letusan gunung kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · lahar sebagai bahaya...

17
Naskah diterima 17 Mei 2013, selesai direvisi 4 Juli 2013 Korespondensi, email: [email protected] Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 4 No. 2 Agustus 2013: 117 - 133 117 Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu merupakan letusan yang sangat dahsyat dan sangat berdampak pada Kerajaan Majapahit Kelud eruption on 690 ± 110 years ago is a very powerful eruption and have a greatly impact to the Kingdom of Majapahit Akhmad Zaennudin, Sofyan Primulyana, dan Darwin Siregar Badan Geologi, Jl. Diponegoro No. 57, Bandung. ABSTRAK Gunung Kelud adalah gunung api tipe A berada di Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang, Provinsi Jawa Timur. Karakter letusannya didominasi oleh letusan-letusan eksplosif cukup kuat sampai sangat kuat, baik yang terjadi pada pra sejarah maupun dalam masa sejarah manusia menghasilkan endapan-endapan freatik, freatomagmatik, aliran piroklastika, dan jatuhan piroklastika di sekitarnya. Salah satu letusan yang terbilang besar yang terjadi pada 690 ± 110 tahun yang lalu menghasilkan material yang cukup tebal, tersebar luas, dan berdampak besar. Dampak yang nyata melanda Kerajaan Majapahit. Pusat pemerintahan kerajaan ini terletak di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, sekitar 40 km timur laut Gunung Kelud. Tanah yang semula subur makmur berubah seketika menjadi kering dan tandus, sarana dan prasarana yang ada porak poranda tertimbun oleh material. Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang ada saat itu. Pusat Kerajaan Majapahit yang ada di sekitar gunung api ini terkena dampaknya secara langsung. Masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani tidak dapat mempergunakan lahannya lagi untuk bertani karena kekeringan yang melanda. Begitu juga semua fasilitas yang ada telah hancur dan tertimbun oleh endapan jatuhan piroklastika dan lahar, sehingga dapat melumpuhkan semua sendi-sendi kehidupan masyarakat dan pemerintahan kerajaan sebelum masuknya pengaruh Islam yang datang kemudian. Kata kunci: Gunung Kelud, Endapan Piroklastika, Kerajaan Majapahit, letusan eksplosif ABSTRACT Kelud volcano is an A type volcano which is located in Kediri, Blitar, and Malang Districts, East Java Province. e characteristic of these eruptions are dominated by moderate to strong explosive to produce phreatic, phreato- magmatic, pyroclastic flow, fall, and lahar deposits which are widely deposited around the volcano either in pre historic or historic times.e eruption of 690 ± 110 years ago produced thick materials which widely distributed to the surrounding area with a big impact to its environment, include the Majapahit Kingdom. e capital city of Majapahit Kingdom located in Trowulan, Mojokerto District, East Java Province is only 40 km to the north east of Kelud volcano. e fertile of used to land become waste and dry, and also all facilities were damaged and buried by

Upload: vunhan

Post on 10-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang

Naskah diterima 17 Mei 2013, selesai direvisi 4 Juli 2013Korespondensi, email: [email protected]

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 4 No. 2 Agustus 2013: 117 - 133

117

Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu

merupakan letusan yang sangat dahsyat

dan sangat berdampak pada Kerajaan Majapahit

Kelud eruption on 690 ± 110 years ago is a very powerful eruption

and have a greatly impact to the Kingdom of Majapahit Akhmad Zaennudin, Sofyan Primulyana, dan Darwin Siregar

Badan Geologi, Jl. Diponegoro No. 57, Bandung.

ABSTRAK

Gunung Kelud adalah gunung api tipe A berada di Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang, Provinsi Jawa Timur. Karakter letusannya didominasi oleh letusan-letusan eksplosif cukup kuat sampai sangat kuat, baik yang terjadi pada pra sejarah maupun dalam masa sejarah manusia menghasilkan endapan-endapan freatik, freatomagmatik, aliran piroklastika, dan jatuhan piroklastika di sekitarnya. Salah satu letusan yang terbilang besar yang terjadi pada 690 ± 110 tahun yang lalu menghasilkan material yang cukup tebal, tersebar luas, dan berdampak besar. Dampak yang nyata melanda Kerajaan Majapahit. Pusat pemerintahan kerajaan ini terletak di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, sekitar 40 km timur laut Gunung Kelud. Tanah yang semula subur makmur berubah seketika menjadi kering dan tandus, sarana dan prasarana yang ada porak poranda tertimbun oleh material. Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang ada saat itu. Pusat Kerajaan Majapahit yang ada di sekitar gunung api ini terkena dampaknya secara langsung. Masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani tidak dapat mempergunakan lahannya lagi untuk bertani karena kekeringan yang melanda. Begitu juga semua fasilitas yang ada telah hancur dan tertimbun oleh endapan jatuhan piroklastika dan lahar, sehingga dapat melumpuhkan semua sendi-sendi kehidupan masyarakat dan pemerintahan kerajaan sebelum masuknya pengaruh Islam yang datang kemudian.

Kata kunci: Gunung Kelud, Endapan Piroklastika, Kerajaan Majapahit, letusan eksplosif

ABSTRACT

Kelud volcano is an A type volcano which is located in Kediri, Blitar, and Malang Districts, East Java Province. The characteristic of these eruptions are dominated by moderate to strong explosive to produce phreatic, phreato-magmatic, pyroclastic flow, fall, and lahar deposits which are widely deposited around the volcano either in pre historic or historic times.The eruption of 690 ± 110 years ago produced thick materials which widely distributed to the surrounding area with a big impact to its environment, include the Majapahit Kingdom. The capital city of Majapahit Kingdom located in Trowulan, Mojokerto District, East Java Province is only 40 km to the north east of Kelud volcano. The fertile of used to land become waste and dry, and also all facilities were damaged and buried by

Page 2: Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 4 No.2, Agustus 2013: 117-133118

PENDAHULUAN

Gunung Kelud adalah gunung api aktif tipe A yang terletak di Kabupaten Blitar, Kediri, dan Malang, Jawa Timur merupakan gunung api yang sering meletus (Kusumadinata drr, 1979). Di wilayah ini selain gunung api ini masih ada gunung api tipe A lainnya yang terdapat di seki-tarnya yaitu Gunung Arjuno – Welirang, tetapi gunung api ini dalam catatan sejarah tidak per-nah meletus eksplosif secara hebat. Letusan-le-tusan Gunung Kelud dalam catatan sejarahnya didominasi oleh letusan eksplosif yang meng-hasilkan endapan-endapan piroklastika yang biasanya diawali dengan tertumpahnya air dan endapan danau kawah ke daerah di sekitarnya. Letusan terakhir gunung api ini terjadi pada November 2007 merupakan letusan yang san-gat berbeda dengan letusan-letusan yang terjadi sebelumnya dengan membentuk sebuah kubah lava di dalam kawahnya. Sebelum letusan terse-but kawah gunung api ini berupa danau kawah yang airnya terdapat sekitar 3 juta m3 dengan keasaman netral. Dari catatan sejarah, diketa-hui bahwa aktivitas letusan gunung api ini sejak abad ke-10 berupa letusan eksplosif yang ber-pusat di kawah pusat yang berupa danau kawah, yang sekarang telah terisi oleh kubah lava.

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan besar yang pernah ada di Indonesia pada abad ke-12 - 15. Pusat kerajaan ini terletak di Trowulan, Mo-jokerto, Jawa Timur, yang berada sekitar 40 km di sebelah utara - timur laut Gunung Ke-lud. Banyak candi-candi peninggalan kerajaan tersebut terdapat di sekitar Mojo Agung, Bli-tar, Kediri, dan kota-kota lain di Jawa Timur. Candi yang terdapat di sekitar ketiga kota yang disebutkan tadi berada di wilayah yang telah tertimbun oleh material vulkanik baik berupa endapan-endapan jatuhan piroklastika, aliran piroklastika maupun endapan lahar. Endapan-endapan tersebut berasal dari letusan-letusan eksplosif dari Gunung Kelud dan pasca letusan yang terjadi pada kurun waktu abad ke-12 - 15.

Sebelum tahun 1901, informasi letusan Kelud hanyalah berisi data berupa mengakibatkan kor ban jiwakah atau tidak letusan itu dan sum-ber erupsinya. Informasi tentang letusan-letu-san Gunung Kelud secara rinci baru didapatkan setelah terjadi letusan pada tahun 1901. Masa istirahatnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok yang terjadi sebelum ta-hun 1900 dan kelompok yang terjadi sesudah tahun 1900. Kelompok pertama mempunyai selang waktu istirahat antara 65 – 76 tahun

these deposits of this eruption. Even lahar is as secondary hazard after the eruption broke and buried buildings and other facilities at that time. The capital city of Majapahit Kingdom which was present in around Kelud volcano was directly affected. Farmers could not work to grow their plants due to dryness. Also these facilities were damaged and buried by pyroclastic fall and lahar deposits that affected their life and government become weak before intervention of Islamic religion.

Keywords: Mt. Kelud, Pyroclastic deposits, Majapahit Kingdom, explosive eruption.

Page 3: Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang

Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu merupakan letusan yang sangat dahsyat dan sangat berdampak pada Kerajaan Majapahit - Akhmad Zaennudin drr

119

dan kelompok yang kedua adalah antara 1 – 31 tahun. Tetapi secara rata-rata pada kelompok kedua, selang yang terjadi antara 15 – 30 tahun.

Pada masa yang akan datang sifat letusan dan selang waktu istirahat kemungkinan dapat mengalami perubahan yang tergantung pada proses-proses magmatik yang terjadi di bawah gunung api tersebut. Karena saat ini kawah utama sebagai pusat kegiatannya, telah tersum-bat oleh kubah lava yang terbentuk tahun 2007, yang berubah juga adalah dampak letusannya. Dampak letusannya semula berupa lahar karena ada danau kawah, namun kini berubah akibat adanya kubah lava. Kondisi morfologi dan pe-rubahan kawah secara signifikan dibandingkan sebelum letusan 2007 mengakibatkan Peta Ka-wasan Rawan Bencana berubah pulavdan harus dilakukan pemetaan baru untuk mengantisipasi letusan yang akan datang.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang je-nis letusan dan endapan yang mungkin terjadi pada masa Kerajaan Majapahit. Letusan-letusan yang terjadi pada kurun waktu tersebut apakah mempunyai dampak yang sangat hebat pada lingkungannya termasuk keberadaan Kerajaan Majapahit yang terdapat di sekitar wilayah ini. Hasil analisis radiokarbon C14

dari dua endapan aliran piroklastika Gunung Kelud didapatkan berumur 680 ± 110 tahun yang lalu dan 640 ± 110 tahun yang lalu. Apakah kedua letusan yang pernah terjadi pada waktu tersebut meru-pakan salah satu penyebab kemunduran atau bahkan keruntuhan Kerajaan Majapahit?

METODOLOGI

Metode dalam penelitian ini adalah susunan stratigrafi endapan piroklastika yang diper-

kirakan terjadi pada kurun waktu abad ke-12 – 15 serta sebarannya secara rinci, khususnya pada endapan aliran piroklastika yang terdapat arang dan kayu di dalamnya. Disamping enda-pan batuan vulkanik yang menutupi dan men-gubur candi-candi atau bangunan-bangunan lainnya yang didirikan pada masa Kerajaan Ma-japahit. Arang atau kayu yang terdapat dalam endapan vulkanik inilah yang dipergunakan untuk menentukan umur endapan secara mut-lak berdasarkan analisis C14.

Proses penentuan umur berdasarkan radiokar-bon tersebut dilakukan di laboratorium Pusat Survei Geologi, Bandung. Teknik penguku-ran dilakukan pada fasa gas yaitu gas asetilena (C2H2). Tahap reaksi pembentukan gas tersebut adalah sebagai berikut:

Sampel (arang) + HCl pekat CO2 gas

CO2 gas + 2 NH4OH (NH4)2CO3 + H2O

(NH4)2 CO3 + CaCl2 CaCO3 + 2NH4Cl

CaCO3 + 2 HCl pekat CO2 gas + CaCl2 + H2O

CO2 gas + 2 NH4OH (NH4)2 CO3 + H2O

(NH4)2CO3 + SrCl2 SrCO3 + 2NH4Cl

2 Sr CO3 + 5 Mg Sr C2 + 5 MgO + SrO

Sr C2 + 2 H2O C2 H2 gas + Sr(OH)2

(asetilena) (bebas tritium)

Gas asetilena yang terbentuk dialirkan ke dalam detektor “Multi Anoda Anticoinidence”, de ngan menggunakan rumus dan konstanta - kons tanta

Page 4: Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 4 No.2, Agustus 2013: 117-133120

tertentu maka dapat dihitung umur dari arang atau kayu yang terbentuk saat piroklas tika di-endapkan.

GEOLOGI GUNUNG KELUD

Gunung Kelud adalah salah satu gunung api Kuarter di Jawa Timur yang berada diantara gunung-gunung api yang berumur lebih tua seperti Gunung Kawi dan Gunung Butak di se-belah timur, Gunung Anjasmoro di timur laut, dan Gunung Wilis di baratnya (Gambar 1). Gunung Kelud hanya berketinggian 1.731 m di atas muka laut dan 1.500 m muncul di atas dataran sekitarnya. Gunung api ini terlihat se-perti gunung api kecil yang bermorfologi sangat

kasar di daerah puncaknya yang terbentuk oleh kubah dan sumbat lava gunung api.

Aktivitas vulkanik pertama dari kompleks Gu-nung Kelud berasal dari Gunung Lirang yang terjadi sekitar 238.000 tahun yang lalu. Setelah terbentuknya Kubah Lava Lirang, aktivitas ber-pindah ke arah timur membentuk Gunung Ga-jahmungkur yang dalam aktivitasnya diakhiri dengan pembentukan Kubah Lava Kombang. Pada perioda ini terdapat erupsi samping Gu-nung Kramasan di kaki timur berjarak sekitar 6 km dari kawah sekarang yang juga diakhiri den-gan pembentukan kubah lava berumur 99.000 tahun (Wirakusumah, 1991).

Gambar 1. Lokasi Gunung Kelud terdapat diantara gunung api tua Wilis, Anjasmoro, Arjuno-Welirang, dan Kawi-Butak. Trowulan sebagai pusat Kerajaan Majapahit pada masa keemasannya.

Page 5: Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang

Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu merupakan letusan yang sangat dahsyat dan sangat berdampak pada Kerajaan Majapahit - Akhmad Zaennudin drr

121

Setelah aktivitas Gunung Kramasan terhenti, aktivitas vulkanik berpindah lagi ke daerah puncak menghasilkan aliran lava, aliran pirokla-stika, jatuhan piroklastika dari kawah Tumpak. Aktivitas ini kemudian diakhiri de ngan pem-bentukan Kubah Lava Kelud yang merupakan puncak tertinggi di Kompleks Gunung Kelud saat ini. Kubah Lava Pisang terdapat sebagai ha-sil erupsi samping setelah terbentuknya kubah lava Kelud. Kubah lava ini berada sekitar 6 km sebelah selatan kawah Kelud sekarang.

Aktivitas berikutnya terjadi di sebelah selatan kawah Tumpak membentuk dua kawah Sum-bing. Aktivitas ini menghasilkan aliran lava, aliran piroklastika dan jatuhan piroklastika, serta Kubah Lava Sumbing yang terbentuk pada kawah Sumbing I (Wirakusumah, 1991). Setelah terbentuk Kawah Sumbing II, aktivitas berpindah ke arah selatan, yaitu di lereng barat daya membentuk Gunung Gupit. Gunung api ini mempunyai dua kawah yaitu Dargo dan Gupit. Aktivitas gunung api ini diakhiri de-ngan terbentuknya kubah Gunung Umbuk yang berumur 39.000 tahun (Wirakusumah, 1991; Zaennudin dkk, 1992). Setelah terben-tuknya kubah Gunung Umbuk, maka aktivitas Gunung Gupit terhenti dan kemudian berpin-dah ke arah timur laut dekat dengan kawah Gunung Lirang membentuk kawah Badak I dan II. Aktivitas ini tidak menghasikan aliran lava dan kubah lava (Wira kusumah, 1991). Kemungkin an besar sumbat lava terbentuk pada bagian konduitnya yang tidak muncul ke permukaan. Karena setelah aktivitas di kawah tersebut terhenti, aktivitas berpindah lagi ke arah timur membentuk kawah Gunung Kelud sekarang. Kawah ini telah menghancurkan ba-gian timur laut kawah Lirang, bagian selatan

kawah Gajahmungkur, bagian barat kawah Tumpak, dan bagian utara Kawah Sumbing.

Aktivitas dari kawah Gunung Kelud sekarang ini menghasilkan endapan freatik, freatomag-matik, dan endapan piroklastika yang tersebar hampir ke segala arah kecuali ke arah timur. Pada saat ini di bagian puncaknya terdapat da-nau kawah berukuran 600 x 500 m yang telah terisi oleh kubah lava hasil kegiatan November 2007 (Gambar 2).

ENDAPAN PIROKLASTIKA GUNUNG

KELUD

Tubuh Gunung Kelud sebagian besar tersu-sun oleh endapan-endapan jatuhan dan aliran piroklastika. Endapan-endapan tersebut meru-pakan material lepas yang sangat mudah ter-erosi dan tertransportasi oleh air hujan untuk membentuk endapan lahar di daerah yang lebih rendah. Aliran lahar yang terjadi setelah letusan merupakan bahaya sekunder yang cukup serius karena dapat terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama setelah letusan berakhir.

Penelitian endapan piroklastika dilakukan khu-susnya pada endapan-endapan yang terjadi za-man Kerajaan Majapahit. Ada empat lokasi yang dapat mewakili endapan-endapan piro-klastika yang terjadi semasa Kerajaan Majapa-hit, yaitu lokasi Gunung Pedot, Bambingan, Sepawon, dan Candi Tondowongso. Keempat lokasi tersebut berada pada sisi barat dan barat laut dari Gunung Kelud. Hal ini dikarenakan bukaan kawah sejak abad ke-10 sampai seka-rang belum mengalami perubahan yaitu ke arah barat, sehingga wilayah barat daya, barat, dan barat laut merupakan daerah yang sangat parah terkena dampak letusan khususnya endapan

Page 6: Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 4 No.2, Agustus 2013: 117-133122

Gambar 2. Danau kawah Gunung Kelud sebelum letusan November 2007 (a) dan kubah lava hasil letusan November 2007 (b). Foto: Akhmad Zaennudin, Juli 2007 dan Januari 2008.

lahar freatik (lahar letusan) yang langsung dari isi danau kawah yang tertumpakan seperti yang terjadi pada letusan tahun 1919, 1951, 1966, 1991 dan kemungkinan pada tahun 1586, tetapi pada tahun 1586 informasi letusan yang ada belum tertulis secara rinci, atau mungkin belum ada danau kawah. Ini yang masih perlu dilakukan penelitian khusus tentang kapan da-nau kawah Gunung Kelud mulai hadir.

Gunung Pedot

Lokasi ini hanya berjarak sekitar 700 m dari kawah Gunung Kelud. Susunan stratigrafi endapan piroklastika di lokasi ini diurutkan dari tua ke muda adalah aliran piroklastika berwarna abu-abu kemerah-merahan, berukuran dari abu sampai bongkah berukuran maksimum > 2 m dari fragmen andesit, sangat lepas dan mudah longsong. Endapan aliran piroklastika ini ter-singkap dengan baik di tebing jalan menuju kawah yang diperkirakan dari hasil letusan yang berhubungan dengan pembentukan kubah lava karena sebagian besar tersusun oleh fragmen andesit, tidak ditemukan fragmen batuapung (Gambar 3), sehingga berumur cukup tua, mungkin terbentuk sebelum ada danau kawah. Di atas lapisan endapan aliran piroklastika ini

terdapat endapan jatuhan piroklastika yang disisipi oleh aliran piroklastika setebal 85 cm. Jatuhan piroklastika ini didominasi oleh frag-men batuapung berukuran lapili sampai 30 cm berwarna putih kekuning-kuningan sampai pu-tih kemerah-merahan, lepas, pemilahan buruk, struktur graded kadang-kadang masih nampak. Ketebalan keseluruhan dari endapan jatuhan piroklastika ini sekitar 310 cm. Endapan jatu-han piroklastika ini terbagi menjadi dua bagian yang dibatasi oleh bidang erosi.

Endapan jatuhan piroklastika bagian atas se-dikitnya ada 6 lapisan jatuhan piroklastika, berwarna kuning keputih-putihan, didominasi fragmen batuapung berukuran 3 cm, maksi-mum berukuran 12 cm, lepas, dan mudah long-sor. Ketebalan keseluruhan dari endapan pirok-lastika bagian atas ini lebih dari 300 cm. Pada bagian bawah kelompok ini terdapat endapan freatik setebal 40 cm, yang artinya endapan ini dihasilkan setelah terdapat danau kawah, yang berbeda dengan kelompok endapan jatuhan bagian bawah. Pada kelompok ini tidak dite-mukan endapan freatik. Penampang stratigrafi dari endapan piroklastika di lokasi tipe Gunung Pedot terlihat dalam Gambar 4.

a b

Page 7: Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang

Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu merupakan letusan yang sangat dahsyat dan sangat berdampak pada Kerajaan Majapahit - Akhmad Zaennudin drr

123

yaitu di Bambingan (3,5 km) tersingkap mini-mal terdapat 5 lapisan aliran piroklastika. Pada bagian dasarnya tersingkap endapan lahar yang cukup kompak, berwarna coklat keabu-abuan, rata-rata komponennya berdiameter 6 – 8 cm, polikomponen terdiri atas batuapung, andesit, dan basaltik andesit. Endapan lahar ini tersing-kap dengan baik di lokasi 1 yang terdapat se-bagai alas dari endapan piroklastika.

Di lokasi 5 (2 km) dan lokasi 2 (2,5 km) ter-singkap dua lapiasan aliran piroklast ika yang cukup tebal sekitar 6 m. Lapisan yang atas berupa aliran abu berwarna abu-abu keme-rahan, lepas, didominasi oleh fragmen ber-ukuran pasir kasar, tersingkap setebal 120 cm. Di bawahnya terdapat endapan aliran piro-klastika, berwarna abu-abu kemerah-merahan, lepas, banyak me ng andung accretional lapilli. Endapan piroklas tika di daerah sekitar Bam-bingan terdiri atas selang-seling antara enda-pan jatuh an dan aliran piroklastika (Gambar 5). Pada beberapa endap an aliran piroklastika terdapat arang pohon kayu berdiameter sampai 10 cm yang terarangkan secara sempurna. Hal ini mencerminkan bahwa aliran piroklastika ini mempunyai temperatur yang sangat tinggi saat

Bambingan

Lokasi ini terletak sekitar 2 – 3,5 km sebelah barat daya kawah Gunung Kelud di sepanjang jalan menuju kawah dapat dijumpai singkapan-singkapan yang cukup baik dari endapan piro-klastika tersebut. Tiga penampang stratigrafi pada lokasi antara 2 – 3,5 km secara keseluruhan mempunyai kesamaan jenis endapan dan kete-balannya, meskipun ada beberapa lapisan mem-punyai perbedaan karena diendapkan secara sektoral. Secara umum perlapisan endapan nya terdiri atas selang-seling antara endapan jatu-han piroklastika dan aliran piroklastika yang kadang-kadang disisipi oleh endapan freatik.

Di lokasi 1 yang berjarak sekitar 2,5 km dari kawah tersingkap aliran piroklastika dengan ketebalan sekitar 4,5 m lebih yang banyak ter-dapat arang pohon. Tetapi pada lokasi yang berjarak sekitar 3 km dari kawah, ketebalannya menipis. Hal ini dikarenakan oleh sifat dari ali-ran piroklastika ketika terbentuk, yang biasanya mengalir melalui morfologi rendah seperti lem-bah atau sungai. Oleh karena itu di daerah yang rendah atau lembah sungai akan terendapkan aliran piroklastika lebih tebal dari pada di dae-rah punggungan. Di daerah yang lebih jauh lagi

Gambar 3. Aliran piroklastika di Gunung Pedot yang mudah longsor (a), dan morfologi puncak Gunung Kelud yang sangat kasar terbentuk oleh kubah-kubah lava (b). Foto: Akhmad Zaennudin, Juli 2007.

ba

Page 8: Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 4 No.2, Agustus 2013: 117-133124

terbentuknya. Salah satu endapan aliran piro-klastika berumur 680 ± 110 tahun.

Arang kayu dapat juga terbentuk dalam lapisan ini khususnya pada endapan yang masih dekat dengan sumber erupsi. Arang kayu ini diakibat-kan oleh panas dari material yang dilemparkan dalam keadaan panas dan biasanya pohon yang terarangkan ini terlihat masih tegak berdiri (Gambar 6 B) yang berbeda dengan arang yang dihasilkan oleh endapan aliran piroklastika akan roboh dan biasanya terdapat pada bagian bawah dari suatu lapisan aliran piroklastika atau surge (Gambar 6 A). Di lokasi ini tersingkap minimal ada 9 bidang erosi atau ketidakselar-asan yang membatasi setiap sekuen endapan yang satu dengan lainnya. Pada bidang erosi ini terkadang ditemukan lapisan tanah (soil) yang cukup tebal yang mencerminkan bahwa an-tara lapisan di atas dengan lapisan di bawahnya mempunyai selang waktu yang cu kup lama.

Susunan stratigrafi dari lokasi tipe Bambingan terdapat dalam Gambar 7.

Sepawon

Lokasi ini terdapat di sepanjang aliran Sungai Ngobo, sebelah barat Gunung Kelud yang ber-jarak sekitar 4,5 - 5 km dari kawah Gunung Kelud. Singkapan yang terdapat di lokasi ini umumnya berasal dari endapan-endapan hasil letusan pra sejarah manusia yang terdiri atas lapisan jatuhan, aliran piroklastika, dan lahar. Ada dua kelompok endapan yang tersingkap baik di lokasi ini. Kelompok bawah adalah endapan-endapan yang telah mengalami defor-masi sehingga perlapisan endapan tersebut mi-ring ke arah barat (Gambar 8 A). Sekuen per-lapisan kelompok ini diurutkan dari perlapisan tua ke muda terdiri atas aliran piroklastika setebal > 2,5 m, lahar 4 m, jatuhan abu yang banyak mengandung accretionally lapilli sete-

Gambar 4. Penampang stratigrafi di Gunung Pedot.

Deskripsi

Page 9: Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang

Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu merupakan letusan yang sangat dahsyat dan sangat berdampak pada Kerajaan Majapahit - Akhmad Zaennudin drr

125

Gambar 5. Singkapan endapan piroklastika di lokasi 1 yang berjarak sekitar 2,5 km dari kawah Gunung Kelud. Endapan tersebut adalah selang-seling antara jatuhan dan aliran piroklastika. Foto: Akhmad Zaennudin, Juli 2007.

bal 2,5 m, dan lahar setebal 3,5 m. Sedangkan kelompok atas merupakan endapan-endapan yang terbentuk kemudian setelah terjadi de-formasi. Endapan kelompok atas terdiri dari endapan-endapan yang berturut-turut dari tua ke muda adalah lahar, aliran piroklastika batu apung setebal 2 m, selang-seling antara j atuhan piro klastika dan endapan permukaan setebal 8 m. Di atas bidang erosi dari sekuen perlapisan tersebut, kemudian diendapkan secara tidak selaran endapan aliran piroklastika setebal 15 m berumur 640 ± 110 tahun. Endapan aliran piroklastikaa yang pa ling muda ini terdiri atas abu yang berlimpahan fragmen-fragmen batu

Gambar 6. Endapan piroklastika yang tersingkap di lokasi berjarak 2 km dari danau kawah Gunung Kelud. Arang pohon terdapat pada lapisan jatuhan piroklastika terlihat masih berdiri tegak dengan tingkat efek pembakaran yang berbeda. Foto: Akhmad Zaennudin, Juli 2007.

apung berdiameter sampai 45 cm dan terdapat arang kayu berdiameter sampai 7 cm yang ter-arangkan sangat sempurna (Gambar 8 B). Di atas endapan aliran piroklastika ini terdapat jatuhan piroklastika yang membentuk permu-kaan tanah sekarang.

Candi Tondowongso

Lokasi ini terletak sekitar 20 – 25 km sebelah barat – barat laut danau kawah Gunung Ke-lud. Endapan yang terdapat di lokasi ini berupa endapan lahar, jatuhan piroklastika halus yang didominasi oleh material abu - pasir halus, dan endapan permukaan bersifat fluvial yang

a b

Arang Pohon Arang Pohon

Arang Pohon

Page 10: Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 4 No.2, Agustus 2013: 117-133126

Gambar 7. Susunan stratigrafi di lokasi tipe Bambingan.

Deskripsi

Page 11: Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang

Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu merupakan letusan yang sangat dahsyat dan sangat berdampak pada Kerajaan Majapahit - Akhmad Zaennudin drr

127

tersebar secara setempat-setempat (Gambar 10). Candi yang tertutup oleh endapan-endapan material hasil letusan Gunung Kelud, yang ke-mudian disebut oleh penduduk setempat adalah Candi Tondowongso. Candi ini terdapat pada daerah pedataran di kaki barat Gunung Kelud dekat dengan jalan yang menghubungkan Kota Kediri dan Pare, yang baru diketemukan pada bulan April 2007 terletak di Kampung Tondo-wongso, Desa Gayam, Kabupaten Kediri.

Sebelum candi diketemukan, daerah ini meru-pakan perkebunan tebu dan sawah penduduk yang kurang subur. Bangunan candi yang ber-ada di bawahnya tidak muncul ke permukaan, setelah digali sedalam 3 m baru ditemukan ba-gian atasnya, sampai saat ini bagian dasar candi belum ditemukan. Berdasarkan dari jenis ba-tuan dan bahan penyusunnya, dapat disimpul-kan bahwa candi ini merupakan salah satu dari candi-candi peninggalan Kerajaan Majapahit.

Gambar 8. Endapan batuan vulkanik pra sejarah Gunung Kelud yang telah terdeformasi (A) dan endapan aliran piroklastika ber umur 640 ± 110 tahun (B). Foto: Akmad Zaennudin, Juli 2007.

Gambar 9. Susunan stratigrafi di lokasi tipe Sepawon.

Deskripsi

a b

Page 12: Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 4 No.2, Agustus 2013: 117-133128

PEMBAHASAN

Letusan-letusan Gunung Kelud baik yang terjadi dalam masa sejarah maupun yang ter-jadi dalam pra sejarah umumnya meletus se-cara eksplosif yang cukup besar menghasilkan endap an piro klastika cukup tebal. Endapan piroklas tika hasil letusan-letusan tersebut ham-pir menutupi seluruh tubuh Gunung Kelud. Antara satu lokasi dengan lokasi lainnya ada beberapa lapisan endapan jatuhan piroklas-tika yang dapat dipergunakan sebagai lapisan penunjuk (key bed) untuk menentukan umur relatif dari endapan-endapan piroklastika. Ko-relasi dari penampang stratigrafi endapan piro-klastika Gunung Kelud yang diendapan pada kurun waktu antara abad ke-12 – 15 disajikan pada Gambar 11, yang meliputi jenis endapan batuan, jarak dari sumber letusan, dan ketebal-annya. Sumber erupsi dari endapan-endapan piroklas tika pada perioda tersebut berasal dari kawah Gunung Kelud seka rang. Catatan seja-rah letusan sejak abad ke 10 tidak pernah dise-butkan adanya pembentuk an kawah baru (Ku-sumadinata drr, 1979).

Gambar 10. Candi Tondowongso, di Desa Gayam, Kediri, yang diketemukan pada April 2007.

Hal ini dapat dikuatkan dengan terdapatnya endapan freatik dan freatomagmatik yang ber-umur lebih dari 1000 tahun yang lalu pada singkapan-singkapan di sekitar wilayah Bam-bingan, Margomulyo, Candisewu, dan lokasi-lokasi lainnya (Gambar 12).

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan be-sar di Jawa Timur yang hadir pada abad ke-12 – 15. Para ahli Belanda dan Inggris menemu-kan beberapa candi peninggalan Kerajaan Ma-japahit telah tertimbun oleh endapan material vulkanik. Candi-candi Sumbersugih, Purwo-sari, dan Sumberagung di sebelah selatan, Candisewu, Penataran, dan Modangan di se-belah barat daya serta candi Tondowongso, Gayam, Kediri di sebelah barat laut yang baru ditemukan pada April 2007 semua telah tertu-tup oleh endapan vulkanik. Trowulan yang di-yakini sebagai pusat Kerajaan Majapahit hanya berjarak sekitar 40 km di sebelah utara Gunung Kelud. Di wilayah ini ada gunung api tipe A lainnya, yaitu Gunung Arjuno – Welirang, tetapi gunung api ini dalam sejarah manusia

Page 13: Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang

Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu merupakan letusan yang sangat dahsyat dan sangat berdampak pada Kerajaan Majapahit - Akhmad Zaennudin drr

129

Gambar 11. Penampang stratigrafi endapan batuan vulkanik Gunung Kelud sebagai penutup Candi Tondowongso, Gayam, Kediri.

Ketebalan Deskripsi

Page 14: Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 4 No.2, Agustus 2013: 117-133130

tidak pernah meletus eksplosif (Kusumadinata drr, 1979). Oleh karena itu endapan material vulkanik yang menutupi dan menimbun candi-candi zaman Majapahit kemungkinan besar ber asal dari hasil letusan-letusan Gunung Ke-lud. Dalam catatan sejarah letusan gunung api ini sering meletus secara eksplosif sejak abad ke -10, penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 1 (Kusumadinata drr, 1979).

Berdasarka hasil penelitian pada endapan-endap an piroklastika Gunung Kelud ditemu-kan bahwa ada dua letusan besar yang pernah terjadi pada 680 ± 110 tahun yang lalu dan 640 ± 110 tahun yang lalu. Pada letusan-letusan tersebut menghasilkan endapan-endapan aliran dan jatuhan piroklastika yang cukup tebal dan tersebar sangat luas di sekitar Gunung Kelud. Letusan-letusan tersebut kemudian diikuti oleh pembentukan endapan lahar sebagai hasil “re-

worked” dari material lepas endapan piroklas-tika baik jatuhan piroklas tika, maupun aliran piroklastika. Endapan lahar ini dapat menu-tupi dan menimbun wilayah yang sangat luas sampai mencapai jarak lebih dari 40 km di kaki dan dataran rendah di sekitar suatu gunung api, tergantung volume endapan piroklastika yang diendapkan. Pusat Kerajaan Majapahit yang terletak 40 km di sebelah utara Gunung Kelud masih termasuk dalam zona tersebut. Sehingga ketika terjadi letusan pada 680 ± 110 tahun yang lalu dan 640 ± 110 tahun yang lalu atau dalam kurun waktu 1380 – 1420 banyak mem-pengaruhi kehidupan manusia dan ma hluk hidup lainnya pada zaman itu.

Hal ini menunjukkan bahwa sebelum ditak-lukkan oleh Kesultanan Demak, Kerajaan Ma-japahit telah mengalami bencana alam sangat hebat yang mengakibatkan kemunduran pada

Gambar 12. Korelasi endapan piroklastika hasil letusan Gunung Kelud dan lokasi singkapan.

Page 15: Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang

Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu merupakan letusan yang sangat dahsyat dan sangat berdampak pada Kerajaan Majapahit - Akhmad Zaennudin drr

131

TahunKorban

KeteranganAda/Tidak Jumlah

1000 ? ? Erupsi Pusat.

1311 Ada ? Informasi kurang rinci.

1334 Ada ? Informasi kurang rinci

1376 Ada ? Erupsi Pusat. Kubah lava terbentuk: tidak ada awan panas.

1385 ? ? Informasi kurang rinci.

1395 ? ? Informasi kurang rinci.

1411 ? ? Informasi kurang rinci.

1451 ? ? Informasi kurang rinci.

1462 ? ? Informasi kurang rinci.

1481 ? ? Informasi kurang rinci.

1548 ? ? Informasi kurang rinci.

1586 Ada 10,000 Informasi kurang rinci.

1641 ? ? Informasi kurang rinci.

1716 Ada ? 20 Juli. Informasi tidak rinci.

1752 Tdk ada - 1 Mei. Erupsi Pusat .

1771 Tdk ada - 10 Januari. Erupsi Pusat.

1776 ? ? Informasi kurang rinci.

1785 ? ? Informasi kurang rinci.

1811 ? ? 5 Juni. Informasi tidak rinci.

1825 Ada ? Informasi tidak rinci.

1826 Tdk ada - 11, 14, 18, dan 25 Oktober. Informasi tidak rinci.

1835 ? ? Informasi tidak rinci.

1848 Ada ? 16 Mei. Kawah terbuka ke arah selatan.

1851 ? ? 24 Januari. Informasi tidak rinci.

1864 ? ? 3 – 4 Januari. Informasi tidak rinci.

1901 Tdk ada - Erupsi eksplosif di kawah pusat pada 22 – 23 Mei dengan volume material kira 20 juta m3.

1919 Ada 5,160 Erupsi eksplosif di kawah pusat pada 20 Mei. Aliran piroklastika terendapkan pada beberapa lokasi.Sumbat lava terbentuk di dasar kawah dan tertutup air pada Desember 1921.

1920 Tdk ada - Erupsi eksplosif di kawah pusat pada 31 Agustus. Bom vukanik jatuh sam-pai Wlingi, 17 km sebelah selatan kawah. Aliran piroklastika terjadi. Dasar kawah turun 79 m akibat letusan tersebut

1951 Ada 7 Erupsi eksplosif, volume material letusan ini sekitar 200 juta m3 dengan 2 juta m3 air. Lahar pada umumnya mengalir sepanjang Sungai Bladak (sebelah barat Gunung Kelud).

Tabel 1. Cacatan Sejarah Letusan Gunung Kelud dari abad ke-10 (Kusumadinata, 1979)

Page 16: Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 4 No.2, Agustus 2013: 117-133132

berbagai segi kehidupan dan akhirnya kerajaan tersebut lemah. Bencana alam tersebut salah satu kemungkinannya adalah berhubungan dengan letusan gunung api yang sangat hebat, berdasarkan kenyataan semua candi-candi dan prasarana lainnya terkubur oleh material vul-kanik akibat letusan Gunung Kelud pada kurun waktu 1380 – 1420 M.

KESIMPULAN

Letusan-letusan Gunung Kelud yang terjadi pada kurun waktu 1380 – 1420 M menghasil-kan endapan batuan vulkanik berupa endapan-endapan aliran piroklastika, jatuhan piroklas-tika, freatik, dan lahar yang menutupi seluruh wilayah di sekitar gunung api tersebut sampai mencapai jarak lebih dari 40 km. Material-material tersebut dapat mengakibatkan lahan perkebunan dan pertanian yang subur menjadi tandus, memporakporandakan serta mengubur candi-candi, sarana, dan prasarana fital lainnya yang ada di sekitar Gunung Kelud.

Kerajaan Majapahit yang ada di sekitar Gunung api Kelud mengalami bencana alam besar dari

letusan-letusan Gunung Kelud sehingga meng-ganggu segala segi pemerintahan kerajaan serta kehidupan pada saat itu. Kerajaan mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh setelah pe-ngaruh Islam masuk.

Ucapan Terima Kasih

Dalam penelitian ini penulis banyak mendapat ban-tuan dan arah dari berbagai pihak antara lain Ir. You-sana dan Dr. Ir. Mas Atje Purbawinata yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian tentang endapan prioklastika dan juga telah memberikan arahan-arahan dan koreksinya dalam pembuatan makalah ini, oleh karena itu kami menyampaikan ucapan banyak terima kasih. Ucapan yang sama juga disampaikan kepada Budianto dan Khairul, para pengamat Gunung Kelud yang tidak ada lelah membantu segala pekerjaan kami selama melakukan kegiatan lapangan.

ACUAN

Bemmelen, R. W., 1949, Geology of Indonesia, A, Government Printing Office, The Hague.

TahunKorban

KeteranganAda/Tidak Jumlah

1966 Ada 210 Erupsi eksplosif di kawah pusat pada 24 April menghasilkan aliran piroklas-tika. Vo lume material yang diletuskan sekitar 90 juta m3. Dasar kawah naik sekitar 43 m. Lahar panas mengalir ke dalam aliran Sungai Bladak. Lahar dingin mengalir hampir ke semua sungai yang berhulu di puncak

1990 Tdk ada - Erupsi eksplosif di kawah pusat dengan aliran piroklastika dan jatuhan piro-klastika yang terjadi selama letusan. Volume material letusan sekitar 24 juta m3 dari endapan aliran piro klastika yang mengalir hampir ke segala arah dari kawah Gunung Kelud dan beberapa sungai.

2007 Tdk ada - Pembentukan kubah lava di dalam danau kawah yang sampai saat ini masih tumbuh.

Tabel 1. Cacatan sejarah letusan Gunung Kelud dari abad ke 10 (Kusumadinata, 1979). (Lanjutan).

Page 17: Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu ... 20130203.pdf · Lahar sebagai bahaya sekunder pasca letusan telah merusak dan mengukur bangunan dan fasilitas lainnya yang

Letusan Gunung Kelud pada 690 ± 110 tahun yang lalu merupakan letusan yang sangat dahsyat dan sangat berdampak pada Kerajaan Majapahit - Akhmad Zaennudin drr

133

Kusumadinata, K., Hadian, R., Hamidi, S., dan Reksowirogo, L.D., 1979, Data Dasar Gunung api Indonesia, Bandung: Direktorat Vulkanologi.

Mulyana, A. R., Nasution, A., Martono, A., Sumpena, A. D., Purwoto, dan Santoso, M. S., 2004. Volcanic Hazards Map of Kelud Volcano, East Java Province. Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Whitford, D. J., 1975, Strontium isotopic stu dies of volcanic rocks of the Sunda Arc, Indonesia and their petrogenetic implication, Geochem. Cosmochim. Acta, 39, 1287-1302.

Wirakusumah, A.D, 1991, Some Studies Of Volcanology, Petrology And Structure of Mt. Kelut, East Java, Indonesia, Ph.D. Thesis in Research School of Earth Sciences, Victoria University of Wellington (Unpublished).

Zaennudin, A., Dana, I.N., Wahyudin, D., Da-limin, R., dan Bacharudin, R., Laporan Pemetaan Geologi Gunung Kelud, 1986, Ban dung. Direktorat Vulkanologi (Unpublished).

Zaennudin, A., Dana, I. N., dan Wahyudin, D. 1992, Geological Map of Kelud Volcano, East Java. Bandung. Direktorat Vulkanologi.