materi bahasan 2. tpt – 4
DESCRIPTION
Materi Bahasan 2. TPT – 4. Tema : Teknik Budidaya untuk Kualitas , Kuantitas dan kontinuitas produksi Subtema: Mekanisasi pada pemetikan Teh Budidaya sayuran dalam rumah screen (Metode budidaya protektif). P engelompokan, pemanfaatan, dan tujuan pengelolaan tanaman. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Materi Bahasan 2. TPT – 4
Tema :
Teknik Budidaya untuk
Kualitas, Kuantitas dan kontinuitas produksi
Subtema:
Mekanisasi pada pemetikan Teh
Budidaya sayuran dalam rumah screen (Metode budidaya protektif)
Pengelompokan, pemanfaatan, dan tujuan pengelolaan tanaman
• Teh (Camellia sinensis) : Tanaman Perkebunan, yang dikonsumsi sebagai bahan minuman penyegar
• Bagian tanaman yang dimanfaatkan : pucuk• Umur tanaman : tahunan (perennial)• Pemanfaatan produk : Bahan baku pengolahan teh (teh
hitam, teh hijau, teh Oolong)• Pucuk harus bermutu tinggi supaya teh yang dihasilkan
bermutu tinggi.• Semua kegiatan pengelolaan/ pemeliharaan tanaman
ditujukan untuk membentuk zat penentu kualitas (catechin, caffein, enzym) yg tinggi dlm pucuk. rasa, warna, dan aroma teh jadi
Status dan Kondisi
• Tanaman teh berasal dari daerah subtropis di Indonesia lbh cocok di pegunungan.
• Lingkungan fisik yg paling berpengaruh : iklim dan tanah. Teh tdk tahan terhadap kekeringan (curah hujan yg dikehendaki : 2000-2500 mm)
• Di Indonesia, berdasarkan elevasi : (1) Perke-bunan daerah rendah ( < 800 m dpl; 23ºC - 24ºC); (2) Perkebunan daerah sedang (800 – 1200 m dpl; 21ºC - 22ºC); (3) Perkebunan daerah tinggi (> 1200 m dpl; 18º - 19ºC)
• Perbedaan elevasi perb. suhu udara perb. sifat pertumbuhan perdu teh perb. mutu
Bibit Tanaman
• Perbanyakan tanaman teh : generatif & vegetatif
• Bibit tanaman : (a) asal biji; (b) asal setek (paling banyak digunakan); ( c) asal okulasi (sdh jarang digunakan)
Pengelolaan TBM
• Tujuan pemeliharaan TBM membentuk tanaman berpotensi tinggi dg masa nonproduksi pendek, secara efisien.
• Pemeliharaan TBM tanaman teh : a.l penyiangan, pembuatan & pemeliharaan rorak, penyulaman, pemupukan, pengelolaan tanaman Pelindung, pembentukan bidang petik
Pembentukan Bidang Petik dan Pemangkasan
• Kuantitas dan kualitas hasil pucuk teh sangat ditentukan oleh kondisi perdu induk
• Untuk mendapatkan perdu produktif :
(1) harus dibentuk (TBM) percabangan ideal & bidang petik luas;
(2) harus dipangkas (TM)
• Pemb. Bidang petik : (1) pemangkasan (centering); (2) perundukan (bending); (3) kombinasi centering-bending
Pembentukan Bidang Petik
pemangkasan
perundukan
centering-bending
Pemangkasan
• Tanaman teh yg tidak dipangkas akan : tumbuh tinggi, pemetikan sulit, produksi pucuk sedikit.
• Tujuan pemangkasan : (1) supaya fase pertumbuhan/ perkembangan tetap vegetatif; (2) spy bidang petik luas; (3) bid, petik tetap rendah; (4) merangsang pertumb. Tunas2 baru; (5) memperbaharui & memperbaiki bid. petik
Beberapa istilah dlm pemangkasan
• sistem pangkasan
• daur pangkasan
• waktu pangkasan
• tinggi pangkasan
• jenis pangkasan
Beberapa Tipe Pangkasan Produksi
Pemetikan
• Pemetikan : pemungutan hasil pucuk tanaman teh yang memenuhi syarat-syarat pengolahan.
• Peran lain pemetikan pengelolaan tanaman. Apabila dilakukan baik akan diperoleh hasil yang tinggi dg kualitas baik.
• Kecepatan pertumbuhan tunas baru a.l dipengaruhi oleh daun-daun yg tertinggal pada perdu (daun pemeliharaan). Ketebalan optimal daun pemeliharaan 15 – 20 cm (4 – 5 lapis).
Pertanyaan/ Diskusi
• Ada persamaan fungsi antara pemangkasan & pemetikan; apa ?
• Pemetikan merupakan pembentukan kondisi mampu berproduksi tinggi & kontinyu; apa artinya ?
• Mengapa kalau daun pemeliharaan terlalu tipis atau terlalu tebal akan merugikan pada pertumbuhan tunas ?.
Beberapa istilah dalam Pemetikan
• Peko, burung, kepel, daun biasa/ normal, daun muda, daun tua, cakar ayam, manjing, gabar, inang, pucuk tanggung
• Macam petikan : penamaan petikan berdasarkan mutu pucuk yang dihasilkan.
• rumus petikan : petikan yang digambarkan dengan lambang huruf dan angka.
• Jenis pemetikan : (1) pemetikan jendangan; (2) pemetikan produksi; (3) pemetikan gendesan.
• Jenis petikan : macam pucuk yang dihasilkan dari pemetikan.
Beberapa Kaidah Pemetikan• Macam-macam pemetikan : petikan jendangan;
petikan produksi; petikan gendesan• Standar pemetikan : kriteria pucuk masak petik
kondisi/umur pucuk yg memenuhi syarat olah petikan halus, medium, kasar
• Daur petik : selang waktu antar petikan pada suatu blok kebun.
• Sistem pemetikan : berat ringanya pemetikan pada tanaman teh
• Rumus petikan : rasio antara bagian pucuk yg dipetik dg yg ditinggalkan
Sistem petikan di Indonesia
Pengawasan Pemetikan Metoda pengawasan : (1) Analisa pertumbuhan pucuk : untuk
mengetahui kondisi pertumbuhan pucuk sebelum dipetik
(2) analisa petik : untuk mengetahui apakah daur dan standar petik sesuai dg ketentuan
(3) analisa pucuk : untuk mengevaluasi jenis petikan dan mutu pucuk, untuk pendugaan mutu & penentuan upah
Pengawasan jejak petikan : di lapangan oleh mandor dan pembantunya
Tenaga Pemetik• Kebutuhan tenaga pemetik harus dimonitor/
dihitung secara berkala dg memperhitungkan cuaca dan kecepatan pertumbuhan pucuk, sehingga bisa diketahui dg cepat kekurangan atau kelebihan pemetik.
• Kekurangan : giliran petik kaboler (terlambat); pemetikan kurang intensif
• Kelebihan : pucuk belum manjing banyak terambil; pendapatan pemetik di bawah basic yield; waktu pemetikan relatif cepat
• Pemetikan merupakan pekerjaan yg berat
Penggunaan Mesin Petik• Di Jepang dan Selandia Baru penggunaan mesin petik
sudah lama (tenaga kerja mahal)• Di Indonesia : tenaga pemetik mulai sulit (bersaing dg
industri, pariwisata peminat berkurang) 70 % dari tenaga kerja di perkebunan teh adalah tenaga pemetik.
• Penggunaan gunting petik atau mesin petik diharapkan bisa menekan biaya produksi.
• Hasil penelitian tahun 1996 di Pasir Sarongge : penggunaan gunting dan mesin petik berguna untuk, (a) meningkatkan kapasitas pemetik 2 x lipat cara manual, (b) memacu pertumbuhan pucuk.
• Supaya mutu hasil terjaga, keterampilan penggunaan alat petik perlu ditingkatkan, diikuti pemberian pupuk dg dosis yang tepat.
Adopsi & Modifikasi
• Mesin petik teh tipe 120 dari jepang kurang sesuai digunakan di Indonesia kapasitas dan kualitas kerja mesin menjadi rendah karena : (1) jenis tanaman teh beda (sinensis – assamica), (2) pola tanam beda, hingga penggunaan mesin kurang lancar. (3) Suku cadang tdk tersedia mahal.
Modifikasi• BBP (Balai Besar Pengembangan) Mektan, Serpong
kerjasama dengan Puslitbun Teh/ PPTK Gambung, 2004-2005 merekayasa prototipe mesin petik teh : Locally made, relatif murah, suku cadang tersedia, 3 orang operator, satu hektar panen daun teh satu hari.
• Hasil uji coba pada klon TRI 2025, dengan daur petik rata-rata 20 hari : (a) kualitas petikan memenuhi syarat (MS) rata-rata 64,9%, manual 63,3% dg kadar pati di atas 12%, (b) bisa menggali potensi kebun sebesar 11% di atas pemetikan manual, (c) kapasitas kerja lapang aktual 0,14 - 0,3 ha/jam (24,3 kali manual).
• Dengan kapasitas ini mesin bisa mensubstitusi kekurangan tenaga pemetik sekitar 360 hok /ha/ th
• Modifikasi juga bisa pada kebun/ pola tanam
Spesifikasi
Di Indonesia ada 2 type : tipe GT 120 dan tipe 60.Spesifikasi mesin petik GT 120•Motor penggerak : motor bensin 2 langkah, 2,5 HP, 7.200 rpm•Dimensi : panjang mesin 165 cm, lebar 45 cm, tinggi 27,5 cm, panjang pisau 120 cm, dan panjang handle 100-140 cm.•Berat mesin 18 kg; lebar kerja efektif 110 cm, kapasitas petik 0,25 ha/jam (400 - 750 kg/jam)•Bahan bakar 1,1 - 1,2 liter/jam•Operator : 3 - 5 orang (2 operator, 1 memegang kantong pucuk, 2 sebagai penganalisa dan pengangkut pucuk )
• Spesifikasi mesin petik GT 60• Motor penggerak : motor bensin 2 langkah, 2,5
HP, 7.200 rpm• Dimensi : panjang mesin 80 cm, panjang pisau
60 cm, panjang fleksibel 100 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 20 cm.
• Berat mesin 9 kg (6 kg motor penggerak, dan 3 kg mesin),
• lebar kerja efektif 50 cm, kapasitas petik 0,50 ha/4 jam (500 kg/jam)
• Bahan bakar 1,1-1,2 liter/jam.
Keuntungan penggunaan mesin petik dan modifikasinya
• Dari hasil penelitian : (1) tidak menyebabkan penurunan kualitas pucuk dan kesehatan tanaman. (2) Kapasitas kerja bisa 5 kali petikan tangan. (3) bisa menekan biaya pemetikan.
• Kapasitas kerja mesin petik hasil rancangan TA 2000 seluas 0,25 ha /jam (400 – 750 kg/jam) dengan harga pokok pemetikan Rp. 96,-/kg (biaya petik manual Rp. 175,- Rp. 200,-/kg.
• harga mesin 55 - 70% dari mesin impor sejenis. • motor penggerak pisau dan blower menggunakan mist
blower yang banyak digunakan pekebun teh.• dll.
Beberapa tipe mesin petik
Combine Tea Plucking & Pruning machine
SV100 two men tea-picker [Two-men picker]
• Characteristics of SV type tea-picker :• Two men tea-picker• * High quality SKS material reamer used,• * Super light, welcome by female;• * The guide vane is designed by rippled plate, to
increase the efficiency of tea leaves' collection volume.
• Specification 100 – 110 – 115 - 120• Gas engine : Mitsubishi T320, 46.Occ
TEA PICKER KAWASAKI
• Two man Tea Plucker using MITSUBISHI MEIKI ENGINE T320 MVD.
- SV 100 ( Lenght 100 cm, 2 person) - SV 120 ( Lengh 120 cm, 2 person) - NV60H ( Lengh 60 cm, 1 person)
•
Diskusi:
• Apa akibat kekurangan tenaga petik terhadap tanaman dan produk pucuk teh ?
• Modifikasi-modifikasi apa saja yang mungkin bisa diterapkan pada mesin petik teh ?
• Apakah cocok penerapan mesin petik teh pada areal perkebunan teh rakyat ?, alasannya !.
• Selain mesin petik, apakah modifikasi bisa juga diterapkan pada kebunnya ?
Di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII :
• Penggunaan mesin petik sudah dimulai sejak tahun 2009 untuk mengisi kekosongan rasio pemetikan yang baru sekitar 0,6 orang per ha dari idealnya 1,2 orang per ha.
• Pengg. mesin petik bisa meningkatkan produktivitas dari 40 kg menjadi 200 kg pucuk basah per orang per hari.
• Satu mesin dioperasikan oleh 5 orang dengan produktivitas petik mencapai 1.000 kg.
• Pada akhir tahun 2010 diharapkan kebun yang dipetik menggunakan mesin mencapai 20% dari total luas lahan.
• Karya Inovasi Terbaik Pada Innovation Award 2010 (Juara 1) :
• Judul Karya Inovasi : Prototipe Mesin Petik Tenaga Surya Sebagai Alternatif Pengembangan Mekanisasi Bidang Pemetikan
• gagasan untuk mengubah pemetikan manual menjadi mekanisasi dan bisa diterapkan di areal-areal yang miring yang tidak bisa dijangkau oleh mesin petik konvensional.
Nilai tambahnya : peningkatan kapasitas kerja pemetikan hingga dua kali lipat dari sebelumnya. efisiensi biaya panen sekitar Rp 40 M per tahun.