laporan uji identifikasi lipid

13
UJI IDENTIFIKASI LIPID I. Tujuan Percobaan Diharapkan dapat memahami metode identifikasi lipid dan dapat mempelajari beberapa reaksi uji terhadap beberapa golongan lipid. Golongan tersebuat ialah lemak, minyak, dan kolesterol. II. Teori Dasar Lipid merupakan sekumpulan senyawa biomolekul yang dapat larut dalam pelarut-pelarut organik nonpolar seperti kloroform, eter, benzene, aseton, dan petroleum eter (Lehninger 1982). Lipid dapat digolongkan dalam beberapa kelompok berdasarkan komponen dasar pembentuk lipid, sumber penghasil lipid, kandungan asam lemak, dan sifat-sifat kimia dari lipid seperti sifat dapat tidaknya dilakukan penyabunan. Berdasarkan komponen dasarnya, lipid dikelompokkan menjadi lipid sederhana (simple lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan lipid turunan (derived lipid). Lipid sederhana mengandung asam-asam lemak yang sama sebagai penyusunnya dan tidak dapat disabunkan, sedangkan lipid majemuk atau campuran mengandung dua atau tiga jenis asam lemak yang berbeda dan dapat disabunkan.

Upload: thedutchman

Post on 28-Jun-2015

3.290 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Uji Identifikasi Lipid

UJI IDENTIFIKASI LIPID

I. Tujuan Percobaan

Diharapkan dapat memahami metode identifikasi lipid dan dapat

mempelajari beberapa reaksi uji terhadap beberapa golongan lipid. Golongan

tersebuat ialah lemak, minyak, dan kolesterol.

II. Teori Dasar

Lipid merupakan sekumpulan senyawa biomolekul yang dapat larut dalam

pelarut-pelarut organik nonpolar seperti kloroform, eter, benzene, aseton, dan

petroleum eter (Lehninger 1982). Lipid dapat digolongkan dalam beberapa

kelompok berdasarkan komponen dasar pembentuk lipid, sumber penghasil lipid,

kandungan asam lemak, dan sifat-sifat kimia dari lipid seperti sifat dapat tidaknya

dilakukan penyabunan. Berdasarkan komponen dasarnya, lipid dikelompokkan

menjadi lipid sederhana (simple lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan lipid

turunan (derived lipid). Lipid sederhana mengandung asam-asam lemak yang

sama sebagai penyusunnya dan tidak dapat disabunkan, sedangkan lipid majemuk

atau campuran mengandung dua atau tiga jenis asam lemak yang berbeda dan

dapat disabunkan.

Asam lemak atau asil lemak ialah istilah umum yang digunakan untuk

menjabarkan bermacam-ragam molekul-molekul yang disintesis

dari polimerisasi asetil-KoA dengan gugus malonil-KoA atau metilmalonil-KoA di

dalam sebuah proses yang disebut sintesis asam lemak. Asam lemak terdiri

dari rantai hidrokarbon yang berakhiran dengan gugus asam karboksilat penyusunan

ini memberikan molekul ujung yang polar dan hidrofilik, dan ujung yang nonpolar

dan hidrofobik yang tidak larut di dalam air. Struktur asam lemak merupakan salah

satu kategori paling mendasar dari biolipid biologis dan dipakai sebagai blok

bangunan dari lipid dengan struktur yang lebih kompleks. Rantai karbon, biasanya

antara empat sampai 24 panjang karbon, baik yang jenuh ataupun tak jenuh dan

dapat dilekatkan ke dalam gugus fungsional yang

mengandung oksigen, halogen, nitrogen, dand belerang. Ketika terdapat sebuah

Page 2: Laporan Uji Identifikasi Lipid

ikatan valensi ganda, terdapat kemungkinan isomerisme geometri cis atau trans,

yang secara signifikan memengaruhi konfigurasi molekuler molekul tersebut. Ikatan

ganda-cis menyebabkan rantai asam lemak menekuk, dan hal ini menjadi lebih

mencolok apabila terdapat ikatan ganda yang lebih banyak dalam suatu rantai. Pada

gilirannya, ini memainkan peranan penting di dalam struktur dan fungsi membran

sel.

Asam lemak yang paling banyak muncul di alam memiliki konfigurasi cis,

meskipun bentuk trans wujud di beberapa lemak dan minyak yang dihidrogenasi

secara parsial. Contoh asam lemak yang penting secara biologis adalah eikosanoid,

utamanya diturunkan dari asam arakidonat dan asam eikosapentaenoat, yang

meliputi prostaglandin, leukotriena, dantromboksana. Kelas utama lain dalam

kategori asam lemak adalah ester lemak dan amida lemak. Ester lemak meliputi zat-

zat antara biokimia yang penting seperti ester lilin, turunan-turunan asam lemak

tioester koenzim A, turunan-turunan asam lemak tioester ACP, dan asam lemak

karnitina. Amida lemak meliputi senyawa N-asiletanolamina, seperti penghantar

saraf kanabinoid anandamida .

Asam lemak adalah asam alkanoat dengan rumus bangun hidrokarbon yang panjang.

Rantai hidrokarbon tersebut dapat mencapat 10 hingga 30 atom. Rantai alkana yang

non polar mempunyai peran yang sangat penting demi mengimbangi

kebasaan gugus hidroksil.

Pada senyawa asam dengan sedikit atom karbon, gugus asam akan mendominasi

sifat molekul dan memberikan sifat polar kimiawi. Walaupun demikian pada asam

lemak, rantai alkanalah yang mendominasi sifat molekul.

Asam lemak terbagi menjadi:

Asam lemak jenuh

Asam lemak tak jenuh

Garam dari asam lemak

Prostaglandin

Berdasarkan jumlah ikatan atom C, asam lemak dibedakan kedalam rantai

asam lemak dengan ikatan atom C tunggal yang disebut asam lemak jenuh

(saturated) dan rantai asam lemak dengan satu atau lebih ikatan rangkap yang

disebut asam lemak tidak jenuh (unsaturated). Ikatan rangkap mempunyai sifat

struktur yang tidak stabil dan kaku (rigit) sehingga di dalam larutan dapat membuat

Page 3: Laporan Uji Identifikasi Lipid

dua isomer, yaitu cis dan trans. Pada umumnya lipid yang mengandung asam lemak

jenuh bersifat padat yang sering disebut lemak, sedangkan lipid yang mengandung

asam lemak tidak jenuh bersifat cair pada suhu kamar dan disebut minyak.

Lipid akan terhidrolisis jika dilarutkan dalam asam atau basa, air, dan enzim

lipase. Hidrolisis lipid oleh asam akan menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak

penyusunnya. Hidrolisis lipid oleh basa kuat (KOH atau NaOH) akan menghasilkan

campuran sabun K+ atau Na+ dan gliserol. Proses hidrolisis ini disebut penyabunan

atau saponifikasi. Hidrolisis oleh air akan terjadi jika lemak/minyak dipanaskan

dengan air pada suhu 180º C dan tekanan 10 atm, kemudian akan terhidrolisis

menjadi gliserol dan asam-asam lemak. Gliserol larut dalam air, sedangkan asam

lemak terapung di atas air (Lehninger 1982)

Hidrogenasi pada lipid akan terjadi jika minyak yang mengandung asam-

asam lemak tidak jenuh dengan katalis serbuk Ni dapat mengadisi hidrogen sehingga

berubah menjadi lemak padat. Proses ini digunakan untuk membuat mentega tiruan

atau margarin. Lipid dengan bagian utama asam lemak tidak jenuh dapat diubah

secara kimia menjadi lemak padat oleh proses hidrogenasi sebagian ikatan gandanya.

Jika terkena udara bebas, lipid yang mengandung asam lemak tidak jenuh cenderung

mengalami autooksidasi. Molekul oksigen dalam udara dapat bereaksi dengan asam

lemak, sehingga memutuskan ikatan gandanya menjadi ikatan tunggal. Hal ini

menyebabkan minyak mengalami ketengikan.

III. Alat Dan Bahan

Alat

Erlenmeyer

Pipet ukur

Tabung reaksi

Water bath

Beker glas

Gelas ukur

Bahan

Minyak kelapa

Alkohol 96 %

Kloroform

Eter

Aquadest

Larutan NaCO3 0.5 %

Margain

Lemak padat

Page 4: Laporan Uji Identifikasi Lipid

NaOH

Air brom

Asam asetat

Asam sulfat

IV. Prosedur

IV.1Uji Kelarutan

Disediakan 5 tabung reaksi kemudian diisi dengan aquadest, alkohol 96%,

eter, kloroform dan larutan NACO3 0.5 % sebanyak 1 mL. Kemudian

kedalam tabung di masukan 2 tetes minyak. Kemudian dikocock hingga

homogen, dibiarkan beberapa saat. Kemudian diamati sifat kelarutannya

IV.2Uji Sifat Kejenuhan Minyak

2 tetes minyak kelapa dimasukan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambah

2 mL kloroform ditambah setetes demi stetes air brom sambil dikocok hingga

warna merah air brom tidak berubah. Kemudian dihitung jumlah tetesan yang

dibutuhkan. Kemudian percobaan diulangi dengan menggunakan margarin

dan lemak padat. Bandingkan jumlah tetesan yang dihasilkan.

IV.3Uji Penyabunan Minyak ( Saponifikasi )

5 mL minyak kelapa dimasukan ke dalam erlen meyer, ditambahkan 1.5 g

NaOH dan 25 mL alkohol 96 %, kemudian dipanaskan selama 15 menit.

Untuk mengetahui hasil reaksi penyabunan telah sempurna, pipet 3 tetes

larutan, kemudian larutkan dalam air. Bila larut menunjukan reaksi telah

sempurna. Setelah sempurna, uapkan alkohol sampai habis kemudian

didinginkan lalu ditambah 75 mL aquadest dan panaskan sampai sabun larut

IV.4Uji Akrolein

Page 5: Laporan Uji Identifikasi Lipid

Disediakan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering lalu 10 tetes olive oil,

gliserol atau sedikit asam palmitat dimasukan kedalam masing-masing tabun.

Kemudian ditambahkan ke dalam masing-masing tabung sejumlah sama

volume KHSO4, lalu dipanaskan pelan-pelan di atas api. Perhatikan bau

akrolein yang menusuk hidung, dan bedakan dengan bau SO4.

IV.5Uji Liberman Burchard Untuk Kolesterol

Sedikit kolesterol dilautkan dalam kloroform hingga larut seluruhnya.

Kemudian ditambahkan 10 tetes asam asetat anhidrid dan dua tetes asam

sulfat pekat, kocok perlahan-lahan dan biarkan beberapa menit. Perhatikan

perubahan warna yang terjadi.

V. Data Pengamatan

Uji kelarutan

Tabung I aquadest ditambah 2 tetes minyak kemudian di kocok tidak larut

Tabung II alkohol ditambah 2 tetes minyak kemudian dikocok larut

Tabung III eter ditambah 2 tetes minyak kemudian dikocok larut

Tabung IV kloroform ditambah 2 tetes minyak kemudian dikocok larut

Tabung V NaCO3 0.5 % ditambah 2 tetes minyak kemudain dikocok laut

Uji Penyabunan Minyak ( Saponifikasi )

5 mL minyak ditambah NaOH ditambah alkohol kemudian dipanaskan selama 15

menit menjadi pasta. Kemudian ditambah 75 ml dipanaskan sampai sabun larut

reaksi positif karena semua sabun larut

Uji Karolein

Tabung I olive oil ditambah KHSO4 ada 2 fasa

Gliserol ditambah KHSO4 jadi bening tidak larut

As. Palmitat ditambah KHSO4 serbuk tidak larut

Page 6: Laporan Uji Identifikasi Lipid

Setelah dipanaskan

olive oil jadi bau tengik

Gliserol jadi bau obat menyengat

As. Palmitat jadi bau seperti belerang tapi tidak menyengat

Uji Liberman Burchard Untuk Kolesterol

Sedikit kolesterol ditambah kloroform 6 tetes larut lalu ditambahkan dengan 10

tetes asam asetat warnanya bening agak keruh lalu pada saat ditambahkan 2 tetes

asam sulfat warnanya pink muda reaksi positif.

VI. Pembahasan

Berdasarkan uji kelarutan dapat diketahui bahwa minyak kelapa, larut dalam

pelarut eter dan kloroform dan NaCO3.. Hal ini menunjukkan bahwa hampir minyak

kelapa diujikan larut dalam eter dan kloroform dan NaCO3. Adanya ekor

hidrokarbon panjang yang bersifat nonpolar menyebabkan lemak bersifat nonpolar.

Oleh karena itu, lemak dapat larut dalam pelarut nonpolar seperti eter dan kloroform

NaCO3. Secara umum, lipid tidak dapat larut dalam air yang bersifat polar,

melainkan dapat terdispersi membentuk misel. Hal ini disebabkan adanya proses

penyabunan. Alkali dan asam encer dapat mengubah asam lemak menjadi sabun

yang berupa garam asam lemak. Selain bergantung pada kepolaran pelarut, kelarutan

lipid juga bergantung pada panjang rantai hidrokarbon yang dikandungnya. Semakin

panjang rantai, kelarutannya akan semakin berkurang (Lehninger 1982).

Pada uji penyabunan minyak atau saponifikasi 5 mL minyak ditambah NaOH

ditambah alkohol kemudian dipanaskan selama 15 menit menjadi pasta. Kemudian

ditambah 75 ml dipanaskan sampai sabun larut reaksi positif karena semua sabun

larut. Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak/minyak dengan

menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga

menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Untuk menghasilkan sabun

yang keras digunakan NaOH, sedangkan untuk menghasilkan sabun yang lunak atau

sabun cair digunakan KOH. Perbendaan antara sabun keras dan lunak jika dilihat dari

kelarutannya dalam air yaitu sabun keras bersifat kurang larut dalam air jika

Page 7: Laporan Uji Identifikasi Lipid

dibandingkan dengan sabun lunak. Reaksi penyabunan disebut juga reaksi

saponifikasi.

Reaksi Pengesteran

Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester. Reaksi ini disebut esterifikasi (pengesteran).

Pada hasil uji akrolein, gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam

lemak/minyak akan mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau akrolein.

Senyawa pendehidrasi dalam uji ini adalah KHSO4 yang menarik molekul air dari

gliserol.

Pengujian akrolein pada gliserol mampu menghasilkan gas berbau, sedang

pada olive oil tidak. Hal ini terjadi karena struktur gliserol tidak memiliki ekor,

sehingga ekornya yang kosong itu terisi oleh gugus SO4 dari KHSO4 dan

membentuk senyawa dalam bentuk gas. Sedang pada olive oil, strukturnya sudah

memiliki gugus tertentu di bagian ekor, sehingga ditambahkan KHSO4 tidak ada

ruas bagian yang terisi oleh gugus SO4 Berdasakan data olive oil menjadi bau

tengik . Ketengikan disebabkan oleh adanya reaksi antara molekul oksigen dengan

asam lemak berikatan ganda. Oleh karena itu, olive oil bau tengik. Ketengikan pada

kebanyakan lemak atau minyak menunjukkan bahwa kebanyakan golongan

trigliserida tersebut telah teroksidasi oleh oksigen dalam udara bebas.

Page 8: Laporan Uji Identifikasi Lipid

  Kloroform pada uji lieberman burchard berfungsi untuk melarutkan asam asetat

anhidrat sebagai pengkompleks. H2SO4 sebagai katalis. Warna yang terbentuk yaitu

warna pink perubahan warna ini tejadi karena gugus C 3 kolesterol teroksidasi

membentuk 3.5 kolestadiena sehingga menghasilkan wana hijau-ungu-biru-pink-

hijau. Senhingga percobaan ini positif tetapi belum optimal. Penambahan asam asetat

anhidrat pada uji Lieberman-Buchard dimaksudkan untuk mencairkan asam sulfat

(Cook 1958). Penggunaan asetat anhidrat dapat diganti dengan asam asetat, etil

asetat, atau butanol.

Kolesterol merupakan steroida penting, bukan saja karena merupakan

komponen membran tetapi juga karena merupakan pelopor biosintetik umum untuk

steroid lain termasuk hormon steroida dan garam empedu. Kolesterol berlimpah

dalam otak dan jaringan saraf lainnya, dengan mencerminkan pentingnya fungsi

membran di dalam janingan-jaringan ini. Sebagai lipida membran kolesterol terdapat

di dalam membran sel organisme tingkat tinggi, tetapi tidak terdapat di dalam

membrane - membran bakteri dan mitokondria.

VII. Kesimpulan

Lipid terlarut dengan baik pada pelarut-pelarut organik seperti kloroform,

alkohol dan eter. Kemampuan kelarutan ini didasarkan pada kesamaan sifat

kepolaran antara solute dan solvent nya.

Uji penyabuna atau saponifikasi minyak reaksi berlangsung positif yaitu

dengan melarutnya semua sabun

Lipid bisa juga diidentifikasi melalui uji Lieberman-Burchard dengan

pembentukan senyawa berwarna merah/merah muda sebagai detektor

terjadinya reaksi antara lipid dengan asam pekat.

Pada uji akrolein semua bahan mengandung lemak

Pada percobaan penyabunan terjadi reaksi esterifikasi

Page 9: Laporan Uji Identifikasi Lipid

VIII. Daftar Pustaka

Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Edisi ke-1. Thenawidjaya M, penerjemah; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry.

Cook RP. 1958. Cholesterol Chemistry: Biochemistry and Pathology. New York: Academic Press Inc.

Pujiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press http://kamuslemak.com/cari3.php?kunci=143