leaflet hari tb

7
Hari TB Se-Dunia (24/03/2013) Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata “Tuberkulosis”? Bagi kalian para calon dokter kata ini pasti sudah tak asing lagi. Kali ini kita mau membahas sedikit lebih dalam dan singkat tentang penyakit mematikan yang satu ini dalam rangka memperingati World TB Day yang jatuh pada tanggal 24 Maret setiap tahun. Kenapa disebut mematikan? Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), Tuberkulosis (TB) diperkirakan pada tahun 2011 terdapat 8,7 juta kasus TB baru dan 1,4 juta orang meninggal karena TB di dunia, termasuk >70.000 diantaranya anak- anak dan 0,5 juta wanita menyebabkan TB menjadi salah satu pembunuh wanita paling top. Lima Negara dengan angka insiden terbesar yaitu : India, China, Afrika Selatan, Indonesia, dan Pakistan. Ada sekitar 0,4-0,5 juta kasus baru terjadi di Indonesia sepanjang 2011. Oleh karena angka kematiannya yang tinggi ini, pemberantasan TB dimasukkan ke dalam salah satu poin Millenium Development Goals, lebih tepatnya poin ke-6 yaitu “Fight against HIV, Malaria and other infectious diseases” (including Tuberculosis ). Angka mortalitas TB di dunia sudah menurun 41% dari sejak tahun 1990 (target 50% pada tahun 2015) dan sekitar 80% angka mortalitas dan insidennya menurun di 22 negara dengan jumlah kasus terbanyak. Kalau begitu terbayang kan berapa banyak kasus pada tahun 1990? Huuft. Cukup tentang epidemiologi. Bagaimana dengan etiologi? Tuberkulosis ini disebabkan oleh Bakteri tahan asam bernama Mycobacterium Tuberculosis yang pertama kali ditemukan oleh Robert Koch tahun 1882. Berdasarkan sifatnya yang aerob, ia sering menyerang paru (Pulmonary TB) walau juga bisa menyerang organ lain (Extrapulmonary TB) seperti tulang, meningens, dll. Bakteri ini ditularkan melalui droplet nuclei dari pasien TB aktif yang keluar saat ia bersin, batuk, tertawa maupun bicara. Apabila daya tahan tubuh rendah, kita dapat dengan mudah mendapat penyakit yang sama seperti pada penderita imunofeisiensi (HIV/AIDS). Tapi pada orang dengan imunitas yang baik, belum tentu ia tidak terinfeksi. Bakteri ini bisa menjadi dormant (istirahat) dalam tubuh dan menyebabkan penyakit TB laten (gejala klinis ga ada) yang sewaktu-waktu bisa menjadi TB aktif (gejala klinis ada) bila imunitas orang tersebut menurun. Gejala klinisnya antara lain batuk (>3 minggu) berdahak berwarna kuning-hijau, demam, keringat malam, cepat lelah, DEPARTEMEN PENGABDIAN MASYARAKAT BEM KM FK UNAND

Upload: bayu-gemilang

Post on 16-Feb-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

meddays

TRANSCRIPT

Page 1: Leaflet Hari Tb

Hari TB Se-Dunia (24/03/2013)

Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata “Tuberkulosis”? Bagi kalian para calon dokter kata ini pasti sudah tak asing lagi. Kali ini kita mau membahas sedikit lebih dalam dan singkat tentang penyakit mematikan yang satu ini dalam rangka memperingati World TB Day yang jatuh pada tanggal 24 Maret setiap tahun. Kenapa disebut mematikan? Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), Tuberkulosis (TB) diperkirakan pada tahun 2011 terdapat 8,7 juta kasus TB baru dan 1,4 juta orang meninggal karena TB di dunia, termasuk >70.000 diantaranya anak-anak dan 0,5 juta wanita menyebabkan TB menjadi salah satu pembunuh wanita paling top. Lima Negara dengan angka insiden terbesar yaitu : India, China, Afrika Selatan, Indonesia, dan Pakistan. Ada sekitar 0,4-0,5 juta kasus baru terjadi di Indonesia sepanjang 2011.

Oleh karena angka kematiannya yang tinggi ini, pemberantasan TB dimasukkan ke dalam salah satu poin Millenium Development Goals, lebih tepatnya poin ke-6 yaitu “Fight against HIV, Malaria and other infectious diseases” (including Tuberculosis). Angka mortalitas TB di dunia sudah menurun 41% dari sejak tahun 1990 (target 50% pada tahun 2015) dan sekitar 80% angka mortalitas dan insidennya menurun di 22 negara dengan jumlah kasus terbanyak. Kalau begitu terbayang kan berapa banyak kasus pada tahun 1990? Huuft.

Cukup tentang epidemiologi. Bagaimana dengan etiologi? Tuberkulosis ini disebabkan oleh Bakteri tahan asam bernama Mycobacterium Tuberculosis yang pertama kali ditemukan oleh Robert Koch tahun 1882. Berdasarkan sifatnya yang aerob, ia sering menyerang paru (Pulmonary TB) walau juga bisa menyerang organ lain (Extrapulmonary TB) seperti tulang, meningens, dll. Bakteri ini ditularkan melalui droplet nuclei dari pasien TB aktif yang keluar saat ia bersin, batuk, tertawa maupun bicara. Apabila daya tahan tubuh rendah, kita dapat dengan mudah mendapat penyakit yang sama seperti pada penderita imunofeisiensi (HIV/AIDS). Tapi pada orang dengan imunitas yang baik, belum tentu ia tidak terinfeksi. Bakteri ini bisa menjadi dormant (istirahat) dalam tubuh dan menyebabkan penyakit TB laten (gejala klinis ga ada) yang sewaktu-waktu bisa menjadi TB aktif (gejala klinis ada) bila imunitas orang tersebut menurun.

Gejala klinisnya antara lain batuk (>3 minggu) berdahak berwarna kuning-hijau, demam, keringat malam, cepat lelah, anorexia, dan berat badan menurun sehingga badannya sangat kurus. Pengobatannya sangat lama +/- 6 bulan harus minum 4 macam obat sekaligus dan ga boleh lupa 1x pun. Nah, hal ini yang sering membuat pasien putus berobat dan menyebabkan resiko terjadinya Multi Drugs Resistance-TB meningkat. Jika hal ini terjadi, maka pengobatan akan semakin lama +/- 20 bulan dan jenis obat yang diminum semakin mahal, lebih toxic dan efektivitasnya rendah. Oleh karena itu, WHO menerapkan program Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) yang salah satu poinnya dimana satu orang keluarga pasien diharuskan menjadi pengawas kepatuhan pasien meminum obat dan mencatatnya di table data yang disediakan. Juga sudah tersedia sediaan obat dalam bentuk Fixed Drugs Combination sehingga pasien cukup meminum 1 tablet saja bukan 4.

Untuk pencegahan, kita dapat memanfaatkan sifat bakteri TB yang lebih suka daerah lembab dan tidak tahan panas. Kita bisa memulai dengan hal simple seperti membuka jendela rumah dan biarkan udara masuk sehingga tingkat kelembapannya rendah. Jangan setiap saat pakai AC yaa hehe hindari berada di tempat-tempat tertutup dalam waktu lama dan pakai masker kemana-mana. Agak lebay? Haha Ingat, Indonesia adalah Negara endemic TB sehingga wajar kalau kita mesti extra preventif. Jadi, jaga gaya hidupmu teman, karena penyakit ini sebenarnya sangat preventable and curable. Semuanya tergantung diri kita sendiri mau menjaga kesehatan atau tidak.

DEPARTEMEN PENGABDIAN MASYARAKATBEM KM FK UNAND

Page 2: Leaflet Hari Tb

Hari TB Se-Dunia (24/03/2013)

Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata “Tuberkulosis”? Bagi kalian para calon dokter kata ini pasti sudah tak asing lagi. Kali ini kita mau membahas sedikit lebih dalam dan singkat tentang penyakit mematikan yang satu ini dalam rangka memperingati World TB Day yang jatuh pada tanggal 24 Maret setiap tahun. Kenapa disebut mematikan? Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), Tuberkulosis (TB) diperkirakan pada tahun 2011 terdapat 8,7 juta kasus TB baru dan 1,4 juta orang meninggal karena TB di dunia, termasuk >70.000 diantaranya anak-anak dan 0,5 juta wanita menyebabkan TB menjadi salah satu pembunuh wanita paling top. Lima Negara dengan angka insiden terbesar yaitu : India, China, Afrika Selatan, Indonesia, dan Pakistan. Ada sekitar 0,4-0,5 juta kasus baru terjadi di Indonesia sepanjang 2011.

Oleh karena angka kematiannya yang tinggi ini, pemberantasan TB dimasukkan ke dalam salah satu poin Millenium Development Goals, lebih tepatnya poin ke-6 yaitu “Fight against HIV, Malaria and other infectious diseases” (including Tuberculosis). Angka mortalitas TB di dunia sudah menurun 41% dari sejak tahun 1990 (target 50% pada tahun 2015) dan sekitar 80% angka mortalitas dan insidennya menurun di 22 negara dengan jumlah kasus terbanyak. Kalau begitu terbayang kan berapa banyak kasus pada tahun 1990? Huuft.

Cukup tentang epidemiologi. Bagaimana dengan etiologi? Tuberkulosis ini disebabkan oleh Bakteri tahan asam bernama Mycobacterium Tuberculosis yang pertama kali ditemukan oleh Robert Koch tahun 1882. Berdasarkan sifatnya yang aerob, ia sering menyerang paru (Pulmonary TB) walau juga bisa menyerang organ lain (Extrapulmonary TB) seperti tulang, meningens, dll. Bakteri ini ditularkan melalui droplet nuclei dari pasien TB aktif yang keluar saat ia bersin, batuk, tertawa maupun bicara. Apabila daya tahan tubuh rendah, kita dapat dengan mudah mendapat penyakit yang sama seperti pada penderita imunofeisiensi (HIV/AIDS). Tapi pada orang dengan imunitas yang baik, belum tentu ia tidak terinfeksi. Bakteri ini bisa menjadi dormant (istirahat) dalam tubuh dan menyebabkan penyakit TB laten (gejala klinis ga ada) yang sewaktu-waktu bisa menjadi TB aktif (gejala klinis ada) bila imunitas orang tersebut menurun.

Gejala klinisnya antara lain batuk (>3 minggu) berdahak berwarna kuning-hijau, demam, keringat malam, cepat lelah, anorexia, dan berat badan menurun sehingga badannya sangat kurus. Pengobatannya sangat lama +/- 6 bulan harus minum 4 macam obat sekaligus dan ga boleh lupa 1x pun. Nah, hal ini yang sering membuat pasien putus berobat dan menyebabkan resiko terjadinya Multi Drugs Resistance-TB meningkat. Jika hal ini terjadi, maka pengobatan akan semakin lama +/- 20 bulan dan jenis obat yang diminum semakin mahal, lebih toxic dan efektivitasnya rendah. Oleh karena itu, WHO menerapkan program Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) yang salah satu poinnya dimana satu orang keluarga pasien diharuskan menjadi pengawas kepatuhan pasien meminum obat dan mencatatnya di table data yang disediakan. Juga sudah tersedia sediaan obat dalam bentuk Fixed Drugs Combination sehingga pasien cukup meminum 1 tablet saja bukan 4.

Untuk pencegahan, kita dapat memanfaatkan sifat bakteri TB yang lebih suka daerah lembab dan tidak tahan panas. Kita bisa memulai dengan hal simple seperti membuka jendela rumah dan biarkan udara masuk sehingga tingkat kelembapannya rendah. Jangan setiap saat pakai AC yaa hehe hindari berada di tempat-tempat tertutup dalam waktu lama dan pakai masker kemana-mana. Agak lebay? Haha Ingat, Indonesia adalah Negara endemic TB sehingga wajar kalau kita mesti extra preventif. Jadi, jaga gaya hidupmu teman, karena penyakit ini sebenarnya sangat preventable and curable. Semuanya tergantung diri kita sendiri mau menjaga kesehatan atau tidak.

DEPARTEMEN PENGABDIAN MASYARAKATBEM KM FK UNAND

Page 3: Leaflet Hari Tb

Hari TB Se-Dunia (24/03/2013)

Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata “Tuberkulosis”? Bagi kalian para calon dokter kata ini pasti sudah tak asing lagi. Kali ini kita mau membahas sedikit lebih dalam dan singkat tentang penyakit mematikan yang satu ini dalam rangka memperingati World TB Day yang jatuh pada tanggal 24 Maret setiap tahun. Kenapa disebut mematikan? Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), Tuberkulosis (TB) diperkirakan pada tahun 2011 terdapat 8,7 juta kasus TB baru dan 1,4 juta orang meninggal karena TB di dunia, termasuk >70.000 diantaranya anak-anak dan 0,5 juta wanita menyebabkan TB menjadi salah satu pembunuh wanita paling top. Lima Negara dengan angka insiden terbesar yaitu : India, China, Afrika Selatan, Indonesia, dan Pakistan. Ada sekitar 0,4-0,5 juta kasus baru terjadi di Indonesia sepanjang 2011.

Oleh karena angka kematiannya yang tinggi ini, pemberantasan TB dimasukkan ke dalam salah satu poin Millenium Development Goals, lebih tepatnya poin ke-6 yaitu “Fight against HIV, Malaria and other infectious diseases” (including Tuberculosis). Angka mortalitas TB di dunia sudah menurun 41% dari sejak tahun 1990 (target 50% pada tahun 2015) dan sekitar 80% angka mortalitas dan insidennya menurun di 22 negara dengan jumlah kasus terbanyak. Kalau begitu terbayang kan berapa banyak kasus pada tahun 1990? Huuft.

Cukup tentang epidemiologi. Bagaimana dengan etiologi? Tuberkulosis ini disebabkan oleh Bakteri tahan asam bernama Mycobacterium Tuberculosis yang pertama kali ditemukan oleh Robert Koch tahun 1882. Berdasarkan sifatnya yang aerob, ia sering menyerang paru (Pulmonary TB) walau juga bisa menyerang organ lain (Extrapulmonary TB) seperti tulang, meningens, dll. Bakteri ini ditularkan melalui droplet nuclei dari pasien TB aktif yang keluar saat ia bersin, batuk, tertawa maupun bicara. Apabila daya tahan tubuh rendah, kita dapat dengan mudah mendapat penyakit yang sama seperti pada penderita imunofeisiensi (HIV/AIDS). Tapi pada orang dengan imunitas yang baik, belum tentu ia tidak terinfeksi. Bakteri ini bisa menjadi dormant (istirahat) dalam tubuh dan menyebabkan penyakit TB laten (gejala klinis ga ada) yang sewaktu-waktu bisa menjadi TB aktif (gejala klinis ada) bila imunitas orang tersebut menurun.

Gejala klinisnya antara lain batuk (>3 minggu) berdahak berwarna kuning-hijau, demam, keringat malam, cepat lelah, anorexia, dan berat badan menurun sehingga badannya sangat kurus. Pengobatannya sangat lama +/- 6 bulan harus minum 4 macam obat sekaligus dan ga boleh lupa 1x pun. Nah, hal ini yang sering membuat pasien putus berobat dan menyebabkan resiko terjadinya Multi Drugs Resistance-TB meningkat. Jika hal ini terjadi, maka pengobatan akan semakin lama +/- 20 bulan dan jenis obat yang diminum semakin mahal, lebih toxic dan efektivitasnya rendah. Oleh karena itu, WHO menerapkan program Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) yang salah satu poinnya dimana satu orang keluarga pasien diharuskan menjadi pengawas kepatuhan pasien meminum obat dan mencatatnya di table data yang disediakan. Juga sudah tersedia sediaan obat dalam bentuk Fixed Drugs Combination sehingga pasien cukup meminum 1 tablet saja bukan 4.

Untuk pencegahan, kita dapat memanfaatkan sifat bakteri TB yang lebih suka daerah lembab dan tidak tahan panas. Kita bisa memulai dengan hal simple seperti membuka jendela rumah dan biarkan udara masuk sehingga tingkat kelembapannya rendah. Jangan setiap saat pakai AC yaa hehe hindari berada di tempat-tempat tertutup dalam waktu lama dan pakai masker kemana-mana. Agak lebay? Haha Ingat, Indonesia adalah Negara endemic TB sehingga wajar kalau kita mesti extra preventif. Jadi, jaga gaya hidupmu teman, karena penyakit ini sebenarnya sangat preventable and curable. Semuanya tergantung diri kita sendiri mau menjaga kesehatan atau tidak.

DEPARTEMEN PENGABDIAN MASYARAKATBEM KM FK UNAND

Page 4: Leaflet Hari Tb

Hari TB Se-Dunia (24/03/2013)

Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata “Tuberkulosis”? Bagi kalian para calon dokter kata ini pasti sudah tak asing lagi. Kali ini kita mau membahas sedikit lebih dalam dan singkat tentang penyakit mematikan yang satu ini dalam rangka memperingati World TB Day yang jatuh pada tanggal 24 Maret setiap tahun. Kenapa disebut mematikan? Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), Tuberkulosis (TB) diperkirakan pada tahun 2011 terdapat 8,7 juta kasus TB baru dan 1,4 juta orang meninggal karena TB di dunia, termasuk >70.000 diantaranya anak-anak dan 0,5 juta wanita menyebabkan TB menjadi salah satu pembunuh wanita paling top. Lima Negara dengan angka insiden terbesar yaitu : India, China, Afrika Selatan, Indonesia, dan Pakistan. Ada sekitar 0,4-0,5 juta kasus baru terjadi di Indonesia sepanjang 2011.

Oleh karena angka kematiannya yang tinggi ini, pemberantasan TB dimasukkan ke dalam salah satu poin Millenium Development Goals, lebih tepatnya poin ke-6 yaitu “Fight against HIV, Malaria and other infectious diseases” (including Tuberculosis). Angka mortalitas TB di dunia sudah menurun 41% dari sejak tahun 1990 (target 50% pada tahun 2015) dan sekitar 80% angka mortalitas dan insidennya menurun di 22 negara dengan jumlah kasus terbanyak. Kalau begitu terbayang kan berapa banyak kasus pada tahun 1990? Huuft.

Cukup tentang epidemiologi. Bagaimana dengan etiologi? Tuberkulosis ini disebabkan oleh Bakteri tahan asam bernama Mycobacterium Tuberculosis yang pertama kali ditemukan oleh Robert Koch tahun 1882. Berdasarkan sifatnya yang aerob, ia sering menyerang paru (Pulmonary TB) walau juga bisa menyerang organ lain (Extrapulmonary TB) seperti tulang, meningens, dll. Bakteri ini ditularkan melalui droplet nuclei dari pasien TB aktif yang keluar saat ia bersin, batuk, tertawa maupun bicara. Apabila daya tahan tubuh rendah, kita dapat dengan mudah mendapat penyakit yang sama seperti pada penderita imunofeisiensi (HIV/AIDS). Tapi pada orang dengan imunitas yang baik, belum tentu ia tidak terinfeksi. Bakteri ini bisa menjadi dormant (istirahat) dalam tubuh dan menyebabkan penyakit TB laten (gejala klinis ga ada) yang sewaktu-waktu bisa menjadi TB aktif (gejala klinis ada) bila imunitas orang tersebut menurun.

Gejala klinisnya antara lain batuk (>3 minggu) berdahak berwarna kuning-hijau, demam, keringat malam, cepat lelah, anorexia, dan berat badan menurun sehingga badannya sangat kurus. Pengobatannya sangat lama +/- 6 bulan harus minum 4 macam obat sekaligus dan ga boleh lupa 1x pun. Nah, hal ini yang sering membuat pasien putus berobat dan menyebabkan resiko terjadinya Multi Drugs Resistance-TB meningkat. Jika hal ini terjadi, maka pengobatan akan semakin lama +/- 20 bulan dan jenis obat yang diminum semakin mahal, lebih toxic dan efektivitasnya rendah. Oleh karena itu, WHO menerapkan program Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) yang salah satu poinnya dimana satu orang keluarga pasien diharuskan menjadi pengawas kepatuhan pasien meminum obat dan mencatatnya di table data yang disediakan. Juga sudah tersedia sediaan obat dalam bentuk Fixed Drugs Combination sehingga pasien cukup meminum 1 tablet saja bukan 4.

Untuk pencegahan, kita dapat memanfaatkan sifat bakteri TB yang lebih suka daerah lembab dan tidak tahan panas. Kita bisa memulai dengan hal simple seperti membuka jendela rumah dan biarkan udara masuk sehingga tingkat kelembapannya rendah. Jangan setiap saat pakai AC yaa hehe hindari berada di tempat-tempat tertutup dalam waktu lama dan pakai masker kemana-mana. Agak lebay? Haha Ingat, Indonesia adalah Negara endemic TB sehingga wajar kalau kita mesti extra preventif. Jadi, jaga gaya hidupmu teman, karena penyakit ini sebenarnya sangat preventable and curable. Semuanya tergantung diri kita sendiri mau menjaga kesehatan atau tidak.

DEPARTEMEN PENGABDIAN MASYARAKATBEM KM FK UNAND