cara membuat cerita fiksi

25
1MEMBANGUN KARAKTER DALAM KARYA FIKSI Cara Membangun Karakter dalam Karya Fiksi Penulis: jonru Karakterisasi merupakan salah satu unsur dalam membangun sebuah karya fiksi, baik itu cerpen atau novel. Pembuatan karakter tokoh yang baik akan menjadi salah satu penentu kualitas dari karya fiksi tersebut. Bagaimana membangun karakter tokoh cerita yang baik? Berikut adalah beberapa di antaranya: 1 Melalui ucapan-ucapan si tokoh Ucapan si tokoh dalam menggambarkan karakternya. Orang yang sopan tentu berbeda cara ngomongnya dengan orang yang bengal. Orang pemarah tentu beda cara ngomongnya dengan orang yang penyabar. Demikian seterusnya. 2 Melalui pemberian nama Dalam kehidupan nyata, nama seseorang memang tidak identik dengan sifat dan perilaku orang tersebut. Tapi dalam dunia fiksi, kita bisa memberikan nama-nama tertentu untuk memberikan kesan karakter yang berbeda-beda. Misalnya, nama Dewi cenderung berkesan anggun dan keibuan. Sedangkan nama Susan cenderung berkesan centil dan genit.Pemberian nama juga hendaknya disesuaikan dengan setting cerita dan karakter etnis dari tokoh tersebut. Misalnya, aneh rasanya jika anda menceritakan seorang tokoh yang beragama kristen, tapi dia bernama Abdullah. Atau anda menceritakan tentang seorang tokoh yang ber-etnis sunda, dan sejak lahir hingga dewasa tinggal di Sukabumi, tapi dia bernama Michael. Kalaupun anda harus memberikan nama yang seperti itu, hendaknya anda memberikan penjelasan yang memadai mengenai hal itu (mengapa orang sunda yang sejak lahir tinggal di Sukabumi bisa punya nama Michael, dan sebagainya) 3 Melalui diskripsi yang disampaikan oleh si penulis Ini adalah cara yang cukup umum dan gampang. Contohnya: “Wina adalah gadis yang amat penyabar, ia selalu memulai ucapannya dengan senyuman.” 4 Melalui pendapat tokoh-tokoh lainnya di dalam karya tersebut Contoh: Nia berkata, “Joko itu pelit banget deh. Masa udah ketahuan di dompetnya banyak duit, dia masih bela-belian ngaku lagi bokek!”

Upload: arifin-saputro

Post on 01-Jul-2015

783 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: cara membuat cerita fiksi

1MEMBANGUN KARAKTER DALAM KARYA FIKSICara Membangun Karakter dalam Karya Fiksi

Penulis: jonru

 

Karakterisasi merupakan salah satu unsur dalam membangun sebuah karya fiksi, baik itu cerpen atau novel. Pembuatan karakter tokoh yang baik akan menjadi salah satu penentu kualitas dari karya fiksi tersebut.

Bagaimana membangun karakter tokoh cerita yang baik? Berikut adalah beberapa di antaranya:

1 Melalui ucapan-ucapan si tokohUcapan si tokoh dalam menggambarkan karakternya. Orang yang sopan tentu berbeda cara ngomongnya dengan orang yang bengal. Orang pemarah tentu beda cara ngomongnya dengan orang yang penyabar. Demikian seterusnya.

2 Melalui pemberian namaDalam kehidupan nyata, nama seseorang memang tidak identik dengan sifat dan perilaku orang tersebut. Tapi dalam dunia fiksi, kita bisa memberikan nama-nama tertentu untuk memberikan kesan karakter yang berbeda-beda. Misalnya, nama Dewi cenderung berkesan anggun dan keibuan. Sedangkan nama Susan cenderung berkesan centil dan genit.Pemberian nama juga hendaknya disesuaikan dengan setting cerita dan karakter etnis dari tokoh tersebut. Misalnya, aneh rasanya jika anda menceritakan seorang tokoh yang beragama kristen, tapi dia bernama Abdullah. Atau anda menceritakan tentang seorang tokoh yang ber-etnis sunda, dan sejak lahir hingga dewasa tinggal di Sukabumi, tapi dia bernama Michael. Kalaupun anda harus memberikan nama yang seperti itu, hendaknya anda memberikan penjelasan yang memadai mengenai hal itu (mengapa orang sunda yang sejak lahir tinggal di Sukabumi bisa punya nama Michael, dan sebagainya)

3 Melalui diskripsi yang disampaikan oleh si penulisIni adalah cara yang cukup umum dan gampang. Contohnya: “Wina adalah gadis yang amat penyabar, ia selalu memulai ucapannya dengan senyuman.”

4 Melalui pendapat tokoh-tokoh lainnya di dalam karya tersebutContoh:Nia berkata, “Joko itu pelit banget deh. Masa udah ketahuan di dompetnya banyak duit, dia masih bela-belian ngaku lagi bokek!”

5 Melalui sikap atau reaksi si tokoh terhadap kejadian tertentuContoh:Ketika seorang anak memecahkan gelas, apa yang dilakukan ibunya? Dalam hal ini, kita harus merumuskan dulu secara jelas, bagaimana karakter si ibu. Apakah dia pemarah, penyabar, suka mencaci-maki, dan sebagainya.Jika yang kita ceritakan adalah seorang ibu yang penyabar dan penuh pengertian, maka kita tentu tidak akan membuat kalimat yang menceritakan bahwa si ibu marah besar lalu memaki-maki anaknya.

6 Atau cara-cara lain yang bisa memperkuat karakter seorang tokoh.

 

Tak ada salahnya jika anda memperkuat karakter seorang tokoh dengan “menempeli” dirinya dengan hal-hal unik. Misalnya: Dulu saya pernah menulis sebuah karya fiksi, yang di dalamnya terdapat tokoh Doni yang setiap omongannya selalu diakhiri dengan kata “kok” (walau kok-nya itu tidak pas). Misalnya:“Loe habis dari mana, kok?”“Emang, kok. Dia memang suka gitu, kok. Gue aja ampe heran, kok.”

Page 2: cara membuat cerita fiksi

CATATAN:Jangan sekali-lagi merusak karakter tokoh dengan hal-hal yang kontradiktif. Misalnya: Anda menceritakan tentang tokoh Ali yang penyabar dan selalu santun dalam bicara. Namun dalam sebuah bagian cerita, Anda membuat kalimat seperti ini:

Ali sangat terkejut mendengar cerita Hasan. Dadanya bergemuruh, mukanya merah, dan ia menatap Hasan penuh kebencian. “Bajingan loe!” teriaknya dengan kasar.

Memang, kadang-kadang manusia bisa melakukan sesuatu yang tidak sejalan dengan karakternya. Jika ini terjadi, anda pun harus menjelaskannya dengan gamblang. Misalnya, “Ali marah besar karena ia sudah kehilangan batas kesabaran. Lagipula hari itu dia sedang stres berat.”

Semoga bermanfaat!

1.1MENGORGANISASIKAN BAHAN YANG AKAN DIKEMBANGKAN DALAM MENULIS PROSA FIKSI

Diposkan oleh Uman Schatzi Jumat, 04 Maret 2011

PERSIAPAN MENULISSebelum melakukan penulisan seorang penulis harus mempersiapkan hal-hal yang akan diperlukan dalam proses penulisan. Menurut Ari (2007 : 21) dalam persiapan menulis ada beberapa hal yang harus kita perhatikan diantaranya1. Ide CeritaKunci utama yang harus kita siapkan dalam penulisan prosa fiksi adalah ide cerita yang Brilliant. Ada banyak car dalam mencari ide dan ide bisa saja datang kapan saja. Cara yang dapat kita lakukan untuk mencari ide diantaranya:a. Melawan kebiasaan yang membosankanb. Tidak usah fokus mencari idec. Mendengar pembicaraan orangd. Mulai menulis di buku harian atau menulis di blog e. Tidak membohongi perasaanf. Coba dengan hal yang barug. Membuat tema yang bedah. Perankan orang lain dalam seharii. Tidak perlu malu dan lelahj. Ambil hikmah dari setiap peristiwak. Membawa buku catatan setiap kita pergil. Jalan-jalan ketempat barum. Mendengar kata hati, dll2. NiatNiat untuk mulai menulis dalam hal ini harus kita perhatikan untuk memberi semangat pada diri kita sendiri.3. Peralatan dan perlengkapanPeralatan dan perlengkapan yang dapat kita siapkan dalam menulis prosa fiksi adalaha. Kertas kosongb. Pulpenc. Komputer atau laptopd. Tape recorder4. Waktu dan tempatSebelum menulis kita harus mempersiapkan waktu dan tempat yag tepat.5. Jenis ceritaJenis cerita penting kita perhatikan sebelum menulis sebuah prosa fiksi. Misalkan kita akan menulis

Page 3: cara membuat cerita fiksi

novel maka kita harus menentukan dahulu genre novel yang akan kita tulis.6. Sasaran ceritaDalam menulis prosa fiksi ada bainya kita memperhatikan sasaran pembaca. Misalkan dilihat berdasarkan umur, atau berdasarkan kepentingan.7. Tema ceritaTema cerita berkaitan erat dengan sasaran yang hendak kita tuju. Tema yang dapat kita pilih dalam menulis prosa fiksi misalnya percintaan, persahabatan, keluarga, perselingkuhan, asimilasi budaya, religi, kepahlawanan, petualangan, balas dendam, dan kriminal.8. Premis CeritaPremis cerita merupakan cerita inti yang menentukan arah cerita sekaligus menjelaskan tujuan cerita.9. Alur ceritaAlur cerita merupakan jalan cerita. Jalan cerita penting sekali dalam menulis.10. Seting ceritaSeting meliputi tempat, waktu dan suasana cerita. Dalam menulis prosa fiksi setting harus kita tentkan11. Sudut pandangSudut pandang adalah cara bercerita atau cara bertutur.12. Penentuan judulJudul merupakan hal yang paling penting dalam menulis prosa fiksi.13. Pengumpulan materi ceritaDalam menulis fiksi kadang-kadang ada penggabungan antara fiksi dan non fiksi. Misalnya kita menguraikan fiksi namun tempatnya nyata/ nonfiksi karena ada dan bisa dilihat.14. Hal-hal unikUntuk memikat pembaca-kita perlu mempertimbangkan hal-hal yang unik.15. Sinopsis ceritaKalau kita sudah memiliki premis maka kita membuat sinopsis agar cerita lebih mantap dan terarah.16. Pengembangan lebih rinciUntuk membangun cerita yang rinci, sinopsis yang telah kita buat tadi, kita kembangkan secara lebih terperinci misalnya membuat bagian-bagian.17. Tentukan deadlineSetelah kita merasa materi yang kita butuhkan telah cukup maka kita tentukan deadline atau batas waktu penulisan.

Memang, para penulis memiliki pengalaman yang berbeda satu sama lain, namun setidaknya pengalaman tersebut dapat menjadi bahan pelajaran bagi penulis pemula. Dan walaupun setiap orang mempunyai cara tersendiri dalam berkarya, berikut ini kiat dalam menuis novel menurut Nugraha (dalam http://kh4bh4yh4n.multiply.com)

a) Menggali ideKita sebagai pemula dalam menulis, mungkin seringkali kebingungan mencari ide. Padahal, ide itu bisa kita dapatkan dimanapun, kapanpun, dan tentang apapun. Yang penting jangan diam.

Pertama, cobalah melakukan sesuatu, karena adakalanya ide muncul ketika kita sedang melakukan suatu aktifitas dan saya percaya akan hal itu. Walaupun, tak jarang ada yang mengatakan jika penggalian ide sifatnya sangat personal dan seringkali berkaitan dengan pengalaman pribadi.Yang pasti, ide itu tidak muncul dari langit. Dan hanya penulis yang produktif yang akan selalu memiliki banyak ide untuk dituangkan ke dalam tulisan. Karena baginya tak ada hari dan waktu tanpa ide yang dapat dibuat tulisan.

“Saya sendiri ketika menulis novel "Untukmu Ayu", idenya muncul takkala saya sedang

Page 4: cara membuat cerita fiksi

menghabiskan waktu saya di sebuah perkebunan teh di Bandung. Kemudian sesampainya di rumah, saya langsung menuangkannya ke dalam tulisan”. (Nugraha, http://kh4bh4yh4n.multiply.com)

Kedua, perbanyaklah membaca. Apapun bentuk bacaannya. Bisa buku, majalah, Koran, tabloid, dan lain-lain. Karena dengan banyak membaca akan menambah pengetahuan kita. Yang penting bacaan itu bisa merangsang munculnya sebuah ide dan keinginan menulis.

“Hampir separuh kamar saya penuh dengan buku, mulai dari buku-buku politik, hukum, komunikasi, hingga novel dan kumpulan cerpen. Bagi saya, buku adalah harta yang sangat berarti. Bahkan, saya memiliki buku sastra terbitan tahun 1928 yang hingga kini masih terawat dengan baik. Semua itu demi menambah pengetahuan saya dan bisa menjadi referensi saya dalam menulis. Ingat! penulis yang baik adalah pembaca yang baik pula”. (Nugraha, http://kh4bh4yh4n.multiply.com)

Terakhir, mulailah untuk mencoba mengamati sekitar kita. Karena bisa saja dengan mengamati lingkungan di sekitar kamu, sebuah ide bisa muncul. Siapa tahu di sekitar kita ada sesuatu yang menarik untuk dijadikan tulisan.

b) Menentukan temaSetelah kamu mendapat ide, langkah selanjutnya adalah mencoba mengembangkan ide yang kamu dapat menjadi sebuah tema tulisan. Misalnya kita mendapatkan sebuah ide tentang seorang gadis dan kekasihnya, mungkin kita bisa mengembangkannya menjadi sebuah tema, seperti kegelisahan si gadis karena kekasih pujaannya tak kunjung datang. Atau jika kita mendapatkan ide tentang ibu dan anaknya, kamu bisa saja mengembangkannya menjadi sebuah tema, seperti kekecewaan ibu karena nasihatnya selalu tidak dituruti oleh anaknya. Yang pasti, menentukan tema sangat penting agar tulisan kita dapat lebih terarah dan tidak menyimpang dari ide awal.

c) Merumuskan masalahLangkah selanjutnya adalah merumuskan masalah. Dalam tahap ini, kita harus menentukan permasalahan yang dihadapi oleh antar tokoh. Misalnya, ibu kecewa karena seringkali menasihati anaknya, selalu tidak dituruti dan dibantah. Misalnya, anaknya tidak pernah menuruti dan sering membantah nasihat ibunya karena pergaulannya yang salah dan nakal.

d) Tulislah sinopsisLangkah ini menjadi penting bagi pemula dalam menulis. Berbeda dengan penulis yang sudah berpengalaman. Mereka seringkali melupakan sinopsis. Sinopsis sebenarnya merupakan rangkuman dari keseluruhan tulisan yang telah selesai dikerjakan. Tapi, untuk penulis pemula sinopsis dapat menjadi panduan ketika hendak menulis.

Menurut Didik (dalam http://mega-thea.blog.friendster.com) ada bebarapa tips yang dapat digunakan dalam penulisan prosa fiksi. Tips-tips tersebut meliputi :1. Memilih Sudut PandangSudut pandang atau point of view di dalam cerita fiksi pada prinsipnya adalah siapa yang menceritakan cerita tersebut. Sudut pandang itu seperti kita melihat sesuatu peristiwa melalui mata ’seseorang’. Kejadian yang sama di mata anak-anak dan orang dewasa tentu berbeda, sehingga sudut pandang sangat berpengaruh pada bagaimana cerita itu akan diceritakan. Bagaimana nuansa, gayanya, dan bahkan makna cerita itu bisa berbeda tergantung sudut pandang mana yang dipakai.Ada dua sudut pandang yang biasa dipakai di dalam penulisan fiksi, antara lain:a) First Person Point of View (Sudut Pandang Orang Pertama)

Page 5: cara membuat cerita fiksi

Di sini, narator berperan sebagai salah satu karakter. Karakter dipakai biasanya adalah karakter utama di cerita. Biasanya sudut pandang ini mudah dikenali, dengan ‘aku’ atau ’saya’ sebagai karakter utama.

b) Third Person Point of View (Sudut Pandang Orang Ketiga)Sudut pandang orang ketiga dipakai bila kita menggunakan narator yang tidak ikut menjadi salah satu karakter fiksi tersebut. Namun, narator tersebut mengetahui apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh karakter-karakter tersebut. Mungkin bisa kita analogikan sebagai reporter di cerita pembunuhan di atas.

Sudut pandang orang ketiga bisa dibedakan lagi menjadi Omniscient atau Limited. Kalau di Omniscient Point of View, orang ketiga tersebut mengetahui semuanya tentang seluruh karakter cerita, baik perasaannya atau pikirannya. Sedangkan yang Limited, orang ketiga itu hanya mengetahui tentang beberapa karakter saja.

2. Detil CeritaBeberapa kelemahan yang sering ditunjukkan oleh para penulis pemula adalah sedikitnya detil yang digunakan untuk memperkuat cerita. Padahal walaupun sepele, detil berguna untuk menambah kekuatan karakter ataupun memperkaya setting.Cerita kita akan lebih nyata kalau dibantu dengan detil. Manusia memiliki berbagai macam indera. Gunakan indera tersebut untuk membuat cerita kita nyata di mata pembaca, di telinga pembaca, di lidah pembaca, di hidung pembaca, atau di kulit pembaca.

3. Teknik PenulisanSebuah kisah yang sesungguhnya menarik, di mata pembaca bisa menjadi kurang menarik atau bahkan menjadi hambar, hanya karena teknik penulisan. Demikian juga cerita yang biasa-biasa saja bisa menjadi sangat menarik, juga karena teknik penulisan.

4. Pahlawan dengan Ratusan MukaSalah satu buku paling berpengaruh di dunia penulisan, dan juga di dunia film adalah The Hero With A Thousand Faces karya Joseph Campbell yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1949. Salah satu pembuat film Holywood yang pertama kali mengakui pengaruh buku Joseph Campbell ini dalam filmnya adalah George Lucas. Ia mengatakan bahwa Star Wars yang pertama kali tayang di tahun 1970an dibuat berdasarkan ide yang ada di dalam buku The Hero With A Thousand Faces.Joseph Campbell adalah seorang profesor Amerika yang meneliti bidang mitologi. Ia menemukan bahwa setiap mitologi di seluruh dunia, semua cerita kepahlawanan, mitos, legenda, memiliki dasar cerita yang sama. Cerita yang sama tersebut diceritakan kembali dengan berbagai variasi yang berbeda. Ia menemukan bahwa setiap cerita, secara sadar atau tidak, mengikuti pola yang sama, atau disebut juga “Hero Myth”.

5. Menulis dengan Diagram BalonPada saat menulis atau menemukan ide, seseorang biasanya membuat kerangka sebagai panduan untuk menulis. Yang paling umum digunakan adalah membuat kerangka dalam bentuk linear, baris demi baris, sehingga bentuknya mirip seperti daftar isi. Biasanya hal ini tidak masalah bila kita memang membuat tulisan yang linear, seperti non-fiksi. Masalahnya adalah tidak semua tulisan berbentuk linier. Masalah lain adalah ide biasanya tidak muncul secara linier. Proses kreatif suatu pikiran tidak muncul secara linear. Satu ide yang muncul biasanya akan diikuti ide lain yang muncul sporadis. Ide biasanya tersebar seperti kepingan puzzle yang harus disatukan. Yang perlu kita lakukan adalah mengolah ide atau informasi yang kita miliki sehingga kita memiliki sebuah alur cerita. Tulisan ini akan membahas bagaimana menulis fiksi dengan bantuan diagram balon.

Page 6: cara membuat cerita fiksi

Sebelum kita melanjutkan pembahasan mengenai diagram balon, ada baiknya kita mengetahui mengenai konsep Mind Mapping. Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi di antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.6. Drama yang KuatPenerbit Escaeva banyak sekali mendapatkan kiriman naskah fiksi bergenre fantasi. Gaya penceritaan, tokoh sampai settingnya pun, walau berbeda nama, namun bisa dilihat kalau terinspirasi oleh The Lord of The Rings, The Chronicles of Narnia, Harry Potter, Eragon, sampai terinspirasi oleh game semacam Final Fantasy. Boleh-boleh saja bila kita terilhami karya-karya yang sudah terkenal.Bila dibaca, naskah yang masuk tersebut memiliki kelebihan, yaitu detail karakter dan setting-nya yang cukup tajam, mulai dari penggunaan nama yang terdengar asing di telinga, nama ras, ciri-ciri fisik, nama senjata, nama kota dll menunjukkan kalau penulisnya cukup banyak membaca karya bergenre sejenis dan melakukan riset. Namun ada satu hal yang tidak dimiliki oleh naskah-naskah yang masuk tersebut, sehingga menyebabkan naskah tersebut tidak bisa diterbitkan, yaitu “the script is not selling the drama“.“Selling The Drama”, sama seperti judul lagu yang dipopulerkan kelompok musik Live, adalah elemen penting dalam penulisan fiksi. Bayangkan The Lords of The Rings tanpa konflik batin Frodo, persahabatan antara Frodo-Sam atau kepribadian ganda Gollum, karya besar itu dijamin hambar. Naskah fiksi fantasi yang hanya menggambarkan pahlawan tanpa cacat, berkelana dari satu kota ke kota lain untuk menegakkan keadilan, melawan monster ini dan itu, yang wajahnya begini dan begitu hanya akan menarik di awal kita membacanya. Setelah itu, kebosanan yang akan menjadi milik naskah seperti ini.Yang akan menarik pembaca tidak hanya karakter yang indah, atau detail, setting yang wah. Semua itu tidak ada artinya bila tidak ada drama yang kuat. Selama kita bisa membuat drama yang kuat, kita bisa memberi baju apapun untuknya. Ambil contoh sebuah cerita sederhana seperti perjalanan hidup seseorang yang sukses, kemudian terhempas dan menderita, kemudian bersusah-payah membersihkan namanya dan menggapai kembali kesuksesan setapak demi setapak. Di dalam baju Romawi, cerita ini menjadi Gladiator. Sedangkan di dalam baju binatang menjadi The Lion King. Atau di masa sekarang, cerita ini menjelma menjadi The Fugitive atau Enemy of The State. Di dalam setting yang lebih maju lagi, cerita seperti ini menjadi sci-fi seperti The Minority Report.Singkatnya, “Selling The Drama” tidak hanya harus dimiliki oleh naskah fiksi fantasi saja, namun semua naskah fiksi harus memilikinya.

7. Karakter Fiksi yang NyataSalah satu kunci dalam menulis fiksi yang baik adalah dengan menciptakan karakter yang menarik. Tidak cukup hanya dengan menarik, tetapi juga harus “believeable”.Ketika kita ingin membuat novel, pertama kali yang perlu kita pertimbangkan adalah karakter. Biasanya orang berkutat untuk mencari plot cerita. Kali ini tinggalkan plot cerita itu sebentar. Sekarang pikirkan karakter kita. Karakter kita yang akan menentukan ke arah mana cerita itu akan berjalan. Jika kita memaksakan suatu karakter masuk ke dalam suatu plot cerita, justru kita akan merusak keseluruhan karakter itu sendiri. Tetapi jika kita membiarkan karakter “berlakon” dalam “dunia cerita”, karakter itulah yang akan menuliskan ceritanya untuk kita. Bayangkan kita memiliki karakter hidup yang bisa menentukan pilihannya sendiri, bukannya kita memiliki boneka mati yang bisa kita suruh melakukan yang kita inginkan. Berikut ini kita ditunjukkan beberapa tips bagaimana membuat karakter yang “believeable” tersebut.a) Karakter kita harus memiliki sifat dan kepribadian tertentuSetiap karakter memiliki sifat dan kepribadian masing-masing, seperti kita juga memiliki

Page 7: cara membuat cerita fiksi

kecenderungan kepribadian tertentu. Tidak ada seorangpun di dunia yang memiliki semua macam sifat, kecuali orang dengan “multiple personalities”. Pilihlah kepribadian karakter kita. Kita juga bisa memilih satu, sampai beberapa macam kepribadian. Tentukan mana yang dominan. Seringkali kepribadian tersebut saling bertabrakan. Tidak masalah. Itu justru akan menambah hidupnya karakter.

b) Konsisten dengan kepribadian karakterKita harus konsisten dengan kepribadian karakter yang kita pilih. Misalnya seorang yang pemalu cenderung untuk bersandar pada kelompok tertentu, atau mencari area ternyamannya sendiri. Kita juga tidak mungkin membuat seseorang yang serius tiba-tiba membanyol. Tanpa alasan yang kuat, kita tidak bisa mengubah kepribadian seseorang menjadi berubah 180 derajat. kita juga perlu membayangkan bagaimana seseorang dengan kepribadian tertentu bertindak. Jika kita sudah memiliki ending atau cerita tertentu, tetapi kita pikir karakter kita tidak akan melakukan hal tersebut, kita harus membuang ending tersebut. kita harus membuat cerita Anda “make sense” sesuai dengan karakter kita.c) Tiada gading yang tak retakAda banyak penulis yang menggambarkan karakter yang ia buat dengan sangat sempurna. Karakter yang seperti ini akan menjadi karakter yang sangat membosankan. There’s always a dark side behind every man. Karakter yang manusiawi adalah karakter yang memiliki kelebihan dan juga kelemahan. Cerita Anda akan lebih hidup dengan memiliki karakter yang manusiawi.

d) Buatlah pembaca mencintai karakter kitaApabila kita memiliki karakter utama, buatlah pembaca mencintai karakter kita. Bahkan seorang karakter antagonis juga bisa menjadi karakter yang dicintai oleh pembaca. Formulanya adalah kita harus menjelaskan siapa mereka, bagaimana mereka, apa yang mereka lakukan, alasan kuat mengapa yang melakukan hal tersebut, dan tambahkan rasa manusiawi pada mereka. Pembaca mestinya juga akan berpikir mereka juga akan berbuat yang sama pada situasi yang sama. Itu akan menumbuhkan empati pada karakter yang kita buat.

8. Tahapan dalam MenulisApabila saat ini kita ingin memulai pekerjaan sebagai penulis, kita mungkin bertanya-tanya bagaimana cara menulis dengan baik, efisien dan efektif. Ada banyak cara yang dapat digunakan seorang untuk bisa menulis. Setiap orang berbeda-beda. Namun pada prinsipnya dapat dibagi dalam 5 tahap kegiatan. 1. Tahap pertama adalah menentukan tema atau topik atau ide utama yang akan Anda tulis. Kita sebaiknya menulis dalam bidang yang kita kuasai. Alternatif lain adalah kita dapat menulis bidang yang kita kuasai. Jika sedang menulis fiksi kita dapat menulis genre yang kita sukai. Keuntungan apabila kita menulis hal yang kita sukai, kita akan lebih enjoy dan lebih serius dalam menulis naskah tersebut. Sebenarnya kita tidak dilarang untuk menulis di luar bidang yang kita kuasai, tetapi kita akan jauh lebih mudah menulis bidang yang Anda kuasai, dan pada akhirnya buku kita akan jauh lebih cepat terbitnya. 2. Tahap kedua adalah melakukan riset. Lakukanlah semua hal yang diperlukan untuk mendapatkan data yang kita inginkan, dengan membaca, mencatat, observasi, mengkliping. Kumpulkan semua data dalam satu tempat. Sebaiknya kita menggunakan jurnal. Organisasikan dengan rapi, agar dapat mudah dicari apabila diperlukan. kita harus memasikan bahwa data yang kita miliki valid dan akurat, sehingga apa yang kita tulis dapat dipertanggung jawabkan. Apabila kita menulis novel, dengan setting dan karakter yang sudah kita riset, Anda memiliki karakter yang seakan-akan nyata.

3. Tahap ketiga adalah membuat kerangka atau outline dengan memilih topik atau ide mana yang akan kita gunakan.

Page 8: cara membuat cerita fiksi

Beberapa penulis fiksi melewatkan tahap ini, atau cukup dengan membuat kerangka di luar kepala, mereka langsung menulis apa yang ada di kepalanya. Namun tidak semua orang bisa menulis dengan cara ini. Sebaiknya kita tetap membuat kerangka atau outline ini supaya tulisan atau cerita kita memiliki konsistensi dan alur yang baik. Kita akan dengan mudah melihat alur tulisan dengan hanya membaca kerangka.

4. Tahap keempat, tentu saja Anda harus menulis. Carilah waktu untuk menulis. Kadang kita akan banyak mengalami hambatan untuk menulis. Kita harus mengatasi hambatan ini, sehingga tulisan kita selesai dalam waktu yang sudah ditentukan.

5. Tahap terakhir adalah membaca kembali tulisan kita.Simpan terlebih dahulu beberapa waktu dan baca kembali. Kita akan terkejut sewaktu membaca sediri tulisan kita. Revisi kembali apabila terdapat kesalahan, termasuk kesalahan ketik, gramatika, tata bahasa. Jangan segan untuk menulis ulang dengan ide baru yang lebih segar.

2.2 STRUKTUR CERITADidalam pembuatan sebuah karya fiksi kita membutuhkan struktur cerita yang akan membedakan bagian-bagian cerita. Menurut Ari (2007 : 49) secara umum struktur cerita terbagi atas tiga bagian yaitu pembukaan, inti cerita dan penutup.1. PembukaanKita tidak perlu bingung memilih pembukaan cerita fiksi kita. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan tapi sebaiknya kita memilih apa yang kita sukai dan juga berkenan di hati pembaca.

Ada beberapa hal yang perlu kita ingat dalam membuat pembukaan yaitu:a. Menarik pembaca untuk membaca bagian berikutnyab. Tidak bertele-telec. Mengenalkan tokoh utama dengan masalahnyad. Dialog yang mencirikan tokoh utamae. Deskripsi yang tidak monoton.

2. Inti ceritaKalau kita sudah menemukan pembukaan yang pas dan sesuai dengan keinginan kita, maka kita harus meneruskan cerita ke bagian selanjutnya. Kita harus pelan-pelan membuat pembaca iku dalam cerita yag kita buat dengan cara menjaga dialog dan bahasa. Selain itu kita harus menjaga agar pembaca seolah-olah terlibat dalam cerita yang kita buat dengan suasana yang kita bangun sehingga mereka mau meneruskan cerita yang kita sajikan.

3. Penutup atau endingKalau kita sudah membuat pembuka kemudian inti cerita langkah selanjutnya adalah membaut penutup. Usahakan kita memiliki surprise di akhir cerita.

Dialog yang cerdas

Saat kita menulis fiksi, kita sering kesulitan membedakan dalam MEMBUAT DIALOG SESUAI DENGAN KARAKTER DALAM CERITA, dengan DIALOG PRIBADI KITA. 

Tentu saja sangat berbeda. Ada orang yang bisa membuat cerita dengan pengadeganan yang keren, tapi dialognya ancur banget. Nggak ada lagunya, nggak ada intonasinya, dan antar tokoh semua dialog sama saja, datar, flat, nggak bernyawa. Ini jelas sesuatu yang nggak bener.

Page 9: cara membuat cerita fiksi

Dialog masing-masing karakter atau tokoh dalam cerita fiksi, haruslah dibuat senatural mungkin, sebisa mungkin ’sama’ dengan dialog-dialog karakter di dalam kehidupan nyatanya. Dialog memegang peranan penting di dalam cerita, terutama cerita yang divisualkan (film maupun sinetron). Ulasan lengkap tentang dialog, bagaimana membentuk karakter lewat dialog, bagaimana cara membuat dialog sesuai ’aslinya’ bisa dibaca di JADI PENULIS FIKSI? GAMPANG, KOK!

Sekarang, yang hendak saya tulis adalah tentang dialog yang cerdas. Dialog yang berbeda dengan dialog-dialog yang sudah ada, dan pasti akan diingat oleh penikmat karya kita.

Kalau kita mau bikin dialog yang cerdas, cara yang paling gampang adalah JANGAN MENULISKAN APA YANG SUDAH ORANG TAHU.

Di film Twilight ada dialog yang cerdas, ketika Bella (Isabella) baru pindah ke tempat yang baru, tak sengaja bola vollinya mengenai kepala seorang cowok, Bella langsung minta maaf pada si cowok. Lalu seorang cewek datang menghampirinya.

“Hai, kamu dari Arizona ya? Kabarnya cewek Arizona terkenal cerewet.”

Lalu Isabella menjawab, “Ya, mungkin karena itu pula mereka mengusirku.”

Pertanyaan dan jawaban nggak nyambung. Padahal, dalam konteks film itu Isabella adalah cewek yang pendiam. Satu kontradiksi yang cerdas, yang membuat saya juga tak lupa pada dialog ini.

Nah, tentunya banyak buku dan film yang bisa dinikmati yang darinya kita bisa belajar untuk membuat dialog-dialog cerdas. Ingatlah, banyak situasi yang tak terlupakan juga karena adanya dialog yang cerdas.

So, selamat membuat dialog yang cerdas dan bukalah tentang dialog fiksi dalam bukuJADI PENULIS FIKSI? GAMPANG, KOK!

selamat pagi semua! pagi ini saya sedang ingin berbagi 'peta' menulis fiksi. biasanya kami menyebut ini #plot

Apabila sebuah cerita kita ibaratkan sebuah kota, maka plot dalam cerita adalah petunjuk bagi para pendatang agar ia tidak tersesat. #plot

seperti darah yang mengalir di tubuh, begitulah pentingnya #plot dalam sebuah fiksi.

menulis fiksi bukan sekadar kalimat yang memukau. mengedit fiksi: bukan sekadar diksi. #plot

ketika seorang editor mengedit cerita fiksi, diksi memang merupakan poin yang harus diperhatikan. #plot

tetapi, sebelum masuk ke sana, elemen cerita lah yang harus terlebih dahulu diperhatikan. #plot

ada 7 elemen cerita yg diperhatikan editor ketika mengedit fiksi. 7 elemen ini juga yg sebaiknya diperhatikan ketika menulis fiksi. #plot

7 elemen cerita : #plot, karakter, dialog, adegan, point of view, latar belakang cerita/tema, pembuka yang menarik

Diksi yang bagus tidak akan ada gunanya apabila elemen cerita yang dibangun tak padu alias lepas. #plot

kali ini kita fokus ke #plot, maka pertanyaan mendasarnya apakah plot yang dibangun tidak

Page 10: cara membuat cerita fiksi

membuat pembaca tersasar dan membingungkan mereka.

mengapa begini, mengapa begitu? #plot yang baik harus bisa menjawab itu semua.

bagaimana mengundang si ‘tuan #plot’ agar bertandang?

secara sederhana, #plot atau alur cerita bisa didefinisikan sebagai sebuah proses untuk membangkitkan pertanyaan demi pertanyaan.

#plot berfungsi mengikat perhatian pembaca terhadap tujuan dramatik sebuah cerita, mempertahankan keingintahuan pembaca.

juga berfungsi menuntun pembaca ke arah penyelesaian yg menyakinkan. #plot

Unsur dramatik dalam sebuah cerita terbentuk melalui 2 hal. #plot

unsur dramatik sebuah cerita dibentuk oleh 1.tindakan, 2.kejadian demi kejadian. #plot

Apabila, penulis berhasil mengurai dua hal tersebut, maka jalan cerita akan mengalir lancar. #plot

Hubungan sebab-akibatnya terlihat jelas, perkembangan konflik memengaruhi perkembangan tokoh, tujuan tercapai. #plot

dan yang paling penting semuanya masuk di akal. #plot

Salah satu contoh #plot yg bagus: Romeo & Juliet karya Shakespeare. ini salah satu plot klasik yg sukses diterapkan di zaman mana pun.

Cinta yang tumbuh di tengah perseteruan antarkeluarga merupakan konflik yang membawa cerita bergerak. #plot

#Plot dari cerita itu menggiring pada penyelesaian akhir yang dramatis.

Melalui sepasang kekasih itu, melalui peristiwa demi peristiwa & serangkaian tindakan, pembaca diajak merasakan kekuatan cinta. #plot

bagaimana menelisik #plot lewat karakter : pastikan selalu ada tujuan. caranya?

1.kenali setiap karakter yang terlibat dalam cerita tersebut. #plot

2.cari tahu bagaimana kita melibatkan secara langsung setiap karakter dalam berbagai situasi dan kejadian. #plot

Dalam setiap cerita, masing-masing karakter melakukan tindakannya untuk mencapai tujuan. #plot

Tindakan yang dilakukan setiap karakter harus membawa cerita ke arah penyelesaian. #plot

Tantangan&hambatan muncul karena setiap karakter bertindak menurut cara mereka&mungkin saling menjegal sehingga muncul hambatan baru. #plot

Page 11: cara membuat cerita fiksi

Tindakan mengatasi hambatan ini akan memberikan efek dramatis pada setiap langkah yang dilakukan karakter/tokoh untuk mencapai tujuan. #plot

bagaimana membangun adegan untuk memperkuat #plot?

Apakah adegan menentukan perkembangan cerita? Tentu saja karena ia memiliki tujuan! #plot

Setiap adegan pd cerita, bahkan di genre komedi sekali pun, bukan panggung u/ ngobrol ngalur-ngidul,sekadar becanda tanpa juntrungan. #plot

ini yg sering jadi kelemahan tulisan komedi. kebanyakan berpikir yg penting konyol. alur cerita? nanti dulu. #plot *lirik @radityadika

coba ajukan beberapa pertanyaan berikut untuk mengetahui apa yang menjadi tujuan dari adegan pada cerita. #plot

1.Apakah ada konflik di setiap adegan, sesuatu yang akan memaksa tokoh melakukan suatu tindakan? #plot

Kalau tidak, apa yang akan terjadi? Bisakah kamu membayangkan adegan yang relevan dengan #plot?

2.Apakah setiap adegan mendukung perkembangan karakter dan evolusinya? #plot

amati bagian-bagian mana dari perubahan tokoh yang disebabkan oleh sebuah kejadian/peristiwa. #plot

Kalau tidak ada, maka cari tahu, apa yang bisa dilakukan oleh tokoh untuk bisa menarik minat pembaca.

3.Apakah tokoh-tokoh yang muncul dalam setiap kejadian itu memiliki peranan penting? #plot

Atau, apakah akan terjadi sesuatu yang mengejutkan apabila pembaca tidak memberikan cukup perhatian pada tokoh tersebut? #plot

Apabila tidak ada yg terjawab, artinya cerita tersebut tidak memiliki tujuan. #plot

Potong adegan, atau tambahkan sesuatu pada adegan sehingga bisa membuat perbedaan untuk menjawab pertanyaan2 tadi. #plot

lalu, bagaimana menghadirkan adegan yang bisa mengembangkan cerita? #plot

1. Mengamati adegan dari sudut pandang yang berbeda. #plot

Sediakan waktu lebih untuk mengotak-atik cara pandang terhadap sesuatu dari berbagai karakter. #plot

seorang editor fiksi biasanya akan membuat tabel karakter dan kejadian untuk merunut semuanya. #plot

Page 12: cara membuat cerita fiksi

nah, ada baiknya, penulis melakukan persiapan yang lebih. agar dia sendiri tak tersesat di dalam ceritanya. :) #plot

Pada tabel tersebut, buatlah segala kemungkinan yang bisa timbul jika seorang dengan karakter A mengalami kejadian B. #plot #tip

Ini memang menghabiskan cukup banyak waktu, tetapi tidak ada tulisan yang hidup, bila penulis tidak mencoba masuk ke inti cerita. #plot

inception punya semua elemen cerita tadi. karakter kuat, dialog membangun cerita, #plot-nya rapi. tak ada satu pun yg lolos dari akal kita.

Cerita yang baik memiliki elemen personal yang membantu terbentuknya cerita. #plot

pada titik tertentu, ini membuat sebuah cerita memiliki sesuatu yang bisa dikenali sebagai ciri si penulis. #plot

Ingat : hanya mereka yang mengenal sesuatu dengan baik yang bisa menggali lebih dalam dan memperkaya apa yang sedang dikerjakannya. #plot

2. Keterkaitan antar-adegan. #plot #adegan

Karena adegan merupakan pondasi bagaimana sesuatu terjadi, maka setiap adegan tidak berdiri sendiri; #plot

satu kejadian memengaruhi kejadian yang lain. #plot #adegan

misal : ada dua hal yang dilakukan di tempat yang berbeda dalam waktu bersamaan. #plot #adegan

apakah sudah sangat jelas bagi pembaca bahwa kita berada pd tempat & waktu yang berbeda? pada bagian mana ini saling terkait. #plot #adegan

3. Jangan jadi ‘Tuhan’ yang Sok Tahu. #plot #adegan

penulis boleh merasa jadi 'tuhan' dlm tulisannya, tapi pastikan semua yang terjadi memang layak diterima para tokoh. #plot

Apakah penulis menyelesaikan konflik yang dihadapi tokohnya terlalu cepat? #plot #adegan

Jika iya, berarti penulis telah melakukan kesalahan: menghancurkan rasa ingin tahu pembaca terlalu cepat. #plot #adegan

jadi 'tuhan' bukan pekerjaan mudah. setiap tokoh punya hak untuk berkembang. penulis harus bisa menjadi 'tuhan' yang bijak. #plot

4. Hindari adegan atau tokoh yang muncul tiba-tiba. #plot #karakter

Dalam membangun cerita, jangan memasukkan adegan atau tokoh dengan tiba-tiba. #plot

Seringkali, di tengah-tengah cerita kita menemukan adegan atau tokoh yang sifatnya tempelan. #plot #adegan #karakter

Page 13: cara membuat cerita fiksi

Apabila dalam naskah, kita menemukannya, maka jangan ragu untuk memangkasnya. #plot #adegan #karakter

terutama kalau kamu sendiri pun bahkan tak memiliki penjelasan mengapa adegan dan tokoh itu harus ada. #plot #adegan #karakter

Hey, tanpa mereka ceritanya akan baik-baik saja, kan? #plot #karakter #adegan

1.2HAL YANG DIBUTUHKAN DALAM MENULIS FIKSI

Petunjuk berikut ini akan membantu Anda dalam menulis cerita yang lebih mengalir dan jelas. Juga membantu Anda mendapatkan inspirasi dan menulis dengan lebih cepat.

MENULISKAN ADEGAN

Bagian ini hanya Anda gunakan untuk menulis, menulis, dan menulis! Tulis apa pun yang Anda inginkan untuk ditulis. Jika Anda telah mempunyai gambaran alur ceritanya, itu lebih baik, tapi kalau belum juga tidak menjadi masalah. Tetaplah menuliskan adegan-adegan secara terpisah, meski mungkin tidak ada kesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Percayalah pada imajinasi Anda dalam menciptakan sebuah alur yang menarik dan setelah itu, Anda akan mempunyai bahan mentah yang cukup banyak untuk dikembangkan. Beberapa adegan mungkin bisa dipasang di dalam cerita walau beberapa mungkin tidak. Namun, menulis dengan kemauan akan membuat ide-ide baru muncul dan dengan begitu, jalan cerita yang Anda buat akan perlahan terbentuk dan berkembang sampai Anda bisa menentukan garis besar jalan ceritanya. Apabila inspirasi Anda macet, duduklah dan biarkan pikiran Anda melayang. Pilih situasi yang mendukung, berkhayallah! Bayangkan tentang orang-orang, tempat-tempat, dialog-dialog, aksi-reaksi, dan sebagainya. Jangan terburu-buru memberi penilaian pada tulisan atau ide-ide Anda pada tahap ini. Dan, jika Anda mengetiknya langsung di komputer, matikan monitor Anda dan mengetiklah. Beberapa adegan, ide, kata, dan kalimat mungkin akan tampak kacau, namun Anda masih bisa memperbaikinya nanti. Yang terpenting pada tahap ini adalah menciptakan materi-materi mentah sebanyak-banyaknya. Jumlah yang banyak akan membuat Anda bersemangat dan pikiran Anda tidak akan disibukkan dengan mengedit tulisan, membaca ulang, dan mengkritisi diri sendiri.

Setelah selesai dengan draft pertama, aturlah sedemikian rupa supaya bahan-bahan itu tidak berantakan. Pada saat melakukan hal ini, barangkali Anda akan bingung dengan urutan dan catatan-catatan yang telah dibuat, terutama jika Anda menuliskan tulisan panjang seperti novel. Mula-mula berilah nama untuk setiap adegan dan simpan di bagian Struktur Cerita. Urutan nomor adegan, bab, dan klimaks bisa dinamai nanti pada tahap pembangunan cerita. Terkadang saat inspirasi tidak kunjung datang, gunakan saja cara lama: "brainstorming" (membuat coretan kasar)! Tulis sebuah kata, lalu kata lain dan yang lain lagi. Jangan batasi diri Anda! Tuliskan kata apa saja yang muncul di benak Anda, dapat dimulai dengan kata yang berhubungan dengan setting/lokasi, atau karakterisasi dan ide-ide lain yang akan muncul sehingga akhirnya membuat gambaran tentang sebuah adegan. Sekali lagi, jangan batasi diri Anda! Beberapa adegan pada awalnya mungkin terlihat tidak cocok antara satu dengan yang lainnya, dan yang lain bahkan sepertinya bertentangan dengan akhir cerita, semua itu akan memberi ide-ide yang lebih segar untuk isi, alur, setting, dan karakter cerita.

MEMBANGUN CERITA

Membangun cerita berarti membuat urutan adegan dan kurang lebih sama dengan membuat garis besar jalan cerita untuk plot/alur cerita yang akan Anda buat. Anda mungkin telah mempunyai 15-

Page 14: cara membuat cerita fiksi

50 adegan, atau bahkan lebih lagi, saat Anda telah memutuskan untuk menentukan garis cerita dan membuat garis besar jalan ceritanya. Tulis kembali daftar nama adegan yang telah Anda buat sampai Anda merasa sudah cocok. Masukkan juga nama adegan yang belum Anda tulis namun penting sebagai penghubung antaradegan yang telah ada.

Mulailah memikirkan juga bagaimana mengelompokkan daftar nama adegan ke dalam bab-bab. Memikirkan hal ini juga bisa membantu Anda dalam membangun garis cerita. Di tahap inilah Anda perlahan membangun garis besar cerita Anda. Saat Anda melakukan hal ini, carilah unsur-unsur kunci dalam cerita yang dapat memberi kesan dramatis. Berikut hanyalah contoh klasik dan tentu saja hanyalah sebuah pilihan. Anda tentu mempunyai cara Anda sendiri. Jangan lupa, jika sebuah daftar bahan hanya akan membatasi kemungkinan yang akan Anda dapat nanti, sementara cerita yang hebat dan inovatif seringkali muncul bersama dengan ide-ide baru. Inilah beberapa cara yang biasa dilakukan orang. Pisahkan karakter-karakter Anda dan beri mereka peran cerita. Tentukan mana tokoh utama dan sang protagonis. Seringkali, meski tidak selalu, mereka adalah orang yang sama. Misalnya, sebuah cerita adalah cerita berdasarkan cara pandang seorang tokoh, maka dia adalah si tokoh utama. Namun sang protagonis bisa jadi adalah orang lain, atau tokoh di sekitar si tokoh utama yang lebih banyak berperan dalam cerita sehubungan dengan tujuan dan pengembangan tema cerita. Saat Anda menentukan urutan dan mengatur kembali adegan dalam tahap adegan, berikan sela yakni beberapa lembar atau baris kosong antaradegan untuk adegan-adegan penghubung yang masih perlu ditambahkan. Ketika semua itu telah selesai, Anda kini dapat menuliskan draft pertama dari adegan-adegan tersebut.

STRUKTUR CERITA

Karakterisasi AdeganKetika Anda telah mempunyai urutan adegan, lebih lanjut Anda dapat menentukan struktur cerita. Untuk ini, daftar adegan yang telah Anda buat dapat membantu menentukan karakterisasi adegan lebih lanjut:

Intensitas dan Mood.Mulailah memberi rating nilai atas suasana untuk setiap adegan. Anda dapat menilainya berdasar hal-hal/kejadian yang terjadi pada setiap adegan, atau berdasarkan menarik tidaknya suatu adegan bagi pembacanya. Beri penilaian antara 1 untuk yang terendah sampai 5 untuk yang tertinggi di daftar adegan Anda untuk menyeimbangkan dramatisasi cerita Anda dan menentukan di mana harus mempertajam alur untuk membuat pembaca tetap tertarik.Anda dapat juga menentukan mood per adegan, 5 macam mood yang dapat Anda pakai, antara lain: romantis, komikal, santai, tegang, dan mengancam.

Namun sekali lagi, Anda dapat memberi tambahan lain di luar itu. Ingatlah bahwa mood dan suasana kadang akan berjalan beriringan, walau tidak selalu. Adegan romantis dan komikal bisa jadi berlangsung keras sementara adegan kebencian bisa jadi berjalan dengan lembut. Adegan seperti itu bisa jadi sulit, mengekspresikan sesuatu tanpa benar-benar menimbulkan suasana seperti itu. Mengkualifikasikan adegan-adegan tersebut dengan mood dan suasana dapat membantu memberi inspirasi alur yang lebih dramatis dalam adegan yang telah ada.

Karakterisasi Cerita

Pada bagian ini Anda akan dapat menentukan beberapa hal yang merupakan unsur-unsur umum dalam cerita:

1. Tema

Page 15: cara membuat cerita fiksi

Cerita seringkali ditentukan oleh tema. Pertentangan antara kebaikan dan kejahatan, pertumbuhan, kedewasaan, cinta, kebebasan, kematian dan lainnya. Di sini Anda diharap menentukan tema umum cerita Anda. Tiap saat Anda merujuk ke bagian Struktur Cerita setelah Anda melengkapi draft akhir adegan Anda nantinya, bagian ini akan mengingatkan Anda untuk memikirkan tentang unsur-unsur baru yang mungkin cocok dengan tema baru yang mungkin akan datang.

2. TujuanSekarang protagonis Anda harus ditentukan tujuannya. Gambarkan di sini dan secara singkat pula jelaskan apakah karakter tersebut dapat mencapai tujuannya atau tidak. Tujuan adalah unsur yang bagus dalam menentukan hubungan antarkarakter. Ingatlah, bagaimanapun juga sebuah cerita bukanlah tentang mengejar sebuah tujuan yang spesifik.

3. PenyelesaianKadangakala kekuatan dari sebuah cerita adalah penyelesaian yang menarik. Jika cerita Anda berakhir dengan "kejutan". Tahap ini akan membantu Anda dalam memasukkannya ke dalam cerita. Catatan: Banyak cerita memberi sang protagonis sebuah tujuan, tapi ada juga yang tidak. Beberapa cerita berakhir dengan penyelesaian yang tidak pernah disangka-sangka sebelumnya. Kadang ada yang memakai keduanya.

PENGEMBANGAN KARAKTERDalam rangka membangun potensi yang maksimum, kini Anda perlu menuliskan hal-hal berikut ini:

1. Biografi KarakterMenjelaskan secara singkat latar belakang, kepribadian, hubungan si tokoh dengan beberapa tokoh/karakter kunci lain yang berperan di dalamnya. Tuliskan sebanyak-banyaknya, namun jangan lupa memberi nomor untuk tiap-tiap halaman demi memudahkan Anda menengoknya lagi nanti. Menuliskan ini akan membantu Anda menemukan apa yang dimiliki oleh tiap-tiap karakter dalam satu tempat. Pergunakan bagian ini untuk mengembangkan beberapa aspek lain dari mereka. Juga, berikan keterangan spesifik mengenai tempat/lokasi di mana para karakter itu berada di dalam cerita baik karakter utama, protagonis, protagonis pendukung, antagonis, antagonis pendukung, komikal (karakter yang membawa suasana komikal setelah adegan yang menegangkan) dan yang lainnya. Beberapa karakter dapat berada di dua tempat. Mereka bisa karakter yang mana saja. Setelah itu, jelaskan secara singkat peran tiap karakter dalam cerita. Bagaimana mereka bisa mendukung sang protagonis atau antagonis? Bagaimana sang protagonis berhasil (atau gagal) mencapai tujuannya (jika ada). Jelaskan kepribadian si tokoh komikal (comic character) dan beri mereka peran yang sesuai. Berikan kata-kata singkat bagaimana tokoh/karakter tersebut berkembang atau menurun, apa yang ia pelajari atau lupakan, apa yang ia dapat atau lepaskan.

2. Atribut KarakterKetika Anda telah menulis cukup banyak adegan, Anda, paling tidak telah mempunyai gambaran tentang karakter yang tepat. Gunakan bagian ini untuk menjelaskan lebih jauh tentang mereka dan ide-ide bagaimana mereka dapat berkembang ke arah lebih lanjut. Atribut/ perlengkapan di sini bisa jadi adalah secara fisik, emosi, intelektual, dan sosial. Atribut secara psikologis tidak dituliskan karena hal tersebut akan dapat ditemukan di bagian emosi. Selanjutnya, tuliskan juga mengenai kemampuan atau pengetahuan yang akan didapat atau dikembangkan si tokoh dalam cerita. Tulis juga mengenai apa yang disukai atau yang tidak disukai oleh si tokoh. Ini adalah aspek penting dalam pengembangan karakter supaya pembaca dapat mengenali karakter tersebut sebagai manusia dengan segala kebutuhan, kelemahan, dan lainnya.Tiap hal mempunyai beberapa atribut yang dapat Anda pilih atau hilangkan. Anda dapat menambahkan yang lain lagi, namun saya tidak menganjurkan daftar atribut yang terlalu panjang. Anda dapat membaginya per adegan atau per karakter. Tak perlu terlalu lama berkutat di bagian ini

Page 16: cara membuat cerita fiksi

sehingga malah membuat Anda terbebani. Pilih beberapa atribut saja yang paling tepat sehingga nantinya akan dapat memberi inspirasi baru supaya karakter yang Anda bangun akan menjadi lebih berharga.

Daftar atribut yang pertama sebaiknya singkat saja, daftar itu akan dimasukkan di bagian karakter. Kemudian di dalam setiap adegan, Anda tinggal menambah atau mengurangi atribut yang telah ada berdasar pengembangan karakter di tiap adegan, tandailah kemajuan atau kemunduran yang dialami si tokoh di tiap adegan. Berikan juga perhatian pada perlengkapan atau apa yang dikenakan si karakter. Dalam beberapa adegan, mungkin saja dia memakai pakaian yang berbeda atau menemukan sesuatu yang menarik.

3. Deskripsi TempatBuatlah suatu "objek" yang paling penting bagi karakter Anda. Yang saya maksud adalah sesuatu yang bersifat fisik: barang, perabotan, bau, mood, lingkungan, cahaya, suara, dan sebagainya. Segala sesuatu yang dapat Anda hubungkan secara emosional pada satu atau lebih karakter. Hal tersebut dapat memberikan sumbangan besar untuk menguatkan identitas suatu karakter di dalam cerita.

Dalam sebuah cerita, Anda dapat memberikan deskripsi suatu tempat yang berbeda-beda pada banyak adegan. Usahakan jangan membuat satu adegan yang penuh dengan deskripsi tempat, namun lebih baik Anda lakukan seturut dengan alur cerita. Hal itu supaya saat tiba waktunya Anda menulis ulang adegan-adegan, Anda akan dapat menentukan aspek mana dari tiap penggambaran itu yang cocok dengan adegan-adegannya.

4. Hubungan antara Tempat dan KarakterUntuk memperkuat identitas sebuah karakter, hubungan emosional antara sang tokoh dengan tempat-tempat dalam cerita sangatlah penting, dalam hal ini adalah demi menguatkan imajinasi pembaca yang muncul atas penggambaran setiap tempat dalam cerita. Beberapa hubungan tercipta melalui sinergi untuk memperkuat kesan cerita Anda terhadap para pembaca. Ikatan-ikatan yang dapat dikembangkan itu antara lain, ingatan dan benda-benda.Ingatan dapat dikembangkan saat si tokoh kembali setelah lama menghilang. Hal-hal itu juga dapat digunakan dalam memperkuat dampak akibat perginya si tokoh, baik karena menghilang maupun meninggal dunia, atau sebab-sebab lain seperti pernikahan dan lainnya. Keberadaan atau kemunculan kembali sebuah ingatan juga dapat digunakan sebagai salah satu alat yang mendasari berkembangnya sebuah hubungan antarkarakter/tokoh dalam cerita.Ingatan/memori bisa berfokus pada sebuah benda/objek. Tentukanlah benda/objek apa dan bagaimana benda/objek itu dapat menjadi sesuatu yang diingat oleh karakter yang ditentukan, juga bagaimana ingatan objek bisa meliputi bukan hanya benda secara fisik namun juga sifat sebuah tempat seperti bau, cahaya, suhu, dan sebagainya atau bahkan kombinasi dari semuanya.

KESIMPULAN

Anda kini telah mempunyai semua unsur untuk membangun sebuah cerita yang lengkap dan hebat seperti halnya seorang tukang kayu yang akan membangun sebuah rumah. Gabungkan bahan-bahan mentah yang diperlukan untuk menulis sebuah adegan. Selanjutnya taruh dasarnya dengan menggunakan apa yang Anda tulis di bagian Struktur Cerita. Kembangkan karakter dan setting sejalan dengan isi. Gabungkan semuanya dengan menulis ulang tiap adegan guna menyesuaikan semuanya dengan garis cerita, masukkan juga semua unsur yang ada di tahap pengembangan. Menulis cerita adalah proyek yang mendebarkan. Rencanakan hal itu sesuai ambisi Anda, hormatilah jadwal yang Anda buat. Itulah guna panduan ini! Ini akan membantu Anda untuk tetap bersemangat dan pantang menyerah dalam melaksanakan proyek tersebut.

Page 17: cara membuat cerita fiksi

Meski semuanya bisa tidak berjalan sebagaimana direncanakan, perencanaan tetaplah cara terbaik untuk memastikan semua berjalan baik. Bekerjalah dengan dasar yang tetap, kadang bisa beberapa menit kadang bisa berjam-jam. Mengerjakan proyek ini sekitar 5 menit per hari akan membawa Anda lebih jauh dan bahkan lebih cepat dari yang Anda bayangkan. Yang penting, buat ini sebagai pengalaman yang menyenangkan dalam setiap langkahnya.