bab ii kajian teori 2.1. teori belajar...

15
7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivisme Proses belajar pada hakikatnya adalah kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada seseorang dalam hal perilaku yang tidak tampak. “Belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktifitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menhasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor.” 4 Belajar menurut teori konstruktivistik bukanlah sekedar menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan bukan hanya sekedar pemberian pengalaman dari guru melainkan konstruksi dari masing-masing individu. Piaget berpendapat, bahwa sejak kecil anak sudah mempunyai struktur kognitif yang kemudian dinamakan skema yang terbentuk dari pengalaman. Proses penyempempurnaan skema dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Belajar menurut pandangan konstruktivistik merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. 5 Pada intinya belajar bergantung pada minat peserta didik itu sendiri dalam menciptakan peluang terjadinya belajar. 4 Wina Sanjaya. Op.cit. hal. 229. 5 Asri Budiningsih, 2005, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, hal. 58.

Upload: doannhu

Post on 17-Sep-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivismerepository.uksw.edu/bitstream/123456789/584/3/T1_162007067_BAB II.… · Piaget berpendapat, ... kognitif yang kemudian dinamakan

7

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Teori Belajar Konstruktivisme

Proses belajar pada hakikatnya adalah kegiatan mental yang tidak dapat

dilihat. Belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada seseorang

dalam hal perilaku yang tidak tampak.

“Belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktifitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menhasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor.”4

Belajar menurut teori konstruktivistik bukanlah sekedar menghafal, akan

tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan

bukan hanya sekedar pemberian pengalaman dari guru melainkan konstruksi dari

masing-masing individu.

Piaget berpendapat, bahwa sejak kecil anak sudah mempunyai struktur

kognitif yang kemudian dinamakan skema yang terbentuk dari pengalaman.

Proses penyempempurnaan skema dilakukan melalui proses asimilasi dan

akomodasi.

Belajar menurut pandangan konstruktivistik merupakan suatu proses

pembentukan pengetahuan.5 Pada intinya belajar bergantung pada minat peserta

didik itu sendiri dalam menciptakan peluang terjadinya belajar.

4 Wina Sanjaya. Op.cit. hal. 229. 5 Asri Budiningsih, 2005, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, hal. 58.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivismerepository.uksw.edu/bitstream/123456789/584/3/T1_162007067_BAB II.… · Piaget berpendapat, ... kognitif yang kemudian dinamakan

8

Menurut Piaget manusia mempunyai struktur pengetahuan yang ada di

dalam otaknya seperti bagian-bagian yang masing-masing komponennya memiliki

makna yang berbeda.“Pengalaman yang sama bagi seseorang akan dimaknai

berbeda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak yang berbeda”.6

Pada saat belajar ada dua proses yang terjadi dalam dirinya yakni, “proses

organisasi informasi dan proses adaptasi”.7

Menurut Vygotsky belajar merupakan sebuah proses yang mengaitkan dua

hal penting yaitu proses biologi dan psikososial. Vygotsky menekankan bahwa

lingkungan sosial akan memberikan pengaruh bagi seseorang dalam

perkembangan belajarnya. Vygotsky mempunyai ide lain dari teori belajarnya

yakni scaffolding.

“Scaffolding adalah memberikan dukungan dan bantuan kepada seorang anak yang sedang pada awal belajar, kemudian sedikit demi sedikit mengurangi dukungan atau bantuan tersebut setelah anak mampu untuk memecahkan problem dari tugas yang dihadapinya.”8 Perkembangan belajar siswa yang mengacu pada teori belajar

konstruktivisme lebih memfokuskan pada keberhasilan siswa dalam

mengorganisasikan pengalaman mereka. “Belajar dapat dilakukan dengan cara

memberi kesempatan mengemukakan gagasan dengan bahasa siswa sendiri”.9

Bukan kepatuhan siswa terhadap refleksi yang diperintahkan oleh guru.

6 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, 2008, Teori Belajar & Pembelajaran, Jogjakarta, Ar-

Ruzz Media Group, hal. 117. 7 Ibid. hal. 118. 8 Ibid. hal. 127. 9 Bambang Ismanto, 2011, Metodologi Penelitian Tindakan Kelas, Disajikan dalam

seminar pendidikan dan lokakarya PTK Pedidikan Ekonomi-FKIP UKSW, 13 Desember 2011(Tidak dipublikasikan)

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivismerepository.uksw.edu/bitstream/123456789/584/3/T1_162007067_BAB II.… · Piaget berpendapat, ... kognitif yang kemudian dinamakan

9

2.2. Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran Kooperatif merupakan model pengajaran dimana

siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan

yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerja

sama dan membentuk untuk memahami suatu bahan pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa

kelompok bawah maupun kelompok atas. Kerja bersama menyelesaikan tugas-

tugas akademik, siswa kelompok atas akan membantu teman kelompok bawah.

Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan

kepada siswa ketrampilan kerjasama dan kolaborasi. Pembelajaran kooperatif

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

“1. Pembelajaran secara tim 2. Didasarkan pada manajemen kooperatif 3. Kemauan untuk bekerja sama 4. Keterampilan bekerja sama .“10

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pebelajaran yang dapat

memperbaiki sistem pembelajaran yang lemah di sekolah. Baik yang disebabkan

oleh guru maupun yang disebabkan oleh siswa. Sehingga dapat menumbuhkan

motivasi individu untuk bekerjasama untuk mencapai tujuan kelompok.

Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap,

yaitu :

“1. Penjelasan Materi Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok.

2. Belajar dalam Kelompok

10 Rusman, Op.cit, hal, 223

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivismerepository.uksw.edu/bitstream/123456789/584/3/T1_162007067_BAB II.… · Piaget berpendapat, ... kognitif yang kemudian dinamakan

10

Pengelompokan dalam pembelajaran kooperatif bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya.

3. Penilaian Penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan tes atau kuis.

4. Pengakuan Tim Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap saling menonjol atau tim yang paling berprestasi untuk kemudian diberikan pengahargaan atau hadiah.”11

Ada beberapa jenis model yang ada dalam pembelajaran kooperatif, tetapi

prinsip dasar yang digunakan pada proses pembelajarannya sama, antara lain :

1. Model Student Teams Achievement Division (GROUP INVESTIGATION)

2. Model Jigsaw

3. Model Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4. Model Make a Mactch (Membuat Pasangan)

5. Model TGT (Teams Games Tournaments)

6. Model Struktural

2.3. Tinjauan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation

Pembelajaran Model Group Investigation dikembangkan oleh Shlomo

Sharan dan Yael Sharan.

“Teknik Group Investigation adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih sub topik dari keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat laporan kelompok”.12

11 Wina Sanjaya. Op.cit. hal.312-313. 12 Rusman. Op.cit. hal. 220.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivismerepository.uksw.edu/bitstream/123456789/584/3/T1_162007067_BAB II.… · Piaget berpendapat, ... kognitif yang kemudian dinamakan

11

Pembelajaran Kooperatif model Group Investigation dapat digunakan

untuk mengembangkan kreatifitas siswa, baik secara individu maupun dengan

kelompoknya. Dalam model Group Investigation dianggap sebagai proses belajar

yang aktif.

Siswa dalam model Group Investigation akan belajar lebih banyak melalui

pembentukan dan penciptaan, bekerjasama dengan kelompok dan saling bertukar

pengetahuan serta tanggung jawab individu tidak berubah akan menjadi kunci

keberhasilan pembelajaran.

Asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan Model

Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, yaitu :

“1. Untuk meningkatkan kemampuan kreatifitas siswa dapat ditempuh melalui pengembangan proses kreatif menuju suatu kesadaran dan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit mendukung kreatifitas

2. Komponen emosional lebih penting daripada intelektual, yang tak rasional lebih penting daripada yang rasional, dan

3. Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan masalah harus lebih dahulu memahamikomponen emosional dan irrasional”.13

Model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation langkah-langkah

pembelajarannya adalah :

a. Membagi siswa dalamkelompok kecil yang terdiri dari ± 5 siswa

b. Memberikan pertanyaan terbuka bersifat analitis

c. Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab

pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam dalm krun

waktu yang disepakati.

13 Rusman,Ibid. hal. 223.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivismerepository.uksw.edu/bitstream/123456789/584/3/T1_162007067_BAB II.… · Piaget berpendapat, ... kognitif yang kemudian dinamakan

12

Tahapan yang dilakukan dalam pembelajaran Group Investigation adalah

sebagai berikut :

“1. Tahap pertama, sebagai tahap penyajian materi menggunakan strategi atau pendekatan “pembentukan konsep dari Taba”.

2. Tahap kedua, merupakan gabungan dari tahap analogi langsung, perbandingan analogi, dan penjelasan berbagai perbedaan. Tahap ini diawali dengan meminta siswa membuat analogi langsung atas materi yang sedang dibahas. Setelah itu diikuti dengan melakukan pembandingan terhadap analogi-analogi dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan kesamaan dan kaitan antara aspek aspek objek yang dibahas. Kegiatan penjelasan perbedaan bertujuan mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh kejelasan tentang perbedaan-perbedaan yang ada dalam objek yang sedang dibahas. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru perlu memberi dorongan dan memfasilitasi siswa untuk kegiatan tersebut.

3. Tahap ketiga, sebagai tahap pengajuan analogi personal siswa diminta mengajukan pengandaian diri seumpama ia (siswa) sebagai sesuatu objek sesuai materi yang sedang dibahas. Karena itu dalam tahap ini, siswa tidak boleh dibatasi kesempatannya untuk berekspresi dan mengemukakan gagasannya. Peran serta aktif guru sebagai fasilitator sangat dibutuhkan.

4. Tahap keempat, disebut sebagai tahap eksplorasi siswa diminta menguraikan atau menjelaskan kembali materi yang sedang dibahas dengan menggunakan bahasanya sendiri. Untuk itu, agar siswa mampu melakukan tugas tersebut maka guru perlu memfasilitasi siswanya dengan teknik curah pendapat dan hasil pekerjaan siswa didiskusikan dengan teman-temannya.

5. Tahap kelima, disebut sebagai tahap pengajuan analogi langsung (yang lainnya) terhadap materi yang sedang dibahas. Siswa diharapkan bisa mengajukan analogi langsung yang telah dikuasainya dan mampu menjelaskan persamaan atau perbedaannya. Di sini, yang dipentingkan adalah argumentasi, mengapa suatu objek tertentu dianalogikan dengan materi yang sedang dibahas.“14

14 http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-kooperatif-tipe_01.html

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivismerepository.uksw.edu/bitstream/123456789/584/3/T1_162007067_BAB II.… · Piaget berpendapat, ... kognitif yang kemudian dinamakan

13

Tahapan dalam memberikan penghargaan atas keberhasilan tim dalam Group

Investigation

a. Menghitung skor individu

Pemberian skor perkembangan individu dihitung seperti tabel di bawah ini:

Tabel 2.3 Skor Kemajuan Individu

Skor kuis Poin perkembangan

Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 0 poin

10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah skor awal 10 poin

Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 poin

Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30 poin

Nilai sempurna tanpa memperhatikan skor awal 30 poin

Sumber : Devi Yuliana, FKIP- Pendidikan Ekonomi, UKSW, 2011

Poin perkembangan ini didapat dari selisih skor awal dengan skor individu

setelah perlakuan siklus.

b. Menghitung skor kelompok

Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan

anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan

yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok.

Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh kategori skor

kelompok sebagai berikut:

Kelompok dengan rata-rata skor 6 -15 sebagai kelompok baik (good

team).

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivismerepository.uksw.edu/bitstream/123456789/584/3/T1_162007067_BAB II.… · Piaget berpendapat, ... kognitif yang kemudian dinamakan

14

Kelompok dengan rata-rata skor 16-25 sebagai kelompok hebat (great

team).

Kelompok dengan rata-rata skor diatas 25 sebagai kelompok super (super

team).

c. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

Setelah perhitungan skor masing-masing kelompok, guru memberikan hadiah

/ penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan kategorinya.

2.4. Pembelajaran Model Group Investigation

Group Investigation menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa

untuk mencari sendiri materi atau informasi pelajaran yang akan dipelajari melalui

bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari

melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan

topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut

para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun

dalam keterampilan proses kelompok.

Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan

kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai

dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. kelas menjadi beberapa

kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang

heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman

atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih

topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivismerepository.uksw.edu/bitstream/123456789/584/3/T1_162007067_BAB II.… · Piaget berpendapat, ... kognitif yang kemudian dinamakan

15

telah dipilih, kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan

kelas.

Tabel 2.4 Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Metode Group Investigation

Tahap I

Mengidentifikasi topik dan membagi

siswa ke dalam kelompok.

Guru memberikan kesempatan bagi

siswa untuk memberi kontribusi apa

yang akan mereka selidiki.

Kelompok dibentuk berdasarkan

heterogenitas

Tahap II

Merencanakan tugas.

Kelompok akan membagi sub topik

kepada seluruh anggota. Kemudian

membuat perencanaan dari masalah

yang akan diteliti, bagaimana proses

dan sumber apa yang akan dipakai.

Tahap III

Membuat penyelidikan.

Siswa mengumpulkan, menganalisis

dan mengevaluasi informasi,

membuat kesimpulan dan

mengaplikasikan bagian mereka ke

dalam pengetahuan baru dalam

mencapai solusi masalah kelompok.

Tahap IV

Mempersiapkan tugas akhir.

Setiap kelompok mempersiapkan

tugas akhir yang akan

dipresentasikan di depan kelas.

Tahap V Siswa mempresentasikan hasil

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivismerepository.uksw.edu/bitstream/123456789/584/3/T1_162007067_BAB II.… · Piaget berpendapat, ... kognitif yang kemudian dinamakan

16

Mempresentasikan tugas akhir. kerjanya. Kelompok lain tetap

mengikuti.

Tahap VI

Evaluasi.

Soal ulangan mencakup seluruh

topik yang telah diselidiki dan

dipresentasikan.

Pengelolaan tata ruang kelas akan menambah semangat belajar siswa.

Didalam kelas ini hanya menggunakan posisi duduk yang umum digunakan yaitu

posisi lurus searah, artinya semua siswa duduk ke arah yang sama.

2.5. Mata Pelajaran Kewirausahaan di SMK

Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dengan

menggunakan waktu dan kegiatan yang disertai dengan modal dan resiko serta

menerima balas jasa dan kepuasan atau kebebasan pribadi. Pembelajaran

kewirausahaan disusun dengan maksud memberikan acuan untuk mempersiapkan

segala sesuatu yang akan digunakan untuk proses pembelajaran.

Mata pelajaran kelas XI mempersiapkan siswa agar kompeten dalam

materi :

a. Menganalisis peluang usaha.

b. Menganalisis aspek-aspek perencanaan usaha.

c. Menganalisis alur persediaan proses produksi dan penyimpanan hasil

produksi

d. Menganalisis perencanaan usaha dengan aspek administrasi usaha.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivismerepository.uksw.edu/bitstream/123456789/584/3/T1_162007067_BAB II.… · Piaget berpendapat, ... kognitif yang kemudian dinamakan

17

2.5.1 Menganalisis Peluang Usaha

2.5.1.1. Pengertian peluang Usaha

Usaha yang memberi peluang untuk maju dan menguntungkan

adalah usaha yang mampu meraih keuntungan dengan cara menciptakan

produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan para

konsumen.

Enam dimensi dalam peta peluang usaha menurut Howard H

Stevhenson, yaitu :

1. Orientasi strategi terhadap usaha

2. Komitmen terhadap peluang usaha yang ada

3. Komitmen terhadap sumber daya yang ada

4. Pengawasan terhadap sumber daya yang ada

5. Melaksanakan konsep manajemen yang ada

6. Adanya kebijakan balas jasa.

2.5.1.2. informasi sebagai Alat membuka Peluang Usaha

Macam-macam sumber informasi :

a. Sumber Informasi Primer

- Langsung berasal dari konsumen atau pelanggan sendiri.

- Langsung berasal dari pedagang perantara

- Langsung dari penjual sendiri

b. Sumber Informasi Sekunder, dapat diperoleh melalui : catatan intern

wirausaha sendiri, pemerintah, biro statistik, perkumpulan dagang,

KADIN, media massa.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivismerepository.uksw.edu/bitstream/123456789/584/3/T1_162007067_BAB II.… · Piaget berpendapat, ... kognitif yang kemudian dinamakan

18

2.5.1.3. Menggali peluang Usaha

Persyaratan utama untuk menggali peluang usaha adalah :

1. Adanya kerjasama

2. Optimisme

3. Keterbukaan

4. Bekerja prestatif dan kreatif

5. Mau mendengarkan orang lain

6. Percaya diri

2.5.1.4. Mengidentifikasi Peluang Usaha

Mengidentifikasi peluang usaha dapat dilakukan dengan cara :

1. Belajar Ilmu Manajemen Usaha.

2. Meminta jasa konsultan manajemen.

3. Meminta jasa keluarga dan kenalan yang pintar dalam usaha.

2.5.1.5. Menganalisis peluang Usaha

1. Analisis peluang usaha berdasarkan jenis produk atau jasa

- produk yang dapat mempermudah pekerjaan rumah

- produk yang dapat mempermudah pekerjaan di luar

rumah

- produk yang dibutuhkan tanpa mengenal tempat

2. Analisis peluang usaha berdasarkan minat dan daya beli

- Memilih dan membuat produk bermanfaat dan

berkualitas dan laku dengan harga bersaing.

- Membuat desain baru dan harga terjangkau.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivismerepository.uksw.edu/bitstream/123456789/584/3/T1_162007067_BAB II.… · Piaget berpendapat, ... kognitif yang kemudian dinamakan

19

- Membuat produk lebih cepat dan harga murah.

- Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang

menguntungkan

2.5.1.6. Menciptakan Peluang Usaha Baru Berdasarkan Informasi

dari Lingkungan

1. Sumber-sumber potensial peluang

2. peluang bidang usaha dan jenisnya yang dapat dimasuki :

pertanian, pertambangan, pabriaksi, konstruksi, perdagangan,

jasa keuangan, jasa perorangan, jasa umum, jasa wisata, dll.

2.5.1.7 Contoh jenis bidang usaha sebagai salah satu peluang

Usaha

1. Bidang usaha perawatan komputer

2. Bidang usaha pembekalan

3. Bidang usaha promosi pembekalan

4. Bidang usaha angkutan

5. Bidang usaha pelayanan SDM

2.6. Argumentasi Model Pembelajaran Group Investigation pada Mata

Pelajaran Kewirausahaan di SMK

Kewirausahaan merupakan usaha memberi peluang untuk maju dan

meraih keuntungan dengan cara menciptakan produk-produk yang dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan para pengguna. Pada sub pokok bahasan

analisis peluang usaha bertujuan untuk mengembangkan ide dan gagasan dlam

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivismerepository.uksw.edu/bitstream/123456789/584/3/T1_162007067_BAB II.… · Piaget berpendapat, ... kognitif yang kemudian dinamakan

20

rangka membaca peluang usaha sesuai dengan bidang peserta didik, serta dapat

menganalisis kemungkinan yang akan dihadapi dalam menjalankan usahanya.

Kesesuaian model pembelajaran yang terapkan dalam kegiatan

pembelajaran di dalam kelas dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Model

Group Investigation dipandang tepat diterapkan pada mata pelajaran

kewirausahaan. Hal ini dapat dilihat bahwa pada mata pelajaran kewirausahan

menuntut para siswa siswa untuk selalu aktif dan kreatif menciptakan ide dan

gagasan baru yang inovatif. Sedangkan Group Investigation merupakan model

pembelajaran yang mendorong siswa aktif dalam kelompok untuk mencari

permasalahan dan mencari penyelasaian permasalahan tersebut secara aktif dan

sistematis.

Dalam rangka memecahkan masalah secara lebih optimal, penerapan

model group investigation dipadukan dengan evaluasi model CIPP. Perpaduan

antara model group investigation dan evaluasi model context—input—process--

product (CIPP) memberi peluang kepada siswa untuk menggunakan keterampilan-

keterampilan berpikirnya secara optimal. Oleh sebab itu, penerapan model group

investigation diyakini dapat keterampilan berpikir siswa.

Model ini merupakan suatu model yang sangat terstruktur dengan enam

tahapan pelaksanaan khusus. Keterlibatan siswa terdapat di dalam setiap tahapan

mulai dari pemilihan topik hingga evaluasi belajar siswa.

Strategi di dalam implementasi model pembelajaran Group Investigation,

setiap kelompok presentasi atas hasil investigasi mereka di depan kelas. Tugas

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Teori Belajar Konstruktivismerepository.uksw.edu/bitstream/123456789/584/3/T1_162007067_BAB II.… · Piaget berpendapat, ... kognitif yang kemudian dinamakan

21

kelompok lain, ketika satu kelompok presentasi di depan kelas adalah melakukan

evaluasi sajian kelompok.

2.7. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode

kooperatif tipe Group Investigation dalam Mata Pelajaran Kewirausahaan, pokok

bahasan Menganalisis Peluang Usaha Kelas XI.6 Program Keahlian Multi Media,

semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 SMK Kristen 2 Salatiga dapat

meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa.