lapsus kelompk- glaukoma katrak amk
DESCRIPTION
Glaukoma- Katrak-Astigmatisma Miopikus KompositusTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS ODS Katarak Imatur
ODS Glaukoma Primer Sudut TerbukaODS Astigmatisme Miopikus
Kompositus ODS Presbiopia
Bagian Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit Tentara dr. Soedjono Magelang
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN”JAKARTA
Nama : Tn. S Umur : 59 Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Wates Pekerjaan : Pedagang Status Menikah : Sudah Menikah Tanggal Masuk Poli : 20 Agustus 2015 Nomor RM : 017747
IDENTITAS PASIEN
Keluhan Utama Penglihatan berkabut pada kedua mata
ANAMNESA
Awalnya keluhan melihat kabut terjadi pada mata kanan terlebih dahulu sekitar 5 tahun yang lalu. Kemudian sekitar kurang lebih 2 tahun yang lalu timbul kabut pada mata kiri. Sehingga sekarang pandangan kedua mata seperti terdapat kabut dan buram.
Pasien mengaku tidak ada perbedaan saat melihat pada malam hari atau siang hari.
Pasien merasa tidak jelas saat membaca apabila tidak menggunakan kacamata baca
Riwayat Penyakit Sekarang
Jika melihat lampu, pasien mengaku seperti melihat pelangi di sekeliling lampu sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien mengaku sering tersandung/jatuh bila berjalan namun pasien tidak mengingat sejak kapan.
Nyeri hebat pada mata disangkal, nyeri hingga membuat mual dan muntah disangkal, mata merah disangkal.
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluhkan penglihatannya kabur bila melihat jauh namun tidak kabur bila melihat dekat, sekarang pasien menggunakan kacamata minus sejak 3 tahun yang lalu.
sekitar 1 tahun terakhir pasien merasa kacamata minusnya tersebut menjadi kurang jelas dan kesulitan melihat garis lurus. Jika pasien melihat garis lurus, ada bayangan yang bisa membuatnya pasien pusing.
Pasien mengeluh mata mudah lelah dan sering berair. Pasien mengaku sering menonton tv dengan jarak dekat
dan membaca lama di ruangan yang kurang terang
Riwayat penyakit sekarang
Jika pasien ingin membaca biasanya pasien menggunakan kacamata baca.
Kacamata baca telah digunakan pasien sejak berusia 45 tahun.
Kini pasien mengaku buram apabila ingin membaca tulisan kecil.
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit kencing manis disangkal. Riwayat trauma pada mata seperti terkena bahan-bahan
kimia, terbentur benda tumpul atau benda tajam disangkal
Riwayat mata merah disangkal Riwayat nyeri kepala mendadak disangkal Riwayat darah tinggi disangkal. Riwayat memakai kacamata minus diakui sejak 3 tahun
lalu. Pasien merupakan seorang perokok, dalam sehari pasien
mengonsumsi 1 bungkus rokok filter.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Pengobatan Riwayat pengobatan mata disangkal, riwayat
penggunaan obat dalam jangka waktu lama disangkal, riwayat operasi mata disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat keluarga dengan keluhan serupa
disangkal, riwayat penyakit kencing manis pada keluarga disangkal, riwayat darah tinggi pada keluarga disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi Kesan ekonomi cukup.
Status Generalisata Kesadaran : Compos Mentis Tanda Vital :
Tekanan Darah : 150/90 mmHg Nadi : 78 kali/menit Nafas : 18 kali/menit
PEMERIKSAAN FISIK
Status Oftalmikus
Gula Darah Sewaktu : Kadar GDS : 97 ml/dl (N: 70-110 mg/dl)
Tonometri : Schiotz Non kontak (dengan angin)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ODS Katarak Imatur Ditegakkan karena :
pasien mengeluh penglihatan kabur dan melihat kabut berwarna putih.
Dari pemeriksaan didapatkan: penurunan visus meski sudah dikoreksi dengan
lensa sferis dan silindris (no better correction). Lensa keruh sebagian dan iris shadow (+) pada
lensa mata kanan dan kiri. Fundus refleks agak suram
Diagnosa Banding
ODS Katarak Matur Disingkirkan karena pada pemeriksaan katarak matur
visus tidak mengalami perbaikan, iris shadow (-), lensa keruh seluruhnya.
ODS Katarak Traumatika Disingkirkan karena pasien tidak pernah
mengalami trauma pada mata sebelumnya
ODS Katarak Komplikata Disingkirkan karena :
tidak ada riwayat sakit mata sebelumnya tidak ada riwayat kencing manis (diabetes melitus) tidak ada riwayat trauma dan penggunaan obat dalam
jangka waktu lama.
ODS Glaukoma Primer Sudut Terbuka Ditegakkan karena pasien melihat seperti gambaran pelangi
jika melihat lampu sejak 1 tahun yang lalu, Tidak ada nyeri yang hebat pada mata. Dari pemeriksaan didapatkan ada perbaikan visus namun
tidak maksimal, COA tidak dangkal, TIO meningkat, lapang pandang menyempit di bagian lateral.
Dari pemeriksaan funduskopi didapatkan CDR 0,8, medialisasi pembuluh darah, dan ekskavasasi.
Diagnosa Banding
ODS Glaukoma Primer Sudut Tertutup Disingkirkan karena pasien tidak mengeluhkan
adanya nyeri hebat pada mata, mual, muntah, dan penglihatan turun mendadak. Dari pemeriksaan tidak didapatkan tanda-tanda inflamasi, tidak ada edema kornea, COA tidak dangkal.
ODS Glaukoma Sekunder Disingkirkan karena pasien tidak pernah memiliki
riwayat infeksi pada mata sebelumnya, pasien tidak memiliki riwayat trauma dan operasi mata sebelumnya. Dari pemeriksaan tidak ada sikatrik kornea, COA tidak dangkal, tidak ada hifema, tidak ada rubeosis iridis, tidak ada sinekia.
ODS Astigmatisme Miopikus Kompositus Dipertahankan karena pasien mengeluh : pandangan kabur saat melihat jarak jauh kesulitan apabila melihat garis lurus atau huruf yang jauh,
ketika melihat garis lurus tampak terdapat bayangan yang bisa menyebabkan pasien pusing.
Dari hasil pemeriksaan koreksi visus ODS dengan lensa sferis negatif dan lensa silinder negatif.
ODS Astigmatisme Miopikus Simpleks Disingkirkan karena pada AMS koreksi visus hanya
dengan lensa silindris negatif saja. ODS Astigmatisme Mixtus Disingkirkan karena pada astigmatisme mixtus koreksi
visus, koreksi silindris lebih besar dari pada koreksi sferis.
Diagnosa Banding
ODS Presbiopia Ditegakkan karena usia pasien sudah 59 tahun,
pasien sudah menggunakan kacamata baca sejak berusia 45 tahun dan kini sudah merasa buram apabila membaca dengan kacamata baca yang lama.
ODS Hipermetropia Disingkirkan karena pasien hanya mengeluh
kabur bila melihat jauh.
Diagnosa Banding
ODS Katarak Imatur
ODS Glaukoma Primer Sudut Terbuka
ODS Astigmatisme Miopikus Kompositus
ODS Presbiopia
DIAGNOSA
Terapi Katarak Imatur1. Medikamentosa :
Topikal CaCl2 anhidrat, kalium iodida, natrium tiosulfat, fenil
merkuri nitrat (Catarlent) 3 x 1 tetes sehari atau Pirenoxine 0,005% 3 x 1 tetes sehari
Oral : Vit C dan Vit E sebagai antioksidan Parenteral :Tidak diberikan Operatif
Pada stadium katarak imatur dapat dilakukan operasi ekstraksi lensa ekstrakapsuler dengan metode Phacoemulsifikasi maupun SICS.
2. Non-Medikamentosa Tidak diberikan
TERAPI
Terapi Glaukoma Primer Sudut Terbuka Medikamentosa : Topikal
Timolol Maleat 0,5% 1 – 2 x 1 tetes sehari ODS Oral
Asetazolamide 250 mg 4 x 1 tablet Kalium klorida 600 mg 2 x 1 tablet
Parenteral :Manitol Operatif
Dapat dilakukan trabekulektomi atau iridektomi
Non-Medikamentosa Tidak diberikan
Terapi Astigmatisme Miopikus KompositusMedikamentosa Oral : tidak ada Topikal : tidak ada Parenteral : tidak ada Operatif : LASIKNon Medikamentosa Resep kacamata sesuai koreksi:
OD : S - 1,00 C – 2,00 axis 900 OS : S – 1,50 C – 2,00 axis 900
Terapi PresbiopiaMedikamentosa Oral : tidak ada Topikal : tidak ada Parenteral : tidak ada Operatif : tidak adaNon Medikamentosa Resep kacamata sesuai koreksi: Add S +2,75
Memberitahukan kepada pasien bahwa : Pandangan berkabut pada pasien disebabkan oleh katarak,
yaitu kekeruhan pada lensa. Kekeruhan pada lensa bersifat menetap, dan hanya bisa hilang
bila dilakukan operasi jika kataraknya sudah matang. Pada mata kanan dan kiri terdapat katarak yang belum matang,
sehingga hanya bisa diberikan obat-obatan yang mencegah kekeruhan lensa semakin berat.
Apabila terdapat gejala seperti cekot-cekot, nyeri kepala, dan mual muntah maka pasien harus segera kembali ke dokter.
Apabila katarak sudah menjadi matang tidak dilakukan operasi maka katarak dapat berkembang menjadi lebih berat yang beresiko menyebabkan infeksi mata dan kerusakan mata yang lebih lanjut
kesembuhan: Kekeruhan pada lensa mata setelah operasi dapat hilang
namun fungsi penglihatan pada pasien ini tidak dapat kembali sempurna
EDUKASI Katarak
Memberitahukan kepada pasien bahwa Pandangan kabur juga dapat disebabkan oleh
kerusakan saraf mata karena tekanan bola mata yang tinggi.
Kerusakan saraf mata yang terjadi bersifat menetap dan dapat berkembang menjadi kebutaan.
Kesembuhan: Fungsi penglihatan pasien sudah tidak dapat kembali
seperti semula karena terdapat kerusakan saraf akibat tekanan bola mata yang tinggi.
Pengobatan yang dapat diberikan hanya untuk mengurangi tekanan bola mata yang tinggi dan mencegah kerusakan mata lebih lanjut.
Dianjurkan agar pasien rutin kontrol, sehingga perkembangan penyakit dapat dipantau agar tidak semakin buruk.
Edukasi Glaukoma
Memberitahukan kepada pasien bahwa: Pasien menderita dua penyakit yang bisa saling
berkaitan yaitu katarak dan peningkatan tekanan bola mata.
Operasi gabungan dapat diberikan untuk pasien. Kesembuhan:
Penglihatan tidak dapat kembali normal karena terdapat kerusakan saraf akibat peningkatan tekana bola mata yang tinggi
Edukasi Katarak-Glaukoma
Menjelaskan kepada pasien bahwa kelainan gangguan penglihatan ini tidak bisa disembuhkan
dengan obat-obatan, tetapi bisa diatasi dengan memakai lensa tambahan atau kacamata.
bila membaca jangan terus menerus dan usahakan dalam posisi tegak, membaca dengan jarak yang tidak terlalu dekat dan dengan penerangan yang cukup.
membatasi waktu menonton televisi dan jarak sekitar 3 meter dari televisi.
kacamata harus selalu dipakai. istirahatkan mata dan makan makanan yang bergizi. Bisa dilakukan operasi apabila ingin sembuh
Edukasi Astigmatisme Miopikus Kompositus
Memberitahukan kepada pasien bahwa Pada usia tua mata akan mengalami
penuaan sehingga apabila melihat pada jarak dekat menjadi tidak jelas.
Keadaan ini tidak dapat disembuhkan, hanya dapat dibantu dengan penggunaan kacamata.
Edukasi Presbiopia
Katarak Hipermatur Uveitis Glaukoma Sekunder Glaukoma Absolut
KOMPLIKASI
Dilakukan rujukan ke bagian Penyakit Dalam untuk mengatasi tekanan darah tinggi yang dialami pasien.
RUJUKAN
Prognosis Oculus Dexter Oculus Sinister
Quo ad Visam Dubia Ad Malam Dubia Ad Malam
Quo ad Sanam Dubia Ad Malam Dubia Ad Malam
Quo ad
Functionam
Ad Bonam Ad Bonam
Quo ad
Cosmeticam
Ad Bonam Ad Bonam
Quo ad Vitam Ad Bonam Ad Bonam
Prognosis
TINJAUAN PUSTAKA
KATARAK
DEFINISI Katarak adalah kekeruhan lensa yang terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein, atau keduanya.
Kekeruhan biasanya mengenai satu atau kedua mata dan dapat berjalan progresif.
Kekeruhan tersebut menyebabkan terganggunya fungsi penglihatan sampai kebutaan.
ETIOLOGI Katarak terkait usia : hampir 90% kasus katarak disebabkan
karena proses degenerasi/penuaan.
Katarak traumatik : Lensa akan menjadi putih segera setelah terjadinya trauma, karena trauma di kapsul lensa menyebabkan aqueous humour dan vitreus humour dapat menembus ke dalam struktur lensa
Katarak komplikata : Diabetes melitus dapat mempengaruhi kejernihan lensa dan indeks refraksi.
Kadar glukosa meningkat dalam aqueous humour masuk ke dalam lensa dengan cara difusi kadar glukosa dalam lensa meningkat Sebagian glukosa tersebut dirubah oleh enzim aldose reduktase menjadi sorbitol pembengkakan serabut lensa.
Timbunan sorbitol lensa Tekanan osmotik masuknya air ke dalam lensa pembengkakan serabut lensa
Katarak komplikata Penyakit intraokuler yang terkait dengan
pembentukan katarak adalah uveitis kronis dan glaukoma.
Pembentukan sinekia posterior sering berhubungan dengan penebalan kapsul lensa anterior dan perkembangan fibrovaskular. Kekeruhan juga dapat terjadi pada tempat iris melekat dengan lensa (sinekia posterior) yang dapat berkembang mengenai seluruh lensa.
Sehingga uveitis dapat menyebabkan perkembangan katarak menjadi katarak matur.
Katarak Senil adalah kekeruhan lensa yang terjadi pada orang usia lanjut ( sekitar > 70 tahun ).
KATARAK SENIL
Stadium Insipien Visus masih baik Kekeruhan lensa tampak terutama adanya garis-garis di
bagian perifer korteks menuju ke sentral lensa yang menyerupai jeruji sebuah roda.
Tidak menimbulkan gangguan tajam pengelihatan dan masih bisa dikoreksi
Refleks fundus relatif cemerlang
Stadium Imatur Visus mulai menurun Lensa menyerap cairan sehingga lensa mencembung Iris terdorong ke depan dan COA dangkal dapat
menyebabkan GLAUKOMA SEKUNDER Visus menurun karena lensa mencembung (mata
miopisasi) Tampak bayangan iris pada lensa karena bagian superfisial
lensa masih jernih sedangkan bagian belakangnya sudah keruh
Refleks fundus suram
STADIUM KATARAK SENIL
Stadium Matur Visus menurun sangat berat Lensa kehilangan cairan yang berlebihan Lensa menipis dan kekeruhan menjadi lebih jelas dan
sudah mengenai seluruh lensa Warna menjadi putih keabu-abuan Tajam pengelihatan menurun dan hanya bisa melihat
gerakan tangan/persepsi cahaya Refleks fundus (-)
Stadium Hipermatur Visus hanya bisa persepsi cahaya Permukaan lensa menjadi homogen atau bercak-bercak
ireguler Lensa dapat kehilangan air dan mengering, tipis
sehingga COA lebih dalam Bagian korteks lensa dapat pula menjadi lunak, cair
seperti susu dan intinya meluncur ke bawah (KATARAK MORGAGNI)
Lensa akan terus kehilangan cairan dan keriput (SHRUNKEN CATARACT)
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan
Lensa
Normal Bertambah
(air masuk)
Normal Berkurang (air +
massa lensa
keluar
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik Mata
Depan
Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut Bilik
Mata
Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow
Test
Normal Positif Normal Pseudopos
Penyulit - Glaukoma - Uveitis +
Glaukoma
Stadium Katarak
MANIFESTASI KLINIKSubyektif Obyektif
Penglihatan kabur
Rasa penglihatan seperti berawan / berasap
Miopisasi progresifitas katarak meningkatkan kekuatan dioptri pada lensa terjadinya miopisasi dari ringan hingga sedang
Lihat malam lebih baik dibandingkan pada siang hari (tipe nuklear)
Tidak ada perbedaan penglihatan pada malam hari maupun siang (tipe kortikal)
Second sight sebelumnya sulit membaca dekat, ketika terjadi katarak pasien bisa membaca dekat
Pemeriksaan dengan snellen chart Visus menurun
Pemeriksaan slit lamp:
Lensa keruh, Iris shadow (+) Kat senil stadium immatur (lensa sebagian jernih; sebagian keruh)
Lensa keruh ,Iris shadow (-) matur (semua bagian lensa keruh)
Lensa keruh ,Pseudo Iris shadow Hipermatur
Operasi Katarak Ekstrakapsular (EKEK) Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan
pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Kemudian dikeluarkan melalui insisi 9-10 mm, lensa intraokular diletakkan pada kapsul posterior
Operasi katarak Intrakapsular (EKIK) Pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Pada ekstraksi katarak ini katarak sekunder tidak akan terjadi,
karena tidak ada sisa lensa yang tertinggal, tetapi operasi ini dikontraindikasikan pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsuler.
PENATALAKSANAAN
Fakoemulsifikasi Pembedahan dengan menggunakan vibrator ultrasonik untuk
menghancurkan nukleus yang kemudian diaspirasi melalui insisi 2,5-3 mm, kemudian dimasukkan lensa intraokular yang dapat dilipat. Operasi ini cukup dilakukan dengan insisi yang kecil sehingga pemulihan
visus lebih cepat.
Small Incision Cataract Surgery (SICS) Ekstraksi lensa dengan irisan yang kecil. Kondisi ideal untuk dilakukan SICS
adalah kondisi kornea jernih, ketebalan normal, endotelium sehat, COA cukup dalam, dilatasi pupil cukup, zonula utuh, tipe katarak kortikal, atau sklerosis nuklear derajat II dan III.
Keuntungan metode ini: penyembuhan lebih cepat dan resiko astigmatisme minimal.
Dibanding fakoemulsifikasi: instrumentasi lebih sederhana, alternatif utama jika operasi fakoemulsifikasi gagal, resiko komplikasi rendah, waktu bedah singkat, lebih murah.
Diberikan kombinasi antibiotik dan steroid tetes mata 6 kali sehari selama 4 minggu pasca operasi.
Contoh kombinasi obat tersebut Dexamethasone, Neomycin
Sulfate, dan Polymyxin B Sulfate (Cendo Xitrol )
Terapi paska operasi katarak
Anti-katarak banyak digunakan untuk memperlambat katarak seperti : CaCl2 anhidrat, kalium iodida, natrium
tiosulfat, fenil merkuri nitrat Obat penurun kadar sorbitol aldose
reduktase inhibitor Antioksidan Vit E dan Vit. C
Pengobatan medikamentosa
GLAUKOMA
Glaukoma adalah kerusakan nervus optikus yang bersifat progresif yang disebabkan karena peningkatan tekanan intraokular dan ditandai oleh pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapang pandang,
Definisi
Terjadinya tekanan tinggi bola mata disebabkan karena adanya gangguan pengaliran aqueous humour, sehingga terdapat pengumpulan aqueous humour yang berlebihan di bilik mata depan (camera oculi anterior- COA).
Penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler ini, disebabkan : Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut
bilik mata atau di celah pupil Hambatan pengeluaran cairan intra okuler
PATOFISIOLOGI
TRABEKULAR OUTFLOW
Badan siliar COP pupil COAanyaman
trabekuar kanalis schlemm vena episklera vena
siliaris anterior vena ophtalmica superior
sinus kavernosus
UVEOSCLERAL OUTFLOW
Badan siliar COP pupil COA otot siliar rongga suprasiliar dan suprakoroidal
Aliran Aqueous Humor
PATOFISIOLOGI GLAUKOMA
Produksi Berlebiha
n
Pengeluaran di sudut
bilik mata terganggu
Aliran humor aquos
terhambat pada celah
pupil
Menekan syaraf optik beserta seluruh serabut syaraf dan sel
penglihatan
Kematian sel Hilangnya penglihatan yang permanen.
Glaukoma
Primer
Sekunder
Kongenital
Absolut
Klasifikikasi Glaukoma
BENTUK GLAUKOMA
Sudut Terbuka
Sudut Tertutup
GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA ( GLAUKOMA KRONIS)
Peningkatan tekanan intraokular yang disebabkan oleh mekanisme sudut terbuka adalah : proses degeneratif di jalinan
trabekulater masuk pengendapan bahan ekstrasel di dalam jalinan dan di bawah lapisan endotel kanalis Schlemm
Akibatnya adalah penurunan drainase humor aquos yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.
GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP (GLAUKOMA AKUT)
Terjadi karena ruang anterior secara anatomis menyempit iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor aquos mengalir ke saluran schlemm.
Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua (katarak imatur)
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati.
karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata.
DIAGNOSISANAMNESIS
GLAUKOMA AKUT Mata merah Pandangan kabur
mendadak, Sakit kepala Mual dan muntah, Melihat halo ( warna-
warni) disekitar bola lampu dan silau
GLAUKOMA KRONIS Pandangan kabur
secara perlahan-lahan, Sering menabrak
benda sekitarnya (tunnel vision)
melihat pelangi atau cahaya di pinggir objek yang sedang dilihat (halo)
Pemeriksaan oftalmologi
GLAUKOMA AKUT visus menurun kelopak mata bengkak Kornea edema Tekanan intraokular
tinggi (diatas 50 mmHg),
COA dangkal, pupil melebar
GLAUKOMA KRONIS mata tenang, tekanan intraocular
tinggi (21-40 mmHg), Penggaungan papil
saraf optif yang khas (Ekskavasasi),
CDR >0.5 Gangguan lapang
pandang yang khas
Funduskopi
NORMAL
GLAUKOMA
Ekskavasasi
Cup Disk rasio > 0,5
medialisasi
Pemeriksaan penunjang
Tonometri • tonometri Schiotz, tonometri non kontak
Gonioskopi pada glaukoma sudut tertutup melihat adanya Peripheral Sinekia Anterior
Pemeriksaan tekanan intra orbita
Tonometri aplanasi goldmann dipasang pada slitlamp
Lebih teliti daripada tonometri Schiotz Setelah anestesi topikal dan pemberian
fluoresensi, pasien duduk di depan slitlamp dan tonometer disiapkan. Digunakan filter biru dengan penyinaran paling terang. Pemeriksa melihat melalui slitlamp okular.
Tonometri Aplanasi Goldmann
Kelebihan : Sederhana Relatif tidak mahal
Cara : Pasien tidur terlentang Diberi anestesi topikal pada kedua mata Pasien menatap lurus ke depan Kelopak mata ditahan pada tepian tulang orbita Tonometer diturunkan sampai ujung cekung laras
menyentuh kornea Gunakan kartu konversi untuk mengetahui nilai pada
skala ke dalam mmHg
Tonometri Schiotz
Tonometri Schiotz
Untuk memeriksa sudut bilik mata depan
Dengan menyinari bilik mata depan dari samping dengan memakai sebuah senter. Iris yang datar akan disinari secara merata
sudut bilik mata depannya terbuka Iris yang disinari hanya pada bagian lampu
senter saja sedangkan sisi lainnya terdapat bayangan sudut bilik mata depannya tertutup.
GONIOSKOPI
Penatalaksaan • Supresi Pembentukan Aqueous Humor– Penyekat adrenergik-beta :
• Timolol maleat, betaxolol, levobunolol, metipranolol, carteolol
– Penghambat anhidrase karbonat : • Asetazolamide, dichlorphnenamide, methazolamide
Fasilitasi Aliran Keluar Aqueous Humor Analog prostaglandin Obat parasimpatomimetik Epinephrine
Penurunan Volume Vitreus Obat-obat hiperosmotik (manitol)
Miotik, Midriatik, dan Siklopegik Cyclopentolate atropine
1. TrabekulektomiMembuat lubang yang menghubungkan bilik depan mata & subkonjungtiva
2. Trabekuloplasti laserMembuat sikatriks/jaringan parut di trabekulum sehingga celah melebar
3. Gonioplasti / iridoplastiMembuat sikatriks di iris perifer sehingga sudut menjadi terbuka
TERAPI BEDAH dan LASER
Prognosis sangat bergantung pada penemuan dan pengobatan dini. Bila tidak mendapat pengobatan yang tepat dan cepat , maka kebutaan akan terjadi dalam waktu yang pendek.
prognosis
Astigmatisme Miopikus Kompositus
Astigmatisme merupakan kelainan refraksi dimana pembiasan pada meridian yang berbeda tidak sama.
Dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) sinar sejajar yang masuk ke mata difokuskan pada lebih dari satu titik sehingga menghasilkan suatu bayangan dengan titik atau garis fokus multipel
Astigmatisme
Penyebab Astigmatisme Kelainan di Kornea• perubahan lengkung kornea dengan atau tanpa
pemendekan/pemanjangan diameter anteroposterior bola mata.
• Bisa merupakan kelainan kongenital, aquisita, akibat kecelakaan, peradangan kornea atau operasi.
• Pada umumnya astigmatisme bersifat keturunan, beberapa orang dilahirkan dengan kelainan bentuk anatomi kornea yang menyebabkan gangguan penglihatan dapat memburuk seiring dengan bertambahnya waktu.
Astigmatisme Miopikus Simpleksastigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada tepat pada retina. Koreksi visus hanya dengan lensa silindris negatif saja.
Astigmtisme Miopikus Kompositus
astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di antara titik A dan retina. Koreksi visus dengan lensa sferis negatif dan silindris negatif.
Klasifikasi
Astigmatisme Hipermetropikus Simpleksastigmatisme jenis ini, titik A berada tepat pada retina, sedangkan titik B berada di belakang retina. Koreksi visus hanya dengan lensa silindris positif saja.
Astigmatisme Hipermetropikus Kompositusastigmatisme jenis ini, titik B berada di belakang retina, sedangkan titik A berada di antara titik B dan retina. Koreksi visus dengan lensa sferis postif dan silindris positif.
Astigmatisme Mixtusastigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di belakang retina. Pada astigmatisme mixtus koreksi visus, koreksi silindris lebih besar dari pada koreksi sferis.
PENATALAKSANAAN ASTIGMATISME
Kacamataastigmatisme regular, diberikan kacamata sesuai kelainan yang didapatkan, yaitu dikoreksi dengan lensa silinder negatif atau positif dengan atau tanpa kombinasi lensa sferis. astigmatisme iregular, bila ringan bisa dikoreksi dengan lensa kontak keras, tetapi bila berat bisa dilakukan transplantasi kornea
Terapi operatif
LASIK adalah suatu tindakan operasi kelainan refraksi mata yang menggunakan teknologi laser dingin (cold/non thermal laser) dengan cara merubah atau mengkoreksi kelengkungan kornea. Setelah dilakukan tindakan LASIK, penderita kelainan refraksi dapat terbebas dari kacamat atau lensa kontak, sehingga secara permanen menyembuhkan rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia), serta mata silinder (astigmatisme).
Presbiopia adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur.
Presbiopia merupakan bagian alami dari penuaan mata. Presbiopia ini bukan merupakan penyakit dan tidak dapat dicegah.
PRESBIOPIA
1. Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjut
2. Kelemahan otot-otot akomodasi3. Lensa mata menjadi tidak kenyal,
atau berkurang elastisitasnya akibat kekakuan (sklerosis) lensa.
ETIOLOGI
Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung.
Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras (sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung. Dengan demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang.
Patofisiologi
1. Visus, pemeriksaan dasar untuk mengevaluasi presbiopi dengan menggunakan Snellen Chart.
2. Refraksi, periksa mata satu persatu, mulai dengan mata kanan. Pasien diminta untuk memperhatikan kartu Jaeger dan menentukan kalimat terkecil yang bisa dibaca pada kartu. Target koreksi pada huruf sebesar 20/30.
Pemeriksaan
1. Digunakan lensa positif untuk koreksi presbiopia. Tujan koreksi adalah untuk mengkompensasi ketidakmampuan mata untuk memfokuskan objek-objek yang dekat.
2. Kekuatan lensa mata yang berkurang ditambahkan dengan lensa positif yang sesuai usia, dan hasil pemeriksaan subjektif sehingga pasien mampu membaca tulisan pada kartu Jaeger.
Tatalaksana
3. Karena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi + 3,00 D adalah lensa positif terkuat yang dapat diberikan pada pasien. Pada kekuatan ini, mata tidak melakukan akomodasi bila membaca pada jarak 33 cm, karena tulisan yang dibaca terletak pada titik fokus +3,00 D.
...Terimakasih...