lemang sebagai makanan khas melayu √.doc

3
Dina Andriana (1471600153) Lemang Sebagai Makanan Khas Melayu Lomang (Batak), lemang (Melayu) dan lamang (Minangkabau) adalah tiga nama yang diucapkan dan ditulis mirip untuk menunjukkan nama satu hal. Lemang (selanjutnya, baca: Indonesia) adalah suatu metode memasak beras menjadi nasi dengan menggunakan wadah bambu. Setelah beras dimasukkan ke dalam rongga bambu yang di dalamnya dilapisi daun pisang kemudian dibakar/dipanggang di atas api menyala. Beras yang sudah menjadi nasi ini dengan metode bambu disebut lemang. Lemang pada masa kini ditemukan di beberapa Negara dan sejumlah daerah di Indonesia. Dalam perkembangannya, jenis beras yang digunakan bermacam-macam, utamanya beras local seperti beras putih, beras merah, beras hitam atau beras pulut/ketan. Lemang dapat dibuat manis dan gurih. Lemang yang gurih biasa disajikan pada saat lebaran Idul Fitri, dimakan dengan rendang, opor atau sayur pakis. Sedangkan lemang manis dinikmati dengan menggunakan selai kacang, serikaya ataupun buah-buahan seperti durian. Untuk membuat nasi lemang bukanlah hal yang simpel, karena perlu persiapan dan penanganan selama proses pembakaran. Waktu yang dibutuhkan saat mulai dibakar di atas kayu bakar yang menyala (fase pertama) hingga masa pemanggangan di atas bara (fase kedua) cukup lama--tiga sampai empat jam. Karena itu, metode ini tidak setiap hari digunakan untuk memasak beras. Dengan kata lain, metode memasak beras menjadi nasi serupa ini tidak praktis. Waktu dan daya upayanya tidak sebanding jika dilakukan dengan metode lain. Metode memasak nasi menggunakan bambu yang dikenal sekarang sebagai lemang hanya digunakan jika metode lain tidak bisa digunakan atau jika dimaksudkan untuk meninggikan nilainya. Metode ini di masa lalu dapat digunakan di dalam perjalanan jauh jika tidak tersedia peralatan memasak nasi tetapi tersedia jenis bambu yang sesuai dengan metode memasak beras serupa ini. Dengan demikian, metode memasak ala bambu ini menjadi sangat taktis di medan perjalanan jarak jauh (long distance). Produk beras dengan menggunakan metode memasak ala bambu ini terbukti memang nasi menjadi lebih enak. Hal ini tidak hanya karena bahan dasarnya beras lokal, juga karena dibakar dengan kayu bakar. Jangan lupa efek dari wadah bambu dan daun pisang juga turut meningkatkan aroma rasanya menjadi khas. Value inilah yang dicapture untuk dilestarikan sebagai makanan yang khas pada hari tertentu,

Upload: dina-andriana

Post on 13-Nov-2015

65 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Dina Andriana (1471600153)

Lemang Sebagai Makanan Khas MelayuLomang (Batak), lemang (Melayu) dan lamang (Minangkabau) adalah tiga nama yang diucapkan dan ditulis mirip untuk menunjukkan nama satu hal. Lemang (selanjutnya, baca: Indonesia) adalah suatu metode memasak beras menjadi nasi dengan menggunakan wadah bambu. Setelah beras dimasukkan ke dalam rongga bambu yang di dalamnya dilapisi daun pisang kemudian dibakar/dipanggang di atas api menyala. Beras yang sudah menjadi nasi ini dengan metode bambudisebut lemang.Lemang pada masa kini ditemukan di beberapa Negara dan sejumlah daerah di Indonesia. Dalam perkembangannya, jenis beras yang digunakan bermacam-macam, utamanya beras local seperti beras putih, beras merah, beras hitam atau beras pulut/ketan. Lemang dapat dibuat manis dan gurih. Lemang yang gurih biasa disajikan pada saat lebaran Idul Fitri, dimakan dengan rendang, opor atau sayur pakis. Sedangkan lemang manis dinikmati dengan menggunakan selai kacang, serikaya ataupun buah-buahan seperti durian.Untuk membuat nasi lemang bukanlah hal yang simpel, karena perlu persiapan dan penanganan selama proses pembakaran. Waktu yang dibutuhkan saat mulai dibakar di atas kayu bakar yang menyala (fase pertama) hingga masa pemanggangan di atas bara (fase kedua) cukup lama--tiga sampai empat jam. Karena itu, metode ini tidak setiap hari digunakan untuk memasak beras. Dengan kata lain, metode memasak beras menjadi nasi serupa ini tidak praktis. Waktu dan daya upayanya tidak sebanding jika dilakukan dengan metode lain.Metode memasak nasi menggunakan bambu yang dikenal sekarang sebagai lemang hanya digunakan jika metode lain tidak bisa digunakan atau jika dimaksudkan untuk meninggikan nilainya. Metode ini di masa lalu dapat digunakan di dalam perjalanan jauh jika tidak tersedia peralatan memasak nasi tetapi tersedia jenis bambu yang sesuai dengan metode memasak beras serupa ini. Dengan demikian, metode memasak ala bambu ini menjadi sangat taktis di medan perjalanan jarak jauh (long distance).Produk beras dengan menggunakan metode memasak ala bambu ini terbukti memang nasi menjadi lebih enak. Hal ini tidak hanya karena bahan dasarnya beras lokal, juga karena dibakar dengan kayu bakar. Jangan lupa efek dari wadah bambu dan daun pisang juga turut meningkatkan aroma rasanya menjadi khas. Value inilah yang dicapture untuk dilestarikan sebagai makanan yang khas pada hari tertentu, seperti hajatan atau hari raya. Sedangkan di masa kini nilai yang dimaksud adalah nilai komersil yang dapat diperdagangkan setiap hari.

Lemang asli ciri-cirinya lembek di bagian bawah dan bagian atas. Bagian terbaik dari lomang asli (pulen) ada di bagian tengah ruas bambu. Lemang palsu mudah dikenali jika semua bagian ruas bambu (bawah, tengah dan atas) tampak seragam dan tingkat kematangannya rata, Teknik lemang palsu ini dilakukan dengan cara beras pulut dimasak dulu dalam dandang baru kemudian dibungkus dan digulung dengan daun pisang yang sudah diasapi lalu dimasukkan ke dalam rongga bambu dan kemudian dipanggang seadanya. Dalam perdagangan lemang palsu maccam ini, kerap kali bambunya disembunyikan, isinya dijajakan. Tidak demikian dengan lomang tradisi nan asli. Ini berarti, untuk menghasilkan lemang yang orisinil, syarat perlu metode lemang ini haruslah ada jenis bambu yang sesuai dengannya, yakni bambu spesiesSchizostachyum zollingeri Steud. Jenis bambu ini tidak mudah diperoleh, hanya terbatas di beberapa daerah, tetapi umum ditemukan di Sumatera. Tanaman bambu jenis ini tumbuh liar secara acak di berbagai tempat dan jarang dibudidayakan penduduk karena manfaatnya sangat terbatas. Berbeda dengan jenis bambu yang lain yang batang bambu dapat dibuat menjadi gubuk/rumah, pagar, jembatan atau tiang jemuran. Akibatnya nilai ekonomis penggunaannya bambu lemang bagi penduduk tidak setinggi jenis bambu yang lain--kuat dan tahan lama.Bambu lemang ruasnya lebih panjang dan ketebalannya lebih tipis yang menyebabkannya memiliki rongga yang lebih lebar. Di dalam rumpun bambu, jenis bambu serupa ini dapat patah ditiup angin kencang. Selain itu jika digunakan untuk maksud lain, sangat mudah keropos dimakan rayap. Namun demikian, Tuhan tahu apa yang direncanakannya, penduduk yang hidup pada masa teknologi yang masih sederhana (primitive), melihat kelemahan bambu jenis lemang ini sebagai sesuatu yang justru bisa digunakan bahkan untuk mempertahankan hidup di hutanyakni memasak nasi dengan nikmat. Penduduk yang paham tentang perilaku vegetasi hutan akan memanfaatkan bambu lemang dan memilih bambu di dalam rumpun yang menghadap matahari terbit. Jenis bambu lemang tumbuh ideal di atas tanah yang agak subur dan sedikit lembab. Figur bambu lemang yang terkesan rapuh, tidak kuat di area lintasan angin keras. Bambu lemang yang berada di area ideal, bambu lemang tumbuh tegak lurus. Postur bambu lemang serupa ini adalah ruas bambu lemang yang paling dicari. Penduduk yang hidup di sekitar hutan atau kampong yang tidak jauh dari hutan selalu mengidentifikasi bambu ini tetapi tidak pernah berupaya membudidayakannya. Mungkin karena valuenya hanya sewaktu-waktu digunakan.Faedah utama dengan memasak nasi dengan metode lemang ini, sesungguhnya bukan karena nasinya lebih enak, tetapi hasilnya (nasi) dapat tahan lama, tidak mudah basi, tidak perlu wadah baru untuk menyimpan karena bambu itu sendiri sudah menjadi semacam termos alam, dan juga tetap bisa dihangatkan, cukup ditaruh langsung termos alam itu di atas bara api. Oleh karenanya, metode memasak nasi ala bambu sangat sesuai dengan perjalanan panjang yang membutuhkan waktu lama (beberapa hari). Singkat kata: lemang adalah suatu metode memasak beras yang syarat dan ketentuannya tidak mudah, tetapi manfaat yang dihasilkannya sangat berarti.

Lemang sebagai produk industri makanan tradisi akan tumbuh kembang jika pendukungnya (masih) memiliki preferensi yang kuat terhadap penganan yang khas ini. Produsen vis--vis konsumen. Tiga etnik yang memiliki tradisi lemang dan sudah dikenal sejak lama adalah Melayu (lemang), Minangkabau (lamang) dan Batak (lomang). Di lingkungan tradisi tiga etnik ini, lemang adalah penganan yang khas yang disiapkan dan dihidangkan pada waktu-waktu tertentu, seperti hajatan, hari raya dan juga dapat ditemukan pada hari pekan.Selain di pulau Sumatera, lemang juga terkenal sebagai makanan khas di Kalimantan Barat, Pontianak dan Sulawesi Selatan, kabupaten Bone. Jika diperhatikan kedua daerah tersebut dekat secara emosional dengan pulau Sumatera. Penyebaran Islam di Sulawesi dan Kalimantan berasal dari Aceh dan Minangkabau. Secara tidak langsung hal ini juga memberikan kontribusi pada penyebaran budaya Melayu ke pulau Sulawesi dan Kalimantan.