leaflet linggua / tanaman baru cina

2
Pendahuluan Linggua merupakan salah satu tanaman multiguna yang menjanjikan. Linggua secara tradisional tumbuhan multiguna yang penting yang menghasilkan kayu dan bahan obat serta berpotensi dalam kegiatan rehabilitasi lahan karena mengikat nitrogen, cepat tumbuh dan mudah diperbanyak baik dengan benih maupun stek. Penyebaran alami di Asia Tenggara Pasifik, mulai Birma Selatan menuju Asia Tenggara sampai Filipina dan kepulauan Pasifik. Dibudidayakan luas di daerah tropis. Sebaran pohon yang luas ditemukan di hutan primer dan beberapa hutan sekunder dataran rendah, umumnya di sepanjang sungai pasang surut dan pantai berbatu. Merupakan jenis pionir yang tumbuh baik di daerah terbuka. Tumbuh pada berbagai macam tipe tanah, dari yang subur ke tanah berbatu. Biasanya ditemukan sampai ketinggian 600 m dpl, namun masih bertahan hidup sampai 1.300 m dpl. Sering menjadi tanaman hias di taman dan sepanjang jalan. Linggua (Pterocarpus indicus Willd.) Botani Biasanya merupakan pohon meranggas, tinggi mencapai 30 40 m. Diameter batang bisa mencapai 2 m. Kayu mengeluarkan eksudat merah gelap yang disebut ‘kino’ atau darah naga. Daun majemuk dengan 5 11 anak daun, berbulu, duduk bergantian. Bunga malai, panjang 6 13 cm di ujung atau ketiak daun. Bunga berkelamin ganda, kuning cerah dan harum. Varietas Menurut Heyne (1987), Linggua terdapat 4 (empat) varietas yaitu ; 1. Lingoum rubrum/Linggua kasturi 2. Lingoum molle/ Linggua gabagaba 3. Lingoum saxatllerna/ Linggua -Batu 4. Lingua cempaka Deskripsi Buah dan Benih Buah: Polong tidak merekah terbungkus sayap besar (samara). Berbentuk bulat, coklat muda, diameter 4 6 cm, dengan sayap besar berukuran 1 2,5 cm yang mengelilingi tempat biji berdiameter 2 3 cm dan tebal 5 8 mm. Permukaan tempat biji bervariasi dari yang halus pada forma indicus sampai yang tertutup oleh bulu lebat pada forma echinatus. Bentuk antara juga ditemukan. Biji: panjang 6 8 mm, berbentuk seperti buncis dengan testa berwarna c o k l a t k e r t a s . Sifat Pembungaan dan Pembuahan Bunga muncul sebelum tumbuh daun baru, namun akan terus bermunculan setelah daun- daun baru berlimpah. Bunga hanya akan mekar penuh selama satu hari. Mekarnya bunga dipicu dengan adanya air, dan setiap bunga biasanya mekar sehari setelah hujan lebat. Penyerbukan dilakukan lebah dan s e r a n g g a l a i n . Biasanya hanya 1 3 bunga dari setiap malai yang menjadi buah. Perkembangan buah membutuhkan 3 4 bulan. Meski masa pembungaan dapat berlangsung lama, di daerah tropis, kemasakan buah terjadi bersinambungan. Karena buah tidak langsung rontok dari pohon setelah masak, maka pengumpulan buah bukan masalah. Panen Buah Buah dapat dikumpulkan dari atas permukaan tanah setelah rontok, atau dengan menggoyang dan memotong dahan yang berbuah. Pengumpulan dari pohon yang tinggi dilakukan dengan pemanjatan, buah dapat dilepas dari dahan dengan menggoncang dahannya. Gb1. Linggua Gb 2. Pembungaan (kiri) dan struktur daun linggua (kanan) Gb 3. Buah masak di pohon Gb 4. Buah linggua muda (kiri) dan buah linggua masak (kanan) 1 kg Linggua = 1500 - 3000 benih Musim Buah : FebruariMaret (Wilayah Maluku)

Upload: adi-handoko-gtc

Post on 21-Nov-2015

65 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

tanaman dapat di jadikan sebagai tanaman obat mengobati penyakit malaria pula, karena termasuk golongan tanaman artemisin sehingga bagus bila digunkan saat membutuhkan

TRANSCRIPT

  • Pendahuluan Linggua merupakan salah

    satu tanaman multiguna yang

    menjanjikan. Linggua secara

    tradisional tumbuhan

    multiguna yang penting yang

    menghasilkan kayu dan bahan

    obat serta berpotensi dalam

    kegiatan rehabilitasi lahan

    karena mengikat nitrogen,

    cepat tumbuh dan mudah

    diperbanyak baik dengan benih maupun stek.

    Penyebaran alami di Asia Tenggara Pasifik, mulai

    Birma Selatan menuju Asia Tenggara sampai

    Filipina dan kepulauan Pasifik. Dibudidayakan luas

    di daerah tropis. Sebaran pohon yang luas

    ditemukan di hutan primer dan beberapa hutan

    sekunder dataran rendah, umumnya di sepanjang

    sungai pasang surut dan pantai berbatu.

    Merupakan jenis pionir yang tumbuh baik di daerah

    terbuka. Tumbuh pada berbagai macam tipe tanah,

    dari yang subur ke tanah berbatu. Biasanya

    ditemukan sampai ketinggian 600 m dpl, namun

    masih bertahan hidup sampai 1.300 m dpl. Sering

    menjadi tanaman hias di taman dan sepanjang

    jalan.

    Linggua (Pterocarpus indicus Willd.)

    Botani Biasanya merupakan pohon meranggas, tinggi

    mencapai 30 40 m. Diameter batang bisa

    mencapai 2 m. Kayu mengeluarkan eksudat merah

    gelap yang disebut kino atau darah naga. Daun

    majemuk dengan 5 11 anak daun, berbulu,

    duduk bergantian. Bunga malai, panjang 6 13 cm

    di ujung atau ketiak daun. Bunga berkelamin ganda,

    kuning cerah dan harum.

    Varietas

    Menurut Heyne (1987), Linggua terdapat 4

    (empat) varietas yaitu ;

    1. Lingoum rubrum/Linggua kasturi

    2. Lingoum molle/ Linggua gabagaba

    3. Lingoum saxatllerna/ Linggua -Batu

    4. Lingua cempaka

    Deskripsi Buah dan Benih

    Buah: Polong tidak merekah terbungkus sayap

    besar (samara). Berbentuk bulat, coklat muda,

    diameter 4 6 cm, dengan sayap besar berukuran 1 2,5 cm yang mengelilingi tempat biji berdiameter 2 3 cm dan tebal 5 8 mm. Permukaan tempat biji bervariasi dari yang halus

    pada forma indicus sampai yang tertutup oleh

    bulu lebat pada forma echinatus. Bentuk antara

    juga ditemukan. Biji: panjang 6 8 mm, berbentuk seperti buncis dengan testa berwarna

    c o k l a t k e r t a s .

    Sifat Pembungaan dan Pembuahan Bunga muncul sebelum tumbuh daun baru,

    namun akan terus bermunculan setelah daun-

    daun baru berlimpah.

    Bunga hanya akan mekar

    penuh selama satu hari.

    Mekarnya bunga dipicu

    dengan adanya air, dan

    setiap bunga biasanya

    mekar sehari setelah

    hujan lebat. Penyerbukan

    dilakukan lebah dan

    s e r a n g g a l a i n .

    Biasanya hanya 1 3 bunga dari setiap malai yang menjadi buah. Perkembangan buah

    membutuhkan 3 4 bulan. Meski masa pembungaan dapat berlangsung lama, di daerah

    tropis, kemasakan buah terjadi bersinambungan.

    Karena buah tidak langsung rontok dari pohon

    setelah masak, maka pengumpulan buah bukan

    masalah.

    Panen Buah

    Buah dapat dikumpulkan dari atas permukaan

    tanah setelah rontok, atau dengan menggoyang

    dan memotong dahan yang berbuah. Pengumpulan

    dari pohon yang tinggi dilakukan dengan

    pemanjatan, buah dapat dilepas dari dahan

    dengan menggoncang dahannya.

    Gb1. Linggua

    Gb 2. Pembungaan (kiri) dan struktur daun linggua (kanan)

    Gb 3. Buah masak di pohon

    Gb 4. Buah linggua muda (kiri) dan buah linggua masak (kanan)

    1 kg Linggua = 1500 - 3000 benih

    Musim Buah : FebruariMaret (Wilayah Maluku)

  • DIPERBANYAK DENGAN :

    SP DIPA : 0355/029-04.2.01/29/2011

    Disusun oleh : Bernadinus Widhiartadi, SP

    Disusun dari berbagai sumber

    Penaburan dan Perkecambahan Tipe perkecambahan epigeal. Persen perkecambahan

    akan rendah untuk benih tanpa diekstraksi karena

    masih ada kulit buah dan banyak buah hampa. Uji

    belah dari contoh dapat menunjukkan jumlah benih per

    buah dapat diperoleh. Dibutuhkan 3 bulan agar selesai

    berkecambah.

    Benih dikecambahkan di tempat yg teduh, seperti dalam

    shade house. Bibit juga harus tetap ternaungi dg intensitas ringan (25-50%) selama 2-4 minggu setelah

    pindah tanam/transplanting. Bibit siap diletakkan diruang

    terbuka sekitar 6-8 minggu sebelum penanaman di

    lapangan.

    Bibit siap ditanam dilapang pada umur 4 bulan, dengan

    tinggi sekitar 25 cm.

    Perbanyakan Vegetatif Stek biasanya digunakan terutama untuk tanaman hias.

    Jenis ini unik karena kemampuan berakar stek batang

    tidak menurun karena bertambahnya umur. Stek

    berdiameter 6 cm atau lebih akan berakar lebih baik

    dibanding stek berdiameter kecil, sedang stek

    dari batang muda yang baru memunculkan daun tidak

    akan berakar.

    Sumber Benih Bersertifikat

    Terdapat di Desa Lermatang, Kecamatan Tanimbar

    Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan di Desa

    Salas Kecamatan Bula Kabupaten Seram Bagian Timur.

    Dikelola oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan setempat.

    Pemrosesan dan Penanganan Buah dan Benih

    Jika benih akan diekstraksi secara manual,

    hendaknya tidak melepas sayap karena akan sulit

    menentukan orientasi benih setelah sayap lepas.

    Namun, pelepasan sayap diperlukan untuk

    mengurangi volume. Penghilangan sayap dan bulu

    dapat dikerjakan dengan digiling atau dimasukkan

    dalam mesin bersikat keras.

    Buah yang lepas sayapnya dapat disimpan sampai

    penaburan. Ekstraksi benih jangan dilakukan tepat

    sebelum penaburan karena ekstraksi sering

    merusak benih dan mengganggu penyimpanan.

    Ekstraksi dikerjakan manual dengan gunting

    khusus, walaupun memakan waktu lama. Tempat

    biji di tengah buah dipotong pada bagian benih yang

    bukan tempat radikula.

    Bagian ini hanya dapat

    dilihat dari buah utuh.

    Radikula benih selalu

    meruncing ke sudut kecil

    antara calon tunas dan

    u j u n g p o l o n g .

    Penyimpanan dan Viabilitas

    Benih berwatak ortodoks, dapat disimpan pada

    suhu dan kadar air rendah selama beberapa tahun.

    Buah yang dihilangkan sayapnya kurang menyerap

    air dan tidak menjadi tempat hidup jamur.

    Dormansi dan Perlakuan Pendahuluan

    Benih tidak dorman dan tidak memerlukan

    perlakuan awal, tapi kulit buah luar menghalangi

    perkecambahan. Benih yang diekstraksi lebih

    rentan terhadap kerusakan karena hanya memiliki

    kulit benih yang sangat tipis.

    Business Name KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAS DAN PERHUTANAN SOSIAL

    BALAI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN MALUKU DAN PAPUA

    ALAMAT : GD PAMAHANU EWANG LANTAI I JL. KEBUN CENGKEH -AMBON KODE POS 97128

    Telp/Fax (0911) 354369 Email : [email protected]

    Gb 6. Stek Linggua

    Gb 5. Benih linggua

    LINGGUA (Pterocarpus indicus Willd)

    Ambon, Juni 2011