bab ii kajian teori 2.1. teori belajar...
TRANSCRIPT
7
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Teori Belajar Konstruktivisme
Proses belajar pada hakikatnya adalah kegiatan mental yang tidak dapat
dilihat. Belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada seseorang
dalam hal perilaku yang tidak tampak.
“Belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktifitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menhasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor.”4
Belajar menurut teori konstruktivistik bukanlah sekedar menghafal, akan
tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan
bukan hanya sekedar pemberian pengalaman dari guru melainkan konstruksi dari
masing-masing individu.
Piaget berpendapat, bahwa sejak kecil anak sudah mempunyai struktur
kognitif yang kemudian dinamakan skema yang terbentuk dari pengalaman.
Proses penyempempurnaan skema dilakukan melalui proses asimilasi dan
akomodasi.
Belajar menurut pandangan konstruktivistik merupakan suatu proses
pembentukan pengetahuan.5 Pada intinya belajar bergantung pada minat peserta
didik itu sendiri dalam menciptakan peluang terjadinya belajar.
4 Wina Sanjaya. Op.cit. hal. 229. 5 Asri Budiningsih, 2005, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, hal. 58.
8
Menurut Piaget manusia mempunyai struktur pengetahuan yang ada di
dalam otaknya seperti bagian-bagian yang masing-masing komponennya memiliki
makna yang berbeda.“Pengalaman yang sama bagi seseorang akan dimaknai
berbeda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak yang berbeda”.6
Pada saat belajar ada dua proses yang terjadi dalam dirinya yakni, “proses
organisasi informasi dan proses adaptasi”.7
Menurut Vygotsky belajar merupakan sebuah proses yang mengaitkan dua
hal penting yaitu proses biologi dan psikososial. Vygotsky menekankan bahwa
lingkungan sosial akan memberikan pengaruh bagi seseorang dalam
perkembangan belajarnya. Vygotsky mempunyai ide lain dari teori belajarnya
yakni scaffolding.
“Scaffolding adalah memberikan dukungan dan bantuan kepada seorang anak yang sedang pada awal belajar, kemudian sedikit demi sedikit mengurangi dukungan atau bantuan tersebut setelah anak mampu untuk memecahkan problem dari tugas yang dihadapinya.”8 Perkembangan belajar siswa yang mengacu pada teori belajar
konstruktivisme lebih memfokuskan pada keberhasilan siswa dalam
mengorganisasikan pengalaman mereka. “Belajar dapat dilakukan dengan cara
memberi kesempatan mengemukakan gagasan dengan bahasa siswa sendiri”.9
Bukan kepatuhan siswa terhadap refleksi yang diperintahkan oleh guru.
6 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, 2008, Teori Belajar & Pembelajaran, Jogjakarta, Ar-
Ruzz Media Group, hal. 117. 7 Ibid. hal. 118. 8 Ibid. hal. 127. 9 Bambang Ismanto, 2011, Metodologi Penelitian Tindakan Kelas, Disajikan dalam
seminar pendidikan dan lokakarya PTK Pedidikan Ekonomi-FKIP UKSW, 13 Desember 2011(Tidak dipublikasikan)
9
2.2. Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran Kooperatif merupakan model pengajaran dimana
siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan
yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerja
sama dan membentuk untuk memahami suatu bahan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa
kelompok bawah maupun kelompok atas. Kerja bersama menyelesaikan tugas-
tugas akademik, siswa kelompok atas akan membantu teman kelompok bawah.
Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan
kepada siswa ketrampilan kerjasama dan kolaborasi. Pembelajaran kooperatif
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
“1. Pembelajaran secara tim 2. Didasarkan pada manajemen kooperatif 3. Kemauan untuk bekerja sama 4. Keterampilan bekerja sama .“10
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pebelajaran yang dapat
memperbaiki sistem pembelajaran yang lemah di sekolah. Baik yang disebabkan
oleh guru maupun yang disebabkan oleh siswa. Sehingga dapat menumbuhkan
motivasi individu untuk bekerjasama untuk mencapai tujuan kelompok.
Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap,
yaitu :
“1. Penjelasan Materi Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok.
2. Belajar dalam Kelompok
10 Rusman, Op.cit, hal, 223
10
Pengelompokan dalam pembelajaran kooperatif bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya.
3. Penilaian Penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan tes atau kuis.
4. Pengakuan Tim Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap saling menonjol atau tim yang paling berprestasi untuk kemudian diberikan pengahargaan atau hadiah.”11
Ada beberapa jenis model yang ada dalam pembelajaran kooperatif, tetapi
prinsip dasar yang digunakan pada proses pembelajarannya sama, antara lain :
1. Model Student Teams Achievement Division (GROUP INVESTIGATION)
2. Model Jigsaw
3. Model Investigasi Kelompok (Group Investigation)
4. Model Make a Mactch (Membuat Pasangan)
5. Model TGT (Teams Games Tournaments)
6. Model Struktural
2.3. Tinjauan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation
Pembelajaran Model Group Investigation dikembangkan oleh Shlomo
Sharan dan Yael Sharan.
“Teknik Group Investigation adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih sub topik dari keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat laporan kelompok”.12
11 Wina Sanjaya. Op.cit. hal.312-313. 12 Rusman. Op.cit. hal. 220.
11
Pembelajaran Kooperatif model Group Investigation dapat digunakan
untuk mengembangkan kreatifitas siswa, baik secara individu maupun dengan
kelompoknya. Dalam model Group Investigation dianggap sebagai proses belajar
yang aktif.
Siswa dalam model Group Investigation akan belajar lebih banyak melalui
pembentukan dan penciptaan, bekerjasama dengan kelompok dan saling bertukar
pengetahuan serta tanggung jawab individu tidak berubah akan menjadi kunci
keberhasilan pembelajaran.
Asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan Model
Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, yaitu :
“1. Untuk meningkatkan kemampuan kreatifitas siswa dapat ditempuh melalui pengembangan proses kreatif menuju suatu kesadaran dan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit mendukung kreatifitas
2. Komponen emosional lebih penting daripada intelektual, yang tak rasional lebih penting daripada yang rasional, dan
3. Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan masalah harus lebih dahulu memahamikomponen emosional dan irrasional”.13
Model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation langkah-langkah
pembelajarannya adalah :
a. Membagi siswa dalamkelompok kecil yang terdiri dari ± 5 siswa
b. Memberikan pertanyaan terbuka bersifat analitis
c. Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab
pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam dalm krun
waktu yang disepakati.
13 Rusman,Ibid. hal. 223.
12
Tahapan yang dilakukan dalam pembelajaran Group Investigation adalah
sebagai berikut :
“1. Tahap pertama, sebagai tahap penyajian materi menggunakan strategi atau pendekatan “pembentukan konsep dari Taba”.
2. Tahap kedua, merupakan gabungan dari tahap analogi langsung, perbandingan analogi, dan penjelasan berbagai perbedaan. Tahap ini diawali dengan meminta siswa membuat analogi langsung atas materi yang sedang dibahas. Setelah itu diikuti dengan melakukan pembandingan terhadap analogi-analogi dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan kesamaan dan kaitan antara aspek aspek objek yang dibahas. Kegiatan penjelasan perbedaan bertujuan mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh kejelasan tentang perbedaan-perbedaan yang ada dalam objek yang sedang dibahas. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru perlu memberi dorongan dan memfasilitasi siswa untuk kegiatan tersebut.
3. Tahap ketiga, sebagai tahap pengajuan analogi personal siswa diminta mengajukan pengandaian diri seumpama ia (siswa) sebagai sesuatu objek sesuai materi yang sedang dibahas. Karena itu dalam tahap ini, siswa tidak boleh dibatasi kesempatannya untuk berekspresi dan mengemukakan gagasannya. Peran serta aktif guru sebagai fasilitator sangat dibutuhkan.
4. Tahap keempat, disebut sebagai tahap eksplorasi siswa diminta menguraikan atau menjelaskan kembali materi yang sedang dibahas dengan menggunakan bahasanya sendiri. Untuk itu, agar siswa mampu melakukan tugas tersebut maka guru perlu memfasilitasi siswanya dengan teknik curah pendapat dan hasil pekerjaan siswa didiskusikan dengan teman-temannya.
5. Tahap kelima, disebut sebagai tahap pengajuan analogi langsung (yang lainnya) terhadap materi yang sedang dibahas. Siswa diharapkan bisa mengajukan analogi langsung yang telah dikuasainya dan mampu menjelaskan persamaan atau perbedaannya. Di sini, yang dipentingkan adalah argumentasi, mengapa suatu objek tertentu dianalogikan dengan materi yang sedang dibahas.“14
14 http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-kooperatif-tipe_01.html
13
Tahapan dalam memberikan penghargaan atas keberhasilan tim dalam Group
Investigation
a. Menghitung skor individu
Pemberian skor perkembangan individu dihitung seperti tabel di bawah ini:
Tabel 2.3 Skor Kemajuan Individu
Skor kuis Poin perkembangan
Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 0 poin
10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah skor awal 10 poin
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 poin
Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30 poin
Nilai sempurna tanpa memperhatikan skor awal 30 poin
Sumber : Devi Yuliana, FKIP- Pendidikan Ekonomi, UKSW, 2011
Poin perkembangan ini didapat dari selisih skor awal dengan skor individu
setelah perlakuan siklus.
b. Menghitung skor kelompok
Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan
anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan
yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok.
Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh kategori skor
kelompok sebagai berikut:
Kelompok dengan rata-rata skor 6 -15 sebagai kelompok baik (good
team).
14
Kelompok dengan rata-rata skor 16-25 sebagai kelompok hebat (great
team).
Kelompok dengan rata-rata skor diatas 25 sebagai kelompok super (super
team).
c. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah perhitungan skor masing-masing kelompok, guru memberikan hadiah
/ penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan kategorinya.
2.4. Pembelajaran Model Group Investigation
Group Investigation menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa
untuk mencari sendiri materi atau informasi pelajaran yang akan dipelajari melalui
bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari
melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan
topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut
para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun
dalam keterampilan proses kelompok.
Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai
dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. kelas menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang
heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman
atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih
topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang
15
telah dipilih, kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan
kelas.
Tabel 2.4 Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Metode Group Investigation
Tahap I
Mengidentifikasi topik dan membagi
siswa ke dalam kelompok.
Guru memberikan kesempatan bagi
siswa untuk memberi kontribusi apa
yang akan mereka selidiki.
Kelompok dibentuk berdasarkan
heterogenitas
Tahap II
Merencanakan tugas.
Kelompok akan membagi sub topik
kepada seluruh anggota. Kemudian
membuat perencanaan dari masalah
yang akan diteliti, bagaimana proses
dan sumber apa yang akan dipakai.
Tahap III
Membuat penyelidikan.
Siswa mengumpulkan, menganalisis
dan mengevaluasi informasi,
membuat kesimpulan dan
mengaplikasikan bagian mereka ke
dalam pengetahuan baru dalam
mencapai solusi masalah kelompok.
Tahap IV
Mempersiapkan tugas akhir.
Setiap kelompok mempersiapkan
tugas akhir yang akan
dipresentasikan di depan kelas.
Tahap V Siswa mempresentasikan hasil
16
Mempresentasikan tugas akhir. kerjanya. Kelompok lain tetap
mengikuti.
Tahap VI
Evaluasi.
Soal ulangan mencakup seluruh
topik yang telah diselidiki dan
dipresentasikan.
Pengelolaan tata ruang kelas akan menambah semangat belajar siswa.
Didalam kelas ini hanya menggunakan posisi duduk yang umum digunakan yaitu
posisi lurus searah, artinya semua siswa duduk ke arah yang sama.
2.5. Mata Pelajaran Kewirausahaan di SMK
Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dengan
menggunakan waktu dan kegiatan yang disertai dengan modal dan resiko serta
menerima balas jasa dan kepuasan atau kebebasan pribadi. Pembelajaran
kewirausahaan disusun dengan maksud memberikan acuan untuk mempersiapkan
segala sesuatu yang akan digunakan untuk proses pembelajaran.
Mata pelajaran kelas XI mempersiapkan siswa agar kompeten dalam
materi :
a. Menganalisis peluang usaha.
b. Menganalisis aspek-aspek perencanaan usaha.
c. Menganalisis alur persediaan proses produksi dan penyimpanan hasil
produksi
d. Menganalisis perencanaan usaha dengan aspek administrasi usaha.
17
2.5.1 Menganalisis Peluang Usaha
2.5.1.1. Pengertian peluang Usaha
Usaha yang memberi peluang untuk maju dan menguntungkan
adalah usaha yang mampu meraih keuntungan dengan cara menciptakan
produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan para
konsumen.
Enam dimensi dalam peta peluang usaha menurut Howard H
Stevhenson, yaitu :
1. Orientasi strategi terhadap usaha
2. Komitmen terhadap peluang usaha yang ada
3. Komitmen terhadap sumber daya yang ada
4. Pengawasan terhadap sumber daya yang ada
5. Melaksanakan konsep manajemen yang ada
6. Adanya kebijakan balas jasa.
2.5.1.2. informasi sebagai Alat membuka Peluang Usaha
Macam-macam sumber informasi :
a. Sumber Informasi Primer
- Langsung berasal dari konsumen atau pelanggan sendiri.
- Langsung berasal dari pedagang perantara
- Langsung dari penjual sendiri
b. Sumber Informasi Sekunder, dapat diperoleh melalui : catatan intern
wirausaha sendiri, pemerintah, biro statistik, perkumpulan dagang,
KADIN, media massa.
18
2.5.1.3. Menggali peluang Usaha
Persyaratan utama untuk menggali peluang usaha adalah :
1. Adanya kerjasama
2. Optimisme
3. Keterbukaan
4. Bekerja prestatif dan kreatif
5. Mau mendengarkan orang lain
6. Percaya diri
2.5.1.4. Mengidentifikasi Peluang Usaha
Mengidentifikasi peluang usaha dapat dilakukan dengan cara :
1. Belajar Ilmu Manajemen Usaha.
2. Meminta jasa konsultan manajemen.
3. Meminta jasa keluarga dan kenalan yang pintar dalam usaha.
2.5.1.5. Menganalisis peluang Usaha
1. Analisis peluang usaha berdasarkan jenis produk atau jasa
- produk yang dapat mempermudah pekerjaan rumah
- produk yang dapat mempermudah pekerjaan di luar
rumah
- produk yang dibutuhkan tanpa mengenal tempat
2. Analisis peluang usaha berdasarkan minat dan daya beli
- Memilih dan membuat produk bermanfaat dan
berkualitas dan laku dengan harga bersaing.
- Membuat desain baru dan harga terjangkau.
19
- Membuat produk lebih cepat dan harga murah.
- Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang
menguntungkan
2.5.1.6. Menciptakan Peluang Usaha Baru Berdasarkan Informasi
dari Lingkungan
1. Sumber-sumber potensial peluang
2. peluang bidang usaha dan jenisnya yang dapat dimasuki :
pertanian, pertambangan, pabriaksi, konstruksi, perdagangan,
jasa keuangan, jasa perorangan, jasa umum, jasa wisata, dll.
2.5.1.7 Contoh jenis bidang usaha sebagai salah satu peluang
Usaha
1. Bidang usaha perawatan komputer
2. Bidang usaha pembekalan
3. Bidang usaha promosi pembekalan
4. Bidang usaha angkutan
5. Bidang usaha pelayanan SDM
2.6. Argumentasi Model Pembelajaran Group Investigation pada Mata
Pelajaran Kewirausahaan di SMK
Kewirausahaan merupakan usaha memberi peluang untuk maju dan
meraih keuntungan dengan cara menciptakan produk-produk yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan para pengguna. Pada sub pokok bahasan
analisis peluang usaha bertujuan untuk mengembangkan ide dan gagasan dlam
20
rangka membaca peluang usaha sesuai dengan bidang peserta didik, serta dapat
menganalisis kemungkinan yang akan dihadapi dalam menjalankan usahanya.
Kesesuaian model pembelajaran yang terapkan dalam kegiatan
pembelajaran di dalam kelas dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Model
Group Investigation dipandang tepat diterapkan pada mata pelajaran
kewirausahaan. Hal ini dapat dilihat bahwa pada mata pelajaran kewirausahan
menuntut para siswa siswa untuk selalu aktif dan kreatif menciptakan ide dan
gagasan baru yang inovatif. Sedangkan Group Investigation merupakan model
pembelajaran yang mendorong siswa aktif dalam kelompok untuk mencari
permasalahan dan mencari penyelasaian permasalahan tersebut secara aktif dan
sistematis.
Dalam rangka memecahkan masalah secara lebih optimal, penerapan
model group investigation dipadukan dengan evaluasi model CIPP. Perpaduan
antara model group investigation dan evaluasi model context—input—process--
product (CIPP) memberi peluang kepada siswa untuk menggunakan keterampilan-
keterampilan berpikirnya secara optimal. Oleh sebab itu, penerapan model group
investigation diyakini dapat keterampilan berpikir siswa.
Model ini merupakan suatu model yang sangat terstruktur dengan enam
tahapan pelaksanaan khusus. Keterlibatan siswa terdapat di dalam setiap tahapan
mulai dari pemilihan topik hingga evaluasi belajar siswa.
Strategi di dalam implementasi model pembelajaran Group Investigation,
setiap kelompok presentasi atas hasil investigasi mereka di depan kelas. Tugas
21
kelompok lain, ketika satu kelompok presentasi di depan kelas adalah melakukan
evaluasi sajian kelompok.
2.7. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
kooperatif tipe Group Investigation dalam Mata Pelajaran Kewirausahaan, pokok
bahasan Menganalisis Peluang Usaha Kelas XI.6 Program Keahlian Multi Media,
semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 SMK Kristen 2 Salatiga dapat
meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa.