04 bab 3 gambaran umum objek pemeriksaan · pdf filepemeriksaan keandalan dan kelaikan...

13
Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010 Laporan Pendahuluan 3-1 3. 3.1. PROFIL WILAYAH KOTA SEMARANG Kota Semarang memiliki luas keseluruhan wilayah 373,67 Km 2 ini terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Desa yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Semarang di sebelah selatan, Kabupaten Kendal di sebelah barat, serta Kabupaten Demak di sebelah timur. Letak geografisnya berada antara 110º 23’ 57’’ 79’’’ BT dan 110º 27’ 70’’ BT; lintang 6º 55’ 6’’ LS dan 6º 58’ 18’’ LS.. Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah, Semarang secara tipografi merupakan daerah yang sangat baik, memiliki dataran tinggi (Semarang atas) dan dataran rendah (Semarang bawah). Kota Semarang dalam ruang lingkup Jawa Tengah merupakan kota berada dalam hirarki yang tertinggi dalam fungsi administratif, sosial, ekonomi, dan politik. Kotamadya Semarang memiliki luas area ± 37.360,947 dan dibatasi oleh : Barat : Kab. Kendal Timur : Kab. Demak Selatan : Kab. Semarang Utara : Laut Jawa Daerah dataran rendah di Kota Semarang sangat sempit, yakni sekitar 4 kilometer dari garis pantai. Dataran rendah ini dikenal dengan sebutan kota bawah. Kawasan kota bawah seringkali dilanda banjir, dan di sejumlah kawasan, banjir ini disebabkan luapan air laut (rob). Di sebelah selatan merupakan dataran tinggi, yang dikenal dengan sebutan kota atas, di antaranya meliputi Kecamatan Candi, Mijen, Gunungpati, dan Banyumanik. Menjelaskan gambaran umum Kota Semarang, bangunan gedung di Kota Semarang, pemilihan objek pemeriksaan bangunan gedung yang akan dilakukan pemeiksaan keandalan dan kelaikan bangunan gedung.

Upload: vuongdieu

Post on 06-Feb-2018

297 views

Category:

Documents


29 download

TRANSCRIPT

Page 1: 04 Bab 3 Gambaran Umum Objek Pemeriksaan · PDF filePemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010 Laporan Pendahuluan 3-1 3. 3.1. PROFIL WILAYAH KOTA

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010

Laporan Pendahuluan 3-1

3.

3.1. PROFIL WILAYAH KOTA SEMARANG

Kota Semarang memiliki luas keseluruhan wilayah 373,67 Km2 ini terbagi menjadi 16

Kecamatan dan 177 Desa yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara,

Kabupaten Semarang di sebelah selatan, Kabupaten Kendal di sebelah barat, serta Kabupaten

Demak di sebelah timur. Letak geografisnya berada antara 110º 23’ 57’’ 79’’’ BT dan 110º 27’

70’’ BT; lintang 6º 55’ 6’’ LS dan 6º 58’ 18’’ LS..

Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah, Semarang secara tipografi merupakan daerah

yang sangat baik, memiliki dataran tinggi (Semarang atas) dan dataran rendah (Semarang

bawah).

Kota Semarang dalam ruang lingkup Jawa Tengah merupakan kota berada dalam

hirarki yang tertinggi dalam fungsi administratif, sosial, ekonomi, dan politik. Kotamadya

Semarang memiliki luas area ± 37.360,947 dan dibatasi oleh :

Barat : Kab. Kendal

Timur : Kab. Demak

Selatan : Kab. Semarang

Utara : Laut Jawa

Daerah dataran rendah di Kota Semarang sangat sempit, yakni sekitar 4 kilometer dari

garis pantai. Dataran rendah ini dikenal dengan sebutan kota bawah. Kawasan kota bawah

seringkali dilanda banjir, dan di sejumlah kawasan, banjir ini disebabkan luapan air laut (rob).

Di sebelah selatan merupakan dataran tinggi, yang dikenal dengan sebutan kota atas, di

antaranya meliputi Kecamatan Candi, Mijen, Gunungpati, dan Banyumanik.

Menjelaskan gambaran umum Kota Semarang, bangunan gedung di Kota Semarang, pemilihan objek pemeriksaan bangunan gedung yang akan dilakukan pemeiksaan keandalan dan kelaikan bangunan gedung.

Page 2: 04 Bab 3 Gambaran Umum Objek Pemeriksaan · PDF filePemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010 Laporan Pendahuluan 3-1 3. 3.1. PROFIL WILAYAH KOTA

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010

Laporan Pendahuluan 3-2

Gambar . 3-1. Peta Administrasi kota Semarang

Menurut pembagian administratif, Kota Semarang terdiri atas 16 kecamatan, yang terbagi lagi

dalam sejumlah kelurahan dan desa.

Semarang Tengah

Semarang Utara

Semarang Timur

Gayamsari

Genuk

Pedurungan

Semarang Selatan

Candisari

Tembalang

Banyumanik

Gunungpati

Semarang Barat

Ngaliyan

Mijen

Tugu

Gajahmungkur

3.1.1. Fungsi Dan Peran Kota Semarang

Adapun fungsi dan peran yang diemban Kota Semarang adalah sebagai berikut:

• Sebagian pusat pemerintahan propinsi yang merupakan perpanjangan dari

pemerintah pusat di Propinsi Jawa Tengah dan sebagian pusat pemerintahan

kota yang membawahi 16 wilayah kecamatan.

• Sebagai pusat pertumbuhan dan pusat aktivitas regional

• Sebagian pusat perdagangan dan jasa komersil dengan skala lokal (kota) hingga

internasional. Peran ini didukung oleh jaringan yang menghubungkan Kota

Semarang dengan wilayah dan kota-kota di sekitarnya.

Page 3: 04 Bab 3 Gambaran Umum Objek Pemeriksaan · PDF filePemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010 Laporan Pendahuluan 3-1 3. 3.1. PROFIL WILAYAH KOTA

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010

Laporan Pendahuluan 3-3

• Sebagian pusat atau simpul transportasi dengan skala lokal (kota) jhingga

internasional. Hal ini didukung dengan adanya pelabuhan laut, pelabuhan udara,

dan statiun kereta api dan terminal bus.

• Setiap daerah produksi manufaktur dengan skala lokal hingga internasioanal Kota

Semarang memiliki dua kawasan industri yang sedang dikembangkan dengan

berbagai fasilitas pendukungnya yang berada di kawasan Tugu dan kawasan

Terboyo.

• Sebagai pusat pelayanann umum terutama sebagai pusat pelayanan pendidikan,

olahraga dan rekreasi dengan skala pelayanan lokal terutama untuk pendidikan.

3.1.2. Struktur Ruang Kota Semarang

Struktur ruang kota menggambarkan sistem kegiatan kota dengan komponen-

komponen kegiatannya. Dengan mengetahui struktur ruang kota maka dapat diketahui

bagaimana sistem kegiatan kota dapat berjalan dan berinteraksi satu sama lainnya.

Sistem pelayan terdiri dari pusat pelayanan komersial dan pusat pelayanan

sosial. Pusat-pusat tersebut adalah :

• Pusat pelayanan komersial skala kota dan regional, berada pada BWK pusat kota

yaitu kawasan Simpang Lima-Johar.

• Pusat pelanan komersial skala kota (BWK) yaitu pada kawasan Karangayu,

Genuk, Pedurungan, Sendangmulyo, Kagok, Banyumanik, Gunungpati, Mijen, dan

Mangkang.

Sedangkan fasilitas pelayanan sosial yaitu :

• Fasilitas pendidikan berupa kawasan pendidikan tinggi Tembalang, Sekaran. dan

Bendan.

• Perkantoran berada pada kawasan jalan Pahlawan, jalan Pemuda, dan jalan

Madukoro.

• Rekreasi, terdiri rekreasi pantai di Tugu, rekreasi agro di Gunungpati dan Mijen

serta taman margasatwa di Tinjomoyo.

Sedangkan sistem jaringannya adalah :

• Sistem jaringan yang menghubungkan Semarang sebagai orde 1 dengan kota-

kota orde 1 lainnya atau menghubungkan Semarang dengan kota-kota orde 2.

• Sistem jaringan yang menghubungkan pusat –pusat primer dengan pusat-pusat

sekunder.

• Sistem jaringan jalan raya yang ada didukung pula oleh sistem jaringan kereta

api dan sistem transportasi laut.

Page 4: 04 Bab 3 Gambaran Umum Objek Pemeriksaan · PDF filePemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010 Laporan Pendahuluan 3-1 3. 3.1. PROFIL WILAYAH KOTA

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010

Laporan Pendahuluan 3-4

3.1.3. Pola Tata Guna Lahan

Secara umum tata guna Kota Semarang mengarah pada penempatan dan

intensitas dari tiap jenis penggunaan ruang kota yang meliputi :

• Perumahan

• Pemerintahan dan bangunan umum

• Perdagangan dan jasa

• Jalur hijau dan kawasan terbuka

• Jaringan transportasi, listrik, air, gas, dan telepon

• Pembangunan khusus seperti industri, perdagangan, rekreasi, kemiliteran, dan

sebagainya.

Luas Kota Semarang 37.070, 38 Ha dengan pemanfaatan untuk Lahan sawah

3.612,95 Ha untuk Lahan kering 33.457,43 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan

budidaya mendominasi penggunanan lahan di Kota Semarang daripada kawasan lindung.

Daerah yang mempunyai luas terbesar adalah kecamatan Mijen yaitu 7.009,24 Ha

dengan prosentase terhadap luas Kota Semarang adalah 18,91 %, sedangkan daerah

dengan luas terkecil adalah kecamatan Gayamsari yaitu 498,73 Ha dengan mempunyai

prosentase terhadap luas Kota Semarang sebesar 1,35 %

Untuk menjaga kelestarian lingkungan Kota Semarang terurtama Semarang

bawah, maka Kota Semarang bagian atas dijadikan fungsi konservasi. Hal ini membawa

konsekuesi pembangunan Kota Semarang atas dibatasi pengembangannya. Banyak

faktor penghambat yang berwujud fisik seperti kawasan fungsi lindung berimplikasi pada

pengawasan yang ketat dalam memelihara kawasan lindung tersebut karena jika salah

dalam pemanfaatannya akan menimbulkan efek yang kurang baik bagi Kota Semarang.

Masih dimungkinkan pengembangan Kota Semarang bawah dengan fungsi-fungsi yang

sudah ada seperti perkantoran, perdagangan dan jasa, pemukiman intensitas tinggi dan

industri.

Banyaknya potensi-potensi lokal seperti industri skala rumah tangga yang belum

dikembangkan yang sebenarnya mampunyai kekuatan yang tidak terpengaruh oleh

adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Selain industri sektor perikanan yang

ada di Kota Semarang juga belum optimal pemanfaatannya saat ini sehingga masih bisa

dikembangkan lagi, jika dilihat lebih cermat lagi masih banyak daerah-daerah di

Semarang yang belum dikembangkan yaitu daerah-daerah pinggiran kota seperti

kecamatan Tugu, Mijen, Gunungpati, Banyumanik, dan Tembalang.

Kebijakan pemerintah dalam perencanaan bangunan di Semarang, dibagi

menjadi empat wilayah pengembangan dan sepuluh wilayah bagian kota :

Page 5: 04 Bab 3 Gambaran Umum Objek Pemeriksaan · PDF filePemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010 Laporan Pendahuluan 3-1 3. 3.1. PROFIL WILAYAH KOTA

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010

Laporan Pendahuluan 3-5

• Wilayah Pengembangan I

Meliputi Kecamatan Semarang Tengah, Semarang Timur, Semarang Barat,

Semarang Utara, Semarang Selatan, Candisari, dan Gajah Mungkur. Ciri kegiatan

yaitu pusat pelayanan umum berupa perkantoran, perdagangan komersial,

pelabuhan, industri berikat pelabuhan, rekreasi, perumahan lingkungan dengan

kepadatan tinggi, konservasi bangunan bersejarah.

• Wilayah Pengembangan II

Meliputi wilayah tugu, sebagian wilayah kecamatan tugu dan kecamatan genuk.

Dikembangakan menjadi wilayah perindustrian jasa kemayarakatan, dan

transportasi.

• Wilayah Pengembangan III

Berfungsi untuk pengembangan wilayah sub urban dan akan dikembangkan

menjadi wilayah jasa, pendidikan, kesehatan, dan pemerintahanmeliputi wilayah

gayamsari, Pedurungan, tembalang, dan banyumanik.

• Wilayah pengembangan IV

Berfungsi untuk pengembangan sektor pertanian seperti perkebunan,

peternakan, perhutanan,meliputi daerah daerah Gunung pati dan mijen.

Page 6: 04 Bab 3 Gambaran Umum Objek Pemeriksaan · PDF filePemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010 Laporan Pendahuluan 3-1 3. 3.1. PROFIL WILAYAH KOTA

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010

Laporan Pendahuluan 3-6

Table 3.1 Wilayah Pengembangan Kota Semarang

Wilayah

Pengembangan

Badan Wilayah

Kota

Kecamatan

Fungsi

WP I

BWK I Semarang

Tengah

Semarang Timur

Semarang

Selatan

Perkantoran, perdagangan,

Jasa

BWK II Gajah Mungkur

Candi Sari

Pendidikan dan Olah Raga

BWK III Semarang Barat

Semarang Utara

Permukiman,perdagangan dan

jasa, rekereasi,industri,dan

fasilitas umum

WP II BWK IV Genuk Industri dan transportasi

BWK X Ngalian

Tugu

Industri dan rekreasi

WP III

BWK V Gayam sari

Pedurungan

Pengembangan Permukiman

BWK VI Tembalang Pendidikan dan

pengembangan pemukiman

BWK VII Banyumanik Kawasan khusus militer,

rekreasi dan pengembangan

kota

WP IV BWK VIII Gunung Pati Pertanian dan rekreasi

BWK IX Mijen Pemukiman,

perdagangan,pekantoran,

industry, rekreasi,olah raga.

Page 7: 04 Bab 3 Gambaran Umum Objek Pemeriksaan · PDF filePemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010 Laporan Pendahuluan 3-1 3. 3.1. PROFIL WILAYAH KOTA

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010

Laporan Pendahuluan 3-7

3.2. GAMBARAN UMUM BANGUNAN KOTA SEMARANG

Semarang sebagai ibu kota Jawa Tengah memiliki banyak jenis bangunan

gedung terutama bangunan berlantai banyak Berdasarkan klasifikasi dan fungsi

bangunan, bangunan-bangunan ini tersebar terutama di kawasan pusat kota seperti di

daerah jalan Pahlawan, jalan Pandanaran, jalan Pemuda, jalan Imam Bonjol dan lain

sebagainya. Bangunan berlantai 1 atau lebih ini meliputi bangunan baru dan lama.

Seperti kita ketahui bahwa Semarang mempunyai banyak sekali bangunan lama

khususnya kolonial terpusat di daerah kota lama yang mempunyai julukan little

netherland. bangunan ini merupakan peninggalan dari pemerintah kolonial Belanda pada

masa lampau. Keberadaan bangunan kolonial ini merupakan nuansa tersendiri bagi kota

Semarang.

Gedung-gedung di Semarang pun mempunyai fungsi yang bermacam-macam.

Untuk fungsi hunian misalnya kita bisa melihat Rusun-Rusun yang ada di Semarang

seperti Rusun Pekunden, Rusun Kaligawe dan sebagainya. fungsi usaha merupakan

fungsi yang sebagian besar dimiliki bangunan gedung di Semarang seperti hotel ( hotel

Pandanaran, hotel Ciputra, hotel Grand Candi, hotel Gumaya), perdagangan, perkantoran

dan lain sebagainya.

Untuk fungsi sosial budaya contoh bangunan pendidikan (kampus STIE BPD

JATENG, kampus UNISBANK, dll), kesehatan ( RS ROEMANI, RS KARYADI, dll) dan lain

sebagainya. bangunan gedung berlantai banyak untuk fungsi keagamaan masih jarang

ditemukan di Semarang. Dari sekian banyak fungsi bangunan gedung di Semarang paling

banyak adalah fungsi usaha mengingat kota Semarang cenderung kearah kota industri

dan perdagangan.

Selain bangunan gedung modern kota Semarang juga mempunyai gedung-

gedung kuno peninggalan pemerintah kolonial Belanda pada masa lampau. Bangunan-

bangunan ini tersebar luas di berbagai wilayah Semarang. sebuah kawasan di kota

Semarang yang disebut kota lama hampir seluruh wilayahnya terdiri dari bangunan-

bangunan kolonial. Bangunan-bangunan tua ini ada yang masih berfungsi seperti fungsi

aslinya (seperti Gereja Blenduk Semarang) ada juga yang telah beralih fungsi dan banyak

juga yang tidak berfungsi lagi. Keberadaan bangunan-bangunan ini adalah aset

pariwisata yang sangat potensial untuk dikenbangkan. Usaha-usaha konservasi banyak

dilakukan dengan tujuan menjaga kelaikan dan keandalan bangunan tua tersebut.

Permasalahan utama bangunan-bangunan terutama gedung-gedung di

Semarang mempunyai kendala dalam hal ketinggian bangunan. Seperti kita ketahui

bandara internasional Ahmad Yani Semarang lah yang menjadi kendala utama dalam hal

Page 8: 04 Bab 3 Gambaran Umum Objek Pemeriksaan · PDF filePemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010 Laporan Pendahuluan 3-1 3. 3.1. PROFIL WILAYAH KOTA

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010

Laporan Pendahuluan 3-8

ketinggian bangunan. Letaknya yang berada di Tengah kota Semarang menyebabkan

tiadanya gedung pencakat langit di kota Semarang. Gedung paling tinggi di Semarang

rata-rata hanya 10 lantai saja. Inilah jawaban dari pertanyaan mengapa pembangunan

gedung pencakar langit di Semarang tidak ada. Selain itu pelanggaran mengenai kelaikan

dan keandalan bangunan juga terjadi di Semarang. Sebagai contoh kasus ambrolnya

balok struktur di Plasa Simpanglima Semarang sehingga jatuh korban tewas. Kasus ini

merupakan contoh nyata dari pelanggaran kelaikan dan keandalan bangunan. Selain

pelanggaran tersebut permasalahan juga terjadi dalam pengalihfungsian sebuah gedung,

sebagai contoh gedung STIE BPD JATENG yang terletak di kawasan kota lama. Gedung

tersebut awalnya merupakan sebuah bank yang dialihfungsikan sebagai gedung

perkuliahan atau kampus. Secara spesifikasi antara fungsi bank dengan perkuliahan pasti

berbeda. Pengalihfungsian ini bisa menjadi masalah jika tidak ada treatment khusus

dalam menanganinya.

Dalam rangka menjaga kenyamanan dan keamanan para pengguna bangunan

tersebut, maka Kelaikan dan keandalan bangunan haruslah dipunyai di setiap gedung

3.3. GAMBARAN UMUM BANGUNAN GEDUNG OBJEK PEMERIKSAAN

3.3.1. Ketentuan Umum Bangunan Gedung yang diperiksa

1. Bangunan Baru

Terhadap bangunan yang baru selesai tahap pembangunannya. Sebelum izin

penggunaan diberikan oleh badan/instansi yang berwenang, proses pemeriksaan

keandalan harus dilakukan terlebih dahulu. Pemeriksaan tersebut adalah untuk

menentukan keandalan, terutama faktor keamanan dan keselamatan dari

bangunan tersebut dan sudut struktural dan berfungsinya secara baik seluruh

sistem utilitas atau perlengkapan bangunan yang mendukungnya.

2. Bangunan Lama

Terhadap bangunan yang sudah berdiri dan sedang dipakai, tetapi diragukan

keandalannya, baik dikarenakan faktor umur dan atau terkena suatu bencana.

Misalnya terbakar atau terlanda gempa, maka pelaksanaan pemeriksaan

keandalan diatur sebagai berikut:

a. Disarankan untuk diperiksa, bila tingkat kerusakan bangunan dan atau

kondisi sistem utilitasnya meragukan walaupun diperkirakan tidak

membahayakan.

Page 9: 04 Bab 3 Gambaran Umum Objek Pemeriksaan · PDF filePemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010 Laporan Pendahuluan 3-1 3. 3.1. PROFIL WILAYAH KOTA

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010

Laporan Pendahuluan 3-9

b. Diwajibkan untuk diperiksa, bila tingkat kerusakan bangunan dan atau

kondisi sistem utilitasnya sudah tidak berfungsi tidak baik dan diperkirakan

dapat membahayakan keselamatan gedung beserta isinya.

3.3.2. Bangunan Gedung Objek Pemeriksaan

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan di Kota Semarang tahun 2010 ini

akan dilakukan pada 5 ( lima ) bangunan gedung yang berada di wilayah Kota

Semarang. Bangunan yang dipilih tersebut akan mewakili dari masing-masing kriteria

atau bangunan. Bangunan tersebut adalah bangunan dengan fungsi sebagai tempat

peribdatan dalam hal ini Masjid Baiturhaman , sedangankan bangunan dengan fungsi

usaha/ perdagangan adalah Java Mall ,bangunan dengan fungsi perkantoran yang

terpilih adalah Gedung Juang 45, dan bangunan dengan fungsi pendidikan/ sosial

budaya yang dijadikan obyek adalah STIE BPD Jateng , srta yang kelima (5) adalah

bangunan dengan fungsi hunian / Hotel adalah Hotel Patra Jasa.

1. Masjid Baiturrahman ( Fungsi Agama / Peribadatan )

Pembangunan Masjid Raya Baiturahman dimulai pada 10 Agustus 1968 dengan

ditandai pemasangan tiang pancang untuk pondasi masjid sebanyak 137 buah. Masjid

diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 15 Desember 1974. Keberadaan masjid ini

hingga sekarang menjadi kebanggaan warga Semarang, apalagi lokasinya berada di

pusat kota. Bangunan masjid berbentuk limasan dan berdiri di atas lahan seluas 11.765

m2. Saat ini Masjid Raya Baiturrahman tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah dan

wadah berkumpulnya umat, melainkan juga pusat dakwah Islam. Di kompleks tersebut

gambar 3-2. Masjid Baiturrahman gambar 3-3. Peta lokasi Masjid

Baiturrahman

Page 10: 04 Bab 3 Gambaran Umum Objek Pemeriksaan · PDF filePemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010 Laporan Pendahuluan 3-1 3. 3.1. PROFIL WILAYAH KOTA

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010

Laporan Pendahuluan 3-10

juga berkembang pesat lembaga pendidikan TK-SD H Isriati. Ia menjadi simbol oase

religisiotas di tengah-tengah aktivitas kapitalisme di gedung-gedung mal dan perkantoran

yang mengelilinginya.

Masjid Baiturahman berlokasi di sisi barat Lapangan Pancasila Simpanglima

Semarang tampil sebagai tempat ibadah yang representatif, bersifat keprovinsian, dan

merupakan bangunan monumental di Jateng. Masjid itu memiliki 3 lantai: lantai balkon

untuk ruang salat wanita, lantai 2 untuk ruang salat pria, dan lantai dasar memiliki

fasilitas multifungsi untuk berbagai kegiatan sosial, pendidikan, dan ekonomi.

Saat ini Masjid Raya Baiturrahman tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah

dan wadah berkumpulnya umat, melainkan juga pusat dakwah Islam. Bahkan di

kompleks tersebut juga berkembang pesat lembaga pendidikan TK-SD H Isriati. Ia

menjadi simbol oase religisiotas di tengah-tengah aktivitas kapitalisme di gedung-gedung

mal dan perkantoran yang mengelilinginya.

2. Java Mall ( Fungsi Usaha / Perdagangan)

Java Supermall adalah salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota Semarang.

Mall ini terletak di Jalan Letjen. MT Haryono Semarang. Bangunan ini dibangun sekitar

tahun 1998 dan mulai launching sebagai tempat pusat perdagangan di semarang pada

bulan November 2000.

Ruang-ruang di dalam Java Mall disewakan untuk tenant-tenant, baik tenant

besar maupun tenant kecil dengan jangka waktu tertentu (satu tahunan, lima tahunan,

atau tenant tidak permanent untuk stand pameran). Pergantian tenant dari waktu ke

waktu tersebut menuntut untuk selalu dilakukan perubahan tampilan ruang tenant.

Perubahan tersebut akan merubah fungsi awal dari ruang itu sendiri. Apalagi setelah

gambar 3-4. Situasi Java Mall gambar 3-5. Peta Lokasi Java Mall

Page 11: 04 Bab 3 Gambaran Umum Objek Pemeriksaan · PDF filePemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010 Laporan Pendahuluan 3-1 3. 3.1. PROFIL WILAYAH KOTA

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010

Laporan Pendahuluan 3-11

masuknya Hypermart di tahun 2009 membuat pihak Java Mall merubah tempat parkir,

sirkulasi parkir dan beberapa tenant besar menjadi space ruang yang bisa dimanfaatkan

oleh Hypermart tersebut. Perubahan ruang tersebut pastinya akan mempengaruhi

berbagai aspek teknis bangunan baik dari segi arsitektural, kekuatan struktural,

mekanikal dan elektrikal yang dibutuhkan.

3. Patra Jasa Hotel ( Fungsi Hunian / Hotel )

Hotel Patra Jasa berlokasi di Jl. Ungaran Candi Baru Semarang dan

dikategorikan hotel

berbintang 4 Patra Jasa . Pengelolaannya dibawah naungan PT. Pertamina yang

merupakan BUMN

Hotel Patra Jasa terdiri dari beberapa bangunan yang terpisah satu sama lain

baik itu bangunan bertingkat ataupun motel nya namun masih dalam satu areal lahan

disamping itu dikategorikan pula sebagai bangunan yang sudah berumur 20 tahun lebih

gambar 3-6. Situasi Hotel Patra Jasa gambar 3-7. Peta Lokasi Hotel Patra Jasa

Page 12: 04 Bab 3 Gambaran Umum Objek Pemeriksaan · PDF filePemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010 Laporan Pendahuluan 3-1 3. 3.1. PROFIL WILAYAH KOTA

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010

Laporan Pendahuluan 3-12

4. Kampus STIE BPD Jateng ( Fungsi Sosial Budaya / Pendidikan)

Gedung STIE –BPD terletak di kawasan pasar johar kota lama Semarang yang

merupakan salah satu bangunan bertingkat pertama yang dibangun di jawa tengah

dengan skala dan fasilitas bangunan yang megah. Bangunan 5 lantai ini dimulai

perencanaan pembangunannya pada tahun 1979 dan diresmikan pada tahun 1982.

Pemilik gedung ini adalah BPD Jateng, sedangkan saa ini pengelolaan gedung ini

diserahkan kepada PT Grinata yang merupakan anak perusahaan dari BPD Jateng.

STIE BPD Jateng merupakan pengguna nomor 5 dari gedung ini setelah empat

kali mengalami pergantian pengguna. Sebelum menggunakan gedung ini, STIE BPD

berada di lantai 5 dalam satu bangunan dengan gedung BPD Jateng saat ini. Awal mula

berdirinya gedung ini dipakai oleh BPD Jateng sendiri. Setelah BPD Jateng berpindah

gedung ke lokasi yang saat ini berada di Jalan Pemuda 142, bangunan ini digunakan oleh

BPD Securitas. Beberapa tahun kemudian gedung ini dipakai oleh PT. Telkom hingga

PT.Telkom memiliki gedung sendiri. Tiga pengguna tersebut masih dapat menggunakan

dan memanfaatkan ruang dan fasilitas bangunan sebagai bangunan gedung perkantoran.

Namun setelah pengguna berikutnya yaitu STIBA AKI, penggunaan ruang bangunan ini

mulai banyak mengalami perubahan ruang cukup besar, terutama pada sekat-sekat

ruang yang disulap menjadi ruang kelas. Setelah STIBA AKI menempati gedungnya

sendiri dan tuntutan ruang yang semakin meningkat bagi STIE BPD, maka bangunan ini

dimanfaatkan oleh STIE BPD.

gambar 3-8. Situasi Kampus STIE-BPD gambar 3-9. Peta Lokasi Kampus STIE-BPD

Page 13: 04 Bab 3 Gambaran Umum Objek Pemeriksaan · PDF filePemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010 Laporan Pendahuluan 3-1 3. 3.1. PROFIL WILAYAH KOTA

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung Di Kota Semarang Tahun 2010

Laporan Pendahuluan 3-13

5. Gedung Juang 45 ( Fungsi Usaha / Perkantoran )

Gedung juang 45 Semarang terletak di jalan Pemuda, tepatnya di depan

Gedung Juang 45 Semarang berlokasi di Jl. Pemuda . Bangunan ini merupakan

gedung milik pemerintah kota Semarang. bangunan dengan 7 lantai ini difungsikan

sebagai perkantoran dan ruang pertemuan sewa. Penggunaan masing-masing lantai

bangunan ini adalah sebagai berikut:

Lantai I dimanfaatkan untuk area parkir. Lantai II dan III adalah ruang

pertemuan yang disewakan. Lantai IV digunakan oleh PD, BPR Bank Pasar, lantai V

dimanfaatkan untuk DHD45, DHC45 dan Wirawati catur panca. Lantai VI digunakan oleh

Pepabri, Veteran, Paguyuban Pelaku Pertempuran Lima Hari Semarang dan PWRI.

Sedangkan lantai VII digunakan oleh BNK Kota Semarang, BKD (Conseling),dan

Persatuan Buruh Demokrasi Indonesia (PBDI).

gambar 3-10. Situasi Gedung Juang 45 gambar 3-11. Peta Lokasi Gedung Juang 45