laprak kitik reaksi pengendapan
DESCRIPTION
Laporan Praktikum Kimia Analitik Reaksi PengendapanTRANSCRIPT
Matilda Christina Tri Tresnawati240210140041Kelompok 7A
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Praktikum yang telah dilakukan adalah praktikum reaksi pengendapan.
Reaksi pengendapan dapat dilakukan melalui beberapa metode antara lain metode
Mohr, metode Volhard, dan metode Fajans. Metode yang digunakan pada
praktikum ini yaitu metode Mohr dan metode Volhard.
5.1 Standarisasi AgNO3 terhadap KCl (Cara Mohr)
Menurut Sukarti (2010), metode Mohr digunakan untuk penentuan kadar
klorida dengan titrasi langsung, atau menentukan garam perak dengan titrasi
kembali setelah ditambahkan larutan baku NaCl berlebih. Metode ini dilakukan
pada pH yang tidak terlalu asam maupun tidak terlalu basa (antara 6-10).
Prinsipnya ion klorida dititrasi dengan larutan standar AgNO3 dengan
menggunakan K2CrO4 5% sebagai indikator. Hasil pengamatan standarisasi
AgNO3 terhadap KCl (Cara Mohr) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Standarisasi AgNO3 terhadap KCl (Cara Mohr)Kelompok Volume AgNO3 Normalitas KCl
1 9,9 ml 0,099 N2 9,6 ml 0,096 N3 9,9 ml 0,099 N4 9,8 ml 0,098 N5 9,8 ml 0,098 N6 9,8 ml 0,098 N7 9,9 ml 0,099 N8 9,9 ml 0,099 N9 9,9 ml 0,099 N10 10 ml 0,1 N
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015)
Standarisasi AgNO3 terhadap KCl bertujuan untuk mengetahui normalitas
AgNO3 yang akan digunakan secara pasti. Larutan AgNO3 dimasukkan ke dalam
buret, sementara larutan KCl yang telah dibuat menjadi 0,1 N melalui
penimbangan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer sebanyak 10 ml
ditambahkan akuades sebanyak 15 ml dan indikator K2CrO4 5% sebanyak 0,5
ml.Penambahan akuades bertujuan untuk mengurangi kepekatan KCl
(pengenceran). Larutan K2CrO4 sebagai indikator titrasi setelah semua ion Cl-
Matilda Christina Tri Tresnawati240210140041Kelompok 7A
mengendap dengan sempurna, kelebihan 1-2 tetes larutan AgNO3 akan bereaksi
dengan ion kromat membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah bata
yang menandakan titik akhir titrasi (Sukarti, 2010).
Menurut Vogel (1990), hasil kali kelarutan AgCl lebih besar daripada hasil
kali kelarutan Ag2CrO4. Maka dari itu, Ag+ akan bereaksi dengan Cl- dahulu
hingga membentuk endapan putih dan pada tetesan AgNO3 berikutnya, Ag+ akan
bereaksi dengan CrO42- dan membentuk endapan merah bata. Jika pH terlalu kecil
(asam) kesetimbangan kromat-dikromat akan menurunkan kepekaan [CrO42-]
sehingga menghambat pembentukan endapan Ag2CrO4 (Gusdinar, 2008). Reaksi
yang terjadi pada titrasi AgNO3 dengan KCl yang telah ditambahkan indikator
K2CrO4 yaitu:
AgNO3(aq) + KCl(aq) AgCl(aq) + KNO3(aq)
AgNO3(aq) + K2CrO4(aq)Ag2CrO4(aq) + KNO3(aq)
Hasil volume AgNO3 yang digunakan yaitu antara 9,6 ml sampai degan
10 ml. Sehingga normalitas AgNO3 dapat dihitung dengan cara perhitungan
berikut ini.
V KCl x N KCl = V AgNO3 x N AgNO3
Perhitungan kelompok 1 :
V KCl x N KCl = V AgNO3 x N AgNO3
10 ml x N KCl = 9,9 ml x 0,1 N
N KCl = 0,099 N
Perhitungan kelompok 2 :
V KCl x N KCl = V AgNO3 x N AgNO3
10 ml x N KCl = 9,6 ml x 0,1 N
N KCl = 0,096 N
Perhitungan kelompok 4 :
V KCl x N KCl = V AgNO3 x N AgNO3
10 ml x N KCl = 9,8 ml x 0,1 N
N KCl = 0,098 N
Perhitungan kelompok 10 :
V KCl x N KCl = V AgNO3 x N AgNO3
10 ml x N KCl = 10 ml x 0,1 N
Matilda Christina Tri Tresnawati240210140041Kelompok 7A
N KCl = 0,1 N
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut rata-rata nilai normalitas KCl
adalah kisaran 9,8 N – 0,1 N. Hasil perhitungan kelompok 2 normalitas yang
dihasilkan berbeda dari kelompok lain yaitu sebesar 0,096 N. Hasil perhitungan
kelompok berbeda dari kelompok lain karena ketika praktikum KCl ysng
dimasukan ke dalam Erlenmeyer haya sebesar 5 ml kemudian ditambah akuades
dan dicampurkan. Setelah dicampurkan baru ditambahkan kembali 5 ml KCl dan
indicator K2Cr2O4 5% sehingga saat dilakukan titrasi, volume AgNO3 yang
didapat hanya 9,6 ml. Hasil standarisasi AgNO3 terhadap KCl dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 1. Hasil Standarisasi AgNO3 terhadap KCl(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2015)
5.2 Standarisasi AgNO3 terhadap NH4CNS 0,1 N
Praktikum selanjutnya adalah standarisasi AgNO3 terhadap NH4CNS 0,1 N
(Cara Volhard). Hasil pengamatan dari standarisasi AgNO3 terhadap NH4CNS 0,1
N (Cara Volhard) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Standarisasi AgNO3 terhadap NH4CNS 0,1 N (Cara Volhard)
Kelompok Volume NH4CNS N AgNO3
1 10 ml 0,1 N2 10 ml 0,1 N3 10 ml 0,1 N4 10 ml 0,1 N5 10 ml 0,1 N6 10 ml 0,1 N7 10 ml 0,1 N
Matilda Christina Tri Tresnawati240210140041Kelompok 7A
8 10 ml 0,1 N9 10 ml 0,1 N10 10 ml 0,1 N
(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2015)
Percobaan standardisasi AgNO3 terhadap NH4CNS dilakukan dengan cara
Volhard (tidak langsung). Percobaan dilakukan dengan mentitrasi larutan AgNO3
0,1 N yang telah ditambahkan akuades dan indikator FAS sampai terbentuk
endapan. Titrasi ini dapat digunakan untuk menentukan ion perak secara langsung
atau menentukan ion klorida secara tidak langsung. Pada larutan klorida
ditambahkan larutan AgNO3 berlebih. Kemudian kelebihan AgNO3 dititrasi
dengan larutan standar NH4CNS.
Ag+sisa + CNS- AgCNS ( putih )
CNS- + Fe 3+ Fe(CNS)2+ ( merah )
Titrasi Volhard harus dilakukan dalam suasana asam. Hal tersebut
dilakukan untuk mencegah hidrolisis indikator. Metode ini digunakan untuk
penentuan halida (Cl-, Br-, I-), tiosianat (CNS-) dan sianida (CN-).
Pada penambahan AgNO3 dengan garam halogen akan terbentuk endapan.
Setelah itu, reaksi berlanjut dengan titrasi AgNO3 sisa dengan NH4CNS. Dalam
titrasi ini ditambahkan pula indikator FAS. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini
adalah adalah
AgNO3 + NH4CNS → endapan merah-coklat
Pada reaksi ini terbentuk endapan yang berwarna merah-coklat. Didapatkan
Vrata-rata NH4CNS adalah 10 ml kemudian dihitung dengan menggunakan rumus :
V NH4CNS x N NH4CNS = V AgNO3 x N AgNO3
Perhitungan kelompok 7 :
V NH4CNS x N NH4CNS = V AgNO3 x N AgNO3
10 ml x 0,1 N = 10 x N AgNO3
N AgNO3 = 0,1 N
Metode Volhard merupakan metode yang didasarkan atas pengendapan
perak tiosianat dalan suasana asam dengan menggunakan HNO3, indikator yang
digunakan adalah ion Fe3+ (Feri nitrat atau feri ammonium sulfat) (Sukarti, 2008).
Reaksi yang terjadi adalah:
Matilda Christina Tri Tresnawati240210140041Kelompok 7A
Ag+ + CNS- AgCNS (putih)
CNS- + Fe3+ Fe(CNS)2+ (merah)
Titrasi Volhard dapat digunakan untuk penentuan ion perak secara
langsung atau penentuan ion klorida secara tidak langsung. Larutan klorida
ditambahkan larutan AgNO3 berlebih, kemudian kelebihan AgNO3 dititrasi
dengan larutan standar KCNS (Sukarti, 2008).
Metode volhard digunakan dalam penentuan ion halogen (Cl-, Br-, I-)
dengan penambahan larutan standar AgNO3. Indikator yang dipakai adalah Fe3+
dengan titran NH4CNS. Persamaan reaksinya sebagai berikut :
AgNO3 + KBr → AgBr↓ +KNO3
AgNO3 + NH4CNS → AgCNS↓ + NH4NO3
3NH4CNS + Fe(NH4)(SO4)2 → Fe(CNS)3 + 2(NH4)2SO4
(Sumber : Vogel, 1985)
Hasil standarisasi AgNO3 terhadap NH4CNS 0,1 N dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar 2. Hasil Standarisasi AgNO3 terhadap NH4CNS 0,1 N(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2015)
5.3 Penentuan Kadar NaCl pada Sampel Telur Asin
Praktikum yang terakhir dilakukan adalah praktikum penentuan kadar
NaCl pada sampel putih telur asin dan kuning telur asin. Kedua sampel ini
digunakan karena keduanya menggunakan NaCl dalam proses pembuatannya
sehingga kadarnya bisa dicari. NaCl juga memiliki kandungan klorida yang bisa
Matilda Christina Tri Tresnawati240210140041Kelompok 7A
diketahui bila ditirasi dengan perak nitrat menggunakan cara mohr. Reaksi yang
terjadi adalah:
Ag+ + Cl- → AgCl
Sampel kuning telur asin dan putih telur asin ditimbang masing-masing
sebanyak 1 gram kemudian diencerkan dengan akuades pada labu ukur 100 ml
dan selanjutnya disaring menggunakan kertas saring ke labu Erlenmeyer. Filtrat
dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukan ke dalam Erlenmeyer 100 ml dan ditetesi
indikator K2CrO4 5% sebanyak 10 tetes lalu dititrasi dengan AgNO3.
Ekstrak suspensi sampel tersebut akan diambil sebanyak 10 mL dan
ditambahkan indikator K2CrO4 5% yang menyatakan titik akhir titrasi dengan
larutan Ag+ berlebih yang menghasilkan endapan merah dari Ag2CrO4.Setelah
volume AgNO3 yang digunakan pada titrasi didapatkan, maka perlu dihitung
kadar NaCl pada sampel. Hasil pengamatan dari praktikum ini dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Perhitungan Kadar NaCl dalam Sampel Kuning Telur Cara Mohr
Kel. Sampel W sampel V AgNO3 W NaCl Kadar NaCl1 A 1,0002 g 0,3 ml 1,755 g 1754,6 ppm2 B 1,0001 g 0,5 ml 2,925 g 2924,7 ppm3 C 1,0001 g 0,5 ml 2,925 g 2924,7 ppm4 D 1,0001 g 0,5 ml 2,925 g 2924,7 ppm5 E 1,0032 g 0,5 ml 2,925 g 2915,7 ppm6 A 1,0002 g 0,3 ml 1,755 g 1754,6 ppm7 B 1,0006 g 0,5 ml 2,925 g 2923,3 ppm8 C 1,0001 g 0,5 ml 2,925 g 2924,7 ppm9 D 1,0001 g 0,5 ml 2,925 g 2924,7 ppm10 E 1,0032 g 0,5 ml 2,925 g 2915,7 ppm
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015)
Tabel 4. Hasil Pengamatan Perhitungan Kadar NaCl dalam Sampel Putih Telur Cara Mohr
Kel. Sampel W sampel V AgNO3 W NaCl Kadar NaCl11 A 1,0002 g 0,7 ml 4,095 g 4.094 ppm12 B 1,0095 g 0,7 ml 4,095 g 4.056 ppm13 C 0,9923 g 0,7 ml 4,095 g 4.126 ppm14 D 0,9990 g 2,4 ml 4,095 g 14.054 ppm15 E 1,0073 g 0,8 ml 4,040 g 4.646 ppm16 A 1,0046 g 0,7 ml 4,680 g 4.076 ppm17 B 1,0096 g 0,7 ml 4,095 g 4.056 ppm
Matilda Christina Tri Tresnawati240210140041Kelompok 7A
18 C 1,0020 g 0,7 ml 4,095 g 4.087 ppm19 D 1,0009 g 1,5 ml 8,775 g 8.767 ppm20 E 1,0014 g 0,8 ml 4,680 g 4.673 ppm
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2015)
Sebelum dihitung kadar NaCl pada sampel, terlebih dahulu perlu dihitung
berat NaCl (mg) dengan rumus berikut :
Berat NaCl (mg) = V AgNO3 x N AgNO3 x BM NaCl x Be NaCl
Contoh perhitungan kelompok 7 sampel kuning telur :
Berat NaCl (mg) = V AgNO3 x N AgNO3 x BM NaCl x Be NaCl
Berat NaCl (mg) = 0,5 ml x 0,1 N x 58,5 x 1
Berat NaCl (mg) = 2,925 mg = 2,925 x 10-3 g
Contoh perhitungan kelompok 17 sampel putih telur :
Berat NaCl (mg) = V AgNO3 x N AgNO3 x BM NaCl x Be NaCl
Berat NaCl (mg) = 0,7 ml x 0,1 N x 58,5 x 1
Berat NaCl (mg) = 4,095 mg = 4,095 x 10-3 g
Perhitungan kadar NaCl dalam sampel dapat dilakukan melalui cara di bawah ini.
Kadar NaCl= Berat NaCl (g) Berat sampel (g)
x 106
Contoh perhitungan kelompok 7 sampel kuning telur :
Kadar NaCl = Berat NaCl (g) Berat sampel (g)
x 106
Kadar NaCl = 2,925 x 10-3 g1,0006 g
x 106
Kadar NaCl = 2.923,3 ppm
Contoh perhitungan kelompok 17 sampel putih telur :
Kadar NaCl = Berat NaCl (g) Berat sampel (g)
x 106
Kadar NaCl = 4,095 x 10-3 g1,0096 g
x 106
Kadar NaCl = 4.056 ppm
Berdasarkan hasil perhitungan, kadar NaCl pada kuning telur asin tertinggi
terdapat pada sampel C hasil pengamatan kelompok 3 dan kelompok 8 dan sampel
Matilda Christina Tri Tresnawati240210140041Kelompok 7A
D hasil pengamatan kelompok 4 dan kelompok 9. Kadar NaCl terendah terdapat
pada sampel A hasil pengamatan kelompok 1 dan 6. Jika diurutkan menurut kadar
NaCl tertinggi sampai terendah adalah sampel C dan sampel D > sampel B >
sampel E > sampel A.
Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan, kadar NaCl pada putih telur
asin tertinggi terdapat pada sampel D hasil pengamatan kelompok 4 dan
kelompok 9. Kadar NaCl terendah terdapat pada sampel B hasil pengamatan
kelompok 12 dan 17. Jika diurutkan menurut kadar NaCl tertinggi sampai
terendah adalah sampel D > sampel E > sampel C > sampel A > sampel B.
Menurut Sukarti (2008), keadaan titrasi pada cara mohr harus pada pH
netral sekitar 6 – 8, ini dikarenakan bila dalam suasana asam konsentrasi ion
CrO42+ akan berkurang dan akan membentuk reaksi:
2 CrO42- + 2H+ 2HCrO4
- + Cr2O72- + H2O
Sedangkan untuk suasana basa akan terbentuk endapan peroksida yang
menyebabkan reaksi sebagai berikut:
2Ag+ + OH- 2AgOH AgO2 ↓coklat + H2O
Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat terlihat bahwa kadar volume
perak nitrat yang dibutuhkan dari kedua sampel berbeda dimana dapat diketahui
pada sampel kuning telur asin, volume perak nitrat yang dibutuhkan lebih sedikit
dibandingkan sampel putih telur asin. Ini menunjukkan kadar NaCl pada putih
telur asin lebih tinggi daripada kuning telur asin.
Kadar NaCl pada putih dan kuning telur asin dapat dipengaruhi oleh
proses penggaramannya. Pada telur asin, garam tidak langsung mengenai telur,
melainkan kulit telurnya terlebih dahulu, garam merambat masuk ke dalam telur
melalui pori – pori cangkang telur.
Hasil titrasi pada sampel kuning telur dapat dilihat pada gambar berikut.
Matilda Christina Tri Tresnawati240210140041Kelompok 7A
Gambar 3. Hasil Titrasi Penentuan Kadar NaCl pada Kunig Telur Asin Sampel B Kelompok 7A
(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2015)
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Pengendapan, dapat disimpulkan:
1. Metode yang dapat dilakukan untuk reaksi pengendapan yaitu metode
Mohr dan Volhard.
Matilda Christina Tri Tresnawati240210140041Kelompok 7A
2. Normalitas KCl setelah dilakukan standarisasi melalui metode Mohr
sebesar 0,096 N – 0,1 N.
3. Normalitas NH4CNS setelah dilakukan standarisasi melalui metode
Volhard sebesar 0,1 N.
4. Urutan menurut kadar NaCl tertinggi sampai terendah dari sampel kuning
telur asin adalah sampel C dan sampel D > sampel B > sampel E > sampel
A.
5. Urutan menurut kadar NaCl tertinggi sampai terendah dari sampel putih
telur asin adalah sampel D > sampel E > sampel C > sampel A > sampel
B.
6. Kadar NaCl pada sampel putih telur asin lebih tinggi daripad sampel
kuning telur asin
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum Titrasi Pengendapan
selanjutnya yaitu:
1. Praktikan dapat melakukan titrasi dengan lebih teliti
2. Praktikan dapat melalukan perhitungan dengan lebih akurat
3. Pemakaian larutan digunakan secara efisien
4. Praktikan dapat lebih teliti dalam menimbang
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Harizul, Rivai. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Universitas Indonesia Press 22, Jakarta.
Matilda Christina Tri Tresnawati240210140041Kelompok 7A
Khopkhar, SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Nurhidayati, Yaya et al. 2013. Kadar Air, Kemasiran dan Tekstur Telur Asin Ayam Niaga yang Dimasak dengan Cara Berbeda. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Puspitasari et al. 2014. Pengaruh Kombinasi Media dan Konsentrasi Iodium pada Dua Jenis Garam (NaCl dan KCl) Terhadap Kadar Iodium dan Kualitas Sensoris Telur Asin. Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Ke Lima. PT. Kalman Media Pusaka. Jakarta.
Skogg. 1965. Analytical Chemistry. Edisi keenam. Sounders College Publishing, Florida.
Sukarti, T. 2008. Kimia Analitik. Widya Padjadjaran. Bandung.
Svehla,G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Ke Lima. PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta.
Underwood. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.