laporangeografisumberdayalahan-121220192146-phpapp02
DESCRIPTION
freeTRANSCRIPT
“GEOMORFOLOGI DALAM SURVEY HIDROLOGI”
Tugas Resume dan Translate
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah Geomorfologi Terapan dan Klasifikasi lahan
Dosen Pembimbing
Drs. Jupri, MT.,
Disusun oleh : Kelompok 2
Restu Apriantini A (1000911)
Revi Mainaki (1005785)
Ricky Purnama Ramadhan (1005495)
Ririn Surini (1001454)
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENGETAHUAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwasanya
pada kesempatan kali ini kami dapat menyelesaikan laporan ini sebagaimana yang
telah ditugaskan sebelumnya.
Laporan ini merupakan wujud nyata dari hasil translate dan resume kami dari
bahan yang di berikan oleh dosen pembimbing, yakni buku dari Verstapen bab 4 yang
memiliki sub judul dan bahasan mengenai Geomorfologi dalam Survey Hidrologi.
Dalam praktiknya, proses penyusunan tugas ini melibatkan beberapa pihak
yang terkait. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas bimbingan yang
diberikan terutama kepada yth Drs. Jupri, MT., telah membimbing dan memberikan
masukan yang sangat berharga baik pada saat di lapangan maupun dalam penyusunan
laporan ini. Namun tentunya tugas ini masih belum sempurna, untuk itu kami selaku
penyusun memohon maaf apabila terdapat kekeliruan. Kami senantiasa
mengharapkan kritik yang membangun untuk perbaikan laporan kami ke depan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Bandung, Desember 2012
Tim penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL......................................................................................................................v
BAB IV......................................................................................................................................6
GEOMORFOLOGI DALAM SURVEI HIDROLOGI.............................................................6
A. Pendahuluan................................................................................................................6
B. Sumber Daya Air Permukaan......................................................................................8
C. Sumberdaya Air Tanah..............................................................................................15
D. Geomorfologi dari Cekungan Drainase.....................................................................20
E. Analisis Morfometrik DAS.......................................................................................22
F. Jaringan Drainase......................................................................................................27
G. Pengaruh Hidrologi Pada Geomorfologi Pedataran dan Bentuk Saluran..................30
H. Kawasan Delta...........................................................................................................35
I. Memperkirakan Angka Debit dan Sedimen yang Dihasilkan Sungai.......................39
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Foto sketsa peta Sri Lanka tentang karakteristik litosfer di daerah tersebut........14
Gambar 4.2 Contoh sumberdaya air permukaan di daerah Tunisia (Skala 1:50.000).............14
Gambar 4.3 Sumberdaya air di daerah konservasi danau Montana Amerika Serikat..............14
Gambar 4.4 Retakan diantara sungai Burudi dan Rwanda......................................................15
Gambar 4.5 Sungai bawah tanah di Hunan, China..................................................................19
Gambar 4.6 Grafik fungsi dari area resapan air.......................................................................20
Gambar 4.7 Area irigasi terbuka di India.................................................................................20
Gambar 4.8 Area unit geomorfologi Rajatshan, India.............................................................23
Gambar 4.9 Perbedaan hidrografik dari kedua bentuk aliran sungai.......................................25
Gambar 4.10 Berbagai pola aliran sungai................................................................................31
Gambar 4.11 Proses transisi sungai dari bentuk meander di Palu, Sulawesi, Indonesia.........32
Gambar 4.12 Pemandangan daerah aerial di Pulau Seran, Indonesia......................................32
Gambar 13 Zona aerial di Irian, Indonesia...............................................................................33
Gambar 4.14 Peta skematik zona kipas arid............................................................................34
Gambar 15 Pemandangan zona aerial tipe kaki burung di Irian, Indonesia.............................34
Gambar 4.16 Sketsa dari alam tanggul dan splay deposit di tepi belakang rawa....................35
Gambar 4.17 Sketsa leher memotong dan potongan parasut...................................................36
Gambar 4.18 Contoh Jaring-jaring Thysen..............................................................................42
Gambar 4.19 Bagian di cekungan Sungai Aglarm, india dengan kelas sedimen relatif..........42
Gambar 4.20 Pusaran udara di Keteldiep, Belanda. Skala: 1 : 25.000....................................46
Gambar 21 Citra Landsat (band 4, 5, 6 dan 7) dari delta sungai Gangga................................47
DAFTAR TABEL
Tabel 1 kecuraman dari lereng dan tundra vegetasi...................................................................9
Tabel 2 Bagian dari kemiringan dan vegetasinya (bogomolov, 1963)......................................9
BAB IV
GEOMORFOLOGI DALAM SURVEI HIDROLOGI
A. Pendahuluan
Hubungan antara geomorfolgi dengan hidrologi terbilang beragam dan rumit. Arti
penting dari geomorfologi untuk tujuan hidrologis telah dihargai meningkat diantara ahli
hidrologi pada beberapa dekade terakhir saat mereka menjadi dipakai pada pengembangan
sumber air dalam pengembangan dan negara lain dimana data hidrologis yang tersedia
ditemukan menjadi tidak cukup untuk tujuan mereka. Pada beberapa kurun waktu yang
cukup lama, seringkali sedikit jumlahnya atau bahkan tidak ada sama sekali data hidrologi.
Dengan demikian, para ahli hidrologi wajib menggunakan pendekatan yang berbeda
(Kuiper, 1971).
Studi geomorfologi fluvial, analisis morfologis dan lingkungan telah terjadi
peningkatan yang pesat. Geomorfologi memiliki hubungan yang sangat dekat baik dengan
air permukaan maupun keadaan air dibawah permukaan. Aset geomorfologi bertujuan
untuk menjelaskan dan menilai lingkungan di mana air mengalir sehingga menyediakan
ahli hidrologi bekerja di wilayah yang datanya kurang, sehingga memungkinkannya untuk
memahami keadaan dan untuk membuat keputusan yang sesuai. (White, 1975; Zaporozec,
1979). Schumm (1964), menekankan peran geomorfologi ini, yaitu mengenai hubungan
umum yang ada antara variabel hidrologis dan geomorfologis. Ketika hubungan ini
digunakan, ciri-ciri hidrologis dari wilayah lain, yang secara geomorfologi serupa, dapat
diperkirakan. Hal ini berlaku pada sumber air permukaan maupun sumber daya airtanah.
Meijerink (1974), menguraikannya dan menyimpulkan hal yang serupa. Kriteria
geomorfologis tidak hanya membantu hidrologis dalam menilai sifat dasar hidrologis di
wilayah studi ini, tetapi juga memberi kemudahan ekstrapolasi mereka dalam ruang dan
waktu (Lohman dan Robinove, 1964). Pada konteks ini harus dibedakan antara air
permukaan, air sebagai cadangan aluvial/koluvial dan air yang terjadi di formasi geologi
yang lebih tua.
Di negara Jepang, peta hidrografis membentuk suatu pengelompokan tanah negara
(Nakano, 1962), dan di Polandia sebuah peta hidrografis yang sistematis, terinci pada
skala 1:50.000 membentuk seperti sebuah kemitraan dengan peta geomorfologi pada skala
6
yang sama (Klimaszewski, 1956). Dengan menganggap bahwa hidrologi sesungguhnya
adalah pengaruh gabungan iklim, bentuk tanah, geologi, tanah dan vegetasi pada rezim
alami air serta pengaruh manusia akan keseimbangan air, maka studi geomorfologi untuk
tujuan hidrologis seharusnya tidak hanya menekankan aspek genetik pengembangan
bentuk tanah, termasuk proses, tetapi juga aspek lingkungan. Pendekatan geomorfologis
terhadap studi hidrologi kemudian menjadi mitra untuk konsep pemodelan hidrologis yang
matematis. Hal ini dimungkinkan juga menyediakan data untuk perincian model
matematis semacam itu.
Air permukaan ada di sungai, danau dan rawa, yang pada dasarnya siap untuk dapat
diteliti tetapi adanya keragaman musiman memerlukan studi yang teliti mengenai
karakteristik bentuk, gradien, dan kekasaran permukaan sungai. Kenyataan bahwa air yang
diperlukan di wilayah setempat lebih banyak daripada di tempat yang berlimpah, bisa
memerlukan struktur teknik dari berbagai macam seperti pemanfaatan sumber daya air
yang terbanyak.
Airtanah pada umumnya memerlukan penelitian langsung. Pendekatan tidak
langsung terhadap sumber daya air tanah menjadi umum. Struktur tanah mungkin
memberikan petunjuk tentang keadaan air dibawah permukaan, contohnya oleh kejadian
lubang galian sumur atau retakan. Sebuah pengelompokan tanah seringkali diperlukan
untuk menilai keadaan lingkungan, untuk itulah penelitian geomorfologis perlu dilakukan.
Hal ini mendukung anggapan mengenai untuk tidak memisahkan hubungan antara
geomorfologi dan sumber air di bawah permukaan maupun di permukaan karena kedua
kompnen ini saling terkait (Hesters, 1981).
Peran geomorfologi dalam hidrologi menjadi lebih penting saat interpretasi foto dari
udara atau penginderaan jarak jauh lainnya, karena hal ini merupakan praktek umum pada
berbagai cara survey hidrologis. (Lohman dan Robinove, 1964; Radai, 1969; Robinove,
1968); Schumm, 1969; Tulio Benavides, 1976). Faktor-faktor geomorfologis juga
memainkan peranan dalam geologis-foto, atau survey pedologis, akuifer dan banyak hal
lain yang berhubungan dengan hidrologis. Data air permukaan yang digambarkan juga
menjadi lebih mudah dan lebih akurat dianalisis. Ini merupakan bukti dari apa yang telah
dikatakan di depan bahwa studi geomorfologis untuk tujuan hidrologis harus menekankan
bentuklahan dan faktor geomorfolgis lain dalam hal yang lebih luas. Tidak hanya itu,
dengan mempertimbangkan selain faktor geomorfologi memungkinkan untuk
menggambarkan keberadaan air di suatu lingkungan. Studi tersebut mencakup bidang-
bidang sebagai berikut :
7
Survey Ketersediaan dan karakteristik Morfometri yang meliputi bnetuk, ukuran,
kondisi lingkungan dan lain sebagainya.
Analisis dari jaringan drainase dan degradasi serta bagian dari basin.
Hubungan antara sungai dan agradasi sebagai bagian dari suatu basin.
Karakteristik cadangan yang berasal dari sungai serta meliputi kondisi sendimennya.
Semua hal yang ada diatas antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan,
dan inti dari semua karakteristik tersebut adalah sumberdaya air di bawah dan diatas
permukaan bumi.
B. Sumber Daya Air Permukaan
Geomorfologi memberikan kontribusi pada studi mengenai keistimewaan-
keistimewaan air tanah dan mengevaluasi sumber daya air tanah memasukan pemetaan
pelurusan pengaliran air, seperti sungai, danau, perkiraan dataran banjir dari mata air, dan
tanda keberadaan sumber air. Pembagian garis variasi yang lainnya juga dipetakan,
menunjukan ukuran, bentuk, dan selanjutnya memperhatikan karakteristik mengenai (sub)
dasar pengaliran, memasukkan kapasitas pengalirannya. Mata air dapat diklasifikasikan
berdasarkan sebab terjadinya, namun geomorfologi dapat mengetahui keadaan sumber
daya air dengan memperkirakan kondisi tipe dan situasi geologi-geomorfologinya. Aliran-
aliran tersebut diantaranya sungau permanen, sungai periodik, sungai intermittent dan
sungai ephermeral,
Aliran sungai selalu nampak dari udara jika tidak tertutup atau terdeteksi oleh
vegetasi: tipe, luasan, diameter dsb aliran tersebut dapat ditandai dengan cukup akurat.
Pada zona taiga di utara Eropa dan Siberia keseragaman pinus tumbuh menyertai pohon
cemara ke arah sungai; di Kanada pun terindikasi 5 hal serupa : di daerah tropik yang
lembab ditemukan pohon sagu di area perairannya; pohon nipah merupakan ciri dari
daerah perairan payau dan jalur sungai di zona payau. Geomorfologi muncul dengan fokus
untuk menginvestigasi terhadap luasan, kealamian, keaslian dan petunjuk akan adanya
aliran dari perairan. Penggunaan lahan dan spesifikasi mikro relief merupakan sebuah
siklus. Dimana sungai memiliki gradien-gradien yang berbeda, sehingga lebih mudah
menentukan arah, wilayah kajiannya yang luas. Meski demikian geomorfologis
mengindikasikan seperti beting berpasir dll, yang digunakannya. Jika skala foto udara
yang tersedia besar maka data kualitatif yang terkumpulkan juga akan lebih banyak (air
permukaan pada daerah landai memiliki kecepatan arus < 1,5m/detik ; air permukaan pada
8
garis-garis hilir dari hambatan divergen memiliki kecepatan arus sekitar 2m/detik ; aliran
air permukaan pada daerah konvergen kecepatannya > 4m/detik). Gospodinov (1961)
mengeuraikan aplikasi interpretasi foto udara untuk stuasi hidrografik dan Bogomolov
(1963) memberikan informasi yang menarik antara hubungan kecuraman lereng,
kemiringan bentuk, drainase retensi salju/lumpur dan zona vegetasi tundra USSR seperti
yang digambarkan pada tabel 4.1 dan 4.2.
Tabel 1 kecuraman dari lereng dan tundra vegetasi
Kemiringan lereng Aliran, muatan lempung Vegetasi penutup
Sangat landai < 2° Tidak ada aliran, jumlah
lempung tinggi
Berlumut dan tumbuhan
daerah payau
Landai 2-15° Banyak lumpur Semua tumbuhan di daerah
tundra sangat dominan,
Sedang 15-25° Banyak lumpur Tipe berubah, dengan
permukaan berbatu dan
pengendapan aluvial
Miring 25 - 45° Masih ada sedikit lumpur Permukaan berbatu dan
pengendapan aluvial &
vegetasinya yang jarang.
Sangat miring > 45° Tidak ada lempung Tidak ada Lumut-semak
belukar
Tabel 2 Bagian dari kemiringan dan vegetasinya (bogomolov, 1963)
Sektor kemiringan Vegetasi penutup yang seharusnya
cembung Lumut dan semak-semak; kerikil, gambut,
tempat bertemunya pasir dan batu aluvial
Transisi (bagian atas) Lumut dan semak-semak; tempat bekumpulnya
lumut dan gulma
Transisi (bagian bawah) Lumut, gulma dan semak-semak tempat
berkumpulnya Lumut dan semak-semak
Cekung Danau (gulma dan lumut); padang rumput
dan semak-semak
9
Untuk mengevaluasi sumber air pemukaan (cooke and doomkamp, 1974; douglas
dan crabb, 1972) distribusi spatial dimana variasi musiman dan atau variasi sekuler yang
sepenuhnya sangat penting. Ada 3 ciri Sumber daya air permukaan di di daerah kering
yang memiliki jenis aliran sungai aphemeral dimana airnya murni mengandung aluvium,
sewaktu-waktu alirannya berkurang dan sumber airnya berada di batu yang lunak. Aliran
sungai aphemeral memiliki air hanya pada saat hujan turun dan lubang air pada sungai.
Sumber daya air tanah yang ada harus dapat diandalkan, misalnya dimana bahan berada
pada batuan dasar. Pelestarian harus dilakukan namun untukmenjaga penggunaan air yang
berlebih mungkin harus dilakukan penampungan. (Dixey, 1966)
Bagian dari sumber pasokan air permukaan musiman, perubahan sekuler
memberikan perubahan terhadap pasokan air. Sebagai contoh particultural bunga adalah
delta Okavango di pedalaman Bostwana, gambar dari satelit NOAA pada gambar 14.6.
Delta ini dibatasi oleh NE-SW pada setiap ujungnya yang diarahkan pada kesalahan
sistem yang baru dimulai, dan sampai dibagian selatan Afrika Timur. Akibat dari limpasan
aliran sungai boteti, yang mengalir ke delta Ngami dan daerah rendah Mababe (dan sungai
Zambesi). Bangian hulu delta dipengaruhi oleh patahan dan air nya mengering di
sepanjang Chobe dan Zambesi. Aliran arah air dari delta tersebut ditentukan oleh
pembuangan yang dihasilkan oleh air hujan yang lebat yang muncul di hulu perairan dan
di zona deltaic dan gerakan noetektonik disepanjang patahan.
Untuk lebih memahami mengenai sumber daya air permukaan, penting untuk
menyelidiki aliran limpasan hujan sebelum masuk kedalam saluran. Pembahasan secara
keseluruhan, sangat sulit memperkirakan aliran air di darat, tetapi besarnya dapat
dipastikan oleh kekuatan infiltrasi dari pengaruh air hujan. Penahanan dilereng akan
menyimpan air dan dengan demikian akan menghambat aliran. Penyimpanan selama
jangka waktu yang lama akan terjadi di daerah depresi yang bertindak sebagai waduk
retensi. Kerapatan vegetasi (kanopi pohon, belukar, rumput) ketebalan dari bahan organik
(sampah) ditanah adalah faktor dalam hal ini. Faktor geomorfologis adalah kecuraman dan
panjang lereng dan tekstur permukaan. Faktor lain adalah durasi dan intensitas curah
hujan. Kapasitas infiltrasi dari tanah dapat memperkirakan aliran darat. Ada berbagai
indikasi geomorfologis untuk memperkirakan dan pengukuran pada bidang yang
mendukung.
Jika mengikuti studi geomorfologi dan klasifikasi lahan yang merupakan
pendekatan yang sangat penting untuk mengevaluasi sumber daya air permukaan. Studi ini
menitikberatkan pada kondisi area hidrologi yang umum atau dasar sungai dan membantu
10
dalam mendefinisikan akibat dari presipitasi, limpasan air permukaan, infiltrasi dan
evapotranspirasi. Area permukaan yang ada untuk mewakili stasiun pengukur hujan.
Sebagai contoh dibahas pada kekuatan relief (ketinggian, kekuatan angin membawa
hujan,dll). Juga tempat stasiun pengukur hujan dapat dipasang untuk mewakili jaringan
yang dapat diperkirakan. peta isohyet dapat diperbaiki menggunakan pertimbangan faktor
relief dan pola melelehnya salju bisa dimasukan sebagai informasi yang relevan.
Penempatan stasiun pengukuran untuk mengukur perubahan variasi pada bagian-baian
didasarnya dapat menggunakan fasilitas pendekatan geomorfologi. Kemiringan, panjang
dan tekstur dari lereng memberikan pengaruh besar pada limpasan air permukaan (run-off)
dan infiltrasi. Kapasitas drainase juga memberika pengaruh yang berarti.
Analisis geomorfologi dan klasifikasi lahan juga dapat menjaga daerah banjir. 13
ilustrasi ini dicurigai menjadi penyebab terjadinya banjir. Pengukuran kontrol banjir bisa
diukur dengan perencanaan yang tepat dan bentukan dasar waduk danau dapat
diperkirakan. terakhir disebutkan bahwa aplikasi dari penerapan keadaan area tanah dan
tipe batuan sebenarnya menjadi ciri khas yang dapat dicurigai mengakibatkan erosi dan
dapat mengestimasi kuantitas yang melibatkan terjadinya hal itu. Ilustrasinya ada pada
gambar 4.1 dari Area Haputale, Sri Lanka oleh Herath (Verstappen, 1967).
Sejumlah unit bentang alam dapat dibedakan di haputale area, masing-masing
memiliki vegetasi dan litologi morfometric. Pada awalnya sedikit perhatian yang diberikan
pada jenis batuan karena pola drainase, kepadatan dan lahan perbaikan yang biasanya
lebih mudah pemantauan areal hidrologi menggunakan photo udara, karena patahan juga
sangat penting untuk mengetahui infiltrasi, run-off dll. Semua pendeteksian zona patahan
dan tumbukan dapat dipetakan, sebuah versi sederhana yang diberikan pada skala yang
rendah pada gambar 4.1. Berikut empat unit bentuk lahan yang dipetakan dan karakteristik
hidrologi mereka.
1. Bagian paling utara dan paling tinggi dari suatu wilayah. Zona dataran ini dicirikan
dengan perbukitan yang tinggi-membulat, lembah yang luas dan dangkal dengan
drainase yang tinggi dan jarang vegetasi dan rumput.daerah lereng ini pada umumnya
berada pada daerah utara dan diluar daerah aliran sungai.
2. Bagian tebing curam yang memiliki ketinggian 250-300 meter memilki formasi
batuan yang kuat. Pemotongan tebing yang curam dengan tipis, hanya di bagian spite
dan presipitasi tahunan hanpir 3.000 mm. Pada bagian ini ketebalan vegetasi alami
11
penggunaan lahan dan kontur di area kebun teh merupakan efek kondisi hidrologi di
zona lereng.
3. Zona perbukitan rendah. Tingginya kepadatan drainase dan indikasi intensitas
pemotongan daerah resapan air yang memiliki daerah batuan yang lemah. Unit kasar
ini biasanya terletak di tengah peta. Daerah ini meruncing keluar ke arah timur dan
memanjang ke selatan dibarat. Daerah pemukiman yang memiliki potensi tinggi
terjadinya erosi.
4. A board zone of fairly resistant charnokites in the south. Batuan ini memiliki
karakteristik batuan berwarna abu-abu pada photo udara dan kepadatan drainase yang
rendah
Bagian yang mencolok dari peta adalah zona patahan yang besar yang memanjang
di seluruh area NNE-SSW. Bagian yang berbeda pasti diamati, gerakan-gerakan baru
disepanjang patahan tidak mungkin terjadi, tetapi dapat dianggap sebagai zona rawan
dimana rembesan dapat terjadi.
Dapat disimpulkan dari survey pemetaan bahwa: 1) bendungan dibangun terletak
pada zona unit 4, tetapi tidak pada zona patahan; 2) praktek-praktek konservasi lahan
dilakukan di zona 3 untuk mengurangi pengurangan sumberdaya; 3) erosi sedikit terjadi
pada unit 1 walau dataran tinggi, karena litologi, vegetasi penutup dan pengaturan
pemukiman.
Contoh lain dari sumberdaya air permukaan pada gambar 4.2 dan 4.3. Gambar 4.2
menggambarkan area tunisia pada skala 1:50.000, dimana terdapat aliran sungai
ephemeral yang berasal dari pegunungan (bagian kiri photo), berasal dai 2 aliran kecil
sungai subsekuen merupakan situasi dari perbukitan tinggi membulat, di zona lereng NS.
Desa kecil ini menempatkan strategi diman aair minum tersedia dan dimana saluran
irigasi dari utara sungai menyediakan air untuk ladang mereka. Penempatan ini
bermaksud untuk menjaga daerah ini dari air banjir sehingga dalam waktu dekat mereka
dapat mengairi daerah SW (bagian kanan photo). Daerah ini aman dari bahaya karena
bagian kecil dari dasar sehingga berangsur-angsur tumbuh bagian atas erosi (sudut kiri
atas) sebagai pengulangan ini adalah bagian rendah. Keadaan di ladang yang memiliki
ketinggian yang rendah memiliki ketergantungan pada hujan, sehingga lapisan tanah
dapat mengisi air tanahnya. Yang terakhir ini tidak penting dari pola kipas ini, yang
berasal dari ngarai dan rekahan dari SW antara saluran banjir dan depan gunung. Di
daerah bagian bawah dipisahkan oleh jurang (kiri atas) tidak terjadi penggunaan lahan.
12
Sebuah situasi berbeda terdapat pada gambar 4.3 di daerah montana, USA skala
(1:20.000), disana air dari aliran ephemeral tidak digunakan dan air dibutuhkan untuk
mengisi irigasi ke ladang didapatkan dari waduk penyimpanan air terdekat dan dialirkan
ke ladang-ladang menggunakan kanal sub-horizontal irigasi dengan jalan air dari
penyilangan aliran ephemeral. Pertimbangan erosi sebagai hasil dari papasan dari bukit
yang manjadi hulu aliran. Lebih jelasnyaair disana berasal dari irigasi ditempat itu.
Sebagai contoh di daerah yang memngatur perundang-undangan menenai pasokan
air bergantung pada sumber daya air permukaan, adlaah di daerah Bugesera yang
berbatasan antara Rwanda dan Burundi.
Daerah ini berlokasi di 1500 meter timur zona rift Afrika. Memiliki gelombang
yang tidak cepat dan relatif rendah pada bagian pusat, dimana batuan granit mengelilingi
dan lereng pada seri Urundi. Presipitasi tahunan berjumlah 1.100 mm dan vegatasinya
adalah tipe savana. Dalam pencuacaan dan pentingnya karakteristik koluviasi yang luas,
sedientasi membuat area naik.
Perubahan arah dan formasi aliran diatasnya menyebutkan danau yang menjadi
efek kombinasi dari lereng timur secara umum miring dari daerah pengembangan
keretakan struktur dan pentingnya sedimentasi fluvial di dekat lembah Nyabarongo
merupakan pertemuan dari Akanyaru (Verstappen, 1963, 1967).
Tidak adanya jatuhan air dari daerah bagian-bagian atas lembah dan relief rendah
sebagian besar membedakan unit geomorfologi, goncangan yang sebagian besar dari air
hujan jatuh ke lembah-lembah yang diserap oleh tanah dan subsekuen penguapan yang
luas. Hanya sebagian infiltrasi akan menyempit. Yang dapat dibenarkan Tidak ada
pembanguna bendungan-bendunagn di lereng bertujuan untuk mengumpulkan air
permukaan. Hanya dekat dengan lembah Akanyaru dimana banyak relief.
Hal itu jelas bahwa sumberdaya air permukaan membutuhkan peraturan yang
lebih lanjut. Karena adanya tipe-tipe batuan tidak sangat menguntungkan untuk
penambahan air tanah dan air pengeboran yang di dieksekusi akan sedikit mengalami
keberhasilan. Sirkulasi air di material koluvial dapat dimanfaatkan.
13
Gambar 4.1 Foto sketsa peta Sri Lanka tentang karakteristik litosfer di daerah tersebut.
Gambar 4.2 Contoh sumberdaya air permukaan di daerah Tunisia (Skala 1:50.000)
Gambar 4.3 Sumberdaya air di daerah konservasi danau Montana Amerika Serikat.
14
C. Sumberdaya Air Tanah
Untuk mengevaluasi sumber daya air tanah, geomorfologi klasifiksi lahan
menggarisbawahi unit unit hidromorfologi yang dapat dimanfaatkan, mengambil faktor-
faktor morfologi dan litologi dalam pertimbangannya (Anon, 1973; Fisk, 1951; Freers,
1970). Area akuifer, pengisian zona air tanah dan dimana air tanah berasal dari mata air
yang dapat dipetakan. Dalam kenyataannya banyak faktor yang menyebutkan
menunjukan bahwa sub-section juga merupakan akibat dari keadaan air tanah (Williams,
1970). Infiltrasi dapat diperkirakan dengan menggunakan kriteria pengukuran; daya
serap batuan, rekahan,
Gambar 4.4 Retakan diantara sungai Burudi dan Rwanda
Permeabilitas tanah penutup, kecuraman dan keteraturan (retensi) dari lereng dan
pengaruh tutupan vegetasi.
Infiltrasi pengukuran atau perkiraan daripadanya penting tidak hanya untuk
mengevaluasi permukaan run-off kondisi pada interfluves dan penentuan waktu
konsentrasi banjir cekungan, tetapi juga untuk penelitian kondisi air tanah. Kekasaran
permukaan dan vegetasi dari lereng, bersama-sama dengan tekstur dan karakteristik lain
15
(struktur, kandungan senyawa organik, Ph, dll) dari hal-hal yang penting tanah. Kadar air
tanah juga merupakan faktor utama, laju infiltrasi tanah kering adalah rendah karena
ketegangan kapiler menghambat penetrasi air. Setelah tanah sedikit lembab,
bagaimanapun, infiltrasi mencapai nilai maksimum, kemudian menurun karena tanah
secara bertahap menjadi jenuh. Selama intensitas curah hujan kurang dari kapasitas
infiltrasi, ada permukaan run-off akan terjadi.
Sudut kemiringan, bersama-sama, dengan panjang, bentuk dalam profil dan rencana
dan kekasaran adalah variabel yang mempengaruhi geomorfologi infiltrasi. Lereng yang
cembung dalam rencana cenderung menyebarkan aliran darat dan dengan demikian
mendukung infiltrasi, sedangkan lereng yang cekung dalam rencana mempromosikan
konsentrasi aliran dan linier run-off. (Kirkby, 1978). Terlepas dari perannya dalam
mengisi ulang dari suatu reservoir air tanah, bantuan juga merupakan faktor utama dalam
sirkulasi air dengan cara interflow pada kedalaman dangkal, di atas tingkat air tanah.
Interflow ini diberi makan oleh penyimpanan kelembaban tanah, yang pada gilirannya,
tergantung pada infiltrasi dan evapotranspirasi. Kapasitas infiltrasi yang tergantung pada
permeabilitas batuan dasar, karakteristik tanah dan sedimen penutup, bantuan dan
vegetasi, dapat diperkirakan dengan klasifikasi daerah menggunakan foto udara dan / atau
citra penginderaan jarak jauh lainnya. Jika data curah hujan yang tersedia, limpasan
permukaan maka dapat diperkirakan. Breakdown dapat dibuat dari tanah ke dalam unit
sesuai dengan karakteristik relatif infiltrasi. Peringkat A diberikan, membedakan 3 sampai
5 kelas. Selama penelitian lapangan, ketika situs data hasil investigasi pada sifat material
tanah, kuantifikasi menjadi layak, baik atas dasar ukur infiltrasi, atau menggunakan
karakteristik infiltrasi diketahui dari bahan yang sebanding di daerah lain.
Contoh berikut Suriah (Voute, 1958), menggambarkan efek gabungan dari faktor
geologi seperti permeabilitas dan rekah dan faktor geomorfologi, misalnya kemiringan
kecuraman, pada potensi air tanah dari dua daerah yang berdekatan kapur yang terletak
pada W dan E dari graben Ghab masing.
Retak Senoman kapur terjadi timur dari graben dan bertindak lebih atau kurang
sebagai reservoir bawah tanah tunggal dengan besar recharge area SE dan yang sekunder
TL dari sejumlah mata air. The patahan dan karstification dari batu kapur Jurassic
outcropping W dari graben yang jauh lebih sedikit dan sirkulasi air di sana sering terbatas
pada daerah reservoir yang agak dangkal dan terisolasi. Dengan demikian tampaknya
bahwa dua daerah kapur, meskipun erat spasi, memiliki karakteristik reservoir yang sama
sekali berbeda dan telah mencapai tingkat yang berbeda karstification terlepas dari fakta
16
bahwa mereka telah terkena cuaca untuk tentang jangka waktu yang sama dan sebanding
dengan hal dengan tingkat deformasi tektonik. Alasan untuk hal ini adalah baik litologi
dan morfologi: topografi kasar dari Dj yang lebih tinggi. Ansarieh di barat tidak hanya
menimbulkan curah hujan lebih penting, tetapi juga mempromosikan permukaan run-off
dan membatasi infiltrasi. Dataran tinggi-seperti dan bergulir wilayah di Dj. Zawiye,
wilayah Massyaf dan Naarret / Naamane daerah yang, pada, sebaliknya lebih
menguntungkan untuk infiltrasi. Para penggemar aluvial yang luas dikembangkan di
sepanjang lereng curam dari Dj. Ansarieh dan hanya lokal hadir di sepanjang lereng curam
dari Dj tersebut. Zawiya, menambah potensi hidrologi yang berbeda dari kedua daerah.
Hal ini jelas bahwa dalam evaluasi hidrologi daerah kapur, perhatian khusus harus
diberikan pada primer serta permeabilitas sekunder. Yang pertama tergantung pada volds
antar butir awal dan mungkin rendah dalam batugamping kompak selama tahap awal dari
erosi. Hasil yang terakhir dari solusi dan proses pelapukan dan merupakan faktor utama
dalam hasil mata air. Meningkat permeabilitas sekunder dengan waktu di mana
batugamping murni prihatin dan cenderung menurun dalam batugamping murni, kapur, dll
indikasi geomorfologi Perbedaan perbedaan tersebut ada. Memberikan informasi hidrologi
yang berharga.
Situasi geomorfologi juga dapat memberikan petunjuk untuk hidrologi di
lingkungan lain. Springs dapat terjadi di daerah di mana capping batu tahan dan pervious,
(seperti tempat tidur batu kapur dan ferricretes) ditemukan di atas bahan tahan kurang
tahan, terutama di mana kontak berada dalam posisi topografi rendah, misalnya karena
kecenderungan sedikit dari tempat tidur. Mundur kemiringan ini kemudian tidak karena
erosi mundur, namun diatur secara khusus oleh penggundulan dari bahan yang lembut dan
mendukung runtuhnya blok berikutnya dari pembentukan capping. Recementation tersebut
fragmen oleh kapur atau air yang mengandung zat besi maka dapat terjadi dan selanjutnya
mempengaruhi situasi hidrologi.
Air tanah dangkal Relatif dapat terjadi dimana endapan aluvial dan atau colluvial
menutupi batuan dasar. Di daerah-daerah glasiasi Pleistosen, misalnya, daerah yang luas
dari glasial sampai dapat terjadi yang miskin di tanah dan di mana air yang cukup untuk
penggunaan lokal terbatas pada lensa pasir sesekali. Sebaliknya, dataran outwash kasar
bertekstur, lembah kereta, membajak tanah di antara barisan kerikil, dll biasanya membuat
equifers baik yang dapat terletak melalui survei dan pemetaan geomorfologi. Sebenarnya,
sebagian besar air tanah di daerah tersebut berasal dari lembah pra-dan interglacial
dikuburkan, khususnya di Amerika Serikat (Watt, 1985). Di dataran rendah atau Eropa
17
utara mengisi lembah proglacial yang pernah berbatasan lapisan benua es surut,
merupakan sumber utama air tanah. Hasil dari lembah terkubur tersebut dipengaruhi oleh
tekstur dan permeabilitas pengisi. Sebuah studi geomorfologi glasial jelas relevansi
hidrologi yang cukup.
Secara umum, orang adil dapat mempertahankan geomorfologi yang memberikan
kontribusi ke lokasi tanah resapan atau asupan daerah dan prediksi resapan air tanah dari
zona berbagai (Knisel, 1972). Pembagian sub-jauh dari reservoir air tanah ke zona terbatas
dan tidak terkekang dan ke kompartemen dipisahkan oleh hambatan seperti tanggul dan
kesalahan menghambat transportasi horizontal tanah, difasilitasi oleh analisis
geomorfologi menyeluruh dari daerah yang bersangkutan. Sebuah contoh diberikan dalam
stereopair babi. 3,5 menggambarkan beberapa dekat-vertikal tanggul dolerite terjadi di
sub-horizontal, tempat tidur Transisi Basalt dan batupasir Gua di Lesotho mana mereka
bertindak sebagai perangkap air tanah, terutama di basalt. Tanggul membentuk
pegunungan mencolok di tempat tidur transisi karena perlawanan mereka yang lebih besar
terhadap erosi. Mereka topografi tertekan dalam basal mana hanya zona kontak dapat
berdiri kami lega. Eksplorasi geofisika untuk tanah ca dipandu oleh pengamatan
geomorfologi sebelumnya dilakukan. Tingkat zona terbatas air tanah pada dasarnya
ditentukan oleh sub-surfae geologi (Le Grand, 1970). Kapasitas penyimpanan berikut dari
volume berbagai formasi dan tingkat resapan dan missibility trans tergantung pada
permeabilitas dan ketebalan. Pentingnya tabel air yang bertengger dan artesis ditunjukkan
di banyak bagian dunia, misalnya, pasokan air di Cekungan Tersier dari Paris dan
budidaya tanggal di Aljazair. Di antara cekungan air tanah utama, sedangkan Sandstone
Dakota Basin di sebelah timur Pegunungan Rocky, Amerika Serikat, yang membawa ke
arah timur air tanah lebih dari jarak 500 km dan cekungan yang mendasari Murray dan
DAS Sayang di SE Australia yang menghasilkan kira-kira. 8.10 6 cbm harian 400-1,500 m
mendalam dan ditemukan terutama oleh penalaran deduktif berdasarkan curah hujan dan
data debit.
Tanah di daerah cadangan batu kapur merupakan bidang yang sangat menarik dari
studi. (Bruker, et.al 11972, Ion, 1970 Knisel, 1972; marketik, 1969; Rolgic, 1969;.
Berkeringat et al, 1973). Dimana karst dangkal terjadi, pembendungan sungai bawah tanah
mungkin layak (lihat gambar 4.5).
Hal ini terlihat dari contoh yang diberikan bahwa kerusakan lahan ke dalam unit-unit
geomorfologi memiliki karakteristik yang berbeda sehubungan dengan masalah tanah
yang berharga untuk penilaian sub-permukaan sumber daya air. Hal ini berlaku baik untuk
18
bidang peran degradasi, dan daerah fluvial. Aeolian dan aggradation glasial, di mana
penekanannya adalah pada permeabilitas, situasi topografi dan ukuran. Isi ulang daerah
dan kerugian tanah dan pelepasan sub-permukaan air yang harus dipertimbangkan. Foto
udara dan interpretasi lainnya teknik penginderaan jarak jauh juga telah terbukti berguna.
Peran geomorfologi dan lebih khusus lagi penggunaan foto udara stereoskopik dan
mosaik foto untuk mengevaluasi situasi tanah telah diakui selama beberapa dekade.
Lohmamn dan Robinove 91.964) menyebutkan pentingnya evaluasi bentuk lahan dalam
hal litologi sebagai petunjuk untuk sifat bantalan air prevalling. Mereka menekankan
pemetaan aluvium sungai dan teras fluvial dan menggunakan ketinggian teras di atas
sungai sebagai ukuran untuk kedalaman air tanah. Pembuangan semi diperkirakan atas
dasar pertumbuhan tanaman di sekitar mereka dan panjangnya sepanjang terkukus mereka
makan. Baru-baru ini, Meijerink (1974, 1977) diikuti pendekatan foto udara. Lainnya
penginderaan jauh
Gambar 4.5 Sungai bawah tanah di Hunan, China
Teknik, khususnya citra Landsat juga telah berhasil digunakan untuk tujuan ini
(robinove, 1968), selalu menggunakan prinsip-prinsip dasar yang sama. Selain indikator
vegetasi, luas areal sawah irigasi juga dapat digunakan untuk memperkirakan hasil dari
sumur dangkal terbuka dari mana air berasal. Areal tersebut merupakan indeks dari
penyimpanan sub-permukaan pada kedalaman dangkal. Penulis menerapkan metode o
sawah irigasi disiram oleh sumur rantai dekat Quetta, Pakistan (sub-bagian 6,41) dan
menunjukkan daerah di mana tanah itu tidak efisien digunakan. Maijerink (1974)
dibandingkan daerah irigasi dengan daerah resapan yang sesuai di area Cuddapah, India
Selatan, di mana sebagian pediplaned Pra-Kambrium batu dengan deposito dikonsolidasi
lokal di semi-aridclimatic kondisi hanya menyediakan sumber daya air langka. Perbedaan
lokal dalam dangkal sub-permukaan kondisi air dapat berkorelasi dengan ukuran daerah
resapan. Gambar. 4.6 memberikan contoh dan menunjukkan daerah irigasi (hachures),
resapan daerah (garis putus-putus) dan sumur (lingkaran terbuka, titik hitam ketika
19
sampel). Gambar. 4.7 adalah grafik yang menunjukkan daerah irigasi sebagai fungsi
daerah resapan untuk semua zona diselidiki.
D. Geomorfologi dari Cekungan Drainase
Sub-Bagian berhubungan dengan studi geomorfologi DAS dari bagiannya, untuk
tujuan hidrologi (Chorley, et al, 1969;. Cooke dan Doornkamp, 1974). Penekanan pada,
bagian degradational hulu DAS sebagai geomorfologi dataran rendah akan diperlakukan
secara terpisah. Kedua studi kualitatif dan analisis kuantitatif baskom dan sub-DAS yang
terlibat.
Penelitian kualitatif sifat DAS geomorfologi dan lainnya untuk tujuan hidrologi
dapat diterapkan untuk mengevaluasi sumber daya air dari DAS yang diteliti (Chiang dan
Peterson, 1970; Popp, 1969), dan juga dapat diterapkan untuk ekstrapolasi data dari satu
baskom lain , meskipun pendekatan yang kedua telah terutama digunakan di permukaan
run-off perkiraan dan jauh lebih sedikit untuk tujuan air tanah. Meninggalkan terpisah
pemetaan fitur air permukaan, khususnya drainase rawa, mencairnya salju, identifikasi
salinitas melanggar tanah, dll, itu pada dasarnya adalah sebuah pendekatan multi-
disiplin, di mana geomorfologi memiliki peran utama, terutama ketika foto udara dan
citra penginderaan jarak jauh lainnya yang digunakan. Hal ini sangat berharga untuk
studi pengintaian dan memerlukan dukungan peningkatan kebenaran tanah ketika (semi)
survei rinci yang bersangkutan. Pendekatan ini telah terbukti relevan untuk berbagai hal
penting hidrologi seperti: besarnya relatif debit tahunan, debit puncak interval
kekambuhan tertentu, daerah rawan genangan (dengan kedalaman), kerusakan potensi
banjir, daerah evapotranspirasi tinggi dan daerah karakteristik sedimen produksi
berlebihan dan mengisi ulang akuifer dangkal dan dalam. Hasil survei memberikan
20
Gambar 4.7 Grafik fungsi dari area resapan air
Gambar 4.6 Area irigasi terbuka di India
kontribusi tidak hanya untuk studi hidrologi murni tetapi membantu dalam penilaian
sumber daya permukaan dan air tanah dari lembah atau daerah diselidiki (Maitre, 1968).
Dengan demikian mereka dapat digunakan untuk hal-hal seperti pemilihan lokasi
untuk sumur terbuka untuk irigasi, situs untuk sumur tabung, penyimpanan danau untuk
keperluan pertanian dan lainnya, dll insinyur, dihadapkan dengan masalah crossdrainage,
dapat mengambil manfaat dari survey jenis ini fisiografi dan analisis cekungan drainase
(Tricart, 1962, 1978). Selalu baik air permukaan dan sumber daya air tanah dangkal atau
dalam sering tidak menarik, meskipun pada tingkat desa mereka penting ofutmost untuk
petani subsisten banyak (ITC, 1969). Bahkan sejumlah kecil air tanah dangkal mungkin
cukup untuk mengatasi jangka pendek kekurangan curah hujan dan juga untuk
pertumbuhan tanaman.
Pengkajian potensi resapan air tanah yang difasilitasi oleh sebuah studi dari tekstur
dan permeabilitas bahan surficial dan deposito di dasar sungai. Sebuah studi yang cermat
terhadap profil tanah dan evaluasi drainase internal dapat memberikan petunjuk untuk
kapasitas infiltrasi. Erosi tanah dan karakteristik vegetasi indeks berguna lainnya.
Kedalaman tabel air dan fluktuasi dalam sumur terbuka dan tabung dari ketinggian
topografi yang dikenal serta hasil mereka diperlukan untuk menilai sumber daya air
tanah dangkal dan dalam masing-masing. Discharge pengukuran kecil, low-order sungai
di musim kemarau dapat memberikan data yang representatif tentang karakteristik aliran
dasar dan menengah untuk penyimpanan lama di daerah aliran sungai. Jika pengukuran
dilakukan di sejumlah situs benar dipilih dalam satuan fisiografi perwakilan, wawasan
dapat diperoleh dalam perbedaan regional penyimpanan jangka panjang di daerah aliran
sungai secara keseluruhan. Geometri saluran penting untuk perkiraan debit bank penuh,
dengan menggunakan persamaan Manning.
Karena debit bank penuh teoritis terkait dengan penyimpanan jangka pendek DAS,
geometri saluran juga memberikan petunjuk ke permukaan dan dekat permukaan-kondisi
penyimpanan. Penyimpanan rendah dan singkat disertai dengan tinggi, bank-full
discharge dan sebaliknya.
Penyimpanan depresi pada rawa dan danau dapat dievaluasi dengan pengukuran
fluktuasi tingkat dan luasnya. Tanah bintik-bintik dan lapisan gley adalah indikator lain
dari penggenangan air dan drainase internal dan eksternal miskin.
Peta ara. 4.8. menunjukkan contoh bagaimana gangguan geomorfologi tanah ke
unit utama, evaluasi karakteristik hidrologi mereka, dan pemetaan fitur air permukaan
yang relevan dapat berkontribusi untuk penilaian tanah dan potensi air permukaan. Hal
21
ini terkait dengan area Borunda kering dan semi-arid. Rajasthan di India. (Meijerink,
1974). Jelaslah bahwa daerah kapur memiliki sumber daya air tanah yang terbaik,
terutama di mana terjadi fraktur. Isi ulang dari akuifer ini adalah dengan infiltrasi dari
hujan lokal / sheetwash dan dengan sheetwash dari daerah sekitarnya (misalnya, Utara
Gagrana). Para konglomerat dan batupasir unit 2 berkontribusi dengan aliran bawah
permukaan. Air kerugian equifer mungkin ke fraktur Nadi Gabung dan deposito Luni di
kanan bawah. Satu-satunya tempat di mana permukaan air mungkin bisa disimpan
tampaknya menjadi hilir Nadi Joiri dari batupasir.
Penelitian mengenai potensi pembangunan pedesaan dari Daerah Jalor, Rajasthan,
diberikan dalam sub-bagian 6.4 dapat dijadikan contoh untuk evaluasi geomorfologi
sumber daya air.
E. Analisis Morfometrik DAS
Dalam studi kuantitatif dari aliran sungai, parameter morfometrik ditekankan
(Morisawa, 1969) dan dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama: ukuran, bentuk
dan bantuan (sudut dan aspek lereng, dimensi vertikal). Kategori ini akan dibahas dalam
bagian ini sub-dan dalam urutan yang disebutkan di atas. Penekanan pada pendekatan
kuantitatif dan bila memungkinkan relevansi parameter untuk tujuan hidrologi (debit,
sedimen, dll) akan disebutkan. Saat menghitung luas permukaan DAS, seluruh area
antara garis membagi dan muara dengan semua bidang dan antar sub-basin harus
dipertimbangkan. Dalam kasus infiltrasi substansial dan drainase bawah tanah, aliran dari
cekungan berdekatan atau keluar terhadap mereka mungkin terjadi. Perawatan harus
diambil untuk menyelidiki, pada kekuatan dari situasi geologi dan geomorfologi, apakah
membagi tanah bertepatan dengan membagi topografi. Jika hal ini tidak terjadi satu harus
menyadari bahwa hanya sebagian dari curah hujan dalam zona (lebar yang sulit untuk
menunjukkan dengan pasti) memberikan kontribusi untuk sirkulasi air dalam baskom.
Persentase tergantung pada rasio antara infiltrasi dan limpasan permukaan, karena
mantan dapat mengalir ke satu baskom dan yang kedua ke yang lain.
Telah didirikan oleh schumm (1964) bahwa ukuran cekungan rata-rata urutan
tertentu memiliki hubungan eksponensial dengan ukuran rata-rata cekungan dari tatanan
yang lebih tinggi.
22
Gambar 4.8 Area unit geomorfologi Rajatshan, India
Jika aliran order dan ukuran cekungan diplot pada kertas log ganda, hasil garis lurus,
dengan kemiringan yang tergantung pada konstanta R = ₐ tingkat daerah.
Semakin besar ukuran baskom, penyimpangan kurang dalam debit. Debit puncak
menjadi kurang proporsional, sedangkan peningkatan aliran dasar. Sebagai hasilnya,
hidrograf cekungan besar cenderung halus daripada cekungan sebanding dengan ukuran
yang lebih kecil. Ada beberapa alasan untuk situasi ini. Pertama, intensitas curah hujan
23
keseluruhan kurang ketika sebuah cekungan besar dianggap, sedangkan kapasitas
penyimpanan dan waktu kenaikan banjir konsentrasi. Rumus empiris telah
dikembangkan menunjukkan bahwa debit di outlet baskom eksponensial terkait dengan
luasan DAS hulu. Ketika debit puncak dianggap, eksponen jelas memiliki nilai negatif
karena pentingnya puncak arus menurun dengan peningkatan ukuran basin sebagaimana
telah dinyatakan di atas. Rumus empiris q = C. Sebuah ¯ 0,5 berlaku untuk ini. (Q =
debit puncak, A = basin ukuran dan C = konstanta empiris).
Karena debit puncak tergantung pada karakteristik fisik banyak cekungan yang
bersangkutan, termasuk tutupan vegetasi dan dampak anthropogenous, penerapan rumus
untuk cekungan terbatas. Sebuah pendekatan pragmatis berdasarkan efek estimasi
parameter cekungan berbagai tidak semata-mata pada ukuran cekungan disukai,
meskipun data kuantitatif yang tepat tidak selalu dapat diberikan. Karena debit puncak
adalah yang sangat penting, misalnya, dalam memutuskan pada ukuran gorong-gorong,
jembatan atau causeway selama konstruksi jalan raya. Hal ini diuraikan dalam sub-
bagian 4.7, menggunakan jalan raya Trans Sumatera sebagai contoh.
Bentuk cekungan adalah faktor lain yang mempengaruhi karakteristik morfometri
debit sungai sebagaimana tercermin dalam kurva hidrograf tersebut. Hal ini ditunjukkan
dalam gambar. 4.9 menunjukkan suatu cekungan memanjang dan satu kurang melingkar
dengan ukuran yang sama dengan hidrograf masing-masing unit. Kurva dari cekungan
memanjang yang halus yang dijelaskan oleh lag waktu yang lebih besar untuk air dari
hulu untuk mencapai outlet. Dalam kasus air, baskom lebih bundar dari tangkapan
bawah, menengah dan atas mencapai outlet dalam waktu kurang dan menyebabkan
pembuangan lebih tinggi selama periode yang lebih singkat. Perlu dicatat bahwa
perbedaan-perbedaan dalam bentuk juga dinyatakan dalam rasio percabangan (lihat sub-
bagian 4.6) yang jauh lebih tinggi untuk cekungan memanjang.
Sebuah indikasi kasar berbentuk cekungan dapat diperoleh dengan menggunakan
ukuran linier, seperti panjang saluran utama atau jarak ke titik yang paling terpencil di
perimeter. Namun, berbagai indeks yang digunakan yang melibatkan parameter seperti
lebar, panjang dan perimeter cekungan. Foto udara dapat digunakan dengan keuntungan
untuk tekad mereka. Beberapa indeks berikut:
24
Gambar 4.9 Perbedaan hidrografik dari kedua bentuk aliran sungai
Indeks Ukuran:
Sw= LW
= L2A
Di mana L adalah panjang dari DAS di sepanjang aliran utama dalam km.
(Mengukur panjang lembah dan tidak panjang sungai berkelok-kelok). W adalah lebar
rata-rata km. (A = L /), dan A adalah ukuran DAS (daerah) dalam km ² (Horton, 1945).
Indeks Gravelius
Kc=0.28P
1 /2 a
Di mana Kc adalah Gravelius indeks bentuk. Sebuah daerah dari cekungan di
kilometer persegi dan P keliling basin di kilometer. A dan P dapat diukur pada foto udara
dengan menggunakan planimeter dan curvimeter, masing-masing.
Indeks Langbein
Jumlah ini penjumlahan dari bidang subdivisi kecil dari cekungan drainase masing
dikalikan dengan jarak aliran untuk basin outlet atau titik pengukuran (al). Indeks, a . IA
adalah ukuran dari panjang efektif perjalanan air.
25
Perbandingan Sirkulasi
Rc= AdAc
Di mana Ad adalah area cekungan, dan As adalah permukaan lingkaran, memiliki
batas yang sama dari cekungan di pertanyaan. Nilai maksimal dari Rc adalah kesatuan.
Rasio Elongasi
ℜ=DL
Di mana D adalah diameter sebuah lingkaran memiliki area yang sama dari basin
dan L mewakili panjang maksimum dari basin, diukur sejajar dengan garis utama drainase.
Nilai maksimum dari Re adalah kesatuan ( schumm, 1956 )
Kemiringan sudut dan karakteristik basin lebih lanjut merupakan sepertiga faktor
morfometri relevansi hidrologi ( speight, 1980 ) lereng curam umumnya memiliki tinggi
nilai limpasan permukaan (run off) yang tinggi dan infiltrasi yang rendah. Akibatnya,
mereka menambah kecuraman dari hidrograf dan mengakibatkan lucutan puncak yang
relatif tinggi. Tingginya proporsi dan kecepatan dari darat mengalir dengan mudah
mengarah ke lembah dan akhirnya terjadi erosi alur.
Terpisah dari sudut lereng, panjang lereng terkait dengan bantuan amplitudo juga
harus dipertimbangkan dan dengan cara ini, medan diseksi dinyatakan di drainase
kepadatan dan gradien dari jalur. Sudut kemiringan dapat ditentukan di lapangan, tapi
kontur peta atau foto udara yang lebih sering digunakan. Karena pengukuran diperlukan
yang melelahkan, lereng yang terbatas dan acak
Strahler (1956) mengembangkan suatu metode untuk persiapan peta lereng dengan
menggunakan peta photogrammetrical pada skala 1: 25.000 atau besar, tergantung pada
bantuan dan panjang lereng. Peta-peta topografi tidak diperlukan karena kecuraman dari
lereng dapat diukur secara langsung dari foto udara.
Untuk mengurangi persiapan peta lereng, sedikit modifikasi dari metode dapat
diterapkan.
1. Lereng daerah dibagi ke dalam beberapa kelas gradien. Lebar kelas tergantung pada
perbedaan nilai maksimum dan minimum kecuraman lereng di Medan dan akurasi
yang diinginkan.
2. Medan-aspek yang memiliki kecuraman lereng sama ditentukan dan digambarkan
dari gambar stereoskopik.
26
3. Dalam setiap digambarkan segi medan, beberapa pengukuran kecuraman lereng
yang dibuat untuk memeriksa ketepatan gambaran dan menghitung rata-rata
kecuraman lereng.
Hasil pengukuran lereng dapat disajikan dalam bentuk peta kemiringan atau sebagai
histogram distribusi frekuensi. Ketika peta kontur yang digunakan, luas permukaan antara
dua garis kontur yang berdekatan dapat dibangun.
Rata-rata lereng das dapat ditentukan menggunakan kontur peta yang terbuat dari
foto udara dengan menerapkan berikut rumus.
S= MNA
x 100
Dimana M adalah total panjang kontur dalam DAS (dalam meter), N adalah kontur
interval dalam meter dan A adalah ukuran DAS di m2. untuk lereng kecil rata-rata dapat
dijadikan rasio perbedaan dalam elevasi antara DAS outlet dan punggungan paling jauh
untuk perkiraan rata-rata DAS. Rumus untuk panjang bantuan rasio adalah:
Rr= H max−H minL average
Dalam kasus basin yang lebih besar, elaborasi atas kuantifikasi diminta lebih lanjut,
meliputi berbagai parameter. Nomor kekasaran (HD) adalah parameter bantuan lain. Itu
adalah produk dari relief loksl kepadatan drainase. Nomor ini menyarankan kecuraman
dari lereng secara implisit: jika intensitas kepadatan drainase meningkat dan relief lokal
(R) tetap konstan, kecuraman lereng juga akan meningkat. Jika R meningkat lagi. Untuk
dataran tinggi dan kepadatan tinggi drainase, nomor kekasaran mencapai nilai tinggi.
F. Jaringan Drainase
Analisis kualitatif dan kuantitatif jaringan drainase yang berlaku dalam area juga
dapat menghasilkan informasi hidrologi menarik meskipun hubungan antara jaringan dan
sumber daya air tidak selalu mudah dan hanya memberikan indikasi umum. Namun
demikian, ini mungkin digunakan untuk drainase basin yang pendek pada data. Hal ini
disebabkan sistem fraktur atau faktor struktural lain yang tercermin dalam mereka tetapi
juga karena efek kondisi tanah dan khususnya, permeabilitas pada pola ini.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah: kepadatan, yang juga memiliki
bantalan pada permeabilitas dari bebatuan, jumlah kontrol geologi pada pola drainase dan
semua perhitungan dan homogen pola ( schumm, 1972 )
27
Diantara pola dendritik atau pola arborescent adalah yang paling umum. Cabang
sungai membuat sudut akut dengan sungai utama. Ini pola koheren yang terbaik bagi
pembangunan di wilayah batuan homogen dan sub-horizontal dasar batuan. Pola paralel
sebagian besar merupakan hasil dari proses struktural tapi lebih sering adalah hasil dari
sebuah perbedaaan umum lereng medan. Sebuah pola radial sering tidak secara langsung
dipengaruhi oleh struktur. Itu dapat terjadi di sebuah bentuk sentrifugal, misalnya pada
kerucut vulkanik, dalam sebuah gaya sentripetal bentuk pada cekungan di mana
penguapan dan / atau penyusupan yang tinggi.
Sedikit efek dari struktur geologi pada drainase utama dapat mengakibatkan pola
sub-dendritik dan sub-parallel. Efek dari struktur menjadi dominan ketika dasar batuan
tahan dari berbagai erosi yang mengenainya.
Di sebuah struktur kubah kemudian menghasilkan pola annular. Terdiri dari gaya
melingkar atau ellipsoidal, elemen drainase berikutnya terletak di bantalan yang kurang
resisten. Yang berada di konsekuen, aliran radialis atau urutan yang lebih tinggi.
Pola Tralis sebagian besar sama tapi berasal dari garis lurus dari bantalan batuan
yang lebih linier. Sejumlah kecil, urutan pertama sungai bergabung dengan sungai mayor:
karena itu, rasio bifurfikasi dan kepadatan drainase yang sering tinggi. Di daerah dimana
sesar atau patahan yang banyak, angular dan rectangular menjadi pola dominan yang
ditandai oleh garis lurus yang terhubung dengan tajam, akut dan menyudut.
Pentingnya analisis kuantitatif dari pola drainase telah semakin ditekankan sejak
penyelidikan awal dari Horton ( 1945 ), Strahler ( tahun 1964 ) dan lain-lain. Pendekatan
mereka berpusat pada sebuah aspek yang cukup besar dari parameter-parameter basin,
mayor salah satu yang dengar di bawah ini.
Aliran rangka adalah aspek utama dari analisis kuantitatif drainase berjejaring.
Horton ( 1945 ) memperkenalkan sebuah sistem untuk itu yang sudah dimodifikasi oleh
strakler ( tahun 1964 ) dan ini sistem terakhir ini yang umumnya digunakan. Horton
menemukan tiga hukum yang mengatur organisasi utama drainase berjejaring. Jumlah
aliran setiap rangka dalam satu bentuk basin merupakan kebalikan pola geometris dimana
istilah pertama adalah kesatuan dan rasionya disebut rasio bifurfikasi Rb. Yang terakhir
dapat diartikan sebagai nilai pada jumlah aliran urutan tertentu harus dikalikan untuk
mendapatkan jumlah sungai berikutnya bawah perintah. Demikian pula, rata-rata panjang
aliran setiap rangka dalam satu basin geometris seri ( hukum panjang sungai) dimana
istilah pertama adalah persatuan dan rasio sungai panjang rasio ( R I ). hukum ketiga
Horton menghubungkan gradien dari aliran sungai umum dengan aliran ordo yang
28
mengungkap bahwa sehubungan dengan ini parameter kebalikan seri geometris hubungan
ada ( hukum dari sungai slope)
Rasio Bifurkasi
Rb= NuN (u+1)
Telah terbukti yang menarik. Meskipun nilai tidak tepat akan bentuk satu urutan
yang sama ke berikutnya, karena perubahan.
Kepadatan drainase dalam area dikomparasikan dengan kondisi iklim umum yang
bergantung pada faktor-faktor geologi (terutama batuan dan ketahanan bantalan terhadap
erosi) dan kapasitas infiltrasi. Bagian terakhir adalah sebagian dipengaruhi oleh faktor
permeabilitas batuan, tapi relief dan kelembaban minyak juga merupakan faktor yang
mempengaruhi kepadatan drainase adalah kuantitatif parameter lain dari jaringan
drainase. Dinyatakan dalam panjang kilometer saluran per sq km. kepadatan drainase
daerah aliran Sungai ditulis dalam bentuk
Dd= LAd
Di mana L mewakili total panjang semua saluran dan Ad wilayah basin. Ini adalah
ukuran untuk tingkat diseksi dari cekungan dan dapat ditentukan dari peta topografi
menggunakan sebuah planimeter dan sebuah curvimeter. Jika citra satelit digunakan,
perawatan yang harus diambil koreksian geometris tentang pengukuran yang mungkin
maka diperlukan.
Drainase kepadatan adalah sesungguhnya dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya resistensi terhadap erosi dari bebatuan, kapasitas infiltrasi tanah dan kondisi
iklim yang tinggi. densitas rendah drainase dan cekungan besar dengan aliran utama
relatif rendah-order yang umum di tahan rocks, sedangkan kepadatan tinggi drainase dan
lebih tinggi urutan cekungan yang umum di batuan lunak seperti serpih. kapasitas
infiltrasi, sebagai dipengaruhi oleh permeabilitas, kedalaman lereng dan kondisi
kelembaban tanah, faktor utama yang lain sebagai iklim yang menyertainya dan vegetasi
menutupi.
Meskipun evaluasi hidrologi dari data kepadatan drainase tidak selalu mudah,
beberapa aspek yang menarik dapat dikenali. Di daerah mudah dibedah parameter ini
memberikan petunjuk untuk jarak antara saluran drainase, parameter ini memberikan
petunjuk untuk jarak antara garis drainase, sehingga panjang rata-rata limpasan adalah ½
29
kerapatan drainase. di daerah buruk membedah kepadatan drainase yang rendah mungkin
menunjukkan kapasitas penyimpanan yang penting.
G. Pengaruh Hidrologi Pada Geomorfologi Pedataran dan Bentuk Saluran
Karakteristik dan perubahan temporal sungai membentuk kelompok geomorfologis
lain dari data hidrologi yang relevan (Allan, 1968, Carey 1969, Coleman 1969, Martinec
1967) khususnya sehubungan dengan pelepasan dan transportasi sedimen. bentuk-bentuk
saluran dapat diklasifikasikan menjadi meander (kelokan), dikepang, dan kelurusan,
kekasaran bantalan batuan dapat ditentukan, lereng saluran yang didirikan, jejak-jejak
geomorfologis tanda-tanda air tinggi terdeteksi dan penampang sungai-tempat bantalan
diukur. Perbedaan berbagai jenis sungai yang terjadi di dalam satu area menunjukkan
perbedaan hidrologi dalam bantalan batuan.
Keragaman aplikasi dari pendekatan geomorfologi kepada evaluasi hidrologi
pedataran secara jelas dijelaskan oleh Verstappen ( 1972 ). Karakteristik Hidrologi yang
menonjol dari ciri geomorfologi sungai di pedataran yang dijelaskan di bawah.
30
Gambar 4.10 Berbagai pola aliran sungai
31
Dikepang Sungai seperti dari seran, Indonesia, digambarkan dalam pemandangan
miring ara 4.12 dapat terjadi invariety keadaan tetapi mereka biasanya menunjukkan
bedload penting dari sungai-sungai dan posisi agak cepat de bahan kasar. Pembentukan
mereka disukai oleh situasi seperti dipercepat erosi di perairan kepala, ambang rock yang
mengganggu Sungai pemotongan yang melanjutkan pekerjaan lateral sungai.
Gambar 4.11 Proses transisi sungai dari bentuk meander di Palu, Sulawesi, Indonesia
Implikasi hidrologi sangat penting fluktuasi dalam melaksanakan, sering
perubahan pola saluran dan air tanah mengalir di sandy / serak bahan. Di daerah banjir,
ini biasanya pendek dan menengah durasi.
Gambar 4.12 Pemandangan daerah aerial di Pulau Seran, Indonesia
32
Endapan, membentuk anak sungai memasukkan batang utama dari sebuah sungai
di kurang gradien atau sungai pegunungan atau torrents masuk dataran, adalah fitur
geomorfologis penting lain yang dihasilkan dari fluvial akumulasi.
Erosi yang cepat di dalam tangkapan, mengumpulkan batang torrent dan kipas
alluvial (kanan bawah) jelas terlihat. Dua fase aktivitas dapat dibedakan pada kipas
pesanan, saat ini tidak aktif dan bagian tumbuhan dan zona sempit, tandus, aktif.
Gambar 13 Zona aerial di Irian, Indonesia.
Implikasi hidrologi lain aluvial penggemar yang cepat deposisi biasanya bahan
kasar di mana aktif penggemar khawatir, yang pola radial sebagian ditinggalkan saluran
dan terjadinya imperfek lembaran banjir di daerah kering ( semi ). Gravitasi aliran air
tanah bisa diharapkan ketika petched meja air yang rendah, ketika kipas adalah serak,
atau ketika bertengger watertables terjadi dengan tempat tidur. liat / berlumpur Mata air
yang sering ditemukan di daerah di mana menyebar ke lereng. Banjir biasanya dangkal
dan durasi pendek tapi bencana mungkin akibat perubahan tiba-tiba dalam posisi saluran
atau dari kejadian dari hulu sungai. debouching di bagasi Umumnya banjir harazd adalah
terbesar sepanjang aktif saluran, kurang di bagian atas dan bawah dari penggemar dan
minimum di bagian tengah (Gambar 4.14).
Hidrologi tersebut implikasi dari sebuah kembali rawa tanggul situasition
memasukkan posisi tinggi dari palung sehubungan dengan adjancent bagian polos, yang
mungkin memimpin untuk rembesan atau untuk breanches di alam tanggul.
Daerah antara alam tanggul seringkali menghambat drainase eksternal dan
drainase internal yang sulit karena tekstur halus material. waterlogging tanah dan
33
pembentukan gley dalam profil tanah umum di backswamps. Banjir tanggul alami adalah
penting kecil walaupun beberapa saling menindih kadang-kadang occurs.lateral
menguras Sungai mungkin, namun, membawa bencana ke pemukiman terletak di
tanggul, menyebabkan pembentukan pelanggaran di tanggul (ara 4.16) atau membuat
deposito splay antara zona tanggul dan backswamp.
Studi sungai meander dan mereka cut-offs adalah hidrologi relevansi. cukup besar
Umumnya menunjukkan kejadian yang relatif lingkungan di mana terutama menengah
denda tekstur bahan disimpan ( Inglis 1967 ) qualitave memperkirakan dari bedload
situasi sering didapat.
Gambar 4.14 Peta skematik zona kipas arid
Gambar 15 Pemandangan zona aerial tipe kaki burung di Irian, Indonesia.
34
Gambar 4.16 Sketsa dari alam tanggul dan splay deposit di tepi belakang rawa.
menjelajahi yang kemudian terjadi di daerah banji dangkal di kurva cembung liku yang
mana gradien curam dan kecepatan aliran air yang lebih besar daripada penampang
sungai. Gambar 4.17 menguraikan ini.
H. Kawasan Delta
Mungkin tidak ada di lingkungan alami yang lain di mana geomorphologi dan
hidrologi begitu terjalin seperti di daerah delta. Faktor hidrologi memiliki pengaruh besar
pada area delta adalah: faktor-faktor fluvial seperti frekuensi dan durasi banjir, tingkat
naik dan turun volume banjir sungai, jumlah minimum periode kering aliran mengangkut
sedimen ke laut, faktor-faktor seperti gelombang pasang dan kejadian astronomi dan
magtitude dari gelombang badai. Bentang alam yang diproduksi pada gilirannya
mempengaruhi kondisi hidrologi Delta. Tiga bagian daerah delta dibedakan: bagian atas di
mana Sungai adalah faktor dominan, bagian tengah, hilir sungai dimana laut berperan
sebagai bagian yang pengaruhnya paling terlihat. Banyak ditemukan pada delta bahwa
bagian tengah menimbulkan masalah teknis untuk delta seperti banjir. Survei
geomorfologi disini bermain terutama dalam interpretasi foto udara, peran penting (seperti
menawarkan cara terbaik untuk menentukan lokasi yang tepat dari aliran), mungkin nilai
praktis banjir memberikan perlindungan dan pengembangan dari skema delta.
Ini menambah wawasan terutama dalam perbedaan batuan kecil dan jenis deposit
sedimen yang terjadi untuk memahami kondisi banjir. Tanggul terbangun dalam zona
yang lebih rendah dari delta terutama jika pasang besar. Hal ini karena fakta bahwa
simpanan yang penuh sering mencapai tahap
35
Gambar 4.17 Sketsa leher memotong dan potongan parasut
di bawah pengaruh air pasang harian. Di bawah kondisi tinggi dan luasnya tanggul
pegunungan tersebut, secara umum di zona seluruh pesisir delta cenderung lebih tinggi
daripada wilayah tersebut, dimana sebuah zona dangkal danau dan rawa-rawa mungkin
akibatnya akan terjadi, jauh di hulu dimana sungai membangun bendungan pada tingkat
beberapa kali dalam setahun, ketika serentetan atau di pelepasan simpanan penuh, di
pegunungan tanggul jauh kurang berkembang. Hal ini terutama terjadi di bagian tengah.
perbedaan sedimen yang membentuk tanggul dan rawa-rawa kembali menjelaskan
mengapa bagian ini yang paling rentan terhadap banjir.
Gradien Delta berkurang selama pertumbuhan delta, oleh karena itu sebesar yang
mampu diangkatnya akan diangkut sebagai adaptasi profil longitudinal baru. Hal ini
mengakibatkan banjir lebih sering, yang membentuk merupakan bagian dari alam delta
dan hasil bangunan di bagian atas. Delta lereng juga mempengaruhi pola dari cabang
aliran . Volker (UNESCO l966) menyatakan bahwa beberapa aliran besar biasanya
terjadi jika lereng antara berukuran 5 x l0 -5 dan 5 x 10 -4 dimana sejumlah cabang
umumnya dalam kasus gradien lebih lembut. Pada saat yang sama ukuran cekungan
berkurang dan bendungan menjadi lebih rendah dan secara bertahap bertransisi ke
cekungan.
Di daerah yang baru dibentuk misalnya, untuk pemutusan pola tanggul aliran
tersebut sebetulnya baru dimulai. Apakah lama atau tidak cabang yang baru akan naik
lumpurnya, akan tetap dalam operasi, tergantung pada berbagai keadaan dan khususnya
di arah kelengkungan kedua cabang tersebut. Jika cabang baru adalah lurus dan
berangkat dari yang lama saja dalam sebuah pola yang berliku-liku menekuk,
kecenderungan sungai akan menjadi aliran tua dimana menempatkan penggunaan air
yang dialihkan, cekungan mendapatkan sebuah dorongan keatas karena banyak lumpur
dari bawah yang tersimpan. Ini adalah situasi yang lumayan umum karena kuatnya
menguras cekungan yang membentang di sungai. Namun, jika cabang yang baru adalah
36
melengkung dan aliran lama lurus di kedua cabang, hal ini memungkinkan bahwa aliran
baru sementara yang berguna. Jika yang lekukan dari keduanya mungkin tetap secara
bersamaan menggunakan apa yang tersedia dan sama seperti sebelumnya. Panjang
perbedaan dari dua cabang juga dapat menentukan: memiliki cabang ke jarak terpendek
ke luar dengan sebuah gradien yang lebih kuat dan dalam posisi yang menguntungkan
paling tidak sampai lebih lanjut pertumbuhannya.
Mikhailov (UNESCO, 1966) menunjukkan bahwa kecepatan saat ini di muara
berkurang sejajar dan tegak lurus dengan arah saat ini. Berkurang paling cepat di bagian
tengah dari muara dan ada sebaiknya terbentuk. Hal ini akan mengubah pola arus dan
benting terbentuk. Mekanisme ini menjelaskan mengapa dalam kasus muara dengan
banyak cabang, Pusat yang cenderung silt-up yang mana sebagai dua posisi ekstrim
cenderung menjadi dominan. Arus panjang pantai, pantai hanyut dan gelombang adalah
proses yang cenderung menutup keluar air terjun yang menyimpang. Pegunungan pasir
pantai mungkin terbentuk, tetapi di mana mereka berada absen arus berbalik dekat pesisir
dikelilingi oleh meander yang terbentuk alami dan menjadi tanggul yang dikeringkan ke
arah laut. Dengan demikian mereka adalah sampai batas tertentu dilindungi dari banjir
oleh Sungai, tetapi sepenuhnya terkena badai lonjakan di sisi ke laut mereka yang
terbuka.
Pentingnya pasang surut di bangunan alami tanggul bagian bawah Delta telah
disebutkan. Namun pasang-surut memiliki efek geomorfologis penting lainnya dan
berkontribusi terhadap integrasi geomorfologi dan hidrologi di daerah delta. Daerah
besar rentang pasang surut, seperti delta di Sungai Gangga, sungai telah secara agresif
mengikis karakteristik sungai dan di udara foto kita dapat melihat luas zona transisi
antara rendah dan tingginya tanda yang mencolok. Pasang surut membantu menjaga
hubungan sungai ke laut terbuka dan meluruskan bagian terendah mereka. Lebih jauh
hubungan hulu meningkat kelengkunganny dan saling berhubungan tiap aliran mungkin
hasil dari ponding air sungai selama pasang; Efek pasang rumit terutama ketika tidak
secara bersamaan terjadi di sepanjang pantai, tetapi berlanjut dari satu sisi lainnya.
Sepanjang pantai Belanda pasang surut berlanjut dari Selatan ke utara dan akibatnya
aliran di muara memiliki gradien lain dengan kecepatan saat ini lebih kuat dan kurang
sedimentasi daripada aliran yang diarahkan dari sungai ke laut.
Efek pasang rumit terutama ketika tidak secara bersamaan terjadi melalui keluar
sepanjang pantai, tetapi berlanjut dari satu sisi sebelah. Sepanjang pantai belanda pasang
surut dari berlanjut selatan ke utara dan akibatnya di di muara memiliki berbaring di
37
sebelah gradien. Saat ini kecepatan lebih kuat dan kurang sedimentasi di daripada
diarahkan.
Komplikasi lain yang terendah yang mencapai sungai-sungai sebagai hasil dari
kontak tersebut adalah terbentuknya air payau segar dan tercampurnya perairan ini
sebagai hasil pembentukan yang cenderung di permukaan, kecenderungan yang mungkin
berkisar dari arah vertikal dan hampir horisontal. Kecepatan arus yang lebih rendah dekat
khususnya proses yang terjadi akan mengakibatkan sedimentasi penting sebagai bagian
dari sungai, terutama dari partikel yang sangat halus (0,0002 mm). Memperdalam sungai
atau kanal untuk tujuan navigasi perahu dapat mengakibatkan gangguan salinitas dan
sebagai konsekuensinya memberikan kontribusi untuk sedimentasi yang meningkat dari
sebelumnya perairan segar yang berubah payau. Proses ini telah diamati di hilir sungai,
sebuah cabang sungai s-chelde, yang memperdalam sungai untuk meningkatkan akses ke
pelabuhan Antwerp.
Gaya coriolis yang cenderung terjai di sungai-sungai di belahan bumi utara ke
kanan dan orang-orang dari belahan bumi selatan ke kiri telah berperan serta dalam
geomorphological efek, baik sebagai garamnya dan sedimentasi dipengaruhi oleh itu. Ini
telah diamati yang secara kuat bagian dari sungai-sungai besar salinitasnya terjadi di
dekat bagian kanan bawah sedimen dibandingkan ke kiri sedimen. Sebagai akibat
sedimentasi membentang lebih jauh ke atas sungai dekat kiri simpanan. Efek sangat jelas
di muara sungai. Jika yang penting jarak pasang-surut terjadi di wilayah tersebut gaya
coriolis mungkin secara substansial berkontribusi untuk simpanan erosi di kedua sisi
selama naik juga jatuh.
Ini jelas bahwa delta area penting sekali untuk studi Hidromorfologi untuk
mengambil karakteristik, dari seluruh aliran sungai yang menjadi pertimbangan mereka
akan mempengaruhi kebijakan daerah bagian bukit sungai bukit. Contoh yang baik yang
diberikan oleh toda dan oya yang dibandingkan dengan kiso dan chiltugo sungai di
jepang (lihat juga bagian 13). Kiso sungai membawa sedimen yang tinggi sebagai akibat
dari pegunungan dengan gradien curam dan tidak adanya bokor-bokor penyiraman di
mana beban bisa disimpan sebagai hasil alam, besar tanggul yang telah dibangun
seringkali tahan lama genangan area yang luas. Sebaliknya sungai Chikugo, sangat
terbatas kapasitasnya dan tanggul pembangunan di sepanjang yang lebih rendah, cabang
sungai memasuki daerah bukit memiliki gradients curam. Sebagai sebuah hasil sungai
chikugo adalah di posisi yang rendah.
38
Sifat pedalaman (bersama dengan kecepatan dan turbulensi selama sedimentasi)
juga menentukan tekstur sedimen. Stratifikasi sedimen dijelaskan oleh fakta bahwa
kecepatan saat ini diperlukan untuk erosi sedimen daripada untuk sedimentasi nya.
Dengan demikian sedimen bertekstur halus akan tersimpan selama kondisi tenang
ditutupi oleh materi berpasir selama periode turbulensi yang lebih besar, tanpa terhapus.
Pedalaman juga memiliki efek pada kesuburan deposit delta. Pedalaman berat termakan
cuaca tropis lembab sungai biasanya menghasilkan agak materi dan berisi kapur tropis
sungai air sering rendah. Air melewati daerah clay yang mungkin menjadi beracun dan
air payau mungkin menjadi faktor dalam pengayaan kalium jika konsentrasi natrium dan
klorin dapat dikurangi. Hal ini memainkan peran penting dalam proyek-proyek irigasi
yang mana kesuburan tidak hanya tergantung pada kualitas tanah tetapi juga pada air.
Efek gabungan faktor-faktor seperti sungai lucutan, beban sedimen, littoral drift,
pasang surut, badai, ukuran tangkapan dan gerakan kerak, mengakibatkan keragaman di
delta morfologi. Setiap delta sungai tenggara Asia memiliki identitasnya sendiri. Delta
Irrawaddy, DImana banjir karena lucutan atas jangkauan dan lokal berat hujan,
menunjukkan akresi vertikal sangat kecil tapi tumbuh ke laut pada laju sekitar 50 meter
setiap tahun. Erosi umum karena rentang pasang surut besar. Chaophya Delta di Thailand
memiliki empat besar tanggul pegunungan dengan interverning backswamps mana air
tergenang adalah tempat meter dan mengambang beras dibudidayakan. Gradien Delta
sangat rendah dan banjir lembut. Sebagai akibatnya deposito sangat baik bertekstur.
Seaward, pertumbuhan Delta telah menyebabkan penurunan gradien dan peningkatan
frekuensi banjir falairis. Sungai Gangga deltais terdiri dari pada luas sistem saling
berhubungan, terutama di Alam yang paling menonjol tanggul membentang dari calcutta
untuk asia tenggara yang merefleksikan perubahan yang besar dari sungai gangga dari
barat ke timur karena crusta1 gerakan. Di barat tanggul yang tinggi dari sungai lebih
menonjol, drainase baris lebih dalam incised, yang muara lebih luas dan air tawar
pengaruh lebih terbatas.
I. Memperkirakan Angka Debit dan Sedimen yang Dihasilkan Sungai
Itu telah dinyatakan pada sebelumnya berbagai kesempatan dalam sub bagian
bagaimana dan ketika geomorphological pengamatan dan parameter-parameter dapat
digunakan untuk membuat kualitatif sungai perkiraan jumlah discharge, peak ilow,
39
sedimen pikirlah, dll ( gottschalk, tahun 1964 ). Dl kata ini referensi untuk ini bagian
awal akan dibuat.
Aproksimasi pertama debit karakteristik sungai dapat diperoleh dengan murni
hipotesis penilaian kualitatif dari berbagai dari geomorphologlcal unit cekungan dll
( gagoshidze, tahun 1976; ghanem l972; holeman, tahun 1975 ).
Beberapa apa yang lebih presisi dapat dicapai dengan menerapkan semi-empirical
metode dan memberikan rating untuk unit ini seperti yang digunakan dalam memasak
metode (ven te chow, 1964). Lurus ke depan parameter morphometrical dari sebuah das.
Seperti pengurasan kepadatan, baskom bentuk dan kemiringan dapat berhasil diterapkan
untuk perkiraan puncak lucutan menggunakan beberapa regresi teehniques. Seperti
disebutkan sebelumnya jarak aliran air garis memberikan informasi secara kualitatif pada
permukaan iari dibandingkan untuk penyusupan dan penguapan, jika climatological
faktor tersebut dikenal, khususnya, curah hujan pengurasan kepadatan dapat berfungsi
sebagai indikator yang berguna. Permukaan iari tergantung pada permeabilitas batu jenis
dan tanah menutupi serta padayang karakteristik morfologi dari medan. Klasifikasi medan
dalam hydro-morphological unitsis berdasarkan faktor-faktor seperti diseksi dari dan
steepriess dan membentuk dari yang tanahnya. Ada biasanya sebuah dekat hubungan
antara faktor tersebut hidrologi dan penting seperti peak lari off. Karena lithology
merupakan salah satu dari sejumlah faktor geomorphology yang mempengaruhi dari
baskom, unit hidromorfologi mungkin atau tidak mungkin bertepatan dengan litologi
batas-batas. Evaluasi dari unit-unit ini dari segi peak run-off telah untuk menjadi
disesuaikan untuk basah musim, ketika the- soils yang jenuh dan sebuah rainstorm dari
conside intensitas rable dan durasi hasil dalam relatif lari off tingkat bunga.
Bahkan off'of menjalankan sebuah sungai dan bentuk hydrograph yang memberikan
variasi dalam lucutan dengan waktu ditentukan oleh intensitas curah hujan dan distribusi s
fosil mereka serta karakteristik dari Das. Antara karakteristik ini, bantuan dan bentuk
peringkat tinggi sebagai geomorfologis variabel; parameter importinat lingkungan lain hal
permeabilitas dan patahan bedrock, tekstur dan bahan penutup terkonsolidasi, kondisi
jenis dan kelembaban tanah. Dalam cekungan kecil cepat jangka off menanggapi curah
hujan hanya terjadi mana sebagai cekungan besar memiliki respons yang lambat. Hal ini
dapat dimengerti karena aliran perenial cekungan besar dipertahankan oleh pembuangan
air tanah dan efek dari puncak kabur diproduksi di cekungan sub oleh curah hujan singkat
lokal tinggi, adalah dibasahi.
40
Waktu konsentrasi banjir ini menarik dari sudut pandang hidrologi. Ini adalah waktu
yang dibutuhkan untuk air untuk melakukan perjalanan dari titik paling jauh Das ke outlet
Das. Nomographs ada untuk memperkirakan waktu coricentratiom rumus:
T C=6.95L1.15
H 0.385
Dimana L adalah panjang Das sepanjang arus utama di m dan H adalah Hmax - Hmin
dalam m. Namun, perbedaan ketinggian air terjun jeram atau dropsshould lain tiba-tiba
menjadi substracted dari nilai H sebelum menggunakan rumus. Semua pengukuran yang
diperlukan dan cek dapat dibuat pada grafik foto udara. Lereng yang terjadi ln daerah
aliran sungai (kecuraman, distribusi frekuensi, dll) yang sangat menarik hidrologi mereka
mempengaruhi menjalankan kedua dan sedimen transportasi sepanjang lereng.
Beberapa aplikasi praktis morphometrical pendekatan yang diuraikan pada oleh
Hirsch (197S). Penulis ini mengklaim bahwa rasio antara kepadatan drainase Sungai
episodik dan fana dapat digunakan sebagai indikasi untuk torrentiallty dan menyebabkan
antropogenik pengaruh yang cepat meningkatkan drainase kepadatan dan terjadinya
sejumlah besar aliran urutan yang lebih tinggi.
Aplikasi hidrologi menarik lain faktor lega, secara singkat disebutkan dalam sub-
bagian 4.2, penentuan curah hujan di tangkapan berdasarkan data yang dikumpulkan situs
hujan mengukur stasiun. Metode paling sederhana mati, menggunakan rata-rata
arithmetric pengamatan, biasanya tidak memuaskan karena alat pengukur yang non-
seragam sedang didistribusikan. Hasil yang lebih memuaskan diperoleh dengan bobot
data gauging menurut areal distributionlof stasiun. Ini dapat tidak menggunakan metode
Thiessen disebut tegak lurus bisectors menggambar garis yang menghubungkan jaringan
stasiun (Gambar. 4.18). Hasil terbaik dicapai dengan peta yang menunjukkan isohyetes
yang digambar oleh interpolasi di zona itu. Shapest dari isohyetes yang sering sangat
dipengaruhi oleh situasi bantuan. LN kasus presipitasi orografik meningkat dengan tinggi,
kecuali pada ketinggian besar whereadecrease umum.
Paparan angin membawa juga penting. Perbedaan besar mungkin ada antara
windward dan leeward lereng dan garis crest yang memisahkan mereka kemudian
ditandai dengan penurunan tiba-tiba hujan. Penilaian portation produksi dan trans
sedimen dalam berbagai bagian dari Das ( Gambar 4.19) dan hasil akhir sedimen di
muara sungai sungai adalah halus peduli (Allan dan Barnes, 1973); Bedito dan Wieber,
1967; Bowie et al, 1975; Glymph 1972; Hopp, 1972).
41
Kontribusi yang geomomhological untuk masalahnya adalah awo-fold: sebuah
geornorphological klasifikasi dari negeri itu ke dalam jenis genetical dan menyeluruh dan
quantative studi kualitatif berbagai proses erosi sekarang dan masa lalu. Selanjutnya,
pedological data erodibility dari tanah dan tahap erosi mencapai sebagai jelas dari
truncation dari profil, misalnya, sangat penting. Terbukti, ada hubungan antara erodibility
tanah dan erosi proses. Universal persamaan, kehilangan tanah dikembangkan di amerika
serikat, memberikan hasil alasan dapat akurasi forp watersheds kecil. Masalah diuraikan
pada bagian 1l5 berurusan dengan erosi survei.
Gambar 4.18 Contoh Jaring-jaring Thysen
Gambar 4.19 Bagian di cekungan Sungai Aglarm, india dengan kelas sedimen relatif
42
Non-forested slopes I – Low (5). II – Moderate (30). III Hight – Very Hight (77.5).
Forested-slopes IV – Low (2.5). V – Moderate (15). VI Moderate hight (45) (Meijerink
1974).
Salah satu kesulitan dalam memperkirakan potensi yang ada dan sedimen produksi
dari interfiuyes adalah bahwa secara sporadis terjadi curah hujan yang berlebihan
intensitas mungkin mengubah karakteristik baskom semalam dan bahwa perubahan dalam
sampul vegetatif seperti deforestasi dan karya lain manusia mungkin memiliki efek yang
sama dalam hitungan beberapa tahun, dekade atau abad. Kesulitan yang lain adalah
bahwa ada berbagai sumber sedimen, beberapa di antaranya tidak mudah terdeteksi atau
diukur kecuali rumit dan rinci penyelidikan yang dilakukan. Linear erosi seperti
pembangunan selokan, jurang dan badlands dapat dipetakan relatif mudah, terutama
ketika foto udara yang digunakan, meskipun kuantifikasi mungkin sulit baik dalam absen
citra berturut-turut atau karena skala foto tidak mengizinkan pengukuran tepat
(peningkatan) Insisi dari selokan dan jurang; Tingkat erosi lembar dan rill dapat
determited dari pemotongan dari tanah profil dan nada yang berbeda, biasanya lebih
ringan daerah mana tanah atas telah dihapus. Efek dari gerakan massa jauh lebih sulit
menilai dan erosi simpanan tidak selalu mudah didirikan.
Vegetatif penutup dan landuse polas, mungkin menambah kesulitan yang disebutkan
di atas (Walling, 1974). Kesulitan dalam penilaian hasil sedimen adalah bahwa kita harus
mempertimbangkan proporsi yang sedimen yang diproduksi di interfluves disimpan
sebelum mencapai sebesar yang mampu diangkatnya dan bagian yang tetap dasar sungai
intthe'aggrading (temporararyly) atau disimpan dalam zona tertekan dan daerah-daerah
lain di mana air menyebar, menjatuhkan parrt beban.
Meskipun kesulitan-kesulitan ini, sub-divisi Das ke kelas atau sama sedimen produksi
menggunakan foto udara dan upaya berikutnya kuantifikasi oleh pengamatan bidang di
masing-masing kelas ini adalah pendekatan yang sah. Studi yang dilakukan oleh
Meyerink (1977) di lembah Sungai Serayu, Jawa, Indonesia memberikan wawasan yang
baik metode yang terlibat dan hasil yang diperoleh ketika menerapkan pendekatan
geomorfologis.
Ketika sebuah basin diselidiki untuk estimasi sedimen hasil, banyak faktor yang
berbeda harus dipertimbangkan. (Schumm, 1961, l969; Scott dan William, 1974;
Somogyl, 1967). Itu mungkin penting di sini untuk mak perkiraan tingkat lagi disebabkan
mendapan Danau reservoir berdasarkan batu jenis terjadi, mereka erotion kerentanan dan
kuantifikasi proses operasi.
43
Persamaan kehilangan tanah universal dapat digunakan untuk membuat semua
perkiraan erosi kotor yang terjadi di dalam baskom (Williams, 1975) tingkat sedimen
hasil dari daerah aliran Sungai segera sebanding hanya jika mereka kotor erosi tarif per
satuan luas kira-kira sama. Bijak lain Tarif pengiriman mereka harus dibandingkan.
Setelah faktor penyebab tingkat pengiriman sedimen telah dievaluasi untuk unit wilayah
iklim, itu mungkin untuk memprediksi sedimen menghasilkan agak tepat dari erosi bruto
data dan pengiriman ls menilai karakteristik dari individu Das dalam wilayah itu.
Penyesuaian untuk rasio pengiriman sedimen diperlukan karena variasi besar dalam
tingkat erosi kotor dan persentase bahan terkikis diangkut ke titik pengukuran. Telah
menunjukkan bahwa sesedikit 5% dan sebanyak hampir 100% dari bahan terkikis di Das
mungkin dikirim ke titik hilir di dataran. Lt juga harus dipertimbangkan bahwa bagian-
bagian yang relatif kecil kadang-kadang dapat menghasilkan sebagian besar erosi kotor.
Dalam kasus ini ukuran sewenang-wenang net-kontribusi daerah adalah indikator
sedimen hasil yang lebih baik daripada daerah total Das. Beberapa parameter
geomorfologis adalah penting dalam sedimen hasil perkiraan. Curam Das dengan baik
idetined aliran mencapai lebih tinggi nilai daerah aliran Sungai rendah lega dan aliran
definisi yang buruk. Kepadatan drainase atau lebih tepatnya kepadatan serpihan aliran ini
juga penting dalam banyak kasus (Rees, 1967; Renard dan Lane, 1975; Rhoades, 1975s).
Ini telah dinyatakan bahwa peristiwa bencana dapat benar-benar mengubah sungai
rejimen dalam semalam. Ini terjadi sebuah di guil lembah, perancis, selama banjir yang
sangat parah pada tahun 1957 ( tricart, tahun 1962 ), pohon dan tidak semestinya
dibangun jembatan yang disebabkan aterribly floodflow berdenyut. Sebagai sebuah hasil
blok besar yang diangkut yang telah di sisa sejak awal postlglacial kali. Banyak slide
ditambahkan ke sungai beban dan deposito sampai 10 meter tebal diciptakan di 48 jam di
dalam palung kendala. utama di belakang Deposisi mengambil tempat di mana sungai
melebar ( karena saat ini terjadi di sana lebih rendah kecepatan ). Sungai kemudian
dialihkan di sekitar bagian deposito dan disebabkan lateral menguras di kedua sisi. Bahan
yang diangkut kembali ke depan disimpan terhadap ' berhilir aluvial. Erosi terpantau di
mana sungai itu sebuah lorong sempit di ujung bawah dari sisi kipas. Bahan yang terkikis
lagi disimpan di bagian-bagian yang lebih luas lebih jauh hilir. Ini terbukti penting
tertentu bahwa sudut pertemuan sisi sungai di Sungai poin hilir. Sebaliknya, penurunan
kecepatan saat ini akan diproduksi dan berlebihan pengendapan dan ponding up akan
dengan mudah terprovokasi selama freshet, contoh lain dari fenomena serupa, misalnya,
cepat pengendapan di segitiga Wara disebut di Jawa dan inthe basin sungai Brantas yang
44
mana gunung berapi Merapi dan Gunung Kelud itu penyebab beban berlebihan sungai
(lihat bagian 6).
Sungai rejimen biasanya adalah sifat yang lebih tenang daripada yang dijelaskan di
atas. Pemahaman yang baik tentang sungai ofthe akresi horisontal dan vertikal dan lateral
dan vertikal erosi diproduksi ls penting dalam semua kasus. Perubahan dalam perjalanan
sungai (dataran rendah), liku memotong misalnya. segera pengaruh arus dan distribusi
lateral sapping dan sedimental hilir. Bahan yang membentuk, sisi sungai ahe adalah yang
sangat penting di sini jika bahan bertekstur halus terjadi. itu mungkin akan dihapus dan
diangkut cukup jarak, lf Namun, Coarsegrained bahan seperti kerikil yang bersangkutan,
mereka kemungkinan besar akan disimpan setelah jarak relatif pendek.
Deposito ini kemudian bentuk. Anarrow bagian dalam sungai di mana erosi mungkin
terjadi selama banjir. depan Sungai dinamika harus dipelajari di detail; geomorphologist
tidak kelihatan di sendiments sebagai deposito hanya, tetapi mencoba untuk memahami
dinamika yang telah diproduksi mereka. Misalnya, kerikil disimpan selama sekilat banjir
sudah non-oriented long-axes, dimana mayoritas panjang sumbu kerikil diangkut dengan
tenang saltation tegak lurus untuk arus arah.
Perubahan yang terjadi di Sungai ' sering dapat tracerl dengan membandingkan lama
dan baru, topografi maps atau peta-peta tua dengan foto udara. Periode tertutup adalah
paling 100-150 tahun. Namun, pada citra aero ruang jauh lebih luas Sungai kursus dapat
sering ditelusuri tanpa. kesulitan. Oleh karena itu area mana perubahan sering terjadi
dapat dibedakan dari bagian-bagian yang lebih stabil dari sungai, ini sangat penting
praktis. Misalnya, untuk konstruksi jembatan. Perkiraan datinglof perubahan dapat dicoba
dengan memperkirakan bunga tahunan akresi atau total waktu yang diperlukan untuk
dataran aluvial bentuk. Gratis meander cenderung untuk memperbesar kurva mereka dan
perlahan-lahan bergeser Hilir, namun pusat mereka dapat tetap berada di tempat yang
sama, terutama di tempat-tempat yang mana untuk berkelok-kelok terbatas karena.
Misalnya, untuk singkapan batu. Lt harus dipahami bahwa perbedaan dalam sungai beban
dan hilir sungai bagian tidak selalu inative untuk jumlah perubahan tempat tidur, tapi
hanya menunjuk ke arah umum perubahan.
Yang terus-menerus asing ada antara ' dasar sungai dan lembah dan ditangguhkan dan
bawah deposito, membentuk Sungai total beban harus menerima perhatian yang jatuh
tempo. Setelah pengamatan sampel beberapa sungai di Amerika Serikat, Leopold Men 's
(l957) datang ke kesimpulan bahwa lateral erosi di liku adalah terutama karena banjir
berukuran rata-rata yang mengisi tempat tidur kecil benar-benar. Lebih besar banjir
45
overtlow tanggul dan yang karena itu kurang fective di afektif mengikis tempat tidur.
Mereka juga menunjukkan bahwa sebagian besar dataran banjir deposito adalah jenis
aliran dan hasil dari lateral menguras, di mana sebagai alih simpanan deposito karena
vertikal akresi kecil penting. Setiap pengendapan oleh Sungai terkait dengan keberadaan
th mosi peredaran darah heliks aliran yang mempengaruhi setiap belokan sungai.
Simpanan berlawanan (cekung) terkikis sehingga lebar aliran tetap sama.
Ini harus berkata bahwa buku jenis cut-oils yang jauh lebih sering dari yang
menerobos dari floodwaters atas lembut downsloping convex sisi meander. Maksimum
menguras biasanya terjadi setelah menyeluruh membasahi dari simpanan dan kedua,
dingin periode tampaknya akan efektif.
Gambar 4.20 Pusaran udara di Keteldiep, Belanda. Skala: 1 : 25.000
Kekeruhan polas diproduksi oleh clay dibawa oleh sungai-sungai dan dibawa dalam
suspensi ke perairan pesisir adalah pola aliran usetul indikator Perjanjian Lama dan
vanetions spasial di sedimentatton harga jadi disebabkan. Ini terutama ditandai di zona
tropis lembab meskipun ini juga terjadi di tempat lain. Hitam dan putih foto udara
inframerah menunjukkan pola kekeruhan pada surtace Perjanjian Lama air hanya karena
mereka penetrasi air dapat diabaikan. Jika A lilters yang digunakan dalam survei juga
membiarkan merah dan mungkin bagian Perjanjian lama cahaya oranye melewati.
Mereka akan di terbaik menunjukkan kekeruhan lapisan yang sangat dangkal atau air.
Emulsi pankromatik menunjukkan air irisan tebal dan biasanya memberikan hasil yang
lebih memuaskan. Foto udara vertikal rajah 4,20 diberikan contoh dan menunjukkan
muara sungai dari Keteldiep, Belanda di skala l: 40.000. Membangun radual dari alam
tanggul adalah karakteristik untuk cabang di sisi kanan gambar sedangkan diucapkan
eddy current dikembangkan di mulut yang lain.
46
Sebagai hijau bagian atau spektrum memberikan air terbaiknya penetrasi yang
turbidity di tebal mungkin sepotong air kemudian dapat direkam; namun, ini tidak berarti
bahwa hasil optimal akan dapat diperoleh ( werstappen, l976 ), ini mungkin bahwa
turbidity pada waktu paparan tanpa pandang bulu mencakup sebagian besar dari perairan
dangkal dan bahwa pola berdiri keluar baik pengamatan katak ini terbatas pada thinner
sepotong air. Selanjutnya, the- merekam hijau bagian dari spektrum juga lebih mudah
negatif dipengaruhi oleh kondisi atmosfer, yang mengakibatkan gambar berkualitas
rendah. Ini mungkin bermanfaat untuk merekam yang turbidity pola serentak di berbagai
panjang gelombang landsat sebuah untuk analysie mereka sparately sesudahnya. Citra
landsat sangat ideal untuk tujuan ini, terutama di mana pola luas dalam skala kecil survei
prihatin.
Gambar mencapai 4,21 yang menggambarkan sundarban bagian delta sungai gangga
pada keempat mss band landsat 2 dan menunjukkan bagaimana pola turbidity decrase
dalam ukuran dan detail dari band 4 ( hijau ) sampai 5 ( merah ), 6 dan 7 ( baik dalam
inframerah ). Hal erosian, tingkat suku bunga di sungai sendimentation dan bokor-bokor
penyiraman sendiment menghasilkan dan pendangkalan di waduk akan diuraikan lebih
lanjut pada bagian 15 erosi survei.
Gambar 21 Citra Landsat (band 4, 5, 6 dan 7) dari delta sungai Gangga
47