laporan tugas baja

25
Laporan Tugas Konstruksi Baja I Tata cara ( Proses) Pembuatan Baja Disusun Oleh : 1. Ratnasari Hidayati ( 125060400111058) 2. Rollanda Noverdo 3. Ardian Widi Nugroho 4.

Upload: ratnasari

Post on 06-Dec-2015

272 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

pembuatan baja

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tugas Baja

Laporan Tugas

Konstruksi Baja I

Tata cara ( Proses) Pembuatan Baja

Disusun Oleh :1. Ratnasari Hidayati ( 125060400111058)2. Rollanda Noverdo 3. Ardian Widi Nugroho4.

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PENGAIRAN

MALANG

2015

Page 2: Laporan Tugas Baja

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Umum

Baja adalah paduan antara besi (Fe) dan karbon (C) dengan penambahan

paduan lainnya. Baja paling banyak digunakan sebagai produk akhir seperti

komponen otomotif, tranformer listrik dan untuk proses manufaktur lainnya seperti

proses pembuatan lembaran besi, proses ekstrusi dan lain-lain. Dasar pemilihan

pemakaian baja ini seiring dengan terus berkembangnya industry otomotif dan

kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor, komponen permesinan, ban

konstruksi dan bidang lainnya terutama didasarkan pada sifat mekaniknyajika sifat

logam sangat keras sangat sulit dalam pembentukannya.( Tri Harya Wijaya,2010).

Baja adalahlogam paduandenganbesisebagai unsur dasar dankarbonsebagai

unsur paduan utamanya.Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2%hingga

2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur

pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom

besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan

(manganese), krom (chromium),vanadium, dan tungsten. Dengan memvariasikan

kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa

didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan

kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain

membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya

(ductility).Sedangkan baja profil itu sendiri adalah baja yang telah mengalami proses

pembentukan menjadi suatu bentuk profil-profil tertentu sesuai dengan kebutuhan

Sifat mekanik ini sangat ditentukan oleh kandungan paduan yang terdapat di

dalamnya. Kandungan unsur ini akan membentuk struktur mikro pada baja, sehingga

dengan merubah komposisi maka struktur mikro juga berubah dan perubahan ini

akan mempengaruhi sifat mekaniknya. Selain itu perubahan struktur mikro juga

dapat dilakukan dengan cara perlakuan panas yaitu dengan merubah kecepatan

pendinginan. Kemampuan pengerasan baja (hardenability) memiliki rentangan yang

besar sehingga dapat disesuaikan dengan sifat mekanik yang sesuai dengan yang

diinginkan dari dari baja itu.

Page 3: Laporan Tugas Baja

Paduan logam baja karbon rendah yang terdiri besi (Fe) dan unsur-unsur

karbon (C), Silikon(Si), Mangan(Mn), Phosfor (P) dan unsur lainnya( Wikipedia,

2010). Salah satu tujuan terpenting dalam pengembangan material adalah

menentukan apakah struktur dan sifat - sifat material optimum, agar daya tahan yang

dicapai maksimum (Taufikkurrahman,dkk.,2005).

Beberapa sifat - sifat baja secara umum adalah :

Keteguhan (solidity)

Mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau lentur

Elastisitas (elasticity)

Kemampuan / kesanggupan untuk dalam batas –batas pembebanan tertentu,

sesudahnya pembebanan ditiadakan kembali kepada bentuk semula.

Kekenyalan / keliatan (tenacity)

Kemampuan/kesanggupan untuk dapat menerima perubahan perubahan bentuk

yang besar tanpa menderita kerugian-kerugian berupa cacat atau kerusakan yang

terlihat dari luar dan dalam untuk jangka waktu pendek

Kemungkinan ditempa (maleability)

Sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat

dirubah bentuknya

Kemungkinan dilas (weklability)

Sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu sama lain dengan memakai

atau tidak memakai bahan tambahan, tampa merugikan sifat-sifat keteguhannya

Kekerasan (hardness)

Kekuatan melawan terhadap masuknya benda lain.

Page 4: Laporan Tugas Baja

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Pembuatan Baja

Bentuk elemen baja sangat dipengaruhi oleh proses yang digunakan untuk

membentuk baja tersebut. Sebagian besar baja dibentuk oleh proses hot-rolling

(penggilingan dengan pemanasan) atau cold-forming (pembentukan dengan

pendinginan).

Penggilingan dengan pemanasan (hot-rolling) adalah proses pembentukan

utama di mana bongkahan baja yang merah menyala secara besar-besaran

digelindingkan di antara beberapa kelompok penggiling. Penampang melintang

daribongkahan yang biasanya dicetak dari baja yang baru dibuat dan biasanya

berukuran sekitar 0,5 m x 0,5 m persegi, yang akibat proses penggilingan ukuran

penampang melintang dikurangi menjadi lebih kecil dan menjadi bentuk yang tepat

dan khusus.

Batasan bentuk penampang melintang yang dihasilkan sangat besar dan

masing-masing bentuk memerlukan penggilingan akhir tersendiri. Bentuk

penampang melintang I dan H biasanya digunakan untuk elemen-elemen besar yang

membentuk balok dan kolom pada rangka struktur.Bentuk kanal dan siku cocok

untuk elemen-elemen kecil seperti lapisan tumpuan sekunder dan sub-elemen pada

rangka segitiga.Bentuk penampang persegi, bulat dan persegi empat yang berlubang

dihasilkan dalam batasan ukuran yang luas dan digunakan seperti halnya pelat datar

dan batang solid dengan berbagai ketebalan.Perincian ukuran dan geometri yang

dimiliki seluruh penampang standar didaftarkan dalam tabel penampang yang dibuat

oleh pabrik baja .Contoh bentuk profil baja hot-roll dapat dilihat pada gambar 1.1

berikut.

Page 5: Laporan Tugas Baja

Gambar 2.1 Bentuk Baja Profil Canal dengan Produksi Pemanasan. Sumber : Macclonald.2000

Sedangkan untuk baja ringan dilakukan dengan proses pendinginan terlebih

dahulu atau yang sering disebut dengan (coldform). Pembentukan dengan

pendinginan (cold-forming) adalah metode lain yang digunakan untuk membuat

komponen-komponen baja dalam jumlah yang besar. Dalam proses ini, lembaran

baja tipis datar yang telah dihasilkan dari proses penggilingan dengan pemanasan

dilipat atau dibengkokkan dalam keadaan dingin untuk membentuk penampang

melintang struktur. Contoh bentuk profil baja cold-form dapat dilihat pada gambar

berikut

Gambar 2.2 Bentuk Baja Profil Cold-formingSumber : Macclonald.2000

Page 6: Laporan Tugas Baja

Proses pembengkokan dari lembaran-lembaran tipis yang dihasilkan dari

proses penggilingan biasanya baja dibentuk sedemikian rupa dalam suhu ruangan

dengan menggunakan bending brakes, press brake, dan roll-forming machines.Proses

pembuatan baja cod-form dapat dilihat pada gambar 2.3. dan 2.4.

Gambar 2.3 Lembaran Tipis Baja Ringan dari Proses PengilinganSumber : Macclonald.2000

Gambar 2.4 Bending BrakersSumber : Macclonald.2000

Elemen-elemen yang dihasilkan dari proses ini mempunyai karakteristik yang

serupa dengan penampang yang dihasilkan dari proses penggilingan dengan

pemanasan. Sisi paralel elemen-elemen tersebut memiliki penampang yang tetap,

Page 7: Laporan Tugas Baja

tetapi ketebalan logam tersebut berkurang sehingga elemen-elemen tersebut lebih

ringan, dan tentunya memiliki kapasitas muat beban yang lebih

rendah.Bagaimanapun, proses-proses tersebut memungkinkan pembuatan bentuk

penampang yang sulit. Satu hal lain yang membedakanproses-proses tersebut adalah

bahwa peralatan yang digunakan untuk proses pencetakan dengan pendinginan lebih

sederhana dan dapat digunakan untuk menghasilkan penampang melintang yang

bentuknya disesuaikan untuk penggunaan yang khusus.

Karena penampang yang dibentuk dengan pendinginan memiliki kapasitas

muat yang rendah, maka penampang ini terutama digunakan untuk elemen sekunder

pada struktur atap, seperti purlin, dan untuk sistem lapisan tumpuan.Potensi elemen -

elemen tersebut untuk perkembangan di masa yang akan datang sangat besar.

Komponen struktur baja dapat juga dihasilkan dengan pencetakan, yang dalam kasus

yang sangat kompleks memungkinkan pembuatan bentuk penampang yang sesuai

dengan kebutuhan. Akan tetapi, teknik ini bermasalah ketika komponen struktur,

yang disebabkan oleh kesulitan untuk menjamin mutu cetakan yang baik dan sama di

keseluruhan bagian.

Standar Nasional Indonesia SNI 03–1729–2002“Tata Cara Perencanaan

StrukturBajauntukBangunanGedung”merupakan standar perencanaan konstruksi baja

paling baru di Indonesia.Meskipun demikian, standar tersebut belum memasukkan

strategi perencanaan baja canai dingin dalam pembahasannya, dan dikhususkan

hanya untuk pemakaian baja canai panas saja. Bagaimanapun juga, pemakaian baja

canai dingin berbeda perlakuannya dibanding bajacanaipanas (Wei-WenYui 2000),

dan sudah banyak negara- negara yang memahami hal tersebut yaitu dengan

membuat peraturan perencanaan yang berbeda antara baja canai panas dan

dingin.Tabel 1.1 memperlihatkan masing-masing peraturan perencanaan struktur baja

untuk beberapa Negara.

Page 8: Laporan Tugas Baja

Tabel 2.1 Standar Perencanaan Baja di Berbagai Negara

2.2 Proses Pembuatan Baja

Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun

cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses

pembuatan baja antara lain :

1) Proses Konvertor

Konvertor adalah bejana yang berbentuk bulat lonjong terbuat dari pelat baja.

Bagian dalam dilapisi dengan batu tahan api yang berfungsi untuk menyimpan panas

yang hilang sekaligus menjaga supaya pelat baja tidak lekas aus. Bejana tersebut

dapat diputar pada kedua porosnya. pada bagian bawah konvertor terdapat saluran-

Page 9: Laporan Tugas Baja

saluran yang berdiameter antara 15 - 20 mmsebanyak 120 - 150 buah. Melewati

poros yang satu dialirkan udara yang bertekanan 1.5 - 2 atmosfer. Sedangkan pada

poros yang lain dihubungkan dengan roda gigi untuk mengatur kedudukan konvertor.

Gambar 2.5 Cara Kerja Konverter

Proses pembuatan baja dapat diartikan sebagai proses yang bertujuan mengurangi

kadar unsur C, Si, Mn, P dan S dari besi mentah dengan proses oksidasi peleburan.

Konventer untuk proses “oksidasi berkapasitas antara 50-400 ton”. Besi kasar

dari tanur yang dituangkan ke dalam konventer disemburkan oksigen dari atas

melalui pipa sembur yang bertekanan kira-kira 12 atm. Penyemburan Oksigen

berlangsung antara 10-20 menit. Penambahan waktu penyemburan akan

mengakibatkan terbakarnya C, P, Mn dan Si. Konvertor dibuat dari plat baja dengan

sambungan las atau paku keling. Bagian dalamnya dibuat dari batu tahan api.

Konvertor disangga dengan alat penyangga yang dilengkapi dengan trunnion untuk

mengatur posisi horizontal atau vertikal Konvertor.

Pada bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin (tuyer)sebagai

saluran udara penghembus (air blast). Batu tahan api yang digunakan untuk lapisan

bagian dalam Konvertor dapat bersifat asam atau basa tergantung dari sifat baja yang

diinginkan.

Secara umum proses kerja konverter adalah :

a. Dipanaskan dengan kokas sampai suhu 15000C.

b. Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (+1/8 dari volume konverter).

Page 10: Laporan Tugas Baja

c. Konverter ditegakkan kembali.

d. Dihembuskan udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dengan kompresor.

e. Setelah 20 – 25 menit konverter dijungkirkan untuk mengeluarkan hasilnya.

2) Proses Bassemer (asam)

Proses bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam

konvertor yang mempunyai lapisan batu tahan api dari kuarsa asam atau oksidasi

asam , sehingga proses ini disebut “Proses Asam”. Besi kasar yang diolah dalam

konvertpr ni adalah besi kasar kelabuyang kaya akan unsur silikondan rendah fosfor

(kandungan fosfor maksimal adalah 0,1%). Besi kasar yang mengandung fosfor

rendah diambil karena unsur fosfortidak dapat di reduksi dari dalam besi kasar

apabila tidak diikat dengan batu kapur. Disamping itu, fosfor dapat bereaksi dengan

lapisan dapuryang terbuat dari kuarsa asam, reaksi dapat membahayakan atau

menghabiskan lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat menguntungkan apabila

besi kasar yang diolah dalam proses ini adalah besi kasar kelabu yang mengandung

silikon sekitar 1,5% - 2%.

Gambar 2.6 Konverter Bassemer

Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan sewaktu konvertor

dalam posisi horizontal ( kemiringannya sekitar 300). Sementara itu, udara

diembuskan dalam posisi vertikal atau disebut juga kedudukan proses.

Dalam konvertor, yang pertama terjadi adalah proses oksidasi unsur silikon yang

menghasilkan oksida silikon. Kemudian diikuti oleh proses oksidasi unsur fosfor dan

Page 11: Laporan Tugas Baja

mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan oksida mangan, ditandai dengan

adanya bunga api yang berwarna kehijau-hijauan.

Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon. Proses ini

berlangsung disertai dengan suara gemuruh dan nyala api berwarna putih dengan

panjang sekitar 2 meter, kemudian nyala api mengcil. Sebelum nyala api padam,

ditambahkan besi kasar yang banyak mengandung mangan, kemudian baja cair

dituangkan ke dalam panci-panci tuangan dan dipadatkan dalam bentuk batang-

batang baja.

3) Proses Thomas (basa)

Proses thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam

konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api dari bahan karbonat

kalsium dan magnesium karbonat (CaCO +MgCO) yang disebut “dolomit”. Proses

ini disebut juga proses basa karena lapisan konvertor terbuat dari dolomit dan hanya

mengolah besi kasar putih yang kaya dengan fosfor (sekitar 1,7 – 2) dan

mengandung unsur silikon rendah (sekitar 0,6 – 0,8). Proses ini makin baik hasilnya

apabila besi kasar yang diolah mengandung unsur silikon yang sangat rendah.

Dalam proses ini udara diembuskan ke cairan besi kasar di dalam konvertor

melalui pipa saluran udara, sehingga terjadi proses oksaidasi di dalam cairan

terhadap unsur-unsur campuran. Pertama kali unsur yang dioksidasi adalah silikon

(Si), kemudian mangan (Mn), dan fosfor (P). oksidasi unsur fosfor terjadi cepat

sekali, sekitar 3 – 5 menit dan proses oksidasi yang terakhir adalah unsur karbon

yang disertai suara gemuruh dan nyala api yang tinggi. Apabila nyala api sudah

mengecil dan kemudian dalam berarti proses oksidasi telah selesai.

Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-unsur di dalam besi kasar menghasilkan

oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan menambahkan batu kapur ke dalam

konvertor. Selanjutnya terak cair dikeluarkan dari dalam konvertor, diikuti dengan

penuangan baja cair ke dalam panci-panci tuangan kemudian dipadatkan menjadi

batangan baja.

4) Proses Siemens Martin

Proses tungku terbuka disebut juga proses Siemens Martin, yang disesuakan dengan

nama ahli penemu proses tersebut. Proses ini digunakan untuk menghasilkan baja

yang mengandung karbon sedang dan rendah dengan cara proses asam atau basa,

sesuai dengan sifat lapisan dapurnya.

Page 12: Laporan Tugas Baja

Proses ini berlangsung di dalam dapur tungku terbuka atau dapur Siemen Martin

yang mempunyai kapasitas 150 – 300 ton, bahan bakarnya gas yang dihasilkan

dengan pembakaran kokas di atas tungku atau bahan bakar minyak. Dapur ini

menggunakan prinsip regenerator (hubungan balik) dan tungku pemanas dapat

mencapai temperatur sekitar 900 – 1.200, tungku pemanas ini bisa mencapai

temperatur tinggi apabila diperlukan, dan pada waktu yang sama menghemat bahan

bakar. Dalam proses ini dapur diisi dengan besi kasar dan baja bekas, kemudian

dicairkan sehingga beberapa unsur campuran terbentuk menjadi terak di atas

pemukaan cairan besi, tambahkan bijih besi atau serbuk besi yang berguna untuk

mereduksi karbon, maka lubang pengeluaran dapur dibuka dan dicairan dituangkan

kedalam panci-panci tuangan.

Gambar 2.7 Tungku Siemens Martin

Baja cair meninggalkan dapur sebelum terak cair dan beberapa terak dapat

dicegah meninggalkan dapur sampai seluruh baja cair dikeluarkan, kemungkinan

terak itu tertuang ke dalam panci yang mengapung di atas baja cair sehingga perlu

dikeluarkan dan dituangkan ke dalam panci yang berukuran kecil.

Baja cair yang telah penuh di dalam panci dituangkan ke dalam cetakanmelalui

bagian bawah cetakan, sehingga terak tetap di dalam panci dan terakhir dikeluarkan.

Selain itu, dapat pula dipisahkan dengan cara menuangnya ke dalam cetakan yang

Page 13: Laporan Tugas Baja

lebih kecil.Setiap melakukan proses pemurnian besi kasar dan bahan tambahan

lainnya berlangsung selama 12 jam, kemudian diambil sejumlah baja cair sebagai

contoh untuk dianalisis komposisinya. Sementara itu, terak yang dihasilkan dari

proses basa digunakan sebagai pupuk bahan.

5) Proses Basic Oxygen Furnace

Proses ini menempati 70% proses produksi baja di Amerika Serikat.

Merupakan modifikasi dari proses Bessemer. Proses Bessemer menggunakan uap air

panas ditiupkan pada besi kasar cair untuk membakar zat kotoran yang tersisa. Proses

BOF memakai oksigen murni sebagai ganti uap air. Bejana BOF biasanya

berdiameter dalam 5m mampu memproses 35 – 200 ton dalam satu pemanasan.

Peleburan Baja Dengan BOF ini juga termasuk proses yang paling baru

dalam industri pembuatan baja. Konstruksi tungku BOF relative sederhana, bagian

luarnya dibuat dari pelat baja sedangkan dinding bagian dalamnya dibuat dari bata

tahan api (firebrick).

Proses tanur oksigen basa ( Basix Oxygen Furnace, BOF) menggunakan besi

kasar cair (65 – 85%) yang dihasilkan oleh tanur tinggi sebagai bahan dasar utama

dicampur dengan besi bekas (skrap baja) sebanyak (15 – 35%), batu kapur dan gas

oksigen (kemurnian 99,5%). Panas ditimbulkan oleh reaksi dengan oksigen.

Gagasan ini dicetuskan oleh Bessemer sekitar tahun 1800.

Gambar 2.8 Tungku Basic Oxygen Furnace

Besi bekas sebanyak ± 30% dimasukkan kedalam bejana yang dilapisi batu

tahan api basa. Logam panas dituangkan kedalam bejana tersebut. Suatu pipa aliran

Page 14: Laporan Tugas Baja

oksigen yang didinginkan dengan air dimasukkan  kedalam bejana 1 sampai 3 m

diatas permukaan logam cair. Gas oksigen akan mengikat karbon dari besi kasar

berangsur – angsur turun sampai mencapai tingkat baja yang dibuat. Proses oksidasi

berlangsung terjadi panas yang tinggi sehingga dapat menaikkan temperatur logam

cair sampai diatas 1650 C. Pada saat oksidasi berlangsung ke dalam tungku

ditambahkan batu kapur. Batu kapur tersebut kemudian mencair dan bercampur

dengan bahan – bahan impuritas (termasuk bahan – bahan yang  teroksidasi)

membentuk terak yang terapung diatas baja cair. Bila proses oksidasi selesai maka

aliran oksigen dihentikan dan pipa pengalir oksigen diangkat / dikeluarkan dari

tungku.

Tungku BOF kemudian dimiringkan dan benda uji dari baja cair diambil

untuk dilakukan analisa komposisi kimia. Bila komposisi kimia telah tercapai maka

dilakukan penuangan (tapping). Penuangan tersebut dilakukan ketika temperature

baja cair sekitar 1650 C. Penuangan dilakukan dengan memiringkan perlahan – lahan

sehingga cairan baja akan tertuang masuk kedalam ladel. Di dalam ladel biasanya

dilakukan skimming untuk membersihkan terak dari permukaan baja cair dan proses

perlakuan logam cair (metal treatment). Metal treatment tersebut terdiri dari proses

pengurangan impuritas dan penambahan elemen – elemen pemadu atau lainnya

dengan maksud untuk memperbaiki kualitas baja cair sebelum dituang ke dalam

cetakan. Jenis Baja yang dihasilkan oleh proses ini adalah Baja karbon & Baja

paduan 0,1 % < c < 2,0 %

Kelebihan proses BOF dibandingkan proses pembuatan baja lainnya :

-          Dari segi waktu peleburannya yang relatif singkat yaitu hanya berkisar sekitar 60

menit untuk setiap proses peleburan.

-          Tidak  perlu  tuyer dibagian bawah.

-          Phosphor  dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon.

-          Biaya operasi murah.

6) Proses Dapur Kopel

Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.

Proses sebagai berikut :

Pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.

Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.

Page 15: Laporan Tugas Baja

kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas

mencapai 700– 800 mm dari dasar tungku.

besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.

15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.

7) Proses Dapur Listrik

Baja yang berkualitas tinggi dihasilkan apabila dilakukan pengontrolan

temperatur peleburan dan memperkecil unsur-unsur campuran di dalam baja yang

dilakukan selama proses pemurnian. Proses pengolahan seperti ini dilakukan dengan

menggunakan dapur listrik. Pada awal pemurnian baja menggunakan dapur tungku

terbuka atau konvertor, selanjutnya dilakukan di dalam dapur listrik sehingga

diperoleh baja yang berkualitas tinggi. Dapur listrik terdiri dari dua jenis, yaitu dapur

listrik busur nyala dan dapur induksi frekuensi tinggi.

1)      Dapur listrik busur nyala

Dapur ini mempunyai kapasitas 25 – 100 ton dan dilengkapi dengan tiga buah

elektroda karbon yang dipasang pada bagian atas atau atap dapur, disetel secara

otomatis untuk menghasilkan busur nyala yang secara langsung memanaskan dan

mencairkan logam.

Dapur ini dapat mengolah logam dengan proses asam atau basa dengan lapisan batu

tahan apinya dan bahan yang dimasukkan ke dalam dapur (besi kasar), termasuk

logam keras (baja atau besi) yang terlebih dahulu diketahui komposisinya. Apabila

dilakukan proses basa maka terjadi oksidasi terak dari batu kapur atau bubuk kapur

untuk mereduksi unsur-unsur campuran. Selanjutnya diperoleh pemisahan terak

(mengandung batu kapur) dari baja cair. Juga dapat ditambahkan dengan logam

campur sebelum cairan dikeluarkan dari dalam dapur untuk mencegah oksidasi.

Page 16: Laporan Tugas Baja

Gambar 2.9 Dapur Listrik Busur Nyala

2)      Dapur induksi frekuensi tinggi

Dapur ini terdiri dari kumparan yang dililiti kawat mengelilingi cawan batu tahan

api, ketika tenaga yang dialirkan dari listrik, akan menghasilkan arus listrik yang

bersirkulasi di dalam logam yang menyebabkan terjadinya pencairan. Apabila bahan

logam telah cair maka arus listrik membuat gerak mengaduk (berputar). Kapasitas

dari dapur jenis ini adalah 350 kg – 6 ton pada umumnya dapur ini digunakan untuk

meproduksi baja paduan yang khusus.

Page 17: Laporan Tugas Baja

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Konvertor adalah bejana yang berbentuk bulat lonjong terbuat dari pelat baja.

Bagian dalam dilapisi dengan batu tahan api yang berfungsi untuk menyimpan panas

yang hilang sekaligus menjaga supaya pelat baja tidak lekas aus.

Dalam proses pembuatan baja dengan sistem konverter terdapat proses

sebagai berikut :

-          Proses Bassemer (asam)

-          Proses Thomas (basa)

-          Proses Siemens Martin

-          Proses Basic Oxygen Furnace

-          Proses Dapur Kopel

-          Proses Dapur Cawan

-          Proses Dapur Listrik

-          Proses Dapur Cupola (Cupola Furnace)

Page 18: Laporan Tugas Baja

DAFTAR PUSTAKA

   Nasmi H.S. 2010. Ilmu Logam 1. Fakultas Teknik Universitas Mataram.

   Hari Amanto dan Daryanto. 1999. Ilmu Bahan. Bumi Aksara. Jakarta. Yanmar

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30650/5/Chapter%20I.pdf

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=225226

https://elvira88.wordpress.com/1-biofilm-untuk-stabilisasi-bangunan-agar-tahan-

gempa/proses-pembuatan-baja/

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ir.bambang61/material/

prosespembuatanbesidanbaja.pdf

http://litbang.pu.go.id/sni/index.php/sni/listkategorisni/02/80

http://yudhia nggani.blogspot.co.id/2013/11/makalah-dapur-pembuatan-baja.html