latar belakang mt edit 1
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transportasi merupakan hal yang sangat penting bagi penduduk. Transportasi
melayani angkutan penduduk dari rumah ke tempat pekerjaannya atau ke tempat
yang ingin di tuju. Pengertian transportasi menurut Ir. Sakti Adji Adisasmita
(2011) adalah tindakan atau kegiatan mengangkut atau memindahkan muatan
(barang dan orang) dari suatu tempat ke tempat yang lain, atau dari tempat asal ke
tempat tujuan. Peranan transportasi sangat penting yaitu sebagai sarana
penghubung, mendekatkan, dan menjembatani antara pihak-pihak yang saling
membutuhkan. Transportasi sudah ada sejak zaman primitif, mulai dari yang
sederhana hingga modern seperti masa kini sesuai dengan perkembangan zaman.
Peranan transportasi penting bagi berjalannya kehidupan manusia, perekonomian
dan pembangunan. Namun, di era globalisasi ini semakin banyak sarana
transportasi membuatnynya melebihi kapasitas. Dimana pertumbuhan kendaraan
yang mencapai 10-15% per tahun hanya dibarengi pertambahan jalan sebesar rata-
rata 0,01% per tahun. Rasio pertumbuhan kendaraan dan jalan yang berbeda jauh
menimbulkan masalah-masalah di jalan khususnya di daerah perkotaan. Saat ini
banyak penduduk yang memilih untuk menggunakan transportasi pribadi seperti
mobil/motor karena merasa lebih aman dan praktis. Efek dari banyaknya
kendaraan pribadi ini menyebabkan kemacetan yang berimbas ke masalah sosial
lainya. Permasalahan mengenai transportasi ini kita dapat menjumpainya di Kota
Malang.
Luasnya Kota Malang ( 252,10 km2 ) dan seiring pertumbuhan penduduk
(sejumlah 3,9 % per tahun) menyebabkan kebutuhan akan transportasi pun
meningkat. Peningkatan akan kebutuhan transportasi seharusnya menjadi
perhatian pemerintah dan developers untuk mengelola transportasi umum menjadi
lebih baik dan nyaman agar masyarakat mau menggunakan fasilitas transportasi
umum yang ada. Kurangnya perhatian terhadap transportasi umum terutama
angkutan kota (angkot), membuat banyak angkot di kota Malang menjadi tidak
nyaman dan bukan merupakan pilihan utama sebagai sarana transportasi.
Masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan
motor karena menurut mereka menggunakan kendaraan pribadi lebih cepat dan
nyaman.
Permasalahan mengenai transportasi umum ( angkot ) hendaknya di atasi agar
tercipta kondisi lalu lintas yang lebih baik. Diharapkan dengan menyelesaikan
berbagai macam permasalahan angkutan di kota Malang, diharap mampu
menunjang mobilitas masyarakat kota Malang dalam berbagai bidang
perekonomian dan sosial agar tercipta kondisi kesejahteraan masyarakat yang
baik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan transportasi umum ?
2. Apa yang menyebabkan masyarakat enggan menggunakan transportasi
umum ?
3. Siapakah yang berperan dalam menangani permasalahan angkutan umum
di kota Malang ?
4. Bagaimana cara mengatasi permasalahan transportasi, khususnya angkutan
umum di kota Malang ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui definisi dari transportasi secara luas.
2. Memberikan solusi tepat dalam menyelesaikan permasalahan angkutan
umum di kota Malang.
3. Mensinergikan peran pemerintah, regulator (dalam hal ini Dinas
Perhubungan kota Malang), pemilik angkutan dan sopir serta masyarakat
kota Malang sebagai pengguna angkutan umum dalam rangka
menyelesaikan permasalahan angkutan umum di kota Malang.
4. Meningkatkan kinerja pelayanan angkutan umum di kota Malang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Transportasi
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh
manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu transportasi
Darat, laut, dan udara.Sementara itu menurut Kamaludin (1987) Transportasi
berasal darikata latin tranpotare, dimana tran berarti seberang atau sebelah dan
portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi tansportasi berarti mengangkut
atau membawa (sesuatu) kesebelah lain atau dari satu tempat ke tempat lainnya.
Sistem transportasi adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadinya
pergerakan dan satu tempat ke tempat lain. Fungsi sistem itu sendiri adalah untuk
memindahkan suatu objek. Objek yang dipindahkan mencakup benda tak
bernyawa seperti sumber daya alam, basil produksi pabrik, bahan makanan dan
benda hidup seperti manusia, binatang dan tanaman. Ada beberapa komponen
dasar yang berfungsi pada semua sistem transportasi. Adapun komponen-
komponen tersebut adalah lalu lintas, terminal, kendaraan, peti kemas, ruas jalan,
persimpangan dan rencana operasi. Sistem angkutan pada dasamya dibentuk dan
prasarana dan sistem saranan yang dioperasikan dengan sistem pengoperasian atau
sistem perangkat lunak yang terdiri dan komponen-komponen: frekuensi, tarif dan
lain-lain. Sistem angkutan umum terdiri dari : sistem jaringan rute, terminal, halte,
jenis armada, dimensi armada dan desain kendaraan. Di dalam transportasi,
terdapat unsur-unsur yang terkait erat dalam berjalannya konsep transportasi itu
sendiri. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut: Manusia yang
membutuhkan, barang yang dibutuhkan, kendaraan sebagai alat/sarana, jalan dan
terminal sebagai prasarana transportasi dan organisasi (pengelola transportasi).
Transportasi memiliki fungsi dan manfaat yang terklasifikasi menjadi
beberapa bagian penting. Transportasi memiliki fungsi yang terbagi menjadi dua
yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan menunjang perkembangan
pembangunan (the promoting sector). Sementara menurut Morlok (1984) fungsi
trasportasi adalah untuk menggerakan atau memindahkan orang dan barang dari
satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sistem tertentu untuk tujuan
tertentu. Transportasi manusia atau barang biasanya bukanlah merupakan tujuan
akhir, oleh karena itu permintaan akan jasa transportasi dapat disebut sebagai
permintaan turunan (derived demand) yang timbul akibat adanya permintaan akan
komoditi atau jasa lainnya. Sedangkan manfaat transportasi terbagi menjadi tiga
klasifikasi yaitu:
a) Manfaat Ekonomi
Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan
menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang
menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak
geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi.
b) Manfaat Sosial
Manfaat Sosial Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, diantaranya
a) pelayanan untuk perorangan atau kelompok, b) pertukaran atau
penyampaian informasi, c) Perjalanan untuk bersantai, d) Memendekkan jarak,
e) Memencarkan penduduk.
c) Manfaat Politis
Transportasi menciptakan persatuan, pelayanan lebih luas, keamanan Negara
dan mengatasi bencana.
2.1.1. Perencanaan Transportasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa peranan perencanaan transportasi
sebenarnya adalah untuk dapat memastikan bahwa kebutuhan akan pergerakan
dalam bentuk pergerakan manusia, barang, atau kendaraan dapat ditunjang oleh
sistem prasarana transportasi yang harus beroperasi dibawah kapasitasnya. Sistem
prasarana transportasi terbentuk dari:
a) Sistem prasarana penunjang (jaringan jalan raya atau jalan rel).
b) Sistem manajemen transportasi (undang-undang, peraturan dan kebijakan).
c) Beberapa jenis moda transportasi dengan berbagai macam operatornya.
Sedangkan tujuan dari perencanaan transportasi adalah meramalkan dan
mengelola evolusi titik keseimbangan sejalan dengan waktu sehingga
kesejahteraan sosial dapat dimaksimumkan.
2.1.2. Klasifikasi Transportasi
Dari segi barang yang diangkut, transportasi dapat diklasifikasikan
menjadi:
a) Angkutan penumpang (Passanger), yaitu angkutan yang akan mengangkut
setiap penumpang dianta ra lokasi- lokasi pada rute dengan ongkos yang
sama tanpa diskriminasi (Morlok 1984)
b) Angkutan Barang (Goods), yaitu suatu angkutan yang mengangkut muatan
tunggal atau jamak dari asal ke tujuan, naik untuk penugasan menerus
ataupun untuk penuntasan bertahap.
c) Angkutan Pos (Mail), Angkutan muatan tidak langsung yang
bertanggungjawab atas transport muatan, menarik ongkosnya dan
sebagainya, tetapi pada kenyataannya tidak mengangkut sendiri muatan
tadi dari asal ke tujuannnya melainkan kereta api atau perusahaan
penerbangan yang mengangkut muatan tersebut.
Dari segi Geografis, Transportasi dapat diklasifikasikan:
a) Angkutan antar benua; misal Asia ke Amerika.
b) Angkutan Kotinental (antar negara), Misal dari Perancis ke Swiss
c) Angkutan antar daerah; misal dari Sulawesi ke Papua
d) Angkutan antar kota; misal Mandonga ke Landono.
e) Angkutan dalam kota; misal angkutan kota, becak, bus kota.
Dari sudut teknis dan alat pengangkutnya, Transportasi dapat diklasifikasikan;
a) Pengangkutan jalan raya, contoh; Truk, Bus, Mobil, dll
b) Pengangkutan jalan rel, contoh; Kereta api.
c) Pengangkutan melalui air, contoh; Kapal laut, Perahu.
d) Pengangkutan pipa, contoh; pipa minyak tanah, bensin, dan air minum.
e) Pengangkutan udara, contoh; Pesawat terbang, helicopter
2.1.3. Angutan Umum
Angkutan umum pada dasarnya merupakan sarana untuk memindahkan
orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain. Tujuannya untuk membantu
orang atau kelompok orang dalam menjangkau tempat yang dikehendaki, atau
mengirim barang dan tempat asal ke tempat tujuan. Terdapat 2 (dua) sistem
pemakai angkutan umum berdasarkan peraturan Direktorat jenderal Perhubungan
Darat tahun 1994, yaitu sebagai berikut:
a. Sistem sewa, yaitu kendaraan yang bisa dioperasikan baik oleh operator
maupun oleh penyewa. Dalam hal ini tidak ada rute dan jadwal tertentu yang
harus diikuti oleh pemakai. Sistem inisering disebut sebagal demand
responsive system, karena penggunaannya yang tergantung pada adanya
permintaan. Contoh jenis ini adalah angkutan jenis taksi.
b. Sistem penggunaan bersama, yaitu kendaraan dioperasikan oleh operator
dengan rute dan jadwal yang tetap. Sistem ini dikenal dengan transit system.
Terdapat dua jenis transit, yaitu sebagai berikut:
1. Para transit, yaitu tidak ada jadwal yang pasti dan kendaraan dapat
berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di sepanjang rutenya.
Contohnya adalah angkutan kota atau angkutan pedesaan.
2. Mass transit, yaitu jadwal dan tempat hentinya Iebih pasti dan teratur.
Contohnya adalah kereta api.
Pada dasarnya permintaan angkutan diakibatkan oleh hal- hal berikut (Nasution,
2004);
a) Kebutuhan manusia untuk berpergian dari lokasi lain dengan tujuan
mengambil bagian di dalam suatu kegiatan, misalnya bekerja, berbelanja,
kesekolah, dan lain- lain.
b) Kebutuhan angkutan barang untuk dapat digunakan atau dikonsumsi di lokasi
lain.
2.2. Angkutan Kota di Kota Malang
Kota Malang sebagai salah satu kota besar kedua di Jawa Timur memiliki
tingkat pertumbuhan penduduk 3,9% per tahun. Berdasarkan basis data
kependudukan bahwa jumlah penduduk kota malang 2014 yang terdaftar pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan SipilKota Malang sebanyak 865.011 jiwa
yang tersebar di 5 Kecamatan, 57 Kelurahan, 544 RW dan 4.098 RT.. Jumlah
tersebut masih dapat bertambah pesat bila kita tinjau bahwa kota Malang sendiri
adalah kota pelajar sekaligus kota yang memiliki berbagai industri yang
menyebabkan banyak pendatang yang kemudian bertempat di kota Malang. Hal
ini menyebabkan tingginya mobilitas masyarakat dalam berbagai kegiatan yang
berdampak pada kebutuhan transportasi umum (khususnya angkot) dalam
berbagai aktivitas sehari-hari. Sejalan dengan peningkatan pendapatan
masyarakat, banyak orang yang mampu membeli kendaraan pribadi. Banyak
alasan untuk memiliki kendaraan pribadi, antara lain karena masalah privasi dan
kenyamanan, dalam hal ini lebih di tekankan pada kenyamanan, karena menurut
sebagian besar masyarakat kendaraan umum yang di sediakan pemerintah jauh
dari katanyaman. Namun, kepemilikan kendaraan pribadi terlalu banyak juga
menimbulkan banyak masalah.
Banyaknya kendaraan pribadi berarti kemacetan yang semakin banyak di
jalan. Hal ini dikarenakan jumlah peningkatan kendaraan pribadi tidak sebanding
dengan peningkatan kapasitas jalan. Semakin banyak masyarakat yang
menggunakan kendaraan umum, semakin efektif pula penggunaan jalan raya.
Untuk mengatasi kemacetan biasanya pemerintah menawarkan solusi untuk
mengunakan transportasi umum, untuk kota Malang sendiri, ketika kita berbicara
tentang transportasi umum maka yang terbanyangkan oleh kita adalah sosok
mikrolet berwarna biru, atau umumnya dikenal dengan sebutan angkot. Angkot-
angkot ini sudah diatur sedemikian rupa untuk mengantar penumpang keberbagai
tujuan dikota Malang. Angkot-angkot berwarna biru adalah angkot khusus untuk
rute dalam kota. Di kota Malang terdapat 25 jenis angkutan kota (angkot) dan
total semua angkutan pada tahun 2015 berjumlah 2.216 kendaraan. Angkot
tersebut melayani 25 rute yang berbeda. Berikut adalah daftar angkot dan rute
yang di lewati.
No Jalur Jumlah Keluar Masuk
1. ADL 124 Terminal Arjosari - Jl.
Simpang R. Panji Suroso - Jl.
Raden Intan - Jl. Jend. A.
Yani - Jl. Letjen S. Parman –
Jl. Letjen Sutoyo – Jl. W. R.
Supratman – Jl. Panglima
Sudirman – Jl. Patimura – Jl.
Trunojoyo- Jl. Kertanegara –
Jl. Kahuripan – Jl Semeru –
Jl. Ijen – Jl. Bandung – Jl.
Terusan Bogor – Jl. Mayjen
Panjahitan – Jl. Mayjen
Haryono – Jl. Tlogomas –
Terminal Landung Sari
Terminal Landung Sari – Jl.
Tlogomas – Jl. Mayjen Haryono
– Jl. Mayjen Panjahitan – Jl.
Semeru – Jl. Kahuripan – Jl.
Tugu – Jl. Kertanegara – Jl.
Trunujoyo – cokro Aminoto – Jl.
Dr. Cipto – Jl. Panglima
Sudirman – Jl. W. R. Supratman
– Jl. Letjen Sutoyo – Jl. Letjen
S. Parman – Jl. Jend A Yani – Jl.
Raden Intan – terminal Arjosari
2. AL 105 Terminal Arjosari – Jl. R.
Panji Suroso – Jl. Laksda
Adi Sucipto – Jl. Tenaga – Jl.
Karya Timur – Jl. Mahakam
– Jl. W. R. Supratman – Jl.
Panglima Sudirman – Jl.
Patimura – Jl. Trunojoyo –
Jl. Kertanegara – Jl. Tugu –
Jl. Kahuripan – Jl. Semeru –
Jl. Ijen – Jl. Retawu – Jl.
Bondowoso – Jl. Jombang –
Jl. Suroboyo – Jl. Jakarta –
Jl. Bogor – Jl. Veteran – Jl.
Sumbersari – Terminal
Landung Sari
Terminal Landung Sari –Jl.
Tlogomas – Jl. Mayjen Haryono
Jl. Gajayana – Jl. Veteran – Jl.
Bandung – Jl. Ijen – Jl. Semeru
– Jl. Kahuripan – Jl. Tugu – Jl.
Kertanegara – Jl. Trunojoyo – Jl.
Patimura – Jl. Panglima
Sudirman – Jl. WR. Supratman –
Jl. Mahakam – Jl. Karya Timur –
Jl. Tenaga – Jl. Laksamana Adi
Sucipto – Jl. R. Panji Suroso –
Terminal Arjosari
3. LDG 170 Terminal Landung Sari – Jl.
Mayjen MT. Haryono – Jl.
Mayjen Panjahitan – Jl.
Brigjen S. Riyadi – Jl. Jend
Basuki Rahmat – Jl. Merdeka
Barat – Jl. Kauman – Jl.
Syarif al Qodri – Jl. Ade
Irma Suryani – Jl. Pasar
Besar – Jl. Sersan Harun – Jl.
Prof. Moh. Yamin – Jl.
Sartono SH – Jl. Kol.
Sugiono – Terminal Gadang
Terminal Gadang – Jl. Kol.
Sugiono – Jl. Sartono SH – Jl.
Irian Jaya – Jl. Tanimbar – Jl.
Sulawesi – Jl. Yulius Usman –
Jl. Syarif Al Qodri – Jl. Ade
Irma Suryani – Jl. Hasyim
Ashari – Jl. Kawi – Jl. Bromo –
Jl. Buring – Jl. Ijen – Jl.
Bandung – Jl. Veteran – Jl.
Terusan Bogor – Jl. Mayjen
Panjahitan – Jl. Mayjen haryono
– Terminal Landung Sari
4. AG 300 Terminal Arjosari – Jl.
Simpang R. Panji Suroso –
Jl. Raden Intan – Jl. Jend A.
Yani – Jl. Letjen S. Parma –
Jl. Letjen Sutuyo – Jl. Jagung
Suprapto – Jl. Basuki
Rahmat – Merdeka Utara –
Jl. Merdeka Timur – Jl.
Sukarjowiryor Panoto – Jl.
Pasar Besar – Jl. Sersan
Harun – Jl. Prof Moh yamin
– Jl. Sartono SH – Jl. Kol
Sugiono – Terminal Gadang
Terminal Gadang – Jl. Kol.
Sugiyono – Jl. Sartono SH – Jl.
Irian Jaya – Jl. Tanimbar – Jl.
Sulawesi – Jl. Yulius Usman –
Jl. Syarif Al Qodri – Jl. Kauman
– Jl. H. Ashari – Jl. A. R. Hakim
– Jl. Basuki Rahmat – Jl. Jagung
Suprapto – Jl. Letjen Sutoyo –
Jl. Letjen S. Supratman – Jl.
Jend A. Yani – Jl. Raden Intan –
Terminal arjosari
5. AT 44 Terminal Arjosari – Jl.Raden
Intan – JL.Jend.A Yani –
Jl.Letjen S Parman –
JL.Ciliwung-Jl.S
Priyosudarmo –Jl. R
Tumenggung Suryo-Jl.P
Terminal Perum Tidar – Jl. Es.
Berg – Jl. Puncak Mandala – Jl.
Raya Tidar – Jl. Lokon – Jl.
Bukit Barisan –Jl. Galunggung
Sangga Buwana – Jl.Gading- Jl.
Wilis – Jl. Pandan – Jl.
Sudirman- Jl. Patimura- Jl.
Belakang RSU – Jl.
Kahuripan – Jl. Semeru –
Jl.Arjuno – Jl. Kawi – Jl.
Panderman – Jl. Pandan – Jl.
Wilis – Jl. Gading –Jl.
Sangga Buana – Jl.
Galunggung – Jl. Bukit
Barisan – Jl. Lokon –Jl. Raya
Tidar –Jl. Puncak Mandala –
Terminal Perum Tidar
Panderman – Jl. Kawi – Jl.
Arjuno – Jl. Semeru – Jl.
Kahuripan – Jl. Belakang RSU –
Jl. Patimura – Jl. Panglima
Sudirman – Jl. R Tumenggung
Suryo – Jl. S Priyosudarmo – Jl.
Letjen S Parman – Jl. Jend A
Yani – Jl. Raden Intan –
Terminal Arjosari
6. GA 160 Terminal Gadang – Jl.
Satsuit Tubun – Jl. S
Supriyadi – Jl. Arif Margono
– Jl. Ade Irma Suryani –Jl.
KH Wahid Hasyim –Jl.
Kauman – Jl. Hasyim
Asyhari – Jl. AR Hakim - Jl.
Merdeka Utara – Jl. S
Wiryopranoto – Jl.
Mojopahit – Jl. Tugu – Jl.
Untung Suropati – Jl.
Pajajaran – Jl. Truno Joyo –
Jl. Cokroaminoto – Jl. Dr
Cipto – Jl. Pang Sudirman –
Jl. WR Supratman – Jl.
Letjend Sutoyo – Jl. Letjend
S. Parman – Jl. Jend Ayani –
Jl. R Intan – Terminal
Arjosari
Terminal Arjosari – Jl. Simpang
Panji Suroso – Jl. R Intan – Jl.
Jend A Yani – Jl. Letjend S
Parman – Jl. Letjend Sutoyo –
Jl.Indragiri – Jl. Mahakam – Jl.
WR Supratman – Jl. Pang
Sudirrman – Jl. Patimura – Jl.
Truno Joyo – Jl. Kertanegara –
Jl. Tugu – Jl. Mojopahit – JL. S
Wiryopranoto – Jl. Sultan
Syahrir – Jl. Halmahera – Jl.
Tanimbar – Jl Arif Margono –
Jl. S Supriyadi – Jl. Satsuit
Tubun –Terminal Gadang
7. TSG 27 Pasar Tawangmangu – Jl. Apk Gasek – Jl. Bend Sigura-
Gilimanuk – Tembalangan –
Jl. Sukarno Hatta – Jl. MT
Haryono Jl. Gajayana – Jl.
Bend Sigura – gura – Apk
Gasek
gura – Jl. Gajayana Jl. MT
Haryono – Jl. Sukarno Hatta –
Tembalangan Jl. Gilimanuk –
Pasar Tawangmangu
8. LG 118 Terminal Landungsari – Jl.
Tlogo Mas – Jl. Mayjend
Haryono Jl. Sumber Sari – Jl.
Bendungan Sutami – Jl.
Surabaya - Jl. Bondowoso –
Jl. Gading – Jl. Wilis – Jl.
Panderman – Jl. AR Hakim –
Jl. Merdeka Utara – Jl.
Merdeka Selatan – Jl.
Wiryopranoto – Jl. Sultan
Syahrir – Jl. Kyai Tamin – Jl.
Sartono SH – Jl. Peltu
Sujono – Jl. Susanto – Jl.
Niaga – Jl. Sonokeling – Jl.
Janti – Jl. S. Supriyadi – Jl.
Satsuit Tubun – Terminal
Gadang
Terminal Gadang – Jl. Satsuit
Tubun – Jl. S Supriyadi – Jl.
Janti – Jl. Sonokeling – Jl. Niaga
– Jl.Halmahera – Jl. Tanimbar –
Jl. Nusa Kambangan – Jl.
Terusan Halmahera – Jl. Kapten
Piere Tendean – Jl. Arif
Margono – Jl. KH Hasyim
Asyhari – Jl. Kawi – Jl. Gading
– Jl. Jombang – Jl. Surabaya –
Jl. Bendungan Sutami – Jl.
Wonogiri – Jl. Bend Sengguruh
– Bendungan Sigura-gura – Jl.
Sumbersari – Jl. Gajayana – Jl.
Mayjen Haryono – Terminal
Landungsari
9. MK 62 Term Madyopuro – Jl.
Kiageng Gribik – Jl. Muharto
– Jl. Z. Zakse – Jl. Pasar
Besar – Jl. Zaenal Arifin – Jl.
A Munandar – Jl. MGR
Sugriwiryopranoto – Jl.
Merdeka Timur – Jl.
Merdeka Selatan – Jl.
Kauman – Jl. KH Hasyim
APK Karang Besuki – Jl.
Klaseman – Jl. B Sutami - Jl.
Surabaya – Jl. Pahlawan Trib –
Jl. Guntur – Jl. BS. Riyadi – Jl.
Buring – Jl. Merapi – Jl. Bromo
– Jl. Semeru – Jl. Kahuripan – Jl.
Tugu – Jl. Mojopahit - Jl.
Basuki Rahmad – Jl. Merdeka
Utara – Jl. Merdeka Timur – Jl.
Asyhari – Jl. Kawi – Jl. Ijen
– Jl. Pahlawan Trib – Jl.
Surabaya – Jl. B. Sutami – Jl.
Kleseman – APK Karang
Besuki
MGR Sugriwiryopranoto – Jl. S.
Sah rir – Jl. Kyai Tamin – Jl.
Kopral Ustman – Jl. Pasar Besar
- Jl. Gatot Subroto - Jl. Ir. H.
Juanda – Jl. Muharto – Jl. Ki
Ageng Gribik – Term
Madyopuro
10 MM 68 Term Mulyorejo – Jl. Raya
Bandulan – Jl. Jupri – Jl.
Raya Langsep – Jl. Raya
Dieng – Jl. Kawi Atas – Jl.
Kawi – Jl. A.R. Hakim – Jl.
Merdeka Utara – Jl. MGR.
Sugriwiryopranoto – Jl.
Mojopahit – Jl. Tugu – Jl.
Kertanegara – Jl. Trunojoyo
– Jl. Pattimura – Jl. Urip
Sumoharjo – Jl. M. Wiyono
– Jl. Ranu Grati – Jl. Danau
Toba – Jl. Ki Ageng Gribig –
Term Madyopuro
Term Madyopuro – Jl. Ki
Ageng Gribik – Jl. Danau Toba
– Jl. Ranu Grati – Jl. M. Wiyono
– Jl. Urip Sumoharjo – Jl.
Pattimura – Jl. Trunojoyo – Jl.
Kertanegara – Jl. Tugu – Jl.
Mojopahit – Jl. Basuki Rahmad
– Jl. Merdeka Barat – Jl.
Kauman – Jl. KH Hasyim
Asyhari – Jl. Kawi – Jl. Kawi
Atas – Jl. Raya Dieng – Jl. Raya
Langsep – Jl. Jupri – Jl. Raya
Bandulan – Term Mulyorejo
11 AJG 78 Term Arjosari – Jl. RP.
Suroso – Jl. Adi Sucipto – Jl.
A. Yani – Jl. S. Parman – Jl.
Letjen Sutoyo – Jl. Indragiri
– Jl. RT. Suryo – Jl. Hamid
Rusdi – Jl. Kesatrian – Jl.
Terusan Pahlawan – Jl. Urip
Sumoharjo – Jl. Pattimura –
Jl. Trunojoyo – Jl. Jembatan
Pahlawan – Jl. Ir Juanda – Jl.
Term Gadang – Jl. Satsuit Tubun
– Jl. S. Supriayadi – Jl. Janti – Jl.
Sonokeling – Jl. Niaga – Jl.
Susanto – Jl. P. Sujono – Jl.
Sartono SH – Jl. RE Martadinata
– Jl. Kyai Tamin – Jl. Kopral
Usman – Jl. Pasar Besar – Jl. .
Arifin – Jl. Aris Munandar – Jl.
Jembatan Pahlawan – Jl.
Trunojoyo -= Jl. Cokro Aminoto
Zakse – Jl. RE. Martadinata
– Jl. Kyai Tamin – Jl. Prof
M. Yamin – JL. P. Sujono –
Jl. Susanto – Jl. Niaga – Jl.
Sonokeling – Jl. Janti – Jl. S.
Supriyadi – Jl. Satsuit Tubun
– Term Gadang
– Jl. Dr. Cipto – Jl. P. Sudirman
– Jl. RT. Suryo – JL. Barito – Jl.
Mahakam – Jl. Karya Timur – Jl.
Ciliwung – Jl. Letjend S.
Parman – Jl. A. Yani – Jl. R.
Intan – Term Arjosari
12 ABG 85 Term Arjosari – Jl. Simp. RP
Suroso – Jl. R. Intan – Jl. A.
Yani – Jl. Borobudur – Jl.
Sukarno Hatta – Jl. Cengkeh
– Jl. Kalpataru – Jl. Melati –
Jl. Mawar – Jl. Saranagan –
Jl. Tawangmangu – Jl.
Kaliurang – Jl. WR.
Supratman – Jl. P. Sudirman
– Jl. Pattimuara – JL.
Trunojoyo – Jl. Jembatan
Pahlawan – Jl. Gatot Subroto
– Jl. L. Martadinata – Jl. Kol
Sugiyono – Term Gadang
Term Gadang – Jl. Kol Sugiyono
– Jl. L. Martadianta – Jl. Gatot
Subroto – Jl. Jembatan Pahlawan
– Jl. Trunojoyo – Jl. Cokro
Aminoto – Jl. Dr. Cipto – Jl. P.
Sudirman – Jl. WR. Supratman –
Jl. Kaliaurang – Jl.
Tawangmangu – Jl. Sarangan –
Jl. Mawar – Jl. Bungur – Jl./
Kalpataru – Jl. Cengkeh – Jl.
Sukarno Hatta – Jl. Borobudur –
Jl. A. yani – Jl. R. Intan – Term
Arjosari
13 AMG 217 Term Arjosari – Jl. Simp SP.
Suroso – Jl. S. Priyo
Sudarmo – Jl. RT Suryo – Jl.
Hamid Rusdi – Jl. Kesatriaan
Terusan – Jl. Urip Sumoharjo
– Jl. P. Sudirman – Jl. Ir
Juanda – Jl. Kebalon – Jl.
Kol Sugiyono – Term
Gadang
Term Gadang – Jl. Kol.
Sugiyono – Jl. L. Martadinata –
Jl. Kyai Tamin – Jl. Kopraql
Usman – Jl. Pasar Besar – Jl.
Gatot Subroto – Jl. Jembatan
Pahlawan – Jl. Trunojoyo – Jl.
Cokroaminoto – Jl. Dr. Cipto –
Jl. P. Sudirman – Jl. RT. Suryo –
Jl. S. Priyo – Jl. Sudarmo – Jl.
LA. Sucipto – Jl. R. Intan –
Term Arjosari
14 CKL 88 APK Cemoro Kandang – Jl.
Raya Cemoro Kandang – Jl.
Raya Madyopuro – Jl.
Sekarpuro – Jl. Komplek
UNIDA – JL. D. Sentani – Jl.
D. Tigi – Jl. D. Kerinci – Jl.
D. Tondano – Jl. Limboto –
Jl. Raya Sawojajar – Jl. Ranu
Grati – Jl. M. Wiyono – Jl.
Kesatrian – Jl. Hamid Rusdi
– Jl. RT. Suryo – Jl. S. Priyo
Sudarmo – Jl. Ciliwung – Jl.
L. Sutoyo – Jl. Kedawung –
Jl. Kalpataru – Jl. Cengkeh –
Jl. Sukarno Hatta – Jl. Simp
Panggung – Jl. Vinolia – Jl.
Keramik – Jl. MT. Haryono -
Jl. Tlogomas – Term
Landungsari
Term Landungsari – Jl. Raya
Tlogomas – Jl. M. Haryono – Jl.
Keramik – Jl. Vinolia – Jl. Simp
Panggung – Jl. Panggung – Jl.;
Sukarno Hatta – Jl. Cengkeh –
Jl. Kalpataru – Jl. Kedawung –
Jl. Sutoyo – Jl. Hamid Rusdi –
Jl. Kesatrian – Jl. M. Wiyono –
Jl. Ranu Grati – Jl. Raya
Sawojajar – Jl. D. Limboto Barat
Ters – Jl. D. Tandono - Jl.
D.Paniai – Jl. Komp UNIDA –
Jl. Sekar Puro – Jl. Tigi – Jl.
D.Sentanu – Jl. Raya
Madyopuro – Jl. Cemoro
Kandang – APK Cemoro
Kandang
15 GML 41 Term Gadang – Jl. Satsuit
Tubun – Jl. S. Supriyadi – Jl.
Janti – Jl. Sono Keling – Jl.
Niaga – Jl. Susanto – Jl.
Halmahera – Jl. Tanimbar –
Jl. Sulawesi – Jl.
Nusakambangan – Jl. Arief
Margono – Jl. S. Supriyadi –
Jl. Rajawali – Term Mergan
Lori – Jl. Raya Langsep – Jl.
Galunggunbg – Jl. Bukit
Term Landungsari- Jl. Raya
Tlogomas – Jl. MT. Haryono –
Jl. MT.Haryono Gg XII – Jl.
Mertojoyo – Jl. Mertojoyo
Selatan – Jl. Belakang IAIN – Jl.
Ters Sigura-gura – Jl. Candi – Jl.
Simp Candi – Jl. Tidar – Jl.
Lokon – Jl. Bukit Barisan – Jl.
Raya Langsep – Jl. Mergan Lori
– Jl. Arief Margono – Jl. Yulius
Usman – Jl. Sulawesi – Jl.
Barisan – Jl. Tamboro – Jl.
Tidar – Jl. Simpang Candi -
Jl. Candi – Jl. Ters. Sigura-
gura – Jl. Belakang IAIN –
Jl. Mertoijoyo Selatan – Jl.
Mertojoyo – Jl. MT Haryono
Gg XII- Jl. Raya Tlogomas –
Term Landungsari
Halmahera – Jl. Susanto – Jl.
Niaga – Jl. Sono Keling – Jl.
Janti – Jl. S. Supriyadi – Jl. S.
Tubun – Term Gadang
16 GL 109 Term. Gadang –Jl. S Tubun –
Jl. S. Supriadi –Jl. Janti –
Sonokeling. –Jl. Niaga –Jl.
Susanto –Jl. Halmahera –Jl.
Sampo –Jl. Kalimantan –Jl.
Sulawesi –Jl. Yulius Usman
–Jl. Arief Margono –Jl. KH.
Hasyim Asyari –Jl. Kawi –Jl.
Ijen –Jl. Retawu –Jl. Gede –
Jl. Jakarta –Jl. Garut –Jl.
Bandung –Jl. Veteran –Jl.
Sumbersari –Jl. Gajayana –
Jl. MT> Hartono –Jl. Raya
Tlogomas –Term
Landungsari.
Term. Landungsari –Jl. Raya
Tlogomas –Jl. MT. Haryono –Jl.
Gajayana –Jl. Sumbersari – Jl.
Veteran – Jl. Bnadung – Jl. Ijen
– Jl. Semeru – Jl. Arjuno – Kawi
– Jl. AR Hakim – Jl. Merdeka
Utara – Jl. Merdeka Timur – Jl.
Kauman – Jl. KH. Hasyim
Asyari – Jl. Arief Margono – Jl.
Yulius Usman – Jl. Sulawesi Jl.
Nusakambangan – Jl. Halmahera
– Jl. Susanto – Jl. Niaga – Jl.
Sonokeling – Jl. Janti – Jl. S.
Supriyadi – Jl. S Tubun – Term
Gadang
17 PBB 61 APK Polowijen – Jl. Cakalan
– Jl. Ikan Tombro Timur – Jl.
Ikan Tombro – Jl. Ikana
Piranha Atas – Jl. Ters Ikan
Paus – Jl. Ikana Paus VI – Jl.
Ikan Paus – Jl. Simpang
Borobudur – Jl. A. Yani – Jl.
Laksda Adisucipto – Jl. Simp
APK Pasar Bunul – Jl.
Membrono – Jl. Wirinoi – Jl.
Simp LA. Sucipto – Jl. Laksda
Adi Sucipto – Jl. A. Yani – Jl.
Borobudur – Jl. Ikan Paus – Jl.
Ikan Paus VII – Jl. Ters Ikan
Paus – Jl. Ikan Piranha Atas – Jl.
Ikan Tombro Timur – Jl.
LA Sucipto – Jl. Warinoi –
Jl. Membrono – Jl.
Sisingamanganraja – Jl. R.
Patah – Jl. APK Pasar Bunul
Cakalan – Jl. APK Polowijen
18 TAT 6 APK Tlogowaru – Jl. Raya
Tlogowaru – Jl. Istiqomah –
Jl. Raya Arjowilangun – Jl.
Babatan V – Jl. Wonorejo –
Jl. Jembatan lori – Jl. Kol
Sugiono – Jl. Satsui Tubun –
Jl. S. Supriyadi – Jl. APK
Tirtosari
APK Tirtosari – Jl. S. Supriayadi
– Jl. S. Tubun – JL. Kol
Sugiyono – Jl. Jembatan Lori –
Jl. Wonorejo – Jl. Babatan V –
Jl. Babatan – Jl. Raya
Arjowilangun – Jl. Istiqomah –
Jl. Raya Tlogowaru – APK
Tlogowaru
19 JPK 54 Perum Joyo Grand – Jl.
Tamansari – Jl. Joyosuryo –
Jl. Mertojoyo – Jl.
Tambaksari – Jl. Simp
GajaHyana – Jl. Gajahyana –
Jl. MT. Haryono – Jl.
Sukarno Hatta – Jl. Pisang
Kipas – Jl. Vinolia – Jl.
Tunggul Wulung – Jl.
Arkodion – Jl. Biola – Jl.
Ikan Gurami – Jl. Ikan
Kakap – Jl. Piranha Atas – Jl.
Piranha – Jl. A. Yani – Jl.
Cerme – Jl. Balearjosari – Jl.
Karang Asem – Jl. APK
Karanglo Indah
APK Karanglo Indah – Jl.
Karang Asem – Jl. Cerme – Jl.
A. Yani – Jl. Ikan Piranha – Jl.
Piranha Atas – Jl. Ikan Kakap –
Jl. Ikan Gurami – Jl. Biola – Jl.
Arkodion – Jl. Tunggul Wulung
– Jl. Bunga Vinolia – Jl. Pisang
Kipas – Jl. Sukarno Hatta – Jl.
MT.Haryono – Jl. Gajahyana –
Jl. Simp Gajahyana – Jl.
Tambaksari – Jl. Mertojoyo – Jl.
Joyo Suryo – Jl. Tamansari –
APK Joyo Grand
20 JDM 49 APK Perum Joyo Grand – Jl. APK Mergan – Jl. Raya Langsep
Kanjuruan – Jl. Tlogosari –
Jl. Tlogo Indah – Jl. Raya
Tlogomas – Jl. MT. Haryono
– Jl. MT Haryono Gg X – Jl.
Joyoraharjo – Jl. Tambaksari
– Jl. Simp Gajayana – Jl.
Gajayana – Jl. Sumbersari –
Jl. Bendungan Sutami – Jl.
Galunggung – Jl. Raya
Langsep – APK Mergan
– Jl. Galunggung – Jl.
Bendungan Sutami – Jl.
Sumbersari – Jl. Gajayana – Jl.
Simp Gajahyana – Jl.
Tambaksari – Jl. Joyoraharjo –
Jl. MT. Haryono Gg X – Jl. MT
Haryono – Jl. Raya Tlogomas –
Jl. Tlogo Indah – Jl. Tlogosari –
Jl. Kanjuruan – APK Joyo Grand
21 MKS 11 Term Mulyorejo – Jl. Raya
Mulyorejo – Jl. Raya
Bakalan Krajan – Jl.
Kemantren Gg III – Jl.
Klayatan Gg III – Jl. S.
Supriyadi – Jl. APK Pasar
Sukun
APK Pasar Sukun – Jl. S.
Supriyadi – Jl. Klayatan Gg III –
Jl. KemaNtren Gg III – Jl. Raya
Bakalan Krajan – Jl. Mulyorejo
– Ter Mulyorejo
22 TST 83 Sub Term Tlogowaru – Jl.
Perum Puri Cempaka Putih –
Jl. Raya Arjowilangun – Jl.
Wonorejo – Jl. K. Parseh
Jaya – Jl. M. Sungkono – Jl.
Muharto – Jl. Puntodewa –
Jl. Kalimasada – Jl. M.
Wiyono – Jl. Kesatrian – Jl.
Untung Suropati – Jl. P.
Sudirman – Jl. WR.
Supratman – Jl. L. Sutoyo –
Jl.; Sarangan – Jl. Sarangan
Atas – Jl. Selorejo – Jl.
Selorejo Blok A – Jl.
APK Tasik Madu – Jl. Joyo
utomo –jl. KH.Yusuf Timur Jl.
Ikan Tombro Barat – Jl. Ikan
Tombro – Jl. Kakap – Jl. C. sari
- Jl. C. Mendut – Jl. Ters .C.
Mendut – Jl. Bukit Sari –Jl.
Cengger Ayam I – Jl. Cengger
Ayam – Jl. Melati – Jl. Setaman
– Jl. Mawar –Jl. Selorejo Blok B
– Jl. Selorejo Blok A Jl.
Sarangan Atas – Jl. Sarangan -
Jl. L. Sutoyo - Jl. WR.
Supratman - Jl. P. Sudirman
Utara . - Jl. P. Sudirman Utara -
Selorejo Blok B – Jl. Mawar
– Jl. Setaman – Jl. Melati –
Jl. Bungur – Jl. Cengger
Ayam – Jl. Cengger Ayam I
– Jl. Ters Kendalsari – Jl.
Bukirsari – Jl. Ters Candi
Mendut – Jl. C. Bima –JL. C.
Badut – Jl. C. Sari Utara – Jl.
Sudimoro – Jl. Ikan Kakap –
Jl. Ikan Tombro – Jl. Ikan
Tombro Barat – JL.
KH.Yuuf Timur – Jl. KH
Yusuf Barat - Jl. Ds Jeruk –
Jl. Joyo Utama – APK Tasik
Madu
Jl. Untung Suropati Utara – Jl.
Kesatrian – Jl. M. Wiyono – Jl.
Kalimasodo – Jl. Puntodewo –
Jl. Muharo – Jl. Jl. M.Sungkono
- Jl. K. Parseh Jaya – Jl.
Wonorejo – Jl. Arjowilangun –
Jl. Perum. Putri Cempaka Putih
– Sub . Term. Putri Cempaka
Putih – Sub . Term . Tlogo waru.
23 GM 53 Term. Gadang – Jl. Kol.
Sugiono . – Jl. Susanto – Jl.
Irian Jaya – Jl. Tanimbar. –
Jl. Sulaesi. – Jl. Yulius
Usman . – Jl. Syarief Al
Qodri – Jl. A. I Suryani – Jl.
B. Katamso – Jl. Ir Rais – Jl.
Jupri – Jl. Bandulan – Jl.
Raya Mulyrejo – Sub term
Mulyorejo.
Term. Mulyorejo. – Jl. Raya
Mulyorejo – Jl. Ds. Tebo Selatan
– Jl. Raya Mulyo rejo. – Jl. Raya
Bandulan . – Jl. Jupri. – Jl. IR.
Rais – Jl. B> Katamso. – Jl. A. I.
Suryani. – Jl.
Sukarjowiryopranoto – Jl. Kyai
Tamin – Jl. Prof. M. Yamin. – Jl.
Susanto. – Jl. Kol. Sugiono – Jl.
Term. Gadang.
24 ASD 46 Term. Arjosari –Jl. Simp.
PR. Suroso –JL. PR. Suroso
–Jl. Plaosan TMR –Jl. Tl.
Grajakan –Jl. Sucipto –Jl.
Simp. Batu Bara –Jl. Batu
Bara –Jl. LA. Sucipto –Jl.
APK Puncak Dieng –Jl. Ters
Dieng –Jl. Raya Langsep –Jl.
Mundu –Jl. Kawi Atas –Jl.
Taman Wilis –Jl. Klampok Kasri
–Jl. Bondowoso –Jl. Gresik –Jl.
Surabaya –Jl. Jakarta –Jl. Simp
Tembaga –Jl. Simp. Emas –
Jl. Emas –Jl. Sulfat –Jl. RT.
Suryo –Jl. Sanan –Jl. Barito
–Jl. Mahakam –Jl. Indragiri –
Jl. Letjend Sutoyo –Jl.
Sarangan –Jl. Mawar –Jl.
Bungur –Jl. Melati –Jl.
Kalpataru –Jl. Cengkeh –Jl.
Sukarno Hatta –Jl. M.
Panjaitan –Jl. Bandung –Jl.
Garut –Jl. Jakarta –Jl.
Surabaya –Jl. Gresik –Jl.
Bondowoso –Jl. Klampok
Kasri –Jl. Taman Wilis –Jl.
Kawi Atas –Jl. Mundu –Jl.
Raya Langsep –Jl. Ters
Dieng –AKP Puncak Dieng.
Bogor –Jl. Veteran –Jl. Bogor –
Jl. Jl. M Panjaitan –Jl. Sukarno
Hatta –Jl. Cengkeh –Jl.
Kalpataru –Jl. Melati –Jl. Mawar
–Jl. Sarangan –Jl. Letjend
Sutoyo –Jl. Indragiri –Jl. Sanan
–Jl. RT. Suryo –Jl. Sulfat –Jl.
Emas –Jl. Simp Emas –Jl.
Tembaga –Jl. Batu Bara –Jl.
Simp Batu Bara –Jl. LA. Sucipto
–Jl. TL Grajakan –Jl. Plaosan
Timur –Jl. RP Suroso –Jl. R.
Intan –Term arjosari
25 MT 17 Term. Mulyorejo –Jl. Sutan
Syahrir –Jl. Kyai Tamim - Jl.
Laks. Martadinata – Jl. Gatot
Subroto – Jl. Ir. H. Juanda –
Jl. Muharto – Jl. Ki. Ageng
Gribig - Jl. Mayjen
Sungkono – Jl. Wonokoyo –
Term. Tlogowaru
Term. Tlogowaru – Jl.
Wonokoyo – Jl. Mayjen
Sungkonno – Jl. Ki. Ageng
Gribig – Jl. Muharto – Jl. Ir. H.
Juanda – Jl. Kebalen Wetan – Jl.
Laks. Martadinata – Jl. Kyai
Tamim – Jl. K. T. Tendean – Jl.
Syarif Al Qodri – Jl. A.I.
Suryani – Jl. Sutan syahrir –
Terminal Mulyorejo
sumber: pemkot-malang.go.id
Contoh peta rute angkutan kota di Kota Malang
Jalur Gambar
ADL
AL
Landungsari
Terminal Arjosari
LDG
AG
Landungsari
Terminal Gadang
Terminal Gadang
Terminal Arjosari
AT
GA
Terminal Arjosari
Terminal Arjosari
Tidar
Terminal Gadang
TSG
LG
Tawangwangu
Terminal Gadang
Gasek
Landungsari
MK
MM
Madyopuro
Madyopuro
Karang Besuku
Mulyorejo
AJG
ABG
Terminal Arjosari
Terminal Arjosari
Terminal Gadang
Terminal Gadang
AMG
CKL
Terminal Arjosari
Cemoro Kandang
Terminal Gadang
Landungsari
GML
GL
2.2.1. Permasalahan Angkutan Kota (angkot)
Terdapat banyak permasalan yang bisa dijumpai dalam angkot di kota
Malang, diantaranya adalah efisien waktu dan kenyamanan. Selain itu jumlah
Landungsari
Terminal Gadang
Terminal Gadang
Landungsari
sopir angkot tidak terdaftar secara pasti sehingga sulit dalam mengkoordinasi
angkot di lapangan. Sulitnya mengetahui jumlah pengemudi angkutan umum yang
memang benar-benar pekerjaan menjadi pengemudi angkutan umum di Kota
Malang dikarenakan setiap angkutan terdapat sopir cabutan. Maksud dari sopir
cabutan ini adalah sopir yang tidak resmi. Bahkan setiap angkutan yang memiliki
sopir cabutan ini kadang terdapat 3 - 4 orang sopir cabutan. Peneliti juga tidak
dapat melihat mana pengemudi yang asli dan mana sopir cabutan. Jumlah
angkutan yang ada dan terdaftar di Dinas Perhubungan Kota Malang sejumlah
2.216. Jumlah pengemudi yang ada dilapangan bisa menjadi sekitar 6000
pengemudi angkutan itu sudah termasuk sopir cabutan.
Meskipun pemerintah sudah mengatur sedemikian rupa rute angkutan
kota, tapi masyarakat juga mempertimbangkan tingkat efisian waktu, dikarenakan
rute angkot yang dibuat untuk menjangkau semua tempat di kota Malang.
Permasalahan angkutan umum yag sering kita temui antara lain :
1. Sering melanggar lalu lintas
Sebenarnya pelanggar lalu lintas tidak hanya angkutan kota, melainkan hampir
semua pengguna jalan juga dapat dikatakan memiliki “peluang” untuk
melanggar. Pelanggaran-pelanggan yang sering dilakukan oleh angkutan
umum seperti menerobos rambu lalu lintas dan melewati marka jalan. Namun
terkadang pelanggaran ini tidak mendapatkan peringatan dari pihak kepolisian
yang menyaksikan pelanggaran tersebut.
2. Berhenti mendadak
Kebiasaan supir angkutan kota selanjutnya adalah berhenti mendadak. Hal ini
kerap kali menyebabkan kecelakaan ringan, atau kecelakaan beruntun apabila
berada pada jam-jam sibuk. Kebiasaan berhenti secara mendadak terjadi
karena penumpang yang berada pada angkutan kota tersebut memutuskan
untuk turun secara mendadak atau memberhentikan mereka. Selain untuk
menurunkan penumpang kebiasaan berhenti mendadak ini dilakukan untuk
menaikkan penumpang.
3. Memotong jalan tanpa memberi sein
Memotong jalan tanpa memberi sein tidak hanya dilakukan oleh supir angkot
saja. Kebiasaan ini berdampak kurang baik bila dilakukan terlalu sering karena
bisa membahayakan pengendara lain. Selain karena ketelederon pengemudi,
sein yang menyala dengan arah yang salah bisa juga dikarenakan kerusakan
pada kelistrikan kendaraan angkot tersebut.
4. Menggunakan handphone saat mengemudi
Menggunakan handphone saat mengemudi dapat menyebabkan konsentrasi
mengemudi terpecah sehingga dinilai dapat membahayakan diri pengemudi
dan pengguna kendaraan.
5. Kapasitas angkutan
Hal yang paling sederhana yang sering manjadi masalah adalah kapasitas
angkutan, karena hal itu sangat menggangu kenyamanan dan keamanan
penumpang, contoh yang paling sering terjadi adalah, angkot yang kapasitas
maksimal 12 (duabelas) orang terkadang di isi 14-15 orang. Hal yang paling
parah adalah satu orang penumpang harus duduk di pintu dengan sebagian
tubuhnya di luar kendaraan, dan penumapang di dalamnya saling berdesak-
desakan antara laki-laki dengan perempuan.
6. Melewati trotoar
Terkadang ada sopir yang hanya alasan mengejar setoran harus
mempertaruhkan keselamatan penumpang, dan para pengguna jalan yang
lainya, dalam keadan macet pun biasanya beberapa sopir angkut melakukan
tindakan tanpa peduli dengan para penumpang, tak jarang para sopir angkot
yang menaikan angkotnya keatas trotoar jalan hanya untuk biasa berjalan lebih
dulu dari kendaraan lain.
7. Tidak mengembalikan uang kembalian
Salah satu hal yang sekarang menjadi lumrah adalah tarif angkot yang tidak
jelas. Tidak ada stiker paguyuban yang menunjukkan tarif angkot sekali jalan.
Sebagian besar dari supir angkot tidak memberikan uang kembalian kepada
penumpang. Memang tindakan ini tidak sering terjadi, tapi bila sering
dilakukan maka sangat merugikan para penumpang.
8. Memotong trayek
Sering ditemukan kejadian dimana penumpang diturunkan di tepi jalan karena
hanya sedikit penumpang dalam sebuah armada. Kejadian ini yang paling
sering ditemui di lingkungan ketika. Setelah merunkan penumpang, maka
angkot tersebut akan berbalik jalur dan mencari penumpang lain. Dengan kata
lain menelantarkan penumpang sebelumnya.
9. Perawatan angkutan
Dapak dari ketidak layakan armada angkutan kota. tidak hanya dirasakan oleh
penumpang saja melainkan pengguna jalan lain. Untuk penumpang angkutan
kota, dampak yang dirasakan adalah pada bagian interior yang pada beberapa
angkutan kota terkesan asal-asalan, seakan-akan angkutan umum hanyalah
kendaraan yang bisa berjalan dan penumpang dapat duduk di dalamnya untuk
mencapai tujuan. Selain kondisi interior dari angkot yang kurang baik, angkot
di kota Malang juga memiliki keadaan mesin kurang terawatt. Sering kita
jumpai angkot yang mogok di tengah jalan sehingga membuat penumpang
harus beralih menggunakan angkot lain. Mesin kendaraan yang kurang terwat
juga menyebabkan kondisi mesin kurang baik dalam menghasilkan emisi gas
buang. Polusi udara merupakan dampak buruk emisi gas buang kendaraan
yang paling sering ditemui di jalanan.
10. Kesadaran penumpang
Ketidak nyamanan di dalam angkutan umum bukan hanya di buat oleh para
sopir angkutan tetapi juga oleh para penumpang lain yang sering tak peduli
dengan penumpang lain. Sering kita lihat para perokok yang tidak punya rasa
menghargai orang lain, dan terkadang tidak bisa di pungkiri pula sering terjadi
pelecehan di dalam angkutan umum .
Dari hal-hal di atas, masyarakat sering mempertimbangkan untuk mengunakan
angkutan kota atau menggunakan kendaraan pribadi, maka dari itu seharusnya
pemerintah juga memperhatikan hal- hal yang demikin, agar masyarakat mau
menggunakan angkutan kota.
2.3. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Angkutan Umum
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Angkutan Umum salah satunya dengan
cara merevitalisasi angkutan umum yang sudah tak layak pakai. Selain untuk
meningkatkan pelayanan, dengan merevitalisasi angkutan umum juga dapat
mencegah terjadinya prosentae kecelakaan. Definisi Konsep Kualitas pelayanan
adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada para
pelanggan. Kualitas pelayanan adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan
pelayanan kepada para pelanggan (Lupiyoadi, 2001). Sedangkan menurut Payne
(2000) kualitas pelayanan atau kaulitas jasa berkaitan dengan kemampuan suatu
organisasi untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Indikator-indikator
yang digunakan untuk menilai kualitas pelayanan yaitu menggunakan
SERVQUAL yang terdiri dari lima dimensi, yaitu:
(a) Kehandalan (Reliability) yaitu kemampuan provider angkutan umum
perkotaan di kota Malang untuk memberikan pelayanan secara akurat dan
terpercaya.
(b) Daya tanggap (Responsiveness), yaitu kemampuan provider angkutan
umum perkotaan di kota Malang untuk memberikan pelayanan yang cepat
(responsif) dan tepat. Daya tanggap berkaitan dengan ketersediaan
pelayanan angkutan dan kecepatan pelayanan.
(c) Kesopan-santunan, adalah kemampuan para kru angkutan umum
perkotaan khususnya angkot di kota Malang untuk menumbuhkan rasa
percaya. Rasa percaya ini dapat diperoleh jika sopir memperlakukan
penumpang dengan ramah dan sopan.
(d) Empati (Empathy), yaitu kemampuan provider angkutan umum perkotaan
khususnya angkot di kota Malang memberikan perhatian yang tulus dan
bersifat individual atau pribadi kepada para penumpang dengan berupaya
memahaminya. Tindakan empati ini bisa tercermin dari perilaku sopir
dalam hal perlakuan yang sama antar penunpang
(e) Bukti Fisik (Tangibel), yaitu kemampuan provider angkutan umum
perkotaan khususnya angkot untuk menunjukkan eksistensinya kepada
pihak eksternal berupa sarana dan prasarana fisik. Contohnya berupa
Kebaruan armada, fasilitas tempat duduk, kebersihan dan kerapihan
Ada sejumlah teknik yang dapat dipakai untuk memperbaiki kualitas jasa.
Beberapa teknik ini telah dipakai dalam industri manufaktur, sementara yang lain
telah dikembangkan atau diperbaiki dalam konteks sektor jasa. Beberapa di
antaranya adalah (Payne, 2000):
(1) Benchmarking
Untuk mengevaluasi kualitas jasa, perlu kiranya mengembangkan kinerja
perusahaan relatif terhadap para pesaingnya. Benchmarking merupakan
pencarian cara terbaik untuk mencapai keunggulan kompetitif. Jasa dan
praktek perusahaan secara berkesinambungan dibandingkan dengan standar
pesaing terbaik dan pemimpin-pemimpin industri yang teridentifikasi dalam
sektor-sektor lain. Dengan mengamati dan mengukur yang terbaik di dalam
dan di luar industri, ada kemungkinan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
(2) Analisis Blueprinting/Proses Jasa
merupakan konsep yang merincikan sistem dan struktur dasar organisasi untuk
mengembangkan pemahaman yang lebih luas mengenai proses jasa.
Pendekatan ini memerlukan identifikasi semua titik kontak antara pelanggan
dan penyedia jasa. Rincian yang mungkin dalam service encounter selanjutnya
dapat diidentifikasi. Ini kemudian dapat ditindaklanjuti dan diperbaiki, dengan
demikian memperbaiki kualitas jasa.
Sedangkan menurut Garperz (1997) dimensi yang perlu diperhatikan dalam
perbaikan kualitas jasa adalah:
1. Ketepatan waktu pelayanan. Hal-hal yang perlu diperhatikan di sini berkaitan
dengan waktu tunggu dan waktu proses.
2. Akurasi pelayanan, yang berkaitan dengan reliabilitas pelayanan dan bebas
kesalahan-kesalahan.
3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan, terutama bagi
mereka petugas keamanan, pengemudi, staf administrasi, kasir, petugas
penerima tamu, dan lain-lain. Citra pelayanan dari industri jasa sangat
ditentukan oleh orang-orang dari perusahaan yang berada pada garis depan
dalam melayani langsung pelanggan eksternal.
4. Tanggung jawab, berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penanganan
keluhan dari pelanggan eksternal.
5. Kelengkapan, menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana
pendukung, serta pelayanan komplementer lainnya.
6. Kemudahan mendapatkan pelayanan, berkaitan dengan banyaknya outlet,
banyaknya petugas yang melayani seperti kasir, staf administrasi da lain-lain,
banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer untuk memproses data dan
lain-lain.
7. Variasi model pelayanan, berkaitan dengan inovasi untuk memberikan pola-
pola baru dalam pelayanan, features dari pelayanan, dan lain-lain.
8. Pelayanan pribadi, berkaitan dengan fleksibilitas, penanganan permintaan
khusus dan lain-lain.
9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi, ruangan
tempat pelayanan, kemudahan menjangkau, tempat parkir kendaraan,
ketersediaan informasi, petunjuk-petunjuk, dan bentuk-bentuk lain.
Atribut pendukung pelayanan lainnya, seperti lingkungan, kebersihan ruang
tunggu, fasilitas musik, AC, dan lain-lain.
2.4.1 Peran Dinas Terkait
Dishub Kota Malang mempunyai peranan penting sebagai dinas yang
menangani bidang transportasi secara umum. Sehubungan dengan usaha-usaha
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, salah satu upaya yang
dilakukan oleh Dishub Kota Malang adalah dengan meningkatkan pelayanan
masyarakat di bidang jasa angkutan kota. Peranan Dishub Kota Malang dalam
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat memiliki tiga peran.
a) Dishub sebagai pembuat kebijakan (regulator)
Begitu besar pentingnya moda transportasi umum ini Dishub Kota Malang
sebagai sebagai salah satu dinas pemerintah yang bertugas untuk
mengatur lalu lintas dan angkutan jalan diberikan kewenangan untuk
membuat suatu aturan atau kebijakan yang nantinya dapat memberikan
kepuasan pelayanan kepada masyarakat. Aturan tersebut diantaranya
adalah (1) menetapkan jalur trayek angkutan kota di Kota Malang, (2)
penetapan tarif, (3) Penetapan waktu beroperasi angkutan kota yakni
dimulai, (4) Ketentuan pengujian kendaraan / uji KIR ( bahasa Belanda
KEUR ) secara berkala.
b) Dishub sebagai penyedia fasilitas (fasilitator)
dalam upaya-upaya peningkatan pelayanan masyarakat bidang angkutan
kota di Kota Malang, Dishub Kota Malang memberikan fasilitas-fasilitas
penunjang pelayanan angkutan kota kepada semua lapisan masyaraka
tanpa membedakan status ataupun jenis kelamin, sehingga akan tercipta
pelayanan yang adil yang dirasakan oleh penerima pelayanan yaitu
masyarakat Kota Malang. Hal tersebut meliputi (1) Menyediakan unit-unit
angkutan kota, (2) Menyediakan sarana dan prasarana, yakni berupa
terminal dan sub-terminal serta halte.
c) Dishub sebagai pengawas (evaluator)
dalam upaya-upaya peningkatan pelayanan masyarakat bidang angkutan
kota di Kota Malang Dishub Kota Malang sebagai Dinas yang
mengatur lalu lintas dan angkutan jalan harus dapat menjadi pengawas
agar tujuan dan sasaran dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan
rencana. Berikut merupakan wewenang Dishub Kota Malang sebagai
pengawas bidang angkutan, meliputi (1) pengawasan terhadap pelaksaan
izin usaha angkutan dan izin trayek (2) pengawasan terhadap kelayakan
kendaraan bermotor umum (3) pengawasan kesesuaian jalur angkutan kota
(4) pengawasan kesesuaian tarif (5) penyidikan terhadap kelebihan
muatan.
Salah satu instansi terkait yang bekerjasama dengan Dishub Kota Malang
adalah aparat Kepolisian Kota Malang. Seperti yang telah tertuang dalam UU
Nomor 22 Tahun 2009 pasal 259 bahwa penyidikan tindak pidana lalu lintas dan
angkutan jalan dilakukan oleh aparat-aparat Kepolisian Negara Republik
Indonesia. Sebab aparat kepolisian dapat menindak dengan tegas khususnya
pengemudi angkot yang tidak tertib serta tidak mengutamakan keselamatan para
penumpangnya. Seperti dalam sebuah razia yang diselenggarakan Dishub Kota
Malang yakni razia kelayakan kendaraan umum yang pernah dilaksanakan di
terminal Arjosari, Dishub Kota Malang meminta bantuan kerjasamanya dengan
aparat kepolisian Kota Malang. Maka dengan demikian diharapkan kerjasama
dengan aparat kepolisian ini mampu memudahkan Dishub Kota Malang dalam
memberikan pelayanan terbaiknya khususnya di bidang angkutan kota.
Kewenangan aparat kepolisian di bidang angkutan kota meliputi melakukan
penyitaan terhadap Surat Izin Mengemudi, Kendaraan Bermotor, muatan, Surat
Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor,
dan/atau tanda lulus uji sebagai barang bukti. Kewenangan dan peran aparat
kepolisian tersebut sangatlah membantu Dishub Kota Malang dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat Kota Malang secara maksimal, sebab jangka
wewenang Dishub Kota Malang hanya sebatas pembuat kebijakan, penyedia
fasilitas serta pengawas di bidang angkutan kota.
Dishub sebagai pihak yang berperan dalam 3 aspek penting yaitu sebagai
regulator, fasilitator dan evaluator angkutan umum dibantu elemen lain seperti
petugas kepolisian berkoordinasi dengan pemerintah kota (pemkot) sebagai
perencana dan pengelola wilayah guna menciptakan situasi angkutan yang aman
dan nyaman sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2.4.2 Peran Pemilik Angkot
Angkutan kota ( angkot ) yang beroperasi di kota Malang di miliki oleh
perorangan. Hal ini menyebabkan masing-masing angkutan memiliki perawatan
yang berbeda. Ada sebagian angkot yang memiliki kondisi yang baik dan layak
jalan, sedangkan sebagian lagi ada yang dalam kondisi kurang layak tapi tetap
dipaksakan untuk mengangkut penumpang. Kondisi angkot yang kurang
mendapat perhatian dari pemilik sangat merugikan bagi penumpang yang
menggunakan angkot sebagai alat transportasi. Persatuan Pemilik Angkutan Kota
Malang (Permitama) adalah organiosasi yang didirikan untuk mewadahi para
pemilik angkutan umum di kota Malang. Diharapkan organisasi ini mampu
meningkatkan kinerja angkutan kota, salah satu contohnya adalah koordinasi
dalam rangka menjembatani antara pemilik angkot dan pemerintah dalam
perbaikan chasis angkutan umum dimana pemkot sedang menunjuk bengkel resmi
untuk memperbaiki angkutan umum yang beroperasi di kota Malang. Selain
masalah perbaikan kendaraan, Permitama juga melakukan koordinasi mengenai
peraturan-peraturan mengenai angkutan umum yang diberlakukan. Salah satu
peraturan yang sekarang hangat diperbincangkan adalah tentang umur kendaraan
dimana pemkot berencana meremajakan angkot yang berusia diatas 17 tahun
sementara itu pemilik angkot masih bersikukuh bahwa usia angkot tidak
berpengaruh dalam rangka pengujian kendaraan. Peran Pemkot dan pemilik
angkot yang di jembatani oleh Permitama dalam rangka terwujudnya angkutan
yang aman dan nyaman ini perlu ditingkatkan, sehingga kondisi yang diharapkan
kedua belah pihak dapat terwujud.
2.4.3 Peran Sopir Angkutan
Sopir adalah orang yang menghubungkan penyedia angkutan dan
pengguna angkutan umum. Sopir angkutan sangat berpengaruh terhadap
permasalahan yang terjadi pada masalah angkutan, contohnya seperti macet dan
terjadinya kecelakaan.Pendapatan para supir angkutan masih sangat rendah, masih
di bwah UMK kota Malang menyebabkan banyak supir untuk melakukan kejar
setoran demi mendapat penghasilan yang bertambah, tapi di sisi lain dengan kejar
setoran tersebut membuat supir melupakan aspek kenyamanan dan keamanan
penumpang dan orang lain. Sopir sebagai pengendara bertanggung jawab atas
keselamatan penumpang selama perjalanan berlangsung. Perilaku sopir angkutan
umum dewasa ini sering dikenal ugal-ugalan, tidak patuh rambu lalu lintas dan
kurang memperhatikan kenyamanan penumpang. Buruknya pelayanan oleh sopir
angkutan ini tak lepas dari sistem setoran yang diterapkan oleh pemilik angkutan
umum. Selama sistem ini terus berjalan rasa sulit memperbaiki pelayanan yang
diberikan oleh sopir angkutan umum.
Usaha pemerintah dalam rangka menertibkan sopir yang kurang tertib
seperti melakukan razia dirasa kurang cukup menyelesaikan permasalahan ini.
Melakukan kebijakan seperti membuat angkot dibawah satu operator seperti
layaknya busway sehingga sopir di gaji dan tidak usah terpaku dengan setoran
kepada pemilik kendaraan merupakan salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan.
2.4.4 Peran Masyarakat
Perilaku angkutan umum yang sering melakukan pelanggaran lalu lintas,
memotong trayek ataupun pelanggaran lain terjadi selain akibat dari minimnya
kesadaran dari sopir terhadap keselamtan penumpang, juga akibat dari kontrol
sosial masyarakat sebagai pengguna yang terkesan pasrah dan cenderung tidak
peduli terhadap tindakan menyalahi aturan dari para sopir. Untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam hal lalu lintas jalan termasuk pemahaman tentang
angkutan umum sejak dini, salah satu usaha yang dilakukan pemerintah dan
Dishub adalah mengadakan sosialisasi kepada masyarakat secara langsung. Untuk
sosialisasi di tingkat pelajar, Dishub biasanya menggelar semacam seminar.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
(a) Transportasi merupakan hal yang sangat penting bagi penduduk.
Transportasi dibutuhkan untuk menunjang mobilitas dari masyarakat
dalam berbagai kegitan.
(b) Di kota Malang terdapat 25 jenis angkutan kota (angkot) yang melayani 25
rute yang berbeda. Angutan kota (angkot) di kota Malang mempunyai
banyak permasalahan.
(c) Permasalahan angkutan umum yag sering kita temui antara lain : sering
melanggar lalu lintas, berhenti mendadak, memotong jalan tanpa memberi
sein, kapasitas angkutan, melewati trotoar, tidak mengembalikan uang
kembalian, memotong trayek, perawatan angkutan dan kesadaran
penumpang sendiri.
(d) Untuk meningkatkan kualitas pelayanan angkutan umum, diperlukan
peran dari dinas terkait sebagai regulator, fasilitator, evaluator untuk
meningkatkan pelayanan angkutan. Kemudian diperlukan peran dari
pemilk dan sopir angkutan untuk memperbaiki kualitas pelayanan dan
yang terakhir diperlukan peran dari masyarakat sebagai pengguna
angkutan untuk melakukan control pelayanan terhadap angkutan umum.
3.2. Saran
Masalah angkutan umum di kota Malang merupakan masalah klasik yang
melibatkan berbagai elemen masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan
angkutan umum diperlukan kerjasama yang baik dari berbagai pihak mulai dari
pemerintah, dishub, pemilik angkot, sopir dan masyarakat agar tercipta kondisi
angkutan yang aman dan nyaman. Kondisi angkutan yang aman dan nyaman
dapat menjadi alternatif mengurai masalah kemacetan dengan mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi. Selain dapat mengurai kemacetan, situasi lalu
lintas yang baik dapat menyokong perekonomian yang kondusif sehingga dapat
mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat secara luas.
Daftar Pustaka
Adrian, Payne. 2000.Service Marketing Pemasaran Jasa, Yogyakarta. Andi
AKP, Rhamadhany. “ Analisa Pendapatan Pengemudi Angkutan Umum Kota
Malang (Studi Kasus Trayek Ramai, Menengah dan Sepi)”, Jurnal Ilmiah
Garperz, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas. Jakarta. Gramedia Pustaka Utomo
Kamaludin, Ruslan. 1987. Ekonomi Transportasi. Jakarta. Ghalia.
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta. Salemba Empat.
Morlok, Edward. K. 1984. Pengantar Teknik dan Perancangan Transportasi.
Jakarta. Erlangga.
Nasution, M.N. (2004). Manajemen Jasa Terpadu. Jakarta. PT Ghalia Indonesia.
Putri, Esti Hartyani.”Evaluasi Kebijakan Peremajaan Angkutan Kota dalam
Upaya Peningkatan Publik”. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 1, h
87-93.
Rahma, Novia. “Peranan Dinas Perhubungan Dalam Meningkatkan Pelayanan
Masyarakat Di Bidang Angkutan Kota”. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1,
No. 7, Hal. 1296-1304.
Sugianto, Arindra Hadi. “Evaluasi Kinerja Pelayanan Dinas Perhubungan Dalam
bidang Angkutan Umum Perkotaan”. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1,
No. 1.