lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5207/8/lampiran.pdfmizan :...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
LAMPIRAN
Wacana Human Trafficking..., Mizan Amalia Putri, FIKOM UMN, 2017
Scanned by CamScannerWacana Human Trafficking..., Mizan Amalia Putri, FIKOM UMN, 2017
Scanned by CamScannerWacana Human Trafficking..., Mizan Amalia Putri, FIKOM UMN, 2017
Hasil Transkrip Wawawancara
dengan Penulis Novel Lady In The Glass: Laurentia Mira
Mizan : Pertama-tama saya ingin menanyakan apakah novel Ibu menceritakan kisah fiksi
atau berdasarkan kisah nyata ya?
Laurentia : Cerita di dalam novel saya merupakan kisah nyata. Disaat tahun 2006 sedang
terjadi maraknya penculikan dan korban di taruh di tempat penampungan lalu
diperjual-belikan layaknya barang.
Mizan : Apakah ibu langsung terjun ke lapangan dan menyaksikan sendiri bagaimana
manusia diperdagangkan sebegitu kejamnya?
Laurentia : Saya tidak menyaksikannya secara langsung. Hanya saja saya sempat bergabung
dalam sebuah aktivis untuk menolak perdagangan manusia atau pun sarang
trafficking masuk dalam wilayah Bandung. Tetapi ternyata semuanya sia-sia.
Ketua dari aktivis kami di culik, padahal dia seorang laki-laki. Dan setelah
trafficking masuk di Bandung dan melaporkan teman kami yang hilang. Itu pada
tahun 2006, teman kami baru di temukan setelah 5 bulan dan sekalian ada tempat
yang di ringkus saat itu. Jadi teman saya yang laki-laki ini ada di dalam
penampungan yang sama dengan para perempuan yang menjadi korban
penculikan untuk diperdagangkan.
Mizan : Bagaimana kondisi teman ibu saat itu? Dan apakah ibu menemui salah satu korban
untuk di tanyakan kejadian seperti apa yang ia dapat di dalam penampungan?
Laurentia : Saya langsung senang teman saya di temukan. Kondisinya pun untuk fisik normal
tidak ada bekas luka atau memar-memar. Namun secara batin sepertinya ada yang
tidak beres. Secara setelah dia ditanyakan oleh banyak orang termasuk saya pun
dia tidak menjawab. Seperti orang bisu. Tatapan matanya kosong. Layaknya orang
yang sudah tidak mempunyai harapan, “mati tak segan hidup pun tak mau.”
Menatap mata orang lain pun atau saya juga tidak. Akhirnya aktivis kami di
bubarkan karena kita anggap ada yang tidak beres. Secara ketua aktivis untuk
Wacana Human Trafficking..., Mizan Amalia Putri, FIKOM UMN, 2017
penolakan trafficking bukan orang sembarangan yang berani memimpin.
Pemulihan terhadap teman saya setelah kejadian itu lama sekali kurang lebih ada
waktu 1 tahun untuk beliau bisa berbicara kembali. Jauh sebelum kesembuhan
teman saya. Saya sempat menemui satu anak perempuan, ia berumur 19 tahun.
Kondisi kulitnya kering karena kurang terkena sinar matahari, putih tapi kulit
putih yang tidak sehat, bibir pucat pasi, badannya kurus sekali, banyak bekas
lebam di sekujur tubuhnya, dan yang saya lihat saat itu ada sebuah foto yang ia
genggam terus di tangannya saat itu. Lalu setelah saya mengamatinya dengan
seksama baru lah saya pelan-pelan melontarkan pertanyaan dengannya. Saya
melontarkan pertanyaan pertama yaitu menanyakan tentang keluarga. Tersentak
ia langsung menangis, dan ia hanya berkata bahwa ia malu. Malu untuk pulang ke
rumah dan ia berharap bahwa ia ingin mati saja. Lalu saya mulai memeluknya dan
menggenggam tangannya meyakinkan bahwa semua ini akan baik-baik saja
sebelum saya menanyakan pertanyaan yang lain. Dan dia akhirnya terbuka sendiri
dengan saya. Bahwa dia tertipu oleh tawaran pekerjaan yang di tawarkan di
selebaran kertas yang tertempel di tembok jalan atau di tiang listrik. Dan mengaku
di tawarkan gaji yang cukup menggiurkan. Lalu dia datang ke perusahaan tersebut
untuk di pekerjakan menjadi administrasi gedung ini terletak di Kopo, Bandung.
“Setelah masuk perusahaan untuk interview kita ga akan pernah bisa keluar lagi,”
tutur si gadis 19 tahun ini. Dia menjadi korban trafficking waktu usia nya 16 tahun.
Selama 3 tahun ia hilang di sekap di tempat penampungan makan hanya di beri 1
kali 1 hari. Dan dia hanya di beri gaji 1juta/bulan untuk di kirimkan ke rekening
orang tuanya.
Mizan : sebentar bu, maaf saya potong. Ibu bilang tadi dia menjadi korban penculikan.
Tetapi kenapa ia bisa mengirimkan duit untuk orang tuanya?
Laurentia : (sambil melihat keadaan sekitar dan melanjutkan ceritanya) Si gadis ini memang
di culik, namun ia tidak boleh menceritakan kejadian ini kepada siapapun. Dia
hanya menceritakan kalau ia bekerja sebagai admin dan dia harus tinggal di kos
Wacana Human Trafficking..., Mizan Amalia Putri, FIKOM UMN, 2017
karena pekerjaannya terlalu padat. Karena setelah masuk situ ia menjadi korban
pemerkosaan dan di rekam oleh pihak yang menculik. Kalau sampai ia
menceritakan atau kabur video dia pun ikut tersebar. Lebaran ia tetap pulang tapi
hanya untuk lebaran saja. 1 tahun 1 kali dia di izinkan libur. Dia sudah di ancam
seperti itu dia pun tidak berani untuk melarikan diri dari tempat itu. Harga dirinya
pun sudah berasa di injak-injak.
Mizan : Saya ingin menanyakan juga untuk gaji itu 1juta/bulan itu untuk orang tua nya dia
dapat bonus-bonus gitu karena kan biasanya “pelanggan” seperti itu banyak
peminatnya bu?
Laurentia : 1juta/bulan itu bersih. Malah dia di hitung mempunyai hutang untuk si “bos”.
Mizan : (Terkejut) Sebentar bu, itu sangat kecil sekali.. Apakah tidak salah bu? Bukankan
pelanggannya banyak dan itu kan sudah pasti bu. Hutang kenapa bu? Dia kan
sudah menjadi korban penculikan juga bu.
Laurentia : trafficking dengan perempuan malam itu beda loh. Kalau trafficking itu kejam
sekali. Memang pas saya menanyakan si gadis itu dia bilang dia bisa melayani
kurang lebih 50 lelaki/hari coba bayangkan dalam 30 hari dia sudah di perkosan
oleh berapa banyak lelaki? Dan ini bukan ia lakukan juga karena ia menerima dan
juga puas. Terkadang orang salah menanggapi apa itu human trafficking dan apa
itu perempuan malam. Tetapi dia hanya mendapat 1 juta itu. Malah dia hutang
karena di kasih makan dan di kasih tempat tinggal. Jadi trafficking itu hanya
memperkaya si ”bos”, sekarang kan bisnis itu lagi marak kembali lebih pesat
malah. Contohnya: tempat refleksi yang dihargai 90ribu/1,5jam , ataupun tempat
karaoke 150ribu/2jam. Kamu bayangkan saja itu 90ribu/pelanggan dan dia mesti
melayani 50 pria/hari tetapi hanya di gaji 1juta/bulan berapa keuntungannya?
Mizan : Tidak bisa kabur, tidak bisa protes. Kejam sekali trafficking ini. Lalu apa setelah
penggrebekan itu dia ingin keluar dan mencari pekerjaan lain bu. Dan untuk foto
apakah itu foto orang tuanya bu? Atau pihak dari keluarga besarnya?
Laurentia : Dia bilang, bahwa tidak akan pernah bisa kabur. Kalaupun penggrebekan ini pihak
Wacana Human Trafficking..., Mizan Amalia Putri, FIKOM UMN, 2017
yang berurusan bisa membayar dan menjadikan mereka masuk kembali ke
penampungan. Kalaupun ada yang berusaha kabur setelah penggrebekan video
mereka tersebar, dan akan dibuat malu di kampungnya. Yang jelas menurut si
gadis ini orang yang ikut ambil alih dalam bisnis trafficking ini adalah orang yang
cukup penting di Indonesia. Gadis itu memegang foto salah satu orang yang
memiliki bisnis trafficking yang besar di Indonesia. Ia bilang kalaupun ia mati ia
harus membunuh orang yang ada di foto ini juga.
Mizan : Bagaimana ciri-cirinya bu apa bisa di gambarkan?
Laurentia : Saya tidak bisa menyebutkan. Karena setelah saya melihat fotonya saya menjadi
lebih waspada. Saya menghafal baik foto pria yang di pegang oleh si gadis ini.
Dia tampak memeluk anak perempuannya dengan kasih sayang. Saya hanya
berpikir kok bisa dia mempunyai anak perempuan tetapi ia sendiri melakukan
bisnis perdagangan perempuan. Si gadis ini juga pernah bertemu si “bos”
trafficking ini dan ia hanya berkomentar bahwa ini bukan terjadi dengan
keluarganya kok jadi tidak ada yang di rugikan.
Mizan : Kembali ke teman ibu, apa setelah pemulihan ia membuka mulut soal kejadian
selama ia di culik dan di bawa ke tempat penampungan?
Laurentia : Setelah teman saya bisa normal kembali walaupun tidak sepenuhnya. Setelah kita
kumpul walaupun hanya sekedar makan-makan. Ada dimana saya menemui dia
hanya 4 mata untuk menanyakan kejadian dia selama di tempat penampungan.
Alhasil dia langsung berdiri dan menatap saya dengan tajam “kalau kamu
menanyakan itu kembali kepada saya. Mending kita tidak usah menjadi teman
lagi.” Selama itulah saya diam saja dan teman-teman pun menganggap lupa saja
kejadiannya itu.
Mizan : Membahas novel bu, saya agak rancu untuk novel ibu disini kan kisah utamanya
Fenella tetapi disini yang di bawa sampai ketempat penampungan Cemara. Dan
lebih tersiksa kisah Cemara di bandingkan Fenella?
Laurentia : Wah kamu sadar ya.. (senyum kecil seperti ada yang di sembunyikan) Sebenarnya
Wacana Human Trafficking..., Mizan Amalia Putri, FIKOM UMN, 2017
emang Cemara ini adalah kisah aslinya gadis yang saya temui. Tetapi namanya
disamarkan. Fenella hanyalah peran pembantu sebenarnya. Mungkin kebanyakn
orang menangkap cerita saya malah Cemara lah yang menjadi peran pembantu.
Karena penerbit saya menuntut novel ini harus happy ending sedangkan cerita
sesungguhnya sangat menyedihkan sekali. Saya yang saat itu sedang hamil pun
jadi terbawa suasana. Saya butuh waktu 8 bulan untuk menyelesaikan karya
tulisan saya. Bagaimana saya bisa menjaga diri saya dan gadis yang saya temui
waktu itu dan menyembunyikannya dalam novel ini..
Mizan : Dari wawancara saya ini, saya ingin menanyakan. Apakah human trafficking ini
bisa di berhentikan khususnya di Bandung ini?
Laurentia : Tidak bisa. Karena ini tidak terlalu penting kasusnya di Indonesia khususnya
Bandung. Kasus yang penting menurut pemerintahan kan korupsi, pemilu, partai.
Ini mah di kebelakangin.
Wacana Human Trafficking..., Mizan Amalia Putri, FIKOM UMN, 2017
Wacana Human Trafficking..., Mizan Amalia Putri, FIKOM UMN, 2017
Wacana Human Trafficking..., Mizan Amalia Putri, FIKOM UMN, 2017