lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2178/4/bab iii.pdfmenarik dan...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
36
BAB III
METODOLOGI
3.1. Gambaran Umum
Dalam penelitian ini saya akan membuat sebuah aplikasi interaktif pada Gadget
seperti Smartphone dan Tablet yang berisi tentang jenis-jenis dan lokasi kuliner
khas peranakan Tionghoa yang ada di Bogor, dengan adanya aplikasi ini maka
diharapkan wisatawan domestik khususnya wisatawan non Bogor dapat
berkunjung dan menikmati sekaligus dapat bernostalgia dengan kuliner peranakan
khas Tionghoa. Aplikasi ini nantinya akan dapat diunduh melalui program
penyedia aplikasi dari gadget tersebut seperti Appstore pada iPhone dan iPad atau
Playstore atau Google Play bagi pengguna Android Gadget yang sedang marak
beredar di masyarakat Indonesia saat ini terutama bagi kaum dewasa muda.
Di dalam aplikasi ini terdapat informasi jenis-jenis kuliner khas peranakan
Tionghoa beserta lokasinya yang dikemas secara interaktif yang dapat sangat
memudahkan wisatawan untuk mencari dan mengetahui keberadaan kuliner-
kuliner khas peranakan yang ada di Bogor. Dengan adanya peta kuliner khas
peranakan Tionghoa pada aplikasi ini, dapat sangat memudahkan wisatawan
untuk dapat langsung menemukan tempat makan atau jenis kuliner yang ingin
mereka datangi di Bogor.
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
kualitatif , yaitu dengan melakukan penyebaran kuesioner serta melakukan
observasi dengan sumber berupa buku dan literatur, kuesioner yang penulis
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
37
sebarkan berguna untuk mengetahui perilaku dan kebiasaan target dalam
mengoperasikan sebuah aplikasi pada gadget serta tampilan seperti apa yang
menarik dan nyaman digunakan, serta agar penulis dapat mengetahui sejauh mana
pengetahuan mereka mengenai kuliner khas peranakan Tionghoa. Penulis
menyebarkan kuesioner di sekitar Sumarecon Mall Serpong agar dapat langsung
bertemu dengan target responden yang ditetapkan, yaitu usia dewasa muda. Selain
itu untuk mempermudah penyebaran kuesioner, penulis melakukan penyebaran
melalui media online yang banyak digunakan oleh kaum muda seperti path, dan
forum online Kaskus. Kemudian untuk memperoleh data mengenai kuliner khas
peranakan khas Tionghoa, penulis menggunakan buku dan literatur yang berisi
artikel terkait yang dimana nanti akan menjadi panduan bagi penulis dalam
merancang aplikasi panduan ini.
3.2. Kuesioner
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini melalui penyebaran kuesioner
yang dilakukan penulis melalui media hard copy kuesioner serta melalui media
online seperti Path, dan Kaskus. Kuesioner ini disebarkan kepada khususnya
orang yang bukan berdomisili di Bogor, dengan jangka umur 20-40 tahun atau
yang dapat di kategorikan sebagai dewasa muda. Tujuan penulis menyebarkan
kuesioner ini adalah pertama penulis ingin mengetahui apakah aplikasi kuliner
khas peranakan Tionghoa yang ada di Bogor dapat efektif sebagai media promosi
dan dapat membantu para wisatawan yang ingin menikmati atau bernostalgia
dengan kuliner khas peranakan Tionghoa yang ada di Bogor. Serta dengan
kuesioner ini, penulis dapat menjabarkan konsep yang didapati melalui
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
38
penyebaran kuesioner. Dengan pengambilan respon sebanyak 68 responden,
penulis dapat mengambil hasil sebagai berikut.
Gambar 3.1. Diagram Jenis Kelamin Responden
Sebanyak 68 responden yang diperoleh, sebagian besar responden yang
diperoleh yaitu laki-laki sebanyak 43 orang dan responden perempuan hanya
sebanyak 25 orang.
Gambar 3.2. Diagram Usia Responden
Penulis menyebarkan kuesioner ke kelompok masyarakat dengan jangka
umur 20-40 tahun, yang dapat dikelompokan ke dalam usia dewasa muda. Dan
responden yang paling banyak berumur 26-30 tahun.
Gambar 3.3. Diagram Penghasilan Responden
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
39
Dalam diagram penghasilan, dapat dilihat target penelitian ditujukan
kepada kalangan menengah.
Gambar 3.4. Diagram Penggunaan Gadget oleh Responden
Responden yang didapat seluruhnya adalah pengguna gadget, maka dapat
disimpulkan bahwa gadget adalah sebuah alat komunikasi dan menjadi kebutuhan
gaya hidup untuk kebanyakan kaum dewasa muda saat ini.
Gambar 3..5. Diagram Tingkat Kebutuhan Gadget bagi Responden
Dan hampir seluruh responden membawa dan menggunakan gadget
tersebut setiap hari dan selalu membawanya kemanapun, maka penyampaian
sebuah informasi melalui media gadget tersebut merupakan metode efektif karena
bisa diakses dimanapun dan kapanpun.
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
40
Gambar 3.6. Diagam Jenis Gadget yang Paling Sering Digunakan Responden
Berdasarkan kuesioner, Smartphone merupakan gadget yang lebih banyak
dipakai oleh kalangan dewasa muda untuk mengakses sebuah informasi, oleh
karena itu dalam projek perancangan kali ini, apps untuk smartphone menjadi titik
berat penulis untuk saat ini.
Gambar 3.7. Diagram Kesinambungan Fungsi Gadget Sebagai Sumber Informasi
Berdasarkan data yang didapat, sudah sangat jelas apabila gadget yang
dimiliki oleh semua responden dapat mempermudah responden dalam
memperoleh suatu informasi yang mereka inginkan.
Gambar 3.8. Diagram Alasan Responden Men-download Aplikasi pada Gadget
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
41
Sedangkan hal yang cenderung membuat seorang pengguna gadget men-
download sebuah aplikasi pada gadget adalah karena alasan kegunaan suatu
aplikasi itu sendiri, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pemberian informasi
melalui aplikasi media interaktif pada gadget merupakan sebuah hal yang efektif.
Gambar 3.9. Diagram Pengaruh Desain Sebagai Daya Tarik Responden saat mendowload
aplikasi
Selain kegunaannya, ternyata dengan sebuah tampilan menarik dapat
menjadi nilai lebih untuk aplikasi tersebut.
Gambar 3.10. Diagram Kecenderungan Responden dalam melihat Bagian Layar saat
Pertama Kali Membuka Aplikasi
Dilihat dari tingkah laku yang dimiliki oleh responden, ternyata sebagian
besar pengguna gadget melihat ke layar bagian atas begitu mereka pertama kali
membuka sebuah aplikasi, dengan ini informasi utama pada sebuah aplikasi lebih
baik bila diletakkan di bagian atas sehingga menjadi fokus utama penggunanya.
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
42
Gambar 3.11. Diagram Efektifitas Fungsi Kolom Search Bar
Untuk sebuah aplikasi yang berisi banyak informasi tentu tidak mudah
untuk seorang penggunanya mencari informasi secara satu persatu, maka dari itu
kolom search bar dapat digunakan sebagai solusi untuk mempermudah pengguna
dalam menjalankan aplikasinya.
Gambar 3.12. Diagram Operasional Gesture yang Lebih Nyaman Digunakan
Kemudian dari data yang didapat, sebagian besar responden lebih nyaman
menggunakan gesture scroll up & down dalam mengoperasikan sebuah aplikasi.
Maka dari itu peletakan konten lebih baik dibuat memanjang ke bawah agar
pengguna aplikasi lebih nyaman dalam mengoperasikannya.
Gambar 3.13. Diagram Kecenderungan Responden dalam Menggunakan Buttons
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
43
Sedangkan mengenai buttons pada sebuah aplikasi, responden lebih
menyukai dan lebih mudah mengerti bila sebuag tombol interaktif pada sebuah
aplikasi merupakan kombinasi text dan icon atau lambang.
Gambar 3.14. Diagram Pengaruh Ukuran Buttons dalam Kenyamanan bagi Responden
Dan penggunaan buttons dengan ukuran yang besar akan mempermudah
gesture jari dalam berinteraksi dengan sebuah aplikasi interaktif.
Gambar 3.15. Diagram Kecenderungan Responden Terhadap Penggunaan Warna
Mencolok dalam Tampilan Aplikasi
Dilihat dari data yang didapat, setengah dari responden lebih menyukai
dalam penggunaan warna-warna yang kontras. Tetapi pada saat perancangan,
apabila dirasa cocok, penulis juga akan memadukan warna yang memiliki kontras
tingg dan yang tidak pada tampilan aplikasi.
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
44
Gambar 3.16. Diagram Pengetahuan Responden Terhadap Kuliner Khas Tionghoa
Separuh dari responden yang diwawancarai penulis, mengetahui apa itu
Kuliner Peranakan Tionghoa. Dan separuhnya belum mengetahui apa itu Kuliner
Khas Peranakan Tionghoa. Separuh responden yang mengetahui apa itu Kuliner
Khas Peranakan Tionghoa, dapat menyebutkan beberapa contoh jenis makanan
yang dimaksudkan. Jawaban terbanyak dari responden yang didapat yaitu, bakmi,
lomie, bakpao, bakcang, capcay, ronde, nghohiang, lumpia, dan masih banyak
lagi.
Gambar 3.17. Diagram Pengetahuan Responden Terhadap Bogor Sebagai Salah Satu
Tempat Wisata Kuliner
Kemudian dari 48 responden telah mengetahui bahwa, di Bogor
merupakan salah satu destinasi untuk melakukan wisata kuliner dan mereka
pernah berwisata kuliner ke Bogor.
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
45
Gambar 3.18. Diagram Pengetahuan Responden Terhadap Lokasi Kuliner Khas
Peranakan Tionghoa di Bogor
Namun dari 55 responden tidak mengetahui apabila mereka ingin
bernostalgia kembali atau mencicipi Kuliner Khas Peranakan Tionghoa.
Gambar 3.19. Diagram Sumber Informasi Responden Tentang Wisata Kuliner di Bogor
Dan ternyata the power of mouth masih tidak dapat diragukan lagi
kehebatannya dalam menyebarkan informasi, karena setengah dari responden
dapat mengetahui informasi tempat wisata kuliner yang ada di Bogor melalui
informasi dari kolega, kemudian 27 orang diantaranya mendapat informasinya
melalui internet ataupun dari foodblogger.
Gambar 3.20. Diagram Tingkat Penggunaan Gadget Sebagai Sumber Informasi Lokasi
Kuliner bagi Responden
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
46
Dan hampir seluruh responden pernah menggunakan gadget-nya untuk
mencari informasi tempat kuliner seperti, menu, alamat lokasi, hingga peta untuk
menunjukkan arah ke tempat lokasi kuliner.
Gambar 3.21. Diagram Tingkat Efektifitas Metode Aplikasi pada Gadget Sebagai
Pemberi Informasi Lokasi Wisata Kuliner Khas Peranakan Tionghoa di Bogor
Gambar 3.22. Diagram Tingkat Efektifitas Keberadaan Sebuah Aplikasi Informasi
Seputar Lokasi Wisata Kuliner Khas Peranakan Tionghoa di Bogor
Kemudian dari data yang didapat bahwa, perancangan media interaktif
kuliner khas peranakan Tionghoa di Bogor, sangat efektif apabila dapat
direalisasikan, karena dapat membantu penggunanya untuk mencari kuliner khas
peranakan Tionghoa yang ada di Bogor yang ditujukan kepada orang yang bukan
berdomisili dari Bogor.
3.3. Sumber Data Tentang Kuliner Khas Peranakan Tionghoa
Sumber informasi yang digunakan penulis sebagai data tentang jenis-jenis kuliner
khas peranakan Tionghoa, didapat dari wawancara dan sumber buku. Buku yang
penulis pakai berjudul Peranakan Tionghoa Dalam Kuliner Nusantara oleh Aji
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
47
Chen Bromokusumo. Di dalam buku ini Aji Chen tidak sekedar memberikan
informasi tentang kuliner peranakan Tionghoa di Indonesia, tetapi juga
memberikan wawasan tentang sejarah dan akulturasi peranakan Tionghoa di
Indonesia melalui kuliner.
3.3.1. Kuliner Khas Peranakan Tionghoa
Kuliner adalah salah satu produk budaya suatu bangsa. Dalam proses perjalanan
sejarah suatu bangsa, hampir bisa dipastikan terjadi persentuhan budaya,
akulturasi budaya yang menghasilkan ciri khas kuliner baru yang kemudian
menjadi identitas bangsa itu sendiri.
Proses akulturasi panjang dengan budaya dan potensi lokal ternyata
berperan besar menjadikan Chineese Food berubah menjadi Nusantara Food.
Sebuah kuliner khas peranakan Tionghoa yang diramu kekayaan rempah dan rasa
Nusantara dengan teknik dan budaya Tionghoa sehingga menjadikan rasanya khas
Nusantara.
Alasan kuat budaya kuliner peranakan Tionghoa mudah diterima dan
diserap di Nusantara adalah karena kesederhanaannya dan teknik memasak yang
sangat mudah dan cepat saji.
3.3.2. Jenis – Jenis Kuliner Khas Peranakan Tionghoa
Berikut ini adalah asal muasal beberapa jenis contoh kuliner khas peranakan
Tionghoa yang banyak orang mengetahuinya:
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
48
1. Ngohiang
Ngohiang/ngohiong secara harafiah berarti lima bebauan. Sesuai dengan
namanya ngohiang terbuat dari lima macam bahan, yaitu pekak, kayu manis,
cengkeh, huajiao (merica Sichuan) dan adas, yang ditumbuk atau digiling halus
menjadi bubuk.
Bubuk ngohiang mengeluarkan bau khas yang sedap. Biasanya digunakan
untuk memasak berbagai jenis makanan dengan tujuan memperkaya dan
memperkuat cita rasa sekaligus menghilangkan bau amis daging.
Sebenarnya makanan yang disebut dengan ngohiang/ngohiong adalah
daging babi dan udang yang dicincang, dibumbui bubuk ngohiang, digulung
dalam kulit tahu.
Dari wawancara yang penulis dapatkan, asal mulanya kuliner ngohiang
yang ada di Bogor diperkenalkan oleh Thio O Tjang yang merupakan generasi
pertama yang berjualan ngohiang di Gedong Dalem Bogor. Berawal dari
berjualan keliling hingga mangkal di Gedong Dalam, dan sekarang usaha
kulinernya di wariskan kepada tiga anaknya. Ketiga anaknya yang mewarisi resep
ngohiang melanjutkan usaha keluarganya itu dengan membuka restoran ngohiang
masing-masing.
Saat ini ngohiang Bogor merupakan salah satu ciri khas kuliner peranakan
Tionghoa yang ada di Bogor, dan telah menjadi legendaris di Kota Bogor. Ungkap
Thio Wie Seng yang penulis wawancarai. Beliau sudah berjualan selama 22 tahun
di Jl. Suryakencana No. 154 hingga sekarang.
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
49
2. Lumpia
Hampir bisa dipastikan sebagian besar masyarakat Indonesia yang
mendengar kata lumpia pasti mengetahui ini adalah salah satu jenis makanan, tapi
tidak banyak orang yang tahu bahwa lumpia adalah salah satu kuliner keturunan
khas Tionghoa. Walaupun tiap daerah atau tiap kota versinya berbeda, secara
aklamasi disepakati bahwa makanan ini berbentuk bulat dan panjang. Dalam
dialek Hokkian berbunyi lun pia yang artinya kue bulat, dan saat ini sudah
beradaptasi dengan lidah lokal jadi berbunyi lumpia sampai sekarang.
Bicara lumpia, hampir semua orang akan terlintas dengan kota Semarang,
karena memang dikenal sebagai lumpia capital. Tetapi tidak kalah tenar seperti di
Semarang, kota Bogor juga mempunyai lumpia yang menjadi ciri khas kota
Bogor. Perbedaan dari lumpia Semarang dan lumpia Bogor terdapat pada isinya.
Di Semarang, isi lumpia menggunakan rebung, sedangkan yang di Bogor
menggunakan bangkuang sebagai bahan utamanya.
Dari hasil wawancara penulis, asal muasal lumpia pertama kali di Bogor,
yaitu pada tahun 70an. Cim Eng Cuih adalah generasi pertama yang berjualan
lumpia di Bogor berlokasi di Gedung Dalam Bogor. Sebagai intermezzo, Gedung
Dalam Bogor adalah cikal bakal atau tempat dimana berbagai kuliner peranakan
khas Tionghoa bermula, dan yang sekarang menyebar di sepanjang jalan Surya
Kencana, yang merupakan China Town kota Bogor.
Kuliner lumpia di Bogor, merupakan salah satu usaha turun temurun, saat
ini sudah turun ke generasi ke tiga semenjak Cim Eng Cuih atau yang biasa orang
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
50
Bogor kenal Mak Empah menurunkan resepnya ke anak-anaknya. Dan kini di
sepanjang jl. Surya Kencana ada empat gerobak yang menjajakan kuliner lumpia
basah dan kering, dan semuanya masih ada hubungan keluarga.
Seperti yang penulis wawancara, Liauw Sim Lok adalah salah satu
penerus usaha kuliner lumpia basah dan kering, ia mulai berjualan pada tahun
1996 di Sukasari sampai sekarang. Beliau mewarisi resep dari keluarga istrinya,
yang merupakan turunan langsung dari Mak Empah sendiri. Tidak ada modifikasi
khusus yang ia tambahkan pada lumpia dagangannya itu, jadi dari bentuk dan rasa
masih dipertahankan seperti adanya.
3. Fuyunghai
Sering juga ditulis puyunghai, buyunghai, dan orang Jawa Tengah yang
medok menyebutnya buyunghe. Resep aslinya tidak jelas dari mana. Makanan ini
adalah variasi dari omellete ala barat. Fuyunghai awalnya adalah campuran telur,
daging kepiting, bawang bombai dan beberapa variasi isian lainnya, digoreng dan
dimakan dengan saus tomat.
Kuliner ini dipercaya dari pesisir China Selatan yang salah satu dialeknya
adalah Cotonese. Sehingga namanya diucapkan sesuai dengan dialek Cotonese
menjadi fu yung hai. Hai dalam dialek Cotonese berarti kepiting. Namun dalam
perkembangannya, fuyunghai bukan lagi diisi daging kepiting, tapi bisa diisi
variasi apa saja.
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
51
3.4. Mind Mapping
Sebelum memasuki pembuatan konsep kreatif maka penulis melakukan proses
mind mapping yang berguna untuk menemukan big idea atau gagasan utama
dalam perancangan media interaktif kuliner khas peranakan Tionghoa di Bogor,
adapun mind mapping yang dilakukan adalah dengan menganalisa aspek-aspek
yang berhubungan dengan topik utama penelitian, yaitu perancangan aplikasi
media interaktif kuliner khas peranakan Tionghoa di Bogor.
Gambar 3.23. Mind Mapping
Pada proses mind mapping penulis menemukan beberapa hal yang
nantinya akan menjadi aspek-aspek yang dipertimbangkan dan digunakan sebagai
acuan dalam merancang media interaktif kuliner khas peranakan Tionghoa ini.
Proses mind mapping diawali dengan mencari garis besar dan topik utama yang
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
52
dalam kasus ini topik utamanya adalah aplikasi media interaktif kuliner khas
peranakan Tionghoa di Bogor, dan dari topik utama ini dicari elemen-elemen
yang berupa keyword utama, yaitu tujuan, target, aplikasi, promosi, lokasi, desain
visual dan konten.
Tujuan dari media interaktif ini sendiri adalah memberikan panduan
wisatawan yang ingin berkunjuang untuk berwisata kuliner ke Bogor, khususnya
kuliner khas peranakan Tionghoa. Penggunaan smartphone sebagai media berarti
dapat digunakan atau diakses kapan saja dan dimana saja sehingga dapat
mempermudah para wisatawan untuk mencari atau menemukan referensi tempat
kuliner, dan juga terintegrasi dengan peta kota Bogor yang dapat membantu para
wisatawan untuk menemukan lokasi dan lokasi wisatawan berada. Kemudian
untuk target media interaktif ini adalah kalangan dewasa muda dengan range umur
20-40 tahun. Penulis menentukan mereka sebagai target utama karena pada usia
tersebut, kalangan usia tersebut sudah dapat menentukan keputusannya sendiri
untuk memilih tempat makan saat melakukan traveling atau wisata kuliner.
Dengan memberikan informasi tempat wisata kuliner khas peranakan
Tionghoa yang ada di Bogor melalui sebuah teknologi gadget yang banyak
digunakan oleh masyarakat modern pada saat ini karena kepraktisannya dalam
memperoleh sebuah informasi. Informasi yang akan diberikan akan disajikan
melalui sebuah aplikasi yang bisa di download oleh para pengguna smartphone.
Desain tampilan visual dari media interaktif ini akan dibuat dengan
mengacu beberapa aspek desain, pada aspek tipografi, jenis huruf yang digunakan
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
53
adalah yang mudah dibaca oleh semua orang atau dengan kata lain memiliki
Readibility tinggi. Aspek kedua pada warna, warna yang digunakan adalah warna
– warna turunan dari merah, karena penulis ingin menyampaikan kesan yang
bernuansa warm, semangat, nafsu makan yang berdampak dari psikologi warna
yang ditunjukkan. Warna merah atau warna hong (dalam bahasa Cina) adalah
warna pilihan utama masyarakat Cina. Filosofi warna merah adalah
menggambarkan keadaan yang terang dan ceria dalam kehidupan masyarakat
Cina. Warna merah juga melambangkan kemakmuran, semangat hidup dan
keberuntungan
(http://www.aviva.co.id/id/index.php?option=com_content&view=article&id=188
:makna-warna-merah-bagi-etnis-tionghoa&catid=83&Itemid=741&lang=en).
Warna merah sebenarnya memiliki makna keteguhan, keberanian, keceriaan dan
kemegahan. Oleh karena itu, warna ini dikatakan memberi dorongan kepada
keadaan yang lebih positif dalam kehidupan masyarakat Cina
(http://edupaint.com/pilihan-editor/3538-warna-merah-dalam-masyarakat-
cina.html). Sedangkan demi menunjang feel dari makanan yang ditampilkan maka
dalam media interaktif ini akan diberikan sebuah foto-foto makanan yang
berkaitan dengan topik yang dibicarakan.
Unsur utama pada sebuah media interaktif adalah navigasi, tanpa navigasi
dari pengguna sebuah media interaktif tidak akan berguna karena kehilangan sifat
interaktifitasnya itu sendiri, navigasi pada media interaktif berisi tombol atau
buttons yang dapat digunakan penggunanya. Tombol harus memiliki ukuran yang
besar sehingga mudah terlihat dan mudah dinavigasikan, visual sebuah tombol
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
54
atau buttons harus mewakili apa yang ada di dalamnya. Maka penggunaan icon &
text pada tombol dapat memperjelas maksud dan guna dari tombol itu sendiri.
Adanya Searchbar dapat memudahkan pengguna dalam pencarian lokasi restoran
dan jenis makanan yang ingin dicari. Pengguna dapat berinteraksi dengan aplikasi
ini dengan cara menekan tombol yang ada, scroll up & down, serta slide left &
right pada tampilan visual media interaktif.
Konten atau isi dari media interaktif ini adalah hal-hal yang sangat penting
saat kita ingin mencari sebuah lokasi wisata kuliner yang ada di Bogor, yaitu
nama restoran-restoran yang menjual kuliner khas peranakan Tionghoa, kemudian
terdapat daftar menu kuliner yang mereka jual. Kemudian adanya peta yang
terintegrasi dengan GPS (Global Positioning System) dapat sangat memudahkan
pencarian lokasi restoran dari lokasi si pengguna.
Setelah melakukan proses mind mapping maka penulis dapat menentukan
Segmentasi, Target dan Posisi (STP) serta Strength, Weakness, Opportunity dan
Threat (SWOT) dari penelitian yang dilakukan oleh penulis seperti yang
dijabarkan dibwah ini.
Tabel 3.1. Tabel STP
Segmentation Targeting Positioning
Aplikasi media interaktif
kuliner Khas Peranakan
Tionghoa di Bogor ini
ditujukan oleh
masyarakat Indonesia,
Wanita dan Pria
pengguna smartphone,
tetapi lebih di titik
beratkan ke kalangan
dewasa muda, karna pada
Applikasi media
interaktif yang berkaitan
dengan kuliner.
Khususnya kuliner khas
peranakan Tionghoa yang
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
55
khususnya kepada orang
luar Bogor yang ingin
berkunjung ke Bogor
untuk berwisata kuliner.
Usia : 20-40 tahun.
SES : A-B
Tinggal diperkotaan
besar seperti
JADETABEK
usia tersebut, kalangan
tersebut sudah dapat
menentukan
keputusannya sendiri
untuk memilih tempat
makan saat melakukan
traveling atau wisata
kuliner.
ada di Bogor.
Strength Weakness Opportunity Threat
Mudah diakses
kapanpun dan
dimanapun
Hanya dapat
digunakan pada
smartphone
Dapat menjadi
sarana baru dalam
penyampaian
informasi tempat
wisata kuliner
khas peranakan
Tionghoa yang
ada di Bogor
Adanya buku yang
memiliki
informasi sejenis
Dikemas dengan
desain interaktif
yang menarik
Belum terlalu
dikenal oleh
masyarakat
Masih jarang
aplikasi media
interaktif yang
memberikan info
tempat wisata
kuliner khas
peranakan
Tionghoa,
khususnya yang
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
56
ada di kota Bogor
Mudah
dioperasikan
Cara cepat dan
praktis dalam
memperoleh
informasi tempat
dan referensi
wisata kuliner
khas peranakan
Tionghoa di
Bogor
Menggunakan
Bahasa Indonesia
3.5. Konsep Kreatif
Setelah melakukan proses mind mapping dan pengolahan sumber data yang
ditemukan penulis mendapatkan Big Idea dalam perancangan media interaktif ini.
Big idea ini merupakan interpretasi penulis dari data-data yang ditemukan,
karena seperti yang dijelaskan pada proses mind mapping di atas bahwa sebuah
teknologi dalam menunjang sebuah proses kehidupan sehari-hari adalah sebuah
pola hidup manusia modern. Hal ini merupakan hal yang baik karena melihat dari
segi kepraktisannya. Dalam kasus ini wisatawan domestik ataupun non domestik
yang khususnya bukan berdomisili di Bogor, dapat memperoleh informasi-
informasi tempat kuliner khas peranakan Tionghoa yang ada di Bogor dengan
mudah dimanapun dan kapanpun dengan hanya mengakses aplikasi yang ada pada
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
57
gadget smartphone yang mereka punyai. Meskipun sudah banyak orang yang
mengetahui bahwa Bogor adalah salah satu surga wisata kuliner yang ada di Jawa
Barat, tapi tidak jarang orang yang tidak mengetahui apa itu kuliner khas
peranakan Tionghoa dan turunannya atau jenis-jenis kulinernya. Maka dengan
adanya aplikasi media interaktif ini pengguna dapat berinteraksi dan secara tidak
langsung teredukasi tentang kuliner khas peranakan Tionghoa yang ada di Bogor.
Dan mereka dapat mendapatkan informasinya yang mereka butuhkan tanpa harus
bersusah payah, karena media interaktif ini bersifat praktis.
Dalam perancangan media interaktif ini penulis menggunakan tema
modern dalam pembuatan visual media interaktif karena smartphone sendiri
adalah pola hidup yang modern bagi orang yang menginginkan kepraktisan dan
sifat modern pada layout media interaktif ini akan terlihat pada komposisi visual
yang simple, clean dan minimalis tanpa menggunakan gambar yang berlebihan
dan penempatan tulisan yang mengutamakan sistematis dan informatif. Sehingga
dapat sangat mempermudah oleh penggunanya. Dan untuk mendukung hal
tersebut penulis mempertimbangkan elemen-elemen desain yang akan digunakan
dalam pembuatan visual secara keseluruhan, dan elemen-elemen tersebut adalah:
1. Branding
Yang utama adalah merancang sebuah logo serta penamaan yang menarik,
berciri khas dan mudah dimengerti. Penulis juga memberikan tone &
manner yang bersifat modern dalam aspek branding ini dengan
menggunakan elemen penunjang seperti warna dan tipografi. Penulis
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
58
menginginkan dengan melihat logo tersebut audience dapat mengerti apa
yang ada di dalamnya maka penulis akan menggunakan visual yang dekat
dengan target.
2. Tipografi
Elemen tipografi dalam sebuah perancangan media interaktif kuliner khas
peranakan Tionghoa yang ada di Bogor adalah salah satu hal yang perlu
diperhatikan, karena dengan pemilihan jenis huruf yang baik dan sesuai
membuat para pengguna aplikasi ini lebih nyaman dalam mengoperasikan
aplikasi tersebut serta penulis akan menggunakan beberapa jenis font
untuk memberikan emphasis pada beberapa bagian tertentu guna
mengarahkan fokus utama penggunanya.
Karena pada target media interaktif ini dimana penggunanya adalah
kebanyakan yang sudah berusia dewasa, maka penulis sangat memperhatikan
jenis tipografi yang dipakai, karena yang kita tahu kebanyakan orang yang sudah
berusia diatas 30 tahun, cenderung akan memiliki mata plus. Oleh karena itu jenis
tipografi yang digunakan adalah yang memiliki readibillity tinggi baik dengan
ukuran besar maupun kecil, meskipun tidak terlalu banyak text pada aplikasi
media interaktif ini tipografi adalah salah satu hal yang sangat penting, agar dapat
dengan nyaman dibaca oleh penggunamya.
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
59
3. Warna
Warna yang penulis pakai adalah warna yang sangat identik dengan etnis
Tionghoa, selain itu dalam warna tersebut terdapat sifat hangat, spirit sehingga
dapat membangun mood yang mengairahkan untuk menggugah nafsu makan
audience. Warna yang digunakan adalah warna merah beserta turunannya dan
warna-warna netral yang akan digunakan dalam perpaduan elemen-elemen visual
media interaktif ini mulai dari tipografi, tombol interaktif. Sehingga akan dapat
menunjang konsep modern namun tetap pada jalurnya yang sangat menonjolkan
etnis Tionghoa. Filosofi warna merah adalah menggambarkan keadaan yang
terang dan ceria dalam kehidupan masyarakat Cina. Warna merah juga
melambangkan kemakmuran, semangat hidup dan keberuntungan. Warna merah
sebenarnya memiliki makna keteguhan, keberanian, keceriaan dan kemegahan.
Oleh karena itu, warna ini dikatakan memberi dorongan kepada keadaan yang
lebih positif dalam kehidupan masyarakat Cina.
4. Icon dan Buttons
Dalam pembuatan aplikasi interaktif maka bentuk icon dan buttons yang
digunakan harus dapat mendukung kenyamanan penggunanya dalam arti
pengguna dapat mudah beriteraksi dengan tombol tersebut dan mudah dimengerti,
dan berdasarkan data penelitian yang dilakukan penulis ditemukan bahwa ukuran
icon dan buttons yang besar dapat mempengaruhi kenyamanan pengguna dalam
melakukan interaksi dengan aplikasi tersebut.
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
60
5. Foto atau image
Pada media interaktif kuliner khas peranakan Tionghoa ini, penulis
menggunakan foto-foto asli. Karena dengan media foto, audience yang melihat
dapat menilai langsung dan membayangkan seperti apa bentuk dari makanan yang
mereka pilih atau yang akan mereka makan.
6. Konten media interaktif
Isi dari aplikasi ini sendiri terdiri dari atas informasi-informasi nama
restaurant yang menyediakan menu khas peranakan Tionghoa, serta beberapa
daftar menu yang ada pada restaurant tersebut. Karena tidak semua penikmat
kuliner khas peranakan Tionghoa adalah etnis Tionghoa sendiri, maka penulis
juga memberikan info makanan tersebut halal atau non-halal. Karena yang kita
tahu, kebanyakan makanan khas peranankan Tionghoa biasanya menggunakan
campuran daging babi, minyak ataupun yang lainnya dalam pengolahannya.
Media interaktif ini juga ditambahi dengan adanya peta yang dapat
terintegrasi dengan posisi pengguna yang dapat langsung mengarahkan ke
restaurant atau tempat makan yang menjual menu yang kita inginkan. Dengan
adanya peta yang disertai dengan GPS, dapat sangat membantu audience untuk
mencapai tempat yang diinginkan.
Selain itu juga terdapat album foto yang berisikan jenis-jenis kuliner khas
peranakan Tionghoa itu sendiri, sehingga selain audience dapat mencari nama
restaurant ataupun menu, audience juga dapat mencari jenis-jenis kuliner melalui
foto. Karena tidak jarang, orang-orang lebih dapat dengan cepat mengingat bentuk
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014
61
makanan daripada menghafal nama-nama makanan. Dan dapat lebih memudahkan
audience untuk mencari apa yang ingin mereka makan.
Perancangan Media..., Sigit Wahyu Jatmiko, FSD UMN, 2014