lembaran daerah kota dumai - jdih.setjen.kemendagri.go.id filepelayanan serta kemampuan masyarakat...

21
KOTA DUMAI LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI Nomor : 13 Tahun 2008 Seri : B Nomor 07 Hasil Rapat Bersama DPRD Tanggal 21 Juli 2008 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN HEWAN, DAN KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER (KESMAVET) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI, Menimbang : a. bahwa kebutuhan akan pelayanan kesehatan hewan, inseminasi buatan dan pemeriksaan laboratorium kesehatan hewan (keswan) dan kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet) mulai meningkat seiring dengan perkembangan sektor peternakan di Kota Dumai; b. bahwa untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang sejalan dengan kebutuhan biaya pelayanan serta kemampuan masyarakat perlu adanya pengaturan tentang biaya yang dikenakan kepada masyarakat terhadap jasa pelayanan yang diberikan; 487

Upload: ngokiet

Post on 29-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KOTA DUMAI

LEMBARAN DAERAHKOTA DUMAI

Nomor : 13 Tahun 2008 Seri : B Nomor 07

Hasil Rapat Bersama DPRD Tanggal 21 Juli 2008

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAINOMOR 13 TAHUN 2008

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN HEWAN, DAN KESEHATANMASYARAKAT VETERINER (KESMAVET)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA DUMAI,

Menimbang : a. bahwa kebutuhan akan pelayanan kesehatan hewan,inseminasi buatan dan pemeriksaan laboratoriumkesehatan hewan (keswan) dan kesehatanmasyarakat veteriner (kesmavet) mulai meningkatseiring dengan perkembangan sektor peternakan diKota Dumai;

b. bahwa untuk meningkatkan pelayanan kepadamasyarakat yang sejalan dengan kebutuhan biayapelayanan serta kemampuan masyarakat perluadanya pengaturan tentang biaya yang dikenakankepada masyarakat terhadap jasa pelayanan yangdiberikan;

487

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud huruf a dan b diatas perlu membentukPeraturan Daerah tentang Retribusi PelayananKesehatan Hewan (Keswan), dan KesehatanMasyarakat Veteriner (Kesmavet).

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentangKetentuan-ketentuan Pokok Peternakan danKesehatan Hewan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 10 Tahun 1967, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2824);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentangPajak Daerah dan Retribusi Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3685) sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentangPerubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4048);

3. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1999 tentangPembentukan Kotamadya Dumai (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 50 tahun 1999,TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3829);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5489);

488

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhirdengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008tentang Perubahan Kedua atas Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusatdan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 126, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1977 tentangPenolakan, Pencegahan, Pemberantasan danPengobatan Penyakit Hewan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1977 Nomor 20,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3101);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentangKesehatan Masyarakat Veteriner (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1983 Nomor 28,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3253);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001,tentang Retribusi Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2001 Nomor 119, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4134);

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4578);

489

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan danPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4593);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan AntaraPemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4737);

14. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan,dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil diLingkungan Pemerintah Daerah;

16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun1998 tentang Ruang Lingkup dan Jenis RetribusiDaerah Tingkat I dan Tingkat II;

17. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 14 Tahun 2005tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan,Perikanan, dan Kelautan Kota Dumai (LembaranDaerah Kota Dumai Tahun 2005 Nomor 13 Seri D).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN DAERAH KOTA DUMAI

dan

WALIKOTA DUMAI

490

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASAPELAYANAN KESEHATAN HEWAN, DAN KESEHATANMASYARAKAT VETERINER (KESMAVET).

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksudkan dengan :1. Daerah adalah Kota Dumai.2. Pemerintah Daerah, adalah Pemerintah Kota Dumai.3. Walikota adalah Walikota Dumai.4. Kepala Dinas adalah Kepala Institusi yang

berwenang menangani kehewanan, kesehatanhewan dan peternakan.

5. Dinas teknis adalah Institusi yang menanganikehewanan, peternakan dan kesehatan hewan diKota Dumai.

6. Pelayanan Kesehatan Hewan adalahpenyelenggaraan kegiatan pelayanan medik dan nonmedik veteriner yang dilakukan oleh petugas medisdan paramedis veteriner di Puskeswan dan atau ditempat pasien yang membutuhkan pelayanankesehatan hewan dengan menggunakan fasilitasPuskeswan.

7. Tarif Pelayanan kesehatan hewan adalah sebagianatau seluruh biaya penyelenggaraan kegiatanpelayanan medik dan non medik veteriner yangdibebankan kepada masyarakat sebagai imbalanatas jasa pelayanan yang diterimanya.

8. Puskeswan adalah unit Pelaksana Teknis Dinas yangbertanggung jawab menyelenggarakanpembangunan kesehatan hewan di wilayah kerjanyatermasuk didalamnya Satuan Pelayanan InseminasiBuatan.

491

9. Aktif Servis atau pelayanan aktif adalah aktifitaspelayanan kesehatan hewan oleh Puskeswan ataulaboratorium dan kl inik hewan denganmenggunakan kendaraan roda 4 (empat), kendaraanroda (dua) atau transportasi lainnya diwilayahkerjanya secara berkala.

10. Pelayanan pasif, adalah pelayanan yang dilakukanoleh Puskeswan atau laboratorium dan klinik hewanpada suatu bangunan yang berfungsi sebagaiPuskeswan atau sebagai tempat bekerja/tinggalpetugas medis/paramedis veteriner dimanamasyarakat dapat memperoleh pelayanankhususnya kesehatan hewan dan kesehatanmasyarakat veteriner termasuk pelayananInseminasi buatan.

11. Pelayanan Semi Aktif, adalah pelayanan yangdilakukan oleh Petugas Medis dan ParamedisVeteriner Puskeswan dengan mendatangi ke tempatpasien atas permintaan pemilik hewan.

12. Dokter Hewan Puskeswan adalah dokter hewan yangditempatkan, diwajibkan tinggal serta bertugasmelayani masyarakat di wilayah kerjanya, yangmeliputi 1 (satu) sampai 2 (dua) kecamatan.

13. Jasa, adalah pelayanan dan kemudahan yangdiberikan terhadap hewan/ternak dalam rangkaobservasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medikdan pelayanan kesehatan hewan lainnya.

14. Tindakan Medik dan terapi adalah tindakanpembedahan, tindakan pengobatan yangmenggunakan alat dan tindakan diagnostik lainnya.

15. Penunjang diagnostik adalah pelayanan untukmenunjang dalam menegakkan diagnosa.

16. Pemilik, adalah orang dan atau badan hukumsebagai penanggung biaya pelayanan kesehatanhewan dari hewan/ternak yang menjaditanggungannya.

492

17. Retribusi pelayanan kesehatan hewan yangselanjutnya dapat disebut retribusi, adalahpembayaran atas pelayanan kesehatan hewan diPuskeswan tidak termasuk pelayanan pendaftaran.

18. Pemeriksaan, adalah serangkaian kegiatan untukmencari, mengumpulkan dan mengolah data danatau keterangan lainnya dalam rangka penentuandiagnosa.

19. Inseminasi Buatan adalah teknik perkawinan denganmemasukkan semen beku, ke dalam saluran kelaminternak betina dengan menggunakan suatu alatberupa pipet atau Inseminasi Gun.

20. Laboratorium Kesehatan Hewan adalahLaboratorium yang menyelenggarakan pemeriksaanterhadap sampel hewan atau ternak, guna keperluandiagnosa lebih lanjut.

21. Pelayanan Inseminasi buatan adalah pelayananInseminasi Buatan (IB) yang dilakukan olehinseminator.

22. Inseminator adalah petugas yang melakukanInseminasi Buatan (IB) terhadap hewan/ternak.

23. Akseptor adalah hewan/ternak yang telah dilakukanInseminasi Buatan.

24. Pemeriksaan Kebuntingan adalah pemeriksaankebuntingan pada hewan atau ternak yang didugabunting.

25. Debridemen adalah tindakan membersihkan lukadengan mengangkat benda-benda asing danjaringan mati dari luka.

26. Rose Bengal Test adalah suatu cara untukmendeteksi penyakit Brucellosis.

27. Metoda Seller adalah suatu cara untuk melakukanpemeriksaan penyakit rabies pada hewan.

28. Serology adalah pengetahuan tentang sifat danreaksi-reaksi antigen dan antibodi eksperimen.

29. Minor Surgery adalah pembedahan atau operasiringan.

493

30. Retensio Secundinae adalah masih melekatnyaplasenta pada dinding rahim 24 s/d 48 jam setelahmelahirkan.

BAB IIKEBIJAKSANAAN

Pasal 2

(1) Pemerintah Daerah dan masyarakat/peternakbertanggung jawab dalam memelihara danmempertinggi derajat kesehatan hewan/ternaknyadan mencegah penularan penyakit zoonosis.

(2) Biaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan hewandipikul bersama oleh Pemerintah Daerah danmasyarakat dengan memperhatikan kemampuankeuangan Pemerintah Daerah dan keadaan sosialekonomi pemiliknya.

(3) Tarif pelayanan kesehatan hewan tidak bermaksuduntuk mencari laba dan ditetapkan dengan azasgotong royong, adil dengan mengutamakankepentingan masyarakat berpenghasilan rendah.

(4) Agar pelayanan kesehatan hewan dapat terusditingkatkan, maka penerimaan dari biaya pelayanankesehatan hewan yang dimaksud dalam PeraturanDaerah ini dikembalikan untuk membiayai saranapelayanan kesehatan hewan sebagai tambahananggaran yang disediakan oleh Pemerintah Daerahyang dituangkan dalam APBD Kota Dumai.

BAB IIINAMA, OBJEK DAN RETRIBUSI

Pasal 3

Dengan nama retribusi pelayanan kesehatan hewan, dankesehatan masyarakat veteriner (kesmavet) dipungutretribusi sebagai pembayaran atas pelayanan kesehatanhewan di Puskeswan, pemeriksaan penunjang diagnostikdi laboratorium Kesehatan hewan dan Kesmavet danpelayanan program Inseminasi Buatan.

494

Pasal 4

(1) Objek retribusi adalah pemilik hewan/ternak yangmendapat pelayanan kesehatan hewan diPuskeswan, pemeriksaan penunjang diagnostik diLaboratorium Kesehatan Hewan dan Kesmavet danpelayanan program inseminasi buatan.

(2) Jenis pelayanan kesehatan hewan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah :a. Pelayanan Kesehatan Hewan di Puskeswan;b. Tindakan Medik dan Terapi;c. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik berupa

pemeriksaan sampel laboratorium Kesehatanhewan dan Kesmavet.

d. Pelayanan Program Inseminasi Buatan;(3) Segala jenis pelayanan kesehatan hewan lainnya

yang belum tergolong kedalam salah satu kelompokpelayanan yang dimaksud ayat (2), diatur lebih lanjutdengan Peraturan Walikota.

Pasal 5

Subjek retribusi adalah orang pribadi atau petugas yangditunjuk untuk memberikan pelayanan kesehatan hewandi Puskeswan, pemeriksaan penunjang diagnostik dilaboratorium keswan dan kesmavet dan pelayananprogram inseminasi buatan.

BAB IVGOLONGAN RETRIBUSI DAN WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 6

(1) Retribusi pelayanan kesehatan hewan, programinseminasi buatan dan laboratorium kesehatanhewan (keswan) dan kesehatan masyarakatveteriner (kesmavet) digolongkan sebagai retribusijasa umum.

495

(2) Retribusi pelayanan kesehatan hewan, Inseminasibuatan dan laboratorium kesehatan hewan (keswan)dan kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet )dipungut di wilayah daerah.

Pasal 7

(1) Retribusi jasa umum pelayanan kesehatan hewanmeliputi pelayanan aktif, pelayanan pasif danpelayanan semi aktif.

(2) Retribusi jasa umum program inseminasi buatanmeliputi pelayanan inseminasi buatan, pemeriksaankebuntingan dan pelayanan penanganan gangguanreproduksi.

(3) Retribusi jasa umum laboratorium kesehatan hewan(keswan) dan kesehatan masyarakat veteriner(kesmavet) meliputi pemeriksaan laboratorium klinikdan laboratorium kesmavet.

BAB VCARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 8

Tingkat penggunaan jasa pelayanan kesehatan diukurberdasarkan jumlah pelayanan pada hewan/ternak, jenispelayanan, pemakaian bahan, peralatan dan obat-obatan.

BAB VIPRINSIP PENETAPAN STRUKTUR DAN

BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 9

Prinsip dalam penetapan struktur dan besarnya Tarif RetribusiPelayanan Kesehatan hewan, dan kesmavet dan pelayananprogram inseminasi buatan didasarkan pada tujuan untukmengganti sebagian biaya penyelenggaraan pelayanankesehatan hewan antara lain biaya investasi, biayaoperasional dan biaya pemeliharaan denganmempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspekkeadilan.

496

BAB VIISTRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 10

(1) Struktur dan besarnya tarif digolongkan berdasarkanjenis pelayanan yang diberikan.

(2) Struktur dan besarnya tarif sebagaimana dimaksudpada ayat (1), ditetapkan sebagaimana dinyatakandalam Lampiran Peraturan Daerah ini danmerupakan bagian yang tak terpisahkan denganPeraturan Daerah ini.

(3) Besarnya tarif pelayanan tercantum pada lampiranperaturan daerah ini.

(4) Besarnya tarif dapat berubah dengan PeraturanDaerah

Pasal 11

(1) Pelayanan Aktif atau aktif servis yang dilakukandalam rangka pencegahan dan penanggulangansuatu penyakit hewan tidak dikenakan biayaretribusinya;

(2) Besarnya tarif sebagaimana disebutkan pada pasal10 ayat (3) tidak termasuk biaya jasa pelayanan.

(3) Biaya jasa Pelayanan lebih lanjut ditetapkan olehKepala Daerah dan dibayar terpisah oleh pasiensesuai dengan tarif yang ditetapkan untuk jenispemeriksaan/tindakan.

Pasal 12

(1) Biaya jasa pelayanan kesehatan hewan daninseminasi buatan dikembalikan sepenuhnya kepadapetugas pelayanan untuk operasional Puskeswandan inseminasi buatan.

497

(2) Biaya jasa laboratorium dikembalikan kepadalaboratorium untuk operasional pelayananlaboratorium.

(3) Biaya jasa pelayanan meliputi tindakan medik danterapi, Pemeriksaan Penunjang Diagnostik,Pengujian Kesehatan, Pemeriksaan Visum Etrepertum, dibayar terpisah oleh pasien sesuaidengan tarif yang ditetapkan untuk jenispemeriksaan/tindakan.

BAB VIIIMASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERHUTANG

Pasal 13

Retribusi terhutang dipungut di lokasi pelayanan olehpetugas yang ditunjuk setiap kali melaksanakan kegiatan.

Pasal 14

Saat retribusi terhutang adalah pada saat ditetapkanSKRD atau Dokumen lain yang disamakan.

BAB IXTATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 15

(1) Retribusi pelayanan Keswan, dan Kesmavetdikenakan terhadap orang pribadi atau pihak yangbertanggung jawab terhadap hewan/ternak yangdiberikan pelayanan.

(2) Staf Puskeswan menarik retribusi terhadappelayanan kesehatan hewan di Puskeswan.

(3) Petugas program IB menarik retribusi pelayanan IBpada setiap kali pelayanan.

498

(4) Petugas laboratorium menarik retribusi pelayananlaboratorium keswan dan kesmavet.

(5) Tanda bukti penarikan retribusi ditandatangani olehpetugas yang ditunjuk dengan keputusan Walikota.

BAB XPENGELOLAAN DAN PENERIMAAN JASA PELAYANAN

Pasal 16

(1) Penerimaan dari retribusi pelayanan kesehatan hewanseluruhnya disetorkan ke Kas Daerah.

BAB XITUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SATUAN KERJA PEMUNGUT

Pasal 17

(1) Satuan kerja pemungut bertanggung jawab kepadaWalikota atau pejabat yang ditunjuk

(2) Walikota secara teknis menunjuk dan mengangkatseorang Bendaharawan khusus penerima sesuaidengan prosedur dan ketentuan peraturanperundangan yang berlaku

(3) Satuan kerja pemungut menyelenggarakanpembukuan dengan administrasi yang teratur atassemua kegiatan pemungutan tersebut

(4) Satuan kerja pemungut secara teratur dan kontiniudiwajibkan memberikan laporan serta insidentilsewaktu-waktu diperlukan oleh Walikota.

BAB XIITUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

BENDAHARAWAN KHUSUS PENERIMA

Pasal 18

(1) Selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) hari kerjasemua hasil penerimaan sudah disetorkan olehBendaharawan Khusus penerima ke kas daerah,kecuali komponen biaya yang dapat digunakanlangsung oleh satuan pemungut

499

(2) Bendaharawan khusus penerima dilarangmenyimpan uang dalam penguasaannya :a. Diluar batas waktu yang diatur dalam ayat (1)

pasal ini;b. Atas nama pribadi atau instansinya pada Bank

(3) Bendaharawan khusus penerima selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulan sudahmenyampaikan laporan pertanggung jawabankepada Walikota Dumai dan tembusannya kepadaKepala Dinas yang membidangi Peternakan danKesehatan Hewan dan Kepala Dinas PendapatanDaerah.

(4) Penyimpangan dari ketentuan ayat (1) pasal inidapat diberikan sanksi sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

BAB XIIPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 19

Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaanPeraturan daerah ini dilaksanakan oleh Dinas yangmembidangi kehewanan, Peternakan dan KesehatanHewan dan Dinas Pendapatan Daerah.

BAB XIIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 20

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini,sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diaturlebih lanjut oleh Walikota

500

Pasal 21

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini denganpenempatannya pada Lembaran Daerah Kota Dumai.

Ditetapkan di Dumaipada tanggal 11 September 2008

WALIKOTA DUMAI,

cap/dto,

H. ZULKIFLI A.S.

Diundangkan di Dumaipada tanggal 12 September 2008

SEKRETARIS DAERAH KOTA DUMAI,

cap/dto,

H. WAN FAUZI EFFENDI Pembina Utama Muda NIP. 010055541

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI TAHUN 2008 NOMOR 07 SERI B

501

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KOTA DUMAINOMOR : 13 TAHUN 2008TANGGAL : 11 September 2008

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF PELAYANANKESEHATAN HEWAN, DAN KESMAVET

No Jenis Pelayanan Per-satuanTARIF(Rp,-)

PELAYANAN KESEHATAN HEWAN

1 Karcis Pelayanan Puskeswan 2.500 pasien

2. Tindakan Medis Ringana. Debriedmenb. Cabut Gigic. Potong ekord. Pemeriksaan kebuntingan

hewan kecile. Insisi Abses

3. Tindakan Medis Sedanga. Partus spontan hewan kecilb. Penanganan Haematomac. Kastrasi hewan kecil

4. Tindakan Medis Berata. Retensio Secundinae Hewan Besarb. Prolapsus Hewan Besarc. Sectio Caesaria Hewan Besard. Sectio Caesaria Hewan kecile. Ovariohysterectomi hewan kecilf. Ovariectomy hewan kecil

PELAYANAN PROGRAM INSEMINASI BUATAN

1 - Inseminasi Buatan 5.000 dosis

2 - Pemeriksaaan Kebuntingan 2.500 Ekor

3 - Asistensi Teknis Reproduksi 2.500 ekor

s/d 15.000Tergantung

pemakaian bahan,obat dan tindakan

15.000 s/d25.000

Tergantungpemakaian bahan,obat dan tindakan

25.000 s/d50.000

Tergantungpemakaian bahan,obat dan tindakan

502

PELAYANAN LABORATORIUM KESEHATAN HEWAN DAN KESMAVET

1 Uji Mikrobiologi 4.000 sampel

2 Uji Formalin 5.000 sampel

PELAYANAN LABORATORIUM KESEHATAN HEWAN

1 Darah rutin (Untuk tiap jenispemeriksaan) 1.500 sampel

2 Urin Rutin (Untuk tiap jenispemeriksaan 1.500 sampel

3 Tinja Rutin (Untuk tiap jenis pemeriksaan 1.500 sampel

4 Uji Fisik dan Kualitas Sperma 1.500 sampel

5 Kimia Klinik 4.000 sampel

6 Kerokan kulit 5.000 sampel

7 Faal Hemostatik• Trombosit 4.000 sampel

Serologi• Rose Bengal Test 250 sampel• Ha-Hi ND 250 sampel• Rapid Test AI 2.500 sampel

Pemeriksaan Mikroskopik Langsung 5.000 sampel

LAIN-LAIN

1 Kir Kesehatan Hewana. Ternak Besar 3.000 sampelb. Ternak kecil (kambing, Domba) 2.000 sampelc. Hewan Kesayangan (anjing, kucing,

kelinci dll) 5.000 sampelc. Ternak Unggas

- Burung hias 5.000 sampel - Unggas konsumsi 50 sampel

503

504

2 Surat Keterangan KesehatanBahan Asal Hewana. Daging 200 kgb. Telur 1,- butirc. Susu Segar 10,- literd. Kulit 200 lembare. Tanduk, tulang 200 pasangf. Bulu 2.000 kgg. Pangan asal hewan olahan 500 kgh. Limbah peternakan 20.000 ton

3 Pemeriksaan Visum et Repertum(Visum Luar Bangkai/Kadaver) 20.000 sampel

4 Otopsi (Bedah Bangkai)- Hewan kecil 75.000 sampel- Hewan Besar 100.000 sampel

WALIKOTA DUMAI,

cap/dto,

H. ZULKIFLI A.S.

LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KOTA DUMAINOMOR : 13 TAHUN 2008TANGGAL : 11 September 2008

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF PELAYANANKESEHATAN HEWAN, DAN KESMAVET

No Jenis Pelayanan Per-satuanTARIF(Rp,-)

PELAYANAN KESEHATAN HEWAN

1 - Karcis Pelayanan Puskeswan 2.500 pasien

Surat Keterangan Kesehatan Hewana. Ternak Besar 3.000 ekorb. Ternak kecil (kambing, Domba) 2.000 ekorc. Hewan Kesayangan (anjing, 5.000 ekor

kucing, kelinci dll)d. Ternak Unggas

- Burung hias 5.000 ekor- Unggas konsumsi 50 ekor

3 Surat Keterangan KesehatanBahan Asal Hewani. Daging 200 kgj. Telur 1,- butirk. Susu Segar 10,- literl. Kulit 200 lembarm. Tanduk, tulang 200 pasangn. Bulu 2.000 kgo. Pangan asal hewan olahan 500 kgp. Limbah peternakan 20.000 ton

4. Tindakan Medis Ringan f. Debriedmeng. Cabut Gigih. Potong ekori. Pemeriksaan kebuntingan

hewan kecilj. Insisi Abses

505

s/d 50.000

Tergantungpemakaian bahan,obat dan tindakan

506

5. Tindakan Medis Sedangd. Partus spontan hewan kecile. Penanganan Haematomaf. Kastrasi hewan kecil

6. Tindakan Medis Beratg. Retensio Secundinae Hewan Besarh. Prolapsus Hewan Besari. Sectio Caesaria Hewan Besarj. Sectio Caesaria Hewan kecilk. Ovariohysterectomi hewan kecill. Ovariectomy hewan kecil

PELAYANAN PROGRAM INSEMINASI BUATAN

1 - Inseminasi Buatan 50.000 sampel

2 - Pemeriksaaan Kebuntingan 10.000 sampel

3 - Asistensi Teknis Reproduksi 15.000 sampel

PELAYANAN LABORATORIUM KESEHATAN HEWAN DAN KESMAVET

1 Uji Mikrobiologi 4.000 sampel

2 Uji Formalin 5.000 sampel

PELAYANAN LABORATORIUM KESEHATAN HEWAN

1 Darah rutin (Untuk tiap jenispemeriksaan) 1.500 sampel

2 Urin Rutin (Untuk tiap jenispemeriksaan 1.500 sampel

3 Tinja Rutin (Untuk tiap jenispemeriksaan 1.500 sampel

4 Uji Fisik dan Kualitas Sperma 1.500 sampel

5 - Kimia Klinik 4.000 sampel

6 Kerokan kulit 5.000 sampel

50.000 s/d75.000

Tergantungpemakaian bahan,obat dan tindakan

75.000 s/d25.0000

Tergantungpemakaian bahan,obat dan tindakan

507

6 - Faal Hemostatik• Trombosit 4.000 sampel

- Serologi• Rose Bengal Test 250 sampel• Ha-Hi ND 250 sampel• Rapid Test AI 2.500 sampel

- Pemeriksaan Mikroskopik Langsung 5.000 sampel

LAIN-LAIN

1 - Kir Kesehatan Hewana. Ternak Besar 3.000 sampelb. Ternak kecil (kambing, Domba) 2.000 sampelc. Hewan Kesayangan (anjing, 5.000 sampel

kucing, kelinci dll)c. Ternak Unggas

- Burung hias 5.000 sampel- Unggas konsumsi 50 sampel

2 Pemeriksaan Visum et Repertum(Visum Luar Bangkai/Kadaver) 20.000 sampel

3 Otopsi (Bedah Bangkai)- Hewan kecil 75.000 sampel- Hewan Besar 100.000 sampel

WALIKOTA DUMAI,

cap/dto,

H. ZULKIFLI A.S.