buku memori masa tugas sabo 12.06.2015

39
MEMORI AKHIR TUGAS UNTUK KEPALA PUSLITBANG SDA PERIODE MEI 2014 – JUNI 2015 Disusun Oleh : BALAI SABO

Upload: santosa

Post on 11-Dec-2015

80 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Balai Sabo (CCBYND)Buku Memori Akhir Tugas Balai Sabo ini merupakan laporan secara umum tentanginformasi, hal-hal yang telah dilaksanakan dalam menjalankan tugas pokok danfungsi sebagaimana yang di amanatkan dalam SK Menteri PU no :21/KPTS/M/2010tentang Organisasi dan Tata Laksana Unit Pelaksana Teknis di lingkunganKementerian Pekerjaan Umum,serta kebijakan untuk melaksanakan ReformasiBirokrasi dan pelaksanaan Sistim Manajemen Mutu (SMM), mendorong Balai Saboharus ikut berubah dengan semangat untuk bekerja lebih baik. Pembenahan asetBMN, pelaporan Sistim Akutansi Keuangan (SAI) serta LAKIP telah dilakukanmenurut ketentuan yang berlaku. Informasi yang diberikan berupa aktifitas BalaiSabo selama Periode Mei 2014 – juni 2015 Kepemimpinan Kepala Pusat LitbangSumber Daya Air.Pada perjalanannya, Balai Sabo merumuskan kembali fokus Penelitian danPengembangan bidang Sabo dengan memperhatikan amanat Undang-undang no 24tahun 2007 tetang Bencana Alam. Berdasarkan peraturan perundang tersebut BalaiSabo menetapkan tema “Mitigasi Bencana Sedimen” dalam rentang waktu 2014 –2019, yang akan si selaraskan dengan Rencana Strategis Puslitbang SumberdayaAir maupun Renstra Badan Litbang PU. Lingkup litbang mitigasi bencana sedimenmeliputi aliran lahar atau debris dan tanah longsor atau lanslide, yang didalampelaksanaannya dikelompokan dalam tiga pilar litbang Sabo yaitu litbang AnalisaResiko – litbang Teknik Pengendalian – libang Peringatan Dini dan Kesiapsiagaan, yang didukung pengembangan peralatan laboratorium dan data base sertaWEB.Pelayanan Balai Sabo kepada masyarakat diwujudkan dalam bentuk tempat rujukanpemangku kepentingan dalam bidang sabo di seluruh Indonesia melalui kegiatanAdvis teknis. Secara regional disekitar gunung Merapi sebagai institusi pengumpaninformasi akan terjadi banjir lahar di Merapi melalui sistim yang peringatan dini.Peralatan Radar hujan akan dapat menginformasikan terjadinya hujan secarakeruangan (spatial ) di wilayah Yogyakarta dan sebagaian Jawa Tengah selatanyang dapat diakses nelalui WEB Sabo.

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

MEMORI AKHIR TUGAS UNTUK KEPALA PUSLITBANG SDA PERIODE MEI 2014 – JUNI 2015

Disusun Oleh :

BALAI SABO

Page 2: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

ii

KATA PENGANTAR

Buku Memori Akhir Tugas Balai Sabo ini merupakan laporan secara umum tentang

informasi, hal-hal yang telah dilaksanakan dalam menjalankan tugas pokok dan

fungsi sebagaimana yang di amanatkan dalam SK Menteri PU no :21/KPTS/M/2010

tentang Organisasi dan Tata Laksana Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

Kementerian Pekerjaan Umum,serta kebijakan untuk melaksanakan Reformasi

Birokrasi dan pelaksanaan Sistim Manajemen Mutu (SMM), mendorong Balai Sabo

harus ikut berubah dengan semangat untuk bekerja lebih baik. Pembenahan aset

BMN, pelaporan Sistim Akutansi Keuangan (SAI) serta LAKIP telah dilakukan

menurut ketentuan yang berlaku. Informasi yang diberikan berupa aktifitas Balai

Sabo selama Periode Mei 2014 – juni 2015 Kepemimpinan Kepala Pusat Litbang

Sumber Daya Air.

Pada perjalanannya, Balai Sabo merumuskan kembali fokus Penelitian dan

Pengembangan bidang Sabo dengan memperhatikan amanat Undang-undang no 24

tahun 2007 tetang Bencana Alam. Berdasarkan peraturan perundang tersebut Balai

Sabo menetapkan tema “Mitigasi Bencana Sedimen” dalam rentang waktu 2014 –

2019, yang akan si selaraskan dengan Rencana Strategis Puslitbang Sumberdaya

Air maupun Renstra Badan Litbang PU. Lingkup litbang mitigasi bencana sedimen

meliputi aliran lahar atau debris dan tanah longsor atau lanslide, yang didalam

pelaksanaannya dikelompokan dalam tiga pilar litbang Sabo yaitu litbang Analisa

Resiko – litbang Teknik Pengendalian – libang Peringatan Dini dan Kesiap-

siagaan, yang didukung pengembangan peralatan laboratorium dan data base serta

WEB.

Pelayanan Balai Sabo kepada masyarakat diwujudkan dalam bentuk tempat rujukan

pemangku kepentingan dalam bidang sabo di seluruh Indonesia melalui kegiatan

Advis teknis. Secara regional disekitar gunung Merapi sebagai institusi pengumpan

informasi akan terjadi banjir lahar di Merapi melalui sistim yang peringatan dini.

Peralatan Radar hujan akan dapat menginformasikan terjadinya hujan secara

keruangan (spatial ) di wilayah Yogyakarta dan sebagaian Jawa Tengah selatan

yang dapat diakses nelalui WEB Sabo.

Page 3: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

iii

Namun demikian harus diakui bahwa disamping berbagai hal telah dilakukan untuk

menjadi lebih baik pada periode ini, masih banyak hal yang belum berhasil

dilaksanakan dan perlu ditingkatkan dalam suasana kerja kondusif, kerjasama dan

kekeluargaan. Pembangunan renovasi gedung, khususnya renovasi gedung

Laboratorium Sabo guna meningkatkan fungsi laboratorium dan pelayanan, baru

akan dilaksanakan pada tahun 2014 - 2015 dengan penuh kecermatan, terbuka dan

akuntable.

Kerja sama penelitian yang telah dirintis dengan BPPT, akan sangat bermanfaat

bagi kita khususnya para peneliti dalam membuka wawasan dan pengetrapan

teknologi yang terus berkembang. Kolaborasi penelitian Indonesia –Jepang dibidang

“Integrated Study on Mitigation of Multi Modal Disasters Coused by Ejection of

Volcanic Procucts” dalam program SATRAP JICA, akan dimulai pada April 2014.

Kerja sama penelitian ini, pihak Indonesia dibawah koordinasi Direktorat

Volcanology bermitra dengan BMKG, UGM, PUSAIR(Balai Sabo). Para Peneliti

Balai Sabo diharapkan dapat berperan aktif memanfaatkan kerja sama ini.

Yogyakarta, Juni 2015

Kepala Balai Sabo

Achmad Yusuf, ST NIP : 19580317 199103 2 001

Page 4: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vi

BAB I BALAI SABO .................................................................................................... 1

1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Balai Sabo ............................................................ 1

1.2 Struktur Organisasi ....................................................................................... 2

1.3 Profil SDM ..................................................................................................... 3

1.4 Keuangan ...................................................................................................... 4

1.5 Pengelolaan Barang Milik Negara ( BMN ) ................................................... 5

1.6 Penerapan Sistim Manajemen Mutu ............................................................. 6

BAB II PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ........................................................... 9

2.1 Fokus Penelitian dan Pengembangan .......................................................... 9

2.2 Produk Penelitian dan Pengembangan ....................................................... 10

2.3 Diklat Teknis ................................................................................................ 15

2.4 Kerjasama ................................................................................................... 15

BAB III PENERAPAN DAN PELAYANAN ................................................................ 17

3.1. Peningkatan Sistem Telemetri Banjir Lahar di Merapi ................................ 17

3.2. Pelayanan Advis Teknis .............................................................................. 19

3.3. Pelayanan Respon Bencana ....................................................................... 25

3.4. Kegiatan Difusi dan Alih Teknologi .............................................................. 28

3.4 Pelayanan Laboratorium ............................................................................. 30

3.5 Tantangaan Kedepan .................................................................................. 32

Page 5: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur organisasi Balai Sabo ............................................................................ 2

Gambar 2. SDM Menurut Tingkat Pendidikan ....................................................................... 3

Gambar 3. Profil Penganggaran Balai ................................................................................... 4

Gambar 4. Profil Penelitian dan Pengembangan Balai Sabo................................................. 9

Gambar 5. Foto kegiatan survai sumber sedimen .............................................................. 12

Gambar 6. Sabodam Mikro Dieng ....................................................................................... 12

Gambar 7. Contoh Bangunan Sabo yang dimanfaatkan sebagai Pengambilan Air ............. 12

Gambar 8. Expose hasil SIMLAR 1.0 .................................................................................. 13

Gambar 9. CCTV pemantau banjir lahar ............................................................................. 13

Gambar 10. Foto perbaikan Sabodam dengan menambahkan sub subdam di hilirnya ....... 13

Gambar 11. Pengujian kuat tekan beton ............................................................................. 14

Gambar 12. Pengujian slump beton ................................................................................... 14

Gambar 13. Menu Utama Web Sabo .................................................................................. 14

Page 6: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Anggaran Belanja Berdasarkan Jenis...................................................................... 4

Tabel 2. Detil Penghapusan Barang ...................................................................................... 5

Tabel 3. List Belanja Modal ................................................................................................... 6

Page 7: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

BAB I BALAI SABO

Balai Sabo berlokasi di Yogyakarta adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang

bersifat mandiri dan melaksanakan tugas teknis operasional tertentu dan atau tugas

teknis penunjang tertentu di bidang penelitian dan pengembangan bidang Sabo.

Institusi ini setingkat eselon III yang berada di bawah dan bertanggung jawab

langsung kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air,

Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum.

Sabo adalah istilah teknik pengendalian sedimen yang diambil semula bahasa

Jepang yang telah diadopsi secara Internasional. Balai Sabo berdiri merupakan

wadak kerjasama teknik pemerintah Jepang dan Indonesia (Sabo Technecal Centre)

yang telah berlangsung selama kurun waktu 40 tahun dalam bidang

penanggulangan bencana sedimen, baik di daerah vocanik maupun non volcanik di

Indonesia.

1.1 Tugas dan Fungsi

Tugas dan Fungsi Balai Sabo tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Nomor : 21/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

Kementerian Pekerjaan Umum. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud, Balai Sabo menyelanggarakan fungsi :

a. Penyusunan Program;

b. Pelaksanaan Penelitian;

c. Pelaksanaan Pengembangan;

d. Pelaksanaan Penerapan meliputi Perekayasaaan dan Difusi Teknologi;

e. Pelaksanaan Pelayanan Teknis meliputi pengujian dan Pengkajian;

f. Pelaksanaan Alih Teknologi;

g. Penyiapan Standar, Pedoman dan Manual;

h. Penyelenggaraan Laboratorium serta Sertifikasi;

i. Evaluasi dan Pelapooran;

j. Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Barang

Milik Negara; dan

k. Pelaksanaan Urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Balai serta koordinasi

dengan instansi terkait.

Page 8: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

2

1.2 Struktur Organisasi

1.1.1 Struktur Balai Sabo

Sebagaimana tertuang dalam Permen 21/PRT/M/2010 Balai Sabo terdiri dari

Subbag Tata Usaha, Seksi Penelitian dan Pengembangan, Seksi Penerapan

dan Pelayanan, dan Kelompok Jabatan Fungsional (Tertentu).

Untuk meningkatkan pelayanan fungsi dari masing – masing seksi di dukung

oleh beberapa sub seksi atau urusan.

Gambar 1. Struktur organisasi Balai Sabo

Sub Bag. Tata Usaha

Gertudis Rumanti, SST.

Urusan

Kepegawaian

& Admin Umum

Suratmi

Urusan

Keuangan

Widayati

Urusan Rumah

Tangga

Tri Suprapti

Irianingsih

Seksi Penelitian & Pengembangan

Djudi SST., MT.

Seksi Penerapan & Pelayanan

F.Tata Yunita, ST., MT.

Urusan

Pengolah Data & Informasi

Arif Rahmat M., S.Si.

Urusan Monitoring

Evaluasi Pelaporan Santosa Sandy P., ST.

Balai Sabo

Achmad Yusuf, ST.

Urusan

Laboratarium

Akhyar Mushthofa, ST.

Urusan Pelayanan Teknik &

Perekayasaan Dyah Ayu P., ST., M.Eng

Kelompok Jabatan Fungsional

1 Drs. Soewarno (Peneliti Utama, IV/e)

2 Drs. Sutikno, HS., Dip.HE (Peneliti Madya, IV/c)

3 C. Bambang Sukatja, ST., M.Sc. (Peneliti Madya, IV/b)

4 Djudi, SST., MT. (Peneliti Muda, III/c)

5 F. Tata Yunita, ST., MT. (Peneliti Muda, III/c)

6 Jati Iswardoyo, ST., M.Eng (Peneliti Muda, III/c)

7 Dyah Ayu Puspitosari, ST., M.Eng (Peneliti Muda, III/c)

8 Arif Rahmat Mulyana, S.Si., M.Reg.Dev (Peneliti Pertama, III/b)

9 Ardian Alfianto, ST., M.Eng (Peneliti Pertama, III/b)

10 Akhyar Mushthofa ST., M.Eng (Peneliti Pertama, III/b)

11 Santosa Sandy Putra ST., M.Sc. (Peneliti Pertama, III/a)

12 Ir. Chandra Hassan, Dipl.HE., M.Sc. (Peneliti Utama, IV/b)

13 Ir. Sadwandharu, Sp. (Peneliti Madya, IV/c)

Page 9: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

3

1.3 Profil SDM dan Keahlian

1.3.1 Kepegawaian

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Balai Sabo, didukung oleh sumber

daya manusia sebanyak 63 orang yang berstatus PNS. dan didukung oleh orang

Non PNS.

Data tahun 2014 menjelaskan total pegawai Balai Sabo adalah 90 orang dengan

jumlah PNS 61 orang dan Non PNS 30 orang (Gambar 2).

Gambar 2. SDM Menurut Tingkat Pendidikan

Peningkatan kemampuan karyawan juga terus ditingkatkan melalui pendidikan

formal dengan menempuh jenjang pendidikan S2 di luar negeri sebanyak 2 orang

dan dalam negeri 1 orang. Selain itu pelatihan ketrampilan teknis untuk para tenaga

pendukung di Laboratorium maupun teknik survey lapangan juga di laksanakan baik

secara “inhouse training” maupun mengirim melalui pelatihan teknis di Puslitbang

SDA maupun di luar Balitbang PU.

Page 10: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

4

1.4 Keuangan

Pagu Dipa TA 2014 sebesar Rp 12.086.854.000,- dengan realisasi sebesar Rp

7.917.115.000,- atau 65.5 % hingga bulan September 2014.

Gambar 3. Profil Penganggaran Balai Sabo Tahun 2010 – 2014

Sedangkan total Pagu DIPA Balai Sabo setelah melalui kebijakan, penghematan

dan APBNP bulan April 2015 sebesar Rp. 18.222.334.000,-. Dengan realisasi

sampai dengan bulan Juni sebesar 19.34 % dengan Teknologi sebesar 20.4%.

Komposisi pagu belanja DIPA Balai Sabo pada tahun 2014 dan 2015 adalah

sebagai berikut.

Tabel 1. Anggaran Belanja Berdasarkan Jenis Belanja

Jenis Belanja 2014 2015

Belanja Pegawai 3,835,615 64 5,638,848 30,9

Belanja Barang Operasional 666,024 51,5 2,188,862 12

Belanja Barang Non Operasional 263,318 12,14 7,093,302 38,9

Belanja Modal 508,423 99,8 3.301.332 18,1

Total Realisasi 1,441,600 % 18,222,334 %

Page 11: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

5

1.5 Pengelolaan Barang Milik Negara ( BMN )

Pengelolaan Barang Milik Negara Balai Sabo dilaksanakan melalui penataan

inventaris barang dan penghapusan akibat bencana letusan gunung Merapi 2010

dan persiapan penghapusan barang yang telah rusak berat dan atau tidak

difungsikan lagi.

1.5.1.1 Penghapusan Bangunan Milik Negara pada periode Mei 2014 – Juni 2015

adalah sebanyak 3 kali penghapusan dengan total nilai aset sebesar Rp.

76.930.000,-

Tabel 2. Detil Penghapusan Barang

No Nama Barang Nilai (Rp)

1 98 item Barang Perkantoran 9.710.000,-

2 Material Bongkaran hasil renovasi

Gedung Laboratorium 27.250.000,-

3 Kendaraan Jeep Toyota 1986 49.970.000,-

TOTAL 76.930.000

1.5.1.2 Alih kelola aset Barang Milik Negara (BMN)

Alih Kelola Aset Sabo Technical Center (STC) Ditjen Sumber Daya Air ke

Balai Sabo Puslitbang SDA (Balitbang PU) telah berlangsung sejak 2008,

dan telah diadakannya beberapa kali pertemuan, dalam pembahasan

terakhir alih kelola aset tersebut antara Sekretaris Badan Litbang dan

Sekretaris Ditjen SDA adalah sebagai berikut :

a. Seluruh bangunan Indoor Lahar Laboratory, Outdoor Lahar Laboratory

serta gedung Kantor Sabo Tehnical Center (STC) beserta tanahnya

diusulkan dikelola dibawah UPPB UAKP Balai Sabo, Pusat Litbang

Sumber Daya Air.

b. Bangunan Dormitory beserta tanahnya dikelola oleh UPPB Direktorat

Jenderal Sumber Daya Air.

c. Proses alih kelola aset melibatkan Pusat BMN, Sekretariat Jenderal

dimana telah dibentuk lintas satmikal yang sementara ini masih diolah di

Balitbang dan BMN pusat, hingga bulan Juni 2015 masih belum ada titik

terang.

1.5.1.3 Belanja Barang dan Peralatan

Untuk menunjang kegiatan pelaksanaan pekerjaan di kantor Balai Sabo

pada tahun selama 2014 dan 2015 telah diadakan belanja modal berupa :

Peralatan dan Mesin (Pengolah Data dan Alat Laboratorium), Radar,

Meubeler, buku. Selanjutnya dalam rangka Optimasi Pelayanan

Laboratorium dan Peningkatan kegiatan Gedung Laboratorium dan ruang

kerja peneliti dan perekayasa, dilakukan renovasi gedung. Semua telah

terlaksana dengan penambahan asset.

Page 12: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

6

Laboratorium Balai Sabo yang dilaksanakan 2 Tahap (Tahun 2014 dan

Tahun 2015). Rincian Belanja Modal tahun 2014 – 2015 dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 5. List Belanja Modal 2014 - 2015

No Belanja Modal Tahun 2014 (Rp) Tahun 2015 (Rp)

1 Pengadaan suku cadang radar hujan

dan penunjang operasional radar EWR

- 700D

- 1.451.511.000

2 Pengadaan GPS Geodetik, Asesories

dan Peralatan pengujian laboratorium -

686.882.000

3 Renovasi Peningkatan Gedung

laboratorium 1.500.000.000 940.000.000

4 Pengadaan Meubelair - 655.350.000

5 Revitalisasi jaringan LAN dan server - 726.800.000

6 Pengadaan alat olah data 229.373.000 -

7 Pengadaan Alat Laboratorium 490.399.000 -

Total 2.219.772.000 3.301.332.000

1.6 Penerapan Sistim Manajemen Mutu dan Reformasi Birokrasi

Menindak lanjuti Permen Pu No. 4/PRT/M2009 tetang Pelaksanaan Sistim

Manajemen Mutu di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum, Balai Sabo, Pusat

Litbang Sumber Daya Air telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu dalam

pelayanan kinerjanya, yaitu penerapan SMM SNI ISO 9001 : 2008 dari Tahun 2011

sampai dengan Tahun 2015 dan SNI ISO 17020-1999 dari Tahun 2012 sampai

dengan tahun 2015 ini.

a. Kebijakan Mutu

Pelaksanaan Sistim Menejemen Mutu ini diturunkan dari Kebijakan Mutu Kementerian Pekerjaan Umum :

“Menjamin ketersediaan infrastruktur yang handal bagi masyarakat

dengan prinsip efektif dan efisien serta melakukan peningkatan mutu

kegiatan secara berkesinambungan “

yang telah ditetapkan dan menjadi acuan untuk semua unit di lingkungan PU

untuk menjabarkan dalam kebijakan mutu yang realistis, terukur dan sesuai

dengan tusi masing – masing.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air menjabarkan dan

menetapkan kebijakan mutu nya sebagai berikut :

“Pusat Litbang Sumberdaya Air berkomitmen untuk senantiasa

menghasilkan produk penelitian dan pengembangan yang bermanfaat ,

Aplikatif, Inovatif dan kompetitif serta berwawasan lingkungan yang

memenuhi standar dan peraturan perundangan yang berlaku untuk

Page 13: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

7

memenuhi kepuasan pelanggan melalui Penerapan Sistem Manajemen

Mutu berdasar Permen PU No. 4/PRT/M2009 dan Standar SNI ISO 9001 :

2001 (E) Secara Konsisten”

Yang direvisi pada tahun 2014 menjadi :

“Pimpinan dan seluruh pegawai balai Sabo berkomitmen untuk

menghasilkan IPTEK yang inovatif, kompetitif, baik, cepat, murah dan

layanan inspeksi melalui penerapan Sistem ManajemenMutuberdasarkan

Permen PU No.04/PRT/M/2009, Standar SNI ISO 9001 : 2008 (E), dan

Standar SNI ISO/IEC 17020 : 2012 untuk memenuhi kepuasan pelanggan”

Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu Balai Sabo, menginduk pada Sistem

Manajemen Mutu Pusat Litbang Sumber Daya air. Sehingga Balai Sabo tidak

menetapkan Kebijakan Mutu sendiri.

b. Sasaran Mutu

Puslitbang Sumber Daya Air yang ditetapkan Sasaran Mutu setiap tahunnya,

menjadi acuan bagi semua Balai di bawah Puslitbang SDA yang harus

dilaksanakan dengan tolok ukur sasaran mutunya. Sasaran mutu yang telah

ditetapkan berdasarkan target yang akan dicapai dengan memperhatikan

prinsip SMART yaitu S (Spesific), M (Measurable), A (Achievable), R (Realistic),

T (Timeable).

Sasaran mutu ini harus dievaluasi baik ketercapaiannya maupun

ketidaksiapannya untuk meningkatkan mutu pekerjaan di tahun – tahun

berikutnya.

Balai Sabo menetapkan Sasaran Mutu sebagai acuan dan tolak ukur

keberhasilan di setiap kegiatan. Sasaran Mutu Balai Sabo untuk tahun 2014

adalah :

1. Tercapainya hasil penelitian dan pengembangan berupa model sistem

sebanyak 2 naskah.

2. Tercapainya hasil penelitian dan pengembangan berupa R0-SPM sebanyak 1

naskah.

3. Tercapainya hasil penelitian dan pengembangan berupa teknologi sebanyak

2 naskah.

4. Tercapainya hasil penelitian dan pengembangan berupa naskah ilmiah

sebanyak 3 naskah.

5. Bertambahnya ruang lingkup akreditasi pengujian Laboratorium Balai Sabo,

sebanyak 3 parameter.

6. Terlaksananya keikutsertaan diklat SDM Balai Sabo sebanyak 45 OK (orang

kali).

7. Bertambahnya jumlah pejabat fungsional peneliti di Balai Sabo sebanyak 2

orang.

8. Bertambahnya jumlah calon inspektur Lembaga Inspeksi sebanyak 2 orang.

9. Terwujudnya kontrak kerja antara Satker Balai Sabo dengan Tenaga Bantu.

Page 14: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

8

10. Terselenggaranya rapat koordinasi antara satker dengan pelaksana

kegiatan setiap 1 bulan sekali.

11. Terlaksananya evaluasi kinerja narasumber oleh Kasie Litbang dengan

memperhatikan masukan dari evaluator.

12. Terlaksananya perawatan gedung kantor dan sarana/ prasarananya selama

12 bulan.

13. Tersedianya pengadaan kegiatan penyelenggaraan litbang, meliputi alat

laboratorium, alat pengolah data, dan renovasi peningkatan gedung

laboratorium dalam kurun waktu 12 bulan.

Dalam penerapan SMM dilakukan audit internal dari Pusat Litbang Sumber Daya Air dengan intensitas 2 (dua) kali dalam satu tahun anggaran, dengan auditor dari lingkungan Puslitbang SDA secara bersilang antar Balai dan satu kali audit eksternal dengan tujuan pemahaman dan terlaksananya Sistem Majanemen Mutu itu sendiri.

Page 15: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

9

BAB II

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

2.1 Fokus Penelitian dan Pengembangan

Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan di Balai Sabo mulai dari tahun

2014 sampai dengan Juni tahun 2015 fokus pada upaya Mitigasi Bencana Sedimen

yang meliputi teknologi penaggulangan gerakan tanah, pengendalian aliran lahar

dan pengembangan teknik peringatan dini bencana banjir sedimen.

Gambar 4 memperlihatkan profil penelitian dan pengembangan Balai Sabo yang

berfokus terhadap upaya Mitigasi Bencana Sedimen.

Gambar 4. Profil Penelitian dan Pengambangan Balai Sabo

Page 16: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

10

Progres pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan Balai Sabo sampai

dengan Juni 2015 tiap judul kegiatan secara rinci disajikan data judul kegiatan

penelitian dan pengembangan sebagai berikut :

Tahun 2015 :

a) Pemetaan Daerah Rentan Gerakan Tanah pada hulu DAS Serayu Wilayah

Timur (Hulu Waduk Mrica) fisik 23 %.

b) Kajian Pengendalian Lahar fisik 15 %.

c) Pengembangan Teknologi Radar untuk Mitigasi Bencana fisik 20 %.

d) Penetapan Status Bahaya Banjir Lahar Hujan di Gunung Merapi fisik 23 %.

e) Pengembangan Sistem Pemantauan Banjir Lahar di Daerah Gunung Merapi fisik

15 %.

2.2 Produk Penelitian dan Pengembangan

Hasil dari pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan Balai Sabo tahun

2014 sampai dengan Juni 2015 antara lain :

a) Sabodam Mikro.

Sabodam mikro merupakan struktur bangunan sabodam dengan ukuran kecil

yang dibuat pada alur sungai kecil (cabang sungai) bagian hulu daerah aliran

sungai untuk mengendalikan aliran sedimen awal sebelum masuk ke sungai

utama. Bahan yang digunakan disesuaikan dengan ketersediaan material yang

banyak tersedia di daerah setempat misalnya bambu, batang kayu dan lain-lain

yang mudah didapat di daerah tersebut. Fungsi sabodam mikro ini antara lain

adalah untuk mereduksi aliran sedimen ke hilir dan konservasi tanah.

b) Pedoman Tata Letak Bangunan Sabo

Pedoman ini sedang dalam proses pembahasan dimana tim panitia teknis

beranggapan bahwa pedoman ini masih merupakan bagian dari SNI Tata Cara

Perencanaan Teknis Bangunan Pengendali Sedimen, yang kurang perlu dibuat

pedoman secara tersendiri.

Pedoman ini masih harus memperlihatkan hal-hal khusus yang memerlukan

pengaturan sehingga diperlukannya pedoman ini.

c) Simulasi Lahar (SIMLAR)

Page 17: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

11

Simulasi Lahar merupakan software untuk mensimulasikan kejadian banjir

sedimen/debris pada suatu sungai yang memperlihatkan fenomena rayapan

banjir debris dan daerah yang terkena dampak banjir.

d) Pedoman Pemasangan Peralatan Peringatan Dini Banjir Debris

Pedoman ini telah selesai dibahas, namun tim panitia teknis menghendaki

pedoman pemasangan peralatan peringatan dini ini digabung dengan pedoman

sistem peringatan dini banjir debris yang masih dalam taraf pembahasan. Hal ini

mengingat pedoman pemasangan peralatan peringatan dini merupakan bagian

dari pedoman sistem peringatan dini banjir debris.

e) Pedoman Pemeliharaan Bangunan Sabo

Pedoman ini belum dibahas dan masih dalam masa akhir penelitian serta ada

informasi bahwa Direktorat Jenderal Sumber Daya Air juga sedang membuat

pedoman yang sama dalam tahun ini.

f) Pedoman Tata Cara Penerapan Konsep Jangkar pada Perencanaan Bangunan

Sabo

Pedoman ini masih dalam taraf konsep yang belum dibahas dalam panitia

teknis. Namun merupakan awal dari upaya untuk mengembangkan rekayasa

struktur bangunan Sabodam yang selama ini masih mengadopsi teknologi

asing, yang sangat baik untuk pengembangan teknologi pengendalian sedimen

di Indonesia kedepan.

g) Web Sabo

Web Sabo merupakan media informasi tentang Balai Sabo, tugas dan fungsi,

aktifitas serta fasilitas yang ada di dalamnya telah terbangun dan telah

diluncurkan (launcing) pada tahun 2013.

Web Sabo mencakup antara lain : data bangunan Sabodam, data peralatan

observasi hidrologi, data hidrologi, data buku perpustakaan, data laboratorium

Sabo, data asset Balai Sabo, data pegawai Balai sabo, data produk Litbang

Balai Sabo dan lain-lain.

Page 18: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

12

Hasil dari pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan Balai Sabo tahun

2014 antara lain :

a) Sabodam Mikro.

Sabodam mikro merupakan struktur bangunan sabodam dengan ukuran kecil

yang dibuat pada alur sungai kecil (cabang sungai) bagian hulu daerah aliran

sungai untuk mengendalikan aliran sedimen awal sebelum masuk ke sungai

utama. Bahan yang digunakan disesuaikan dengan ketersediaan material yang

banyak tersedia di daerah setempat misalnya bambu, batang kayu dan lain-lain

yang mudah didapat di daerah tersebut. Fungsi sabodam mikro ini antara lain

adalah untuk mereduksi aliran sedimen ke hilir dan konservasi tanah.

b) Pedoman Tata Letak Bangunan Sabo

Pedoman ini sedang dalam proses pembahasan dimana tim panitia teknis

beranggapan bahwa pedoman ini masih merupakan bagian dari SNI Tata Cara

Perencanaan Teknis Bangunan Pengendali Sedimen, yang kurang perlu dibuat

pedoman secara tersendiri.

Pedoman ini masih harus memperlihatkan hal-hal khusus yang memerlukan

pengaturan sehingga diperlukannya pedoman ini.

Gambar 6. Sabodam Mikro daerah Dieng

Gambar 5. Foto kegiatan survai sumber sedimen

Gambar 7. Contoh Bangunan Sabo yang dimanfaatkan sebagai

Pengambilan Air

Page 19: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

13

c) Simulasi Lahar (SIMLAR)

Simulasi Lahar merupakan software

untuk mensimulasikan kejadian banjir

sedimen/debris pada suatu sungai yang

memperlihatkan fenomena rayapan

banjir debris dan daerah yang terkena

dampak banjir.

d) Pedoman Pemasangan Peralatan Peringatan Dini Banjir Debris

Pedoman ini telah selesai dibahas,

namun tim panitia teknis menghendaki

pedoman pemasangan peralatan

peringatan dini ini digabung dengan

pedoman sistem peringatan dini banjir

debris yang masih dalam taraf

pembahasan. Hal ini mengingat

pedoman pemasangan peralatan

peringatan dini merupakan bagian dari

pedoman sistem peringatan dini banjir

debris.

e) Pedoman Pemeliharaan Bangunan Sabo

pedoman ini dinanti oleh pelaksanaan

di lapangan, guna menyusun kegiatan

Operasi dan Pemeliharaan Balai Sabo.

Hasil konsep pedoman ini belum

dibahas dan masih dalam masa akhir

penelitian. Pada saat yang sama

Direktorat Jendral Sumber Daya Air

juga sedang membuat pedoman ini

yang perlu diintegrasikan.

Gambar 8. Expose hasil SIMLAR 1.0

Gambar 9. CCTV pemantau banjir lahar

Gambar 10. Foto perbaikan Sabodam dengan menambahkan sub subdam di

hilirnya

Page 20: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

14

f) Pedoman Tata Cara Penerapan Konsep Jangkar pada Perencanaan Bangunan

Sabo

Pedoman ini masih dalam taraf konsep yang belum dibahas dalam panitia

teknis. Namun merupakan awal dari upaya untuk mengembangkan rekayasa

struktur bangunan Sabodam yang selama ini masih mengadopsi teknologi

asing, yang sangat baik untuk pengembangan teknologi pengendalian sedimen

di Indonesia kedepan.

g) Akreditasi Laboratorium Sabo

Laboratorium Sabo pada tahun 2012 telah memperoleh sertifikat akreditasi

laboratorium uji lingkup pengujian beton.

h) Web Sabo

Web Sabo merupakan media informasi tentang Balai Sabo, tugas dan fungsi,

aktifitas serta fasilitas yang ada di dalamnya telah terbangun dan telah

diluncurkan (launcing) pada tahun 2013.

Web Sabo mencakup antara lain : data bangunan Sabodam, data peralatan

observasi hidrologi, data hidrologi, data buku perpustakaan, data laboratorium

Sabo, data asset Balai Sabo, data pegawai Balai sabo, data produk Litbang

Balai Sabo dan lain-lain.

Gambar 11. Pengujian kuat tekan beton Gambar 1. Pengujian slump beton

Gambar 2. Menu Utama Web Sabo

Page 21: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

15

2.3 Diklat Teknis

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia

(SDM) Teknik Balai Sabo antara lain dilakukan melalui Diklat dan Advis Teknik.

a). Diklat

a. Diklat Jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Pertama 2 orang.

b. Diklat Penanggulangan Tanah Longsor 1 orang.

c. Diklat Delf 3D 2 orang.

d. Diklat perekayasa tingkat pertama perekayasa 1 orang.

e. Diklat Young Warter Professional Ditjen Sumber daya air 1 orang.

f. Diklat Longsoran dan Gerakan Tanah BBWS Pompengan Jeneberang

1 orang.

g. Diklat NCICD Kemenko Perekonomian 2 orang.

h. Mengikut sertakan personil muda dalam kegiatan advis teknik :

Advis teknik permasalahan kerusakan BPS Kedungringin ,

Sempor, Kab. Kebumen.

Advis teknik longsoran Sijemblung, Kec. Karangkobar, Kab.

Banjarnegara.

Advis teknik penerapan teknosabo untuk pengendalian lahar

Gunung Sinabung.

Advis teknik permasalahan tidak berfungsinya free intake Sungai

Karlutu dengan membangun Sabodam Karlutu kombinasi dengan

intake di Pulau Seram Maluku.

2.4 Kerjasama

Untuk dapat menghasilkan produk litbang yang lebih baik, maka Balai Sabo telah

menjalin kerjasama dengan institusi lain antara lain :

a) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Kerjasama dilakukan antara Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian

Pekerjaan Umum dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

tentang Pengkajian Pengembangan Teknologi dalam Penggunaan Data Hidro-

Meteorologi untuk mendukung Peringatan Dini Banjir dengan surat perjanjian

Nomor : 10/SPK/La/2012 dan Nomor : 64/PKS/BPPT-PU/12/2012.

Kerjasama lebih luas dikembangkan untuk mengolah dan mengembangkan

data radar cuaca yang dimiliki Balai Sabo agar diperoleh hasil yang lebih

berdaya guna dan berhasil guna, serta sharing data peta citra satelit.

b) Balai Pengujian dan informasi Konstruksi (BPIK)

Kerjasama dilakukan dalam upaya untuk mempersiapkan tenaga laboratorium

yang kompeten dan mempersiapkan akreditasi Laboratorium Sabo.

Page 22: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

16

c) Universitas Gadjah Mada

Kerjasama dilakukan untuk mengembangkan Simulasi Banjir Lahar dan

pengembangan alat deteksi kecepatan aliran di dalam flume laboratorium.

d) Universitas Pembangunan Nasional

Kerjasama dilakukan untuk mempersiapkan teknisi laboratorium untuk mampu

mengoperasikan dan melaksanakan kegiatan pengeboran tanah dengan bor

mesin.

e) Kerjasama penelitian Indonesia – Jepang dibidang “Intergrated Study on

Mitigation of Multi Modal Disasters Caused by Ejection of Volcanic Procucts”

dalam program SATRAP JICA, akan dimulai pada April 2014. Kerjasama

penelitian ini, pihak indonesia dibawah koordinasi Direktorat Volcanology

bermitra dengan BMKG, UGM, PUSAIR (Balai Sabo).

f) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Kerjasama dilakukan mengenai Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM), Pemagangan, Kerja Praktek, Review Kurikulum, Penelitian Bersama dan

Resource Sharing.

Page 23: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

17

BAB III PENERAPAN DAN PELAYANAN

PENGEMBANGAN SEKSI PENERAPAN DAN PELAYANAN

(2014 –SEKARANG)

3.1 PENINGKATAN SISTEM TELEMETRI BANJIR LAHAR DI MERAPI

Sejak tahun 1970an, Balai Sabo memiliki beberapa stasiun pemantauan hidrologi di Merapi, baik berupa stasiun hujan, stasiun tinggi muka air, dan sensor banjir lahar dengan tujuan pengumpulan data untuk kegiatan litbang. Namun, sebagai insitusi pemerintah yang mengelola pemantauan banjir lahar, maka fungsi tersebut berkembang sehingga menjadi sistem telemetri, yaitu sistem pemantauan indikator banjir lahar sekaligus peringatan dini banjir lahar. sistem telemetri prakiraan dan peringatan dini ini digunakan untuk memberikan informasi potensi banjir lahar kepada penduduk di sekitar sungai lahar maupun penduduk yang melakukan aktifitas di badan sungai, seperti pengendara yang melalui oprit bangunan sabo dan jembatan yang melintasi sungai lahar.

Sistem telemetri banjir lahar Merapi mengalami perkembangan dari masa ke masa. Pengembangan terkini terkait peningkatan teknologi dalam sistem telemetri, yaitu penggunaan radar cuaca Doppler dalam sistem telemetri. Radar

Page 24: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

18

cuaca ini merupakan pendeteksi awan yang berpotensi hujan dengan indikasi perbedaan warna sebagai representasi ketebalan awan. Diharapkan dengan menggunakan teknologi potensi hujan dengan intensitas tinggi yang berpeluang mengkibatkan banjir dapat dideteksi bahkan sebelum hujan terjadi. Sistem ini masih dikembangkan dan dalam proses kalibrasi hujan melalui kegiatan litbang. Sedangkan pengelolaan dan pengumpulan data Radar dilakukan secara rutin dilakukan oleh Urusan Pelayanan Teknik dan Perekayasaan.

Sehubungan peran Balai Sabo di Yogyakarta sebagai salah satu sumber informasi bencana banjir lahar di Kawasan Merapi, maka dikembangkan juga Sistem Informasi Hujan Yogyakarta dan Jawa Tengah (SI-JAWAH). Sistem ini sudah diluncurkan pada tanggal 16 April 2014 dan dapat diakses melalui alamat website http://sijawah-sabo.pusair-pu.go.id/. Dengan sistem ini diharapkan informasi yang dimiliki Balai Sabo dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat karena dapat diakses dengan mudah, walaupun masih dalam bentuk informasi hujan.

Page 25: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

19

3.2 PELAYANAN ADVIS TEKNIS

Berdasarkan arahan Kepala Puslitbang SDA, Dr. Ir. Suprapto, M.Eng, dimana untuk meningkatkan peran Puslitbang SDA di Kementerian Pekerjaan Umum maka Balai-Balai di lingkungkan Puslitbang SDA harus mendukung pekerjaan Ditjen Sumber Daya Air, khususnya dalam mencari solusi-solusi permasalahan pengelolaan SDA, maka sejak tahun 2014 Pelayanan Advis Teknis menjadi salah satu layanan yang menjadi unggulan Balai Sabo. Hal ini terbukti dengan peningkatan secara signifikan layanan advis teknis pada tahun tersebut di banding tahun-tahun sebelumnya. Berikut ini merupakan beberapa pelayanan advis teknis dalam kurun waktu 2014 hingga saat ini:

a) Bencana Banjir Desa Amahusu Dan Nusaniwe,Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Provinsi Maluku, yang dilaksanakan pada bulan Februari 2014.

Bencana banjir yang melanda dua desa di Kota Ambon, Provinsi Maluku, tepatnya Desa Amahusu dan Desa Eri di Kecamatan Nusaniwe. Banjir tersebut terjadi pada hari Selasa tanggal 30 Juli 2013.Banjir tersebut membawa material tanah longsor dari daerah perbukitan.Daerah yang terkena dampak banjir meliputi area permukiman di sepanjang bantaran sungai, sedangkan tanah longsor melanda permukiman yang terletak di perbukitan. Bencana tersebut mengakibatkan kerusakan pemukiman dan infrastruktur dengan korban meninggal dunia 9 orang, 2 orang dinyatakan hilang, 24 orang menderita luka dan 371 KK atau 1.703 jiwa mengungsi. Nilai kerugian yang ditaksir sebesar Rp.152,72 milyar.

Page 26: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

20

Berdasarkan hasil kunjungan lapangan dan evaluasi yang telah dilakukan dapat disampaikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Kejadian bencana tanah longsor dan banjir bandang tanggal 30 Juli 2013 terjadi sebagai akibat curah hujan tinggi, kondisi tanah jenuh, tebing sungai tidak stabil, topografi yang curam, jenis tanah yang labil dan pemukiman yang terlalu dekat dengan alur sungai.

2. Mekanisme banjir bandang yang terjadi secara garis besar adalah hujan yang berlangsung lama mengakibatkan tanah jenuh sehingga terjadinya longsor di daerah perbukitan (hulu), material longsor tersebut masuk ke alur sungai dan terbawa aliran ke hilir dan mengendap di daerah pengendapan (pemukiman penduduk).

3. Penanganan tanggap darurat yang telah dilakukan masih berupa penanganan masalah sementara dan setempat, seperti penggunaan bronjong untuk normalisasi alur sungai dan perkuatan tebing serta perbaikan jembatan atau pemasangan jembatan darurat; serta pengamanan pondasi rumah penduduk.

4. Pengendalian banjir bandang belum secara komprehensif (struktur dan non struktur), secara struktur, masih terfokus pada daerah pengendapan sedimen dan belum menyentuh daerah produksi dan transportasi sedimen.

5. Pengendalian banjir bandang di Kota Ambon perlu dilakukan secara komprehensif dari hulu ke hilir, baik struktur dan non struktur. Pengendalian banjir bandang secara nonstruktur yang perlu dilakukan untuk semua lokasi, berupa: Pembuatan peta rawan bencana. Sosialisasi kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi

bencana di wilayahnya termasuk evacuation drill. Perencanaan tata ruang yang berbasis pada potensi bencana sedimen. Penegakan standar konstruksi bangunan rumah dan jembatan yang

berada di kawasan bencana.

6. Untuk detail perencanaan pengendalian banjir bandang di Kota Ambon perlu dilakukan SID agar dapat diketahui klasifikasi karakteristik daerahnya berdasarkan tipe kelerengannya.

Page 27: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

21

b) Bencana Banjir Manado, Provinsi Sulawesi Utara, yang dilaksanakan pada bulan April 2014. Bencana banjir yang melanda Provinsi Sulawesi Utara, khususnya Kota Manado pada tanggal 15 Januari 2014 terjadi karena meluapnya Sungai Tondano, Sungai Tikala, Sungai Sario, dan Sungai Malalayang. Banjir ini menyebabkan puluhan ribu orang menjadi korban dan puluhan ribu rumah mengalami kerusakan. Selain itu, banjir juga menyebabkan kerusakan pada sarana dan prasarana di wilayah yang terkena bencana.Kerugian akibat banjir ini ditaksir sebesar 1,87 triliun Rupiah. Peningkatan aliran permukaan (runoff) karena terganggunya daur hidrologi seperti hilangnya hutan dan sungai-sungai kecil di sekitar Manado,serta rusaknya daerah resapan akibat maraknya pembangunan kota seperti penggalian bukit untuk reklamasi dan pembukaan kawasan hutan menjadi kawasan hunian baru yang tak diimbangi dengan tata kota dan infrastruktur yang memadahi serta tak optimalnya fungsi drainase kota menyebabkan sejumlah sungai di Manado tak mampu lagi menampung debit banjir. Selain itu banjir di Manado diperparah karena air laut pada saat kejadian sedang pasang.

Berdasarkan hasil kunjungan lapangan dan evaluasi yang telah dilakukan dapat disampaikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Banjir yang terjadi di Manado pada tanggal 15 Januari 2014 dipicu oleh adanya hujan maksimum yang jatuh pada daerah tengah (pada lereng-lereng DAS). Curah hujan yang terjadi di Manado bukan merupakan curah hujan maksimum yang pernah terjadi. Curah hujan ini masih lebih rendah daripada curah hujan pada saat banjir pada tanggal 17 Februari 2013.

2. Bencana banjir dan tanah longsor di Manado pada tanggal 15 Januari 2014 terjadi sebagai akibat hujan lebat, kondisi tanah jenuh sehingga air hujan tidak sempat masuk ke dalam tanah (infiltrasi) melainkan menjadi runoff semua, tebing sungai tidak stabil, jenis tanah yang labil dan pemukiman yang terlalu dekat dengan alur sungai.

3. Dalam rangka pengendalian daya rusak air akibat banjir perlu dilakukan studi secara comprehensive, termasuk penyusunan hazard map sebagai dasar pengelolaan sungai. Pengendalian banjir belum secara

Kawasan terdampak banjir di Kota Manado

Page 28: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

22

komprehensif (struktur dan nonstruktur). Secara struktur, masih terfokus pada penanganan daerah hilir melalui flood control countermeasures dan belum menyentuh daerah produksi dan transportasi sedimen.

4. Pengendalian daya rusak air sungai akibatbanjir di Kota Manado perlu dilakukan secara komprehensif mulai dari hulu sampai ke hilir, baik secara struktur dan nonstruktur. Pengendalian banjir secara nonstruktur yang perlu dilakukan untuk semua lokasi, berupa:

Pembuatan peta rawan bencana. Sosialisasi kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi

bencana banjir dan tanah longsor di wilayahnya termasuk evacuation drill. Termasuk sosialisasi terhadap pentingnya memahami garis sempadan sungai,

Perencanaan tata ruang yang berbasis pada potensi bencana banjir. Penegakan standar konstruksi bangunan rumah dan jembatan yang

berada di kawasan bencana.

c) Kajian Kerusakan BPS Kedungwringin Kec. Sempor, Kab. Kebumen,

Provinsi Jawa Tengah, yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2014. Jebolnya BPS Kedungwringin pada tanggal 6 Agustus 2014 pukul 04.00 WIB akan menimbulkan risiko yang bersifat fundamental karena sedimen yang telah tertampung di hulu BPS Kedungwringin sebanyak 30.174 m3 berpotensi terangkut masuk ke dalam Waduk Serbaguna Sempor dan dapat menimbulkan bencana yang jauh lebih besar. Menindaklanjuti hal tersebut, Balai Sabo mengirimkan tim untuk melakukan kegiatan Advis Teknik Kajian Kerusakan BPS Kedungwringin Kec. Sempor, Kab. Kebumen, Provinsi Jawa Tengah pada September 2014 di Sungai Cincingguling / Sungai Sempor berjarak 7 km sebelah utara Kota Gombong bersama BBWS Serayu Opak. Advis teknik dilakukan untuk melakukan perbaikan pengembalikan fungsi utama bangunan BPS Kedungwringin, memberikan pertimbangan kemungkinan pemanfaatan BPS Kedungwringin untuk tujuan lain, memilih bahan bangunan yang tepat untuk perbaikan dengan memperhatikan kondisi lokasi bangunan, dan memberikan pertimbangan teknis strategi upaya pengendalian laju sedimentasi yang berpotensi masuk ke dalam Waduk Sempor. Kegiatan yang dilaksanakan, antara lain pengumpulan data, meliputi studi pustaka, survei dan observasi lapangan, permohonan data dan diskusi teknis dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, serta wawancara dengan warga setempat. Selanjutnya dilakukan analisis hasil pengumpulan data, meliputi peta dan rekaman observasi lapangan; kerusakan BPS Kedungwringin; dampak akibat jebolnya BPS Kedungwringin; dan rencana perbaikan BPS Kedungwringin.

Page 29: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

23

Rekomendasi yang diusulkan Balai Sabo, yaitu: 1. Rehabilitasi BPS Kedungwringin menjadi prioritas untuk segera dilakukan dan

dilaksanakan sebelum musim hujan tiba. Diharapkan semua pihak dapat membantu kelancaran pelaksanaan rehabilitasi tersebut.

2. Penelitian tentang pengaruh gempabumi dan pengaruh ikan sidat terhadap kestabilan bangunan melintang sungai kiranya perlu menjadi bahan pemikiran dalam hal mana selama ini luput dari perhatian banyak pihak.

3. Sosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi BPS Kedungwringin tentang manfaat bangunan melintang sungai perlu dilakukan secara terus menerus guna menanamkan jiwa handarbeni pada setiap fasilitas umum yang dibangun pemerintah.

d) Evaluasi Desain Sabodam Karlutu, Pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengah yang dilaksanakan pada bulan Juni 2015.

Way Karlutu merupakan sungai di Kecamatan Seram Utara Barat, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku yang hampir setiap tahun terjadi banjir bandang dengan membawa material sedimen dan balok kayu. Dalam rangka mengendalikan banjir lahar di Way Karlutu, Balai Wilayah Sungai Maluku akan membangun Sabodam Karlutu pada tahun 2015. Untuk menambah manfaat dari bangunan pengendali tersebut, ditambahkan fungsi pengambilan air untuk daerah persawahan di hilir. Kejadian banjir besar di Way Karlutu pada tahun 2012 juga mengakibatkan kerusakan bangunan pengambilan air irigasi yang seharusnya menjadi sumber air untuk pencetakan sawah yang cukup luas (± 500 Ha) yang berada di sebelah kanan dan kiri sungai . Kerusakan bangunan pengambil air irigasi tersebut berdampak pada berkurangnya lahan sawah produktif yang dapat digarap oleh petani transmigran sehingga sebagian dari lahan tersebut dialihkan menjadi ladang jagung dan kebun sayur.

Bangunan

Pengambilan Air

yang rusak

Saluran

Irigasi

Page 30: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

24

Berdasarkan hasil kajian dan diskusi, berikut disampaikan beberapa rekomendasi untuk Desain Sabodam Karlutu: 1. Secara teknis tata letak sabodam harus diletakkan pada ruas sungai yang

relatif lurus, alur tidak terlalu lebar dan relatif stabil. Maka lokasi rencana sabodam direkomendasikan berada pada cross section K.20, dengan

pertimbangan berada pada alur sungai asli yang lebih lurus, lebar sungai 30

m dan tinggi tebing 3m. Selain itu, adanya sabodam dapat mengarahkan aliran pada sudetan alur sungai yang direncanakan.

2. Bentuk dan dimensi harus mengikuti SNI 03-2851-2004 antara lain: Kemiringan tubuh maindam dan subdam pada bagian hulu diisyaratkan

1:0,5 dan bagian hilir 1:0,2. Elevasi drip hole dibuat sejajar. Ketebalan lantai kolam olak seragam (sesuai hasil perhitungan) tidak

perlu beda ketebalan seperti pada gambar desain. Bentuk dari tembok tepi harus dapat mengarahkan arus/aliran sungai

pada kolam olak dan dapat terhindar dari terjunan. Penambahan struktur buis beton di kaki subdam untuk gerusan lokal

tidak diperlukan dengan catatan kondisi daya dukung tanah cukup baik, namun jika sebaliknya sturktur tersebut dimungkinkan untuk diterapkan.

3. Mutu bahan harus mengikuti SNI 03-2851-2004 antara lain: Mutu beton bangunan sabo harus menggunakan K-225 dan selimut

beton K-300 dengan tebal 1 m. Desain bangunan sabo tidak memerlukan pembesian tulangan.

4. Desain fungsi penunjang pengambilan air direkomandasikan sebagai berikut: Pengambilan air pada sayap kanan dari bangunan sabo dan dilengkapi

dengan saringan berupa pagar baja profil di depan pintu pengambilan untuk mencegah sedimen berdiameter kasar terangkut ke saluran induk serta batang pohon membentur pintu pengambilan air.

Diperlukan penangkap pasir/kantong lumpur pada pangkal saluran primer untuk mengurangi kecepatan aliran dan memberi kesempatan pada sedimen untuk mengendap. Untuk dapat menampung endapan sedimen, maka dasar bagian saluran kantong lumpur diperdalam atau diperlebar.

5. Pemeliharaan Sungai Karlutu direkomendasikan sebagai berikut: Agar upaya pemeliharaan sungai berupa pelurusan alur sungai (sudetan)

tidak berdampak pada stabilitas aliran dan dasar sungai perlu diterapkan dua unit groundsill di K.13 dan K.8 untuk melandaikan kemiringan dasar sungai yang baru dan mengarahkkan aliran sehingga tetap di tengah alur sungai.

Kondisi pemanfaatan lahan di hulu DAS Karlutu perlu ditinjau lebih lanjut untuk memastikan sumber material angkutan banjir bandang. Apabila teridentifikasi adanya potensi longsor maka sebaiknya dilakukan pengamanan atau upaya penstabilan lereng tersebut. Sedangkan jika dijumpai perubahan fungsi lahan, upaya konservasi berupa pengembalian fungsi lahan hutan juga harus dilakukan.

Page 31: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

25

3.3 PELAYANAN RESPON BENCANA Kejadian bencana alam yang terkait hidroklimatoogi makin meningkat beberapa tahun belakangan ini. Menyadari peran Balai Sabo yang unik, khususnya dalam penganggulangan bencana, maka Kepala Puslitbang SDA juga menghimbau adanya upaya respon yang bersifat insiatif dari Balai Sabo, tidak memalui permintaan terlebih dahulu. Oleh sebab itu, Balai Sabo menanggapi tantangan tersebut dengan mengembangkan Pelayanan Respon Bencana dimulai sejak tahun 2014. Kegiatan respon bencana ini sudah secara nyata diimplementasikan, beberapa dokumentasinya disajikan berikut. a) Tanggap Darurat Bencana Alam akibat Erupsi Gunungapi Sinabung,

yang dilaksanakan pada bulan Mei 2014. Erupsi Gunungapi Sinabung sejak tahun 2010 sampai Mei 2014 menimbulkan dampak primer berupa erupsi dan dampak sekunder, yaitu banjir lahar yang dimungkinkan terjadi pada bulan-bulan basah dan potensi material lahar sekitar 10 juta m3 di lereng gunung, terutama di Sungai Lau Borus. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain: Pengumpulan data, meliputi studi pustaka, survei dan observasi lapangan,

permohonan data dan diskusi teknis dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, serta wawancara dengan warga setempat.

Analisis hasil pengumpulan data, meliputi analisis topografi, geomorfologi, dan morfologi sungai; analisis peta dan rekaman observasi lapangan; serta analisis struktur torent sabo works untuk penanganan tanggap darurat banjir lahar.

Rekomendasi teknis yang dapat diberikan oleh Balai Sabo, antara lain: 1. Untuk mengendalikan daya rusak banjir lahar perlu studi komprehensif dari

hulu sampai hilir Sungai Lau Borus secara struktur maupun nonstruktur yang dapat dilakukan pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

2. Pada tahap tanggap darurat semua sarana dan prasarana ke-PU-an perlu dipulihkan kembali fungsinya.

3. Pembuatan kantong lahar diganti dengan megadyke. 4. Penggunaan sabodam dengan fungsi tambahan sebagai oprit/jembatan

untuk mengganti Jembatan Selandi yang runtuh.

Pergerakan Lidah Lava Gunungapi Sinabung

Page 32: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

26

5. Peningkatan kualitas sabodam dengan fungsi groundsill dengan konstruksi beton (covering).

6. Pemeliharaan jalan masuk menuju kawasan terdampak erupsi dan pemeliharaan jembatan agar evakuasi berjalan lancer dan cepat.

7. Jika hasil galian material vulkanik perlu dikumpulkan dalam 1 (satu) lokasi, maka lokasi penimbunan material yang disepakati ada di Jurang Lau Pola-Pola, Dusun Sebintun, Desa Berastepu, Kec. Simpang Empat dapat dilanjutkan.

8. Proteksi di lokasi penimbunan material dipandang belum menjadi prioritas sehingga anggaran yang telah disediakan dapat digunakan untuk menambah konstruksi sabodam di Selandi.

9. Pada tahap tanggap darurat perlu sosialisasi kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bahaya bencana banjir lahar di desa-desa sekitar Sungai Lau Borus.

b) Bencana Longsor Banjarnegara yang terjadi pada tanggal 12 Desember

2014

Tim Balai Sabo melakukan survei lapangan pada tanggal 14 – 15 Desember 2014 untuk melakukan penyelidikan penyebab terjadinya longsor dan melihat sejauhmana potensi longsor pada di daerah tersebut yang sewaktu-waktu dapat terulang lagi. Bencana longsor terjadi di Dusun Jemblung Karangkobar Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah pada hari Jumat tanggal 12 Desember 2014 pukul 17,30 WIB dan berlangsung cukup singkat sekitar 10 menit.Longsoran berasal dari runtuhnya Bukit Tlogolele yang menimbun sekitar 40 rumah milik 54 kepala keluarga yang berlokasi sekitar 500 – 1000 M dari bukit, puluhan kendaraan yang sedang melintas di jalan Karangkobar - Banjarnegara, menutup ruas jalan tersebut sepanjang 1 Km, menimbun sekitar 10 Ha lahan perkebunan warga, memakan korban manusia sekitar 100 orang, serta menimbun sungai kecil yang membelah dusun dan bermuara ke Sungai Tratah Suren yang mengalir di dusun Jemblung.

Berdasarkan hasil survey lapangan, didapatkan estimasi perhitungan luas area terdampak longsor sebesar 18, 55 ha. Estimasi panjang longsoran ke arah barat daya sebesar ± 694,5 m dan estimasi panjang longsoran ke arah utara sebesar 543.7 m.

Page 33: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

27

Rencana tindak lanjut yang direkomendasikan antara lain: 1. Memetakan potensi longsor disekitar daerah kejadian. 2. Memetakan kondisi morfologi sungai Tratah Suren dan anak sungai yang

tertimbun longsoran serta memastikan fungsi sungai – sungai tersebut sebelum terjadi longsor.

3. Mengidentifikasi adanya rekahan tanah diatas bukit dan merekomendasikan penutupan rekahan permukaan tanah.

4. Pemasangan Ekstensometer untuk mengetahui terjadinya pergerakan tanah. 5. Pemasangan Tiltmeter untuk mengetahui arah pergerakan tanah. 6. Identifikasi korelasi kejadian longsor dengan fenomena amblasnya bangunan

dan longsor dibeberapa lokasi daerah Karangkobar. c) Banjir di area Gunungapi Merapi yang terjadi pada tanggal 22 April

2015

Kegiatan survei banjir di area Gunungapi Merapi dilaksanakan pada tanggal 23-24 April 2015.Banjir lahar yang terjadi mengakibatkan kerusakan jembatan, perkuatan tebing jebol, serta kerusakan beberapa rumah warga yang berada di bantaran sungai dan kerusakan instalasi air minum PDAM.Akibat dari limpasan banjir masyarakat pada 4 (empat) lokasi, yaitu di Dusun Sayidan, Bintaran Kulon, Prawirodirjan, dan Jalan Lowanu mengungsi ke lokasi yang jauh lebih aman.

Data curah hujan diperoleh dari Balai Sabo menunjukkan bahwa intensitas hujan maksimum di Kali Boyong sebesar 33 mm/jam dan jumlah hujan sebesar 64 mm serta intensitas hujan maksimum di Kali Gendol sebesar 38 mm/jam dan jumlah hujan sebesar 58 mm. Rekomendasi teknis yang dapat diberikan oleh Balai Sabo, antara lain: 1) Perbaikan infrastruktur yang mengalami kerusakan, baik ringan maupun

berat, seperti tanggul, jembatan, gorong-gorong, jalan, maupun infrastruktur lainnya yang berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat oleh instansi terkait (tanggap darurat).

2) Memperkuat sistem peringatan dini (early warning system) yang sudah ada, terutama yang ada pada daerah tengah dan hilir Kali Boyong (Code) yang terdampak paling parah. Jika belum ada, dapat membuat stasiun curah hujan dan tinggi muka air pada daerah tengah dan hilir sungai.

3) Membuat dan mensosialisasikan peta zonasi rawan bencana banjir lahar dan peta evakuasi serta penanda evakuasi pada jalur evakuasi yang telah ditetapkan.

Instalasi air minum

PDAM terputus Perkuatan tebing jebol

Page 34: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

28

4) Membuat peraturan/regulasi terkait jarak aman bangunan dari tepi sungai sehingga ada daerah pengaman (buffer area) pada sungai.

5) Memperkuat koordinasi antara instansi terkait, seperti BPBD dengan komunitas masyarakat, seperti Code X serta masyarakat sehingga ketika kejadian banjir terjadi lagi, dapat segera mengamankan masyarakat dari dampak.

3.4 KEGIATAN DIFUSI DAN ALIH TEKNOLOGI Kegiatan ini merupakan kegiatan evaluasi dan monitoring tentang kebermanfaatan penerapan hasil penelitian berupa teknologi yang sudah digunakan dan diterapkan oleh stakeholder. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk sosialisasi hasil penelitian Balai Sabo agar dapat dikenal dan diimplementasikan secara luas. Kegiatan ini baru pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015 ini dan baru berjalan sebagian. Kegiatan yang telah dilaksanan antara lain:

a) Penerapan Teknologi Hasil Litbang Sistem Peringatan Dini Telemetri Seluler Di Jember, Jawa Timur.

Kegiatan monitoring dan evaluasi yang telah dilakukan pada tanggal 04-07 Mei 2015 dapat diketahui bahwa Sistem Peringatan Dini Telemetri Seluler dapat berfungsi dengan baik dan sudah dimanfaatkan oleh Dinas PU Pengairan Kab. Jember walaupun belum digunakan pada lokasi penelitian di Kali Putih, tetapi di Kali Tanggul. Pemanfaatan di Kali Tanggul yang digunakan adalah sirine manual dan handy talky (HT) untuk peringatan dini banjir yang rutin terjadi setiap tahunnya sedangkan di Kali Putih sejak tahun 2006 belum pernah terjadi banjir yang berpotensi mengancam keselamatan jiwa penduduk maupunharta benda.

b) Penerapan Teknologi Hasil LitbangTeknosabo dalam Pengendalian Daya Rusak Air pada DAS Rawan Aliran Lumpur (Kasus Dataran Tinggi Dieng).

Lokasi penerapan teknologi sabodam mikro yang ditinjau ada dua lokasi, yaitu Desa Sigeblok dan Desa Bakal, Kab. Banjarnegara. Sabodam mikro merupakan

Page 35: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

29

teknologi untuk mengurangi laju sedimentasi yang bersumber dari erosi lahan. Secara fisik bak pengukur laju erosi dan sabodam mikro masih dalam kondisi baik dan dimanfaatkan. Selain itu, masyarakat juga mengerti manfaat dari teknologi tersebut. namun untuk pengembangan secara luas oleh masyarakat sendiri belum memungkinkan karena terkendala pembiayaan.

Berdasarkan pertemuan dengan PEMDA dalam hal BAPEDA Kab. Banjarnegara dan masyarakat di lokasi penerapan, diperlukan adanya tindak lanjut sosialisasi agar penerapan teknologi ini dapat diimplementasikan secara luas, khususnya di Kawasan Dieng yang erosi lahannya sangat tinggi.

Page 36: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

30

3.5 PELAYANAN PENGUJIAN LABORATORIUM

Laboratorium Sabo telah dinyatakan sebagai Laboratorium Penguji Terakreditasi dengan Nomor LP-591-IDN oleh sidang Pantek KAN tanggal 25 April 2012. Tahun 2013-2014 lingkup akreditasi terus dikembangkan, saat ini sebanyak 19 parameter di bidang beton dan mekanika tanah sudah masuk dalam lingkup akreditasi. Dalam rangka meningkatkan performa layanannya, tahun 2014-2015 dilakukan renovasi gedung laboratorium untuk memenuhi kelayakan fasilitas layanan laboratorium yang lebih baik, meliputi gedung laboratorium

beton dan mekanika tanah. Hal ini sebagai bentuk komitmen Laboratorium Sabo untuk meningkatkan kenyamanan dan kualitas layanan.

Laboratorium Sabo juga mendukung kerjasama penelitian di Balai Sabo dengan pelayanan pengujian dan pemanfaatan fasilitas pengujian, salah satunya memfasilitasi Penelitian Mahasiswa S3 Sorborne university (Perancis) dengan menggunakan Artificial Rainfall.

Page 37: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

31

Laboratorium Sabo juga melayani kunjungan dari mahasiswa dan pelajar, dalam hal ini dilakukan upaya edukasi bencana, yaitu penanaman pemahaman yang benar tentang bencana aliran debris dan bagaimana menghadapinya.

Pada tahun 2014 juga, Laboratorium Sabo menyusun Grand Design 2015-2019 sebagai acuan untuk pengembangan lima tahun kedepan. Acuan ini disusun dengan orientasi pengembangan pengujian bidang simulasi banjir debris dan longsor baik fisik maupun non fisik (simulasi komputer).

Page 38: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

32

3.6 TANTANGAN DAN HARAPAN MASA MENDATANG

Dalam upaya meningkatkan performa Seksi Penerapan dan Pelayanan di masa mendatang ada beberapa tantangan yang harus dijawab, baik dari internal maupun ekternal Balai Sabo.

Pertama, tantangan terkait pengembangan kompetensi SDM di bidang pelayanan. Upaya pembekalan SDM melalui pelatihan di bidang keteknisan sudah dilakukan dan sejauh ini sudah menunjukan hasil yang baik, tebukti dengan makin baiknya kualitas dari data dan informasi yang dihasilkan oleh Seksi Penerapan dan Pelayanan. Sementara, kompetensi SDM dalam bidang pelayanan belum menjadi perhatian, personil yang berhadapan langsung dengan pelanggan belum berorientasi pada pelanggan. Hal ini penting untuk diperhatikan disamping aspek teknis karena merupakan faktor yang menentukan kepuasan pelanggan.

Kedua, tantangan terkait pengelolaan pelayanan yang dapat berkontribusi terhadap PNBP. Mengingat pengelolaan pelayanan teknis dan laboratorium membutuhkan investasi yang besar, ke depan pelayanan tersebut harus dapat mandiri membiaya kegiatannya sendiri dengan konsep PNBP sehingga tidak membebani APBN.

Ketiga, tantangan terkait manajemen pelayanan dalam Seksi Penerapan dan Pelayanan yang masih berdiri sendiri-sendiri, dimana Laboratorium Sabo dengan SMM SNI ISO/IEC:17025:2008 sedangkan Pelayanan Teknis SMM ISO 9001:2008.

Page 39: Buku Memori Masa Tugas Sabo 12.06.2015

33

DI masa mendatang diharapkan keseluruhan pelayanan dapat dilakukan secara terintegrasi melalui satu pintu untuk efisensi dan efektifitas pelayanan.

Keempat, tantangan terkait adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) terhadap persiapan menghadapi persaingan bidang pelayanan jasa. Tantangan ini harus dijawab dengan meningkatkan daya saing SDM dan teknologi yang dimiliki oleh Seksi Penerapan dan Pelayanan sehingga mutu layanan makin terpercaya dan dapat bersaing.

Kelima, tantangan terkait terus meningkatnya frekuensi bencana alam mengakibatkan pelayanan respon bencana harus memiliki SDM yang tangguh, metode dan teknologi yang mampu manghadapi tantangan pada kawasan rawan bencana yang cenderung sulit dijangkau dan memiliki medan yang berat.