laporan umbu

61
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk memanfaatkan dan mengelola sumber daya berupa lahan, ternak dan pakan serta faktor produksi lainnya berupa tenaga kerja dan modal. Sebagai bagian integral dari sektor pertanian, sub sektor peternakan memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan manusia akan protein hewani. Kebutuhan tersebut akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan pengetahuan masyarakat akan kebutuhan gizi yang berimbang. Oleh karena itu, pembangunan pada sub sektor peternakan pada umumnya diarahkan untuk meningkatkan produksi dan populasi ternak dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan konsumsi protein hewani. Ternak babi merupakan salah satu ternak non ruminansia yang mempunyai potensi yang sangat besar untuk dibudidayakan dengan tujuan memenuhi kebutuhan

Upload: gekrislandi

Post on 04-Dec-2015

684 views

Category:

Documents


59 download

DESCRIPTION

reeport

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Umbu

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan sub sektor peternakan pada hakekatnya merupakan suatu

kegiatan untuk memanfaatkan dan mengelola sumber daya berupa lahan, ternak

dan pakan serta faktor produksi lainnya berupa tenaga kerja dan modal. Sebagai

bagian integral dari sektor pertanian, sub sektor peternakan memiliki nilai

strategis dalam pemenuhan kebutuhan manusia akan protein hewani. Kebutuhan

tersebut akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk,

peningkatan pendapatan dan pengetahuan masyarakat akan kebutuhan gizi yang

berimbang. Oleh karena itu, pembangunan pada sub sektor peternakan pada

umumnya diarahkan untuk meningkatkan produksi dan populasi ternak dengan

tujuan untuk mencukupi kebutuhan konsumsi protein hewani.

Ternak babi merupakan salah satu ternak non ruminansia yang mempunyai

potensi yang sangat besar untuk dibudidayakan dengan tujuan memenuhi

kebutuhan daging atau sumber protein hewani bagi kehidupan manusia. Ternak

babi juga mempunyai potensi penghasil daging yang cukup baik dengan

presentase karkas mencapai 65-80% (Sosroamidjojo, 1980).

Ditinjau dari produktifitas ternak babi merupakan hewan yang prolifik yang

dapat menghasilkan banyak anak dalam setahun. Dilihat dari pola makan, ternak

babi termasuk hewan omnivora yakni hewan pemakan segala jenis pakan dan

memiliki kemampuan mencerna pakan yang berkualitas rendah, bahkan sisa-sisa

makanan atau berbagai jenis limbah pertanian.

Page 2: Laporan Umbu

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki prospek pembangunan usaha

peternakan babi yang cukup baik karena ditunjang oleh faktor sosial budaya

masyarakat dan program pemerintah daerah NTT yang salah satu programnya

adalah provinsi ternak. Ternak babi yang mempunyai karakteristik genetik unggul

dapat dipastikan mempunyai produktivitas yang lebih tinggi dari pada ternak yang

tidak begitu baik karakteristik genetiknya. Selain faktor genetik tersebut,

performans (kinerja) ternak juga akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang

dapat berupa pakan, perkandangan, sanitasi dan kesehatan ternak. Produktivitas

yang optimum akan tercapai bila faktor genetik dan lingkungan keduanya dalam

kondisi yang seimbang sesuai kebutuhan ternak atau setidaknya mendukung untuk

tercapainya produktivitas ternak yang optimum. Hal ini akan memberikan arti

penting bagi peternak apabila diikuti dengan peningkatan mutu genetiknya.

Salah satu usaha peternakan babi yang ada di NTT adalah UPT Pembibitan

Ternak Babi Instalasi Tarus. Tujuan didirikannya usaha peternakan babi ini adalah

untuk memenuhi permintaan masyarakat akan produk pangan ternak babi yaitu

dengan menyediakan bibit unggul. Selain itu, tingginya permintaan ternak babi

bibit juga menjadi salah satu alasan didirikannya usaha tersebut. Sebagaimana

telah dikemukakan di atas bahwa keberhasilan suatu usaha peternakan (usaha

ternak babi) hanya dapat ditunjang oleh faktor bibit, pakan dan manajemen yang

baik. Dan dari ketiga faktor tersebut, faktor pakan menjadi sangat penting dan

didukung oleh manajemennya (penyediaan dan pemberian pakan). Untuk itu,

perlu diketahui manajemen penyediaan dan pemberian pakan di UPT Pembibitan

Page 3: Laporan Umbu

Ternak Babi di Instalasi Tarus Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur

sebagai suatu acuan atau pertimbangan dalam menjalankan usahanya.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka telah dilakukan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) dengan judul “Manajemen Reproduksi Ternak Babi Di Unit

Pelaksanaan Teknis Daerah Pembibitan Ternak Dan Produksi Makanan

Ternak Instalasi Tarus Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur”

untuk mengetahui Manajemen Reproduksi Ternak Babi Di UPT Pembibitan

Ternak Babi Instalasi Tarus Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktek kerja lapangan (PKL), yaitu :

1. Memperoleh pengalaman kerja lapangan bagi penulis sebagai peserta

praktek kerja lapangan (PKL)

2. Menambah pengetahuan dan dapat mengaplikasikan teori yang telah

diperoleh dari materi kuliah bagi penulis sebagai peserta praktek kerja

lapangan (PKL), khususnya dalam manajemen pakan ternak babi

3. Menjadi sebuah pertimbangan bagi lembaga pendidikan yang

menyelenggarakan praktek kerja lapangan (PKL), yang mana dapat

memberikan masukan bagi mahasiswa dan dosen tentang hal-hal baru

yang bersifat positif yang didapat dari unit peternakan terkait yang tidak

dapat atau diperoleh dalam teori maupun dalam perkuliahan guna

membangun penyempurnaan materi pembelajaran di bidang peternakan.

Page 4: Laporan Umbu

1.3. Manfaat

Kegiatan PKL ini sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan studi

dan sebagai bentuk pengalaman berwirausaha serta dapat berguna sebagai sumber

informasi bagi para petani peternak khususnya peternakan babi dalam manajemen

penyediaan dan pemberian pakan.

Page 5: Laporan Umbu

BAB II

WAKTU DAN TEMPAT

2.1 Waktu dan Tempat Prakerin

Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) SMK

Negeri 1 Lewoleba yang di laksanakan selama dua bulan yaitu mulai dari

tanggal 01 Juli sampai tanggal 30 September 2014 di UPTD Pembibitan

Ternak dan Produksi Makanan Ternak Babi Dinas Peternakan Provinsi Nusa

Tenggara Timur, yang bertempat di Kelurahan Tarus, Kecamatan Kupang

Tengah, Kabupaten Kupang.

2.2 Jadwal Kegiatan Prakerin

No.

Hari/Tanggal Waktu Uraian Kegiatan Paraf Pembimbing

1. Selasa, 24-06-2014

09.00 Wita Tiba dilokasi PRAKERIN dan melaporkan para siswa/i di UPTD Pembibitan Ternak Babi Instalasi Tarus

J. A. Tamoes,S.Pt., M.Si

2. Rabu, 25-06-2014

08.00-Selsai Pengenalan siswa/i Prakerin pada karyawan/i Instalasi

Ketua Kelompok

3. Senin,30-06-2014 sampai dengan 27 September 2014

07.00-08.00 Sanitasi kandang, Pemberian pakan dan air minum pengamatan Birahi, IB, Penampungan Semen,Penanganan Partus

Marthindas A. Bara, S.Pt

08.00-09.00 Sarapan pagi09.00-11.00 Pengolahan pakan

(Giling Jagung,timbang, dedak, konsentrat)

Mortien Y. Amabi, S.Pt

11.00-14.00 Istirahat siang14.00-16.00 Sanitasi

kandang,Pakan dan air minum pada ternak Babi

Jhon C.H. Paulus

16.00-17.00 Kegiatan HMT Jhon C.H. Paulus

Page 6: Laporan Umbu

(Penanaman Rumput,membersih-kan lahan HMT).

17.00-20.00 Istirahat20.00-21.00 Konsultasi dan

Penulisan Laporan J. A.Tamoes,S.Pt., M.Si

4 29 Sept 2014 07.00-15.00 Pamitan pada Seluruh Karyawan UPT Pembibitan Ternak Babi di Instalasi Tarus

5 30 Sept 2014 10.00 Wita Kembali Ke Lokasi SMKN 1 Lewoleba

6 07.00 Wita Kembali Ke Lokasi SMKN 1 Lewoleba

2.3. Gambaran Umum Lokasi Prakerin

Instalasi Tarus Terletak Di Kabupaten Kupang,Kecamatan Kupang

Tengah, Kelurahan Mata Air ±13Km dari Ibukota Kota Kupang berada pada

Ketinggian 80-100m dari permukaan laut. Batas Wilayah Kecamatan

Kupang Tengah Sebelah Utara dengan Laut Timur, Sebelah Selatan

berbatasan dengan Kecamatan Taebenu dan Kecamatan Maulafa, Sebelah

Timur berbatasan dengan kecamatan Kupang Timur dan sebelah Barat

berbatasan dengan Kecamatan Kelapa Lima. Batas Wilayah Instalasi Tarus

berbatasan dengan Laut Timur, Sebelah Barat dengan Kelurahan Lasiana,

Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Penfui Timur dan Sebelah

Selatan berbatasan dengan Kelurahan Mata Air.

Struktur organisasi Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Peternakan Babi ”

Instalasi Tarus” dengan Jumlah karyawan 16 orang yang terdiri dari 7 orang

PNS dan 9 orang tenaga honorer. Agar semua kegiatan dalam instalasi

dapat berjalan lancar dan terkontrol dengan yang direncanakan serta demi

mencapai tujuan dengan hasil yang semaksimal mungkin, maka perlu dibuat

struktur organisasi sehingga setiap karyawan dapat melaksanakan tugas dan

fungsi pokoknya masing-masing dan mempunyai rasa tanggung jawab

Page 7: Laporan Umbu

kepada pimpinan. Adapun struktur organisasi pada peternakan babi Instalasi

dapat di lihat pada Lampiran 1.

Page 8: Laporan Umbu

2.4. Kegiatan Harian Prakerin yang di Laksanakan di UPT Pembibitan

Ternak Babi di Instalasi Tarus

I. Pemeliharaan Ternak.

Kegiatan Pada Saat Prakerin dengan Hasil Pengamatan Sistem

pemeliharaan ternak babi di Instalasi Tarus secara intensif dimana

kegiatan pembersihan ternak dan kandang serta pemberian pakan

dilakukan dua kali sehari yaitu pagi jam 07.00 dan sore jam 14.00,

pemeriksaan kesehatan ternak dan pengobatan ternak yang sakit dilakukan

oleh tenaga medik veteriner (dokter hewan). Untuk perawatan kesehatan

ternak dengan diberikan vaksinasi setiap 6 bulan dan sekaligus bagi ternak

yang sakit diberi obat dan perawatan,selanjutnya setiap 6 bulan sekali

dilakukan Recording untuk mengetahui perkembangan ternak.

II. Pemeliharaan HMT.

HMT yang ada di Instalasi Tarus selain ditanam di kebun HMT juga di tanam

di sekeliling lokasi Instalasi Tarus sebagai pagar hidup dengan tanaman

kedondong hutan dan Gamal.

Adapun kegiatan yang berkaitan dengan HMT antara lain :

1. Pemeliharaan HMT secara rutin di lokasi Kebun HMT berupa pengolahan

tanah,penanaman, pemupukan, penyiangan,penyulaman dan pengairan .

2. Pengembangan HMT berupa perluasan areal HMT atau penambahan jenis

HMT yang baru di lokasi kebun HMT.

3. Peremajaan Kebun HMT, khusus pada kebun HMT yang sudah tua umurnya

berupa pemangkasan atau penanaman ulang.

4. Penanaman Pagar hidup dilaksanakan untuk memagari areal lokasi Instalasi

atau Kebun HMT.

III. Pemasaran.

Kegiatan pemasaran di Instalasi Tarus berupa :

Page 9: Laporan Umbu

- Ternak Babi (anakan) dijual ke masyarakat berupa ternak bibit umur 1,5- 2

bulan dengan harga Rp. 800.000,- per ekor.

2.5. Visi Dan Misi

a. Visi Progam Studi

Untuk menjadikan program studi produksi ternak sebagai

pelaksanaan kegiatan dalam bidang manajemen pemeliharaan ternak

babi dengan kualifikasi lulusan yang berkompetensi tinggi dan

berjiwa wirausaha.

b. Misi Program Studi

1. Mengembangkan dan menerapkan kurikulum berbasis bidang

ilmu manajemen pemeliharaan tarnak babi yang relevan dengan

kebutuhan masyarakat.

2. Menyelengarakan kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)

yang berpusat di UPT tarus pada siswa/i SMK Negeri 1

Lewoleba

3. Menciptakan tenaga baru dalam kehidupan lembaga sekolah yang

memungkinkan aktivitas siswa/i yang mengembangkan keahlian

dalam mencapai prestasi ke ilmuan.

4. Mengembangkan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan

praktek kerja industri (PRAKERIN) pada siswa/i SMK Negeri 1

Lewoleba dalam kewirausahaan.

Page 10: Laporan Umbu

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Manajemen Pemeliharaan Ternak Babi

Sihombing (1997) mengatakan bahwa Babi termasuk hewan yang subur

untuk dipelihara kemudian dijual, karena jumlah perkelahiran (litter size) lebih

dari satu (polytocous) dan jarak perkelahiran pendek. Seekor induk dalam satu

tahun dapat menghasilkan dua kali melahirkan dan 20 ekor anak sama dengan

1800 kg daging setiap tahun. Peningkatan hasil produksi ternak babi yang

maksimal,maka dibutuhkan manajemen yang efektif dan efisien, hal ini sangat

dibutuhkan karena perlu ditangani dengan tata laksananya,dapat diuraikan

sebagai berikut:

3.1.1 Bangsa Babi

Bangsa babi merupakan salah satu faktor terpenting dalam

menentukan pemilihan bibit di kawasan peternakan untuk dapat di

kembangkan dari hasil Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yaitu: bangsa

babi yang di kembangkan di UPT pembibitan ternak babi instalasi tarus

adalah Duroc,Yorkshire, Landrace yang masing-masing memiliki ciri-ciri

yang berbeda dijelaskan dibawah ini :

1. Duroc.

Ciri-cirinya:

- Tubuh panjang dan besar.

- Warna merah yang bervariasi, mulai dari merah muda sampai merah

tua.

- Punggung berbentuk busur yang di mulai dari leher sampai ekor, dengan

titik tertinggi di tengah-tengah.

- Kepala sedang dengan telinga terkulai kedepan dan mukanya agak

cekung.

Page 11: Laporan Umbu

- Babi betina produksi susunya cukup baik dan menghasilkan banyak

anak.

2. Landrace

Ciri-cirinya:

- Kepala kecil agak panjang dengan telinga terkulai

- Leher panjang.

- Punggung membentuk busur panjang dan lebar.

- Bahu rata dan halus.

3. Yorkshire

Ciri-cirinya:

- Tubuh panjang ,besar atau lebar dan dalam.

- Muka sedikit cekung dengan telinga tegak.

- Warna putih dan halus.

Hasil Prakerin di UPT Pembibitan Ternak Babi Instalasi Tarus

menunjukkan bahwa data populasi ternak babi mencapai 108 ekor dengan

berbagai fase pertumbuhan hal ini dapat dilihat pada tabel.1.

Tabel 1. Data Populasi Ternak Babi diInstalasi Tarus Pada Akhir September 2014

No Fase Pertumbuhan Populasi Ternak (Ekor)

1. Betina Kering Susu

2. Induk Bunting

3. Babi muda

4. Induk menyusui

5. Anak babi

6. Pejantan IB

7. Pejantan

8. Pejantan

Page 12: Laporan Umbu

Sumber: Data 2015

Perkembangan Ternak Babi di UPT Instalasi Tarus terdiri dari 3

Bangsa babi unggul yang di datangkan dari pulau bali dan jawa yaitu bangsa

Landrace, Yorkshire dan duroc. Populasi ternak babi di UPT Instalasi Tarus

seiring dengan waktu berjalan dari masing-masing jenis babi dengan jumlah

tertinggi yaitu pada bangsa babi landrace yaitu sebanyak 73 ekor, Yorkshire

sebanyak 63 dan yang terendah adalah bangsa Duroc yaitu sebanyak 16 ekor.

Usaha ternak babi dapat memberikan keuntungan yang sangat tinggi,

jika hal ini perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut tentang

pemilihan calon bibit yang baik adalah sebagai berikut :

a. Bibit Betina

- Mata bersinar dan Tidak cacat tubuh

- Jumlah puting 7-8 pasang dengan perkembangan kelenjar susu

yang normal.

- Tumpuan Kaki kuat dan besar, bulu halus dan mengkilap,

gerakannya lincah, dan punggung berbentuk busur.

- Memiliki sifat genetik yang baik

b. Bibit Jantan

- Mata bersinar, Tidak cacat tubuh,

- Kaki kuat dan terutama pada kaki belakang berdiri tegak lurus

- Bulu halus dan mengkilap.

- Gerakannya lincah, punggung berbentuk busur.

- Scrotum yang sama besar dan simetris.

3.1.2 Perkandangan

Menurut AAK (1981) menyatakan bahwa perkandangan merupakan

tempat berlindung, memberi rasa nyaman bagi ternak dari berbagai jenis

gangguan alam seperti: Panas matahari, angin kencang ,hujan dan gangguan

lainnya. Disamping itu dengan adanya kandang dapat mempermudahkan

Page 13: Laporan Umbu

dalam melakukan pengontrolan dan pengawasan terhadap pengendalian

penyakit secara rutin.

Hasil Prakerin di UPT Pembibitan ternak babi di Instalasi Tarus

mamiliki Tipe kandang babi yang terdiri dari beberapa jenis yaitu kandang

pejantan, kandang beranak, kandang penyapihan,kandang induk dan kandang

karantina,semua jenis kandang tersebut memiliki ukuran bangunan yang

berbeda-beda seperti yang tertera pada Tabel 2. berikut ini:

Tabel 2. Jenis dan Ukuran Kandang Babi di UPT Pembibitan Instalasi Tarus

No. Jenis KandangUkuran

Panjang (m)

Lebar (m) Tinggi (m)

1. Kandang Pejantan 2,75 1,80 1,252. Kandang Beranak 2 0,6 13. Kandang Penyapihan 3 3,34 1,154. Kandang Induk 2 0.25 4,25. Kandang Karantina 2,75 1,80 1,20

Sumber : Data Prakerin, 2013.

Dari 5 jenis kandang ini memiliki fungsiyang berbeda-beda yaitu:

a. Kandang pejantan, fungsinya untuk menampung bibit penjantan

yang siap untuk dilakukan pengambilan semen, kisaran umur babi

antara 1-3 tahun.

b. Kandang beranak,fungsinya untuk menempatkan ternak babi

yang bunting sampai dengan partus atau beranak, dengan kisaran

umur 10 bulan-12 bulan.

c. Kandang penyapihan fungsinya untuk menempatkan anak babi

yang akan di sapih..

d. Kandang induk fungsinya untuk menampung atau menempatkan

ternak babi yang dewasa dengan umur 5 bulan-2 tahun.

e. Kandang karantina fungsinya; untuk menampung atau

menempatkan ternak babi yang sakit atau yang terkena penyakit

Seperti : Infeksi, PMK, Bisul, Anemia, dan hog chollera

Page 14: Laporan Umbu

Sanitasi kandang merupakan salah satu tindakan yang harus dilakukan

dalam fase pemeliharaan ternak babi dengan tujuan agar ternak babi dapat

terhindar dari berbagai jenis penyakit yang akan menular melalui kotoran atau

feses sehingga ternak dapat beristirahat dan mengkonsumsi dengan nyaman.

Sanitasi kandang yang dilakukan di UPT pembibitan Instalasi Tarus dengan

cara membersihkan kandang dan memandikan ternak dengan desinfektan

Bioseptik, sehingga hal ini merupakan salah satu kegiatan rutin yang

dilakukan 2x seminggu.

Ternak di siram dengan air terutama pada seluruh tubuh sehingga

kotoran yang melekat bersih, Sedangkan pembersihan kandang dilakukan

dengan pembersihan lantai kandang, tempat makan dan minum, serta saluran

pembuangan limbah dengan menyiram kemudian sapu bersih.

3.1.3 Pakan

Hasil prakerin di UPT Pembibitan Ternak Babi di Instalasi Tarus

Jenis pakan yang di berikan pada ternak babi pada umumnya hasil olahan

yang terdiri dari bahan makanan seperti Jagung, Dedak, Konsentrat CP 507

dan mineral babi. Olahan bahan makanan yang di susun sesuai dengan

komposisi fase pertumbuhan ternak yaitu terdiri dari pakan Grower, Induk

Bunting dan Pakan Finisher yang memiliki kandungan nutrisi yang berbeda

terutama nilai proteinnya sesuai kebutuhan pertumbuhan ternak babi. Hal ini

dapat di lihat pada Tabel 3.

Tabel. 3. Komposisi bahan makanan Ternak Babi dalam 100 kg

No Bahan Makanan Fase PertumbuhanGrower Bunting

dan Laktasi

Pejantan dan Finisher

1 Jagung (kg) 50,00 50,00 50,002 Dedak (kg) 24,50 27.00 29,503 Konsentrat CP 157 (kg) 25,00 22,50 20,004 Mineral-10 (kg) 0,50 0,50 0,50

Total (kg) 100.00 100 100,00Sumber : Data Prakerin, 2013

Page 15: Laporan Umbu

Hasil Prakerin di UPT Pembibitan Ternak Babi di Instalasi Tarus

dengan pemberian pakan pada ternak babi dengan berbagai fase pertumbuhan

yaitu dari hasil Olahan bahan makanan menjadi ransum yang dicampur dari

berbagai jenis bahan pakan seperti: jagung,dedak dan mineral-10 yang

diberikan pada ternak pada masa pertumbuhan, pejantan maupun pada induk

bunting adalah sebanyak 2-3 kg/ ekor/hari, dan pada induk laktasi atau

menyusui yaitu sebanyak 3kg/ekor/hari dan ditambahkan sebanyak 0,25kg x

jumlah anak babi pada saat menyusui hal ini dengan Tujuan:

- Memacu pertumbuhan pada anak babi

- Mempertahankan bobot badan pada induk saat menyusui.

- Memacu banyaknya air susu pada induk.

Pemberian pakan pada ternak babi di UPT Pembibitan Tenak Babi di

Instalasi Tarus di lakukan 2 kali sehari yaitu pagi pada jam 07.00 dan sore

hari pada jam 15.30.

Hasil Prakerin di UPT Pembibitan Ternak Babi di Instalasi Tarus dengan

sistem manajemen pemeliharaan secara intensif mulai dari cara pemilihan

bibit, pengolahan pakan maupun perkandangan ketiga hal ini dapat di lihat

pada Lampiran 2. Hasil Prakerin dari ketiga hal ini sangat penting di

perhatikan untuk menunjang pengembangan pembibitan ternak babi sehingga

membantu menyediakan anakan atau bibit unggul bagi para petani peternak

babi di daerah NTT.

3.2 Manajemen Sistem Inseminasi Buatan Pada Ternak Babi

3.2.1 Tahapan-Tahapan Inseminasi Buatan Pada Ternak Babi

A. Penampungan Semen

Semen yang diperoleh dari pejantan untuk memenuhi kebutuhan

Inseminasi Buatan (IB) di Instalasi Tarus kebanyakan semen yang di tampung

dari pejantan yang sudah terlatih sejak pejantan berumur di atas 10 bulan.

Page 16: Laporan Umbu

kemudian di Inseminasi pada betina dara yang berumur diatas 8 bulan dan

induk yang sudah pernah beranak.

Koleksi semen adalah pengambilan semen dari pejantan dengan teknik dan

metode tertentu. Metode yang digunakan untuk menampung semen pada hewan

ternak antara lain metode recovery, metode masase, metode vagina buatan dan

metode elektroejakulator.

Ternak babi pejantan koleksi semen dilakukan dengan metode Glove hand

method yaitu cara koleksi semen secara manual yang dilakukan dengan

memancing babi pejantan untuk menaiki pada dummy sow (induk buatan)

kemudian setelah glands penis keluar lalu digenggam dan dilakukan tekanan pada

distal penis setelah itu lakukan penampungan (Ardana dan Putra, 2008).

Proses ejakulasi pada babi pejantan berlangsung relatif lama yaitu 3 - 20

menit untuk satu proses ejakulasi yang sempurna. Pola ejakulasi semen babi

pejantan adalah sangat khas, cairan yang diejakulasikan bersifat encer berwarna

putih dan mengandung sedikit gelatin dalam bentuk gumpalan-gumpalan seperti

kanji. Terakhir, ketika pejantan masih dalam keadaan tenang, cairan yang

diejakulasikan hampir bening kembali dan dibarengi oleh sejumlah besar gelatin

(Sihombing, 1997; Ardana dan Putra, 2008).

Prosedur atau teknik penampungan semen yang di lakukan di Instalasi

Tarus yaitu: sebelum melakukan penampungan, terlebih dahulu menyiapkan

alat-alat penampungan yang sudah di steril berupa: gelas ukur,corong,

saringan, thermos sebagai pelindung semen dalam gelas ukur dan memeriksa

pejantan dengan jadwal penampungan yang teratur sehingga mengetahui

pejantan benar-benar dapat istirahat dalam penampungan 2-3 hari sekali hal

ini bertujuan agar semen yang di hasilkan berkualitas yang memiliki daya

fertilitas (Pembuahan) pada induk yang optimal.

Penampungan semen dilakukan di UPT Pembibitan Ternak Babi pada

umumnya dilakukan pagi hari pada jam 08.30 dan sore hari pada jam 16.00.

Pejantan unggul yang sudah terlatih dan tersedia di UPT Pembibitan Ternak

Babi di Instalasi Tarus adalah sebanyak 6 ekor yang terdiri dari bangsa duroc,

Page 17: Laporan Umbu

Yorkshire dan landrace. Program IB di UPT Pembibitan Ternak Babi di

Instalasi Tarus selain melayani kebutuhan ternak di lingkungan kandang dan

juga dapat melayani permintaan masyarakat di daerah sekitar Kabupaten/Kota

Kupang.

Teknik penampungan pada pejantan sangat membutuhkan teknik

keterampilan yang baik karena sangat mempengaruhi terhadap ejakulasi pada

pejantan untuk menghasilkan kualitas semen yang baik, hal ini sependapat

dengan Ardana dan Putra (2008) adalah teknik penampungan pada semen

babi sebagai berikut :

Pejantan di giring dari kandangnya menuju kandang penampungan

(kandang dummy sow) setelah ternak tersebut telah bersih dan di

berikan makanan.

Apabila pejantan sudah mulai menaiki betina tiruan (dummy sow),

maka pada daerah preputiumnya dibesrsihkan dengan air.

Bila penisnya menjulur keluar, pegang erat ujungnya kemudian

dipegang penisnya dengan menggunakan tiga jari lalu mengelus-elus

ujung penis agar ternak tersebut cepat terangsang

Penampung semen yang pertama kali saat pejantan

mengejakulasikan semen dan berwarna putih jernih (pra sperma)

tidak boleh ditampung karena tidak mengadung spermatozoa dan

apabila cairan semen yang berwarna putih susu, maka semen tersebut

di tampung karena semen tersebut merupakan ciri-ciri semen yang

baik dan kaya akan spermatozoa.

Biarkan proses ejakulasi itu berlangsung sampai tuntas yang biasanya

menghabiskan waktu 15-30 menit.

Setelah pejantan berhenti ejakulasi dan turun dari betina

tiruan(dummy show), buang gelatin (gumpalan spermanya) yang ada

disaringan dan cuci semua peralatan yang digunakan untuk

penampungan kemudian Ternak jantan digiring kembali

kekandangnya.

Page 18: Laporan Umbu

Usahakan agar semen tersebut harus terjaga dari suhu yang normal

pada semen dan hindari penyinaran sinar matahari. Teknik

penampungan dapat di lihat pada Lampiran 3.

B. Inseminasi Buatan Pada Ternak Babi

Deteksi berahi dan waktu inseminasi sangat penting untuk mendapatkan litter size yang optimal. Berahi pada babi ditunjukkan dengan beberapa perubahan tingkah laku betina yaitu suka mengganggu pejantan,

gelisah, menaiki betina lain, nafsu makan menurun dan babi betina mengeluarkan suara yang khas (AAK, 1981 dan Sihombing, 1997)

Menurut Sihombing (1997) mengatakan bahwa estrus pada

ternak babi berlangsung selama 2-3 hari dan pada periode ini memiliki

seksual reseptif terhadap pejantan. Periode ini biasanya lebih pendek pada

babi dara dibandingkan dengan babi induk dewasa. Kelenjar pituitary

mengeluarkan LH yang menyebabkan folikel dari ovarium pecah sehingga

melepaskan beberapa telur (ovulasi) yang merupakan suatu proses yang

gradual selama jangka waktu 6-12 jam.

Ada dua macam cara mengawinkan ternak babi yang di lakukan di Instalasi Tarus yaitu:

1. Perkawinan alam (natural mating)

Babi yang akan dikawinkan harus benar-benar birahi . Langkah-

langkah mengawinkan ternak babi yaitu:

a. Ternak betina digiring dari kandangnya menuju kandang pejantan .

b. Awasi ternak pada saat perkawinan berlangsung Betina tersebut diawasi jika pejantan berhasil menunggangi,bila perlu dibantu oleh peternak untuk memasukkan penis kedalam organ vagina,pada saat betina keluar harus diawasi untuk menjamin keselamatan bagi ternak tersebut. Lama perkawinan alam 10-15 menit .

2. Perkawinan Buatan (IB)

Kegiatan ini sependapat dengan Langkah-langkah melakuan

Inseminasi Buatan (IB) yaitu ;

a. Menyiapkan alat dan bahan seperti kateter, botol IB yang berisi semen .

Page 19: Laporan Umbu

b. Melakukan Inseminasi Buatan (IB) betina harus tepat pada waktu betina

mengalami puncak birahi (estrus).

c. Vulva harus di bersihkan dengan air kemudian di keringkan dengan kain.

d. Diberi pelicin dengan cara mengambil semen yang ada di botol dan

mengolesnya pada ujung kateter.

e. Masukkan kateter secara perlahan-lahan kedalam vagina dengan cara

memutar ke kiri mulai dari vulva dan usahakan ujung kateter dapat di

jepit kedalam serviknya Babi betina.

f. Usahakan agar betina dengan berdiri dengan tenang agar dapat

merelaksasikan semen yang ada dalam botol IB

g. Sekali melakukan IB memerlukan volume semen sebanyak 70-100

ml.

h. Setelah selesai di inseminasi maka keluarkan kateter tersebut dengan

cara di putar kembali ke arah kanan secara perlahan-lahan agar

semen tidak keluar dari arah servix.

i. Bilas alat IB dengan air yang bersih.

j. Perlakuan IB selesai maka perlu di catat atau di recording tanggal IB

sehingga dapat mengetahui tanggal control 18-21 hari muncul atau

tidaknya tanda-tanda birahi (estrus).

k. Apabila tidak muncul tanda birahi maka induk tersebut telah terjadi

kebuntingan dan sebaliknya.

3.3. Kegiatan Penanganan anak Babi (Piglet) dan Pencegahan/Pengobatan Penyakit

Menurut Sihombing (1997) menyatakan bahwa Anak babi saat lahir sangat

lemah, tidak berbulu (tidak tahan dingin) perlu suhu kandang harus 35 oC,

cadangan energi yang ada dalam tubuh anak babi cukup hanya 7 – 8 jam oleh

sebab itu susu induk sangat diperlukan setelah lahir, oleh sebab itu perlu ada

jerami pada lantai anak dan diberi penghangat (lampu minyak atau listrik).

Defisiensi Besi (Fe) atau anemia cepat muncul pada anak babi yang baru

lahir yang dipelihara terkurung hal ini disebabkan oleh persediaan Fe dalam tubuh

Page 20: Laporan Umbu

babi cukup rendah, Fe dalam susu cukup rendah, kontak babi dengan tanah

sumber Fe dibatasi dan laju pertumbuhan babi yang cepat. Ciri anak babi yang

kekurangan Fe ini terlihat pucat, lemah, bulu berdiri dan bernafas cepat oleh sebab

itu 48 – 72 jam zat besi harus diberikan antara lain dengan cara : disuntik dengan

ferdex sebanyak 1 ml/ekor, disediakan tanah supaya anak babi bisa menjilat-jilat

larutan fe digosokkan pada ambing/susu induk yang umum adalah dengan

menyuntikkan iron dextran kedalam otot leher atau paha (AAK, 1981 dan

Sihombing,1997).

Perebutan puting susu sangat hebat saat babi baru lahir biasanya babi

berebut pada puting bagian depan karena susu yang paling banyak diproduksi.

Oleh sebab itu anak yang lemah atau kecil mendapat susu yang paling sedikit

maka anak tersebut menjadi lebih kecil maka dengan itu perlu diberikan susu atau

makanan tambahan bagi anak selama menyusui.

Pemisahan anak babi pada induk lain bisa dilakukan pada induk yang

memiliki anak babi yang terlampau banyak dibanding dengan jumlah puting atau

induk babi saat melahirkan, akan tetapi pentirian (pemisahan) bisa dilakukan bila

umur jarak antar melahirkan dengan induk lain kurang dari 2 hari, sebelum

dilakukan pemisahan sebaiknya diberikan bau-bauan yang sama (dengan kotoran,

oli, cairan rahim atau bau yang kuat) agar induk yang menerima tidak mencium

bau yang berbeda kemudian akan menolak anak tersebut.

3.3.1. Pemotongan gigi dan ekor

Hasil prakerin di UPT Pembibitan Ternak Babi Instalasi Tarus perlakuan

pemotongan gigi dan ekor pada anak babi yaitu pada umur 2-3 hari. Sebelum

melakukan pemotongan harus menyiapkan alat dan bahan seperti Tang

pemotong. Tujuan dari pemotongan gigi yaitu untuk menghindari luka pada

puting atau ambing pada induk dan menghindari kanibalisme antara anak babi.

Hal ini sependapat dengan sihombing, (1997) yang menyatakan bahwa

pemotongan gigi taring pada anak babi harus dilakukan segera setelah lahir untuk

menjaga agar tidak melukai ambing (susu induk), dengan menggunakan tang

Page 21: Laporan Umbu

pemotong ini harus hati-hati agar tidak kena gusi/lidah, pemotongan ekor dapat

dilakukan bila diperlukan untuk kebersihan dan menghindari perkelahian.

Sedangkan Tujuan dari pemotongan ekor yaitu untuk mempermudah pada saat

perkawinan.

3.3.2. Penyapihan

Penyapihan anak babi yang di lakukan di Instalasi Tarus biasanya di

lakukan pada umur 30-45 hari (1 bulan lebih) tergantung dari kondisi anak

babi.

Page 22: Laporan Umbu

4.1. Kegiatan Praktek Kerja Industri

Kegiatan yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan terbagi atas

dua bagian besar yaitu kegiatan rutin pada pagi dan sore hari serta kegiatan

tambahan. Kegiatan rutinitas meliputi kegiatan pemberian pakan dan

minum serta pembersihan dan memandikan ternak. Sedangkan kegiatan

tambahan meliputi pengobatan ternak sakit, penyuntikan penambah darah

bagi anak babi, pemotongan gigi dan ekor anak babi, membantu proses

perkawinan babi serta penanganan babi partus. Kegiatan-kegiatan

tambahan tersebut tidak dapat di jadwalkan secara pasti karena kegiatan

ini di lakukan jika ada ternak yang membutuhkan perlakuan khusus.

a. Pemberian pakan dan air

UPT Pembibitan Ternak Babi di Instalasi Tarus Sebelum

pemberian pakan dilakukan, pakan terlebih dahulu dievaluasi secara fisik

meliputi pengamatan tekstur, warna dan bau pakan untuk mengetahui

kualitas fisik pakan.

Pemberian pakan dan air minum adalah untuk menunjang

pertumbuhan dan perkembangan ternak babi yang optimal sesuai dengan

tujuan pemeliharaan. Sebagaimana lazimnya bahwa pertumbuhan dan

perkembangan babi sangat cepat dibanding ternak non ruminansia lainnya

(kecuai ayam ras pedaging), karena itu, pakan yang diberikan haruslah

disesuaikan dengan kebutuhannya. Pemberian pakan dilakukan dua kali

sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Pemberian air minum dilakukan

Page 23: Laporan Umbu

setelah ternak babi makan. Tujuan pemberian air minum adalah untuk

kelancaran proses metabolisme dalam tubuh.

b. Pembersihan kandang dan ternak

UPT Pembibitan Ternak Babi di Instalasi Tarus, kegiatan

pembersihan kandang dan ternak adalah untuk kebersihan dan sanitasi

kandang sebagai usaha mencegah terjadinya penyakit, mengendalikan

suhu kandang serta agar pada saat pemberian pakan kotoran tidak

bercampur dengan pakan.

c. Pemotongan gigi dan penanganan kesehatan

Pemotongan gigi dilakukan pada anak babi satu hari setelah lahir.

Tujuannya adalah mencegah putting susu induk tidak digigit saat anak

babi menyusui dan memudahkan dalam mengonsumsi pakan pada saat

anak babi sudah dewasa. Sedangkan kegiatan penanganan kesehatan

ternak babi meliputi penyuntikan antibiotik dan vitamin. Kegiatan ini

dilakukan apabila terdapat ternak menunjukan gejala terserang penyakit

atau gangguan kesehatan lainnya.

d. Penanganan babi partus

Penanganan babi partus meliputi persiapan kandang dan

perlengkapannya, membantu keluarnya anak babi. Tujuan kegiatan ini

adalah memaksimalkan produksi ternak babi dan proses kelancaran

selama induk babi beranak.

Page 24: Laporan Umbu

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

UPT Pembibitan Ternak Babi di Instalasi Tarus Sebelum pemberian

pakan dilakukan, terlebih dahulu pakan di evaluasi secara fisik dengan cara

mengamati tekstur, bau, dan warna pakan yang akan diberikan. Evaluasi pakan

secara fisik dilakukan karena lebih mudah dilakukan dan diterapkan dibandingkan

dengan cara evaluasi pakan lainnya.

Hasil evaluasi pakan secara fisik menunjukan bahwa warna pakan adalah

putih kekuning-kuning (pakan tepung) dan kecoklatan (pakan pellet), tekstur

pakan halus dan pellet, serta pakan beraroma khas (lihat lampiran 2, gambar 2, 4,

6 dan 12). Dengan demikian, pakan yang diberikan masih berkualitas baik dan

dapat diberikan pada ternak babi.

5.1 Jenis dan Sumber Pakan serta Teknik Pemberian Pakan Pada UPT Pembibitan Ternak Babi di Instalasi Tarus

Pakan mempunyai peranan yang penting dalam suatu usaha peternakan

karena 60%-80% dari total biaya produksi ternak babi di pakai untuk pakan.

Pakan yang digunakan dalam menunjang usaha peternakan babi di UPT

Pembibitan Ternak Babi di Instalasi Tarus berbentuk tepung. Selain itu,

pakan yang diberikan adalah pakan lengkap dengan bahan makanan seperti

jagung, dedak, konsentrat produksi PT Charoen Phokphand dengan kode

produksi CP 152 dan CP 157. Komposisi jenis pakan yang diberikan dapat

dilihat pada tabel 6.

Page 25: Laporan Umbu
Page 26: Laporan Umbu

Tabel 6. Komposisi nutrisi pakan Induk di UPT Pembibitan Ternak Babi di Instalasi TarusKandungan nutrisi Persentase (%)

Kadar air 13Protein 14-15Lemak 3Serat 6Abu 7Calcium 0,7Phospor 0,6Antibiotik +Trace +

Sumber : label pada karung

Tabel 7. Komposisi nutrisi Konsentrat produksi PT Charoen Phokpand dengan kode CP152 dan 157

CP Persentase (%)

152 157

Kandungan nutrisi

Kadar air 12 12

Protein 37-39 35-37

Lemak 4 4

Serat 6 6

Abu 18 18

Calcium 3 3

Phospor 1,40 1,20

Sumber : label pada karung

Pakan Prastarter dan Starter adalah ransum yang diolah sendiri, Sejauh

pengamatan penulis selama kegiatan praktek kerja lapangan di UPT

Pembibitan Ternak Babi Instalasi Tarus, pemberian pakan prestarter

diberikan kepada ternak babi setelah disapih yaitu ketika ternak berumur

diatas 1 bulan, hal ini sesuai dengan pendapat Sihombing (1997) bahwa

Page 27: Laporan Umbu

pemberian pakan prestarter adalah untuk ternak babi berumur 4-8 minggu.

Selain pemberian pakan prestarter dengan,. Kandungan protein dalam pakan

adalah 21%-22% dan 19%-21%. Dengan kandungan protein tersebut maka

kebutuhan protein ternak babi periode prestarter terpenuhi

Sedangkan pada induk . Kandungan protein pakan adalah 14%-15% dan

15%-17%. UPT Pembibitan Ternak Babi Instalasi Tarus , pemberian pakan

finisher untuk semua status fisiologis ternak (calon induk, calon pejantan,

induk bunting, induk beranak dan menyusui, babi grower dan babi finisher)

kecuali ternak periode prestarter. Dengan kandungan protein 14%-15% dan

15%-17% dalam pakan tersebut maka kebutuhan protein ternak babi tersebut

sudah dapat terpenuhi sebab kebutuhan protein ternak babi dalam ransum

untuk ternak babi muda dan tua 14%-15%, induk bunting fase awal 14%-15%

dan fase akhir 15%-17%, babi menyusui 15%-17% dan babi pejantan 14%-

15% (Nugroho dan Wendrato, 1990).

Hal tersebut diatas bertentangan dengan pendapat Sihombing (1997)

yang menyatakan bahwa pemberian pakan haruslah didasarkan pada status

fisiologisnya. Pemberian pakan yang tidak sesuai dengan status fisiologis

ternak dapat mengakibatkan tidak maksimalnya pertumbuhan maupun

produksi ternak babi seperti pertumbuhan lambat bagi ternak babi grower,

produksi susu yang rendah dan bobot lahir anak babi yang rendah serta dapat

mengakibatkan kegemukan bagi babi calon bibit. Selain itu, penyakit akibat

defisiensi nutrisi juga kerap terjadi sebagaimana terjadi di UPT Pembibitan

Ternak Babi Instalasi Tarus .

Page 28: Laporan Umbu
Page 29: Laporan Umbu

5.2. Cara Pemberian dan Frekuensi Pemberian Pakan

Cara pemberian pakan di UPT Pembibitan Ternak Babi Instalasi Tarus

diberikan secara basah dan kering. Cara pemberian pakan secara basah

dilakukan apabila jenis pakan berbentuk tepung, dilakukan dengan

membasahi pakan tersebut dengan air agar pakan tidak mudah tersebar

kemana-mana pada saat ternak mengkonsumsinya. Sedangkan pemberian

pakan dengan cara kering dilakukan apabila pakan yang diberikan berikan

berbentuk pellet. Pemberian air minum dilakukan setelah ternak makan dan

pemberian air untuk ternak babi yang kandangnya tidak dilengkapi dengan

water nipple.

Frekuensi pemberian pakan sangat menentukan pertumbuhan dan

perkembangan ternak. apabila pemberian pakan tidak teratur maka

pertumbuhan akan berlangsung lambat, sebaliknya apabila pemberian pakan

dilakukan secara teratur pertumbuhan dan perkembangan ternak akan

berlangsung dengan cepat (Tilman, 1989).

Frekuensi pemberian pakan yang dilakukan di UPT Pembibitan Ternak

Babi Instalasi Tarus adalah 2 kali sehari yakni pada pagi hari pukul 08.00

WITA dan sore hari pukul 04.00 WITA. Frekuensi pemberian pakan tersebut

tepat guna menunjang pertumbuhan ternak babi. Namun demikian, selama

praktek kerja lapangan di UPT Pembibitan Ternak Babi Instalasi Tarus

pemberian pakan seringkali tidak tepat waktu dan beberapa kali, dalam sehari

ternak hanya diberikan satu kali makan karena permasalahan ketersediaan

pakan dan masalah keuangan. Sehingga apabila keadaan ini terus berlangsung

Page 30: Laporan Umbu

maka berdampak pada produktivitas ternak babi yang pada akhirnya

menyebabkan kerugian pada perusahaan tersebut.

5.3. Volume Pemberian Pakan

Di peternakan babi UPT Pembibitan Ternak Babi di Instalasi Tarus

pengukuran volume pemberian pakan menggunakan takaran 1 kg. Volume

atau jumlah pemberian pakan di UPT Pembibitan Ternak Babi di Instalasi

Tarus dapat dilihat pada tabel 10 dan 11.

Tabel 10. Volume pemberian pakan di UPT Pembibitan Ternak Babi Instalasi

Tarus per ekor ternak babi

No Status Fisiologis Volume pemberian pakan

Kebutuhan* Keterangan

Satu kali (kg)

Satu hari (kg)

Satu hari (kg)

1 Dara bibit 0,857 1,71 1,5-2 +2 Induk bunting 1-1,5 3 2-2,5 +3 Induk menyusui 1,5 4-5 3-4,5 +4 Pejantan 1-1,5 2-3 2-2,5 +5 Betina dewasa 1-1,5 2-3 2,75-3,5 +6 Starter 0,5 1 0,5-0,75 ++

Sumber: data primer UPT Pembibitan Ternak Babi di Instalasi Tarus

Keterangan: * : jumlah kebutuhan pakan menurut Sihombing

(1997)

+ : jumlah pakan yang diberikan sudah mencukupi kebutuhan

++ : jumlah pakan yang diberikan melebihi kebutuhan

Berdasarkan tabel ….. diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah

pemberian pakan di UPT Pembibitan Ternak Babi di Instalasi Tarus sudah

mencukupi kebutuhan ternak babi. Berdasarkan pengamatan dan kegiatan

Page 31: Laporan Umbu

pemberian pakan finisher, khusus ternak babi betina bibit (dara bibit) selalu

terjadi kompetisi pakan yang disebabkan oleh faktor kepadatan kandang yaitu

jumlah ternak melebihi daya tampung kandang. Akibat terjadinya kompetisi

dalam memperoleh pakan, maka beberapa ekor ternak babi dapat

mengonsumsi pakan lebih banyak dibandingkan ternak babi lainnya, sehingga

jika dilihat tampilan eksterior ternak babi betina bibit (dara bibit) menunjukan

perbedaan yang cukup jelas (lihat gambar 7, 8, 9 dan 10 pada lampiran 2).

5.4. Manajemen Penyediaan Pakan

Penyediaan pakan ternak babi di UPT Pembibitan Ternak Babi di Instalasi

Tarus adalah 500 kg-1000 kg pakan yang disimpan dalam gudang pakan.

Jumlah pakan yang disediakan untuk jangka waktu 3 hari sampai 5 hari.

Dengan kondisi ini, tidak dipungkiri bahwa sewaktu-waktu apabila dalam

pengelolaan usaha tersebut terdapat kendala seperti kendala keuangan, maka

penyediaan pakan dapat terhambat; yang pada akhirnya menyebabkan jumlah

pemberian pakan dalam sehari tidak mencapai jumlah pemberian pakan

dalam sehari (kurang dari 200 kg) sebagaimana terjadi beberapa kali selama

penulis mengikuti kegiatan praktek kerja lapangan di UPT Pembibitan Ternak

Babi di Instalasi Tarus. Oleh karena itu, jumlah penyediaan pakan perlu

ditingkatkan penyediaannya agar dapat diatasi kendala-kendala yang mungkin

ditemui ke depannya.

Page 32: Laporan Umbu

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan ternak babi

yang dilakukan di UPTD Pembibitan Ternak Babi Instalasi Tarus bukan

merupakan usaha komersial melainkan usaha instansi pemerintah dengan

tujuan untuk menghasilkan bibit babi unggul yang baik bagi masyarakat di

Nusa Tenggara Timur. Pemeliharaan ternak babi yang dilakukan sudah

intensif karena dari perkandangan, pemberian pakan dan air minum serta

tatalaksana rutin yang dilakukan setiap harinya dilakukan dengan baik.

Berdasarakan hasil dan pembahasan yang dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa manajemen pemberian dan penyediaan pakan UPT

Pembibitan Ternak Babi di Instalasi Tarus adalah:

1. Pemberian pakan untuk anak babi periode prestarter telah dilakukan

dengan baik dalam hal jumlah maupun kualitas

2. Terjadi kompetisi dalam memperoleh pakan dalam kandang kelompok

calon babi bibit (dara bibit)

3. Pemberian pakan secara umum tidak berdasarkan pada status fisiologis

ternak babi serta belum mencukupi kebutuhan nutrisinya

4. Pada peternakan babi tersebut terkadang mengalami kekurangan pakan.

6.2 Saran

Page 33: Laporan Umbu

Untuk mengatasi permasalahan sebagaimana yang telah dikemukakan

dahulu, maka di sarankan kepada pihak pengelola peternakan babi UPT

Pembibitan Ternak Babi di Instalasi Tarus di tingkatkan lebih agar :

1. Pakan arus selalu tersedia agar pakan selalu diberikan bagi ternak

2. Pemberian pakan haruslah didasarkan pada status fisiologis ternak seperti

pakan untuk induk bunting, pakan induk menyusui, pakan untuk babi bibit

dan pakan untuk babi bertumbuh agar tercukupi kebutuhan nutrisinya

Page 34: Laporan Umbu

DAFTAR PUSTAKA

Anderson. 2000. Usaha Ternak Babi. Penebar Swadaya: Jakarta

Anonymous. 1974. Beternak Babi. Yayasan Kanisius: Yogyakarta

Anonymous.1981. Pedoman Beternak Babi. Yayasan Kanisius: Yogyakarta

Aritonang, D. 1993. Perencanaan dan Pengelolaan Usaha Ternak Babi. Penebar Swadaya: Jakarta

Murtidjo, B. A. 1990. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Yayasan Kanisius: Yogyakarta

Nugroho, E dan I. Whendrato. 1990. Beternak Babi. Eka Offset Semarang:

Semarang

Parakkasi, A. 1990. Ilmu Gizi Dan Makanan Ternak Monogastrik. Angkasa: Bandung.

Prasetya, H. 2012. Beternak Babi. Pustaka Baru Press: Yogyakarta

Sarwono, B. 2004. Beternak Babi Unggul. Penebar Swadaya: Jakarta.

Sauland, S. 2010. Pakan dan Ransum Babi Tambahan. http://blogs.unpad.ac.id/saulandsinaga/ 2010/02/18/pakan-dan-ransum-babi-tambahan. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2013

Sihombing, D.T.H. 1973. Ilmu Makanan Ternak Babi. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

Sihombing, D.T.H.1997. Ilmu Ternak Babi. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Sihombing, D.T.H.2006. Ilmu Ternak Babi. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Tillman A.1984. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

Tillman A.1992. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta

Tobing, W. L. S. 2012. Perbandingan kualitas karkas dan daging antara babi landarace dengan babi hutan. Tesis. Universitas Andalas Padang

Page 35: Laporan Umbu
Page 36: Laporan Umbu

Lampiran 1. Struktur Organisasi Instalasi Tarus dan Denah Lokasi Prakerin

Struktur Organisasi Instalasi Tarus

Ketua InstalasiJonathan Alfrid Tamoes,S.Pt.,M.Si

Nip. 19780127 200801 1 008

Administrasi dan LaporanOrpa Selan

Nip.19580903 198003 2 006Mince Mandala

Nip.19670616 199302 2 011

Koordinator Pakan…………………………

1.Matias M. Loudoe2.Atta Apreleni Kana3.Rensius Moa,SE

Koordinator Ternak………………………

Anggota1.Yuliana V.I Loklo, S.Pt 2. Amsi S.M. Tuauni, A.Md3. Markus Nguru

Koordinator HMTStefanus Heke

Anggota1. Delpi S. Rawang Galu, S.Pt2. Mateos Ratu Lobo3. Bernad Kale Lena

Koordinator IBJhon Ch Paulus

Anggota1.Mathias M.Loudoe2. Amsi S.M. Tuauni, A.Md3. Markus Nguru

Page 37: Laporan Umbu

DENAH LOKASI PRAKERIN

Jl. Timor Raya Km.13 Jembatan

Tarus

Sumur

Kantor Lurah Polsek Tarus

Kantor Pos Keswan

Lopo

Rmh Kepala UPT

Mes

Gdg Mol

GUDANG PAKAN

Kndng Penyapihan

Kndng Pejantan

Kandang Sapi

Mes

Mes

MesKantor UPT

Instalasi Tarus

MESBAK AIR

Kandang ♀ Bunting

Kandang Partus

Kandang Penyapihan

Kandang Karantina

Kandang Karantina

Kndng Beranak

Kndng BeranakBAK BAK AIR

Page 38: Laporan Umbu

Lampiran 2.

a. Bangsa Babi dan Perkandangan

Kandang Induk Bunting Kandang Sapihan

Kandang Calon Induk Kandang Pejantan

Kandang Induk Kering

Page 39: Laporan Umbu

Kandang Beranak Kandang Dummy Sow (Induk Buatan)

b. Pengolahan Pakan

Teknik Pencampuran Pakan secara Manual

Pemberian Pakan Pada Ternak

Page 40: Laporan Umbu

Lampiran 3. Manajemen IB

a. Teknik Penampungan Semen

Babi di Giring Ke Kandang Dummy Teknik Penampungan semen

Alat Penampungan semen

Page 41: Laporan Umbu

Alat IB b. Inseminasi Buatan pada Babi

Deteksi Birahi (estrus) Teknik Masukan Kateter

Teknik Masukan Botol IB pada Ujung Kateter

Page 42: Laporan Umbu
Page 43: Laporan Umbu

DAFTAR ISI

HalamanLembar Pengesahan……………………………………………………………………. iKata Pengantar…………………………………………………………………………. iiDaftar Isi……………………………………………………………………………….. iiiDaftar Tabel……………………………………………………………………………. ivDaftar Lampiran……………………………………………………………………….. v

BAB I Pendahuluan…………………………………………………………………….. 11.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….... 21.2 Tujuan……………………………………………………………………………… 21.3 Manfaat……………………………………………………………………………..

Bab II Waktu dan Tempat..……………………………………………………………. 32.1 Waktu dan Tempat Prakerin………………………………………………………… 32.2 Jadwal Kegiatan Prakerin…………………………………………………………… 32.3 Gambaran Umum Lokasi Prakerin………………………………………………….. 42.4 Kegiatan Harian yang di Laksanakan di UPT Pembibitan Ternak Babi Instalasi

Tarus………………………………………………………………………………… 42.5. Visi dan Misi……………………………………………………………………….. 6

Bab III Pelaksanaan Kegiatan…………………………………………………………. 73.1 Manajemen Pemeliharaan Ternak Babi…………………………………………….. 7

3.1.1 Bangsa Babi………………………………………………………………….3.1.2 Perkandangan………………………………………………………………..3.1.3 Pakan………..……………………………………………………………….

79

113.2. Manajemen Sistem Inseminasi Pada Ternak Babi…………………………………. 12

3.2.1 Tahapan-Tahapan Inseminasi Buatan pada Ternak Babi…………………..A. Penampungan Semen………………………………………………………..B. Inseminasi Pada Ternak Babi………………………………………………..

121214

3.3. Kegiatan Penanganan Anak Babi dan Pencegahan /Pengobatan Penyakit………… 163.3.1 Pemotongan Gigi dan Ekor…………………………………………………...

3.3.2 Penyapihan…………………………………………………………………... 3.3.3 Pencegahan Penyakit…………………………………………………………

171717

Bab IV Penutup…………………………………………………………………………. 204.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..4.2 Saran…………………………………………………………………………

2020

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………... 21Lampiran-Lampiran…………………………..…………………………………………. 22

Page 44: Laporan Umbu

DAFTAR TABEL

Halaman1. Data Populasi Ternak Babi di Instalasi Tarus pada saat Prakerin…… 8

2. Jenis -jenis Kandang ternak Babi dan Ukurannya…………………… 10

3. Komposisi Bahan Makanan Ternak Babi dalam 100 kg ……………. 11

Page 45: Laporan Umbu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman1. Struktur Organisasi Instalasi Tarus dan Denah Lokasi Prakerin…….. 22

2. Bangsa Babi, Perkandangan dan Pengolahan Pakan………………… 24

3. Manajemen IB………………………………………………………... 26