budaya melayu

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Setiap masyarakat selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Adapun perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga yan berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku karena luasnya bidang dimana mungkin terjadi perubahan- perubahan tersebut. Maka bilaman seseorang hendak membuat penelitian perlu terlebih dahulu ditentukan secara tegas, perubahan apa yang dimaksudkannya. Dasar penelitian mengkin tak akn jelas apabila hal tersebut tidak dikemukakan terlebih dahulu. Perubahan-perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak dahulu, landasan teori perubahan kebudayan suatu fenomena yang abadi dala kehidupan di dunia ini. Perubahan kebudayaan adalah adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadilah keadaan yang tidak sesuai dengan fungsinya bagi kehidupan. Apabila manusia makhluk sosial, yang tidak bisa mempertahankan hidup selamanya. Segala sesuatu yang ada di 1

Upload: meli-aprilah-sp

Post on 20-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: budaya melayu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

            Setiap masyarakat selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan.

Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok.

Adapun perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula

perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga yan berjalan dengan cepat.

            Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma

sosial, pola-pola perilaku karena luasnya bidang dimana mungkin terjadi perubahan-

perubahan tersebut. Maka bilaman seseorang hendak membuat penelitian perlu terlebih

dahulu ditentukan secara tegas, perubahan apa yang dimaksudkannya. Dasar penelitian

mengkin tak akn jelas apabila hal tersebut tidak dikemukakan terlebih dahulu.

            Perubahan-perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak dahulu,

landasan teori perubahan kebudayan suatu fenomena yang abadi dala kehidupan di dunia

ini. Perubahan kebudayaan adalah adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur

kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadilah keadaan yang tidak sesuai dengan

fungsinya bagi kehidupan. Apabila manusia makhluk sosial, yang tidak bisa

mempertahankan hidup selamanya. Segala sesuatu yang ada di dunia ini akan mengalami

kerusakan dan hanya ada satu yang abadi yakni tuhan yang maha Esa.

1.2. Tujuan

            Di dalam artikel mejelaskan dan menerangkan kebudayaan melayu yang

dibawa oleh negara-negara dibelahan nusantara yang mengembangkan nilai sosial,

tradisi, adat istiadat yang ada di indonesia. Di Nusantara kebudayan Melayu di datangkan

di Belahan Nusantara. Pengertian melayu ada dua, melayu tua ( Proto Melayu ) dengan

melayu muda (Deutro Melayu), Jadi semua ini untuk melihat kembali fakta-fakta

kebudayaan yang telah ada dan berkembang di Indonesia khususnya Riau.

1

Page 2: budaya melayu

BAB II

PEMBAHASAN

PENULISAN SEJARAH DAN BUDAYA MELAYU

2.1. Beberapa Pengertian

Secara sederhana, sejarah merupakan pengetahuan tentang masa lampau.Menurut

sejarawan Baverley Southgate (1996), pengertian sejarah dapat didefinisikan sebagai

“studi tentang peristiwa di masa lampau.”Dengan demikian, sejarah merupakan peristiwa

faktual di masa lampau,bukan kisah fiktif apalagi rekayasa. Definisi menurut Baverley

Southgate merupakan pemahaman paling sederhana. Pengertian sejarah menurut

Baverley menghendaki pemahaman obyektif terhadap fakta-fakta historis. Metode

penulisannya menggunakan narasi historis dan tidak dibenarkan secara analitis (analisis

sejarah). “

Secara Filosofis, sejarah tidak cukup didefinisikan secara sederhana seperti teori

Baverley, tetapi merupakan sebuah proses memahami secara utuh pula interaksi manusia

dengan segenap potensi yang dimilikinya dalam ruang dan waktu tertentu. Menurut

Benedetto Croce (1951) sejarah merupakan rekaman kreasi jiwa manusia di semua

bidang baik teiritikal maupun pratikal. Kreasi spiritual ini senantiasa lahir dalam hati dan

pikiran manusia jenius, budayawan, pemikir yang mengutamakan tindakan dan pembaru

agama.

Dengan mendefinisikan sejarah, perspektif filosofis semakin membuka cakrawala

pemahaman bahwa rangkaian peristiwa di masa lampau tidak cukup dipahami lewat

pendekatan politik. Sebab, peristiwa sejarah merupakan proses dialog yang melibatkan

jiwa dan pikiran manusia dalam ruang dan waktu tertentu, menempatkan manusia sebagai

actor (subyek) sejarah. Menurut filosof Plato (427-347), manusia adalah “Hewan

berpikir” (animal rational).

Dalam konteks sejarah pendekatan budaya, penulis mengarai lima unsur yang

masing-masing saling terkait, pertama, dimensi ruang dan waktu. Dalam konteks

penulisan sejarah perspektif budaya, maka di mana dan kapan suatu peristiwa tersebut

terjadi harus jelas dan tega. Pengandaian atau penyebutan secara samara jelas bakal

2

Page 3: budaya melayu

mengaburkan fakta sejarah. Kedua, konsep manusia sebagai anilan rational dan latar

belakang sejarahnya.

Menempatkan manusia sebagai actor sejarah yang memiliki kemampuan berpikir

merupakan cikal-bakal munculnya ide-ide kreatif muncul dalam proses dialog interaktif

manusia dengan realitas yang ia hadapi. Dari sinilah akar kebudayaan manusia. Ketiga,

setiap bangsa mendiami kawasan tertentu dan memiliki pola piker system social serta

budaya yang mereka warisi dari para pendahulu. Bangsa Persia yang mendiami kawasan

Barat Daya Iran merupakan bangsa pendatang.

Keempat, pola hubungan antara budaya dan kekuasaan. Setiap kebudayaan yang

memiliki oleh suatu bangsa jika tanpa ditopang oleh kekuasaan politik tertentu tidak akan

bertahan lama.

Kelima, bentuk kebudayaan dan unsur-unsur yang mempengaruhinya. Setiap

kebudayaan yang memiliki oleh suatu bangsa memiliki pertalian erat dengan kebudayaan

lain yang mempengaruhinya. Seperti tradisi paganisme di Timut Tengah pada Abad

Kelima Masehi merupakan bentuk pengaruh kebudayaan Persia dan Romawi

(Byzantium).

Sejarah” dalam uraian berikut tidak terpisah dari “budaya” atau “kebudayaan”

(cultural historiography). Kebudayaan diartikan sebagai hasil karya dan karsa manusia,

baik dalam bentuk materil, buah pikiran maupun corak hidup manusia. Menurut EB.

Taylor kebudayaan mewncakup aspek yang amat luas, yakni pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, moral, dan adat istiadat dan bahkan segala kebiasaan yan dilakukan dan

dimiliki oleh manusia sebagai anggota masyarakat[1]. Secara singkat Kebudayaan adalah

ajaran atau doktrin yang diamalkan oleh suatu bangsa. Sifat dan bentuknya tergantung

dengan kondisi alam tempat hidupnya. Karena itu kebudayaan senantiasa berubah, baik

karena disempurnakan ataupun karena bersentuhan dengan kebudayaan lai. Persentuhan

dengan kebudayaan lain tidak selamanya dapat memperkukuh kebudayaan suatu bangsa,

bahkan dapat memperlemah dan mungkin menghancurkannya.

a. Istilah melayu

Terdapat berbagai istilah tentang melayu, salah satu dari istilah tersebut seperti

yang dikemukakan oleh seorang Cendikiawan Melayu bernama Burhanuddin Elhulaimy

3

Page 4: budaya melayu

yang juga pernah menjadi ketua umum partai Islam Tanah Melayu. Dalam bukunya yang

berjudul “ Asas Falsafah Kebangsaan Melayu yang terbit pertama kali pada tahun 1950,

mencatat beberapa istilah kata tersebut

Ada pendapat yang mengatakan kata melayu berasal dari kata “ MALA” yang

berarti mula dan “YU” yang berarti negeri. Kemudian kata melayu dalam bahasa tamil

yang berarti tanah tinggi atau bukit. Di samping itu ada juga yang berasal dari istilah

”Malay” yang artinya hujan. Ini sesuai dengan negeri-negeri orang melayu yang pada

awalnya terletak pada perbukitan, seperti tersebut dalam sejarah melayu, Bukit Sigantang

Mahameru, negeri ini dikenal sebagai negeri yang banyak mendapatkan hujan karena

terletak diantara dua benua yaitu Asia dan Autralia.

Selanjutnya, dalam bahasa jawa kata melayu berarti berlari-lari atau berjalan

cepat. Semua istilah dan perkataan itu dapat dirangkum, sehingga melayu dapat diartikan

sebagai suatu negeri yang pertama didiami dan dilalui oleh sungai yang diberi nama

dengan sungai melayu.

Sejarah pertumbuhan kebudayaan melayu sejak zaman prasejarah. Keterangan-

keterangan yang diperlukan tentang manusia serta kebudayaannya masa itu, setidaknya

berdasarkan kepada dua sumber.

Pertama, peninggalan manusia prasejarah serta kebudayaannya yang meliputi fosil-fosil

(sisa tulang belulang manusia dan hewan) dan artefak-artefak (alat yang dipergunakan

oleh manusia prasejarah) yang ditemukan di dalam tanah.

Kedua, suku-suku bangsa yang waktu itu hidup terbelakang.

Di sumarta khususnya Riau menghadapi pesoalan prasejarah yang sulit, terutama

dalam usaha memperoleh gambaran tentang asal-usul penghuni pertama, beserta

kebudayaannya. Hampir tidak ditemukan fosil-fosil atau artefak-artefak yang dapat

mendukung ke arah penelitian itu. Hal ini berbeda dengan jawa yang banyak ditemuka

fosil-fosil dan artefak-artefak. Akhirnya penelitian arkeologi menyimpulkan di Sumatra

28 Mei – 8 Juli 1973, tidak menghasilkan tulang-tulang dari manusia pertama.

Walupun di Riau tidak ditemukan fosil-fosil atau artefak-artefak namu para

peneliti masih dapat mengambil manfaatnya karena terdapatnya suku-suku terbelakang di

Riau saat ini, yaitu: suku sakai di daerah Minas, Duri, Siak, Sungai Apit, Suku Orang

Hutan atau  Oran Bomai di Kecamatan Kuto Darussalam dan Kepunahan Kampar, Suku

4

Page 5: budaya melayu

Akik di Kecamatan Rupat Bengkalis, Suku Talang Mamak di siberida, Rengat dan Pasir

Penyu, Suku Laut atau Orang Laut atau Orang Laut di Indragiri Hilir dan Kepulauan

Riau.

Masih terdapatnya suku-suku terbelakan di atas dapat memperkirakan adanya

gelombang kedatangan nenek-moyang itu ke daerah Riau. Yaitu yang terdiri dari ras

”Weddoide” (Wedda) yang datan sesudah zaman es terakhir dan zaman mesolitikum

yang menurut para ahli dinyatakan sebagai suku ras manusia pertama di nusantara.

Menurut Van Heekeren, kedatangan ras Wedda ini diikuti pula oleh ras Malanesia,

Austroloida dan Negrito. Mereka mencapai pulau nusantara dengan berperahu[3]. Di

Indonesia menurutnya ciri-ciri kehidupan orang Wedda itu ada pada orang sakai di Riau,

dan Oran Kubu di Riau, Palembang dan Jambi. Ciri-ciri  mereka antara lain rambut

berombank-ombak, warna kulit sawo matang, bertubuh pendek (1,55 M) dan berkepala

“mesocephal”.

b. Pengertian orang melayu

Dalam arti luas istilah melayu merujuk kepada bangsa-bangsa Austronesia yang

terdapat disemenanjung tanah melayu dan kawasan-kawasan gugusan kepulauan melayu.

Berdasarkan ” The Malay Culture Studi Project (1972) konsep melayu merujuk kepada

suku bangsa disemenanjung tanah melayu termasuk orang-orang di thailand, indonesia,

indonesia, Filiphina, Madagaskar.

Secara umum, dapat dikatakan bahwa pengertian  melayu merujuk kepada bangsa

yang berbahasa melayu yang mendiami semenanjung Tanah Melayu, pantai timur

Sumatra, dan beberapa tempat lainnya di wilayah Nusantara. Dalam arti sempit yang

terdapat daalam perlembagaan Malaysia yakni perkara 153 mengatakan bahwa seseorang

itu dapat di kategorikan sebagai melayu apabila memiliki ciri-ciri seperti

a. Lazimnya berbahasa melayu

b. Berkebudayaan melayu

c. Beragama islam

Pengertian melayu menurut pengertian suku bangsa lebih berdasarkan etnis,

walaupun begitu syarat berbahasa melayu dan kebudayaan melayu  masih dieperlukan,

5

Page 6: budaya melayu

tetapi mereka tidaklah semestinya beragama islam. Berdasarkan ini orang-orang melayu

adalah:

a. Orang-orang melayu yang mendiami kawasan Thai, pesisir Sumatra ( utara

medan, deli, serdang, palembang, riau lingga )

b. Ada yang beragamabudha dan kristen

c. Orang-orang melayu di Brunai dan Sabah

Pengertian melayu berdasarkan Ras, yaitu menerangkan penduduk seluruh

nusantara. Berdasarkan kajian Geldara dan Kern, kumpulan bangsa melayu berasal dari

utara selatan. Mereka berasal dari satu kelompok bangsa kemudian tersebar keseluruh

nusantara. Pengertian mengikut ras ini lebih tertumpu kepada suatu rumpun bangsa yang

besar dan berkaitan.

Pengertian orang melayu ini dapat dibedakan atas beberapa kategori atau

ketentuan, yakni:

Di bedakan antara melayu tua ( Proto Melayu ) dengan melayu muda (Deutro

Melayu).

1. Melayu Tua (Proto Melayu)

Disebut melayu tua (proto melayu) karena inilah gelombang parantau melayu

pertama yang datang ke kepulauan melayu. Leluhur melayu tua ini diperkirakan oleh para

ahli arkeologi dan sejarah tiba sekitar 3000-2500 sebelum masehi.

Adapun yang tergolong kedalam keturunan melayu tua (Proto Melayu) itu antara

lain orang talang mamak, oran sakai, dan suku laut. Keturunan melayu tua ini terkenal

amat tradisional, karena mereka amat teguh sekali memegang ada dan tradisinya.

Pemegang teraju adat seperti Patih, Batin dan Datuk Kayu, amat besar sekali peranannya

dalam mengatur lalu lintas kehidupan. Sementara itu alam pikiran yang masih sederhana

dan kehidupan yang sangat ditentukan oleh faktor alam, sehingga mereka mampu

menghasilkan makanan dengan cara bertani.

6

Page 7: budaya melayu

Perkampungan puak melayu tua pada masa dulu jauh terpencil dari

perkampungan melayu muda. Ini mungkin berlaku karena mereka ingin menjaga

kelestarian adat dan resam (tradisi) mereka. Keadaan ini menyebabkan mereka amat

ketinggalan dalam bidang pendidikan sehingga kemajuan kehidupan mereka amat lambat

sekali.

2 . Puak melayu muda

Puak melayu muda yang disebut juga Deutro Melayu gelombang kedua.

Kedatangan nenek moyan mereka tiba antara 300 – 250 tahun sebelum masehi, mereka

lebih suka mendiami daerah pantai yang ramai disinggahi perantau dan daerah aliran

sungai-sungai besar yang menjadi lalu lintas perdagangan, karena itu mereka bersifat

lebih terbuka dari melayu tua. System social dan system nilainya punya potensi

menghadapi perubahan ruang dan waktu, serta selera zaman.

Pada masanya, baik melayu tua maupun melayu muda sama-sama memegang

kepercayan nenek moyang yang disebut animisme (Semua benda yang mempunyai roh)

dan dinamisme ( roh-roh nenek moyang) kepercayaan ini kemudian semakin kental, oleh

ajaran hindu dan Buddha sebab antara kedua kepercayaan ini hamper tidak ada bedanya.

Keduanya sama-sama berakar pada alam pikiran leluhur, yang kemudian mereka beri

muatan motos, sehingga bermuatan spiritual, maka setelah kehadiran agama islam

terutama didaerah pesisir pantai serta daerah aliran sungai-sungai besar di Riau. Ternyata

Puak melayu muda lebih suka memeluk agama baru yang rasional itu. Kedatangan agama

islam itu telah membangkitkan semangat bermasyarakat yang lebih kuat dan kokoh,

sehingga berdirilah beberapa kerajaan melayu dengan dasar islam.

Ada 6 macam puak melayu yang ada di Riau

1.            Puak melayu Riau – Lingga, mendiami kekas kerajaan Riau – Lingga, yaitu sebagian

besar daerah kepulauan Riau yang sekarang terdiri dari kabupaten kepulauan Riau,

karimun dan natuna. Mereka sebagian telah nikah – kawin dengan perantau Bugis dalam

abab ke- 18.

7

Page 8: budaya melayu

2.            Puak melayu Siak, mendiami bekas kerajaan Siak yang sebagian besar merupakan

daerah aliran sungai Siak. Mereka sebagian nikah – kawin dengan keturunan Arab

sehingga sebagian dari sultan Siak keturunan Arab.

3.            Puak melayu Kampar, mendiami daerah aliran batang Kampar, mereka ada yang nikah –

kawin dengan perantau minangkabau dan ada pula dengan orang jawa yang menjadi

Romusha Jepang.

4.            Puak melayu Indragiri, mendiami daerah Indragiri takni daerah aliran sungai Indragiri,

mereka ada yang nikah – kawin dengan perantau Banjar dan juga keturuanan Arab.

5.            Puak melayu Rantau Kuantan, mendiami daerah aliran Batang Kuantan yang telah

masuk kedalam kabupaten Kuantan Singingi.

6.            Puak melayu Petalangan, mendiami daerah Belantara  yang dilalui beberapa cabang

(anak) sungai didaerah Pangkalan Kuras.

Kepemimpinan melayu, baik melayu tua maupun melayu muda terdiri dari

pemangku adat (sebagai pemimpin formal) disamping tokoh tradisi seperti dukun, bomo,

pawing, kemantan, dan guru silat sebagai pemimpin informal. Tetapi setelah melayu

muda membentuk guru beberapa kerajaan melayu dengan dasar islam maka muncullah

pemegang kendali, kerajaan yang disebut raja, sultan dan pertuah. Kehadiran islam juga

telah menampilkan cendikiawan yang disebut ulama. Dengan demikian kehidupan

melayu muda ini dipandu oleh raja (sultan), ulama, emangku adapt dan tokoh tradisi.

Semua orang terpandang ini sering disebut dengan istilah orang patut. Disebut demikian

karena mereka dipandang patut atau layak dalam bidang kehidupan yang dipimpinnya.

Meskipun kita melihat ada perbedaan antara melatu tua dan melayu muda, namun

kedua keturunan puak melatu itu akan selalu menampilkan budaya perairan mereka,

mereka disebut manusia perairan, bukan manusia pegunungan. Sebab mereka menyukai

Air Laut dan suka mendiami daerah aliran sungai, tebing pantai dan rimba belantara yang

banyak di lalui oleh sungai-sungai. Sebab itu budaya mereka selalu berkaitan dengan air

laut, seperti sampan, rakit, perahu, jalur, titian, berenang dan bermacam perkakas

penangkapan ikan seperti jala dan kail (pancing).

Pada bagian yang kedua, pengertian orang melayu juga dapat dipakai terhadap

pihak yang telah menikah (kawin) dengan pihak puak melayu tua maupun melayu muda.

8

Page 9: budaya melayu

Dengan nikah- kawin itulah keturunan akan mempunyai tingkah laku sesuai dengan

sistem nilai yang patut dianut puak melayu.

Pada bagian ketiga,dalam rantangan yang telah panjang mungkin saja seseorang

atau suatu keluarga menyebut dirinya orang melayu, karena telah begitu lama menetap di

kampung orang melayu, walaupun mereka belum melakukan pernikahan dengan salah

satu puak melayu tadi, tetapi karena dibesarkan dalam lingkungan masyarakat dan

budaya melayu, akhirnya mereka merasa diri mereka sebagai bagian dari masyarakat

melayu di mana mereka tinggal. Mereka meningalkan orentasi budaya negeri asalnya,

lalu memakai bahasa dan budaya melayu.

Di samping itu, ada lagi cara yang khas bagi perantau yang ingin menjadi warga

suatu suku atau puak melayu, perantau itu mula-mula membeikan perlindungan sosial.,

jadi dirumah induk semang itulah biasanya perantau itu numpang, setelah itu barulah dia

mencari orang yang akan dijadikan ibu atau saudaranya, peristiwa suku inilah terkandung

dalam sebuah pantun melayu yaitu:

Kalau anak pergi ke lapau

Yu beli beranak beli

Ikan sembilang beli dahulu

Kalau anak pergi merantau

Induak semang cari dahulu.

Inilah pengartian orang mlayu yang terbatas pada asal ususl puak, di lengkapi kata

qori agama islam, serta kategori adat, seram dan bahasa. Pengertian ini bisa dipakani

pada daerah yang berpenduduk tradisional melayu, seperti deli dan langkat di sumatra

utara, Riau, Jambi, dan Palembang.

Diluar ini masih ada pengertian oran melayu hanya sebatas bahasa dan budaya

seperti melayu. Polonesia atau austronesia yang kawasannyaterbentang mulai dari pulau

paas dilaut teduh (sebelah timur) samapi ke madagarkar di barat. Serta dipulau formasa

atau taiwan utara sampai new zeland di selatan. Inilah rumpun melayu yang terbesar yang

mempunyai persamaan bahasa serta persamaan budaya seperti suku makan sirih dan

asam-asaman.

Sementara di malaysia berlaku pengertian orang melayu yang khas, disana

penduduk keturunan cina, keling, orang kulit putih dan berbagai suku bangsa lainnya

9

Page 10: budaya melayu

yang belum memeluk agama islam,dipandang bukan oran melayu. Sementara suku jawa,

makasar, banjar dan berbagai suku di Nusantara ini yang telah masuk agama islam akan

diperkenalkan sebagai orang melayu.

c. Identitas orang melayu

Orang melayu mengaku indentitas kepribadiannya yang utama adalah adat istiadat

melayu, bahasa melayu, dan agama islam. Dengan demikian seseorang yang mengaku

dirinya sebagai melayu haruslah beradat istiadat melayu, berbahasa melayu, beragama

islam. Di luar tiga ciri ini yang terutama kepribadian orang melayu tersebut, agama islam

yang menjadi dasar (pondasi) pokok agama inilah menjadi sumber adat istiadat

melayu,oleh sebab itulah adat istiadat melayu bersendikan syariah dan bersendikan

kitabullah.

a.a. Bahasa melayu

Bahasa melayu merupakan cikal bakal bahasa persahabatan indonesia, maka

melalui bahasa melayu (ungkapan-ungkapan pepatah, perumpamaan, pantun, syair, dan

sebagainya) telah tersirat pula norma kesopanan dari pergaulan yang memeberi corak tata

pergaulan nasional.

2.2. Perkembangan bahasa melayu

Ahli bahasa membagikan perkembangan bahsa melayu kepada tiga tahap utama,

yaitu: bahasa melayu kuno, bahasa melayu klasik, dan bahasa melayu modern.

bahasa melayu kuno

Merupakan keluarga bahasa nusantara yang pernah mencapai puncak

kegemilangan dari abad ke-7 sampai abad ke-13 pada zaman kerajaan Sri Wijaya,

sebagai bahasa penta’biran atau bahasa nasional.bahasa ini banyak di gunakan di

semenanjung kepulauan Riau dan Sumatra. Ia menjadi bahasa pentakbiran karena bersifat

sederhana dan mudah menerima pengaruh luar, tidak terikat kepada perbedaan susunan

lapisan masyarakat mempunyai sistem yang lebih mudah berbanding dengan bahasajawa

ciri-ciri bahasa melayu kuno:

1. Susunan kalima bersifat melayu

10

Page 11: budaya melayu

2. Bunyi vokal b menjadi w dalam melayu kuno, contoh: bulan menjadi wulan

3. Bunyi awalan ber menjadi mer, contoh: berlepas menjaji merlepas

4. Awalan di menjadi ni, contoh: di perbuat menjadi ni perbuat

Bahasa melayu klasik

Puncak kegemilangannya dibagi kepada tiga zaman, yaitu: zaman kerajaan

malaka, kerajaan aceh dan kerajaan johor Riau.

Ciri-cirinya:

1. Kalimatnya panjang, berulang berbelit-belit, contoh: sebermule maksud hamte

menjengah kesini

2. Menggunakan bahasa, contoh: patek, hambe, tuan

3. Kosa kata klasik, contoh: sahaya (biasa), masygul (bersedih)

4. Banyak menggunakan pangkal kalimat, contoh: sebermula, alkisah, adapun

2.3. . Bahasa melayu modern

Bermula pada abad ke-19 merupakan permulaan zaman bahasa melayu modern.

Bahasa melayu modern ini sering kita dengar dan tidak asing lagi bagi kita. Bahasa

melayu modern ini banyak digunakan oleh orang melayu sekarang, misalnya: bahasa

melayu yang ada di Riau sekarang,Malaysia, kepri, dan kawasan di nusantara lainnya.

a.b. Adat istiadat

Adat istiadat sama dengan kebiasaan lama. Adat adalah aturan-aturan tentang

beberapa segi kebutuhan manusia yang tumbuh dan usaha orang dalam suatu daerah yan

terbentuk di indonesia adalah sebagai kelompok sosial untuk mengatur tata tertib, tingkah

laku anggota masyarakat. Di indonesia itu menjadi hukum yang mengikat yang disebut

hukum adat.

. Masalah Penulisan Sejarah

Sejarah Islam di kawasan Melayu atau Asia Tenggara, Khususnya di awal

perkembangannya terasa agak rumit.

Sebenarnya di kalangan masyarakat tempatan banyak terdapat historiografi

berupa hikayat, silsilah, babad, cerita, syait, dan sejenisnya yang mengungkapkan

tentang “perkembangan awal” Uslam di berbagai kawasan Asia Tenggara. Akan tetapi,

ada ahli seperti A.H. John yang menilai bahwa kebanyakan literature  Melayu seperti itu

11

Page 12: budaya melayu

tidak cukup memadai untuk memberikan kerangka yang jelas dalam mengungkap data

kesejahteraan. Dalam nada bersamaan, De Graaf menjelaskan, meskipun tidak dapat

kemudian diabaikan sama sekali, kebanyakan historiografi Nusantara itu lebih banyak

berisikan mitos daripada “sejarah” dakan pengertian Barat.

Sejarah membuktikan, penjajah Belanda datang ke Indonesia bukan hanya

mengeksploitasi kekayaan alam. Tapi, mereka juga berharap bias menghilangkan

pengaruh Islam terhadap bangsa Indonesia. Bersama para orientalisnya, kaum colonial

Belanda berusaha memeprkecil arti dan peran Islam dalam sejarah Melayu-Indonesia.

Dalam bukunya Nedrland en de Islam (hlm. 1), tokoh orientalis Belanda,

Christian Snouc Hurgronje mengatakan bahwa Islam baru masuk ke kepulauwan In do

nesia pad abad XIII setelah mencapai evolusinay yang lengkap. Snouck Hur grinje juga

menyatakan dalam bukunya, Arabie end Ostlndie (hlm. 22), bahwa orang Islam di

Indonesia sebenarnya hanya tampaknya  saja memeluk Islam dan hanya di permukaan

kehidupan mereka dututupi agama ini. Ibarat berselimutan kain dengan lubang-lubang

besar, tamak keasliannyam yang bukan Islam

Akhir abad XIX mulai terjadi kebangkitan agama di kalangan umat Islam.

Ketakutan Pemerintah Hindia Belanda terhadap kebangkitan Islam melaterbelakangi

pengangkatan Snouck Hurgronje sebagai penasihat pemerintah untuk urusan pribumi dan

Islam. Proses Islamisasi di kepulauan Melayu-Indonesia, menurut pakar sejarah Melayu,

Syed Barat. Sebagaimana orientalis lainnya, Snouck Hurgronje menilai umat Islam dari

pratek-praktek merka pada saat kemunduran itu sehingga memeberikan pemahaman

kelitu tentang Islam.

Dalam karyanya orientalism, Edward Said mengungkapkan tentang bias

intelektual dan konseptual Barat dalam memandang dunia Timur (oriental), dan

khususnya Islam. Dengan menonjolkan superioritasnya, Barat senantiasa memandang

rendah kaum Muslim dan menghilangkan jasa-jasanya

Misionaris yang cukup “obyektif” pada umumbnya tulisan mereka bernada

negative, disebabkan perbedaan agama dan rasa dendam yang sulit disembunyikan.

Kedatangan colonial Belanda tidaklah membuat pengkajian Islam di Asia

Tenggara lebih baik, bahkan sangat kentara dibawa kea rah kepentingan pengukuhan

status quo kolonialisme.

12

Page 13: budaya melayu

Sejarah ini bertambah kompleks dengan adanya kecendrungan tertentu dikalangan

sijarawan atau ilmuawan social lainnya mengkaji Islam di Asia Tenggara. Sejak zaman

colonial sampai akhir-akhir ini, terlihat hasrat yang luar biasa di kalangan mereka yang

secara konseptual mengurangi tempat dan peranan Islam dan kebudayaannya, baik

dimasa lampau maupun sekarang di dalam masyarakat Asia Tenggara.

Secara dramatis pengurangan peranan Islam dan kebudayaan dumualai ole

Snouck Hurgronje denga pemisahan ada local pada satu pihak denga Islam di pihal lain.

Menurutnya tradisi local sama sekali berbeda dan tidak ada kaitannya dengan Islam.

Namun menurutnya kedauanya memiliki pertentangan-pertentangan formal yang

dilihat sebagai konflik antara ada yang aktuall dengan agama Islam yang hanya menjadi

cita ideal. Dinamika ini memunculkan konflik secara nyata antara Uleebalang dengan

Ulama, masing-masing sebagai pembela ada pada satu pihak dengan pembela agama di

pihaklain.

Konsep Snouch ini oleh pemerintah Belanda diformulasikan dengan apa yang

disebut Adatrecht. Konsepsi ini jelas memutarbalikkan kenyataan bahwa Islam jauh

sebelum datangnya kolonialis telah memberi kerangka dan konsep-konsep hokum serta

perbendaharaan istilah-istilah hokum melalui kaidah kebahasaan Melayu yang

mengalami arabiasasi, terutama menyangkut gagasan-gagasan dasar hokum, keadilan,

hak dan tidak terkecuali menempatkan ada itu sendiri dalam kerangka hokum Islam.

Belum lagi berakhir, muncul pula bahasa politik yang cukup minor dari tokoh

seperti Geertz memalui konsep yang disebut “Agama Jawa”. Melalui pemilah-pemilahan

sosiologis, ia mengajukan gagasan tentang terbelahnya masyarakat Jawa ke dalam varian

“santri”, “abangan”, dan”priyayi” yang membentuk hamper kulturnya masing-masing.

Dalam bentukm yang hamper sama, Ricklefs mengemukakan kategori-kategori yang

lebih problematic semacam “priyayi-abangan-kolot” dan ‘priyayi-santri moderen”.

Melalui berbagai varian seperti inilah penganut Islam di Asia Tenggara dipilah dan

sekaligus dipertentangkan.

BAB III

PENUTUP

13

Page 14: budaya melayu

3.1. Kesimpulan

Kalau membicarakan sejarah pasti berkenaan dengan masa lalau atau masa yang

silam. Sejarah” tidak terpisah dari “budaya” atau “kebudayaan” (cultural historiography).

Kebudayaan diartikan sebagai hasil karya dan karsa manusia, baik dalam bentuk materil,

buah pikiran maupun corak hidup manusia. Menurut EB. Taylor kebudayaan meencakup

aspek yang amat luas, yakni pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, dan adat istiadat

dan bahkan segala kebiasaan yang dilakukan dan dimiliki oleh manusia sebagai anggota

masyarakat. Sedangkan melayu Ada pendapat yang mengatakan kata melayu berasal dari

kata “ MALA” yang berarti mula dan “YU” yang berarti negeri. Pengertian orang melayu

ini dapat dibedakan atas beberapa kategori atau ketentuan, yakni:

Di bedakan antara melayu tua ( Proto Melayu ) dengan melayu muda (Deutro

Melayu).

1. Melayu Tua (Proto Melayu)

Disebut melayu tua (proto melayu) karena inilah gelombang parantau melayu

pertama yang datang ke kepulauan melayu. Leluhur melayu tua ini diperkirakan oleh para

ahli arkeologi dan sejarah tiba sekitar 3000-2500 sebelum masehi.

Adapun yang tergolong kedalam keturunan melayu tua (Proto Melayu) itu antara

lain orang talang mamak, oran sakai, dan suku laut. Keturunan melayu tua ini terkenal

amat tradisional, karena mereka amat teguh sekali memegang ada dan tradisinya.

Pemegang teraju adat seperti Patih, Batin dan Datuk Kayu, amat besar sekali peranannya

dalam mengatur lalu lintas kehidupan. Sementara itu alam pikiran yang masih sederhana

dan kehidupan yang sangat ditentukan oleh faktor alam, sehingga mereka mampu

menghasilkan makanan dengan cara bertani.

2 . Puak melayu muda

Puak melayu muda yang disebut juga Deutro Melayu gelombang kedua.

Kedatangan nenek moyan mereka tiba antara 300 – 250 tahun sebelum masehi, mereka

14

Page 15: budaya melayu

lebih suka mendiami daerah pantai yang ramai disinggahi perantau dan daerah aliran

sungai-sungai besar yang menjadi lalu lintas perdagangan, karena itu mereka bersifat

lebih terbuka dari melayu tua. System social dan system nilainya punya potensi

menghadapi perubahan ruang dan waktu, serta selera zaman.

Pada masanya, baik melayu tua maupun melayu muda sama-sama memegang

kepercayan nenek moyang yang disebut animisme (Semua benda yang mempunyai roh)

dan dinamisme ( roh-roh nenek moyang) kepercayaan ini kemudian semakin kental, oleh

ajaran hindu dan Buddha sebab antara kedua kepercayaan ini hamper tidak ada bedanya.

Keduanya sama-sama berakar pada alam pikiran leluhur, yang kemudian mereka beri

muatan motos, sehingga bermuatan spiritual, maka setelah kehadiran agama islam

terutama didaerah pesisir pantai serta daerah aliran sungai-sungai besar di Riau. Ternyata

Puak melayu muda lebih suka memeluk agama baru yang rasional itu. Kedatangan agama

islam itu telah membangkitkan semangat bermasyarakat yang lebih kuat dan kokoh,

sehingga berdirilah beberapa kerajaan melayu dengan dasar islam.

3.2. Saran

Kami sebagai penyusun dan penulis Makalah ini mohon maaf kepada pembaca

karena dalam pengetikan dan penyusunan serta dari segi isi dan bahasa masih ada

terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan sarab

pembaca untuk kesempurnaan makalah selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

E.B. Taylor. Primitive Cultural, New York: Brentano’s, 1924,

15

Page 16: budaya melayu

______Suhaimi, dkk, Pengantar Studi Tamadun Melayu, (Pekanbaru, UNRI Press, 2008)

H.R. van Heekeren. Penghidupan dalam zaman Pra Sejarah diIndonesia. Edisi

______terjemahan. Jakarta: Lembaga Kebudayaan Indonesia. 1955,

Al-Azmy, Asal Usul Melayu, (2009)

______A.A John, “The Turning Image: Myth and Reality in Malay Perceptions of the

Past” dalam Anthony Reid & David Marr (eds). Perception of the Past in Southeast Asia.

Singapura: Heinemann Education Books Latd. 1979,

16