lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/10166/8/lampiran.pdfes krim, kue, dan...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
XVIII
LAMPIRAN A: WAWANCARA DAN HASIL DATA RESPONDEN
WAWANCARA PEMILIK TOKO OEN
1. Bagaimana sejarah Toko Oen?
Toko Oen pertama kali didirikan di Yogyakarta berupa toko kecil pada sekitar
tahun 1910 kemudian baru dibuat toko besar pada tahun 1922 oleh Opa Oma
(kakek dan nenek narasumber).
2. Apa visi misi Toko Oen?
Apa yang dulu dibangun kembali asri, jadi seperti kita punya sesuatu yang
aslinya dari awal seperti itu kemudian disampaikan kepada generasi-generasi
selanjutnya sama persis. Kalau bisa kami tidak mengubah bentuk, rasa, atau
suasananya. Pada intinya kami ingin mempertahankan apa yang sudah ada
secara turun-temurun. Jadi jika ada menu-menu yang kurang laku akan kita
singkirkan, tapi kita tidak melakukan modifikasi resep. Seperti contoh bestik
lidah Toko Oen, rasa dan resep yang sudah sejak awal seperti itu tidak akan
kami ubah-ubah resepnya agar tetap terjaga keasliannya. Seperti kue Ganjel Rel
yang sudah terkenal dari dulu merupakan makanan khas Semarang, tapi saat itu
bahan dasarnya menggunakan gaplek (tepung ketela) dan memang rasanya
aneh dan keras. Saya sendiri belum pernah mencoba resep asli kue Ganjel Rel.
Tapi sewaktu mendalami Ganjel Rel ini dan dibandingkan dengan resep yang
sudah ada di mana-mana berdasarkan cerita turun-temurun, diceritakan bahwa
orang di sini (penduduk Semarang zaman dahulu) ingin membuat Ontbijtkoek,
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XIX
yaitu roti Belanda yang biasa menjadi menu sarapan itu dibuat dalam versi
Indonesia. Karena tepung terigu saat itu mahal jadi diganti dengan gaplek, juga
gula putih yang saat itu lebih mahal dari gula jawa jadi diganti menggunakan
gula jawa. Sekarang kita sudah tahu sejarahnya, sudah tahu bagaimana bentuk
dan rasanya dari cerita orang-orang dan bagaimana permintaan masyarakat
terhadap kue ini tapi kita sebagai Toko Oen generasi ke-3 tidak tahu bagaimana
rasa asli kue Ganjel Rel ini, maka kita buat sendiri berdasarkan sejarah dan
jadilah kue Ganjel Rel ala Toko Oen (fusion). Jadi Ganjel Rel Toko Oen itu
bukan berarti kue asli Ganjel Rel dari resep sejarah, tapi merupakan resep asli
percampuran atau fusi ala Oen. Jadi ada beberapa yang kita modifikasi. Seperti
Poffertjes itu fusion (percampuran) yang kita modifikasi sendiri. Tapi ada juga
kue Katetong (kue lidah kucing) itu bukan merupakan modifikasi Toko Oen
tapi memang resep Katetong asli seperti itu. Jadi ada beberapa yang memang
kita modifikasi tapi kami jujur mengatakan bahwa ada beberapa menu yang
memang kami ubah resepnya ala Oen karena itu kreasi Toko Oen. Jadi misalnya
seperti Lumpia. Ternyata Lumpia itu masuk dari Cina ke Indonesia di waktu
tertentu tapi semua keluarga itu punya resep sendiri2 seperti jamu. Mungkin
suatu ketika saat itu ada Lumpia yang terkenal dari suatu keluarga di Semarang
yang dicampur dengan telur, tapi aslinya Lumpia tidak menggunakan telur.
Lumpia asli zaman dahulu isiannya menggunakan kepiting, ikan, dan makanan
laut lainnya. Tapi suatu saat bahan-bahan tersebut menjadi langka dan jika
setiap hari harus mengambil kepiting juga merepotkan, jadi lama kelamaan
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XX
terjadi perkembangan. Lumpia di Toko Oen juga terjadi perkembangan, kita
tidak menggunakan kepiting dan diganti dengan daging ayam karena ayam
makanan yang mudah ditemui dan penggunaan ikan yang mahal juga kita ganti
tapi tetap menggunakan udang. Jadi Lumpia yang ada di sini bukan Lumpia asli
Semarang tapi Lumpia ala Toko Oen. Jadi zaman dahulu ketika akan dijual
umum agak sulit karena jika dijual dengan bahan-bahan yang seperti itu
bahannya terlalu mahal jadi bahannya diganti dengan telur. Jadi sampai
sekarang yang terkenal adalah Lumpia yang menggunakan telur, meskipun
resep asli Lumpia dari Cina tidak menggunakan telur dan hanya menggunakan
seafood dan rebung. Ada Lumpia yang masuk ke Jawa Barat dan Jawa Timur
yang tidak menggunakan rebung. Lumpia jenis itu dibawa oleh orang Cina dari
daerah yang lain lagi. Maka dari itu kalau kita mau membuat sesuatu kita harus
mempelajari sejarahnya terlebih dahulu.
3. Biasanya yang datang dari kalangan mana?
Dari bermacam-macam kalangan, tapi lebih banyak turis dan orang luar kota.
Kalau turis yang datang biasanya dari yang muda sampai yang tua. Kalau orang
lokal kebanyakan orangtua yang datang. Anak muda juga ada yang datang tapi
tidak banyak dan bukan untuk nongkrong.
4. Apa menu andalan Toko Oen?
Makanan besar ada aneka macam bestik, yaitu steak yang dimasak seperti di
Belanda jadi sausnya banyak dan bukan dibakar. Kalau kuenya ada Katetong,
Poffertjes, Kastengel, Panekoek, dan Ganjel Rel.
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXI
5. Sekarang muncul banyak kafe dan restoran, apakah itu menjadi ancaman bagi
Toko Oen?
Kalau dibilang saingan ya benar, tapi pangsa pasar nya sendiri dan Toko Oen
punya ciri sendiri. Sekarang justru banyak orang yang punya konsep back to
the past, seperti restoran Pesta Keboen tapi sebenarnya produk yang dijual
bukan produk asli atau authentic. Seperti contohnya gedung yang digunakan
adalah gedung baru tapi menunya adalah menu resep asli authentic atau
menunya dengan resep baru tapi gedungnya menggunakan gdung yang sudah
lama. Contoh seperti itu belum bisa disebut sebagai kompetitor Toko Oen,
karena seperti Toko Oen yang ada di mall sebenarnya agak susah dan berat
(penjualannya) karena sudah dicoba beberapa kali jualan di mall dan yang laku
hanya Poffertjes dan makanan manis lainnya. Tapi untuk orang yang mau
makan di Toko Oen di mall itu sulit jadi bagi kita itu sudah jelas kita tidak akan
mengambil pangsa pasar mall untuk jualan. Jika nama Toko Oen digunakan
pada barang modern itu tidak bisa kecuali barang yang bisa dibuat di sini dan
dilepas dari nama Toko Oen mungkin bisa. Kompetior Toko Oen yang
sesungguhnya itu ya warung-warung yang sudah seumur Toko Oen juga, tapi
untuk restoran besar mungkin chinese food yang ada di daerah Tanjung dekat
PLN, Happy, dan Pesta Keboen.
6. Saat ini siapa target pasar Toko Oen?
Sekarang yang sedang dikejar adalah kaum millenial karena meskipun Toko
Oen ramai tapi untuk di Semarang sepertinya perlu anak muda yang ikut
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXII
meramaikan. Apalagi untuk jenis kue yang mudah menyebar kemana-mana,
seperti Toko Oen yang ada di mall yang paling diminati adalah Poffertjes.
Makanan manis Toko Oen sebenarnya bisa menyebar di kalangan anak muda.
7. Apakah kendala yang sedang dialami Toko Oen?
Karena sekarang Toko Oen sedang menargetkan anak muda, Toko Oen ingin
bisa menyajikan Gelatto (es krim non dairy) yang sekarang ini sedang banyak
disukai kaum millenial, tapi Toko Oen tidak umngkin bisa meletakkan fridge
besar di Toko Oen karena tempatnya sudah penuh. Jika di Toko Oen
dipamerkan Gelatto, orang tidak akan mau makan bestik Toko Oen.
8. Bagaimana strategi Toko Oen untuk menarik minat kaum millenial?
Membuat outlet lain Toko Oen yang hanya menyajikan hidangan manis seperti
es krim, kue, dan roti. Kita sedang mencoba untuk membuka tempat baru di
kawasan Kota Lama dengan gedung yang lama juga. Kami ingin membuat
semacam kafe yang menjual es krim dengan sasarannya adalah turis asing dan
anak muda. Karena dengan begitu tempat itu tidak akan terikat dengan Toko
Oen, tapi dengan catatan produk-produk di sana asih asli dari Toko Oen.
9. Apakah sekarang ada media promosi yang digunakan Toko Oen?
Kami punya Instagram dan Facebook tapi yang mengurus adalah anak-anak
saya. Sebenarnya ada juga website tapi sudah lama sekali tidak pernah diurus.
Untuk makanan keringnya ada juga di situs e-commerce seperti Blibli.com,
Shopee, dan Bukalapak. Saya sendiri tidak tahu ada produk Toko Oen dijual di
sana. Kalau Blibli.com cara jualnya akan ada orang yang bekerja dari
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXIII
Blibli.com yang memesan kue-kue kering Toko Oen untuk dijual di situsnya
lalu JNE (ekspedisi pengiriman) akan mengambil barangnya di Toko Oen. Tapi
penjualan di situs-situs seperti itu penjualannya tidak signifikan karena orang
pasti lebih suka datang langsung ke Toko Oen, kecuali orang yang sudah
langganan. Toko Oen juga mengikuti berbagai macam pameran.
10. Apakah ada kendala dalam melakukan promosi dengan cara-cara tersebut?
Kalau kendala mungkin saya belum tahu, tapi yang saya khawatirkan adalah
dengan melakukan promosi di media sosial seperti itu akan semakin banyak
orang yang cari-cari dan komentar. Jika ada orang yang tidak suka dengan Toko
Oen maka bisa menyebar kemana-mana, tapi itu adalah resiko pemasaran.
Wawancara Pelanggan Toko Oen
Pada tanggal 20 Februari 2019 penulis melakukan wawancara kepada 3
pelanggan Toko Oen yang ada di Semarang. Berikut adalah hasil wawancara
penulis dengan narasumber pertama:
1. Siapa namanya?
Nama saya Kezia.
2. Darimana asal anda? Berapa usia anda? dan apa profesi anda?
Tahun ini saya berusia 22 tahun asal Semarang, dan baru saja lulus kuliah.
3. Apakah anda mengetahui Toko Oen?
Ya saya tahu Toko Oen Semarang.
4. Apakah anda pernah pergi ke Toko Oen Semarang?
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXIV
Ya saya pernah ke sana.
5. Berapa kali anda pergi ke Toko Oen?
Saya sudah dua kali pergi ke Toko Oen, sepertinya terakhir saya ke sana
sekitar 3 tahun yang lalu.
6. Bagaimana pendapat anda tentang Toko Oen?
Kalau dari segi rasa karena saya biasanya membeli es krim ya menurut saya
rasanya enak, harganya juga sesuai, lingkungannya nyaman dan bersejarah,
tapi untuk pelayanannya biasa saja.
7. Apa yang menyebabkan anda tertarik pergi ke Toko Oen?
Waktu itu banyak yang bilang es krim di Toko Oen enak, jadi saya ingin
coba.
8. Bagaimana pendapat anda mengenai harga menu di Toko Oen?
Harga dengan makanannya menurut saya sesuai, tidak terlalu mahal dan
tidak terlalu murah.
9. Apakah menurut anda ada kekurangan dalam Toko Oen?
Menurut saya pelayan di sana kurang ramah dan kebanyakan sudah tua.
10. Biasanya produk apa yang dibeli ketika datang ke Toko Oen?
Es krim, karena saya belum pernah memesan makanan lain selain makanan
manis.
11. Apakah ada pengalaman mengesankan atau yang tidak terlupakan ketika
datang ke Toko Oen?
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXV
Pengalaman mengesankan saya adalah ketika melihat foto-foto sejarah kota
Semarang dan bangunan lama di Toko Oen yang sudah berdiri selama
bertahun-tahun. Jadi ada sisi historis di dalamnya yang mengingatkan kita
tentang sejarah.
12. Apakah restoran favorit anda di Semarang?
Kalau saya suka di restoran Pelangi.
13. Bagaimana pendapat anda tentang restoran tersebut jika dibandingkan
dengan Toko Oen?
Kalau di Pelangi pelayanannnya lebih nyaman dan lebih ramah, dan
tempatnya pun lebih modern. Kalau Toko Oen tempatnya tua, saya sendiri
lebih suka tempat yang modern.
14. Jika diminta untuk datang lagi, restoran mana yang akan anda kunjungi?
Ke Pelangi.
15. Apa alasannya?
Karena untuk makanannya menurut saya lebih enak dari pada di Toko Oen,
dan harganya lebih terjangkau di Pelangi.
16. Apa kekurangan dan kelebihan Pelangi dibandingkan Toko Oen?
Kalau kekurangan Pelangi menurut saya adalah kurangnya lahan parkir, tapi
dari segi pelayanan, promosi, dan makanan semuanya lebih baik dari Toko
Oen.
Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan narasumber ke-2:
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXVI
1. Siapa namanya?
Nama saya Nindy.
2. Darimana asal anda? Berapa usia anda? dan apa profesi anda?
Saya berusia 25 tahun dari Surabaya. Saya bekerja sebagai koki di
Locavore, Surabaya.
3. Apakah anda mengetahui Toko Oen?
Ya saya tahu dari teman orang tua saya.
4. Apakah anda pernah pergi ke Toko Oen Semarang?
Ya saya pernah ke sana.
5. Berapa kali anda pergi ke Toko Oen?
Saya baru sekali ke sana sekitar 5 atau 6 tahun yang lalu.
6. Bagaimana pendapat anda tentang Toko Oen?
Menurut saya Toko Oen adalah satu-satunya restoran yang dapat
menyajikan makanan authentic dari Semarang seperti Ganjel Rel dan
makanan-makanan lainnya yang berasal dari Belanda yang sangat jarang
ada di tempat-tempat lain.
7. Apa yang menyebabkan anda tertarik pergi ke Toko Oen?
Karena saya suka camilan jadi saya suka makan di Toko Oen karena Toko
Oen menyediakan banyak camilan dan rasannya juga enak dan menarik
untuk dipandang .
8. Bagaimana pendapat anda mengenai harga menu di Toko Oen?
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXVII
Menurut saya harganya terjangkau untuk kantong mahasiswa untuk
camilannya.
9. Apakah menurut anda ada kekurangan dalam Toko Oen?
Mungkin tempatnya yang perlu agak diperbaiki sedikit agar lebih bagus dan
menarik lagi.
10. Biasanya produk apa yang dibeli ketika datang ke Toko Oen?
Biasanya saya paling suka Poffertjes dan kue-kue kering Toko Oen.
11. Apakah ada pengalaman mengesankan atau yang tidak terlupakan ketika
datang ke Toko Oen?
Pengalaman mengesankan saya adalah ketika mencoba es krim Toko Oen
pertama kali yang rasanya beda dari yang lain. Yang kedua adalah
pengalaman saya ketika bertemu dan melihat langsung walikota Semarang
di dekat Toko Oen.
12. Apakah restoran favorit anda di Semarang?
Kalau untuk dibandingkan dengan Toko Oen saya juga suka Pelangi Resto.
13. Bagaimana pendapat anda tentang restoran tersebut jika dibandingkan
dengan Toko Oen?
Mungkin kalau Pelangi lebih banyak menyajikan makanan dan camilan-
camilan yang menarik dan lebih modern jadi mungkin kalau untuk tempat
nongkrong juga lebih nyaman di Pelangi karena juga di sana sering memutar
lagu-lagu anak muda. Kalau dari segi rasa saya lebih suka Pelangi karena
bumbunya lebih tajam bagi saya, kalau Toko Oen mungkin karena itu
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXVIII
restoran yang pencipta resepnya adalah orang zaman dulu jadi mungkin rasa
dan seleranya berbeda dari zaman sekarang sehingga bumbunya kurang
tajam. Kalau dari segi pelayanan menurut saya keduanya punya kualitas
yang sama. Kalau dari segi harga mungkin lebih murah Pelangi sedikit. Dari
segi suasana menurut saya jika untuk makan bersama keluarga lebih cocok
di Toko Oen karena lebih nyaman dan lebih tenang, tapi kalau untuk
mengobrol dan kumpul bersama teman-teman lebih cocok di Pelangi.
14. Jika diminta untuk datang lagi, restoran mana yang akan anda kunjungi?
Saya lebih merekomendasikan ke Pelangi.
15. Apa alasannya?
Krena untuk soal bumbu, Pelangi lebih berani dalam memberikan bumbu.
16. Apa kekurangan dan kelebihan Pelangi dibandingkan Toko Oen?
Kekurangan Pelangi jika dibandingkan dengan Toko Oen mungkin
restorannya yang agak pasaran, tetapi kelebihannya ada dari segi rasa,
suasana, dan pelayanannya yang baik.
Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan narasumber ke-3:
1. Siapa namanya?
Nama saya Michael.
2. Darimana asal anda? Berapa usia anda? dan apa profesi anda?
Usia saya 28 tahun dari Jogja. Saat ini saya sedang mencari pekerjaan.
3. Apakah anda mengetahui Toko Oen?
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXIX
Ya saya tahu Toko Oen Semarang.
4. Apakah anda pernah pergi ke Toko Oen Semarang?
Ya saya pernah ke sana.
5. Berapa kali anda pergi ke Toko Oen?
Saya sudah dua kali pergi ke Toko Oen, sepertinya terakhir saya ke sana
sekitar 3 tahun yang lalu.
6. Bagaimana pendapat anda tentang Toko Oen?
Kalau dari segi rasa karena saya biasanya membeli es krim ya menurut saya
rasanya enak, harganya juga sesuai, lingkungannya nyaman dan bersejarah,
tapi untuk pelayanannya biasa saja.
7. Apa yang menyebabkan anda tertarik pergi ke Toko Oen?
Waktu itu banyak yang bilang es krim di Toko Oen enak, jadi saya ingin
coba.
8. Bagaimana pendapat anda mengenai harga menu di Toko Oen?
Harga dengan makanannya menurut saya sesuai, tidak terlalu mahal dan
tidak terlalu murah.
9. Apakah menurut anda ada kekurangan dalam Toko Oen?
Menurut saya pelayan di sana kurang ramah dan kebanyakan sudah tua.
10. Biasanya produk apa yang dibeli ketika datang ke Toko Oen?
Es krim, karena saya belum pernah memesan makanan lain selain makanan
manis.
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXX
11. Apakah ada pengalaman mengesankan atau yang tidak terlupakan ketika
datang ke Toko Oen?
Pengalaman mengesankan saya adalah ketika melihat foto-foto sejarah kota
Semarang dan bangunan lama di Toko Oen yang sudah berdiri selama
bertahun-tahun. Jadi ada sisi historis di dalamnya yang mengingatkan kita
tentang sejarah.
12. Apakah restoran favorit anda di Semarang?
Kalau saya suka di restoran Pelangi.
13. Bagaimana pendapat anda tentang restoran tersebut jika dibandingkan
dengan Toko Oen?
Kalau di Pelangi pelayanannnya lebih nyaman dan lebih ramah, dan
tempatnya pun lebih modern. Kalau Toko Oen tempatnya tua, saya sendiri
lebih suka tempat yang modern.
14. Jika diminta untuk datang lagi, restoran mana yang akan anda kunjungi?
Ke Pelangi.
15. Apa alasannya?
Karena untuk makanannya menurut saya lebih enak dari pada di Toko Oen,
dan harganya lebih terjangkau di Pelangi.
16. Apa kekurangan dan kelebihan Pelangi dibandingkan Toko Oen?
Kalau kekurangan Pelangi menurut saya adalah kurangnya lahan parkir, tapi
dari segi pelayanan, promosi, dan makanan semuanya lebih baik dari Toko
Oen.
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXXI
Wawancara calon pelanggan Toko Oen
Pada tanggal 20 Februari 2019 penulis melakukan wawancara kepada 3 calon
pelanggan Toko Oen yang ada di Semarang. Berikut adalah hasil wawancara penulis
dengan narasumber pertama:
1. Siapa namanya?
Nama saya Dimas Alfatan, dari Fakultas Hukum Undip.
2. Kalau boleh tau pernah ke Toko Oen Semarang nggak sebelumnya?
Belum pernah tapi tahu.
3. Kalau disuruh ke sana apa anda tertarik?
Kayanya enggak deh.
4. Apa alasannya?
Yang pertama jauh, yang kedua jarang ada orang update di sana.
5. Terus kalu di Semarang biasa nongkrong dimana?
Kalau di Semarang sih biasanya nongkrong di Semawis pas Jumat, Sabtu,
Minggu, padahal deket loh dari Semawis ke Toko Oen.
6. Kenapa pilihnya ke Semawis?
Karena lebih menarik aja, sebenernya banyak orang yang nawarin Toko
Oen Cuma belum kesampaian aja.
7. Bagaimana pendapat anda soal Toko Oen kalua dibandingkan dengan
Semawis?
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXXII
Lebih menarik Semawis, sebenernya kan Toko Oen nggak Cuma ada di situ
(Jalan Pemuda), di DP mall ada, di CL ada, Cuma waktu kita lewat aja
jarang ada yang beli kue-kuenya.
8. Biasanya apa yang membuat anda tertarik untuk dating ke restoran atau
kafe?
Yang cozy gitu.
9. Kalau kaya Calais gitu kan suka ada promo di Line@, kalua Toko Oen bikin
kaya gitu juga kamu tertarik nggak?
Mungkin sih.
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXXIII
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXXIV
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXXV
LAMPIRAN B: FOTO WAWANCARA DENGAN NARASUMBER
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXXVI
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXXVII
LAMPIRAN C: ABSEN BIMBINGAN
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXXVIII
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XXXIX
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019
XL
Perancangan Promosi Toko..., Pepita Karina Martasya, FSD UMN, 2019