larangan pernikahan exogami ditinjau dari mazhab...

83
i LARANGAN PERNIKAHAN EXOGAMI DITINJAU DARI MAZHAB SYAFI’I DAN MAZHAB HANAFI (Studi Kasus di Desa Ngaol, Kecamatan Tabir Barat, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S.1) Dalam Perbandingan Mazhab Oleh : SUKARLI NIM: SPM.152149 Pembimbing : Dr. A.A. MIFTAH, M.Ag DIAN MUSTIKA, S. H.I,M,A PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI 2019

Upload: others

Post on 16-Feb-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    LARANGAN PERNIKAHAN EXOGAMI

    DITINJAU DARI MAZHAB SYAFI’I DAN MAZHAB HANAFI

    (Studi Kasus di Desa Ngaol, Kecamatan Tabir Barat,

    Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi)

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh

    Gelar Sarjana Program Strata Satu (S.1)

    Dalam Perbandingan Mazhab

    Oleh :

    SUKARLI

    NIM: SPM.152149

    Pembimbing :

    Dr. A.A. MIFTAH, M.Ag

    DIAN MUSTIKA, S. H.I,M,A

    PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB

    FAKULTAS SYARIAH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI

    2019

  • ii

    ABSTRAK

    Sukarli, SPM.152149; Larangan Menikah Sesama Suku Ditinjau Dari Mazhab

    Syafi’i Dan Mazhab Hanafi (Studi Kasus Di Desa Ngaol Kecamatan Tabir Barat

    Kabupaten Merangin Provinsi Jambi).

    Skripsi ini berjudul Larangan Menikah Sesama Suku Ditinjau Dari

    Mazhab Syafi’i Dan Mazhab Hanafi (Studi Kasus Di Desa Ngaol Kecamatan

    Tabir Barat Kabupaten Merangin Provinsi Jambi). Dengan tujuan untuk

    mengetahui bagaimana praktik menikah sesama suku, apa yang melatar belakangi

    larangan menikah sesama suku, dan bagaimana pendapat mazhab syafi’iyah dan

    hanafiyah tentang larangan menikah sesama suku. Skripsi ini menggunakan

    metode penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan kompratif. Dari hasil

    penelitian penulis dilapangan dapat disimpulkan. Pertama praktik nikah sesama

    suku ialah kedua mempelai bersal dari desa tersebut, baik tempat tinggal,

    keturunan dan tidak mempempengaruhi dimanapun tempat akad berlangsung.

    Kedua yang melatar belakangi larangan menikah sesama suku ialah takutnya

    rusak tali silaturahmi, hasil buah keturunan tidak baik/cacat fisik dan mental dan

    menimbulkan malapetaka bagi masyarakat setempat. Ketiga Berdasarkan aturan

    dan undang-undang pernikahan dalam mazhab syfi’i dan hanafi bahwa larangan

    menikah sesama suku tidaklah bertentangan dengan hukum agama yang berlakau

    dalam agama islam, bahkan tujuan pelarangan dari menikah antar sesama suku

    sangat cocok dan sesuai dengan hikmah di syariatkannya

    Kata Kunci: Larangan Nikah, Sesama Suku.

  • iii

  • iv

    Jambi, Agsutus 2019

    Pembimbing I : Dr. A.A. Miftah, M.Ag

    Pembimbing II : Dian Mustika, S.H,I,M,A

    Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi

    Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren

    Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021

    Kepada Yth.

    Dekan Fakultas Syariah

    UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    Di-

    JAMBI

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Assalamualaikum wr wb.

    Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi

    saudara Sukarli, Nim: SPM.152149 yang berjudul: “Larangan Pernikahan

    Exogami Ditinjau dari Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanafi“(Studi Kasus di

    Desa Ngaol, Kecamatan Tabir Barat, Kabupaten Merangin, Provinsi jambi”

    Telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna

    melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) dalam jurusan

    Perbandingan Mazhab Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi

    kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.

    Wassalamualaikum wr wb.

  • v

  • vi

    MOTTO

    لُۡأخِۡث َوُأمََّهَُٰحُكُم ُحسَِّمثۡ َعَليُۡكمۡ ُأمََّهَُٰحُكمۡ َوَبَىبُجُكمۡ َوَأَخَىَُٰجُكمۡ َوَعمََُّٰحُكمۡ َوَخََٰلَُٰحُكمۡ َوَبَىبُت ٱلَۡأِخ َوَبَىبُت ٱ

    ِحي ِفي ُحُجىِزُكم مِّه وَِّسٓبِئُكُم ٱلََِّٰحٓي َأزَۡضعَۡىُكمۡ َوَأَخَىَُٰجُكم مَِّه ٱلسََّضََٰعِة َوُأمََّهَُٰث ِوَسٓبِئُكمۡ َوَزَبَِٰٓئُبُكُم ٱلََّٰ

    ِريَه ِمهۡ َأصَۡلَِٰبُكمۡ َوَأن ٱلََِّٰحي َدَخلُۡحم ِبِههَّ َفِإن لَّمۡ َجُكىُوىْا َدَخلُۡحم ِبِههَّ َفَلب ُجَىبَح َعَليُۡكمۡ َوَحَلَِٰٓئُل َأبَۡىٓبِئُكُم ٱلَّ

    ا ٗا زَِّحيمٗٱللََّه َكبَن َغُفىز َججَۡمُعىْا َبيَۡه ٱلُۡأخَۡحيِۡه ِإلَّب َمب َقدۡ َسَلَفَۗ ِإنَّ

    Artinya: Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang

    perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu

    yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak

    perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari

    saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara

    perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang

    pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum

    campuri dengan istrimu itu ( dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa

    kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (QS

    Al-Nisa[4]:2)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Alhamdulillah..Alhamdulillah.. Alhamdulillahirobbil’alamin..

    Sujud syukurku kusembahkan kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha

    Agung dan Maha Adil dan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan

    aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam

    menjalani kehidupan ini. Atas karunia dan serta kemudahan yang engkau berikan

    akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu

    terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.

    Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi

    dan kusayangi.

    Untuk Ayah dan Ibu

    Junaidi (Alm) dan Yusniar : Sebagai tanda bukti, hormat dan rasa terima

    kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada ayah dan ibuku

    tersayang, telah memberikan dukungan, semangat, iringan doa, nasehat dan kasih

    sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat, sabar

    dalam menjalani setiap rintangan yang ada didepanku. Ayah, ibu terimalah kado

    kecil ini sebagai tanda keseriusanku dalam membalas semua pengorbananmu.

    Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ibu dan ayah bahagia karna

    kusadar, selama ini belum bisa membuat yang lebih. Dalam hidupmu demi

    hidupku kalian iklas mengorbankan segala perasaan, dalam bekerja tanpa

    mengenal rasa lelah. Maafkan anakmu.. ayah, ibu. Masih saja ananda

    menyusahkanmu..

  • viii

    Untuk Kakak dan adikku

    Hasniati, Ikai , Dasnawati dan Hajrianos : tiada yang paling mengharukan

    saat berkumpul bersama kalian, walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu

    menjadi warna yang indah dan takkan bisa tergantikan, terima kasih atas doa dan

    suport yang telah kalian berikan kepadaku sebagai adik dan kakak kalian. Hanya

    ini lah karya kecil yang dapat aku persembahkan. Maaf belum bisa menjadi

    panutan seutuhnya, dsn akan selalu berusaha menjadi yang terbaik buat kalian.

    Untuk Teman-Temanku

    Teman-teman Jurusan Perbandingan Mazhab 2015 senasib, seperjuangan

    dan sepenanggungan, terimakasih atas gelak tawa dan solidaritas yang luar biasa

    sehingga membuat hari-hari semasa kuliah lebih berarti. Semoga tak ada lagi duka

    nestapa di dada. tapi suka, bahagia, tawa, dan canda akan selalu menyertai kita.

    Semoga Allah SWT membalas jasa budi kalian dikemudian hari dan memberikan

    kemudahan dalam segala hal, Amin-amin ya rabbal alamin.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufiq dan

    hidayah-Nya maka penulis dapat meyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan

    baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

    sang suri teladan umat, yang telah membawa umat-Nya kealam yang terang

    benderang dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.

    Perjalanan panjang disertai perjuangan yang melelahkan terasa begitu

    indah untuk dikenang suka dukanya dalam menyelesaikan Skripsi yang berjudul

    “Larangan Menikah Sesama Suku Ditinjau Dari Mazhab Syafi’i Dan Mazhab

    Hanfi (Studi Kasus Di Desa Ngaol Kecamatan Tabir Barat Kab. Merangin

    Provinsi Jambi” untuk mendapat gelar Strata Satu (S1) Jurusan Perbandingan

    Mazhab, Fakultas Syariah, UIN STS Jambi, akhirnya mencapai titik akhir dengan

    penuh rasa syukur.

    Kemudian dalam penyelesaian Skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit

    hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data

    maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,

    terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh Dosen Pembimbing, maka

    Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas

    penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut

    membantu menyelesaikan Skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:

  • x

    1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.

    2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS

    Jambi

    3. H. Hermanto Harun, Lc.,M.HI.,Ph.D., Dr. Rahmi Hidayati, MH dan Dr.

    Yuliatin, MH selaku Wakil Dekan I, II, dan III di lingkungan Fakultas

    Syraiah UIN STS Jambi.

    4. Bapak Al-Husni M.HI, dan Yudi Armansyah, M.Hum selaku Ketua dan

    Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab, Fakultas Syariah UIN

    STS Jambi.

    5. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag. dan Ibu Dian Mustika, S.H.I, M.A selaku

    Pembimbing I dan Pembimbing II skripsi ini.

    6. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan/karyawati

    Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

    Disamping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini, kepada Allah

    SWT kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon

    kemaafannya. Semoga amal kebaikan kita diterima oleh Allah SWT. Aamin.

  • xi

    DAFTAR ISI

    Table of Contents HALAMAN JUDUL .............................................. Error! Bookmark not defined.

    ABSTRAK .............................................................................................................. ii

    PERNYATAAN KEASLIAN ................................ Error! Bookmark not defined.

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv

    MOTTO .................................................................................................................. v

    PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

    DAFTAR GAMBAR ............................................. Error! Bookmark not defined.

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4

    C. Batasan Masalah ................................................................................ 4

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 4

    1. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

    2. Kegunaan Penelitian ................................................................. 5

    E. Kerangka teori .................................................................................... 6

  • xii

    F. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 17

    BAB II METODE PENELITIAN ......................................................................... 19

    A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 19

    B. Jenis Dan Pendekatan Penelitian ..................................................... 19

    C. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 20

    D. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 23

    E. Teknik Analisi Data ......................................................................... 26

    F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 27

    G. Jadwal Penelitian ............................................................................. 28

    BAB III GAMBARAN UMUM DESA NGAOL ................................................. 31

    A. Sejarah Terbentuknya Desa Ngaol Kecamatan Tabir Barat

    Kabupaten Merangin ........................................................................ 31

    B. Letak Geografis Desa Ngaol ............................................................ 35

    C. Struktur Pemerintahan Desa Ngaol .................................................. 36

    D. Visi Misi Desa Ngaol ....................................................................... 37

    E. Keadaan Mata Pencaharian .............................................................. 37

    F. Keadaan Penduduk Desa Ngaol ....................................................... 39

    G. Keadaan Pendidikan Desa Ngaol ..................................................... 39

    H. Keadaan Kesehatan .......................................................................... 40

    I. Keadaan Sarana Ibadah .................................................................... 41

  • xiii

    J. Keadaan Sosial, Budaya ................................................................ 41

    K. Penerangan ....................................................................................... 42

    L. Keadaan Jalan ................................... Error! Bookmark not defined.

    BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ...................................... 43

    A. Praktek Menikah Sesama Suku di Desa Ngaol ..... Error! Bookmark

    not defined.

    B. Faktor yang melatar belakangi Larangan Menikah Sesama Suku di

    Desa Ngaol ....................................... Error! Bookmark not defined.

    C. Pandangan Mazhab Syafi’iyah dan Hanafiyah Tentang Hukum

    Larangan Menikah Sesama Suku ...... Error! Bookmark not defined.

    BAB V PENUTUP ................................................................................................ 63

    A. Kesimpulan ...................................................................................... 63

    B. Saran ................................................................................................ 64

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66

    GAMBAR ............................................................................................................. 69

    LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.

    CURRICULUM VITAE ....................................................................................... 70

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1: Jadwal Penelitian .................................................................................... 30

    Tabel 2:Batasan-Batasan Desa Ngaol Tabir Barat ................................................ 36

    Tabel 3:Struktur Pemerintahan Desa Ngaol .......................................................... 36

    Tabel 4:Rekapitulasi Data Jenis Mata Pencarian Penduduk Desa Ngaol Tabir

    Barat ...................................................................................................................... 38

    Tabel 5:Rekapitulasi Data Jumlah Penduduk Desa Ngaol Tabir Barat Tahun 2019

    ............................................................................................................................... 39

    Tabel 6:Jumlah Sarana Pendidikan Di Desa Ngaol Tabir Barat ........................... 40

    Tabel 7:Jumlah Sarana Ibadah Di Desa Ngaol Tabir Barat .................................. 41

    Tabel 8:Persentase Penduduk Berdasarkan Suku ................................................. 42

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pernikahan adalah salah satu kebutuhan dasar yang menyentuh bidang

    kehidupan manusia. Kerena perkawinan merupakan suatu tahap awal akan

    lahirnya kehidupan baru dalam membangun cita-cita bersama yang disebut

    kehidupan rumah tangga. Dalam membangun rumah tangga tersebut

    memerlukan kesepakatan dan tekat yang bulat bagi mereka yang berkeinginan

    melangsungkan akad perkawinan, sehingga, nantinya akan tercapai kehidupan

    rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warohmah sesuai dengan tujuan

    perkawinan itu sendiri yang telah di syari’atkan dalam Islam.1

    Di dalam undang-undang No 1 tahun 1974 tentang perkawinan

    dengan jelas menyebutkan bahwa “perkawinan adalah ikatan lahir batin

    antara seorang pria dan wanita sebagai istri dengan tujuan menbentuk

    keluarga(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

    Yang Maha Esa”. Oleh karena itu perkawinan harus di pertahankan oleh

    kedua belah pihak supaya tercapainya tujuan tersebut.

    Untuk menjalani kehidupan berumah tangga tidak kalah pentingnya

    dengan kemampuan seseorang untuk menempatkan diri dalam suatu

    masyarakat yang akan di tempatinya, yang tentunya akan terikat dengan

    ketentuan atau tatanan sosial budaya yang berlaku di masyarakat, mereka

    tidak hanya tunduk pada ajaran Islam, tetapi juga terhadap aturan-aturan

    1Tihami, Fiqih Munakahat Kajian Fiqih Nikah Lengkap, (Jakarta: Raja Wali Pers,2014),

    h.63.

  • 2

    yang berlaku dalam adat masyarakat setempat meskipun kadangkala

    bertantangan dengan hukum Islam, di samping itu Indonesia merupakan

    negara yang terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, tiap suku bangsa

    mempunyai sistim perkawinan adat yang berbeda. Sistim perkawinan

    menurut hukum adat tersebut ada tiga (3) pertama (exogami), yaitu seorang

    pria dilarang menikah dengan wanita yang semarga atau satu suku

    dengannya,Ia harus menikahi wanita yang tidak satu suku dengannya, kedua

    (endogamy), yaitu seorang pria diharuskan menikahi wanita dalam

    lingkungan karabat (family) sendiri dan dilarang menikahi wanita di luar

    karabat, ketiga (eleutrogami), seorang pria tidak lagi diharuskan atau dilarang

    untuk menikahi wanita di luar ataupun di dalam lingkungan kerabat atau suku

    melainkan dalam batas-batas yang telah di tentukan hukum islam dan hukum

    undang-undang yang berlaku.2

    Adapun wanita-wanita yang tidak boleh dinikahkan di Desa Ngaol

    Kec/Tabir Barat Kab/Merangin secara garis besar adalah Setiap wanita dalam

    satu suku maka diharamkan pernikahannya walaupun dalam Syari’at Islam

    dibolehkan pernikahannya, adapun wanita-wanita yang di boleh dinikahkan,

    setiap berbeda suku maka dibolehkan menikahinya dan ada beberapa wanita

    yang tidak boleh dinikahkan dalam berbeda suku yaitu adik ayah (bibi).

    Berhubungan antara adat dan agama Islam di Desa Ngaol tabir barat

    (Merangin) membawa konsekuensi sendiri. Baik ketentuan adat, maupun

    kententuan agama dalam mengatur hidup dan kehidupan masyarakat Desa

    2Yushadeni, Tinjauan Hukum Islam terhadap Larangan Perkawinan Sesuku di

    Kecamatan Pangean Kabupaten Kuatan Singingi (Skripsif akultas syari’ah UIN Sunan kalijaga

    Yogyakarta. 2009)

  • 3

    Ngaol, tidak dapat diabaikan khususnya dalam pelaksanaan perkawinan.

    Kedua aturan itu harus dipelajari dan dilaksanakan dengan cara serasi, seiring

    berjalan waktu pelanggaran terhadap salah satu ketentuan adat maupun

    kententuan agama Islam dalam masalah perkawinan, akan membawa

    konsekuensi yang pahit sepanjang hayat dan bahkan berkalanjutan dengan

    keturunan.

    Di Desa Ngaol (Merangin) yang dikenal dengan Adat Basandi Syarak,

    Syarak Basandi Kitabullah, dalam arti kata semua hukum adat mengacu pada

    hukum agama Islam. Semua aturan adat akan diselaraskan dengan ketentuan

    Allah sebagai pedoman utama dalam menjalankan adat. Berbicara masalah

    perkawinan Desa Ngaol (Merangin) menerapkan aturan-aturan tentang

    perkawinan salah satunya perkawinan satu suku yang di anggap tabu

    (menurut hukum adat) di Desa Ngaol Merangin. Tetapi kalau kita mengacu

    ketentuan Allah, tidak semua tergolong satu suku (yang dilarang adat) yang

    juga di larang agama.3

    Atas dasar permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan

    penelitian dan membahas dalam karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan

    judul

    “ Larangan Pernikahan Exogami Ditinjau dari Mazhab Syafi’i dan

    Mazhab Hanafi“(Studi Kasus di Desa Ngaol, Kecamatan Tabir Barat,

    Kabupaten Merangin, Provinsi jambi)”

    3Wawancara Dengan Umar, Seklaku Tokoh Agama Desa Ngaol. 25 April 2018.

  • 4

    B. Rumusan Masalah

    Bedasarkan uraian yang telah penulis kemukakan dan untuk

    mendapatkan cakupan permasalahan yang lebih baik, maka penulis membagi

    pokok permasalahan yang akan dibahas dalam beberapa pokok permasalahan

    yaitu:

    1. Bagaimana adat pernikahan exogami di Desa Ngaol ?

    2. Apakah faktor penyebab larangan pernikahan exogami di Desa Ngaol ?

    3. Bagaimanakah pandangan Mazhab Syafi’i dan Hanafi tentang larangan

    pernikahan exogami ?

    C. Batasan Masalah

    Dalam penelitian ini agar tidak terjadi peluasan pada pokok

    pembahasan penulis akan memfokuskan pada hal bagaimana pandangan

    tokoh adat Desa Ngaol menikah sesama suku dan apakah alasan dari adat

    setempat melarang nikah sesama suku dan bagai mana hukum nikah sesama

    suku menurut Mazhab Syafi’i daa Mazhab Hanafi.

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian pada hakikatnya mengungkapkan apa yang

    dicapai oleh peneliti. Tujuan penelitian ini penulis klasifikasikan kedalan

    dua sifat, pertama bersipat umum yang terdiri:

    a. Bagaimana adat pernikahan exogami di Desa Ngaol.

    b. Bagaimana faktor penyebab larangan pernikahan exogami di Desa

    Ngaol.

  • 5

    c. Bagaimanakah pandangan Mazhab Syafi’iyah dan Hanafiyah

    hukum larangan menikah sesama suku ?

    Dan sifat ke dua khusus,dari penilitian yang penulis lakukan,ini

    Syarat untuk menyelesaikan studi stara satu (S1) pada jurusan

    Perbandingan Mazhab, Fakultas Syari’ah UIN STS jambi.

    2. Kegunaan Penelitian

    Adapun yang menjadi kegunaan dari penelitian ini adalah:

    a. Secara akademisi dapat menambah wawasan bagi penulis khususnya

    dan kepada pembaca umumnya, dalam hal ini berkenaan dengan

    pandangan hukum Islam dan hukum adat tentang larangan menikah

    sesama suku di Desa Ngaol Kecematan Tabir Barat Kabupaten

    Merangin.

    b. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat melengkapi salah satu syarat

    guna memperoleh Gelar Sarjana Satu (S1) pada jurusan

    Perbandingan Mazhab Fakultas Syari’ah UIN STS jambi dan

    tulisan ini diharapkan bisa menambah perbandaharaan referensi

    keputusan di Fakultas Syari’ah dan bagi mahasiswa yang mengaji

    permasalahan tentang larangan nikah sesama suku.

    c. Bagi instansi terkait, diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna

    sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terkait

    topik penelitian penulis.

  • 6

    E. Kerangka teori

    1. Pernikahan-pernikahan yang di bolehkan Dalam Islam dan

    Pernikahan-Pernikahan yang di larang dalam Islam

    Hikmah di anjurkan menikah menurut Dr. Wahbah al Zuhaili

    ialah untuk Menjaga diri seseorang agar tidak terjatuh kedalam

    perbuatan yang haram. Menjaga keberlangsungan spesis manusia

    agar tidak hilang, menjaga keturunan anak cucu dan menjaga garis

    keturunan. Membangun keluarga demi keteraturan kehidupan

    bermasyarakat. Membangun rasa kerja sama antra keduanya untuk

    menanggung beban kehidupan. Dan dengan menikah juga mampu

    melakukan hal yang lebih baik lagi.4

    Adapun pernikahan yang dibolehkan dalam Islam, sebelom

    kita memasuki pengertian pernikahan yang dibolehkan dalam Islam

    terlebih dahulu kita memahami Ayat Al-Qur’an. QS An-Nisa [4]:23)

    ُأخِۡث َوُأمََّهَُٰحُكُم سَِّمثۡ َعَليُۡكمۡ ُأمََّهَُٰحُكمۡ َوَبَىبُجُكمۡ َوَأَخَىَُٰجُكمۡ َوَعمََُّٰحُكمۡ َوَخََٰلَُٰحُكمۡ َوَبَىبُت ٱلَۡأِخ َوَبَىبُت ٱلُۡح

    ِحي ِفي ُحُجىِزُكم مِّه وَِّسٓبِئُكُم ٱلََِّٰحٓي َأزَۡضعَۡىُكمۡ َوَأَخَىَُٰجُكم مَِّه ٱلسََّضََٰعِة َوُأمََّهَُٰث ِوَسٓبِئُكمۡ َوَزَبَِٰٓئُبُكُم ٱلََّٰ

    ِريَه ِمهۡ َأصَۡلَِٰبُكمۡ َوَأن ٱلََِّٰحي َدَخلُۡحم ِبِههَّ َفِإن لَّمۡ َجُكىُوىْا َدَخلُۡحم ِبِههَّ َفَلب ُجَىبَح َعَليُۡكمۡ َوَحَلَِٰٓئُل َأبَۡىٓبِئُكُم ٱلَّ

    ا ٗا زَِّحيمٗٱللََّه َكبَن َغُفىز َججَۡمُعىْا َبيَۡه ٱلُۡأخَۡحيِۡه ِإلَّب َمب َقدۡ َسَلَفَۗ ِإنَّ

    Artinya: Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu;

    anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang

    perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-

    saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari

    saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari

    4 Wahbah al-zuhaili, Fiqhhul islami wa’adillatuhu, juz VII, darul Fikri, cetakan

    II,(Damaskus, 1985), h.31.

  • 7

    saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui

    kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua);

    anak-anak istrimu yang pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu

    campuri, tetapi jika kamu belum campuri dengan istrimu itu ( dan

    sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya;

    (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (QS Al-

    Nisa[4]:23)5

    Oleh karena itu tujuan yang telah di ungkapkan di atas tidak

    mungkin tercapai jika pernikahan tidak dilakukan dengan baik yaitu

    menurut ketentuan Al,quran dan Sunah. Pernikahn yang tidak

    mengikuti aturan keduanya maka pernikahan itu dinggap tidak sah,

    dan pernikahan yang tidak dibenarkan oleh agama maka pernikahan

    itu terlarang bagi siapapun untuk melakukannya.

    A. Nikah shighar

    Kata-kata syighar yang berasal dari bahasa Arab secara arti

    kata berarti mengakat kaki dalam konotasi yang tidak baik, seperti

    anjing mengangkat kakinya sewaktu kencing. Bila dihubungkan

    kepada “pernikahan” dan disebut nikah syighar mengandung arti

    yang tidak baik, sebagaimana tidak baiknya pandangan terhadap

    anjing yang mengangkat kakinya sewaktu kencing itu. Dalam arti

    definitif ditemukan artinya dalam adis nabi dari Nafi’ bin Ibnu Umar

    muttafaq alaih yang di kutip al-Shan’aniy dalam kitabnya Subul al-

    5 Ibid. h, 85.

  • 8

    Salam (lll: 121) “ seorang laki-laki mengwinkan anak prempuanya

    dengan ketentuan laki-laki lain itu mengawinkan pula anak

    perempuannya kepadanya dan tidak ada di antara keduanya mahar”.

    Adapun hukum nikah syghar para ulamak sepakat tentang

    keharaman hukum perkawinan syghar karena jelas larangan Nabi

    tersebut di atas dan Nabi pun menjelaskan illat hukumnya, yaitu

    yaitu tidak terdapatnya mahar dalam perkawinan tersebut sedangkan

    mahar itu merupakan salah satu syarat dalam perkawinan, 6

    B. Nikah Tahlil

    Secara etimoligi tahlil berarti menghalalkan sesuatu yang

    hukumnya haram. Kalau dikaitkan kepada perkawinan akan berarti

    perbuatan yang menyebabkan seseorang yang mulai haram

    melangsukan perkawinan menjadi boleh atau halal. Orang yang

    dapat menyebabkan halalnya orang lain melakukan perkawinan itu

    disebut muhallil dinamai muhallal lah. Nikah tahllil dengan

    demukian adalah perkawinan yang dilakukan untuk menghalalkan

    orang yang telah melakukan talak tiga untuk segera kembali kepada

    istrinya dengan nikah baru. Hukum menikah tahllil ulamak sepakat

    menyatakan bahwa perkawinan tahlil itu hukumnya haram, karena

    sesuatu yang dilaknat pelakunya adalah sesuatu nyang di haramkan.

    Tentang bagaimana status hukum(hukum wadh’iy) dari perkawinan

    6Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009), h

    107.

  • 9

    tahlilmenurut tiga kemungkinan bentuk tersebut di atas menjadi

    perpincangan di kalangan ulamak.

    Kebanyakan ulama berpendapat bahwa perkawinan tahlil itu

    batal atau nikah yang fasid baik di tinjau dari segi adanya larangan

    dan laknat bagi pelakunya, maupun dari segi adanya kesalahan

    dalam akad, yaitu mengunakan syarat.7

    C. Nikah Mut’ah

    Nikah mut’ah dalam istilah hukun bisa di sebutkan”

    perkawinan untuk masa tertentu, dalam arti pada waktu akad

    dinyatakan berlaku ikatan perkawinan sampai masa tertentu yang

    bila masa itu bila datang, perkawinan terputus dengan sendirinya

    tampa melalui proses percerean. Nikah mut’ah itu waktu ini masih

    dijalan oleh masyarakat yang bermazhab syi’ah Imamiyah yang

    tersebut di seluruh iran dan sebagian irak. Nikah mut’ah itu disebut

    nikah munqati. Sedangkan pernikahan bisa tidak di tentukan batas

    masa berlakunya di sebut nikah daim. Bentuk hakiki dari nikah

    mut’ah itu sebagaimana terdapat dalam literatur fqih syiah,.nikah

    mut’ah pernah terjadi dan di syariatkan dikalangan umat Islam dan

    mempunyai landasan hukum dalam Al-Quran dan Hadis Nabi.

    Landasan hukum dalam Al-Quran adalah sebagaimana yang terdapat

    dalam surat an-Nisa

    ۚ َٗٔاُجىُههَّ ُأُجىَزُههَّ َفِسيَضةَفَمب ٱسَۡحمَۡحعُۡحم ِبِهۦ ِمىُۡههَّ َف

    7 Ibid, h.103.

  • 10

    Maka karena mut’ah (kesenangan) yang kamu lakukan dengannya

    berikanlah kepada mereka maharmereka secara pemberianyang di

    tentukan. 8

    Beberapa keterangan di atas yang telah menjelaskan

    pernikahan-pernikahan yang di Haram oleh Islam, di dalam beberapa

    penjelasan diatas bahwa pernikahan satu suku tidak termasuk

    pernikahan yang di haram oleh Islam, pernikahan satu suku baik

    melaksanakan acaranya tidak ada bertentangan dengan syarak,

    Karena pernikahan satu suku di Desa Ngaol tersebut tidak di

    haramkan Cuma tidah di bolehkan kerena ada mudaratnya bagi

    pelaku dan masyarakat tersebut.

    2. Pernikahan Dalam Pandangan Mazhab Hanafi’iyah

    A. Pernikahan dalam pandangan mazhab hanafi

    Nikah menurut kelompk hanafiyah ialah akad yang berimplikasi

    mendapat kesenangan dengan cara sengaja. Laki-laki halal

    menikmati perempuan dan karenanya juga tidak ada larangan

    syari’i untuk menikahi perempuan tersebut. Dan sebagian ulama

    hanafiyah memberikan defenisi menikah adalah akad untuk

    mendapatkan manfaat pada diri wanita.9

    B. Rukun Nikah

    Dalam pandangan hanafiyah Rukun nikah menurut mereka hanya ada

    dua yaitu ijab dan Qobul. Tapi menurut jumhur ulama rukun nikah ada

    8 Ibid, h.100

    9Wahbah al-zuhaili, Fiqhhul islami wa’adillatuhu, juz VII, darul Fikri, cetakan

    II,(Damaskus, 1985). h 29-30.

  • 11

    4. Yaitu Shighat, (ijab dan qobul). Istri, suami, wali dan dua orang yang

    berakad. Ijab menurut hanafiyah adalah Siapa yang pertama kali

    berbicara ketika akad berlangsung, sementara qobul adalah orang

    yang berbicara kali kedua setelah yang pertama selesai.10

    C. Akad Nikah

    Dalam hal pelafalan akad ulama hanafiyah mengatakan. Nikah itu

    terakad dengan syarat ada niat atau qorinah yang menunjukan

    bahwa dia ingin menikah, seperti memberikan mahar dan

    mengumpukan manusia karena mereka itulah sebagai saksi kalau

    dia ingin meneikah. Menurut hanafiyah, kalimat yang bisa

    digunakan agar sah suatu akad pernikahan adalah semua lafaz

    yang dapat mengakibatkan bisa memiliki benda atau sesuatu

    setelah kata itu di ucapkan, seperti kata hibah, kepemilikan,

    shodaqoh, pemberian, sewa, jual beli. Sementara syafiiyah akad

    nikah itu baru sah apabila menggunakan lafaz perniakahn saja

    karena merujuk apa yang ada dalam Al,quran, maka tidak sah

    dengan kalimat hibah, shdaqoh, dan sewa.11

    D. Syarat sah dilangsungkan akad pernikahan

    1. Ada dua orang yang berakad

    Syarat sah dilansungkannya akad pernikahan yaitu ada dua orang

    yang berakad, bagi kedua orang ini ada dua syarat yaitu. 1)

    Mampu mengurus duri sendiri, dan ke 2) dengan suara yang

    10 Ibid, h. 37.

    11

    Ibid, . 38-40..

  • 12

    lantang agar bisa di dengar oleh orang lain untuk mendapatkan

    ridha mereka. Pada point pertama mazhab Hanafi tidak

    mensyaratkan orang baligh/dewasa yang mengakadkan. Karena

    orang itu hanya sebagai sebab agar akad itu bisa dijalankan. Dan

    pada yang kedua mazhab Hanafi juga tidak mensyaratkan ada

    ridha, maka boleh menikah dalam keadaan terpaksa.12

    2. laki-laki atau prempuan yang dinikahkan bukanlah orang yang

    haram dinikahi menurut syariat.

    3. Adanya ijab dan qobul13

    a. Hukum Nikah Dalam Mazhab Syafi’iyah

    Menurut Imam Syafi’i pernikahan adalah akad yang

    mengandung kebolehan untuk melakukan hubungan suami istri

    dengan lapaz nikah/kawin atau yang semakna dengan itu. Sedangkan

    menurut Imam Hanafi yaitu akad yang memfaedahkan halalnya

    melakukan hubungan suami istri antara seorang laki-laki dan seorang

    perempuan selama tidak ada halangan syara’14

    Ulama Asy-Sfi’i berpendapat dan orang-orang yang sepakat

    pendapat mereka. Alasan yang dimukakan mereka bahwa menikah

    hukumnya mubah dan tidak wajib adalah dalili yang dipetik dari teks

    12Wahbah al-zuhaili, Fiqhhul islami wa’adillatuhu, juz VII, darul Fikri, cetakan

    II,(Damaskus, 1985). Hal 49.

    13

    Ibid, hal 50.

    14

    Subkhan Masykuri. 2016. Larangan Pernikahan sesuku Studi Kasus Perentian Raja.

    IAIN hlm, 30.

  • 13

    Alquran dan Hadis (dalil manqul) dan dalil yang diambil dsari

    akal(dalil ma’qul)

    Dalil nash (manqul) yang di jadikan dasar adalah firman

    Allah

    َوُأِحلَّ َلُكم مَّب َوَزٓاَء َذَِٰلُكمۡ َأن َجبَۡحُغىْا ِبَأمَۡىَِٰلُكم مُّحِۡصِىيَه َغيَۡس ُمَسَِٰفِحيَهۚ Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian ( yaitu) mencari

    istri-istri dengan hartamu untuk di nikahi bukan untuk berzina. (QS.

    An-Nisa (4): 24)15

    Menurut ulama Hanafi, hukum nikah adakalanya mubah

    ,mandub, wajib, fardu, makruh, dan haram.Sedangkan ulama

    mazhab-mazhab lain tidak membedakan antara wajib dan fardu.16

    b. Hukum Pernikahan Dalam Mazhab Hanafiyah

    Para ulama mazhab sepakat bahwa berakal dan baligh

    merupakan syarat perkawinan, kecuali jika di lakukan oleh wali

    mempelai. Juga di syaratkan bahwa kedua mempelai mesti terlepas

    dari keadaan-keadaan yang membuat mereka di larang nikah, baik

    karena hubungan keluarga maupun hubungan lainnya, baik bersipat

    permanen maupun sementara. Mereka juga sepakat bahwa orang

    yang melakukan akad itu harus pasti dan tentu orangnya, sehingga

    dipandang tidak sah akad nikah dalam kalimat yang berbunyi,” Saya

    mengawinkan kamu dengan salah seorang di antara kedua wanita

    ini,” dan “Saya nikahkan diri saya dengan salah satu di antara kedua

    15 Ibid .h 50.

    16

    Ibid .h 44.

  • 14

    laki-laki ini “(tanpa ada ketentuan yang mana di antara keduanya itu

    yang di nikahi).17

    Ulama Hanafi melihat pernikahan itu di segi ikatan yang

    berlaku antara pihak-pihak yang melangsungkan perkawinan itu.

    Oleh karena itu, yang menjadi rukun perkawinan oleh golangan ini

    haya akad nikah yang dilakukan dua pihak yang melangsungkan

    perkawinan, sedangkan yang lainnya seperti kehadiran saksi dan

    mahar dikolompokan kedalam syarat perkawinan, Ulama Hanafiyah

    membagi syarat itu ada (empat)

    Pertama: Syuruth al-in’iqad, yaitu syarat yang menentukan

    terlaksananya suatu akad perkawinan. Karena kelangsungan

    perkawinan tergantung kepada akad maka syarat disini adalah syarat

    yang harus di penuhi karena berkenaan dengan akat itu sendiri. Bila

    syarat-syarat tertinggal, maka perkawinan disepakati batalnya.

    Umpanya pihak-pihak yang melakukan akad adalah orang yang

    memiliki kemampuan bertindak hukum.

    Kedua: Syuruth al-shihhah, yaitu sesuatu yang

    keberadaannya menetukan dalam perkawinan. Syarat tersebut harus

    dipenuhi untuk dapat menimbulkakan akibat hukum, dalam arti bila

    syarat tersebut tidak terpenuhi, maka perkawinan itu tidak sah;

    sepertinya ada mahar dalam setiap perkawinan.

    17 Muhammad Jawad, Fiqih Lima Mazhab, (Jakarta, Jl, Margasatwa,2013), h, 215.

  • 15

    Ketiga: Syuruth al-nufuz, yaitu menentukan kelangsungan

    pernikahan. Akibat hukum setelah berlangsung dan sahnya

    pernikahan tergantung padanya syarat-syarat itu tidak terpenuhi

    menyebabkan fasad-nya perkawinan, seperti wali yang

    melangsungkan akad perkawinan adalah seseorang yang berwenang

    untuk itu.

    Keempat: Syuruth al-luzum, yaitu syarat yang menentukan

    kepastian suatu perkawinan dalam arti tergantung kepadanya

    kelanjutan berlangsungnya suatu perkawinan sehingga dengan telah

    terdapatnya syarat tersebut tidak mungkin perkawinan yang sudah

    berlangsung itu dibatalkn, Hal ini berarti selama syarat belom

    terpenuhi pernikahan dapat di batalkan, seperti suami harus sekufu

    dengan istrinya.18

    Ada pun rukun nikah pandangan mazhab Syafi’i, yang

    (pertama) ijab Qobul (kedua) mempelai, dengan syarat terbe bas

    dari hal-hal yang menghalangi pernikahan (ketiga) saksi, maka tidak

    sah nikah tampa kehadiran dua orang laki-laki muslim, balig, dan

    sehat akal, merdeka, adil (keempat) dua pihak yang melakukan akad

    nikah, yaitu suami atau yang mewakili.

    Adapun pandangan mazhab Hanafi tengtang rukun nikah,

    ijab dan Qubul saja tidak memasukkan yang lain dari dua itu.

    C. Syarat sahnya sebuah pernikahan

    18 Ibid, hlm 60.

  • 16

    syarat sah pernikahan ada sepuluh yaitu: Perempuan yang

    dinikahi bukan mahram sementara bagi laki-laki , ijab dan

    qobulnya bersamaan waktunya. Saksi, ridha dan tidak dipaksa,

    jelas orang akan dinikahi baik laki-laki atau wanitanya. Bukan

    sedang haji dan umrah, ada mahar, tidak bersekongkol dalam

    menyembunyikan rahasia, kedua mempelai tidak sedang sakit

    parah, wali.19

    Akan tetapi menurut pandangan Hanafiyah dari yang sepuluh di

    atas ada yang tidak menjadi syarat sah nya sebuah pernikahan

    dalam pandangan mazhab mereka yaitu mereka membolehkan

    menikah dalam keadaan ihram baik yang ihram istri, suami

    ataupun wali. dengan dalil hadis dari ibn abbas bahwa rasulullah

    menikah maimunah binti haris sementara beliau dalam keadaan

    ihram.20

    D. Pengajuan syarat sebelum akad Pernikahan

    menurut ahli fiqh beoleh mengajukan syarat yang yang dapat

    dipenuhi oleh akad, akan tetapi syarat yamg di ajukan itu batal

    apabila syarat-sayarat yang di ajaukan dapat menghilangkan

    tujuan pernikahan atau syarat-syarat yang menentang hukum

    agama.21

    19 Wahbah al-zuhaili, Fiqhhul islami wa’adillatuhu, juz VII, darul Fikri, cetakan

    II,(Damaskus, 1985). h, 62.

    20

    Ibid, h, 80

    21

    Ibid, h, 59

  • 17

    F. Tinjauan Pustaka

    Setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustaka peneliti ahirnya

    menemukan beberapa karya tulus hasil penelitian yang memiliki bahasan

    yang hampir sama dengan dengan yang akan peneliti teliti. Penelitian-

    penelitian ter sebut antara lain adalah

    1. Skripsi yang di tulis oleh Iri Hamzah salah satu mahasiswa Di Jurusan

    Perbandingan Mazhab Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

    Negeri Sunan Kalijaga dengan judul “Pelaksanaan Pernikahan Adat Suku

    Anak Dalam Menurut Hukum Adat Dan UU 1 Tahun 1974 (Studi Kasus di

    Taman Nasional Bukut 12 Jambi) “ skripsi ini hanya berfokus dalam

    pelaksanaan pernikahan adat suku, namun tidak membahas tentang

    membahasan hukum pernikahan sesama suku .22

    2. Kedua Skripsi yang di tulis oleh Rahmat hidayat salah satu mahasiswa

    UIN Syarif hidayatullah salah satu mahasiswa jurusan peradilan agama

    fakultas syariah dan hukum dengan judul pernikahan satu suku dalam

    masyarakat minangkabau, skripsi ini hanya berpokus tentang bembahas

    perkawinan satu sukunya, namun tidak membahas tentang larangan nikah

    sesama suku.23

    3. Ketiga Skripsi yang ditulis oleh Dani Swara Manik salah satu mahasiswa

    Uin Ar-Raniry Banda Aceh Salah satu mahasiswa dengan Fakultas

    Dakwah dan Komunikasi dengam judul Pernikahan Di Desa Unjung

    22

    Iri Hamzah, Pelakasanaan Pernikahan Adata Sesuku Anak Adalam Menurut Hukum

    Adat dan UU 01 Tahun 1974 (Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Sunan Kalijaga) 23

    Rahmat Hidayat, pernikahan satu suku dalam minang kabau (mahasiswa UIN syarif

    Hidayatullah)

  • 18

    Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil, sripsi ini hanya berfokus

    tentang membahas tentan pelaksanaan dan scara menikah satu suku.24

    Adapun persamana penlitian diatas dengan penelitian yang penulis

    lakukan ialah sama-sama membahas pernikahan dan adapun perbedaanya

    ialah penelitian yang penulis lakukan ialah larangan menikah sesama suku

    ditinjau danri mazhab Syafi’iyah dan mazhab Hanafiyah

    24

    Dani Swara Manik, Pernikahan Desa Unjung Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh

    (Fakultas Dakwah

  • 19

    BAB II

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Desa Ngaol Kecamatan Tabir Barat Kabupaten

    Merangin. Kemudian waktu penelitian ini di lakukan pada tanggal 29 Agustus

    2018 – 29 November 2018. Waktu penelitian ini berdasarkan surat yang

    dikeluarkan oleh Akademik Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

    B. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Adapun Jenis Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini

    adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

    bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

    penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik,

    dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

    konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

    alamiah.25

    Alasan memilihi metode penelitian ini adalah untuk mengungkapkan

    masalah yang berkenaan dengan pengalaman seseorang ketika menghadapi

    fenomena di lapangan. Selain itu metode ini juga sesuai bila kita hendak

    mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru yang ingin kita ketahui,

    karena metode kualitatif dapat memberikan rincian yang kompleks tentang

    fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.

    25

    Lexy J. Moleong, MA., Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

    Rosdakarya, 2011), cet ke-29, h. 6.

  • 20

    2. Pendekatan Penelitian

    Adapun pendekatan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

    1. Pendekatan normatif atau perpustakaan ialah merupakan penelitian yang

    mengkaji studi dokumen, yakni menggunakan berbagai data sekunder

    seperti perundang-undangan, keputusan pengadilan, teori hukum , dan

    dapat berupa pendapat para sarjana. Alasan memilihi pendekatan normatif

    ini yaitu sesuai dengan penelitian penulis yang mengkaji tentang larangan

    menikah sesama suku menurut Mazhab Syafi’i dan Hanafi.

    2. Pendekatan Komparatif adalah suatu landasan kajian untuk memahami

    jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua

    kelompok atau lebih dari variabel tertentu. Perbandingan dapat dilakukan

    terhadap masing-masing unsur ataupun secara kumulatif terhadap

    semuanya. Dengan metode perbandingan hukum dapat dilakukan

    penelitian terhadap berbagai sub-sistem hukum yang berlaku di suatu

    masyarakat tertentu, atau secara lintas sektoral terhadap sistem-sistem

    hukum berbagai masyarakat yang berbeda-beda.26

    Alasan memilih

    pendekatan penelitian ini yaitu sesuai dengan judul skripsi penulis yaitu

    larangan menikah sesama suku menurut mahzab Syafi’i dan Hanafi.

    C. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis Data

    Data yang dipergunakan dalam penelitian dan penulisan Skripsi ini

    adalah terbagi atas dua jenis data, yiatu :

    a. Data Primer

    26

    Suratman & Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, (Bandung: Allfabeta, 2015), Cet

    ke-3, h. 65.

  • 21

    Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dan

    informan serta sumber pertama, baik melalui observasi dimana peneliti

    terlibat langsung di lapangan, maupun melalui wawancara. Data primer ini

    dapat saja berupa informasi, peristiwa atau tindakan yang berkaitan dengan

    penelitian yang berhubungan dengan larangan nikah sesama suku menurut

    mazhab Syafi’i dan Hanafi (Studi Kasus Desa Ngaol Kecamatan Tabir

    Barat Kabupaten merangin).

    Informan ialah orang yang bisa memberikan informasi tentang

    situasi dan kondisi latar penelitian. Serta beberapa dari informasi akan

    dipilih berdasarkan kebutuhan penelitian, serta berkaitan dengan tema

    penelitian diantaranya yaitu Tokoh Agama, Tokoh Adat, Kepala Desa,

    Ketua RT yang berada di Desa Ngaol, dan warga setempat.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen

    grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto-foto, film,

    rekaman video, benda-benda dan lain-lain yang dapat memperkaya data

    primer.27

    Data sekuner, merupakan data yang diperoleh dalam bentuk teknik

    dokumentasi rekam arsip dan perangkat fisiki berupa data-data dan dari

    sumber kedua dalam bentuk tertulis, baik berupa buku, majalah,

    dokumentasi dan lain sebagainya, baik yang meliputi sejarah, peraturan

    atau undang-undang dan kegiatan yang berkenaan dengan penelitian

    mengenai gambaran umum Desa Ngaol Kecamatan Tabir Barat Kabupaten

    Merangin, meliputi sejarah terbentuknya Desa Ngaol, historis dan

    27

    Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 22.

  • 22

    geografis, struktur pemerintahan serta visi misi, keadaan penduduk dan

    mata pencaharian, keadaan agama dan pendidikan.

    2. Sumber Data

    Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari

    mana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara

    dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang

    yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan

    tertulis maupun lisan.28

    Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya

    bisa berupa benda, gera atau proses sesuata. Peneliti yang mengamati

    tumbuhnya jagung, sumber datanya adalah jagung. Apabila peneliti

    menggunakan dokumentasi, maka dokumentasi atau catatanlah yang menjadi

    sumber data, sedang isi catatan subjek peneliti atau variabel peneliti.

    Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari orang dan literature yang

    meliputi sebagai berikut:

    a. Kepala Desa (KADES) Ngaol

    b. Kepala Dusun (KADUS) diruang lingkup Desa Ngaol

    c. Tokoh agama

    d. Tokoh adat

    e. Masyarakat

    f. Peristiwa/kondisi

    g. Dokumentasi

    28

    Ibid, h. 172.

  • 23

    D. Instrumen Pengumpulan Data

    Berdasarkan manfaat empiris, bahwa metode pengumpulan data kualitatif

    yang paling independen terhadap semua metode pengumpulan data dan teknik

    analisis data adalah metode wawancara mendalam, observasi partisipasi, bahan

    dokumenter, serta metode-metode baru seperti metode bahan visual dan metode

    penulusuran bahan internet, sedangkan metode dan teknik analisis data akan

    dijelaskan pada bab dan analisis data kualitatif. Dengan demikian, dalam bab metode

    pengumpulan data ini yang dibicarakan hanyalah tiga metode independen tersebut

    diatas.29

    Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

    1. Observasi

    Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, Observasi merupakan suatu

    proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologi

    dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan

    dan ingatan.30

    Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah

    melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen.

    Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang

    digambarkan akan terjadi.31

    Menurut Sugiyono obervasi observasi nonpartisipan ini tidak akan

    mendapatkan data yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna.

    29

    Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 6. 30

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung, Alfabeta,

    2013), Cet ke-5, h. 145. 31

    Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif..., h. 272.

  • 24

    Makna adalah nilai-nilai di balik perilaku yang nampak, yang terucapkan dan

    yang tertulis.32

    2. Wawancara

    Wawanara digunakan sebagai instrumen pengumpulan data apabila

    peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

    yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

    responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil.33

    Menurut Berg dalam buku Djam’an Satori mengatakan bahwa dalam

    membatasi waeancara sebagai suatu percakapan dengan suatu tujuan, khususnya

    tujuan untuk mengumpulkan informasi.34

    Metode wawancara yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

    wawancara tersturktur dan wawancara tidak terstruktur, mengharuskan peneliti

    mengadakan kontak langsung dengan sumber data, baik dalam kondisi yang

    orisinil maupun dengan situasi yang dikondisikan sedemikian rupa. Objek yang

    dijadikan responden adalah Kepala Desa, Kepala Dusun, Tokoh Agama, Tokoh

    Adat, dan Masyarakat. Hasil wawancara ini diharapkan tanpa adanya intervensi

    dari pihak lain.

    Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara tidak

    tersturktur dan terstruktur, pedoman wawancara tidak terstruktur adalah

    wawancara dilakukan dengan menanyakan garis besar permasalahan yang

    diajukan, sedangkan wawancara yang menggunakan pedoman wawancara

    terstruktur dimana peneliti menyusun secara terperinci pertanyaan-pertanyaan

    32

    Ibid, hlm. 145. 33

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

    2013), cet ke-5, h. 137. 34

    Djam’an Satori & Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,

    2011), Cet ke-7, h 129.

  • 25

    dan peneliti hanya memberikan tanda ceklis pada pertanyaan yang sesuai.

    Metode ini merupakan salah satu teknik mengumpulkan data yang dilakukan

    dengan cara tanya jawab.

    3. Dokumentasi

    Metode dokumentasi yang dimaksud dalam peroses pengumpulan data

    penelitian ini adalah suatu metode atau cara untuk mencari data dari dokumen

    resmi internal yang berupa memo, kwitansi, nota, pengumuman, instruksi,

    disposisi dan aturan organisasi, termasuk masalah atau laporan rapat dan

    keputusan dan program kerja pemerintah.

    Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode

    dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hall atau variabel yang berupa

    catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, langger,

    agenda, dan sebagainya.35

    Untuk studi kasus, penggunaan dokumen yang paling penting adalah

    sebagai berikut:

    a. Dokumen membantu penyertifikasian ejaan dan judul atau nama yang

    benar dari organisasi-organisasi yang telah disinggung dalam wawancara.

    b. Dokumen dapat menambah rincian secara spesifik lainnya guna

    mendukung informasi dari sumber-sumber lain. Jika bukti documenter

    bertentangan dan bukannya mendukung, peneliti mempunyai alasan

    meneliti lebih jauh topic yang bersangkutan.

    c. Inferensi dapat dibuat dari dokumen-dokumen, sebagai contoh, dengan

    mengobservasi pola tembusan karbon dokumen tertentu. Seorang peneliti

    dapat mulai mengajukan pertanyaan baru tentang komunikasi jaringan

    35

    Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 274.

  • 26

    kerja suatu organisasi. Studi dokumentasi ini dapat memperoleh data

    tentang komunikasi dan jaringan kerja suatu organisasi. Studi dokumentasi

    ini dapat memperoleh data tentang Desa Ngaol, Keadaan penduduk desa,

    sturuktur pemerintahan serta lingkungan desa.

    E. Teknik Analisi Data

    Data yang dianalisa dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis

    data mengalir, dan dilakukan melalui dua tahapan penganalisasian. Pada tahapan

    pertama analisis data dilakukan sewaktu berlangsungnya pengumpulan data dan

    tahapan kedua dilakukan setelah selesainya proses pengumpulan data.

    Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

    menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (Triangulasi), dan

    dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang

    terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh

    pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif),

    sehingga teknik analisi data yang digunakan belum ada polanya yang jelas.36

    Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras.

    Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak

    ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap

    peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat

    penelitianyya. Bahan yang sama bisa diklarifikasikan lain oleh peneliti yang

    berbeda.37

    Dalam menganalisis data itu ada beberapa tahapan yang harus ditempuh,

    yaitu:

    36

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitafi Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,

    2013), Cet ke-29, h. 243. 37

    Ibid, h. 244.

  • 27

    1. Reduksi data, data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

    untuk itu maka perlu dicatat teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin

    lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks

    dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

    Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

    pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang

    telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

    mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data dibantu dengan

    peralatan elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode pada

    aspek-sapek tertentu.38

    2. Penyajian data, dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam

    bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowcgart dan

    sejenisnya.

    3. Penarikan kesimpullan dan perifikasi, merupakan temuan baru yang

    sebelumnya belum pernah ada. Teman dapat berupa deskripsi atau gambaran

    objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah

    diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis

    atau teori.39

    F. Sistematika Penulisan

    Penyusunan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, dan setiap babnya terdiri

    dari sub-sub bab. Masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri tetapi tetap

    saling berkaitan antara satu bab dengan bab berikutnya. Adapun sistematika

    pembahasannya adalah sebagai berikut.

    38

    Ibid, h. 247. 39

    Ibid, h. 253.

  • 28

    BAB I, berisi tentang pendahuluan, sebagai pengantar secara keseluruhan

    sehingga bab ini akan diperoleh gambaran umum tentang pembahasan skripsi ini.

    Bab pertama ini terdiri dari sub bab sebagai berikut. Latar belakang masalah,

    rumusan masalah, batasan masalah, rujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori

    dan tinjauan pustaka.

    BAB II, penulis akan menjelaskan metode penelitian yang digunakan untuk

    mendapatkan dan mengumpulkan data dalam menggarap skripsi sebagai berikut:

    Tempat dan waktu penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data,

    instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, sistematika penulisan, dan jadwal

    penelitian.

    BAB III, membahas gambaran umum lokasi di Desa Ngaol Kecamatan Tabir

    Barat Kabupaten Merangin sebagai berikut: sejarah terbentuknya Desa Ngaol, letak

    geografis Desa Ngaol, struktur pemerintahan Desa Ngaol, Visi Misi Desa Ngaol,

    Keadaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Ngaol, keadaan penduduk Desa Ngaol,

    keadaan pendidikan Desa Ngaol, keadaan kesehatan Desa Ngaol, keadaan sarana

    ibadah Desa Ngaol, keadaan sosial, budaya Desa Ngaol, penerangan dan keadaan

    jalan Desa Ngaol.

    BAB IV, Bab akhir dari pembahasan masalah pokok dan analisis penulis

    sebagai berikut:

    BAB V, adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran-saran dan kata

    penutup.

    G. Jadwal Penelitian

    Penelitian dilakukan dengan izin riset yang dikeluarkan oleh pihak kampus

    nantinya. Adapun rencana jadwal kegiatan dapat dilihat dari tabel berikut

  • 30

    Tabel 1: Jadwal Penelitian

    NO Kegiatan Bulan

    November Januari Februari April Juni

    1 Pengajuan

    judul

    x

    2 Bimbingan

    Proposal

    X

    3 Seminar

    Proposal

    x

    4 Perbaikan

    Proposal

    X

    5 Surat izin

    riset

    x

    6 Pengumpulan

    Data

    X

    7 Verifikasi

    Data

    8 Konsultasi

    Pembimbing

    9 Penulisan

    Laporan

    10 Bimbingan

    Skripsi

  • 31

    BAB III

    GAMBARAN UMUM DESA NGAOL

    A. Sejarah Terbentuknya Desa Ngaol Kecamatan Tabir Barat Kabupaten

    Merangin

    1. Sejarah Desa Ngaol

    Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa kerena

    Rahmat-nya kami dapat menyampaikan sejarah singkat Desa Ngaol

    kehadapan kita sekalian.Kami sebut sejarah singakat, kerena yang kami

    tampilkan pada kesempatan ini, dihimpun dari sumber-sumber yang

    diungkapkan secara lisan dari beberapa warga masyarakat yang

    menempati pertama kali wilayah Desa Ngaol ini.

    Adapun maksud dan tujuan penyampaikan sejarah singkat ini,

    terlebih ditujukan kepada genarasi penerus Desa, agar kelak mereka

    semua dapat menimbang rasa perjuangan genarasi sebelumnya, sehingga

    tumbuh rasa tanggung jawab dalam membangun wilayah yang telah

    dirintis secara bersama.

    Kami sungguh menyadari besar perjuangan Masyarakat pemula

    (Warga Desa Ngaol), Maka dengan kemampuan yang sangat terbatas

    kami persembahkan ungkapan sejarah singkat ini sebagai wujud bukti

    kami terhadap perjuangan mereka, terlebih kepada pendahulu yang telah

    pulang kepada Sang Khalik.Semoga jiwanya senatiasa di karuniai damai

    abadi di Surga Muria. Pada kesempatan yang mendatang kami akan

    berusaha menyempurnakan sejarah ini dengan menampilkan sumber-

  • 32

    sumber yang lebih akurat dan terpecaya. Itu semua akan terwujud bila

    dibantu dan didukung oleh semangat yang tulus dari semua masyarakat

    Desa Ngaol.

    Disadari pula, di era yang begitu canggih ini, sajian seperti ini

    kurang menarik bagi para generasi penerus kita, namun merupakan suatu

    kewajiban bagi kita untuk menyampaikannya. Alangkah disanyangkan

    bila para penerus tidak mengetauhi bagaimana perjuangan membuka

    hutan untuk membentuk suatu pemukiman yang layak dihuni. Semoga

    tulisan ini menjadi insprasi generasi penerus dan dapat memberikan

    motivasi serta inovasi pembangunan selanjut.

    2. Asal Usul Desa Ngaol

    Pada tahun 1872 Warga yang pertama mulai menempatkan kaki

    di Desa Ngaol, yaitu warga yang berasal dari Daerah Minang kabau.

    Rombongan ini terdiri dari tiga rombongan, (satu datuk Sandaro) yang

    (kedua datuk Sutan benok) yang (ketiga datuk langka,) Mareka

    sesungguhnya memberikan kenangan yang tak terlupakan, bagaimana

    rombongan ini mrngalami jatuh bangun dalam perjuangan dalam

    membangun Desa Ngaol. 40

    Adapun yang paling pertama memasuki Desa Ngaol Datuk

    Sandaro adapun datuk sandaro dan beberapa kawannyaa memasuki Desa

    Ngaol untuk tambang emas bukan mencari tanah adapun tempat

    pencarian emas di namakan onah kore (dataran keras) karena disitu

    40Dokumentasi Desa Ngaol Kabupaten Merangin 2019.

  • 33

    tempat perkumpulan emas nyang banyak, dan beberapa tahun Datuk

    sutan benok dari minang kabau masuk ke Desa Ngaol hal yang tidak

    terduga datuk sultan benok melihat sebuah sungai yang keruh sebelum

    itu Sultan Benok belum tau ada orang di Desa Ngaol tersebut,kamudian

    sultan benok meneliti sungai tersebut apa penyebabnya air sungai

    tersebut keruh, didalam meneliti sungai tersebut sutan benok belum tau

    ada orang yang memasuki Desa Ngaol selain darinya, kemudian setelah

    datuk sutan benok sudah tau ada orang mencari Emas (Datuk Sandaro).41

    kamudian datuk Sutan Benok mengalihkan untuk mengkelilingi

    Desa Ngaol untuk buat umo (buat ladang) di dalam dari pada itu,da

    datang lagi datuk langka kerena di namakan datuk langka(datuk

    melangkah) kerna orangnya hobi berjalan-jalan terus di saat itu datuk

    langkah belum tinggal di Desa Ngaol. Waktu itu datuk langkah tinggal di

    DesaSengayau karna waktu itu dia baumo (baladang) tempat datuk

    langkah tinggal saat itu.42

    kemudian datuk langkah di jemput oleh datuk Sutan Benok untuk

    tinggal bersamanya di Desa Ngaol untuk menghusir datuk sandaro

    mencari Emas, di dalam waktu Sudah lama mencari Emas sehinggga

    datuk sandaro udah ada berdirinya rumah Sudah banyak tanaman-

    tanaman yang sudah banyak buahnya, kamudian datuk langkah bersama

    datuk sultan benok gak mau kalah sama Datuk Sandaro ingin berkuasa di

    Desa Ngoal maka stan benok dapat ide yang cermerlang dicabutnya

    41Wawancara dengan Ambak/ Sebagai Datuk Tembobang 11 Juni 2019

    42

    Wawancara dengan Kakek Muhsin Salah Satu Masyarakat Desa Ngaol 2019

  • 34

    pisang-pisang yang udah berbuah di tanamkan dekat rumahnya dan

    bermaca-macan tenaman yang udah berbuah di cabut oleh stan benok

    untuk di tanamkan di halaman rumahnya kamudian datuk stan benok

    membakar kemenyan di bawah rumahnya untuk tujuannya supaya

    rumahnya keliatan tua, tujuanya supaya diadapan menguasai Desa Ngaol

    dari datun sandaro, sutan benok datang ketempat datuk sandaro,

    kemudian Stan Benok bertanya kepada datuk sandaro”

    Sutan Benok” bilo datuk kasiko?

    Datuk Sandaro” den lah lamo di siko sutan, colik lah di stan tombang-

    tombang den lah lowe tenaman-tenaman den lah bisa di panen sutan””

    Sutan Benok”kalau macamtu datuk colik pulo lokasi den di iliten,

    tanaman-tenaman den lah masak-masak umah den lah hitam-hitam

    semakin lamonyo den siko datuk’’43

    Maksudnya dari percakapan diatas ialah;

    Sutan Benok : kapan datuk kesisni?

    Datuk Sandaro : saya sudah lama disini wahai sutan, coba lihat dilahan

    perkebunan saya, sudah banyak tanaman-tanaman yang

    telah bisa dipanen

    Sutan Benok : kalau begiyucoba datuk lihat lahan perkebunan saya

    yang disebelah hilir sana, banyak tanaman saya yang

    sudah masak dan bisa dipanen, dinding-dinding dan

    perkarangan rumah saya sudah hitam dan bnyak yang

    kotor dikarenakan saking lamanya saya disini.

    Datuk sandaro dan sutan benok waktu itu ribut di tempat datuk

    sandaro mau ngambil kekuasaan di Desa Ngaol tersebut, itulah namanya

    sungai bakoreh (sungai berkeras-keras) pada besok harinya datuk Sutan

    Benok pergi ketempat datuk sandaro lagi untuk menyelesaikan masalah

    kemaren untuk mengambil tanah dari datuk Sandaro di bawaknya sirih

    43

    Wawancara dengan Ambak/ Datuk Tomombang selaku Pemangku Adat 12 Juni 2019

  • 35

    dan ayam hitam oleh Sutan Benok untuk ambil tanah dari datuk Sandaro

    maka di berikan oleh datuk Sutan Benok oleh datuk sandaro sehingga

    sampai sekarang ini terjadi dua padang masak-masak lemang untuk acara

    tersebut, setiap tahun akan mengadakan dua padang acara tersebut, dari

    itulah asal usul acara adat di Desa Ngaol.44

    B. Letak Geografis Desa Ngaol

    Banyak warga mulai usaha perkebunan karet dibawah binaan SRDP

    (Smallholder Ruber Devolopment Project) atau sering disebut (Proyek

    Pengembangan Petani Karet). Bahkan banyak juga melaksanakan secara

    pribadi. Disamping perkebunan karet sebagai warga berusaha membuka

    perkebunan sawit. Dengan usaha demikian, walaupun agak terlambat warga

    ini berusaha bangkit dapat mengejar dari wilayah sekitar, supaya dapat

    mengejar ketertinggalannya dari wilayah sekitar.45

    \

    Secara geografis Desa Ngaol mempunyai batas wilayah dengan

    wilayah diantaranya adalah.46

    22

    Wawancara Dengan Nenek/Datuk Muhsin Di Desa Ngaol Kec. Tabir Barat Kab.

    Merangin 12 juni 2019. 45

    Dokumen Kantor Desa Ngaol 12 juni 2019 46

    Dokumen Kantor Desa Ngaol 12 jini 2019

  • 36

    Tabel 2:Batasan-Batasan Desa Ngaol Tabir Barat

    No Letak Batas Kecamatan Lokasi

    1 Utara Kab.Bungo

    2 Selatan Kec.Sungai Manau

    3 Barat Desa Air liki

    4 Timur Desa Ngaol Ilir

    C. Struktur Pemerintahan Desa Ngaol

    Tabel 3:Struktur Pemerintahan Desa Ngaol

    Bendahara

    Ruslan

    KepalaDesa

    Subhan

    Sekretaris

    Desa

    Sampari

    Kaur

    Pemerint Kaur

    Pembangunan.

    Helmi

    Kaur Umum

    Andung

    Kadus V

    Hapiz

    Kadus

    III

    Sarip

    Kadus IV

    Ambak

    Kadus II

    Al-haris

    Kadus I

    AR. tando

    Kadus VI

    Ahmad

    Ketua

    BPD

    Taufik

  • 37

    D. Visi Misi Desa Ngaol

    1. Visi

    Terwujudnya Desa Ngaol yang mandiri, beriman dan bertaqwa

    2. Misi

    a. Menyelenggarakan pemerintah desa yang baik, bersih serta disiplin

    dalam pelayanan kepada masyarakat

    b. Meningkatkan pembangunan infrastruktur Desa Ngaol

    c. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

    d. Mengembangkan perekonomian desa disektor pertanian, perkebunan

    dengan didukung sektor lainnya

    e. Meningkatkan rasa aman, tentram dalam suasana kehidupan

    masyarakat desa yang didemokratis dan agamis.

    E. Keadaan Mata Pencaharian

    1. Perkebunan

    Ada sekitar 45% sawit dan karet. Sebagai besar dari kebun karet

    yang ada adalah karet tua yang dibudayakan secara tradisional. Bekerja

    sebagai petani tanaman karet telah dilakukan oleh sebagian besar

    masyarakat di Desa Ngaol secara turun menurun, sehingga saat ini

    dibudayakan tanama karet dan bibit sawit dengan menerapkan pola

    perkebunan tradisional.tanaman ini berasal dari bibit lokal dan

    masyarakat Desa Ngaol tidak memelihara tanaman secara instensif.

    Sistem kerja perkebunan karet ini karena potongan sendiri. Namun ada

    juga masyarakat mempunyai sifat kerja sama dalam bekerja seperti

  • 38

    patron kline hasilnya dibagi 2, beda dengan karet yang ia potong sendiri

    bagi masyarakat yang potong sendiri maka mereka mendapatkan

    keuntungan berbeda dengan masyarakat yang berbagi 2 dalam hasil.

    Jika harga karet Rp7.000/Kg x 100 Kg setiap bulannya, maka

    masyarakat sudah bisa mengantongi uang sebesar 700.000, bagi

    masyarakat yang motong karet serndiri, kemudian apa bila dipotong

    karetnya oleh orang lain maka hasilnya dibagi 2 yaitu Rp350.000.

    2. Persawahan dan Tambang Emas

    ahan persawahan di Desa Ngaol zaman dahulu sangatlah luas

    karena adanya tambang emas masyarakat tertarik untuk mengalihkan

    lahan persawahan menjadi lahan tambang emas. Lahan persawahan jyang

    masih produktif sekitar 4% selebihnya sudah menjadi lahan

    pertambangan emas.

    Tabel 4:Rekapitulasi Data Jenis Mata Pencarian Penduduk Desa Ngaol Tabir Barat

    nNo JJJJenis Mata Pencarian Jumlah KK ppPersentase

    11 1 Petani 270 77 70%

    11 2 Wiraswata 38 28 Rr 10%

    33 3 Buruh 19 19 H 5%

    33 4 PNS 33 30 51 15%

    Jumlah 34 347 11 100%

  • 39

    F. Keadaan Penduduk Desa Ngaol

    Salah satu syarat berdirinya wilayah adalah mempunyai

    penduduk,Penduduk Desa Ngaol Tabir Barat salah satunya, adapun jumlah

    penduduk Desa Ngaol Tabir Barat secara keseluruan adalah 1.363 orang,

    sedangkan Kepala Keluarga 150 Orang Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

    distribusi penduduk berdasarkan wilayah pada table di bawah ini47

    Tabel 5:Rekapitulasi Data Jumlah Penduduk Desa Ngaol Tabir Barat Tahun 2019

    Dusun Laki-Laki Perempuan KK Jumlah

    Kampung Teluk 180 176 100 356

    Kampung Tengah 115 127 80 242

    Kampung Kandang 102 125 50 227

    Kampung Bukit 81 150 57 231

    Kampung Tanjung 129 178 60 307

    Jumlah Keseluruan 607 756 347 1.363

    G. Keadaan Pendidikan Desa Ngaol

    Pendidkan merupakan ujung tombak untuk meraih ke suksesn dan

    kemajuan Tanpa adanya pendidikan manusia tidak akan mengetahui

    perubahan dunia yang semakin hari semakin cepat Pendidikan untuk

    memperoleh ilmu pengatahuan sangat penting di miliki manusia. Di Desa

    Ngaol Tabir Barat terdapat sarana pendidikan yang terdiri dari sekolah Dasar

    atau atau sedarajat dan sekolah Menengah Pertama serta Pondok Pasantren

    47

    Dokumentasi Desa Ngaol 12 juni 2019

  • 40

    Selain pendidikan dasar terdat juga serana pendidikan untuk anak usia dini

    atau yang dikenal istilah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)48

    Tabel 6:Jumlah Sarana Pendidikan Di Desa Ngaol Tabir Barat

    No Sekolah Alamat

    11 1 SSSD No 225 K Kampung Sunbaru

    22 2 sssSD No 107 Muarongaol

    33 3 SSSMP 15 Merangin R Rantau Larak

    44 4 PPPonpes NurulFalah D Kampung Kandang

    55 5 PPPAUD M Muarongaol

    66 6 M Madrasah K Kampung Tengah

    H. Keadaan Kesehatan

    Di Desa Ngaol memiliki 4 (empat) Bidan melayani kesehatan

    masyarakat Desa Ngaol melalui pengobatan imunisasi setiap bulannya dan

    mengobati penyakit ringan biasa. Selain itu juga dapat mengobati dengan

    dukun kampung, pengobatan dengan dukun kampung ini mengobati penyakit

    kebathinan, untuk persalinan didukung oleh dukun kampung yang dinamakan

    dukun beranak.

    48

    Wawancara dengan Subhan, selaku Kepala Desa Ngaol Tabir Barat 18 juni 2019

  • 41

    I. Keadaan Sarana Ibadah

    Adapun peribadaptan di Desa Ngaol yaitu memiliki masjid 1(satu),

    sedangkan langgar memiliki 4 (Empat).49

    Tabel 7:Jumlah Sarana Ibadah Di Desa Ngaol Tabir Barat

    No Sarana Ibadah Alamat

    1 Masjid Baitul Makmur Muaro Ngaol

    2 Langgar Nurul Iman Kampung Teluk

    3 Langgar Al-Nur Kampung tengah

    4 Langgar Almuhajirin Kampung Kandang

    5 Langgar Baiturrahim Kampung Bukit

    J. Keadaan Sosial, Budaya

    Dari awal penempatan pemungkiman Desa Ngaol ini dihuni

    masyarakat yang terdidri dari agama islam, suku dan budaya. Kerukunan

    hidup antar umat beragama diwilayah ini sangat baik. Hal ini tercermin dalam

    cara hidup warga yang tetap menjaga kerukunan, kebersamaan tanpa

    memandang suku, agama dan kebudayaan. Dalam setiap acara yang diadakan

    selalu didukung oleh semua kalangan, tanpa mengurangi iman dan

    ketaqwaannya,kegiatan yang bisa dilakukan seperti dua padang(sedekah-

    49

    Wawancara Subhan Selaku Kepala Desa Ngaol 18 jini 2019

  • 42

    sedekah di tempat lapangan),mogang (menyemlih kerbau sebelon puasa) Doa

    tolak balak dan menegakkan rumah.

    Berikut adalah table persentase berdasarkan suku yang ada di Desa

    Ngaol Tabir Barat.50

    Tabel 8:Persentase Penduduk Berdasarkan Suku

    No Nama Suku Jumlah Persentase

    1 Suku Melayu 45,2%

    2 Suku Jambak 21,4%

    3 Suku Kumbang 3%

    4 Suku Caniago 2,4%

    5 Suku Panai 2%

    K. Penerangan

    Untuk penerangan yang digunakan di Desa Ngaol sudah

    menggunakan perusahaan listrik negara (PLN). Selain itu listrik juga bisa

    menerangi rumah penduduk Desa Ngaol. Dengan listrik ini bisa juga

    membantu penduduk dalam menggunakan dan memanfaatkan sebagai

    keperluan rumah dan hidup mereka dan dingset sebagai penerangan jika

    lampu mati.

    50

    Dokumen Desa Ngaol 2019

  • 43

    BAB IV

    PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

    A. Adat Pernikahan Exogami di Desa Ngaol

    Nikah artinya, suatu akad yang menghalalkan pergaulan antara

    seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dan menibulkan hak dan

    kewajiban antara ke duanya. Dalam pengertian yang luas, pernikahan adalah

    merupakan suatu ikatan lahir antara dua orang, laki-laki dan perempuan, untuk

    hidup bersama dalam suatu rumah tangga yang dilangsungkan menurut ketentuan-

    ketentuan syariat Islam. 51

    Berdasarakan hasil wawancara peneliti di lapangan dengan saudara

    Ambak, adat pernikahan berdasarkan adat Desa Ngaol dapat dibagi menjadi tiga,

    pertama acara sebelum pernikahan, kedua, saat pernikahan, ketiga setelah

    pernikahan.52

    Pertama sebelum pernikahan, dalam bahasa adat Desa Ngaol ada namanya

    “menyosek”53

    yaitu ayah dari pihak laki-laki datang kerumah perempuan dan

    ditemani oleh seorang “tenganai”54

    dari kampung si laki-laki tersebut, kedatangan

    mereka ini bertujuan untuk menyampaikan hajat bahwa anak laki-lakinya ingin

    menikah dengan anak gadis tuan rumah tersebut. Pada tahap ini pihak keluarga

    perempuan yang menerima kedatangan tamu itu tidak bisa semerta-merta

    menerima atau memutuskan untuk menolak, akan tetapi berdasarkan adat yang

    berlaku mereka harus terlebih dahulu memberi tahu sekaligus menghadir

    51

    Moh. Rifa’i Fiqih Islam Lengkap, (PT Karya Thoha: Semarang, 2014),h 420 52

    Wawancara dengan Ambak tokoh adat Desa Ngaol 9 April 2019 53

    Observasi 20 April 2019

  • 44

    “Tenganai” di kampungnya paling tidaknya dua orang, kedua orang inilah nanti

    sebagai wasilah pihak perempuan untuk menyampaikan pilihannya apakah dia

    setuju atau tidak, nanti selanjutnya barulah tenganai yang berbicara kepada ayah

    laki-laki. Jika di terima maka akan disepakati tanggal pernikahan dan selanjutnya

    ada pertemuan “ninik mamak” untuk membahas persiapakan pernikahan

    keponakan mereka.55

    Kedua saat pernikahan. Setelah acara menyosek tanggal sudah disepakati,

    ninik mamak sudah berunding untuk mengurus semua kebutuhan pernikahan

    maka pada hari pernikahan akan di adakan ijab dan qobul, biasa prosesi ijab dan

    qobul dilansungkan di rumah mempelai wanita, dengan di hadiri oleh dua orang

    saksi, kiai atau ustadz, kedua belah pihak wanita, dan petugas pencatatan nikah.

    Terakhir kedua mempelai mohon ridhan dan doa kepada kedua orang tua dan

    martua.56

    Ketiga setelah pernikahan. Setelah acara ijab dan qobul dan pencatatan

    surat nikah dan mohon ridha selesai, besoknya akan diadakan resepsi pernikahan,

    dalam acar resepsi ini ada namanya dalam bahasa adat Desa Ngaol “berarak”

    yakni kedua mempelai di arak dari rumah pria ke rumah wanita, dalam acara

    berarak ini ada dilangsungkan prosesi silat adat dari mempelai laki-laki dan

    mempelai perempuan. Sebelum sampai menaiki tangga rumah wanita, orang tua

    yang memangku jabatan adat telah menunggu di pintu rumah untuk menyambut

    kedatangan kedua mempelai dengan gubahan pepatah adat. Dan juga saat arak-

    55

    Wawancara Sulaiman Selaku Bendahara Adat Desa Ngaol 2019 56

    Observasi 20 April 2019

  • 45

    arakan berlangsung, para ibu-ibu biasanya mengiringi dengan nasyid beserta

    qasidah rebana.57

    Pernyataan di atas dikuatkan oleh apa yang peniliti lihat dalam prosesi

    pernikahan masyarakat di Desa Ngaol, yaitu pernikahan yang akan dilangsungkan

    itu di hadiri oleh hampir seluruh masyarakat, karena banyaknya orang yang hadir,

    pakain mempelai mirip dengan pakaian adat minang kabau bercorak ke emasan,

    wanita memakai perhiasan di kepala, dan laki-laki menggunakan topi yang

    runcing ke atas saat arak-arakan. Begitu juga dubalang yaitu orang yang menjaga

    kiri kanan mempelai berpakain hitam dan memegang tombak di tangan dan keris

    di pinggang. Kemudian di hadapan rumah wanita sebelum ke rumah di hadirkan

    pertunjukan silat adat dari beberapa orang laki-laki.58

    Praktek pernikahan adat Desa Ngaol ini juga di tuturkan oleh ibuk-ibuk di

    Desa Ngaol di antranya ibuk suwarni:59

    “kalau pernikahan di Desa Ngaol, semua kami terlibat untuk membantu, biasanya

    ibu-ibuk itu bagian masak-memasak, seperti giling bumbu, gulai dan masak nasi.”

    Keterangan dari hendri juga mengatakan:60

    “pernikahan di Desa Ngaol melibatkan semua lapisan masyarakat, baik itu ninika

    mamak, tanganai, orang kampung sebelah, semuanya datang untuk bersama-sama

    menyukseskan acara itu, sebab nanti mereka juga akan begitu saat anaknya

    menikah”.

    Keterangan ibuk Susi mengatakan:

    57

    Dukumen Desa Ngaol 2019 58

    Observasi 20 April 2019 59

    Wawancara 22 April 2019 60

    Wawancara 22 April 2019

  • 46

    “biasanya kalau ada orang yang menikah, sudah pasti ada tenganai dari pihak

    laki-laki dan perempuan itu yang datang untu “memanggi” (mengundang)

    masyarakat untuk datang, biasanya kami perempuan ini membawa beras untuk

    membantu mereka”

    Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada

    semua mahluknya, baik pada manusia, hewan,maupun tumbu-tumbuhan. Ia

    dalah suatu cara yang dipilih oleh allah Swt. Sebagai jalan bagimakhluk-Nya

    untuk berkembang biak, dan melestarikan hidupnya. 61

    Dalam bahasa indonesia , perkawinan berasal dari kata “kawin” yang menurut

    bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis ; melakukan

    hubungan kelamin atau bersetubuh.Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun

    1974 Bab l Pasal 1 menjelaskan:

    Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

    seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan m embentuk keluarga (

    rumah tangga ) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

    Esa” Dengan demikian, pernikahan adalah suatu akad yang secara

    keseluruhan aspeknya dikandung dalam kata nikah dan merupakan ucapan

    seremonial yang sekral.62

    Dalam adat Desa Ngaol praktik nikah sesama suku ialah ikatan lahir

    batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dan kedua

    61

    Ibid.hlm. 6 62Abd, Rahman Ghazaly, Fqih munakahat ; Jakarta: 2013) .h.7

  • 47

    mempelai berasal dari desa tersebut, baik keturan, warga, dan tidak

    mempengaruhi dimnapun mereka melakukan akad pernikahan.63

    B. Faktor Penyebab Larangan Pernikahan Exogami di Desa Ngaol

    Pada bagain ini peneliti mencoba memaparkan data terkait alasan

    masyarakat Desa Ngaol tidak mau atau tidak membolehkan menikah dengan

    orang sama sukunya dengan orang (laki-laki/perempuan) yang ingin menikah.

    Tidak dapat dipungkiri seperti kata pepatah dimana bumi dipijak di

    situ langit dijunjung, mau tidak mau masyarakat harus tunduk dan patuh pada

    aturan adat yang sudah di bangun sejak lama. Walaupun agama Islam

    membolehkan sementara adat melarang, di Desa Ngaol adat terlihat lebih

    kuat dari pada agama, yang seharunya agama lebih dijunjung tinggi daripada

    adat.64

    Begitulah keterangan yang peneliti dengar langsung dari seorang

    tokoh agama dan juga sebagai pemangku adat di Desa Ngaol.

    Menurut Kepala Desa Subhan dari Suku Melayu`` yang menyebabkan

    dilarangnya pernikahan exogami di Desa Ngaol ada empat hal.65

    Pertama, Dikhawatirkan merusak silaturrahmi. Dikerenakan

    pernikahan sesuku akan mengakibatkan rancu, jika berkumpul dengan

    keluarga pihak suami istri. Hal ini akan menyebabkan kesulitan menentukan

    siapa Bako dan siapa Mamak dari anak yang dilahirkan.

    Kedua, Menganggap sesuku itu saudara dan menentukan mana

    dunsanak (saudara) dan mana yang tidak saudara. Kuatnya rasa persaudaraan

    63 Wawancara Dengan Nenek Wahab Selaku tokoh agama dan adat Di Desa Ngaol 25

    April 2019

    64

    Wawancara Dengan Nenek Wahab Selaku tokoh agama dan adat Di Desa Ngaol 25

    April 2019

    65

    Wawancara dengan Subhan Selaku Kepala Desa Ngaol 26 April 2019

  • 48

    pada zaman dahulu sehingga mengharuskan menikahi suku lain (Suku

    Jambak, Suku Kumbang, Suku Caniago, Suku Panai)

    Ketiga, Mendidik rasa malu. Dalam hubungan persaudaraan

    diharuskan saling menghormati, sesuku berarti bersaudara, mereka harus

    mempunyai rasa malu terhadap saudaranya dan harus dapat menjaga

    persaudaraanya tersebut.

    Keempat, Patuh terhadap sumpah nenek moyang terdahulu. Sumpah

    sotih (sumpah setia) yang di ucapkan kepala adat saatnya berdirinya Desa

    Ngaol.66

    Sumpah tersebut didahului dengan bacaan takbir dan syahadat.

    Adapun bunyi dari sumpah sotih sebagai berikut:

    Bismillahirrohmanirrohim...............

    Wallaahi, Tallahi, Walillahi………..

    Kami berjanji bahwa kami akan melaksanakan aturan dan

    pengaturan adat kepada anak, kemanakan kami, dengan penuh

    kearifan dan kebijaksanaa………..

    Bagi yang melanggar jonji makan jonji……..

    Bagi yang melanggar buek, makan buek…….

    Disumpah oleh Al-Qur’an 30 Juz…….

    Hidup seperti pohon di atas gak ada pucuk di bawah gak ada baurat

    tongah-tongah di makan kumbang…….67

    66 Wawancara Dengan Subham selaku Kepala Desa Ngaol 25 April 2019

    67

    Wawancara Dengan Lukman selaku Dato Palintang Bumi Di Desa Ngaol 28 April

    2019

  • 49

    Sumpah tersebut berisi barang siapa yang melanggar sumpah dengan

    menikah sesuku, maka hidupnya akan sengsara, melarat, masalah datang

    berkepanjangan, dan rumah tangga tidak akan bahagia bahkan jika memiliki

    keturunan diyakini akan lahir cacat/ tidak sempurna dan masyarakat Desa

    Ngaol menyakini hal itu. Pada zaman dahulu hal ini benar-benar terjadi

    dikenakan sikap fanatik yang berlebihan. Sebagian masyarakat masih sangat

    percaya dengan hal itu terbukti dengan sedikitnya yang melakukan

    pernikahan sesuku.’\Menurut Umar dari suku melayu., Selain pernikahan

    sesuku ada juga pernikahan yang dilarang di Desa Ngaol, seperti;

    1. Menikahi perempuan yang sesuku dengan istri pertamanya dikerenakan

    istri pertama meninggal kemudian ia menikahi perempuan yang sama

    sukunya dengan istri perta