laporanskillsdmf t(1)

10
SURVEI ANGKA DMF-T DI KABUPATEN BARITO KUALA BULAN FEBRUARI 2015 A. Latar Belakang Survei Karies adalah suatu penyakit kerusakan pada gigi atau dikenal dengan bahasa awam sebagai ‘gigi berlubang’. Karies bila tidak dirawat dapat menyebabkan timbulnya rasa sakit bahkan sampai bisa terjadi infeksi. Bila hal tersebut terjadi pada anak-anak, maka dapat menyebabkan gangguan atau kesulitan dalam pengunyahan, asupan gizi berkurang, sehingga berat badan menurun, yang pada akhirnya dapat mengganggu tumbuh kembang anak secara optimal. Apabila terjadi pada orang dewasa, dapat mengganggu proses pengunyahan, fungsi bicara serta estetik seseorang. Karies adalah penyakit yang bersifat ireversibel, artinya bila terjadi kerusakan pada gigi maka tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Faktor utama penyebab karies gigi digambarkan sebagai 4 lingkaran yang saling berorientasi (multifaktorial). Lingkaran pertama adalah host, yang meliputi gigi dan saliva, lingkaran kedua adalah agent yaitu mikroorganisme dalam rongga mulut, lingkaran ketiga adalah environment (lingkungan), dan lingkaran keempat adalah waktu. Terdapat pula faktor predisposisi penyebab karies seperti pengetahuan yang kurang terhadap pentingnya kesehatan gigi dan mulut ataupun pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang kurang memadai di suatu wilayah. Karies atau lubang pada gigi merupakan penyakit endemik di Indonesia. Menurut Riskesdas Nasional 2007, Kalimantan Selatan termasuk dalam salah satu provinsi dengan prevalensi karies >50%. Data Riskesdas Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2007 menyebutkan bahwa prevalensi penduduk bermasalah gigi-mulut tertinggi terdapat

Upload: tiffany-hartonoo

Post on 26-Jan-2016

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bb

TRANSCRIPT

Page 1: Laporanskillsdmf t(1)

SURVEI ANGKA DMF-T DI KABUPATEN BARITO KUALA BULAN

FEBRUARI 2015

A. Latar Belakang Survei

Karies adalah suatu penyakit kerusakan pada gigi atau dikenal dengan bahasa awam sebagai

‘gigi berlubang’. Karies bila tidak dirawat dapat menyebabkan timbulnya rasa sakit bahkan sampai

bisa terjadi infeksi. Bila hal tersebut terjadi pada anak-anak, maka dapat menyebabkan gangguan atau

kesulitan dalam pengunyahan, asupan gizi berkurang, sehingga berat badan menurun, yang pada

akhirnya dapat mengganggu tumbuh kembang anak secara optimal. Apabila terjadi pada orang

dewasa, dapat mengganggu proses pengunyahan, fungsi bicara serta estetik seseorang. Karies adalah

penyakit yang bersifat ireversibel, artinya bila terjadi kerusakan pada gigi maka tidak dapat sembuh

dengan sendirinya.

Faktor utama penyebab karies gigi digambarkan sebagai 4 lingkaran yang saling berorientasi

(multifaktorial). Lingkaran pertama adalah host, yang meliputi gigi dan saliva, lingkaran kedua

adalah agent yaitu mikroorganisme dalam rongga mulut, lingkaran ketiga adalah environment

(lingkungan), dan lingkaran keempat adalah waktu. Terdapat pula faktor predisposisi penyebab karies

seperti pengetahuan yang kurang terhadap pentingnya kesehatan gigi dan mulut ataupun pelayanan

kesehatan gigi dan mulut yang kurang memadai di suatu wilayah.

Karies atau lubang pada gigi merupakan penyakit endemik di Indonesia. Menurut Riskesdas

Nasional 2007, Kalimantan Selatan termasuk dalam salah satu provinsi dengan prevalensi karies

>50%. Data Riskesdas Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2007 menyebutkan bahwa prevalensi

penduduk bermasalah gigi-mulut tertinggi terdapat di Kabupaten Barito Kuala sebasar 39,5% dengan

indeks DMF-T sangat tinggi sebesar 6,61.

Daerah Kalimantan Selatan banyak memiliki lahan sungai di beberapa wilayahnya. Tanah sungai

merupakan tanah dengan kandungan asam yang sangat tinggi, keasaman tanah ini juga akan

terdeteksi di dalam air lahan sungai. Padahal masyarakat di Kalimantan Selatan masih banyak yang

menggunakan air lahan sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti memasak ataupun

menggosok gigi. Konsumsi atau penggunaan air lahan sungai yang asam dalam kehidupan sehari-hari

akan mempengaruhi secara konstan salah satu lingkaran penyebab karies, yaitu lingkungan (rongga

mulut). Perubahan ini akan mengubah keseimbangan dalam rongga mulut sehingga dapat menjadi

salah satu faktor pemicu terbentuknya karies.

Berdasarkan hal tersebut, maka tim peneliti ingin mengetahui tentang gambaran angka DMF-T,

pengetahuan tentang kesehatan gigi serta jenis air yang dikonsumsi oleh penduduk Kabupaten Barito

Kuala.

Page 2: Laporanskillsdmf t(1)

Air PDAM

Air sungai

BakumpaiAlalak

MandastanaJejangkit

Barito Kuala

B. Tujuan Survei

Tujuan dari survei ini adalah:

1. Mengetahui gambaran DMF-T penduduk Kabupaten Barito Kuala pada bulan Februari 2015

2. Mengetahui gambaran tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Barito Kuala pada bulan

Februari 2015

3. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut penduduk

Kabupaten Barito Kuala pada bulan Februari 2015

4. Mengetahui gambaran perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut penduduk Kabupaten Barito

Kuala pada bulan Februari 2015

5. Mengetahui gambaran konsumsi air penduduk Kabupaten Barito Kuala pada bulan Februari

2015

C. Metode Survei

Jenis survei yang dipilih merupakan survei deskriptif. Populasi dalam survei ini adalah seluruh

penduduk Kabupaten Barito Kuala. Sampel yang diambil dari populasi tersebut adalah penduduk

berusia 13 tahun ke atas (penduduk yang sudah erupsi gigi permanen, kecuali M3) yang dapat

menjawab pertanyaan kuesioner secara jelas dan benar. Besar sampel yang diambil adalah 1800

orang. Metode survei yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik sampling Stratified

Random Sampling.

Berdasarkan hasil sampling tersebut maka akan diambil sampel 450 orang di tiap-tiap daerah. Cara

pengambilan data sampel adalah dengan menginformasikan kegiatan survei beberapa hari

sebelumnya dan sampel diminta datang ke balai desa untuk mendapatkan pemeriksaan DMF-T dan

mengisi kuesioner yang telah disediakan.

D. Instrumen Survei

Instrumen yang digunakan dalam kegiatan survei adalah antara lain:

Kaca mulut

Sonde

Page 3: Laporanskillsdmf t(1)

Nierbeken

Senter

Handscoon

Masker

Gelas plastic

Alkohol

Tissue

Kuesioner

Lembar DMF-T

E. Pengorganisasian dan Penjadwalan

Tim yang akan bekerja dalam survei ini adalah sebagai berikut:

Ketua : M. Alfian Noor

Sekretaris : Deslita Trilianti I.

Bendarahara : Anindya Putri Permatasari

Sie. Acara : Chairunnisa, Hilda Ayu Setyawati

Sie. Konsumsi : Balqis Afifah

Sie. Transportasi dan Perlengkapan : Dian Pratiwi, Lutfiyah

Sie. Humas dan Publikasi : Nabilla Kuswareni, Riski Agustin

Petugas Lapangan : 10 orang

Jadwal pelaksanaan survei yaitu:

Tempat : Balai Desa Setempat

Tanggal : Februari 2015

Waktu : 08.00 – 12.00 WITA

F. Hasil Survei

Berikut adalah hasil survei DMF-T penduduk Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (satu

hasil DMF akan dikalikan 180 karena dalam survei ini satu nama dianggap mewakili 180 penduduk)

Hasil DMF-T penduduk Mandastana dan Jejangkit

Sampel D M F DMFTotal DMF-

TNabilla K. 0 0 8 8 1440

Dian Pratiwi 6 0 0 6 1080Lutfiyah 1 1 3 5 900

Anindya Putri 3 0 2 5 900M. Alfian Noor 1 0 0 1 180

Page 4: Laporanskillsdmf t(1)

Jumlah 11 1 13 25 4500

Indeks DMF-T4500/90

05

Hasil DMF-T penduduk Bakumpai dan Alalak

Sampel D M F DMFTotal DMF-

TChairunnisa 3 0 1 4 720Hilda Ayu S. 2 1 0 3 540Deslita T. I. 0 0 1 1 180

Balqis Afifah 2 0 1 3 540Riski Agustin 1 0 0 1 180

Jumlah 8 1 3 12 2160Indeks DMF-T 2160/900 2.4

Berikut adalah hasil kuesioner penduduk Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (satu hasil

kuesioner akan dikalikan 180 karena dalam survei ini satu nama dianggap mewakili 180 penduduk)

Tingkat pendidikan

Hasil kuesioner penduduk Mandastana dan JejangkitNo

Sampel Tingkat Pendidikan

1 Nabilla K. SMP2 Dian Pratiwi SD3 Lutfiyah SMP4 Anindya Putri SMP5 M. Alfian Noor SD

Hasil : SD 40%, SMP 60%

Hasil kuesioner penduduk Bakumpai dan AlalakNo

Sampel Tingkat Pendidikan

1 Chairunnisa SMA2 Hilda Ayu S. S13 Deslita T. I. SMA4 Balqis Afifah S15 Riski Agustin SMA

Hasil : SMA 60%, S1 40%

Page 5: Laporanskillsdmf t(1)

Mandastana & Jejangkit Bakumpai & Alalak0

100

200

300

400

500

600

360

0

540

00

540

0

360

SD SMP SMA S1

Tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

Hasil kuesioner penduduk Mandastana dan JejangkitNo

Sampel Tingkat Pengetahuan

1 Nabilla K. Sangat buruk (0)2 Dian Pratiwi Buruk (1)3 Lutfiyah Baik (3)4 Anindya Putri Baik (3)5 M. Alfian Noor Sedang (2)

Rata-rata 9/5 = 1.8

Hasil kuesioner penduduk Bakumpai dan AlalakNo

Sampel Tingkat Pengetahuan

1 Chairunnisa Baik (3)2 Hilda Ayu S. Sangat baik (4)3 Deslita T. I. Baik (3)4 Balqis Afifah Sangat baik (4)5 Riski Agustin Sangat baik (4)

Rata-rata 18/5 = 3.6

Page 6: Laporanskillsdmf t(1)

Jejangkit & Mandastana Bakumpai & Alalak0

0.51

1.52

2.53

3.54

Tingkat Pengetahuan

Perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut

Hasil kuesioner penduduk Mandastana dan JejangkitNo

Sampel Perilaku Kesgimul

1 Nabilla K. Buruk (2)2 Dian Pratiwi Buruk (2)3 Lutfiyah Buruk (2)4 Anindya Putri Buruk (2)5 M. Alfian Noor Sangat buruk (1)

Rata-rata 9/5 = 1.8

Hasil kuesioner penduduk Bakumpai dan AlalakNo

Sampel Perilaku Kesgimul

1 Chairunnisa Sedang (3)2 Hilda Ayu S. Sedang (3)3 Deslita T. I. Baik (4)4 Balqis Afifah Baik (4)5 Riski Agustin Sedang (3)

Rata-rata 17/5 = 3.4

Jejangkit & Mandastana Bakumpai & Alalak0

0.51

1.52

2.53

3.54

Perilaku Menjaga Kesgimul

Page 7: Laporanskillsdmf t(1)

Konsumsi air penduduk

Hasil kuesioner penduduk Mandastana dan JejangkitNo

Sampel Konsumsi air

1 Nabilla K. Air sungai2 Dian Pratiwi Air sungai3 Lutfiyah Air sungai4 Anindya Putri Air sungai5 M. Alfian Noor Air PDAM

Hasil kuesioner penduduk Bakumpai dan AlalakNo

Sampel Perilaku Kesgimul

1 Chairunnisa Air PDAM2 Hilda Ayu S. Air PDAM3 Deslita T. I. Air PDAM4 Balqis Afifah Air PDAM5 Riski Agustin Air PDAM

G. Pembahasan Survei

Berdasarkan survei yang telah dilakukan didapatkan hasil berupa angka DMF-T 5 (tinggi) untuk

penduduk Mandastana dan Jejangkit dan angka 2,4 (rendah) untuk penduduk Bakumpai dan Alalak.

Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 40% penduduk Mandastana dan Jejangkit memiliki pendidikan

SD dan 60% penduduk memiliki pendidikan SMP. Sedangkan, penduduk Bakumpai dan Alalak

menunjukkan hasil 60% penduduk berpendidikan SMA dan 40% strata 1. Berdasarkan kuesioner

diketahui pula bahwa tingkat pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut penduduk Jejangkit

dan Mandastana tergolong rendah (1,8) dibandingkan tingkat pengetahuan penduduk Bakumpai dan

Alalak (3,6). Perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut penduduk Jejangkit dan Mandastana berada

pada angka 1,8 atau buruk sedangkan perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut penduduk

Bakumpai dan Alalak berada pada angka 3,4 atau baik. Hasil kuesioner juga menunjukkan bahwa

Jejangkit & Mandastana Bakumpai & Alalak0

100200300400500600700800900

1000

720

0

180

900

Air Gambut Air PDAM

Page 8: Laporanskillsdmf t(1)

80% penduduk Jejangkit dan Mandastana menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari, sedangkan seluruh penduduk Bakumpai dan Alalak sudah menggunakan air PDAM.

H. Penutup

Simpulan dari survei ini adalah

1. Angka DMF-T Kabupaten Barito Kuala pada bulan Februari 2015 sebesar 3,7 (sedang)

2. Tingkat pendidikan Kabupaten Barito Kuala yaitu sebanyak 60% berpendidikan sampai tingkat

SMP dan SMA, 40% SD dan S1

3. Tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut penduduk Jejangkit dan Mandastana lebih

rendah dibandingkan Bakumpai dan Alalak

4. Perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut penduduk Jejangkit dan Mandastana buruk sedangkan

penduduk Bakumpai dan Alalak baik

5. Konsumsi air penduduk Kabupaten Barito Kuala pada bulan Februari 2015 sebesar 60%

menggunakan air PDAM dan 40% menggunakan air sungai

Saran yang dapat diberikan yaitu perlu dilakukan survei dengan jumlah sampel yang lebih

banyak agar lebih representatif dengan keadaan di Kabupaten Barito Kuala