup lebih baik di alam

kemerdekaan Papua justru menembaki

rakyatnya sendiri. Sementara

TPNPB/OPM berjuang dengan taruhan

nyawa mereka untuk keselamatan

manusia dan alam Papua dalam alam

kemerdekaan.

"Selama ini OPM berjuang untuk

Papua Merdeka, bukan berjuang untuk

membunuh warga sipil. Saya kira

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 21: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

Negara harus bertanggung jawab, dan

merupakan pembohongan publik kalau

ada OPM yang membunuh enam warga

sipil di Paniai," kata Yoman.

Pendeta Titihalawa mempersoalkan

tidak adanya pernyataan dari presiden

mengenai insiden Paniai.

"Kami lihat sama sekali tidak ada

pernyataan dari Presiden Jokowi,

malahan beberapa pejabat aparat

keamanan di tingkat Pusat menuduh

OPM sebagai pelaku penembakan, ini

tidak masuk akal," kata Titihalawa.

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 22: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

Penembakan di Paniai Persoalan Besar, Butuh Penyelidikan

Independen dan Tekanan Politik Besar Penulis : Topilus B. Tebai | Sabtu, 13 Desember 2014 17:00

Koordinator umum National Papua Solidarity (Napas), Zely Ariane. Foto: Dok. MS.

Jakarta, MAJALAH

SELANGKAH -- Koordinator

umum National Papua

Solidarity(Napas), Zely

Ariane, menjelaskan, rasanya sakit

sekali menerima kenyataan bahwa

nyawa orang Papua dibuat begitu

murah dengan tindakan-tindakan

penghilangan nyawa. Hal ini

dikatakannya menanggapi penembakan

terhadap 22 warga sipil di Enagotadi,

Paniai, dimana 5 meninggal dan 17

lainnya kritis.

"Pertama-tama, rasanya sakit dalam

pikiran dan hati. Nyawa orang muda

Papua, rakyat sipil tak berdosa, dibuat

begitu murah di Papua," jelas Zely

Ariane

kepadamajalahselangkah.com via

email, Jumat (12/12/14) malam.

Zely menjelaskan, tindakan seperti ini

bukan kali ini saja, tetapi sudah sejak

lama terjadi.

"Begitu lamanya, sampai-sampai berita

pembunuhan, penembakan,

penangkapan warga yang dilabeli

sepihak sebagai separatis; OPM, di

berbagai media nasional semakin

dianggap kebenaran, dan tak

diperdulikan banyak orang. Sedih

sekali," tulis Zely sembari

menghaturkan belasungkawa

mendalam pada seluruh keluarga dan

rakyat Papua.

Menurutnya, banyak pertanyaan yang

dapat diajukan terhadap kejadian

berdarah ini.

"Kenapa aparat berkendara Fortuner

tanpa menyalakan lampu itu marah

ditegur baik-baik oleh para pemuda

yang sedang menyiapkan natal?

Kenapa dengan semena-mena mereka

bisa memukul Yulianus Yeimo hingga

babak belur? Buat apa kendaraan tanpa

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 23: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

menyalakan lampu itu ada di sekitar

warga yang menyiapkan Natal?"

"Mengapa dengan beringas aparat

menembaki warga dan para pemuda

yang mendatangani Koramil? Mengapa

tak satupun pernyataan maaf dan sesal

keluar dari mulut para komandan

aparat keamanan? Kenapa malah

alasan-alasan yang semuanya

membenarkan penembakan itu? Dan

kenapa media nasional memberitakan

sangat sepihak dan cenderung membela

perilaku dan tindakan aparat

keamanan? Dan kenapa Jokowi diam

saja?" lanjut Zely bertanya-tanya.

Menurut Zely, persoalan penembakan

Paniai bukan saja soal Paniai, bukan

saja tentang lima remaja yang ditembak

dengan keji oleh aparat.

"Ini soal pemerintah Indonesia yang

sudah terlalu lama memelihara

pendekatan kekerasan dan keamanan

terhadap Papua; ini soal mental tentara

dan aparat Indonesia yang tidak pernah

setuju dan mendukung pendekatan

berbasis Hak Azasi Manusia; ini soal

pendekatan pemerintah Indonesia,

khususnya aparat keamanan, yang

menganggap orang Papua sebagai

musuh; ini soal ideologi nasionalisme

sempit dan jahat Orde Baru yang

ditopang para aparat bertabur bintang

pemilik kekuasaan politik de facto di

negeri ini," tulis Zely.

Menurutnya, seperti yang sudah

diserukan banyak kelompok sipil di

Papua dan beberapa kelompok sipil di

Indonesia, investigasi independen

menyeluruh harus segera dilakukan.

"Komnas HAM, sebagai badan formal,

seperti biasa, tentu saja harus ada di

depan untuk bicara dan membela hak

adik-adik kita (5 pelajar) dan yang

lainnya yang dihilangkan nyawanya

itu," ujar Zely.

Zely mengingatkan, persoalan ini

persoalan yang besar. "Luar biasa

besar," tuturnya. "Menuntut

penyelidikan independen

membutuhkan tekanan politik yang

besar."

Poengky Indarti, Direktur

Eksekutif The Indonesian Human

Rights Monitor(Imparsial)

menjelaskan, penembakan atas 22

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 24: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

warga sipil - 5 meninggal, 17 lainnya

kritis- di Enagotadi, Paniai, merupakan

bentuk kejahatan dan para pelakunya

diproses secara hukum. Baca: KLIK!

Sementara Peneliti di Pusat Penelitian

Politik (P2P) Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr.

Adriana Elisabeth, menuntut

pengungkapan pelaku atas

ditembaknya 22 warga sipil di

Enagotadi, Paniai, dimana 5 meninggal

dan 17 lainnya

kritis. Baca: KLIK! (Topilus B.

Tebai/MS)

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 25: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

ELSAM dan Yayasan Pusaka Minta Komnas HAM

Lakukan Penyelidikan Kasus Penembakan di Paniai Penulis : Admin MS | Minggu, 14 Desember 2014 11:55

Logo Elsam dan Yayasan Pusaka. Ist.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

(Komnas HAM) harus melakukan

penyelidikan terhadap kasus

penembakan warga sipil di Paniai,

Papua yang terjadi pada 8 Desember

2014.

Melalui penyelidikan ini, Komnas

HAM harus dapat memastikan bahwa

insiden penembakan tersebut dilakukan

oleh aparat keamanan Indonesia.

Sehingga, aparat keamanan Indonesia

dapat dimintai pertanggungjawabannya

sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, baik Kitab

Undang-undang Hukum Pidana

(KUHP) dan Undang-undang No. 26

tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.

Undang-undang No. 26 tahun 2000

tentang Pengadilan HAM akan berlaku

apabila dalam penyelidikannya

Komnas HAM menemukan adanya

indikasi terjadinya pelanggaran hak

asasi manusia yang berat dalam insiden

penembakan warga sipil di Paniai,

Papua tersebut.

Selain Komnas HAM, Kepolisian

Republik Indonesia (POLRI) dan

Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga

harus melakukan investigasi terkait

insiden penembakan warga sipil di

Paniai tersebut. Investigasi ini harus

dilakukan POLRI dan TNI untuk

menunjukkan bahwa POLRI dan TNI

memiliki niat dan kewajiban untuk

mengusut, menyelesaikan, dan

mengajukan ke Pengadilan anggota-

anggotanya yang terbukti terlibat dalam

insiden penembakan tersebut.

Berdasarkan laporan yang diterima

Lembaga Studi dan Advokasi

Masyarakat (ELSAM) dan Yayasan

Pusaka, penembakan terjadi di

lapangan Karel Gobay, Paniai, Papua

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 26: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

pada Senin 8 Desember 2014 jam

10.00 WIT.

Insiden ini diawali pada Minggu 7

Desember jam 01.30 WIT, dengan

adanya tiga orang warga Paniai yang

menahan mobil yang diduga dikendarai

oleh anggota TNI yang melaju dari

Enaro menuju kota Madi. Warga

menahan mobil yang dikendarai

anggota TNI karena mobil ini melaju

tanpa menyalakan lampu mobil. Hal ini

dilakukan karena warga juga sedang

menjaga keamanan di masing-masing

pondok natal.

Tidak terima mobilnya ditahan,

beberapa oknum anggota TNI tersebut

kembali ke Markas TNI di Madi Kota,

dan kemudian mengajak beberapa

anggota TNI kembali ke Togokotu

Paniai, tempat tiga orang warga Paniai

yang menahan mobil anggota TNI

tersebut. Selanjutnya mobil ini kembali

bersama beberapa anggota TNI, dan

melakukan pengejaran terhadap warga

yang menahan mobil anggota TNI. Dua

orang warga berhasil melarikan diri,

sementara orang lainnya berhasil

ditangkap dan dipukul hingga babak

belur.

Pagi harinya, warga Paniai berkumpul

di lapangan Karel Gobay untuk

meminta pertanggungjawaban aparat

keamanan terhadap warga yang

ditangkap dan dipukul tersebut.

Namun, sebelum dilakukan

pembicaraan, aparat gabungan TNI dan

Polri langsung melakukan penembakan

dan mengakibatkan meninggalnya lima

orang warga sipil dan 22 orang luka.

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 27: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

Tuntaskan Kasus Paniai, Jokowi Didesak Bentuk KPP HAM Penulis : Mateus Ch. Auwe | Kamis, 18 Desember 2014 11:35

Saat aksi PAPUA ITU KITA di Jakarta. Foto: Paschall.

Jakarta, MAJALAH SELANGKAH

-- Presiden Republik Indonesia, Joko

Widodo didesak segera membentuk

Komisi Penyelidikan Pelanggaran

(KPP) Hak Asasi Manusia (HAM) oleh

Komisi Nasional (Komnas HAM)

sebagai bentuk tanggung jawab dalam

penyelesaian kasus penembakan yang

menewaskan setidaknya 5 warga sipil

di Paniai, Papua pada 8 Desember 2014

lalu.

Hal itu ditegaskan oleh Solidaritas

PAPUA ITU KITA dalam siaran pers

yang diterima

redaksi majalahselangkah.com, pagi

ini, Kamis (18/12/2014).

Pada tanggal 8 Desember 2014, tim

Khusus (timsus) TNI dari Batalyon 753

Nabire mengeksekusi mati dengan

melakukan tembakan membabi buta

kepada warga sipil.

Tembakan menyasar ke tengah

kerumunan warga setelah negosiasi

antara warga dan Wakapolres Paniai

menemui jalan buntu. Akibatnya, 4

warga sipil yang masih tergolong usia

anak serta seorang pemuda meninggal

dunia serta belasan lainnya mengalami

luka-luka.

"Brutalitas aparat gabungan TNI dari

tim khusus 753 AVT dan Kepolisan

menyikapi protes keluarga korban

menyebabkan 4 orang anak dengan

staus pelajar meninggal dunia akibat

luka tembakan dan penganiayaan

dengan senjata tajam serta senjata lars

panjang, sedangkan 14 warga sipil

lainnya masih kritis dirawat di RSUD,"

tulis dalam siaran pers tersebut.

(Baca KLIK)

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015

Page 28: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/584/8/LAMPIRAN.pdfPol Sulistyo Pudjo di Kota Jayapura, Papua, Senin malam. Informasi yang dihimpun, dalam kerusuhan

Mereka menilai peristiwa tersebut

sebagai bentuk Pelanggaran HAM

Berat - Kejahatan terhadap

Kemanusiaan karena telah terjadinya

serangan yang meluas dan dilakukan

secara sistematis yang ditujukan

kepada penduduk sipil.

Atas kasus tersebut, pemerintahan

Jokowi melalui Komnas HAM RI

didesak untuk segera merespon guna

melakukan pembuktian legal.

"Langkah ini kami nilai tepat sebagai

solusi penyelesaian kasus-kasus

pelanggaran HAM berat yang sering

terjadi di Papua, langkah ini harus

diikuti dengan pembentukan KPP

HAM".

Tugas KPP HAM selama melakukan

penyelidikan dan pemeriksaan, tulis

Papua Itu Kita, selain meminta

keterangan pihak-pihak korban, KPP-

HAM juga berwenang memeriksa dan

meminta dokumen-dokumen instansi

yang diperlukan bagi penyelidikan

serta mengolah dan menganalisa fakta

yang ditemukan untuk kepentingan

penuntutan dan publikasi.

Mereka juga meminta Komnas HAM

melakukan berkoordinasi dan

melibatkan Lembaga Perlindungan

Saksi dan Korban (LPSK) agar dapat

memberikan jaminan perlindunagn dan

keselamatan bagi saksi-saksi dan

korban yang saat ini terus mengalami

intimidasi dan trauma.

Kontruksi Realitas..., Redita Milati, FIKOM UMN, 2015