laporan kunjungan kerja badan anggaran dpr-ri...

16
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI KE PROVINSI SUMATERA SELATAN SUMATERA SELATAN 23 - 25 MEI 2018

Upload: others

Post on 05-Jan-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI …dpr.go.id/dokakd/...Badan-Anggaran-DPR-RI-ke-Provinsi-Sumatera-Selatan-1548148103.pdfLAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA

BADAN ANGGARAN DPR-RI

KE PROVINSI SUMATERA SELATAN

SUMATERA SELATAN

23 - 25 MEI 2018

Page 2: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI …dpr.go.id/dokakd/...Badan-Anggaran-DPR-RI-ke-Provinsi-Sumatera-Selatan-1548148103.pdfLAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI

KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR RI KE SUMATERA SELATAN 2

I. PENDAHULUAN

A. Dasar Hukum

Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi Badan Anggaran DPR RI dalam bidang anggaran (budgeting) sebagaimana diatur dalam UU. No. 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3), sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 42 Tahun 2014, Badan Anggaran dibentuk oleh DPR dan merupakan alat kelengkapan DPR yang bersifat tetap (Pasal 107), dan Badan Anggaran bertugas membahas rancangan undang-undang tentang APBN bersama Presiden yang dapat diwakili oleh menteri mengenai alokasi anggaran untuk fungsi dan program Pemerintah dan dana alokasi transfer daerah dengan mengacu pada keputusan rapat kerja komisi dengan Pemerintah (Pasal 110 huruf c).

Tata Tertib DPR RI Pasal 71 ayat (2) berbunyi “bahwa dalam melaksanakan tugasnya Badan Anggaran dapat melakukan kunjungan kerja pada masa reses atau pada masa sidang dengan persetujuan pimpinan DPR”.

Pemilihan Provinsi Sumatera Selatan sebagai tempat kunjungan kerja kali ini, untuk mengetahui secara lebih dekat perkembangan pembangunan yang telah dilaksanakan di Provinsi Sumatera Selatan, Khususnya dalam mempersiakan pelaksanaan Asian Games 18 Agustus-2 September 2018.

B. Latar Belakang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian, karena APBN merupakan “urat nadi” untuk melaksanakan pembangunan ekonomi disebuah negara. Pada dasarnya Pemerintah menggunakan APBN sebagai salah satu instrumen fiskal dalam rangka menggerakkan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, menurunkan angka kemiskinan, menciptakan stabilitas keuangan dan moneter, mengurangi ketimpangan pendapatan, serta dapat memperluas kesempatan kerja, pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Perekonomian nasional masih menghadapi tantangan yang cukup berat pada tahun 2017, baik yang bersumber dari faktor dalam negeri (internal) maupun yang berasal dari luar negeri (eksternal). Dari faktor eksternal, kondisi perekonomian dunia masih belum stabil, baik dari sisi permintaan (demand) yang masih lemah, maupun dari sisi harga komoditas yang masih rendah. Selain itu, economic re-balancing dari negeri Tiongkok juga berimbas pada kondisi ekonomi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Selain itu, kebijakan ekonomi Negara-negara maju seperti Amerika Serikat juga memiliki dampak kepada Indonesia.

Dari sisi internal, belanja modal masih belum cukup efektif guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi masih jalan ditempat atau stagnan

Page 3: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI …dpr.go.id/dokakd/...Badan-Anggaran-DPR-RI-ke-Provinsi-Sumatera-Selatan-1548148103.pdfLAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI

KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR RI KE SUMATERA SELATAN 3

pada tahun 2017. Oleh sebab itu, dalam menghadapi tantangan tahun 2018 yang masih dihadapkan pada potensi risiko global, tetapi disisilain APBN harus mampu menjadi kebijakan fiskal yang kredibel, efisien dan efektif, guna menjaga pembangunan nasional yang berkesinambungan.

Sesungguhnya penyusunan APBN 2018 sudah mengarah kepada penyusunan APBN yang kredibel, efisien dan efektif. Anggaran pendapatan negara dalam Tahun 2018 ditetapkan sebesar Rp. 1.894,72 trilyun. Penerimaan pajak sebesar Rp. 1.618,095 trilyun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp. 275,428 trilyun dan hibah sebesar Rp. 1,196 trilyun. Dimana, sebagian besar pendapatan negara berasal dari sektor perpajakan sebesar 85,4 %, kemudian PNBP sebesar 14,53 % serta hibah yang hanya sebesar 0,063 %. Sementara dari sisi belanja negara, juga telah ditetapkan anggarannya pada Tahun 2018 yakni Rp. 2.220,657 trilyun, dimana belanja pemerintah pusat sebesar Rp. 1.454,49 trilyun (65,49 %) dan belanja transfer daerah dan dana desa sebesar Rp. 766,162 trilyun (34,5 %). Jumlah pendapatan dan belanja negara tersebut lebih besar dibandingkan tahun 2017 yang lalu.

Pada sisi belanja negara, kualitas belanja diarahkan pada pemanfaatan anggaran yang bersifat produktif dan prioritas, diantaranya seperti pembangunan infrastruktur, pengurangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan pengurangan kesenjangan. Selain itu, untuk belanja Negara dalam APBN 2018, pemerintah dan DPR RI menyepakati jumlah Rp2.220 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah pusat, serta transfer ke daerah dan dana desa. Dengan demikian, defisit anggaran ditetapkan sebesar Rp325.936,6 miliar atau 2,19 persen terhadap PDB. Hal ini dilakukan demi mendukung pembangunan yang produktif.

Berdasarkan APBN 2018, alokasi anggaran untuk Transfer ke Daerah dan Dana Desa mencapai Rp. 766,1 triliun. Jumlah ini meningkat bila dibandingkan realisasi dalam APBN Perubahan 2017 yang sebesar Rp. 764,9 triliun. Begitu pula dengan Alokasi Dana Desa untuk tahun 2017 yang ditetapkan sebesar Rp 60 triliun. Peningkatan tersebut patut disyukuri namun perlu dilihat kembali efektifitasnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Oleh sebab itu, Badan Anggaran DPR RI perlu mendapatkan banyak masukan dan informasi mengenai implementasi kebijakan Transfer Daerah dan Dana Desa di Daerah. Masukan dan informasi tersebut akan sangat bermanfaat dalam pembahasan kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa pada APBN tahun berikutnya.

Semakin membaiknya penyusunan kebijakan APBN 2018, diharapkan tidak lagi mengulangi kebijakan pada tahun sebelumnya, antara lain pemotongan belanja Kementerian dan Lembaga (K/L), penundaan pembayaran Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) kepada daerah, akibat dari kebijakan tersebut telah menjadi kendala tersendiri bagi daerah untuk melaksanakan program pembangunan.

Page 4: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI …dpr.go.id/dokakd/...Badan-Anggaran-DPR-RI-ke-Provinsi-Sumatera-Selatan-1548148103.pdfLAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI

KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR RI KE SUMATERA SELATAN 4

Provinsi Sumatera Selatan memiliki posisi yang strategis karena terletak di tengah-tengah pusat kegiatan ekonomi di pulau Sumatera. Pembangunan di Sumatera Selatan ditopang dengan adanya adanya jalur lintas sumatera dan sungai musi yang membelah Provinsi Sumatera Selatan yang memungkinkan Sumatera Selatan memperluas jaringan perdagangan antar kota dan antar pulau. Sumatera Selatan memiliki potensi di sektor perikanan, pertanian, perkebunan, industri dan pertambangan. Oleh sebab itu, kunjungan kerja ini diharapkan akan bisa memberikan banyak informasi dan masukan tentang penggunaan alokasi anggaran APBN dalam pembanguna di Sumatera Selatan. Selain itu, kunker Banggar DPR RI, tidak bisa dilepaskan dari ditunjuknya Provinsi Sumatera Selatan menjadi tuan rumah bersama dengan DKI Jakarta dalam pelaksanaan Asian Games Tahun 2018. Pelaksanaan pesta olahraga se Asia, diharapkan bisa mendongrak perekonomian Sumatera Selatan ke arah yang lebih baik.

Pertemuan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama dengan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Selatan, Kepala Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumatera Selatan, Kantor Wilayah Bea-Cukai (DJBC) akan fokus untuk membahas pertumbuhan ekonomi, inflasi dan potensi pendapatan negara yang bersumber dari sektor perpajakan, bea-cukai dalam rangka memberikan dukungan terhadap proses pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh sebab itu, Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dalam rangka mendapatkan masukan dan usulan daerah dalam menyusun APBN kedepan, perlu melihat langsung proses pembangunan di daerah dengan melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Sumatera Selatan.

Kunjungan kerja ini memiliki momentum yang sangat tepat untuk memastikan bahwa penyerapan dana pembangunan yang bersumber dari APBN berjalan baik serta cukup efektif dan efisien dalam mendorong proses pembangunan di daerah guna mengurangi ketimpangan antar wilayah. Selain itu, juga mendapatkan gambaran sejauh mana optimalisasi penghimpunan pendapatan negara dapat dioptimalkan melalui pendapatan pajak maupun pendapatan negara bukan pajak. Hasil Kunjungan Kerja ini nantinya akan dimanfaatkan oleh Banggar DPR RI dalam APBN tahun anggaran berikutnya.

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dari kunjungan kerja Banggar DPR RI ini adalah untuk menghimpun masukan atas saran atas perkembangan potensi pendapatan negara dari berbagai sektor, khususnya sektor perpajakan, bea dan cukai. Selain itu melihat pengendalian inflasi daerah yang dilakukan oleh bank Indonesia. Kunjungan Kerja ini juga memantau proses pembangunan infrastruktur pendukung pelaksanaan Asian Games 2018. Adapun tujuan kunjungan kerja ini untuk mengetahui berbagai hal strategis, yakni :

Page 5: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI …dpr.go.id/dokakd/...Badan-Anggaran-DPR-RI-ke-Provinsi-Sumatera-Selatan-1548148103.pdfLAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI

KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR RI KE SUMATERA SELATAN 5

1. Perkembangan efektifitas pengalokasian dana transfer daerah, khususnya dana perimbangan (DAU, DBH, DAK) dalam mempercepat pembangunan ekonomi daerah khususnya di Provinsi Sumatera Selatan.

2. Perkembangan hasil optimalisasi potensi pendapatan negara setelah serangkaian kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) sektor perpajakan, bea dan cukai yang dilakukan oleh pemerintah lewat Dirjen Pajak dan Bea Cukai, khususnya dari sektor perpajakan maupun PNBP di Provinsi Sumatera Selatan.

3. Pengendalian inflasi daerah yang dipimpin oleh Bank Indonesia dan Kepala Daerah dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Sejauh mana TPID mampu mengendalikan inflasi baik yang disebabkan oleh volatile food maupun kebijakan administrated price.

4. Mengetahui persiapan pembangunan infrastruktur pendukung pelaksanaan pesta oleh raga Asian Games 2018 yang akan diselenggarakan di Provinsi Sumatera Selatan

D. Kegiatan

Kegiatan kunjungan kerja ini dilaksanakan selama 3 (tiga) hari yang dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2018 sampai dengan 2 Februari 2018. Dengan kegiatan kunjungan kerja tersebut maka fokus utama Kunjungan Kerja Banggar DPR RI yakni;

1. Kantor Gubernur Mengetahui efektifitas dana transfer daerah, khususnya dana perimbangan (DAU, DBH, DAK Fisik dan Non Fisik) dalam pembangunan ekonomi wilayah serta pelaksanaan Dana Desa di daerah beserta kebijakan pendukung yang dilaksanakan oleh pemerintahan di Provinsi Sumatera Selatan.

2. Kantor Perwakilan Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai Mengetahui kebijakan pelaksanaan kebijakan perpajakan dan bea cukai, pelaksanaan pengumpulan pajak dan bea cukai, serta potensi penerimaan pendapatan pajak dan bea cukai dari berbagai bidang di Provinsi Sumatera Selatan.

3. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Mengetahui perkembangan pertumbuhan ekonomi wilayah dan tingkat Inflasi daerah. Selain itu juga mendapatkan informasi kebijakan moneter dan sistim pembayaran di Provinsi Sumatera Selatan

4. Venue Olahraga Asian Games 2018 Mengetahui perkembangan pembangunan infrastruktur pendukung yang akan menopang pelaksanaan pesta oleh raga Asian Games 2018 yang akan diselenggarakan di Provinsi Sumatera Selatan.

Page 6: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI …dpr.go.id/dokakd/...Badan-Anggaran-DPR-RI-ke-Provinsi-Sumatera-Selatan-1548148103.pdfLAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI

KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR RI KE SUMATERA SELATAN 6

E. Susunan Tim Kunjungan Kerja

Anggota Tim Kunjungan Kerja terdiri dari 6 (enam belas) Pimpinan dan Anggota Badan Anggaran, dengan Sekretariat pendamping 6 (enam) orang, yaitu:

Pimpinan dan Anggota Badan Anggaran DPR RI: 1. Dr. H. M. Azis Syamsuddin, SH, SE, MAFf, MH 2. H. Jazilul Fawaid, SQ, MA 3. Risa Mariska,SH 4. My Esti Wjayanti 5. Hamka B. Kady 6. Edison Beta Ubun 7. Ir. Sri Meliyana 8. Rinto Subekti, SE, MM 9. H. Sukiman, S.Pd, MM 10. H. Cucun Ahmad Syamsurijal, S.Ag 11. Drs. Mohammad Iqbal Romzi 12. H. Syarief Abdullah Alkadrie, SH, MH

Sekretariat Pendamping: 1. Wahidin 2. Khaerudin 3. Sururi Affif As 4. Dr. Handi Risza, SE., M.Ec. 5. Haghia Lubis, SH., LLM

II. HASIL KUNJUNGAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pertemuan Dengan Kantor Wilayah Pajak Sumatera Selatan dan Babel

Pertemuan Tim Kunjungan Kerja Badan Anggaran DPR RI dengan Kanwil Pajak Provinsi Sumatera Selatan pada Tanggal 24 Mei 2018 yang diwakili oleh staf ahli Menteri Keuangan Bidang Perpajakan dan Kepala Kanwil Pajak Sumsel dan Babel. Dalam pertemuan tersebut disampaikan beberapa masukan sebagai berikut:

1. Realisasi penerimaan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Sumsel dan Babel tahun 2017 secara neto sebesar Rp 12,5 triliun atau mencapai 82,12 persen dari target yang ditetapkan Rp 15,263 trilun dari DJP tahun 2017. Adapun target penerimaan 2018 direncanakan sebesar Rp 16 triliun. Pencapaian tersebut akan dipertahankan bahkan akan lebih ditingkatkan pada tahun 2018 nanti.

Page 7: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI …dpr.go.id/dokakd/...Badan-Anggaran-DPR-RI-ke-Provinsi-Sumatera-Selatan-1548148103.pdfLAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI

KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR RI KE SUMATERA SELATAN 7

Gambar A.1 Pertemuan Dengan Kanwil Pajak

1. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumsel dan Babel mencatat untuk Provinsi Sumatera Selatan administrasi pemerintahan, perdagangan besar dan eceran memberikan sumbangsih terbesar dalam penerimaan pajak sepanjang tahun 2017. Dilihat dari kinerja penerimaan per jenis Pajak tahun 2017, Pajak Penghasilan (PPh) berkontribusi terbesar dengan 51,7 persen atau sebesar Rp6,47 triliun, dengan angka pertumbuhannya sebesar -0,76 persen dibanding tahun lalu. Sedangkan PPN dan PPnBM tercapai 35,4 persen atau sebesar Rp4,43 triliun dengan pertumbuhan 5,8 persen. Sementara pajak bumi dan bangunan (PBB) tercapai Rp1,4 triliun dengan pertumbuhan 13,5 persen.

2. Selanjutnya sektor yang juga menyumbang penerimaan sektor perpajakan adalah sektor perdagangan, pertambangan, administrasi pemerintah dan konstruksi. Sektor yang memiliki kontribusi terbesar dari perdagangan sebesar 22,5 persen, adapun lima sektor penunjang penerimaan pajak lainnya pertambangan dan penggalian, administrasi pemerintahan, konstruksi, industri pengolahan dan jasa keuangan serta asuransi. Sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan negatif terbesar adalah sektor industri pengolahan sebesar -34,4 persen, ini dikarenakan adanya restitusi yang cukup besar di tahun 2017, bila restitusi dikeluarkan sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 10,2.

3. Adapun tingkat kepatuhan Wajib Pajak (WP) di Kanwil Sumsel dan Babel tercatat sebesar 119,96 persen dari rasio target kepatuhan sebesar 72,5 persen. Kemudian penambahan wajib pajak baru terdaftar tahun 2017 sebanyak 98.146 WP.

Page 8: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI …dpr.go.id/dokakd/...Badan-Anggaran-DPR-RI-ke-Provinsi-Sumatera-Selatan-1548148103.pdfLAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI

KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR RI KE SUMATERA SELATAN 8

Gambar A.2 Pertemuan Dengan Kanwil Pajak

4. Kanwil Direktorat Jendral Pajak (DJP) Sumatera Selatan dan Bangka Belitung membidik Wajib Pajak (WP) orang pribadi dari kalangan profesional seperti konsultan, dokter, dan pengacara sebagai target pemeriksaan pajak potensial ditahun 2018. Langkah ini merupakan salah satu bentuk terobosan DJP dalam mengoptimalkan penerimaan pajak di kanwil DJP Sumsel dan Babel. DJP juga melibatkan Pemda dan pihak terkait seperti Kanwil DJP daerah lain untuk pertukaran data WP.

5. Provinsi Sumatera Selatan terus mengupayakan peningkatan

pendapatan dari sektor perpajakan. Kedepan diperkirakan panen raya di tahun 2018 berpotensi meningkatkan PPh Pasal 22 dan PPN atas hasil pertanian. Oleh sebab itu, taget PPh pasal 22 dan PPN atas pertanian diperkirakan akan meningkat pada tahun 2018.

6. Pada tahun 2018 sejumlah proyek besar akan selesai di Provinsi Sumatera Selatan, antara lain proyek pembangunan pendukung jalan, LRT dan proyek persiapan Asian Games lainnya. Diharapkan dari pembangunan tersebut berpotensi meningkatkan penerimaan pajak.

Page 9: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI …dpr.go.id/dokakd/...Badan-Anggaran-DPR-RI-ke-Provinsi-Sumatera-Selatan-1548148103.pdfLAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI

KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR RI KE SUMATERA SELATAN 9

Gambar A.3 Pertemuan Dengan Kanwil Pajak

7. Selain potensi, DJP juga menghadapi banyak tantangan dan kedala yang tidak kecil. Antara lain, banyaknya Wajib Pajak yang berstatus sebagai WP cabang sehingga PPh Pasal 25/29 dan PPN nya dibayarkan di pusat, atau dengan kata lain tidak menjadi penerimaan Kanwil DJP Sumsel dan Babel. Banggar DPR RI akan mencoba membicarakan dengan Menteri Keuangan untuk mencari jalan keluarnya, sehingga Provinsi Sumatera Selatan tetap bisa mendapatkan penerimaan pajak yang terdapat didaerahnya.

8. DJP Sumsel dan Babel juga masih menghadapi kendala administratif, antara lain: Masih banyak terdapat perusahaan pengolah hasil perkebunan menerbitkan bukti potong tanpa NPWP kepada suppliernya. Selain itu, juga masih banyak WP di sektor perdagangan menerbitkan faktur pajak tanpa NPWP kepada konsumennya, nilai transaksi selama 2014 s.d. 2016. Hal lain adalah bea meterai belum dilaksanakan oleh Wajib Pajak sesuai ketentuan.

B. Pertemuan Dengan Kantor Wilayah Bea dan Cukai Provinsi Sumatera Bagian Timur (Sumbangtim)

Pertemuan Tim Kunjungan Kerja Badan Anggaran DPR RI dengan Kanwil Bea Cukai Wilayah Sumatera Bagian Timur (Sumbangtim) pada Tanggal 24 Mei 2018 yang diwakili oleh Kepala Kanwil Bea Cukai Sumbangtim. Resume dalam pertemuan tersebut disampaikan sebagai berikut:

Page 10: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI …dpr.go.id/dokakd/...Badan-Anggaran-DPR-RI-ke-Provinsi-Sumatera-Selatan-1548148103.pdfLAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI

KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR RI KE SUMATERA SELATAN 10

Gambar B.1 Pertemuan Dengan Kanwil Bea Cukai

1. Realisai dari target penerimaan Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Sumbangtim mengikuti pencapaian ditingkat nasional yaitu melebihi dari target yang sudah ditetapkan. DJBC Sumbagtim berhasil mencatat penerimaan lampui target pada 2017 sebesar Rp218.873 miliar lebih atau 115,10 % dari target Rp190 miliar.

2. Dari target tersebut, penerimaan di DJBC Sumbagtim tersebut terdiri

dari bea masuk ditargetkan pada 2017 Rp139 miliar lebih, capaian Rp144 miliar lebih atau tercapai 103,70%, sementara bea keluar pada 2017 ditargetkan perolehan Rp51 miliar dan capaian 2017 Rp73,484 miliar atau 144% dan cukai Rp1,193 miliar.

3. Saat ini DJP dan DJBC Sumbangtim melakukan joint Analysis dalam melakukan pengawasan atas kepatuhan perusahaan penerima fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor dan pelaku usaha di kawasan ekonomi khusus terhadap ketentuan kepabeanan, perpajakan dan cukai serta mendukung optimalisasi penerimaan negara dari pajak, bea masuk dan cukai. Hasil joint analysis pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 1,9 Triliun berhasil tercapai sebesar 3,2 Triliun. Sementara target tahun 2018 dari joint analysis ini sebesar 20 Triliun secara nasional.

4. Secara umum DJBC Sumbagtim harus terus meningkatkan kinerjanya. Dinilai dari realisasi penerimaan Kanwil DJBC Sumbangtim pada tahun 2017 cukup baik dan telah mencapai target yang ditentukan. Tetapi walaupun begitu Banggar DPR-RI tetap memberikan catatan agar kinerjanya lebih ditingkatkan, mengingat

Page 11: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI …dpr.go.id/dokakd/...Badan-Anggaran-DPR-RI-ke-Provinsi-Sumatera-Selatan-1548148103.pdfLAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI

KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR RI KE SUMATERA SELATAN 11

wilayah kerja DJBC Sumbagtim sebagai daerah jalur perlintasan yang padat di Indonesia bagian barat adalah daerah yang sangat rawan dengan penyelundupan khususnya Narkoba, Miras dan barang ilegal lainnya. Penyeludupan barang-barang ilegal tersebut merugikan negara yang cukup besar.

C. Pertemuan Dengan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan.

Pertemuan Tim Kunjungan Kerja Badan Anggaran DPR RI dengan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan pada Tanggal 1 Februari 2018 yang diwakili oleh Bapak Sukowaluyo selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan. Dalam pertemuan tersebut disampaikan beberapa masukan sebagai berikut:

Gambar C.1 Pertemuan Dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia

1. Perekonomian Sumatera Selatan tumbuh cukup baik sepanjang tahun 2017. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumsel pada tahun 2018 diprediksi akan tumbuh dalam rentang 5,3-5,6% atau lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2017 yang mencapai 5.3%. Terdapat beberapa indikator yang bisa memacu pertumbuhan ekonomi 2018. Diantaranya pelaksanaan Asian Games 2018 sendiri, multiflyer effect dari pembangunan infrastruktur, perhotelan, dan pariwisata.

2. Dari sisi permintaan, struktur ekonomi Sumsel ditopang oleh konsumsi Rumah Tangga (RT), investasi, konsumsi pemerintah, dan ekspor.

Page 12: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI …dpr.go.id/dokakd/...Badan-Anggaran-DPR-RI-ke-Provinsi-Sumatera-Selatan-1548148103.pdfLAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI

KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR RI KE SUMATERA SELATAN 12

Dari sisisektoral, struktur ekonomi Sumsel ditopang oleh 5 sektor utama yaitu pertanian, perdagangan, konstruksi, transportasi dan industri pengolahan. Sedangkan dari sisi Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan didorong oleh peningkatan konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor. Dari sisi sektoral, peningkatan tersebut ditopang oleh peningkatan sektor perdagangan, konstruksi dan industri pengolahan.

3. Bank Indonesia memprediksi inflasi Sumatera Selatan tahun 2018 akan terkendali dalam rentang 3,5% ± 1% di 2018 seiring dengan tidak adanya risiko kenaikan TDL, BBM subsidi, maupun subsidi tepat sasaran LPG 3 Kg. Selain itu, upaya pengendalian inflasi yang dilakukan dalam wadah Tim Pengendalian Daerah, baik di Tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota di wilayah Sumatera Selatan. Pengendalian inflasi pada tahun 2018, tetap harus dipertahankan selama bulan suci Ramadhan hingga Hari Raya Iedul Fitri. Selain itu, pelaksanaan Asian Games pada bulan Agustus 2018 juga rawan memicu terjadinya inflasi.

4. Pemerintah Sumatera Selatan dan Bank Indonesia harus terus mendorong pertumbuhan dan kapabilitas UMKM melalui program kewirausahaan. Bank Indonesia harus terus mengawal komitmen Bank komersial untuk memenuhi target rasio kredit UMKM sebesar minimum 20 persen pada tahun 2018, agar bisa menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan.

5. Pada Tahun 2018 akan ada event besar di Sumsel yaitu pesta olah raga negara Asia Asian Games 2018. Provinsi Sumsel harus mampu memanfaatkan event besar ini untuk mendorong pertumbuhan ekonominya. Selain itu, dengan jumlah delegasi yang sangat besar diperkirakan jumlah transaksi yang menggunakan valuta asing juga akan meningkat signifikan. Diperkirakan aliran dana tunai yang masuk ke Provinsi Sumsel akan meningkat tajam.

D. Pertemuan Dengan Gubernur Sumatera Selatan

Pertemuan Tim Kunjungan Kerja Badan Anggaran DPR RI dengan Gubernur Sumatera Selatan yang diwakili oleh Asisten II pada Tanggal 23 Mei 2018. Dalam pertemuan tersebut disampaikan beberapa hal sebagai berikut:

Gambar F.1 Pertemuan Dengan Gubernur Sumatera Selatan

Page 13: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI …dpr.go.id/dokakd/...Badan-Anggaran-DPR-RI-ke-Provinsi-Sumatera-Selatan-1548148103.pdfLAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI

KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR RI KE SUMATERA SELATAN 13

1. Guna menopang pertumbuhan ekonomi nasional, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) merencanakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2018 akan mencapai kisaran 5,3-5,6 persen. Target tersebut diperkirakan akan bisa dicapai oleh Provinsi Sumsel, mengingat pada bulan Agustus tahun 2018 nanti, akan dilaksanakan pesta oleh raga terbesar di Asia yaitu Asian Games di Kota Palembang. Event besar ini diharapkan akan menjadi stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumsel. Selain dalam bidang industri Pemprov Sumatera Selatan juga sedang gencar mengembangkan sektor pariwisata, beberapa investor asing juga sudah tertarik untuk menanamkan investasinya dibidang pariwisata.

2. Pada tahun 2018, alokasi Dana Transfer ke Daerah untuk Provinsi

Sumsel dan 17 kabupaten/kota, mengalami peningkatan sebesar 6 persen. Provinsi Sumsel pada Tahun Anggaran (TA) 2018 mendapatkan Rp28,57 Triliun, naik dari Rp27,02 Trilun pada tahun lalu (2017). Peningkatan ini diharapkan akan meningkatkan kualitas layanan publik Provinsi Sumsel pada tahun 2018.

Gambar F.2 Kunjungan ke Venue Asian Games

Page 14: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI …dpr.go.id/dokakd/...Badan-Anggaran-DPR-RI-ke-Provinsi-Sumatera-Selatan-1548148103.pdfLAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI

KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR RI KE SUMATERA SELATAN 14

3. Alokasi Dana Desa Provinsi Sumsel pada tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar Rp 2,26 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp 2,30 Triliun pada tahun 2018, mengalami peningkatan sebesar Rp42,13 miliar atau sebesar 2 persen. Tetapi dalam implementasi dilapangan masih ditemui kendala koordinasi, pengawasan dan lemahnya penyerapan Dana Desa tersebut.

4. Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) Sumsel mencatat, masalah penyerapan anggaran masih menjadi kendala bagi pemerintah daerah sepanjang tahun 2017. Masih lemahnya penyerapan anggaran terutama anggaran tarnsfer ke daerah akan menghambat proses pembangunan dan mempengaruhi penerimaan daerah tahun berikutnya. Pemerintah daerah harus kerja keras untuk memaksimalkan penyerapan APBD tahun 2018.

III. KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Realisasi penerimaan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Sumsel dan Babel tahun 2017 secara neto sebesar Rp 12,5 triliun atau mencapai 82,12 persen dari target yang ditetapkan Rp 15,263 trilun dari DJP tahun 2017. Adapun target penerimaan 2018 direncanakan sebesar Rp 16 triliun. Pencapaian tersebut akan dipertahankan bahkan akan lebih ditingkatkan pada tahun 2018 nanti.

2. Realisai dari target penerimaan Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Sumbangtim mengikuti pencapaian ditingkat nasional yaitu melebihi dari target yang sudah ditetapkan. DJBC Sumbagtim berhasil mencatat penerimaan lampui target pada 2017 sebesar Rp218.873 miliar lebih atau 115,10 % dari target Rp190 miliar. Dari target tersebut, penerimaan di DJBC Sumbagtim tersebut terdiri dari bea masuk ditargetkan pada 2017 Rp139 miliar lebih, capaian Rp144 miliar lebih atau tercapai 103,70%, sementara bea keluar pada 2017

Page 15: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI …dpr.go.id/dokakd/...Badan-Anggaran-DPR-RI-ke-Provinsi-Sumatera-Selatan-1548148103.pdfLAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI

KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR RI KE SUMATERA SELATAN 15

ditargetkan perolehan Rp51 miliar dan capaian 2017 Rp73,484 miliar atau 144% dan cukai Rp1,193 miliar.

3. Perekonomian Sumatera Selatan tumbuh cukup baik sepanjang tahun 2017. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumsel pada tahun 2018 diprediksi akan tumbuh dalam rentang 5,3-5,6% atau lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2017 yang mencapai 5.3%. Terdapat beberapa indikator yang bisa memacu pertumbuhan ekonomi 2018. Diantaranya pelaksanaan Asian Games 2018 sendiri, multiflyer effect dari pembangunan infrastruktur, perhotelan, dan pariwisata.

4. Bank Indonesia memprediksi inflasi Sumatera Selatan tahun 2018 akan terkendali dalam rentang 3,5% ± 1% di 2018 seiring dengan tidak adanya risiko kenaikan TDL, BBM subsidi, maupun subsidi tepat sasaran LPG 3 Kg. Selain itu, upaya pengendalian inflasi yang dilakukan dalam wadah Tim Pengendalian Daerah, baik di Tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota di wilayah Sumatera Selatan. Pengendalian inflasi pada tahun 2018, tetap harus dipertahankan selama bulan suci Ramadhan hingga Hari Raya Iedul Fitri. Selain itu, pelaksanaan Asian Games pada bulan Agustus 2018 juga rawan memicu terjadinya inflasi.

5. Pada tahun 2018, alokasi Dana Transfer ke Daerah untuk Provinsi Sumsel dan 17 kabupaten/kota, mengalami peningkatan sebesar 6 persen. Provinsi Sumsel pada Tahun Anggaran (TA) 2018 mendapatkan Rp28,57 Triliun, naik dari Rp27,02 Trilun pada tahun lalu (2017). Peningkatan ini diharapkan akan meningkatkan kualitas layanan publik Provinsi Sumsel pada tahun 2018. Alokasi Dana Desa Provinsi Sumsel pada tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar Rp 2,26 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp 2,30 Triliun pada tahun 2018, mengalami peningkatan sebesar Rp42,13 miliar atau sebesar 2 persen. Tetapi dalam implementasi dilapangan masih ditemui kendala koordinasi, pengawasan dan lemahnya penyerapan Dana Desa tersebut.

B. Saran dan Rekomendasi

1. Kantor Wilayah DJP Sumsel dan Babel khususnya Provinsi Sumatera Selatan harus terus berbenah. Kedepan, Kanwil DJP hendaknya sudah bisa menindaklanjuti database yang dimiliki selama program Tax Amnesty berlangsung, dalam bentuk program intensifikasi maupun ekstensifikasi perpajakan, sehingga mampu mempertahankan penerimaan pajak yang sudah dicapai selama program Tax Amnesty berlangsung.

2. Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Provinsi Sumbgtim harus fokus

dan intensif dalam menangani peredaran barang-baran selundupan dan palsu, dengan melibatkan aparat penegak hukum yang lain seperti Kepolisian, Kejaksaan. Mengingat kontribusi DJBC Provinsi Sumatera Selatan berasal dari bea keluar. DJBC harus bekerja keras untuk

Page 16: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI …dpr.go.id/dokakd/...Badan-Anggaran-DPR-RI-ke-Provinsi-Sumatera-Selatan-1548148103.pdfLAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR-RI

KUNJUNGAN KERJA BADAN ANGGARAN DPR RI KE SUMATERA SELATAN 16

menekan peredaran barang ilegal baik di jalur produksi, distribusi dan pemasaran.

3. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan tidak boleh lengah dalam mengamati perkembangan laju inflasi, terutama yang bersumber dari Volatile Food dan Administered Price. Potensi inflasi yang melewati target yang sudah ditentukan, masih sangat mungkin terjadi di Provinsi Sumatera Selatan. Tekanan inflasi yang bersumber dari volatile food akan semakin besar seiring dengan terbatasnya pasokan di tengah cuaca yang tidak menentu. Selain itu, harga minyak mentah yang cenderung meningkat akan mendorong tingkat inflasi meningkat. Inflasi akan kembali mengancam seiring dengan makin dekatnya momentum keagamaan. BI bersama dengan TPID harus terus memantau pergerakan harga.

4. Pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan harus terus ditingkatkan,

tidak hanya bergantung kepada Kota Palembang, masih banyak kawasan lain yang membutuhkan sentuhan pembangunan dari Pemerintah Provinsi. Jangan sampai terjadi ketimpangan pembangunan di beberapa wilayah di Sumatera Selatan, sehingga menimbulkan kencemburuan antar daerah. Oleh sebab itu, daerah-daerah harus terus didorong untuk menciptakan daerah-daerah pertumbuhan ekonomi baru.

5. Pelaksanaan Asian Games 2018 di Provinsi Sumatera Selatan akan memberikan dampak yang besar bagi pembangunan, mulai dari infrastruktur bandara, jalan, jembatan, rel kereta LRT, gedung olahraga, penginapan atlet. Sebagian besar alokasi dana untuk membiayai pembangunan tersebut bersumber dari APBN 2018. Oleh sebab itu, keberadaan infrastruktur pendukung tersebut, diharapkan akan bisa memberikan pengaruh yang signifikan bagi perekonomian Sumatera Selatan pada masa yang akan datang.

IV.Penutup

Demikian laporan kunjungan kerja Badan Anggaran DPR RI ke Provinsi Sumatera Selatan dibuat sebagaimana mestinya, dengan harapan bisa menjadi rujukan dan sumber informasi dalam melaksanakan tugas-tugas dan fungsi Dewan.