laporan kunjungan delegasi grup kerjasama …€¦ · menteri hubungan tempat kerja dan keselamatan...

31
0 LAPORAN KUNJUNGAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN SELANDIA BARU KE WELLINGTON DAN CHRISTCHURCH 16 22 JUNI 2019 JAKARTA, JUNI 2019

Upload: others

Post on 04-Dec-2019

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

0

LAPORAN KUNJUNGAN

DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB)

DPR RI – PARLEMEN SELANDIA BARU

KE WELLINGTON DAN CHRISTCHURCH

16 – 22 JUNI 2019

JAKARTA, JUNI 2019

1

LAPORAN

KUNJUNGAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB)

DPR-RI – PARLEMEN SELANDIA BARU KE SELANDIA BARU

16 – 22 JUNI 2019

================================================================

I. PENDAHULUAN

A. Dasar Pengiriman Delegasi :

Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) sebagai salah satu alat

kelengkapan Dewan yang bersifat tetap, mempunyai tugas antara lain membina,

mengembangkan dan meningkatkan hubungan persahabatan dan kerjasama

antara DPR RI dengan parlemen negara lain, baik secara bilateral maupun

multilateral. Dalam kerangka pelaksanaan tugas tersebut, maka BKSAP DPR RI

membentuk Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) yang juga bertujuan untuk lebih

mengoptimalkan hubungan kerjasama antara dua negara di segala bidang.

Berdasarkan tujuan tersebut, BKSAP DPR RI mengirimkan Delegasi Grup

Kerjasama Bilateral DPR RI – Parlemen Selandia Baru untuk melakukan

kunjungan ke Selandia Baru pada tanggal 16 – 22 Juni 2019.

Kunjungan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR RI –

Parlemen Selandia Baru ke Selandia Baru dilaksanakan atas dasar Keputusan

Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor :

07701/PIMP/V/2018-2019 tanggal 17 Mei 2019 tentang Penugasan Delegasi

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dalam Kunjungan Grup

Kerjasama Bilateral Badan Kerja Sama Antar Parlemen Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia dengan Parlemen Selandia Baru ke Selandia Baru

dari tanggal 16 sampai dengan tanggal 22 Juni 2019.

2

B. Susunan Delegasi

Susunan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR RI – Parlemen

Selandia Baru adalah :

NO NO ANGG

N A M A FRAKSI JABATAN

1. A-495 Dr.H.M. Ali Taher, SH, M.Hum PAN Ketua Delegasi

2. A-210 Dra.I.G. Agung Putri Astrid K.,M.A. PDI-P Anggota

3. A-222 Zuhdi Yahya PDI-P Anggota

4. A-334 Ir.H.A.R. Sutan Adil Hendra, MM P.Gerindra Anggota

5. A-454 Muhammad Afzal Mahfuz, SH PD Anggota

6. A-63 H. Syaikhul Islam Ali, Lc, M.Sos PKB Anggota

7. A-66 Ir.M. Nasim Khan PKB Anggota

8. A-114 Ir. H. Sigit Sosiantomo PKS Anggota

9. Helen, S.Sos., M.AP Sekretaris Delegasi

10. Murniwati Ermilya Sekretaris Delegasi

C. Maksud dan Tujuan Pengiriman Delegasi

Maksud dan tujuan kunjungan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral ke

Selandia Baru, adalah :

a. Meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral dengan Parlemen Selandia Baru.

b. Mempererat tali persahabatan serta saling meningkatkan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan khususnya di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya dan bidang lain yang dapat dikembangkan antara kedua negara.

c. Melakukan pertukaran pandangan dan mencari solusi mengenai permasalahan-permasalahan dalam hubungan kedua negara, peningkatan investasi dan kerjasama di bidang perdagangan Selandia Baru di Indonesia maupun sebaliknya, peningkatan kerjasama dalam bidang-bidang lain dan penyamaan visi terhadap beberapa masalah bilateral, regional maupun internasional yang dihadapi oleh kedua negara.

3

D. Misi Delegasi

Kunjungan Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR RI ke Selandia Baru

menjadi vocal point dalam peningkatan hubungan kedua Parlemen secara lebih

khusus dan kunjungan GKSB ini diharapkan dapat meningkatkan kerjasama

kedua Negara secara umum baik dalam bidang ekonomi, politik, perdagangan,

investasi, sosial budaya dan untuk menjembatani hal-hal yang masih menjadi

pending matters bagi kedua Negara. Melalui kegiatan kunjungan GKSB ini, DPR

RI dapat menyampaikan kepentingannya kepada Negara sahabat yang

dikunjunginya.

E. Persiapan Pelaksanaan Tugas/Kunjungan

Sebelum melaksanakan tugasnya melakukan kunjungan GKSB ke

Negara Sahabat, Delegasi melakukan pertemuan-pertemuan dengan pihak

Kementerian Luar Negeri R.I. dengan tujuan untuk mendapatkan

informasi/masukan mengenai isu-isu penting/pending matters terkait hubungan

bilateral Indonesia – Selandia Baru.

II. ISI LAPORAN

A. Uraian Tentang Negara Selandia Baru

Nama Negara

Ibukota

Bentuk

Negara

Kepala

Negara

Kepala

Pemerintahan

Luas Wilayah

Penduduk

Selandia Baru (New Zealand)

Wellington

Demokrasi Parlementer

Ratu Elizabeth II adalah Kepala Negara, (the Sovereign)

Posisinya diwakili oleh Dame Patsy Reddy, yang mulai

bertugas pada 28 September 2016, dengan masa kerja 5

tahun

Jacinda Ardern (Prime Minister; Minister for Arts, Culture and

Heritage; National Security and Intelligence; Child Poverty

Reduction)

270.500 km2 (+ 2 kali Pulau Jawa)

4.911.325 (per 15 Oktober 2018) terdiri dari keturunan Eropa

75%, Maori 16%, Asia 12%, Pasifik 8%, Timur Tengah,

4

Partai Politik

Parlemen

Ketua

Parlemen

Pembagian

Tugas

Parlemen

Pemilu

Konstitusi

Amerika Latin, Afrika, lainnya 1.6%

National Party (56 kursi)

Labour Party (46 kursi)

Green Party ( 8 kursi)

NZ First Party ( 9 kursi)

ACT NZ Party ( 1 kursi)

Total kursi di Parlemen sebanyak 120 kursi

Parlemen Selandia Baru hanya memiliki satu Kamar (the

House of Parliament)

Honourable Trevor Mallard (Speaker)

Parlemen terdiri dari Sovereign dan House of Representative

Peran Sovereign adalah membuka dan membubarkan

Parlemen, serta memberikan persetujuan terhadap berbagai

ketentuan yang dikeluarkan oleh House of Representatives.

Sedangkan House of Representatives terdiri dari anggota

Parlemen yang dipilih pada saat Pemilu untuk masa tiga

tahun

Pemilu dilaksanakan tiga tahun sekali. Daerah pemilihan

ditentukan oleh independent body secara regular dengan

mempertimbangkan perubahan demografi (kepadatan

penduduk)

Sistem Pemilu yang digunakan adalah keterwakilan

proporsional campuran (MMP - mix member proportional

representation), yaitu setiap pemilih memiliki 2 hak suara,

untuk memilih calon di daerah pemilihannya dan memilih

partai politik

Partai politik yang muncul di Parlemen merupakan

representasi perolehan suara yang dimenangkan secara

proporsional pada saat Pemilu Selandia Baru tidak memiliki

Konstitusi tunggal/ tertulis.

SEJARAH SINGKAT SELANDIA BARU

Diperkirakan bahwa nenek moyang bangsa Maori dari Pulau Hawaiki telah mulai

tinggal di Selandia Baru sejak sekitar abad X dan XI Masehi. Bangsa Maori

menyebut wilayah Selandia Baru sebagai Aotearoa (Land of the Long White

Cloud). Pada tahun 1642, Penjelajah Belanda Abel Tasman menemukan

Selandia Baru dan memberi nama Niuew Zeeland. 127 tahun kemudian,

5

Penjelajah Inggris James Cook mendarat di North Island dan mengadakan

eksplorasi. Sejak saat itu, pendatang Eropa (sebagian besar dari New South

Wales, Australia) mulai merintis pemukiman, bertani dan mendirikan lembaga-

lembaga misionaris.

Meluasnya pemukiman bangsa Eropa menimbulkan peperangan dengan bangsa

Maori. Pada 6 Februari 1840, para Kepala Suku Maori sepakat menandatangani

Traktat Waitangi (Treaty of Waitangi) yang berisi pengakuan otoritas Inggris atas

Selandia Baru, serta jaminan perlindungan hak adat dan tradisi suku Maori.

Sejak saat itu Selandia Baru resmi menjadi koloni Inggris. Traktat Waitangi

sering dipandang sebagai dokumen pendirian negara Selandia Baru modern.

Pada tahun 1856, Selandia Baru menjadi koloni Inggris yang secara efektif

memiliki pemerintahan sendiri. Pada tahun 1907 Selandia Baru memperoleh

status sebagai negara dominion dan pada tahun 1947 menjadi negara merdeka,

berdaulat, dan juga menjadi bagian dari Persemakmuran Inggris.

SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN SELANDIA BARU

Selandia Baru adalah negara dengan sistem pemerintahan demokrasi

parlementer dan hanya mempunyai majelis tunggal yaitu House of

Representatives. Kepala negaranya adalah Ratu Elizabeth II, namun dalam

pelaksanannya diwakili oleh Gubernur Jenderal yang berkedudukan di Selandia

Baru yang saat ini dijabat oleh Her Excellency Dame Patsy Reddy. Jumlah

anggota House of Representatives adalah 120 orang.

Pemilihan anggota House of Representatives dilaksanakan dengan system

Mixed Member Proportional (MMP), yaitu dipilih baik melalui daftar partai

maupun melalui daerah pemilihan untuk masa jabatan 3 tahun. Berdasarkan

hasil pemilu, Gubernur Jenderal menunjuk Perdana Menteri (PM) sebagai

pemimpin pemerintahan dari pemimpin partai mayoritas atau pemimpin koalisi.

Saat ini tampuk pemerintahan di Selandia Baru dipegang oleh Partai Buruh yang

berkoalisi dengan partai kecil, New Zealand First setelah partai buruh

memenangkan pemilu pada bulan September 2017. Pemerintahan koalisi ini

juga mendapatkan dukungan di parlemen dari sebuah partai kecil lainnya yaitu,

Partai United Future. Sistem Pemilu di Selandia Baru mengakibatkan dua partai

politik utama, Buruh dan Nasional, perlu mencari dukungan dari partai-partai

kecil untuk menduduki kursi pemerintahan dan menguasai mayoritas di

Parlemen.

6

SUSUNAN KABINET SELANDIA BARU Rt Hon Jacinda Ardern Perdana Menteri, merangkap Menteri Kesenian dan Kebudayaan, Menteri Layanan Intelijen Keamanan, dan Menteri Pengurangan Kemiskinan Anak Rt Hon Winston Peters Wakil Perdana Menteri, merangkap Menteri Luar Negeri, Menteri Perlucutan Senjata dan Kontrol Senjata, Menteri Badan Usaha Milik Negara, Minister for Racing Hon Kelvin Davis Menteri Hubungan antara Ratu dengan Māori, Menteri Pemasyarakatan, Menteri Pariwisata, Associate Minister untuk Pendidikan Hon Grant Robertson Menteri Keuangan, Menteri Olahraga dan Rekreasi Hon Phil Twyford Menteri Perumahan dan Pembangunan Perkotaan, Menteri Perhubungan, Associate Minister untuk Seni, Budaya, dan Peninggalan Hon Dr Megan Woods Menteri Energi dan Sumber Daya, Menteri Regenerasi Christchurch Raya, Menteri Riset, Ilmu Pengetahuan dan Inovasi, Menteri Layanan Digital Pemerintah, Menteri untuk Komisi Gempa Bumi Hon Chris Hipkins Menteri Pendidikan, serta Menteri Pelayanan Negara Hon Andrew Little Menteri Kehakiman, Menteri Pengadilan, Menteri Bertanggung Jawab atas GCSB (Government Communication Security Bureau), Menteri Bertanggung Jawab untuk NZSIS (New Zealand Security Intelligence Service), Menteri Negosiasi Traktat Waitangi Hon Carmel Sepuloni Menteri Pembangunan Sosial, Menteri Isu Penyandang Disabilitas, Associate Minister untuk Seni, Budaya dan Peninggalan, Associate Minister untuk Masyarakat Pasifik Hon Dr David Clark Menteri Kesehatan Hon David Parker Jaksa Agung, Menteri Pembangunan Ekonomi, Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Perdagangan dan Ekspor, Associate Minister untuk Keuangan Hon Nanaia Mahuta Menteri Pembangunan Māori, Menteri Pemerintahan Lokal

7

Hon Stuart Nash Menteri Kepolisian, Menteri Perikanan, Menteri Pendapatan, Menteri Usaha Kecil Hon Iain Lees-Galloway Menteri Hubungan Tempat Kerja dan Keselamatan Kerja, Menteri Imigrasi, Menteri ACC (Accident Compensation Corporation) Hon Jenny Salesa Menteri Bangunan dan Konstruksi, Menteri Komunitas Etnis, Associate Minister untuk Kesehatan, Associate Minister untuk. Perumahan dan Pembangunan Perkotaan, Associate Minister untuk Pendidikan Hon Damien O'Connor Menteri Pertanian, Menteri Biosekuriti, Menteri Keamanan Pangan, Menteri Komunitas Rural, Menteri Negara Perdagangan dan Pertumbuhan Ekspor Hon Ron Mark Menteri Pertahanan, Veteran Hon Tracey Martin Menteri urusan Anak, Menteri Dalam Negeri, Menteri untuk Penduduk Senior, Associate Minister untuk Pendidikan Hon Shane Jones Menteri Kehutanan, Infrastruktur, Pembangunan Ekonomi Regional, Associate Minister untuk Keuangan, Associate Minister untuk BUMN, Associate Minister untukTransportasi. MENTERI DI LUAR KABINET Hon Kris Faafoi Menteri Penyiaran, Komunikasi, Media Digital; Menteri Pertahanan Madani; Menteri Perdagangan dan Konsumen; Menteri urusan Bea Cukai; Associate Minister untuk Imigrasi Hon Peeni Henare Menteri urusan Masyarakat dan Sektor Sukarela, Menteri urusan Whanau Ora (inisiatif kesehatan komunitas Maori), Associate Minister urusan ACC, Associate Minister untuk Pembangunan Sosial Hon Willie Jackson Menteri urusan Lapangan Pekerjaan, Associate Minister untuk Pembangunan Maori Hon Aupito William Sio Menteri urusan Masyarakat Pasifik, Associate Minister untuk Pengadilan, Associate Minister untuk Kehakiman

8

MENTERI DUKUNGAN PARTAI Hon James Shaw Menteri Perubahan Iklim, Menteri Statisik, Associate Menteri Keuangan Hon Julie Anne Gerter Menteri urusan Perempuan, Associate Minister urusan Kesehatan, Associate Minister untuk Perhubungan Hon Eugenie Sage Menteri Konservasi, Menteri Informasi Tanah, Associate Minister untuk Lingkungan Hidup. KEADAAN EKONOMI SELANDIA BARU

Mata Uang : Dollar Selandia Baru (NZD)

1 NZD = 0.69 USD (15 Feb. 2019)

GDP : US$ 205,85 milyar (2017)

US$ 189,29 milyar (2016) Sumber: Trading Economics

GDP per Kapita: US$ 37.852 (2017)

US$ 37.528 (2016) Sumber: Trading Economics

Pertumbuhan Ekonomi 3.0% (Des. 2018) Sumber: Statistics NZ

Komoditas Ekspor Utama NZ

Susu bubuk, mentega, keju, daging, kayu, buah-buahan, minuman anggur, ikan,

produk makanan dan minuman, wool, kulit, kertas, bahan baku makanan,

makanan suplemen.

Komoditas Impor Utama NZ

Bahan Bakar Minyak, Mesin Mekanis, Kendaraan, Tekstil, alat elektronik/listrik,

barang plastik, alat medis, besi dan logam, produk farmasi, furniture, pupuk,

karet, bungkil kelapa sawit.

9

HUBUNGAN BILATERAL RI – SELANDIA BARU

Politik

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Selandia Baru telah dimulai sejak

1958. Indonesia menempatkan seorang Utusan Luar Biasa dan Berkuasa Penuh

di KBRI Canberra s/d tahun 1967. Sejak tahun 1968 s/d 1973, Indonesia

menempatkan seorang Kuasa Usaha di KBRI Wellington, Selandia Baru, tetapi

masih tetap berada di bawah naungan KBRI Canberra. Pada tahun 1973, untuk

pertama kalinya Indonesia menempatkan seorang Duta Besar di Wellington

yaitu Walikota Jenderal Sutikno Lukitodisastro, dan sejak tahun itu KBRI

Wellington berdiri sendiri.

KBRI Wellington juga merangkap perwakilan RI untuk negara-negara Republik

Kepulauan Fiji (sejak tahun 1978) dan Kerajaan Tonga (sejak tahun 1994).

Dengan dibukanya KBRI di Suva, Fiji, tanggal 22 Agustus 2002, maka wilayah

akreditasi rangkapan KBRI Wellington hanya mencakup Samoa dan Kerajaan

Tonga.

Selandia Baru melihat Indonesia sebagai kekuatan regional yang penting dan

menghargai peran Indonesia dalam mengusahakan terciptanya stabilitas politik

dan keamanan di kawasan. Indonesia juga melihat kawasan Pasifik Selatan

penting dalam hubungan luar negeri indonesia sehingga ikut berpartisipasi

sebagai mitra dialog dalam Pacific lslands Forum dan memprakarsai

terbentuknya South West Pacific Dialog. Selandia Baru merupakan anggota dari

forum kedua tersebut.

Perkembangan hubungan bilateral dengan Selandia Baru umumnya berjalan

baik walaupun pernah diwarnai oleh isu Timor Timur sampai akhirnya pada

tahun 1999 Timor Timur berdiri menjadi sebuah negara sendiri.

Tantangan lain yang dalam hubungan bilateral adalah perkembangan isu Papua.

Pada tahun 2015, sejumlah politisi Selandia Baru, terutama dari Partai Hijau dan

Partai Buruh, diketahui ikut menandatangani West Papua Declaration dalam

payung International Parliamentarians for West Papua (IPWP). Selain itu, pada

tahun 2017 sebanyak 11 orang anggota Parlemen Selandia Baru

menandatangani Westminster Declaration, yang intinya mendukung

diselenggarakannya referendum ulang di Papua dan Papua Barat.

Untuk itu KBRI Wellington melakukan pendekatan ke berbagai kalangan guna

menangkas berbagai pemberitaan tidak benar mengenai kondisi di Papua dan

Papua Barat, dan melakukan diseminasi informasi mengenai pembangunan di

Papua dan Papua Barat.

Pada tahun 2018 kedua negara menandai 60 tahun hubungan diplomatik

Indonesia-Selandia Baru dalam bentuk kunjungan kenegaraan Presiden RI ke

10

Wellington. Dalam kesempatan tersebut kedua negara sepakat untuk terus

meningkatkan kerja sama di masa mendatang.

Mekanisme pembahasan hubungan bilateral kedua negara yang bersifat

multisektoral dilakukan dalam Joint Ministerial Committee (JMC), di mana

Menteri Luar Negeri dari masing-masing negara menjadi Ketua Delegasi.

Pertemuan JMC ke-8 telah diselenggarakan di Jakarta tanggal 5 Oktober 2018.

Platform kerja sama Indonesia dan Selandia Baru juga berjalan melalui ASEAN

dalam bentuk Selandia Baru sebagai ASEAN’s Dialogue Partner. Beberapa

highlights dari kerja sama tersebut antara lain Selandia Baru sebagai salah satu

pemrakarsa ASEAN Defence Ministers Meeting-Plus dan terbentuknya kerja

sama perdagangan bebas ASEAN Australia New Zealand Free Trade

Agreement yang ditandatangani pada tahun 2009

Ekonomi

Indonesia termasuk dalam jajaran 20 besar mitra dagang Selandia Baru dan

berada di peringkat ke-13. Pasar tujuan ekspor utama Selandia Baru adalah

Australia, RRT, Amerika Serikat dan Jepang. Pasar tujuan impor utama Selandia

Baru adalah RRT, Australia, Amerika Serikat, Jepang, Singapura dan Jerman.

Nilai realisasi investasi Selandia Baru di Indonesia periode Jan-Jun 2018

sebesar US$ 2 juta dengan jumlah 40 proyek. Pada tahun 2017, sebanyak

106.914 wisatawan Selandia Baru berkunjung ke Indonesia.

Saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Selandia Baru pada Maret 2018,

hubungan bilateral Indonesia-Selandia Baru sepakat ditingkatkan dari Strategic

Partnership ke Comprehensive Partnership. Kedua negara berkomitmen untuk

menargetkan nilai perdagangan (ekspor-impor) mencapai US$ 40 trilyun pada

tahun 2024. Adapun mekanisme hubungan ekonomi kedua negara di bahas

pada Senior Official Meeting for Trade and Investment Framework (SOMTIF)

yang sudah bertemu sebanyak 6 kali. Berdasarkan data Statistics New Zealand,

neraca perdagangan bilateral pada Des 2017 mencapai total sebesar NZ$

1.818.392.000 yakni ekspor Selandia Baru ke Indonesia berjumlah NZ$

963.528.000 dan impor Selandia Baru dari Indonesia NZ$ 854.864.000.

11

DATA PERDAGANGAN BILATERAL INDONESIA - SELANDIA BARU

NZD (000) Tahun Impor Indonesia Ekspor Indonesia Volume Perdagangan

2008 958,734 823,156 1,781,890 2009 1,064,501 1,127,221 2,191,722 2010 897,343 570,473 1,467,816 2011 862,001 704,402 1,566,403 2012 856,901 724,134 1,581,035 2013 836,701 805,710 1,642,411 2014 952,014 876,513 1,828,527 2015 842,988 787,081 1,630,069 2016 840,161 841,377 1,681,538 2017 963,528 854,864 1,818,392

Sumber: Statistic NZ

Ekspor utama Indonesia ke Selandia Baru antara lain palm kernel expeller,

petroleum oils (crude), ban karet, kayu parkit untuk lantai, paper towels dan

tissue, serta televisi. Sedangkan ekspor utama Selandia Baru ke Indonesia

adalah susu bubuk, mentega dan dairy spreads, keju, meat or fish meals, daging

beku, recycled waste paper dan paperboard.

Dari hasil penjajakan ke pasar dan komunikasi dengan para pelaku usaha

setempat, diperoleh gambaran beberapa peluang kerja sama dan ekspor

komoditas Indonesia ke pasar Selandia Baru, diantaranya: buah-buahan tropis

(manggis, salak, dan pisang), kopi, pupuk urea, pakan ternak palm kernel

expeller (PKE), kerja sama dalam standar penyembelihan hewan halal

memanfaatkan visa kerja khusus bagi penyembelih hewan halal dari Indonesia,

serta kerja sama dalam pengembangan live breeding cattle. Selandia Baru

memberikan lebih dari 160 visa kepada profesi guru, pemotong hewan dan juru

masak.

Sosial Budaya

Hubungan bilateral kedua negara di bidang pendidikan diawali dengan

kerjasama pada akhir tahun 1950-an, di mana Selandia Baru memberikan

pelatihan bahasa Inggris untuk para guru bahasa Inggris di indonesia dalam

kerangka Colombo Plan.

Kedua negara telah menjalin kerjasama dalam bidang pendidikan dan budaya,

yang semakin meningkat sejak ditandatanganinya Memorandum of Arrangement

on Educational Cooperation antara Kementerian Pendidikan Nasional RI dan

Kementerian Pendidikan Selandia Baru pada tahun 2011. Kedua pemerintah

juga menawarkan berbagai bentuk beasiswa, khususnya di tingkat perguruan

tinggi. Sampai dengan Des 2017, data dari Kementerian Pendidikan Selandia

12

Baru menunjukkan jumlah mahasiswa Indonesia di Selandia Baru tercatat

sekitar 1.200 orang.

Beberapa universitas atau lembaga penelitian di Selandia Baru telah

mengadakan hubungan kerja sama dengan pendidikan tinggi dan perusahaan di

Indonesia, antara lain kerja sama UGM – GNS Science Selandia Baru yang

telah berjalan sejak tahun 2008 di bidang mitigasi bencana alam.

Selandia Baru juga menjadi salah satu tujuan para mahasiswa asal Provinsi

Papua dan Papua Barat dalam melanjutkan jenjang pendidikan. Saat ini

diperkirakan terdapat sekitar 200 mahasiswa dan pelajar asal Provinsi Papua

dan Papua Barat di Selandia Baru, yang sebagian besar dibiayai oleh Pemprov

Papua melalui kerja sama dengan Institute of the Pacific United (IPU).

Di samping beasiswa, Pemerintah Selandia Baru juga menawarkan program

pelatihan yang dapat dimanfaatkan Pemerintah Indonesia, yaitu English

Learning Training for Officials (ELTO). Pada tahun 2017 terdapat 18 orang PNS

dari berbagai kementerian yang mengikuti pelatihan ini.

Upaya promosi budaya Indonesia di Selandia Baru dilakukan melalui kelompok-

kelompok seni budaya, seperti Padhang Moncar (kelompok gamelan dari New

Zealand School of Music - Victoria University of Wellington), kelompok gamelan

Bali di University of Canterbury, Christchurch dan kelompok gamelan

Puspawarna di School of Dance - University of Otago, Dunedin. Di samping itu

terdapat kelompok angklung yang merupakan gabungan beberapa staf KBRI

Wellington dan masyarakat Indonesia.

Dalam rangka 60 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Selandia Baru, KBRI

Wellington juga menyelenggarakan Konser Persahabatan The Symphony of

Friendship, yang menampilkan kolaborasi musisi Indonesia dan Selandia Baru.

Konser tersebut dihadiri oleh lebih dari 1.200 penonton, termasuk Ketua

Parlemen Selandia Baru, anggota Parlemen dan pejabat Selandia Baru, korps

diplomatik dan masyarakat Indonesia maupun Selandia Baru.

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2013, masyarakat Indonesia di Selandia

Baru tercatat sejumlah 4.173 jiwa. Saat ini diperkirakan warga Indonesia beserta

keturunannya di Selandia Baru mencapai sekitar 7.000 orang. Masyarakat

Indonesia di Selandia Baru memiliki wadah organisasi-organisasi masyarakat

yang tersebar di 12 wilayah. Selain itu terdapat organisasi yang digerakkan oleh

warga Selandia Baru yang merupakan Friends of Indonesia, antara lain New

Zealand – Indonesia Association (NZIA) dan Rehabilim Trust New Zealand.

13

Pertahanan dan Keamanan

Kerja sama pertahanan antara Selandia Baru dengan Indonesia direalisasikan

melalui kerjasama pendidikan militer, kegiatan latihan militer bersama, seminar

dan kunjungan pejabat tinggi kedua Negara. Kerjasama pendidikan antara lain

diwujudkan dengan memberikan kesempatan pada perwira Indonesia untuk

mengikuti pendidikan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) di Selandia Baru

setiap tahun. Dengan semakin eratnya hubungan militer kedua hegara, program

Mutual Assitance Programme (MAP) dengan Indonesia kini ditingkatkan menjadi

Bilateral Defence Talk dan ditanda tanganinya Joint Statement on Defence

Cooperation antara Menteri Pertahanan kedua Negara pada tanggal 31 Mei

2017 di Jakarta, yang meliputi sembilan bidang kerja sama pertahanan, antara

lain program peningkatan kunjungan bilateral pejabat militer kedua Negara,

pertukaran informasi intelijen dan kerjasama pendidikan militer.

Sejumlah bentuk kerja sama militer kedua Negara yang telah diselenggarakan,

antara lain kunjungan Kapal tempur Angkatan Laut Selandia Baru TE KAHA ke

Indonesia sebagai balasan dari kunjungan kapal Angkatan Laut KRI BANDA

ACEH ke Selandia Baru.

Kunjungan pejabat militer kedua Negara ini menandai akrabnya hubungan

militer kedua negara. Sejumlah kunjungan yang telah dilakukan diantaranya

adalah kedatangan delegasi Kemhan yang dipimpin Marsma TNI N. Ponang

Djawoto, Direktur Analisa Strategis Ditjen Strahan Kemhan untuk melaksanakan

kajian strategis melalui pertemuan dengan Centre for Defence and Securities

Studies (CDSS) Universitas Massey, Kementerian Luar Negeri Selandia Baru

(MFAT) dan Kementerian Pertahanan Selandia Baru (MOD).

Selanjutnya kunjungan Kasal Selandia Baru Rear Admiral (RADM) John Martin

kepada Kepala Staf TNI Angkatan Laut dan Menteri Pertahanan RI di Jakarta.

Keterlibatan delegasi militer Selandia Baru dalam acara International Maritim

Security Symposium di Denpasar, Bali. Serta keikutsertaan Delegasi Sintel TNI

di bawah pimpinan Brigjen TNI Andjar Wiratma, Wasintel Panglima TNI, dalam

acara pertemuan ke-10 Asia Pacific Chiefs Conference (APICC) di Wellington.

Serta Keikutsertaan delegasi TNI dipimpin oleh Kolonel Trisatya Wicaksono

dalam kegiatan ASEAN Defence Ministers Meeting-plus Experts Working Group

on Cyber Security (ADMM-Plus EWG on CS) di Wellington dan kujungan

delegasi Asops Kasad, Mayjen TNI Sudirman mengikuti kegiatan di Military

Camp di Waiouru.

Selain itu Selandia Baru dan Indonesia juga berkontribusi aktif dalam kerja sama

di bidang penanggulangan terorisme melalui Global Counter Terrorism Forum di

mana Selandia Baru berkomitmen memberikan dukungan pada proses

rehabilitasi tahanan di beberapa rumah tahanan Indonesia.

14

Wellington adalah ibukota Selandia Baru sejak tahun 1865 yang terletak di ujung

selatan Pulau Utara dengan jumlah penduduk 496.000 jiwa, terdiri dari ras kulit

putih (pakeha), ras polynesia termasuk penduduk asli Selandia Baru (suku

Maori) dan ras Asia.

Wellington merupakan pusat pemerintahan, tempat tinggal para politikus, para

birokrat dan sejumlah perwakilan negara asing. Wellington dikenal juga sebagai

ibukota pelabuhan karena memiliki pelabuhan alam Port Nicholson yang

dikelilingi wilayah perbukitan, sehingga menciptakan pemandangan alam yang

indah. Kota ini memiliki segala atraksi, berbagai kegiatan seni budaya, teater,

festival film dan konser musik.

Wilayah sekitar Wellington (the Great Wellington) meliputi Lower Hutt, Upper

Hutt, Porirua, daerah pantai Kapiti dan daerah pertanian / peternakan

Wairarapa.

Cuaca di Wellington seringkali tidak menentu. Pada musim dingin cuaca

berangin, dan pada musim panas cuaca tiba-tiba berubah menjadi dingin. Musim

panas berlangsung bulan Desember s/d Februari, suhu rata-rata 20-25C. Musim

gugur berlangsung pada bulan Maret s/d Mei. Pada musim dingin, suhu rata rata

mencapai 4-8 derajat Celcius di Pulau Utara dan mencapai 1-2 derajat Celsius

pada bulan Juni s/d Agustus. Musim semi berlangsung pada bulan September

s/d November.

B. Hasil-hasil Kunjungan

I. Pertemuan dengan Kementerian Pendidikan Selandia Baru.

Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Selandia Baru mengadakan pertemuan dengan Mr. John Mollo, International Market Manager – Southeast Asia. Mr. Jhon Mollo memaparkan sistem pendidikan di Selandia Baru. Setelah Ketua Delegasi, Bapak Dr.H. Ali Taher, SM,M.Hum mengenalkan semua anggota delegasi, dilaksanakan diskusi dan tanya jawab.

Sistem pendidikan Selandia Baru saat ini menduduki peringkat nomor 7 di dunia - jauh lebih baik daripada banyak negara OECD. Sebagai bekas koloni Inggris, sistem pendidikan Selandia Baru sangat didasarkan pada sistem Eropa, dengan beberapa perbedaan kecil. Sekolah dasar berlangsung selama enam tahun, dengan siswa sering dimulai pada usia 5 tahun. Sekolah menengah adalah tahun 7 sampai 8 dan sekolah menengah menggabungkan tahun 9 sampai 13. Penamaan divisi ini mungkin berbeda tergantung pada bagian sistem pendidikan apa yang ditawarkan di sekolah tertentu. Sekolah diwajibkan sampai usia 16 (tahun 11), dan negara dibiayai. Seperti di bagian lain dunia sekolah swasta tersedia, namun membutuhkan 70% biaya sekolah yang harus dibayar oleh keluarga siswa. Selandia Baru memiliki 8 universitas yang didanai negara. Mereka masing-masing

15

menawarkan gelar sarjana atau magister dalam berbagai pilihan mata pelajaran dan memiliki kekuatan dalam gelar profesional khusus. Semuanya diakui secara internasional. Di tingkat pendidikan tinggi, New Zealand juga punya banyak reputable school dan universitas yang menawarkan program pendidikan sampai jenjang PhD atau Doktor. Ada 8 universitas, 18 politeknik dan Institut teknologi serta hampir 600 lembaga pelatihan swasta yang tersebar di seluruh wilayah.

Selain studi pascasarjana dan penelitian, pendidikan lanjutan juga mencakup tingkat yang lebih tinggi dan kejuruan. Program berkisar dari program untuk membantu siswa bekerja, hingga sertifikat dan diploma. Pilihan pembelajaran jarak jauh dan paruh waktu juga tersedia. Sistem pendidikan Selandia Baru mencerminkan masyarakat mereka yang unik dan beragam, terbuka terhadap berbagai kemampuan, kepercayaan agama, kelompok etnis, tingkat pendapatan dan gagasan tentang pengajaran dan pembelajaran.

Pendidikan di Selandia Baru mengedepankan kreativitas dan inovasi di tiap pendidikan di Selandia Baru yang mengedepankan kreativitas dan inovasi di tiap bidang keilmuan. Seperti sains, arsitektur, teknik, produksi film, animasi, dan desain. Dan berkat kekayaan alam, Selandia Baru menjadi rumah bagi jurusan-jurusan ternama seperti pertanian, dan pariwisata ekstrem. menurut Economist Intelligence Unit di Worldwide Educating for the Future Index 2017, Selandia Baru menduduki peringkat pertama di dunia sebagai negara dengan pendidikan terbaik yang berfokus pada masa depan. Penilaian tersebut berdasarkan kepada 16 indikator yang di antaranya yakni, keterampilan interdisipliner, kewirausahaan, digital dan teknis, kreatif dan analisa, serta kesadaran akan kehidupan global. Selandia Baru unggul di 15 dari total 16 indikator pemeringkatan. Ini semakin menegaskan alasan sistem pendidikan di Selandia Baru menjadi yang terunggul di dunia.

NEW ZEALAND QUALIFICATION AUTHORITY (NZQA)

Sistem pendidikan di Selandia Baru menganut sistem pendidikan Inggris yang sudah diakui di dunia. Semua lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta diatur oleh suatu badan dari Kementerian Pendidikan yang bernama NZQA. NZQA ini didirikan dengan tujuan mengembangkan dan menjamin kualitas program pendidikan yang diselenggarakan oleh Institusi Pendidikan selain Universitas seperti Sekolah Keguruan, Institut Teknologi, Politeknik dan Lembaga Pendidikan lainnya.

1. Sekolah Dasar & Menengah

Pendidikan Sekolah Dasar di Selandia Baru dimulai dari umur 5 tahun. Setiap tahun akademik dimulai pada bulan Januari dan berakhir pada bulan Desember.

Lamanya pendidikan dasar dan menengah di Selandia Baru sekitar 13 tahun. Untuk tingkat Primary School sampai dengan usia 8 tahun (Year 8), yang kemudian dilanjutkan Secondary School sampai usia 13 tahun (Year 13). Dan pelajar meneruskan ke Secondary School hingga selesai akan mendapatkan kualifikasi NCEA (National Certificate of Educational Achievement) yang diakui di seluruh Selandia Baru.

16

Selandia Baru menerapkan wajib belajar sampai dengan usia 10 tahun (Year 10). Setelah Year 10, pelajar boleh meneruskan ke jenjang Diploma untuk mendalami keahlian tertentu sesuai yang diminati.

2. Institut Teknologi & Politeknik (ITP)

Pelajar dapat meneruskan studi mengambil pendidikan dan pelatihan setelah usia 10 tahun (Year 10). Mereka yang lulus akan mendapatkan Certificate, Diploma ataupun Bachelor Degree di Institut Teknologi dan Politeknik yang ada di Selandia Baru.

Program-program yang ditawarkan di Selandia Baru mengutamakan pengalaman dan aplikasi praktis dalam situasi kerja, seperti bidang pertanian, seni dan desain, media, bangunan dan konstruksi, perhotelan dan pariwisata. Semua program dikembangkan dengan baik dan diselenggarakan relevan, terkini dan inovatif. Lulusan pendidikan kejuruan ini akan memperoleh status setara dengan gelar dari Universitas.

3. Program Sarjana (Undergraduate Degree) & Program Pascasarjana (Postgraduate Degree)

Selandia Baru memiliki 8 Universitas yang tersebar di beberapa lokasi yaitu Aut University, The University of Auckland, The University of Waikato, Massey University, Victoria University of Wellington, Lincoln University, University of Canterbury dan University of Otago; dan menawarkan lingkungan belajar yang menarik serta kualifikasi bermutu tinggi, mulai dari tingkat Sarjana sampai Pascasarjana dalam studi Akademik dan Profesional.

Bapak Nasim Khan (FPKB) menanyakan terkait Bentuk kerjasama

pendidikan antara mahasiswa Indonesia dan Selandia Baru dibangun kantor

cabang berada di Kedutaan Besar New Zealand di Jakarta yang di pimpin

oleh satu orang khusus yang menangani hal tersebut. Mahasiswa Selandia

di Jakarta sejumlah 8200, di universitas dan politeknik, sebagian besar biaya

sendiri namun ada juga yang beasiswa.

Tujuan Utama Mahasiswa Internasional di Selandia Baru dapat sukses

dan tersambungkan dengan tatanan global. Ada 3 piliar untuk mahasiswa

Internasional yang datang ke Selandia Baru yaitu sebagai berikut :

1. Exellent Education and Students receive a high-quality education :

mahasiswa harus mendapatkan pendidikan yang paling baik dan

pengalaman yang mendidik.

2. Sustainable growth : membantu masyarakat lokal contohnya yaitu

peran masyarakat Indonesia yang membentuk komunitas dan

meningkatkan perannya.

17

3. Global citizens : Peran dari Pelajar saat belajar di Selandia Baru,

pemikirannya saling terbuka.

Di 5 (lima) negara ASEAN, Jumlah pelajar Indonesia di Selandia Baru

adalah peringkat ke 5 (Lima), urutannya yaitu (1) Thailand, (2) Philipina (3)

Malaysia dan (4) Vietnam.

Bapak Nasim Khan (F.PKB) menanyakan alasan terkait jumlah pelajar

Philipina lebih tinggi dibanding Indonesia yang belajar di Selandia Baru. Hal

ini dikarenakan banyak penduduk Philipina yang berimigrasi ke Selandia

Baru jadi anak ikut orangtuanya, kalau masyarakat Indonesia ke Selandia

Baru karena ingin belajar. Saat ini kebijakan imigrasi diperketat sehingga

jumlah pelajar dari Philipina sedikit menurun. Dan pelajar Thailand bukan

hanya di pendidikan tinggi tetapi sejak sekolah dasar. Pemerintah Selandia

Baru memberikan subsidi khusus kepada keluarga-keluarga yang menerima

tenaga pelajar, diberikan 300$NZ per minggu.

Menurut Penelitian Economist Intelligence Unit Educating for the

Future Index 2018, Selandia Baru merupakan peringkat No.1 mengenai

English-speaking country in the world for preparing students for the future

(dibandingkan dengan negara berbahasa Inggris). Namun jika dibandingkan

dengan semua, Selandia Baru No. 3 setelah Swiss dan Finlandia. Negara

Selandia Baru peringkat No. 1 untuk Standarisasi yang harus diberikan oleh

sistem institusi pendidikan bukan hanya jumlah pelajarnya.

Foto 1 : Suasana Diskusi di Kementerian Pendidikan Selandia Baru

18

Menurut penelitian Global Peace Index 2017, Selandia Baru

merupakan peringkat No. 2 negara cinta perdamaian di dunia. Dan Menurut

Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings 2018, Selandia Baru

peringkat TOP 3% semua institusi pendidikan (8 Perguruan Tinggi yaitu Aut

University, The University of Auckland, The University of Waikato, Massey

University, Victoria University of Wellington, Lincoln University, Universityof

Canterbury dan University of Otago) di dunia. Badan Pendidikan Selandia

Baru mempunyai flatform baru yaitu melalui website dapat memberikan

arahan tujuan sekolah/universitas yang cocok sesuai bidang dan bakatnya

secara online.

Bapak Syaikhul Islam Ali (FPKB) menyakan terkait apakah ada anak

yang dipaksakan oleh orang tua dalam memilih jurusan sekolah. Mr. John

Mollo menjelaskan bahwa semenjak sekolah dasar, anak sudah diajarkan

mengenai kebebasan individu dalam hal merencanakan masa depannya,

jadi tidak ada kepaksaan. Pendidikan Selandia Baru mempunyai konsep

mendidik “critical thinking” jadi bukan hanya dapat menjawab 1+1=2 tetapi

kenapa 1 +1 = 2 dicari alasannya.

Foto 2 : Suasana Diskusi di Kementerian Pendidikan Selandia Baru

Bapak Ali Taher menanyakan bidang apa saja di Perguruan Tinggi

yang bisa bekerja sama dengan Indonesia. Mr. John Mollo menjelaskan

19

Pemerintah Selandia Baru terbuka untuk kerja sama, hal ini tergantung

dengan permintaan dari Indonesia. Pemerintah Selandia Baru telah bekerja

sama dengan Indonesia di bidang pendidikan dengan Kementerian

Keagamaan, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Tenaga Kerja.

Anggaran Pendidikan Selandia Baru berasal dari APBN dan sumber-sumber

pendapatan lain misalnya dari hasil riset yang dikomersilkan.

Bapak Muhammad Afzal (FPD) menanyakan terkait data valid pelajar

yang sukses dari ASEAN. Mr. John Mollo menjelaskan bahwa untuk kriteria

kesuksesan tiap negara berbeda-beda, namun tergantung konsentrasi

negaranya misalnya anggaran pendidikan dan standarisasi.

Bapak Zuhdi Yahya (FPDIP) menanyakan terkait di Indonesia ada 2

Kementerian yang di pisah yaitu Kementerian Dasar dan Menengah dan

Kementerian Pendidikan Tinggi, Mr. John menjelaskan kalau di Selandia

Baru hanya satu yaitu Kementerian Pendidikan hanya dibantu oleh 5 (lima)

badan yaitu Education Review Office (ERO), The New Zaeland

Qualifications Authority (NZQA), Education Council of Aotearoa New

Zealand, The Tertiary Education Commission (TEC) dan Education New

Zealand (ENZ).

Foto 3 : Penyerahan cinderamata untuk Kementerian Pendidikan

Selandia Baru yang diwakili oleh Mr. John Mollo

20

II. Pertemuan dengan GKSB Parlemen Selandia Baru.

Delegasi GKSB DPR RI-Parlemen Selandia Baru didampingi Duta Besar RI, Bapak Tantowi Yahya dan jajaran KBRI mengadakan Pertemuan dengan GKSB Parlemen Selandia Baru (Friendship Group New Zealand Parliament–South And South East Asia Parliaments) yang diketuai oleh Mr. Kanwaljit Singh Bakshi didampingi anggota GSKB lainnya. Mr. Kanwaljit Singh Bakshi menjelaskan bahwa terlepas dari jumlah penduduk Indonesia dan Selandia Baru, kunci utama dari Pemerintahan yaitu sistem demokrasi. Beliau sudah pernah menghadiri Pemilu di India dan Indonesia, dan menilai masyarakat sangat antusias berpartisipasi dalam pesta demokrasi. Dalam segi pendidikan sebagai kunci utama hubungan antara Indonesia dan Selandia Baru, memang sudah banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di Selandia Baru tapi selain itu Selandia Baru akan mengirim ahli membuka sekolah, terutama yang sudah berjalan kerjasama dalam bidang panas bumi yang menghasilkan listrik dan sebagainya. Parlemen berharap Delegasi DPR berkunjung ke beberapa universitas dan politeknik Selandia Baru. Seperti Victoria University of Wellington, dulu mempunyai kelas Bahasa Indonesia tapi kemudian berhenti berjalan, mungkin dengan bertambah banyaknya mahasiswa Indonesia dapat kesempatan memulai kembali kelas Bahasa Indonesia di berbagai universitas.

Foto 4 : Suasana Diskusi bersama GKSB Parlemen Selandia Baru

Duta Besar RI Wellington menjelaskan ekspor terbesar dari Selandia Baru ke Indonesia dulunya yaitu redmeat/ daging sapi. Tapi ada isu perselisihan Indonesia-Selandia Baru yaitu perselisihan dagang yang merupakan dampak dari UU / Peraturan RI yang merugikan Selandia Baru. Di WTO Selandia Baru dan Amerika menang, Indonesia kalah. Mestinya dampak dari itu tidak ada Tetapi karena Indonesia kalah, Indonesia tidak mau lagi mengimpor daging dari Selandia Baru. Dulu Indonesia no. 2 terbesar sekarang menjadi no. 9 importir dari sapi. Parlemen Selandia Baru menginginkan agar hubungan Indonesia di bidang perdagangan kembali normal.

21

Agung Putri Astrid (FPDIP) menjelaskan kondisi politik di Indonesia setelah Pemilihan Umum Presiden dan Legislatif 2019. Ini akan menjadi pertama kalinya pemilu legislatif dan presiden diadakan pada hari yang sama. Enam belas partai akan bersaing untuk 575 kursi di DPR. Mengenai peristiwa kerusuhan demonstrasi di Gedung Bawaslu RI pada tanggal 22 Mei 2019. Dikarenakan sejumlah massa pendukung pasangan calon No.02 Prabowo-Sandiaga Uni melancarkan aksi unjuk rasa berujung dengan kerusuhan akibat ketidakpuasan hasil Pilpres 2019. Hal ini sudah ditangani berkat kerjasama antara Kepolisian dan sejumlah kementerian terkait, yaitu kementerian komunikasi dan informatika, mencoba membatasi penyebaran informasi di media sosial. Karena banyak modus penyebaran berita hoax di media sosial tentang demonstrasi penolakan atau ketidakpuasan terhadap hasil Pilpres 2019. Situasi kerusuhan 1998 yang banyak menyerang etnis Cina, berbeda dengan kerusuhan 2019, walaupun sepertinya ada usaha mengarah kesana, namun saya kira tidak berhasil. Saat ini, Indonesia berhasil membuat sistem Pemilu yang lebih baik dan kuat.

Foto 5 : Suasana Diskusi bersama GKSB Parlemen Selandia Baru

Syaikhul Islam Ali (FPKB) menanyakan tentang Energi Terbarukan

(New and Renewable Energy). Ketua GKSB Selandia Baru menjelaskan mengenai aturan Energi Terbarukan, Selandia Baru punya Undang-undang yang mengaturnya dengan target tahun 2030 semua sumber energi terbarukan bisa berfungsi 90% supplaynya. Mengenai Papua, Pemerintahan sebelumnya, Partai Nasional posisinya sangat jelas Pro NKRI, gerakan separatis Papua tidak di entertaint. Sekarang ini ada pergantian baru Labour Green in New Zaeland, posisinya juga sama. Mereka menghargai siapapun anggota Parlemen mempunyai pendapat yang berbeda, tapi posisi pemerintah masih mendukung NKRI.

22

Foto 6 : Foto Bersama GKSB Selandia Baru dan Dubes RI Wellington

Anggota Parlemen lainnya menjelaskan sistem Pemilu di Selandia Baru. Rakyat akan memilih 2 yaitu partai dan caleg, yang penting adalah suara yang memilh partai. Misalnya ada 126 anggota Parlemen misalnya untuk Partai Nasional, ada 56 jatah. Dari 56 orang akan dipilih siapa-siapa yang akan menjadi Anggota Parlemen berdasarkan nomor urut, biasanya yang paling tinggi pimpinan partai kemudian anggota lainnya. Setelah terisi semua, dilanjutkan berdasarkan suara sendiri berdasarkan rangking. Mereka semua termasuk golongan orang pintar dan poluler yang kualitasnya bagus dan mengerti mengenai legislasi, buget dan pengawasan. Pemilu sekarang Partai Nasional meraih suara terbanyak pertama, dilanjutkan Partai Buruh dan New Zaeland First. Pertemuan diakhiri dengan pemberian cinderamata dari Delegasi GKSB DPR ke Parlemen Selandia Baru.

III. Pertemuan dengan Duta Besar RI dan Masyarakat Indonesia di Selandia

Baru.

Delegasi melaksanakan pertemuan dengan Duta Besar RI Wellington

yaitu Bapak Tantowi Yahya dan didampingi pimpinan organisasi masyarakat

Indonesia di Selandia Baru. Pimpinan Organisasi masyakat Indonesia yang

hadir yaitu Presiden Umat Muslim Indonesia (UMI), Ketua Persekutuan

Kristen/Katolik di Wellington (PERKIWI), Ketua Masyarakat Indonesia

(KAMASI) dan Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Wellington.

Dubes RI menyambut baik kunjungan GKSB DPR RI-Parlemen Selandia Baru

untuk mempererat hubungan antara Indonesia dan Selandia Baru.

23

Foto 7 : Suasana Diskusi Dubes RI Wellington dan Pemimpin Organisasi

Masyarakat Indonesia di Selandia Baru

Dubes RI memaparkan mengenai Selandia Baru. Selandia Baru (dalam bahasa Maori disebut Aotearoa (artinya Tanah Berawan Putih Panjang); bahasa Inggris: New Zealand, adalah sebuah negara kepulauan di barat daya Samudera Pasifik. Negara ini terdiri dari dua pulau besar (Pulau Utara dan Pulau Selatan) dan beberapa pulau lainnya yang lebih kecil. Bangsa Polinesia mendiami Selandia Baru pada tahun 1250–1300 Masehi, dan membangun kebudayaan Māori yang berbeda, dan orang Eropa mulai merintis hubungan dengan mereka pada tahun 1642 Masehi. Jumlah imigran menaik tajam, dan berbagai konflik mengarah pada Peperangan Selandia Baru, yang berakibat pada diambilalihnya tanah Māori di tengah Pulau Utara. Mayoritas penduduk Selandia Baru adalah keturunan bangsa-bangsa dari Eropa; pribumi Māori adalah minoritas terbesar, diikuti oleh orang Asia, dan orang Polinesia non-Māori. Sebagian besar budaya Selandia Baru diturunkan dari Māori, dan pemukim dini asal Britania. Banyak seniman kini memadukan teknik-teknik Māori, dan Barat untuk menghasilkan bentuk seni yang unik.

Selanjutnya, Dubes RI memaparkan terkait insiden penembakan pada hari Jumat tangga 15 Maret 2019 lalu di Mesjid Al Nur Christchurch dan Linwood Islamic Center. Aksi penembakan yang dilakukan teroris ini terjadi setelah ibadah sholat Jumat terselenggara. Ada 6 (enam) WNI yang melakukan shalat Jumat di Mesjid Al Nur, ketika penembakan terjadi 3 orang mahasiswa berhasil menyelamatkan diri dan bersembunyi di rumah warga di dekat mesjid. Di Mesjid Linwood, ada 2 WNI yang menjadi korban penembakan. Dubes RI mengaku kaget dengan peristiwa terorisme yang baru pertama terjadi di Selandia Baru, yang dikenal tempat paling aman di dunia dan kondisi masyarakat Selandia Baru yang sebenarnya sangat toleran terhadap muslim yang ada di sana. Jangankan aksi terorisme, gesekan-gesekan antaragama dan kepercayaan pun tidak pernah terjadi.

Pada tanggal 20 Maret 2019, dari hasil pantauan KBRI Wellington mengenai status Jenazah Bpk. Lilik Abdul Hamid yang sebelumnya masih

24

dalam investigasi, pada pukul 14.00 akhirnya Jenazah sudah bisa dibawa keluarga untuk di sholatkan dan dimakamkan. KBRI Wellington membantu dalam pengambilan jenazah dari rumah kremasi Lamb & Hayward lalu dibawa ke rumah Duka Alm. Bpk. Lilik di Kendal Avenue untuk disholatkan. Setelah disholatkan, Jenazah dibawa ke Memorial Park Cemetery untuk dimakamkan secara massal bersama 7 Jenazah lainnya yang disaksikan oleh KBRI Wellington, keluarga dan kerabat Alm. Bpk. Lilik, WNI lainnya, serta pengunjung pemakaman tersebut.

Foto 8 : Foto bersama Delegasi dengan Dubes RI Wellington dan

Pemimpin Organisasi Masyarakat Indonesia di Selandia Baru

Pada tanggal 21 Maret 2019, KBRI mengunjungi Christchurch Hospital

untuk melihat keadaan dua korban penembakan, yaitu Bapak Zulfirmansyah dan anaknya. Setelah menjenguk Bpk. Zulfirmansyah, KBRI Wellington bertemu dengan korban lainnya, yaitu Sdr. Irfan Yulianto di University of Otago untuk membicarakan kepulangannya ke Indonesia dan bantuan pengambilan barang-barang yang masih tertinggal di lokasi kejadian penembakan. Pada tanggal 22 Maret 2019, KBRI bersama Duta Besar mengunjungi rumah Alm. Bpk. Lilik Abdul Hamid untuk berbela sungkawa kepada keluarganya. Setelah kunjungan ke rumah Alm. Bpk. Lilik, KBRI bersama Duta Besar berkunjung ke Christchurch Hospital untuk menjenguk Sdr. Zulfirmansyah dan anaknya. Duta Besar dan KBRI menuju ke Memorial Park Cemetery untuk melihat langsung pemakaman Alm. Lilik Abdul Hamid. KBRI menuju ke kediaman Ibu Ria, salah satu WNI yang berdomisili di Christchurch yang bersedia memberikan akomodasi untuk keluarga Sdr. Zulfirmansyah dan Delegasi Yayasan ACT yang datang dari Indonesia. Dari Kediaman Bu Ria, KBRI bertemu dengan PPI di rumah Sdr. Ririn untuk membicarakan transportasi keluarga Sdr. Zulfirmansyah dan Delegasi

25

Yayasan ACT selama berada di Selandia Baru, karena kesediaan PPI Christchurch untuk membantu. Masyarakat Indonesia di Selandia Baru turut berbelasungkawa dan membantu keluarga korban.

Foto 9 : Ketua Delegasi menyerahkan cinderamata untuk Dubes RI

Wellington

Selanjutnya disampaikan Dubes RI, dalam rangka merayakan 60 tahun hubungan diplomatik. Presiden Bapak Ir. Joko Widodo mengunjungi Selandia Baru pada tanggal 18-19 Maret 2019. Lawatan Presiden Joko Widodo ke Selandia Baru, setelah terakhir Presiden Indonesia berkunjung 13 tahun lalu, adalah lawatan yang sukses dan produktif. Dalam kurun waktu tersebut, banyak yang sudah dicapai oleh kedua negara dari mulai perdagangan, investasi, pendidikan, pertanian, pariwisata, penanganan bencana, politik sampai dengan kerjasama di bidang pertahanan dan kontra terorisme. Kerjasama Indonesia-Selandia Baru masih perlu di eksplorasi, misalnya pertanian berkelanjutan, ekonomi kreatif, periklanan, geothermal, dan penanggulangan bencana juga menjadi bidang-bidang yang diunggulkan Selandia Baru, dan bisa dikerjasamakan dengan Indonesia. Sebagai negara yang sama-sama rentan terdampak bencana secara goegrafis berada di wilayah cicin api, Indonesia banyak belajar mengenai mitigasi bencana dari Selandia Baru yang cakap mengelola bencana dengan pengembangan teknologi.

26

IV. Kunjungan ke Mesjid Al Nur di Christchurch.

Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Selandia Baru yaitu Bapak Ali

Taher dan Bapak Sigit Sosiantomo, Bapak Achmad Farizi, serta Sekdel

Murniwaty Ermilya didampingi Staf KBRI mengunjungi lokasi kejadian insiden

Penembakan Mesjid An Nur Christchurch dan menjenguk korban serta

keluarga korban yang berasal dari Indonesia serta bertemu dengan

Pengusaha Diaspora Indonesia.

Foto 10 : Delegasi di Mesjid Al Noor Christchurch

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Delegasi melakukan kunjungan ke rumah Almarhum Bapak Lilik Abdul

Hamid dan bertemu dengan Isteri Almarhum, Ibu Nina. Ibu Nina menjelaskan

cerita kejadian dan Bapak Ali Taher mendengar langsung cerita tersebut dan

mengucapkan rasa belasungkawa, memberikan semangat moril serta

dilanjutkan berdoa bersama yang dipimpim oleh Bapak Sigit Sosiantomo.

Delegasi melanjutkan perjalanan ke lokasi kejadian penembakan di Mesjid An

Nur di Deans Avenue. Di Mesjid An Nur, delegasi melaksanakan Sholat

Dzuhur dan melihat lokasi kejadian serta kami mengambil dokumentasi foto

bersama.

27

Foto 11 : Delegasi mengunjungi Ibu Nina, istri dari Alm. Lilik Abdul

Hamid, korban tembak teror di Mesjid Al Noor Christchurch

Perjalanan dilanjutkan makan siang bersama Ketua PPI Selandia Baru,

Ibnu Sitompul dan salah satu korban penembakan yang selamat, Kevin

Avisena. Pada kesempatan makan siang ini, Kevin menceritakan kejadian

penembakan 15 Maret. Delegasi memberikan semangat moril kepada Kevin.

Selanjutnya Delegasi berkunjung ke rumah korban Ayah dan anak luka

tembak, Bapak Zulfirmansyah. Pada pertemuannya dengan Bapak

Zulfirmansyah dengan istrinya, Delegasi mendengarkan langsung cerita

bagaimana kejadian berlangsung, mengucapkan belasungkawa, memberikan

semangat moril serta berdoa bersama yang dipimpim oleh Bapak Sigit

Sosiantomo.

Delegasi melaksanakan kunjungan dengan Pengusaha Diaspora

Indonesia Invercargil, Bapak Reza Abduljabar di Dunedin. Lokasi ke Dunedin

berjalan darat memakan waktu 5 (lima) jam. Delegasi melaksanakan Sholat

Isyadi Mesjid Al Huda bersama Bapak Reza Abduljabar. Delegasi dan Bapak

Reza Abduljabar berdiskusi tentang bagaimana meningkatkan kualitas ternak

di daerah-daerah di Indonesia dan teknis-teknis usaha ternak serta sektor

agrikultur secara menyeluruh.

28

III. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Kunjungan Delri GKSB DPR RI - Parlemen Selandia Baru ke Selandia Baru pada tanggal 16 – 22 Juni 2019, secara keseluruhan berjalan dengan baik dan memberikan dampak dan arti positif bagi Indonesia. Kunjungan ini dinilai positif untuk menunjukkan dukungan badan legislatif terhadap hubungan bilateral RI – Selandia Baru, khususnya dalam kerjasama perdagangan dan pendidikan.

2. Dalam kunjungan ini diidentifikasi sejumlah potensi kerjasama antara kedua negara diantaranya dalam bidang perdagangan, bidang pendidikan serta sosial budaya, dalam mempromosikan budaya serta pariwisata kedua belah pihak.

3. Sejumlah kerjasama di berbagai bidang telah dilakukan antara

Indonesia – Selandia Baru, Pemerintah R.I. diharapkan dapat terus meningkatkan hubungan kerjasama yang telah ada.

B. SARAN

1. Merangkum berbagai catatan dari hasil kunjungan Delegasi GKSB DPR RI-Parlemen Selandia Baru di Selandia Baru tersebut, diharapkan kiranya agar berbagai isu yang menjadi perhatian bersama kedua pihak dan khususnya juga menjadi “concern” dari seluruh anggota Delri GKSB DPR RI, kiranya dapat dikoordinasikan secara dekat dengan berbagai kalangan terkait pemerintah di Indonesia, untuk dapat ditindaklanjuti secara nyata guna mendapatkan kemajuan yang berarti bagi pengembangan kunjungan kerjasama bilateral antara RI dan Selandia Baru, yang tentunya lebih ditujukan bagi kepentingan nasional Indonesia.

2. Melalui kunjungan Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) ini diharapkan kedua belah pihak mendapat masukan dan pandangan mengenai pentingnya kerjasama bagi kedua negara yang perlu ditingkatkan pada masa-masa mendatang serta lebih mengefektifkan pertemuan yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang dalam menghadapi isu–isu global maupun regional sehingga hubungan bilateral antara kedua negara akan senantiasa langgeng dan terbina dengan baik.

29

Jakarta, 27 Juni 2019

Ketua Delegasi

GKSB DPR RI – Parlemen Selandia Baru

Dr.H.M. Ali Taher, SH, M.Hum

A-495

30

LAMPIRAN –LAMPIRAN

SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN DPR RI TENTANG PENUGASAN DELEGASI

GKSB DPR-RI – PARLEMEN SELANDIA BARU KE SELANDIA BARU