lembaran negara republik indonesia - kemhan.go.id · mekanisme pembahasan apbd. (4) penganggaran...
TRANSCRIPT
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.364, 2016 KEUANGAN. DAK Fisik. Petunjuk Teknis.
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 123 TAHUN 2016
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS FISIK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017, perlu
menetapkan Peraturan Presiden tentang Petunjuk Teknis
Dana Alokasi Khusus Fisik;
Mengingat: 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; dan
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
240, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5948);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN PRESIDEN TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA
ALOKASI KHUSUS FISIK.
www.peraturan.go.id
2016, No.364 -2-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini, yang dimaksud dengan:
1. Dana Alokasi Khusus Fisik yang selanjutnya disingkat
DAK Fisik adalah dana yang dialokasikan dalam APBN
kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus fisik yang merupakan urusan
daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-
batas wilayah berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
4. Kepala Daerah adalah gubernur untuk daerah provinsi
atau bupati untuk daerah kabupaten atau walikota untuk
daerah kota.
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
SKPD adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah
selaku pengguna anggaran/barang.
6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.
7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan Daerah yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
www.peraturan.go.id
2016, No.364 -3-
8. Kementerian Negara/Lembaga adalah Kementerian
Negara/Lembaga yang tugas dan dan fungsinya terkait
dengan pengelolaan masing-masing bidang DAK Fisik.
9. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya
disingkat DPA-SKPD merupakan dokumen yang memuat
pendapatan dan belanja setiap SKPD yang digunakan
sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran
BAB II
RUANG LINGKUP BIDANG/SUBBIDANG DAK FISIK
Pasal 2
(1) DAK Fisik terdiri atas 3 (tiga) jenis, meliputi:
a. DAK Fisik Reguler;
b. DAK Fisik Penugasan; dan
c. DAK Fisik Afirmasi.
(2) DAK Fisik Reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a meliputi bidang:
a. pendidikan;
b. kesehatan;
c. perumahan dan permukiman;
d. pertanian;
e. kelautan dan perikanan;
f. sentra industri kecil dan menengah;
g. pariwisata;
(3) DAK Fisik Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b meliputi bidang:
a. pendidikan sekolah menengah kejuruan;
b. kesehatan rumah sakit rujukan/pratama;
c. air minum;
d. sanitasi;
e. jalan;
f. pasar;
g. irigasi; dan
h. energi skala kecil.
(4) DAK Fisik Afirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c meliputi bidang:
www.peraturan.go.id
2016, No.364 -4-
a. perumahan dan permukiman;
b. transportasi; dan
c. kesehatan.
BAB III
PENGELOLAAN DAK FISIK DI DAERAH
Pasal 3
(1) Pengelolaan DAK Fisik di Daerah meliputi:
a. penganggaran;
b. persiapan teknis;
c. pelaksanaan;
d. pelaporan; dan
e. pemantauan dan evaluasi.
(2) Pengelolaan setiap bidang DAK Fisik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)
dilaksanakan sesuai dengan pedoman teknis
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Presiden ini.
(3) Standar teknis kegiatan masing-masing bidang DAK Fisik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), ayat (3),
dan ayat (4) mengacu kepada petunjuk operasional yang
ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga.
Pasal 4
(1) Dalam rangka penganggaran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, Kepala Daerah
menganggarkan DAK Fisik dalam APBD dan/atau APBD
Perubahan.
(2) Bidang/subbidang dan besaran pagu yang dianggarkan
dalam APBD dan/atau APBD Perubahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
rincian alokasi DAK Fisik per Daerah yang ditetapkan
dalam Peraturan Presiden mengenai rincian APBN.
(3) Dalam hal Peraturan Presiden mengenai rincian APBN
diterima setelah Ketentuan Umum Anggaran Prioritas
www.peraturan.go.id
2016, No.364 -5-
Plafon Anggaran Sementara ditetapkan, maka
penganggaran DAK Fisik langsung ditampung dalam
mekanisme pembahasan APBD.
(4) Penganggaran DAK Fisik dalam APBD dan/atau APBD
Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 5
(1) Dalam rangka persiapan teknis DAK Fisik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b, SKPD teknis
berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah menyusun usulan rencana kegiatan masing-
masing bidang DAK Fisik.
(2) Rencana kegiatan sebagaimana maksud pada ayat (1)
paling sedikit memuat:
a. Rincian dan lokasi kegiatan;
b. target output kegiatan;
c. prioritas lokasi kegiatan;
d. rincian pendanaan kegiatan;
e. metode pelaksanaan kegiatan; dan
f. kegiatan penunjang.
(3) Rencana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibahas oleh SKPD dengan Kementerian
Negara/Lembaga.
(4) Rencana kegiatan yang telah dibahas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh SKPD menjadi
rencana kegiatan berdasarkan persetujuan dari
Kementerian Negara/Lembaga paling lambat bulan
Desember sebelum tahun anggaran berjalan.
(5) Dalam hal diperlukan perubahan atas rencana kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Kepala Daerah
dapat mengajukan usulan perubahan kepada
menteri/pimpinan lembaga.
(6) Rincian dan lokasi kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a dan target output kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b ditetapkan oleh
www.peraturan.go.id
2016, No.364 -6-
menteri/pimpinan lembaga sesuai dengan prioritas
nasional paling lambat minggu kedua bulan Januari.
Pasal 6
(1) Berdasarkan rencana kegiatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5, SKPD teknis menyusun DPA-SKPD atau
dokumen pelaksanaan anggaran sejenis lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) DPA-SKPD atau dokumen pelaksanaan anggaran sejenis
lainnya disusun berdasarkan alokasi DAK Fisik yang
dianggarkan dalam APBD dan/atau APBD Perubahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan
rencana kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
Pasal 7
(1) Dalam rangka pelaksanaan DAK Fisik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c, SKPD teknis
melaksanakan kegiatan masing-masing bidang DAK
Fisik.
(2) Pelaksanaan kegiatan DAK Fisik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan setelah rencana kegiatan DAK
Fisik memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. rencana kegiatan DAK Fisik tercantum dalam
Peraturan Daerah tentang APBD/APBD-P dan/atau
Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran
APBD/APBD-P;
b. rencana kegiatan DAK Fisik ditetapkan dalam DPA-
SKPD atau dokumen pelaksanaan anggaran lainnya;
dan
c. dalam hal kegiatan DAK Fisik memerlukan
ketersediaan lahan, keabsahan kepemilikan, dan
kesiapan lahan dibuktikan dengan pernyataan
Kepala Daerah atau surat/bukti yang menyatakan
lahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan DAK
Fisik telah tersedia.
(3) Pemerintah Daerah dapat menggunakan paling banyak
5% (lima persen) dari alokasi DAK Fisik sebagaimana
www.peraturan.go.id
2016, No.364 -7-
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) untuk mendanai
kegiatan penunjang yang berhubungan langsung dengan
kegiatan DAK Fisik.
(4) Kegiatan penunjang sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1), meliputi:
a. desain perencanaan;
b. biaya tender;
c. honorarium fasilitator kegiatan DAK Fisik yang
dilakukan secara swakelola;
d. penunjukan konsultan pengawas kegiatan
kontraktual;
e. penyelenggaraan rapat koordinasi; dan
f. perjalanan dinas ke/dari lokasi kegiatan dalam
rangka perencanaan, pengendalian, dan
pengawasan.
Pasal 8
(1) Dalam hal terdapat sisa DAK Fisik di Rekening Kas
Umum Daerah yang terkait dengan adanya sebagian DAK
tahun sebelumnya yang tidak dapat dilaksanakan sampai
tuntas sampai akhir tahun anggaran, sehingga belum
dapat mencapai target/sasaran output sesuai dengan
yang direncanakan, sisa DAK tersebut digunakan untuk
menyelesaikan output pada bidang yang sama.
(2) Dalam hal terdapat sisa DAK Fisik di Rekening Kas
Umum Daerah yang terkait dengan adanya pengalihan
kewenangan urusan pemerintahan dari kabupaten/kota
ke provinsi sebagaimana diatur dalam peraturan
perundangan mengenai pemerintahan Daerah, sisa DAK
tersebut diprioritaskan untuk digunakan pada bidang
yang sama atau sesuai dengan kebutuhan Daerah.
(3) Pengelolaan sisa DAK sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) mengacu kepada ketentuan dalam Pasal
3, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6 dan Pasal 7 dalam Peraturan
Presiden ini.
www.peraturan.go.id
2016, No.364 -8-
Pasal 9
(1) Kepala Daerah menyusun laporan triwulanan atas
pelaksanaan DAK Fisik yang terdiri atas:
a. laporan pelaksanaan kegiatan; dan
b. laporan penyerapan dana dan capaian output
kegiatan.
(2) Laporan pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a disusun sesuai dengan format
sebagaimana dalam Lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.
(3) Laporan pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disampaikan oleh Kepala Daerah kepada
Menteri Keuangan, menteri/pimpinan lembaga, Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Dalam
Negeri.
(4) Penyampaian laporan penyerapan dana dan capaian
output kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 10
(1) Pemantauan DAK Fisik dilakukan terhadap:
a. aspek teknis kegiatan; dan
b. aspek keuangan kegiatan.
(2) Pemantauan aspek teknis kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan terhadap:
a. pelaksanaan kegiatan DAK Fisik sesuai dengan
rencana kegiatan yang telah disetujui oleh
Kementerian Negara/Lembaga terkait;
b. hasil pelaksanaan kegiatan DAK Fisik sesuai dengan
dokumen kontrak dan spesifikasi teknis yang
ditetapkan; dan
c. permasalahan yang dihadapi dan tindak lanjut yang
diperlukan.
(3) Pemantauan aspek keuangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dilakukan terhadap:
www.peraturan.go.id
2016, No.364 -9-
a. realisasi penyerapan DAK Fisik per bidang;
b. ketepatan waktu dalam penyampaian laporan
penyerapan dana dan capaian output; dan
c. permasalahan yang dihadapi dan tindak lanjut yang
diperlukan.
Pasal 11
Evaluasi DAK Fisik dilakukan terhadap:
a. pencapaian output dalam satu tahun sesuai dengan
target/sasaran output yang telah ditetapkan pada
masing-masing bidang DAK Fisik; dan
b. dampak dan manfaat pelaksanaan kegiatan.
Pasal 12
(1) Pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan
evaluasi DAK Fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
11 dilakukan secara berkala dalam setiap tahun
anggaran oleh Pemerintah Daerah.
(2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan untuk:
a. memastikan kesesuaian antara realisasi dana dan
capaian output kegiatan setiap bidang DAK Fisik di
Daerah; dan
b. memperbaiki pelaksanaan kegiatan setiap bidang
DAK Fisik guna mencapai target/sasaran output
yang ditetapkan.
(3) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK Fisik yang
dilakukan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dikoordinasikan oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah.
www.peraturan.go.id
2016, No.364 -10-
BAB IV
PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN DAK FISIK
OLEH PEMERINTAH
Pasal 13
(1) Pemantauan dan evaluasi pengelolaan DAK Fisik di
Daerah dilaksanakan secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama oleh Menteri Keuangan,
menteri/pimpinan lembaga, Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, dan Menteri Dalam Negeri.
(2) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan:
a. Menteri/pimpinan lembaga melakukan pemantauan
dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan
capaian output setiap bidang DAK Fisik.
b. Menteri Keuangan melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap realisasi penyerapan dana setiap
bidang DAK Fisik.
c. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
pencapaian output setiap bidang DAK Fisik yang
menjadi prioritas nasional.
d. Menteri Dalam Negeri melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan DAK Fisik
dalam rangka pelaksanaan APBD.
Pasal 14
Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan
setiap bidang DAK Fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (2) dilakukan dengan memperhatikan:
a. capaian output kegiatan terhadap target/sasaran output
kegiatan yang direncanakan;
b. realisasi penyerapan dana;
c. ketepatan waktu penyelesaian kegiatan;
www.peraturan.go.id
2016, No.364 -11-
d. kesesuaian lokasi pelaksanaan kegiatan dengan
dokumen rencana kegiatan; dan
e. metode pelaksanaan kegiatan DAK Fisik.
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 15
Ketentuan dalam Peraturan Presiden ini tetap berlaku,
sepanjang petunjuk teknis DAK Fisik diamanatkan dan tidak
bertentangan dengan Undang-Undang mengenai APBN.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
www.peraturan.go.id
2016, No.364 -12-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 2016
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 2016
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
YASONNA H. LAOLY
www.peraturan.go.id