limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan

23
Pengertian Limbah Padat Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan,lumpur, bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu limbah padat yaitu dapat didaur ulang, seperti plastik, tekstil, potongan logam dan kedua limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis. Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani dengan berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali kemudian dibuang dan dibakar. Dalam usaha untuk mengurangi jumlah limbah organik padat yang sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), limbah organik padat dari limbah kota dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk biodegradasi anaerob dan produksi methan. Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestic pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll. Dengan meningkatnya populasi penduduk di setiap daerah/kota maka jumlah sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga makin meningkat. Hal ini menjadi masalah besar bagi kota-kota besar yang padat penduduknya seperti Jakarta, Surabaya dan lain-lainnya untuk menangani masalah yang dihasilkan setiap hari. Klasifikasi Limbah Padat

Upload: aykzir

Post on 28-Dec-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

spl

TRANSCRIPT

Page 1: Limbah Padat Adalah Hasil Buangan Industri Berupa Padatan

Pengertian Limbah Padat

Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan,lumpur, bubur yang berasal

dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu limbah

padat yaitu dapat didaur ulang, seperti plastik, tekstil, potongan logam dan kedua limbah padat

yang tidak punya nilai ekonomis. Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat

ditangani dengan berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali kemudian

dibuang dan dibakar. Dalam usaha untuk mengurangi jumlah limbah organik padat yang sampai

ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), limbah organik padat dari limbah kota dimanfaatkan

sebagai bahan baku untuk biodegradasi anaerob dan produksi methan.

Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang

berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik.

Limbah domestic pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan

perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis

limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri,

kulit telur, dll. Dengan meningkatnya populasi penduduk di setiap daerah/kota maka jumlah

sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga makin meningkat. Hal ini menjadi masalah besar

bagi kota-kota besar yang padat penduduknya seperti Jakarta, Surabaya dan lain-lainnya untuk

menangani masalah yang dihasilkan setiap hari.

Klasifikasi Limbah Padat

Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp, kertas, rayon,

plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging. Secara garis besar limbah padat

terdiri dari:

1) Limbah padat yang mudah terbakar.

2) Limbah padat yang sukar terbakar.

3) Limbah padat yang mudah membusuk.

4) Limbah yang dapat di daur ulang.

5) Limbah radioaktif.

Page 2: Limbah Padat Adalah Hasil Buangan Industri Berupa Padatan

6) Bongkaran bangunan.

7) Lumpur.

Berdasarkan klasifikasi limbah padat serta akibat-akibat yang ditimbulkannya sistem

pengelolaan dilakukan menurut:

1.   Limbah padat yang dapat ditimbun tanpa membahayakan.

2.   Limbah padat yang dapat ditimbun tetapi berbahaya.

3.   Limbah padat yang tidak dapat ditimbun.

Sumber Limbah Padat Di Indonesia

Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Bina Lingkungan Hidup DKI,

ada sembilan kelompok besar penghasil limbah B3, delapan kelompok industri

skala menengah dan besar, serta satu kelompok rumah sakit yang juga

memiliki potensi menghasilkan limbah B3.

1. Industri Tekstil dan industri kulit

Sumber utama limbah B3 pada industri tekstil adalah penggunaan zat warna.  Beberapa

zat warna dikenal mengandung Cr, seperti senyawa Na2Cr2O7 atau senyawa Na2Cr3oO7.

Industri batik menggunakan senyawa Naftol yang sangat berbahaya. Senyawa lain dalam

kategori B3 adalah H2O2 yang sangat reaktif

dan HClO yang bersifat toksik. Beberapa tahap proses pada industri kulit yang mneghasilkan

limbah B3  antara lain washing, soaking, dehairing, lisneasplatting, bathing, pickling,  dan

degreasing. Tahap selanjutnya meliputi tanning, shaving, dan polishing.  Proses tersebut

menggunakan pewarna yang mengandung Cr dan H2SO4. Hal  inilah yang menjadi

pertimbangan untuk memasukkan industrikulit dalam  kategori penghasil limbah B3.

2. Pabrik kertas dan percetakan

Sumber limbah padat berbahaya di pabrik kertas berasal dari proses pengambilan

kembali (recovery) bahan kimia yang memerlukan stabilisasi sebelum ditimbun. Sumber

limbah lainnya ada pada permesinan kertas, pada  pembuangan (blow down) boiler dan proses

Page 3: Limbah Padat Adalah Hasil Buangan Industri Berupa Padatan

pematangan kertas yang  menghasilkan residu beracun. Setelah residu tersebut diolah,

dihasilkan  konsentrat lumpur beracun. Produk samping proses percetakan yang dianggap

berbahaya dan beracun  adalah dari limbah cair pencucian rol film, pembersihan mesin, dan 

pemrosesan film. Proses ini menghasilkan konsentrat lumpur sebesar 1-4 persen dari volume

limbah cair yang diolah. Industri persuratkabaran yang  memiliki tiras jutaan eksemplar

ternyata memiliki potensi sebagai penghasil limbah B3.

3. Industri kimia besar

Kelompok industri ini masuk dalam kategori penghasil limbah B3, yang antara lain

meliputi pabrik pembuatan resin, pabrik pembuat bahan pengawet kayu, pabrik cat, pabrik

tinta, industri gas, pupuk, pestisida, pigmen, dan  sabun. Limbah cair pabrik resin yang sudah

diolah menghasilkan lumpur beracun  sebesar 3-5 persen dari volume limbah cair yang diolah.

Pembuatan cat menghasilkan beberapa lumpur cat beracun, baik air baku (water-base) maupun

zat pelarut (solvent-base). Sedangkan industri tinta menghasilkan limbah  terbesar dari dari

pembersihan bejana-bejana produksi, baik cairan maupun lumpur pekat. Sementara, timbulnya

limbah beracun dari industri pestisida  bergantung pada jenis proses pada pabrik tersebut, yaitu

apakah ia  benar-benar membuat bahan atau hanya memformulasikan saja.

4. Industri farmasi

Kelompok indusrti farmasi terbagi dalam dua sub-kelompok, yaitu sub-kelompok

pembuat bahan dasar obat dan sub-kelompok formulasi dan pengepakan obat. Umumnya di

Indonesia adalah sub-kelompok kedua yang tidak  begitu membahayakan. Tapi, limbah

industri farmasi yang memproduksi  atibiotik memiliki tingkat bahaya cukup tinggi. Limbah

industri farmasi  umumnya berasal dari proses pencucian peralatan dan produk yang tidak 

terjual dan kadaluarsa.

5. Industri logam

Dasar Industri logam dasar nonbesi menghasilkan limbah padat dari pengecoran,

percetakan, dan pelapisan, yang mengahasilkan limbah cair pekat beracun  sebesar 3 persen

dari volume limbah cair yang diolah. Industri logam untuk  keperluan rumah tangga

menghasilkan sedikit cairan pickling yang tidak  dapat diolah di lokasi pabrik dan memerlukan

pengolahan khusus. Selain itu  juga terdapat cairan pembersih bahan dan peralatan, yang

konsentratnya  masuk kategori limbah B3.

6. Industri perakitan kendaraan bermotor

Kelompok ini meliputi perakitan kendaraan bermotor seperti mesin, disel,  dan

pembuatan badan kendaraan (karoseri). Limbahnya lebih banyak bersifat  padatan, tetapi

Page 4: Limbah Padat Adalah Hasil Buangan Industri Berupa Padatan

dikategorikan sebagai non B3. Yang termasuk B3 berasal dari proses penyiapan logam

(bondering) dan pengecatan yang mengandung logam  berat seperti Zn dan Cr.

7. Industri baterai kering dan aki

Limbah padat baterai kering yang dianggap bahaya berasal dari proses filtrasi.

Sedangkan limbah cairnya berasal dari proses penyegelan. Industri aki menghasilkan limbah

cair yang beracun, karena menggunakan H2SO4 sebagai cairan elektrolit.

8. Rumah sakit

Rumah sakit menghasilkan dua jenis limbah padat maupun cair, bahkan juga limbah

gas, bakteri, maupun virus. Limbah padatnya berupa sisa obat-obatan,  bekas pembalut,

bungkus obat, serta bungkus zat kimia. Sedangkan limbah  cairnya berasal dari hasil cucian,

sisa-sisa obat atau bahan kimia  laboratorium dan lain-lain. Limbah padat atau cair rumah sakit

mempunyai karateristik bisa mengakibatkan infeksi atau penularan penyakit. Sebagian juga

beracun dan bersifat radioaktif. Selama ini sangat sulit mengetahui secara persis, berapa

jumlah limbah B3 yang dihasilkan suatu industri, karena pihak industri enggan melaporkan

jumlah dan akrakter limbah yang sebenarnya. Padahal, kejujuran pihak industri untuk

melaporkan secara rutin jumlah dan karakter limbahnya  merupakan informasi berharga untuk

menjaga keselamatan lingkungan bersama. Keengganan mereka berawal dari biaya

pengolahan limbah yang terlampau  mahal, sehingga yang terjadi adalah “kucing-kucingan”

guna menghindari keharusan melakukan pengolahan. Untuk itu diperlukan kebijaksanaan yang

tidak terlampau menekan industri, agar industri terangsang untuk mengolah limbahnya sendiri.

Dampak Pencemaran Limbah Padat

Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada pengolahan

yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam lingkungan hidup maka dapat

menimbulkan pencemaran seperti :

1) Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4), C02 dan

sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk dikarena adanya

mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organik

oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.

Page 5: Limbah Padat Adalah Hasil Buangan Industri Berupa Padatan

2) Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadi

reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang Batas)

akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing.

3) Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan atau

bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air menjadi keruh dan rasa dari air

pun berubah.

4) Kerusakan permukaan tanah

Penanggulangan Pencemaran Limbah Padat

Dampak negatif dari sampah tersebut dapat terjadi di tempat penampungan sementara

(TPS) yang terdapat di setiap wilayah seperti di setiap RW atau Kelurahan, pasar dan sebagainya

maupun di tempat penampungan akhir (TPA). Dampak negatif di TPS biasanya dalam bentuk

bau yang kurang sedap karena terjadi penguraian secara anaerob, kumpulan lalat di atas sampah

yang dapat menimbulkan berjangkitnya penyakit dan estetika. Tempat penampungan sampah

akhir (TPA) dalam bentuk penimbunan sampah terbuka akan menimbulkan dampak negatif yang

lebih besar karena selain bau yang tidak sedap yang berasal dari penguraian secara anaerob dari

komponen-komponen sampah, seperti gas H2S, NH3, CH4 juga dapat terjadi rembesan dari proses

“leaching” logam-logam berbahaya ke dalam air tanah atau sumber air. Untuk menanggulangi

pencemaran tanah akibat penumpukan sampah itu dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti

melalui program 3 R yaitu Reduce, Reuse, Recycle.

Reduce artinya mengurangi atau mereduksi sampah yang akan terbentuk. Hal ini dapat dilakukan

bila ibu-ibu rumah tangga kembali ke pola lama yaitu membawa keranjang belanja ke pasar.

Dengan demikian jumlah kantong plastik yang dibawa ke rumah akan berkurang (tereduksi).

Selain itu bila setiap orang menggunakan kembali saputangan daripada tissue, di samping akan

mengurangi sampahnya, dengan tidak menggunakan tissue dapat terjadi penghematan terhadap

bahan baku untuk tissue, yang tidak lain adalah kayu dari hutan. Kalau setiap orang melakukan

hal tersebut beberapa ton sampah yang akan tereduksi per bulan dan beberapa hasil hutan yang

dapat diselamatkan.

Page 6: Limbah Padat Adalah Hasil Buangan Industri Berupa Padatan

Reuse adalah program pemakaian kembali sampah yang sudah terbentuk seperti penggunaan

bahan-bahan plastik/kertas bekas untuk benda-benda souvenir, bekas ban untuk tempat pot atau

kursi taman, botol-botol minuman yang telah kosong diisi kembali dan sebagainya.

Proses Recycle agak berbeda dengan kedua program sebelumnya. Dalam hal ini sampah sebelum

digunakan perlu diolah ulang terlebih dahulu. Bahan-bahan yang dapat direcycle atau didaur-

ulang seperti kertas atau sampah bekas, pecahan-pecahan gelas atau kaca, besi atau logam bekas

dan sampah organik yang berasal dari dapur atau pasar dapat didaur-ulang menjadi kompos

(pupuk). Proses daur-ulang ini juga dapat mengubah sampah menjadi energi panas yang dikenal

dengan proses insenerasi. Insenerasi sederhana sudah ada yang melakukan oleh beberapa industri

misal di Jakarta, yaitu menggunakan limbah padat dalam bentuk lumpur hasil akhir pengolahan

air limbahnya tidak dibuang ke tanah tetapi digunakan sebagai bahan bakar setelah mengalami

pengeringan.

Senyawa organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh mikroorganisme, seperti

sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati.

Senyawa organik dan senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/diuraikan oleh

mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan,

menyebabkan tanah menjadi kurang subur.

Pencemar Udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida nitrogen (NO dan

NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2), menghasilan hujan

asam yang akan menyebabkan tanah bersifat asam dan merusak kesuburan tanah/tanaman.

Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah industri seperti Hg, Zn,

Pb, Cd dapat mencemari tanah.

Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain yang

menggunakan atau menghasikan zat radioaktif. Misalnya unsur Sr-90 sebagai hasil fisi

nuklir dapat mempengaruhi perkembangan xilem pada?tumbuh-tumbuhandan tulang

hewan, akan menyebabkan jaringan tubuh menjadi lemah, adalah bahan radioaktif, masuk

ke dalam rantai makanan dan akhirnya dapat menyebabkan kematian pada makhluk yang

memakannya.

Page 7: Limbah Padat Adalah Hasil Buangan Industri Berupa Padatan

Pengolahan Limbah Padat

Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat

menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun kesehatan. Menurut

sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat

tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan.

Limbah padat tanpa pengolahan: Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang

beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA (Tempat

Pembuangan Akhir).

Limbah padat dengan pengolahan: Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan

berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat tertentu.

Pengolahan limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang sedehana lainnya

misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar loakatau tukang rongsokan yang biasa

lewat di depan rumah– rumah. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan

apa-apa sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga

dijual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-barang yang

dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol bekas, ban bekas,

radio tua, TV tua dan sepeda yang usang. Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah

cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa

dilakukan dengan cara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan

menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah mudah

dan tidak membutuhkan usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan

dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan

pencairan logam.

Faktor–faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Jumlah Limbah

Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan

penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.

Page 8: Limbah Padat Adalah Hasil Buangan Industri Berupa Padatan

2. Sifat fisik dan kimia limbah

Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana pengangkutan dan

pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari

lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.

3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran, maka

perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan terkena, dan

tingkat pencemaran yang akan timbul.

4. Tujuan akhir dari pengolahan

Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat non-

ekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan

efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna

untuk di daur ulang atau di manfaat lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-

ekonomis adalah untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Proses Pengolahan Limbah Padat

1).  Proses Pengolahan

Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan,

penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.

1. Pemisahan: karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang

berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet.

Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya:

- Sistem Balistik. Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman ukuran / berat /

volume.

- Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya;  barang yang

ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam.

Page 9: Limbah Padat Adalah Hasil Buangan Industri Berupa Padatan

- Sistem Magnetis. Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat magnet,

akan langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non logam.

2. Penyusunan Ukuran: Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil

agar pengolahannya menjadi mudah.

3. Pengomposan: Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk,

sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil

pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.

4. Pembuangan Limbah: Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah

yang dibagi menjadi dua yaitu:

a) Pembuangan Di Laut: Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada

sembarang tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut.

Hal ini disebabkan:

1. Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.

2. Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.

3. Laut menjadi dangkal.

4.Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya dapat membunuh biota

laut.

b) Pembuangan Di Darat Atau Tanah: Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan

lokasi yang harus dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.

2. Struktur tanah.

3. Jaraknya jauh dengan permukiman.

4. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora atau fauna. Pilih

lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.

Page 10: Limbah Padat Adalah Hasil Buangan Industri Berupa Padatan

Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani dengan berbagai cara antara

lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali kemudian dibuang dan dibakar. Perlakuan

limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis sebagian besar dilakukan sebagai berikut:

- Ditumpuk pada Areal Tertentu. Penimbunan limbah padat pada areal tertentu

membutuhkan areal yang luas dan merusakkan pemandangan di sekeliling penimbunan.

Penimbunan. ini mengakibatkan pembusukan yang menimbulkan bau di sekitarnya,

karena adanya reaksi kimia yang rnenghasilkan gas tertentu.Dengan penimbunan,

permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah mengalami

kontaminasi dengan bakteri tertentu yang mengakibatkan turunnya kualitas air tanah.Pada

musim kemarau timbunan mengalami kekeringan dan ini mengundang bahaya kebakaran.

- Pembakaran. Limbah padat yang dibakar menimbulkan asap, bau dan debu. Pembakaran

ini menjadi sumber pencemaran melalui udara dengan timbulnya bahan pencemar baru

seperti NOR, hidrokarbon, karbon monoksida, bau, partikel dan sulfur dioksida.

- Pembuangan. Pembuangan tanpa rencana sangat membahayakan lingkungan.Di antara

beberapa pabrik membuang limbah padatnya ke sungai karena diperkirakan larut ataupun

membusuk dalam air. Ini adalah perkiraan yang keliru, sebab setiap pembuangan bahan

padatan apakah namanya lumpur atau buburan, akan menambah total solid dalam air

sungai.

Metode Pembuangan

a). Penimbunan Darat

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang

sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di

tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs

penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan

sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak

dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau

sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain

dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung

kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah). Karakter desain dari

penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah

Page 11: Limbah Padat Adalah Hasil Buangan Industri Berupa Padatan

menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah

kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak

penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas

yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di

menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang

sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di

tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs

penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan

sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak

dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau

sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain

dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung

kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah) Kendaraan pemadat

sampah penimbunan darat.

Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode

pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya

dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik

hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang

terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari

tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas

untuk membangkitkan listrik. 

Metode Daur Ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan

kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil

bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk

membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan

dibawah.

Page 12: Limbah Padat Adalah Hasil Buangan Industri Berupa Padatan

a).    Pengolahan Kembali Secara Fisik

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan

menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan

kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah

dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah

tercampur.

Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja

makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan

kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang

dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian

bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

b).    Pengolahan Biologis

Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah

dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah

pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana

yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. Contoh dari pengelolaan sampah

menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto,

Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman

dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.

c).    Pemulihan Energi

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara

menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan

bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara “perlakuan panas” bervariasi mulai dari

menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya

untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan

gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan

pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah

tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk

berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau

Page 13: Limbah Padat Adalah Hasil Buangan Industri Berupa Padatan

dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk

seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk

mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon

monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

Metode Penghindaran dan Pengurangan

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah

terbentuk , atau dikenal juga dengan “pengurangan sampah”. Metode pencegahan termasuk

penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk

supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas

plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya

kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi

yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).

Peran Lokasi Penimbunan Limbah

Tujuan pembuatan penimbunan limbah ialah menstabilkan limbah padat dan membuatnya

menjadi bersih melalui penyimpanan limbah secara benar dan penggunaan fungsi metabolis alami

yang benar. Adapun klasifikasi struktur penimbunan limbah digolongkan ke dalam 5 jenis

menurut struktur sebagaimana ditunjukkan pada penjelasan dibawah ini. Dari segi mutu lindi dan

gas yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah, baik metode penimbunan limbah semi-

aerobik maupun aerobik yang dikehendaki.

- Penimbunan Limbah Anaerobik: Limbah padat harus ditimbun kedalam galian di area

tanah datar atau lembah. Limbah berisi air dan dalam keadaan anaerobic.

- Penimbunan Limbah Saniter Anaerobik: Penimbunan limbah anaerobic dengan penutup

berbentuk “sandwich”. Kondisi limbah padat sama dengan penimbunan limbah anaerobic.

- Penimbunan limbah saniter anaerobic yang telah disempurnakan (penimbunan limbah

saniter yang telah disempurnakan: Saluran penampungan lindi didasar lokasi penimbunan

limbah, sedangkan yang lainnya sama seperti penimbunan limbah saniter anaerobic.

Kondisinya tetap anaerobic dan kadar air jauh lebih sedikit dibandingkan dengan

penimbunan limbah saniter anaerobic. Penimbunan limbah semi-anaerobik: Saluran

penampungan lindi lebih besar daripada saluran penimbunan limbah saniter yang telah

Page 14: Limbah Padat Adalah Hasil Buangan Industri Berupa Padatan

disempurnakan. Lubang saluran dikelilingi udara dan salurannya ditutupi batu yang telah

dihancurkan kecil-kecil. Kadar air pada limbah padat kecil. Oksigen disediakan bagi

limbah padat dari saluran penampungan lindi. Struktur penimbunan limbah semi-aerobik

memungkinkan terjadinya proses masuknya udara melalui pipa penampung lindi yang

dipasang di dasar penimbunan limbah, yang membantu memperbesar terjadinya proses

aerobik, dan membuat bakteri aerobik menjadi aktif, serta mempercepat terjadinya

dekomposisi limbah. Selanjutnya kegiatan ini akan membuat mutu dari lindi menjadi

lebih baik dengan terjadinya penurunan kepekatan lindi, juga mengurangi terbentuknya

gas berbahaya, yang seluruhnya dapat menimbulkan stabilisasi lokasi dari penimbunan

limbah menjadi lebih cepat.

- Penimbunan limbah aerobic: Disamping saluran penampungan lindi, pipa persediaan

udara dipasang dan udara didorong agar memasuki limbah padat sehingga kondisinya

menjadi lebih aerobic dibandingkan dengan penimbunan limbah semi-aerobik. Lokasi

penimbunan limbah dapat melaksanakan fungsinya hanya apabila kita memiliki

rancangan dan cara kerja yang baik. Rancangan yang baik dengan cara kerja yang buruk

atau rancangan yang buruk dengan cara kerja yang baik tidak akan menimbulkan hasil

yang baik.

Pengelolaan dan Kegiatan Lokasi Penimbunan limbah

Hal yang penting diperhatikan ialah memelihara lokasi penimbunan limbah agar tetap

bersih dan sehat, dan memperbesar kapasitas lokasi penimbunan limbah dengan operasi yang

baik. Aktivitas pengelolaan dan operasi lokasi meliputi hal-hal berikut:

(a).  Analisa limbah

Periksa semua jenis limbah yang masuk. Jangan menerima limbah berbahaya jenis

apapun. Buat catatan limbah yang masuk mengenai jenis dan banyaknya.

(b). Penimbunan limbah saniter

Membuat rencana kegiatan lokasi penimbunan limbah dimuka, dan ikuti rencana ini.

“Merencanakan sebelum Operasi” sungguh penting bagi sanitasi lokasi penimbunan limbah.

Page 15: Limbah Padat Adalah Hasil Buangan Industri Berupa Padatan

(c).   Upaya pelestarian lingkungan hidup

Memantau lindi dan gas secara reguler, dan kontrol vektor.

(d).  Catatan Penimbunan limbah

Ukur dan buat catatan ketinggian lokasi penimbunan secara rutin, yang dapat berguna

untuk memperkirakan kapasitas lokasi penimbunan yang masih ada. Sediakan semua bahan yang

diperlukan.

(e). Pengelolaan lokasi paska-penimbunan limbah

Bahkan setelah penyelesaian pembuatan lokasi penimbunan limbah, perlu dilanjutkan

dengan pemantauan penurunan tanah dan polusi lingkungan hidup yang diakibatkan oleh lindi.