uji kulaitatif untuk identifikasi karbohidrat i dan ii

25
LAPORAN PRAKTIKUM UJI KULAITATIF UNTUK IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT I DAN II NAMA : ARIF HABIBAL UMAM NIM : BI/7761 GOL/NO : I/4 ASISTEN : ABDUL RAHMAN. S LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS BIOLOGI 1

Upload: agii5

Post on 13-Jun-2015

4.740 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I Dan II

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KULAITATIF UNTUK IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT I DAN II

NAMA : ARIF HABIBAL UMAMNIM : BI/7761GOL/NO : I/4

ASISTEN : ABDUL RAHMAN. S

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

2008

1

Page 2: Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I Dan II

UJI KULAITATIF UNTUK IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT I DAN II

I. PENDAHULUAN

Karbohidrat sangat akrab dengan kehidupan manusia. Karena ia adalah

sumber energi utama manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung

karbohidrat adalah pada tepung, gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran

dan lain sebagainya.

Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau

turunannya. selian itu, ia juga disusn oleh dua sampai delapan monosakarida yang

dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n.

Rumus itu membuat para ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat

adalah hidrat dari karbon.

Penting bagi kita untuk lebih banyak mengetahui tentang karbohidrat

beserta reaksi-reaksinya, karena ia sangat penting bagi kehidupan manusia dan

mahluk hidup lainnya.

Oleh karena itu, tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui cara

identifikasi karbohidrat secara kualitatif, membuktikan adanya poliusakarida

dalam suatu bahan, membuktikan adanya gula pereduksi atau gula inversi,

membedakan antara monosakaridan dan poliskarida, membuktikan adanya

pentosa, membuktikan adanya gula ketosa (fruktosa), membedakan karbohidrat

berdasarkan bentuk kristalnya, mengidetifikasi hasil hirolisis pati atau amilum,

dan mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Teori yang mendasari percobaan ini adalah penmabahan asam organik

pekat, misalanya H2SO4 menyebabakan karbohidrat terhidrolisis menjadi

monosakarida. Selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi

dengan asam tersebut menjadi furfural, semantara golongan heksisosa menjadi

hidroksi-multifurfural. Pereaksi molisch yang terdiri dari a-naftol dalam alkohol

akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna

ungu. Uji ini bukan uji spesifik untuk karbohidrat, walalupun hasil reaksi yang

2

Page 3: Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I Dan II

negatif menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung

karbohidrat. Warna ungu kemrah-merahan menyatakan reaksi positif, sedangka

warna hijau adalah negatif.

Untuk kegaitan praktikum kedua, yang mendasari perconaan uji iodium

adalah penmabahan iodium pada suatu polisakarida akan menyababkan

terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Amilum atau pati dengan

iodium mengahailkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur,

glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengn iodium membantuk

warna erah coklat.

Pada uji benedict, teori yang mendarsarinya adalah gula yang mengandung

gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis,

menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata.

Ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih

cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan

Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Hal inilah yang mndasari uji Barfoed.

Pada uji bial, dasar dari percobaannya adalah dehidrasi pentosa oleh HCl

pekat menghasilkan furfural dengan penambahan orsinol (3.5-dihidroksi toluena)

akan berkondesasi membentuk senyawa kompleks berwarna biru.

Sedangkan dehidrasi fruktosa oleh HCL pekat menghasilkan

hidroksimetilfurfural dengan penambahan resorsinol akan megalami kondensasi

membentuk senyawa kompleks berwarna merah jingga menjadi dasar dari uji

Seliwanoff.

Pada uji Osazon, yang mendasarinya adalah pemanasan karbohidrat yang

memiliki gugus aldehida atao keton bersama fenilhidrazin berlebihan akan

membentuk hidrazon atao osazon. Osazon yang terbentuk mempunyai bentuk

kristal dan titik lebur yang spesifik.

Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila

didinginkan, namun sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida dan

keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas., sebaliknya osazon

monosakarida tidak larut dalam air mendidih.

3

Page 4: Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I Dan II

Sedangkan teori yang mendasari hidrolisis pati dan sukrosa adalah, pati

(starch) tau amilum merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar

tanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa (+-

20 %) memilki strusktur linier dan dengan iodium memberikan warna biru serta

larut dalam air. Fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (+- 80 %) dengan

struktur bercabang. Dengan penambahan iodium fraksi memberikan warna ungu

sampai merah. Patai dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis

menjdi senyawa-senyawa yang lebih sedrhana. Hasil hidrolisis dapat dengan

iodium dan menghaislkan warna biru samapi tidak berwarna. Hasil akhir

hidrolisis dapat ditegaskan dengan uji Benedict.

Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhirolisis, lalu menghasilkan

glukosan dan fruktosa. Hal ini menyebabkan uji Benedict dan uji Seliwanoff yang

sebelum hidrolisis memberikan hasil negatif menjadi positif. Uji Barfoed menjadi

positif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa menghasilakn

monosakarida.

+HCl

Sukrosa ----------- Glukosa + Fruktosa

III. METODOLOGI

Metodologi yang digunakan pada percobaan ini adalah dengan

menggunakan alat-alat, bahan-bahan dan prosedur sebagai berikut :

Alat

1. Tabung reaksi Pyrex

2. Rak tabung reaksi

3. Pipet tetes

4. Lempeng tetes poselin

5. Penjepit tabung reaksi

6. Penangas air

7. Alat pemanas

8. Pipet ukur

9. Mikroskop

4

Page 5: Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I Dan II

Bahan

1. Amilum, glokogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa,

fruktosa, glukosa dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1 %.

2. Pereaksi Molisch

3. H2SO4 pekat

4. Larutan Iodium

5. Pereaksi Benedict

6. Pereaksi Barfoed

7. Perekasi Bial

8. HCl pekat (37 %)

9. Perekasi Seliwanoff

10. Fenilhidrazin-hidroklorida

11. Natrium asetat

12. HNO3 pekat

13. HCl 2 N

14. NaOH %

15. Kertas lakmus

Prosedur

A. Uji Molisch

1. Masukkan 15 tetes larutan uji kedalam tabung rekasi yang masih kering

dan bersih

2. Tamabahkan 3 tetes pereaksi Molisch. Campurkan dengan baik.

3. Miringkan tabung rekasi, lalu alirkan dengan hati-hati 1 mL H2SO4 pekat

melalui dinding tabung supaya tidak bercampur.

4. Perhatikan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua

lapisan yang menandakan reaksi positif karbohidrat.

5. Catat hadil dan buatalah kesimpulannya.

5

Page 6: Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I Dan II

B. Uji Iodium

1. Masukkan tiga tetes larutan uji kedalam tabung reaksi atau lempeng tetes

porselin.

2. Tambahkan dua tetes larutan Iodium

3. Amati warna sepesifik yang terbentuk, cata dan buatlah kesimpulannya.

C. Uji Benedict

1. Masukkan lia tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi Benedict ke dalam

tabung reaksi. Campurkan dengan baik.

2. Didihkan di atas api kecil selama dua menit atau masukkan ke dalam

penangas air mendidih selama 5 menit.

3. Dinginkan perlahan-lahan. Perhatikan warna dan endapan yang terbentuk.

D. Uji Barfoed

1. Masukkan 10 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi Barfoed ke

dalam tabung reaksi. Campurkan dengan baik.

2. Didihkan di atas api kecil selama satu menit atau masukkan ke

dalam penangas air mendidih selama 5 menit.

3. Dinginkan perlahan-lahan. Perhatikan warna atau endapan yang

terbentuk. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah

bata.

E. Uji Bial

1. Masukkan 5 mL larutan uji dan tambahkan 10 tetes pereaksi Bial

dan 3 mL HCl pekat ke dalam tabung reaksi. Campurlah dengan baik.

2. Panaskan di atas api kecil sampai timbul gelembung-gelembung

gas ke permukaan larutan

3. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk. Terbentuknya

warna biru menunjukkan adanya pentosa.

F. Uji Seliwanoff

6

Page 7: Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I Dan II

1. Masukkan 5 tetes larutan uji dan tambahkan 15 tetes perekasi selliwanof

ke dalam tabung reaksi

2. Didihkan di atas api kecl selama 30 detik atai dalam penangas air selama 1

menit

3. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah jingga

G. Uji Osazon

1. Masukkan 2 mL larutan ke dalam tabungt reaksi

2. Tambahkan seujung spatel fenilhidrazin-hidroklorida an kristal natrium

asetat.

3. Panaskan ke dalam penangas air mendidih selama beberapa menit (+- 30

menit)

4. Dinginkan perlaha-lahan di bawah air kran

5. Perhatikan kristal yang terbentuk dan identifikasi di bawah mikroskop.

H. Hidrolisis Pati

1. Masukkan ke dalam tabung rekasi Pyrex 5 mL larutan amilum 1 %

kemudian tambahkan 2,5 mL HCl 2 N.

2. Campurtlah dengan baik, lalau masukkan ke dalam penangas air

mendidih.

3. Setetlah tiga menit, ujilah dengan larutan iodium dengan cara

mengambil 2 tetes larutan, lalu ditambah 2 tetes iodium dalam lempeng

tetes porselin tetes. Catat perubahan warna yang terjadi.

4. Lakukan uji iodium setiap tiga menit samapi hasilnya berwarna

kuning pucat.

5. Lakuakan hidrolisis selama 5 menit lagi

6. Setelah didinginkan, ambil 2 mL larutan hasil hidrolisis, lalu

netrelakan dengan NaOH 2 %. Uji dengan kertas lakmus

7. Kemudaian lakuakan uji Benedict

8. Simpulakan apa yang dihasilakan dari hidrolisis pati

7

Page 8: Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I Dan II

I. Hidrolisis Sukrosa

1. Masukkan ke dalamtabung reaksi Pyrex 5 mL larutan sukrosa 1 %

kemudian tambahkan 5 tetes HCl pekat.

2. Campurlah dengan baik, lalu panaskan dalam penangas air medidih selama

30 menit.

3. Setelah didiginkan, netralkan larutan dengan NaOH 2 % dan uji dengan

kertas lakmus.

4. Selanjutnya lakukan uji Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed.

5. Simpulkan apa yang dihasilkan dari hidrolisis sukrosa.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari Praktikum 1, diperoleh hasil sebagaimana tertera di tabel. 1

Tabel. 2

No. Zat Uji Hasil Uji Molisch Karbohidrat (+/-)

1. Amilum 1 % Terbentuk cincin berwarna ungu +

2. Glikogen 1 % Terbentuk cincin berwarna ungu +

3. Dekstrin 1 % Terbentuk cincin berwarna ungu +

4. Sukrosa 1 % Terbentuk cincin berwarna ungu +

5. Laktosa 1 % Terbentuk cincin berwarna ungu +

6. Maltosa 1 % Terbentuk cincin berwarna ungu +

7. Galaktosa 1 % Terbentuk cincin berwarna ungu +

8. Fruktosa 1 % Terbentuk cincin berwarna ungu +

9. Glukosa 1% Terbentuk cincin berwarna ungu +

10. Arabinosa 1 % Terbentuk cincin berwarna ungu +

Pada uji Molisch, semua zat uji adalah termasuk karbohidrat. hal tersebut

dapat dilihat pada terbentuknya cincin berwarna ungu. Reaksi yang berlangsung

adalah sebagai berikut :

H O │ ║

CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4 → ─C—H + │

8

Page 9: Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I Dan II

OHPentosa Furfural α-naftol

H │

CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4

Heksosa

O ║

→ H2C─ ─C—H + │ │ OH OH5-hidroksimetil furfural α-naftol

Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah sebagai berikut: O ║

║ __SO3HH2C─ ─────C───── ─OH

Cincin ungu senyawa kompleks

Pada uji Iodium, pada masing-masing zat uji memiliki indikasi yang

berbeda-beda. dari sepuluh zat uji, Amilum, Glikogen, dan Dekstrin positif

polisakarida.

Untuk uji Iodium, didapat hasil sebagaimana tertera di tabel 2.

Tabel . 2

No. Zat Uji Hasil Uji Iodium Polisakarida (+/-)

1. Amilum 1 % Terbentuk warna Biru Tua +

2. Glikogen 1 % Terbentuk warna Merah Coklat +

3. Dekstrin 1 % Terbentuk warna Merah Anggur +

4. Sukrosa 1 % Terbentuk warna Kuning -

5. Laktosa 1 % Terbentuk warna Kuning -

6. Maltosa 1 % Terbentuk warna Kuning -

7. Galaktosa 1 % Terbentuk warna Kuning -

8. Fruktosa 1 % Terbentuk warna Kuning -

9

Page 10: Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I Dan II

9. Glukosa 1% Terbentuk warna Kuning -

10. Arabinosa Terbentuk warna Kuning -

Pada uji Benedict, indikator terkandungnya Gula Reduksi adalah dengan

terbentuknya endapan berwarna merah bata. hal teresebut dikarenakan

terbentuknya hasil reaksi berupa Cu2O.

Hasil uji pada uji Benedict adalah sebagaimana tertera di tabel. 3

Tabel 3

No. Zat Uji Hasil Uji Benedict Gula Reduksi (+/-)

1. Amilum 1 % Terbentuk warna hijau dan tidak

terbentuk endapan

-

2. Glikogen 1 % Terbentuk warna biru dan tidak

terbentuk endapan

-

3. Dekstrin 1 % Terbentuk warna biru dan

endapan kuning

-

4. Sukrosa 1 % Terbentuk warna biru dan tidak

terbentuk endapan

-

5. Laktosa 1 % Terbentuk endapan merah bata +

6. Maltosa 1 % Terbentuk endapan merah bata +

7. Galaktosa 1 % Terbentuk endapan merah bata +

8. Fruktosa 1 % Terbentuk endapan merah bata +

9. Glukosa 1% Terbentuk endapan merah bata +

10. Arabinosa Terbentuk endapan merah bata +

Berikut reaksi yang berlangsung:

O O ║ ║R—C—H + Cu2+ 2OH- → R—C—OH + Cu2OGula Pereduksi Endapan Merah Bata

10

Page 11: Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I Dan II

Pada uji Barfoed, yang terdeteksi monosakarida membentuk endapan

merah bata karena terbentuk hasil Cu2O. berukut reaksinya :

O O ║ Cu2+ asetat ║R—C—H + ─────→ R—C—OH + Cu2O+ CH3COOH n-glukosa E.merahmonosakarida bata

Hasil uji pada uji Barfoed adalah sebagaimana tertera di tabel. 4

Tabel. 4

No. Zat Uji Hasil Uji Barfoed Monosakarida (+/-)

1. Sukrosa 1 % tidak terbentuk endapan -

2. Laktosa 1 % tidak terbentuk endapan -

3. Maltosa 1 % Tidak terbentuk endapan -

4. Galaktosa 1 % Terbentuk endapan merah bata +

5. Fruktosa1 % Terbentuk endapan merah bata +

6. Glukosa1 % Terbentuk endapan merah bata +

7. Arabinosa 1 % Terbentuk endapan merah bata +

Pada uji Bial, terkandungnya pentosa dideteksi dengan indikasi

terbentuknya warna biru pada zat uji, dan hal itu terbukti pada zat uji Arabinosa 1

%.

Hasil uji pada uji Bial adalah sebagaimana tertera di tabel. 5

Tabel. 5

No. Zat Uji Hasil Uji Bial Pentosa (+/-)

1. Maltosa 1 % Bening -

2. Galaktosa 1 % Bening -

3. Fruktosa 1 % Berwarna Kuning -

4. Glukosa 1 % Bening -

5. Arabinosa1 % Berwarna Biru +

11

Page 12: Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I Dan II

Berikut, reaksinya :

H O CH3

│ -3 H2O ║ │CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + HCl ───→ ─C—H +

│ │ OH OH

Pentosa Furfural orsinol (kompleks

berwarna biru)

Pada uji Seliwanof, ketosa terdeteksi pada zat uji Fruktosa dengan

terbentuknya warna jingga; yaitu karena terbentuknya resorsinol.

Hasil uji pada uji Seliwanoff adalah sebagaimana tertera di tabel. 6

Tabel. 6

No. Zat Uji Hasil Uji Seliwanof Ketosa (+/-)

1. Sukrosa 1 % Kuning Jingga -

2. Galaktosa 1 % Bening -

3. Fruktosa 1 % Merah Jingga +

4. Glukosa 1 % Bening -

5. Arabinosa1 % Bening -

Berikut reaksinya :

CH2OH OH O OH OH

+HCl ║ │ │ H CH2OH ───→ H2C— —C—H + → kompleks

│ berwarna OH H OH merah jingga

5-hidroksimetil furfural resorsinol

Pada uji Osazon, diperoleh hasil yang berbeda-beda. Masing-masing zat

uji mempunyai bentuk yang khas. Hal tersebut dapat digunakan untuk

membedakan antara setu karbohidrat dengan karbohidrat yang lain.

12

Page 13: Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I Dan II

Hasil Uji Osazon adalah sebagaimana tertera di tabel 7

Tabel. 7

No. Zat Uji Hasil Uji Osazon Bentuk Kristal

1. Sukrosa 1 % Terbentuk Kristal

2. Maltosa 1 % Terbentuk Kristal

3. Galaktosa 1 % Terbentuk Kristal

4. Glukosa 1 % Terbentuk Kristal

Berikut reaksinya :

H H OH H H │ │ │ │ │CH2OH—C—C—C—C—C=O+H2NNHC6H5 (D-glukosa + fenilhidrazin) │ │ │ │ OH OH H OH

H H OH H H │ │ │ │ │CH2OH—C—C—C—C—C=O+NNHC6H5 + H2 (D-glukosafenilhidrazon) │ │ │ │ OH OH H OH

││2 C6H5 NHNH2

H H OH H │ │ │ │CH2OH—C—C—C—C—C=O+NNHC6H5 (D-glokosazon / Ozsazon kuning) │ │ │ ║ OH OH H NNH C6H5

Pada uji hidrolisis pati, hidrolisis sempurna apabila menjadi senyawa yang

lebih sederhana yang terdeteksi pada perubahan warna. Hal ini terlihat padas

perubahan warna setiap tiga menit disertai perbedaan hasil hidrolisis pula. Larutan

13

Page 14: Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I Dan II

hasil hidrolisis sebelum dilakukan uji Benedict untuk menentukan hasil akhir

harus dinetralkan terlebih dahulu, karena semula masih dalam suasana asam.

Berikut hasil uji Hidrolisis Pati adalah sebagimana tertera di Tabel. 8

Tabel. 8

Perlakuan Hidrolisis (menit) Hasil Uji Iodium Hasil Hidrolisis

5 mL amilum 1 %

ditambah 2,5 mL

HCl 2 N kemudia

dipanskan di

penangas air

mendidih

3 Biru Amilopekstin

6 Ungu Amilosa

9 Violet Amilosa

12 Merah Tua Ertitrodekstrin

15 Kuning Coklet Akrodekstrin

18 Kuning Pucat Maltosa

21 Pekat Glukosa

Hasil Akhir dengan uji Benedict yaitu terbentuknya

endapan merah bata

Pada uji Hidrolisis Pati ini dilakukan uji Benedict, Seliwanoff, dan

Barfoed supaya dapat mengidentifikasi monosakarida-monosakarida yang

terbentuk (glukosa dan fruktosa.

Sementara itu, yang dimaksud dengan gula inverse adalah gula yang dapat

memutar bidang polarisasi, karena memiliki gugus aldehida dan keton bebas.

Berikut hasil uji Hidrolisis Pati adalah sebagimana tertera di Tabel. 9

Tabel. 9

Perlakuan Uji Hasil Uji

5 mL sukrosa 1 %

ditambah 5 tetes HCl

pekat kemudian

dipanaskan di penagas air

mendidih

Benedict Terbentuk Endapan

Merah Bata

Seliwanoff Terbentuk Merah Jingga

Barfoed Terbentuk Endapan

Merah Bata

14

Page 15: Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I Dan II

V. KESIMPULAN

1. Amilum, glokogen, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa,

glukosa dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1 %. Terbukti positif

karbohidrat

2. Pada Amilum, Glikogen, dan Dekstrin adalah polisakarida

3. Pada laktosa, Maltosa, Galaktosa, Fruktosa, Glukosa, dan Arabinosa

terdapat gula inversi yaitu dengan terbentuknya endapan merah bata.

4. Pada Sukrosa, Laktosa, dan Maltosa adalah monosakarida. Sedangkan,

Galaktosa, Fruktosa, Glukosa, dan Arabinosa adalah disakarida

5. Pada zat Uji Arabinosa, terdpaat pentosa dari uji Barfoed

6. Pada Uji Seliwanof, Ketosa terdapat pada fruktosa

7. Bentuk kristal karbohidrat pada hasil uji Osazon berbeda-beda sesuai dengan

zat ujinya.

8. Hasil hidrolisis pati dan amilum adalah amilopektin, amilosa, eritrodekstrin,

akrodekstrin, maltosa, dan glukosa

9. hasil hidrolisis sukrosa adalah monosakarida-monsakarida (glukosa dan

freuktosa) yang terdeteksi pada uji Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed

VI. DAFTAR PUSTAKA

Feseenden dan Fessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara.

Jakarta

Jalip, IS. 2008. Praktikum Kimia Organik, Edisi kesatu. Laboratorium Kimia

Universitas Nasional. Jakarta

15