laporan tpt-pasir banteng

11
UPTD Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman Telp. 022-7911067 Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman terletak di Jl. Raya Jatinangor-Cikeruh Pasirbanteng – Sumedang. Luasnya sekitar 28,8 hektar. Ditempat ini mengembangkan benih baik dari varietas lokal, varietas luar negeri ataupun varietas yang sudah langka. Varietas lokal merupakan varietas yang dapat berkembang baik pada suatu daerah diwilayah Indonesia, contohnya di daerah Sumedang varietas lokalnya berupa tanaman alpukat. Sedangkan untuk varietas luar negeri, pada tanaman harus dilakukan uji multilokasi sebanyak tiga kali untuk didapatkan hasil yang sesuai dengan deskripsi setelah itu barulah dilepas oleh pemerintah untuk disebarluaskan di luar wilayah Indonesia. Menurut Ibu Ir. Lasmini, Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman dibagi kedalam beberapa wilayah yaitu Kompleks tanaman sayuran, Kompleks tanaman buah-buahan, Kompleks tanaman hias, dan laboratorium kultur jaringan. 1.1. Bagian Tanaman Sayuran Tempat pertama yang didatangi adalah bagian tanaman sayuran. Disana, diajarkan tentang budidaya bawang merah. Bawang merah yang dibudidayakan ada dua macam varietas majacipanas dengan bentuk agak lonjong, kecil, dan memiliki anakan serta varietas balikaret dengan bentuk bulat, terdapat lekukan dibagian bawah, besar, tidak memiliki anakan. Kedua

Upload: l

Post on 14-Jun-2015

799 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tpt-pasir Banteng

UPTD Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman

Telp. 022-7911067

Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman terletak di Jl. Raya

Jatinangor-Cikeruh Pasirbanteng – Sumedang. Luasnya sekitar 28,8 hektar. Ditempat ini

mengembangkan benih baik dari varietas lokal, varietas luar negeri ataupun varietas yang

sudah langka. Varietas lokal merupakan varietas yang dapat berkembang baik pada suatu

daerah diwilayah Indonesia, contohnya di daerah Sumedang varietas lokalnya berupa

tanaman alpukat. Sedangkan untuk varietas luar negeri, pada tanaman harus dilakukan uji

multilokasi sebanyak tiga kali untuk didapatkan hasil yang sesuai dengan deskripsi setelah itu

barulah dilepas oleh pemerintah untuk disebarluaskan di luar wilayah Indonesia.

Menurut Ibu Ir. Lasmini, Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman

dibagi kedalam beberapa wilayah yaitu Kompleks tanaman sayuran, Kompleks tanaman

buah-buahan, Kompleks tanaman hias, dan laboratorium kultur jaringan.

1.1. Bagian Tanaman Sayuran

Tempat pertama yang didatangi adalah bagian tanaman sayuran. Disana, diajarkan

tentang budidaya bawang merah. Bawang merah yang dibudidayakan ada dua macam

varietas majacipanas dengan bentuk agak lonjong, kecil, dan memiliki anakan serta varietas

balikaret dengan bentuk bulat, terdapat lekukan dibagian bawah, besar, tidak memiliki

anakan. Kedua varietas tersebut dapat dibudiyakan dengan baik dengan hasil maksimal

apabila ditanam didaerah dataran tinggi dengan keadaan pemupukan dan pengairan yang

baik.

Pengolahan lahan yang dilakukan ada dua macam yaitu pengolahan lahan 1 dan

pengolahan lahan 2. Setelah itu, campurkan pupuk dasar (pupuk kandang) sebanyak 10-20ton

per hektar. Selanjutnya, pucuk pada benih bawang tersebut dipotong sepertiga bagian untuk

mempercepat pertumbuhan. Rendam benih yang telah dipotong tersebut didalam fungisida

dan ZPT selama sepuluh sampai limabelas menit dengan ukuran satu gram per sepuluh liter.

Tanam benih dengan jarak 15x15cm atau 15x10cm tutup benih hingga tidak terlihat

dipermukaan. Setelah dua minggu tunas akan terlihat. Satu bulan kemudian, dilakukan

pemberian pupuk NPK seimbang selama 2 bulan berturut-turut. Penyiangan dilakukan dua

Page 2: Laporan Tpt-pasir Banteng

minggu sekali. Setelah dua bulan, daun akan mulai terlihat. Setelah itu biarkan benih terkena

matahari dengan memiringkan daun dengan menggunakan bambu. Hal ini dilakukan agar

benih bawang dapat berisi penuh.

Selain pupuk NPK, dapat juga digunakan pupuk ZA, TSP, dan KCl dengan

perbandingan 1:1. Pemupukan yang dilakukan berjarak 4-5cm dari tanaman ataupun dengan

pembuatan larikan disamping tanaman. Pada dataran tinggi benih dapat tumbuh dengan baik

dalam waktu 3 bulan sedangkan didaerah dataran rendah dapat tumbuh dengan baik dalam

waktu 65 hari. Untuk hasil yang dikonsumsi tanaman dapat dipanen dalam waktu kurang dari

3 bulan. Sedangkan untuk hasil yang digunakan sebagai benih waktu maksimal yang

digunakan selama 2 bulan.

1.2. Kompleks Tanaman Hias

Pada kompleks tanaman hias, ditanam dua macam tanaman. Yang pertama yaitu

tanaman anggrek dan tanaman non anggrek. Tanaman anggrek yang ditanam terdiri dari 5

jenis yaitu : anggrek bulan, anggrek panda, anggrek dendrobium, anggrek catlea, dan anggrek

plaenopsis. Media tanam yang digunakan untuk tanaman anggrek dapat berupa pakis yang

telah dikeringkan, mos, sabut kelapa, ataupun arang.

Perbanyakan tanaman anggrek dilakukan secara konvensional. Seperti dengan

pemisahan anakkan dan tunas. Tanaman anggrek itu sendiri siklus hidupnya mulai dari benih

sampai berbunga dapat memakan waktu kurang lebih dua tahun. Bahkan, pada anggrek panda

bisa mencapai empat tahun. Pembudidayaan tanaman anggrek memerlukan perlakuan khusus

seperti perlunya pemasangan paranet agar lebih ternaungi. Penyiraman pada musim panas

dilakukan setiap hari sedangkan pada musim penghujan penyiraman cukup dilakukan dua

hari sekali.

Pada tanaman non anggrek ditanaman berbagai jenis tanaman. Mulai dari tanaman

melati, soka, adenium, anthurium, bahkan sirih merah. Perbanyakan yang dilakukan dapat

dilakukan dengan cara pemisahan anakan, tunas, penanaman benih baik dari hasil persilangan

ataupun hasil dari tanaman itu sendiri, cangkok, grafting, sampai okulasi. Pada sirih merah

ataupun sirih hitam dapat diperbanyak dengan cara merunduk yaitu dengan merundukkan

bagian tanaman sirih tersebut. Biarkan selama seminggu sampai dua minggu hingga bagian

yang dirundukkan terlihat kokoh lalu potong bagian batangnya.

Page 3: Laporan Tpt-pasir Banteng

Media tanam yang digunakan pada tanaman non anggrek dapat berupa bokashi yang

merupakan campuran dari pupuk kandang (berasal dari kotoran ayam dan domba), EM4,

serta sekam (berguna untuk mempercepat pertumbuhan akar).

Tanaman non anggrek yang merupakan unggulan Balai Pengembangan Benih

Hortikultura dan Aneka Tanaman salah satunya adalah anthurium holland. Anthurium

holland diambil bagian bunganya karena bentuk bunganya yang unik serta warna yang

menarik. Perbanyakan anthurium dapat dilakukan dengan bantuan manusia.

Apabila tanaman anthurium ingin digunakan sebagai penghias ruangan dapat

dilakukan pengolesan santan kara pada bagian tanaman. Hal ini dapat menyebabkan tanaman

menjadi lebih mengkilap dan dapat bertahan selama kurang lebih dua minggu. Santan kara

tidak akan berdampak seperti minyak pada tanaman yang telah dioleskan.

1.3. Kompleks Tanaman Buah-Buahan

Di kompleks tanaman buah-buahan diperbanyak berbagai jenis tanaman seperti

manggis, sawo, jambu, durian, dan mangga. Pada tanaman durian dilakukan perbanyakan

untuk mendapatkan benih unggul bermutu dalam waktu singkat. Jenis durian yang bagus

adalah durian sitokong.

Perbanyakan durian di Pasir Banteng di lakukan secara vegetative buatan. Contoh

metode buatan itu yaitu metode grafting metode grafting. Grafting merupakan metode

perbanyakan vegetatif buatan. Grafting/penyambungan adalah seni menyambungkan 2

jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta

berkembang sebagai satu tanaman gabungan.

Beberapa alasan yang dikemukakan pada saat melakukan grafting adalah:

memperoleh keuntungan dari batang bawah tertentu, seperti perakaran kuat, toleran terhadap

lingkungan tertentu, mengubah kultivar dari tanaman yang telah berproduksi, yang disebut

top working, mempercepat kematangan reproduktif dan produksi buah lebih awal,

mempercepat pertumbuhan tanaman dan mengurangi waktu produksi, mendapatkan bentuk

pertumbuhan tanaman khusus dan memperbaiki kerusakan pada tanaman.

Page 4: Laporan Tpt-pasir Banteng

Cara perbanyakan yang dilakukan yaitu :

1. Model tusuk/susuk

Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju kearah pucuk. Panjang

belahan antara 1-1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah sebaiknya

memiliki diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk calon batang bawah dipotong

dan dibuang, kemudian disayat sampai runcing. Bagian yang runcing disisipkan

kebelahan calon batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah

tidak mudah lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat dengan tali rafia.

Selama masa penyusuan batang yang disatukan tidak boleh bergeser. Sehingga,

tanaman batang bawah harus disangga atau diikat pada tanaman induk (batang

tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah dilakukan penyambungan. Susuan

tersebut harus disiram agar tetap hidup. Biasanya, setelah 3-6 bulan tanaman tersebut

bisa dipisahkan dari tanaman induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang

disusukan. Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah 3

bulan. Penyambungan model tusuk atau susuk ini dapat lebih berhasil kalau

diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau belum berkayu keras.

2. Model sayatan

Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk yang sudah

berbuah dan besarnya sama.

Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada kedua

batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama.

Setelah kedua batang tersebut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat pada

sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersama-sama.

Setelah 2-3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau batang atas dan

batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama berarti penyusuan tersebut berhasil.

Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong/dibuang, pucuk batang atas

dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang atas sudah sempurna,

pangkal batang atas juga dipotong.

Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman biji, sedangkan

batang atas dari ranting/cabang pohon durian dewasa.

Page 5: Laporan Tpt-pasir Banteng

1.4. Kompleks Laboratorium Kultur Jaringan

Pada komplek laboratorium kultur jaringan, diinformasikan bagaimana cara

memperbanyak tanaman seperti tanaman anggrek dengan cara kultur jaringan.

Kultur jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

membuat bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuh

menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi invitro (didalam gelas). Keuntungan

dari kultur jaringan lebih hemat tempat, hemat waktu, dan tanaman yang

diperbanyak dengan kultur jaringan mempunyai sifat sama atau seragam dengan

induknya. Contoh tanaman yang sudah lazim diperbanyak secara kultur jaringan

adalah tanaman anggrek.

Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif.

Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian

tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media

buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang

tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi

tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman

dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan

di tempat steril. 

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan

adalah:

1)    Pembuatan media

2)    Inisiasi

3)    Sterilisasi

4)    Multiplikasi

5)    Pengakaran

6)    Aklimatisasi

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. 

Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak.

Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.  Selain itu,

diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.  Zat pengatur tumbuh

Page 6: Laporan Tpt-pasir Banteng

(hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung

dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.  Media yang sudah jadi ditempatkan pada

tabung reaksi atau botol-botol kaca.  Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan

cara memanaskannya dengan autoklaf.

Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan.

Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. 

Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di

tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril.

Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan

secara merata pada peralatan yang digunakan.  Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga

harus steril.  

Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan

pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi

yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan.  Tabung reaksi yang telah ditanami

ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar

yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. 

Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta

untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi

akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk

(disebabkan bakteri). 

Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke

bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan

sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama

penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan

udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara

bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama

dengan pemeliharaan bibit generatif. 

Page 7: Laporan Tpt-pasir Banteng

Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan

usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang

dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.

Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan

yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat

dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati

yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di

Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang

lebih cepat. Selain itu, dengan adanya pertumbuhan tanaman yang lebih cepat maka lahan-

lahan yang kosong dapat c

Ada beberapa keuntungan yang didapatkan dari pemanfaatan kultur jaringan seperti :

Pengadaan bibit tidak tergantung musim

Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari

satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000

planlet/bibit)

Bibit yang dihasilkan seragam

Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (meng gunakan organ tertentu)

Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah

Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan

lainnya