larva dan penentuan umur ikan

20
1 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam hal ini, kita dapat mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana keadaan otolith dalam penentuan umur ikan serta dapat mengetahui bahwasannya pada saat larva ikan tersebut mengalami stress atau tidak. Kemudian pada saat dewasa dapat kembali normal atau tetap dalam keadaan stress. Kita juga dapat mengetahui perbedaan mendasar dari larva dalam fase pro dan post. Ini dapat membantu kita dalam pemberian pakan pada larva. Kemudian dapat membedakan larva pada fase pro dan post dalam segi pandangan kita terhadap sampel. Larva didefenisikan sebagai anak ikan yang baru menetas. Berkaitan dengan perkembanganna, larva dibedakan menjadi dua tahap yaitu pro (pre) larva adalah yang masih memiliki kantung kuning telur dan post larva adalah masa ketika kantung kuning telur

Upload: annonymousback

Post on 29-Nov-2015

312 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Contoh Laporan Praktikum Biologi Perikanan Larva dan Penentuan Umur Ikan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau

TRANSCRIPT

Page 1: Larva dan Penentuan Umur Ikan

1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam hal ini, kita dapat mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana

keadaan otolith dalam penentuan umur ikan serta dapat mengetahui bahwasannya

pada saat larva ikan tersebut mengalami stress atau tidak. Kemudian pada saat

dewasa dapat kembali normal atau tetap dalam keadaan stress.

Kita juga dapat mengetahui perbedaan mendasar dari larva dalam fase pro

dan post. Ini dapat membantu kita dalam pemberian pakan pada larva. Kemudian

dapat membedakan larva pada fase pro dan post dalam segi pandangan kita

terhadap sampel.

Larva didefenisikan sebagai anak ikan yang baru menetas. Berkaitan

dengan perkembanganna, larva dibedakan menjadi dua tahap yaitu pro (pre) larva

adalah yang masih memiliki kantung kuning telur dan post larva adalah masa

ketika kantung kuning telur menghilang sampai terbentuknya organ-organ baru

(Hermawan, 2002).

Otolith merupakan tulang telinga yang terdapat pada sacculus di daerah

kepala dipakai untuk keseimbangan dan untuk penentuan umur (Pulungan dan

Manda, 2011).

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas

laporan praktikum Biologi Perikanan dan mengetahui ciri-ciri, bentuk dan

Page 2: Larva dan Penentuan Umur Ikan

2

perbedaan dari fase pro dan post dari larva serta mengetahi keadaan ikan melalui

otolith ikan tersebut dan penentuan umurnya. Dan manfaat dari pembuatan

laporan praktikum Biologi Perikanan ini adalah untuk mengetahui secara

mendalam tentang otolith dalam penentuan umur ikan dan dapat membedakan

larva ikan pada fase pro dan post.

Page 3: Larva dan Penentuan Umur Ikan

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Govani et al (1986) dalam Aidi (2009), Larva adalah saat kritis

untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan karenabelum sempurnanya

perkembangan saluran pencernaan makanan dan aktivitas enzim dimana proses

pencernaan protein, lemak dan karbohidrat dimulai.

Larva setelah menetas mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur

yang dibawa sejak menetas sehingga tidak membutuhkan pasokan makanan dari

luar selama 3 hari, setelah cadangan makanan habis maka pasokan pakan dari luar

barulah diberikan (Sutrisno, 2003).

Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) termasuk kedalam filum Chordata,

kelas Pisces, sub kelas Teleoistei, ordo Ostariophysi, sub ordo Siluroidae, family

Clariidae, genus Clarias, spesies Clarias gariepinus (Suyanto, 2002 dalam

Emdany, 2000).

Pada praktikum penentuan umur ikan yang diamati adalah tulang otolith

ikan sipaku. Ikan sipaku tergolong dalam ordo Cypriniformers, famili cyprinidae,

genus Cyclochcilichthys, dan spesies Cyclochcilichthys apogon. Ikan paweh

tergolong dalam ordo Ostariophysi, famili Cyprinidae, genus Osteochilus, dan

spesies Osteochilus hasselti (Nugroho, 2006).

Pro larva ialah larva yang masih memiliki kantung kuning telur berbentuk

bundar, bundar, oval atau oblong, tubuhnya transparan dengan beberapa butir

pigment. Sirip dada dan ekor sudah ada tetapi belum sempurna bentuknya,

Page 4: Larva dan Penentuan Umur Ikan

4

sedangkan sirip perut berupa tonjolan, mulut dan rahang belum berkembang, usus

masih berupa tabung lurus.Sistem pernafasan dan peredaran darah tidak

sempurna, makanan dari kuning telur yang dibawa (Manda, dkk, 2011).

Pada larva mengalami masa peralihan antara fas primitif dengan fase

definitive. Fase primitif artinya sebagian organ tubuhnya belum terbentuk secara

sempurna dan belum dapat difungsikan dengan baik, sedangkan fase definitive

yaitu bentuk individu baru yang sudah memiliki bentuk tubuh secara sempuran

dan semua organ tubuh telah berfungsi seperti ynag terdapat pada induknya

(Manda, dkk, 2011).

Anak ikan yang baru menetas disebut larva dimana tubuhnya belum dalam

keadaan sempurna, baik organ dalam maupun organ luarnya. Dalam bidang

budidaya, larva yang baru keluar dari telur disebut hatchling. Semasa

perkembangannya larva terdiri dari masa prolarva dan postlarva (Manda, dkk,

2011).

Pada masa pro larva, larva tersebut membawa kuning telur yang berguna

untuk cadangan makanan bagi individu ikan diperairan. Cepat lambatnya kuning

telur tersebut habis berbeda satu dengan yang lainya antara individu ikan ini

sangat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain jumlah kuning telur yang

dibawa telur itu sendiri, factor fisologis selama periode embriologi, kondisi

lingkungan separti suhu lingkungan, dan sifat dari sepses itu sendiri. (Manda, dkk,

2011).

Larva ikan yang baru keluar dari cangkang (prolarva) yang belum

memiliki bukaan mulut, sirip belum terbentuk sempurna, membawa kuning telur

Page 5: Larva dan Penentuan Umur Ikan

5

sebagai cadangan makanan. Lama masanya menjadi prolarva atau sampai habis

kuning telur bervariasi untuk setiap spesies ikan, biasanya sekitar 3-7 hari. Cepat

lambatnya habis makanan berupa kuning telur itu dipengaruhi oleh jumlah kuning

telur yang dibawah telur, faktor fisiologis selama periode embriologi, kondisi

lingkungan seperti suhu perairan dan sifat dari spesies ikan itu sendiri (Manda,

dkk, 2011).

Anak ikan yang baru ditetaskan dinamakan larva, tubuhnya belum dalam

keadaan sempurna baik organ luar maupun organ dalamnya. Sehubungan dengan

perkembangan larva ini, dalam garis besarnya dibagi menjadi 2 tahap yaitu pro

larva dan pra larva. Untuk membedakannya, pro larva masih mempunyai kantung

kuning telur, tubuhnya transparan dengan beberapa butir pigmen yang fungsinya

belum diketahui. Sirip dada dan sirip ekor sudah ada tetapi belum sempurna

bentuknya dan kebanyakan pro larva yang baru keluar dari cangkang telur ini

tidak mempunyai sirip perut yang nyata melainkan hanya bentuk tonjolan saja.

Mulut dan rahang belum berkembang dan usunya masih merupakan tabung yang

lurus. Sistem pernapasan dan peredaran darahnya belum sempurna. Adakalanya

larva ikan yang baru ditetaskan letaknya dalam keadaan terbalik karena kuning

telurnya masih mengandung minyak. Apabila kuning telurnya sudah habis

dihisap, posisi larva tersebut akan kembali seperti biasa. Larva ikan yang baru

ditetaskan pergerakannya hanya sewaktu-waktu saja dengan menggerakkan

bagian ekornya ke kiri dan ke kanan dengan banyak diselingi oleh istirahat karena

tidak dapat mempertahankan keseimbangan posisi tegak (Effendie, 2002).

Page 6: Larva dan Penentuan Umur Ikan

6

Larva dapat di bagi menjadi dua tahap yaitu pre larva dan post larva. Pada

tahap pro larva, larva masih memiliki kuning telur, tubuh transparan serta sirip

dada dan ekor bentuknya belum sempurna, Pertumbuhan prolarva ini sangat cepat

sekali sehingga morfologi dan proforsi bagian-bagian tubuhnya sangat cepat

berubah. Masa post larva ialah pada masa larva ikan mulai kehilangan kantung

kuning telurnya hingga terbentuknya organ-organ baru atau selesainya tahap

penyempurnaan organ-organ yang telah ada sehingga bentuknya menyerupai

induknya. (Effendie, 2002).

Embrio atau larva ikan ovipar yang baru keluar dari cangkang telur akan

memasuki suatu fase kehidupan yaitu fase larva. Individu ikan yang masih berada

pada fase larva akan mengalami fase/tahap kehidupan yang penuh dengan resiko

atau merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupannya, karena pada masa

larva ini individu ikan masih berada dalam fase peralihan dari bentuk yang

primitif menjadi bentuk yang definitif (Usman, 2003).

Page 7: Larva dan Penentuan Umur Ikan

7

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun waktu pelaksanaan praktikum ini adalah hari Senin tanggal 31

Oktober 2011, pukul 10.30 WIB sampai dengan pukul 12.10 WIB. Dan

berlangsung di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Universitas Riau.

3.2 Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum adalah otolith ikan sipaku

yang sudah diawetkan, dan bibit ikan lele. Dan alat yang digunakan adalah pensil,

pena, penghapus, mikroskop, penggaris, nampan, tempat larva, buku praktikum

dan penuntun praktikum, serbet, dan tisu.

3.3 Metode Praktikum

Metode yang dipergunakan pada praktikum ini adalah metode langsung

dimana objek diteliti dan diamati secara langsung oleh praktikan guna diambil

datanya sesuai dengan tuntunan yang terdapat didalam buku penuntun praktikum.

3.4 Prosedur Praktikum

Pertama-tama mahasiswa dikumpulkan didepan laboratorium kemudian

diabsen satu per satu dengan menyerahkan laporan minggu kemaren. Dalam

ruangan terlebih dahulu mahasiswa diberikan respon tentang materi yang akan

Page 8: Larva dan Penentuan Umur Ikan

8

dipratikumkan. Setelah itu pratikum dijelaskan tata cara dalam pratikum materi

yang akan dilaksanakan. Setelah itu pratikan mengambil peralatan yang akan

digunakan. Lalu pratikan mengamati gambar otolith pada mikroskop dan

menggambarnya di buku laporan sementara. Setelah itu gambar tersebut diberi

kesimpulan yang dilehat dari terng atau gelapnya tepi atau inti otolith. Pada larva

pratikan menggambarkan terlebih dahulu lalu diukur pro larva dan post larvanya.

Kemudian pratikan menulis perbedaan antara pro larva dan post larva dari hasil

pengamatan yang didapat. Terakhir pratikan membuat kesimpulannya.

Page 9: Larva dan Penentuan Umur Ikan

9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Klasifikasi Ikan lele dumbo menurut (Saanin, 1984) adalah sebagai

berikut:

Phylum : Chordata

Klas : Pisces

Sub-klas : Teleostei

Ordo : Ostariophisy

Famili : Clariidae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias gariepinus

Berdasarkan pengamatan dan pencatatan pada praktikum yang dilakukan

maka didapatkan hasil sebagai berikut :

Gambar 1. Pro larva ikan Lele Jumbo (Clarias gariepinus)

Page 10: Larva dan Penentuan Umur Ikan

10

Gambar 2. Post larva ikan Lele Jumbo (Clarias gariepinus)

Tabel 1. Perbedaan pro larva dan post larva ikan Lele jumbo (Clarias gariepinus)

Bentuk Perbedaan Pro Larva Post Larva

Kuning telur

Sirip

Bukaan mulut

Warna tubuh

Operculum

Ada

Belum terbentuk

Belum terbentuk

Transparan

Belum terbentuk

Tidak ada

Sudah sempurna

Sudah sempurna

Gelap

Sudah sempurna

Selanjutnya adalah pengamatan pada otolith ikan sipaku (Osteochilus

hasselti) dengan hasil pengamatannya :

Gambar 3. Otolith ikan sipaku (Osteochilus hasselti)

Page 11: Larva dan Penentuan Umur Ikan

11

4.2. Pembahasan

Dari hasil pengamatan melalui mikroskop, diketahui bahwa otolith ikan

sipaku memiliki pinggiran yang terang dan inti yang gelap, sehingga memberi

pertanda bahwa ikan tersebut pada fase larva mengalami gangguan fisik seperti

faktor makanan, pertumbuhan dan lingkungan. Namun, setelah ikan tersebut

dewasa dapat kembali normal dengan dipindahkan ketempat yang lebih baik.

Sealnjutnya untuk larva ikan perbedaan dari pro larva dan post larva sangat jauh

sekali dapat dilihat dari pertumbuhan sempurna organ tubuh dan kuning telur.

Pada tabel 1 dapat dilihat perbedaan larva tersebut mulai dari bukaan mulut,

adanya kuning telur, sirip, warna tubuh, dan operculum.

Stadia larva ikan adalah masa paling kritis dalam siklus hiduonya. Dan

sehubungan dengan makanan larva adalah ukurannya harus sesuai dengan bukaan

mulut larva, mudah diperoleh, harganya murah, mempunyai kandungan protein

yang tinggi dan disukai oleh larva tersebut (Alawi (1994) dalam Lisdayanti

(2009)).

Pada larva mengalami masa peralihan antara fas primitif dengan fase

definitive. Fase primitif artinya sebagian organ tubuhnya belum terbentuk secara

sempurna dan belum dapat difungsikan dengan baik, sedangkan fase definitive

yaitu bentuk individu baru yang sudah memiliki bentuk tubuh secara sempuran

dan semua organ tubuh telah berfungsi seperti ynag terdapat pada induknya

(Manda dkk, 2011) .

Pro larva adalah larva yang masih memiliki kabtung kuning telur

berbentuk bundar, oval atau oblong, tubuhnya transparan dengan beberapa butir

Page 12: Larva dan Penentuan Umur Ikan

12

pigment. Sirip dada dan ekor sudah ada tetapi belum sempurna bentuknya,

sedangkan sirip perut berupa tonjolan, mulut dan rahang belum berkembang, usus

masih berupa tabung lurus. System pernafasan dan peredaran darah tidak

sempurna, makanan dari kuning telur yang dibawa.

Post larva ialah larva yang mulai kehilangan kantung kuning telur, mata

berpigment, gelembung udara gelap, mulut terbentuk, sirip dada membesar,

sungut absen atau ada, bentuk badan siliender atau pipih maupun bervariasi,

sebagian besar organ telah terbentuk sehingga di akhir post larva secara morfologi

hampir menyerupai bentuk ikan dewasa.

Page 13: Larva dan Penentuan Umur Ikan

13

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan melalui mikroskop, diketahui bahwa otolith ikan

sipaku memiliki pinggiran yang terang dan inti yang gelap, sehingga memberi

pertanda bahwa ikan tersebut pada fase larva mengalami gangguan fisik seperti

faktor makanan, pertumbuhan dan lingkungan. Namun, setelah ikan tersebut

dewasa dapat kembali normal dengan dipindahkan ketempat yang lebih baik.

Sealnjutnya untuk larva ikan perbedaan dari pro larva dan post larva

sangat jauh sekali dapat dilihat dari pertumbuhan sempurna organ tubuh dan

kuning telur.

5.2 Saran

Dalam praktikum ini praktikan berharap agar praktikum mata kuliah

biologi perikanan ini dapat terus berjalan dengan baik dan lebih baik lagi, karena

dengan melakukan praktikum praktikan dapat memahami materi kuliah dengan

lebih baik lagi.

Untuk menjaga ketenangan di dalam Laboratorium diharapkan kepada

asisten agar tetap menegakkan disiplin bagi praktikan yang berjalan-jalan atau

main-main selama praktikum berlangsung dan agar pratikum dapat berjalan

dengan lancar dan baik dimasa yang akan datang diharapkan alat yang digunakan

cukup lengkap sehingga memudahkan dalam praktikum.