laporan tomi kreatin kinase

Upload: dasep-padilah

Post on 02-Mar-2016

522 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KEDOKTERAN

BLOK DERMATO MUSKULO SKELETAL Pemeriksaan CK Darah(Metode Optimasi UV )

Disusun Oleh

Nama:Nugroho Rizki P.

NIM:G1A009114

Kelompok:XI

Asisten: Rahman NoorKEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO

2010LEMBAR PENGESAHAN

Pemeriksaan CK NAC(Metode Optimasi UV)Oleh :

Nugroho Rizki P.G1A009114Kelompok XIDisusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti

ujian praktikum Biokimia Kedokteran Blok Dermato Muskulo Skeletalpada Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan

Jurusan Kedokteran

Universitas Jenderal Soedirman

PurwokertoDiterima dan disahkan

Purwokerto, Desember 2010

Asisten

Rahman NoorG1A210011

BAB IPENDAHULUAN

A. Judul Praktikum

Pemeriksaan kreatin kinase darah B. Tanggal Praktikum

Hari: KamisTanggal: 25 November 2010

C. Tujuan Praktikum1. Mahasiswa dapat mengukur kadar kreatin kinase darah dengan metode optimasi UV.

2. Mahasiswa akan dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan keratin kinase darah pada saat praktikum setelah membandingkannya dengan nilai normal.3. Mahasiswa akan dapat melakukan diagnosa dini penyakit apa saja yang berkaitan dengan kadar keratin kinase darah abnormal dengan bantuan hasil praktikum yang dilakukan.BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Dasar Teori

A.1. Metabolime kreatinin Kreatinin dibentuk di otot dari keratin fosfat melalui dehidrasi nonenzimatik ireversibel dan pengeluaran fosfat. Eksresi kreatinin dalam urine 24 jam setara dengan masa otot, glisin, arginin, dan metionin ikut serta dalam biosintesis keratin. Sintesis kreatin dituntaskan melalui metilase guanidoasetat oleh S-adenosilmetionin. Arginin ditambahkan dengan hasil metabolisme di ginjal yaitu glisin dan ortinin dalam reaksi arginin-glisin transamidinase menjadi glikosiamin atau guanidiasetat, di hati melalui proses Guanidoasetat metil transferase mengubah S-adenosil-metionin menjadi S-adenosil-homosistein dan ATP masuk berubah menjadi ADP menghasilkan kreatin fosfat dan dengan proses nonenzimatik di otot menjadi kreatinin (Murray, 2006).A.2. Sintesis kreatin

Kreatin adalah suatu senyawa dalam tubuh yang berperan sebagai substrat sumber energi tinggi yang menghasilkan adenosin tri fosfat (ATP) siap pakai dalam waktu cepat . Kreatin atau metilguanidin asam asetat, atau N-[aminoiminometil]-N-metilglisin adalah senyawa yang terdapat dalam bahan makanan protein hewani (daging dan ikan) sebagai sumber kreatin eksogen, dan juga dapat disintesis tubuh dari arginin, glisin dan metionin, sebagai sumber kreatin endogen. Sintesis kreatin dalam tubuh diawali dengan pembentukan guanidinoasetat di tubulus proksimal ginjal dari arginin dan glisin, dengan bantuan enzim L-arginin:glisin amidinotransferase (AGAT). Selanjutnya di hati, guanidinoasetat akan menjalani proses berikutnya menjadi kreatin dengan penambahan satu gugus metil dari S-adenosil-L-metionin yang dikatalisis oleh enzim S-adenosil-L-metionin:N-guanidinoasetat metil transferase (GAMT). Kreatin yang telah terbentuk kemudian masuk ke sirkulasi dan jaringan yang memerlukannya dengan bantuan creatine transporter (pengangkut kreatin). Di jaringan, sebagian kreatin akan mengalami degradasi menjadi kreatinin dan kemudian diekskresikan melalui ginjal. Sebagai perkiraan, orang dengan berat badan 70 kg akan memiliki 120 gram kreatin (bentuk bebas dan bentuk fosfat), dan 2 gram/hari dari kreatin tersebut diubah menjadi kreatinin. Degradasi sebanyak 2 gram/hari ini harus digantikan melalui makanan sehari-hari. Sebagian besar (90%) kreatin dalam tubuh disimpan di otot, 40% di antaranya dalam bentuk kreatin bebas dan 60% dalam bentuk kreatin fosfat. Apabila otot berkontraksi dimana diperlukan energi yang siap pakai dalam waktu cepat, kreatin fosfat akan mengalami defosforilasi menjadi kreatin dan fosfat berenergi tinggi untukmenghasilkan ATP. Sebagian kreatin akan mengalami refosforilasi kembali menjadi kreatin fosfat dan sebagian lagi akan mengalami degradasi menjadi kreatinin (Murray, 2006).

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan Praktikum

1. Alat

a. Spuit 3cc

b. Tourniquet

c. Plakon

d. Vacum med tanpa EDTAe. Sentrifugator

f. Tabung reaksi 3ml

g. Rak tabung reaksi

h. Kuvet

i. Mikropipet (10 l -100l)

j. Mikropipet (100 l -1000 l)

k. Yellow tip

l. Blue tip

m. Spektrofotometer

2. Bahan

a. Plasma heparinb. Working reagenB. Cara Kerja :1. Persiapan sampel

a. Diambil darah probandus 3cc dengan menggunakan spuit.

b. Darah dimasukan ke dalam tabung vacum med dan di sentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit, kemudian diambil plasma untuk sampel.

2. Masukan reagen glukosa 1 cc dengan blue tip ke kuvet.

3. Ambil serum darah 20 l dengan yellow tip dan homogenkan.

4. Inkubasi selama 1 menit dengan suhu ruangan (20-25o C), kemudian diukur pada spektrofotometer dengan pajang gelombang 340 nm.C. Nilai NormalKadar CK plasma :Laki-laki: 24-190 U/l

Wanita

:24-170 U/l

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatan

Probandus

: Afif Iman HidayatUmur

: 19 tahun

Jenin kelamin

: Laki-lakiKondisi Umum

: BaikHasil

: 90,575 U/l

Interpretasinya

: Normal B. PembahasanDalam pemeriksaan kadar kreatin kinase darah ini dilakukan dengan diawali mengambil darah dari probandus sebanyak 3 cc lalu disentrifugasi dalam 4000 rpm selama 10 menit dan diambil plasmanya yang akan dihomogenkan dengan working reagen lalu diinkubasi. Didapatkan kadar kreatin kinase darah 90,575 U/l. Interpretasinya normal dikarenakan nilai normal kadar kreatin kinase darah adalah 24-190 U/l. Selain itu, bisa saja terjadi kesalahan dalam pemeriksaan, sebagai contoh kesalahan pada spektrofotometer atau kesalahan saat menghomogenkan serum dan working reagen.Kreatin adalah suatu senyawa dalam tubuh yang berperan sebagai substrat sumber energi tinggi yang menghasilkan adenosin trifosfat (ATP) siap pakai dalam waktu cepat (Sherwood, 2001). Kreatin atau metilguanidin asam asetat, atau N-[aminoiminometil]-N-metilglisin adalah senyawa yang terdapat dalam bahan makanan protein hewani (daging dan ikan). Sebagai sumber kreatin eksogen, dan juga dapat disintesis tubuh dari arginin, glisin dan metionin, sebagai sumber kreatin endogen (Murray, 2006).C. Aplikasi Klinis

1. Stroke Non-hemoragikMenurut WHO, Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa diketemukan penyebab lain selain daripada gangguan vaskular. Berdasarkan definisi ini, maka pasien dapat didiagnosa sebagai stroke karena pada kasus dapat dilihat dari anamnesa didapatkan keluhan utama pasien adalah kelemahan lengan dan kaki sebelah kanan yang terjadi secara mendadak. Rasa lemah ini diperoleh sejak penderita mengalami serangan stroke yang pertama pada bulan agustus 2008. Selain itu penderita juga mengalami serangan stroke lagi setelah seminggu keluar dari rumah sakit akibat serangan stroke yang pertama. Pada saat serangan stroke yang pertama dan kedua os tidak mengeluh sakit kepala maupun muntah (Mardjono, 1994). Dari segi klinis, GPDO (Gangguan Peredaran Darah Otak) dibagi atas:a. Serangan Iskemia Sepintas (Transient Ischaemic Attack/TIA)

b. Stroke Iskemik (Stroke Non Hemoragik)

c. Stroke Hemoragik

d. GPDO lainnya

(Aliah, 2000)Klasifikasi stroke dalam jenis hemoragik dan non hemoragik memisahkan secara tegas kedua macam stroke itu, seolah dapat dibedakan berdasarkan manifestasi klinis masing-masing. Peningkatan intrakranial yang serentak mengiringi stroke hemoragik cenderung menghasilkan sakit kepala dan muntah-muntah beserta penurunan kesadaran. Namun semua gejala inipun dapat dijumpai pada stroke non hemoragik. Stroke iskemik (Stroke Non Hemoragik) secara patogenitas dapat dibagi menjadi: a. Stroke trombotik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena trombosis di arteri karotis interna secara langsung masuk ke arteri serebri media.

b. Stroke embolik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena emboli yang pada umunya berasal dari jantung.(Chandra, 1994)BAB V

KESIMPULAN

1. Kreatinin dibentuk di otot dari keratin fosfat melalui dehidrasi nonenzimatik ireversibel dan pengeluaran fosfat. Eksresi kreatinin dalam urine 24 jam setara dengan masa otot, glisin, arginin, dan metionin ikut serta dalam biosintesis keratin. 2. Kreatin adalah suatu senyawa dalam tubuh yang berperan sebagai substrat sumber energi tinggi yang menghasilkan adenosin trifosfat (ATP) siap pakai dalam waktu cepat 3. Dalam pemeriksaan kadar kreatin kinase darah ini dilakukan dengan diawali mengambil darah dari probandus sebanyak 3 cc lalu disentrifugasi dalam 4000 rpm selama 10 menit dan diambil serum nya yang akan dihomogenkan dengan working reagen lalu diinkubasi. Didapatkan kadar glukosa darah 90,575 U/l. Interpretasinya itu adalah normal karena nilai normal kadar kreatin kinase itu adalah 24-190 U/l.

4. Aplikasi klinis dari keadaan abnormal kreatin kinase yaitu stroke non-hemoragikDAFTAR PUSTAKAAliah, A ; Kuswara, F.F ; Limoa, R.A ; Wuysang, G. Gambaran Umum Tentang GPDO. Dalam Harsono: Kapita Selekta Neurologi. UGM Press, Yogyakarta. 2000, 81 101

Asscalbiass.2010.Pemeriksaan Kalsium.Buku Panduan Praktikum Biokimia Kedokteran Blok Dermato Muskulo Skeletal. Purwokerto : Laboratorium Biokimia FK Unsoed .Chandra, B. Stroke. Dalam : Neurologi Klinik. FK UNAIR, Surabaya.1994,2846.

Mardjono, Mahar dan Sidharta, Priguna. Mekanisme Gangguan Vaskular Susunan Saraf. Dalam : Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat, Jakarta.1994,267301.

Mayes, Peter A. 2003. Perubahan Asam Amino Menjadi Produk Khusus. Biokimia Harper. Edisi : 24. Robert K. Murrey, Peter A. Mayes, Victor W. Rodwell. Jakarta : EGC.

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Otot. Dalam: Fisiologi Manusia (Dari Sel ke Sistem) Edisi 2. Jakarta : EGC. 677-684