bagaimana cara menulis buku fiksi - edited.doc

172
Prakata Banyak orang yang ingin menulis novel, namun sering tidak mampu diwujudkan dengan berbagai alasan. Mulai dari merasa tidak mampu hingga tidak sabar menyelesaikan tulisan. Jika Anda punya keinginan besar untuk menjadi seorang penulis, mengapa tidak berusaha mewujudkannya? E-book ini saya harap bisa memberi sedikit pencerahan. Isinya berdasarkan pengalaman pribadi saya dalam menuntaskan beberapa novel. Percayalah, tidak ada yang terlalu sulit untuk diwujudkan jika memang Anda berusaha sekuat tenaga untuk melakukannya. Kerja keras itu dekat sekali dengan keajaiban, itu prinsip saya. Dan Anda akan melihat buktinya jika tidak mudah putus asa. Jadi, selamat membaca dan meraih mimpi menjadi seorang penulis fiksi! Page 1 of 172

Upload: aqmnov

Post on 29-Oct-2015

181 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Prakata

Banyak orang yang ingin menulis novel, namun sering tidak mampu diwujudkan

dengan berbagai alasan. Mulai dari merasa tidak mampu hingga tidak sabar menyelesaikan

tulisan. Jika Anda punya keinginan besar untuk menjadi seorang penulis, mengapa tidak

berusaha mewujudkannya?

E-book ini saya harap bisa memberi sedikit pencerahan. Isinya berdasarkan

pengalaman pribadi saya dalam menuntaskan beberapa novel. Percayalah, tidak ada yang

terlalu sulit untuk diwujudkan jika memang Anda berusaha sekuat tenaga untuk

melakukannya. Kerja keras itu dekat sekali dengan keajaiban, itu prinsip saya. Dan Anda

akan melihat buktinya jika tidak mudah putus asa.

Jadi, selamat membaca dan meraih mimpi menjadi seorang penulis fiksi!

Page 1 of 117

Page 2: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Daftar Isi

Prakata 1

Daftar Isi 2

Bab 1. Serba-Serbi Fiksi 4

A. Apa Itu Fiksi? 5

B. Jenis-Jenis Fiksi 6

C. Aneka Genre Dalam Fiksi 8

D. Penulis dan Karya Fiksi Populer 14

Bab 2. Bakat Versus Latihan 20

A. Kelebihan Utama Jika Berbakat Besar 20

B. Apa Guna Latihan? 23

Bab 3. Syarat Mutlak Menjadi Penulis Berkualitas 25

A. Membaca, Membaca, Membaca 25

B. Jangan Hanya Sekadar “Ingin Menulis” 26

C. Disiplin dan Konsistensi 28

D. Sabar 29

E. Tidak Mudah Putus Asa 31

F. Selalu Berpikir “Out of the Box” 33

G. Memilih Waktu untuk Menulis 34

H. Riset, Faktor Penting dalam Sebuah Cerita 36

I. Temukan Gaya Orisinal 38

J. Kreatif Memilih Kata 39

K. Tidak Pernah Takut 41

L. Belajar EYD dan Standar Penulisan yang Bagus 42

Bab 4. Step by Step : Dari Ide Hingga Menjadi Novel 50

A. Menggali Ide 51

B. Menyiapkan Karakter 55

C. Bermain-Main dengan Seting 60

D. Membuat Sinopsis 62

E. Mulai Merangkai Kata 64

F. Masa Pengendapan 68

G. Edit dan Sempurnakan 68

Page 2 of 117

Page 3: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Bab 5. Sebelum Mengirim Naskah ke Penerbit 71

A. Kenali Selera Penerbit Terlbih Dahulu 71

B. Kirim Sesuai Ketentuan 74

C. Menunggu dan Tetap Menulis 76

D. Saat yang Tepat untuk Menanyakan Kabar Naskah 77

E. Ditolak atau Diterima? 80

Bab 6. Ketika Novel (Akhirnya) Diterbitkan 83

A. Jangan Lupa Promosi 83

B. Pertahankan Eksistensi 84

C. Royalti 86

Bab 7. Yang Tidak Boleh Dilupakan Saat Menulis Fiksi 89

A. Hidup Kadang Lebih Aneh dari Sinetron 90

B. Keunikan adalah Amunisi Terbaik 91

C. Referensi Tak Harus dari Bacaan 93

D. Membangun Cerita yang Proporsional 95

E. Writer’s Block? AH, Itu Sih Cemen! 96

F. Menundukkan Mood 99

Penutup 101

Bonus Cerpen 102

Tentang Penulis 110

Page 3 of 117

Page 4: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Bab Satu

Serba-Serbi Fiksi

Page 4 of 117

Page 5: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Penulis adalah profesi yang belakangan ini terdengar begitu seksi dan menjanjikan.

Banyak orang yang ingin menjadi penulis fiksi dewasa ini. Kalau tidak percaya, coba saja cek

di berbagai jejaring sosial. Banyak sekali grup-grup kepenulisan yang sengaja didirikan.

Tujuannya antara lain memberi pemahaman yang tepat kepada para anggota bagaimana

caranya menulis fiksi.

Saya sendiri baru menghasilkan beberapa buah karya fiksi. Jumlahnya masih sedikit,

bisa dihitung dengan jari. Namun saya memberanikan diri membuat tulisan ini. Mengapa?

Bukan karena sok tahu, loh! Bukan juga karena merasa sudah hebat. Sama sekali bukan itu

alasannya. Saya merangkai kata di sini dengan harapan bisa membagi sedikit saja

pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki. Sehingga―semoga saja bisa bermanfaat bagi

orang lain, yaitu pembaca.

Gambar 1. Mendua adalah novel perdana saya yang diterbitkan oleh GagasMedia

tahun 2010.

Sumber : dok. pri

Jika kita pergi ke toko buku, rak yang memajang buku-buku fiksi cenderung lebih

banyak dibanding buku lainnya. Hal itu memberi indikasi bahwa fiksi merupakan bentuk

tulisan yang banyak peminatnya. Istilahnya, fiksi itu nggak ada matinya. Terus berkembang

sekaligus digilai.

Fiksi memang selalu menawan. Karena fiksi membawa pembacanya mengarungi

luasnya imajinasi. Dan itu bisa menjadi “perjalanan” yang sangat spesial. Efek satu buku

terhadap seseorang mungkin tidak akan sama dengan orang lain. Namun akan tetap memberi

jejak yang istimewa.

Page 5 of 117

Page 6: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

A.Apa Itu Fiksi?

Secara umum fiksi diartikan sebagai sebuah karya yang didasarkan pada imajinasi

penulisnya. Jadi, di sini penulis benar-benar bebas membuat tulisan sesuai dengan

kemauannya sendiri. Namun tentu saja harus berpijak pada banyak realita sehingga pembaca

tidak merasa tulisan yang dibacanya aneh. Tidak boleh keluar dari logika dan terjadi tanpa

penjelasan.

Ada kalanya fiksi juga dipetik dari pengalaman nyata sehingga tidak murni fiktif.

Supaya lebih menarik, penulis pun biasanya akan “mendandaninya” dengan berbagai bumbu

sehingga menjadi lebih menawan.

Oh ya, ada yang berpendapat keliru dalam membedakan fiksi dan nonfiksi. Fiksi

cenderung dianggap ditulis dengan bahasa yang ringan sementara nonfiksi sebaliknya.

Padahal, tidak ada korelasi antara keduanya.

Fiksi bisa saja ditulis dengan bahasa yang sesuai dengan EYD. Tersusun dalam

kalimat yang rapi dan baku. Sementara nonfiksi sebaliknya. Itu wajar-wajar saja. Tidak ada

aturan kaku yang mengharuskan penggunaan gaya bahasa tertentu. Semua terserah kepada

penulisnya.

Menulis fiksi memang mengasyikkan. Salah satunya karena penulis diberi kebebasan

untuk berimajinasi. Tidak ada yang melarang Anda untuk menciptakan karakter tertentu.

Tidak juga ada yang kuasa menghalangi Anda karena penulislah yang menjadi sutradara

untuk kisahnya. Bebas campur tangan dari pihak lain kecuali sedang menulis naskah duet

atau diminta melakukan revisi oleh editor. Namun, meski kebebasan di tangan kita begitu

luar biasa, bukan berarti kita bisa berlaku seenaknya. Kita tetap harus memastikan bahwa

cerita fiksi kita sangat masuk akal.

Intinya, halal saja untuk berimajinasi. Akan tetapi, seliar apapun tetap harus patuh

pada akal sehat. Jadi, tidak membuat kita semena-mena memelintir nasib tokoh-tokoh kita.

Karena hukum sebab dan akibat itu berlaku, loh. Apa pun yang terjadi, pasti ada alasan yang

melatarinya.

Fiksi sendiri tidak melulu berdasarkan bangunan imajinasi penulisnya. Ada juga yang

mendasarkan ceritanya pada analisa ilmiah. Apapun pilihan penulisnya, harus memenuhi

kebenaran yang logis.

Untuk lebih jelasnya, kita akan jelaskan di bagian selanjutnya. Jadi, jangan berhenti

membaca di halaman ini, ya?

Page 6 of 117

Page 7: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

B.Jenis-Jenis Fiksi

Anda pasti hapal tulisan apa saja yang termasuk dalam genre fiksi. Karena memang

fiksi sangat diminati. Tapi, ada baiknya kita ulas lagi sekilas seputar topik ini. Ada puisi,

prosa, cerpen, novella atau novelet, novel, serta skenario. Masalah seputar ini kadang

masih diperdebatkan. Karena ada yang menganggap kalau puisi atau prosa tidak perlu

dibedakan, misalnya. Demikian juga sebaliknya.

Tapi memang bila menyebut kata “fiksi”, kita cenderung melekatkannya pada cerpen

dan novel. Mungkin karena dua jenis tulisan ini sangat populer di masyarakat. Cerpen nyaris

selalu tersedia di media cetak. Mulai dari surat kabar, tabloid, hingga majalah. Sementara

novel bertebaran di toko buku.

Apa pembeda utama keduanya?

Sudah pasti terletak pada panjangnya. Sebuah cerpen biasanya ditulis sepanjang 6

hingga 10 halaman A4. Tentunya dengan spasi normal yaitu 1,5 dan huruf Times New

Roman 12. Ada beberapa media yang mensyaratkan sedikit berbeda. Mulai dari font dan

ukurannya, hingga spasi.

Demikian juga dengan novel. Tiap penerbit memiliki kriteria tersendiri dalam

menentukan persyaratan teknis dalam naskah yang akan diterbitkan. Jadi Anda harus

mencermati penerbit yang disasar jika ingin mengirimkan naskah ke sana. Mulai dari genre

novel hingga aturan teknisnya.

Pembeda lain cerpen dan novel adalah medianya. Jika ingin cerpen Anda dimuat di

media, maka naskah harus dikirim ke media yang menyediakan rubrik cerpen. Sementara

novel sedikit berbeda. Naskah novel harus dikirimkan kepada penerbit yang banyak

bertebaran di Indonesia. Jika kelak novel Anda diterbitkan, akan menjadi sebuah buku yang

pasti akan sangat dibanggakan oleh penulisnya. Tidak perlu berbagi halaman dengan tulisan

lain. Istimewa, bukan?

Dalam menulis fiksi, ada beberapa unsur yang harus dipenuhi oleh penulis. Unsur-

unsur itu dikenal dengan nama unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan

unsur-unsur yang secara langsung membangun sebuah karya. Cara mengenalinya sangat

mudah karena unsur intrinsik ini akan segera kita jumpai tatkala sedang membaca sebuah

karya fiksi.

Unsur-unsur intrinsik ini antara lain :

Tema

Alur

Page 7 of 117

Page 8: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Penokohan

Seting

Sudut pandang

Semua unsur di atas dapat Anda temukan ketika membaca sebuah karya fiksi. Tanpa

hal-hal di atas, tulisan tersebut tidaklah disebut fiksi. Sebagai contoh, ada alur di setiap

tulisan fiksi. Ada beberapa pilihan alur, penulis dibebaskan untuk memilih yang dirasanya

paling nyaman.

Ada yang memilih alur maju, mundur, serta gabungan keduanya. Hal tersebut sah-sah

saja. Karena memang kadang ada bagian yang mengharuskan penulis untuk melihat peristiwa

yang telah lalu atau flashback.

Novel-novel yang saya tulis menggunakan alur campuran. Novel berjudul “Jungkir

Balik Dunia Mel” misalnya, mengadopsi alur yang tidak biasa. Mengapa tidak biasa? Karena

saya menyusun tiap bab dengan acak. Jika selama ini novel dibuka dengan bab satu, maka

saya membukanya dengan bab 4.

Bingung?

Novel ini memang merupakan persembahan istimewa dari saya untuk para pembaca

setia. Novel “Jungkir Balik Dunia Mel” ini bisa dibaca dengan dua cara : berdasarkan

halaman atau berdasarkan urutan bab. Semuanya sama-sama seru dan memberi efek yang

(mungkin) sedikit berbeda.

Gambar 2. Novel “Jungkir Balik Dunia Mel” yang tidak biasa.

Sumber : dok. pri

Bila novel ini dibuka dengan bab 4, selanjutnya berturut-turut diisi dengan bab 1, 6, 7,

9, 2, dan seterusnya. Kalaupun dibaca berdasarkan urutan halaman, tidak akan

membingungkan. Apalagi jika pembaca lebih suka membaca berdasarkan urutan bab. Sampai

Page 8 of 117

Page 9: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

detik ini reaksi pembaca cukup positif. Umumnya merasa cara menulis seperti itu cukup unik

dan tidak biasa.

Jadi, penulis dipersilakan memilih sendiri bagaimana caranya menyampaikan cerita.

Begitu juga dengan sudut pandang. Tidak ada yang melarang Anda untuk menyajikan

beberapa sudut pandang berbeda dalam sebuah cerita. Tapi mungkin ini lebih nyaman jika

disajikan dalam novel. Karena halaman cerpen yang sangat terbatas membuat penulis agak

sulit bereksplorasi.

Setting, tema, serta penokohan pun menjadi kebebasan penulis. (Terkecuali penulis

sedang mengerjakan naskah pesanan dari penerbit yang menginginkan cerita tertentu).

Ramuan apa pun yang Anda pilih, itu merupakan kekuasaan penulis. Selama proses

penyelesaian naskah, tidak ada yang berhak memenjara imajinasi Anda. Lain halnya ketika

naskah sudah tiba di meja redaksi dan ada banyak masukan untuk membuat beberapa

perubahan. Itu contohnya.

Nah, selain unsur intrinsik juga ada unsur ekstrinsik. Unsur-unsur ini adalah unsur

yang berada di luar karya namun secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap tulisan

seseorang. Antara lain :

Sikap, pandangan hidup, atau keyakinan penulis.

Kondisi sosial ketika sebuah karya dibuat

Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita.

Rasanya penjelasan tentang jenis-jenis fiksi sudah cukup, ya? Masyarakat awam pun

dengan mudah bisa membedakannya. Karena secara fisik sudah terlihat apa saja membuat

satu jenis berbeda dengan yang lainnya. Uraian di atas tidak perlu dihapal, itu hanya paparan

dari segi teori belaka. Nah, selanjutnya kita akan lebih fokus pada novel, sesuai dengan judul

e-book ini.

C.Aneka Genre dalam Fiksi

Bicara tentang fiksi tentu tidak bisa dilepaskan dari genre yang dianut. Ada banyak

genre di dunia fiksi, yang dipilih oleh penulisnya karena berbagai pertimbangan. Ada penulis

yang mengkhususkan diri menulis di satu genre saja. Sementara ada pula yang menjajal

banyak genre.

Setiap genre memiliki penikmatnya masing-masing. Seseorang bisa saja tertarik pada

buku-buku beragam genre, tak hanya terpatok pada satu jenis tertentu belaka. Selera

seseorang tentu berperan besar.

Page 9 of 117

Page 10: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Beberapa genre dalam dunia fiksi antara lain :

Roman

Sesuai dengan namanya, genre ini menitik beratkan pada kisah cinta. Untuk novel-

novel yang berasal dari luar negeri, genre ini diselipi dengan aneka bumbu berbau

seks yang cukup kental. Untungnya bagi penulis-penulis dalam negeri, novel roman

bisa diramu sedemikian rupa tanpa harus melibatkan kontak fisik yang (mungkin)

berlebihan. Dapat dikatakan kalau novel bergenre roman adalah jenis bacaan yang

abadi. Artinya tidak terpengaruh pada tren yang sedang berlaku di dunia perbukuan.

Novel roman mempunyai tempat yang istimewa, tidak pernah kehilangan penggemar

selama ini.

Novel-novel karya Ilana Tan tentu saja memenuhi syarat untuk disebut sebagai

novel romance. Saya sendiri menulis beberapa novel di genre ini, misalnya saja

Mendua (GagasMedia, 2010) dan Cinta Tanpa Jeda (Bukune, 2012)

Komedi

Novel jenis komedi tentu akan membuat pembacanya terhibur dengan rangkaian

kalimat yang mengocok perut. Novel kategori ini cukup diminati karena temanya

yang ringan dan tidak membuat kepala berdenyut. Pembaca tidak perlu memeras otak

untuk mengerti buku yang dibacanya.

Di tahun 1980-an hingga pertengahan 1990-an, Hilman Hariwijaya adalah

nama yang sangat populer. Novel-novelnya dengan nama tokoh bernama Lupus

digilai anak muda. Saking populernya, Lupus pun diangkat ke layar lebar dan

melambungkan nama almarhum Ryan Hidayat.

Sci-fi

Sci-fi merupakan singkatan dari science fiction. Dari nama itu dapat ditebak kan isi

novel-novel yang mengusung genre ini? Tidak akan jauh-jauh dari dunia sains dan

teknologi.

Sci-fi mengajak pembacanya mengarungi dunia ajaib yang menarik dan

mungkin selama ini tidak pernah terbayangkan. Sains memberi banyak sekali kejutan

dan “keajaiban” yang tak terduga. Novel sci-fi yang beredar di Indonesia umumnya

merupakan terjemahan. Penulis lokal belum banyak yang merambah genre ini. Entah

apa alasannya.

Nama-nama tenar seperti Jules Verne atau Michael Crichton merupakan

penulis yang banyak menulis novel genre ini. karya-karya menonjol di lini ini pun

banyak juga yang dijadikan film.

Page 10 of 117

Page 11: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Horor

Film horor pasti dipenuhi oleh adegan menakutkan yang membuat bulu kuduk

meremang. Oh ya, cerita horor tidak selalu berarti hantu. Novel horor juga bisa

diwakili dengan kisah pembunuhan berantai, misalnya. Novel tipe ini banyak yang

bermain di bagian psikologis. Jadi, ada banyak tema yang bisa diangkat. Intinya,

membuat pembaca “ketakutan”.

Siapa yang bisa mengabaikan nama Stephen King? Puluhan buku yang

ditulisnya adalah bergenre horor. Banyak di antaranya yang sudah diangkat ke layar

lebar dan sukses di pasaran.

Kalau di film, buah karya M Night Shyamalan adalah contoh yang sempurna

untuk menggambarkan kisah horor. Namun Shyamalan tidak memilih adegan penuh

darah atau teriakan menakutkan. Akan tetapi dia memainkan sisi psikologis dari

penonton. Contohnya di film The Sixth Sense yang dibintangi oleh aktor laga Bruce

Willis dan Haley Joel Osment.

Oh ya, agak melenceng dari topik. Ada kisah menarik dibalik pribadi

Shyamalan yang pernah ditayangkan oleh sebuah televisi luar negeri. Ceritanya,

sebuah stasiun televisi bergengsi meminta izin untuk mewawancarai sang sutradara.

Mereka ingin menampilkan profil Shyamalan dalam sebuah film dokumenter.

Singkatnya, izin pun didapat.

Dari berbagai hasil investigasi kemudian diketahui kalau sosok sutradara

pendiam ini agak misterius. Diketahui pula ketika kecil dia sempat tenggelam

beberapa menit di sebuah danau yang terletak di dekat rumahnya. Sebelumnya, ada

anak lelaki lain yang mengalami peristiwa serupa di tempat yang sama pula. Konon,

sejak itu Shyamalan mengalami perubahan.

Nah, dari berbagai penelusuran ke masa lalunya yang tertutup, kru berita

mengambil kesimpulan kalau Shyamalan memiliki indera ke-enam setelah “kembali

dari kematian”. Bahkan dia dianggap bisa berbicara dengan orang yang sudah wafat,

anak yang tenggelam itu.

Shyamalan akhirnya menolak melanjutkan wawancara dan mengusir kru dari

tempat dia membuat film. Bahkan bintang-bintangnya yang tadinya sudah setuju

untuk melakukan wawancara, mendadak membatalkan persetujuan mereka. Namun

hal itu tidak bisa membuat orang berhenti berpikir bahwa dia memang punya

“kelebihan”. Film-film yang ditanganinya umumnya memang membahas tentang hal

tersebut. Gelap dan membuat merinding.

Page 11 of 117

Page 12: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Gambar 3. M. Night Shyamalan, sutradara berdarah India yang piawai membesut

film horor cerdas.

Sumber : imstars.aufeminin.com

Misteri

Umumnya novel misteri merujuk pada cerita ala detektif. Di mana ada misteri yang

membingungkan dan baru terungkap di akhir cerita. Di tiap bagian ada clue yang

tampak sepele namun menjadi petunjuk bagi pembaca. Dan memang banyak sekali

novel detektif yang membuat penasaran.

Bicara tentang novel detektif, berarti bicara tentang Sir Arthur Conan Doyle dan

Agatha Christie. Keduanya menghasilkan tokoh-tokoh detektif terhebat sepanjang

masa. Doyle dengan tokoh fenomenal bernama Sherlock Holmes. Sementara Christie

dengan Hercule Poirot dan Miss Marple.

Saya agak tertarik membahas kedua penulis hebat ini. Agatha Christie sepertinya

tidak setuju dengan cara Sherlock Holmes menyelidiki kejahatan. Holmes biasa

datang ke TKP dan juga melakukan penyelidikan dari aspek psikologis. Hal berbeda

diterapkan oleh Poirot.

Detektif fiktif yang berasal dari Belgia ini memilih untuk memanfaatkan

otaknya yang biasa disebutnya dengan “sel-sel kelabu”. Poirot tidak selalu datang

untuk melihat TKP karena dirasanya tidak perlu. Aspek psikologis korban dan

lingkungannya yang menjadi titik berat dari penelitian Poirot. Poirot bahkan terang-

terangan menertawai sahabatnya yang merasa perlu menyelidiki TKP.

Bukannya ingin membantah pendapat penulis hebat, tapi memang saya lebih

setuju dengan pendekatan yang dilakukan oleh Sherlock Holmes. Belakangan ini kan

ada banyak sekali tontonan yang menyajikan kisah detektif. Sebut saja Criminal

Minds, Castle, Bones, atau CSI.

Page 12 of 117

Page 13: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Dari beberapa serial top di atas, penonton menyadari satu hal. Nyaris mustahil

bisa memecahkan sebuah misteri jika tidak datang ke TKP. Para petugas di CSI

bahkan menghabiskan banyak rol film untuk memotret semua yang ada di TKP

sebagai bahan penyelidikan. Bahkan sering terjadi benda-benda sepele yang

sepertinya tidak penting justru membantu memecahkan kejahatan. Belum lagi

laboratorium yang dimanfaatkan sedemikian rupa untuk mengolah hasil penyelidikan.

Mereka tidak pernah menolak datang ke TKP dan hanya memecahkan misteri dari

ruang kerja. Dari sini kita bisa melihat kesamaan ide dengan Sherlock Holmes, kan?

Sejak dulu, Holmes selalu ditempatkan sebagai detektif nomor satu di dunia.

Bahkan kisahnya sudah diangkat ke layar lebar dan layar gelas. Versi layar lebarnya

dibintangi oleh Robert Downey Jr. yang secara fisik jauh berbeda dengan

penggambaran Sir Arthur Conan Doyle. Sementara serial televisinya –menurut saya-

jauh lebih menarik. Benedict Cumberbatch sangat pas memainkan tokoh ini. Di

tangannya, semua kesinisan, kejeniusan, dan ketidakpedulian Holmes digambarkan

dengan sangat sempurna.

Sejarah

Anda pasti sudah bisa menebak isi dari genre ini, kan? Tentu saja novel yang ditulis

berdasarkan sejarah yang memang terjadi. Tentunya butuh riset dan penelitian yang

mendalam agar tidak salah menuliskan peristiwa apa yang sebenarnya terjadi. Karena

bisa menimbulkan perang opini atau protes hebat jika yang ditulis dianggap tidak

sesuai kenyataan.

Menulis novel sejarah tidaklah mudah. Dan sudah pasti memakan waktu yang

panjang. Jadi memang harus angkat topi untuk para penulis yang sudah memiliki

keberanian menulis novel sejarah.

Contoh novel sejarah misalnya Gajah Mada. Penulisnya tentu harus bekerja

ekstra keras untuk mengumpulkan berbagai informasi tentang patih terbesar dari

kerajaan Majapahit itu.

Petualangan

Novel betema petualangan tidak selalu berhubungan dengan perjalanan (travel).

Melainkan seputar pengalaman hebat yang mempengaruhi kehidupan tokoh-tokoh

utamanya. Menyebut novel petualangan tidak lengkap tanpa membahas buah karya

Enid Blyton.

Page 13 of 117

Page 14: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Penulis asal Inggris ini piawai dengan buku-bukunya yang menyasar pembaca

cilik dan remaja. Berkisah tentang berbagai petualangan yang menarik. Contohnya

adalah novel-novel Lima Sekawan.

Tokoh utamanya adalah empat orang saudara sepupu dengan satu ekor anjing.

Mereka bertualang untuk memecahkan kejahatan atau misteri. Perjalanan mereka

sungguh mengasyikkan dan membuat pembaca turut terhanyut. Apalagi

penggambaran akan pedesaan Inggris yang menjadi setting cerita, sangat memikat.

Nah, sudah jelas kalau genre fiksi itu ada cukup banyak. Anda bisa menambahkannya

dengan beberapa genre lainnya yang luput dituliskan di sini. Karena pada dasarnya ada cukup

banyak genre yang datang dari pemikiran para ahli fiksi. Satu dan yang lainnya kadang

berbeda pendapat.

Selain masalah genre, ada juga pembagian novel berdasarkan kategori usia pembaca.

Yaitu :

Buku anak

Pra remaja (pre-teens)

Remaja (teenlit)

Dewasa muda (young adult)

Dewasa

Tentu ada rambu-rambu di tiap kategori usia. Misalnya saja di buku untuk usia pra

remaja, kurang pas jika membahas tentang cinta, kan? Dalam hal ini tentu saja cinta terhadap

lawan jenis. Intinya, cerita disesuaikan dengan tingkatan usia. Lihat saja sekeliling kita,

problema itulah yang diangkat.

"Tulislah novel yang paling

membuat Anda merasa bahagia.

Mulai dari genre hingga kategori

usia. Karena bahagia itu

membuat kita nyaman untuk

menulis. Dan biasanya tulisan

pun akan mengalir deras, seakan

Page 14 of 117

Page 15: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

berasal dari suatu tempat di

dalam diri kita."

Sekadar saran, tulislah novel yang paling membuat Anda merasa bahagia. Mulai dari

genre hingga kategori usia. Karena bahagia itu membuat kita nyaman untuk menulis. Dan

biasanya tulisan pun akan mengalir deras, seakan berasal dari suatu tempat di dalam diri kita.

Tangan pun mengetik nyaris tanpa henti.

Intinya sama saja dengan pekerjaan lainnya. Segala yang diminati selalu memberi

gairah yang besar untuk kita. Jadi, jangan lupa bertanya pada diri sendiri, mana yang paling

ingin Anda tulis.

D. Penulis dan Karya Fiksi Populer

Dulu mungkin pekerjaan sebagai penulis akan dianggap tidak menjanjikan. Sekarang?

banyak orang yang menangguk kesuksesan material setelah menulis karya yang fenomenal

dan meledak di pasaran.

Sebut saja Joanne Kathleen Rowling atau J.K. Rowling. Sebelum menulis Harry

Potter, Rowling sedang terlilit masalah finansial yang serius. Novel perdananya bahkan

sempat ditolak beberapa kali. Dan begitu diterbitkan, novel ini pun mengguncang dunia!

Hingga kemudian Harry Potter diangkat ke layar lebar dan menjadi salah satu film terlaris

sepanjang masa. Singkatnya, J.K. Rowling pun menjelma menjadi salah satu wanita terkaya

di dunia berkat novel ini.

Kisah senada dialami oleh Andrea Hirata. Novel Laskar Pelangi meledak luar biasa

dan mencatat angka penjualan mencengangkan. Laskar Pelangi sendiri merupakan buku

pertama dari 4 seri. Laskar Pelangi kemudian difilmkan dan lagi-lagi mencatat angka yang

fantastis. Laskar Pelangi ditonton lebih dari 4 juta orang! Sehingga tidak heran kalau film dan

bukunya begitu populer.

Memang, menulis novel tidak menjamin akan laku keras. apalagi ada banyak sekali

pesaing dengan penerbit yang jumlahnya pun tidak sedikit. Menerbitkan novel di penerbit

besar tidak berarti akan selalu berimbas pada tingginya angka penjualan. Di lain pihak,

menerbitkan novel melalui penerbit kecil tidak menjamin bahwa angka penjualannya jeblok.

Tidak selalu seperti itu.

Page 15 of 117

Page 16: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Resep kesuksesan komersil sebuah karya fiksi tidak ada. Novel yang bagus belum

tentu laku. Sementara banyak karya-karya kacangan yang laris manis. Faktor penentu bahkan

kadang sulit untuk dijelaskan. Jadi, tidak perlu membebani diri untuk menulis novel yang

akan meledak. Karena tidak ada yang bisa memastikan hal tersebut. Pasar selamanya akan

sulit untuk ditebak.

Bicara tentang kesuksesan finansial, tahukah Anda buku apa saja yang menjadi buku

terlaris di dunia? Berikut ini beberapa judul buku yang berhasil mencaat angka penjualan

yang sangat fantastis dan layak menyandang predikat sebagai buku terlaris dunia.

Harry Potter

Novel dengan tokoh utama seperti judulnya ini terdiri atas tujuh buah buku.

Semuanya mencatat angka penjualan yang fantastis. Wajar saja kalau novel ini

ditasbihkan sebagai novel terlaris di dunia. Semuanya sudah diterjemahkan ke lebih

dari 63 bahasa.

Petualangan Harry Potter, Hermione Granger, serta Ron Weasley merupakan

jalinan peristiwa tidak terduga dan penuh kejutan. Melihat aksi ketiganya benar-benar

mengasyikkan.

Gambar 4. Harry Potter adalah ikon dunia sihir yang paling populer di dunia.

Sumber : images1.wikia.nocookie.net

Page 16 of 117

Resep kesuksesan komersil sebuah karya fiksi tidak ada.

Novel yang bagus belum tentu laku. Sementara banyak karya-

karya kacangan yang laris manis. Faktor penentu bahkan kadang

sulit untuk dijelaskan. Jadi, tidak perlu membebani diri untuk

menulis novel yang akan meledak. Karena tidak ada yang bisa

memastikan hal tersebut. Pasar selamanya akan sulit untuk

ditebak.

Page 17: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

The Lord of The Ring

Buku ini merupakan buah karya dari J.R.R. Tolkien yang terdiri atas 3 jilid. Yaitu The

Fellowship of The Ring, The Two Towers, serta The Return of The King. Buku ini

dianggap sebagai salah satu karya sastra terbaik yang dihasilkan sepanjang masa.

Novel ini pula yang dijadikan rujukan oleh beberapa novel bergenre fantasi lainnya

yang terbit kemudian. Salah satunya adalah Harry Potter.

Seperti halnya novel-novel populer lainnya, The Lord of The Ring sudah

diterjemahkan kedalam puluhan bahasa di dunia. Filmnya pun berhasil memukau

jutaan pasang mata sehingga mengantar trilogi ini menjadi salah satu film terlaris

sepanjang sejarah.

Disutradarai Peter Jackson, trilogi karya J.R.R. Tolkien ini memang sangat

mempesona. Menjadi film kolosal yang sangat megah dengan gambar-gambar yang

mencengangkan. Karakter Frodo, Gandalf, dan Aragorn adalah beberapa tokoh yang

paling dikenang. Di film ini, Orlando Bloom memerankan karakter Legolas yang

menawan. Menurut saya, di sinilah Orlando Bloom tampil dengan fisik paling

menawan. Bahkan dibanding aslinya.

A Tale of Two Cities

Novel ini merupakan karya gemilang dari Charles Dickens. Berhasil terjual hingga

ratusan ribu kopi, novel ini menempati tempat yang istimewa di deretan novel-novel

yang paling laku.

Mengambil setting di dua kota Eropa yang paling menawan, Paris dan London.

Berlatar pada peristiwa besar yang mengubah benua itu, terutama Prancis. Peristiwa

itu adalah Revolusi Prancis.

To Kill a Mockingbird

Novel ini merupakan buah pena dari Harper Lee. Belakangan karya luar biasa ini

dinobatkan sebagai salah satu buku yang harus dibaca sebelum mati. Wah, bisa

dibayangkan betapa istimewanya, kan?

Buku ini sepertinya memang ditakdirkan untuk mendapatkan kejayaan yang

luar biasa. Banyak sekali penghargaan yang berhasil diraih. Yang paling bergengsi

tentu saja Pulitzer untuk kategori fiksi di tahun 1961. Di tahun 1999, novel ini

kembali meraih penghargaan sebagai “Best Novel of the Century”.

Salah satu keistimewaan novel ini adalah bahasa yang digunakan oleh

pengarangnya. To Kill a Mockingbird dibalut kata-kata yang hangat, meski isi di

dalamnya sendiri bukan hal-hal sederhana.

Page 17 of 117

Page 18: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

The Da Vinci Code

The Da Vinci Code adalah karya gemilang dari Dan Brown yang mengantarnya

memuncaki popularitas. Memang isinya menjadi perdebatan yang sangat panjang,

namun tidak menyurutkan minat orang untuk membacanya. Kontroversi yang muncul

malah menjadi semacam pendorong sehingga orang berbondong-bondong

membelinya. Mengapa bisa demikian? Karena tidak ada yang lebih hebat dari rasa

penasaran, kan?

The Da Vinci Code bahkan sudah difilmkan dengan bintang utamanya Tom

Hanks. Ceritanya mungkin sedikit rumit sehingga membutuhkan konsentrasi penuh

saat membaca dan menonton filmnya. Pengekornya pun tidak sedikit, namun seorang

pionir selalu di depan, kan?

Nah, buku-buku di atas merupakan produk yang laris di seluruh dunia. Indikasinya

adalah terjual hingga ratusan juga eksemplar dan diterjemahkan ke berbagai bahasa dari

seluruh penjuru dunia.

Lalu, bagaimana dengan novel di tanah air? Indonesia juga memiliki beberapa penulis

top yang mendapat royalti dalam jumlah luar biasa. Itu karena hasil karya mereka laris manis

dan dicari para pembaca. Ingin tahu siapa saja mereka serta buku fenomenal yang mereka

tulis? Anda pasti sudah familiar dengan nama mereka.

1. Andrea Hirata

Siapa yang tak kenal nama ini? Bagi pencinta novel, Andrea Hirata adalah penulis

yang menempati posisi istimewa. Itulah sebabnya tetralogi Laskar Pelangi miliknya

sukses membius para pembaca. Novek-novelnya membuat Anda tertawa dan

menangis tanpa gengsi. Hingga saat ini, Laskar Pelangi telah diterbitkan di lebih dari

20 negara.

Laskar Pelangi menempatkan Andrea Hirata sebagai penulis paling top di

republik ini. Dan tentunya dengan jumlah penghasilan yang mencengangkan. Dua dari

empat kisah pada buku tetralogi Laskar Pelangi telah diangkat di layar kaca. Dan

keduanya pun mencatatkan prestasi yang luar biasa, ditonton oleh jutaan pasang mata

yang berbondong-bondong datang ke bioskop.

Lepas dari Laskar Pelangi, Andrea Hirata menulis novel lainnya. Dan

sepertinya pembaca masih menaruh minat besar terhadap karya-karyanya. Buktinya,

Page 18 of 117

Page 19: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas pun mampu meraih predikat sebagai novel

laris. Meski belum melampaui pencapaian Laskar Pelangi.

2. Habiburrahman El Shirazy

Nama yang satu ini identik dengan novel laris “Ayat-Ayat Cinta” yang kemudian

diangkat ke layar lebar. Istimewanya, penulis yang satu ini tidak hanya berprofesi

sebagai penulis. Namun juga menjadi dai dan sutradara.

Tak hanya Ayat-Ayat Cinta, Habiburrahman El Shirazy pun menulis beberapa

novel yang semuanya menjadi best seller. Ada yang kemudian diangkat ke layar lebar

mengikuti jejak Ayat-Ayat Cinta. Sebut saja judul Ketika Cinta Bertasbih dan Dalam

Mighrab Cinta. Buku-bukunya yang laris manis diyakini memberi royalti hingga

mencapai miliaran rupiah kepada sang penulis.

3. Dewi Lestari

Dulu, masyarakat lebih mengenal Dewi Lestari sebagai penyanyi bersuara indah

bersama Rida dan Sita. Trio ini cukup sukses di blantika musik Indonesia. Album

pertama kelompok vokal yang juga dikenal dengan nama RSD ini pun terbilang

sukses. “Antara Kita” diangkat sebagai judul album untuk memperkenalkan ketiga

penyanyi muda ini.

Gambar 5. Dewi Lestari dan novel perdanya, Supernova.

Sumber : kumpulanfoto.net

Penggemar Dewi pun terpana ketika di suatu ketika perempuan ini

meluncurkan novel berjudul “Supernova” yang meledak di pasaran. Novel yang

banyak mengangkat istilah sains ini pun mengantar Dewi Lestari ke posisi yang

berbeda. Dia pun mulai dikenal dengan nama Dee. Yang terbaru, novel Dewi yang

berjudul Perahu Kertas diangkat ke layar kaca dan banyak digemari.

4. Raditya Dika

Page 19 of 117

Page 20: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Menyebut nama Raditya Dika tentu tidak bisa lepas dari “Kambing Jantan”. Raditya

Dika memulai kariernya dengan menulis di blog. Hingga kemudian tulisannya

dibukukan dengan judul Kambing Jantan.

Tulisan-tulisan Raditya Dika selalu diminati pembaca. Gaya bahasanya yang

ringan dan cair membuat pembaca tertawa tanpa henti selama membaca tulisannya.

Tulisannya dianggap menjadi genre baru di ranah komedi. Kini, masyarakat tidak

hanya mengenal Raditya Dika sebagai penulis. Dia juga tampil di televisi dan menjadi

bintang iklan.

5. Mira W.

Novel-novel bertema cinta mengingatkan pembaca pada Mira W. Beliau sudah

berkarya selama puluhan tahun dengan novel-novel laris. Nama Mira W. menjadi

jaminan untuk kisah fiksi roman. Karya-karyanya sudah diangkat ke layar lebar atau

layar kaca.

Yang patut diacungi jempol dari Mira W. adalah bahwa beliau masih tetap

menyempatkan diri mengaplikasikan ilmunya sebagai dokter. Jadi, selain sebagai

novelis produktif yang menghasilkan karya-karya best seller, Mira W. juga masih

aktif mengobati pasien. Karena itu, tidak heran kalau umumnya buku-bukunya

mengangkat kisah cinta tokoh utama yang berprofesi sebagai dokter.

Bab Dua

Bakat vs Latihan

Page 20 of 117

Page 21: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Apakah Anda sering mendengar pernyataan “1% bakat, 99% latihan”? Umumnya

banyak yang berpendapat bahwa hasil yang gemilang bisa dicapai dengan latihan yang luar

biasa keras.

Thomas Alva Edison sudah membuktikan itu. Meski hanya bersekolah sebentar dan

dianggap sebagai anak yang bodoh, Edison membuktikan sebaliknya. Pihak sekolah dan

gurunya boleh saja mengeluarkan Edison dari sekolah. Ayahnya boleh saja memukulnya

sehingga menyebabkan ketulian. Namun Edison terlahir dengan anugerah yang besar : sikap

pantang menyerah.

Hingga dunia mengenalnya menjadi salahs atu penemu terbesar yang pernah ada.

Edison tidak pernah mengeluhkan dunianya yang sepi akibat pendengaran yang terganggu.

Bahkan menurutnya, ketulian malah lebih membantunya. Gramofon atau bohlam adalah hasil

Page 21 of 117

Page 22: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

buah pemikiran dan percobaannya tanpa henti. Edison bahkan berhasil menciptakan telepon,

hanya saja dia kalah cepat dari Alexander Graham Bell.

Namun (menurut pendapat pribadi saya), bakat mendapat tempat yang istimewa

dalam dunia tulis-menulis. Terutama dunia fiksi. Berikut penjelasan versi saya.

A.Kelebihan Utama Jika Berbakat Besar

Bakat besar adalah karunia tak terhingga bagi Anda yang menekuni dunia fiksi.

Mengapa demikian? Karena dengan bakat itu Anda akan menghasilkan karya yang tidak

sembarangan.

Coba saja lihat keliaran imajinasi J.K. Rowling! Bukan hal kebetulan kalau dia

berhasil menuntaskan 7 buah buku Harry Potter dengan hasil yang gemilang. Dan ketika

hasilnya dipindahkan ke layar lebar, penonton pun terkagum-kagum melihatnya. Bagaimana

foto-foto yang bergerak itu terasa hidup dan yang utama... tidak terpikirkan! Hantu-hantu

yang beterbangan ke sana-kemari.

Menurut saya, orang-orang yang berbakat besar akan menciptakan kisah-kisah unik

yang tidak pernah dibayangkan oleh orang lain. Tidak harus kisahnya serba aneh, loh! Kisah-

kisah sederhana pun bisa disulap menjadi sangat istimewa. Karena umumnya para penulis

berbakat ini memandang persoalan yang sama dengan kita namun dengan cara yang sama

sekali berbeda.

Gambar 6. Tak dapt disangkal kalau J.K. Rowling adalah penulis dengan bakat

yang sangat besar.

Sumber : www.digitopoly.org

Membaca tulisan mereka membuat kita merasa memasuki dunia yang berbeda

dibanding yang kita kenal selama ini. Bakat yang besar menjadikan seseorang istimewa.

Tulisan-tulisannya akan mempengaruhi pembacanya dengan luar biasa. Membuat kita diam

Page 22 of 117

Page 23: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

termangu sambil bertanya dalam hati, “Mengapa orang ini bisa memikirkan hal-hal tertentu

dari sudut pemikiran yang berbeda?”

Mengapa saya sengaja menyinggung masalah ini?

Begini, belum lama ini ada semacam polling di sebuah jejaring sosial. Para pesertanya

adalah penulis-penulis tanah air. Pertanyaannya sederhana : “Mana yang lebih berpengaruh

bagi Anda, bakat atau kerja keras”? Dan umumnya peserta polling menjawab senada dengan

“Kerja keras”.

Tidak ada yang salah dengan pendapat itu. Namun bagi saya pribadi bakat adalah hal

yang sangat besar untuk diabaikan begitu saja. Kerja keras memang akan mengantarkan

seseorang untuk dekat dengan kesuksesan. Namun bakat yang mengalir di dalam pembuluh

darah akan menjadi pembeda yang sangat besar.

J.K. Rowling adalah contoh nyata bagaimana seseorang bisa berbakat demikian besar

sehingga menghasilkan cerita yang tidak standar. Andrea Hirata pun sama. Ketika membaca

suatu karya fiksi, Anda akan merasakannya, kok! Orang yang berbakat tidak akan mudah

terseret oleh arus di sekitarnya. Tidak akan mengikuti tren, melainkan menciptakan tren.

Menjadi pelopor atau pionir.

Misalnya saja, seorang penulis buku anak tidak akan menulis cerita tentang peri.

Kenapa? Karena sudah ada banyak pendahulunya yang melakukan hal senada. Dia pasti akan

mencari ide lain yang lebih segar dan orisinil.

Jadi, kita tidak bisa mengesampingkan bakat sama sekali. Justru harus bersyukur jika

kebetulan Anda memilikinya. Karena Anda akan menjadi orang yang mampu menulis hal-hal

istimewa dengan cara yang istimewa pula. Mungkin temanya sih tidak luar biasa, tapi

caranya mengemas konflik pasti tidak biasa.

Pernah baca novel-novelnya Sidney Sheldon? Anda pasti terpesona dengan caranya

mengemas konflik dan menyiapkan ending. Tidak ada kata bosan ketika membaca tulisannya.

Ceritanya mengalir lancar, banyak kejutan, penuh konflik. Intinya, mendebarkan. Dan itu

menjadi keistimewaan yang luar biasa. Bagi saya, Sidney Sheldon adalah seorang penulis

yang sangat berbakat. Novel-novelnya tidak tertebak. Pembaca mengikuti arus liar yang

diciptakannya tanpa protes sama sekali. Karena pembaca menikmatinya.

Demikian juga dengan Sir Arthur Conan Doyle. Memang, penulis kisah detektif tidak

hanya Tuan Doyle ini. Ada banyak penulis lain yang juga populer. Namun beliau berhasil

menetapkan sebuah standar dalam kisah misteri. Para pelaku kejahatan versi Doyle sangat

sulit untuk ditebak. Namun ketika terungkap kemudian, semuanya menjadi sangat masuk akal

bagi pembacanya.

Page 23 of 117

Page 24: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Sir Arthur Conan Doyle sendiri seorang dokter. Dia menciptakan karakter Sherlock

Holmes ini berdasarkan karakter salah satu dosennya. Judul pertama yang dihasilkan adalah

A Study in Scarlet. Sir Arthur menyajikan kisah detektif yang cerdas dan tidak lekang oleh

waktu. Membaca karya-karyanya harus dengan konsentrasi yang utuh. Karena selalu ada clue

yang akan menjawab berbagai pertanyaan. Kisah-kisah yang disajikan pun masih tetap dapat

dinikmati di zaman ini.

Sir Arthur Conan Doyle sangat memperhatikan detail cerita. Hal itu yang kadang

terlupakan oleh penulis lain. Setiap kalimat tidak ditulis dengan sia-sia karena selalu

mempunyai korelasi dengan cerita.

Itulah sebabnya tulisan Sir Arthur Conan Doyle tidak terlupakan, meskipun Sherlock

Holmes sendiri sudah diluncurkan lebih dari seratus tahun silam. Begitupun dengan J.K.

Rowling. Dunia pasti akan mengenang hasil buah penanya yang sangat fenomenal itu. Tidak

diragukan lagi!

Gambar 7. Ini dia wajah Sir Arthur Conan Doyle, pengarang genius yang

menciptakan karakter detektif nomor satu, Sherlock Holmes.

Sumber : www.leninimports.com

B.Apa Guna Latihan?

Bagaimana jika kita tidak pernah merasa berbakat? Apakah sebaiknya memilih profesi

lain di luar penulis? Wah, jangan putus asa dulu! Seperti yang sudah saya singgung tadi,

banyak penulis yang berpendapat kalau mereka sukses karena kerja keras. Dan memang hal

ini tidak bisa dibantah.

Lalu, apakah saya plin-plan karena di atas menyinggung tentang bakat?

Tidak. Saya hanya berpendapat bahwa bakat seharusnya mendapat penghargaan yang

cukup besar. Tidak diabaikan begitu saja. Di luar bakat, latihan adalah hal terpenting lainnya.

Page 24 of 117

Page 25: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Latihan membuat kemampuan seseorang menjadi lebih baik. Tanpa latihan, akan sulit untuk

meningkatkan kemampuan.

Dalam setiap bidang pekerjaan, latihan memegang peranan penting. Contoh yang

paling mencolok adalah para olahragawan. Untuk satu kali pertandingan (apa pun

olahraganya) membutuhkan latihan yang berkesinambungan selama bertahun-tahun. Susi

Susanti tidak serta merta menjadi atlet bulutangkis wanita terbaik yang dimiliki negeri ini

tanpa latihan keras.

Begitu juga dengan pemusik, misalnya. Musikus terkenal di luar sana mustahil bisa

memiliki keterampilan yang tinggi jika tidak mengasah kemampuannya. Cara apa lagi yang

terbaik selain berlatih?

Begitu juga dengan menulis. Jarang sekali ada orang yang langsung mampu menulis

dengan indah di kesempatan pertama. Sangat wajar andai ada banyak kekurangan di sana-

sini. Dan tidak ada langkah lebih tepat untuk memperbaikinya selain berlatih, berlatih, dan

berlatih. Hingga perlahan tapi pasti Anda menapak ke tangga yang lebih baik lagi. Mencapai

tingkat yang lebih tinggi.

Kombinasi antara bakat dan kerja keras itu akan menghasilkan prestasi yang tidak

main-main. Jika selama ini Anda merasa tidak mendapat bakat yang cukup, bukan berarti

harus melangkah mundur. Saatnya untuk beralih kepada kerja keras dan mulai berlatih

dengan serius. Satu hal yang perlu diingat, kerja keras itu mendekatkan Anda pada kejaiban.

Percayalah! Ada banyak orang yang telah membuktikannya.

Contohnya begini, ada penulis yang terpaksa menelan pil pahit karena penolakan

bertubi-tubi. Lalu, apakah kita harus putus asa? Wah, jangan! Justru harus bekerja lebih keras

untuk mendapat hasil yang lebih baik. Karena pada akhirnya Tuhan Yang Maha Baik akan

melihat usaha kita. Dan memberi kesempatan yang mungkin tidak pernah kita duga

sebelumnya. Percayalah!

Page 25 of 117

Page 26: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Bab Tiga

Syarat Mutlak Menjadi Penulis

Berkualitas

Page 26 of 117

Page 27: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Mungkin Anda yang membaca judul di atas akan mencibir dan berkata, “Siapa sih

kamu?”. Saya memang bukan penulis terkenal yang memiliki puluhan novel best seller.

Setidaknya belum. Tapi ada satu hal yang bisa saya tegaskan, bahwa saya selalu berusaha

menulis dengan kualitas yang baik. Tidak pernah asal-asalan hanya sekadar untuk memenuhi

target belaka.

Wajar kan jika kita mempunyai idealisme seperti itu? Karena itu yang akan

membedakan diri kita dengan orang lain. Sekali lagi saya ingin mengingatkan bahwa kualitas

kadang tidak berkolerasi dengan laris manisnya suatu novel. Novel yang bagus belum tentu

laku keras di pasaran. Di lain pihak, novel yang berkali-kali cetak ulang pun belum tentu

memenuhi kualitas sebagai bacaan yang bermutu.

Nah, jika ingin menghasilkan karya yang berkualitas, ada “harga” yang harus kita

bayar. Mahalkah? Sebenarnya, TIDAK. Karena lebih berhubungan dengan keinginan dari diri

sendiri. Apa sajakah?

A.Membaca, Membaca, dan Membaca

Menjadi seorang penulis harus mau dengan ikhlas menghabiskan banyak waktunya

untuk membaca. Rasanya mustahil seorang penulis tidak menyukai kegiatan membaca.

Page 27 of 117

Page 28: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Karena itu berarti dia bukan penikmat dunia tulis-menulis. Lalu, bagaimana mungkin dia

berharap akan mendapat atensi tatkala terjun sebagai penulis?

Gambar 8. Membaca adalah syarat mutlak bagi seorang penulis.

Sumber : 3.bp.blogspot.com

Cobalah tanyakan kepada para penulis senior di luar sana. Apa yang kira-kira

membuat mereka mampu menulis dengan indah? Jawabannya tidak akan jauh-jauh dari

“membaca”. Karena ini adalah suatu kegiatan yang memberi manfaat luar biasa. Dengan

membaca, Anda mentransfer ilmu seseorang hingga menjadi bagian dari diri Anda. Dan ilmu

itu diambil terang-terangan.

Dengan membaca, Anda tentu bisa melihat bagaimana cara penulis lain

mengungkapkan pendapatnya. Pilihan kata, kalimat, serta informasi yang disajikan tentu akan

sangat berguna bagi Anda. Karena dari situ Anda belajar untuk mengetahui bagaimana cara

yang nyaman dan tepat untuk mengungkapkan pendapat Anda melalui bahasa tertulis. Dalam

hal ini novel.

Semakin banyak Anda membaca, semakin kaya pula perbendaharaan kata. Demikian

juga dengan tema, plot, atau sudut pandang. Semuanya bisa didapat dengan menghabiskan

waktu menikmati rangkaian kata yang dibuat oleh penulis-penulis hebat di luar sana.

Pengetahuan itu mungkin Anda rasa tidak terlalu dibutuhkan. Tapi percayalah, tanpa disadari

dia akan mengendap dalam memori Anda. Lalu ketika tiba saatnya, pengetahuan itu akan

muncul dan menuntun Anda dalam membuat tulisan.

Page 28 of 117

Page 29: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Yakinlah, itu yang terjadi dengan banyak orang!

Membaca tidak akan pernah merugikan Anda. Tidak asing kan, dengan istilah “Buku

adalah jendela dunia”.

Artinya, dengan membaca

kita akan dibawa ke dunia

khayal yang indah. Atau

ke tempat-tempat yang

selama ini hanya dinikmati

di peta. Intinya, membaca

akan membuat Anda bisa

melihat ke seantero dunia

dengan bermodal buku-buku tertentu. Dan rasanya sangat mengasyikkan!

Jadi, modal utama kalau ingin menjadi penulis yang mumpuni adalah rajin membaca.

Jadikan kegiatan ini sebagai salah satu kebutuhan primer dalam hidup Anda. Bukan sekadar

kegiatan sampingan yang kurang bermakna. Ketika membaca menjadi salah satu kegiatan

utama, dampaknya akan begitu besar bagi diri Anda. Terutama untuk mewujudkan mimpi

menjadi penulis berkualitas. Cobalah!

B.Jangan Hanya Sekadar “Ingin Menulis”

Seperti yang saya singgung di depan, menulis menjadi kegiatan yang cukup seksi

belakangan ini. Kebayang kan kalau seorang cowok melihat lawan jenis yang memenuhi

Page 29 of 117

Semakin banyak Anda membaca, semakin kaya pula perbendaharaan kata. Demikian juga dengan tema, plot, atau sudut pandang. Semuanya bisa didapat

dengan menghabiskan waktu menikmati rangkaian kata yang dibuat oleh penulis-penulis hebat di luar

sana. Pengetahuan itu mungkin Anda rasa tidak terlalu dibutuhkan. Tapi percayalah, tanpa disadari dia akan

mengendap dalam memori Anda. Lalu ketika tiba saatnya, pengetahuan itu akan muncul dan menuntun

Anda dalam membuat tulisan.

Page 30: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

standar sebagai makhluk seksi? Pasti inginnya memberi perhatian yang lebih. Minimal

melihat dengan antusias.

Begitu juga dengan aktivitas menjadi penulis.

Kini, banyak sekali orang yang ingin menjadi penulis. Itu hal yang wajar. Namun

sebaiknya temukan alasan yang jelas dan masuk akal, mengapa Anda menginginkan

pekerjaan ini. Banyak kok penulis di luar sana yang tetap mempunyai pekerjaan tetap di luar

profesinya sebagai penulis. Sementara tidak sedikit pula yang memilih untuk menjadi

pengukir kata dengan total.

Apa sebenarnya yang mendasari keinginan Anda menjadi penulis? Apakah karena

tergiur materi, ingin populer, atau merasa memang berbakat? Alasan boleh saja beragam, tapi

(menurut saya) penulis harus memiliki ketertarikan besar pada pekerjaan ini.

Kenapa? Karena tanpa ketertarikan yang luar biasa, Anda mungkin suatu hari akan

memutuskan bahwa pekerjaan ini tidak menarik lagi. Atau mungkin terlalu berat untuk

dijalani. Karena memang ada tantangan besar di sini. Dan kadangkala penghalang terbesar

berasal dari diri sendiri loh!

Segala sesuatu yang sifatnya hanya ikut-ikutan saja, tidak akan menghasilkan apa-apa.

Karena akan ada seleksi alam yang menjadi penyaringnya. Mana yang benar-benar tertarik,

biasanya akan bertahan. Sementara yang hanya menjadi pengekor tidak akan bisa

mempertahankan gairah menulisnya agar tetap menyala.

Apa pun pekerjaan yang kita pilih, rasa cinta itu harusnya berada di peringkat

pertama. Kalau ada yang bertanya alasannya, sederhana saja. Karena cinta akan memberi kita

kekuatan yang luar biasa dalam menghadapi apapun tantangan dan rintangan di luar sana.

Nah, cinta ini yang menjadikan segalanya terasa lebih mudah untuk kita. Sehingga tidak ada

tuh yang namanya putus asa.

Misalnya begini, Anda terbiasa menulis novel romantis. Tiba-tiba ada tantangan baru

dari penerbit untuk membuat novel bergenre misteri. Meski itu hal baru untuk Anda, namun

Anda pasti tidak keberatan untuk menjawab tantangan tersebut. Dan tidak langsung menyerah

begitu disodori kesempatan.

Rasa cinta yang tidak cukup juga yang membuat seseorang tidak pernah

menyelesaikan tulisannya. Di awal sudah begitu bersemangat akan menggarap novel dengan

jumlah minimal 150 halaman. Sayang, belum sampai menyentuh halaman lima puluh, sudah

beralih ke novel lain yang –menurutnya- akan lebih hebat. Begitu seterusnya. Hingga

akhirnya tidak ada satu karya pun yang bisa tuntas dengan sempurna. Semua terkatung-

katung tanpa penyelesaian.

Page 30 of 117

Page 31: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Kebetulan saya banyak menemukan tipe penulis seperti itu. Sayang sekali, kan?

Jadi, tanyakan pada diri sendiri tentang kecintaan Anda terhadap dunia tulis-menulis.

Apakah memang ada cukup banyak gairah di dalam diri Anda? Atau hanya ingin seperti

orang lain di sekitar Anda, teman Facebook misalnya? Karena menyelesaikan tulisan sesuai

deadline itu merupakan tantangan yang luar biasa, loh! Dan banyak orang yang akhirnya

bertekuk lutut di tengah jalan.

Gambar 9. Menyelesaikan deadline tidaklah mudah. Dan ini menjadi tantangan

tersendiri.

Sumber : www.theminorityreport.com

Selain itu, bila hanya sekadar ingin menulis saja tidak akan pernah menjadi “bahan

bakar” yang mumpuni untuk menghasilkan tulisan yang cantik. Karena sudah terjebak pada

pola “ala kadarnya”

Sekali lagi, milikilah alasan yang kuat untuk menjadi penulis. Sehingga Anda akan

benar-benar mengisi tulisan-tulisan Anda dengan gairah, harapan, dan keindahan. Dan

pembaca akan bisa merasakannya.

C.Disiplin dan Konsistensi

Di setiap profesi yang digeluti manusia, disiplin dan konsistensi itu hukum wajib yang

tidak bisa ditawar-tawar lagi. Begitu juga jika Anda ingin menjadi penulis. Apalagi jika

hendak menulis novel. Karena novel bukan hanya beberapa halaman, melainkan menyentuh

angka ratusan lembar. Bayangkan jika Anda tidak memiliki disiplin yang memadai dan

konsistensi yang bisa diandalkan, apa jadinya naskah novel itu? Kemungkinan besar tidak

akan pernah selesai. Anda mungkin tidak akan pernah menuliskan kata “Tamat”, “Fin”, atau

“The End” di halaman terakhir.

Page 31 of 117

Page 32: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Katakanlah Anda ingin menulis novel setebal 150 halaman. Tulisan sebanyak itu tidak

akan mungkin diselesaikan dalam waktu semalam. Akan butuh waktu panjang untuk

menyelesaikannya. Semuanya tentu tergantung pada kemauan dan kecepatan menulis

seseorang. Dan tiap penulis membutuhkan waktu yang berbeda-beda. Ada yang butuh

beberapa hari, sebulan, dua bulan, hingga waktu yang lebih panjang lagi. Belum lagi jika

penulis memiliki kesibukan lain yang menyita waktu sehingga membutuhkan pengaturan

khusus pula. Faktor kesulitan dalam novel juga memberi andil. Jadi, ada banyak faktor yang

mungkin menjadi penghambat.

Nah, ini tantangan besar untuk Anda. Jika memang kecintaan pada dunia menulis

dmikian besar, tidak ada penghalang yang cukup kuat untuk menghentikan Anda. Dengan

kedisiplinan yang tinggi Anda bisa mengatur waktu yang lebih baik sehingga tidak ada yang

harus dikorbankan.

Bagaimana dengan konsistensi? Poin ini menjadi kunci keberhasilan jika semua orang

berpegang teguh padanya. Apa pun pekerjaan yang dilakukan. Termasuk menjadi seorang

penulis. Dan memang tidak mudah.

Menjaga irama agar pekerjaan tetap bisa diselesaikan itu bukan perkara gampang.

Akan ada banyak sekali godaan yang menggiurkan. Ibaratnya ketika sedang berdiet ketat

untuk menurunkan berat badan, ada banyak makanan penggoda yang bisa membuat air liur

menetes. Cokelat, es krim, kripik, hingga junk food.

Semua godaan dan halangan baru akan bisa dilewati jika kita disiplin dan konsisten

menjalaninya. Dan semuanya hanya berarti satu hal: menundukkan diri sendiri! Konsistensi

yang membuat Mira W. berhasil menulis puluhan novel selama puluhan tahun. disiplin juga

yang membuat beliau mampu membagi waktu dengan adil, menulis tanpa meninggalkan

profesinya sebagai dokter.

D. Sabar

Menjadi penulis berarti harus sabar. Itu syarat yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Kenapa? Tanpa kesabaran mustahil sebuah novel bisa dituntaskan karena membutuhkan

waktu. Anda yang tidak sabar sering malah berpindah ke ide lain karena tidak memiliki

kesabaran yang cukup untuk menuntaskan sebuah naskah. Akibatnya, naskah tidak pernah

selesai dan hanya menggantung begitu saja. Sayang sekali, bukan? Padahal Anda hanya perlu

sedikit menahan diri.

Page 32 of 117

Page 33: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Ya, tahanlah semua gairah untuk menulis naskah baru jika masih ada naskah yang

belum selesai. Memang, itu akan terasa sangat menyiksa. Namun Anda tidak punya pilihan

lain. Latih terus kesabaran dan bertahanlah di tengah “ketersiksaan” itu. Hanya dengan

demikian maka naskah Anda bisa selesai.

Betapapun menariknya sebuah ide baru, lakukan satu hal saja! Tulis ide tersebut

dalam catatan khusus sedetail mungkin. Jangan sampai ada yang terlupa. Lalu, simpan

catatan tersebut baik-baik. Katakan pada diri sendiri bahwa ide itu akan mendapat giliran

nantinya, setelah pekerjaan Anda tuntas. Bila mungkin, beri tenggat waktu yang masuk akal

dan bisa Anda patuhi. Dengan begitu Anda tahu bahwa ide keren tadi akan mendapat

gilirannya. Dan selama menunggu itu, selesaikan naskah yang masih tersisa. Bersabarlah

dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga naskah Anda mendapat perlakuan yang

semestinya. Bukan serba terburu-buru.

Bahkan naskah yang sudah selesai pun bukan berarti bebas dari ketergesaan. Banyak

loh novel di pasaran yang kesannya diselesaikan dengan tergesa-gesa. Dan biasanya pembaca

bisa merasakan itu.

Apa indikasinya?

Mudah saja. Jika ada konflik yang belum dituntaskan atau pun masih menyisakan

pertanyaan karena terasa masih mengganjal, itu berarti sang penulis tidak cukup sabar untuk

menyelesaikan semuanya. Alasannya bisa macam-macam. Entah karena keterbatasan waktu

akibat mepetnya deadline. Atau bisa juga karena sudah tidak bisa menahan diri untuk segera

beralih ke naskah baru.

Ketidaksabaran membuat naskah kita menjadi “cacat” di (biasanya) bagian akhir.

Sayang sekali, kan? Setiap naskah yang kita tulis adalah istimewa. Pastikan mereka

mendapatkan segenap perhatian dan kasih sayang yang berlimpah. Sehingga dengan

demikian Anda menghasilkan kisah yang menyelusup ke dalam kalbu tiap pembacanya.

Bukankah itu yang diinginkan setiap penulis?

Setelah naskah selesai dan dikirim ke penerbit, saatnya kesabaran seorang penulis

benar-benar diuji. Karena akan butuh waktu hingga beberapa bulan untuk mendapat jawaban.

Tidak jarang malah tidak ada balasan sama sekali dari penerbit apakah naskah diterima atau

ditolak. Menyebalkan, ya? Setidaknya kalau ada kabar yang pasti, penulis tahu bagaimana

harus bersikap. Kalau ditolak, berarti selanjutnya akan direvisi dan dikirim ke penerbit

lainnya. Begitu seterusnya.

Umumnya, kabar dari penerbit datangnya dalam hitungan bulan. Namun ada juga

yang lebih cepat atau lebih lamban. Ada juga yang sudah menandatangani SPP, namun belum

Page 33 of 117

Page 34: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

terbit juga. Sehingga memang menjadi seorang penulis membutuhkan stok kesabaran yang

sangat besar.

Tahukah Anda kalau mengirim naskah ke sebuah majalah khusus cerpen bisa

memakan waktu hingga lebih setahun hingga dimuat? Sementara untuk novel bisa jauh lebih

cepat dari itu. Tapi memang

begitulah

prosedurnya. Jadi memang

seorang penulis wajib

memiliki kesabaran yang tinggi.

Oh ya, selagi menunggu naskah kita mendapat kabar yang semoga saja baik, teruslah menulis

naskah lain. Jangan terpaku pada naskah yang sudah dikirim itu. Biarkan naskah kita

menemukan takdirnya sendiri karena pada titik itu penulis sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

Prinsipnya begini saja, Anda sudah bekerja keras hingga naskah setebal ratusan

halaman pun tuntas. Anda juga sudah mengupayakan untuk mengirimkannya kepada penerbit

idaman. Kini biarkan Tuhan memberikan keputusan yang terbaik bagi Anda. Jadi, tunggulah

dengan sabar. Dan supaya masa menunggu itu tidak menyiksa, sibukkan diri Anda untuk

menulis naskah lain yang tak kalah bagus.

E.Tidak Mudah Putus Asa

Ketika sedang menghadapi suatu masalah, pernahkah Anda merasa putus asa?

Tolonglah, jangan pernah memilih berada di posisi itu. Keputusasaan tidak akan memberikan

kebaikan. Yang ada hanyalah belitan persoalan baru tanpa menyelesaikan masalah yang

sudah tercipta.

Seorang penulis juga kadang merasa mentok dengan tulisannya. Itu sesuatu yang

sangat normal, kok. Semua penulis pasti pernah mengalaminya. Yang penting, jangan sampai

merasa putus asa dan berhenti menulis. Kesulitan itu datang untuk dihadapi, bukan untuk

Page 34 of 117

Selagi menunggu kabar tentang naskah kita

yang dikirim ke penerbit, teruslah menulis naskah

lain. Jangan terpaku pada naskah yang sudah dikirim.

Biarkan naskah kita menemukan takdirnya sendiri.

Page 35: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

dihindari. Menghindar tidak akan membantu sama sekali. Justru segala masalah itu harus

ditaklukkan agar tidak menggeroti Anda.

Jadi, jangan kalah dengan naskah yang “bermasalah”. Selesaikan hingga tuntas,

jangan ditinggal begitu saja. Jika memang perlu, ambil jeda sejenak untuk menarik napas

selama beberapa saat. Bisa satu atau dua hari. Bisa juga satu atau dua minggu. Tapi, jangan

terlalu lama. Setelah itu, silakan selesaikan naskah Anda dengan baik. Sejenak berjauhan

dengan si naskah akan mengembalikan semangat dan kejernihan pikiran Anda. Jadi, jangan

pernah merasa putus asa!

Karena menjadi penulis itu harus memiliki mental yang kuat dan tahan banting. Tidak

boleh cengeng dan mudah menyerah. Seorang penulis dituntut untuk selalu optimis dan

punya semangat yang terus berkobar. Dalam prosesnya nanti, akan menjadikan Anda seorang

penulis yang matang.

Gambar 10. Kalaupun naskah Anda ditolak, jangan sedih! Bahkan John Grissom

pun mengalaminya.

Sumber : 1.bp.blogspot.com

Banyak penulis yang merasa kecewa dan hampa begitu naskahnya mendapat

penolakan. Hei, jangan lakukan itu pada diri Anda! Bahkan J.K. Rowling atau John Grisham

pun pernah ditolak berkali-kali sebelum naskah mereka menemukan “jodoh” yang serasi. Ya,

mencari penerbit yang sesuai dengan naskah Anda memang tidak mudah. Mirip dengan

proses pencarian jodoh. Apa yang semula Anda rasa akan sangat tepat, ternyata malah

memberi hasil sebaliknya.

Ketika naskah diterima, Anda pasti akan merasa sangat bahagia, kan? Saya pun sama.

Bahkan waktu itu saya kehabisan kata-kata dan telinga mendadak tuli. Saya tidak bisa

mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh pihak penerbit. Memalukan, tapi hati saya

selalu hangat bila mengingat momen itu.

Page 35 of 117

Page 36: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Apa yang terjadi ketika naskah ditolak? Kecewa, itu pasti. Silakan kalau Anda ingin

“menangis semalam’ seperti judul lagunya Audy Item. Namun jangan lama-lama, cukup

semalam saja. Besoknya? Ada banyak pilihan. Kalau merasa yakin naskah Anda cukup

bagus, silakan kirim ke penerbit lainnya yang kira-kira sesuai. Jika ingin memoles naskah

agar kian kinclong, tidak masalah juga Anda melakukan revisi dulu. Setelah itu? Kembali

kirim ke penerbit lain!

Jangan pernah berhenti hanya karena naskah Anda ditolak!

Naskah “Jungkir Balik

Dunia Mel” sebelumnya pernah

saya kirim ke sebuah penerbit

top. Setahun berlalu, tanpa kabar yang jelas. Saya yakin naskah tersebut ditolak. Akhirnya,

saya kirim ke Bentang Belia. Hasilnya? Di-ACC dalam waktu 16,5 jam saja!

Page 36 of 117

Naskah “Jungkir Balik Dunia Mel”

sebelumnya pernah saya kirim ke sebuah

penerbit top. Setahun berlalu, tanpa kabar

yang jelas. Saya yakin naskah tersebut

ditolak. Akhirnya, saya kirim ke Bentang

Belia. Hasilnya? Di-ACC dalam waktu 16,5

jam saja!

Page 37: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Memang, ada sedikit revisi yang harus saya lakukan. Tapi tentu saja tidak mengurangi

kegembiraan yang meluap-luap. Hingga akhirnya novel itu pun terbit dan terpajang dengan

manis di toko buku.

Novel pertama saya memiliki cerita juga. Awalnya naskah itu saya ikutsertakan di

sebuah lomba. Bodohnya saya, tidak memperhatikan penerbit yang menjadi penyelenggara

acara tersebut. Novel saya bertema metropop, tentu dengan fokus utama pada kisah cinta

tokoh utamanya. Sementara penerbit yang saya kirimi mengkhususkan diri pada naskah

bertema Islami.

Terbayangkan hasilnya? Naskah saya gagal dengan gilang-gemilang.

Akhirnya, naskah tersebut saya revisi. Awalnya, saya tidak punya keberanian untuk

mengirimkan naskah itu. (Please, jangan dicontoh, ya?). Tapi suami saya terus

menyemangati. Akhirnya saya pun mengirimkan naskah itu ke GagasMedia. Dan tidak

banyak berharap. Lalu tiba-tiba saja... surprise! Tiga minggu kemudian saya dihubungi dan

naskah saya akan segera diterbitkan oleh Gagas. Maka, lahirlah novel perdana yang sangat

saya sayang, “Mendua”.

Nasib perjalanan naskah “Black Angel” dan “Loves in Insa-Dong” tidak dramatis

apalagi berliku. Lain halnya dengan novel keempat saya, “Cinta Tanpa Jeda”. Naskah novel

ini merupakan salah satu tulisan yang paling berkesan untuk saya. Karena ceritanya

berdasarkan kisah nyata salah satu orang terdekat dalam hidup saya. Tapi sayang, rasa pede

saya akan kualitas ceritanya tidak sebanding dengan penilaian penerbit. Naskah ini mendapat

penolakan oleh 5 buah penerbit! Hingga akhirnya saya mengirimkan kee redaksi Bukune.

Seminggu kemudian, tanpa terduga saya dihubungi via email dan dikabari kalau naskah

tersebut diterbitkan.

Apa poin dari kisah di atas?

Kesabaran itu pada akhirnya akan membawa kebaikan. Percaya dan yakini itu! Jadi,

penolakan dari suatu penerbit tidak perlu menyurutkan langkah kita. Jangan pula berpendapat

bahwa pintu penerbit top tertutup untuk Anda karena “hanya” seorang pemula. Semua

penulis top di luar sana pun pernah ada di posisi Anda, menjadi pemula. Selalu ada yang

pertama untuk segala hal, kan?

F.Selalu Berpikir “Out of the Box”

Page 37 of 117

Page 38: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

“Saya bisa melihat lebih jauh dari orang lain karena saya berdiri di atas bahu raksasa”

(Sir Isaac Newton).

Kata-kata Newton itu memberi gambaran yang tepat. Dengan berdiri di atas “bahu

raksasa”, berarti dia berdiri di tempat yang lebih tinggi dibanding manusia lain. Artinya lagi,

jarak yang bisa dilihatnya tentu lebih jauh dibanding yang lain. Maka tidak heran kalau

Newton bisa “melihat” banyak hal yang selama ini tidak pernah diketahui oleh orang lain.

Sehingga tidak berlebihan jika pemikirannya menjadi lebih maju, kan?

Sebelum Newton menemukan faktanya, manusia menganggap bahwa sinar matahari

hanya terdiri dari satu warna belaka. Namun kemudian salah satu ilmuwan terbesar yang

pernah diciptakan Tuhan itu membuktikan sebaliknya. Sinar matahari justru merupakan

campuran dari aneka warna. Bahkan apel yang jatuh dari pohonnya pun memberi ide besar

yang sangat luar biasa dan berpengaruh pada kehidupan manusia. Ya, itulah yang disebut

dengan gravitasi, saudara-saudara!

Sir Isaac Newton ini adalah contoh yang menarik. Kita bisa menjadikan sosoknya

sebagai rujukan. Dia berhasil melihat banyak hal-hal sederhana dan menemukan rahasia besar

di baliknya. Kita tidak mesti berotak jenius seperti beliau, namun caranya untuk selalu

berpikir “out ofthe box” itu yang harus ditiru.

Gambar 11. Berpikir out of the box itu sangat penting bagi seorang penulis.

Sumber : qualityjunkyard.cim

Jadi, seperti cahaya yang terlihat jelas warnanya itu, jangan terlalu mudah percaya

bahwa memang demikianlah adanya. Syarat utama menjadi orang yang berpikir berbeda dari

orang lain adalah tidak mudah percaya pada apa yang dilihat dan dirasa. Wah, mirip kayak

sifat orang paranoid, ya?

Tapi memang harus seperti itu. Supaya kita bisa berpikir di luar pagar sembari

memikirkan kemungkinan apa saja yang masuk akal di balik sebuah fakta dasar. Nah, asah

terus kemampuan ini saat akan menulis fiksi. Kita diizinkan kok untuk menjungkirbalikkan

Page 38 of 117

Page 39: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

cerita sedemikian rupa. Syaratnya hanya satu: masuk akal. Karena di situlah poin besar yang

tidak boleh diabaikan.

G. Memilih Waktu untuk Menulis

Langkah selanjutnya yang penting dilakukan untuk menjadi penulis yang berkualitas

adalah manajemen waktu. Anda harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga bisa tetap

menulis. Seharusnya, menulis memang dilakukan setiap hari, tidak peduli berapa banyak

yang bisa ditulis.

Jika Anda tidak memiliki kesibukan lain di luar menulis, tentu tidak masalah. Lain

halnya jika masih harus bekerja sebagai karyawan kantoran. Atau disibukkan dengan

aktivitas mengurus rumah dan keluarga. Jangan dikira menjadi ibu rumah tangga itu

pekerjaan yang mudah, loh!

Karenanya, Anda harus pintar-pintar membagi waktu. Targetkan berapa jam sehari

Anda harus menulis, dan lakukan itu dengan disiplin. Seorang penulis senior biasa menulis

setelah jam 9 malam.

Itu karena beliau harus bekerja dan setelah pulang ke rumah pun tidak ingin

melewatkan waktu bersama anak-anaknya. Setelah anak-anak tidur, barulah beliau mulai

menulis. Penulis terkenal ini tetap bisa produktif. Padahal beliau hanya fokus menulis

beberapa jam saja setiap harinya. Tidak pernah terjaga sampai pagi. Namun karena sudah

terbiasa dan melakukannya dengan disiplin, beberapa jam pun bisa menjadi sangat efektif.

Buku-bukunya tidak henti terbit.

Saya pribadi tidak bekerja di kantor. Namun sebagai seorang ibu rumah tangga, beban

pekerjaan justru tidak ada habisnya. Mengurus keluarga itu sama seperti tetap aktif selama

sehari penuh. Seorang ibu harus memastikan semua kebutuhan anggota keluarga terpenuhi

dengan baik. Mulai dari makanan, pakaian, mengatur waktu mereka untuk bermain serta

belajar. Semua harus diawasi sebaik mungkin. Namun kita masih bisa “mencuri” waktu untuk

menulis dengan rutin.

Beberapa teman saya malah sangat mengagumkan. Memiliki anak usia balita bahkan

ditambah dengan bayi, mereka tetap bisa produktif menulis. Sementara saya dengan dua anak

usia 5,5 dan 13 tahun saja pun kadang masih merasa kerepotan. Padahal anak-anak tergolong

mandiri dan tidak merepotkan.

Tapi, apakah lantas menyerah? Tidak, kan? Sekali lagi, ini tidak berhubungan dengan

orang lain. Melainkan bagaimana caranya menundukkan diri sendiri. Saya pribadi terbiasa

Page 39 of 117

Page 40: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

menyalakan laptop seharian. Jika ada tugas domestik yang memanggil, tinggalkan saja

sejenak. Setelah selesai, saya pun kembali berkutat dengan pengerjaan naskah. Jika

mengantuk? Beristirahat dulu. Intinya, tidak memaksakan diri jika memang kondisinya tidak

memungkinkan.

Saya pernah memaksakan untuk menulis di saat mata sudah begitu berat. Ketika

kemudian dibaca kembali, satu halaman berisi kalimat-kalimat aneh yang tidak berhubungan

dan tentu saja sangat berantakan. Jadi, memaksakan mata tetap terjaga ternyata hanya

perbuatan sia-sia belaka. Di lain kesempatan, saya tidak mau mengulangi kebodohan ini.

istirahatlah ketika memang sudah waktunya.

Berdasarkan pengalaman saya dan teman-teman lainnya, penentuan waktu ini sangat

penting. Jadi, pilihlah waktu yang paling nyaman untuk Anda mulai menulis. Jangan

mengikuti versi nyamannya orang lain. Karena Anda tidak sama dengan mereka. Tapi pilih

yang paling tepat dan masuk akal untuk diri Anda. Jadikan kebiasaan setiap harinya. Dan

disiplinlah dalam melakukannya.

H. Riset, Faktor Penting dalam Sebuah Cerita

Seseorang penulis kadang merasa keren jika menyelipkan suatu fakta pengetahuan

yang (mungkin saja) belum banyak diketahui orang lain. Sah-sah saja bila ingin melakukan

hal itu. Saya pun pernah sangat tertarik melakukannya sehingga menyertakan catatan kaki di

naskah yang saya kerjakan.

Tujuannya sih mulia, supaya pembaca bisa mendapat ilmu yang bermanfaat. Idealnya

memang kita menuliskan cerita yang hanya numpang lewat tanpa memberi pencerahan atau

pengetahuan baru pada pembacanya. Jika ingin melakukan itu, pastikan semua dalam porsi

yang tepat. Tidak berlebihan karena bisa jadi kesannya malah Anda sok pintar. Lagian, segala

yang lebai itu malah tidak keren, kan?

Supaya bisa memberikan informasi yang tepat, sangat penting untuk melakukan riset.

Tidak usah susah-susah, cukup memilih internet sebagai ujung tombak riset Anda. Bila

memang punya sumber data berupa buku, itu lebih baik lagi. Misalnya Anda ingin menulis

cerita berlatar Korea (seperti yang sedang booming saat ini), lakukanlah riset. Mulai dari

kapan saja terjadinya empat musim, nama kota-kotanya, apa saja yang istimewa dari kota

yang akan dijadikan setting cerita, makanan khasnya, dan banyak lagi. Perhatikan detail.

Jangan sampai ada informasi penting yang terlewat.

Page 40 of 117

Page 41: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Itu baru hanya masalah latar belakang cerita. Belum lagi hal lainnya. Tapi, jangan

kerutkan kening Anda begitu dalam, karena hanya akan meninggalkan jejak garis halus yang

tidak menarik. Jangan terbebani dengan kata “riset”. Sekali lagi, internet sangat bisa

diandalkan kok!

Apa pun yang kita tulis, usahakan agar menyajikan data yang valid. Bila tidak yakin

dengan suatu informasi, lakukan cek dan ricek. Karena ketika naskah yang kita tulis sudah

berubah bentuk menjadi buku, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Kita tidak ingin

ditertawakan hanya karena hal-hal sepele, bukan?

Gambar 12. Untuk novel “Cinta Tanpa Jeda” ini saya harus riset tentang dunia

balap mobil.

Sumber : dok. pri

Saya punya sedikit kisah tentang masalah ini. Beberapa bulan yang lalu saya

membaca novel seorang penulis yang cukup kondang. Penulis ini sudah menghasilkan

ratusan cerpen dan puluhan buku. Nah, di salah satu novel terbarunya terdapat suatu fakta

yang menggelitik. Penulis top ini memberi informasi yang tidak tepat. Menurutnya, penemu

oksigen adalah Sir Isaac Newton. Mengapa informasi ini menjadi menggelitik dan tidak

tepat? Karena memang salah!

Sir Isaac Newton adalah penemu gravitasi. Dia juga penemu kalkulus. Juga “Hukum

Gerak Newton”. Ada banyak prestasi luar biasa ilmuwan satu ini. tapi, bukan oksigen. Itu

merupakan kejayaan milik Antoine Lavoisier, ilmuwan Prancis yang menemui ajal dihukum

guillotine karena masa lalunya sebagai pengumpul pajak.

Nah, bukankah ini suatu hal fatal yang seharusnya bisa dihindari?

Di novel lain dengan pengarang yang berbeda ada yang menemukan fakta lain. Kali

ini tidak berhubungan dengan fakta sejarah sejenis ini. namun lebih ke arah logika. Di sebuah

novel teenlit dengan angka penjualan cukup tinggi, ada kisah yang agak aneh. Seorang anak

Page 41 of 117

Page 42: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

SMP bertemu dengan cowok cakep, naksir, dan akhirnya dekat. Hingga kemudian si cewek

ini menyadari kalau sang cowok yang ditaksirnya adalah ketua OSIS di sekolahnya sendiri!

Coba pikir ulang, apakah ini masuk akal?

Perhatikan saja polah remaja sekarang yang tergolong lepas dalam mengekspresikan

perasaannya. Jika ada seorang ketua OSIS yang tampan, pintar, dan (biasanya) atlet basket,

apakah mungkin seorang cewek tidak akan mengenalinya? Bahkan untuk kategori cewek

kuper sekalipun!

Lain halnya jika kita membicarakan mahasiswa. Dengan jumlah peserta didik yang

bisa mencapai ribuan di suatu fakultas, masih wajar dan bisa diterima akal jika ada yang

tidak tahu wajah Ketua Senat.

Sampai di sini, bisa mengerti apa yang saya maksud, bukan? Meski “hanya” kisah

fiktif, novel yang kita tulis haruslah menyajikan fakta yang benar dan tidak boleh berkhianat

pada akal sehat.

I. Temukan Gaya Orisinal

Setiap penulis ingin memiliki ciri khas tersendiri. Entah itu dalam hal diksi,

penokohan, atau tema. Akan tetapi pada praktiknya tidak selalu mulus untuk menemukan ciri

yang bisa menunjukkan identitas Anda. Seorang penulis kadang terseret ingin mengekor

penulis idolanya.

Itu sesuatu hal yang sangat manusiawi, kok! Jangan berkecil hati jika Anda belum

menemukan ciri khas dalam menulis. Saya dulu sangat ingin mengekor gaya Sidney Sheldon.

Nyaris setiap bab berisi adegan-adegan dramatis dan fakta yang mengejutkan. Membaca

karya pengarang satu ini berarti harus siap menghadapi berbagai kemungkinan. Prediksi

pembaca sering salah.

Namun saya akhirnya menyadari, saya bukan Sidney Sheldon. Saya, Anda, dan setiap

orang memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki orang lain. Jadi, saya pun berusaha keras

untuk menemukan keunikan tersebut. Sulitkah? Tentu saja. Tapi, saya berterima kasih pada

latihan yang saya lakukan selama ini. Kegiatan menulis yang rutin saya lakukan ternyata

membuat saya menjadi lebih mengenal diri sendiri. Pada akhirnya, saya pun semakin tahu

bagian mana yang harus dikembangkan dan bagian mana pula yang harus diubah. Dan

memang itu tidak butuh waktu yang sebentar.

Awalnya saya tidak menyadarinya. Namun pembaca yang memberi tahu saya. Dan itu

mulai terjadi di novel kedua saya yang berjudul “Black Angel”. Apa ciri khas saya? Menurut

Page 42 of 117

Page 43: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

pembaca, pilihan kata yang tidak biasa. Untuk bagian ini akan kita bahas secara khusus di

bagian selanjutnya.

Terus terang saya lega karena merasa sudah menemukan ciri yang akan menajamkan

identitas saya pribadi. Belakangan saya pun mulai menambahkannya dengan puisi atau quote

versi pribadi. Jadi, bukan puisi atau kalimat terkenal milik orang ternama. Saya tidak

melakukan itu. Saya mencarinya di dalam diri sendiri. Karena itulah maka disebut ciri khas,

hal yang membedakan.

J. Kreatif Memilih Kata

Ini memang menjadi sebuah tantangan bagi para penulis untuk memproduksi kata dan

kalimat yang unik. Ini berhubungan erat dengan bagian sebelumnya, salah satu cara

menemukan gaya yang orisinal. Pentingkah ini? Menurut saya, YA. Sangat penting, malah.

Saya sangat menganjurkan Anda untuk menuliskan kata-kata yang tidak biasa di naskah

Anda.

Sekadar contoh, untuk mengganti kata “berdebar”, saya lebih memilih menggunakan

beberapa kata berbeda. Misalnya saja :

Jantung bertrampolin

Dada diamuk topan

Kecepatan jantung memompa darah mengalami perubahan drastis

Itu beberapa padanan kata yang kadang saya gunakan. Intinya sama saja, menyatakan

bahwa dada seseorang sedang berdebar kencang. Tujuannya untuk menghindari kebosanan

dan memperkaya bahasa yang kita gunakan. Toh, pada dasarnya mengandung arti yang tidak

jauh berbeda.

Jantungku kayak lagi maraton. Gerakannya terasa sampai ke lutut. Mungkin

karena menggedor-gedor dadaku dengan ganasnya. Seolah jantung mudaku ini berubah

membesar dan memenuhi rongga dada. Membuat sesak di dalam sana.

Penggalan kalimat di atas dipetik dari salah satu novel saya, “Jungkir Balik Dunia

Mel”, halaman 125. Bagian itu mengisahkan tentang reaksi tubuh si tokoh utama, Mel, ketika

bertemu cowoknya, Wing.

Reaksi norak itu datang lagi. Otot-otoku lemas karena lututku rasanya nyaris

enggak bisa menyangga tubuh. Dadaku hampir rontok oleh gedoran jantung yang

semena-mena. Pipiku terasa dijalari rasa panas terus-menerus. Aku enggak asing dengan

semua ini. Setahun setengah yang lalu aku pernah mengalami kayak gini. Deja vu.

Page 43 of 117

Page 44: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Kalau kalimat ini ada di novel yang sama untuk menggambarkan perasaan Mel

terhadap Wing. Letaknya di halaman 151.

Saat itu, tiba-tiba waktu seakan berhenti. Cyril merasa semua berlangsung dalam

gerakan slow-motion. Bibirnya terasa kering tapi bukan karena pengaruh udara dingin

yang suhunya beberapa derajat di bawah nol. Bulu kuduknya berdiri, seolah ada selubung

kabut yang meniup setiap inci pori-porinya. Jantungnya menggila, seakan ingin

memberontak dan berpindah dari tempatnya semula. Suhu tubuhnya meningkat beberapa

derajat hingga hampir demam.

Perutnya tergelitik oleh sengatan nan teratur dari ribuan jarum super halus.

Lututnya bergetar, mirip kena gigitan ribuan semut secara bersamaan. Jika tidak

menguatkan diri, niscaya tubuhnya akan ambruk. Lehernya tercekik sehingga susah

menlan ludah, karena paru-paru terasa naik dan menyumbat di sana. Cyril merasa

telinganya mendadak tuli. Hanya keheningan yang melingkupi dirinya.

Petikan kalimat di atas terdapat di halaman 99 dari novel saya yang berjudul “Loves

in Insa-Dong”. Uraian di atas menggambarkan perasaan tokoh utamanya yang bernama Cyril

ketika pertama kali bertemu seorang lelaki Korea, Park Dong Joon.

Gambar 13. Novel saya yang berjudul “Love in Insa-Dong” ini mengambil latar di

Indonesia dan Korea.

Sumber : dok. pri

Mungkin rangkaian kalimat yang saya tulis untuk menerjemahkan perasaan si tokoh

utama dianggap lebai. Tapi, jika sudah berhubungan dengan masalah hati, apa ada yang tidak

berlebihan? Anda tentu bisa membayangkan bagaimana “kacaunya” reaksi tubuh ketika

berhadapan dengan orang yang kita sukai, bukan? Ada reaksi kimia yang tidak sederhana dan

cukup merepotkan.

Page 44 of 117

Page 45: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Jadi, jangan takut untuk menjadi diri sendiri dan menulis dengan gaya yang

(mungkin) dianggap aneh atau berbeda. Kita memang harus kreatif dan terus mengasah

kemampuan itu dengan baik.

K.Tidak Pernah Takut

Mengapa ada bahasan tentang rasa takut di bab ini? Tahukah Anda kalau banyak

sekali penulis yang dihantui oleh rasa takut? Mulai dari takut karyanya tidak bagus, takut

ditolak oleh penerbit, hingga takut tidak laku. Ya, dalam setiap tahapan naskah ada rasa takut

yang terus menghantui.

Saat mulai ingin menulis, Anda mungkin takut naskah kelak tidak bermutu. Juga

cemas naskah tidak bisa selesai, dan berjuta ketakutan konyol lainnya. Apa yang seharusnya

dilakukan? Mulailah untuk menulis sesegera mungkin dan singkirkan semua rasa takut itu

seperti Anda mengenyahkan debu yang mengotori pakaian kesayangan Anda. Tidak ada yang

berhak menghentikan langkah Anda.

Setelah naskah kelar, penulis kadang masih takut naskahnya ditolak. Akibatnya?

Tidak pernah mengirimkan naskahnya ke penerbit. Intinya lagi, sudah mengibarkan bendera

putih meski belum melakukan upaya yang berarti. Bukankah itu sesuatu yang janggal bin

aneh? Bendera putih hanya diperuntukkan bagi kondisi terjepit yang tidak menyediakan

pilihan lain. Kalau masih ada upaya yang bisa ditempuh, kenapa harus mengibarkan bendera

putih? Mengapa tidak terus berjuang?

Rasa takut itu manusiawi, tapi jangan berlebihan. Saya sering mendapat pesan dari

anak-anak muda yang bercita-cita ingin jadi penulis. Sayangnya, mereka punya masalah

nyaris seragam: takut mengirimkan naskah ke media karena khawatir akan ditolak. Padahal,

itu kan sesuatu yang manusiawi, kan? Penulis-penulis top pun nyaris semuanya pernah

mendapat penolakan.

Bagaimana kalau disederhanakan saja pemikiran kita?

Apa yang terjadi jika naskah Anda kirimkan ke penerbit? Ada berbagai kemungkinan,

kan? Bisa saja ditolak seperti kekhawatiran Anda. Tapi, bisa juga diterima. Jadi, mengapa

tidak mengambil risiko dengan adanya dua kemungkinan kesempatan yang sama besarnya?

Sementara jika Anda tidak pernah mengirimkan naskah tersebut, kemungkinannya hanya

satu. Naskah Anda selamanya tidak akan pernah berubah menjadi novel idaman. Karena

Anda lebih memilih untuk menyimpannya sendiri dan tidak memberi kesempatan padanya

meluluhkan hati editor.

Page 45 of 117

Page 46: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

L. Belajar EYD dan Standar Penulisan yang Baik

Setelah naskah Anda selesai, apa rencana selanjutnya? Tentu saja mengirimkan

naskah ke tersebut ke penerbit dengan harapan bisa lolos dan diterbitkan menjadi novel,

bukan? Nah, supaya editor tidak membanting naskah Anda dan menyingkirkannya dari atas

meja hanya setelah membuka halaman pertama, maka tidak ada pilihan lain selain belajar

mengenai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

Kesalahan satu dua kata masih dimaklumi, namun jika dalam setiap halaman ada

terlalu banyak kata-kata yang keliru, jangan salahkan editor bila tidak merasa perlu membaca

naskah Anda. Saya dan banyak penulis lain pernah melakukan kesalahan ini. Anda jangan

sampai melakukannya, ya?

Gambar 14. Seorang penulis harus belajar EYD untuk meningkatkan

pengetahuannya.

Sumber : 4.bp.blogspot.com

Itulah pentingnya untuk terus belajar. Selain selalu meng-update informasi terkini

yang pasti dibutuhkan dan menjadi bagian cerita, seorang penulis juga harus meningkatkan

pengetahuannya tentang EYD. Banyak sekali kata-kata yang akrab di telinga namun ternyata

tidak tepat menurut EYD. Demikian juga dengan cara penulisannya. Berikut adalah beberapa

di antaranya yang sengaja saya kumpulkan.. Tidak ada salahnya jika kata-kata ini dihafal

untuk meningkatkan kemampuan menguasai EYD.

Adang, bukan hadang

Afdal, bukan afdol

Akta, bukan akte

Aktivitas, bukan aktifitas

Page 46 of 117

Page 47: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Akuarium, bukan aquarium

Alquran, bukan Al-Qur’an

Amfibi, bukan amphibi

Analisis, bukan analisa

Andal, bukan handal

Andam, bukan handam

Anugerah, bukan anugrah

Antre, bukan antri

Apotek, bukan apotik

Aritmetika, bukan aritmatika

Asas, bukan azas

Ateis, bukan atheis

Atlet, bukan atlit

Atmosfer, bukan atmosfir

Autentik, bukan otentik

Autobiografi, bukan otobiografi

Azan, bukan adzan

Balsam, bukan balsem

Beasiswa, bukan bea siswa

Bejat, bukan bejad

Berengsek, bukan brengsek

Bus, bukan bis

Cabai, bukan cabe

Cendekiawan, bukan cendikiawan

Cenderamata, bukan cendramata

Cenderawasih, bukan cendrawasih

Cengkih, bukan cengkeh

Debit, bukan debet

Dekret, bukan dekrit

Desain, bukan disain

Detail, bukan detil

Diagnosis, bukan diagnosa

Dolar, bukan dollar

Dukacita, bukan duka cita

Page 47 of 117

Page 48: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Eksem, bukan eksim

Ekstrem, bukan ekstrim

Elite, bukan elit

Embus, bukan hembus

Familier bukan familiar

Faksimile, bukan faksimili

Fondasi, bukan pondasi

Fotokopi, bukan fotocopy atau fotocopi

Frasa, bukan frase

Frekuensi, bukan frekwensi

Frustrasi, bukan frustasi

Geladi, bukan gladi

Genius, bukan jenius

Genting, bukan genteng

Hafal, bukan hapal

Hakikat, bukan hakekat

Halalbihalal, bukan halal bihalal

Hadis, bukan hadits atau hadist

Harfiah, bukan harafiah

Hierarki, bukan hirarki

Hipotesis, bukan hipotesa

Imbau, bukan himbau

Intelijen, bukan intelejen

Insaf, bukan insyaf

Isap, bukan hisap

Jemawa, bukan jumawa

Jenderal, bukan jendral

Kacamata, bukan kaca mata

Karier, bukan karir

Karisma, bukan kharisma

Kaus, bukan kaos

Kedaluwarsa, bukan kadaluarsa

Kelenteng, bukan klenteng

Kempis, bukan kempes

Page 48 of 117

Page 49: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Khawatir, bukan kuatir

Khazanah, bukan khasanah

Kiai, bukan kiay

Kolumnis, bukan kolomnis

Komoditas, bukan komoditi

Komplet, bukan komplit

Konkret, bukan konkrit

Kosakata, bukan kosa kata

Kualitas, bukan kwalitas

Kuitansi, bukan kwitansi

Kukuh, bukan kokoh

Lahad, bukan lahat

Lanskap, bukan lansekap

Lever, bukan liver

Lembap, bukan lembab

Lubang, bukan lobang

Malapraktik, bukan malpraktik

Magrib, bukan maghrib

Marah, bukan amarah

Masjid, bukan mesjid

Massal, bukan masal

Merek, bukan merk

Mesti, bukan musti

Meterai, bukan materai

Mikrob, bukan mikroba

Monarki, bukan monarkhi

Mozaik, bukan mosaik

Museum, bukan musium

Miliar, bukan milyar

Nakhoda, bukan nahkoda

Napas, bukan nafas

Nasihat, bukan nasehat

Negeri, bukan negri

Nekat, bukan nekad

Page 49 of 117

Page 50: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Netralisasi, bukan netralisir

Objek, bukan obyek

Omzet, bukan omset

Otomatis, bukan automatis

Pancaindra, bukan panca indra

Peduli, bukan perduli

Penggawa, bukan punggawa

Peranti, bukan piranti

Perilaku, bukan prilaku

Perkedel, bukan pergedel

Pikir, bukan fikir

Praktik, bukan praktek

Priayi, bukan priyayi

Provinsi, bukan propinsi

Radioaktif, bukan radio aktif

Ramadan, bukan ramadhan

Realitas, bukan realita

Respons, bukan respon

Restoran, bukan restauran

Rezeki, bukan rizki

Ritsleting, bukan retsleting

Risiko, bukan resiko

Roboh, bukan rubuh

Sah, bukan syah

Saksama, bukan seksama

Salat, bukan shalat

Samudra, bukan samudera

Saraf, bukan syaraf

Satai, bukan sate

Saus, bukan saos

Sekadar, bukan sekedar

Sepak bola, bukan sepakbola

Seriawan, bukan sariawan

Setan, bukan syaitan

Page 50 of 117

Page 51: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Silakan, bukan silahkan

Sistem, bukan sistim

Sintesis, bukan sintesa

Sontek, bukan contek

Sopir, bukan supir

Standar, bukan standard

Standardisasi, bukan standarisasi

Stroberi, bukan strawberry

Subjek, bukan subyek

Sumatra, bukan sumatera

Surah, bukan surat

Sutra, bukan sutera

Syahbandar, bukan sahbandar atau syah bandar

Syubhat, bukan subhat

Takhta, bukan tahta

Takhayul, bukan tahayul

Takwa, bukan taqwa

Taoge, bukan tauge

Taoco, bukan tauco

Teknik, bukan tekhnik

Telantar, bukan terlantar

Teoretis, bukan teoritis

Terampil, bukan trampil

Terung, bukan terong

Tobat, bukan taubat

Topan, bukan taufan

Trompet, bukan terompet

Ubah, bukan rubah

Ubrak-abrik, bukan obrak-abrik

Ustaz, bukan ustad atau ustadz

Utang, bukan hutang

Varietas, bukan varitas

Wali kota, bukan walikota

Wiraswasta, bukan wirausaha

Page 51 of 117

Page 52: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Zaman, bukan jaman

Zamrud, bukan jamrud

Zikir, bukan dzikir

Zuhur, bukan dzuhur

Memang, tiap penerbit memiliki gaya selingkung atau gaya tulisan tersendiri. Bisa

saja apa yang di kamus tidak baku, tetap mereka pertahankan. Jadi, semua berpulang lagi

kepada penerbit. Jika mereka tetap mempertahankan untuk menggunakan kata “Jumawa”

ketimbang “Jemawa”, tidak ada masalah. Tidak ada aturan baku yang mengaturnya dengan

kaku. Penerbit punya kebebasan ingin menerapkan gaya seperti apa dalam setiap buku-buku

terbitannya.

Gambar 15. Seorang penulis pun harus menguasai pengetahuan tentang

penggunaan tanda baca.

Sumber : 4.bp.blogspot.com

Selain EYD, Anda juga harus memperhatikan standar penulisan naskah. Biasanya

naskah ditulis di kertas berukuran A4 dengan huruf Times New Roman berukuran 12.

Bagaimana dengan spasi? Umumnya sih 1,5. Jangan lupakan juga penempatan tanda baca

dan huruf besar. Juga penulisan partikel. Jangan khawatir, semua bisa dilihat di internet. Atau

Anda bisa membeli buku-buku yang membahas tentang hal ini.

Sekali lagi, tiap penerbit terkadang memiliki peraturan penulisan naskah yang

berbeda. Huruf dan ukurannya tidak selalu seragam. Untuk itu Anda harus mempelajarinya

dengan baik sebelum mulai mengirimkan naskah.

Page 52 of 117

Page 53: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Bab Empat

Step by Step : Dari Ide Hingga

Menjadi Novel

Page 53 of 117

Page 54: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Nah, kini saatnya kita membahas langkah demi langkah untuk menyelesaikan sebuah

novel. Jangan dulu berpikir bahwa 150-an lembar itu sangat banyak. Karena begitu hal

tersebut yang Anda fokuskan, maka akan sangat sulit untuk menyelesaikan sebuah novel.

Jadi, berhentilah mencemaskan hal tersebut. Tapi, mulailah untuk mengetikkan kata pertama

di atas kertas.

Jangan selalu memikirkan hasil akhirnya, tapi fokuslah pada prosesnya. Dan nikmati

proses tersebut semaksimal mungkin. Karena mustahil ada hasil instan (apalagi memuaskan)

dalam hidup ini. Semua harus melewati proses yang berliku sebelum akhirnya tuntas dan

bermuara pada hasil akhir.

Tidak ada tiba-tiba begitu saja terjadinya. Selalu ada prosesnya yang sudah

berlangsung sebelumnya. Ketika ingin mencapai kekayaan, manusia harus berusaha untuk

bekerja keras. Tentu ada proses panjang hingga akhirnya tujuannya tercapai. Begitu juga saat

jatuh miskin. Tidak mungkin terjadi dalam sekejap kecuali menjadi korban perampokan.

Proses kembali bermain.

Page 54 of 117

Page 55: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Gambar 16. Beginilah kira-kira tahapan-tahapan menulis secara garis besar.

Sumber : a1.sphotos.ak.fbcdn.net

Demikian juga dengan menulis novel. Nikmati saja step by step hingga selesai. Saya

sendiri malah punya kebiasaan jelek yang sangat sulit untuk dihilangkan. Setiap kali menulis

novel, saya cenderung “jatuh hati” pada tokoh-tokohnya, terutama tokoh utama lelaki.

Setelah itu, saya butuh sedikit waktu untuk “memulihkan” diri dari situasi itu. Bukan hal

yang ideal, bukan?

Tapi saya menikmatinya dan menganggapnya sebagai proses yang sangat wajar.

Sehingga dengan demikian saya pun menjadi begitu menikmati penulisan novel tersebut.

Jadi, selama saya menulis suatu naskah, biasanya dunia saya pun terperangkap di dalam

cerita dan tokoh-tokohnya. Begitu selalu. Buat saya pribadi, hal tersebut merupakan bagian

dari kejujuran saya sebagai penulisnya. Mungkin ini dianggap hal yang aneh atau tidak

masuk akal, ya?

Tidak masalah andai Anda pun berpendapat serupa. Tak hanya saya yang mengalami

hal seperti ini. Banyak teman-teman penulis yang terseret pada fiksi yang ditulisnya meski

dengan cara yang sedikit berbeda.

Baiklah, cukup sekian saja intermesonya. Kini kita akan membahas langkah-langkah

apa saja yang perlu dilakukan untuk menulis naskah fiksi. Oh ya, ini semua berdasarkan

prngalaman saya pribadi, ya?

A.Menggali Ide

Ide adalah nama lain dari gagasan. Banyak yang merasa kesulitan menemukan ide

sebelum mulai menulis. Ide memang faktor terpenting sebelum beranjak ke langkah

selanjutnya. Tanpa ide, bagaimana mungkin Anda bisa menghasilkan cerita yang menawan

hati pembaca? Setidaknya itu yang selalu saya rasakan. Saya mustahil mulai menulis bila

tidak memiliki ide besar cerita sama sekali. Karena saya tidak akan tahu, harus memulai dari

bagian mana.

Ide menjadi benang merah dari sebuah cerita.

Ide yang menghubungkan tiap elemen sehingga membentuk sebuah cerita yang utuh

dan indah.

Ide merupakan dasar untuk membangun sebuah cerita. Pengembangan kisah harus

merujuk pada ide tersebut.

Page 55 of 117

Page 56: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Itulah yang terjadi pada saya.

Kesulitan mencari ide? Itu wajar sekali. Suatu hal yang jamak dan bisa terjadi pada

penulis manapun. Dulu, saya cenderung hanya menunggu datangnya ide. Hingga suatu

peristiwa mengubah pendapat saya selamanya.

Ceritanya begini, saya sedang mengikuti sebuah kursus online tentang menulis cerita

anak. Mentornya adalah seorang penulis buku anak yang andal dan terkenal. Tapi maaf, saya

tidak bisa mencantumkan nama beliau di sini karena khawatir malah akan menimbulkan

ketidaknyamanan.

Saat itu saya dan beberapa orang teman diminta untuk mencari ide untuk dijadikan

novel anak. Sebenarnya saya merasa tidak pernah punya kemampuan yang memadai untuk

terjun di dunia buku anak. Namun di sisi lain saya juga penasaran ingin mencoba sekaligus

mencari tahu. Sepanjang keyakinan saya selama ini, menulis buku anak adalah pekerjaan

yang sangat sulit.

Nah, di saat diminta untuk mencari ide itulah saya merasa menabrak dinding batu.

Kepala saya kosong selama bermenit-menit, tanpa ada bayangan sama sekali kisah apa yang

akan diangkat. Rasanya benar-benar putus asa! Hingga kemudian mentor saya yang baik itu

menuliskan sesuatu di chat room peserta kursus.

“Ide itu harus dipaksakan. Biasakan untuk memaksa keluarga ide dari kepala kita.

Jangan hanya menunggu hingga munculnya ide!” Begitulah kira-kira kalimat yang tertulis.

Saya pun merasa ditonjok. Selama ini saya meyakini bahwa ide akan datang sendiri, bukan

dipaksa keluar.

Kalimat di atas tampaknya sederhana, kan? Tapi ternyata memberi efek luar biasa

yang mengubah pola pikir saya hingga saat ini. Detik-detik setelah membaca kalimat itu

seakan menjadi momen magis untuk saya. Maka saya pun mulai berjuang mencari ide yang

kira-kira keren untuk dijadikan novel anak. Buku-buku milik anak-anak pun berkelebat di

kepala. Oh tidak, saya tidak mau menulis kisah tentang peri. Sudah terlalu banyak penulis

yang melakukan hal tersebut.

Akhirnya, saya pun terpaku pada kata matryoshka, sebuah boneka khas dari Rusia.

Tapi saya belum memiliki ide apa pun. Tidak ada bayangan bagaimana matryoshka ini akan

menjadi tema besar dari sebuah novel anak. Namun kata-kata mas mentor ini benar-benar

“menghantui”.

Page 56 of 117

Page 57: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Gambar 17. Novel anak ini mendapat ide dari boneka matryoshka yang berasal dari

Rusia.

Sumber : dok. pri

Saya ingat kalau setiap matryoshka ini terdiri dari beberapa boneka sekaligus yang

dipasang bertumpuk. Semakin keluar tentu semakin besar pula bonekanya. Tiba-tiba terpikir,

mengapa tidak membuat cerita yang berbau misteri? Malam itu juga saya pun menuliskan

sinopsis kasarnya. Isinya kira-kira begini :

Seorang anak mendapat hadiah boneka matryoshka yang berasal dari Rusia. Anak

tersebut sangat ketakutan saat menyadari bonekanya tiba-tiba mengecil. Padahal, boneka

terbesar diambil oleh kakak perempuannya secara diam-diam. Keadaan makin runyam

ketika tengah malam anak tersebut mendengar suara nyanyian asing. Dia mengira suara

itu berasal dari matryoshka dan yakin kalau benda itu berhantu.

Singkatnya, saya pun mematangkan konsep sederhana itu. Lalu mengikutsertakannya

ke sebuah workshop penulisan novel anak yang diadakan oleh sebuah penerbit top. Tanpa

terduga, konsep yang saya ajukan dianggap menarik dan mulai digarap. Hingga setelah

menghadapi seleksi berlapis, naskah tersebut dinyatakan lolos dan siap untuk diterbitkan.

Maka lahirlah novel anak setebal 64 halaman yang berjudul “Matryoshka Bernyanyi”. Judul

aslinya sendiri ditambah dengan kata “Misteri” di depannya. Dan bulan Juli 2012 akhirnya

novel itu pun terbit.

Sejak itu saya pun selalu memaksa keluarnya ide-ide. Awalnya memang tidak

gampang, namun jika terus dilatih dan dijadikan kebiasaan, semuanya akan menjadi jauh

lebih mudah. Jadi, tidak ada lagi duduk diam hanya menanti ide menghampiri. Saya juga

selalu menyiapkan buku catatan atau ponsel untuk segera menulis ide yang terlintas di kepala.

Tujuannya? Supaya tidak lupa.

Ide kadang tidak harus dicari atau ditunggu. Ide bisa bersumber dari banyak hal yang

ada di sekitar kita. Pengalaman pribadi adalah salah satu sumber yang luar biasa untuk

Page 57 of 117

Page 58: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

dituangkan menjadi naskah fiksi. Anda hanya perlu meramunya sedemikian rupa agar

menjadi lebih menarik.

Buat saya pribadi, ini menjadi semacam keharusan. Karena bila ada bagian cerita yang

berasal dari pengalaman sendiri, saat menuangkannya menjadi tulisan akan sangat

menyenangkan. Sangat beda rasanya karena ada sentuhan personal yang merupakan bagian

dari diri saya di dalamnya.

Ide juga bisa berasal dari peristiwa sehari-hari yang diracik oleh alam sekitar. Juga

dari pengalaman orang lain yang kita dengar atau kita lihat. Kalau Anda sering menjadi

tempat curhat dari teman-teman, niscaya Anda akan punya ide yang luar biasa banyaknya.

Pengalaman orang lain bisa dijadikan ide, loh! Tidak harus persis sama, tapi cukup diambil

yang paling menarik.

Sebenarnya, ada banyak ide di sekitar, sepanjang Anda mau membuka mata dan

telinga. Mengasah kepekaan dari semua hal yang bermain di sekitar kita. Pasti kita akan

menemukan hal-hal menarik yang bisa diangkat menjadi cerita indah. Menurut saya pribadi,

kuncinya adalah unik. Sebisa mungkin jangan menulis kisah yang sudah banyak dibuat orang.

Buat kisah Anda sendiri yang khas, istimewa, dan tidak pasaran. Intinya menjadikan buah

pena Anda berbeda dari yang ada.

Oh ya, bacaan dan film pun bisa menjadi sumber ide yang tidak ada habisnya. Dari

sebuah novel yang Anda baca, bisa meletupkan ide-ide brilian di kepala Anda. Pemicunya

kadang bisa hanya lewat sebuah kalimat saja! Itulah sebabnya seorang penulis harus banyak

membaca pula. Karena buku adalah santapan yang sangat berguna untuk memperkaya bahasa

dan meluaskan wawasan.

Saya penggila novel romantis yang mengagungkan cinta. Namun saya justru lebih

sering mendapat ide dari film-film yang saya tonton. Mulai dari serial Korea, film

Hollywood, hingga drama kriminal seperti CSI atau Criminal Minds. Apa? Drama kriminal?

Betul, Anda tidak salah baca, kok!

Drama-drama kriminal seperti yang saya sebut di atas itu memang menitikberatkan

pada proses mengungkap sebuah misteri kejahatan. Namun semuanya dibalut benang merah

yang sama : mengamati dan mengenali perilaku seseorang. Dan hal tersebut merupakan poin

penting bagi seorang penulis. Kita bisa menggali banyak hal dari sana sekaligus belajar ilmu

psikologi gratis.

Bacaan dan tontonan yang menjadi santapan keseharian, akan mengendap tanpa

disadari dalam benak Anda. Itulah setidaknya yang terjadi pada saya. Seringnya saya

menonton CSI dan semua variannya, kadang memancing imajinasi yang mungkin liar dan

Page 58 of 117

Page 59: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

aneh. Tapi membuat saya lancar menulis bagian “Pesta Kunci” di novel “Black Angel”.

Banyak pembaca yang kemudian bertanya serius apa saya melakukan riset khusus untuk

menulis itu?

Sejujurnya, tidak. Namun entah kenapa tangan saya tidak bisa berhenti mengetikkan

huruf demi huruf tatkala tiba di bagian itu. Apa yang saya tonton seakan memainkan filmnya

sendiri di kepala. Oh ya, novelnya sendiri awalnya tidak mempunyai ide besar. saya hanya

menemukan sebuah nama: Avril Lavigne. Nama yang tercetus begitu saja karena sudah

jarang beredar di televisi. Sekadar itu, tanpa ada embel-embel lain. Karena saya bukan

penggemar si Sk8er Boi.

Tiba-tiba terpikir untuk membuat nama “Avril” sebagai tokoh sentral novel saya. Dan

nama itu begitu lekat, tidak bisa dienyahkan sama sekali. Mirip hantu yang tiba-tiba

mengekor. Saya pun kemudian menyerah dan mulai memikirkan cerita yang kira-kira tepat

untuk si Avril ini. Hingga akhirnya novel ini pun selesai hingga setebal 200-an halaman. Dan

kemudian bertemu jodohnya.

Gambar 18. Serial krininal top CSI bisa memberi banyak ide untuk novel-novel

saya.

Sumber : boxset4less.blog.com

Jadi, ide bisa berasal dari mana saja. Bahkan dari dialog sambil lalu yang kita

dengarkan saat berada di keramaian. Yang penting, jangan sampai kita membatasi diri. Ide

apa pun yang melintas di kepala, buru-buru catat dengan detik. Setelah memiliki kesempatan,

mulailah kembangkan ide tersebut hingga menjadi sebuah cerita yang kira-kira menarik dan

juga unik.

Buat saya, kata kunci sebuah ide adalah “Unik”. Karena persaingan yang sangat ketat,

kita harus tampil dengan cerita yang unik agar bisa menarik perhatian. Tanpa keunikan, maka

akan sulit untuk mendapat perhatian. Karena itu berarti Anda hanya melakukan pengulangan

belaka. Jadi, pastikan cerita yang Anda sajikan memiliki keunikan sebagai nilai tambah.

Page 59 of 117

Page 60: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Jangan pernah mengikuti jalan yang sudah diretas oleh penulis lainnya, meskipun orang

tersebut sangat Anda kagumi.

B.Menyiapkan Karakter

Setelah mendapatkan ide yang menarik, saat bagi Anda untuk mulai menyiapkan

karakter yang akan mewakili Anda menjalin kisah. Karakter ini bukan hal main-main, loh!

Itulah sebabnya Anda harus menyiapkan si tokoh utama ini dengan sebaik-baiknya. Karena

merekalah yang akan menggerakkan cerita. Sebagai sutradara, adakalanya seorang penulis

“tidak berdaya” dan mengikuti ke arah mana tokohnya hendak berjalan. Penulis tunduk pada

karakter ciptaannya.

Mengapa bisa demikian?

Karena idealnya seorang tokoh itu berkembang sesuai dengan karakternya. Jika Anda

menciptakan tokoh utama yang sifatnya pemalu, apakah Anda bisa membayangkan orang

tersebut bernyanyi sambil menari lincah di depan serombongan penonton? Atau perempuan

berkarakter meledak-ledak akan kontras sekali jika dilukiskan lemah lembut dan punya

kesabaran tingkat tinggi.

Sekadar masukan, pilihlah karakter yang unik dan punya ciri khas. Agar pembaca

mudah terkenang pada tokoh ciptaan Anda. Itulah sebabnya sangat penting memikirkan

dengan detil semua hal tentang karakter yang akan mengambil perang utama dan penghuni

panggung pertunjukan Anda.

Dulu, saya anti dengan sinopsis. Artinya, sebelum mulai menulis sebuah naskah, saya

tidak membuat sinopsis dengan detil. Saya hanya berpegangan pada sebuah ide besar saja

karena saya ingin tulisan saya mengalir tanpa perencanaan. Saya benar-benar mengandalkan

imajinasi yang bermain ketika sedang mengetik. Jadi, apa yang saya tulis sangat dipengaruhi

oleh kondisi saya saat menulis.

Ada hal positif yang saya dapatkan dengan cara seperti ini. Hal-hal yang terkadang

tidak terpikirkan malah melintas di kepala seperti kilat. Dan jika tidak buru-buru dieksekusi,

saya sering kehilangan jejaknya. Buat saya pribadi, pengalaman seperti ini benar-benar

sangat pribadi. Sulit diungkapkan dengan kata-kata bagaimana rasa puas itu kemudian

memeluk saya.

Menurut pendapat (bodoh) saya ketika itu, cara seperti ini menjaga kemurnian tulisan

saya. Hingga akhirnya saya lebih banyak berdiam diri di depan laptop yang terbuka tatkala

ide enggan muncul. Dan inilah yang terjadi. Waktu terbuang sia-sia karena tidak ada ide yang

Page 60 of 117

Page 61: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

bisa ditulis. Semuanya terasa hampa dan menyulitkan. Wah, kalau sedang dalam kondisi

seperti ini, saya tidak punya kekuatan untuk melakukan apa pun. Selain hanya membuang

waktu yang berharga.

Saran dari seorang teman yang sudah malang melintang di dunia kepenulisan, bikin

sinopsis perbab lebih dulu. Pilih karakter yang punya kekhasan, jelaskan dengan detail dalam

sebuah catatan khusus.

Awalnya saya ogah-ogahan menerima masukannya. Saya bahkan mempertanyakan

mengapa perlu dibuat penjelasan tentang karakternya. Teman saya menjawab singkat dan

padat. “Supaya karaktermu konsisten.”

Akhirnya saya pun mencoba mengikuti sarannya. Sebenarnya bukan karena merasa

cara ini lebih berhasil, melainkan sekadar ingin mencoba. Saya pun mulai mempersiapkan

karakter tokoh dengan matang. Ternyata, hasilnya luar biasa! Teman saya benar, karakter

rekaan saya menjadi konsisten. Kalau ada yang agak terlupa, saya tinggal melihat uraian

tentang karakter si tokoh. Sehingga naskah pun terjaga. Tokoh tidak melakukan hal yang di

luar kebiasaannya.

Dalam mereka sebuah karakter, ada beberapa hal yang sebaiknya mendapat perhatian

dari Anda. Apa sajakah itu?

1. Paparkan dengan detail

Sebagai penulis, Anda harus bisa memaparkan dengan rinci tentang semua karakter di

naskah Anda. Terutama untuk karakter utama. Semakin detail justru semakin bagus.

Sehingga Anda benar-benar mengenal tokoh rekaan yang akan Anda tuliskan

kisahnya.

Tuliskan di tempat khusus tentang ciri-ciri fisik sang tokoh. Mulai dari tinggi,

ciri fisik tertentu, atau kelebihan yang dimilikinya. Demikian juga dengan sifat-

sifatnya. Apakah galak, cerewet, suka mengatakan kalimat tertentu. Pokoknya segala

hal yang melekat padanya.

Kelak, deskripsi tentang tokoh utama ini bisa digambarkan dengan beragam

cara. Mulai dari dialog tokoh utama atau tokoh lainnya, perjalanan cerita yang

berliku, atau penjelasan Anda sendiri. Padukan semuanya dalam tulisan Anda

sehingga pembaca juga bisa “melihat” si tokoh sesuai gambaran yang diberikan. Dan

akhirnya bisa membayangkan sosoknya.

Page 61 of 117

Page 62: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Gambar 19. Sosok tokoh-tokoh utama di novel ini digambarkan dengan cukup

terperinci.

Sumber : dok. pri

Diam-diam aku memperhatikannya. Lelaki ini berambut legam dengan mata mirip

almond dan bola mata coklat yang menarik. Alis hitam dan tebalnya tampak

kontras dengan warna kulitnya yang terang. Bibirnya tipis dan kemerahan,

menandakan dia bukan seorang perokok. Giginya putih dan rapi. Juga ada hidung

yang langsing dan sangat pas dengan semua yang ada di wajahnya. Lelaki ini

mewakili kata “kesempurnaan”. (Black Angel, halaman 138)

Mengapa ini penting? Karena jika tidak mendapat porsi yang tepat untuk

menggambarkan sosok sang tokoh utama, pembaca mungkin hanya bisa meraba-raba.

Sehingga tokoh utama ini pun seolah berdiri di balik kabut, tidak terlihat jelas. Kita

tahu dia ada, namun tidak bisa menjelaskan bagaimana dirinya. Bagi pembaca, itu

sesuatu yang kurang nyaman.

Jadi, jangan hanya menggunakan kata “tampan”, “cantik”, atau “menawan”

saja. Karena maknanya sangat luas. Tampan versi Anda belum tentu mewakili tampan

versi saya. Begitu juga sebaliknya. Sehingga perlu diberikan penjelasan yang benar-

benar rinci.

Selain fisik, jangan lupakan juga sifat-sifatnya. Bahkan bila memungkinkan

latar belakangnya. Sehingga pembaca lebih kenal lagi. Kalaupun ada sifat atau trauma

tertentu, pembaca dapat memaklumi hal itu setelah mengetahui alasannya. Ya, setiap

akibat pasti ada sebabnya. Dan semuanya harus diuraikan dengan jelas supaya terlihat

hubungannya.

2. Sesuaikan dengan tema cerita

Tema apa yang ingin Anda angkat? Jangan menulis naskah komedi dengan tokoh-

tokoh yang serius. Karena hal itu akan menjadi sebuah hal yang tidak sesuai. Jadi,

Page 62 of 117

Page 63: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

pastikan tokoh-tokoh cerita Anda sesuai dengan tema yang diusung. Sehingga cerita

pun menjadi padu dan tidak memberi kesempatan pada orang lain untuk

mengernyitkan dahi. Setuju?

3. Karakter jangan hanya hitam dan putih

Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna baiknya dan sempurna pula jahatnya.

Manusia adalah makhluk yang lemah dan kadang tidak mampu menghalau godaan.

Kita maklum itu. Manusia juga sering berbuat kesalahan, entah itu disengaja atau

sebaliknya.

Jadi, munculkanlah karakter yang manusiawi dalam novel Anda. Jangan buat

tokoh yang sangat baik dan kesannya tidak bercacat. Demikian jgua sebaliknya,

jangan ciptakan tokoh yang hanya mampu berbuat kejahatan belaka. Percayalah,

manusia tidak seperti itu. Tidak hanya hitam dan putih. Adakalanya kita menginjak

wilayah abu-abu. Di mana antara hitam dan putih begitu absurd dan kadang sulit

untuk dipilih dengan tegas.

Manusiawikan tokoh Anda dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Karena

memang tidak ada manusia yang sempurna dan luput dari kesalahan. Justru

melakukan hal-hal yang kadang bertentangan dengan pemahaman orang sekitar,

membuat cerita mengasyikkan.

4. Karakter harus konsisten

Jangan sampai karakter yang tadinya pendiam dan baik berubah menjadi jahat tanpa

alasan yang logis. Perubahan karakter itu wajar kok, hanya saja harus dijelaskan

dengan baik sehingga bisa terlihat alasan perubahannya.

Itu jika terpaksa harus berubah.

Selain itu, Anda harus memastikan bahwa karakter yang diciptakan selalu

berlaku dan berucap sebagaimana yang diharuskan oleh sifat-sifatnya. Jangan orang

yang santun tiba-tiba melontarkan kata-kata makian yang menyakitkan hati.

5. Memilihkan nama yang tepat

Nama mungkin dianggap hal yang tidak penting. Namun saya justru selalu memilih

nama terlebih dahulu sebelum menguraikan karakternya. Nama buat saya sangat

penting, karena bisa memberi gambaran akan sosok si tokoh utama. Anda bisa

mencarinya di berbagai buku nama bayi yang biasanya memuat artinya juga. Atau

berburu via internet. Kadangkala kita mendapat ide untuk nama tokoh utama novel

kita setelah menonton film tertentu.

Page 63 of 117

Page 64: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Saat menulis novel “Mendua”, salah satu tokohnya bernama Tristan. Nama itu

tiba-tiba muncul begitu saja saat saya mulai menggarap naskah itu. Belakangan saya

tersadar, Tristan adalah salah satu tokoh dalam film Legends of The Fall yang

diperankan Brad Pitt. Bukan faktor Brad Pitt-nya yang berperan, tapi memang karena

saya sangat suka nama itu.

Pernah menonton film-filmnya Aidan Quinn? Hampir pasti, remaja sekarang

tidak mengenal nama ini. Akan tetapi, di tahun 1990-an Mr. Quinn ini sangat populer.

Selain Legends of The Fall, dia juga membintangi film The Assignment atau Practical

Magic bersama Nicole Kidman dan Sandra Bullock. Filmnya yang diangkat dari kisah

nyata berjudul “Evelyn” cukup menguras air mata. Quinn berperan sebagai pengacara

dan beradu akting dengan mantan James Bond, Pierce Brosnan. Nah, karena suka

dengan film-filmnya, saya pun membuat tokoh utama dengan namanya. Tapi bukan

hanya satu tokoh, melainkan menjadi dua. Yaitu Aidan serta Quinn. Keduanya

terdapat di novel “Black Angel”.

Gambar 20. Dari film menawan berjudul “Legends of the Fall” ini saya

menemukan banyak nama menarik.

Sumber : bookbounce.files.wordpress.com

Nama adalah bagian yang penting. Saya makin merasakan itu belakangan ini. Jika

dulu saya tergolong asal memilih nama tokoh, sekarang menjadi jauh lebih selektif.

Saya juga kadang memilih nama yang singkat dan (kalau bisa) unik. Ada Cyril di

“Loves in Insa-Dong” atau Mae di “Cinta Tanpa Jeda”.

Usahakan memilih nama yang tidak pasaran. Siapa bilang nama Tasya itu

tidak menarik? Akan tetapi, kalau sudah terlalu banyak digunakan, apa lagi

istimewanya? (Maaf untuk semua yang bernama Tasya). Coba saja lihat di sekitar

Page 64 of 117

Page 65: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

kita! Berapa banyak anak perempuan yang diberi nama Tasya? Banyak sekali, bukan?

Demikian juga dengan Nabila, Salsabila, Indra, Bintang, Anita, Donny, Aldo, Adjie,

dan banyak lagi. (Sekali lagi, mohon maaf sebesar-besarnya untuk pemilik nama yang

saya tulis di sini ya ) Oleh karenanya, kita harus selektif memilih nama. Bila

memungkinkan, ciptakan nama sendiri. Mengapa tidak?

C.Bermain-Main dengan Setting

Selanjutnya kita beranjak kepada setting atau latar belakang cerita. Setting adalah

bagian yang tidak bisa dilepaskan dari sebuah naskah. Setting merupakan bagian penting

dalam sebuah cerita.

Adakalanya sebuah novel “mengaburkan” latarnya. Maksudnya begini, penulis hanya

menyinggung tentang kota sebagai latar cerita. Tidak ada ulasan detail tentang kota tersebut.

Hal itu pernah saya temukan di novel-novel seorang pengarang top yang bukunya dicetak

ulang belasan kali.

Namun saya juga pernah menemukan sebuah novel dengan penggambaran yang

begitu detail tentang latar tempatnya. Entah memang penulisnya pernah berkunjung ke sana

atau tidak, namun latar yang digambarkan memperindah cerita. Novel tersebut berlatar di

salah satu kota di Eropa. Andai si penulis belum pernah menginjakkan kaki di sana, dua

jempol layak diacungkan untuknya. Karena sudah melakukan riset yang sangat luar biasa dan

terperinci. Sehingga dia bisa membawa imajinasi pembaca menuju sebuah kota nan indah di

Eropa sana.

Latar bisa memberi pengaruh pada cerita secara luar biasa. Tergantung bagaimana

penulis mampu mengolahnya dengan baik. Latar sendiri tidak melulu berarti latar belakang

tempat. Namun juga ada latar belakang waktu. Keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain

karena saling mendukung dan berhubungan. Penulis perlu mempertimbangkan dengan bijak

mengenai hal ini.

Ada novel-novel yang mengambil peristiwa khusus sebagai latar belakang ceritanya.

Tentu saja peristiwa yang dimaksud memiliki nilai sejarah. Entah itu perang dunia, perang

dingin, runtuhnya tembok Berlin, dan banyak lagi. Namun ada juga yang tidak secara khusus

merujuk ke suatu peristiwa.

Tidak ada keharusan Anda harus menulis kisah di lokasi nyata. Anda bisa kok

menciptakan kota fiktif. Kisah-kisah fantasi atau yang mengambil waktu di masa depan,

sering menggunakan cara ini. Menciptakan lokasi fiktif akan memberi keleluasan bagi

Page 65 of 117

Page 66: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

panulis untuk melakukan eksplorasi. Sehingga bisa menciptakan tempat yang benar-benar

sesuai dengan keinginannya. Wah, tidak setiap saat kita bisa menjadi “pencipta” sebuah kota,

bukan?

Umumnya, penulis lebih suka menggunakan latar kota tempat tinggalnya dalam

naskah yang ditulis. Kenapa? Karena dorongan rasa cinta sekaligus sangat mengenal kotanya.

Memang harus diakui, jauh lebih nikmat menulis tentang sesuatu yang benar-benar Anda

kuasai, bukan?

Tapi jika Anda ingin membuat novel dengan lokasi tempat yang belum pernah

dikunjungi sekalipun, tidak masalah. Anda bisa mencari referensi di internet atau memborong

buku-buku tentang kota yang diinginkan. Melihat gambar bangunan atau kondisi kotanya

juga akan sangat membantu menajamkan bayangan Anda. Sehingga penulis pun punya

bayangan akan kota yang akan ditulisnya.

Buat saya pribadi, lebih nyaman menulis tentang kota yang benar-benar saya kuasai.

Itulah sebabnya novel-novel saya banyak berlatar di Medan atau Bogor, tempat tinggal saya

sekarang.

Satu hal yang harus diingat, jadikan menulis sebagai aktivitas yang membuat Anda

bergairah dan bahagia. Jangan takut untuk melakukan eksplorasi meskipun itu berarti Anda

harus menciptakan sebuah kota fiktif. Tidak ada yang salah dengan segala hal yang berbau

fiktif. Cuma satu yang harus menjadi pegangan dan tidak boleh dilupakan sampai kapanpun :

logika harus dikedepankan.

D. Membuat Sinopsis

“Dengan membuat sinopsis fiksi per bab, sekitar lima puluh persen pekerjaan kita

sudah selesai.”

Itu adalah ucapan salah satu mentor saya ketika belajar menulis. Mentor saya sudah

memiliki nama yang mentereng di dunia fiksi dengan karya-karya yang mengalir deras

seakan tanpa henti.

Awalnya, saya tidak terlalu yakin meski sudah banyak orang yang menyarankan untuk

membuat sinopsis terlebih dahulu. Seperti yang sudah sayang singgung sebelumnya, saya

adalah orang yang anti sinopsis. Namun ketika mulai mencobanya, rasanya memang sangat

membantu.

Sekadar berbagi pengalaman, saya biasanya membuat sinopsis global dari satu cerita.

Atau bisa juga dikatakan ide besar sebuah cerita. Setelah itu, barulah saya membagi-baginya

Page 66 of 117

Page 67: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

menjadi beberapa bab. Tiap bab saya beri penjelasan serinci mungkin agar tidak ada yang

terlupa. Dari sini nanti saya bisa mendapat bayangan akan setebal apa kelak naskah ini ketika

sudah jadi.

Tidak ada patokan yang serba pasti, hanya serba kira-kira. Namun buat saya itu

memberi bantuan yang sangat berarti. Makin sering melakukan hal ini, semakin terbukti kata-

kata mentor saya di atas. Lain halnya jika ingin menulis nonfiksi, sinopsis hanya sekadar

menjadi pemandu. Jika diubah menjadi persentase, mungkin hanya menyelesaikan naskah

antara 5 hingga 10 persen.

Pembuatan sinopsis global juga dapat dilakukan dengan menggunakan mind map.

Ambillah selembar kertas kosong. Lalu mulailah Anda menulis ide besar di bagian

tengahnya. Setelah itu, pikirkan apa saja yang dapat dibahas seputar ide tersebut. Gunakan

pensil aneka warna untuk membedakannya.

Gambar 21. Contoh mind map.

Sumber : 2.bp.blogspot.com

Ketika Anda sudah berhasil membuat sinopsis per bab dengan baik, pekerjaan

menjadi lebih mudah. Sangat mudah, malah. Anda tinggal berpatokan pada sinopsis yang

sudah dibuat setiap kali akan berpindah bab. Setelah saya bandingkan dengan kondisi

langsung menulis tanpa sinopsis, hal ini ternyata menghemat banyak waktu. Nyaris tidak ada

lagi waktu yang terbuang percuma dengan layar laptop yang hanya ditatap hampa. Kini,

cukup melirik sinopsis dan membacanya sebentar. Imajinasi bisa langsung berkeliaran dan

tahu apa yang ingin ditulis.

Bagaimana jika di tengah jalan ternyata ada ide yang lebih keren dan bisa membuat

cerita kian menarik?

Page 67 of 117

Page 68: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Tidak masalah! Anda bisa mengubah sinopsis yang tersisa sesuai dengan ide yang

baru datang. Sepanjang tidak sampai membuat cerita yang sudah Anda tulis harus dirombak

lagi, saya rasa tidak masalah. Lain halnya jika harus terjadi pembongkaran besar-besaran

terhadap naskah yang sudah cukup banyak, mungkin harus dipikir ulang dengan baik. Karena

itu berarti terjadi suatu pemborosan besar-besaran. Pemborosan waktu, tenaga, dan pikiran

karena naskah menjadi mentah lagi.

Itulah pentingnya mematangkan sinopsis yang Anda buat sehingga meminimalkan

perombakan yang tidak perlu. Dengan konsep yang sudah matang, maka proses menulis pun

menjadi lebih lancar.

Jadi, pembuatan sinopsis sangat membantu menghemat waktu sekaligus memberi

kesempatan untuk mematangkan konsep. Ketika sudah yakin dengan sinopsis yang kita

miliki, pekerjaan merampungkan naskah akan menjadi lebih mudah. Sinopsis seperti ini

membantu Anda menyingkat waktu. Memberi banyak sekali bantuan dalam proses

penyelesaian naskah.

E.Mulai Merangkai Kata

Setelah sinopsis per bab selesai dan dianggap matang, maka kini tiba saatnya untuk

mulai merangkai kata. Anda mulai menguraikan bab demi bab yang gambarannya sudah

tertulis jelas di sinopsis.

Sinopsis adalah panduan dalam mengembangkan naskah. Sinopsis dapat dikatakan

sebagai kompas yang akan memandu Anda dalam menghasilkan cerita. Bagaimana cara

mengembangkan sinopsis? Semuanya tentu saja terpulang kepada Anda pribadi, sebagai

penulis.

Sinopsis per bab adalah modal dasar yang menjadi peta bagi penulisnya. Anda tentu

sudah memiliki bayangan yang sangat jelas mengenai kisah yang akan diangkat. Itulah

sebabnya sangat penting untuk membuat sebuah uraian yang sangat detail sehingga konsep

benar-benar matang. Setelah itu, tugas penting Anda selanjutnya adalah mengurai tiap bab

dalam jalinan cerita yang indah.

Saat akan menulis, Anda seharusnya sudah memiliki bayangan berapa lembar

halaman naskah yang akan selesai nantinya. Misalnya begini, Anda berhasil membuat

sinopsis untuk 10 bab. Sementara penerbit yang Anda tuju memberi isyarat kalau mereka

menerima naskah minimal 150 lembar. Maka, tiap bab nantinya harus diubah menjadi 15

lembar halaman. Itu minimalnya. Dan jika bisa lebih, akan semakin bagus pula. Karena

Page 68 of 117

Page 69: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

ketebalan naskah 150 lembar A4 dengan spasi 1,5, kelak ketika sudah menjadi novel hanya

berkisar 200 halaman saja. Dan rasanya novel dengan halaman sejumlah itu tidak bisa

dikatakan cukup tebal, bukan? Karena ada banyak penulis yang merasa kurang bisa

bereksplorasi dengan halaman sejumlah itu. Semakin banyak sinopsis per bab yang Anda

buat, semakin besar kesempatan untuk melakukan pengembangan cerita. Kian banyak jumlah

halaman, naskah Anda semestinya semakin kaya dengan aneka konflik dan penyelesaiannya

juga.

Sedapat mungkin, hindari melakukan pengulangan karena akan membosankan bagi

pembaca. Manfaatkan geliat imajinasi yang begitu bergelora di kepala Anda. Sehingga

membuat cerita menjadi kaya.

Sekadar mengingatkan, pilihlah kata-kata menarik untuk memperindah naskah Anda.

Jangan mau hanya terpaku untuk memilih kata-kata yang standar dan sudah banyak

digunakan orang. Tapi bukan berarti dalam setiap paragraf Anda harus memutar otak demi

mencari kalimat cantik. Jangan sampai menjadi beban karena nantinya menulis menjadi hal

yang tidak menyenangkan. Jangan lupa untuk selalu memelihara api gairah karena sangat

berpengaruh pada kualitas tulisan. Jika seseorang sudah kehilangan gairah, apa pun yang

dilakukan pasti tidak lagi maksimal.

Jadi, uraikan bab demi bab yang sudah Anda buat gambarannya dengan kegembiraan

dan kegairahan yang besar. Karena nantinya pembaca pun akan turut merasakan luapan

perasaan yang Anda paparkan.

Ada baiknya kalau Anda menetapkan taget penulisan suatu naskah. Namun, pastikan

kalau target Anda masuk akal. Jangan terlalu berlebihan atau terlalu keras pada diri sendiri.

Karena pada dasarnya Andalah yang paling tahu dan mengerti sampai sejauh mana

kemampuan Anda. Jangan memaksakan diri untuk melakukan hal-hal di luar batas kekuatan

yang Anda miliki. Karena bisa-bisa nantinya Anda malah merasa frustasi karena gagal

mencapai target.

Page 69 of 117

Page 70: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Gambar 22. Kesulitan saat penulisan dapat diatasi dengan mematangkan ide

semaksimal mungkin.

Sumber : mocoo.files.wordpress.com

Oh ya, banyak yang mengeluhkan sulitnya membuat novel dengan jumlah halaman

mencapai ratusan. Umumnya penulis merasa kekurangan bahan atau ide sehingga cerita

sudah kelar lebih singkat dari yang seharusnya. Ini bukan masalah pemula atau tidak, loh!

Karena banyak penulis top yang sudah terbiasa menulis cerpen akan merasakan kesulitan

yang sama.

Ini masalah kebiasaan. Bukan tentang senior atau junior.

Ketika Anda sudah terbiasa menulis cerpen, tentu tidak akan sulit kalau diminta

menulis sepuluh halaman, bukan? Namun, jika jumlahnya digandakan menjadi dua puluh

atau tiga puluh, pasti ada kesulitan yang harus ditaklukkan. Itu adalah sesuatu yang sangat

wajar, kok!

Itulah gunanya sinopsis per bab. Terutama untuk Anda yang belum terbiasa menulis

dalam jumlah banyak. Kehadiran sinopsis yang merinci garis besar cerita tiap bab akan

sangat bermanfaat. Ini bisa menghindarkan Anda dari pengembangan cerita yang di luar

kontrol.

Seperti yang sudah saya ingatkan sebelumnya, berpatokanlah pada sinopsis yang

sudah Anda buat. Kalaupun di tengah jalan ada sedikit tambahan yang dirasa membuat

ramuan cerita kian jempolan, tidak ada salahnya. Hanya saja, jangan pernah melakukan

perombakan secara berlebihan, apalagi besar-besaran. Pastikan semuanya dalam porsi yang

sepatutnya.

Saya ingin berbagi sedikit pengalaman pribadi. Saya belum berpengalaman menulis

naskah dalam jumlah banyak. Di awal-awal, tingkat kesulitannya sangat tinggi. Apalagi saya

tidak menggunakan jasa sinopsis per bab sama sekali. Hal itu membuat produktivitas saya

sangat rendah. Jika ide sedang membludak, saya bisa menulis lebih dari sepuluh halaman.

Tapi itu tidak selalu terjadi, loh! Ada kalanya saya hanya bisa menekuri layar monitor selama

berjam-jam tanpa menambahkan satu huruf pun di sana. Dan kadangkala itu terjadi selama

beberapa hari berturut-turut.

Setelah menyiapkan sinopsis terlebih dahulu, pekerjaan saya menjadi lebih mudah.

Itulah sebabnya saya menyarankan Anda untuk membuat sinopsis sedetail mungkin. Kian

rinci, kian bagus pula.

Page 70 of 117

Page 71: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Anda tentu pernah mendengar peribahasa yang berbunyi “Alah bisa karena biasa”,

kan? Kira-kira artinya adalah kita akan memiliki kemampuan yang baik jika sudah terbiasa

mengerjakan sesuatu. Atau dengan kata lain, latihan akan meningkatkan performa seseorang.

Dan itu merupakan sebuah pendapat yang sangat benar dan harus Anda yakini dengan

sepenuh hati.

Sejak remaja saya terbiasa menulis cerpen. Puluhan di antaranya sudah berhasil

menembus media nasional dan dimuat. Saya sempat vakum menulis saat bekerja dan

kemudian berumah tangga. Dan tahu-tahu sudah berlalu sekitar tiga belas tahun! Saat mulai

menulis lagi, saya pun dilanda kegamangan. Saya sangat cemas kalau waktu yang panjang

sudah mengambil kemampuan saya menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan. Ketika mulai

lagi, wajar jika banyak kesulitan dan kesalahan.

Tapi entah kenapa saya tiba-tiba punya hasrat untuk menulis novel. Seperti yang

sudah saya singgung sebelumnya, novel pertama sedianya ditulis khusus untuk lomba.

Perjuangan untuk menyelesaikannya pun tidak mudah. Begitu juga dengan novel kedua.

Namun kemudian saya berusaha mengubah pola pikir untuk membuat pekerjaan yang saya

cintai ini menjadi lebih mudah.

Bagaimana caranya? Saya menganggap kalau menulis novel adalah menulis beberapa

cerpen sekaligus. Bedanya, cerpen-cerpen saya mempunyai hubungan yang sangat erat. Jadi,

ketika menyelesaikan satu bab, saya beranggapan sedang menuntaskan sebuah cerpen. Lalu

ketika berlanjut ke bab selanjutnya, saya pun berpindah ke cerpen baru. Hanya saja cerpen

baru saya memakai tokoh yang sama dengan “cerpen lama”. Dan ceritanya pun merupakan

lanjutan dari kisah sebelumnya. Begitu seterusnya. Dan buat saya pribadi, hal itu ternyata

cukup berhasil.

Ketika membayangkan novel yang panjangnya ratusan lembar, tanpa sadar ada yang

menyerah di dalam diri Anda. Dan memang banyak sekali penulis yang mengaku tidak

sanggup karena “tidak bernapas panjang”. Saat kita mengubah strategi dan hanya memikirkan

kumpulan cerpen, maka yang terjadi adalah sebaliknya. Anda pasti dipenuhi kebulatan tekad.

Bukankah selama ini terbiasa mengutak-atik cerpen? Apalah artinya kalau hanya –

katakanlah- menulis dua puluh cerpen? Andai Anda mampu menulis satu buah cerpen sehari,

dua puluh bab bisa diselesaikan hanya dalam waktu sekitar tiga minggu saja, bukan?

Bukankah itu cukup cepat?

Mungkin Anda akan membantah dan menganggap saya mengada-ada. Saran saya,

coba saja ikuti dulu cara yang saya lakukan. Anda pasti akan terkejut dengan hasilnya.

Ternyata menulis novel itu tidak terlalu sukar, kok! Kalau kita merasa berat, maka yang

Page 71 of 117

Page 72: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

terjadi memang demikian. Sebaliknya, bila kita tidak menganggap ada kesulitan berarti, maka

semuanya cenderung lancar. Jadi, biarkan otak kita berpikir bahwa pekerjaan ini tidak sukar.

Maka kenyataan akan mengikutinya.

Nah, hal seperti ini pada dasarnya sama saja dengan banyak pekerjaan lainnya. Jika

kita bisa mengeset pola pikir dan mengidentikkan banyak hal dengan “mudah” atau “aku

pasti bisa”, tidak akan ada problema yang tidak bisa ditaklukkan. Sebaliknya, begitu kita

merasa semuanya serba sulit, maka kenyataan menjadi begitu berat. Sangat penting bagi kita

untuk selalu berpikir positif agar apa pun yang kita lakukan di dunia ini akan menuai hasil

yang positif pula.

F.Masa Pengendapan

Setelah naskah bisa diselesaikan hingga tuntas, apa yang sebaiknya Anda lakukan?

Tinggalkan dulu naskah yang sudah Anda saksikan pertumbuhannya itu selama beberapa

waktu. Jangan hanya satu atau dua hari. Tapi usahakan sedikit lebih lama. Menurut

pengalaman saya pribadi, satu minggu adalah waktu yang cukup masuk akal. Bagaimana

dengan Anda?

Masa-masa ini biasa disebut dengan masa pengendapan. Buat saya, masa ini menjadi

masa penting untuk melepaskan diri dari keterikatan yang kental dengan naskah ini. tidak ada

salahnya juga jika Anda menghabiskan masa pengendapan ini dengan mengerjakan naskah

lainnya.

Ketika nanti Anda kembali ke naskah ini, Anda akan melihatnya dengan pandangan

yang berbeda. Tidak lagi sama seperti sebelumnya. Semakin lama waktu pengendapan,

naskah akan menjadi semakin “asing” bagi Anda. Dan “keasingan” ini akan sangat

membantu saat penulis membaca ulang naskahnya sendiri. Anda pasti akan mengalami

banyak momen di mana akan bertanya pada diri sendiri : “Benarkah aku yang sudah menulis

semua ini?”

Dengan “mata” yang baru, penilaian penulis terhadap naskahnya akan berbeda.

Sehingga bisa lebih jujur dalam memberi penilaian. Dan kelak akan berimbas pada kualitas

tulisan yang dihasilkan. Itulah sebabnya mengapa masa pengendapan itu sangat diperlukan.

Tujuannya agar penulis bisa memoles naskahnya dengan sangat baik dan tidak dengan

terburu-buru.

Page 72 of 117

Page 73: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Masa pengendapan itu relatif. Tiap penulis membutuhkan waktu yang berbeda.

Seperti yang saya singgung sebelumnya, untuk saya waktu seminggu sudah cukup memadai.

Dengan catatan jika memang dikejar deadline yang ketat. Namun jika bisa memilih, lebih

lama masa pengendapan justru lebih bagus. Karena saya bisa benar-benar menemukan

“cacat” yang bisa diperbaiki.

Bagaimana dengan Anda? Berapa waktu yang Anda butuhkan untuk melalui masa

pengendapan ini?

G. Edit dan Sempurnakan

Ketika naskah sudah diendapkan dan cibaca ulang, biasanya penulis akan menemukan

banyak hal yang harus diperbaiki. Entah itu berupa dialog yang janggal, fakta yang saling

bertentangan, atau alur yang berlebihan. Nah, inilah saat yang tepat untuk menyiapkan

gunting dan melakukan “bersih-bersih”.

Sebagai penulis, kadangkala kita memperlakukan naskah dengan kasih sayang yang

terlampau besar. Akibatnya, merasa enggan membuang bagian-bagian yang kurang padu

dengan dengan naskah secara keseluruhannya. Padahal, kita tahu pasti kalau bagian tersebut

membuat naskah menjadi kurang indah.

Gambar 23. Setelah melakukan pengendapan, kini saatnya untuk melakukan

pengeditan.

Sumber : lkscreativestudio.files.wordpress.com

Penulis kadang merasa, melakukan perubahan sama artinya dengan menyia-nyiakan

pekerjaan yang sudah dilakukan. Sehingga memilih untuk tidak melakukan perubahan berarti.

Namun, sebaiknya penulis juga harus realistis. Jika Anda sendiri merasa kalau ada bagian

yang terlalu dipaksakan, orang lain pun tidak akan memiliki pendapat yang jauh berbeda.

Dan andai tetap dipaksakan untuk dikirim ke penerbit, besar kemungkinan (kalau naskah

Page 73 of 117

Page 74: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Anda lolos) editor pun akan meminta penulis melakukan perubahan. Artinya, bagian tersebut

tetap dibuang.

Sekadar berbagi nih, saya pernah melakukan hal tersebut. Tetap mempertahankan

naskah dengan segala isinya meski tahu ada bagian tertentu yang kurang oke. Akhirnya,

ketika editor meminta untuk diubah, mau tak mau saya harus melakukan kompromi pada diri

sendiri. Pilihannya jelas: tetap bertahan dengan naskah tersebut dengan konsekuensi tidak

akan diterbitkan sama sekali. Atau menuruti saran editor dan melakukan perubahan sehingga

bisa diterbitkan tiga bulan kemudian. Dilematis namun tidak seperti buah simalakama, kan?

Artinya, jelas sekali ada yang harus dikorbankan. Namun keuntungannya pun sangat besar

pula. Siapa yang menolak naskahnya diterbitkan?

Di dalam tahapan ini, Anda juga bisa memperbaiki berbagai kesalahan pengetikan

yang mungkin terlewatkan. Ketika membaca ulang, Anda bisa langsung melakukan

pengeditan. Sehingga bisa meminimalisir naskah kesayangan ini dari berbagai kesalahan

yang tidak perlu.

Banyak penulis yang menyarankan untuk tidak melakukan pengeditan ketika Anda

menulis. Hal itu akan membuat menulis menjadi lebih lancar. Pengeditan hanya dilakukan

setelah naskah selesai dan diendapkan. Karena jika Anda tergoda untuk mengedit saat

menulis, akan menghabiskan banyak waktu. Namun, sejujurnya saya belum mampu

sepenuhnya melakukan hal itu. Ketika menulis, saya tetap saja tergoda untuk melakukan

perbaikan jika menemukan kesalahan. Dan memang, waktu menulis menjadi lebih panjang

dari yang seharusnya.

Sekali lagi, setelah naskah selesai dan masa pengendapan berlalu, jangan lupa baca

ulang untuk melakukan penyempurnaan di sana-sini. Jika Anda merasa kesulitan atau kurang

yakin dengan naskah ini, bisa memakai taktik lain. Yaitu meminta bantuan dari orang-orang

yang Anda percaya untuk menilai naskah tersebut. Tentu saja Anda harus memilih orang

yang memang berpandangan objektif dan suka membaca. Minimal menyukai genre yang

Anda pilih.

Pendapat orang ketiga kadang dibutuhkan untuk menilai kualitas naskah kita. Namun

jangan lupa untuk menemukan orang yang tepat sehingga bisa memberikan penilaian yang

tidak berat sebelah.

Setelah yakin dengan naskah ini, jangan tunggu lagi! Segeralah kirimkan naskah

tercinta ini kepada penerbit yang tepat.

Page 74 of 117

Page 75: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Bab Lima

Sebelum Mengirim Naskah ke

Penerbit

Page 75 of 117

Page 76: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Setelah naskah Anda selesai, langkah selanjutnya tentu saja harus mengirimkannya ke

penerbit. Namun, tentu saja Anda tidak bisa gegabah saat melakukan hal ini. ada beberapa hal

yang harus diperhatikan oleh seorang penulis sebelum memasrahkan buah ciptanya kepada

sebuah penerbit.

Apa sajakah itu?

A.Kenali Selera Penerbit Terlebih Dahulu

Ada banyak sekali penerbit di luar sana. Tiap penerbit memiliki selera dan kekhasan

yang berbeda-beda. Misalnya saja penerbit A selalu menerbitkan novel-novel komedi,

penerbit B setia pada naskah berbau roman, atau penerbit C hanya menerima naskah-naskah

fantasi.

Jadi yang harus Anda lakukan sebelum mengirim naskah ke penerbit adalah

memastikan bahwa naskah Anda sesuai dengan penerbit tersebut. Jangan sampai naskah

bergenre komedi malah dikirim ke penerbit yang khusus menerbitkan novel anak. Satu hal

yang sudah pasti adalah naskah Anda akan ditolak tanpa pikir panjang oleh editor.

Alasannya? Salah tempat.

Kesalahan seperti ini tidak bisa ditolerir karena menunjukkan satu hal. Bahwa Anda

tidak memperhatikan sekaligus tidak benar-benar serius memikirkan kemana naskah Anda

akan berlabuh. Mengenali selera penerbit sama artinya dengan memegang kompas di tangan

Anda. Dengan petunjuk arah yang jelas, Anda tidak akan mengirim naskah ke tempat yang

keliru.

Page 76 of 117

Page 77: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Gambar 24. Jika Anda mengenali spesialisasi penerbit dengan baik, sama artinya

sudah memegang kompas di tangan.

Sumber : 3.bp.blogspot.com

Bagi para penulis, naskah karyanya adalah bagian penting dari dirinya. Yang

dikerjakan tanpa kenal lelah dengan berbagai halangan dan rintangan yang datang tanpa

henti. Makanya, sudah sangat pasti kalau penulis ingin yang terbaik baik karyanya. Termasuk

memilihkan penerbit yang tepat.

Kalau Anda perhatikan di berbagai grup penulisan di situs jejaring sosial, terjadi hal

yang kadang terasa aneh.

Begini, seseorang mengaku kalau dirinya ingin menjadi penulis fiksi. Idealnya, apa

yang dilakukan orang tersebut untuk mewujudkan cita-citanya? Tentu saja harus belajar

dengan baik bagaimana caranya agar bisa menulis sesuai kaidah. Mengenal tanda baca, bisa

mengarungi dunia khayal lewat liukan kata-kata, juga mengetahui unsur-unsur pembangun

sebuah cerita. Selain itu, seorang penulis fiksi juga harus banyak membaca untuk

memperkaya imajinasi. Sehingga dengan begitu Anda bisa “mencuri” ilmu dari penulis lain.

Anehnya, banyak (calon) penulis ini yang mengajukan pertanyaan yang terasa tidak

pas. Misalnya saja mempertanyakan alamat penerbit, naskah apa yang diterbitkan oleh

penerbit top, dan pertanyaan sejenis lainnya. Seorang penulis top bahkan pernah bereaksi

agak keras dan meminta si penanya untuk mencari jawabannya di internet. Menurut saya, itu

reaksi yang wajar. Jika Anda mengaku ingin menjadi seorang penulis, bukankah harusnya

berusaha memiliki pengetahuan yang memadai tentang alamat penerbit atau naskah yang

mereka terbitkan? Toh di tiap buku terbitannya, pasti tercetak alamat sang penerbit. Dan jika

memang Anda rajin berselancar di dunia maya (selain di jejaring seosial), tentu akan mudah

mencari informasi seperti ini.

Pertanyaan-pertanyaan seperti di atas menunjukkan kalau seseorang justru tidak

berminat menjadi seorang penulis. Karena jika Anda merasa tertarik atau bergairah akan

sesuatu, pasti akan melakukan banyak hal untuk mengumpulkan informasi, bukan? Misalnya

Page 77 of 117

Page 78: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

saja Anda sedang jatuh cinta dengan seseorang. Apa yang akan Anda lakukan? Pasti akan

berusaha mencari informasi sebanyak mungkin tentang si dia, bukan? Mulai dari tanggal

lahir, makanan kesukaan, film kegemaran, lagu favorit, hingga nomor ponselnya. Intinya,

semua tentang diri si dia mengandung magnet luar biasa kuat yang membuat Anda hanya

memalingkan wajah padanya.

Mengenali penerbit adalah hal yang mutlak. Sehingga dengan demikian Anda

menghindarkan diri dari penolakan sebelum naskah dibaca. Sehingga ada peluang yang

lumayan besar untuk bisa melenggang mulus hingga naskah tercinta bisa diterbitkan dalam

bentuk novel.

Setelah mengetahui pasti naskah seperti apa yang diterbitkan oleh penerbit incaran,

Anda masih harus memikirkan hal lain. Yaitu, apakah penerbit memang cukup bisa

mendapatkan kepercayaan dari penulis? Karena banyak sekali terjadi kasus penipuan yang

dilakukan oleh penerbit. Jika Anda cermati, banyak sekali penulis yang mengalami berbagai

hal tidak mengenakkan dengan penerbit, yaitu tidak dibayarnya royalti yang seharusnya

menjadi haknya.

Ada penerbit yang membayar royalti penulisnya namun dengan jumlah yang sangat

kecil. Ada seorang teman penulis yang salah satu bukunya dicetak ulang sebanyak tiga kali.

Sayangnya, beliau tidak dibayar oleh penerbit. Jika ditagih, penerbit punya seribu alasan yang

menjengkelkan.

Banyak yang menyarankan untuk membawa masalah ini ke area hukum. Namun si

teman menolak karena tidak mau menghabiskan biaya besar dan waktu untuk menuntaskan

hal itu. Ada yang menyayangkan namun banyak pula teman penulis yang menyetujui

keputusan yang diambilnya.

Andai diizinkan memberikan saran, lebih baik memilih penerbit top yang punya rekor

bagus. Jangan berjudi dengan menyerahkan hasil kerja keras Anda kepada penerbit yang

masih baru dan tidak jelas. Atau Anda bisa bertanya kepada penulis lain yang sudah memiliki

pengalaman berhubungan dengan penerbit tertentu. Oh ya, mohon maaf jika ada yang merasa

saya bersikap tidak adil kepada penerbit baru. Namun pengalaman saya dan banyak teman-

teman mengajarkan untuk berhati-hati. Jika Anda bisa menghindar dari hal seperti ini,

bukankah lebih baik?

Oh ya, ada pilihan lain yang bisa Anda lakukan jika (mungkin) merasa gamang

berurusan dengan penerbit secara langsung. Ada agensi naskah yang bisa menjembatani. Saat

ini ada banyak sekali agensi naskah, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta atau

Bandung. Anda berdomisili jauh dari kota-kota tersebut? Jangan khawatir, manfaatkan

Page 78 of 117

Page 79: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

teknologi modern. Internet, e-mail, SMS, atau jejaring sosial itu hadir untuk dimanfaatkan,

bukan? Jadi, gunakanlah kemudahan yang mereka persembahkan bagi dunia, demi

mendukung kinerja Anda.

B.Kirim Sesuai Ketentuan

Yang dimaksud dengan ketentuan di subbab ini adalah masalah teknis yang sudah

digariskan oleh penerbit. Tiap penerbit biasanya memberi syarat tertentu seputar naskah yang

mereka terima. Dan hal itu biasanya dapat diakses dengan mudah di situs-situs resmi penerbit

tersebut.

Persyaratan yang paling umum adalah :

Ukuran kertas : A4

Huruf yang digunakan : Times New Roman

Ukuran huruf : 12

Spasi : 1,5

Tebal naskah antara 150 – 250 halaman atau minimal 40.000 kata

Akan tetapi, ada juga beberapa penerbit yang mensyaratkan hal sedikit berbeda.

Misalnya saja huruf atau spasinya. Nah, Anda harus memperhatikan hal ini dengan baik agar

tidak melanggar ketentuan yang diinginkan oleh penerbit. Memang, biasanya penerbit tidak

terlalu kaku dalam menerapkan aturannya. Namun akan lebih baik jika Anda mengikuti

persyaratan tersebut.

Gambar 25. Huruf Times New Roman paling sering digunakan dalam penulisan

naskah.

Sumber : macbasics.files.wordpress.com

Page 79 of 117

Page 80: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Mengapa hal ini dirasa perlu? Sederhana saja, itu menandakan Anda menghargai

penerbit dan tahu betul keinginan dari penerbit yang dituju. Coba kita analogikan dalam

keseharian! Jika Anda ingin menarik hati seseorang, tentu Anda akan berusaha sekuat tenaga

untuk melakukan hal-hal yang disenanginya, bukan? Anda mustahil menabrak rambu-rambu

yang telah ditetapkan. Memang, ini tidak menjadi jaminan kalau naskah Anda akan lolos

dengan mudah. Ada banyak faktor yang mempengaruhi.

Di luar aturan teknis yang hendaknya dipatuhi, usahakan juga untuk mengirim naskah

dalam kondisi bersih dan rapi. Cetaklah naskah Anda di atas kertas putih, tanpa noda ataupun

tip-ex. Karena alat penghapus seperti itu akan membuat naskah menjadi kotor. Lagipula,

zaman sudah demikian maju, bukan? Tip-ex masih bisa ditolerir jika Anda menggunakan

mesin tik.

Selain itu, jilid dengan rapi naskah Anda, tunjukkan kalau Anda peduli pada buah

karya ini. jangan mengirimkan naskah dalam keadaan berantakan dan kotor. Editor pasti tidak

berminat membaca naskah Anda. Setelah itu, masukkan naskah yang sudah rapi ke dalam

amplop. Seorang editor pernah memberi bocoran tentang naskah yang akan menarik

perhatiannya pertama kali. Yaitu, naskah-naskah dengan pembungkus yang khusus. Misalnya

saja menggunakan kertas kado yang berwarna-warni. Atau kotak khusus yang cantik.

Semakin unik dan istimewa bentuknya, semakin penasaran pula sang editor untuk membaca

naskah yang berada di dalamnya.

Saat ini sudah banyak pula penerbit yang menerima naskah via e-mail. Hal ini tentu

saja memudahkan penulis, sehingga tidak perlu menge-print naskah. Ini penghematan yang

cukup lumayan, loh! Anda tidak perlu merogoh kocek untuk membeli kertas atau membayar

biaya pengiriman lewat jasa titipan kilat.

Oh ya, jangan lupakan beberapa kelengkapan yang harus kamu sertakan ketika akan

mengirim naskah tersebut. Yaitu :

Data diri penulis

Kelebihan naskah

Sinopsis

Banyak penulis yang “terjebak” membuat sinopsis seperti yang ada di kaver belakang

novel. Jadi, sinopsis tidak menjelaskan tuntas mengenai akhir cerita novel yang ditawarkan.

Yang sering terjadi, malah diberi kalimat tanya di bagian akhir. Seperti : “bagaimanakah

akhir kisah cinta segi banyak ini?” atau “akankah mereka menemukan akhir yang bahagia

dan melegakan?”, dan lain-lain.

Tolong, jangan lakukan itu!

Page 80 of 117

Page 81: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Anda harus bisa membedakan sinopsis untuk editor dan sinopsis di bagian belakang

novel. Untuk editor, Anda harus memberi gambaran yang jelas tentang naskah yang Anda

kirimkan ini. Tidak perlu memberi teka-teki yang (kemungkinan besar) akan gagal membuat

editor merasa penasaran. Lain halnya dengan sinopsis di sampul belakang atau dikenal juga

dengan istilah blurb. Satu hal yang tidak boleh dilupakan, jangan terlalu panjang saat

membuat sinopsis. Maksimal dua halaman sudah cukup untuk menggambarkan jalan cerita

novel Anda.

Saya pernah ditanya bagaimana caranya membuat kelebihan naskah. Tidak usah

berpanjang-panjang dalam mengumbar keistimewaan naskah kita. Cukup tekankan pada

poin-poin penting yang menjadi kelebihan sekaligus membedakan naskah kita dengan naskah

sejenis di pasaran. Tidak usah malu-malu, percaya diri saja. Kadangkala kita perlu narsis

untuk hal-hal seperti ini. Setuju?

C.Menunggu dan Tetap Menulis

Apa yang sebaiknya Anda lakukan setelah naskah terkirim dengan sempurna?

Mulailah menulis lagi! Itulah sebabnya sangat penting bagi seorang penulis untuk selalu

mencatat ide apapun yang ada di dalam benaknya. Sehingga ide tersebut tidak melayang

dengan sia-sia.

Dulu, saya mengabaikan saran seperti ini. Akibatnya bisa ditebak, kan? Banyak sekali

ide keren yang beterbangan dan melayang tanpa ampun. Bukankah itu sangat disayangkan?

Ide itu adalah barang mahal yang tidak bisa dibeli dengan apapun. Ide kadang tidak mengenal

tempat, datang menghampiri begitu saja tanpa diduga. Anda harus sigap untuk

menangkapnya dan “memenjarakannya” dalam (minimal) sebuah catatan. Jika sudah

memungkinkan, silakan olah ide tersebut dengan gemilang sehingga menghasilkan cerita

yang menawan.

Jadi, sembari menunggu hasil dari naskah yang sudah dikirim itu, teruslah menulis

cerita baru. Jangan hanya berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Karena sebuah naskah itu

baru akan mendapat kabar setelah melalui serangkaian seleksi oleh penerbit. Rata-rata

memakan waktu minimal 3 bulan. Namun memang ada juga yang sudah diberi kabar dalam

waktu singkat.

Katakanlah sebuah novel baru mendapat kabar setelah 3 bulan. Selama itu pula

(seharusnya) Anda sudah mampu menyelesaikan paling tidak sebuah novel, bukan? Jadi,

jangan hanya menunggu kabar dari naskah yang sudah Anda kirimkan dengan mengecek e-

Page 81 of 117

Page 82: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

mail setiap hari. Bersabarlah, karena itu adalah salah satu syarat utama jika ingin menjadi

seorang penulis.

Banyak penulis-penulis muda yang mengeluhkan lamanya waktu menunggu ini. Baru

sebulan saja sudah membuat mereka tidak sabar dan (tidak sedikit) yang bersungut-sungut di

jejaring sosial. Padahal, itu tidak perlu dilakukan. Ketimbang menghitung detik demi detik,

lebih baik terus menyibukkan diri dengan tulisan baru, bukan? Sehingga Anda terdorong

untuk terus produktif.

Gambar 26. Teruslah menulis dan menuangkan ide selama menunggu kabar

naskah yang sudah dikirim.

Sumber : dmorales809.files.wordpress.com

Satu hal yang harus Anda yakini, kerja keras itu akan membuahkan hasil suatu ketika

nanti. Dan menikmati sukses yang penuh liku itu jauh lebih nikmat rasanya ketimbang

kesuksesan instan. Perjalanan panjang dan penantian itu akan mematangkan Anda sebagai

seorang penulis dan juga manusia. Tuhan akan menghadiahi Anda keajaiban tak terhingga

jika tidak pernah lelah untuk bekerja keras. Sekali lagi, keajaiban itu bisa kita ciptakan

sendiri. Tuhan selalu menyukai orang-orang yang giat berusaha. Sehingga Dia tidak

keberatan menghadiahi Anda berlimpah kejutan yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Kuncinya : kerja keras dan doa. Percayai itu dan kerjakan dengan sepenuh hati. Anda akan

terkejut dengan hasilnya.

D. Saat yang Tepat untuk Menanyakan Kabar

Naskah

Setelah naskah terkirim, kita berhak bertanya pada penerbit tentang kepastian nasib

buah imajinasi ini. namun, kita tetap harus mempertimbangkan waktu yang tepat untuk mulai

menelepon redaksi dan mencereweti mereka. Jangan sampai baru saja mengirim naskah

Page 82 of 117

Page 83: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

seminggu yang lalu, Anda sudah mulai menghubungi redaksi. Berilah jeda waktu yang masuk

akal.

Anda tentu maklum kalau naskah Anda tidak sendiri. Ada puluhan, ratusan, atau

bahkan ribuan naskah yang harus dibaca oleh editor. Semakin besar penerbit, tentu semakin

banyak pula jumlah naskah yang antri. Jadi, penulis harus bisa bersabar dan menahan diri.

Jangan buru-buru mempertanyakan nasib naskah Anda. Tunggu hingga waktu minimal

penilaian yang biasanya dijelaskan oleh penerbit di situsnya. Misal penerbit A meminta

waktu paling tidak selama 4 bulan untuk menilai naskah, bersabarlah hingga saat itu tiba.

Setelah 4 bulan terlewati, silakan menelepon redaksi untuk mencari tahu. Jika belum ada

keputusan, berlapang dadalah!

Sebulan kemudian, Anda bisa mengulangi hal tersebut: menanyakan nasib naskah

Anda. Jadi, jangan bertanya tiap satu minggu, ya? Bisa-bisa Anda kena semprot redaksi yang

merasa terganggu karena Anda terus mencecar mereka dengan pertanyaan yang sama.

Sebulan sekali cukup untuk bertanya kabar.

Nah, masih berhubungan dengan subbab sebelumnya, di sinilah pentingnya Anda

tetap menulis. Banyak sekali manfaatnya. Yang jelas Anda menjadi produktif karena

menghasilkan naskah baru dan tidak membuang waktu begitu saja. Selain itu, menjadikan

masa menunggu keputusan akan naskah itu berlalu tanpa terasa. Karena Anda disibukkan

oleh naskah baru yang menuntut perhatian besar.

Sekali lagi saya ingatkan, menunggu kabar tentang naskah itu membutuhkan

kesabaran. Karena kita tidak tahu pasti kapan naskah tersayang akan mendapat jawaban atau

kepastian.

Oh ya, ada banyak penulis yang mempertanyakan pantas tidaknya mengirim naskah

yang sama kepada beberapa penerbit sekaligus. Pendapat untuk pertanyaan di atas pun

terbelah.

Ada yang berpendapat kalau hal itu sangat tidak etis. Mengapa tidak menunggu

naskah mendapat keputusan terlebih dahulu? Sehingga tidak menimbulkan kekecewaan salah

satu pihak nantinya. Alasan yang masuk akal, bukan? Karena memang pernah salah satu

penerbit mengeluhkan hal ini. Ketika mereka menyetujui suatu naskah, ternyata si penulis

malah menolak. Alasannya, sudah ada penerbit raksasa yang lebih dulu memberikan lampu

hijau.

Sebaliknya, ada penulis yang berpendapat kalau mengirimkan sebuah naskah kepada

beberapa penerbit sekaligus justru memberi kesempatan yang lebih besar. Hanya saja, penulis

harus mengirimkan pemberitahuan penarikan naskah jika sudah ada penerbit yang

Page 83 of 117

Page 84: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

menyatakan ketertarikannya. Sehingga penerbit lain tidak kecewa dan mengulangi contoh di

atas tadi.

Saya pribadi lebih menyetujui cara pertama, mengirimkan naskah hanya pada satu

penerbit. Ini adalah salah satu upaya untuk menjaga kredibilitas Anda sebagai seorang

penulis. Meski tampaknya sepele, hal-hal seperti ini sangat penting, loh! Anda tentu tidak

mau ada noktah hitam yang akan membayangi karier Anda di dunia kepenulisan, kan? Itulah

sebabnya sejak awal Anda harus bisa menjaga diri dengan hanya melakukan hal-hal yang

sesuai etika.

Ini

adalah

cara kita

menghormati diri sendiri. Sebagai manusia, kita harus melakukan hal itu sebagai bentuk rasa

syukur atas karunia Tuhan. Sebagai penulis, kehormatan dan nama baik adalah masalah yang

sangat krusial demi kelanggengan karier ke depannya. Nama baik tidak melulu berhubungan

dengan masalah pengiriman naskah ini. Namun juga pada banyak aspek lain yang mungkin

tampaknya tidak bertalian erat.

Saya pernah bertemu seorang penulis yang kurang mengindahkan etika. Dia kerap

mengumbar kelemahan penulis lain di akun jejaring sosial. Bahkan secara terang-terangan

Page 84 of 117

Saya pernah bertemu seorang penulis yang kurang

mengindahkan etika. Dia kerap mengumbar kelemahan penulis

lain di akun jejaring sosial. Bahkan secara terang-terangan

menjelek-jelekkan agensi naskah yang sudah membantunya.

Pada akhirnya semua ulahnya itu menjadi bumerang bagi diri

sendiri.

Page 85: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

menjelek-jelekkan agensi naskah yang sudah membantunya. Pada akhirnya semua ulahnya

itu menjadi bumerang bagi diri sendiri.

Mengapa bisa demikian? Langkahnya untuk mengikuti sebuah pelatihan gratis dari

salah satu penerbit top di ibukota terganjal. Pihak penerbit ternyata selama ini

“memperhatikan” polah para penulis. Dan mereka enggan menjalin kerja sama dengan

penulis yang rajin “berkicau” di jejaring sosial. Bukankah hal seperti ini adalah sesuatu yang

sangat disayangkan?

Gambar 27. Junjung tinggi etika dan sopan santun meski itu di jejaring sosial.

Jangan sampai langkah Anda terganjal karenanya.

Sumber : img.humorsharing.com

Kembali ke topik semula, menanyakan kabar naskah adalah hak Anda. Namun

lakukan dengan sopan dan hati-hati. Pastikan ada selang waktu yang cukup (paling tidak

selama sebulan) sebelum Anda mengajukan pertanyaan serupa. Jangan selalu ingin

mengetahui segalanya dengan cepat. Anda harus bersabar karena sedang berada di dalam

antrean yang –sangat mungkin- panjang sekali.

E.Ditolak atau Diterima?

Apa yang Anda lakukan ketika tiba-tiba mendapat sebuah telepon dari penerbit yang

menyatakan kalau naskah Anda siap diterbitkan? Pasti rasa senangnya tidak terkira, bukan?

Saya pun mengalami hal yang sama, bahkan sampai kehilangan kata-kata. Kegembiraan itu

sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Semua perjuangan saat menuliskan naskah pun

terbayar lunas.

Sampai detik ini pun saya masih sering bertingkah norak tiap kali melihat buku-buku

saya terpajang dengan manisnya di toko buku. Ada kepuasan yang tidak terkatakan untuk

menggambarkan seluruh perasaan yang berkecamuk. Berbagai perasaan pun bergumul jadi

Page 85 of 117

Page 86: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

satu. Mulai dari rasa takjub, tak percaya, kegembiraan yang melimpah ruah, bahkan perasaan

sedang bermimpi.

Saat naskah Anda siap diterbitkan, umumnya penerbit menghubungi langsung lewat

telepon. Namun ada juga penerbit yang memilih berkirim kabar via e-mail atau inbox di akun

jejaring sosial.

Apa pun pilihannya, kabar mengenai penerimaan naskah lebih dari sekadar kabar

gembira belaka. Ini juga menjadi semacam pengakuan yang menentramkan hati penulisnya,

bahwa karyanya mendapat apresiasi dari dunia luar. Dan bahwa kemampuan menulisnya

cukup memadai.

Namun, tidak selamanya naskah Anda akan berbuah manis. Ada saatnya naskah yang

kita anggap sudah cukup sempurna itu tidak bisa juga memenangkan hati editor. Sehingga

akhirnya kita pun hanya menerima berita penolakan yang mematahkan hati. Lalu, bagaimana

kita harus menyikapinya?

Apakah Anda marah? Itu adalah sesuatu yang sangat wajar. Kemarahan Anda tidak

bisa dihadang, entah itu marah kepada editor atau diri Anda sendiri. Begitu juga setumpuk

rasa kecewa yang bergelayut di setiap sudut hati Anda. Itu semua adalah reaksi yang teramat

sangat manusiawi. Manusia adalah makhluk yang lemah jika sudah melibatkan hati dan

perasaan terdalamnya.

Namun semua perasaan negatif itu tidak perlu dipupuk berlama-lama. Cukup sebentar

saja. Ketika mereka memenuhi hati Anda, biarkan saja dengan ikhlas. Biarkan diri Anda

“menikmati” rasa sakit dan menyesap dalam-dalam makna kepahitan dari sebuah kegagalan.

Lalu buang semuanya ke dalam tong sampah dan mulailah melangkahkan kaki yang baru

untuk mengawalinya.

Saya selalu percaya bahwa tiap naskah itu ada jodohnya masing-masing. Jadi, bukan

perkara mudah untuk mewujudkannya. Kadangkala penulis dapat merasakannya dengan cara

yang tidak masuk akal.

Dulu, saya selalu nyaris histeris tiap kali teringat semua jerih payah dan naskah

jagoan saya malah ditolak. Sungguh, itu masa-masa yang sangat berat karena ada harga diri

yang runtuh hingga bertiarap. Kecewa luar biasa hingga memakan waktu berminggu-minggu

untuk kembali kepada perasaan yang “normal”. Intinya, hidup menjadi kacau balau karena

penolakan naskah.

Sekarang?

Sedih dan kecewa masih tetap ada. Namun saya berusaha meminimalkannya sehingga

tidak lagi mempengaruhi kehidupan pribadi saya. Saya biasanya terpaku beberapa saat

Page 86 of 117

Page 87: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

sebelum mulai mengambil keputusan. Di depan ada pilihan yang cukup beragam. Saya

biasanya akan mengirim naskah yang ditolak itu kepada penerbit lain. Jika memang

memungkinkan, saya akan melakukan revisi.

Gambar 28. Novel A Time To Kill ditolak berkali-kali. Ketika difilmkan, film ini

meraih pendapatan lebih dari 150 juta dolar.

Sumber : images.sodahead.com

Jadi, ketika naskah Anda mendapat penolakan, itu bukanlah akhir dari segalanya.

Naskah Anda hanya belum menemukan takdirnya saja. The Princess Diaries-nya Meg Cabot

ditolak oleh lebih dari 15 penerbit! Begitu juga A Time to Kill milik John Grisham. Siapa

sangka akhirnya kedua judul di atas malah diangkat ke layar lebar dan menjadi film-film

berpenghasilan besar. Anne Hathaway dan Matthew McConaughey berhutang popularitas

pada film di atas.

Ketika ada satu pintu penerbit yang tertutup, masih ada pintu lain yang terbuka. Tugas

Andalah untuk menemukan pintu yang tepat, sehingga bisa mengantar naskah tercinta

menjadi novel yang akan dibaca oleh dunia.

Jangan pernah menyerah, apalagi putus asa. Ketika naskah belum menemukan

jodohnya, itu hanya masalah waktu saja.

Page 87 of 117

Page 88: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Bab Enam

Ketika Novel (Akhirnya) Diterbitkan

Page 88 of 117

Page 89: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Setiap penulis pasti bermimpi suatu saat novelnya akan diterbitkan oleh penerbit

nasional. Kemudian novel tersebut bisa ditemukan di setiap toko buku yang tersebar di setiap

pelosok nusantara.

Namun mewujudkan mimpi itu lain perkara. Bukan berarti mustahil, akan tetapi

jalannya berbeda-beda untuk tiap penulis. Ada yang dengan gampangnya meloloskan novel

perdananya dan menjadi best-seller sehingga harus dicetak ulang berkali-kali. Ada pula yang

mesti berulang kali mencoba baru menemukan pintu sukses. Begitulah yang namanya

dinamika hidup.

Jika orang lain dengan mudah menerbitkan karyanya, tidak usah merasa cemas atau

iri. Justru hal seperti itu harus dijadikan pemicu supaya menambah energi Anda agar tidak

kehabisan gairah menulis. Percaya saja, jalan tiap orang tidak pernah sama. Andai jalan Anda

tergolong penuh onak dan rintangan, pastikan semuanya tidak sia-sia belaka. Jadikan proses

panjang ini sebagai bagian dari pendewasaan diri dan buah karya Anda. Penolakan tidak akan

membuat Anda berhenti menulis, kan? Karena banyak penulis hebat di luar sana yang hari ini

bisa kita baca karyanya karena kegigihan mereka. Andai mereka berputus asa di percobaan

pertama atau kedua, pastilah kita tidak akan pernah mengenal J.K. Rowling, John Grisham,

atau Stephen King.

Apabila akhirnya novel Anda akan diterbitkan, bagaimana menyikapinya? Orang

menumpahkan kegembiraannya dengan cara yang berbeda-beda. Semuanya sah-sah saja.

Karena berita luar biasa itu tidak datang setiap hari, bukan? Namun bukan berarti persetujuan

naskah yang akan dicetak oleh suatu penerbit menjadi akhir dari segalanya. Artinya, Anda

masih terlibat, kok. Ada beberapa hal yang akan Anda hadapi, terima, dan (sebaiknya)

dilakukan meski tidak ada kewajiban. Yuk, kita intip beberapa di antaranya.

A.Jangan LupaPromosi

Meski dapat dikatakan tidak wajib, banyak penulis yang memilih untuk melakukan

promosi untuk buah karyanya. Ini adalah langkah yang memang sudah seharusnya diambil.

Karena pada akhirnya promosi berdampak besar pada angka penjualan novel. Meski tidak

selalu terjadi demikian. Karena pada kenyataannya ada novel yang laris meski tanpa promosi

jor-joran. Demikian sebaliknya.

Page 89 of 117

Page 90: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Maraknya akun jejaring sosial dimanfaatkan oleh banyak penulis untuk

mempromosikan karya-karyanya. Ada yang menggelar lomba membuat resensi novel atau

membuat sinopsis. Ada yang gencar memuat cuplikan dialog atau narasi di wall-nya yang -

tentu saja- berasal dari novel terbaru. Tidak sedikit pula pengarang yang memiliki situs

pribadi yang secara khusus mempromosikan karya-karyanya. Atau mengadakan acara temu

pengarang. Pokoknya bermacam-macam.

Saya sendiri melakukan hal-hal yang standar. Seperti tidak berhenti meng-update

status yang berkaitan dengan novel terbaru. Meng-upload gambar cover berikut petikan

narasi yang dirasa oke. Berpromosi di radio dan memasang iklan di sana. Seperti itulah kira-

kira. Mungkin hal terbesar yang saya lakukan seputar promo adalah memasang stiker ukuran

jumbo di kaca belakang mobil. Untuk kepentingan ini, memang membutuhkan bantuan

tenaga profesional yaitu pembuat stiker yang bagus. Karena kalau kualitas stikernya tidak

mumpuni, sangat disayangkan. Khusus untuk yang terakhir ini, saya memang harus merogoh

kocek untuk menutup biayanya.

Gambar 29. Inilah stiker besar bergambar kaver novel yang ditempelkan di kaca

belakang mobil.

Sumber : dok. pri

Namun rasanya setimpal dengan kepuasan yang didapat. Mobil melaju ke sana-kemari

dengan tampilan stiker mencolok di belakangnya. Dan (menurut saya) hal ini adalah salah

satu bentuk promosi yang menarik.

Apa pun bentuknya, promosi memang sebaiknya dilakukan oleh penulis. Karena pada

akhirnya akan memberi imbas kepada diri Anda sendiri. Lakukan cara-cara promosi yang

paling memungkinkan dan juga nyaman. Karena ada penulis yang enggan untuk tampil di

depan umum, misalnya. Sehingga acara bertema jumpa pengarang atau on air di radio agak

kurang mengasyikkan baginya.

B.Pertahankan Eksistensi

Page 90 of 117

Page 91: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Secara umum, tiap penulis bermimpi memiliki karier yang panjang dan gemilang.

Sebenarnya hal ini tidak hanya berlaku di dunia tulis-menulis saja, melainkan di segala

lapangan pekerjaan, terutama yang menjanjikan. Nah, bagaimana cara penulis

mempertahankan eksistensinya? Jawabannya sederhana saja, kok! Tetaplah menulis selagi

masih sanggup.

Itulah yang harus Anda lakukan dalam hidup ini jika memang berkeinginan menjadi

seorang penulis. Jangan pernah berhenti menulis apa pun alasannya. Jika Anda terus menulis,

otomatis produktivitas akan tetap terjaga. Dan pada akhirnya akan membuat eksistensi Anda

bisa dipertahankan.

Katakanlah Anda bisa menyelesaikan satu buah novel dalam jangka waktu satu atau

dua bulan. Dalam setahun, Anda seharusnya mampu menghasilkan enam buah novel, bukan?

Dan jika Anda mengirimkan karya-karya tersebut ke berbagai penerbit, peluang untuk terbit

akan semakin besar. Sehingga akhirnya buah karya Anda pun bisa terbit secara teratur. Dan

itu sangat menyenangkan, loh!

Oh ya, izinkan saya membahas hal lain yang mungkin tidak berhubungan dekat

dengan masalah eksistensi ini. Begini, setelah novel-novel Anda dipasarkan secara meluas,

Anda akan mulai dibanjiri email atau permintaan pertemanan. Anda juga akan mendapat

pertanyaan yang beraneka. Mulai dari yang lucu hingga pertanyaan menjengkelkan. Mulai

dari pertanyaan yang tidak penting sampai hal-hal pribadi yang membuat Anda ingin menjerit

kesal.

Semua itu adalah konsekuensi dari profesi yang Anda pilih. Meski bukan selebriti

yang wira-wiri di depan televisi atau kolom gosip, profesi pengarang tetap dianggap memikat

dan seksi.

Sekadar berbagi saran, perlakukan penggemar Anda dengan baik. Jawab pertanyaan

mereka dengan sopan. Tidak perlu marah atau memaki ketika harus berhadapan dengan

pertanyaan yang tidak menyenangkan. Kecuali memang sudah sangat keterlaluan, abaikan

saja. Bagaimanapun juga, mereka adalah orang-orang yang telah menyempatkan diri

membaca tulisan Anda.

Ini memang “kerepotan” yang harus dihadapi. Seorang penulis top pernah

“mengeluhkan” hal tersebut. Bagaimana dia tidak henti dihujani beragam pertanyaan dari

para pembaca. Dan banyak di antaranya yang tidak berhubungan sama sekali dengan dunia

kepenulisan.

Saya juga yakin, akan ada saatnya Anda merasakan gelombang rasa haru ketika

membaca pesan dari pembaca. Karena tulisan yang kita buat banyak memberi dampak buat

Page 91 of 117

Page 92: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

para pembaca di luar sana. Ada yang terpukau hingga menyatakan kekagumannya. Atau

bagaimana tulisan Anda telah membuatnya ingin menjadi orang yang lebih baik, misalnya.

Banyak penulis yang mengalami momen magis saat membaca curahan hati para pembacanya.

Sungguh luar biasa rasanya tatkala tahu bahwa buah pena Anda telah mempengaruhi

perasaan seseorang.

Kembali ke masalah eksistensi, usahakan untuk terus menulis. Jangan berhenti ketika

karya yang dipublikasikan baru lima buah. Jadikan penulis sebagai pekerjaan yang mengikat

Anda pada saat-saat tertentu. Anda kan tidak harus duduk di depan laptop selama berjam-

jam. Anda bisa menyambinya dengan tetap bekerja kantoran atau malah mengurus rumah dan

anak-anak.

Jadi, tidak ada alasan untuk mengajukan seribu dalih demi membenarkan tindakan

Anda yang malas menulis. Ada banyak penulis yang cuma berkonsentrasi di depan laptop

sekitar satu atau dua jam. Intinya, Anda harus cerdas dalam mengatur waktu sehingga tidak

ada yang terabaikan.

C.Royalti

Secara umum, penerbit menawarkan besar royalti sejumlah 10%. Namun beda

penerbit bisa saja terjadi perbedaan angka ini. Masing-masing disesuaikan dengan kebijakan

penerbit. Jumlah itu nantinya harus dipotong pajak dengan besaran yang berbeda. Jika Anda

memiliki NPWP, potongan pajak sejumlah 15% dari total royalti yang Anda terima. Jika

tidak punya NPWP? Hmmm, jumlahnya mencapai dua kali lipat. Lumayan besar, kan?

Royalti biasanya dibayarkan setiap satu semester atau per tahun. Kembali lagi, beda penerbit

beda kebijakan.

Sekadar contoh: untuk satu semester novel yang terjual adalah 1.000 eksemplar.

Harga jual novel sebesar Rp40.000,00. Jika penulis mendapat royalti sebesar 10%, maka

royalti yang diterimanya adalah :

1.000 x Rp.40.000 x 10% = Rp4.000.000,00

Jumlah di atas masih harus dipotong pajak lagi. Jika Anda memiliki NPWP maka

royalti yang diterima adalah :

Royalti Rp4.000.000,00

PPh pasal 23 : Rp4.000.000,00 x 15% Rp 600.000,00

Royalti bersih Rp3.400.000,00

Page 92 of 117

Page 93: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Apabila Anda tidak memiliki NPWP, pajak yang dikenakan sebesar 30%. Jadi, tinggal

menggandakan besar PPh di atas.

Gambar 30. Seorang penulis sebaiknya memiliki NPWP untuk menghindari

pemotongan pajak yang terlalu besar.

Sumber : dok. pri

Penerbit juga punya standar berbeda ketika mencetak novel. Ada yang mencetak

3.000 eksemplar, 5.000 eksemplar, atau 8.000 eksemplar. Semakin tenar seorang penulis

tentu semakin besar pula angkanya. Tentu dengan mempertimbangkan pembaca setia dan

nama besar sang pengarang.

Ada penerbit yang memberikan uang muka kepada penulis, ada pula yang tidak.

Untuk penerbit-penerbit top, mereka sudah melakukan kebijakan ini. Buat saya peribadi, ini

menjadi semacam bentuk penghargaan untuk penulis.

Perhitungan besar uang muka berbeda-beda. Ada yang menetapkan jumlah tertentu,

misalnya sebesar Rp1.500.000,00. Ada pula yang memberikan dimuka 25% dari royalti

dengan perhitungan seperti di atas.

Sebenarnya tidak semua novel itu memberikan sistem royalti kepada penulisnya.

Karena adakalanya penulis dan penerbit mencapai kesepakatan tersendiri dan memilih untuk

melakukan jual putus.

Anda tentu sudah tahu perbedaan keduanya. Namun ada baiknya saya berikan sedikit

bayangan tentang hal ini. Jika Anda memilih sistem royalti, maka ada periode tertentu yang

harus dilewati sebelum royalti dibayar. Entah itu setiap tiga bulan, enam bulan, atau satu

tahun sekali.

Jika naskah Anda laris manis dan dicetak ulang, maka pendapatan bisa membengkak.

Karena semakin banyak buku yang laku terjual, semakin besar pula royalti yang Anda terima.

Selain itu, penulis novel laris berkesempatan mendapat tambahan royalti, loh! Wah,

menggiurkan, ya?

Page 93 of 117

Page 94: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Namun, hal yang sebaliknya akan terjadi jika novel Anda kurang laku di pasaran.

Pendapatan minim sebanding jumlah buku yang terjual dan harus menunggu hingga masa

pembayaran royalti tiba.

Lalu bagaimana jika Anda memilih jual putus? Penulis hanya menerima pembayaran

satu kali saja, ketika sudah tercapai kesepakatan. Jadi, tidak perlu menunggu periode tertentu

untuk mendapat transferan dari penerbit. Apakah novel Anda hanya laku 25 eksemplar atau

cetak ulang berkali-kali, tidak ada pengaruhnya lagi. Jumlah uang yang Anda terima tidak

berubah sama sekali.

Banyak yang bertanya-tanya, lebih enak memilih sistem yang mana? Royalti atau jual

putus? Nah, kalau masalah pilihan kembali lagi kepada pribadinya masing-masing. Karena

apa pun pilihan Anda, ada risiko yang harus ditanggung. Selalu ada keuntungan dan kerugian

yang menyertainya. Keuntungan sistem A justru menjadi kerugian di sistem B. Begitu pula

sebaliknya.

Pilihan ada di tangan Anda. Mana yang kira-kira paling membuat nyaman? Tentu ada

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan Anda kelak. Apa pun itu, semoga yang terbaik

untuk Anda.

Oh ya, untuk naskah dengan sistem royalti biasanya mendapat bukti terbit sebanyak

10 eksemplar. Ketika novel dicetak ulang, biasanya mendapat bukti cetak lagi meski tidak

sebanyak yang pertama. Sementara jika Anda memilih sistem jual putus, tidak selalu

mendapat bukti terbit. Masalah ini kembali terpulang pada kebijakan yang ditetapkan oleh

penerbit.

Page 94 of 117

Page 95: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Bab Tujuh

Yang Tidak Boleh Dilupakan Saat

Menulis Fiksi

Page 95 of 117

Page 96: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Dunia fiksi adalah dunia khayal, tempat para penulisnya mengembangkan imajinasi

dengan bebas dan indah. Fiksi memungkinkan Anda menulis tentang tokoh rekaan yang

selama ini hanya terperangkap di dalam benak belaka. Tidak ada yang melarang apa pun

yang ingin Anda lakukan pada tokoh-tokoh yang bermain di dalam cerita rekaan itu. Anda

punya kebebasan penuh.

Menulis fiksi berarti menjelajah ke dunia tanpa batas. Akan tetapi, untuk menjadi

menonjol berarti Anda tidak boleh melakukan hal dalam keseragaman. Analoginya begini,

apakah mudah bagi Anda menemukan seseorang yang dikenal baik jika berada dalam lautan

manusia berpakaian sama? Tentu saja tidak, bukan? Butuh usaha ekstra keras untuk

menemukan orang tersebut. Lain halnya jika orang yang Anda cari memakai pakaian yang

berbeda warna atau corak dibanding lautan kemeja putih. Jauh lebih mudah bagi Anda untuk

menemukannya.

Gambar 31. Jika ingin “menonjol”, seseorang harus berani maju dengan

penampilan berbeda.

Sumber : 3.bp.blogspot.com

Tak hanya tampil beda, Anda juga tidak boleh terlalu larut dalam dunia khayal dan

mengabaikan fakta-fakta di sekitar. Jadi, kebebasan yang dipunyai seorang penulis pun harus

tetap patuh pada aturan-aturan tertentu. Tak hanya itu, penulis pun kerap berhadapan dengan

kebuntuan saat menulis atau gairah yang naik dan turun tanpa terkendali. Bab ini khusus

ditulis untuk mengingatkan Anda apa saja hal-hal yang tidak boleh diabaikan dan harus

dihadapi oleh seorang perangkai kata.

Page 96 of 117

Page 97: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

A.Hidup Kadang Lebih Aneh dari Sinetron

Sinetron adalah tontonan yang ratingnya paling tinggi beberapa tahun belakangan ini.

Jika kebetulan Anda seorang penikmat sinetron dari masa ke masa, cobalah bandingkan

sinetron zaman sekarang dengan hasil produksi tahun 1990-an. Sekadar menyebut judul :

Bella Vista, Abad 21, Karmila, atau Badai Pasti Berlalu. Kisah yang diangkat mungkin tidak

berbeda jauh. Akan tetapi bagaimana cerita itu dieksekusi, sungguh berbeda. Sinetron masa

kini kerap kedodoran di bagian pertengahan. Mungkin karena industri mengharuskan sistem

kejar tayang.

Cerita tentang anak yang tertukar atau rebutan kekasih hingga membuat hati manusia

menghitam oleh dendam adalah kisah yang banyak kita saksikan. Sinetron yang satu dengan

yang lain memiliki banyak kemiripan, bukan?

Faktor cerita yang dituding berlebihan kerap menjadi alasan munculnya protes dari

masyarakat. Masalahnya, sinetron tetap saja diminati dan terus diproduksi. Kita mungkin

kadang kerap menertawakan kisah-kisah di sinetron. Namun terkadang hidup ini justru jauh

lebih aneh dari sinetron. Coba saja Anda amati berita-berita di televisi. Pasti akan terkejut

dengan beragam polah manusia, kan?

Jadi, apa poinnya di sini? Silakan Anda membuat cerita yang penuh kejutan dan

liukan yang mengejutkan pembaca. Silakan menciptakan kisah yang lebih aneh dari sinetron

sekalipun. Namun Anda harus berpegang pada satu hal : semua cerita harus memiliki sebab

atau pemicu yang masuk akal. Sehingga pembaca tidak merasakan kejanggalan atau

keanehan sama sekali.

Jadi, latar belakang atau alasan itu sangat penting. Jangan sampai pembaca tidak bisa

mencernanya dengan baik dan malah tiba pada satu kesimpulan: terlalu mengada-ada.

Kadang hal ini yang luput dari perhatian penulis. Terlalu asyik berimajinasi, cerita menjadi

melenceng dan tidak masuk akal. Penulis harus tetap menjaga agar alur tetap dalam lingkaran

logika.

Penulis memang harus kreatif, itu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi. Namun

tidak boleh melenceng dari akal sehat. Jangan sampai ada satu bagian pun yang asing dan

berbeda. Apabila diibaratkan sebagai kepingan-kepingan puzzle, maka tiap keping harus

memiliki kecocokan yang absolut. Sehingga pada akhirnya akan mampu membentuk gambar

yang tepat.

Jadi, berpeganglah selalu pada hukum sebab dan akibat. Sehingga apa yang Anda tulis

terjaga kelogisannya. Jika Anda menulis tentang anak kelas V SD yang sudah piawai

Page 97 of 117

Page 98: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

mengebut dengan sepeda motornya, orang tidak akan bertanya-tanya. Karena pada dasarnya

memang kita banyak menyaksikan hal seperti itu. Menyaksikan remaja tanggung

mengendarai motor bukanlah hal aneh.

Akan tetapi, tatkala Anda menulis seorang buta huruf mampu mengoperasikan laptop

dan berinternet dengan lancar, nanti dulu! Karena itu bukanlah hal yang bisa diterima oleh

logika, bukan? Bagaimana mungkin orang yang tidak mengenal aksara bisa berselancar di

dunia maya?

Kalaupun terjadi sesuatu yang sangat drastis atau dramatis, jangan lupakan proses.

Karena semuanya melalui tahapan demi tahapan yang terus berkembang. Tidak ada yang

tiba-tiba.

Misalnya saja penyakit kanker yang diderita seseorang. Tidak ada sejarahnya kanker

itu tiba-tiba timbul begitu saja tanpa alasan dan langsung mengancam nyawa penderitanya.

Pasti ada tahapan awal yang menjadi asal mula kanker itu tumbuh hingga kemudian

berkembang tanpa henti.

Begitu juga cerita. Tanamkan hal itu dalam benak kita, sehingga mampu

menghasilkan kisah yang logis. Unik atau aneh tidak masalah, kok! Tetap halal selama

mampu diterima oleh akal sehat.

B.Keunikan adalah Amunisi Terbaik

Jika membaca novel teenlit yang banyak beredar atau cerpen-cerpen remaja, hal apa

yang sering menjadi kesamaan? Tokoh utamanya. Kebanyakan tokoh utama cowok

digambarkan dengan detail yang nyaris seragam : jago basket, ketua OSIS, pintar, kalau tidak

playboy malah dingin sama cewek. Sementara tokoh utama ceweknya tidak jauh-jauh dari

sosok pemandu sorak yang glamor atau malah cewek kutu buku yang saling berebut

perhatian sang idola.

Hallooooo... apa tidak ada karakter lain yang cocok menjadi tokoh sentral? Seingat

saya, ketika SMA dulu cowok idola di sekolah saya ada beragam. Ada cowok pecinta alam

yang rada bengal tapi sangat keren. Ada kakak kelas yang meski suka menari tapi tidak

gemulai, atau cowok jerawatan yang disukai gadis-gadis karena belasan tahun silam sudah

bawa mobil mewah ke sekolah. Artinya, saya menemukan banyak sekali karakter unik yang

menjadi idola tanpa harus menjadi jago basket, jago matematika, atau ketua OSIS. Seingat

saya lagi, para ketua OSIS di sekolah saya memang berwibawa tapi tidak cukup menawan

untuk digilai gadis-gadis. Langganan juara umum malah punya berat badan yang sangat

Page 98 of 117

Page 99: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

berlebih. Si jago basket justru selalu dijauhi makhluk hidup karena jarang mandi dan

menebarkan horornya bau keringat.

Jadi, perhatikan karakter-karakter di sekitar Anda. Ingat-ingat lagi masa lalu di

belakang. Pasti akan menemukan tokoh-tokoh menarik yang akan sangat keren jika

dituangkan ke dalam cerita.

Ketika memilihkan pasangan pun, carikan yang paling mungkin sesuai dengan

mereka. Andai si Tampan akhirnya berpasangan dengan si Biasa Saja, harus ada alasan yang

masuk akal sebagai sandaran.

Sekadar intermeso, cowok tampan biasanya akan mencari cewek yang cantik untuk

menjadi pasangannya. Sangat kecil kemungkinan dia akan jatuh hati setengah mati pada

cewek kaku dan canggung yang biasa-biasa saja. Tapi, bukan berarti tidak mungkin loh, ya!

Jika Anda ingin memasangkan mereka, harus ada alasan yang kuat sehingga pembaca tidak

merasa keberatan.

Kisah Cinderella memang membuat para cewek ketagihan, bermimpi menggantikan

kedudukan sang putri. Tapi, apa semua kisah fiksi harus seperti itu? Penulis bisa menciptakan

kisah yang lebih indah lagi.

Itulah sebabnya Anda harus berbeda. Jangan sampai terbawa arus dan menyajikan

kisah yang senada. Cinta boleh-boleh saja diangkat menjadi tema. Saya pun tidak kuasa

menulis di luar tema cinta (kecuali untuk buku anak). Namun sedapat mungkin jangan sampai

terjebak pada kisah-kisah klise. Tampil dengan ciri sendiri dan berbeda dari karya

kebanyakan, akan membuat Anda istimewa. Dan keunikan biasanya menarik bagi orang-

orang sekitar.

Intinya, dalam tiap naskah kita ada keunikan yang membuatnya berbeda dengan novel

sejenis. Mulai dari nama tokoh, seting, jalan cerita, sudut pandang, atau diksi. Unik bukan

berarti aneh, loh!

Gambar 32. Sidney Sheldon adalah contoh penulis yang memiliki keunikan.

Tulisannya tidak membosankan dan “bertegangan tinggi”.

Sumber : images.usatoday.com

Page 99 of 117

Page 100: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Di antara banyak penulis yang saya suka, Sidney Sheldon menempati tempat yang

istimewa. Buah karyanya sangat luar biasa karena jalan cerita yang bergerak cepat dengan

alur yang naik turun tanpa henti. Setiap kali membaca novel-novelnya (meskipun untuk

kesekian kali), saya selalu terlena dan enggan untuk berhenti meski hanya sebentar. Mr.

Sheldon mengajarkan bagaimana membuat cerita yang tidak gampang ditebak dan membuat

pembaca selalu “terjaga” karena di sana-sini selalu ada letupan kejutan yang sangat

mencengangkan.

Jika ingin mendapat referensi menulis yang sangat detail, Anda bisa mencoba

membaca “Comanche Moon”. Novel ini karya Catherine Anderson yang menunjukkan

betapa sang penulis melakukan riset yang sangat mendalam untuk menghasilkan novel ini.

alurnya memang cenderung lambat dan bagi sebagian orang mungkin akan membosankan.

Namun Catherine Anderson mampu meramu cerita yang mengharukan dengan indah dan

sangat hidup. Nah, detail yang luar biasa inilah yang (menurut saya) menjadi kekuatan

terbesar novel ini.

Kita sedang menapak langkah untuk menjadi penulis yang hebat. Dan memang itu

tidak mudah. Namun akan lebih baik jika sejak awal kita berusaha untuk menulis dengan

memiliki ciri khas atau keunikan tertentu. Cinta memang tidak pernah habis dibicarakan.

Entah ada berapa miliar versi cinta yang beredar di dunia ini. kita jangan sampai hanya

menjadi pengekor belaka. Menyuguhkan kisah cinta klise yang sudah ditulis oleh ratusan

pendahulu kita. Akan tetapi, sajikanlah kisah cinta dengan gaya yang berbeda. Begitu juga

dengan cerita lainnya.

Contoh lain nih, buku-buku untuk konsumsi anak-anak. Anda pasti setuju kalau

banyak sekali buku bertema peri yang beredar. Jika Anda tertarik terjun di dunia ini, apakah

akan menulis buku tentang peri juga? Mengapa tidak mencoba yang lain? Misalnya membuat

kumpulan dongeng sains?

Salah satu cara untuk mendapat perhatian dari pembaca adalah menyajikan tulisan

yang berbeda. Karena hal itu akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi Anda, sekaligus

menjadi bagian dari identitas yang membedakan Anda dengan orang lain.

C.Referensi Tak Harus dari Bacaan

Saya sudah menyinggung sebelumnya bahwa kita bisa mencari ide atau referensi dari

mana saja. Tidak melulu dari buku atau bacaan. Film, misalnya. Saya pribadi lebih

Page 100 of 117

Page 101: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

menikmati menonton film karena ada adegan demi adegan yang memperkaya imajinasi

sebagai penulis. Meskipun bacaan tidak bisa dilepaskan dari diri saya. Namun menonton film

terasa sangat memperkaya saya. Dan itu akan berpengaruh tatkala saya mulai menulis,

menuangkan adegan demi adegan di dalam kepala hingga menjadi tulisan yang sesuai dengan

keinginan.

Mungkin banyak yang merasa aneh jika saya katakan bahwa saya nyaris tidak pernah

membaca buku yang filmnya saya tonton. Atau sebaliknya, tidak menonton film yang

bukunya sudah saya baca. Sekarang kan banyak sekali film-film yang diangkat dari novel-

novel terkenal. Saya cenderung memilih salah satunya. Jika belum membaca bukunya, saya

akan menonton filmnya. Namun jika sudah, maka tidak perlu datang dan antre ke bioskop.

Mengapa? Tentu saya punya alasan sendiri.

Saya pernah menonton film laris yang diangkat dari sebuah kisah nyata. Menurut

pemikiran saya yang sederhana, filmnya harusnya patuh pada bukunya. Karena berdasarkan

kisah nyata, kan? Ternyata oh ternyata, banyak sekali adegan yang harus memenuhi standar

“hiburan” dan dramatisasi. Sehingga salah satu tokoh yang dalam kehidupan nyata masih

segar bugar, malah dijadikan meninggal dunia.

Buat saya pribadi, ini menghancurkan imajinasi yang sudah terbangun tatkala

membaca bukunya. Dan memang kita sering mendengar kalau banyak orang yang merasa

kecewa tatkala menyaksikan novel favoritnya diangkat ke layar lebar. Ada adegan yang tidak

digarap dengan detail atau sengaja dilewatkan. Ada juga yang justru mendapat porsi lebih

besar. Begitulah.

Wah, maaf kalau agak melantur, ya?

Film selalu menarik untuk disaksikan. Karena mata dan telinga penonton

berkoordinasi untuk menikmati gerak dan suara. Dari film Anda bisa dapatkan referensi yang

luar biasa banyak.

Apakah Anda penyuka film-film berbau psikologi? Jika ya, ada banyak film bagus

yang bisa ditonton demi mendapatkan referensi bagus. Film kelas Oscar-nya Russel Crowe, A

Beautiful Mind. Atau Secret Window-nya Johnny Depp. Atau film Fight Club yang dibintangi

Edward Norton dan Brad Pitt. Judul-judul film di atas adalah beberapa di antaranya. Masih

ada banyak film-film sejenis.

A Beautiful Mind memberikan Oscar untuk Russel Crowe. Film yang diangkat dari

kisah nyata ini mengisahkan tentang perjalanan hidup John Nash, seorang matematikawan

penerima hadiah Nobel. Apa yang membuat film ini sangat istimewa? Karena ternyata Nash

menderita skizofrenia. Para pemerannya berakting dengan cemerlang, menjadikan film ini

Page 101 of 117

Page 102: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

sangat menawan. Wajar saja jika kemudian Russel Crowe menuai pujian berlimpah sekaligus

beragam penghargaan.

Gambar 33. Pecinta film romantis bisa menjadikan “The Lake House” yang

mempertemukan lagi Keanu Reeves dan Sandra Bullock, sebagai referensi.

Sumber : www.itusozluk.com

Bagaimana dengan pecinta dan penulis novel roman? Wah, ada banyaaak sekali stok

film-film jenis ini. P.S. I Love You, The Lake House, Amelie, If Only, The Notebook, atau

Notting Hill. Dari film-film tadi kita bisa mendapatkan referensi nan melimpah dan sayang

untuk dilewatkan. Mau kisah cinta yang mengharu biru dengan ending bikin mata bengkak,

atau komedi romantis yang menggetarkan hati. Pokoknya, komplit. Ini bisa menjadi harta

karun, loh!

Jadi, tontonan menawan pun bisa dijadikan sumber ide yang tiada habisnya.

Bagaimana cinta bisa berpengaruh demikian besar bagi seorang manusia, bukankah itu

menakjubkan? Ide-ide dari film yang kita tonton bisa diolah sehingga menghasilkan novel

yang tak kalah menawan.

Jika membaca adalah wajib hukumnya, maka menonton film pun tak kalah penting.

Di luar itu Anda juga bisa mendapat referensi dari sekeliling. Tajamkanlah indera agar bisa

selalu menangkap apa yang terjadi di sekitar.

D. Membangun Cerita yang Proporsional

Saat menulis, ingatlah selalu untuk membentuk cerita yang proporsional. Jangan

terpancing untuk berlebihan dalam banyak hal karena hanya akan membuat pembaca menjadi

jatuh bosan.

Penulis berkewajiban mengembangkan cerita yang jelas dan seimbang. Sekali lagi,

kedepankan logika dan akal sehat. Ketika merasa kisah yang Anda tulis sudah melampaui

kepatutan, remlah diri Anda! Jangan sampai kebablasan hingga merusak naskah. Ramulah

Page 102 of 117

Page 103: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

naskah dengan seksama hingga menemukan komposisi yang tepat. Dan jangan jadikan

“kebetulan” sebagai nama tengah naskah Anda!

Jika hanya sekali atau dua kali, hal itu boleh disebut dengan kebetulan. Bila kadarnya

sudah terlalu tinggi? Itu namanya tidak kreatif, kekurangan ide, serta tidak punya imajinasi.

Ayolah, kebetulan cuma ada di kisah-kisah sinetron. Cobalah tanya pada diri sendiri, sudah

berapa kali Anda mengalami kebetulan? Apakah terlalu sering? Tentu saja tidak, kan?

Kebetulan adalah sesuatu yang langka.

Banyak penulis yang berpanjang-panjang di suatu bagian dan bergerak kilat di bagian

lainnya. Penulis harus memperhatikan betul komposisi dari pembuka, konflik, klimaks, serta

ending. Kita haus bisa meramunya sehingga berada dalam komposisi yang pas dan tidak

berlebihan.

Untuk masalah ini, ada kesulitan tersendiri. Kenapa? Karena jam terbang seseorang

cukup berperan di sini. Dengan banyak berlatih menulis maka kemampuan penulis untuk

mengemas sebuah cerita akan kian terasah. Jadi untuk persoalan ini tidak bisa hanya

mengikuti teori yang dibagikan oleh penulis-penulis senior. Insting Anda sebagai penulis

akan bekerja seiring banyaknya latihan. Yang pasti, jangan berpanjang-panjang hingga cerita

membosankan dan bertele-tele. Atau terlalu pendek hingga banyak sekali pertanyaan yang

tidak terjawab dengan tuntas.Sangat penting bagi penulis untuk membaca karya-karya penulis

hebat lainnya. Sehingga bisa langsung mengetahui contoh bagaimana naskah yang

proporsional itu.

Perbanyak latihan dan membaca adalah syarat yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Keduanya merupakan keharusan yang mesti dilakukan oleh penulis. Sehingga kemampuan

untuk mengolah cerita yang proporsional pun kian terasah.

E.Writers’s Block? Ah, Itu Sih Cemen!

Seorang penulis pasti pernah mengalami writer’s block. Mendapat kebuntuan di

tengah naskah yang masih jauh dari kata selesai. Masalah ini sangat merepotkan dan kadang

membuat putus asa. Rasanya sulit sekali meneruskan naskah yang sudah setengah jalan ini. di

mana-mana terasa mentok. Tidak mampu lagi berpanjang kata untuk mengurai cerita atau

mengurai konflik.

Writer’s block ini banyak sekali dibahas. Teorinya pun ada beragam. Ada yang

menyebut penyebabnya karena minimnya diksi sang penulis, ide yang tidak menarik, tidak

Page 103 of 117

Page 104: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

percaya diri untuk menuangkan kata, atau tergoda untuk pindah ke ide atau naskah lain yang

dianggap lebih menjanjikan.

Kalau saya pribadi, mengalami kebuntuan seperti ini biasanya disebabkan oleh dua

hal. Terlalu capek menulis (beberapa hari bekerja dalam jam kerja yang gila-gilaan karena

mengejar deadline) serta kekurangan bahan. Keduanya menjadi pemicu utama saya menjadi

benar-benar tidak bisa melanjutkan tulisan lagi. Apa pun yang ditulis, rasanya tidak akan

membuahkan hasil yang oke.

Jika kebetulan Anda mengalami hal senada, apa yang biasanya Anda lakukan? Berikut

ada beberapa langkah yang biasa dilakukan seorang penulis ketika berhadapan dengan

writer’s block ini.

Meninggalkan tulisan dan melakukan kegiatan yang tidak ada hubungannya sama

sekali dengan dunia tulis-menulis. Anda bisa memasak, bermain game, mengobrol

dengan teman, atau kegiatan lain yang benar-benar Anda sukai. Apa pun boleh asal

tidak terus-menerus melotot di depan komputer atau laptop dan hanya berdiam diri

dengan putus asa.

Membaca novel atau buku. Siapa tahu dari bacaan ini akan mengucur ide-ide menarik

lainnya yang akan membantu Anda mengatasi kebuntuan tadi.

Gambar 34. Membaca adalah kegiatan yang sangat bermanfaat untuk mengatasi

writer’s block.

Sumber : sukangeblog.blogdetik.com

Menonton juga bisa dijadikan alternatif. Seperti halnya membaca, adegan film yang

Anda tonton bisa memberi banyak sekali pencerahan.

Jangan lupa untuk berolahraga. Selain bisa membantu menyehatkan tubuh, olahraga

juga membuat asupan oksigen ke otak menjadi lancar. Siapa tahu, kegiatan duduk

yang terlalu lama di depan laptop telah membuat otak dipenuhi “kabut”.

Page 104 of 117

Page 105: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Jika beberapa hari belakangan Anda terpaksa bekerja hingga larut malam (bahkan

mungkin sampai pagi), kini saatnya untuk tidur. Tuntaskan segala penat dan kantuk

dengan cara terlelap. Lupakan dulu naskah yang membuat Anda frustasi, nikmati

istirahat Anda semaksimal mungkin. Oh ya, jika memungkinkan, pijat juga cukup

bagus untuk dilakukan.

Selain melakukan hal-hal di atas, ada hal lain yang Anda perlu perhatikan. Writer’s

block banyak berkaitan dengan ketidaksiapan Anda untuk melanjutkan tulisan alias kurang

bahan. Itulah sebabnya, sangat penting bagi penulis untuk membuat sinopsis terlebih dahulu.

Seperti yang sudah saya sampaikan berlembar-lembar halaman sebelumnya, sinopsis per bab

ini akan menjadi peta bagi penulis. Dia yang akan membawa Anda menyusuri jalan berliku

sehingga tiba pada kata “TAMAT” atau “SELESAI” yang diimpikan itu. Jika Anda sudah

memilikinya sebelum mulai menulis, writer’s block pasti enggan untuk mendekat dan

memusingkan Anda.

Di samping itu, jangan lupa mencari bahan dan melengkapi data yang diperlukan.

Sehingga tidak ada celah bagi Anda untuk merasa buntu dan tidak mampu terus menulis.

Bahan dan data membuat Anda memiliki persediaan amunisi untuk terus melanjutkan perang

hingga akhir.

Yang tak kalah penting adalah menulis apa yang memang Anda ketahui dengan baik.

Sehingga saat menulis kata-kata seakan mengalir deras dalam setiap pembuluh darah yang

ada di tubuh Anda. Hal sebaliknya akan terjadi bila Anda tidak menulis apa yang memang

benar-benar Anda ketahui. Akan ada banyak sekali kegamangan dan keraguan karena Anda

khawatir akan menulis narasi atau dialog yang tidak tepat. Sebab hal itu berarti membuka

celah bagi orang lain untuk mempertanyakan kemampuan Anda jika menyajikan informasi

yang keliru.

Sebagai penulis, tidak seharusnya merasa gentar pada kebuntuan. Anda pasti akan

menemukan cara yang tepat untuk mengatasinya, seiring dengan kemampuan yang terus

meningkat. Hingga tidak ada lagi writer’s block dalam episode selanjutnya saat Anda

kembali menulis.

Tanyakan juga pada diri Anda, ingin dibawa ke mana naskah ini. Ingat kembali cita-

cita awal saat hendak memulai kisah yang mentok ini. Jika sudah tahu, akan menjadi mudah

bagi Anda untuk kembali ke jalur awal.

Page 105 of 117

Page 106: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Pada dasarnya (menurut saya), writer’s block itu harus dilawan, bukan dimanjakan.

Kalaupun Anda terpaksa meninggalkan naskah yang sedang dirundung masalah itu, jangan

lakukan terlalu lama!

Jeda atau rehat menulis tidak boleh terlalu lama. karena dikhawatirkan gairah Anda

pada naskah tersebut malah meredup. Usahakan Anda hanya “menjauh” maksimal satu hari.

Esoknya, siapkan mental dan “peralatan perang” untuk melanjutkan perjalanan. Makanya,

jangan pernah lupakan sinopsis detail beserta data dan fakta pendukung. Dengan demikian,

tidak akan berani menghampiri!

F.Menundukkan Mood

Mood yang naik turun adalah persoalan klasik lain yang sering dihadapi oleh penulis.

Menurut saya, masalah ini seharusnya tidak menjadi problem raksasa yang memusingkan dan

membuat otot-otot di wajah menegang. Santai saja! Anda hanya perlu mengambil alih

kendali diri untuk mengatur mood. Jangan sampai mood yang justru mengatur dan

mengobrak-abrik pekerjaan.

Gambar 35. Mood digambarkan dengan berbagai ikon. Mood tidak seharusnya

mempengaruhi pekerjaan.

Sumber : quantifiedself.com

Jika Anda sudah memutuskan untuk menjadi seorang penulis, konsistenlah dengan

keputusan itu. Jangan plin-plan dan tidak fokus. Apa pun bidang karier yang Anda pilih,

fokus dan bekerja keras adalah dua hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Jika dalam

prosesnya Anda bersinggungan dengan hal-hal negatif yang melemahkan, bukan berarti harus

menyerah kalah, kan?

Semangat itu harus dijaga. Ingatkan diri sendiri untuk terus bekerja dengan maksimal.

Mood hanyalah bagian sederhana yang tidak perlu mempengaruhi kinerja Anda. Itulah

sebabnya sangat penting bagi seorang penulis untuk mengatur jam kerja yang tepat dan

Page 106 of 117

Page 107: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

paling membuat nyaman. Demikian juga dengan tempat untuk mengetik. Anda tentu orang

yang paling tahu emngenai hal-hal itu.

Seorang penulis harus berusaha keras untuk mengabaikan mood yang naik turun itu.

Sekali lagi, itulah pentingnya membuat konsep naskah yang sangat jelas dan detail. Jangan

lupa pula untuk terus memerah ide-ide keren yang akan membuat karya-karya Anda berkilau

indah.

Yang tak kalah penting adalah mempertahankan konsistensi. Setelah menetapkan

jadwal menulis, patuhilah jadwal tersebut! Kemudian buat juga target dan deadline untuk

tulisan Anda. Tentunya harus masuk akal dan sesuai dengan kemampuan. Kalau tidak

realistis, malah akan berkembang menjadi beban yang memberati punggung Anda dan

berakibat negatif.

Page 107 of 117

Page 108: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Penutup

Apa pendapat Anda setelah membaca e-book ini? Mungkin ada beberapa bagian yang

Anda tidak setujui, atau sebaliknya. Tiap orang pasti punya metode atau cara tersendiri. Yang

pasti, lakukan yang menurut Anda paling membuat nyaman.

Menulis memang pekerjaan hati, melibatkan gairah dan semangat yang mudah naik

turun. Akan tetapi, ketika Anda memutuskan untuk menjadi penulis, berusahalah untuk

berlaku profesional. Atur semuanya agar Anda bisa bekerja maksimal dan produktif. Tentu

tanpa mengabaikan kualitas.

Menulis punya segudang teori. Anda bisa menemukannya di dunia maya atau lewat

aneka buku yang beredar. Akan tetapi pada akhirnya yang terpenting adalah praktek. Teori

tanpa praktek adalah mustahil. Maka mulailah membaca banyak buku sebagai referensi, dan

kemudian tuangkan pikiran-pikiran Anda lewat tulisan. Semakin rajin Anda berlatih, tentu

semakin bagus pula mutu tulisan Anda.

Jadilah diri sendiri. Menulislah dengan gaya sendiri. Jangan mencoba mengekor orang

lain, karena Anda adalah sosok yang istimewa. Anda pasti punya keunikan dan ciri khas,

maka temukan itu dan jadikan sebagai identitas diri. Menulislah dari hati karena hasilnya

akan sangat berbeda.

Selamat menulis.

Page 108 of 117

Page 109: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Kencan Sehari dengan Leon (Bonus

Cerpen)

“Silakan duduk.”

Berpasang-pasang mata memperhatikan saat Amanda duduk dengan sikap kikuk yang

kentara.Bagaimana tidak? Di depannya duduk seorang cowok tampan, dan…terkenal.

Luisa dan Titi sudah pulang setelah memainkan “drama” yang membuat Amanda

jengah. Dua karibnya itu gembira hingga histeris ketika melihat Leon dan tak alpa meminta

tanda tangan.

“Kamu benar-benar makhluk beruntung.Biar aku saja yang menggantikanmu kencan

dengan Leon ya,” bujuk Titi berkali-kali. Itu yang terjadi begitu mereka tahu ketika Amanda

dipastikan mendapat hadiah yang luar biasa menggiurkan itu.

“Aku tidak mau kalian saling bunuh.Jadi, biar aku saja yang mengalah.Walau aku

benar-benar nggak tahu bagaimana bentuk makhluk bernama Leon itu,” gurau Amanda.

Sejenak gadis itu mengerutkan keningnya. “Kalian yakin dia pemain sinetron? Bukan

penyanyi, kan?” tanyanya.

‘Astaga,” Luisa geleng-geleng kepala.“Selama ini kamu hidup di gua ya sampai-

sampai tidak tau siapa itu Leon Fabian?” kecamnya tak habis pikir. Luisa memicingkan mata

dan menatap Amanda dengan raut takjub. Sementara yang dilihat malah bersikap acuh dan

tak peduli.

Heboh.Itulah yang terjadi kemudian, tatkala ketiganya bertemu Leon. Untungnya sang

bintang tak tampak kaget. Setelah beberapa kali difoto berdua untuk dokumentasi perusahaan

penyelenggara undian ini disusul pulangnya duo biang onar itu, Amanda disuguhi pandangan

ingin tahu orang-orang di restoran steak itu.

“Abaikan saja mereka,” cowok itu mengukir senyum indah.Gadis-gadis saling

berbisik dengan terang-terangan.

“Pasti mereka iri sekali padaku,” Amanda mencoba bergurau, untuk mengurangi

kecanggungannya.

Page 109 of 117

Page 110: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Cowok itu kembali tersenyum. Untuk pertama kalinya sejak mereka tadi

diperkenalkan, Amanda memandang tepat ke mata jernih itu. Baru disadarinya kalau bola

mata Leon berwarna coklat.

Diam-diam Amanda “menilai” sosok di depannya. Kulitnya coklat, jangkung, dengan

tubuh atletis.Wajahnya bahkan lebih tampan dibanding yang terlihat di sinetron atau

iklan.Berhidung tinggi, alis tebal dan rapi, tulang pipi yang indah, dan rambut nan tebal.

Namanya bule, tapi tampangnya melayu tulen. Amanda paling suka dengan matanya.

“Kamu mau pesan apa?” Leon memperhatikan daftar menu yang ada di tangannya.

Amanda pun sama. Hingga terjadi sesuatu yang membuat keduanya terpaksa menunda untuk

memesan makanan.

Setelah sebelumnya saling dorong, dua orang cewek berseragam SMP nekad

mendatangi Leon.Untuk apa lagi kalau bukan untuk meminta tanda tangan? Dan yang lain

segera mengikuti. Jadilah acara yang tadinya dijadwalkan untuk makan siang, berubah

menjadi ajang jumpa fans.

Leon pun menjadi sibuk seketika. Amanda meletakkan daftar menu di meja. Dia tidak

menyangka akan berhadapan dengan situasi seperti ini. Pihak panitia pun sepertinya tidak

mengantisipasi hal ini. Sehingga tidak ada semacam pencegahan untuk membuat acara

“kencan” ini benar-benar steril dari gangguan fans. “Hmm, ternyata cowok ini bener-benar

populer,” desah Amanda dalam hati.

Amanda membuang pandangan ke langit yang luas. Matanya menangkap contrail1

yang mulai samar. Matahari tersaput mendung yang kian jelas. Sepertinya hujan akan segera

turun.

Amanda gadis mungil yang hanya sedikit lebih tinggi dari bahu Leon. Wajahnya

tidak terlalu cantik tapi punya daya tarik yang tak bisa diabaikan.Apalagi dengan lesung

pipinya.Rambut sehatnya menyentuh punggung dengan bagian ujung yang ikal.Hanya bagian

ujungnya, tapi terlihat cantik sekali. Amanda berbibir tipis, dengan mata lebar yang cantik.

Hidungnya mungil, namun sangat proporsional. Dagunya lancip, dengan wajah berbentuk

hati.

Sesungguhnya dia tidak punya keinginan memenangkan hadiah “Kencan Sehari

Dengan Leon”.Amanda mengikuti undian yang diadakan sebuah perusahaan minuman

isotonik karena mengincar hadiah utamanya, sebuah netbook canggih. Itu adalah netbook

idamannya yang rencananya akan menggantikan kedudukan komputernya tersayang. Tapi

‘malangnya’ dia justru memenangi hadiah kedua. Dan disinilah ia berada bersama sang

1Garis putih yang dihasilkan oleh pesawat terbang.

Page 110 of 117

Page 111: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

bintang iklannya. Sebenarnya, kencan sehari tak lebih dari makan siang beberapa

jam.Judulnya saja yang bombastis.

Amanda memang keranjingan ikut undian.Hampir semua jenis undian pernah

diikutinya.Dia pernah memenangi Ipod, sepeda gunung, dan handphone.Cukup lumayan

meski dia belum pernah sukses menggondol hadiah utama. Ini kesempatan pertamanya,

hadiah yang justru tidak diminatinya.

“Ayo kita pergi dari sini,” Leon menarik tangan Amanda dengan tergesa. Lamunan

Amanda pun terputus dengan paksa.“Kalau kita terus disini, antrian yang minta tanda tangan

akan semakin panjang,” imbuh Leon lagi.

Amanda mengikuti dengan langkah terseok.Cowok ini memiliki langkah-langkah kaki

yang panjang.Amanda yang mungil harus mengeluarkan usaha ekstra untuk

mengimbanginya.

Mereka meninggalkan restoran steak itu dan segera menuju mobil Leon yang diparkir

tak jauh dari pintu masuk.

“Pasti kamu sering mengalami peristiwa kayak tadi,” desis Amanda sambil memasang

sabuk pengaman.

“Lumayan.”Leon berkonsentrasi menyetir.Sekilas Amanda memperhatikan SUV2

keren yang ditumpanginya ini.Tak banyak berisi pernak-pernik seperti mobilnya.Simple tapi

nyaman. Yang menonjol mungkin hanya seperangkat stereo set yang harganya jelas tidak

murah.

Mereka menyusuri jalanan kota Bogor yang selalu ramai. Gerimis mulai menitik satu

persatu membasahi kaca jendela. Amanda tak pernah membayangkan bahwa ada hari ini

dalam hidupnya Cewek lain mungkin sudah semaput karena bahagia, atau pingsan karena

kehabisan oksigen. Akan tetapi dia biasa saja. Lain cerita kalau sosok

disebelahnyaadalahMichael Schumacher3.

“Maaf ya, ‘kencan’ kita jadi berantakan.Tadinya kukira makan disitu lebih

nyaman.Itu dulu tempat favoritku.”

“Dulu?”

“Sebenarnya masih sampai sekarang.Tapi aku sudah hampir setahun tidak pernah

kesitu lagi.Biasa, jadwal syuting terlalu padat,” bilang Leon.

2SUV (Sport Utility Vehicle) merupakan jenis kendaraan penumpang yang digabungkan dengan kemampuan membawa barang.3 Michael Schumacher pembalap asal Jerman dan menjadi juara dunia F1 sebanyak 7 kali, lima kali diantaranya diraih secara berturut-turut.

Page 111 of 117

Page 112: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

“Panitia tidak membuat persiapan dengan baik. Mereka harusnya sudah

mempertimbangkan masalah kayak gini,” ulas Amanda. Lalu dia tiba-tiba merasa tidak

sopan. “Ups, maaf.”

Leon tertawa kecil. “Minta maaf untuk apa? Aku yang minta acara hari ini jangan

ribet dengan aturan.”

“Wajahmu terlalu familiar. Makanya cewek-cewek langsung berbaris, kayak antre

sembako.”

“Mungkin.Tapi tidak untukmu. Buat kamu, wajahku tidak familiar, kan?”

Amanda mengernyitkan dahinya.Bagaimana dia bisa tahu?

Pikiran Amanda seolah terpantul di udara dan didengar Leon. Cowok itu pun

menjelaskan. “Aku tadi melihatmu celingukan saat temanmu histeris dan menunjuk

kearahku.Padahal hanya ada dua orang cowok disitu.Dan yang satunya masih terlalu muda

untuk berumur 21 tahun.”

Amanda merasa tak enak. “Maaf,” ujarnya.

Leon terkekeh geli. Cowok itu melirik ke arahnya sekilas. “Kalau boleh tahu, kenapa?

Selama ini aku mengira kalau wajahku ini gampang dikenali. Jadi agak syok waktu ada

remaja cewek yang... sebaliknya,” akunya.

Amanda benar-benar merasa serba-salah. Apa yang harus dikatakannya? “Kamu

benar-benar mau tau?”

Leon mengangguk. “Yup. Jawaban yang jujur, ya?”

Apa boleh buat. Amanda juga merasa kalau memberikan jawaban basa-basi tidak ada

untungnya. “Sebenarnya, aku nggak suka... sinetron. Aku lebih suka nonton film-film

dokumenter, serial Korea, atau The Biggest Loser4,” katanya jujur. Ya, untuk apa berpura-

pura? Walau dilanda gelombang ketidaknyamanan, namun Amanda merasa lebih baik bicara

apa adanya. Toh mereka cuma bersama selama beberapa jam.Ada baiknya Leon tahu bahwa

tak semua orang memujanya.

‘Tak suka sinetron? Kenapa?” Leon dipenuhi penasaran.

“Masih mau jawaban jujur?” gurau Amanda.

“Iya, dong!” tukas Leon.

Amanda tertawa kecil.“Aku tahu sinetron ratingnya tinggi, tapi maaf sekali ceritanya

hmm... nggak mendidik.Banyak adegan kekerasan atau kata-kata makian.Bikin serem.Dan

4 Sebuah acara reality show dari Amerika yang menayangkan perjuangan sekelompok orang gemuk untuk menurunkan berat badan dengan cara diet dan olahraga yang cukup keras. Pemenang utamanya berhak untuk hadiah senilai 250.000 dolar.

Page 112 of 117

Page 113: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

hampir semua menampilkan kisah yang mirip. Anak yang tertukar, rebutan harta, atau

rebutan cowok. ”

Leon tertawa.Mata coklatnya menyipit.“Pantas saja kamu nggak kenal aku.Padahal

penggemarku paling banyak seusia kamu.Aku berani bertaruh, kamu pasti nggak senang

menang hadiah ini,” tebaknya. Leon hanya bermaksud bercanda, namun dia kaget ketika

Amanda terdiam. Penasaran, cowok itu melirik ke samping dan melihat wajah Amanda

merah padam.

“Sejujurnya saja sepuluh menit yang lalu jawabanku adalah ‘iya’.Aku naksir netbook-

nya,” tutur Amanda blak-blakan. Sudah kepalang, tidak perlu lagi untuk berpura-pura,

pikirnya.

“Kenapa sepuluh menit bisa mengubah pendapatmu?”Leon penasaran.

“Kamu ini penuh rasa ingin tau ya? Banyak pertanyaan.Apa nggak terpikir kalau aku

juga suka rahasia?” elak Amanda.

Leon tersenyum lagi. Suaranya seakan bergema di dalam mobil. “Terus terang aja,

cewek seperti kamu itu langka untukku. Sejak dikenal publik, baru kali ini ada orang nggak

suka ketemu aku, kencan lagi. Maaf, bukannya aku bermaksud sombong ya.Cuma rasanya

gimanaaa gitu ternyata ada orang yang anti sinetron.Berarti hasil survei rating acara televisi

nggak mewakili, dong!”

Amanda tertawa dengan bahu terguncang lembut.Lesung pipinya begitu

menawan.Tawanya menulari Leon.Cowok itu pun akhirnya ikut melepas gelak.

“Astaga,” tiba-tiba wajah Leon berubah pias dan beberapa detik kemudian mobilnya

diparkir dengan tergesa di pinggir jalan. Amanda kaget bukan kepalang.

“Ada apa?Kamu menabrak sesuatu?Atau melanggar rambu lalu lintas?Ada syuting?”

tanyanya panik.

Mereka bertatapan. Dan dengan suara rendah untuk menutupi rasa malu, Leon

berbisik, “Dompetku ketinggalan...”

Kali ini Amanda tak bisa menahan diri.Tawanya meledak tanpa henti sementara Leon

hanya terperangah tanpa kata.

“Aku kira kita menghadapi bencana besar.Ternyata cuma masalah dompet. Astaga,

keningku hampir saja benjol kalau saja tidak pakai sabuk pengaman.”

Leon menggeleng tidak setuju. “Bagiku ini masalah besar. Apalagi aku kan harus

traktir kamu. Kartu identitas, ATM, dan kartu kredit di dompet semua.Mati aku,” Leon

menepuksetir dengan gemas.Dari arah belakang terdengar suara klakson yang bersahut-

sahutan tanpa jeda.

Page 113 of 117

Page 114: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Amanda menjadi panik. “Ayo kita jalan, jangan sampai dimarahi orang apalagi

ditilang. Ayo!”

Leon memang menurut tapi wajahnya masih berwarna-warni.Sebentar merah sebentar

pucat.

“Aku telepon manajerku dulu ya.”

“Buat apa?Mau minta duit? Emangnya kamu mau makan apa? Biar aku yang

traktir.Ini kehormatan untukku lho,” sergah Amanda. Bintang sinetron itu terpana mendengar

kata-katanya itu.

Tentu saja Leon menolak mentah-mentah, tapi Amanda terus membujuk tak putus

asa. “Ayolah, jangan gengsi.Ini nggak akan masuk infotainment, kok. Atau begini saja, aku

ajak kamu ke tempat makan favoritku.Gimana?” Amanda memberi alternatif.

Leon tampak serba salah.Harga dirinya sebagai cowok dan kebetulan selebriti cukup

menyulitkan.Dibayarin makan oleh cewek asing yang jadi kencannya?Bagaimana kalo

perusahaan minuman isotonik yang mengontraknya jadi bintang iklan mengetahui hal ini?

Bisa rusak namanya.Bukankah mereka telah memberinya aneka fasilitas dan kemudahan

untuk acara ini?Dan bukankah dia sendiri yang ingin kencan ini berjalan lebih personal

sehingga menolak ditemani siapapun?

Tapi tampaknya Amanda tak mengenal penolakan.Gadis mungil yang tampak lembut

itu, ternyata sangat keras kepala. Dan disinilah mereka akhirnya terdampar.Di sebuah rumah

makan sunda dengan bangunan bergaya tradisional. Sekelilingnya dilapisi anyaman bambu.

Amanda memilih area lesehan yang letaknya agak di belakang dan dibangun diatas kolam

ikan.Suara gemericik air tanpa henti yang keluar dari pancuran bambu memberi efek

menenangkan.

“Kamu sering kesini?” sebenarnya itu pertanyaan bodoh.Saat mereka masuk, Amanda

langsung disapa penuh keakraban oleh para pelayan.Harusnya itu menunjukkan seberapa

sering gadis itu ke tempat ini.

“He eh,” Amanda mengangguk.Lalu dengan cekatan dia segera menulis pesanan.

“Tolong tuliskan pesananku sekalian,” sindir Leon halus.

“Tenang aja, aku pilihkan makanan yang enak untukmu. Biar wajahmu nggak pucat

terus.”

Leon tersenyum pahit.Tadi pagi bila ada yang bertanya apakah mungkin dia ditraktir

cewek asing, tanpa pikir dia pasti menjawab TIDAK MUNGKIN. Akan tetapi, saat ini dia

tidak punya pilihan lain.

Page 114 of 117

Page 115: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Harus diakui, tempat makan pilihan Amanda tidak jelek.Makanannya pun enak.Entah

sudah berapa lama Leon tidak menyantap makanan seperti ini. Ayam goreng, karedok,

sambal terasi, dan tempe bacem. Nikmatnya.

Tapi Leon ternganga melihat Amanda yang dengan gesit menghabiskan 2 potong

ayam goreng, hampir sepiring karedok, dan dua porsi nasi putih.Astaga.Benar-benar bukan

cewek biasa, pikirnya.

“Jangan kagum begitu,” Amanda terkekeh sembari mendorong piringnya yang sudah

licin. Amanda sendiri tidak tahu mengapa dia bisa merasa nyaman dengan cowok ini. dia

bahkan tak sungkan melemparkan gurau. Andai Titi dan Luisa melihat ini, tak terbayang

komentar pedas mereka. Apalagi jika mengingat bagaimana Amanda sempat ogah-ogahan

dengan hadiah ini.

“Baru kali ini aku ketemu cewek gembul kayak kamu.”

“Aku nggak pintar pura-pura walau di depan seleb top. Cewek-cewek yang ketemu

kamu pasti jaim.Kalo aku nggak sanggup begitu.”

Leon geleng-geleng kepala.Cewek ini sangat benar.

“Oh ya, aku berterimakasih karena kita batal makan di restoran steak tadi.Aku punya

sebuah rahasia kecil,” Amanda memajukan tubuhnya.Matanya berbinar jenaka. “Aku benci

steak,” bisiknya.

Ponsel Leon tiba-tiba berdering. Cowok itu beranjak dari tempat duduknya dan

menjauh sebelum menjawab telepon.Amanda hanya bisa mendengar beberapa kata.

Kencan…bencana….fans…dompet…sebentar lagi…

Tiba-tiba Amanda merasa jengah pada dirinya sendiri. Hei, mengapa dia merasa

nyaman bersama Leon?Jauh dari bayangannya sebelumnya? Semula dia kira akan bertemu

sosok angkuh nan sombong. Amanda juga menerka kalau acara “kencan” ini akan menjadi

siksaan paling kejam di usia remajanya.

“Pacarmu ya?” tebaknya seenaknya.

“Manajerku,” Leon merasa tak perlu menjelaskan lebih jauh.Toh, Amanda bisa dapat

info tentang dirinya dengan gampang.Tapi dia langsung ingat kalau gadis tidak pernah

menonton sinetron. Dan sepertinya gosip selebriti juga.

“Aku belum punya pacar.Susah mencari orang-orang yang mencintaiku apa adanya.

Mencintaiku bukan sebagai Leon Fabian, tapi sebagai Leo Rusdiana.” Leon menyesap

minumannya perlahan.

“Leo Rusdiana? Itu.. eh... itu nama aslimu?” Amanda terbelalak.

“Ya.”

Page 115 of 117

Page 116: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Amanda mati-matian menahan tawa.Dia tidak ingin Leon tersinggung dan merasa

dilecehkan. Namun Amanda bisa membaca tawa di mata cowok itu. Mungkin dia pun merasa

geli juga.

Leon tiba-tiba bersuara. “Maaf ya sepertinya aku harus pulang sekarang.Ada janji

dengan klien mau fish spa5.”

“Kamu mau fish spa?” Amanda melongo.Dia bukan cewek kolot, tapi tetap saja ada

banyak hal yang membuatnya terkaget-kaget.Leon mengangguk.

“Maaf kita terpaksa pisah disini,” Leon kemudian merebut ponsel Amanda dan mulai

memencet keypad dengan cekatan.Kemudian dia menelepon ke ponselnya sendiri dan

menyimpan nomor Amanda.

“Nomor pribadiku udah disimpan.Cuma keluarga dan manajemen yang tau nomor

ini.Sekali lagi maaf karena ‘kencan dengan Leon’ jadi kacau.”

Amanda tersenyum manis. Mereka bertatapan.“Kencan denganmu ternyata

mengasyikkan, kecuali bagian dimintai tanda tangan tadi.Makasih ya,” gumamnya dengan

suara perlahan.

“Bayar dulu makanan kita.Aku janji nanti kuganti duapuluh kali lipat,” Leon

mengingatkan Amanda.

“Mana dia punya duit untuk bayar,” sesosok tubuh tinggi besar yang

mengingatkannya pada beruang grizzly6 muncul tiba-tiba. Membuat jantung Leon terasa

berhenti berdetak dan lepas dari tempatnya. Langsung terbayang di benaknya berita heboh di

infotainmen.

Amanda tergelak. “Jangan bikin dia takut, Om!Lihat, wajahnya udah nggak

berdarah.”

Lalu Amanda berbalik ke arahnya. “Ini restoran nenekku, jadi kita nggak perlu bayar.

Sebenarnya... dompetku juga ketinggalan di mobil temanku tadi,” Amanda tersenyum

nakal.Lesung pipinya tercetak indah. Leon hanya bisa bengong tanpa kata.Perlahan, dia

merasa hidup lagi. Jantungnya kembali berdetak normal. Tulang-tulangnya yang serasa

menjadi jeli, sudah kembali.

Hadiah undian itu berbuah kencan nyata kemudian.Leon dan Amanda memutuskan

untuk melangkah di atas selera mereka yang saling berpunggungan. Leon tetap dengan segala

kesibukannya di dunia entertainmen, dan Amanda yang masih tetap saja tidak bisa menyukai

sinetron. Meskipun sang kekasih yang menjadi bintangnya. 5 Spa yang dilakukan dengan bantuan ikan Garra Rufa yang bertugas menghilangkan sel kulit mati dengan cara menggigiti kulit manusia.6Karnivora terbesar yang hidup di darat.Tingginya mencapai 3 meter dengan berat hingga 1 ton.

Page 116 of 117

Page 117: Bagaimana Cara Menulis Buku Fiksi - EDITED.doc

Catatan : Cerpen ini menjadi juara 1 pada lomba cerpen tabloid Gaul tahun 2009

dan pernah dimuat di majalah Story. Cerpen ini sudah mengalami sedikit perubahan.

Tentang Penulis

Indah menyukai dunia menulis sejak SMP. Cerpen perdananya dimuat di majalah

Aneka Ria (sekarang Aneka Yess). Sejak itu puluhan cerpennya sudah pernah menembus

media nasional.

Setelah bekerja dan menikah, Indah sempat berhenti menulis cukup lama. Dan baru

kembali merangkai kata di pertengahan tahun 2009. Saat ini Indah lebih banyak menulis

novel dan buku nonfiksi. Dunia cerpen sudah hampir tidak pernah tersentuh lagi.

Novel-novel karya Indah yang pernah dibukukan antara lain : Mendua (GagasMedia,

2010), Black Angel (Stiletto Book, 2011), Jungkir Balik Dunia Mel (Bentang Belia, 2012),

Loves in Insa-Dong (Rumah Ide, 2012), Matryoshka Bernyanyi (Tiga Serangkai, 2012), serta

Cinta Tanpa Jeda (Bukune, 2012).

Indah bisa dihubungi via email-nya : [email protected].

Page 117 of 117