lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-ta-nindya paramitha.pdf · kata pengantar puji...

73
UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT KEUANGAN TERHADAP PEMBELIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PT NA LAPORAN MAGANG NINDYA PARAMITHA 0906532502 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JANUARI 2013 Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Upload: nguyenbao

Post on 16-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

UNIVERSITAS INDONESIA

AUDIT KEUANGAN TERHADAP PEMBELIAN PERSEDIAAN

BAHAN BAKU PT NA

LAPORAN MAGANG

NINDYA PARAMITHA 0906532502

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPOK

JANUARI 2013

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 2: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

UNIVERSITAS INDONESIA

AUDIT KEUANGAN TERHADAP PEMBELIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PT NA

LAPORAN MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

NINDYA PARAMITHA 0906532502

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPOK JANUARI 2013

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 3: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 4: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 5: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Saya menyadari

bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan

sampai pada penyusunan laporan magang ini, sangatlah sulit bagi saya untuk

menyelesaikan laporan magang ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Ibu Nurul Husnah selaku dosen pembimbing dalam penyusunan laporan

magang ini yang telah dengan sabar membantu dan memberi masukan dari

awal hingga penyelesaian laporan magang ini.

2. Dosen penguji, Bapak Handowo Dipo dan Ibu Nureni Wijayati atas

kesediaannya untuk menguji dan memberi masukan guna meningkatkan

kualitas laporan ini.

3. Kantor Akuntan Publik ABC yang telah memberikan kesempatan bagi

penulis untuk melakukan program magang sehingga penulis

berkesempatan untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman yang sangat

berguna. Terima kasih kepada divisi red tempat penulis ditugaskan dalam

pelaksanaan magang. Terima kasih banyak khususnya untuk mbak ita dan

kak ricky selaku teman audit PT NA yang dengan sabar memberikan ilmu

dan menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh penulis. Terima

kasih pula pada teman-teman FEUI yang menjadi teman magang selama

tiga bulan di KAP ABC.

4. Dosen dan seluruh staf pengajar FEUI, untuk semua pengetahuan dan

pengalaman yang telah diberikan selama kuliah di FEUI.

5. Orang tua penulis yang selalu membantu pada saat magang dan dengan

sabar mendukung dan mendoakan penulis selama masa penulisan laporan

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 6: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

ini. Terima kasih pula untuk adik penulis yang selalu memberi doa dan

dukungan.

6. Terima kasih untuk teman-teman yang sama-sama berjuang untuk

mengerjakan tugas akhir yaitu Annisa Dwi Putri, Penny Febriana, Monika

Pratiwi, Puti Puspa Juwita, Anita Kusumaranny, Vanessa Juwita dan

Beatrise Sihite. Terima kasih karena sudah saling mendukung selama ini.

7. Terima kasih untuk teman-teman seperjuangan selama di FEUI yaitu

Agusti Padmanisa, Dessy Minarni Bonita, Ratu Tika Bravani, Putri Embun

Sari, Noviani Rahayu, Shafira Firdausi, Faatih Natasha Ishak, Friska

Magdalena, dan Harizah Persiana Mangkunegara.

8. Terima kasih juga untuk teman-teman kepanitiaan selama di FEUI.

Teman-teman Danus dan Sponsorship acoustic across, PDD 8th economix,

Sponsorship 5th NFF, PI 9th economix, dan KI 35th JGTC.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung atas pencapaian

penulis akan gelar sarjana.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan magang ini

membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Depok, Januari 2013

Penulis

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 7: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 8: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

ABSTRAK

Nama : Nindya Paramitha Program Studi : Akuntansi Judul : Audit Keuangan Terhadap Pembelian Persediaan Bahan Baku PT

NA Laporan ini bertujuan untuk memaparkan prosedur audit siklus pembelian persediaan bahan baku PT NA, yang merupakan perusahaan manufaktur. Pembahasan meliputi pemahaman siklus pembelian persediaan bahan baku PT NA, menentukan tingkat materialitas, melakukan tinjauan analitis, uji pengendalian, dan uji transaksi. Selain itu, pembahasan juga akan mengungkapkan prosedur audit yang dilakukan auditor KAP ABC terhadap akun persediaan bahan baku dan akun utang usaha PT NA serta analisis terhadap praktek tersebut. Dari analisis ini didapatkan bahwa akibat kurangnya perencanaan, auditor harus melakukan observasi fisik ulang dan melakukan prosedur audit tambahan atas persediaan dalam perjalanan di akhir proses audit. Kata kunci: Audit, persediaan, utang usaha, perusahaan manufaktur

ABSTRACT

Name : Nindya Paramitha Study Program : Accounting Title : Audit For Material Purchase in PT NA The purpose of this report is to describe audit procedures of material purchase cycle of PT NA, a company which operates in the manufacturing sector. This report explains the procedure of material purchase cycle in PT NA, determines the level of materiality, performs analytical review, test of controls, and test of transactions. The discussion also includes audit procedures that were done by auditor for material inventory account and account payable and also an analysis of this practice. The result of the analysis shows that the auditor must redo the physical observation and must perform additional audit procedures for inventory in transit in the end of audit process due to lack of audit planning. Key words: Audit, inventory, account payable, manufacturing company

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 9: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii DAFTAR ISI .......................................................................................................... x DAFTAR TABEL .................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii 1. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang .......................................................... 1 1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang .................................................... 2 1.3 Aktivitas Magang ........................................................................................ 2 1.4 Latar Belakang Laporan Magang ................................................................ 3 1.5 Ruang Lingkup Laporan Magang ................................................................ 3 1.6 Tujuan Pembahasan ..................................................................................... 4 1.7 Sistematika Penulisan .................................................................................. 4

2. LANDASAN TEORI ........................................................................................ 6 2.1 Persediaan .................................................................................................... 6 2.2 Siklus Pembelian Bahan Baku ..................................................................... 8 2.3 Utang usaha ................................................................................................. 9 2.3.1 Definisi Liabilitas ............................................................................... 9 2.3.2 Definisi Utang Usaha......................................................................... 10 2.4 Konsep Audit .............................................................................................. 10

2.4.1 Definisi Audit ................................................................................... 10 2.4.2 Proses Audit ..................................................................................... 11 2.4.3 Audit terhadap Siklus Pembelian Persediaan Bahan Baku .............. 12

2.4.3.1 Test of Detail Balances terhadap Akun Persediaan ............ 15 2.4.3.2 Test of Detail Balances terhadap Akun Utang Usaha ........ 16

2.5 Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi ..................................................... 18

3. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................................ 20 3.1 Profil Kantor Akuntan Publik ..................................................................... 20

3.1.1. Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik ...................................... 20 3.1.2 Prosedur Audit Kantor Akuntan Publik ABC .................................. 23 3.1.3 Prosedur Audit Atas Akun Persediaan ............................................. 23 3.1.4 Prosedur Audit Atas Akun Utang Usaha ......................................... 27

3.2 Profil Perusahaan PT. NA .......................................................................... 29 3.2.1 Kebijakan PT.NA terhadap Pembelian Persediaan Bahan Baku ..... 30

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 10: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

4. PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL ................................................... 35

4.1 Memahami Internal Control PT NA .......................................................... 35 4.2 Menentukan Tingkat Materialitas ............................................................... 35 4.3 Pelaksanaan Audit Terhadap Pembelian Persediaan Bahan Baku PT. NA 38

4.3.1 Melakukan Analytical Review .......................................................... 38 4.3.2 Melakukan Test of Controls dan Substantive Test Of Transactions 38 4.3.3 Melakukan Test of Detail Balances terhadap Akun Persediaan

Bahan Baku ...................................................................................... 39 4.3.4 Melakukan Test of Detail Balances terhadap Akun Utang Usaha ... 44 4.3.5 Pengungkapan .................................................................................. 45

4.4 Analisis terhadap Proses Audit Pembelian Bahan Baku PT NA ............... 45 4.4.1 Analisis terhadap Pemahaman Internal Control .............................. 45 4.4.2 Analisis terhadap Penentuan Tingkat Materialitas ........................... 46 4.4.3 Analisis terhadap Analytical Review Yang Dilakukan Auditor ....... 47 4.4.4 Analisis terhadap Test of Control ..................................................... 47 4.4.5 Analisis terhadap Observasi Fisik Persediaan.................................. 48 4.4.6 Analisis terhadap Proses Audit Akun Persediaan Dalam

Perjalanan ....................................................................................... 49 4.4.7 Analisis terhadap Test of Detail Balance terhadap Akun

Utang Usaha ................................................................................... 49 4.4.8 Analisis terhadap Pengungkapan Dengan Pihak Berelasi ................ 50

5. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 52

5.1 Kesimpulan Praktek Akuntansi PT NA dan Pelaksanaan Audit ................ 52 5.2 Saran .......................................................................................................... 52

5.2.1 Saran Untuk Praktek Akuntansi PT NA........................................... 52 5.2.2 Saran Untuk KAP ABC ................................................................... 53

DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 54

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 11: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Prosedur Audit Akun Persediaan KAP ABC .............................. 23 Tabel 3.2 Tabel Prosedur Audit Akun Utang Usaha KAP ABC .......................... 27 Tabel 4.1 Tabel Penentuan Overall Materiality .................................................... 36 Tabel 4.2 Tabel Perhitungan Overall Materiality ................................................. 36 Tabel 4.4 Tabel Perhitungan Performance Materiality ........................................ 38

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 12: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pencatatan Akuntansi pada Proses Pembelian Bahan Baku .............. 9 Gambar 2.2 Langkah Test of Controls and Substantive Test of Transaction........ 12 Gambar 3.1 Flowchart Siklus Transaksi Pembelian PT NA ................................. 31 Gambar 4.1 Penentuan Performance Materiality ................................................. 37 Gambar 4.2 Perhitungan Performance Materiality ............................................... 37 Gambar 4.3 Proses .............................................................................................. 40

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 13: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Catatan Atas Laporan Keuangan Interim Untuk Akun Persediaan

PT NA ................................................................................................ 55 Lampiran 2 Catatan Atas Laporan Keuangan Interim Untuk Utang Usaha dan

Utang Lain-lain PT NA ..................................................................... 57 Lampiran 3 Catatan Atas Laporan Keuangan Interim Untuk Transaksi dengan

Pihak Berelasi PT NA........................................................................ 59

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 14: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang

Adanya persaingan yang sangat kuat antar individu menjadi isu yang sangat

penting seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini menyebabkan setiap

individu berupaya untuk melengkapi dirinya dengan kompetensi dan keunggulan

masing-masing. Salah satu cara meningkatkan kompetensi guna menciptakan

keunggulan ialah dengan meningkatkan keterampilan kerja.

Terkadang teori yang didapatkan pada saat proses belajar di kampus belum cukup

untuk bersaing di dunia global. Untuk dapat bersaing, setiap individu tidak hanya

dilihat berdasarkan kemampuan akademis melainkan juga dengan bagaimana

mereka dapat menerapkan ilmu akademis ke dalam praktek kerja di dunia nyata.

Berlandaskan ini, Program Studi S1(Prodi S1) Reguler Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia membuka program magang untuk

mahasiswanya. Selain sebagai program pilihan tugas akhir, Prodi S1 juga

berharap melalui program ini mahasiswa dapat lebih siap untuk menghadapi dunia

kerja.

Hal lain yang dapat dikembangkan dalam program magang ini ialah kemampuan

soft skill. Kemampuan soft skill seperti komunikasi , manajemen waktu,

profesionalitas, bekerja dalam kelompok dan lain-lain merupakan kemampuan

yang sangat menunjang untuk menghadapi dunia kerja.

Maka dari itu dengan mengikuti program magang ini mahasiswa dapat

meningkatkan kemampuan dan percaya diri untuk mempersiapkan dirinya dalam

menghadapi dunia kerja. Dikarenakan alasan-alasan tersebut, maka penulis

memutuskan untuk memilih program magang untuk memenuhi tugas akhir

penulis.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 15: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang

Penulis mendapatkan kesempatan magang di KAP ABC selama tiga bulan,

terhitung dari 11 Juni 2012-11 September 2012. KAP ABC merupakan salah satu

KAP besar di Indonesia yang memiliki kantor di kawasan Sudirman, Jakarta.

Selama program magang, penulis menduduki posisi sebagai junior auditor.

1.3 Aktivitas Magang

Selama melaksanakan program magang di KAP ABC, penulis ditugaskan untuk

bergabung dalam sebuat tim untuk melakukan general audit per 30 Juni 2012

terhadap PT. NA.

Dalam tim ini penulis mendapatkan tugas dan bertanggung jawab untuk

melakukan hal-hal sebagai berikut:

• Melaksanakan proses audit sesuai dengan prosedur audit yang telah

ditetapkan oleh KAP ABC.

• Mempersiapkan working paper atas akun kas dan bank, piutang, asset

tetap, utang, persediaan, dan biaya.

• Melakukan prosedur-prosedur audit yang dinilai perlu oleh auditor in-

charge. Prosedur audit yang dilakukan penulis terkait akun kas dan

bank, piutang, asset tetap, utang, persediaan bahan baku, dan biaya

ialah melakukan perhitungan kas, membuat rekonsiliasi kas,

mengirimkan konfirmasi kepada bank, konsumen, dan pemasok,

melakukan uji rolling forward, melakukan vouching, melakukan

perhitungan depresiasi asset tetap, melakukan stock take, dan

melakukan pengecekan terhadap dokumen-dokumen pendukung.

• Membantu tim audit dalam penyusunan draft laporan keuangan

• Membantu tim audit dalam reporting & completion sesuai dengan

kapasitas yang dimiliki penulis

• Membantu tim audit untuk melakukan update terhadap permanent file.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 16: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

1.4 Latar Belakang Laporan Magang

PT. NA merupakan anak perusahaan dari PT.IMSI yang merupakan perusahaan

yang terdaftar di bursa. PT. NA merupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang perakitan otomotif. Sebagai perusahaan perakitan maka siklus pembelian

persediaan bahan baku merupakan salah satu siklus utama pada perusahaan ini.

Akun yang berpengaruh dalam siklus ini antara lain akun persediaan dan utang

usaha. Karena pentingnya siklus ini dan nilai saldo pada akun persediaan dan

utang usaha yang material, maka siklus ini menjadi salah satu fokus utama dalam

audit yang dilakukan KAP ABC terhadap PT. NA.

KAP ABC telah mengaudit PT NA selama tiga tahun, namun dalam proses audit

periode 30 Juni 2012 ini, ada sebuah akun baru terkait pembelian persediaan

bahan baku yang belum ada pada tahun-tahun sebelumnya yaitu akun persediaan

dalam perjalanan. Karena proses audit yang dilakukan auditor terhadap PT NA

banyak didasari dari proses audit di tahun-tahun sebelumnya, maka proses audit

terhadap persediaan dalam perjalanan ini sempat kurang menjadi perhatian.

Mengingat nilai saldo pada akun persediaan dalam perjalanan merupakan angka

yang sangat material, maka kelalaian ini dapat mengakibatkan risiko audit bagi

auditor.

Karena hal-hal tersebut maka penulis memutuskan untuk membahas mengenai

proses audit keuangan pada siklus pembelian persediaan bahan baku pada PT.

NA.

1.5 Ruang Lingkup Laporan Magang

Pada laporan magang ini, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan pada

proses audit atas siklus pembelian persediaan bahan baku dan utang usaha terkait.

Persediaan bahan baku terdiri dari barang dalam perjalanan, mesin kendaraan, dan

materials. Proses ini dipilih oleh penulis karena siklus pembelian bahan baku

merupakan salah satu siklus dengan nilai terbesar di PT. NA sebagai perusahaan

perakitan.

Dalam proses penulisan laporan magang ini, penulis mengambil lingkup proses

audit yang dilakukan pada periode 30 Juni 2012. Maka dari itu, laporan keuangan

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 17: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

yang akan digunakan sebagai sumber penulisan laporan ini merupakan laporan

keuangan interim pada periode tersebut.

1.6 Tujuan Pembahasan

Laporan magang ini dibuat untuk:

• Memberikan informasi mengenai praktek pelaksanaan proses audit siklus

pembelian persediaan bahan baku pada PT NA.

• Menyajikan analisis dan pembahasan mengenai praktek pelaksanaan

proses audit siklus pembelian persediaan bahan baku di PT.NA

dibandingkan dengan teori.

Dengan demikian, laporan magang ini diharapkan dapat menjadi sarana

pembelajaran dan tambahan informasi bagi para pembaca yang membutuhkan

informasi mengenai praktek proses audit laporan keuangan terhadap siklus

pembelian persediaan bahan baku.

1.7 Sistematika Penulisan

Laporan ini tersusun atas lima bab utama, sebagai berikut:

• BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang pelaksanaan magang, waktu dan tempat

pelaksanaan magang, aktivitas magang, latar belakang laporan magang,

ruang lingkup laporan magang, tujuan pembahasan dan sistematika

penulisan.

• BAB 2 LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis menjabarkan beberapa teori yang diambil dari

beberapa referensi seperti buku teks kuliah, buku pengetahuan umum,

standar akuntansi dan sumber-sumber lain yang relevan. Teori-teori ini

kemudian menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan analisis dan

pembahasan yang akan dibahas di bab empat.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 18: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

• BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi mengenai pembahasan gambaran umum KAP ABC dan

PT.NA. Dalam bab ini penulis juga membahas mengenai kebijakan yang

diterapkan PT NA dalam siklus pembelian persediaan bahan baku.

• BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL

Pada bab ini penulis membandingkan pelaksanaan audit yang dibahas pada

bab tiga dengan teori yang berkaitan dengan proses audit yang dibahas

pada bab dua.

• BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab yang berisi mengenai kesimpulan pelaksanaan

program magang yang dilaksanakan penulis dan juga kesimpulan atas

analisis dan pembahasan yang telah dibahas oleh penulis di bab empat.

Dalam bab ini penulis juga memberikan saran atas proses audit KAP ABC

pada siklus pembelian persediaan bahan baku dan juga saran untuk PT.

NA.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 19: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Persediaan

Menurut PSAK 14 tahun 2008, yang dimaksud persediaan ialah aset yang tersedia

untuk dijual dalam kegiatan usaha, dalam proses produksi dan/atau dalam

perjalanan, atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam

proses produksi atau pemberian jasa.

Sedangkan menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011), persediaan adalah

aset yang disimpan perusahaan untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, atau

barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam produksi dari barang yang

akan dijual.

Persediaan harus diukur berdasarkan nilai terendah antara biaya atau nilai realisasi

bersih. Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga penjualan dalam kegiatan usaha

normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan

untuk melaksanakan penjualan. Sedangkan biaya persediaan meliputi semua biaya

pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada

dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai.

Biaya pembelian persediaan terdiri dari harga pembelian, bea masuk dan pajak

lainnya, biaya pengangkutan, penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung

dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa.

Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang terkait dengan unit yang

diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variabel yang dialokasikan

secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi barang jadi.

Biaya overhead produksi tetap adalah biaya produksi tak langsung yang relatif

konstan, tanpa memerhatikan volume produksi yang dihasilkan. Sedangkan biaya

overhead produksi variable adalah biaya yang berubah secara langsung, atau

hampir secara langsung, mengikuti perubahan volume produksi.

Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011), ada dua tipe sistem pencatatan

yang dapat dipilih perusahaan, yaitu sistem perpetual atau periodik. Jika

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 20: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

perusahaan memilih menggunakan pencatatan perpetual maka pencatatan

akuntansi atas persediaan dilakukan setiap terjadi pembelian dan penjualan

persediaan. Sedangkan jika memilih menggunakan pencatatan periodik maka

pencatatan akuntansi atas persediaan dilakukan pada akhir periode.

Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) juga menjelaskan mengenai beberapa

karakteristik dari sistem pencatatan perpetual, yaitu:

• Pembelian persediaan untuk dijual kembali atau bahan baku untuk

kegiatan produksi dicatat dengan mendebit akun persediaan

• Freight-in persediaan dicatat dengan mendebit akun persediaan.

Sedangkan retur dan diskon dicatat dengan mengkredit akun persediaan

• Harga pokok penjualan dicatat pada saat terjadi penjualan. Pencatatan

dilakukan dengan mendebit akun harga pokok penjualan dan mengkredit

akun persediaan.

• Subsidiary ledger persediaan berisi catatan keluar masuk persediaan

dikelola sebagai alat kontrol. Termasuk di buku besar tersebut adalah

jumlah dan biaya setiap jenis persediaan yang dimiliki.

Selain tipe sistem pencatatan, Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) mengatakan

perusahaan juga dapat memilih metode arus biaya yang dapat dipakai. Metode

yang dapat dipilih tersebut antara lain:

1. Specific Identification Method

Menurut Lam & Lau (2009), jika perusahaan memilih metode ini maka

setiap jenis bahan baku yang ada di gudang harus diberi tanda pada harga

pokok per satuan dari bahan baku tersebut saat dibeli. Jika terjadi

pembelian bahan baku dengan harga yang berbeda maka barang tersebut

harus dipisahkan penyimpanannya dan diberi tanda yang lain.

2. Average Cost Method

Pencatatan nilai persediaan dalam metode average cost ialah

menggunakan biaya rata-rata dari semua barang serupa yang tersedia

selama periode.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 21: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

3. First-in, First-out (FIFO) Method

Dalam metode FIFO ini perusahaan akan menggunakan atau menjual

persediaan sesuai dengan urutan pembelian yang dilakukannya. Hal ini

menyebabkan nilai persediaan mencerminkan pembelian yang terbaru.

2.2 Siklus Pembelian Persediaan Bahan Baku

Elder, Beasley, Arens, dan Jusuf (2009) menyatakan bahwa siklus pembelian

persediaan bahan baku ini dikelompokan menjadi empat fungsi bisnis yaitu:

• Pemrosesan purchase order

Siklus pembelian persediaan bahan baku dimulai dengan adanya

permintaan pembelian dari pekerja yang berwenang yang membutuhkan

bahan baku untuk operasinya. Dokumen yang dibutuhkan dalam fungsi ini

ialah purchase requisition dan purchase order. Permintaan pembelian

dilakukan dengan pengisian form yang dilakukan departemen yang

membutuhkan bahan baku. Form ini disebut purchase requisition. Isi dan

bentuk dari purchase requisition ini berbeda-beda sesuai dengan kebijakan

dan kebutuhan perusahaan. Sedangkan purchase order merupakan

dokumen yang digunakan untuk melakukan pemesanan bahan baku

kepada pemasok. Dokumen ini biasanya terdiri dari deskripsi, kuantitas

dan informasi terkait bahan baku yang ingin dipesan oleh perusahaan.

• Penerimaan Bahan Baku

Tanda terima dari pemasok kepada perusahaan merupakan hal yang

penting dalam siklus karena saat perusahaan menerima tanda terima maka

ini merupakan pertama kalinya perusahaan mengakui akuisisi dan

kewajiban yang terkait dalam pencatatannya. Kontrol yang dibutuhkan

dalam proses penerimaan bahan baku ialah memeriksa deskripsi, kuantitas,

waktu penerimaan, dan kondisi. Penerimaan bahan baku juga harus diikuti

dengan penerimaan receiving report.

• Pencatatan Kewajiban

Pencatatan kewajiban harus dilakukan secara cepat dan akurat karena hal

ini mempengaruhi laporan keuangan dan pengeluaran kas. Dokumen-

dokumen yang digunakan untuk membantu proses pencatatan kewajiban

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 22: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

ialah vendor’s invoice, debit memo, voucher, acquisitions transaction file,

acquisitions journal or listing, account payable master file, account

payable trial balance, dan vendor statement.

• Pemrosesan dan Pencatatan Pengeluaran Kas

Fungsi ini merupakan aktifitas yang signifikan dikarenakan terjadinya

pengurangan terhadap akun kewajiban perusahaan. Dokumen-dokumen

terkait fungsi ini ialah cek yang telah ditandatangani oleh karyawan yang

berwenang dan digunakan untuk pembayaran, cash disbursement

transaction file, dan cash disbursement journal or listing. Untuk

pencatatan akuntansi dari proses pembelian bahan baku dapat dilihat pada

Gambar 2.1

Gambar 2.1 Pencatatan Akuntansi Pada Proses Pembelian Bahan Baku Sumber: Elder, Beasley, Arens, dan Jusuf, 2009 (telah diolah kembali)

2.3 Utang Usaha

2.3.1 Definisi Liabilitas

Di dalam IASB dijelaskan bahwa liabilitas merupakan kewajiban masa kini dari

sebuah perusahaan yang timbul akibat adanya kejadian masa lalu yang

memberikan manfaat ekonomi dimana penyelesaian dari kewajiban ini akan

menimbulkan arus keluar dari sumber daya perusahaan.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 23: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter penting dari liabilitas

adalah sebagai berikut:

• Merupakan kewajiban masa kini

• Timbul dari adanya kejadian di masa lalu

• Menimbulkan arus keluar dari sumber daya seperti kas, barang, atau jasa

Liabilitas dapat dikategorikan menjadi dua yaitu current liability dan non-current

liability.

2.3.2 Definisi Utang Usaha

Utang usaha merupakan jenis liabilitas yang dikategorikan sebagai current

liability. Current liability merupakan liability yang diharapkan dapat diselesaikan

selama siklus operasi yang normal atau maksimal 12 bulan setelah tanggal

laporan. Yang dimaksud dengan siklus operasi ialah periode waktu antara akuisisi

barang dan jasa yang dibutuhkan dalam proses pengerjaan dan penerimaan kas

dari penjualan.

Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) mendefinisikan utang usaha sebagai saldo

kewajiban kepada pihak lain untuk pembelian barang, persediaan, dan jasa. Akun

utang usaha ini timbul akibat adanya perbedaan waktu antara penerimaan jasa atau

akuisisi kepemilikan aset dengan waktu pembayaran terhadap barang atau jasa

berikut. Pencatatan akan utang usaha dilakukan jika telah terjadi perpindahan hal

kepemilikan dari sebuah barang atau saat jasa telah diterima.

2.4 Konsep Audit

2.4.1 Definisi Audit

Definisi audit menurut Elder, Beasley, Arens, dan Jusuf (2009) adalah akumulasi

dan evaluasi dari bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan

dengan tingkat korespondensi antara informasi dan kriteria-kriteria yang

ditentukan.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 24: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

2.4.2 Proses Audit

Menurut Elder, Beasley, Arens, dan Jusuf (2009), terdapat empat fase dalam

proses audit, yaitu fase perencanaan dan perancangan pendekatan audit, fase

melakukan test of controls dan substantive tests of transactions, fase melakukan

analytical procedure, dan fase menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan

audit.

1. Fase perencanaan dan perancangan pendekatan audit

Tujuan dari perencanaan audit ialah untuk mendapatkan bukti yang

mencukupi, untuk menjaga besarnya biaya audit, dan untuk menghindari

kesalahpahaman dengan klien. Tahapan dalam perencanaan audit ialah

sebagai berikut:

(a) Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal

(b) Meningkatkan pemahaman mengenai bisnis dan industri klien. Hal

ini dapat dilakukan dengan memahami lingkungan industri dan

eksternal, memahami operasi dan proses bisnis, memahami

manajemen dan tata kelola, memahami tujuan dan strategi dari

perusahaan, dan memahami pengukuran dan performa dari klien

(c) Menilai risiko bisnis klien

(d) Melakukan prosedur analisis sebelum audit

(e) Menentukan materialitas serta menilai acceptable audit risk dan

inherent risk. Risiko yang dihadapi auditor dalam proses audit terdiri

dari empat jenis, yaitu planned detection risk, inherent risk, control

risk, dan acceptable audit risk.

(f) Memahami internal control dan menilai control risk

(g) Mengumpulkan informasi untuk menilai fraud risk

(h) Mengembangkan audit keseluruhan dan program audit.

2. Fase melakukan test of controls dan substantive tests of transactions

Tujuan dari test of control ialah untuk mengumpulkan bukti mengenai

pengendalian tertentu yang mempengaruhi penilaian auditor terhadap

control risk. Sedangkan substantive tests of transactions memiliki tujuan

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 25: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

untuk mengumpulkan bukti yang mendukung kebenaran nilai pada setiap

transaksi.

3. Fase melakukan analytical procedure

Tujuan fase ini ialah untuk mengumpulkan bukti tambahan dalam

menentukan kewajaran dari saldo akhir dan catatan kaki pada laporan

keuangan.

4. Fase menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit

Dalam fase terakhir ini auditor akan mengumpulkan bukti audit tambahan

untuk presentasi dan pengungkapan, mengumpulkan bukti akhir,

menyimpulkan hasil audit, menerbitkan laporan audit, dan melakukan

komunikasi dengan pihak manajemen perusahaan.

2.4.3 Audit terhadap Siklus Pembelian Persediaan Bahan Baku

Untuk melakukan audit terhadap siklus pembelian persediaan bahan baku, auditor

harus merancang test of controls dan substantive test of transactions. Langkah-

langkah yang harus dilakukan auditor dalam hal tersebut ialah sebagai berikut

(dapat dilihat di Gambar 2.2):

Gambar 2.2 Langkah Test of Controls and Substantive Test of Transactions

Sumber: Elder, Beasley, Arens, dan Jusuf, 2009 (telah diolah kembali)

1. Memahami Internal Control

Untuk memahami internal control dari siklus pembayaran perusahaan,

auditor dapat mempelajarinya melalui flowchart, internal control

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 26: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

questionnaires, dan melaksanakan uji walkthrough untuk transaksi

pembayaran.

2. Menilai Planned Control Risk

Setelah mengetahui internal control dari perusahaan, auditor harus dapat

melihat bagaimana proses otorisasi pembelian, pemisahan tugas antara

penerima barang dengan fungsi lainnya, pencatatan dan peninjauan ulang

dari transaksi, dan otorisasi pembayaran kepada vendor.

a. Otorisasi Pembelian

Tujuan dibutuhkannya otorisasi dalam setiap pembelian adalah untuk

menunjukan bahwa setiap pembelian barang dan jasa yang dilakukan

memang diperuntukan untuk kebutuhan perusahaan dan menghindari

pembelian barang-barang yang tidak dibutuhkan oleh perusahaan.

b. Pemisahan Tugas

Perusahaan yang memiliki kontrol yang baik akan memisahkan

petugas yang bertugas untuk menerima barang dan melakukan

pencatatan terhadap jumlah barang yang diterima dengan petugas

yang bertugas untuk mencatat pencatatan akuntansinya.

c. Pencatatan dan Peninjauan Ulang dari Transaksi

Pencatatan dilakukan dengan membandingkan rincian yang terdapat

dalam purchase order, receiving report, dan vendor’s invoice. Hal-hal

yang diperhatikan antara lain deskripsi, harga, kuantitas, masa waktu

pembayaran, dan biaya angkut.

d. Otorisasi Pembayaran

Menurut Arens, kontrol yang paling penting terhadap pembayaran

ialah penandatanganan cek oleh seseorang yang memiliki otoritas,

pemisahan tanggung jawab untk penandatanganan cek dengan fungsi

pencatatan utang, dan pengujian terhadap dokumen pendukung oleh

penandatangan cek saat dilakukannya proses tanda tangan.

Perusahaan yang memiliki kontrol yang sangat baik terhadap proses

pembayaran akan memiliki penomeran cek yang baik dan juga

pencetakan di kertas khusus untuk mempersulit adanya manipulasi.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 27: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

3. Menentukan Tingkat Pengujian Kontrol

Setelah melihat internal control dan menilai control risk yang dimiliki

perusahaan, auditor akan memutuskan seberapa jauhnya test of control

harus dilaksanakan.

4. Merancang test of controls dan substantive tests of transactions untuk

akuisisi dan pembayaran kas

Test of controls dan substantive tests of transactions harus dirancang agar

dapat memenuhi transaction-related audit objective. Tujuan-tujuan

tersebut antara lain:

a. Occurrence

Auditor harus dapat menilai kontrol perusahaan untuk menghindari

ketidaksengajaan dalam pencatatan akuisisi yang tidak terjadi

khususnya pencatatan yang lebih dari sekali. Selain itu auditor juga

harus menilai kontrol terhadap pengeluaran yang tidak digunakan

untuk kepentingan perusahaan melainkan untuk kepentingan individu.

b. Completeness

Test of control sangat diperlukan untuk menguji bagaimana kontrol

perusahaan untuk menghindari terjadinya transaksi yang tidak

tercatat.

c. Accuracy

Test of control untuk melihat kontrol perusahaan terhadap keakuratan

pencatatan sangat berguna untuk menentukan tingkat pengujian test of

details of balances. Jika auditor menilai kontrol yang dimiliki sudah

baik untuk menghindari ketidakakuratan maka uji test of details

balances dapat dikurangi dan begitu pun sebaliknya.

Siklus pembelian persediaan bahan baku merupakan siklus yang berhubungan

dengan bagian logistik dan bagian keuangan. Maka dari itu test of details balances

harus dilakukan pada bagian logistik dan keuangan. Untuk melakukan test of

detail balances pada bagian logistik maka auditor akan melakukan terhadap akun

persediaan sedangkan untuk bagian keuangan maka auditor akan melakukan

terhadap akun utang usaha.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 28: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

2.4.3.1 Test of Detail Balances Terhadap Akun Persediaan

Menurut Elder, Beasley, Arens, dan Jusuf (2009), pabrik mendapat persediaan

barang mentah dari proses akuisisi dan siklus pembayaran. Audit terhadap

persediaan merupakan salah satu proses audit yang paling rumit. Hal ini

dikarenakan beberapa faktor, seperti:

• Persediaan biasanya merupakan akun terbesar pada neraca.

• Persediaan terkadang berada di lokasi yang berbeda sehingga membuat

sulitnya melakukan control fisik dan perhitungan.

• Beberapa persediaan yang berbeda seperti perhiasan, kimia, dan bagian

elektronik terkadang sulit bagi auditor untuk mengamati dan menilai.

• Penilaian persediaan sulit dilakukan ketika diperlukan adanya estimasi

bagi persediaan yang using dan ketika biaya manufacture harus

dialokasikan ke persediaan.

• Ada beberapa metode penilaian persediaan yang diperbolehkan dan

beberapa perusahaan mungkin menggunakan metode yang berbeda untuk

bagian persediaan yang berbeda yang diperbolehkan oleh peraturan.

Test of detail of balance dari persediaan harus dilakukan untuk melihat apakah

nilai pembelian bahan baku yang dilakukan sesuai dengan yang dicatat dalam

bentuk persediaan. Aktifitas yang dilakukan auditor terkait hal ini ialah dengan

melakukan observasi fisik dari persediaan.

PSA 07 (SSA 331) mengharuskan auditor untuk memuaskan diri mereka

mengenai keefektifan dari metode perhitungan perusahaan dan keyakinan yang

diberikan kepada perusahaan mengenai kuantitas dan kondisi fisik dari

persediaan. Untuk memenuhi hal tersebut auditor harus melakukan hal-hal

berikut:

• Menghadiri perhitungan persediaan yang dilakukan klien untuk

menentukan saldo pada akhir tahun

• Melakukan observasi terhadap prosedur perhitungan klien

• Membuat pertanyaan untuk pekerja klien mengenai prosedur perhitungan

• Melakukan uji independen dari perhitungan fisik

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 29: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Dalam hal ini auditor bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi dan observasi

terhadap prosedur klien. Jika persediaan klien berada pada gudang milik publik

atau dijaga oleh petugas diluar perusahaan maka auditor tidak perlu melakukan uji

fisik. Auditor hanya perlu melakukan konfirmasi terhadap petugas tersebut.

Sebelum melakukan perhitungan fisik, auditor perlu memahami kontrol

perusahaan terhadap perhitungan fisik. Kontrol yang perlu dimiliki perusahaan

ialah adanya instruksi terhadap perhitungan fisik yang memadai, supervisi dari

petugas yang bertanggung jawab, verifikasi yang independen oleh petugas lain,

rekonsiliasi yang independen antara perhitungan fisik dengan perpetual inventory

master files dan kontrol yang memadai terhadap lembar atau tag yang digunakan

untuk perhitungan fisik. Jika kontrol yang dilakukan perusahaan kurang baik

maka auditor perlu meluangkan waktu untuk memastikan bahwa perhitungan fisik

telah akurat.

Untuk melakukan observasi fisik dari persediaan, auditor harus memutuskan

waktu yang tepat, menentukan ukuran sampel, dan memilih persediaan yang diuji.

Jika perusahaan memiliki kontrol yang memadai untuk perhitungan fisik maka

auditor dapat melakukan perhitungan sebelum tanggal neraca dan kemudian

melakukan pengujian terhadap pencatatan transaksi dari tanggal perhitungan fisik

hingga tanggal neraca. Jika tidak terdapat pencatatan perpetual dan persediaan

memiliki nilai yang material maka perhitungan fisik harus dilakukan mendekati

akhir periode akuntansi. Dalam melakukan observasi terhadap perhitungan fisik

auditor harus memperhatikan hal-hal berikut:

• Lakukan observasi perhitungan fisik dari bahan baku yang paling

signifikan dan sampel yang mewakili dari persediaan yang tipikal

• Membuat pertanyaan mengenai bahan baku yang mudah usang atau rusak

• Mendiskusikan dengan manajemen alasan untuk persediaan yang

dikecualikan

2.4.3.2 Test of Detail Balances terhadap Akun Utang Usaha

Tujuan dari audit terhadap akun utang usaha ialah untuk menentukan apakah saldo

akun utang usaha telah dicantumkan dan diungkapkan dengan tepat.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 30: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Test of detail balances yang dilakukan terhadap akun utang usaha harus dapat

memenuhi balance-related audit objective berikut ini:

a. Detail Tie-in

Uji yang biasa dilakukan untuk meyakinkan kesesuaian daftar dan master

file ialah dengan menggunakan computer untuk menjumlah daftar utang

usaha, mengusut jumlah tersebut pada jurnal umum, dan mengusut faktur

dari pemasok ke master file untuk mencocokan nama dan jumlah.

b. Existence

Auditor harus dapat meyakinkan bahwa utang usaha yang ada dalam daftar

benar-benar terjadi. Tes yang dilakukan adalah dengan mengusut daftar

utang usaha ke faktur pemasok dan melakukan konfirmasi.

c. Completeness

Untuk memiliki saldo yang tepat maka semua utang usaha harus tercatat

dalam daftar utang usaha. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan uji

out-of-period liability.

d. Accuracy

Auditor harus dapat memastikan bahwa nilai yang terdapat dalam daftar

utang usaha merupakan nilai yang akurat.

e. Classification

Tinjauan ulang terhadap daftar dan master file dari pihak-pihak terkait

harus dilakukan untuk melihat apakah utang usaha yang terdapat dalam

daftar utang usaha telah diklasifikasikan dengan benar.

f. Cutoff

Auditor harus dapat memastikan bahwa transaksi pembelian bahan baku

dan pembayarannya dicatat pada periode yang tepat. Sama halnya dengan

pengujian terhadap completeness, untuk menguji cut off perlu dilakukan

uji out-of-period liability.

g. Obligation

Pemeriksaan terhadap laporan pemasok dan konfirmasi terhadap utang

usaha harus dilakukan untuk meyakinkan auditor bahwa perusahaan benar-

benar memiliki kewajiban untuk membayar utang usaha yang terdaftar.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 31: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

2.5 Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi

Menurut PSAK No. 7 tahun 2010, pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas

yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangan. Dijelaskan pula

bahwa suatu entitas dikatakan berelasi jika memenuhi salah satu dari hal-hal

berikut:

• Perorangan yang memiliki pengendalian atas entitas pelapor

• Perorangan yang memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor

• Perorangan yang merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor

atau induknya

• Perusahaan yang berada dalam kelompok usaha yang sama dengan entitaas

pelapor

• Perusahaan asosiasi atau ventura bersama dengan entitas pelapor

• Perusahaan dan entitas pelapor adalah ventura bersama dari pihak ketiga

yang sama

• Salah satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas

yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga

• Perusahaan merupakan program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja

dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas

pelapor.

• Perusahaan yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh perorangan

yang termasuk pihak berelasi

• Perusahaan yang memiliki perorangan yang termasuk pihak berelasi

dengan entitas pelapor sebagai personil manajemen kuncinya atau

memiliki pengaruh signifikan.

Transaksi yang dikategorikan sebagai transaksi antara pihak-pihak berelasi ialah

disaat terjadinya pengalihan sumber daya, jasa, atau kewajiban antara pelapor

dengan pihak berelasi.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 32: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Sesuai dengan PSAK 7 tahun 2010, transaksi antara pihak-pihak berelasi

memerlukan pengungkapan oleh suatu perusahaan pelapor seperti:

• Pembelian atau penjualan barang;

• Pembelian atau penjualan properti dan aset lain;

• Pemberian atau penerimaan jasa;

• Sewa;

• Pengalihan riset dan pengembangan;

• Pengalihan di bawah perjanjian lisensi;

• Pengalihan di bawah perjanjian pembiayaan (termasuk pinjaman dan

kontribusi ekuitas dalam bentuk tunai atau natura);

• Provisi atas jaminan atau agunan; dan

• Komitmen untuk berbuat sesuatu jika peristiwa khusus terjadi atau tidak

terjadi di masa depan, termasuk kontrak ekskutori (diakui atau tidak

diakui); dan

• Penyelesaian liabilitas atas nama entitas atau pihak berelasi.

Jika terdapat transaksi antara pihak yang berelasi, maka entitas pelapor harus

mengungkapkan sifat dari hubungan dengan pihak-pihak berelasi serta informasi

mengenai transaksi dan saldo, termasuk komitmen, yang diperlukan untuk

memahami potensi dampak hubungan tersebut dalam laporan keuangan.

Sekurang-kurangnya, pengungkapan meliputi:

• Jumlah transaksi;

• Jumlah saldo, termasuk komitmennya, termasuk didalamnya persyaratan

dan ketentuan serta rincian garansi yang diberikan atau diterima;

• Penyisihan piutang ragu-ragu terkait dengan jumlah saldo tersebut; dan

• Beban yang diakui selama periode dalam hal piutang ragu-ragu atau

penghapusan piutang dari pihak-pihak berelasi

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 33: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Profil Kantor Akuntan Publik

3.1.1 Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik

Program magang ini dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik ABC yaitu salah satu

kantor akuntan publik terbesar di Indonesia. Di Indonesia, Kantor Akuntan Publik

ini memiliki kantor di Jakarta dan Surabaya. Beberapa jasa yang ditawarkan oleh

KAP ABC yaitu:

• Audit & Assurance

Jasa audit ini diberikan untuk meningkatkan nilai untuk bisnis klien dengan

memberikan masukan bagi operasional klien. Jasa ini diberikan berdasarkan

International Auditing Standards yang menjunjung efektivitas, efisiensi, dan

independensi. Jasa yang termasuk di dalam Audit & Assurance ini antara lain:

o General Audit

Jasa yang diberikan dalam General Audit ialah memberikan opini pada

laporan keuangan dan melihat laporan keuangan secara wajar yang

akan dibutuhkan oleh manajemen, pemegang saham dan pemilik

kepentingan lainnya.

o Special Audit

Jasa jenis ini biasanya terjadi pada area-area yang tidak biasa dimana

terdapat isu-isu sensitif mengenai audit dan akuntabilitas di area-area

yang berisiko tinggi.

o Review and Compilation

Jasa Review dan Compilation diperlukan saat perusahaan tidak harus

melakukan audit namun dibutuhkan keyakinan terhadap laporan

keuangan. Dengan jasa ini KAP ABC dapat membantu klien dengan

melakukan evaluasi terhadap kinerja klien untuk memenuhi kebutuhan

pelaporannya.

o Attestation Engagement

Jasa ini meliputi penilaian terhadap perjanjian.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 34: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

o Due Diligence

Jasa ini dapat membantu klien untuk menentukan strategi baru dalam

akuisisi bisnis. KAP ABC akan membantu klien untuk mendapatkan

pemahaman yang mendalam mengenai bisnis yang ingin dicapai,

mengidentifikasi critical success factors dan juga kelebihan dan

kelemahan bisnis yang ingin dituju.

• Risk & Internal Audit Advisory

Jasa ini dibuat untuk membantu klien mengembangkan solusi bagi

permasalahan-permasalahan perusahaan dan menyediakan solusi untuk dapat

mengatur bisnis dengan lebih baik. Jasa yang diberikan terkait hal ini ialah

Corporate Governance Advisory, Internal Audit Advisory & Outsourcing, Risk

Management Advisory, Internal Control & Sarbanes Oxley Advisory, IT

Assurance & Advisory, Performance Improvement dan System & Procedures

Development.

• Transaction Support & Capital Market

Termasuk dalam jasa ini ialah hal-hal berikut ini:

o Transaction Analysis

Jasa ini memberikan penilaian risiko, negosiasi kontrak, implementasi

dari perjanjian, melakukan monitor biaya dan due diligence

perpajakan.

o Business Solutions

Melalui jasa ini KAP akan membantu persiapan pembelajaran,

perencanaan bisnis, indikator kunci dari performa dan sistem untuk

melakukan monitor terhadap kas.

o Divestment and Mergers & Acquisition

Tujuan dari jasa ini ialah untuk mendukung klien dalam

memaksimalkan strategi dan nilai keuangan dari transaksi. Selain itu

KAP juga menjalin hubungan yang dekat dengan investor local

maupun asing.

o Business Turnaround

Jasa ini membantu klien untuk menghadapi masa krisis dengan

menentukan lingkup dan komposisi permasalahan, mengembangkan

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 35: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

kontrol terhadap arus kas dan membantu dalam keberlanjutan usaha

dan tingkat pengembalian yang baik untuk pemegang saham.

o Pre IPO Advisory

KAP ABC akan membantu klien dalam proses listing saham dan

obligasi mulai dari tahap perencanaan hingga proses listing selesai.

o Fund Arranger

KAP akan berperan sebagai pengatur dan pemberi solusi bagi

keuangan untuk sumber pendanaan dan untuk mengembangkan strategi

kerjasama bagi klien.

o Valuation

Jasa ini membantu klien dalam hal penilaian aset tetap dan penilaian

bisnis dengan menentukan nilai pasar dan juga nilai-nilai lain dari

sebuah objek.

• Business Establishment & Corporate Secretarial

Jasa ini membantu klien untuk membangun bisnis di Indonesia dengan

memberikan jasa konsultasi dan menyediakan analisis terhadap bagaimana

mengembangkan bisnis yang sesuai dengan hukum, peraturan dan perpajakan

di Indonesia.

• Tax Advisory

KAP akan membantu klien untuk mengadopsi struktur dan kebijakan untuk

menghindari permasalahan dan meningkatkan nilai perusahaan. Jasa ini terdiri

dari Tax Consulting dan Tax Compliance.

• Accounting & Administration

Jasa akuntansi terdiri dari jasa general accounting, book keeping, pembuatan

laporan keuangan dan analisis terhadap laporan keuangan. Jasa administrasi

terdiri dari perhitungan imbalan kerja bersih, perhitungan pajak penghasilan

dan asuransi serta menyiapkan slip pembayaran.

• IFRS

Jasa ini terdiri dari beberapa hal yaitu IFRS Conversion Project, Due

Diligence in an IFRS Environment, Valuations relating to the Purchase Price

Allocation Process, Shared-Based Payments, Audit on IFRS Financial

Statement dan IFRS Training

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 36: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

3.1.2 Prosedur Audit Kantor Akuntan Publik ABC

Prosedur audit yang dimiliki KAP ABC yang telah ditetapkan untuk diikuti dalam

setiap proses audit adalah sebagai berikut, yaitu:

• Proses penerimaan atas klien baru atau mengevaluasi kembali klien lama.

• Melakukan proses dokumentasi dan pemahaman atas sistem yang kemudian

dilakukan dengan dua cara berikut:

o Memeriksa dan meneliti kembali struktur internal audit perusahaan

o Memeriksa dan meneliti kembali sistem informasi perusahaan

• Mengukur risiko bisnis seperti going concern, risiko fraud seperti tata kelola

perusahaan dan risiko akuntansi.

• Melakukan pengujian substantif atas transaksi (Substantive Test of

Transaction). Pengujian ini dilakukan secara menyeluruh atas setiap akun dan

kemudian diperiksa dengan dokumen terkait dan juga pada saldo akhir.

• Melakukan tinjauan akhir untuk kemudian dapat diberikan opini.

3.1.3 Prosedur Audit Atas Akun Persediaan

Prosedur audit persediaan yang ditetapkan oleh KAP ABC bertujuan untuk

memenuhi penilaian-penilaian sebagai berikut:

• Completeness (C)

• Existence (E)

• Accuracy (A)

• Valuation (V)

Adapun prosedur audit atas akun persediaan adalah seperti pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Tabel Prosedur Audit Akun Persediaan KAP ABC

No Prosedur Audit Asersi Daftar Persediaan

1 Mendapatkan daftar persediaan klien A a) Menyetujui jumlah dengan buku besar b) Menguji keakuratan secara matematis

c) Meninjau kembali daftar untuk barang-barang yang tidak

biasa. Termasuk di dalamnya kuantitas dan biaya yang negatif

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 37: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

No Prosedur Audit Asersi Perhitungan Biaya Persediaan

2 Ketika tidak digunakan standard costing, pilih sampel dari persediaan dan lakukan hal-hal berikut: A

a) Menyetujui biaya per buah dengan dokumen pendukung Pembiayaan bagi barang mentah

i) Menyetujui biaya dari bukti pembayaran

pemasok atau rincian pengangkut dan bukti pembayaran broker

Pembiayaan WIP dan barang jadi

i) Meninjau kembali komponen biaya dan

perhitungan pembiayaan untuk keakuratan dan kewajaran

ii) Membandingkan tingkat pekerja yang digunakan dengan pencatatan upah kerja

iii) Menilai kewajaran dari overhead dalam pencatatan akuntansi

Meninjau kembali biaya untuk kelayakan, keakuratan, kewajaran and konsistensi dengan tahun sebelumnya

Meninjau kembali dasar dari alokasi untuk konsistensi terhadap tahun sebelumnya

b) Menguji keakuratan secara matematis

c) Memastikan bahwa biaya tersebut merupakan biaya yang wajar

3

Mempertimbangkan hal yang dapat diterima dan konsistensi dari metode pembiayaan termasuk apakah semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lainnya yang terlibat selama membawa persediaan ke tempatnya berada sekarang telah dimasukan dalam biaya

A&V

Standard Costing

4

Ketika digunakan standard costing, pilihlah sampel dan lakukan hal-hal berikut:

a) Meninjau kembali kelayakan dari metode pembiayaan yang digunakan, perhitungan yang dilakukan dan asumsi yang dibuat

A

b) Menentukan apakah metode yang digunakan sesuai dengan proses manufaktur

c) Menentukan apakah biaya bahan baku wajar jika dibandingkan dengan biaya aktual

d) Menentukan apakah biaya pekerja wajar jika dibandingkan dengan biaya aktual

e) Menentukan apakah biaya standar yang digunakan konsisten dengan tahun sebelumnya

f) Menganalisis dan membuat penjelasan mengenai varian-varian tertentu dan membuat penyesuaian

g) Menguji pengalokasian dari overhead di persediaan atau COGS

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 38: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

No Prosedur Audit Asersi Jaminan

5 Menanyakan apakah persediaan telah dititipkan atau dijanjikan sebagai jaminan

C, E, & A

Penerjemahan

6 Memastikan bahwa persediaan yang dicatat dalam mata uang asing telah dicatat dalam mata uang yang tepat V

Perhitungan Persediaan

7 Melakukan perhitungan fisik untuk melakukan observasi prosedur perhitungan

C, E, & A

8 Melakukan follow up pada hal-hal yang ditandai selama observasi persediaan

C, E, & A

9 Untuk uji fisik persediaan bandingkanlah persediaan yang dicatat saat observasi dengan daftar persediaan akhir

C, E, & A

Menghitung persediaan sebelum akhir periode

10 Saat perhitungan fisik persediaan dilakukan sebelum tanggal akhir periode, maka:

C, E, & A

a) Analisis perbedaan antara angka buku besar dan perhitungan fisik persediaan pada saat tanggal perhitungan. Pertimbangkan dengan baik apakah yang menyebabkan perbedaan dan apakah perbedaan ini dapat terakumulasi pada periode berikutnya

b) Meninjau kembali catatan-catatan pada akun persediaan di buku besar. Trace catatan-catatan yang signifikan dengan dokumen penunjang dan jurnal

c) Saat mengacu pada pencatatan perpetual, teliti dan uji sampel dari postingan pada pencatatan pada saat periode intervensi. Yakinkan bahwa persediaan perpetual sesuai dengan akun persediaan di buku besar

d) Melakukan investigasi terhadap catatan-catatan dari sumber yang tidak biasa atau catatan yang tidak sesuai ekspektasi

e) Lakukan pengujian cut off

Persediaan Konsinyasi

11 Menanyakan mengenai persediaan konsinyasi pada pihak lain dan pastikan bahwa persediaan itu tidak termasuk dalam daftar persediaan

E

12 Memastikan bahwa persediaan pihak ketiga dan persediaan konsinyasi telah dihitung namun tidak termasuk dalam daftar persediaan akhir

E

Persediaan milik pihak ketiga – Konfirmasi

13

Melakukan konfirmasi pada pihak ketiga mengenai persediaan dalam perjalanan, dalam konsinyasi dan persediaan yang berada di gudang publik. Konfirmasi ini meliputi jumlah perseduaan dan deskripsi dari persediaan tersebut. Setelah itu auditor harus menyetujui dengan jumlah akhir pada daftar persediaan

C, E, & A

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 39: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

No Prosedur Audit Asersi Net Realizable Value

14

Memastikan bahwa penyisihan telah dilakukan dengan benar untuk persediaan yang bergerak lambat, usang dan rusak atau perseduaan yang dijual di bawah biaya. Sediakan jadwal penyisihan persediaan dan lakukan hal-hal berikut:

V

a) Trace jumlah dengan buku besar b) Menguji keakuratan secara matematis

c) Mendiskusikan dengan manajemen mengenai dasar dan kewajaran dari asumsi yang digunakan

d) Meninjau kembali metode dari entitas dalam mengidentifikasi pergerakan yang lambat dari persediaan atau barang-barang yang usang dan sediakan penjelasan untuk observasi pada saat perhitungan fisik dan yakinkan bahwa persediaan tersebut telah termasuk dalam penyisihan atau dikeluarkan dalam perhitungan persediaan

e) Bandingkan dasar dari penyisihan dan persediaan yang termasuk dalam penyisihan dengan tahun sebelumnya

f) Pilih sampel dari persediaan yang digunakan dalam pembiayaan Meyakinkan bahwa persediaan tidak dilaporkan melebihi net realizable value (NRV)

i. Bandingkan biaya persediaan dengan harga jual dari faktur penjualan yang menyusul, daftar harga dan kontrak konsumen

ii. Tinjau kembali buku pesanan dan nilai kemungkinan adanya kuantitas yang diproduksi melebihi permintaan

iii. Yakinkan faktur atau kontrak menggunakan harga yang normal untuk konsumen. Pertimbangkan pula efek untuk pembelian volume besar dan diskon

iv. Tanyakan perbedaan antara biaya dengan NRV dan pertimbangkan apakah diperlukan adanya write down

Inventory Count Tie In

15 Yakinkan bahwa cutt off pada beberapa hal yang dicatat saat pemeriksaan fisik telah sesuai dengan pencatatan akuntansi

A

16 Sesuaikan laporan penerimaan terakhir yang didapat dalam pemeriksaan fisik dengan catatan akuntansi

A

17 Sesuaikan faktur penjualan terakhir, dokumen pengiriman, dan catatan kredit pada saat observasi dengan pencatatan akuntansi

A

Sumber : KAP ABC (telah diolah kembali)

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 40: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

3.1.4 Prosedur Audit Atas Akun Utang Usaha

Prosedur audit utang usaha yang ditetapkan oleh KAP ABC bertujuan untuk

memenuhi penilaian-penilaian sebagai berikut:

• Completeness (C)

• Existence (E)

• Accuracy (A)

• Valuation (V)

Adapun prosedur audit atas akun utang usaha adalah seperti dalam Tabel 3.2

Tabel 3.2 Tabel Prosedur Audit Akun Utang Usaha KAP ABC

No Prosedur Audit Asersi Daftar Utang Usaha

1

Untuk pencatatan secara manual: Dapatkan daftar utang usaha klien dan:

a) Menyetujui daftar dengan buku besar b) Menguji keakuratan secara matematis

A

2 Untuk daftar elektronik: A

DApatkan secara elektronik rincian utang usaha dan gunakan IDEA Audit Automation Tool:

a) Menyetujui total ke buku besar untuk memastikan daftar telah dipindah dengan akurat dan lengkap

b) Menguji keakuratan secara matematis dari daftar utang usaha

Saldo Debit 3 Untuk daftar elektronik: A

Gunakan Audit Automation Tool, untuk mengektrak saldo debit. Investigasi saldo debit dan pertimbangkan pemindahan ke piutang usaha

4 Untuk pencatatan secara manual: A

Investigasi saldo debit yang signifikan dan pertimbangkan pemindahan ke piutang usaha

Transaksi dengan pihak berelasi

5 Dokumentasikan transaksi dan saldo akhir dengan pihak berelasi dan yakinkan bahwa telah diungkapkan pada laporan keuangan

C, E, A, & V

6

Jika auditor merupakan auditor bagi kedua entitas maka verifikasi kesinambungan akun antar entitas. Jika bukan merupakan auditor untuk kedua entitas maka buatlah konfirmasi tertulis

C, E, & A

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 41: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

No Prosedur Audit Asersi

7 Tanyakan kepada manajemen apakah semua transaksi dengan pihak berelasi telah diidentifikasi dan dicatat dengan tepat

C

Barang dagangan yang diterima untuk konsinyasi

8 Diskusikan dengan pihak yang bertanggung jawab bahwa tidak ada nilai barang dagang yang diterima untuk konsinyasi dalam perhitungan utang usaha

A

Pemasok Utama

9 Pilihlah sampel pemasok besar berdasarkan pembelian tahunan dan lihat kembali pencatatan faktur yang belum diselesaikan pada akhir tahun

C, E, A, & V

a) Menyetujui utang usaha pada daftar usaha dengan pernyataan atau konfirmasi pemasok

b) Rangkum hasil dan investigasi perbedaan dengan memeriksa dokumen pendukung dan pertanyaan

10 Lakukan prosedur alternatif disaat tidak ada balasan dari pemasok atau disaat pernyataan pemasok tidak dimiliki oleh klien

C & E

a) Siapkan rincian buku besar dari akun tersebut b) Lihat kembali pembayaran dari periode berikutnya dan

pertimbangkan perlu atau tidaknya memeriksa dokumen pendukung

c) Cek debit yang signifikan lainnya dengan dokumen pendukung

d) Pilih sampel dari catatan barang yang diterima dari pemasok tersebut dan cek faktur terkait apakah sudah dicatat pada akun utang usaha

Transaksi Tak Tercatat

11 Diskusikan dengan pihak yang bertanggung jawab atas keberadaan utang yang tidak tercatat C

Volume Rebates atau Diskon Kas

12 a) Tanyakan kepada manajemen akrual yang berkaitan dengan volume rebates atau diskon kas A & V

b) Bandingkan akrual dengan tahun sebelumnya atau

investigasi varian yang signifikan antara ekspektasi dengan yang dicatat

C, E, & A

Penerjemahan

13 Verifikasi utang usaha yang dicatat dalam valuta asing telah diterjemahkan pada kurs yang tepat V

Rekonsiliasi Pemasok - Selain Pada Akhir Periode 14 Apabila rekosiliasi pemasok terjadi bukan pada akhir periode A

a) Menguji keakuratan matematis pada jurnal pembelian yang berpengaruh pada periode tersebut

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 42: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

b) Bandingkan saldo pemasok pada tanggal yang berbeda

dan kelaskan perubahan yang signifikan atau tidak diekspektasikan

No Prosedur Audit Asersi

c) Amati sub-ledger pada buku besar untuk melihat nilai

yang tinggi atau catatan yang tidak biasa dan investigasi hal-hal tersebut

d) Lakukan prosedur cut-off tambahan pada tanggal

pengujian untuk tambahan prosedur cut-off pada akhir periode

Accrued Liabilities 15 Verifikasi accrued liabilities A a) Dokumentasikan dasar perhitungan accrued liabilities b) Nilai kewajaran dari accrual dengan i) Lakukan uji prediksi ii) Periksa dokumen pendukung

c) Pertimbangkan apakah syarat yang memadai untuk accrual telah dibuat saat dibutuhkan

Faktur Yang Tidak Sesuai

16 Periksa faktur yang tidak sesuai dan/atau tidak dicatat dan dokumen penerimaan untuk meyakinkan semua pengeluaran terkait periode ini telah dicatat pada periode yang tepat

A

Accrued Wages and Salaries

17 Sediakan perhitungan untuk accrued wages dan gaji, accrued commisions, accrued vacation pay, dan accrued bonus dan lakukan hal-hal berikut

A

a) Menyetujui saldo dengan buku besar b) Nilai kewajaran dari accrual dengan i.) Lakukan tes prediksi ii.) Periksa dokumen pendukung c) Uji keakuratan matematis

d) Menyetujui pembayaran berikutnya dari accrued

salaries dan wages dengan pencatatan upah gaji

Sumber : KAP ABC (telah diolah kembali)

3.2 Profil Perusahaan PT. NA

PT NA merupakan perusahaan yang berdiri pada tanggal 30 Oktober 1971. Kantor

dan gudang perusahaan ini berlokasi di Pulogadung, Jakarta Timur. PT. NA

merupakan anak perusahaan dari PT. IMSI, yaitu salah satu perusahaan yang

bergerak di bidang otomotif di Indonesia. Pada 30 Juni 2012 perusahaan ini

memiliki 224 orang karyawan.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 43: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

PT. NA merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan dan

pembuatan perlengkapan kendaraan bermotor. Pasar utama dari perusahaan ini

ialah di Jakarta. Perusahaan ini merupakan satu-satunya perusahaan perakit

kendaraan bermotor dengan aset besar yang terdapat di Jakarta sehingga

perusahaan tidak memiliki saingan yang berarti dari perusahaan perakitan sejenis.

Namun akibat adanya tuntutan pasar dan konsumen maka perusahaan dituntut

untuk menerapkan teknologi yang memadai.

Jasa produksi yang diberikan oleh perusahaan adalah perakitan mobil-mobil

sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh pihak Agen Tunggal Pemegang

Merk (ATPM). Barang-barang yang digunakan dalam perakitan terbagi menjadi

dua, yaitu:

• Barang-barang baku seperti pintu, kursi, mesin dan body yang diimpor dari

luar dan disediakan oleh ATPM.

• Barang-barang pembantu seperti cat dan baut yang disediakan oleh

perusahaan melalui pemasok yang dimiliki perusahaan.

3.2.1 Kebijakan PT.NA Terhadap Pembelian Persediaan Bahan Baku

Flowchart dari kegiatan pembelian persediaan bahan baku PT.NA tertera di

Gambar 3.1

• Proses pemesanan barang

Pembelian bahan baku dilakukan berdasarkan purchase requisition yang

dikeluarkan oleh bagian gudang. Purchase requisition harus diotorisasi

oleh kepala gudang. Kemudian pihak procurement (pembelian) yang

mendapat permintaan pembelian bahan baku dari gudang akan membuat

quotation kepada pemasok barang. Quotation yang dibuat harus

berdasarkan kualitas dan harga barang. Pembelian yang dilakukan harus

sesuai dengan spesifikasi rencana proyek dan diotorisasi oleh kepala

gudang dan disetujui oleh bagian procurement dan direktur operasional.

Kemudian procurement akan membuat purchase order. Purchase order

dibuat dengan menyertakan spesifikasi produk dan harga yang telah

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 44: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

disepakati dengan pemasok. Sama halnya dengan purchase requisition,

purchase order juga harus disetujui oleh direktur operasional. Purchase

order dibuat sebanyak empat rangkap. Rangkap pertama akan disimpan

oleh procurement. Rangkap kedua akan diberikan pada pihak gudang.

Rangkap ketiga akan diberikan pada bagian keuangan dan rangkap

keempat akan diberikan kepada pemasok. Kontrol yang dilakukan

perusahaan sehubungan dengan pemesanan barang ialah melakukan

verifikasi antara purchase order yang sudah dibuat bagian procurement

dengan purchase requisition yang dibuat bagian gudang. Selain

melakukan verifikasi bagian pembelian juga membuat rekapitulasi

purchase order tiap bulan dengan status apakah sudah terpenuhi atau

belum.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 45: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Warehouse SupplierFinanceProcurement

Purchase Requisition

Dokumen Permintaan BarangPeriksa Stok

Barang kurang

Melakukan quotation atas

supplier barang

Purchase Order

Purchase Order

Purchase OrderPurchase Order

Purchase OrderPurchase Order

Membuat Purchase Order

Purchase Order

Mengirim Barang dan Surat Jalan

Barang dan surat jalan diterima

Cek atas barang dengan surat jalan

dan PO

Setelah di cek surat jalan diautorisasi kemudian dikirim

kembali ke supplier

Surat Jalan

Authorized Surat Jalan

Authorized Surat Jalan

Membuat Invoice dan Faktur Pajak

Invoice

Faktur Pajak

Invoice

Faktur Pajak

Mengeluarkan cek untuk pembayaran

Cek

Bank (end)

Purchase Order

Gambar 3.1 Flowchart Siklus Transaksi Pembelian PT NA

Sumber: Kertas Kerja KAP ABC atas PT NA

• Penerimaan barang

Setelah pemasok menerima purchase order yang dibuat oleh perusahaan

maka pemasok akan mengirim barang beserta surat jalan yang kemudian

diterima oleh bagian gudang. Pada saat barang diterima, bagian gudang

akan melakukan verifikasi ke salinan purchase order yang dikirimkan oleh

bagian procurement sebelum menandatangani berita acara penerimaan

barang. Setelah menerima barang dan surat jalan maka bagian gudang

akan melakukan cek atas barang dengan surat jalan dan purchase order.

Setelah dicek maka surat jalan akan ditandatangani bagian gudang dan

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 46: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

pengantar barang lalu kemudian diotorisasi oleh kepala gudang dan

dikembalikan pada pemasok. Untuk memudahkan pengecekan pada

pencatatan laporan mutasi keluar masuk barang, maka surat jalan harus

terdiri dari deskripsi jenis barang, kuantitas, dan referensi nomer purchase

order. Bagian gudang juga akan melakukan update kartu persediaan dan

kartu mutasi. Perusahaan akan mengakui adanya persediaan ketika telah

dilakukan pengiriman bahan baku oleh pemasok. Persediaan PT NA

dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan atau

nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan

metode weighted moving average dan terdiri dari semua biaya pembelian,

biaya konversi dan biaya pabrikasi terkait yang timbul sampai persediaan

berada dalam kondisi dan tempat sekarang ini. Penyisihan untuk

persediaan usang dibentuk berdasarkan hasil penelahaan atas keadaan

masing-masing persediaan pada akhir tahun, sedangkan penyisihan untuk

penurunan nilai dibentuk untuk mengurangi nilai tercatat persediaan

menjadi nilai realisasi bersihnya. Pencatatan yang dilakukan PT NA

adalah sebagai berikut:

Stock – Inventory XXX

Trade Creditor XXX

• Penerimaan invoice

Setelah mengirimkan barang maka pemasok akan membuat invoice dan

faktur pajak yang kemudian diberikan kepada bagian keuangan. Invoice

yang diterima bagian keuangan kemudian akan dibandingkan dengan surat

jalan dan retur. Setelah bagian keuangan melakukan verifikasi invoice

akan diserahkan pada bagian akuntansi untuk kemudian dicatat dalam

jurnal. Pencatatan juga dilakukan secara manual pada buku pemasok. Pada

akhir bulan, saldo utang akan dicocokkan dengan pencatatan dalam buku

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 47: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

pemasok. Setiap pencatatan jurnal harus disertai dengan dokumen

pendukung dan verifikasi.

• Pembayaran kepada pemasok

Setelah menerima invoice dan melakukan prosedur yang seharusnya,

bagian keuangan melakukan pengawasan terhadap tanggal jatuh tempo

invoice. Bagian akuntansi kemudian akan melakukan verifikasi dan

otorisasi yang diikuti oleh pembukaan cek oleh bagian keuangan.

Pembukaan cek harus diotorisasi oleh direktur keuangan. Kontrol lain dari

PT NA adalah dengan memutuskan menggunakan prenumbered check.

Setelah dilakukan otorisasi cek oleh direktur keuangan maka dilanjutkan

dengan proses pembayaran oleh kasir. Pembayaran biasanya dilakukan

dengan cek atau transfer bank. Tanda terima pembayaran dari pemasok

maupun bukti transfer bank yang digunakan untuk melakukan pembayaran

harus didokumentasikan. Ketika telah dilakukan pembayaran kepada

pemasok maka pencatatan yang dilakukan PT NA ialah sebagai berikut:

Trade Creditor XXX

Bank XXX

Dalam hal ini terjadi pemisahan tugas antara petugas yang melakukan

pencatatan dan pembayaran. Pencatatan dan pemrosesan pembelian bahan

baku akan dilakukan oleh bagian akuntansi sedangkan pembayaran

dilakukan oleh bagian kasir.

• Pengembalian barang

Jika barang yang diterima PT NA tidak dalam kondisi baik maka bagian

gudang akan membuat laporan kepada bagian procurement. Barang

kemudian akan dikembalikan kepada pemasok dan tidak dianggap sebagai

barang masuk. Bagian gudang membuat tanda terima pada saat

pengembalian kepada pemasok. Tanda terima barang yang dikembalikan

ini kemudan digunakan sebagai dasar pencatatan retur. Kontrol terhadap

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 48: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

pengembalian juga dilakukan oleh bagian keuangan dengan mencocokkan

credit note yang diterima dengan laporan gudang.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 49: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL

4.1 Memahami Internal Control PT NA

Dalam menilai kontrol PT NA, auditor berpacuan pada flowchart perusahaan dan

internal control questionnaires. Karena KAP ABC sudah pernah melakukan audit

terhadap PT NA sebelumnya, maka pemahaman atas internal control perusahaan

dilakukan dengan menggunakan data flowchart serta internal control

questionnaires yang telah dimiliki auditor sebelumnya dan kemudian menanyakan

kepada manajemen mengenai adanya perubahan dalam operasi. Dari internal

control questionnaires diketahui bahwa operasi yang dilakukan perusahaan

dijalankan sesuai dengan anggaran tahunan. Jika dalam perjalanan terjadi

perubahan yang fundamental, maka hal tersebut harus diverifikasi dan disetujui

oleh dewan direksi. Sejak tahun 2008, PT. NA juga telah menerapkan Standar

Operating Procedures (SOP) sebagai dasar untuk menjalankan semua

kegiatannya.

4.2 Menentukan Tingkat Materialitas

KAP ABC menetapkan tiga jenis materialitas, yaitu:

1. Overall Materiality (OM) yang digunakan untuk:

o Menentukan apakah secara kuantitatif nilai dari setiap transaksi,

saldo akun, atau pengungkapan merupakan nilai yang material, dan

o Dalam kesimpulan audit, dapat mengevaluasi apakah salah saji

yang teridentifikasi dalam prosedur audit material secara individu

maupun agregat.

Dalam menentukan OM, KAP ABC mempunyai pendekatan dengan

menetapkan nilai tertinggi antara total aset dengan total pendapatan. Pada

periode 30 Juni 2012, PT NA memiliki total aset sebesar Rp

55.199.042.753 dan total pendapatan sebesar Rp4.483.152.839. Maka

ditentukan bahwa penentuan materialitas didasarkan oleh total aset.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 50: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Perhitungan OM yang digunakan KAP ABC seperti tercantum di Tabel

4.1

Tabel 4.1 Tabel Penentuan Overall Materiality Type Of Clients Percentage

Significant and High Risk Clients (except Bank and Financial

Institution):

1. Total assets or Revenue

2. Net Assets

3. Normalized income from continuing operations before taxes

0.5 %

3.0 %

5.0 %

Bank and Financial Institution:

• Total assets or Revenues

• Net Assets

0.5 %

3.0 % Low Risk Clients:

• Total assets or Revenues

• Net Assets

• Normalized income from continuing operations before taxes

1.25 %

4.0 %

7.5 % Sumber : Audit Manual KAP ABC

Berdasarkan peninjauan atas internal control perusahaan, auditor menilai

bahwa rancangan internal control PT NA sudah baik dan telah dijalankan

dengan baik pula sehingga diputuskan bahwa risiko yang dimiliki PT.NA

berada pada tingkat rendah. Cara perhitungan atas OM PT NA dilakukan

dengan cara seperti di Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Tabel Perhitungan Overall Materiality

Overall Materiality OMTA 55,199,042,753 1.25% 689,988,034.41 Revenue 1.25% - Net Asset 4.00% -

Sumber: Preanalitical Review PT NA 30 Juni 2012

2. Performance Materiality (PM)

Dalam melakukan audit ada kemungkinan bahwa agregat dari salah saji

yang tidak material secara individu dapat membuat laporan keuangan

menjadi salah saji secara material. Untuk menghindari hal tersebut maka

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 51: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

auditor perlu menetapkan nilai PM. PM menunjukkan jumlah yang

ditetapkan oleh auditor yang lebih kecil dari OM untuk mengurangi

probabilitas adanya jumlah agregat dari salah saji yang tidak diperbaiki

dan tidak terdeteksi yang melebihi OM. Contohnya jika salah saji yang

terjadi pada akun utang usaha sebesar Rp50 juta sedangkan salah saji di

akun persediaan sebesar Rp650 juta. Kedua nilai ini memang berada

dibawah nilai OM yang menyebabkan nilai ini tidak material. Namun jika

salah saji tersebut dijumlah maka nilai Rp700 juta tersebut menjadi nilai

yang material. Maka dari itu untuk menghindari terjadinya hal ini perlu

ditentukan adanya PM.

KAP ABC menetapkan mempertimbangkan PM berdasarkan risiko audit

keseluruhan yang dimiliki perusahaan. Penentuan PM KAP ABC seperti di

Gambar 4.1.

Performance MaterialityThe auditor shall determine Performance Materiality by applying (by means of multiplication) the following percentages to Overall Materiality: □ Low overall audit risk = 80%; or □ High overall audit risk = 70% Performance Materiality = Overall Materiality × Overall Audit Risk Percentage (70% or 80%)

Gambar 4.1 Penentuan Performance Materiality Sumber : Audit Manual KAP ABC

Maka perhitungan atas performance materiality PT NA tertera di Gambar

4.2.

PM = OM x Overall Audit Risk Percentage %OM 689,988,034 80% (low overall audit risk)PM 551,990,428

PM Rounded down 551,990,000 Gambar 4.2 Perhitungan Performance Materiality

Sumber: Pre-Analitical Review PT NA 30 Juni 2012

3. Specific Performance Materiality (SPM)

Dalam setiap jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan, auditor harus

menilai mengenai keberadaan dari kemungkinan adanya salah saji dari

nilai yang dibawah OM yang dapat mempengaruhi keputusan ekonomi

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 52: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

dari pengguna laporan keuangan. Jika terdapat keadaan seperti itu maka

auditor harus melakukan pertimbangan untuk menentukan tingkat SPM

yang dapat diaplikasilan pada setiap transaksi, saldo akun, atau

pengungkapan.

4.3 Pelaksanaan Audit Terhadap Pembelian Persediaan Bahan Baku PT. NA

4.3.1 Melakukan Analytical Review

Siklus pembelian bahan baku menyangkut dua akun PT NA yaitu akun persediaan

dan utang usaha. Dalam proses analytical review persediaan, auditor

membandingkan nilai persediaan periode 30 Juni 2012 dengan periode

sebelumnya yaitu periode 31 Desember 2011. Ditemukan bahwa terjadi kenaikan

yang cukup signifikan yaitu sebesar 64,58 % dari 31 Desember 2011 ke 30 Juni

2012 (lihat di lampiran 1). Dari analytical review tersebut diduga terjadi transaksi

yang tidak rutin pada periode ini yang kemudian menyebabkan terjadinya

lonjakan yang begitu besar.

Akun utang usaha PT NA dibedakan menjadi dua, yaitu utang usaha kepada

perusahaan yang merupakan pihak berelasi dan utang usaha kepada pihak ketiga.

Jika dibandingkan 31 Desember 2011, utang usaha kepada pihak berelasi pada

tanggal 30 Juni 2012 mengalami kenaikan sebesar 35,72% sedangkan utang usaha

kepada pihak ketiga mengalami penurunan sebanyak 39,07% (lihat di lampiran 1).

Dari hal ini diduga terjadi pergerakan proporsi utang usaha PT NA dimana

perusahaan mengurangi utang kepada pihak ketiga dan memilih lebih banyak

memiliki utang dengan pihak berelasi. Secara keseluruhan utang usaha pada 30

Juni 2012 adalah 37,02% lebih kecil dari utang usaha 31 Desember 2011 (lihat di

lampiran 1). Penurunan ini diduga terjadi akibat adanya pelunasan utang dalam

jumlah yang besar antara bulan Mei dan Juni 2012.

4.3.2 Melakukan Test of Controls dan Substantive Test of Transactions

Test of control yang dilakukan terhadap siklus pembelian PT NA ialah dengan

mengambil sampel transaksi pembayaran yang didalamnya termasuk juga

transaksi pembayaran atas pembelian bahan baku pada periode 1 Januari 2012

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 53: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

hingga 30 Juni 2012 dan melakukan observasi terhadap otorisasi pada setiap

transaksi tersebut. Dalam pengambilan sampel, auditor sepakat untuk mengambil

sampel bank payment voucher PT NA yang memiliki nominal lebih dari Rp500

juta per nilai pada dokumen bank payment voucher. Keputusan untuk

menggunakan sampel bank payment voucher ini dipilih auditor karena test of

control direncanakan dilakukan bukan hanya untuk pembelian bahan baku saja

melainkan untuk menilai kontrol atas transaksi pembayaran yang dilakukan

perusahaan secara keseluruhan dan bank payment voucher merupakan dokumen

yang paling tepat untuk melihat keseluruhan transaksi pembayaran yang terjadi.

Dari pengamatan senior auditor atas keseluruhan bank payment voucher maka ia

berpendapat bahwa nilai Rp500 juta merupakan nilai yang sudah mewakili

keseluruhan dokumen karena rata-rata dokumen bernilai diatas Rp500 juta. Asersi

yang dilakukan auditor dalam proses ini ialah memastikan completeness dan

occurence telah terpenuhi. Berdasarkan internal control yang dimiliki PT NA,

bank payment voucher harus ditandatangani oleh:

1. Staf bagian akuntansi sebagai bukti bahwa ia yang membuat bank payment

voucher tersebut;

2. Kepala bagian akuntansi untuk menunjukkan bahwa bank payment

voucher telah dicek ulang oleh beliau;

3. Direktur keuangan yang menyetujui bank payment voucher tersebut; dan

4. Pemasok sebagai bukti bahwa pembayaran telah diterima.

4.3.3 Melakukan Test of Detail Balances Terhadap Akun Persediaan Bahan Baku

Sebelum melakukan test of detail balances auditor harus meningkatkan

pemahaman mengenai kontrol perusahaan terhadap perhitungan fisik bahan baku.

Pemahaman dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap manajemen.

Dari wawancara tersebut didapatkan bahwa siklus perhitungan fisik bahan baku

yang dilakukan perusahaan seperti tertera di Gambar 4.3

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 54: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

4 rangkap: 1. putih (accounting)2. kuning (accounting)3. merah (procurement)4. biru (gudang)

Briefing Stockopname

Accounting mempersiapkan list stock dan memprint

Stock ada 2 kategori:1. consumable stock2. engineering stock

Check sheet dan kartu stock

Stockopname

Input di komputer berdasarkan no.kartu

Cocokkan quantity stock

Ok Ada selisih

Didokumentasikan dan dimasukkan ke dus

Finish

Didokumentasikan dan dimasukkan ke dus untuk di cek oleh counter checker

Cek sendiri

Ternyata tidak ada selisih

(human error)

Ada selisih

Recheck oleh bagian gudang

Diberi notes ada selisih

ok

Accounting membuat

adjusment entries

GL

OK

Finish

Finish

Gambar 4.3 Proses Stockopname Persediaan Bahan Baku PT NA Sumber: Kertas kerja KAP ABC atas PT NA

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 55: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Test of Detail Balances terkait pembelian bahan baku yang dilakukan terhadap

persediaan PT NA adalah dengan melakukan observasi fisik. Observasi fisik

dilakukan untuk memastikan bahwa kuantitas dari bahan baku yang dimiliki

perusahaan sesuai dengan nilai yang dilaporkan.

Observasi fisik terhadap persediaan bahan baku PT NA yang dilakukan oleh

auditor dilakukan sebanyak dua kali. Observasi fisik yang pertama dilakukan pada

tanggal 2 Juli 2012. Waktu ini dipilih untuk karena mendekati tanggal neraca

yaitu tanggal 30 Juni 2012. Di tanggal 2 Juli 2012 auditor mendapat daftar

persediaan dari manajemen dan langsung melakukan observasi fisik. Perhitungan

fisik dilakukan pada persediaan dengan nilai lebih dari Rp20 juta. Keputusan

menggunakan nilai 20 juta dipilih dengan melihat rata-rata nilai persediaan bahan

baku. Auditor melihat dengan memilih nilai 20 juta maka sampel telah mewakili

keseluruhan persediaan bahan baku. Selama perhitungan fisik auditor akan

memberikan tanda pada persediaan yang memiliki jumlah yang berbeda dari

pencatatan akuntansi. Setelah selesai melakukan perhitungan, kemudian auditor

melihat daftar mutasi masuk dan keluar persediaan dan mencocokkan dengan

persediaan yang telah diberi tanda oleh auditor. Walau perhitungan tidak

dilakukan terhadap seluruh persediaan namun perhitungan fisik ini membutuhkan

waktu yang sangat lama akibat letak dari persediaan yang tidak tersusun rapi dan

petugas yang memahami letak persediaan sedang cuti.

Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan fisik didapati bahwa sampel yang

diambil oleh auditor tidak mewakili keseluruhan persediaan. Seperti yang

diketahui melalui pemahaman siklus perhitungan fisik, persediaan dari PT NA

dibagi menjadi jenis consumable stock dan engineering stock. Consumable stock

kemudian terdiri dari gases, chemicals, processing materials, cleaning materials,

abrassives, consumable tools, drills, paint materials, welding & soldering

supplies, sealers & adhessives, lubricants & fuels, protective materials, kitchen &

office materials, dan sundry materials. Seharusnya sampel yang dipilih dapat

mewakili setiap jenis persediaan. Namun karena auditor memutuskan mengambil

sampel persediaan yang diatas Rp20 juta maka sampel ternyata tidak mewakili

semua jenis persediaan. Contohnya jenis persediaan consumable tools yang

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 56: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

memiliki saldo Rp4.960.500. Karena sampel hanya diambil dari persediaan yang

memiliki saldo diatas Rp20 juta, maka jenis persediaan consumable tools tidak

terpilih menjadi sampel.

Karena sampel yang kurang mendukung, kemudian auditor melakukan

perhitungan fisik ulang pada tanggal 18 Juli 2012. Tanggal ini juga telah

disesuikan dengan keberadaan petugas yang memahami letak persediaan. Sebelum

tanggal perhitungan fisik auditor telah memiliki daftar persediaan dan

memutuskan sampel yang diambil. Kali ini auditor sepakat untuk mengambil

sampel dari setiap jenis persediaan. Sampel diambil dengan memilih persediaan

yang memiliki nilai tinggi dari tiap jenis persediaan sehingga jika dijumlah maka

total nilainya akan lebih tinggi dari setengah jumlah total jenis persediaan

tersebut. Contohnya jika persediaan jenis paint materials memiliki total

Rp8.000.000 maka auditor akan memilih sampel beberapa persediaan yang

termasuk dalam paint materials dari yang memiliki nilai tertinggi hingga jika

ditotal maka sampel persediaan-persediaan tersebut akan berjumlah Rp4.000.000

atau lebih. Keputusan ini dipilih auditor berdasarkan judgement yang bertujuan

untuk memilih sampel yang mewakili keseluruhan persediaan. Kemudian auditor

akan menghitung setiap jenis persediaan yang disetujui untuk menjadi sampel.

Setelah menghitung maka hasil perhitungan akan dicocokan dengan daftar

persediaan yang disiapkan bagian akuntansi. Jika terjadi perbedaan nilai maka

auditor akan melakukan pengecekan dengan kartu mutasi untuk memastikan

adanya perpindahan barang antara tanggal pembuatan laporan dengan tanggal

dilakukan observasi fisik. Karena dilakukan pada tanggal 18 Juli 2012 maka

mutasi yang harus disesuaikan juga lebih banyak dari yang dilakukan pada tanggal

2 Juli 2012. Selain melakukan uji terhadap kuantitas, auditor juga menguji

kualitas dari persediaan untuk memastikan tidak adanya persediaan yang usang.

Ketika manajer auditor melakukan tinjauan akhir atas proses audit yang dilakukan

tim auditor terhadap PT NA, manajer auditor menyadari adanya akun persediaan

dalam perjalanan yang sangat material. Maka dari itu auditor harus melakukan

prosedur tambahan untuk melakukan audit terhadap persediaan dalam perjalanan

ini.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 57: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Dalam pencatatan akuntansi yang dibuat oleh PT NA diketahui bahwa bahan baku

yang dibeli oleh perusahaan masih ada yang belum tiba di gudang. Maka dari itu

diakhir proses pelaksanaan audit terhadap PT NA, auditor harus memastikan

bahwa pembelian terhadap persediaan dalam perjalanan tersebut benar-benar

terjadi dan memiliki nilai yang sesuai dengan nilai yang dicatat. Beberapa

prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:

• Memahami nature dari persediaan dalam perjalanan

Terkait dengan persediaan dalam perjalanan, auditor menanyakan kepada

manajemen mengenai nature dari bahan baku ini. Kemudian diketahui

bahwa persediaan dalam perjalanan ini terdiri dari dua macam yaitu mesin

A4 dan mesin A6. Setiap mesin ini dipesan dalam beberapa lot.

Manajemen juga menjelaskan bahwa mesin ini merupakan pesanan dari

PT GMM, perusahaan yang berafiliasi dengan PT NA. Dari informasi ini

kemudian auditor melakukan pengecekan terhadap perjanjian diantara dua

perusahaan tersebut sehubungan pemesanan mesin ini. Dari perjanjian ini

diketahui bahwa PT GMM merupakan pemegang merk mobil A di

Indonesia yang ingin bekerja sama dengan PT NA dalam hal perakitan

mobil A. Dalam perjanjian ini dikatakan bahwa PT GMM berkewajiban

untuk menyediakan bahan baku A tersebut sehingga setiap pemesanan

yang dilakukan PT GMM akan perakitan mobil A oleh PT NA akan selalu

disertai dengan pemesanan bahan baku dari PT NA kepada PT AD. PT

NA hanya bertanggung jawab dalam hal perakitan dari mobil A saja.

Sedangkan untuk penjualan mobil tersebut merupakan tanggung jawab PT

GMM selaku pemegang merk mobil A di Indonesia

• Memeriksa daftar persediaan dalam perjalanan dan dokumen terkait

Auditor meminta rincian dari transaksi yang terkait dengan akun

persediaan dalam perjalanan. Rincian ini terdiri dari daftar pembelian

bahan baku yang masih dalam perjalanan. Ketika telah mendapat daftar

pembelian bahan baku yang masih dalam perjalanan, kemudian auditor

melakukan vouching terhadap purchase order yang dikeluarkan PT NA

untuk melakukan pemesanan terhadap mesin-mesin AD tersebut. Selain

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 58: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

itu dikarenakan bahan baku ini dipesan dari Jerman maka auditor juga

harus memastikan adanya Pemberitahuan Impor Barang (PIB)

4.3.4 Melakukan Test of Detail Balances Terhadap Akun Utang Usaha

Untuk menguji Test of Detail Balances terhadap akun utang usaha, auditor

melakukan beberapa prosedur, yaitu:

• Konfirmasi

Untuk meyakinkan auditor bahwa nilai yang tercatat dalam akun utang

usaha merupakan nilai yang benar dan untuk meyakinkan bahwa transaksi

benar-benar terjadi maka auditor akan melakukan konfirmasi. Konfirmasi

dibuat oleh auditor dan dicetak menggunakan kop surat PT NA.

Konfirmasi dikirimkan merupakan konfirmasi yang bersifat positif yang

mana auditor akan meminta balasan dari kreditur untuk memastikan bahwa

nilai yang dikonfirmasi sesuai atau tidak dengan catatan kreditur.

Konfirmasi dikirimkan pada semua perusahaan afilliasi dan perusahaan

lain yang memiliki jumlah saldo utang diatas Rp50.000.000. Keputusan ini

diambil oleh auditor dengan mengikuti keputusan yang diambil auditor

tahun sebelumnya. Konfirmasi yang dikirimkan auditor terkait dengan

utang pembelian bahan baku berjumlah enam buah. Beberapa kali auditor

harus mengirimkan konfirmasi ulang dikarenakan tidak ada respon dari

kreditur. Dari enam konfirmasi, dua perusahaan pihak berafiliasi dan satu

perusahaan pihak ketiga menyetujui jumlah utang usaha yang dikirimkan

auditor sedangkan tiga perusahaan pihak ketiga lain tidak menjawab

konfirmasi yang dikirimkan. Untuk perusahaan yang tidak menjawab

konfirmasi maka keyakinan auditor akan saldo utang hanya berdasarkan

pada prosedur rolling forward.

• Rolling Forward

Untuk mendapatkan keyakinan bahwa saldo utang usaha PT NA berada

pada nilai yang tepat maka auditor juga melakukan rolling forward. Dalam

proses rolling forward, auditor mengambil sampel yang sama dengan

sampel yang dikirimkan konfirmasi. Proses ini dilaksanakan dengan

melihat saldo utang usaha PT NA kepada setiap perusahaan yang menjadi

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 59: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

sampel per tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit. Setelah itu

auditor menghitung perubahan saldo setiap perusahaan mengikuti setiap

transaksi pembelian maupun pembayaran yang dilakukan PT NA kepada

perusahaan tersebut selama periode 1 Januari 2012 hingga 30 Juni 2012.

Setelah mendapatkan nilai perhitungan tersebut maka auditor akan

mencocokkannya dengan saldo sub ledger yang terdapat dalam pencatatan

PT NA per 30 Juni 2012.

4.3.5 Pengungkapan

Sesuai PSAK No. 7 tahun 2010, transaksi antara pihak-pihak berelasi dan unsur-

unsurnya perlu diungkapkan dalam laporan keuangan.

PT NA belum memiliki kebijakan akuntansi untuk memisahkan transaksi

pembelian bahan baku dengan pihak ketiga dan pihak yang merupakan pihak

berelasi. Hal ini menyebabkan auditor harus melihat catatan transaksi dari periode

1 Januari 2012 hingga 30 Juni 2012 untuk menghitung nilai transaksi perusahaan

yang merupakan pihak berelasi.

4.4 Analisis Terhadap Proses Audit Pembelian Bahan Baku PT NA

Analisis penulis mengenai proses audit terhadap siklus pembelian bahan baku PT

NA dilakukan dengan cara membandingkan pelaksanaan proses audit yang

dijelaskan sebelumnya dengan landasan teori yang telah dijelaskan dalam bab

kedua. Hasil analisis sebagai berikut.

4.4.1 Analisis Terhadap Pemahaman Internal Control

Proses pemahaman internal control merupakan proses perencanaan yang harus

dilakukan diawal proses audit untuk merencanakan jangkauan audit yang harus

dilakukan. Dalam prakteknya auditor tidak terlalu fokus dalam tahapan ini. Hal ini

dikarenakan audit terhadap PT NA pernah dilakukan oleh KAP ABC sebelumnya

namun dilakukan oleh tim auditor yang berbeda. Hal ini menyebabkan auditor

terlalu berpatokan dengan data tahun lalu. Menurut penulis, karena tim audit saat

ini merupakan tim yang baru pertama kali mengaudit PT NA maka seharusnya

tetap mencari pemahaman dengan baik mengenai internal control perusahaan

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 60: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

khususnya dengan melakukan walkthrough. Walaupun auditor dapat memahami

internal kontrol dengan membaca flowchart dan internal control questionnaires,

namun melakukan walkthrough tentunya akan menambah pemahaman yang lebih

baik bagi auditor.

Proses walkthrough dilakukan dengan memilih satu transaksi pembelian bahan

baku lalu melakukan penelusuran mengenai proses yang dilakukan PT NA

terhadap transaksi tersebut. Melalui proses ini auditor dapat memahami proses

pencatatan dari setiap aktifitas terkait pembelian bahan baku dengan lebih baik.

Dengan begitu auditor dapat memahami titik-titik dimana salah saji mungkin

terjadi. Jika proses walkthrough dilakukan maka auditor dapat melakukan

wawancara bersamaan dengan dilakukannya proses tersebut. Auditor dapat

menanyakan bagaimana prosedur yang dilakukan manajemen jika terjadi

kesalahan dalam titik-titik pencatatan transaksi. Dengan begitu penilaian akan

internal control akan lebih baik.

4.4.2 Analisis Terhadap Penentuan Tingkat Materialitas

Menurut Standar Akuntansi Keuangan bab kerangka dasar penyusunan penyajian

laporan keuangan paragraph 30, auditor perlu menentukan tingkat materialitas

untuk menentukan batas atau titik pemisah yang harus dimiliki agar informasi

dipandang berguna dalam penentuan keputusan ekonomi. Berdasarkan PSA No.

25 (seksi 312), definisi materialitas ialah besarnya informasi akuntansi yang jika

terjadi penghilangan atau salah saji mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi

pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut.

Dari informasi tersebut maka disimpulkan bahwa auditor harus menentukan

tingkat materialitas dan melihat keberadaan dari salah saji yang material. Ketika

terdapat salah saji yang material maka auditor harus mengomunikasikan kepada

manajemen untuk dilakukan koreksi.

Untuk audit terhadap PT NA, auditor telah menentukan tingkat materialitas sesuai

dengan yang seharusnya. Tingkat materialitas ini ditentukan dalam tahap

perencanaan. Namun karena pada saat dilakukannya proses audit tidak ditemukan

adanya salah saji maka tingkat materialitas ini seolah-olah tidak digunakan dalam

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 61: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

keseluruhan audit. Namun jika melihat pada ketentuan dalam Standar Akuntansi

Keuangan bab kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan paragraph

30 dan PSA No. 25 (seksi 312) maka hal yang dilakukan oleh auditor ini sudah

tepat.

4.4.3 Analisis Terhadap Analytical Review Yang Dilakukan Auditor

Menurut Elder, Beasley, Arens, dan Jusuf (2009), analytical review perlu

dilakukan untuk melihat adakah perubahan perilaku yang tidak biasa dengan rasio

perusahaan. Pada praktek audit terhadap PT NA, auditor melakukan analytical

review sepertinya hanya sebagai bagian dari prosedur saja. Seharusnya jika

auditor melakukan tahapan ini dengan baik maka auditor sudah dapat melihat

sejak awal bahwa terjadi transaksi yang tidak biasa pada akun persediaan akibat

adanya akun persediaan dalam perjalanan dengan jumlah yang sangat bahan baku

yaitu 42% dari total persediaan keseluruhan. Jika auditor sudah dapat melihat hal

tersebut dari awal audit dilakukan, maka auditor sudah dapat merencanakan

proses audit lebih lanjut terhadap akun persediaan dalam perjalanan.

Selain itu untuk mendapatkan hasil perbandingan analisis yang lebih baik maka

seharusnya perbandingan yang dilakukan adalah dengan membandingkan saldo 30

Juni 2012 dengan saldo 30 Juni 2011. Jika dibandingkan dengan saldo 31

Desember 2011 dikhawatirkan perusahaan memang memiliki tren pembelian

bahan baku yang berbeda antara bulan Juni dan Desember.

4.4.4 Analisis Terhadap Test of Control

Test of control yang dilakukan auditor dengan cara memeriksa proses otorisasi

terhadap setiap transaksi merupakan metode yang tepat. Namun sangat

disayangkan aditor hanya melakukannya terhadap bank payment voucher. Untuk

melakukan test of control yang baik seharusnya auditor melakukan pengecekan

otorisasi terhadap setiap dokumen dalam proses pembelian bahan baku.

Dokumen-dokumen tersebut ialah purchase requisition, purchase order,delivery

order, surat jalan, invoice, faktur pajak standar, dan bank payment voucher.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 62: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

4.4.5 Analisis Terhadap Observasi Fisik Persediaan

Sebelum melakukan perhitungan fisik, auditor telah membentuk pemahaman

terhadap prosedur perhitungan fisik perusahaan. Dari pemahaman tersebut auditor

dapat melihat bahwa perusahaan memiliki instruksi yang jelas dalam melakukan

perhitungan fisik. Selain itu terdapat penugasan yang jelas di bagian gudang dan

akuntansi yang berperan dalam perhitungan fisik ini.

Elder, Beasley, Arens, dan Jusuf (2009) menjelaskan bahwa sebelum melakukan

observasi fisik, auditor harus dapat memastikan waktu yang tepat untuk

melakukan perhitungan fisik, menentukan ukuran sampel, dan memilih persediaan

yang akan diuji.

Praktik yang dilakukan auditor KAP ABC dalam melakukan perencanaan

perhitungan fisik belum sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Elder, Beasley,

Arens, dan Jusuf (2009). Mulanya auditor hanya memutuskan waktu yang tepat

untuk melakukan perhitungan. Auditor memilih waktu yang mendekati tanggal

neraca untuk mempermudah melakukan pencocokan jumlah fisik dengan jumlah

yang tercatat. Namun auditor tidak memperhitungkan bahwa daftar pencatatan

jumlah persediaan baru dapat dimiliki auditor di tanggal perhitungan sehingga

auditor tidak memiliki waktu yang cukup untuk menentukan ukuran sampel dan

memilih persediaan yang akan diuji. Karena kurangnya perencanaan maka auditor

harus melakukan perhitungan ulang di waktu yang jauh dari tanggal neraca

sehingga penyesuaian yang dilakukan terhadap pencatatan mutasi dari tanggal

neraca hingga tanggal perhitungan menjadi rumit. Selain itu hal ini menunjukkan

adanya ketidakefisienan waktu yang harus diluangkan oleh auditor.

Seharusnya perencanaan dilakukan pada tanggal 2 Juli 2012 dimana tanggal

tersebut merupakan waktu operasional pertama PT NA di bulan Juli. Pada tanggal

2 Juli 2012 auditor dapat memutuskan sampel yang perlu diambil dan jenis

persediaan yang akan dihitung. Setelah itu perhitungan fisik dapat dilakukan pada

tanggal 3 Juli 2012. Dengan begitu maka perhitungan fisik akan menjadi lebih

efektif dikarenakan tidak perlu dilakukan dua kali dan penyesuaian yang

dilakukan terhadap daftar mutasi tidak terlalu banyak.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 63: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

4.4.6 Analisis Terhadap Proses Audit Akun Persediaan Dalam Perjalanan

Akun persediaan dalam perjalanan yang dimiliki PT NA memiliki nilai yang

sangat bahan baku dan merupakan akun baru yang belum ada pada laporan

keuangan yang telah diaudit pada tahun sebelumnya. Jika auditor melakukan

perencanaan audit dengan baik, contohnya dengan melakukan analytical review

dengan cermat, maka seharusnya auditor dapat dengan cepat menyadari bahwa

diperlukan proses audit lanjutan terhadap akun ini. Karena perencanaan yang

dilakukan auditor kurang baik maka auditor baru menyadari pentingnya proses

audit lanjutan ketika dilakukan review oleh manager tim audit yaitu pada saat

mendekati deadline yang diberikan oleh PT NA. Akibatnya proses audit tidak

dapat dilakukan dengan maksimal.

Selain itu, karena terlalu berpatokan dengan proses audit periode sebelumnya

maka auditor tidak mengirimkan konfirmasi kepada PT AD walau PT NA

memiliki utang yang sangat bahan baku dengan PT AD. Hal ini dikarenakan di

periode sebelumnya, konfirmasi hanya dikirimkan pada perusahaan-perusahaan

dimana PT NA memiliki utang usaha. Sedangkan berdasarkan sifat perjanjian PT

NA dan PT GMM maka utang pada PT AD dikategorikan sebagai utang lain-lain.

Konfirmasi merupakan hal yang penting untuk hal ini karena auditor tidak dapat

melakukan observasi fisik terhadap persediaan dalam perjalanan maka konfirmasi

dapat digunakan untuk meyakinkan bahwa transaksi benar-benar terjadi.

Berkaitan dengan utang PT AD yang dikategorikan sebagai utang lain-lain,

penulis merasa bahwa utang ini lebih baik dikategorikan sebagai utang usaha. Hal

ini dikarenakan utang lain-lain lebih tepat digunakan untuk kategori utang yang

tidak rutin terjadi atau dalam jumlah yang kecil sedangkan utang kepada PT AD

merupakan utang dengan jumlah bahan baku yang terjadi secara berkelanjutan.

4.4.7 Analisis Terhadap Test Of Detail Balance Terhadap Akun Utang Usaha

Untuk memenuhi penilaian completeness, accuracy, dan cutoff perlu dilakukan uji

cutoff dan uji out-of-period liability. Namun hal ini tidak dilakukan oleh auditor

karena auditor merasa prosedur rolling forward telah cukup memberikan

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 64: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

keyakinan. Walaupun auditor belum melakukan kedua uji ini namun penulis akan

mencoba membuat uji cutoff dan uji out-of-period liability yang dapat dilakukan

oleh auditor.

Uji cutoff dan uji out-of-period liability dilakukan untuk menguji bahwa utang

usaha yang dicatat memang merupakan utang usaha yang terjadi pada periode

tersebut. Uji cutoff dan uji out-of-period liability dilakukan dengan mengambil

sampel transaksi-transaksi terakhir yang terjadi sebelum tanggal 30 Juni 2012 dan

transaksi-transaksi terbaru setelah tanggal 30 Juni 2012. Auditor harus menguji

bahwa transaksi-transaksi terakhir sebelum tanggal 30 Juni 2012 telah termasuk

dalam nilai yang berada dalam neraca sedangkan transaksi-transaksi terbaru

setelah tanggal 30 Juni 2012 tidak termasuk dalam nilai yang tercantum dalam

neraca.

Selain melakukan uji cutoff dan uji out-of-period liability, untuk lebih memastikan

jumlah utang usaha yang dimiliki PT NA maka auditor juga dapat melakukan uji

subsequent event. Ketika beberapa perusahaan tidak kunjung menjawab

konfirmasi yang dikirimkan maka auditor seharusnya mulai melakukan uji

subsequent event terhadap utang usaha. Uji subsequent event yang dilakukan

auditor khususnya ditujukan pada transaksi dengan perusahaan yang tidak

merespon konfirmasi yang dikirim auditor.

Uji subsequent event dapat dilakukan dengan melihat transaksi-transaksi

pelunasan utang usaha di bulan Juli 2012. Adanya pelunasan menunjukkan bahwa

PT NA memang memiliki kewajiban terhadap saldo utang usaha yang

dimilikinya.

4.4.8 Analisis Terhadap Pengungkapan Dengan Pihak Berelasi

Sesuai PSAK No. 7 tahun 2010 seharusnya perusahaan melakukan pemisahan

pengungkapan antara transaksi dengan pihak ketiga dan transaksi dengan pihak-

pihak berelasi. Hal ini belum dilakukan oleh PT NA. Maka dari itu auditor harus

melakukan pengelompokan untuk PT NA.

PT NA memiliki transaksi pembelian bahan baku dengan pihak-pihak berelasi

yaitu transaksi dengan PT GMM dan PT IAC yang merupakan perusahaan yang

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 65: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

berada dibawah kepemilikan PT IMSI yang merupakan induk perusahaan dari PT

NA. Pengungkapan yang dilakukan dalam laporan keuangan terdiri dari hal-hal

berikut:

• Total nilai transaksi pembelian bahan baku setiap perusahaan yang

merupakan pihak berelasi pada periode 1 Januari 2012 hingga 30 Juni

2012

• Total nilai transaksi pembelian bahan baku setiap perusahaan yang

merupakan pihak berelasi pada periode 1 Januari 2011 hingga 30 Juni

2011

• Persentase transaksi pembelian bahan baku pada pihak yang merupakan

pihak berelasi terhadap keseluruhan transaksi pembelian bahan baku

periode 1 Januari 2012 hingga 30 Juni 2012

• Persentase transaksi pembelian bahan baku pada pihak yang merupakan

pihak berelasi terhadap keseluruhan transaksi pembelian bahan baku

periode 1 Januari 2011 hingga 30 Juni 2011

• Persentase pembelian bahan baku pada PT GMM terhadap keseluruhan

transaksi pembelian bahan baku periode 1 Januari 2012 hingga 30 Juni

2012 dan periode 1 Januari 2011 hingga 30 Juni 2011

• Persentase pembelian bahan baku pada PT IAC terhadap keseluruhan

transaksi pembelian bahan baku periode 1 Januari 2012 hingga 30 Juni

2012 dan periode 1 Januari 2011 hingga 30 Juni 2011

Dalam PSAK No.7 tahun 2010 dijelaskan pula bahwa metode penentuan harga

merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan. Namun auditor tidak

melakukan pengecekan harga yang disepakati oleh PT NA dan pemasok. Maka

dari itu pada laporan keuangan PT NA tidak diungkapkan metode kebijakan harga

yang dilakukan terhadap PT GMM dan PT IAC.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 66: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Praktek Akuntansi PT NA dan Pelaksanaan Audit

Berdasarkan analisis dalam bab-bab sebelumnya maka kesimpulan yang dapat

saya ambil mengenai praktek akuntansi PT NA dan pelaksanaan auditnya adalah:

1. Berdasarkan peninjauan auditor atas internal control secara keseluruhan

perusahaan, auditor menilai bahwa rancangan internal control PT NA

sudah baik dan telah dijalankan dengan baik pula sehingga diputuskan

bahwa risiko yang dimiliki PT.NA berada pada tingkat rendah.

2. Dalam melakukan observasi perhitungan fisik, auditor harus melakukan

observasi ulang akibat adanya kesalahan dalam pengambilan sampel.

Penulis menilai observasi ulang ini terjadi akibat kurangnya perencanaan

waktu yang dilakukan oleh auditor.

3. Ketika melakukan tinjauan kembali atas prosedur audit, manajer auditor

menyadari adanya akun persediaan dalam perjalanan yang sangat material.

Maka dari itu diakhir proses pelaksanaan audit terhadap PT NA, auditor

harus memastikan bahwa pembelian terhadap persediaan dalam perjalanan

tersebut benar-benar terjadi dan memiliki nilai yang sesuai dengan nilai

yang dicatat. Hal ini dinilai penulis terjadi akibat adanya perencanaan

audit yang kurang baik khususnya pada tahap analytical review.

4. Test of Details Balance yang dilakukan terhadap akun utang usaha ialah

dengan melakukan konfirmasi dan metode rolling forward. Ketika tidak

ada respon dari kreditur terkait konfirmasi maka keyakinan saldo utang

usaha dari kreditur tersebut hanya didapat dari metode rolling forward

saja.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Praktek Akuntansi PT NA

Secara keseluruhan pencatatan akuntansi yang dilakukan PT NA sudah cukup

baik. Namun untuk mengikuti standard akuntansi yang berlaku di Indonesia maka

PT NA disarankan untuk membuat sistem untuk memisahkan pencatatan transaksi

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 67: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

dengan pihak-pihak berelasi. Hal ini nantinya akan mempermudah pengungkapan

yang harus dilakukan terhadap transaksi yang harus diungkapkan sesuai dengan

PSAK No. 7 tahun 2010, salah satunya merupakan transaksi pembelian bahan

baku.

Selain itu PT NA diharapkan dapat memiliki sistem yang baik untuk melakukan

transfer data akuntansi. Hal ini dikarenakan penulis mengamati bahwa proses

audit yang dilakukan auditor banyak terhambat akibat lamanya ketersediaan data

yang diberikan oleh manajemen PT NA.

5.2.2 Saran Untuk KAP ABC

Saran dari penulis untuk KAP ABC ialah agar peran manajer auditor terhadap tim

audit harus ditingkatkan. Dengan meningkatnya peran manajer auditor maka

diharapkan perencanaan audit dapat dilakukan dan dikomunikasikan dengan baik

kepada tim audit. Hal ini dikarenakan perencanaan audit yang baik dapat

menciptakan timeline yang teratur untuk keseluruhan proses audit sehingga proses

audit dapat berjalan secara sistematis.

Selain peningkatan peran manajer, perencanaan audit yang memadai juga dapat

diperoleh jika proses analytical review dilakukan dengan baik yaitu dengan

melakukan analisis terhadap setiap penyebab dari adanya perubahan saldo yang

terjadi. Maka diharapkan auditor dari KAP ABC dapat lebih memperhatikan

proses analytical review ini.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 68: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

DAFTAR REFERENSI

Arens, Alvin A., Mark S. Beasley, Randal J. Elder, dan Amir Abadi Jusuf. (2009). Auditing and Assurance Services an Integrated Approach – an Indonesian Adaption. Singapore: Prentice Hall.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2008). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Nomor 14 Revisi 2008: Persediaan. Jakarta: IAI.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 7 Revisi 2010: Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi. Jakarta: IAI.

KAP ABC’s company profile. (2010). August 15,2012.

http://www.kapabc.com

KAP ABC’s Audit Manual (2010). Jakarta: KAP ABC. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. (2011). Intermediate

Accounting Volume 1 IFRS Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Lam, Nelson., dan Lau, Peter. (2009). Intermediate Financial Reporting: An IFRS

Perspective. Singapore: McGraw-Hill. Standar Profesional Akuntan Publik. PSA No. 07 Tentang Bukti Audit (SA Seksi

326)

Standar Profesional Akuntan Publik. PSA No. 25 Tentang Risiko Audit dan Materialitas Dalam Pelaksanaan Audit (SA Seksi 312).

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 69: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Lampiran 1. Catatan Atas Laporan Keuangan Interim Untuk Akun

Persediaan PT NA

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan atau

nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode

rata-rata tertimbang dan terdiri dari semua biaya pembelian, biaya konversi dan

biaya pabrikasi terkait yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan

tempat sekarang ini. Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga dalam kegiatan

usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang

diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Penyisihan untuk persediaan usang

dibentuk berdasarkan hasil penelahaan atas keadaan masing-masing persediaan

pada akhir tahun, sedangkan penyisihan untuk penurunan nilai dibentuk untuk

mengurangi nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersihnya.

30 Juni 2012 31 Des 2011 Increase (Decrease) Rp Rp Rp %

Barang Dalam Perjalanan

7,808,680,367 -- 7,808,680,367 --

Barang Dalam Proses

5,863,851,041 6,424,283,095 (560,432,054) -8.72%

Mesin Kendaraan

2,316,010,624 2,316,010,624 -- 0%

Dump Truck 1,701,323,223 1,673,799,619 27,523,604 1.64% Materials 1,104,440,885 1,005,520,688 98,920,197 9.84% Jumlah 18,794,306,140 11,419,614,026 7,374,692,114 64.58%

Perusahaan mengasuransikan persediaannya terhadap risiko kebakaran dan risiko

lainnya dengan jumlah nilai pertanggungan keseIuruhan untuk 30 Juni 2012, 31

Desember 2011, dan 31 Desember 2010 masing – masing sebesar Rp 6.000.000,

Rp 4.128.0000, dan Rp 4.000.000.

Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk

menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.

Berdasarkan penelaahan atas kondisi persediaan pada akhir tahun, Manajemen

berkeyakinan bahwa tidak terjadi penurunan terhadap nilai persediaan serta tidak

terdapat persediaan yang usang, sehingga penyisihan penurunan nilai untuk

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 70: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Lampiran 1. Catatan Atas Laporan Keuangan Interim Untuk Akun

Persediaan PT NA (Lanjutan)

persediaan pada tanggal 30 Juni 2012, 31 Desember 2011, dan 31 Desember 2010

adalah nihil.

Barang Dalam Perjalanan merupakan persediaan dalam bentuk mesin (engine)

dari mobil A4 dan A6. Dalam hal ini PT NA bekerja sama dengan PT GMM

untuk mengimpor dan merakit mesin yang nantinya akan dijual oleh PT GMM.

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 71: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Lampiran 2. Catatan Atas Laporan Keuangan Interim Untuk Utang Usaha dan Utang Lain-lain PT NA

1. Utang Usaha

30 Jun 2012 31 Des 2011 Increase (Decrease) Rp Rp Amount % Pihak-pihak Berelasi 28,938,525 21,321,519 7,617,006 35.72% Pihak Ketiga Dalam Mata uang Asing PT IIGI (2012: USD 3,600, 2010: USD 3,360) 35,424,000 -- 35,424,000 -- PT SPI (2011: USD 8,500) -- 77,078,000 (77,078,000) -100.00% PT PR (2011: USD 11.000) -- 59,848,800 (59,848,800) -100.00% PT US (2011: USD 1.440) -- 8,705,280 (8,705,280) -100.00% Jumlah Pihak Ketiga - Mata Uang Asing 35,424,000 145,632,080 (110,208,080) -75.68% Dalam Mata Uang Rupiah

KP 75,388,214 -- 75,388,214 -- NP 67,573,748 114,316,664 (46,742,916) -40.89% NCI 52,359,180 91,586,000 (39,226,820) -42.83% IIGI 37,757,863 5,532,909 32,224,954 582.42% KSM 26,979,000 15,099,000 11,880,000 78.68% RP 25,100,000 1,800,000 23,300,000 1294.44% PP 24,982,540 37,504,060 (12,521,520) -33.39% DP 16,541,400 -- 16,541,400 -- SI 16,459,100 1,601,400 14,857,700 927.79% IAP 16,130,000 -- 16,130,000 -- SB 14,955,999 23,210,000 (8,254,001) -35.56% KS 13,704,350 6,842,000 6,862,350 100.30%

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 72: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Lampiran 2. Catatan Atas Laporan Keuangan Interim Untuk Utang Usaha dan Utang Lain-lain PT NA (Lanjutan)

30 Jun 2012 31 Des 2011 Increase (Decrease) Rp Rp Amount %

RHJ 12,246,300 -- 12,246,300 -- TP 12,069,500 26,153,300 (14,083,800) -53.85% TR 10,029,250 2,913,350 7,115,900 244.25%

Lain-lain (dibawah 10 juta) 55,849,784 370,605,909 (314,756,125) -84.93% Jumlah Pihak Ketiga - Mata Uang Rupiah 478,126,228 697,164,592 (219,038,364) -31.42% Jumlah Pihak Ketiga 513,550,228 842,796,672 (329,246,444) -39.07% Jumlah 542,488,753 864,118,191 (321,629,438) -37.22%

2. Utang Lain-lain

30 Jun 2012 31 Des 2011 Increase (Decrease) Rp Rp Amount % Pihak-pihak Berelasi 4,181,688,960 105,000,000 4,076,688,960 3882.56% Pihak Ketiga PT Romano Putra Serasi 113,131,725 -- 113,131,725 -- PT Romano Lintas Cargo 71,479,278 -- 71,479,278 -- PT Besland Pertiwi 38,934,432 -- 38,934,432 -- PT Sompo Japan Insurance Indonesia 10,086,940 -- 10,086,940 -- PT Puspita - EMKL -- 17,224,751 (17,224,751) -100.00% Sub Jumlah 233,632,375 17,224,751 216,407,624 1256.38% Jumlah 4,415,321,335 122,224,751 4,293,096,584 3512.46%

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013

Page 73: lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331084-TA-Nindya Paramitha.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

Lampiran 3. Catatan Atas Laporan Keuangan Interim Untuk Transaksi dengan Pihak Berelasi PT NA

30 Jun 2012 31 Des 2011 Persentase terhadap jumlah Liabilitas

Rp Rp % % Utang Usaha PT IAC 21,715,485 17,709,999 0.04 0.04 PT GMM 7,223,040 3,611,520 0.01 0.01 Total 28,938,525 21,321,519 0.05 0.05 Utang Lain-lain - Pihak Berelasi

AD 4,076,688,960 -- 7.44 -- PT IIC 105,000,000 105,000,000 0.19 0.23 PT TI -- -- -- -- PT IMGSL -- -- -- -- PT IMSI -- -- -- -- PT IBU -- -- -- -- Total 4,181,688,960 105,000,000 7.64 0.23 Pembelian Material dan Peralatan PT CSA -- 263,487,020 -- 0.64 PT GMM 57,784,320 20,314,800 0.24 0.05 PT IAC 125,976,284 13,650,001 0.53 0.03 Total 183,760,604 297,451,821 0.78 0.72

Audit keuangan..., Nindya Paramitha, FE UI, 2013