latar belakang - bpsdm.pu.go.id file1 1 latar belakang kelaikan bangunan sabo (feasibility) adalah...

50
1 1 Latar Belakang Kelaikan Bangunan Sabo (Feasibility) adalah suatu keadaan yang perlu dicapai oleh bangunan sabo untuk memenuhi persyaratan kelayakan yang ditentukan serta keamanan bangunan agar dicapai kinerja yang optimal. erdasarkan pengalaman terjadinya kerusakan pada bangunan psdpu pengairan khususnya bangunan sabo pasca megaerupsi Gunungapi Merapi di DI Yogyakarta/ Jawa Tengah pada tahun 2010 dijumpai beberapa bangunan sabo mengalami kerusakan bahkan keruntuhan. Bangunan sabo tersebut antara lain adalah bangunan sabodam, perkuatan tebing dan tanggul bahkan termasuk bangunan-bangunan bendung irigasi. Atas dasar pengalaman tersebut dipandang perlu melakukan inspeksi kelaikan bangunan sabo secara rutin atau berkala sehingga bangunan sabo tersebut layak beroperasi sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal. Langkah awal sebelum melakukan inspeksi adalah memahami terlebih dahulu maksud dan tujuan inspeksi B

Upload: others

Post on 04-Oct-2019

13 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

1

1 Latar Belakang

Kelaikan Bangunan Sabo (Feasibility) adalah suatu keadaan yang perlu dicapai oleh

bangunan sabo untuk memenuhi persyaratan kelayakan yang ditentukan serta keamanan

bangunan agar dicapai kinerja yang optimal.

erdasarkan pengalaman terjadinya kerusakan pada bangunan psdpu pengairan khususnya bangunan sabo pasca megaerupsi Gunungapi Merapi di DI Yogyakarta/

Jawa Tengah pada tahun 2010 dijumpai beberapa bangunan sabo mengalami kerusakan bahkan keruntuhan. Bangunan sabo tersebut antara lain adalah bangunan sabodam, perkuatan tebing dan tanggul bahkan termasuk bangunan-bangunan bendung irigasi. Atas dasar pengalaman tersebut dipandang perlu melakukan inspeksi kelaikan bangunan sabo secara rutin atau berkala sehingga bangunan sabo tersebut layak beroperasi sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal. Langkah awal sebelum melakukan inspeksi adalah memahami terlebih dahulu maksud dan tujuan inspeksi

B

2

Maksud dan Tujuan

Maksud: Melakukan inspeksi terhadap kelaikan bangunan sabo yang telah dibangun (baik bangunan lama maupun bangunan baru) yang ada di alur sungai atau bezuk (torrent) yang berpotensi tinggi terdampak aliran debris (aliran sedimen/sedimen luruh di daerah nonvulkanik atau aliran lahar di daerah vulkanik), baik akibat

adanya material baru hasil erupsi gunungapi, longsoran bukit dan/atau tebing, penambangan bahan galian golongan C, maupun cuaca ekstrem.

Pada inspeksi kelaikan bangunan sabo, bangunan baru juga perlu diinspeksi apakah kelengkapan bangunan yang dimiliki dapat menunjang kelayakan beroperasi sehingga kinerja bangunan baru tersebut optimal.

Tujuan: Inspeksi kelaikan bangunan sabo dilakukan untuk memberikan rekomendasi teknis berupa tindakan perbaikan, pemeliharaan, atau pencegahan serta sarana kelengkapannya untuk menunjang

kelayakan beroperasi agar kinerja bangunan sabo tetap optimal dalam jangka waktu tertentu baik dalam jangka darurat, jangka pendek maupun jangka panjang.

Dengan mengetahui kelaikan bangunan sabo tersebut. akan memudahkan dalam menghitung kebutuhan anggaran yang diperlukan untuk keperluan pengoperasian dan/atau pemeliharaan.

L A N G K A H

Informasi umum

Kondisi bangunan

Inspeksi

β€’ Kelaikan

β€’ Kelayakan

β€’ Kinerja

3

Inspeksi kelaikan bangunan sabo di Sungai Togurara,

Ternate, Maluku Utara

Bangunan sabodam tipe celah (slit)

di Sungai Togurara, Ternate, Maluku Utara

Salah satu bentuk kerusakan mercu pelimpah sabodam akibat banjir lahar pasca megaerupsi

Gunungapi Merapi di Yogyakarta/Jawa Tengah

tahun 2010

Abrasi pada mercu pelimpah sabodam di Kali Putih,

Gunungapi Merapi

4

Penjelasan Pengertian Kelaikan :

Pengertian KELAIKAN KELAYAKAN KINERJA Bahasa Inggris

Feasibility Appropriateness The perrformance

Sifat Kata Kata benda Kata benda Kata benda

Definisi adalah suatu keadaan yang perlu dicapai oleh bangunan sabo untuk memenuhi persyaratan kelayakan yang ditentukan serta keamanan bangunan agar dicapai kinerja yang optimal.

adalah perihal yang dapat dikerjakan oleh bangunan sabo dan dinilai berdasarkan kelaikan bangunan dengan tujuan untuk mencapai hasil kerja yang optimal.

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh suatu bangunan sabo dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan kelayakan fungsinya atas dasar peran yang dibebankan kepadanya.

5

2 Pengertian

Aliran debris (debris flows) adalah gerakan massa dari bahan rombakan yang berupa sedimen dengan berbagai gradasi butiran dan sisa-sisa tanaman dan bangkai hewan serta bercampur dengan air dan udara yang bergerak secara kolektif menuruni lereng gunung karena pengaruh gravitasi. Aliran debris yang mengalir dari hasil erupsi suatu gunungapi disebut aliran lahar (volcanic debris flows).

Badan dam (dam body) Bagian tubuh dam yang membentang sungai sampai sebatas tinggi/peil mercu pelimpah dam. Banjir (flood) luapan aliran akibat air atau bentuk air lain yg melebihi normalnya, atau penumpukan air akibat pengaliran di suatu daerah yang biasanya terendam.

Banjir bandang (fast flood) banjir yang berlangsung dalam selang waktu pendek dengan puncak debit yang cukup tinggi. Pada umumnya

6

terjadi akibat jebolnya suatu bendungan, bias berupa bendungan alam (natural dam) atau buatan (artificial dam).

Bezuk (torrent) Merupakan sungai arus deras di daerah pegunungan. Kemiringan memanjang dasar sungai umumnya sangat terjal, dan penampang sungai di bagian hulu masih berbentuk V. Umumnya dijumpai banyak batu-batu besar.

Dam kendali/checkdam (checkdam) merupakan salah satu bangunan sabodam yang berperan sebagai dam pengelola dasar sungai dan berfungsi untuk mengendalikan aliran debris dengan cara menampung, menahan dan mengontrol aliran debris. Pada dam kendali ini penambangan material (pasir, kerikil, batu dan lain sebagainya) seharusnya dapat dilaksanakan. Oleh karena itu, desain dam kendali (checkdam) ini harus memadai serta efektif untuk mengamankan fungsi tersebut.

Dam konsolidasi (consolidation dam) merupakan salah satu bangunan sabodam yang berfungsi untuk mengendalikan debris hasil aliran debris pada waktu lalu atau hasil erupsi suatu gunungapi yang telah berada dan mengendap pada alur bezuk dan dikhawatirkan akan memicu terjadinya aliran debris berikutnya yang sangat membahayakan. Peran dam konsolidasi ini dengan cara mengkonsolidasikan akumulasi debris yang telah berada pada alur bezuk (torrent) pasca terjadinya aliran debris dan berpotensi menimbulkan bencana berupa ancaman terhadap keselamatan jiwa dan harta benda termasuk psdpu (prasarana dan sarana dasar ke-pu-an) lain dengan tujuan untuk stabilisasi alur sungai.

Dam sokong (supporting dam) merupakan salah satu bangunan sabodam yang berfungsi untuk menstabilkan lereng tebing agar tidak mudah runtuh dan menstabilkan dasar sungai rencana serta untuk melindungi fondasi bangunan melintang sungai dihulunya dari gerusan. Salah satu dam sokong adalah groundsill.

7

Dam utama (main dam) bagian konstruksi sabodam yang secara langsung berfungsi menahan aliran debris yang datang dari hulu.

Debris adalah bahan rombakan atau puing-puing, reruntuhan, sampah atau sisa-sisa hancuran dari sedimen dengan berbagai gradasi butiran akibat erosi dan sisa-sisa tanaman dan hewan yang mati.

Groundsill (groundsill) salah satu bangunan sabodam dengan kelengkapannya yang dibangun melintang sungai, yang sengaja didesain untuk menstabilkan dasar sungai rencana dan juga berfungsi untuk melindungi konstruksi bangunan melintang sungai di bagian hulu.

Kemiringan dasar sungai dinamik (dynamic equilibrium slope) kemiringan dasar sungai di hulu sabodam yang terbentuk pasca terjadinya aliran debris. Pada umumnya besarnya kemiringan dasar sungai dinamik kurang lebih 2/3 kemiringan dasar sungai semula.

Kemiringan dasar sungai statik (static equilibrium slope) kemiringan dasar sungai di hulu sabodam yang terbentuk pasca terjadinya erosi pada kemiringan dasar sungai dinamik. Pada umumnya besarnya kemiringan dasar sungai statik kurang lebih 1/2 kemiringan dasar sungai semula.

Kemiringan dasar sungai rencana kemiringan dasar sungai yang direncanakan akan terjadi pada satu sistem sungai. Kolam olak (water cushion, energy dissipator) merupakan ruang tampung aliran debris yang disediakan untuk proses pemecahan energi loncat air. Umumnya dibatasi oleh badan dam, lantai lindung (apron) dari pasangan dan tembok tepi (side wall).

8

Koperan (toe wall, cut off wall) merupakan bagian konstruksi sabodam yang berfungsi untuk menjaga stabilitas konstruksi terhadap guling dan menghindari terjadinya rembasan bawah konstruksi.

Lahar (dari bahasa Jawa) adalah aliran material vulkanik yang biasanya berupa campuran batu, pasir dan kerikil yang keluar dari kawah gunungapi oleh hujan yang terjadi di lereng suatu gunungapi. Catatan: Dalam teknosabo disepakati digunakan istilah lahar saja dan tidak perlu lagi membedakan lahar dingin dan lahar panas. Namun demikian, pengertian lahar dingin dan lahar panas tetap diberikan disini.

Lahar dingin adalah endapan bahan lepas (pasir, kerikil, lapili, bongkah batu, dsb) di sekitar lubang kepundan gunungapi yang bercampur air hujan dan meluncur memasuki lembah dan sungai (ketika hujan turun).

Lahar panas adalah endapan bahan lepas (pasir, kerikil, lapili, bongkah batu, dsb) di sekitar lubang kepundan gunungapi yang bercampur air panas dari dalam kawah (yang keluar ketika gunung erupsi).

Lantai lindung, apron (apron) lapis keras yang menghubungkan dam utama (main dam) dan subdam untuk mencegah kikisan.

Lis dam (buffer fill, fillet) Isian lapis kuat pada tempat galian di belakang sayap lindung dam untuk memperkuat tebing sungai di tempat galian agar tidak rusak atau runtuh oleh kikisan aliran.

Lubang alir (driphole, drainhole) lubang dengan jumlah, bentuk dan ukuran tertentu yang sengaja dibuat pada badan dam yang memiliki fungsi tertentu guna mengurangi besarnya tekanan ke atas (uplift pressure) dan berfungsi pula untuk kemudahan dalam pelaksanaan pembangunan

9

Lubang atus (the drops hole) lubang dengan jumlah dan diameter relatif kecil yang harus dibuat pada tembok tepi sedemikian rupa sehingga air tetap dapat mengalir tetapi timbunan tanah di belakang tembok tepi tidak terangkut keluar. Oleh karena itu, di belakang tembok tepi dapat diberi lapis ijuk atau geotextile. Dengan demikian, besarnya tekanan lateral yang bekerja pada tembok tepi dapat berkurang.

Mercu pelimpah (dam crown, dam crest) merupakan ambang pelimpah yang terletak pada puncak badan dam diantara sayap dam.

Operasi adalah kegiatan mendayagunakan prasarana sabo atau prasarana pengendali aliran debris (lahar/sedimen) dan fasilitas tambahannya secara optimal untuk mengurangi atau mencegah aliran debris yang membahayakan dengan tetap menjaga konservasi sungai, antara lain melalui penambangan bahan galian golongan C yang benar dan pengoperasian bangunan sabo multiguna serta pengoperasian peralatan sistem peringatan dini banjir debris.

OP (Operasi dan Pemeliharaan) bangunan sabo kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan prasarana sabo agar tetap layak fungsi sesuai dengan tingkat layanan yang direncanakan.

Pelimpah dam (dam overflow) bagian dari badan dam yang dibatasi oleh sayap lindung dam dan mercu pelimpah dam yang disediakan untuk mengalirkan air banjir/debris.

Pemeliharaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki kinerja prasarana sabo atau prasarana pengendali aliran debris (lahar/sedimen) yang dilaksanakan baik secara preventif maupun korektif agar tetap layak fungsi.

Prasarana sungai adalah prasarana yang dibangun untuk keperluan pengelolaan sungai.

10

Prasarana sabo atau prasarana pengendali aliran debris (lahar/sedimen) adalah prasarana sungai baik yang struktur maupun nonstruktur yang berfungsi sebagai pengendali aliran debris (lahar/sedimen) beserta prasarana pelengkapnya.

Rip-rap adalah susunan bongkah batu alam atau blok beton dengan ukuran dan volume tertentu yang digunakan antara lain sebagai tambahan peredam energi di hilir sabodam dan sebagai lapisan perisai untuk mengurangi kedalaman gerusan lokal di hilir sabodam dan untuk melindungi tanah dasar di hilir peredam energi sabodam.

Sabodam dam yang berfungsi untuk mengendalikan aliran debris yang membahayakan dengan cara mengelola (menangkap, menampung dan melepas debris), mengkonsolidasi dan menstabilkan dasar sungai rencana agar tidak menimbulkan terjadinya bencana. Penempatan bisa dilaksanakan secara tunggal, seri atau bertingkat. Dapat berupa sabodam tipe tertutup atau sabodam tipe terbuka.

Sabodam tipe tertutup (closed type of sabo dam) merupakan sabodam yang badan damnya di desain dengan bentuk tertutup meskipun badan dam dilengkapi dengan lubang alir (drip hole atau drain hole). Sabodam tipe ini dapat diletakkan dimana saja di sepanjang alur bezuk, dari zona produksi sampai dengan zona sedimentasi.

Sabodam tipe terbuka (open type of sabo dam) merupakan bangunan sabodam yang badan damnya di desain dengan bentuk terbuka. Dam tipe terbuka hanya diletakkan pada daerah yang aliran debrisnya didominasi oleh sedimen dengan diameter rerata sangat besar, umumnya > 1,00 meter. Sabodam tipe terbuka ini antara lain dapat berbentuk celah (slit), kisi (grid), ayak/saringan (screen), atau jaring (ring net).

Sabodam celah (slit sabo dam) merupakan sabodam tipe terbuka yang dengan sengaja diberi celah di bagian tengahnya dengan jumlah celah satu

11

buah atau lebih yang lebar celahnya ditentukan berdasarkan gradasi batuan maksimum dan jumlah celah ditentukan berdasarkan debit desain. Pada waktu banjir tiba, material akan terhenti dihulunya dan pada keadaan normal material akan turun ke hilir secara terkontrol. Sabodam tipe ini bisa bercelah tunggal atau bercelah majemuk dan hanya bisa diletakkan di zona produksi sedimen (erosion producing zone).

Sabodam kisi (grid sabo dam) merupakan salah satu sabodam tipe terbuka yang terbuat dari balok balok kayu, besi, baja atau balok beton pra-cor, yang membentuk kerangka atau sel tumpukan dan dimaksudkan untuk menangkap debris dengan sedimen bergradasi lebih dari 1 meter yang pada umumnya terletak di zona produksi sedimen.

Sabodam ayak/saringan (screen sabo dam) merupakan salah satu sabodam tipe terbuka yang terbuat dari balok balok kayu, besi, baja atau balok beton pra-cor, yang diletakkan secara horizontal dan sejajar dengan dasar sungai membentuk ayakan (saringan) untuk mengendalikan aliran debris. Sabodam ayak hanya bisa diletakkan di zona produksi sedimen (erosion producing zone).

Sayap lindung (protection wing) merupakan bagian konstruksi sabodam yang berfungsi untuk mengarahkan aliran debris agar mengalir melewati pelimpah dam dan mencegah terjadinya lompatan debris ke bagian kiri dan kanan dam yang dapat merusak struktur bangunan dam.

Sekang (bed girdle) dibangun diantara dua buah groundsill sebagai patokan untuk menstabilkan kemiringan dasar sungai rencana. Karena itu, pada sekang tidak dikehendaki terjadinya terjunan.

Subdam (subdam) bagian konstruksi sabodam yang mendukung dam utama, berfungsi untuk mengendalikan aliran debris (sedimen luruh) ke bagian hilir.

12

Sungai (river) sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 28/Prt/M/2015)

Tubuh dam Merupakan konstruksi utama bangunan dam yang terdiri dari badan dam dan sayap lindung.

Tembok tepi (side wall) bagian konstruksi sabodam yang merupakan batas kiri kanan lantai lindung dan berfungsi untuk mengarahkan arus.

13

3 Jenis Prasarana

Struktur

1) Sabodam (sabo dam), dapat berperan sebagai: checkdam (checkdam) dam konsolidasi (consolidation dam) dam sokong (supporing dam), antara lain dapat

berupa: dam sokong lereng (slope supporting dam) dam sokong dasar (bed supporting dam) atau

groundsill. 2) Kantong sedimen/lahar (sand pocket) berupa checkdam

dan tanggul pengarah (levee/ training dike). 3) Tanggul (dike/ spur dyke/ levee/ training dike) 4) Perkuatan tebing (bank protection), antara lain dapat

berupa: - Talud (revetment)

14

- Krib (groyne) - Gebalan rumput (sod) - Rip- rap (rip-rap) - Lainnya

5) Kanalisasi (channel works) dengan groundsil dan girdel 6) Dan lain-lain.

Agar prasarana struktur tersebut laik fungsi maka sangatlah penting untuk mengevaluasi kondisi setiap struktur bangunan sabo setelah dibangun agar dapat diambil langkah-langkah antisipasi melalui kegiatan pengoperasian dan pemeliharan agar bangunan sabo tersebut layak beroperasi dan menunjukkan kinerja yang optimal.

15

4 Daftar Simbol

𝐴 : luas penampang basah pelimpah (m2) 𝐡 : lebar pelimpah bagian bawah (m) B’ : bentang sungai rerata antara dam utama dan subdam (m) B1 : tebal dasar dam utama (m) B2 : tebal dasar subdam (m) BSW : tebal dasar tembok tepi (m). bSW : tebal atas tembok tepi (m) 𝑏𝑏1 : tebal mercu pelimpah dam utama (m) 𝑏𝑏2 : tebal mercu pelimpah subdam (m) d : tebal lantai lindung (m) Gc : berat jenis (unit weight, specific weight, specific

gravity) pasangan beton (tanpa satuan) 𝑔 : percepatan gravitasi (9,80 m/detik2)

16

π»π»π‘š : tinggi total dam utama (m) 𝐻𝐻𝑠 : tinggi total subdam (m) 𝐻𝐻 : tinggi efektif dam utama (tinggi dam utama

dari permukaan lantai lindung) (m) 𝐻𝐻2β€² : tinggi mercu pelimpah subdam di atas

permukaan lantai lindung (m) π»π»π‘†π‘Š : tinggi tembok tepi (m)

β„Ž3 : kedalaman aliran di atas lantai lindung karena kecepatan V1 (m)

β„Ž2 : kedalaman aliran di atas mercu pelimpah subdam (m) β„Ž1 : kedalaman aliran di atas mercu pelimpah

dam utama (m) 𝐿 : panjang lantai lindung (m) π‘š : kemiringan badan dam utama bagian hulu ms : kemiringan talud pelimpah msw : kemiringan tembok tepi sisi dalam nsw : kemiringan tembok tepi sisi luar, biasanya

didesain sama dengan kemiringan talud pelimpah.

𝑛 : kemiringan bagian hilir dam utama dan subdam (ditetapkan 0,20)

SO : kemiringan dasar sungai semula Sd : kemiringan dasar sungai dinamik SS : kemiringan dasar sungai statik 𝑇 : lebar muka aliran pada kedalaman h3 di atas

mercu pelimpah (m) 𝑉 : kecepatan aliran saat banjir (m/ detik)

Vo : kecepatan aliran di atas mercu pelimpah dam utama (m/ detik)

𝑉1 : kecepatan jatuh pada terjunan (m/ detik) W : gaya hidrostatik akibat berat sendiri dam

utama (N, kN) Wsw : gaya hidrostatik akibat berat sendiri tembok

17

tepi (N, kN) ΞΈ : sudut kemiringan tembok tepi terhadap sumbu vertikal (o) πœ‘ : sudut geser dalam tanah (angle of internal friction) (o) πœŒπ‘ : rapat massa pasangan beton (mass density of

concrete) (diambil 2300 kg/m3) πœŒπ‘  : rapat massa tanah/sedimen (mass density of

soil) (kg/m3) πœŒπ‘€ : rapat massa aliran debris (air+sedimen) (mass

density of debris flow) (diambil 1000 - 1200 kg/m3)

Ο’C : berat volume pasangan beton (specific density of concrete) (N/m3, kN/m3)

Ο’S : berat volume tanah/sdimen (specific density of soil) (N/m3, kN/m3)

Ο’W : berat volume aliran debris (specific density of debris flow) (N/m3, kN/m3)

18

5 Gambar Sabodam

Gambar Stereometri Sabodam

19

Penampang Melintang Pelimpah Sabodam

Pandangan Atas Sabodam

Keterangan gambar : 1. sayap lindung dam utama 4. sayap lindung subdam

2. tembok tepi (side wall) 5. dam utama (main dam) 3. lantai lindung 6. subdam

bentang sabodam

hd

ms

T

B

h1

1

βˆ†β„Ž1

talud pelimpah

Bentang sabodam

20

Kemiringan Badan Main dam

Panjang Lantai Lindung (Apron), L

Hm

HS

b1

h1

V3

d

h3 hj

L

B1 B2

H

b2

𝐻𝐻2β€² 𝐻𝐻2

b2 X

Lw

Vo

h2

1 : n 1 : m

Lw

nH

V1

Vo

Hm m 1 1

n

𝑏𝑏1 mH

B1

h1

21

Panjang Rayapan

Gaya-Gaya yang Bekerja pada Tembok Tepi Jika Muka Tanah Datar (Teori Rankine)

d

L2

L1

L3 L4

L5

22

Sabodam Tipe Tertutup (Closed Type of Sabo dam)

Bangunan Sabodam Tipe Tertutup di Kawasan Gunungapi

Gamalama, Ternate, Maluku Utara Sabodam Tipe Terbuka (Open Type of Sabo Dam)

Bangunan Sabodam Tipe Terbuka di Kawasan Gunungapi

Gamalama, Ternate, Maluku Utara

23

6 Gambar Tanggul

(Dike, Dyke)

Tanggul Tanah/Pasir

24

Tanggul Bronjong

Tanggul Parapet

25

7 Gambar Perkuatan Tebing (Revetment)

Rencana Perkuatan Tebing dari Gebalan Rumput (sebelum ditanami rumput)

26

Perkuatan Tebing dari Gebalan Rumput (Soding)

Perkuatan Tebing dari Konstruksi Beton Pracetak

Perkuatan Tebing Berupa Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall)

27

Perkuatan Tebing Berupa Dinding Penahan Tanah dari Beton Precast

Perkuatan Tebing dari Konstruksi Turap

Perkuatan Tebing dari Bambu

28

Pengaman Tebing

Pengaman tebing dari konstruksi blok beton

Pengaman tebing dari tumpukan sak pasir

29

8 Metode, Lingkup, Perlengkapan, dll

Metode Inspeksi

Inspeksi kelaikan bangunan sabo dilaksanakan dengan cara pengukuran yang dilakukan secara obyektif dan penilaian yang dilakukan secara subyektif. β€’ Metode inspeksi dilakukan secara visual, pengukuran

sederhana, dan pengambilan sampel. β€’ Inspeksi dapat dilakukan tidak hanya terbatas pada satu

bangunan sabo, tetapi jika dipandang perlu atau berdasarkan skala prioritas dapat pula dilakukan pada beberapa bangunan sabo sekaligus.

30

β€’ Inspeksi kelaikan bangunan sabo dapat dilakukan pada bangunan sabo yang sudah dibangun (baik bangunan lama maupun bangunan baru).

β€’ Metode pengukuran bangunan sabo dilakukan secara obyektif dan kesesuaiannya dicocokkan dengan gambar desain.

β€’ Metode penilaian dilakukan secara subyektif. Oleh karena itu, penilaian sedapat mungkin dilakukan oleh tiga orang petugas di bawah pengawasan inspektur dan hasilnya direratakan.

Lingkup Inspeksi

Inspeksi kelaikan bangunan sabo mencakup hal-hal

berikut:

β€’ Kondisi bangunan sabo secara menyeluruh mencakup kondisi struktur bangunan maupun sebaran material yang ada di atau sekitar komponen utama maupun penunjang bangunan sabo.

β€’ Kondisi lingkungan sekitar bangunan sabo, seperti tata guna lahan (landuse), aktivitas penambangan bahan galian golongan C, dan peralatan sistem pemantauan/peringatan dini.

β€’ Kondisi alur sungai/ bezuk, seperti agradasi dan/atau degradasi serta tanda bekas banjir (tinggi banjir, area terdampak limpasan, material yang terangkut).

β€’ Pengukuran dilakukan menggunakan peralatan inspeksi, seperti distance meter dan lain-lain.

β€’ Distribusi ukuran material di alur sungai/ bezuk dilakukan dengan pengambilan sampel.

β€’ Dokumentasi berupa sketsa, gambar/photo dan pengisian formulir.

β€’ Jika diperlukan dapat melakukan wawancara dengan warga sekitar maupun instansi yang berwenang.

31

Perlengkapan Inspeksi β€’ Surat penugasan inspektur β€’ Tanda pengenal (name tag) β€’ APD (Alat Pelindung Diri) terdiri dari helm kerja, sepatu

boots/lapangan, dan rompi/jaket lapangan. β€’ Dll

APD Helm kerja APD Sarung tangan

Bahan Inspeksi β€’ Data teknis bangunan sabo (lihat Bab 10) β€’ Formulir inspeksi: penilaian kelaikan bangunan sabo

(lihat Bab 11) β€’ ATK, dll

APD Rompi Lapangan APD Booths Tanda Pengenal

32

Peralatan Inspeksi

WAJIB (Compulsory) TIDAK WAJIB (Optional)

β€’ Laptop o Distance meter

β€’ Printer o Hammer test

β€’ Alat komunikasi o Hand level

β€’ Pita ukur (meteran) o Kompas geologi

β€’ Camera o Waterpass

β€’ GPS o Video camera

β€’ Dan lain-lain o Jika diperlukan dapat melengkapi dengan peralatan drone multicopter.

Hammer test GPS

drone multicopter. Hand level

Distance meter Waterpass

33

9 Prosedur Inspeksi

Penilaian (assessment) adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran bangunan sabo di lapangan baik yang menggunakan metode obyektif maupun metode subyektif. Indikator adalah variabel kendali yang dapat digunakan untuk mengukur perubahan yang terjadi pada sebuah kejadian ataupun kegiatan. Indikator dapat digunakan untuk

mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.

34

Persiapan Inspeksi

Penyusunan daftar personil tim inspeksi yang terdiri dari inspektur, calon inspektur dan pembantu inspektur.

Penyiapan kelengkapan tim inspektur antara lain meliputi surat penugasan, tanda pengenal (name tag) dan APD (Alat Pelindung Diri).

Penyusunan jadwal inspeksi. Pengecekan perlengkapan, bahan dan peralatan yang

akan digunakan. Penetapan lingkup inspeksi untuk satu buah bangunan

sabo atau beberapa buah bangunan sabo serta perlu atau tidaknya melakukan inspeksi terhadap kondisi peralatan pemantauan/ peringatan dini.

Pembuatan peta situasi lapangan yang memuat lokasi bangunan sabo dan gunungapi (jika di daerah vulkanik) dan/atau potensi sumber/produksi material (longsoran bukit/tebing), alur sungai/bezuk dan percabangannya, jalan dan wilayah administrasi (hingga tingkat desa), serta tata guna lahan (landuse).

Pengumpulan informasi, seperti data teknis bangunan sabo dan alur sungai/ bezuk serta berita riwayat kejadian banjir debris dan dampaknya.

Pelaksanaan Inspeksi

Melakukan koordinasi dengan instansi/lembaga pengelola bangunan sabo agar pelaksanaan inspeksi dapat berjalan lancar dan tidak mengalami hambatan.

Melaksanakan inspeksi phisik bangunan sabo menggunakan formulir yang telah disediakan.

Melaksanakan inspeksi pada bangunan sabo dengan fokus pada kelaikan bangunan sabo yang meliputi inspeksi terhadap kondisi bangunan sabo dan inspeksi terhadap sarana kelengkapan bangunan sabo. Dalam hal mana kelaikan bangunan sabo dipengaruhi oleh kondisi bangunan sabo dan sarana kelengkapan bangunan sabo.

Melaksanakan inpeksi terhadap kondisi bangunan sabo berkaitan dengan kerusakan

35

Melaksanakan inpeksi terhadap kondisi sarana kelengkapan bangunan sabo berkaitan dengan sarana pelestarian fungsi bangunan dan pemanfaatan bangunan.

Pelaporan Hasil Inspeksi

♦ Di lokasi Laporan hasil inspeksi sementara dapat disampaikan kepada pengelola bangunan sabo atau instansi terkait setelah pelaksanaan inspeksi fisik ke lapangan selesai.

♦ Di kantor Laporan resmi hasil inspeksi akan disampaikan kepada pimpinan instansi pengelola bangunan sabo yang berwenang.

Penilaian Saat Inspeksi

♦ Penilaian kondisi bangunan sabo NILAI KATEGORI KERUSAKAN

5 Baik (good) 4 Rusak ringan (lightly damaged) 3 Rusak sedang (moderately damaged) 2 Rusak berat (heavily damaged) 1 Runtuh (collapse)

♦ Penilaian kondisi sarana kelengkapan bangunan

sabo NILAI KATEGORI KELENGKAPAN

5 Lengkap dan baik (good) 4 Lengkap tetapi tidak baik 3 Tidak lengkap tetapi baik 2 Tidak lengkap 1 Tidak ada

36

Indikator Hasil Inspeksi

♦ Indikator kondisi bangunan sabo (sabodam, tanggul, perkuatan tebing), dan lain-lain.

INDIKATOR KATEGORI KERUSAKAN REKOMTEK ≀ 10% Baik (good) Tanpa

perbaikan 10 - 35% Rusak ringan (lightly

damaged) Perbaikan ringan

35 - 60% Rusak sedang (moderately damaged)

Perbaikan sedang

60 - 85% Rusak berat (heavily damaged)

Perbaikan berat

β‰₯ 85% Runtuh (collapse) Rehabilitasi

♦ Indikator sarana kelengkapan bangunan sabo

INDIKATOR KATEGORI KELENGKAPAN REKOMTEK

β‰₯ 85% Lengkap dan baik Tanpa tindakan 60 - 85% Lengkap tetapi tidak

baik Perlu perbaikan

35 - 60% Tidak lengkap tetapi baik

Perlu dilengkapi

10 - 35% Tidak lengkap dan tidak baik

Perlu dilengkapi dan perbaikan

≀ 10% Tidak ada (dianggap)

Perlu diadakan

♦ Indikator kelaikan bangunan sabo

INDIKATOR KATEGORI KELAIKAN REKOMTEK β‰₯ 85% Optimal Tanpa tindakan

60 - 85% Cukup optimal Dapat dioptimalkan 10 - 35% Kurang optimal Harus dioptimalkan

37

10 Informasi Umum

Formulir Data Sabodam Nomenklatur sabodam

Tipe sabodam

Tertutup Terbuka

Koordinat main dam Peran

Checkdam Nama sungai Consolidation dam Instansi pengelola Groundsill

Dusun/Desa/Kal

Fungsi tambahan

Irigasi Kecamatan Oprit/jembatan

evakuasi

Kab./Kotamadya Mikrohidro Provinsi Lainnya

Riwayat bangunan Tahun Anggaran Sumber anggaran Pembangunan awal Perbaikan ke I Perbaikan ke 2

Loka

si

38

Rektifikasi Rehabilitasi Rekonstruksi

DATA TEKNIS MAIN DAM SUBDAM Elevasi mercu pelimpah dam Lebar pelimpah dam (m) Tebal mercu pelimpah (m) Kemiringan talud pelimpah Bentang dam (m) Kemiringan badan dam hulu, m Kemiringan badan dam hilir, n (0,2) Tinggi dam (m) Kedalaman koperan subdam (m) Material inti dam Material selimut mercu pelimpah Material selimut badan dam Lubang alir (drain hole) :

Drip hole Bentuk Dimensi - - Jumlah Jarak - -

Konduit Lebar tinggi - - Jumlah jarak - -

Celah (slit) Lebar tinggi - - Jumlah jarak - -

DATA TEKNIS MAIN DAM SUBDAM

SAYAP LINDUNG (Protection wing) Panjang sayap lindung kanan (m) Panjang sayap lindung kiri (m) Kemiringan sayap lindung ke arah bezuk/sungai

Material inti sayap lindung Material dan tebal selimut sayap lindung

KOLAM OLAK Panjang lantai lindung (m) Tebal lantai lindung (m) Tinggi tembok tepi (side wall) (m) Material konstruksi lantai lindung

FUNGSI TAMBAHAN (Multipurpose)

Oprit/jembatan evakuasi Tipe jembatan Panjang Lebar

Irigasi Sistem pengambilan air Letak pintu air pengambilan Dimensi pintu air pengambilan

39

Dimensi pintu air pembilas Dimensi saluran irigasi Luas areal irigasi (ha)

Mikrohidro Lokasi mikrohidro Daya listrik, KW Rumah mikrohidro

Fungsi lain

Formulir Data Tanggul

DATA TEKNIS TANAH BRONJONG LAINNYA Tinggi tanggul Lebar puncak Ada tidaknya berm Kedalaman fondasi Material perkuatan tanggul

Talud dalam Talud luar Puncak tanggul

Kemiringan tanggul

Talud dalam Talud luar

Dimensi bronjong - - Ukuran kawat bronjong - - Jumlah ulir kawat - -

Formulir Data Perkuatan Tebing, dll

DATA TEKNIS DIMENSI

Talud (revetment)

Material talud Kemiringan talud Panjang talud Tinggi talud Berm Tebal rerata talud Ada tidaknya tulangan Diameter tulangan Ada tidaknya deletasi Lain-lain

Gebalan rumput (sod)

Kemiringan talud Jenis rumput Ada tidaknya berm Panjang gebalan rumput

Rip-rap Kemiringan rip-rap Ukuran batu

40

Ada tidaknya berm Panjang rip-rap Lain-lain

Krib (groyne)

Material krib Dimensi krib Arah alignment krib Arah

horizontal

Arah ke hulu Arah ke hilir

Jumlah krib Jarak antara krib Lokasi krib Sisi kanan

Sisi kiri

Lain-lain

Catatan Formulir data bangunan sabo (data sabodam, data tanggul, data perkuatan tebing, dan lain-lain) sebaiknya dipersiapkan sebelum melakukan inspeksi berdasarkan data teknis (gambar dan nota perhitungan).

41

11 Penilaian (Assesment)

Formulir Penilaian Sabodam STRUKTUR UTAMA

NO KOMPONEN BAGIAN YANG DINILAI PENILAIAN

SAAT INSPEKSI Dam utama (main dam)

1 1 Abrasi mercu pelimpah dam utama (dalam %) <20, 20-40, 40-60, 60-80, > 80

5 4 3 2 1

2 2 Abrasi badan dam utama (%) <20, 20-40, 40-60, 60-80, > 80

5 4 3 2 1

3 3 Kondisi sayap lindung dam utama 5 4 3 2 1 4 4 Kondisi lubang alir (drip hole/ slit/

konduit) 5 4 3 2 1

5 5 Rembesan pada badan main dam 5 4 3 2 1 6 6 Retak pada badan main dam 5 4 3 2 1

Subdam 7 7 Abrasi mercu pelimpah subdam (dalam %) <20, 20-40, 40-60, 60-80, > 80

5 4 3 2 1

8 8 Abrasi badan subdam (%) <20, 20-40, 40-60, 60-80, > 80

5 4 3 2 1

9 9 Kondisi sayap lindung subdam 5 4 3 2 1

42

10 10 Kondisi gerusan lokal (scouring) < 1m, 1-3m, 3-5m, 5-7m, > 7m

5 4 3 2 1

11 11 Rembesan pada badan subdam 5 4 3 2 1 12 12 Retak pada badan subdam 5 4 3 2 1

Kolam olak (water cushion)

13 13 Kondisi lantai lindung (apron) 5 4 3 2 1 14 14 Kondisi tembok tepi (side wall) 5 4 3 2 1

Lain-lain 15 15 Vegetasi liar di tubuh sabodam (rumput/ semak belukar/ lumut) 5.hampir tidak ada, 4.sedikit, 3.agak banyak, 2.banyak, 1.sangat banyak

5 4 3 2 1

16 16 Tangga inspeksi 5 4 3 2 1 Penilaian A. Total Skor Hasil Penilaian Sabodam A

B. Total IKomponen Sabodam yang Diniliai B C. Total Skor Terbesar (sempurna) C = B x 5

Indikator Hasil

Prosentase Kerusakan Sabodam (%) A/C x 100 Kategori Kerusakan Sabodam Rekomtek Detail Rekomptek

Formulir Penilaian Tanggul STRUKTUR UTAMA

NO KOMPONEN BAGIAN YANG DINILAI PENILAIAN

SAAT INSPEKSI Tanggul timbunan tanah

17 1 Kondisi material tanah timbunan

5 4 3 2 1

18 2 Kondisi perkuatan dalam: o Beton o Pasangan batu kali (wet

masonry)

5 4 3 2 1

19 3 Kondisi perkuatan luar o Pasangan batu kosong (stone

pitching) o Gebalan rumput (soding)

5 4 3 2 1

20 4 Kondisi alignment

5 4 3 2 1

21 5 Panjang lendutan (m) <3m, 3-5m, 5-10m, 10-15, >15m

5 4 3 2 1

22 6 Jarak mercu tanggul thd dasar sungai (m) >7m, 5-7m, 3-5m, 1-3m, <1m

5 4 3 2 1

43

23 7 Jarak mercu tanggul thd lahan di belakang tanggul (m) <1m, 1-3m, 3-5m, 5-7m, >7m

5 4 3 2 1

24 8 Kedalaman dasar sungai dari knik perkuatan tanggul (m) < 0,5, 0,5-1, 1-2, 2-3, >3

5 4 3 2 1

25 9 Jarak tanggul ke pemukiman (m) >100, 70-100, 40-70, 10-40, <10

5 4 3 2 1

Tanggul bronjong

26 10 Kondisi bronjong 5 4 3 2 1 27 11 Kondisi batu pengisi bronjong 5 4 3 2 1 28 12 Kondisi alignment 5 4 3 2 1 29 13 Panjang lendutan (m)

<3m, 3-5m, 5-10m, 10-15, >15m 5 4 3 2 1

30 14 Kondisi manteling bronjong, 5 4 3 2 1 31 15 Jarak mercu tanggul thd dasar

sungai (m) >7m, 5-7m, 3-5m, 1-3m, <1m

5 4 3 2 1

32 16 Jarak mercu tanggul thd lahan di belakang tanggul (m) <1m, 1-3m, 3-5m, 5-7m, >7m

5 4 3 2 1

33 17 Kedalaman dasar sungai dari bronjong lapis dasar (m) > 2, 1,5-2, 1-1,5, 0,5-1, <0,5

5 4 3 2 1

34 18 Jarak tanggul ke pemukiman (m) >100, 70-100, 40-70, 10-40, <10

5 4 3 2 1

Parapet Tanggul beton

35 19 Kondisi parapet 5 4 3 2 1 36 20 Tinggi parapet (m)

< 0,5, 0,5-1, 1-2, 2-3, >3 5 4 3 2 1

37 21 Tebal parapet (m) >0.5, 0.3-0.5, 0.2-0.3, 0.1-0.2, <0.1

5 4 3 2 1

38 22 Jarak parapet ke pemukiman, m >20, 15-20, 10-15, 5-10, <5

5 4 3 2 1

Lain-lain 39 23 5 4 3 2 1 40 24 5 4 3 2 1

Penilaian A. Total Skor Hasil Penilaian Tanggul A B. Total IKomponen Tanggul yang Diniliai B C. Total Skor Terbesar (sempurna) C = B x 5

Indikator Hasil

Prosentase Kerusakan Tanggul (%) A/C x 100 Kategori Kerusakan Tanggul Rekomtek Detail Rekomtek

44

Formulir Penilaian Perkuatan Tebing

STRUKTUR UTAMA

NO KOMPONEN BAGIAN YANG DINILAI PENILAIAN

SAAT INSPEKSI Talud (revetment)

41 1 Kondisi material talud o Pasangan beton o Pasangan batu kali (wet

masonry)

5 4 3 2 1

42 2 Kondisi retakan talud 5 4 3 2 1 43 3 Vegetasi liar di talud

(rumput/ semak belukar/ lumut) 5.hampir tidak ada, 4.sedikit, 3.agak banyak, 2.banyak, 1.sangat banyak

5 4 3 2 1

Gebalan rumput (sod)

44 4 Sebaran gebalan rumput 5 4 3 2 1 45 5 Kondisi pertumbuhan rumput 5 4 3 2 1 46 6 Kerapian alignment 5 4 3 2 1

Rip-rap 47 7 Material batu yang digunakan 5 4 3 2 1 48 8 Diameter batu (m)

5).>3, 4).2-3, 3).1-2, 2).0.5-1, 1).<1

5 4 3 2 1

49 9 Kerapian alignment 5 4 3 2 1 Krib (groyne) Beton

50 10 Kondisi material krib 5 4 3 2 1 51 11 Retakan beton 5 4 3 2 1

Krib (groyne) Bronjong

52 12 Kondisi bronjong 5 4 3 2 1 53 13 Kondisi batu pengisi bronjong 5 4 3 2 1 54 14 Kondisi alignment 5 4 3 2 1 55 15 Kondisi manteling bronjong, 5 4 3 2 1

Lain-lain 56 16 5 4 3 2 1 Penilaian A. Total Skor Hasil Penilaian Perkuatan

Tebing A

B. Total IKomponen Perkuatan Tebing yang Diniliai

B

C. Total Skor Terbesar (sempurna) C = B x 5 Indikator Hasil

Prosentase Kerusakan Perkuatan Tebing (%)

A/C x 100

Kategori Kerusakan Perkuatan Tebing Rekomtek Detail Rekomtek

45

Formulir Penilaian Sarana Kelengkapan Bangunan Sabo FUNGSI + NO

KOMPONEN BAGIAN YANG DINILAI PENILAIAN SAAT INSPEKSI

Penambangan bahan galian golongan C

58 1 Lokasi penambangan: 5) Kantong sedimen, 4) Checkdam, dam konsolidasi 3) Groundsill 2) Tebing sungai 1) Hilir subdam

5 4 3 2 1

59 2 Jalan masuk penambangan: 5) Hulu dekat sabodam 4) Hulu agak jauh sabodam 3) Tidak ada jalan masuk 2) Hilir jauh subdam 1) Hilir dekat subdam

5 4 3 2 1

60 3 Kondisi jalan masuk 5 4 3 2 1 61 4 Papan informasi/peringatan 5 4 3 2 1

Oprit-Jembatan

62 5 Kondisi tolo-tolo (jika ada) 5 4 3 2 1 Kondisi hand rail (jika ada) 5 4 3 2 1

63 6 Kondisi permukaan oprit 5 4 3 2 1 64 7 Kemiringan oprit:

5) ≀ 1/10 4) 1/10 – 1/8 3) 1/8 – 1/6 2) 1/6 – 1/4 1) β‰₯ 1/4

5 4 3 2 1

65 8 Palang pintu banjir 5 4 3 2 1 66 9 Papan informasi/peringatan 5 4 3 2 1

Irigasi 67 10 Kondisi pintu air pengambilan 5 4 3 2 1 68 11 Kondisi pintu air pembilas 5 4 3 2 1 69 12 Kondisi saluran induk irigasi 5 4 3 2 1 70 13 Kondisi sedimentasi pada saluran 5 4 3 2 1

Mikrohidro 71 14 Kondisi mikrohidro 5 4 3 2 1 72 15 Kondisi rumah mikrohidro 5 4 3 2 1

Lain-lain 73 16 Prasasti bangunan (sabodam) 5 4 3 2 1 74 17 Peil schaal banjir 5 4 3 2 1

Penilaian A. Total Skor Hasil Penilaian Sarana Kelengkapan Bangunan Sabo

A

B. Total IKomponen Sarana Kelengkapan Bangunan Sabo yang Diniliai

B

C. Total Skor Terbesar (sempurna) C = B x 5

46

Indikator Hasil

Prosentase Kelengkapan Sarana Kelengkapan Bangunan Sabo (%)

A/C x 100

Kategori Kelengkapan Rekomtek Detail Rekomtek

47

Bibliografi

[1] Departemen Kimpraswil dan JICA. 2000. Maintenance

of sabo structures in Indonesia. Yogyakarta: JICA

[2] Miyuzama. 2005. Geomechanical behavior of lahars (debris flow). diunduh tanggal 7 Juni 2011 dari mportillag/docs/Geomechanical%20behavior%20of%20lahars%20_Debris%20flow_.pdf.

[3] Pd 01-2018-A. 2019. Desain groundsill (dam pengendali dasar sungai). Jakarta: Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 03/SE/M/2019.

[4] Pd 02-2018-A. 2019. Operasi dan pemeliharaan sabodam Jakarta: Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 03/SE/M/2019.

[5] Pd 03-2018-A. 2019. Pelaksanaan pembangunan revetmen pengaman pantai dengan unit armor blok beton bergigi. Jakarta: Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 03/SE/M/2019.

[6] Pd 04-2018-A. 2019. Sistem peringatan dini banjir lahar berbasis analisis qetaran dan visual. Jakarta: Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 03/SE/M/2019.

[7] Pd T-11-2004-A. Pemeliharaan bangunan persungaian.

[8] SNI 1724:2015. Analisis hidrologi, hidraulik, dan kriteria desain bangunan di sungai

[9] SNI 03-2829:1992. Metode perhitungan tiang pancang beton pada krib di sungai.

[10] SNI 3419-2008. Cara uji abrasi beton di laboratorium.

48

[11] Yachio Engineering. 2008. Urgent disaster reduction project for Mt. Merapi, operation and maintenance. Jakarta: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PU

[12] Yachio Engineering. 2012. Urgent disaster reduction project for Mt. Merapi, operation and maintenance for sabo facility (final). Jakarta: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PU

[13] ----------. 2014. Kumpulan isitlah dan definisi bahan konstruksi bangunan dan rekayasa sipil. Jakarta: Badan Litbang PU

[14] ----------. 2010. Pengenalan bendung penahan sedimen. review buku ISDM.. Jakarta: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PU

[15] ----------. 2007. Undang-Undang nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. Jakarta: Sekretariat Kabinet RI.

[16] ---------- . 2017. Perpres Nomor 10 Tahun 2017 tentang Dewan Sumber Daya Air Nasional. Jakarta: Kementerian PUPR

49

Biografi Penulis

handra Hassan adalah seorang Perekayasa Ahli Utama dan juga Inspektur Bidang Teknologi Sabo yang digeluti setelah tidak lagi menjabat sebagai Kepala Balai

Litbang Sabo. Bekerja di Pusat Litbang Sumber Daya Air, Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Anak Desa Sanankerto (Singgahan), Kecamatan Turen, Kabupaten Malang ini adalah alumni Fakultas Teknik UGM dan kemudian melanjutkan studi di negeri Belanda serta mengikuti pelatihan teknosabo baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pernah dikirim JICA ke Philippina sebagai tenaga ahli sabo.

Berbagai buku, pedoman dan manual serta makalah tentang teknosabo telah disampaikan baik di dalam maupun di luar negeri. Sebagai narasumber serta memberikan advis teknik yang berkaitan dengan teknosabo pada Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR dan pemerintah daerah di seluruh Indonesia.

Ikut andil dalam membangun berbagai infrastruktur bangunan sabo, baik di daerah vulkanik maupun nonvulkanik. Membidani lahirnya bangunan sabodam multiguna seperti yang dikombinasikan dengan saluran irigasi, bangunan sabodam yang dikombinasikan dengan oprit/jalan/jembatan, metode SPAM dengan memanfaatkan semen tanah sebagai komponen

C

50

utama tubuh sabodam, ring net barrier, konsep sabodam modular dan pemanfaatan serat baja untuk mencegah terjadinya abrasi pada permukaan tubuh sabodam.

Mengajar pelatihan teknosabo untuk peserta dari dalam dan luar negeri. Mengajar berbagai diklat ke PU-an dan mengajar di beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dengan sekaligus dimanfaatkan untuk memperkenalkan teknosabo kepada para mahasiswa sebagai generasi pemilik masa depan bangsa dan negara.