leksikografi (2)

Upload: yoga-adhi-prana-7082

Post on 09-Jul-2015

1.885 views

Category:

Documents


32 download

TRANSCRIPT

Indonesia 5. Jenis-jenis Kamus 6. Leksikografi dan Terminologi 7. Kamus Elektronik 8. Lema dan sublema 9. Kamus Istilah 10.Prosedur Penyusunan Kamus 11.Penyuntingan dalam Pembuatan Kamus

4. Perkembangan Perkamusan di

1. Pengertian Leksikografi 2. Tujuan Leksikografi 3. Sejarah Leksikografi

Bahan Acuan Edi Subroto. 1996. Konsep Leksem dan Upaya

Pengorganisasian Kembali Lema dan Sublema Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Soenjono Dardjowidjojo (peny). Bahasa Nasional Kita, Dari Sumpah Pemuda ke Pesta Emas Kemerdekaan. Bandung: ITB. Tim Pusat Bahasa. Pedoman Penulisan Kamus Istilah. Zgusta, 1971. Introduction of Lexicography. Zgusta, 1971. Manual of Lexicography. Mouton: The Hagus. Tim Pusat Bahasa. 1991, 1992, 1993, 1994, 1995, .... Kamus Besar Bahasa Indonesia. Udiati Widiastuti. 2006. Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia sebagai Sarana Evaluasi dalam Perencanaan Bahasa di Indonesia dalam Linguistik Indonesia. Th ke 24, nomor 1. Jakarta: Atmajaya dan Obor Indonesia.

2

Leksikografi adalah: Bidang linguistik terapan 1.

2.

yang mencakup metode dan teknik penyusunan kamus (Harimurti K.) Leksikologi: cabang linguistik yang mempelajari leksikon. Leksem (lexeme): Satuan leksikal dasar yang abstrak yang mendasari berbagai bentuk inflektif suatu kata,contoh: sleep, slept, sleeps, sleeping merupakan bentuk dari leksem sleep. Kata atau frasa yang merupakan satuan bermakna; satuan terkecil dari leksikon.3

Leksikon (vocabulary)1. 2. 3. 4.

5.

Komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa, Kosa kata/perbendaharaan kata/ kekayaan kata yang dimiliki seorang penutur suatu bahasa. Daftar kata yang disusun seperti kamus dengan penjelasan singkat dan praktis. Kamus adalah daftar bentuk-bentuk linguistik yang tersosialisasi dan tersusun secara sistematis, yang terkompilasi dari kebiasaan wicara dari guyub guyub tutur tertentu dan dikomentari oleh pengarang dengan cra tertentu agar pembaca dapat memahami maknanya (Zgusta, 1971: 17 dalam Deny Arnos Kwary dkk. 2007) Ada leksikon aktif (digunakan seseorang) dan leksikon pasif (hanya dikepahami tetapi jarang digunakan).4

4

Entri/lema/kata kepala (head word) 1. 2. 3. 4. 5.

Kriteria formal dari kamus mewajibkan adanya daftar entri dan informasi mengenai entri tertebut. Entri adalah kata yang diterangkan dalam kamus (ensiklopedia); Entri disusun secara alfabetis baik secara horisontal maupun vertikal; Derivasi yang menjadi sublema disusun sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang umum berlaku, sbb: lema pokok, Peribahasa, Gabungan kata dari bentuk dasar, Bentuk ulang-bentuk dasar, Diikuti bentuk-bentuk dengan bermacam-macam afiks.5

Tujuan Leksikografi 1.

2. 3.

Kamus disusun untuk memberikan informasi yang mudah dan enak dibaca dan mudah dipahami. Beberapa syarat yang harus dipenuhi: Harus lengkap:tergantung jenis dan tujuan kamus (kamus umum berbeda dengan kamus khusus/kamus istilah); Tipografi (ilmu cetak/seni percetakan)kamus harus baik. Harus ada penjelasan tentang cara menggunakan kamus tersebut (termasuk penggunaan lambang/tanda, singkatan-singkatan, dsb.).

6

Sejarah Leksikografi

Leksikografi (perkamusan) terus berkembang dari waktu ke waktu. Perkamusan dalam bahasa Melayu (BM) berawal dalam wujud dwibahasa. Kamus tertua adalah kamus Melayu-China (dikumpulkan 1403M-1511M), memuat 500 entri Kamus Itali-Melayu oleh Antonio Pigafetta (1519M1522M), Kamus dalam bahasa Indonesia yang disusun oleh Frederick de Houtman (1603M). Kamus dengan bahasa Inggris disusun oleh Robert Cawdrey (1604) dengan judul A Table Alphabetical (memuat sekitar 2.500 kata2 sukar yang diadobsi oleh bahasa Inggris dari bahasa2 Yahudi, Yunani, Latin, Perancis, dsb.- belum menggunakan kata kamus7

8

Kata dictionary kamus untuk pertama digunakan sebagai

judul dalam English Dictionary oleh Henry Cockeram pada tahun 1923. Salah satu kamus satu bahasa (monolingual dictionary) yang pertama di Inggris adalah New Word of English Words (1658) yang disusun oleh Edward Phillips. John Kersey (1702) menyusun kamus yang lebih lengkap, A New English Dictionary (28.000 kata), berisi tentang informasi kata2 umum. Nathaniel Bailey menyusun Universal Etymological English Dictionary (1721), yang berisi 40.000 kata, berisi tentang kosa kata umum sehari-hari, kata2 khusus, dan etimologi. Samuel Johnson membuat Dictionary of the English Language (1755), memuat 40.000 kosa kata. Berkat kamus tersebut, Johnson dianugerahi gelar LLD (Doctor of Law) dari Trinity University. Noah Webster menysun An America Dictionary of The English Language (1828)- memperluas kamus Johnson.9

Setelah Webster meninggal (1843), hak cipta kamus ini

dibeli oleh George dan Charles Merriam sehingga edisi selanjutnya muncul dengan nama Merriam-Webster. Tahun 1857 Philological Society of Great Britain berjuang untuk merevisi ketidaksesuaian isi kamus tersebut. 20 tahun kemudian (1879) mereka berhasil membuat kesepakatan dengan Oxford English Dictionary (OED) baru bisa diterbitkan 1928. kamus ini memiliki 15.478 halaman, 1.861.200 referensi, dengan total 414.800 lema. Saat ini ada empat kamus monolingual yang banyak digunakan oleh para pelajar di seluruh dunia. Keempat kamus tsb adalah Oxford Advanced Learners Dictionary, Longman Dictionary of Contemporary English, Collins COBUILD English Dictionary,dan Cambridge International Dictionary of English. Keempat kamus ini disebut kamus pedagogikal karena berkaitan erat dengan pengajaran bahasa.10

Perkembangan kamus di IndonesiaDi Indonesia,perkembangan kamus dimulai

tahun 1951 dengan diterbitkannya Kamus Indonesia oleh E. St. Harahap. Kamus Umum Bahasa Indonesia (1952) oleh W. J. S. Poerwodarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi pertama KBBI diterbitkan tahun 1988, 1989, 1990, berisi 62.100 butir masukan termasuk ungkapan. Edisi kedua terbit tahun 1991 dan 1993 dan butir masukannya bertambah menjadi lebih kurang 72.000, edisi ketiga terbit tahun 2001, edisi keempat terbit tahun11

JENIS-JENIS KAMUS1. Kamus monolingual: misalnya, kamus ditulis

dengan bahasa Indonesia yang memuat lema bahasa Indonesia dengan drfinisi dan keterangan juga dalam bahasa Indonesia. Contoh: KBBI: b. Indonesia b. indonesia, Longman Dictionary of Contemporery English: b. Inggris b. Inggris 2. Kamus bilingual, kamus ini menggunakan dua bahasa, misalnya kamus b. inggris b. indonesia atau kamus b. indonesia b. inggris.

12

Kamus bilingual berbeda dengan kamus

monolingual. Kamus bilingual dapat digunakan pada situasi yang sama seperti kamus monolingual, akan tetapi kamus monolingual tidak dapat digunakan dalam situasi yang sama karena sebuah kamus harus menghubungkan dua bahasa atau lebih.

13

Leksikografi dan Terminologi Terminologi adalah proses untuk mengumpulkan kosa

kata khusus/ tertentu dari suatu bahasa yang biasanya berupa terminologi atau kosa kata khusus. Di Indonesia terminografi yang pertama adalah Kamus Istilah yang ditulis oleh Sutan Takdir Alisyahbana, terbit tahun 1949. Disusul Kamus Kimia Organik oleh Amiruddin tahun 1981. Kamus Istilah Akuntansi (Bangkalany, 1983). Kamus Istilah Statistik, (Barazi, 1984). Kamus Linguistik (Harimurti Kridalaksana, 1984). Kamus Istilah Tata Negara (Amanwinata. 1985). Kamus Biologi (Adisoemarto, 1987).

14

Terminografi dan Leksikografi 1. 2. 3. 4. 5.

Bergenholtz dan Tarp (1995) membedakan kedua istilah tersebut: Leksikografi berkaitan dengan deskripsi kata-kata umum, terminigrafi berfokus pada deskripsi istilah2 khusus; Ahli leksikografi berfokus pada makrostruktur yang alfabetis, ahli terminografi berfokus pada makrostruktur yang yang sistematis; Leksikografi bersifat deskriptif, terminografi bersifat preskriptif; Kelompok sasaran terminagrafi adalah para ahli, leksikografi untuk orang umum; Leksikografer bertujuan membantu pemakai menguraikan kode (decode) teks, ahli terminologi membantu pemakai untuk mengkodekan (encode) teks.

15

Kamus Elektronik 1.

2.

Kamus elektronik adalah kamus yang berupa peranti lunak dan bisa (ada yang tidak bisa, misal kamus yang dipasarkan oleh AlfaLink) diinstal ke komputer. Ada dua tipe kamus elektronik bilingual (Inggris Indonesia), ialah, Linguist Version 1.0, ditulis oleh William D. Powell, penerbit PT Atlantis Programa Prima. Kamus tipe ini dianggap kurang lengkap karena sublemanya kurang lengkap. Contoh lema look hanya diikuti look at dan look out Indict Version 2.0, tidak jelas penulis dan penerbitnya. Kamus tipe ini dianggap lebih lengkap karena memuat lema beserta sublema yang lebih lengkap. Contoh lema look diikuti sublema look about mengawasi, look after memelihara, look ahead memandang ke muka, look alive , dsb.16

Kelemahan dari kamus linguistik adalah

tidak tersedianya kolokasi, padahal dalam bahasa Inggris hal itu sangat penting. Gabungan verba dalam bahasa Inggris dengan preposisi yang berbeda2 tentu akan menghasilkan makna yang berbeda2 pula. Kelemahan inilah yang ditutup oleh Kamus Indict.

17

Lema dan sublemaPengaturan sublema di bawah lema tidak

perlu disusun secara alfabetis tetapi lebih mempertimbangkan sejarah pembentukan leksem2 rasionalitas pengaturan secara morfologis lebih diutamakan sehingga pemberian makna sublema tertentu lebih dapat dipahami karena sejarah derivasi kata dipertimbangkan. Contoh: keberangkatan n hal ihwal berangkat, pemberangkatan n hal ihwal memberangkatkan yang ditempatkan di bawah berangkat dan berangkatkan. Sublema-sublema itu pun hanya dalam pemakaian secara wajar.18

Pengaturan lema dan sublema berikut baik

untuk dijadikan model: angkat 1 v tr.. angkati v tr. angkatkan v tr . pengangkat n .. pengangkatan n .. angkatan n .. 2. v intr ....... berangkat v intr .. berangkatkan v tr .. keberangkatan n .. pemberangkatan n ..

19

1. a. b. c. d. e. f. g. h. i.

Lema atau sublema dapat berupa: Morfem dasar Idiom Singkatan Derivasi asing Nama bahasa Nama geografis Nama biografis Nama flora dan fauna Ungkapan asing

20

2. Lafal: ditulis langsung di belakang lema 3. Varian ejaan: juang dengan joang, bentuk yang dipilih diberi deskripsi/definisi. 4. Kelas kata: verba, nomina, ajektiva, dls. 5. Variasi bahasa: Jawa, Inggris, Sanskerta, dls. 6. Aspek gramatikal: afiksasi Indonesia (misalnya harus dibedakan antara mengkaji dan mengaji), asing dan atau baru, misalnya proklamirkan dengan proklamasikan; dsbkoloni, kolonialis, kolonialisme, dsb), reduplikasi 7. Uraian makna: makna utama (denotasi) diikuti makna yang lain.21

8. Etimologi: untuk mengetahui perkembangan bahasa (sekaligus budaya). 9. Sinonim dan antonim 10. Contoh pemakaian dalam kalimat. 11. Ejaan; penyimpangan dari ejaan resmi masih bisa diterima sepanjang diberi penjelasan yang memadai, misal penggunaan angka 2 untuk pengulangan, penggunaan singkatan2,dsb).

22

Yang penting dalam penyusunan kamus istilahKlasifikasi konsep: konsep atau satuan pikiran bersifat abstrak; Ada beberapa konsep yang perlu diperhatikan: 1.Konsep pokok, yang bertalian dengan bidang

ilmu tertentu, mis: dalam teknik kendaraan bermotor, konsep mobil, limosin; 2.Konsep luasan, yang masuk ke bidang yang lebih luas drpd bidang yang bersangkutan, mis: dalam konsep kendaraan bermotor, konsep roda;

23

3. Konsep pinjaman, yang sering dipakai dalam bidang yang bersangkutan, tetapi yang sebenarnya merupakan konsep pokok di bidang lain, mis: dalam teknik kendaraan bermotor, minyak pelumas, bahan bakar; dan 4. Konsep umum, yang bertalian dengan kosa kata umum.

24

CatatanAgar benar2 diusahakan untuk membatasi

jumlah konsep (2) dan (3), sedangkan konsep jenis (4) sedapat mungkin dihindari kecuali jika memang dipakai dalam arti khusus. Bandingkan dengan Prosedur Pembentukan Istilah, dalam Pedoman Umum Pembentukan Istilah

25

26

Prosedur Penyusunan Kamus1. Perencanaan/perancangan 2. Pembinaan data korpus 3. Pengabjadan data 4. Pengolahan data 5. Pemerian makna

27

1. PerancanganDua hal penting yang harus diperhatikan

dalam perancangan: 1.Tujuan penyusunan kamus 2.Pendekatan kerja Setelah itu penyusun kamus akan mulai mengumpulkan bahan2yang diperlukan, seperti anggota tim penyusun, peralatan yang diperlukan (mis: komputer, ATK, dsb)

28

2. Pembinaan data korpusHanya kata2 yang pernah digunakan oleh

umum yang akan dimasukkan ke dalam kamus. Oleh karena itu, para penyusun kamus wajib membaca sejumlah karya untuk mendapatkan kata2 yang diperlukan. Kata2 tsb dicatat dalam kartu, satu kata satu kartu, dan kartu2 disusun menurut abjad. Pengkartuan bisa manual/komputer29

3. Pengabjadan dataPengabjadan ini sangat penting, yang

bertujuan untuk mempermudah penggunaan kamus. Secara manual, kerja ini dapat dilakukan dengan mencatat kata2 di dalam kartu, satu kata satu kartu untuk mempermudah penyusunan Setelah itu, kartu2 akan disimpan dalam katalog.30

4. Pengolahan dataKata2 yang terkumpul diklasifikasikan sebagai

berikut: Kata2 yang tidak perlu, Kata2 baru, Kata2 neologisme (kata2 baru yang jarang digunakan), Kata2 yang mengalami perubahan makna.

31

Setelah itu, kata2 yang tidak perlu dibuang

dan mendokumentasikan jenis ketiga yang terakhir.

32

5. Pemberian maknaPemberian makna bermaksud menjelaskan

makna suatu kata. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan ilmu semantik maupun pragmatik. Penyusun kamus bisa menggunakan bahan rujukan seperti kamus yang sudah ada, daftar istilah, dsb untuk mencari maksud yang diperlukan.

33

PENTINGNYA KERJA PENYUNTINGAN

DALAM PEMBUATAN KAMUS

Ada beberapa hal penting yang harus mendapat

perhatian dalam penyuntingan dalam pembuatan kamus

34

Lambang Ortografi1. 2. 3. 4. 5.

Tanda Garis hubung (-), dipakai untuk menghubungkan kata dalam bentuk perulangan kata. Contoh: anai-anai, buku-buku, melambai-lambai, dsb. Tanda pisah (-) atau dash, dipakai untuk menggantikan entri pokok. Contoh: Tanda tilde (~), dipakai untuk menggantikan subentri yang terdapat di dalam deskripsi. Tanda garis bawah tunggal (_), sebagai penanda cetak miring. Tanda garis bawah ganda (=), dipakai untuk menggarisbawahi (1) entri pokok, (2) subentri, (3) gabungan kata, (4) kata rujukan, (5) angka dan huruf untuk polisemi. Garis ganda ini sbg penanda bahwa huruf/kata akan dicetak tebal.35

6. Tanda koma (,), (1) untuk menandai bagian2 pemerian sebagai pilihan bentuk kata. (2) untuk memisahkan entri prakategorial dari subentri. (3) untuk membatasi peribahasa dg penjelasannya. 7. Tanda titik koma (;), (1) unt memisahkan bentuk2 kata yang bermakna sama atau hampir sama (sinonim) yg terdapat pd deskripsi makna; (2) dipakai sbg penanda akhir deskripsi makna sebuah subentri yg masih belum merupakan bentuk derivasi terakhir; (3) dipakai sbg penanda akhir deskripsi makna polisemi. 8. Tanda titik (.), dipakai sbg penanda batas pemenggalan kata bagi entri pokok kecuali gabungan kata yg unsur2nya sudah pernah mengalami pemenggalan pada entri pokok yg lain.36

9. Tanda titik dua (:), dipakai sebagai pengganti kata misalnya di dalam deskripsi untuk mengawali kalimat contoh bagi entri yang diberi deskripsi. 10. Tanda kurung, (1) dipakai penanda alternatif bentuk kata, yang masih memiliki persamaan makna, yang masih memiliki persamaan makna, yg masing2 bentuk itu dapat menduduki fungsi kelas kata dan makna yg sama di dalam sebuah kalimat contoh yg sama. Tanda kurung spt ini dapat diartikan sama dengan kata atau. (2) Dipakai untuk menunjukkan bahwa kata atau bagian kalimat yang terdapat dalam deskripsi yg diapit oleh tanda kurung itu adalah keterangan penjelas bagi kata2 atau pernyataan yang terdapat di depannya. (3) dipakai sebagai penanda alternatif bentuk entri/lema yang memiliki kesamaan kelas dan makna kata.37

11. Tanda garis miring (//) dipakai untuk menandai lafal kata yang mengandung unsur bunyi /e/ atau /E/ agar tidak dilafalkan / /. contoh: a)do.ku.men /dokumen/ b)mer.de.ka /merdeka/ 12. Tanda accen aiqu (), dipakai sebagai tanda diakritik di atas huruf e untuk menyatakan bunyi /e/ atau /E/ seperti /e/ pada kata erotik, elok agar tidak dilafalkan seperti kera, kejam, pedas, dsb. 13. Tanda (1, 2, 3) (angka Arab), dipakai untuk menandai bentuk2 homonim (diletakkan di depan entri yang memiliki bentuk homonim, agak ke atas.

38

contoh: a)1babat v membabat, menebas (pohon); memangkas (semak belukar, dsb) 2 babat n, golongan yang sama jenisnya (keadaannya); pasangan (jodoh) yang sama atau setara. 3 babat n perut (alat pencernaan pada lembu, kerbau, dsb.) 1 b) buku n, 1. tulang sendi (pada tangan atau jari ); 2. bagian yang keras pada pertemuan dua ruas (buluh, bambu, tebu). 2 buku n beberapa helai kertas yang dijilid.

39

14. Tanda anak panah (): dipakai sebagai penanda rujuksaling bagi entri yang tidak perlu lagi diberi deskripsi makna karena maknanya sudah dijelaskan pada entri rujukan entri atau subentri dari entri rujukannya. Oleh karena itu, makna katanya dapat dicari pada kelompok entri rujukannya. Contoh: a) bo.lak-ba.lik balik b) men.ta.ri matahari c) taruh letak

40