laringoskopi langsung pretest.doc

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laringoskopi langsung (laringoskop direct) merupakan pemeriksaan laring secara langsung dengan menggunakan spekulum. Pemeriksaan ini menggunakan visualisasi secara langsung pada laring, berbeda dengan gambaran yang dihasilkan dengan kaca pada laringoskopi tak langsung (laringoskop indirect). Perbedaan ini menjadi sedikit berkurang dengan kemampuan melihat laring dengan mempergunakan laringoskop serat optik (lentur), bronkoskop dan teleskop. Gambar laring direfleksikan dari permukaan laring ke mata pemeriksa. Sumber cahaya biasanya terletak di bagian distal laringoskop yang digunakan sekarang, dan sudut antara sumber cahaya yang mengenai permukaan laring dengan sorotan pantulan cahaya sangat besar. Laringoskopi langsung (laringoskop direct) merupakan pelengkap untuk pemeriksaan laringoskopi tak langsung (laringoskop indirect), dan bukan sebagai penggantinya.. Pada laringoskopi langsung gambar tidak terbalik, gambaran yang dihasilkan merupakan gambaran yang asli dan sesuai dengan posisi tubuh pasien. Tujuan dan keuntungan dari pemeriksaan laringoskopi langsung (laringoskop direct) adalah dapat

Upload: anonymous-5nuzdc9

Post on 03-Feb-2016

480 views

Category:

Documents


56 download

TRANSCRIPT

Page 1: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laringoskopi langsung (laringoskop direct) merupakan pemeriksaan laring

secara langsung dengan menggunakan spekulum. Pemeriksaan ini menggunakan

visualisasi secara langsung pada laring, berbeda dengan gambaran yang dihasilkan

dengan kaca pada laringoskopi tak langsung (laringoskop indirect). Perbedaan ini

menjadi sedikit berkurang dengan kemampuan melihat laring dengan

mempergunakan laringoskop serat optik (lentur), bronkoskop dan teleskop.

Gambar laring direfleksikan dari permukaan laring ke mata pemeriksa.

Sumber cahaya biasanya terletak di bagian distal laringoskop yang digunakan

sekarang, dan sudut antara sumber cahaya yang mengenai permukaan laring

dengan sorotan pantulan cahaya sangat besar.

Laringoskopi langsung (laringoskop direct) merupakan pelengkap untuk

pemeriksaan laringoskopi tak langsung (laringoskop indirect), dan bukan sebagai

penggantinya.. Pada laringoskopi langsung gambar tidak terbalik, gambaran yang

dihasilkan merupakan gambaran yang asli dan sesuai dengan posisi tubuh pasien.

Tujuan dan keuntungan dari pemeriksaan laringoskopi langsung

(laringoskop direct) adalah dapat melihat laring secara langsung untuk mendeteksi

adanya tumor, benda asing, kerusakkan saraf atau struktur lain atau kelainan-

kelainan lain. Terdapat dua cara pemeriksaan laringoskopi langsung (laringoskop

direct) yang saat ini dilakukan agar dapat memeriksa laring secara langsung.

Pertama, dengan menggunakan selang yang lentur (fleksibel), yang dibantu

dengan suatu alat serat optik yang disusupkan melalui hidung dan dimasukkan

terus hingga masuk ke dalam tenggorokan, sedangkan metode lainnya adalah

dengan menggunakan selang kaku yang dimasukkan langsung dari mulut hingga

ke dalam laring. Kedua metode ini, pada endoskopnya akan dilengkapi sebuah

lampu dan lensa yang akan digunakan sebagai alat penerangan sehingga

diharapkan akan lebih jelas dalam melakukan evaluasi pada laring serta daerah-

daerah disekitarnya. Selain itu pada selang endoskopik ini juga akan dilengkapi

Page 2: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc

dengan alat penyedot lendir atau kotoran sehingga akan sangat berguna untuk

membersihkan daerah yang akan dievaluasi, sehingga akan semakin jelas daerah-

daerah disekitar laring yang diperiksa.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mempelajari, mengetahui serta

lebih memahami tentang pemeriksaan laringoskop direct.

Page 3: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Laring

Pada saat dasar lidah diangkat dengan laringoskop, pinggir bebas epiglotis

bagian superior akan dapat terlihat. Dengan lebih banyak mengangkat dasar lidah,

plika glosoepiglotik dapat terlihat diantara dasar lidah dan permukaan lingual

epiglotis. Plika glosoepiglotik akan memisahkan kedua valekula. Valekula dilapisi

oleh mukosa yang mempunyai jaringan areolar longgar di dalam lamina propia

dan dapat terangkat dari jaringan sekitarnya dengan mudah. Dasar lidah sebagian

besar terdiri dari jaringan limfoid dan terdapat kripta yang agak menonjol pada

tonsil lingual. Dasar lidah dan valekula mengandung banyak kelenjar

seromusinosa. Vena di bagian superfisial dasar lidah dan valekula sering

menonjol. Epitel permukaan bervariasi dari epitel gepeng berlapis tanpa

pertandukan sampai epitel torak berlapis semi bersilia.

Permukaan lingual epiglotis bagian superior merupakan permukaan

laringeal epiglotis, pita suara dan sinus piriformis yang dilapisi oleh epitel gepeng

berlapis, sedangkan sisa endolaring lainnya dilapisi oleh epitel pernafasan.

Hampir dapat dipastikan bahwa tidak mungkin akan dapat rnembedakan

permukaan epitel gepeng berlapis tanpa pertandukan dengan epitel pernafasan

dengan mata biasa atau dengan pembesaran hanya dengan menggunakan cahaya

yang dipantulkan dari permukaan epitel tanpa menggunakan peralatan

mikroskopik.

Tepi bebas epiglotis berbentuk cembung, epitelnya melekat erat pada

tulang rawan, dan merupakan bagian dari mukoperikondrium yang sesungguhnya.

Tulang rawan fibroelastik dari epiglotis yang berwarna kuning akan dapat terlihat

dari tepi bebasnya. Mukosa akan terlihat melekat secara longgar pada tulang

rawan epiglotis lingual. Permukaan lingual epiglotis lunak dan epitelnya akan

dapat digerakkan dari tulang rawan. Mukosa melekat erat pada permukaan linneal

epiglotis. Tulang rawan pada epiglotis ini akan mempunyai banyak celah-celah

Page 4: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc

kecil, dan mukoperikondrium pada permukaan laringeal epiglotis cenderung

masuk ke dalam defek pada tulang rawan tersebut, sehingga secara visual akan

terlihat permukaan epiglotis agak berbintik-bintik.

Tuberkulum adalah struktur yang menonjol di garis tengah epiglotis pada

permukaan laringeal epiglotis. Tuberkulum ini terjadi karena bentuk tulang rawan

yang berada tepat di atas tangkai epiglotis sekitar 1 cm di atas pita suara. Jika

tuberkulum ini sangat besar, maka akan dapat menghalangi komisura anterior

pada laringoskopi tak langsung.

Gambar 1. Anatomi Laring

Plika ariepiglotik terbentang mulai dari pinggir lateral epiglotis sampai ke

aritenoid. Muskulus ariepiglotik yang merupakan pita otot yang tipis akan mengisi

masing-masing plika dan secara bersama-sama menarik epiglotis ke arah posterior

pada saat kontraksi. Otot-otot ini biasanya tidak terlihat pada laringoskopi

langsung. Kadang-kadang terlihat kartilago kuneiform Wisberg di bagian

posterior plika ariepiglotik agak di dalam mukosa. Tulang rawan ini akan dapat

lebih terlihat dengan sedikit penekanan pada mukosa.

Plika ariepiglotik merupakan garis yang memisahkan vestibulum laring

atau endolaring dengan sinus piriformis. Sesuai namanya, sinus piriformis

Page 5: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc

berbentuk seperti buah per. Puncak akan berada dibagian inferior, sinus piriformis

menuju ke arah lumen esofagus dan akan membentuk seperti corong. Masing-

masing sinus piriformis terletak di antara lamina kartilago tiroid dan kartilago

aritenoid.

Pada inspirasi dalam sinus piriformis akan cenderung tertutup. Pada

fonasi, aritenoid akan berputar dan bergeser kearah medial sehingga sinus

piriformis akan terbuka. Cabang interna dan nervus laring superior yang

meneruskan rasa sakit dari bagian dalam laring terletak jauh di dalam mukosa

dinding anterior sinus piriformis, saraf ini dapat dianestesi dengan menggunakan

anestesi lokal secara topikal, sehingga hantaran saraf terputus lewat mukosa yang

musih utuh.

Pita suara palsu mempunyai permukaan superior yang cembung dan

permukaan inferior yang datar. Pita suara palsu mengandung banyak kelenjar

seromukus di lamina propria dan tampak agak berbenjol-benjol jika dibandingkan

dengan pita suara. Pita suara palsu akan dapat dengan mudah ditekan dengan

ujung laringoskop agar seluruh permukaan superior pita suara yang membentang

hampir sampai ke lamina tulang rawan tiroid akan lebih jelas terlihat. Retraksi pita

suara palsu ke lateral membuat seluruh panjang dan lebar ventrikel tampak

semakin jelas.

Permukaan superior pita suara datar, namun permukaan bagian bawahnya

agak sedikit cekung. Dua pertiga bagian anterior pita suara berupa membran dan

sepertiga bagian posterior sebagian besar terdiri dari prosesus vokalis aritenoid.

Di bagian medial mukosa akan melekat erat dengan prosesus vokalis, dan warna

kuning tulang rawan mungkin akan terlihat bila permukaan bagian medialnya

agak sedikit ditekan.

Pita suara melekat pada kartilago tiroid dikomisura anterior. Lamina

propria dari tepi bebas permukaan superior dan inferior pita suara mempunyai

susunan histologik yang khas. Terdapat ruang potensial antara tunika elastika

interna yang melekat ke m.vokalis (m.tiroaritenoid) dengan tunika elastika

eksterna. Ruang ini dikenal sebagai ruang reinke yang dibatasi oleh linea arkuata

superior pada permukaan superior pita suara dan linea arkuata inferior pada

Page 6: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc

permukaan inferior pita suara. Ruang reinke ini meluas dari prosesus vokalis

aritenoid sampai batas anterior pita suara. Jika terdapat lesi pada tepi bebas pita

suara, ruang ini akan terisi oleh cairan yang dapat melindungi m.vokalis di

bawahnya dan trauma pada saat dilakukan eksisi lesi superfisial mukosa.

Pada waktu fonasi pita suara merapat dengan erat. Pada inspirasi dalam

aritenoid bergeser dan begetar ke lateral, sehingga prosesus vokalis aritenoid akan

langsung bergerak ke lateral, membentuk glotis yang akan terlihat seperti berlian.

Diameter internal jalan napas atas terkecil adalah berada didaerah kartilago

krikoid. Ukuran pita endotrakea dan bronkoskop yang dapat dimasukkan tanpa

menimbulkan trauma dibatasi oleh diameter internal kartilago krikoid. Diameter

internal daerah subglotik ini akan membesar setelah melewati lumen yang

dikelilingi kartilago krikoid.

B. Indikasi Laringoskopi direct

Indikasi Laringoskopi direct atau laringoskopi langsung adalah untuk

memperjelas permasalahan klinik yang berhubungan dengan suara dan laring.

Pasien dengan suara serak yang telah menetap selama 2 sampai 3 minggu,

dimana pada pemeriksaan laringoskop tak langsung tidak dapat dilihat adanya

kelainan, atau keadaan suara serak yang tidak dapat dijelaskan secara tepat dengan

laringoskopi tak langsung, pada keadaan ini harus dilakukan laringoskopi

langsung untuk menyingkirkan adanya lesi yang mungkin hanya akan terlihat

dengan pemeriksaan laringoskopi langsung, misalnya tumor di daerah subglotik.

Selain itu sebagai prosedur yang telah lazim dilakukan dibagian THT-KL,

bahwa semua massa dan lesi yang terdapat didaerah laring dan sekitarnya harus

dilakukan tindakan biopsi jaringan, tindakan ini dilakukan untuk guna

pemeriksaan patologi anatomi jaringan, sehingga dari hasil pemeriksaan jaringan

tersebut akan diketahui jenis dari tumor atau lesi di daerah tersebut. Laringoskopi

langsung pada oleh sebagian ahli dianggap sebagai metode yang aman dan tepat

untuk melakukan biopsi laring. Jika dicurigai adanya tumor ganas, maka tujuan

laringoskopi langsung selain untuk melakukan biopsi, juga dapat digunakan untuk

menentukan perluasan tumor sehingga akan dapat lebih menentukan terapi serta

Page 7: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc

tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien sehingga pada akhirnya akan

diperoleh hasil kesembuhan yang optimal..

Pengangkat polip pada pita suara, nodul pada pita suara serta biopsi ulkus

pada pita suara juga juga dapat dilakukan dengan direct laring, yang biasanya

akan dilakukan dalam anestesi umum dan menggunakan mikroskop. Demikian

juga papiloma dan tumor jinak laring lainnya, pengangkatan dilakukan dengan

laringoskopi langsung.

Pada kasus yang dicurigai atau telah dipastikan ada benda asing di laring,

laringoskopi langsung perlu dilakukan untuk menemukan dan mengeluarkan

benda asing tersebut. Banyak benda asing di laring yang hanya dapat dikeluarkan

setelah dilakukan trakeostomi. Trakeostomi mungkin diperlukan untuk menjamin

dan mempertahankan jalan nafas yang adekuat serta untuk menginduksi obat-obat

anestesi umum sehubungan dengan tindakan direct laring yang sedang dilakukan.

Gambar 2. Posisi pasien saat pemeriksaan laringoskop langsung

Pasien dengan trauma leher mungkin memerlukan tindakan laringoskopi

langsung dan juga trakeoskopi serta esofagoskopi untuk menetapkan luas dan

beratnya trauma. Laringoskopi dan trakeoskopi juga dilakukan jika terdapat

trauma tumpul pada leher yang disertai hemoptosis atau adanya emfisema

Page 8: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc

subkutis, meskipun gambaran laring pada laringoskopi tak langsung tidak dapat

sepenuhnya menunjukkan kelainan yang berarti, untuk menyingkirkan

kemungkinan fraktur trakea atau terpisahnya trakea.

Pada pasien dengan endolaring yang telah mengalami perubahan akibat

trauma, biasanya diperlukan trakeostorni. Setelah trakeostomi, laringoskopi

langsung dapat dilakukan dengan anestesi umum untuk menilai kerusakan dan

merencanakan rekonstniksi laring. Rekonstmksi mungkin memerlukan

laringofisur untuk memperbaiki mukosa endolaring, mereduksi tulang rawan yang

fraktur serta pemasangan bidai internal laring jika memang sangat diperlukan.

Pada trauma yang tidak terlalu berat, mungkin fraktur tulang rawan yang disertai

dengan sedikit laserasi mukosa serta bergesernya tulang rawan, maka pemasangan

bidai internal dapat dipassang dengan bantuan laringoskopi langsung.

Pasien dengan paralisis pita suara yang penyebabnya tidak diketahui, juga

harus dievaluasi dengan laringoskopi langsung, di samping melakukan foto

tengkorak, toraks, esofagus dan laring serta pemeriksaan CT-scan laring.

Pemeriksaan laringoskopi harus dilakukan bersama dengan bronkoskopi,

esofagoskopi dan pemeriksaan nasofaring. Paralisis pita suara harus dibedakan

dengan artritis krikoaritenoid dengan melakukan uji gerakan pasif aritenoid. Pada

paralisis pita suara aku, maka tidak akan dijumpai pembatasan gerakan sewaktu

dilakukan manipulasi pasif pada aritenoid dengan spatula laring. Sedangkan pada

artritis krikoaritenoid, pembatasan gerakannya akan terlihat sangat berat. Namun

juga harus diingat, bahwa pada paralisis pita suara yang telah berlangsung lama

juga akan terlihat sedikit pembatasan gerakan sendi krikoaritenoid karena fiksasi.

Laringoskopi langsung harus dilakukan pada pasien dengan massa di leher

yang tidak diketahui penyebabnya. Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan

fisik secara teliti, yang disertai pemeriksaan kelenjar liur, nasofaring, faring,

hipofaring, laring, radiografi sinus paranasal, leher, toraks, esofagus dan CTscan

tiroid, maka laringoskopi langsung harus dilakukan bersamaan dengan

bronkoskopi, esofagoskopi, nasofaringoskopi dan biopsy nasofaring secara acak.

Jika evaluasi laring hanya tergantung pada laringoskopi tak langsung, maka lesi

Page 9: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc

yang tersembunyi pada permukaan laringeal epiglotis, sinus piriformis, daerah

postkrikoid dan subglotik mungkin akan terlewati.

Gambar 3. Alat laringoskop

Evaluasi nafas yang berbunyi pada bayi, memerlukan pemeriksaan

endoskopi, termasuk laringoskopi. Obstruksi jalan nafas di setiap tempat, antara

nares anterior dan bronkiolus, akan dapat menimbulkan nafas berbunyi atau

stridor. Penting untuk mencoba menetapkan anatomi letak lesi, sebelum dilakukan

evaluasi endoskopik. Fase respirasi terjadinya nafas berbunyi terutama tergantung

dari letak obstruksi (Snow). Pada saluran nafas bawah, dilatasi jalan nafas terjadi

saat inspirasi, dan kontraksi jalan nafas akan terjadi saat ekspirasi, maka obstruksi

parsial cenderung akan menimbulkan nafas berbunyi yang lebih jelas sewaktu

ekspirasi. Saluran nafas bagian atas ukurannya tidak berubah karena ada rangka

tulang rawan.

Pada obstruksi parsial jalan nafas atas, inspirasi dengan tekanan

intralumen yang negatif cenderung akan menarik jaringan lunak ke arah lumen,

sehingga akan menambah derajat obstruksi. Nafas akan berbunyi lebih jelas pada

saat inspirasi. Ekspirasi dengan tekanan positif intralumen, akan

mengesampingkan jaringan lunak yang menyumbat ke samping. Obstruksi pada

daerah trakea akan menimbulkan bunyi nafas pada saat inspirasi dan saat

Page 10: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc

ekspirasi, serta akan menimbulkan bunyi napas (stridor) yang sangat jelas dan

akann terdengar bolak-balik.

Demikian juga, lama masa fase respirasi yang relatif, terutama akan

ditentukan oleh letak obstruksi karena alasan yang sama. Masa inspirasi relatif

cenderung akan lebih besar pada obstruksi jalan nafas atas dan masa ekspirasi

relatif cenderung lebih besar pada obstruksi jalan nafas bawah.

Di antara penyebab obstruksi jalan nafas atas yang telah diketahui dan

ditemukan pada neonatus adalah atresia koana bilateral, celah palatum pada

sindrom Pierre Robin, bersama hipoplasia mandibula dan lidah yang relatif besar,

paralisis pita suara bilateral dan subluksasi aritenoid sekunder akibat trauma dan

atresia laring, atau selaput pada kista laring laring; hemangioma subglotik; lesi

trakea intrinsik, seperti trakeomalasia. Tidak terdapatnya cincin trakea dan

stenosis trakea; serta kompresi trakea ekstrinsik, antara lain dapat disebabkan

karena tumor tiroid, timus, esofagus, mediastinum dan cincin vaskuler. Tetanus

pada bayi baru lahir yang disertai spasme laring biasanya dikenal dari sifatnya

yang khas. Neonatus dengan fistel trakeoesofagus pasti menderita nafas berbunyi

akibat aspirasi, tetapi biasanya tidak ada obstruksi jalan nafas yang sebenarnya.

Selain berhubungan dengan timbulnya bunyi nafas dengan fase respirasi,

lama masa inspirasi dan ekspirasi relatif, perbedaan pokok dalam menentukan

letak lesi, ialah ada atau tidaknya hiperekstensi leher, kualitas suara atau tangis

ada atau tidaknya kesulitan pada saat memberi makan, seringnya terjadi infeksi

paru. Hiperekstensi leher lebih mungkin timbul pada obstruksi supraglotik dan ob-

struksi trakea ekstrinsik. Gejala ini biasanya timbul pada abses retrofaring, adanya

cicin vaskuler, serta tumor yang menekan trakea. Hiperekstensi leher tidak

mungkin terjadi pada obstruksi laring instrinsik. Kualitas suara biasanya normal,

kecuali jika pita suara cacat. Sebagai contoh pada paralisis pita suara bilateral

biasanya suara tangisan normal, sedangkan selaput laring biasanya menyebabkan

suara yang sangat serak.

Kesulitan pemberian makan biasanya terjadi pada lesi ekstrinsik di

esofagus dan trakea, antara lain pada tumor mediastinum dan pada cincin vaskuler

berupa arkus aorta ganda atau arkus aorta kanan dengan ligamentum arteri kiri.

Page 11: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc

Cacat vaskuler lain berupa anomali arteri inominata dan anomali arteri karotis

komunis kiri, akan dapat menimbulkan obstruksi trakea tanpa kompresi esofagus

(Fearon dan Shortreed). Arteri subklavia kanan aberans mungkin dapat

menimbulkan kompresi esofagus tanpa kompresi trakea.

Stridor akibat kelainan saraf dapat disebabkan oleh miastenia gravis

infantil, glionia pada batang otak dan ensefalitis yang mungkin disertai kesulitan

pemberian makan. Fistel trakeesofagus juga akan mengakibatkan kesulitan yang

berat saat pemberian makan. Sebaliknya, obstruksi laring dan obstruksi

trakeobronkial ekstrinsik jarang bersamaan dengan masalah pemberian makan.

Tetapi, setiap bayi yang dyspne berat sangat mungkin disebabkan karena aspirasi

cairan. Pneumonitis yang disebabkan penyakit lain cenderung lebih sering terjadi

pada obstruksi trakea dan bronkus, sedangkan pada laringomalasia jarang.

Pada pemeriksaan auskultasi dada dan leher, untuk menentukan titik

intensitas maksimum dari stridor, mungkin juga dapat memberi informasi yang

berharga mengenai letak obstruksi. Selain itu mungkin juga terdapat tanda-tanda

emfisem obstruktif atau atelektasis disebelah distal dari tempat obstruksi.

Pemeriksaan radiografi yang berguna untuk penatalaksanaan stridor pada

bayi dan anak-anak adalah foto leher lateral serta foto toraks posteroanterior dan

lateral. Foto lateral leher akan dapat memperlihatkan massa di retrofaring atau

masa dihipofaring yang tidak diduga sebelumnya, atau adanya benda asing di

daerah esofagus. Foto dada dapat memperlihatkan dengan baik gambaran kolom

udara trakea, yang mungkin akan terdesak ke anterior oleh cincin vaskuler.

Massa pada daerah mediastinum mungkin juga akan dapat terlihat pada

tehnik pemeriksaan foto ini. Bukti adanya emfisem obstruktif atau atelektasis

mungkin juga akan dapat terlihat pada foto posisi posteroanterior. Pemeriksan

esofagografi dengan kontras yang larut dalam air akan dapat memperlihatkan

fistel trakeoesofagus, benda asing di esofagus, kompresi esofagus oleh kista

mediastinum, tumor atau cincin vaskuler. Trakeografi dan bronkografl pada waktu

laringoskopi, trakeoskopi dan bronkoskopi akan dapat memberikan informasi

yang sangat berharga mengenai adanya obstruksi ekstrinsik maupun obstruksi

instrinsik pada saluran trakeobronkial (Perguson dan Flake).

Page 12: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc

Keadaan pasien pada waktu stridor pertama kali ditemukan, yang

dihubungan dengan informasi tentang letak lesi, akan sangat membantu ahli

endoskopi untuk melakukan penatalaksanaan permasalahannya dengan efektif. Di

kamar bersalin, atresia koana dan sindrom Pierre Robin akan segera menimbulkan

kesukaran bernafas. Jika salah satu kelainan ini terdapat pada bayi baru lahir yang

berupaya untuk bernafas tetapi tidak dapat mencukupi ventilasi paru, pertolongan

jalan nafas melalui mulut dapat menghilangkan obstruksi.

Pada laringomalasia terjadi prolapsus epiglotis dan aritenoid yang lentur

ke dalam glotis pada saat inspirasi, obstruksi ini dapat dihilangkan dengan cara

membuka pita suara dengan laringoskop. Meskipun hemangioma subglotik

mungkin menimbulkan obstruksi jalan nafas atas pada waktu lahir, penyakit ini

lebih sering tanpa gejala, sampai bayi tersebut menderita infeksi jalan nafas atas

untuk pertama kalinya. Hemangioma ini tidak boleh dibiopsi karena mungkin

menyebabkan perdarahan di trakea yang tidak dapat diatasi. Terapi kortikosteroid

mungkin dapat mengecilkan besarnya lesi (Cohen dan Wang). Semprotan dengan

laser CO2 sekarang merupakan terapi pilihan (Simpson dkk).

Laringomalasia merupakan penyebab stridor yang paling sering pada bayi

baru lahir dan dapat membaik dengan bertambahnya umur. Jika terdapat stridor

pada bayi baru lahir, tetapi pertukaran ventilasi cukup adekuat untuk menunjang

hidupnya, maka evaluasi secara endoskopik sebaiknya ditunda. Jika terdapat

perbaikan secara berangsur, penyelidikan mungkin terbatas pada pemeriksaan

radiologik saja. Seandainya derajat obstruksi jalan nafas mernburuk atau tidak

membaik dalam 2-3 bulan, evaluasi secara endoskopik segera harus dilakukan.

Trakeomalasi didiagnosis secara endoskopik bila terjadi perbaikan nafas

setelah bronkoskop melewati daerah yang lemah Trakeomalasi juga dapat sembuh

dengan bertambahnya usia. Stenosis trakea dapat didiagnosis bila bronkoskop

tidak dapat melewati daerah tersebut. Tidak terdapatnya cincin trakea tampak

seperti stenosis, tetapi bronkoskop dapat melewati daerah tersebut dengan mudah.

Trakeoskopi dapat memperlihatkan kompresi yang berdenyut pada dinding

anterior dan lateral trakea akibat kelainan vaskuler. Trakeografi juga dapat

Page 13: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc

memperlihatkan kompresi trakea. Angiografi secara jelas dapat melukiskan jenis

kelainan vaskuler yang terjadi (Seda dan Snow).

Akhirnya, laringoskopi langsung harus dilakukan pada setiap tindakan

bronkoskopi agar masalah pada saluran nafas atas yang mungkin berhubungan

atau ada di samping gejala dan tanda kelainan pada saluran nafas bawah tidak

terlewatkan. Demikian juga, laringoskopi langsung selalu dilakukan jika mungkin

untuk mempertahankan jalan nafas dengan melakukan intubasi endotrakea atau

memasukkan bronkoskop sebelum dilakukan trakeostomi pada obstniksi jalan

nafas atas, sehingga trakeostomi tidak lagi merupakan tindakan darurat melainkan

tindakan yang dapat dilakukan dengan tenang dan benar.

C. Tehnik Laringoskopi Langsung

Ada dua cara melakukan laringoskopi langsung yang biasa digunakan.

Pertama laringoskop Jackson standar atau jenis komisura anterior dipegang

dengan tangan kiri operator yang tidak kidal. Teknik ini cocok untuk prosedur

diagnostik, yang relatif lebih banyak diperlukan gerakan dari laringoskop. Teknik

ini juga digunakan untuk bermacam-macam tujuan terapi. Pada teknik kedua,

laringoskop dipegang oleh alat penopang, Gambar 65-4. Laringoskopi langsung

dengan memakai trukroskop dan digunakan mikroskop dan anestesi umum.

Teknik ini lebih cocok untuk tujuan terapi, tetapi penting juga untuk diagnostik.

Dengan cara kedua, kecermatan observasi atau manipulasi relatif lebih penting

daripada gerakan laringoskop dan lapangan penglihatan. Dengan cara kedua,

manipulasi bimanual dapat dilaksanakan, dan cara ini lebih cocok untuk

manipulasi yang lama dan luas (Gambar 65-4).

Sering kedua cara ini dikombinasikan, sehingga penelitian awal terhadap

laring dan hipofaring dilakukan dengan laringoskop yang dipegang oleh tangan,

dan kemudian laringoskop dengan penopang dan mikroskop digunakan untuk

mengevaluasi mukosa atau tindakan bedah endolaring.

Cara lain yaitu pasien dibaringkan dalam posisi Boyce. Laringoskop

Jackson standar dipegang oleh tangan kiri dengan menggenggam bagian vertikal

gagang laringoskop memakai empat jari dan ibu jari diletakkan pada sudut antara

Page 14: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc

bagian vertikal dan horizontal gagang laringoskop. Kabel cahaya diletakkan di

atas pergelangan tangan kiri agar berada di luar lapangan pandang. Laringoskop

dipegang dengan tangan kiri ahli bedah yang tidak kidal agar tangan kanan bebas

untuk melakukan manipulasi yang sulit dengan bermacam-macam alat (Gambar

65-5) lewat laringoskop. Ahli bedah yang tidak kidal melihat lapangan operasi

dengan mata kanan, sehingga kepala ahli bedah berada lebih banyak ke kiri untuk

menghindarkan gangguan pada saat memasukkan alat dan melakukan manipulasi

sambil melihat terus menenis lewat laringoskop. Bibir atas ditarik dengan jari

telunjuk kanan. Ujung laringoskop dimasukkan melalui sisi kiri dasar lidah,

kemudian dasar lidah, valekula dan tepi bebas epiglotis serta permukaan lingual

epiglotis diamati. Ujung distal laringoskop dimasukkan melintasi bagian posterior

epiglotis, dan permukaan laringeal epiglotis, serta endolaring diamati.

Laringoskop Jackson standar diteruskan mendekati pita suara palsu. Agar

endolaring terlihat seluruhnya, laringoskop harus diangkat. Bagian proksimal

laringoskop mungkin bersentuhan dengan gigi atas, akan tetapi gigi tidak boleh

diperlakukan sebagai tumpuan. Dinding hipofaring posterior dan masing-masing

sinus piriformis diperiksa. Dalam anestesi lokal gerakan pita suara dapat diamati

dengan meminta pasien berfonasi dan menarik nafas dalam.

Laringoskop komisura anterior dimasukkan dengan menggunakan cara

yang sama sampai ke batas glotis untuk melihat pita suara, komisura anterior dan

ventrikel. Gerakan pita suara dievaluasi lagi. Pita suara palsu ditarik ke latetal

dengan memiringkan ujung laringoskop untuk menginspeksi ventrikel. Gagang

laringoskop di putar 90 derajat ke kanan dan dimasukkan perlahan-lahan lewat

pita suara agar dapat menginspeksi daerah subglotik. Sinus piriformis dapat

diperiksa dengan lebih memuaskan memakai laringoskop komisura anterior dari

pada laringoskop Jackson standar.

Sangat penting untuk membuat kebiasaan memeriksa dengan seksama

setiap sentimeter persegi dari daerah hipofaring dan laring supaya tidak ada lesi

yang terlewatkan. Jika diperlukan observasi yang lama dalam pembesaran tertentu

serta manipulasi secara luas atau dibutuhkan pembedahan untuk memperbaiki

Page 15: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc

suara, laringoskop Jako atau Dedo dimasukkan sampai batas glotis, kemudian

dipasang mikroskop Zeiss dengan kepala lurus dan lensa objektif 400 milimeter.

Konjungtivitis bakterial dan keratitis tuberkulosis dapat terjadi akibat

kontaminasi mata ahli endoskopi selama tindakan laringoskopi dan bronkoskopi.

Ahli bedah dan siapa saja yang melihat lewat laringoskop dan bronkoskop harus

melindungi matanya dari sputum yang mungkin dibatukkan kearah mereka

dengan memakai kacamata (Gambar 65-6). Lensa normal dipakai oleh orang yang

tidak memerlukan refraksi. Kacamata harus dipakai bersama dengan masker untuk

beberapa waktu sebelum prosedur endoskopik, sehingga lensa akan menjadi

hangat oleh nafas ahli bedah dan tidak akan berkabut oleh kondensasi uap air

akibat pernafasan ahli bedah atau pasien. Harus diperhatikan bahwa tidak boleh

memandang langsung (tidak melewati lensa) seperti yang cenderung dilakukan

orang. Kacamata optik jauh lebih unggul dari pelindung plastik dan kacamata

tidak mengganggu posisi kepala ahli bedah atau manipulasi alat.

Page 16: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc

DAFTAR PUSTAKA

1. Ballenger, J.J : Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher.

Edisi 3 Jilid 2, Ed Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI, 600-610, 1997

2. Holinger, P. H., et al.: Xeroradiography of the Larynx. Ann. Otol. Rhinol.

Laryngol., 81: 806, 1997.

3. Seda, H. J. and Snow, J. B.: Diagnostic Considerations in Anomalous

Innominate Arteries. Ann. Otol. Rhinol. Laryngol., 75:511, 1999.

4. Strong, M. S., Et Al : Broncoskopic Carbon Laryngol., 91:515,1970.

Dioxide Laser Surgery. Ann. Otol. Rhinol. Laryngol., 83:769, 1994.

.

Page 17: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc

TUGAS PRETEST

LARINGOSKOPI DIREK

Oleh

Agus Karsetiyono

Pembimbing :

dr.Vicky Eko, N.H., MSc, Sp.THT-KL

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I ILMU KESEHATAN THT-KL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

2015

Page 18: LARINGOSKOPI LANGSUNG pretest.doc