lapsus kista ovarium

15
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita. Berlokasi di pelvis, di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk seperti buah peer pada bayi yang sedang tumbuh. Masing-masing ovarium ukuran dan bentuknya seperti buah kenari. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita. Hormon merupakan bahan kimia yang mengontrol jalannya fungsi dari sel dan organ tertentu.Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu ovarium dalam proses yang disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium melalui tuba falopii menuju ke uterus. Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan dari payudara wanita, bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Hormon-hormon ini juga mengatur siklus menstruasi dan kehamilan. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang banyak menyerang wanita.kista mempengaruhi siklus haid perempuan karena sistem hormonal yang terganggu. Secara alami, hormon akan meregulasi pertumbuhan sel telur di ovarium. Namumn medis belum mampu menjelaskan secara gamblang bagaimana 1

Upload: agry-ridho-cendikia

Post on 16-Feb-2015

27 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

mantabb

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita.

Berlokasi di pelvis, di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk

seperti buah peer pada bayi yang sedang tumbuh. Masing-masing ovarium ukuran

dan bentuknya seperti buah kenari. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon

wanita. Hormon merupakan bahan kimia yang mengontrol jalannya fungsi dari sel

dan organ tertentu.Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur

dikeluarkan dari satu ovarium dalam proses yang disebut ovulasi. Perjalanan sel

telur dari ovarium melalui tuba falopii menuju ke uterus.

Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon wanita yaitu estrogen

dan progesteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan dari

payudara wanita, bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Hormon-hormon ini juga

mengatur siklus menstruasi dan kehamilan.

Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang

banyak menyerang wanita.kista mempengaruhi siklus haid perempuan karena

sistem hormonal yang terganggu. Secara alami, hormon akan meregulasi

pertumbuhan sel telur di ovarium. Namumn medis belum mampu menjelaskan

secara gamblang bagaimana siklus hormonal perempuan penderita terganggu.

Namun dari berbagai penelitian yang terus dilakukan untuk memecahkan kasus ini

agar jumlah penderita kista dapat di tekan.

Angka kematian akibat kista ovarium cukup tinggi karena penyakit ini

awalnya tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan. Perjalanan penyakit yang

dianggap silent killer atau secara diam-diam menyebabkan banyak wanita yang

tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista ovarium dan hanya

mengetahui pada saat kista sudah teraba dari luar atau membesar. Mekanisme

terjadinya kanker masih belum jelas, sehingga dianjurkan pada wanita yang

berusia di atas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap

kemungkinan terjadinya kanker ovarium (Susanto 2009).

1

Pemeriksaan USG transvaginal ditemukan kista ovarium pada hampir

semua wanita premenopouse dan terjadi peningkatan 14,8% pada wanita post

menopouse. Kebanyakan dari kista tersebut bersifat jinak. Kista ovarium

fungsional terjadi pada semua umur, tetapi kebanyakan pada wanita masa

reproduksi. Dan kista ovarium jarang setelah masa menopouse.

Insidensi keganasan ovarium, tertinggi terdapat di Negara Skandinavia

(14,5-15,3 per 100.000 populasi). Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua

ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991.

I.2. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui dan memahami mekanisme terjadinya kista ovarium serta

mengetahui penatalaksanaan dan pencegahan pada pasien kista ovarium

2. Tujuan Khusus

a. mengetahui tetntang kista ovarium pada kasus

b. mengetahui terapi pada kasus kista ovarium

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

BAB III

KASUS

III.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. s

Umur : 63 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku bangsa : Jawa

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Islam

Status : Menikah

Alamat : Tegalrejo

Masuk : 30/10/12

III.2 Anamnesis

Tanggal 24 Oktober 2012

Pasien baru membawa surat pengantar dari Puskesmas Salaman dengan

diagnosa prolapsus uterus

Keluhan utama : rahimnya terasa turun

Riwayat Penyakit Sekarang : merasakan rahimnya turun sejak beberapa

bulan yang lalu, sudah sebulan terakhir turun

sampai keluar dari vagina tapi masih bisa

masuk sendiri. Seminggu terakhir rahimnya yg

keluar vagina jika ingin dimasukkan harus

dibantu manual (menggunakan tangan

Keluhan tambahan : nyeri ketika berhubungan seksual

Riwayat Menstruasi : sudah menopouse sejak usia 50 tahun, riwayat

menstruasi teratur sat masih menstruasi

3

Riwayat Penyakit Dahulu : - Kencing manis : tidak ada

- Tekanan darah tinggi : tidak ada

- Penyakit jantung : tidak ada

- Sesak nafas : tidak ada

III.3 Pemeriksaan Fisik

Tanggal 30 oktober 2012

KU : tampak sakit ringan, kesadaran Compos mentis

TV : TD: 120/80 mmHg N : 96 x/mnt

S : 36,1°C RR: 20 x/mnt

Status Generalis :

Mata : Conjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-

Hidung : Discharge tidak ada

Mulut/Gigi : Sianosis tidak ada/tidak berlubang,tidak ada karies

Thiroid : Tidak teraba besar

Thorax : Paru : Vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak

….ada

Jantung : SI – SII reguler, murmur tidak ada, gallop

tidak ada.

Abdomen :

• Inspeksi : dbn

• Auskultasi : bising usus (+)

• Palpasi : nyeri (-), nyeri tekan (-)

• Perkusi : normal

Hepar/Lien : Tidak teraba besar

Usus : Bising usus + normal

Extrimitas : Extremitas superior dan inferior tidak ada edema.

Akral : dingin

Reflek : Positif dbn

4

Status Lokalis

Pemeriksaan genital

a. Pemeriksaan Luar

Inspeksi : vulva dan vagina dbn, terlihat sebagian bagian serviks

keluar dari vagina

Palpasi : nyeri (-), bisa dimasukan manuak

III.4 Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium)

Pemeriksaan Hb = 10,9 gr/dl

Pemeriksaan Leukosit =/ ul

Limfosit 5,1

Monosit 1,7

Granulosit 9,2

HCT = 33 %

Trombosit 220 x 109/

Eritosit 11.6x 106

MCV 71 L

MCH 25,9

MCHC 36,5

III.5 Diagnosis

Prolapsus Uterus derajat II

III.6 Penatalaksanaan

• Observasi vital sign

• Cek lab

• Rencana histerektomi

5

–– –

FOLLOW UP

TGL Subyektif Obyektif Assessment Planning

31/10/1206.00

10.00

!7.50

19/10/12

Perut tidak nyaman

Perut mual

Nyer bekas operasi, mual

KU : baikKes : CM VS : T : 140/90 mmHg

N :84 x/mnt R : 24 x/mnt S : 36,5C

Status Generalis Mata : CA (-/-) SI (-/-)Thorax : c/p dbn

Ekstremitas :

Status LokalisRegio AbdomenI : perut membesarPa : massa di perut bagian

bawah , Nyeri tekan (-)

KU : SedangKes : CM VS : T : 120/80 mmHg

N : 96 x/mnt S : 37C

Prolapsus uterus derajat II

Dilakukan operasi (Salphingoovorokistektomi dekstra)

Post kistektomi hari ke 1

Periksa labObservasi VSRencana operasi

Intruksi pasca operasi - Awasi VS samai

stabil- Infus

RL:NaCl:D5 = 2:1:1

- Inj. Tramadol 1 amp /12 jam

- Inj. Cefotaksim1gr/12 jam

- Infus metronidazol 500 mg/12 jam

- Cek Hb

ranitidin iv dan drip ondansetron 2 amp

- Observasi ku VS

- Lanjutkan terapi post operasi

6

20/10/12

21/10/12

Demam dan mengigil

Status Generalis Mata : CA (-/-) SI (-/-)Thorax : c/p dbnStatus LokalisRegio AbdomenBekas jahitan baik

KU : SedangKes : CM VS : T : 140/80 mmHg

N : 84 x/mnt S : 38C

KU : SedangKes : CM VS : T : 140/90 mmHg

N : 98 x/mnt S : 35,9C

Post kistektomi hari ke 2

Post kistektomi hari ke 3

- Observasi ku VS

- Parasetamol 500 mg

- Selesaikan terapi post operasi

- Observasi VS- Pasien boleh

pulang

BAB III

PEMBAHASAN

7

Kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantong (pocket, pouch) yang

tumbuh abnormal di bagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan,

nanah atau bahan-bahan lain. Kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi

cairan atau materi semisolid yang tumbuh pada atau sekitar ovarium

Pada kasus ini gejala dan tanda yang dialami pasien adalah perut terasa

membesar karena pasien mengeluhkan adanya benjolan padat di daerah perut

bagian bawah. Namun belum ada tekanan pada vesika urinaria dan rektum

sehingga tidak terdapat gangguan pada buang air besar dan buang air kecil. Pasien

juga mengeluhkan adanya penurunan berat badan selama mengalami keluhan,

berdasarkan teori hal tersebut termasuk gejala klinis pada kista ovarium pada

stsdium lanut

Usia pasien yang menderita kista pada kasus ini adalah 36 tahun. Hal ini

sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa kista ovarium paling sering

terdapat pada wanita berusia antara 20 – 50 tahun dan jarang sekali pada masa

prapubertas.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien untuk menentukan

diagnosis kista dalam hal ini adalah pemeriksaan abdomen, dimana didapatkan

hasil pada abdomen bagian kanan bawah teraba massa dengan konsistensi padat

pada perut bagian bawah dengan diameter 15 x 8 cm, permukaan irregular,

berbatas tegas dan dapat digerakkan, hasil perkusi juga redup menandakan adanya

massa di bawah perut. Pasien juga mengatakan pada pemeriksaan palpasi dan

perkusi abdomen terasa nyeri didaerah perut bagian bawah. Rasa nyeri ini

kemungkinan terjadi karena adanya torsi dari kista. Rasa nyeri dapat juga terjadi

akibat ruptur dan perdarahan yang terjadi tiba-tiba dalam jumlah yang banyak,

akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulakan rasa nyeri mendadak.

Kecurigaan kista nonneoplastik dapat disingkirkan dari diagnosis karena

tumor yang diderita pasien semakin lama makin membesar dan tidak dapat

menghilang sendiri. Tidak didapatkan tanda-tanda peradangan pada pasien seperti

suhu badan tinggi dan tumor yang lengket dengan peritoneum. Dari anamnesis

8

dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dapat dibuat beberapa diferensial diagnosis

yaitu tumor – tumor abdomen yang biasanya terletak di bagian bawah rongga

perut seperti mioma subserosum dan mioma intraligamenter, serta tumor-tumor

bukan dari ovarium yang tertelak di daerah pelvis antara lain ginjal ektopik, limpa

bertangkai dan tumor dari kolon sigmoideum. Namun pemeriksaan ini belum

dapat menegakkan diagnosis pasti tumor ovarium, karena harus menyingirkan

diferensial diagnosis dari kista ovarium sehingga perlu dilakukan pemeriksaan

penunjang.

Ketika USG menangkap gambaran ganas, seharusnya dibutuhkan

pemeriksaan lanjutan, sebab penentuan definitif sifat kista abnormal, apakah jinak

atau ganas, hanya dapat diketahui dengan mengambil contoh jaringan secara

langsung. Hal ini mesti dikerjakan melalui tindakan operasi. Tindakan yang

dilakukan pada pasien kista di kasus ini adalah eksplorasi laparatomi.dan

dilakukan salpingoovorokistektomi, karena ukuran kista yang sudah besar yang

membuat pasien tidak nyaman.

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

9

IV.1 Simpulan

Pada pasien ini ditegakkan diagnosis kista ovarium berdasarkan

anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Penatalaksanaan yang dilakukan berupa tindakan operatif kistektomi

disertai salpingektomi dekstra.

IV.2 Saran

Dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah kista

tersebut dapat mengarah ke keganasan atau tidak

Deteksi dapat dilakukan sedini mungin agar penanggulangan dapat

dilakukan secepat mungkin dan mencegah ke proses yang memburuk

DAFTAR PUSTAKA

10

Winknjosastro H. Ilmu Kebidanan Edisi IV,cetakan lima. Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo. Balai Penerbit FK UI. Jakarta. 2008. 357-8, 732-35.

Cunningham, FG. Williams Obstetrics 21 st Edition. McGraw Hill.USA. 1073-

1078, 1390-94, 1475-77

De Cherney, Alan. Nathan,Lauren. Current. Obstetry & Gynecology.LANGE.

Diagnosis and Treatment. Page 173-4, 201

Scott, James. Disaia, Philip. Hammond, B. charles, Danforth Buku Saku Obstetri

dan Ginekologi. Cetakan pertama, Jakarta ; Widya Medika, 2002.

Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obsteri ; Edisi 1dan 2. Penerbit EGC, Jakarta.

Siswosudarmo R., 1990, Obsteri Fisiologis. Bidang Diklat RSUP DR. Sardjito,

Yogyakarta.

11