latar belakang kunjungan delegasi norwegia

1
KUNJUNGAN DELEGASI NORWEGIA LATAR BELAKANG Kunjungan delegasi Norwegia sebagai tindak lanjut Kerjasama Indonesia dan Norwegia dalam Perubahan Iklim dan Kehutanan Selama seminggu ini delegasi Norwegia akan mengadakan kunjungan ke Indonesia. Delegasi dipimpin oleh Direktur Jenderal dan Utusan Khusus untuk Perubahan Iklim, Duta Besar Hans Brattskar, dan stafnya yang berasal dari International Climate and Forest Initiative Norwegia di Oslo, termasuk juga Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Eivind Homme, dan stafnya. Tujuan kunjungan ini adalah untuk mempelajari perkembangan terkini dari kerjasama bilateral bidang REDD+ sekaligus juga mengadakan kunjungan ke Papua sebagai propinsi terpenting yang berkaitan dengan bidang kehutanan. Program di Jakarta Selama kunjungan dua hari di Jakarta, delegasi akan bertemu dengan mitranya di Indonesia yang dipimping oleh Ketua Satgas Persiapan Kelembagaan REDD+, Kuntoro Mangkusubroto, termasuk para ketua kelompok kerja untuk membahas status berbagai kegiatan yang dilakukan untuk persiapan program REDD+. Delegasi juga berkesempatan untuk bertemu dengan beberapa menteri dan kepala badan yang berkaitan dengan pelaksanaan REDD+ di Indonesia. Delegasi juga akan bertemu dengan berbagai organisasi masyarakat sipil, serta duta besar dan perwakilan dari beberapa mitra pembangunan penting lainnya. Program di Papua Delegasi juga akan mengadakan kunjungan dua hari di Propinsi Papua sebagai salah satu dari Sembilan propinsi berhutan yang ditunjuk dalam program REDD+. Papua diharapkan menjadi inti dari strategi REDD+ untuk mengurangi hilangnya hutan di masa mendatang di Indonesia. Indonesia diharapkan dapat memenuhi target yang telah ditetapkan, yaitu penurunan tingkat deforestasi di propinsi lain tanpa menyebabkan peningkatan deforestasi di Papua yang secara historis masih rendah. Papua masih memiliki tutupan hutan yang luas termasuk hutan primer yang paling utuh di Indonesia. Papua juga memiliki keanekaragaman hayati yang tak ternilai dengan jumlah spesies terbesar. Meskipun demikian, Papua juga merupakan propinsi yang secara ekonomi termasuk masih tertinggal dengan kebutuhan pembangunan yang masih banyak. Karena itu, Papua memiliki potensi yang besar untuk memperoleh manfaat dari pembangunan berkelanjutan melalui REDD+. Delegasi ini juga akan bertemu dengan Sekretaris Propinsi dan perwakilan dari Satgas Pembangunan Rendah Karbon, organisasi lingkungan hidup lokal, dan mitra pembangunan. Delegasi ini juga akan mengunjungi masyarakat di Desa Namunaweja di Kabupaten Mamberamo yang menghasilkan kakao sebagai sumber pendapatan alternatif selain penebangan hutan dengan bantuan dari LSM lokal Yali. Kerangka Acuan Kerjasama Indonesia-Norwegia dalam Perubahan Iklim dan Kehutanan Pada Mei 2010, Indonesia dan Norwegia membangun kerjasama untuk mendukung segala upaya yang dilakukan Indonesia untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan kerusakan hutan dan lahan gambut. Norwegia memberikan dukungan kepada Indonesia melalui pemberian dana sebesar 1 miliar dollar selama beberapa tahun mendatang dengan syarat Indonesia mampu memberikan hasil- hasil yang telah disepakati terutama dalam bentuk pengurangan emisi yang telah diverifikasi. Dana ini pada awalnya dikhususkan untuk langkah-langkah persiapan dan kegiatan di Indonesia, seperti mengembangkan strategi REDD+ nasional, konsultasi dengan pemangku kepentingan dan membangun lembaga yang diperlukan serta memberlakukan moratorium konsesi hutan dan gambut yang bertujuan untuk memberikan ruang untuk perbaikan dalam perencanaan tata ruang dan tata kelola hutan. Sebagian besar dari dana 1 miliar dolar ini akan dikeluarkan sebagai pembayaran untuk pengurangan emisi yang telah diverifikasi secara independen yang awalnya berdasarkan pada penurunan emisi di propinsi percontohan pertama REDD+, yaitu Kalimantan Tengah. Begtu program berjalan dengan baik, Norwegia akan membayar Indonesia sesegera mungkin untuk pengurangan emisi yang telah diverifikasi secara independen pada skala nasional. Selama kunjungan ini delegasi Norwegia akan mengadakan kunjungan ke Indonesia. Delegasi dipimpin oleh Direktur Jenderal dan Utusan Khusus untuk Perubahan Iklim, Duta Besar Hans Brattskar, dan stafnya yang berasal dari International Climate and Forest Initiative Norwegia di Oslo, termasuk juga Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Eivind Homme, dan stafnya. Tujuan kunjungan ini adalah untuk mempelajari perkembangan terkini dari kerjasama bilateral bidang REDD+ sekaligus juga mengadakan kunjungan ke Papua sebagai propinsi terpenting yang berkaitan dengan bidang kehutanan 13 Maret 2012

Upload: redd-indonesia

Post on 27-Mar-2016

219 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

13 Maret 2012, Kunjungan delegasi Norwegia sebagai tindak lanjut Kerjasama Indonesia dan Norwegia dalam Perubahan Iklim dan Kehutanan

TRANSCRIPT

KUNJUNGAN DELEGASI NORWEGIA LATAR BELAKANG

Kunjungan delegasi Norwegia sebagai tindak lanjut Kerjasama Indonesia dan Norwegia dalam Perubahan Iklim dan Kehutanan

Selama seminggu ini delegasi Norwegia akan mengadakan kunjungan ke Indonesia. Delegasi

dipimpin oleh Direktur Jenderal dan Utusan Khusus untuk Perubahan Iklim, Duta Besar Hans

Brattskar, dan stafnya yang berasal dari International Climate and Forest Initiative Norwegia di

Oslo, termasuk juga Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Eivind Homme, dan stafnya. Tujuan

kunjungan ini adalah untuk mempelajari perkembangan terkini dari kerjasama bilateral bidang

REDD+ sekaligus juga mengadakan kunjungan ke Papua sebagai propinsi terpenting yang berkaitan

dengan bidang kehutanan.

Program di Jakarta

Selama kunjungan dua hari di Jakarta, delegasi akan bertemu dengan mitranya di Indonesia yang

dipimping oleh Ketua Satgas Persiapan Kelembagaan REDD+, Kuntoro Mangkusubroto, termasuk

para ketua kelompok kerja untuk membahas status berbagai kegiatan yang dilakukan untuk

persiapan program REDD+. Delegasi juga berkesempatan untuk bertemu dengan beberapa menteri

dan kepala badan yang berkaitan dengan pelaksanaan REDD+ di Indonesia. Delegasi juga akan

bertemu dengan berbagai organisasi masyarakat sipil, serta duta besar dan perwakilan dari beberapa

mitra pembangunan penting lainnya.

Program di Papua

Delegasi juga akan mengadakan kunjungan dua hari di Propinsi Papua sebagai salah satu dari

Sembilan propinsi berhutan yang ditunjuk dalam program REDD+. Papua diharapkan menjadi inti

dari strategi REDD+ untuk mengurangi hilangnya hutan di masa mendatang di Indonesia. Indonesia

diharapkan dapat memenuhi target yang telah ditetapkan, yaitu penurunan tingkat deforestasi di

propinsi lain tanpa menyebabkan peningkatan deforestasi di Papua yang secara historis masih

rendah. Papua masih memiliki tutupan hutan yang luas termasuk hutan primer yang paling utuh di

Indonesia. Papua juga memiliki keanekaragaman hayati yang tak ternilai dengan jumlah spesies

terbesar. Meskipun demikian, Papua juga merupakan propinsi yang secara ekonomi termasuk masih

tertinggal dengan kebutuhan pembangunan yang masih banyak. Karena itu, Papua memiliki potensi

yang besar untuk memperoleh manfaat dari pembangunan berkelanjutan melalui REDD+.

Delegasi ini juga akan bertemu dengan Sekretaris Propinsi dan perwakilan dari Satgas Pembangunan

Rendah Karbon, organisasi lingkungan hidup lokal, dan mitra pembangunan. Delegasi ini juga akan

mengunjungi masyarakat di Desa Namunaweja di Kabupaten Mamberamo yang menghasilkan kakao

sebagai sumber pendapatan alternatif selain penebangan hutan dengan bantuan dari LSM lokal Yali.

Kerangka Acuan Kerjasama Indonesia-Norwegia dalam Perubahan Iklim dan Kehutanan

Pada Mei 2010, Indonesia dan Norwegia membangun kerjasama untuk mendukung segala upaya

yang dilakukan Indonesia untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan kerusakan hutan dan lahan

gambut. Norwegia memberikan dukungan kepada Indonesia melalui pemberian dana sebesar 1

miliar dollar selama beberapa tahun mendatang dengan syarat Indonesia mampu memberikan hasil-

hasil yang telah disepakati terutama dalam bentuk pengurangan emisi yang telah diverifikasi. Dana

ini pada awalnya dikhususkan untuk langkah-langkah persiapan dan kegiatan di Indonesia, seperti

mengembangkan strategi REDD+ nasional, konsultasi dengan pemangku kepentingan dan

membangun lembaga yang diperlukan serta memberlakukan moratorium konsesi hutan dan gambut

yang bertujuan untuk memberikan ruang untuk perbaikan dalam perencanaan tata ruang dan tata

kelola hutan. Sebagian besar dari dana 1 miliar dolar ini akan dikeluarkan sebagai pembayaran untuk

pengurangan emisi yang telah diverifikasi secara independen yang awalnya berdasarkan pada

penurunan emisi di propinsi percontohan pertama REDD+, yaitu Kalimantan Tengah. Begtu

program berjalan dengan baik, Norwegia akan membayar Indonesia sesegera mungkin untuk

pengurangan emisi yang telah diverifikasi secara independen pada skala nasional.

Selama kunjungan ini delegasi Norwegia akan mengadakan

kunjungan ke Indonesia. Delegasi

dipimpin oleh Direktur Jenderal dan Utusan Khusus untuk

Perubahan Iklim, Duta Besar Hans Brattskar,

dan stafnya yang berasal dari

International Climate and Forest Initiative

Norwegia di Oslo, termasuk juga Duta

Besar Norwegia untuk Indonesia, Eivind

Homme, dan stafnya. Tujuan kunjungan ini

adalah untuk mempelajari

perkembangan terkini dari kerjasama bilateral bidang

REDD+ sekaligus juga mengadakan

kunjungan ke Papua sebagai propinsi terpenting yang

berkaitan dengan bidang kehutanan

13 Maret 2012