laporan tutorial samber mata
TRANSCRIPT
Kasus 4 : “SAMBAR MATA”
Seorang laki- laki berusia 25 tahun datang ke klinik 24 jam dengan keluhan mata
merah. Dua hari sebelumnya, saat pasien sedang mengendarai sepeda motor di
sore hari, mata pasien terkena samber mata. Karena terasa pedih dia menggosok
matanya. Sesampai dirumah matanya terlihat merah dan semakin pedih, disekitar
mata tampak merah dan melepuh. Ia menetesi matanya dengan obat mata yang
dibeli di toko. Karena mata makin merah dan dirasakan pandangan kabur,
sehingga ia berobat ke dokter . Dokter melakukan pemeriksaan dan memutuskan
untuk memberikan salep mata yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid.
I. Mengklarifikasi Istilah
1. Samber mata : Adalah semua serangga berukuran kecil yang
terbang pada sore sampai malam hari, sehingga
kalau orang (pengendara motor) melintas laju
dapat menabrak (menyambar) dan bisa masuk
ke mata. Kalau sudah masuk mata, karena laju
biasanya cepat diucek-ucek dengan mata
sehingga malah semakin susah keluar.
Jenis serangga yang keluar tentu saja sangat
banyak dan yang terutama adalah jenis serangga
malam yang berukuran kecil. Serangga ini
keluar saat langit mulai gelap dan menyukai
sumber cahaya di malam hari.
2. Mata Merah :Mata merah, atau conjunctivitis, adalah
kemerahan dan peradangan dari selaput-selaput
(conjuctiva) yang menutupi putih-putih dari
mata-mata dan selaput-selaput pada bagian
Page 1
dalam dari kelopak-kelopak mata. Membran-
membran atau selaput-selaput ini bereaksi pada
suatu batasan yang luas dari bakteri-bakteri,
virus-virus, agen-agen yang memprovokasi
alergi, pengganggu-pengganggu (irritants), dan
agen-agen racun, begitu juga pada penyakit
yang mendasarinya dalam tubuh.
3.Salep : adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk
pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir.
4.Antibiotik :adalah zat yang dihasilkan oleh suatu
mikroba, terutama fungi, yangdapat
menghambat atau membasmi mikroba
jenis lain.
5. Kortikosteroid : Merupakan obat yang mempunyai khasiat dan
indikasi klinis yang sangatluas. Kortikosteroid
sering disebut sebagailife saving drug.Manfaat
dari preparat ini cukupbesar tetapi karena
efek samping yang tidak diharapkan
cukup banyak, maka dalampenggunaannya
dibatasi termasuk dalam bidang dermatologi
kortikosteroid merupakanpengobatan yang
paling sering diberikan kepada
pasienKortikosteroid adalah derivat darihormon
kortikosteroid yang dihasilkan oleh kelenjar
adrenal.Hormon ini dapat mempengaruhi
volume dan tekanan darah, kadar gula darah,
otot dan resistensi tubuh.
Page 2
II. Menetapkan Masalah
1. Bagaimana Patofisiologi dari mata merah yang terjadi pada pasien ?
2. Mengapa setelah ditetesi obat mata , mata pasien makin merah ?
3. Mengapa dokter memberikan obat salep yang mengandung antibiotik dan
kortikosteroid?
III. Analisis Problem
1. Konjungtivitis alergika disebabkan oleh respon imun tipe 1 terhadap
alergen. Alergen terikat dengan sel mast dan reaksi silang terhadap IgE
terjadi, menyebabkan degranulasi dari sel mast dan permulaan dari reaksi
bertingkat dari peradangan. Hal ini menyebabkan pelepasan histamin dari
sel mast, juga mediator lain termasuk triptase, kimase, heparin, kondroitin
sulfat, prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien. histamin dan bradikinin
dengan segera menstimulasi nosiseptor, menyebabkan rasa gatal,
peningkatan permeabilitas vaskuler, vasodilatasi, kemerahan, dan injeksi
konjungtiva.
2. Obat mata biasa hanya membersihkan partikel , tidak mengatasi iritasi .
dan dapat menyebabkan reaksi radang . jika tidak ditangani dengan baik
akan menjadi kronis, inflamasi semakin hebat. Efek samping obat tetes
mata : iritasi, menambah kemerahan, untuk penggunaan lanjut dapat
merusak selaput mata.
3. Dengan keluhan seperti itu dokter dapat mendiagnosis sementara adalah
konjungtivitis alergi karena tidak ada secret dan dikarenakan binatang
sehingga dokter dapat dapat memberikan resep antibiotik untuk
mengatasi / mencegah perkembangbiakan bakteri dan kortikosteroid untuk
mengatasi reaksi inflamasi.
Page 3
IV. FORMULASI
Page 4
Laki-laki 25 th
Klinik
Anamnesis
RPS:
- Mata merah dan melepuh- 2 hari yang lalu terkena samber
mata- Diberi obat mata sendiri- Pandangan dirasakan kabur dan
mata semakin merah
Pemeriksaan fisik
Diagnosis sementara
Diagnosis banding
Diagnosis sementara
penatalaksanaan
Medikamentosa
- Kortikosteroid- Antibiotik
V. Sasaran Belajar
1. Anatomi dan Fisiologi Mata
2. Konjungtivitis
Patofisiologi
Etiologi
Tanda dan Gejala
Penyebab
Faktor Resiko
3. Dermatitis Venenata
Patofisiologi
Etiologi
Tanda dan gejala
Penyebab
Faktor resiko
4. Zooster
Patofisiologi
Etiologi
Tanda dan Gejala
Penyebab
Faktor resiko
5. Pengelolaan ketiga penyakit
Page 5
VI. Belajar Mandiri
VII. Hasil Diskusi
1. Anatomi dan Fisiologi Mata
Struktur dan Fungsi
1. Konjungtiva
Membran mukosa transparan dan tipis membungkus permukaan posterior
kelopak mata
Ada 3 jenis :
Konjungtiva Palpebra melapisi permukaan posterior kelopak mata dan
merekat erat pada tarsus.
Konjungtiva Bulbaris/bulbi melekat longgar ke septum orbitale
Konjungtiva Fornices
Page 6
Vascularisasi Arteri Ciliaris anterior Arteri Palpebralis
Inervasi N. Oftalmikus cabang I
2. Sklera dan episklera
Sklera pembungkus fibrosa pelindung mata bagian atas dan merupakan
lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat.
Episklera pembungkus permukaan luar sklera anterior.
3. Media refrakta
- Kornea struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan
pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan
cahaya ke humor aquos.
- Humor Aquos memfokuskan cahaya ke lensa
- Lensa memfokuskan cahaya ke humor vitreus
- Humor vitreus memfokuskan cahaya ke macula centralis
4. Uvea
- Iris jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang
kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk
ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.
- Korpus siliaris untuk menggantung lensa ( zonula zinii ).
- Khoroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam merupakan lapisan
yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen
terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah
refleksi ( pemantulan sinar ).
5. Pupil daerah hitam di tengah-tengah iris.
6. Lensa struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan
vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina ( macula lutea ).
7. Humor aqeous cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan
kornea ( mengisi segmen anterior mata ), serta merupakan sumber makanan
bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris ( memberi nutrisi organ
yang dilaluinya ).
Page 7
8. Retina lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola
mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak. Dalam
retina ada 2 bagian, yaitu :
- Sel basil melihat cahaya dengan intensitas rendah
- Sel cone melihat cahaya dengan intensitas tinggi
9. Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan
retina ( mengisi segmen posterior mata ).
10. Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari
retina ke otak.
Bola mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan:
Segmen anterior : mulai dari kornea sampai lensa.
Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina.
Segmen anterior berisi humor aqueus yang merupakan sumber energi bagi
struktur mata di dalamnya, Segmen posterior berisi humor vitreus. Cairan tersebut
membantu menjaga bentuk bola mata.
Segmen anterior sendiri terbagi menjadi 2 bagian:
Bilik anterior : mulai dari kornea sampai iris
Bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa.
Dalam keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior, lalu melewati
pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata melalui saluran yang
terletak ujung iris.
Otot, Saraf dan Pembuluh Darah
Otot Penggerak Bola Mata
Otot ini menggerakan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakan mata
tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot. Otot penggerak
bola mata terdiri enam otot yaitu:
1. Muskulus oblik inferior memiliki aksi primer eksotorsi dalam abduksi, dan
memiliki aksi sekunder elevasi dalam adduksi, abduksi dalam elevasi.
2. Muskulus oblik superior memiliki aksi primer intorsi dalam aduksi, dan aksi
sekunder berupa depresi dalam aduksi, dan abduksi dalam depresi.
Page 8
3. Muskulus rektus inferior memiliki aksi primer berupa gerakan depresi pada
abduksi, dan memiliki aksi sekunder berupa gerakan ekstorsi pada abduksi, dan
aduksi dalam depresi.
4. Muskulus rektus lateral memiliki aksi gerakan abduksi.
5. Muskulus rektus medius memiliki aksi gerakan aduksi
6. Muskulus rektus superior memiliki aksi primer yaitu elevasi dalam abduksi dan
aksi sekunder berupa intorsi dalam aduksi serta aduksi dalam elevasi.
Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf
kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai
saraf lainnya.
Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke
otak
Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang
otot pada tulang orbita.
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata
kanan, sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis.
Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.
Struktur Pelindung
Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara
bebas ke segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin,
bakteri, virus, jamur dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga
memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk.
Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf,
pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air
mata.
Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak
mata secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing,
angin, debu dan cahaya yang sangat terang.
Page 9
Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh
permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban
permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka
dan tidak tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (
konjungtiva ) yang juga membungkus permukaan mata.
Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan
berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (
penghalang ).
Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang
mencegah penguapan air mata.
Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan
menghasilkan air mata yang encer.
Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap
duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung.
Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan
membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya
akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.
Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan.
Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut
konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan
pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.
Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari
kelenjar air mata ( kelenjar lakrimal ) yang terdapat di bawah alis. Air mata
mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi
sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.
Sistem drainase air mata
- Ada 2 bagian
1. Sekresi memproduksi air mata ( glandula Lakrimalis )
2. Eksresi mengalikan air mata untuk dibuang
Page 10
Perjalanannya
Mula-mula glandula mensekresi air mata punctum lakrimalis
canaliculus superior dan inferior canalikulus communis saccus lakrimalis
ductus nasolakrimalis meatus inferior nasi.
2. Konjungtivitis
a. Pengertian
Merupakan inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan
dan eksudat, pada konjungtivitis mata tampak merah, sehingga sering
disebut mata merah.
b. Etiologi
1) Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:
a) Infeksi olah virus ( adenovirus, herpes simplex virus
(HSV), varicella-zoster virus (VZV), picornavirus, pox
virus dan Human immunodeficiency virus (HIV) )
b) Infeksi oleh bakteri
2) Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang
3) Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya;
sinar ultraviolet dari las listrik atau sinar matahari
yang dipantulkan oleh salju
Page 11
4) Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan
atau bertahun-tahun. Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan
oleh:
a) Kelainan saluran air mata
b) Kepekaan terhadap bahan kimia
c) Pemaparan oleh iritan
d) Infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia).
5) Pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa
menyebabkan konjungtivitis
c. Patofisiologi
Konjungtivitis alergika disebabkan oleh respon imun tipe 1
terhadap alergen. Alergen terikat dengan sel mast dan reaksi silang
terhadap IgE terjadi, menyebabkan degranulasi dari sel mast dan
permulaan dari reaksi bertingkat dari peradangan. Hal ini
menyebabkan pelepasan histamin dari sel mast, juga mediator lain
termasuk triptase, kimase, heparin, kondroitin sulfat, prostaglandin,
tromboksan, dan leukotrien. histamin dan bradikinin dengan segera
menstimulasi nosiseptor, menyebabkan rasa gatal, peningkatan
permeabilitas vaskuler, vasodilatasi, kemerahan, dan injeksi
konjungtiva.
d. Tanda dan Gejala
1) Tanda
a) Hiperemis konjungtiva bulbi (Injeksi konjungtiva).
Kemerahan paling nyata didaerah forniks dan berkurang ke
arah limbus, disebabkan dilatasi arteri konjungtiva posterior
akibat adanya peradangan. Warna merah terang mengesankan
konjungtivitis bakterial, dan warna keputihan mirip susu
mengesankan konjungtivitis alergi.
b) Mata berair (Epiphora).
Sekresi air mata diakibatkan oleh adanya sensasi benda
asing atau karena gatal.
Page 12
c) Eksudasi (Sekret)
Eksudasi adalah ciri semua jenis konjungtivitis akut.
Eksudat berlapis-lapis dan amorf pada konjungtivitis bakterial
dan dapat pula berserabut seperti pada konjungtivitis alergika,
yang biasanya menyebabkan tahi mata dan saling
melengketnya palpebra saat bangun tidur pagi hari, dan jika
eksudat berlebihan agaknya disebabkan oleh bakteri atau
klamidia.
Pada konjungtivitis sekret dapat bersifat:
Serous-mukous, kemungkinan disebabkan infeksi virus
akut
Mukous (bening, kental), kemungkinan disebabkan alergi
Purulent/ Mukopurulen, kemungkinan disebabkan infeksi
bakteri
d) Pseudoptosis
Merupakan turunnya palpebra superior akibat kelopak mata
bengkak. Terdapat pada konjungtivitis berat seperti trachoma
dan keratokonjungtivitis epidemik.
e) Khemosis (Edema Konjungtiva)
Ini terjadi akibat terkumpulnya eksudat di jaringan yang
longgar. Khemosis merupakan tanda yang khas pada hay fever
konjungtivitis, akut gonococcal atau meningococcal
konjungtivitis, serta kerato konjungtivitis.
f) Hipertrofi Papil
Hipetropi papil merupakan reaksi non spesifik, terjadi
karena konjungtiva terikat pada tarsus atau limbus di bawahnya
oleh serabut-serabut halus. Ketika berkas pembuluh yang
membentuk substansi papila sampai di membran basal epitel,
pembuluh ini bercabang-cabang di atas papila mirip jeruji
payung
g) Pembentukan Folikel
Page 13
Folikel adalah bangunan akibat hipertrofi lomfoid lokal di
dalam lapisan adenoid konjungtiva dan biasanya mengandung
sentrum germinotivum. Kebanyakan terjadi pada viral
conjungtivitis, chlamidial conjungtivitis, serta toxic
conjungtivitis karena topical medication. Pada pemeriksaan,
vasa fecil bisa terlihat membatasi foliker dan melingkarinya
h) Pseudomembran dan Membran
Pseudomembran adalah koagulum yang melapisi
permukaan epitel konjungtiva yang bila lepas, epitelnya akan
tetap utuh, sedangkan membran adalah koagulum yang meluas
mengenai epitel sehingga kalau dilepas akan berdarah
i) Adenopati Preaurikuler
Beberapa jenis konjungtivitis akan disertai adenopoti
preaurikular. Dengan demikian setiap ada radang konjungtiva
harus diperiksa adalah pembebasan dan rasa sakit tekan
kelenjar limfe preaurikuler
2) Gejala
a) Rasa adanya benda asing
Rasa ini disertai dengan rasa pedih dan panas karena
pembengkakan dan hipertrofi papil. Jika rasa sakitnya berat,
maka harus dicurigai kemungkinan terjadinya kerusakan pada
kornea.
b) Rasa sakit yang temporer
Informasi ini dapat membentu kita menegakkan diagnosis
karena rasa sakit yang datang pada saat-saat tertentu
merupakan symptom bagi infeksi bakteri tertentu, misalnya :
Sakitnya lebih parah saat bangun pagi dan
berkurang siang hari, rasa sakitnya (tingkat
keparahan) meningkat setiap harinya, dapat
menandakan infeksi stafilokokus.
Page 14
Sakit parah sepanjang hari, berkurang saat bangun
tidur, menandakan keratokonjungtiva sisca (mata
kering).
c) Gatal
Biasanya menunjukkan adanya konjungtivitis alergi.
d) Fotofobia
Terdapat pada konjungtivitis viral.
e. Klasifikasi
1) Konjungtivitis Alergi
Konjungtivitis alergi adalah salah satu dari penyakit mata
eksternal yang paling sering terjadi. Bentuk konjungtivitis ini
mungkin musiman atau musim-musim tertentu saja dan biasanya
ada hubungannya dengan kesensitifan dengan serbuk sari, protein
hewani, bulu-bulu, debu, bahan makanan tertentu, gigitan
serangga, obat-obatan. Konjungtivitis alergi mungkin juga dapat
terjadi setelah kontak dengan bahan kimia beracun seperti hair
spray, make up, asap, atau asap rokok. Asthma, gatal-gatal karena
alergi tanaman dan eksim, juga berhubungan dengan alergi
konjungtivitis.
Manifstasi klinik
a) Edem berat sampai ringan pada konjungtivitas
b) Rasa seperti terbakar
Page 15
c) Injekstion vaskuler pada konjungtivitas
d) Air mata sering keluar sendiri
e) Gatal-gatal adalah bentuk konjungtivitas yang paling
berat
2) Konjungtivitis Bakteri
Konjungtivitis bakteri disebut juga “Pink Eye”. Bentuk ini
adalah konjungtivitis yang mudah ditularkan, yang biasanya
disebabkan oleh staphylococcus aureus. Mungkin juga terjadi
setelah sembuh dari haemophylus influenza atau neiseria gonorhe.
Manifestasi klinik
a) Pelebaran pembuluh darah
b) Edema konjungtiva sedang
c) Air mata keluar terus
d) Adanya secret atau kotoran pada mata
e) Kerusakan kecil pada epitel kornea mungkin ditemukan
3) Konjungtivitis Bakteri Hiperakut
Page 16
Neisseria gonnorrhoeae dapat menyebabkan konjungtivitis
bakteri hiperakut yang berat dan mengancam penglihatan.
Manifestasi klinik
a) Infeksi mata menunjukkan secret purulen yang massif
b) Mata merah
c) Iritasi
d) Nyeri palpasi
e) Biasanya terdapat kemosis
f) Mata bengkak dan adenopati preaurikuler yang nyeri
4) Konjungtivitis Viral
Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human
adenovirus (yang paling sering adalah keratokonjungtivitis
epidermika) atau dari penyakit virus sistemik seperti mumps dan
mononukleus. Biasanya disertai dengan pembentukan folikel
Page 17
sehingga disebut juga konjungtivitis folikularis. Mata yang lain
biasanya tertular dalam 24-48 jam.
Manifestasi klinik
a) Fotofobia
b) Rasa seperti ada benda asing didalam mata
c) Keluar air mata banyak
d) Nyeri prorbital
e) Apabila kornea terinfeksi bisa timbul kekeruhan pada
kornea
f) Kemerahan konjungtiva
g) Ditemukan sedikit eksudat
5) Konjungtivitis Blenore
Konjungtivitis purulen (bernanah pada bayi dan
konjungtivitis gonore). Blenore neonatorum merupakan
konjungtivitis yang terdapat pada bayi yang baru lahir.
Manifestasi klinik
a) Ditularkan dari ibu yang menderita penyakit GO
b) Menyebabkan penyebab utama oftalmia neinatorm
c) Memberikan secret purulen padat secret yang kental
d) Terlihat setelah lahir atau masa inkubasi antara 12 jam
hingga 5 hari
e) Perdarahan subkonjungtita dan kemotik
3. Dermatitis Venenata
Etiologi
Secara sederhana gigitan serangga dibagi menjadi 2, yaitu Venomous (
beracun ) dan Non Venomous ( tidak beracun ).
Serangga yang beracun biasanya menyerang dengan cara menyengat, ini
merupakan suatu mekanisme pertahanan diri yakni dengan cara menyuntikan
racun atau bisa melalui alat penyengatnya. Sedangkan serangga yang tidak
Page 18
beracun menggigit dan menembus kulit dan masuk mengisap darah, ini
biasanya yang menimbulkan rasa gatal.
Patogenesis
Ggitan serangga
Antigen masuk
Direspon sistem imun tubuh
Timbul reaksi
Reaksi Immediate Reaksi Delayed
1. Reaksi Immediate
Melibatkan IgE, sehingga timbul kerusakan jaringan ole sel mastosit dan
mediator yang diproduksi.
Di tandai reaksi antigen – antibodi keluarnya bahan vasoaktif dari sel
mast/basofil.
Mekanisme : antigen berikatan dengan IgEpada sel mast/basofil
degranulasi sel mast histamin, serotonin, leukotrien, PG timbul lesi
atau kerusakan jaringan.
2. Reaksi Delayed
1. Proses sensitisasi
Alergen masuk sel T mengenalinya dan menjadikannya sel T memori.
2. Proses eksitasi
Alergen sesama masuk merangsang sl T memori terjadi reaksi
slergi.
Page 19
Manifestasi Klinik
Tergantung jenis serangga dan reaktivitas manusia yang terkena.
Serangga mengeluarkan racun, merangsang terjadinya reaksi alergi. Tanda dan
gejalanya :
- Rasa gatal.
- Nodul kemarahan.
- Nyeri setempat.
- Bisa timbul utrikaria.
- Sakit kepala.
- Pandangan kabur.
- Rasa cemas.
- Perdarahan ptekie pada kulit dan membran mukosa.
- Berkeringat dan mual parah.
- Di sekitar mata ditemukan jejak kaki serangga.
Bila sampai anafilaksis :
- Pembengkakan muka.
- Kesulitan bernapas.
- Muncul bercak-bercak dan terasa gatal.
- Reaksi lebih besar timbul syok dan hilang kesadaran kematian.
Page 20
Penatalaksanaan
1. Antihistamin
Untuk mengurangi rasa gatal ( bintik merah dan bengkak )
2. Steroid toopikal
Untuk mengurangi reaksi hipersensitivitas dari gigitan serangga
3. Bila terjadi reaksi sekunder :
Antibiotik topikal/oral
Dapat juga di kompres dengan larutan kalium permanganat
4. Bila terjadi reaksi berat dan gejala sistemik :
Epineprin IV 1:10.000 untuk gatal.
Injeksi antihistamin, seperti klorfernamin10 mg atau difenhidramin 50 mg.
Trauma Kornea
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui oleh
berkas cahaya saat menuju ke retina. Sifat tembus cahaya kornea disebabkan
strukturnya yang uniform, avaskular dan deturgesens. Deturgesens atau keadaan
dehidrasi relatif jaringan kornea dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada
endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel.
Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat
transparan. Kerusakan epitel biasanya menyebabkan edema lokal sesaat pada
stroma kornea yang akan menghilang dengan regenerasi sel-sel epitel yang cepat .
Penguapan air dari tear film mata prekornea menyebabkan film air mata menjadi
hipertonik
Fisiologi Gejala
Karena kornea memiliki banyak serat nyeri, rasa nyeri ini di perberat oleh gerak
palpebra diatas kornea karena kornea berfungsi sebagai jendela bagi mata dan
membiaskan berkas cahaya, lesi kornea umumnya mengaburkan penglihatan,
terutama bila lesi berada di pusat.
Page 21
Fotofobia pada penyakit kornea merupakan akibat kontraksi iris meradang yang
nyeri. Dilatasi pembuluh darah iris adalah fenomena refleks yang timbul akibat
iritasi pada ujung saraf kornea.
Pemeriksaan
Pada anamnesis sering kali terungkap adanya riwayat trauma, benda asing dan
abrasi merupakan dua lesi kornea yang paling umum.
Adanya riwayat penyakit kornea, pemakaian obat topikal karena kortikosteroid
mungkin telah dipakai dan dapat menjadi prediposisi bagi penyakit jamur, bakteri
atau virus.
Mungkin terjadi imunosupresi akibat penyakit-peyakit sistemik seperti diabetes,
AIDS, dan keganasan serta akibat terapi imunospuresi khusus.
Semua obat dan bahan pengawet dapat menimbulkan dermatitis kontak atau
toksisitas kornea.
5. Zoster
Herpes Zoster Oftalmikus
Definisi
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster
yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang
terjadi setelah infeksi primer. Virus ganas varicella zoster ( VZ ) ternyata tak
hanya menyerang badan. Virus penyebab herpes zoster itu bisa juga berkelana
hingga ke area mata. Virus VZ gemar bercokol di area perbatasan antara kulit dan
mukosa. Misalnya saja di area pinggiran mulut, anus atau genital.Mata termasuk
area perbatasan tersebut. Tak heran bila mata bisa menjadi lokasi penyerangan
VZ. Kalau virus varicella zoster sudah beraksi di organ penglihatan, sebutannya
bukan lagi herpes zoster, melainkan zoster ophthalmicus ( ZO ).
Sinonim : dompo, cacar ular.
Page 22
Epidemiologi
Umur : Biasanya pada dewasa, kadang-kadang juga pada anak-anak.
Jenis Kelamin : pria = wanita
Musim : Tidak tergantung musim
Patogenesis
Virus ini berdiam di ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion kranialis.
Kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan daerah
persarafan ganglion tersebut. Kadang-kadang virus ini juga menyerang ganglion
anterior, bagian motorik kranialis sehingga memberikan gejala-gejala gangguan
motorik.
Herpes zoster oftalmikus terjadi akibat infeksi pada cabang pertama nervus
trigeminus yang menimbulkan kelainan pada mata sedangkan infeksi pada cabang
kedua dan ketiga menimbulkan kelainan kulit sesuai dengan daerah yang
dipersarafi.
Gejala Klinis
Sebelum timbul gejala kulit terdapat, gejala prodromal baik sistemik ( demam,
pusing, malaise ), maupun gejala prodromal lokal ( nyeri otot-tulang, gatal, pegal
dan sebagainya). Setelah itu timbul eritema, vesikel yang berkelompok dengan
dasar kulit yang eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan yang jernih,
kemudian menjadi keruh ( berwarna abu-abu ), pustul dan krusta. Kadang- kadang
vesikel mengandung darah dan disebut sebagai herpes zoster hemoragik. Dapat
pula timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyembuhan
berupa sikatriks. Bila menyerang cabang oftalmikus N. V disebul herpes zoster
oftalmik.
Page 23
Perjalanan Penyakit
Masa tunasnya 7-12 hari. Masa aktif penyakit ini berupa lesi-lesi baru yang tetap
timbul berlangsung kira-kira seminggu, sedangkan masa resolusi berlangsung
kira-kira 1-2 minggu. Ada kemungkinan, virus herpes zoster menyerang saraf
nasociliaris, yakni persarafan yang menghubungkan hidung dan mata. Mulanya,
bintil-bintil tersebut membentuk garis lurus di hidung. Setelah itu, virus merembet
ke dalam bola mata dan menjadi radang ( uveitis ) atau menyerang kornea (
keratitis ). Dalam kondisi parah, fungsi penglihatan akan menurun. Herpes yang
masuk tadi menimbulkan abses. Efeknya, mata mudah perih jika terkena cahaya (
photophobia ), mudah berair atau nrocos ( epiphora ), dan kelopak mata terus-
menerus menutup ( blepharospasme ). Kadang-kadang pandangan jadi berbayang
atau seperti ada kabut.Yang khas, ZO bersifat unilateral, maksudnya menyerang
satu sisi tubuh.
Pemeriksaan Kulit
Mata kanan merah, bengkak, perih dan gatal Efloresensi/sifat-sifatnya : Lesi
biasanya berupa kelompok- kelompok vesikel sampai bula di atas daerah yang
eritematosa. Lesi yang khas bersifat unilateral pada dermatom yang sesuai dengan
Ietak saraf yang terinfeksi virus. Kelopak mata seringkali terserang herpes zoster
oftalmikus dengan gejala blefaritis. Selain keluhan pada matanya, pasien juga
mengeluh timbulnya kelainan kulit di daerah wajah yaitu samping hidung kiri
sampai bawah mata kiri berupa gelembung bergerombol yang berisi cairan, terasa
gatal dan nyeri yang merupakan gejala khas pada herpes zoster yaitu adanya lesi
kulit dengan rasa nyeri yang dominan. Sekitar 3 hari sebelum timbul keluhan
tersebut, pasien merasakan demam dan tidak enak badan namun membaik dengan
istirahat. Gejala tersebut merupakan gejala prodormal yang sering terjadi pada
herpes zoster.
Page 24
Komplikasi
Pada herpes zoster oftalmikus dapat terjadi berbagai komplikasi, di antaranya
ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis, dan neuritis optik.
Diagnosa Banding
1. Herpes simpleks : hanya dapat dibedakan dengan mencari virus herpes
simpleks
dalam embrio ayam, kelinci, tikus.
2. Varisela : biasanya lesi menyebar sentrifugal, selalu disertai demam.
3. Impetigo vesikobulosa: lebih sering pada anak-anak, dengan gam-baran vesikel
dan bula yang cepat pecah dan menjadi krusta.
6. Penatalaksanaan
1. Konjungtivitis
Penatalaksanaan keperawatan berupa kompres dingin dan menghindarkan
penyebab pencetus penyakit. Dokter biasanya memberikan obat antihistamin atau
bahan vasokonstkiktor dan pemberian astringen, sodium kromolin, steroid topical
dosis rendah. Rasa sakit dapat dikurangi dengan membuang kerak-kerak
dikelopak mata dengan mengusap pelan-pelan dengan salin (gram fisiologi).
Pemakaian pelindung seluloid pada mata yang sakit tidak dianjurkan karena akan
memberikan lingkungan yang baik bagi mikroorganisme.
2. Dermatitis Venenata
Antihistamin
Untuk mengurangi rasa gatal ( bintik merah dan bengkak )
Steroid toopikal
Untuk mengurangi reaksi hipersensitivitas dari gigitan serangga
Bila terjadi reaksi sekunder :
Antibiotik topikal/oral
Dapat juga di kompres dengan larutan kalium permanganat
Page 25
Bila terjadi reaksi berat dan gejala sistemik :
Epineprin IV 1:10.000 untuk gatal.
Injeksi antihistamin, seperti klorfernamin10 mg atau difenhidramin 50 mg.
3. Zooster
Istirahat
Usahakan supaya vesikel tidak pecah untuk menghindari infeksi sekunder,
yaitu dengan bedak salisil 2%. Bila terjadi infeksi se-kunder dapat
diberikan antibiotik lokal mis. salep kloramfenikol 2%.
Obat Antiviral : Indikasi obat antiviral ialah herpes zoster oftalmikus dan
pasien dengan defisiensi imunitas mengingat komplikasinya. Obat yang
biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya, misalnya valasiklovir.
Sebaiknya diberikan dalam 3 hari pertama sejak lesi muncul.
Dosis asiklovir yang dianjurkan ialah 5 x 800 mg sehari dan biasanya
diberikan 7 hari, sedangkan valasiklovir cukup 3 x 1000 mg sehari karena
konsentrasi dalam plasma lebih tinggi. Jika lesi baru masih tetap timbul
obat tersebut rhasih dapat diteruskan dan dihentikan sesudah 2 hari sejak
lesi baru tidak timbul lagi.
Untuk mengurangi neuralgia dapat diberikan analgetik
Page 26
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas DSM, Sidarta,. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. 1998
2. Vaughan, Daniel G. dkk. Oftalmologi Umum. Widya Medika. Jakarta.
2000
3. American Academy of Ophthalmology. Preferred practice pattern:
conjunctivitis, 2nd ed. San Francisco, CA: American Academy of
Ophthalmology; 2003
4. Buku saku dasar patologis penyakit, robbins & cotran, edisi 7, EGC:
Jakarta, 2008.
5. Sirajuddin, Junaedi. Bagian Mata FKUH. Konjungtivitis.
Page 27
Page 28