laporan delegasi teknis bksap dpr-ri ke · pdf filekeputusan (sk) pimpinan dpr-ri no....
TRANSCRIPT
1
LAPORAN DELEGASI TEKNIS BKSAP DPR-RI
KE REPUBLIK ALBANIA DAN BOSNIA HERZEGOVINA
TANGGAL 23 – 29 JULI 2011
I. PENDAHULUAN
Pada tanggal 23 – 29 Juli 2011, Delegasi DPR-RI melakukan kunjungan
teknis ke 2 negara yaitu ke Republik Albania dan Bosnia Herzegovina. Pilihan untuk
berkunjung ke 2 negara ini berdasarkan hasil Rapim BKSAP yaitu mengajak Albania
dan Bosnia Herzegovina untuk berpartsipasi aktif dalam organisasi Parlemen
Negara-negara Organisasi Konferensi Islam (Parliamentary Union of the OIC
Member States). Albania yang merupakan anggota OKI jarang mengikuti kegiatan
PUIC, sedangkan Bosnia yang masih berstatus Observer organisasi OKI belum
pernah sama sekali mengikuti kegiatan PUIC.
A. Dasar Pengiriman Delegasi
Pengiriman Delegasi Teknis BKSAP DPR-RI ini berdasarkan Surat
Keputusan (SK) Pimpinan DPR-RI No. 76/PIMP/IV/2010-2011 tentang Penugasan
Delegasi DPR-RI dalam Kunjungan Teknis BKSAP DPR-RI ke Albania dan Bosnia
Herzegovina dari tanggal 23 – 29 Juli 2011.
B. Susunan dan nama-nama Delegasi
Delegasi Teknis BKSAP DPR-RI terdiri dari :
1. DR. M. Hidayat Nur Wahid, MA (Ketua Delegasi/Ketua BKSAP/Komisi I /F-PKS)
2
2. DR. Nurhayati Ali Assegaf, M.Si (Wakil Ketua BKSAP/Komisi I/F-PD)
3. Sidarto Danusubroto (Wakil Ketua BKSAP/Komisi I/F-PDI Perjuangan)
4. Ir. H. Azwar Abubakar, MM (Wakil Ketua BKSAP/Komisi I/F-PAN)
5. Ir. Atte Sugandi, MM (Anggota BKSAP/Komisi VI/F-PD)
6. Tantowi Yahya (Anggota BKSAP/Komisi I/F-PG)
7. Nazarudin Kiemas (Anggota BKSAP/Komisi VII/F-PDI Perjuangan)
C. Misi Delegasi
Misi Delegasi Teknis BKSAP DPR-RI ke Albania dan Bosnia Herzegovina adalah :
1. Meningkatkan diplomasi parlemen dan persahabatan serta kerjasama di berbagai
bidang.
2. Mengajak kedua negara sebagai negara Eropa yang mayoritas penduduknya
Muslim untuk aktif berpartisipasi di PUIC dan memberikan dukungan terhadap
presidency Indonesia di PUIC. Seperti diketahui Indonesia (Ketua DPR-RI) akan
menjadi Presiden Konferensi PUIC untuk periode 2012-2013.
3. Berbagi pengalaman (sharing experiences) mengenai kehidupan Demokrasi dan
nilai-nilai Islam.
II. KEGIATAN DELEGASI TEKNIS BKSAP DPR-RI
A. Di Republik Albania
1. Pertemuan dengan Ketua Parlemen Albania, Mrs. Josefina Topalli,
tanggal 25 Juli 2011 pukul 10.00.
Setelah perkenalan delegasi, Ketua Delegasi DPR-RI, DR. M. Hidayat Nur
Wahid, MA menyampaikan surat undangan Ketua DPR-RI, DR. H. Marzuki Alie
kepada Ketua Parlemen Albania untuk menghadiri Konferensi ke-7 PUIC yang
rencananya berlangsung di Palembang, Januari 2012.
Selanjutnya, Ketua Delegasi DPR-RI menyampaikan bahwa ini adalah
kunjungan yang pertama dari Delegasi Parlemen Indonesia ke Albania,
karenanya diharapkan juga memunculkan hasil yang positif dan historik. Ketua
3
Delegasi DPR-RI mengajak Parlemen Albania untuk meningkatkan diplomasi
parlemen Indonesia-Albania di masa depan, mengingat banyaknya kesamaan
kedua negara, baik sebagai negara yang plural dalam aspek agama dan etnik
maupun sesama negara bermayoritaskan Islam yang mempraktekkan Islam dan
demokrasi. Ketua Delegasi DPR-RI juga memuji keberhasilan pemerintah dan
masyarakat Albania dalam menjalankan kehidupan demokrasi sejak runtuhnya
rezim komunis di tahun 1991. Diharapkan peran aktif Albania dalam Konferensi
PUIC di Palembang mendatang diantaranya dapat berbagi pengalaman dalam hal
demokratisasi di Albania kepada negara-negara anggota OKI lainnya sehingga
PUIC tidak lagi terkesan Arab Centris. Dengan demikian, negara-negara Eropa
(Barat) tidak selalu menengok misalnya Indonesia dan Turki sebagai model
dalam kehidupan berdemokrasi di negara yang mayoritas penduduknya Muslim,
karena di negara Eropa pun (Albania) telah ada yang berhasil melakukannya.
Pimpinan Delri juga menyampaikan bahwa mestinya tidak ada hambatan bagi
Albania untuk aktif di PUIC karena selain sebagai anggota OKI, Presiden PUIC
yang sekarang adalah Ketua Parlemen Uganda yang juga beragama non-muslim.
Menanggapi undangan untuk hadir di PUIC Palembang, Ketua Parlemen
Albania, Mrs. Josefina Topalli langsung menyatakan siap menghadiri konferensi
tersebut. Beliau juga sangat bangga dengan kedatangan Delegasi DPR-RI yang
negara mewakili penduduk Muslim terbesar di dunia dan negara demokratis
ketiga terbesar di dunia. Selanjutnya Ketua Parlemen menjelaskan tentang masa
lalu Albania yang dikuasai rezim komunis yang sangat mencengkeram seluruh
masyarakat Albania dengan kediktatorannya.
Mrs. Topalli juga menerangkan tentang produk-produk Albania seperti
pertambangan (mining), mineral, air, dan sebagainya dan mengungkapkan
kestrategisan Albania karena merupakan pintu masuk ke negara-negara Balkan.
Beliau juga menjelaskan keanggotaan Albania di IPU dan organisasi-organisasi
baik internasional seperti IPU maupun di regional. Mrs. Topalli sempat
menanyakan jumlah anggota Parlemen Perempuan di DPR-RI yang kemudian
dijawab oleh Wakil Ketua BKSAP, DR. Nurhayati Ali Assegaf, M.Si.
4
Gmb. 1 : Suasana Courtesy Call Delegasi DPR-RI dengan Ketua Parlemen Albania
2. Peninjauan ke Gedung Parlemen Albania, 25 Juli 2011
Di sela-sela pertemuan, Delegasi DPR-RI (Delri) melakukan peninjauan ke
Gedung Parlemen Albania. Walaupun anggota Parlemen Albania hanya
berjumlah 140 orang namun peralatan sidang dan untuk melakukan voting
sudah digitalized serta tertata rapi.
Gmb. 2 : Delegasi DPR-RI saat melihat Gedung Parlemen Albania
5
3. Pertemuan dengan Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Parlemen
Albania, Mr. Fatos Beja, tanggal 25 Juli 2011 pukul 11.00.
Setelah memperkenalkan anggota delegasi, Ketua Delegasi DPR-RI
menerangkan tentang kehidupan demokrasi dan Islam di Indonesia.
Sedangkan Mr. Fatos Beja menegaskan bahwa Indonesia dan Albania harus
membangun kerjasama yang baik dimana Indonesia sebagai salah satu
negara terbesar di dunia merupakan mitra yang strategis yaitu dengan cara
saling bertukar delegasi dan kerjasama lain yang saling menguntungkan.
Selanjutnya ia menjelaskan tentang perkembangan penduduk di Albania
dimana pada saat ini negara-negara Eropa yang menjadi tetangga Albania
khawatir dengan migrasi besar-besaran dari Albania seperti yang pernah
terjadi 20 tahun silam.
Sealin itu, menanggapi pertanyaan Delri mengenai pencapaian Millennium
Development Goals (MDGs) di Albania, anggota Komisi Hubungan Luar Negeri
Parlemen Albania menjelaskan bahwa pencapaian MDGs di Albania sangat
bergantung pada reformasi pembangunan ekonomi Albania. Saat ini sudah
ada beberapa kemajuan karena Pemerintah Albania sudah bekerja sama
dengan badan PBB, UNDP dalam pencapaian MDGs. Mengenai koordinasi
pelaksanaannya telah terintegrasi antara Pemerintah, Parlemen dan UNDP.
Albania juga memiliki standar pencapaian MDGs yang sama dengan Uni
Eropa. Rintisan MDGs yang dimulai sejak tahun 2003 ini yakin akan dapat
dicapai oleh Albania pada tahun 2015.
6
Gmb. 3. Pertemuan dengan Komisi Luar Negeri Parlemen Albania
Isu lain yang dibahas adalah tentang kemerdekaan Kosovo karena saat ini
sudah 76 negara yang mendukung kemerdekaan tersebut. Komisi Hubungan
Luar Negeri Parlemen Albania menjelaskan bahwa 85% penduduk Kosovo
adalah Muslim dan sekarang ini sedang terjadi krisis ekonomi karena
sebagian besar penduduknya pengangguran. Komisi ini sempat menanyakan
sikap RI terhadap masalah kemerdekaan Kosovo. Menanggapi hal tersebut,
Wakil Ketua BKSAP, Sidarto Danusubroto menyatakan bahwa karena kasus ini
bersifat sensitif maka DPR-RI akan menyampaikan hal ini kepada Pemerintah
RI dalam hal ini Kementerian Luar Negeri RI, karena keputusan final
mendukung atau belum mendukung, ada tangan di Pemerintah RI, sekalipun
sebagai institusi yang mewakili rakyat, DPR-RI sangat bisa memahami apa
yang yang menjadikan keputusan rakyat Kosovo tersebut.
7
4. Pertemuan dengan Perdana Menteri Albania, Mr. Sali Berisha,
tanggal 25 Juli 2011 pukul 13.00.
PM Sali Berisha mengucapkan selamat datang kepada Delegasi DPR-RI
dan menyambut antusias kunjungan pertama kali dan bersejarah Delegasi
DPR-RI ke Albania serta menyatakan kunjungan DPR-RI ini merupakan
kontribusi yang konkrit terhadap hubungan kedua negara. PM Berisha
mengungkapkan keinginannya agar Indonesia dan Albania dapat
bekerjasama secara lebih dekat di segala bidang, khususnya di bidang energi,
air, turisme serta mengajak para investor Indonesia untuk menanamkan
investasinya di Albania. PM Albania juga mengusulkan peningkatan hubungan
bilateral Indonesia dan Albania seperti diselesaikannya draft perjanjian
peningkatan dan perlindungan investasi, perjanjian penghindaran pajak
berganda, perjanjian transportasi maritim, perjanjian kebudayaan serta
adanya saling kunjung pejabat dan pengusaha dari kedua negara.
Lebih lanjut PM Berisha menyampaikan pertumbuhan ekonomi di
negerinya serta menerangkan tentang kabinet yang dipimpinya yang terdiri
dari 11 orang menteri. Selain itu, PM Berisha mendukung penguatan
Friendship Group Parlemen Albania dengan DPR-RI serta menyarankan agar
Ketua Parlemen Albania untuk datang pada saat Konferensi PUIC di
Palembang.
8
Gmb. 4 : Pertemuan Delri dengan Perdana Menteri Albania, Mr, Sali Berisha
Mengenai masalah kemerdekaan Kosovo, Pemerintah dan Parlemen
Albania berharap DPR-RI dapat mendukung kemerdekaan Kosovo. PM
Berisha menyampaikan jika Indonesia mendukung kemerdekaan tersebut,
maka Indonesia bisa menulis surat dukungan dan menyatakan bahwa
masalah Kosovo bukan bersifat preseden melainkan sui generis (kasus
tersendiri). Menanggapi hal ini, Ketua Delegasi DPR-RI menyatakan dapat
memahami aspirasi rakyat Kosovo, namun karena wewenang untuk
memberikan pernyataan dukungan ada pada Eksekutif, maka hal ini
diserahkan pada Pemerintah RI. Meski demikian, anggota Delri, Tantowi
Yahya mengatakan akan menyampaikan dan menanyakan hal ini kepada
Pemerintah RI (Kemlu RI) sekembalinya dari Tirana.
Selanjutnya Ketua Delri juga mendukung penguatan hubungan dengan
Albania dengan ikut mendorong pihak Kemlu RI untuk membuka Konjen RI di
9
Tirana, dan diharapkan pihak Albania juga membuka Perwakilan untuk di
Jakarta.
5. Pertemuan dengan Deputi Menteri Luar Negeri Albania, Mr. Selim
Belortaja, tanggal 25 Juli 2011
Pertemuan yang sedianya dijadwalkan dengan Menteri Luar Negeri
diwakili oleh Deputinya karena Menteri Luar Negeri sedang melakukan
kunjungan dinas ke luar negeri. Dalam pertemuan ini, Ketua Delegasi DPR-RI
menyampaikan bahwa Indonesia (Ketua DPR-RI) akan menjadi Presiden
Konferensi PUIC 2012 – 2013. Selain itu dalam pertemuan kedua pihak
saling bertukar informasi mengenai pertumbuhan ekonomi di Albania dan
Indonesia. Deputi Menlu Albania mengatakan bahwa krisis yang terjadi di
salah satu negara Eropa (Yunani) saat ini dapat mempengaruhi negara-
negara Eropa lainnya termasuk Italia dan Albania. Albania yang dekat dengan
Italia sangat tergantung dengan Italia dimana 60 % total ekspornya adalah
ke negara tersebut.
Gmb. 5 : Pertemuan Delri dengan pihak Kemlu Albania
10
Selain membahas masalah kemerdekaan Kosovo, pertemuan juga
membahas bahwa hubungan kerjasama yang erat antar kedua negara akan
lebih mudah diwujudkan jika terdapat kantor perwakilan kedua negara di
masing-masing ibukota. Saat ini kepentingan Indonesia di Albania dilakukan
oleh KBRI Sofia-Bulgaria, sedangkan kepentingan Albania di Indonesia
dilakukan oleh Kedubes Albania di Kuala Lumpur-Malaysia. Selain itu, dalam
pertemuan anggota BKSAP DPR-RI, Ir. Atte Sugandi, MM, mengusulkan perlu
adanya program Pertukaran Pelajar antara Indonesia dan Albania.
6. Dialog dengan Ketua Komunitas Muslim (Mufti) Albania, Mr. Selim
Muca, tanggal 26 Juli 2011 pukul 10.00.
Pada saat dialog dengan pimpinan Komunitas Muslim Albania, Delegasi
DPR-RI melontarkan pentingnya Mufti Albania menghadiri kegiatan di level
internasional dan Delri juga menyampaikan kerjasama pemberian beasiswa
untuk belajar di Indonesia. Hal ini diperlukan karena meskipun mayoritas
penduduk Albania (70%) memeluk agama Islam, namun tidak lebih dari 20%
yang menjalankan ajaran Islam dengan benar.
Mufti Albania menjelaskan bahwa di masa pemerintahan komunis, Islam
Albania berjuang sangat keras untuk dapat bertahan hingga sekarang
sehingga pada saat ini organisasi muslim Albania masih terus dalam proses
re-organized untuk lebih menegakkan syiar Islam kembali. Wakil Ketua
BKSAP, Ir. H. Azwar Abubakar, MM kemudian menanyakan praktek-praktek
keagamaan Islam yang dipakai selama ini oleh muslim Albania seperti
penulisan Al-Quran dalam bahasa Albania dan bacaan sholat yang tetap
menggunakan bahasa Arab walaupun hampir 3 dekade di bawah
cengkeraman rezim Komunis.
11
Gmb. 6 : Pertemuan Delri dengan Mufti Albania, Mr. Selim Muca
Pada akhir pertemuan, Delegasi DPR-RI menyerahkan sumbangan hasil
iuran spontanitas para anggota sebagai bentuk kepedulian terhadap syiar
Islam dan sumbangan untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan Komunitas
Muslim Albania.
B. Di Bosnia Herzegovina
1. Pertemuan dengan Speaker of the House of Peoples Bosnia
Herzegovina, Mr. Ognjen Tadic, tanggal 27 Juli 2011 pukul 10.00.
Ketua House of Peoples Bosnia mengucapkan terima kasih atas kunjungan
Delegasi DPR-RI. Di mata Bosnia, Indonesia merupakan negara besar yang
cukup berpengaruh di Asia. Mr. Tadic memuji Indonesia karena walau terdiri
dari banyak partai politik dan berbeda-beda namun semuanya kompak
berkontribusi untuk bangsa dan negaranya. Mr. Tadic mengajak Indonesia
untuk mengintensifkan berbagai aspek kerjasama kedua negara baik antar
Parlemen, Pemerintah maupun antar warga negara.
12
Ketua BKSAP/Ketua Delegasi DPR-RI, DR. M. Hidayat Nur Wahid, MA,
menyampaikan terima kasih atas penerimaan kunjungan ini. DR. Hidayat Nur
Wahid mendorong agar kerjasama antar parlemen lebih ditingkatkan dengan
pertimbangan bahwa antara Indonesia dan Bosnia memiliki kesamaan
sebagai negara yang terbuka, plural dan bermayoritaskan Islam. Sharing
pengalaman berdemokrasi kedua negara diperlukan sebagai upaya untuk
memecahkan kelemahan-kelemahan dalam praktek berdemokrasinya. Di
Bosnia tidak terdapat partai politik yang menguasai mayoritas kursi di
Parlemen Bosnia. Demikian pula dalam dinamika politik Parlemen Indonesia
juga tidak terdapat partai politik yang mendominasi suara di DPR-RI. Ketua
Delegasi selanjutnya juga menjelaskan sistem Parlemen di Indonesia yang
unik karena bersifat trikameral (MPR,DPR,DPD). Selain itu, dalam rangka
presidensi PUIC 2012-2013, DPR-RI mengundang Parlemen Bosnia untuk
hadir di Konferensi ke-7 PUIC di Palembang bulan Januari mendatang dan
menyampaikan bahwa mestinya tidak ada hambatan bagi Bosnia untuk aktif
di PUIC yang sekarang pimpinannya adalah Ketua Parlemen Uganda yang
beragama non-muslim.
Parlemen dan Pemerintah Bosnia Herzegovina menyatakan mendukung
upaya Indonesia untuk mensukseskan Konferensi PUIC tahun 2012 dan
dalam menegakkan prinsip Islam dan demokrasi. Lebih lanjut, Ketua House
of Peoples menjelaskan bahwa saat ini di tingkat regional, Bosnia sedang
menprioritaskan diri ke Uni Eropa, dimana mereka berada pada daftar
pertama untuk menjadi anggota UE.
13
Gmb. 7 : Pada saat Konferensi Pers sesaat setelah Courtesy Call dengan
Speaker of the House of Peoples of Bosnia Herzegovina
2. Pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri /Wakil Ketua Dewan
Menteri/Menteri Keamanan Bosnia Herzegovina, Mr. Sadik
Ahmetovic, tanggal 27 Juli 2011 pukul 11.00.
Dalam pertemuan ini, Delegasi DPR-RI menyampaikan bahwa hubungan
antara Indonesia dan Bosnia Herzegovina perlu ditingkatkan lagi di masa
depan terutama kerjasama di bidang ekonomi. Selanjutnya, DPR-RI
mengajak Bosnia Herzegovina yang saat ini masih berstatus sebagai
observer Organisasi Konferensi Islam agar turut aktif berpartisipasi dalam
organisasi PUIC.
14
Gmb. 8 : Delegasi DPR-RI dengan Wakil PM Bosnia Herzegovina
3. Kunjungan ke Masjid Istiqlal Sarajevo – Bosnia, 27 Juli 2011
Di sela-sela pertemuan, Delegasi DPR-RI menyempatkan diri berkunjung
ke Masjid Istiqlal (dahulu bernama : Masjid Soeharto). Menurut sejarah
berdirinya, masjid ini merupakan sumbangan dari Pemerintah dan rakyat
Indonesia sebagai simpati Indonesia kepada rakyat muslim Bosnia pasca
peristiwa genosida oleh etnis Serbia yang terjadi di wilayah Bosnia pada
tahun 1994-1995. Masjid ini kemudian diresmikan oleh mantan Presiden RI,
Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001.
Delri sempat bertemu dengan Imam Masjid Istiqlal Sarajevo dan berdialog
mengenai perkembangan muslim di Eropa khususnya di Bosnia Herzegovina
dan menyerahkan cenderamata dari Delri dan diakhiri dengan shalat dzuhur
15
berjamaah bersama para muslim Bosnia dimana Imam Masjid Istiqlal di
Sarajevo meminta kepada Ketua Delri sebagai imam shalatnya.
Gmb. 9 : Berpose di depan Masjid Istiqlal Sarajevo-Bosnia
4. Pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Bosnia
Herzegovina, Mr. Sven Alkalaj, tanggal 27 Juli 2011 pukul 13.30.
Pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Bosnia berlangsung cukup
akrab karena sebelum Mr. Sven Alkalaj menjabat sebagai Menlu Bosnia,
beliau pernah beberapa kali datang ke Indonesia karena pernah
melakukan kerjasama bisnis dengan PERTAMINA sehingga cukup
memahami budaya dan ekonomi Indonesia. Dalam pembukaan
pertemuan, Menlu Bosnia menyampaikan bahwa beberapa waktu yang
lalu melakukan kunjungan ke Indonesia dan mengadakan pertemuan
dengan Menlu RI guna penjajakan pengurusan perjanjian bebas visa
16
antara Bosnia dan Indonesia. Selanjutnya Alkalaj mengatakan bahwa
pertemuan antar Parlemen perlu lebih sering diadakan karena Parlemen
bisa lebih membawa kedekatan antar masyarakat kedua Negara (people
to people relationship). Oleh karena itu, Pemerintah Bosnia mendukung
peningkatan kerjasama antar parlemen khususnya antara Indonesia dan
Bosnia.
Gmb. 10 : Pertemuan Delri dengan Menlu Bosnia Herzegovina
Ketua Delegasi DPR-RI kemudian memperkenalkan seluruh anggota
delegasi dan menjelaskan tentang maksud dan tujuan delegasi datang ke
Bosnia yaitu mengundang Parlemen Bosnia Herzegovina untuk datang ke
The 7th PUIC Conference and related meetings pada bulan Januari 2012 di
Palembang – Sumatera Selatan. Selain itu, DR. M. Hidayat Nur Wahid juga
menjelaskan bahwa walaupun Indonesia adalah negara dengan mayoritas
Muslim namun juga menjadi negara yang demokratis ketiga terbesar di
17
dunia. Hal ini menandakan bahwa Islam dan demokrasi dapat berjalan
berdampingan. Menanggapi hal ini, Menlu Bosnia mendukung upaya
Indonesia untuk memainkan peran strategis di PUIC serta membangun
demokrasi dan Islam, mengingat Islam dan demokrasi merupakan hal
yang compatible.
5. Working Luncheon dengan Ketua Komisi Kerjasama Luar
Negeri Parlemen Bosnia Herzegovina, Prof. Mirza Kusljugic,
tanggal 27 Juli 2011 pukul 14.15.
Ketua Komisi Kerjasama Luar Negeri Parlemen Bosnia didampingi
salah satu anggota Komisinya serta penterjemah menjamu makan siang
Delri di Gedung Parlemen. Dalam jamuan makan ini banyak pertanyaan
yang dilontarkan oleh Prof. Mirza terutama yang menyangkut sistem
ketatanegaraan RI, aktivitas sehari-hari anggota DPR-RI, PEMILU serta
hubungan anggota DPR-RI dengan konstituen di daerah pemilihannya
(DAPIL).
Gmb. 11 : Working Luncheon dengan Ketua Komisi Luar Negeri Parlemen Bosnia
18
Demikian juga Delri selain menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
Ketua Komisi LN Bosnia, juga menanyakan mekanisme PEMILU serta
kehidupan partai-partai politik di Bosnia. Jamuan makan siang yang
berlangsung hampir 2 jam ini juga diselingi dengan pertanyaan-
pertanyaan Ketua Komisi LN Bosnia kepada KUAI RI Sarajevo, Bapak
Sutadi Hadiwiyoto, menyangkut baru berdirinya Perwakilan RI di Bosnia
Herzegovina sejak bulan November 2010 lalu.
6. Pertemuan dengan Ketua Dewan Antar Agama (MRV)
Bosnia Herzegovina, Mr. Boris Kozemjakin, tanggal 28 Juli 2011
pukul 10.00
Dewan Antar Agama Bosnia Herzegovina (MRV) pertama kali
didirikan oleh tokoh-tokoh agama di Bosnia pada tahun 1997 yang
bertujuan menjadi forum dialog antar agama dan juga memberikan
masukan-masukan atau nasihat kepada Pemerintah Bosnia. Tokoh-tokoh
agama ini terdiri dari tokoh Muslim, Kristen Orthodox, Katolik Roma, dan
Yahudi. Dewan ini didirikan berdasarkan beberapa prinsip diantaranya
saling menghormati keyakinan satu sama lain, bersifat inklusif tidak
ekslusif, dan menjunjung konsensus atau kesepakatan. Sekretariat Tetap
MRV terdiri dari 5 orang (perwakilan dari masing-masing agama) dan
bekerja secara full-time dan memimpin secara bergiliran. Pada saat ini
MRV dipimpin oleh perwakilan Yahudi Bosnia, Mr. Boris Kozemjakin.
Kegiatan-kegiatan MRV adalah di bidang pendidikan, seminar, dialog antar
agama, kegiatan kemanusiaan, dan lain-lain.
19
Gmb. 12 : Pertemuan Delri dengan Dewan Antar Agama Bosnia Herzegovina
Delegasi DPR-RI yang ditemui oleh Mr. Boris dan 2 orang dari
Sekretariat MRV, menyampaikan menghargai adanya lembaga ini dan
mendukung agar lembaga ini sukses. Di Indonesia juga ada banyak
lembaga semacam ini. Selain itu di Delri menerangkan bahwa di Indonesia
terdapat Kementerian Agama (Kemenag RI) yang bertugas menangani
persoalan-persoalan keagamaan di Indonesia sehingga dengan demikian
tidak ada masalah dalam hubungan antar agama di Indonesia, malah
tercipta keharmonisan dan kerukunan antar umat beragama dalam spirit
Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam pertemuan ini anggota Delri, Nazarudin Kiemas menanyakan
sistem penggajian untuk Sekretariat yang bekerja secara professional dan
full time serta budget untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan di MRV yang
kemudian dijawab bahwa untuk hal ini MRV banyak mendapat dana dari
charity (sumbangan) dan grant (hibah) dari masyarakat.
20
7. Pertemuan dengan Rais al Ulama Bosnia Herzegovina, DR.
Mustafa Ceric tanggal 28 Juli 2011 pukul 11.00.
Dalam pertemuan dengan Pemimpin Ulama Bosnia Herzegovina,
Ketua Delegasi DPR-RI menyampaikan tentang misinya berkunjung ke
Parlemen Bosnia dan menyatakan bahwa Islam dan demokrasi di
Indonesia dapat berjalan secara beriringan. Hal ini dibuktikan dengan
delegasi yang terdiri dari beberapa partai politik namun dapat
bekerjasama dengan kompak walaupun dari partai yang berbeda-beda.
Rais al Ulama Bosnia, DR. Mustafa Ceric sangat senang dengan
kehadiran Delri di Bosnia. Indonesia dikenalnya bersama dengan Malaysia
merupakan negara di Asia yang kerap memperjuangkan kepentingan-
kepentingan Islam di dunia apalagi Indonesia telah membangun masjid
yang sangat prestisius di pusat kota Sarajevo dengan nama Masjid Istiqlal.
Lebih lanjut, DR. Ceric menjelaskan tentang sejarah Islam di Bosnia yang
dimulai dari masa Ottoman Empire, berdirinya institusi Rais al Ulama sejak
tahun 1882 hingga kejatuhan Ottoman Empire yang menyebabkan dua
pertiga kaum Muslim Bosnia harus hijrah keluar Bosnia. Bosnia kemudian
dikuasai oleh rezim Komunis.
Selain itu, beliau juga menjelaskan peristiwa-peristiwa bersejarah
yang menyangkut hubungan Muslim Bosnia dengan kaum Yahudi dimana
Muslim Bosnia pernah dua kali menyelamatkan dan membawa kitab
“Hagada” (tafsir dari Taurat) keluar dari ancaman NAZI dan tentara
Serbia. Beliau juga menjelaskan tentang pembantaian etnis Bosnia oleh
Serbia yang terjadi pada tanggal 11 Juli dimana saat ini sudah dikeluarkan
resolusi Parlemennya yang berjudul Resolution of Remembering this Day.
DR. Ceric berharap agar Parlemen Indonesia dapat juga mengadopsi
resolusi ini sehingga peristiwa genosida terhadap etnis Bosnia jangan
sampai terulang lagi.
21
Pertemuan diakhiri dengan pemberian satu buah Al Quran edisi
khusus dari Rais al Ulama dengan tanda tangan beliau. Beliau juga
berpesan agar Mufti Masjid Istiqlal Sarajevo dapat diundang ke Masjid
Istiqlal Jakarta dengan maksud untuk bersilaturahmi serta
menghubungkan link antara masjid Istiqlal Sarajevo dengan masjid Istiqlal
Jakarta.
Gmb. 13 : Pertemuan dengan Rais al Ulama (Pemimpin Ulama) Bosnia
Herzegovina, DR. Mustafa Ceric
8. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kunjungan Delegasi Teknis BKSAP DPR-RI ke Republik Albania dan Bosnia
Herzegovina yang berlangsung dari tanggal 23 – 29 Juli 2011 telah berjalan
dengan sukses, baik dan lancar.
22
2. Suasana akrab dan hangat serta penerimaan yang bersahabat ditunjukkan
oleh semua pejabat tinggi baik di Parlemen dan Pemerintahan Albania
maupun Bosnia Herzegovina, baik di dalam pertemuan-pertemuan formal
maupun dalam acara jamuan. Delegasi DPR-RI mendapatkan sambutan
yang sangat menggembirakan.
3. Delegasi Indonesia telah berperan aktif dalam setiap pertemuan dan
masing-masing pihak menyatakan puas terhadap hasil-hasil yang diperoleh.
Baik pihak Parlemen masing-masing negara yang dikunjungi maupun
Delegasi Teknis BKSAP DPR-RI sependapat bahwa hubungan kerjasama
yang sangat kondusif seperti sekarang ini perlu ditingkatkan lagi dan
ditindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan yang konkrit baik di bidang
ekonomi perdagangan maupun investasi kedua belah pihak serta Kunjungan
GKSB. Selain itu, dalam rangka pelaksanaan The 7th PUIC Conference and
related meetings di Palembang bulan Januari 2012 dan terpilihnya Ketua
DPR-RI menjadi Presiden Konferensi PUIC untuk periode 2012-2013
mendatang, Delegasi Teknis BKSAP DPR-RI telah mengundang Parlemen
Albania dan Parlemen Bosnia Herzegovina untuk hadir di Palembang dan
mengajak mereka aktif berpartisipasi dalam PUIC pada masa kepemimpinan
Indonesia. Kunjungan Delegasi Teknis ke dua negara ini diharapkan dapat
memberi masukan, pengalaman dan pelajaran yang diharapkan akan
merupakan suatu “Diplomasi Parlemen” yang dapat memperkuat hubungan
antar Parlemen. Semakin eratnya persahabatan masing-masing parlemen
dengan DPR-RI diharapkan dapat menjadi perwujudan Second track
diplomacy dalam meningkatkan hubungan antar bangsa dan negara di
berbagai bidang, termasuk meningkatkan “people-to-people relationship”.
4. Pengalaman Indonesia selama ini sebagai negara demokratis ketiga
terbesar di dunia dan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia
merupakan contoh yang baik bagi praktek demokrasi dan dapat menjadi
role model bagi negara-negara di dunia yang mayoritas penduduknya
23
Muslim bahwa Islam dan demokrasi dapat berjalan berdampingan serta
harmonis, sehingga dapat menepis anggapan bahwa nilai-nilai Islam
bertolak belakang dengan demokrasi.
9. PENUTUP
Demikian Laporan Delegasi Teknis BKSAP DPR-RI ke Republik Albania dan
Bosnia Herzegovina ini dibuat. Sebagai penutup dari laporan ini, Delegasi Teknis
BKSAP DPR-RI mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak terkait yang telah membantu kesuksesan kunjungan terutama kepada
Kementerian Luar Negeri RI : KBRI Sofia-Bulgaria yang merangkap Republik
Albania khususnya kepada Bapak KUAI Sofia, Bapak Pranowo beserta seluruh
staf KBRI dan juga KBRI Sarajevo-Bosnia Herzegovina khususnya kepada Bapak
KUAI Sarajevo, Bapak Sutadi Hadiwiyoto beserta staf KBRI atas bantuan yang
telah diberikan kepada delegasi selama kunjungan. Tak lupa ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada KBRI dimana Delegasi DPR-RI singgah (ketika
transit) yaitu kepada KBRI Ankara-Turki, KBRI Wina-Austria, KBRI Roma-Italia,
dan KJRI Dubai-UEA. Wassalamualaikum Wr.Wb.
Jakarta, Agustus 2011
KETUA DELEGASI / KETUA BKSAP,
TTD
DR. M. HIDAYAT NUR WAHID, MA
A - 80